SlideShare a Scribd company logo
1 of 15
Analisis Alinyemen Vertikal Lengkung...(Yogi Tunjung Triadi, Mustholih,
Candra Kusmawargi, Jihadul Asgor/ hal. 1-15)
MARSHALL,VOL.2,NO.1,JANUARI 2014 71
ANALISIS ALINYEMEN VERTIKAL LENGKUNG
(Studi Kasus jalan Kaliurang km.18-19 Sleman, Yogyakarta)
1
Yogi Tunjung Triadi, 2
Mustholih, 3
Candra Kusmawargi , 4
Jihadul Asgor
1,2,3,4
Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan, FT UNY
oweng.can@gmail.com
ABSTRAK
Jalan merupakan salah satu wujud prasarana yang diupayakan oleh
pemerintah guna mendukung pembangunan pada berbagai wilayah di negara
Indonesia. Dalam pembangunan sebuah jalan selalu dilandasi oleh motivasi
untuk menghubungkan dua daerah. Sedangkan kondisi dari satu daerah dengan
yang lainnya pun berbeda-beda, misalnya: jalan di daerah pegunungan, jalan di
perkotaan, jalan di daerah tanah gambut, jalan di daerah tanah kapur, dan lain
sebagainya.
Di daerah pegunungan yang sering dijumpai perbedaan ketinggian,
pengadaan sebuah jalan sangatlah perlu untuk dicermati angka kemiringannya.
Tentunya dengan perencanaan alinyemen vertikal. Dengan demikian, diharapkan
didapat analisis yang baik pada pengadaan jalan tersebut, guna memberikan
kenyamanan dan keamanan kepada para pengguna jalan.Perlu pula
diperhatikan bahwa alinyemen vertikal yang direncanakan itu akan berlaku untuk
masa panjang, sehingga sebaiknya alinyemen vertikal yang dipilih tersebut dapat
dengan mudah mengikuti perkembangan lingkungan.Jalan Kaliurang km.18-19
Sleman, Yogyakarta merupakan daerah pegunungan yang cocok untuk analisis
alinyemen vertikal karena kondisi jalan yang mempunyai kemiringan (kelandaian)
yang perlu dicermati.
Kata kunci :Jalan, Kondisi jalan, Perencanaan alinyemen vertikal.
PENDAHULUAN
Jalan adalah salah satu wujud prasarana yang diupayakan oleh
pemerintah guna mendukung pembangunan pada berbagai wilayah di negara
Indonesia. Selain itu, jalan telah memberikan banyak kemudahan kepada
masyarakat di berbagai aktivitas mereka. Jadi memang dalam pengadaan
sebuah jalan, baik itu telah berjalan maupun yang sedang akan dijalankan,
seharusnya patut untuk kita cermati dan awasi sehingga tujuan jalan itu sendiri
dapat terlaksana dengan semaksimal mungkin.Dalam pembangunan sebuah
jalan selalu dilandasi oleh motivasi untuk menghubungkan dua daerah.
Sedangkan kondisi dari satu daerah dengan yang lainnya pun berbeda-beda,
misalnya: jalan di daerah pegunungan, jalan di perkotaan, jalan di daerah tanah
gambut, jalan di daerah tanah kapur, dan lain sebagainya.
Di daerah pegunungan yang sering dijumpai perbedaan ketinggian,
pengadaan sebuah jalan sangatlah perlu untuk dicermati angka kemiringannya.
Begitu juga dengan alinyemen vertikal. Dengan demikian, diharapkan didapat
analisis yang baik pada pengadaan jalan tersebut, guna memberikan
kenyamanan dan keamanan kepada para pengguna jalan.Jalan Kaliurang
Analisis Alinyemen Vertikal Lengkung...(Yogi Tunjung Triadi, Mustholih,
Candra Kusmawargi, Jihadul Asgor/ hal. 1-15)
MARSHALL,VOL.2,NO.1,JANUARI 2014 72
km.18-19 Sleman, Yogyakarta merupakan daerah pegunungan yang cocok untuk
analisis alinyemen vertikal karena mempunyai kemiringan (kelandaian) yang
perlu dicermati.
KAJIAN TEORI
ALINYEMEN VERTIKAL
Alinyemen vertikal adalah perpotongan bidang vertikal dengan bidang
permukaan perkerasan jalan melalui sumbu jalan 2 lajur 2 arah atau melalui tepi
dalam masing-masing perkerasan untuk jalan dengan median. Sering kali disebut
juga sebagai penampang memanjang jalan.Perencanaan alinyemen vertikal
dipengauhi oleh besarnya biaya pembangunan yang tersedia. Alinyemen vertikal
yang mengikuti muka tanah asli akan mengurangi pekerjaan tanah, tetapi
mungkin saja akan mengakibatkan jalan itu terlalu banyak mempunyai tikungan.
Tentu saja hal ini belum tentu sesuai dengan persyaratan yang diberikan
sehubungan dengan fungsi jalannya. Muka jalan sebaiknya diletakkan sedikit di
atas muka tanah asli sehingga memudahkan dalam pembuatan drainase
jalannya, terutama di daerah yang datar.
Pada daerah yang sering kali dilanda banjir sebaiknya penampang
memanjang jalan diletakkan di atas elevasi muka banjir. Di darah perbukitan atau
pegunungan diusahakan banyaknya pekerjaan galian seimbang dengan
pekerjaan timbunan, sehingga keseluruhan biaya yang dibutuhkan tetap dapat
dipertanggung jawabkan. Jalan yang terletak di atas lapisan tanah yang lunak
harus pula diperhatikan akan kemungkinan besarnya penurunan dan perbedaan
penurunan yang mungkin terjadi.
Dengan demikian penarikan alinyemen vertikal sangat dipengaruhi oleh berbagai
pertimbangan seperti :
1. Kondisi tanah dasar
2. Keadaan medan
3. Fungsi jalan
4. Muka air banjir
5. Muka air tanah
6. Kelandaian yang masih memungkinkan
Perlu pula diperhatikan bahwa alinyemen vertikal yang direncanakan itu
akan berlaku untuk masa panjang, sehingga sebaiknya alinyemen vertikal yang
dipilih tersebut dapat dengan mudah mengikuti perkembangan
lingkungan.Alinyemen vertikal disebut juga penampang jalan yang terdiri dari
garis – garis lurus dan garis – garis lengkung. Garis lurus tersebut dapat datar,
mandaki atau menurun, biasa disebut berlandai. Landai jalan dinyatakan dengan
persen.
Pada umumnya gambar rencana suatu jalan dibaca dari kiri ke kanan,
maka landai jalan diberi tanda positif untuk pendakian dari kiri ke kanan, dan
landai negatif untuk penurunan dari kiri. Pendakian dan penurunan memberi efek
yang berarti terhadap gerak kendaraan.
Alinyemen vertikal secara keseluruhan haruslah dapat memberikan rasa aman
dan nyaman pada pemakai jalan. Untuk itu sebaiknya diperhatikan hal-hal
sebagai berikut :
Analisis Alinyemen Vertikal Lengkung...(Yogi Tunjung Triadi, Mustholih,
Candra Kusmawargi, Jihadul Asgor/ hal. 1-15)
MARSHALL,VOL.2,NO.1,JANUARI 2014 73
1. Pada alinyemen vertikal yang relatif datar dan lurus, sebaiknya dihindari
hidden dip, yaitu lengkung-lengkung vertikal cekung yang pendek dan tidak
terlihat dari jauh.
2. Pada landai menurun yang panjang dan tajam sebaiknya diikuti oleh
pendakian, sehingga kecepaan kendaraan yang telah bertambah besar
dapat segera dikurangi.
3. Jika direncanakan serangkaian kelandaian, maka sebaiknya kelandaian
yang paling curam diletakkan di bagian awal, diikuti kelandaian yang lebih
kecil.
4. Sedapat mungkin dihindari perencanaan lengkung vertikal yang sejenis
(cembung atau cekung) dengan hanya dipisahkan oleh tangen yang pendek.
KELANDAIAN
Berdasarkan kepentingan arus lalu-lintas, Iandai ideal adalahlandai datar
(0 %). Sebaliknya ditinjau dari kepentingan drainasejalan, jalan berlandailah yang
ideal. Adanya kelandaian akan membuat kecepatan jalan kendaraan menjadi
berkurang (penurunan kecepatan). Sehingga perlu dibuat batasan kelandaian,
yaitu dengan ditetapkan landai minimum dan landai maksimum.
Dalam perencanaan disarankan menggunakan :
1. Landai datar untuk jalan-jalan di atas tanah timbunan yang tidak mempunyai
kreb. Lereng melintang jalan dianggapcukup untuk mengalirkan air di atas
badan jalur dankemudian ke lereng jalan.
2. Landai 0,l5 % yang dianjurkan untuk jalan-jalan di atas tanah timbunan
dengan medan datar dan mempergunakan kereb.Kelandaian ini cukup
membantu menyalirkan air hujan keinlet atau saluran pembuangan.
3. Landai minimum sebesar 0,3 - 0,5 % dianjurkandipergunakan untuk jalan-
jalan di daerah galian atau jalanyang memakai kreb. Lereng melintang hanya
cukup untukmengalirkan air hujan yang jatuh diatas badan jalan,sedangkan
landai jalan dibutuhkan untuk membuatkemiringan dasar saluran samping.
Landai Maksimum :
1. Kelandaian maksimum dimaksudkan untuk memungkinkan kendaraan
bergerak tanpa kehilangan kecepatan yang berarti.
2. Kelandaian maksimum didasarkan pada kecepatan truk yang bermuatan
penuh mampu bergerak dengan penurunan kecepatan tidak lebih dari
separuh kecepatan semula tanpa harus menggunakan gigi rendah.
3. Kelandaian maksimum untuk berbagai VR ditetapkan dapat dilihat pada
tabel.
Tabel 3. Kelandaian maksimum yang diizinkan
Vr (km/jam) 120 110 100 80 60 50 40 <40
Kelandaian
Maksimum (%)
3 3 4 5 8 9 10 10
Landai maksimum saja tidak cukup dalam perencanaan alinyemen
vertikal. Dibutuhkan panjang kritis yang sesuai dengan medan yang dapat
menyebabkan pengaruh yang berbeda-beda. Maka dari itu kelandaian besar
dibuat pada jalan yang cukup panjang sehingga berpengaruh terhadap
penurunan kecepatan. Untuk mengatasi masalah kendaraan-kendaraan berat
yang mengalami penurunan kecepatan saat melewati kelandaian jalan maka
Analisis Alinyemen Vertikal Lengkung...(Yogi Tunjung Triadi, Mustholih,
Candra Kusmawargi, Jihadul Asgor/ hal. 1-15)
MARSHALL,VOL.2,NO.1,JANUARI 2014 74
dibuat lajur pendakian, sehingga tidak mengganggu kendaraan lain yang
bergerak dengan kecepatan yang sudah direncanakan.
Gambar 1. Lajur pendakian
Batas kritis umumnya diambil jika kecepatan truk berkurang mencapai 30
– 75% kecepatan rencana, atau kendaraan terpaksa mempergunakan gigi
rendah. Pengurangan kecepatan truk dipengaruhi oleh besarnya kecepatan
rencana dan kelandaian. Kelandaian pada kecepatan rencana yang tinggi akan
mengurangi kecepatan truk sehingga berkisar antara 30 – 50 % kecepatan
rencana selama 1 menit perjalanan. Tetapi pada kecepatan rencana yang
rendah, kelandaian tidakbegitu mengurangi kecepatan truk. Kecepatan truk
selama 1 menit perjalanan, pada kelandaian ± 10%, dapat mencapai 75%
kecepatan rencana. (Ajisuraji, 2011)
JARAK PANDANG
Jarak pandang adalah suatu jarak yang diperluan oleh seorang
pengemudi paa saat mengemudi sedemikian sehingga jika melihat suatu
halangan yang membahayakan, pengemudi dapat melakukan sesuatu untuk
menghindari bahaya tersebut.
Fungsi jarak pandang :
a. Menghindari kecelakaan
b. Pedoman untuk menempatkan rambu dan peringatan lain.
c. Memberi kemungkinan untuk dapat menyalip dengan aman tanpa
bertabrakan dengan kendaraan yang berasal dari depan.
Macam-macam jarak pandang :
a. Jarak pandang henti (JPH)
Yaitu jarak yang ditempuh kendaraan mulaisaat dia melihat rintangan
dari depannya sampai berhenti tanpa menabrak rintangan tersebut.
Rumus jarak pandang henti :
𝑑 = 0,278 × 𝑉 × 𝑡1 +
𝑉2
254.𝑓
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
(13)
Keterangan :
d = jarak pandang henti
v = kecepatan (km/jam)
t1 = waktu reaksi = 2,5 detik
f = koefisien gesek memanjang dengan permukaan jalan
b. Jarak pandang menyiap (JPM)
Yaitu jarak yang dibutuhkan pengemudi sehingga dapat melakukan
gerakan menyiap dan menggunakan lajur kendaraan arah berlawanan (lajur
kanan) dengan arah aman dan dapat melihat kendaraan dari arah depan dengan
bebas. JPM sangan dibutuhkan untuk perancangan geometrik jalan 2 lajur 2
arah.
Analisis Alinyemen Vertikal Lengkung...(Yogi Tunjung Triadi, Mustholih,
Candra Kusmawargi, Jihadul Asgor/ hal. 1-15)
MARSHALL,VOL.2,NO.1,JANUARI 2014 75
1.) d1 = jarak yang ditempuh kendaraan yang menyiap ketika siap-siap untuk
menyiap.
d1 = 0,278 t1 (V-m+0,5.a.t1)
2.) d2 = jarak yang ditempuh kendaraan yang menyiap berada di jalur lawan.
d2 = 0,278.V.t2
3.) d3 = jarak bebas antar kendaraan menyiap dengan kendaraan di lajur lawan
setelah menyap (30-100 m).
4.) d4 = jarak yang ditempuh kendaraan di lajur lawan. 2/3 waktu kendaraan
menyiap di lajur lawan.
d4 = 2/3.d2
Keterangan :
t1 = waktu reaksi, t1=2,12+0,026V
a = percepatan, a=2,092+0,0036V
t2 = waktu kendaraan menyiap di lajur kanan, t2 = 6,56+0,048V
V = kecepatan
m= perbedaan kecepatan antara kendaraan yang menyiap dengan yang disiap.
Jarak pandang menyiap :
d=d1+d2+d3+d4
Jarak bila nilai terbatas :
d=2/3d2+d3+d4
LENGKUNG VERTIKAL
Pergantian dari satu kelandaian ke kelandaian yang laindilakukan dengan
mempergunakan lengkung vertikal. Lengkungvertikd tersebut direncanakan
sedemikian rupa sehingga memenuhikeamanan, kenyamanan dan drainase.
Jenis lengkung vertikal dilihat dari letak titik perpotongan kedua bagian lurus,
adalah :
1. Lengkung vertikal cekung
Yaitu lengkung dimana titik perpotonganantara kedua tangen berada di
bawah permukaanjalan.
2. Lengkung vertikal cembung
Yaitu lengkung dimana titik perpotongan antara kedua tangen berada di atas
permukaan jalan yang bersangkutan.
Gambar 2. Jenis lengkung vertikal dilihat dari titik perpotongan
kedua tangen.
Tabel 4. Panjang lengkung yang diizinkan
Analisis Alinyemen Vertikal Lengkung...(Yogi Tunjung Triadi, Mustholih,
Candra Kusmawargi, Jihadul Asgor/ hal. 1-15)
MARSHALL,VOL.2,NO.1,JANUARI 2014 76
Kecepatan Rencana
(km/jam)
Perbedaan
Kelandaian (%)
Panjang
Lengkung (m)
<40 1 20-30
40-60 0,6 40-80
>60 0,4 80-150
Rumus yang dipergunakan :
1. Lengkung vertikal cembung
a. 𝑆 < 𝐿𝑣
Gambar 3. Jarak pandangan pada lengkung vertikal cembung S < Lv
𝐿𝑣 =
𝐴𝑆2
399
, yang dipergunakan adalah JPH . . . . . . . . . . . . . . . (1)
𝐿𝑣 =
𝐴𝑆2
966
, yang dipergunakan adalah JPM . . . . . . . . . . . . . . . (2)
b. S > Lv
Gambar 4. Jarak pandangan pada lengkung vertikal cembung S > Lv
𝐿𝑣 = 2. 𝑠 −
399
𝐴
, yang dipergunakan adalah JPH . . . . . . . . . (3)
𝐿𝑣 = 2. 𝑠 −
960
𝐴
, yang dipergunakan adalah JPM . . . . . . . . . (4)
c. Syarat Kenyamanan
𝐿𝑣 =
𝐴𝑉2
380
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (5)
d. Syarat Drainase
Lv= 50.A . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (6)
2. Lengkung vertikal cekung
a. Syarat Keamanan
Analisis Alinyemen Vertikal Lengkung...(Yogi Tunjung Triadi, Mustholih,
Candra Kusmawargi, Jihadul Asgor/ hal. 1-15)
MARSHALL,VOL.2,NO.1,JANUARI 2014 77
1.) Berdasarkan penyinaran lampu (JPH)
S<Lv
Gambar 5. Lengkung vertikal cekung dengan jarak pandangan
penyinaran lampu depan < L
𝐿𝑣 =
𝐴𝑆2
120+3,50.𝑠
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
(7)
S > Lv
Gambar 6. Lengkung vertikal cekung dengan jarak pandangan
penyinaran lampu depan > L.
𝐿𝑣 = 2𝑠 −
120+3,50.𝑠
𝐴
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
(8)
2.) Berdasarkan pandangan bebas di bawah bangunan (JPH)
S < Lv
Gambar 7. Jarak pandangan bebas di bawah bangunan
pada lengkung vertikal cekung S < Lv
𝐿𝑣 =
𝐴𝑆2
3480
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
(9)
Analisis Alinyemen Vertikal Lengkung...(Yogi Tunjung Triadi, Mustholih,
Candra Kusmawargi, Jihadul Asgor/ hal. 1-15)
MARSHALL,VOL.2,NO.1,JANUARI 2014 78
S > Lv
Gambar 8. Jarak pandangan bebas di bawah bangunan
pada lengkung vertikal cekung dengan S > L.
𝐿𝑣 = 2𝑠 −
3480
𝐴𝑆2
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (10)
b. Syarat Kenyamanan
𝐿𝑣 =
𝐴𝑉2
390
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
(11)
c. Syarat Drainase
Lv = 50.A . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
(12)
Dalam pemilihan panjang lengkung vertikal (Lv) cembung haruslah
merupakan panjang terpanjang yang dibutuhkan setelah
mempertimbangkan jarak pandang, persyaratan drainase, danbentuk
visual lengkung. Dalam pemilihan panjang lengkung vertikal (Lv) cekung
haruslah merupakan panjang terpanjang yang dibutuhkan setelah
mempertimbangkan jarak penyinaran lampu depan kendaraan di malam
hari, keluwesan bentuk dan kenyamanan pengemudi. (Supratomo &
Setiawati, 2008)
Keterangan :
S = Jarak Pandang henti (m)
Lv = Lengkung vertikal (m)
A = Selisih kelandaian (%)
JPH = Jarak pandang henti (m)
JPM = Jarak pandang menyiap (m)
Persamaan umum lengkung vertikal : 𝑦 =
𝐴𝑥2
200𝐿
y =
−6𝑥2
200.150
y =
−𝑥2
5000
Tabel 5. Faktor penampilan kenyamanan jalan
Kecepatan Rencana
(km/jam)
Faktor Penampilan
Kenyamanan, Y
<40 1,5
Analisis Alinyemen Vertikal Lengkung...(Yogi Tunjung Triadi, Mustholih,
Candra Kusmawargi, Jihadul Asgor/ hal. 1-15)
MARSHALL,VOL.2,NO.1,JANUARI 2014 79
40-60 3
>60 8
METODE
Dalam pengumpulan data dan informasi terkait dengan penyusunan jurnal
ini, penyusun menggunakan metode survey dengan praktek. Artinya, penyusun
mencari lokasi jalan yang cocok, dan kemudian mencari data dengan cara
praktek di lokasi yang telah dipilih sebelumnya. Selain itu, penyusun juga
menggunakan beberapa sumber pustaka sebagai referensi dan kajian materi
pada jurnal ini. Untuk lokasi dan waktu penelitian kami lakukan pada hari Senin,
31 September 2013 di Jalan Kaliurang km 18-19, kabupaten Sleman, D.I.
Yogyakarta.
Analisis Alinyemen Vertikal Lengkung...(Yogi Tunjung Triadi, Mustholih,
Candra Kusmawargi, Jihadul Asgor/ hal. 1-15)
MARSHALL,VOL.2,NO.1,JANUARI 2014 80
Gambar 9. Diagram alur perencanaan alinyemen vertikal
Analisis Alinyemen Vertikal Lengkung...(Yogi Tunjung Triadi, Mustholih,
Candra Kusmawargi, Jihadul Asgor/ hal. 1-15)
MARSHALL,VOL.2,NO.1,JANUARI 2014 81
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 6. Data Penelitian
No. Aspek Rumus Ukuran
1. Kelandaian 1a - 0,95 %
2. Kelandaian 1b - 0 %
3. Kelandaian 2a - 0 %
4. Kelandaian 2b - 3,43 %
5. Selisih
kelandaian 1
A1=1a-1b 0,95 %
6. Selisih
kelandaian 2
A2=2b-2a 3,43 %
7. Panjang
lengkung
vertikal1
- 110m
8. Panjang datar - 203m
9. Panjang
lengkung
vertikal2
- 187m
10. Kecepatan - 45km/jam
Gambar 7.Jalan Tampak Samping
1. Jarak Pandang Henti
𝐷 = 0,278 . 𝑉. 𝑡1 .
𝑉2
254 . 𝑓
𝐷 = 0,278 .45 .2,5 .
452
254 .0,35
D = 55 m
2. Jarak Pandang Menyiap
Lengkung
Vertikal 1
Lengkung
Vertikal 2
Analisis Alinyemen Vertikal Lengkung...(Yogi Tunjung Triadi, Mustholih,
Candra Kusmawargi, Jihadul Asgor/ hal. 1-15)
MARSHALL,VOL.2,NO.1,JANUARI 2014 82
𝑡1 = 2,12 + 0,026𝑉
= 2,12 + 0,026 .45 = 3,29 𝑠
𝑎 = 2,052 + 0,086𝑉
= 2,052 + 0,086 .45 = 5,92 𝑚/𝑠2
𝑡2 = 6,56 + 0,048𝑉
= 6,56 + 0,048.45 = 8,72 𝑠
𝑑1 = 0,278. 𝑡1( 𝑣 − 𝑚 + 0,5. 𝑎. 𝑡1)
= 0,278.3,29(45 − 15 + 0,5 . 5,92 .3,29) = 36,48 𝑚
𝑑2 = 0,278. 𝑉. 𝑡2
= 0,278 .45 .8,7 = 108,84 𝑚
𝑑3 = 𝑑𝑖𝑎𝑚𝑏𝑖𝑙 45 𝑚
𝑑4 =
2
3
𝑑2 =
2
3
108,84 = 72,56 𝑚
D= d1+d2+d3+d4
= 36,48+108,84+45+72,56
= 263 m
Jika biaya terbatas :
D = 2/3.d2+d3+d4
= d3+2.d4
= 45+2(72,56)=190 m
3. Perhitungan Vertikal Cembung (STA 18 + 610)
a. Perhitungan Lv
Data:
S JPH = 55 m
S JPM = 190 m
1.) Syarat Keamanan (JPH)
𝑆 < 𝐿 → 𝐿𝑣 =
𝐴𝑆2
399
=
0,95. 552
399
= 7,2 𝑚
𝑆 > 𝐿 → 𝐿𝑣 = 25 −
399
𝐴
= 2.55 −
420
0,95
= −310 𝑚
2.) Syarat Keamanan (JPM)
𝑆 < 𝐿 → 𝐿𝑣 =
𝐴𝑆2
960
=
0,95. 1902
960
= 35,72 𝑚
𝑆 < 𝐿 → 𝐿𝑣 = 25 −
960
𝐴
= 380 −
960
0,95
= −630,53 𝑚
3.) Syarat Drainase
Lv = 50.A = 50.0,95 = 47,5 m
b. Stationing dan Elevasi
𝐸 =
𝐴. 𝐿𝑣
800
=
0,95.47,5
800
= 0,06
Perhitungan :
Data PPV 1 = STA 18+ 610
eL + 50,5
Analisis Alinyemen Vertikal Lengkung...(Yogi Tunjung Triadi, Mustholih,
Candra Kusmawargi, Jihadul Asgor/ hal. 1-15)
MARSHALL,VOL.2,NO.1,JANUARI 2014 83
1.) STA PLV 1 = STA PPV1 - 1/2Lv
= 18+610-1/2.47,5 = 18 +586,25
eL PLV 1 = eL PPV1-g1.1/2Lv
= 50,5-0,95%.1/2.47,5 = +50,27
2.) STA PPV 1 = 18 + 610
eL PPV 1 = eL PPV 1-E
= 50,5- 0,06 = +50,44
3.) STA PTV 1 = STA PPV 1 + 1/2Lv
= 18 + 610 + 1/2.47,5 = + 633,75
eL PTV 1 = eL PPV1 + g2.1/2Lv
= +50,5 + 0 = +50,5
4.) STA PAV 1 = STA PPV 1 – ¼Lv
= 18 + 610 - ¼.47,5 = + 598,125
eL PAV 1 = eL PPV1 – g1.1/4Lv+
𝐴( 1
4𝐿𝑣
)
2
200𝐿𝑣
= 50,5-0,95.1/4.47,5+
0,95(
1
4
.47,5)2
200.47,5
= 50,49
5.) STA PBV1 = STA PPV1+1/4Lv
= 18 + 610 + ¼.47,5 = + 621,875
eL PBV1 = eL PBV1 + g2.1/4Lv+
𝐴 ( 1
4𝐿𝑣
)
2
200.𝐿𝑣
= 50,5 + 0 + 0,95.
(
1
4.47,5
)2
200.47,5
= +50,51
y =
𝐴𝑥2
200𝐿𝑣
=
0,95(
1
4.47,5
)2
200.47,5
= 0,01 𝑚
4. Perhitungan Alinyemen Cekung
Lengkung Vertikal Cekung (STA 18 + 813)
a. Perhitungan Lv
1.) Syarat Keamanan
a.) Berdasarkan penyinaran lampu
𝑆 < 𝐿 → 𝐿𝑣 =
𝐴𝑆2
120 + 3,5. 𝑆
=
3,43.1002
120 + 3,5.100
= 72,98 𝑚
𝑆 > 𝐿 → 𝐿𝑣 = 2. 𝑆 −
120 + 3,5. 𝑆
𝐴
= 2.100 −
120 + 3,5.100
3.43
= 125,36 𝑚
b.) Berdasarkan pandangan bebas di bawah bangunan
𝑆 < 𝐿 → 𝐿𝑣 =
𝐴𝑆2
3480
=
3,42.552
3480
= 2,87 𝑚
Analisis Alinyemen Vertikal Lengkung...(Yogi Tunjung Triadi, Mustholih,
Candra Kusmawargi, Jihadul Asgor/ hal. 1-15)
MARSHALL,VOL.2,NO.1,JANUARI 2014 84
𝑆 > 𝐿 → 𝐿𝑣 = 2. 𝑆 −
3480
𝐴
= 2.55 −
3480
3,43
= −906,58 𝑚
2.) Syarat Kenyamanan
𝐿𝑣 =
𝐴. 𝑉𝑟2
380
=
3,43. 452
380
= 18,28 𝑚
3.) Syarat Drainase
𝐿𝑣 = 50. 𝐴 = 50.3,43 = 171 𝑚
4.) Stationing dan Elevasi
𝐸 =
𝐴. 𝐿𝑣
800
=
3,43.171
800
= 0,73 𝑚
Perhitungan :
Data : PPV1 = STA 18 + 813
eL+50,5
a.) STA PLV1 = STA PPV 1 - 1/2Lv
= 18+ 727,5
eL PLV 1 = eL. PPV1-g1.1/2Lv
= +50,5-0 = +50,5
b.) STA PPV 1 = 18 + 813
eL PPV 1 = eL PPV 1+E
= +51,23
c.) STA PTV1 = STA PPV 1+1/2 Lv
= 18+898,5
eL PTV 1 = eL PPV 1+g2.1/2Lv
= +53,06
y =
𝐴.𝑥2
200𝐿
= 0,18 𝑚
d.) STA PAV 1 = STA PAV 1 – ¼ Lv
= 18 + 770,25
eL PAV 1 = eL PPV 1 – g1.1/4.Lv +
𝐴(1
4
.𝐿𝑣)
2
200.𝐿𝑣
= + 50,45
e.) STA PBV 1 = STA PPV 1 + t1 Lv
= 18+855,75
eL PBV 1 = eL PPV 1 + g2.1/4.Lv+
𝐴.(
1
4
.𝐿𝑣)2
200.𝐿𝑣
y =
𝐴.𝑥2
200𝐿
= 0,18 𝑚
SIMPULAN
Berdasarkan analisis data yang ada dalam perhitungan alinyemen vertikal
maka jalan Kaliurang km. 18-19 memiliki kelandaian yang memenuhi syarat yang
ada yaitu 0-3,43 % untuk kecepatan rencana 45 km/jam. Kondisi lengkung
vertikal jalan Kaliurang km. 18-19 memiliki Lv cembung = 47.5 m, sedangkan
Analisis Alinyemen Vertikal Lengkung...(Yogi Tunjung Triadi, Mustholih,
Candra Kusmawargi, Jihadul Asgor/ hal. 1-15)
MARSHALL,VOL.2,NO.1,JANUARI 2014 85
untuk Lv cekung = 171 m. Perencanaan alinyeman diperhitungkan dengan
memperhatikan kondisi lingkungan, kenyamanan, dan keamanan pengemudi.
DARTAR RUJUKAN
[1] Anonim.http://www.scribd.com/doc/71174129/16/Alinemen-Vertikal
[2] Anonim.http://www.ilmutekniksipil.com/teknik-lalulintas/alinemen-vertikal
[3] Anonim.http://widyagama.ac.id/ajisuraji/wp-
content/uploads/2011/12/Alinemen-Vertikal-Teks1.pdf
[4] Supratomo Ery, Setiawati Nunung. 2008. LAPORAN TUGAS
PERANCANGAN GEOMETRI JALAN. Semarang.

More Related Content

What's hot

Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghiDaya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghiAyu Fatimah Zahra
 
Pelebaran perkerasan pada tikungan kelas 1
Pelebaran perkerasan pada tikungan kelas 1Pelebaran perkerasan pada tikungan kelas 1
Pelebaran perkerasan pada tikungan kelas 1Bayu Janasuputra
 
Karakteristik arus lalu lintas
Karakteristik arus lalu lintasKarakteristik arus lalu lintas
Karakteristik arus lalu lintasbangkit bayu
 
1 bab-1-biaya-operasi-kendaraan-dr-gito-sugiyanto
1 bab-1-biaya-operasi-kendaraan-dr-gito-sugiyanto1 bab-1-biaya-operasi-kendaraan-dr-gito-sugiyanto
1 bab-1-biaya-operasi-kendaraan-dr-gito-sugiyantoHendra Syahputra
 
Tugas Besar Rekayasa Irigasi II
Tugas Besar Rekayasa Irigasi IITugas Besar Rekayasa Irigasi II
Tugas Besar Rekayasa Irigasi IIRendi Fahreza
 
Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)
Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)
Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)andribacotid
 
Ppt kerusakan jalan
Ppt kerusakan jalanPpt kerusakan jalan
Ppt kerusakan jalandeliaupt
 
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN (TUGAS S1 UNTAG SEMARANG)
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN (TUGAS S1 UNTAG SEMARANG)PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN (TUGAS S1 UNTAG SEMARANG)
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN (TUGAS S1 UNTAG SEMARANG)afifsalim
 
PERSYARATAN TEKNIS JALAN DAN KRITERIA PERENCANAAN TEKNIS JALAN
PERSYARATAN TEKNIS JALAN DAN KRITERIA PERENCANAAN TEKNIS JALANPERSYARATAN TEKNIS JALAN DAN KRITERIA PERENCANAAN TEKNIS JALAN
PERSYARATAN TEKNIS JALAN DAN KRITERIA PERENCANAAN TEKNIS JALANMira Pemayun
 
Manual perkerasan jalan 07 juli 2017 (kiat) oke
Manual perkerasan jalan   07  juli 2017 (kiat) okeManual perkerasan jalan   07  juli 2017 (kiat) oke
Manual perkerasan jalan 07 juli 2017 (kiat) okeandangsadewa
 
05 r3 -_kapasitas_simpang_2
05 r3 -_kapasitas_simpang_205 r3 -_kapasitas_simpang_2
05 r3 -_kapasitas_simpang_2a_agung_kartika
 
Pd t 14-2003 - perencanaan perkerasan jalan beton semen
Pd t 14-2003 - perencanaan perkerasan jalan beton semenPd t 14-2003 - perencanaan perkerasan jalan beton semen
Pd t 14-2003 - perencanaan perkerasan jalan beton semenSyukri Ghazali
 
Metode surveylalu lintas
Metode surveylalu lintasMetode surveylalu lintas
Metode surveylalu lintasAlen Pepa
 

What's hot (20)

Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghiDaya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
 
Survey lalu lintas kelompok 6
Survey lalu lintas kelompok 6Survey lalu lintas kelompok 6
Survey lalu lintas kelompok 6
 
Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) 1997
Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) 1997Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) 1997
Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) 1997
 
Rekayasa lalu lintas pengantar simpang bersinyal
Rekayasa lalu lintas   pengantar simpang bersinyalRekayasa lalu lintas   pengantar simpang bersinyal
Rekayasa lalu lintas pengantar simpang bersinyal
 
Pelebaran perkerasan pada tikungan kelas 1
Pelebaran perkerasan pada tikungan kelas 1Pelebaran perkerasan pada tikungan kelas 1
Pelebaran perkerasan pada tikungan kelas 1
 
Karakteristik arus lalu lintas
Karakteristik arus lalu lintasKarakteristik arus lalu lintas
Karakteristik arus lalu lintas
 
1 bab-1-biaya-operasi-kendaraan-dr-gito-sugiyanto
1 bab-1-biaya-operasi-kendaraan-dr-gito-sugiyanto1 bab-1-biaya-operasi-kendaraan-dr-gito-sugiyanto
1 bab-1-biaya-operasi-kendaraan-dr-gito-sugiyanto
 
Tugas Besar Rekayasa Irigasi II
Tugas Besar Rekayasa Irigasi IITugas Besar Rekayasa Irigasi II
Tugas Besar Rekayasa Irigasi II
 
Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)
Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)
Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)
 
Pedoman desain geometrik jalan 2020
Pedoman desain geometrik jalan 2020Pedoman desain geometrik jalan 2020
Pedoman desain geometrik jalan 2020
 
Ppt kerusakan jalan
Ppt kerusakan jalanPpt kerusakan jalan
Ppt kerusakan jalan
 
Persimpangan
PersimpanganPersimpangan
Persimpangan
 
Laporan survei pendahuluan reklalin
Laporan survei pendahuluan reklalinLaporan survei pendahuluan reklalin
Laporan survei pendahuluan reklalin
 
pengantar rekayasa lalu lintas
pengantar rekayasa lalu lintaspengantar rekayasa lalu lintas
pengantar rekayasa lalu lintas
 
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN (TUGAS S1 UNTAG SEMARANG)
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN (TUGAS S1 UNTAG SEMARANG)PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN (TUGAS S1 UNTAG SEMARANG)
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN (TUGAS S1 UNTAG SEMARANG)
 
PERSYARATAN TEKNIS JALAN DAN KRITERIA PERENCANAAN TEKNIS JALAN
PERSYARATAN TEKNIS JALAN DAN KRITERIA PERENCANAAN TEKNIS JALANPERSYARATAN TEKNIS JALAN DAN KRITERIA PERENCANAAN TEKNIS JALAN
PERSYARATAN TEKNIS JALAN DAN KRITERIA PERENCANAAN TEKNIS JALAN
 
Manual perkerasan jalan 07 juli 2017 (kiat) oke
Manual perkerasan jalan   07  juli 2017 (kiat) okeManual perkerasan jalan   07  juli 2017 (kiat) oke
Manual perkerasan jalan 07 juli 2017 (kiat) oke
 
05 r3 -_kapasitas_simpang_2
05 r3 -_kapasitas_simpang_205 r3 -_kapasitas_simpang_2
05 r3 -_kapasitas_simpang_2
 
Pd t 14-2003 - perencanaan perkerasan jalan beton semen
Pd t 14-2003 - perencanaan perkerasan jalan beton semenPd t 14-2003 - perencanaan perkerasan jalan beton semen
Pd t 14-2003 - perencanaan perkerasan jalan beton semen
 
Metode surveylalu lintas
Metode surveylalu lintasMetode surveylalu lintas
Metode surveylalu lintas
 

Similar to jurnal Konstruksi jalan

jurnal Konstruksi jalan
jurnal Konstruksi jalanjurnal Konstruksi jalan
jurnal Konstruksi jalanE Sanjani
 
Penampang melintang jalan
Penampang melintang jalanPenampang melintang jalan
Penampang melintang jalanPraboe Rienjany
 
Laporan Mantapz aprk kecil.docx
Laporan Mantapz aprk kecil.docxLaporan Mantapz aprk kecil.docx
Laporan Mantapz aprk kecil.docxkusmiraagustian1
 
Dasar teori tentang jalan
Dasar teori tentang jalanDasar teori tentang jalan
Dasar teori tentang jalanArtdian Hudaya
 
perencanaan gemotri jalan
perencanaan gemotri jalanperencanaan gemotri jalan
perencanaan gemotri jalanAhmad Wiratama
 
K1. Pendahuluan - Dasar Perencanaan Jalan.pdf
K1. Pendahuluan - Dasar Perencanaan Jalan.pdfK1. Pendahuluan - Dasar Perencanaan Jalan.pdf
K1. Pendahuluan - Dasar Perencanaan Jalan.pdfHeriansyahPutra5
 
Tugas perencanaan struktur geometri jalan
Tugas  perencanaan struktur geometri jalanTugas  perencanaan struktur geometri jalan
Tugas perencanaan struktur geometri jalanMuhammad Ali
 
Tinjauan Desain Geometrik Jalan Subaim - Buli Ruas Jalan Uni-uni Kab. Halmahe...
Tinjauan Desain Geometrik Jalan Subaim - Buli Ruas Jalan Uni-uni Kab. Halmahe...Tinjauan Desain Geometrik Jalan Subaim - Buli Ruas Jalan Uni-uni Kab. Halmahe...
Tinjauan Desain Geometrik Jalan Subaim - Buli Ruas Jalan Uni-uni Kab. Halmahe...Djunaidi Syalat
 
Makalah senior
Makalah seniorMakalah senior
Makalah seniordedcay
 
Seminar proposal agus
Seminar proposal agusSeminar proposal agus
Seminar proposal agusagus_mulyadi
 
Simpang tiga tugu raya cimanggis depok
Simpang tiga tugu raya cimanggis depokSimpang tiga tugu raya cimanggis depok
Simpang tiga tugu raya cimanggis depokAyu Fatimah Zahra
 
Presentasi maba
Presentasi mabaPresentasi maba
Presentasi mabaAri Wahyu
 
PCI -486355-none-6ed0d570.pdf
PCI -486355-none-6ed0d570.pdfPCI -486355-none-6ed0d570.pdf
PCI -486355-none-6ed0d570.pdfSiahaan2
 
Kelompok 1 - Rekayasa Keselamatan Fix.pdf
Kelompok 1 - Rekayasa Keselamatan Fix.pdfKelompok 1 - Rekayasa Keselamatan Fix.pdf
Kelompok 1 - Rekayasa Keselamatan Fix.pdfMeicsyNajoan
 
kelompok 1. Geometri Jalan.pptx
kelompok 1. Geometri Jalan.pptxkelompok 1. Geometri Jalan.pptx
kelompok 1. Geometri Jalan.pptxIlaFebriyani
 
Konstruksi jalan
Konstruksi jalanKonstruksi jalan
Konstruksi jalanE Sanjani
 

Similar to jurnal Konstruksi jalan (20)

Perancangan Geometrik Jalan
Perancangan Geometrik JalanPerancangan Geometrik Jalan
Perancangan Geometrik Jalan
 
Bab 1,2,3,4,5
Bab 1,2,3,4,5Bab 1,2,3,4,5
Bab 1,2,3,4,5
 
ST
STST
ST
 
jurnal Konstruksi jalan
jurnal Konstruksi jalanjurnal Konstruksi jalan
jurnal Konstruksi jalan
 
Penampang melintang jalan
Penampang melintang jalanPenampang melintang jalan
Penampang melintang jalan
 
Laporan Mantapz aprk kecil.docx
Laporan Mantapz aprk kecil.docxLaporan Mantapz aprk kecil.docx
Laporan Mantapz aprk kecil.docx
 
Dasar teori tentang jalan
Dasar teori tentang jalanDasar teori tentang jalan
Dasar teori tentang jalan
 
Jalan Angkut Tambang
Jalan Angkut TambangJalan Angkut Tambang
Jalan Angkut Tambang
 
perencanaan gemotri jalan
perencanaan gemotri jalanperencanaan gemotri jalan
perencanaan gemotri jalan
 
K1. Pendahuluan - Dasar Perencanaan Jalan.pdf
K1. Pendahuluan - Dasar Perencanaan Jalan.pdfK1. Pendahuluan - Dasar Perencanaan Jalan.pdf
K1. Pendahuluan - Dasar Perencanaan Jalan.pdf
 
Tugas perencanaan struktur geometri jalan
Tugas  perencanaan struktur geometri jalanTugas  perencanaan struktur geometri jalan
Tugas perencanaan struktur geometri jalan
 
Tinjauan Desain Geometrik Jalan Subaim - Buli Ruas Jalan Uni-uni Kab. Halmahe...
Tinjauan Desain Geometrik Jalan Subaim - Buli Ruas Jalan Uni-uni Kab. Halmahe...Tinjauan Desain Geometrik Jalan Subaim - Buli Ruas Jalan Uni-uni Kab. Halmahe...
Tinjauan Desain Geometrik Jalan Subaim - Buli Ruas Jalan Uni-uni Kab. Halmahe...
 
Makalah senior
Makalah seniorMakalah senior
Makalah senior
 
Seminar proposal agus
Seminar proposal agusSeminar proposal agus
Seminar proposal agus
 
Simpang tiga tugu raya cimanggis depok
Simpang tiga tugu raya cimanggis depokSimpang tiga tugu raya cimanggis depok
Simpang tiga tugu raya cimanggis depok
 
Presentasi maba
Presentasi mabaPresentasi maba
Presentasi maba
 
PCI -486355-none-6ed0d570.pdf
PCI -486355-none-6ed0d570.pdfPCI -486355-none-6ed0d570.pdf
PCI -486355-none-6ed0d570.pdf
 
Kelompok 1 - Rekayasa Keselamatan Fix.pdf
Kelompok 1 - Rekayasa Keselamatan Fix.pdfKelompok 1 - Rekayasa Keselamatan Fix.pdf
Kelompok 1 - Rekayasa Keselamatan Fix.pdf
 
kelompok 1. Geometri Jalan.pptx
kelompok 1. Geometri Jalan.pptxkelompok 1. Geometri Jalan.pptx
kelompok 1. Geometri Jalan.pptx
 
Konstruksi jalan
Konstruksi jalanKonstruksi jalan
Konstruksi jalan
 

More from E Sanjani

jurnal Konstruksi jalan
jurnal Konstruksi jalanjurnal Konstruksi jalan
jurnal Konstruksi jalanE Sanjani
 
jurnal Konstruksi jalan
jurnal Konstruksi jalanjurnal Konstruksi jalan
jurnal Konstruksi jalanE Sanjani
 
jurnal Konstruksi jalan
jurnal Konstruksi jalanjurnal Konstruksi jalan
jurnal Konstruksi jalanE Sanjani
 
jurnal Konstruksi jalan
jurnal Konstruksi jalanjurnal Konstruksi jalan
jurnal Konstruksi jalanE Sanjani
 
Bahan bangunan II
Bahan bangunan IIBahan bangunan II
Bahan bangunan IIE Sanjani
 
Psikologi pendidikan
 Psikologi pendidikan Psikologi pendidikan
Psikologi pendidikanE Sanjani
 
Laporan beton
Laporan betonLaporan beton
Laporan betonE Sanjani
 
Gambar kontruksi bangunan "Irigasi"
Gambar kontruksi bangunan "Irigasi"Gambar kontruksi bangunan "Irigasi"
Gambar kontruksi bangunan "Irigasi"E Sanjani
 
Jurnal jembatan rangka baja
Jurnal jembatan rangka bajaJurnal jembatan rangka baja
Jurnal jembatan rangka bajaE Sanjani
 
Jurnal jembatan rangka baja
Jurnal jembatan rangka bajaJurnal jembatan rangka baja
Jurnal jembatan rangka bajaE Sanjani
 
Jurnal jembatan
Jurnal jembatan Jurnal jembatan
Jurnal jembatan E Sanjani
 

More from E Sanjani (11)

jurnal Konstruksi jalan
jurnal Konstruksi jalanjurnal Konstruksi jalan
jurnal Konstruksi jalan
 
jurnal Konstruksi jalan
jurnal Konstruksi jalanjurnal Konstruksi jalan
jurnal Konstruksi jalan
 
jurnal Konstruksi jalan
jurnal Konstruksi jalanjurnal Konstruksi jalan
jurnal Konstruksi jalan
 
jurnal Konstruksi jalan
jurnal Konstruksi jalanjurnal Konstruksi jalan
jurnal Konstruksi jalan
 
Bahan bangunan II
Bahan bangunan IIBahan bangunan II
Bahan bangunan II
 
Psikologi pendidikan
 Psikologi pendidikan Psikologi pendidikan
Psikologi pendidikan
 
Laporan beton
Laporan betonLaporan beton
Laporan beton
 
Gambar kontruksi bangunan "Irigasi"
Gambar kontruksi bangunan "Irigasi"Gambar kontruksi bangunan "Irigasi"
Gambar kontruksi bangunan "Irigasi"
 
Jurnal jembatan rangka baja
Jurnal jembatan rangka bajaJurnal jembatan rangka baja
Jurnal jembatan rangka baja
 
Jurnal jembatan rangka baja
Jurnal jembatan rangka bajaJurnal jembatan rangka baja
Jurnal jembatan rangka baja
 
Jurnal jembatan
Jurnal jembatan Jurnal jembatan
Jurnal jembatan
 

Recently uploaded

05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.pptSonyGobang1
 
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxmuhammadrizky331164
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaRenaYunita2
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++FujiAdam
 
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studiossuser52d6bf
 
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptxMuhararAhmad
 

Recently uploaded (6)

05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
 
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
 
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
 
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
 

jurnal Konstruksi jalan

  • 1. Analisis Alinyemen Vertikal Lengkung...(Yogi Tunjung Triadi, Mustholih, Candra Kusmawargi, Jihadul Asgor/ hal. 1-15) MARSHALL,VOL.2,NO.1,JANUARI 2014 71 ANALISIS ALINYEMEN VERTIKAL LENGKUNG (Studi Kasus jalan Kaliurang km.18-19 Sleman, Yogyakarta) 1 Yogi Tunjung Triadi, 2 Mustholih, 3 Candra Kusmawargi , 4 Jihadul Asgor 1,2,3,4 Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan, FT UNY oweng.can@gmail.com ABSTRAK Jalan merupakan salah satu wujud prasarana yang diupayakan oleh pemerintah guna mendukung pembangunan pada berbagai wilayah di negara Indonesia. Dalam pembangunan sebuah jalan selalu dilandasi oleh motivasi untuk menghubungkan dua daerah. Sedangkan kondisi dari satu daerah dengan yang lainnya pun berbeda-beda, misalnya: jalan di daerah pegunungan, jalan di perkotaan, jalan di daerah tanah gambut, jalan di daerah tanah kapur, dan lain sebagainya. Di daerah pegunungan yang sering dijumpai perbedaan ketinggian, pengadaan sebuah jalan sangatlah perlu untuk dicermati angka kemiringannya. Tentunya dengan perencanaan alinyemen vertikal. Dengan demikian, diharapkan didapat analisis yang baik pada pengadaan jalan tersebut, guna memberikan kenyamanan dan keamanan kepada para pengguna jalan.Perlu pula diperhatikan bahwa alinyemen vertikal yang direncanakan itu akan berlaku untuk masa panjang, sehingga sebaiknya alinyemen vertikal yang dipilih tersebut dapat dengan mudah mengikuti perkembangan lingkungan.Jalan Kaliurang km.18-19 Sleman, Yogyakarta merupakan daerah pegunungan yang cocok untuk analisis alinyemen vertikal karena kondisi jalan yang mempunyai kemiringan (kelandaian) yang perlu dicermati. Kata kunci :Jalan, Kondisi jalan, Perencanaan alinyemen vertikal. PENDAHULUAN Jalan adalah salah satu wujud prasarana yang diupayakan oleh pemerintah guna mendukung pembangunan pada berbagai wilayah di negara Indonesia. Selain itu, jalan telah memberikan banyak kemudahan kepada masyarakat di berbagai aktivitas mereka. Jadi memang dalam pengadaan sebuah jalan, baik itu telah berjalan maupun yang sedang akan dijalankan, seharusnya patut untuk kita cermati dan awasi sehingga tujuan jalan itu sendiri dapat terlaksana dengan semaksimal mungkin.Dalam pembangunan sebuah jalan selalu dilandasi oleh motivasi untuk menghubungkan dua daerah. Sedangkan kondisi dari satu daerah dengan yang lainnya pun berbeda-beda, misalnya: jalan di daerah pegunungan, jalan di perkotaan, jalan di daerah tanah gambut, jalan di daerah tanah kapur, dan lain sebagainya. Di daerah pegunungan yang sering dijumpai perbedaan ketinggian, pengadaan sebuah jalan sangatlah perlu untuk dicermati angka kemiringannya. Begitu juga dengan alinyemen vertikal. Dengan demikian, diharapkan didapat analisis yang baik pada pengadaan jalan tersebut, guna memberikan kenyamanan dan keamanan kepada para pengguna jalan.Jalan Kaliurang
  • 2. Analisis Alinyemen Vertikal Lengkung...(Yogi Tunjung Triadi, Mustholih, Candra Kusmawargi, Jihadul Asgor/ hal. 1-15) MARSHALL,VOL.2,NO.1,JANUARI 2014 72 km.18-19 Sleman, Yogyakarta merupakan daerah pegunungan yang cocok untuk analisis alinyemen vertikal karena mempunyai kemiringan (kelandaian) yang perlu dicermati. KAJIAN TEORI ALINYEMEN VERTIKAL Alinyemen vertikal adalah perpotongan bidang vertikal dengan bidang permukaan perkerasan jalan melalui sumbu jalan 2 lajur 2 arah atau melalui tepi dalam masing-masing perkerasan untuk jalan dengan median. Sering kali disebut juga sebagai penampang memanjang jalan.Perencanaan alinyemen vertikal dipengauhi oleh besarnya biaya pembangunan yang tersedia. Alinyemen vertikal yang mengikuti muka tanah asli akan mengurangi pekerjaan tanah, tetapi mungkin saja akan mengakibatkan jalan itu terlalu banyak mempunyai tikungan. Tentu saja hal ini belum tentu sesuai dengan persyaratan yang diberikan sehubungan dengan fungsi jalannya. Muka jalan sebaiknya diletakkan sedikit di atas muka tanah asli sehingga memudahkan dalam pembuatan drainase jalannya, terutama di daerah yang datar. Pada daerah yang sering kali dilanda banjir sebaiknya penampang memanjang jalan diletakkan di atas elevasi muka banjir. Di darah perbukitan atau pegunungan diusahakan banyaknya pekerjaan galian seimbang dengan pekerjaan timbunan, sehingga keseluruhan biaya yang dibutuhkan tetap dapat dipertanggung jawabkan. Jalan yang terletak di atas lapisan tanah yang lunak harus pula diperhatikan akan kemungkinan besarnya penurunan dan perbedaan penurunan yang mungkin terjadi. Dengan demikian penarikan alinyemen vertikal sangat dipengaruhi oleh berbagai pertimbangan seperti : 1. Kondisi tanah dasar 2. Keadaan medan 3. Fungsi jalan 4. Muka air banjir 5. Muka air tanah 6. Kelandaian yang masih memungkinkan Perlu pula diperhatikan bahwa alinyemen vertikal yang direncanakan itu akan berlaku untuk masa panjang, sehingga sebaiknya alinyemen vertikal yang dipilih tersebut dapat dengan mudah mengikuti perkembangan lingkungan.Alinyemen vertikal disebut juga penampang jalan yang terdiri dari garis – garis lurus dan garis – garis lengkung. Garis lurus tersebut dapat datar, mandaki atau menurun, biasa disebut berlandai. Landai jalan dinyatakan dengan persen. Pada umumnya gambar rencana suatu jalan dibaca dari kiri ke kanan, maka landai jalan diberi tanda positif untuk pendakian dari kiri ke kanan, dan landai negatif untuk penurunan dari kiri. Pendakian dan penurunan memberi efek yang berarti terhadap gerak kendaraan. Alinyemen vertikal secara keseluruhan haruslah dapat memberikan rasa aman dan nyaman pada pemakai jalan. Untuk itu sebaiknya diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
  • 3. Analisis Alinyemen Vertikal Lengkung...(Yogi Tunjung Triadi, Mustholih, Candra Kusmawargi, Jihadul Asgor/ hal. 1-15) MARSHALL,VOL.2,NO.1,JANUARI 2014 73 1. Pada alinyemen vertikal yang relatif datar dan lurus, sebaiknya dihindari hidden dip, yaitu lengkung-lengkung vertikal cekung yang pendek dan tidak terlihat dari jauh. 2. Pada landai menurun yang panjang dan tajam sebaiknya diikuti oleh pendakian, sehingga kecepaan kendaraan yang telah bertambah besar dapat segera dikurangi. 3. Jika direncanakan serangkaian kelandaian, maka sebaiknya kelandaian yang paling curam diletakkan di bagian awal, diikuti kelandaian yang lebih kecil. 4. Sedapat mungkin dihindari perencanaan lengkung vertikal yang sejenis (cembung atau cekung) dengan hanya dipisahkan oleh tangen yang pendek. KELANDAIAN Berdasarkan kepentingan arus lalu-lintas, Iandai ideal adalahlandai datar (0 %). Sebaliknya ditinjau dari kepentingan drainasejalan, jalan berlandailah yang ideal. Adanya kelandaian akan membuat kecepatan jalan kendaraan menjadi berkurang (penurunan kecepatan). Sehingga perlu dibuat batasan kelandaian, yaitu dengan ditetapkan landai minimum dan landai maksimum. Dalam perencanaan disarankan menggunakan : 1. Landai datar untuk jalan-jalan di atas tanah timbunan yang tidak mempunyai kreb. Lereng melintang jalan dianggapcukup untuk mengalirkan air di atas badan jalur dankemudian ke lereng jalan. 2. Landai 0,l5 % yang dianjurkan untuk jalan-jalan di atas tanah timbunan dengan medan datar dan mempergunakan kereb.Kelandaian ini cukup membantu menyalirkan air hujan keinlet atau saluran pembuangan. 3. Landai minimum sebesar 0,3 - 0,5 % dianjurkandipergunakan untuk jalan- jalan di daerah galian atau jalanyang memakai kreb. Lereng melintang hanya cukup untukmengalirkan air hujan yang jatuh diatas badan jalan,sedangkan landai jalan dibutuhkan untuk membuatkemiringan dasar saluran samping. Landai Maksimum : 1. Kelandaian maksimum dimaksudkan untuk memungkinkan kendaraan bergerak tanpa kehilangan kecepatan yang berarti. 2. Kelandaian maksimum didasarkan pada kecepatan truk yang bermuatan penuh mampu bergerak dengan penurunan kecepatan tidak lebih dari separuh kecepatan semula tanpa harus menggunakan gigi rendah. 3. Kelandaian maksimum untuk berbagai VR ditetapkan dapat dilihat pada tabel. Tabel 3. Kelandaian maksimum yang diizinkan Vr (km/jam) 120 110 100 80 60 50 40 <40 Kelandaian Maksimum (%) 3 3 4 5 8 9 10 10 Landai maksimum saja tidak cukup dalam perencanaan alinyemen vertikal. Dibutuhkan panjang kritis yang sesuai dengan medan yang dapat menyebabkan pengaruh yang berbeda-beda. Maka dari itu kelandaian besar dibuat pada jalan yang cukup panjang sehingga berpengaruh terhadap penurunan kecepatan. Untuk mengatasi masalah kendaraan-kendaraan berat yang mengalami penurunan kecepatan saat melewati kelandaian jalan maka
  • 4. Analisis Alinyemen Vertikal Lengkung...(Yogi Tunjung Triadi, Mustholih, Candra Kusmawargi, Jihadul Asgor/ hal. 1-15) MARSHALL,VOL.2,NO.1,JANUARI 2014 74 dibuat lajur pendakian, sehingga tidak mengganggu kendaraan lain yang bergerak dengan kecepatan yang sudah direncanakan. Gambar 1. Lajur pendakian Batas kritis umumnya diambil jika kecepatan truk berkurang mencapai 30 – 75% kecepatan rencana, atau kendaraan terpaksa mempergunakan gigi rendah. Pengurangan kecepatan truk dipengaruhi oleh besarnya kecepatan rencana dan kelandaian. Kelandaian pada kecepatan rencana yang tinggi akan mengurangi kecepatan truk sehingga berkisar antara 30 – 50 % kecepatan rencana selama 1 menit perjalanan. Tetapi pada kecepatan rencana yang rendah, kelandaian tidakbegitu mengurangi kecepatan truk. Kecepatan truk selama 1 menit perjalanan, pada kelandaian ± 10%, dapat mencapai 75% kecepatan rencana. (Ajisuraji, 2011) JARAK PANDANG Jarak pandang adalah suatu jarak yang diperluan oleh seorang pengemudi paa saat mengemudi sedemikian sehingga jika melihat suatu halangan yang membahayakan, pengemudi dapat melakukan sesuatu untuk menghindari bahaya tersebut. Fungsi jarak pandang : a. Menghindari kecelakaan b. Pedoman untuk menempatkan rambu dan peringatan lain. c. Memberi kemungkinan untuk dapat menyalip dengan aman tanpa bertabrakan dengan kendaraan yang berasal dari depan. Macam-macam jarak pandang : a. Jarak pandang henti (JPH) Yaitu jarak yang ditempuh kendaraan mulaisaat dia melihat rintangan dari depannya sampai berhenti tanpa menabrak rintangan tersebut. Rumus jarak pandang henti : 𝑑 = 0,278 × 𝑉 × 𝑡1 + 𝑉2 254.𝑓 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (13) Keterangan : d = jarak pandang henti v = kecepatan (km/jam) t1 = waktu reaksi = 2,5 detik f = koefisien gesek memanjang dengan permukaan jalan b. Jarak pandang menyiap (JPM) Yaitu jarak yang dibutuhkan pengemudi sehingga dapat melakukan gerakan menyiap dan menggunakan lajur kendaraan arah berlawanan (lajur kanan) dengan arah aman dan dapat melihat kendaraan dari arah depan dengan bebas. JPM sangan dibutuhkan untuk perancangan geometrik jalan 2 lajur 2 arah.
  • 5. Analisis Alinyemen Vertikal Lengkung...(Yogi Tunjung Triadi, Mustholih, Candra Kusmawargi, Jihadul Asgor/ hal. 1-15) MARSHALL,VOL.2,NO.1,JANUARI 2014 75 1.) d1 = jarak yang ditempuh kendaraan yang menyiap ketika siap-siap untuk menyiap. d1 = 0,278 t1 (V-m+0,5.a.t1) 2.) d2 = jarak yang ditempuh kendaraan yang menyiap berada di jalur lawan. d2 = 0,278.V.t2 3.) d3 = jarak bebas antar kendaraan menyiap dengan kendaraan di lajur lawan setelah menyap (30-100 m). 4.) d4 = jarak yang ditempuh kendaraan di lajur lawan. 2/3 waktu kendaraan menyiap di lajur lawan. d4 = 2/3.d2 Keterangan : t1 = waktu reaksi, t1=2,12+0,026V a = percepatan, a=2,092+0,0036V t2 = waktu kendaraan menyiap di lajur kanan, t2 = 6,56+0,048V V = kecepatan m= perbedaan kecepatan antara kendaraan yang menyiap dengan yang disiap. Jarak pandang menyiap : d=d1+d2+d3+d4 Jarak bila nilai terbatas : d=2/3d2+d3+d4 LENGKUNG VERTIKAL Pergantian dari satu kelandaian ke kelandaian yang laindilakukan dengan mempergunakan lengkung vertikal. Lengkungvertikd tersebut direncanakan sedemikian rupa sehingga memenuhikeamanan, kenyamanan dan drainase. Jenis lengkung vertikal dilihat dari letak titik perpotongan kedua bagian lurus, adalah : 1. Lengkung vertikal cekung Yaitu lengkung dimana titik perpotonganantara kedua tangen berada di bawah permukaanjalan. 2. Lengkung vertikal cembung Yaitu lengkung dimana titik perpotongan antara kedua tangen berada di atas permukaan jalan yang bersangkutan. Gambar 2. Jenis lengkung vertikal dilihat dari titik perpotongan kedua tangen. Tabel 4. Panjang lengkung yang diizinkan
  • 6. Analisis Alinyemen Vertikal Lengkung...(Yogi Tunjung Triadi, Mustholih, Candra Kusmawargi, Jihadul Asgor/ hal. 1-15) MARSHALL,VOL.2,NO.1,JANUARI 2014 76 Kecepatan Rencana (km/jam) Perbedaan Kelandaian (%) Panjang Lengkung (m) <40 1 20-30 40-60 0,6 40-80 >60 0,4 80-150 Rumus yang dipergunakan : 1. Lengkung vertikal cembung a. 𝑆 < 𝐿𝑣 Gambar 3. Jarak pandangan pada lengkung vertikal cembung S < Lv 𝐿𝑣 = 𝐴𝑆2 399 , yang dipergunakan adalah JPH . . . . . . . . . . . . . . . (1) 𝐿𝑣 = 𝐴𝑆2 966 , yang dipergunakan adalah JPM . . . . . . . . . . . . . . . (2) b. S > Lv Gambar 4. Jarak pandangan pada lengkung vertikal cembung S > Lv 𝐿𝑣 = 2. 𝑠 − 399 𝐴 , yang dipergunakan adalah JPH . . . . . . . . . (3) 𝐿𝑣 = 2. 𝑠 − 960 𝐴 , yang dipergunakan adalah JPM . . . . . . . . . (4) c. Syarat Kenyamanan 𝐿𝑣 = 𝐴𝑉2 380 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (5) d. Syarat Drainase Lv= 50.A . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (6) 2. Lengkung vertikal cekung a. Syarat Keamanan
  • 7. Analisis Alinyemen Vertikal Lengkung...(Yogi Tunjung Triadi, Mustholih, Candra Kusmawargi, Jihadul Asgor/ hal. 1-15) MARSHALL,VOL.2,NO.1,JANUARI 2014 77 1.) Berdasarkan penyinaran lampu (JPH) S<Lv Gambar 5. Lengkung vertikal cekung dengan jarak pandangan penyinaran lampu depan < L 𝐿𝑣 = 𝐴𝑆2 120+3,50.𝑠 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (7) S > Lv Gambar 6. Lengkung vertikal cekung dengan jarak pandangan penyinaran lampu depan > L. 𝐿𝑣 = 2𝑠 − 120+3,50.𝑠 𝐴 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (8) 2.) Berdasarkan pandangan bebas di bawah bangunan (JPH) S < Lv Gambar 7. Jarak pandangan bebas di bawah bangunan pada lengkung vertikal cekung S < Lv 𝐿𝑣 = 𝐴𝑆2 3480 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (9)
  • 8. Analisis Alinyemen Vertikal Lengkung...(Yogi Tunjung Triadi, Mustholih, Candra Kusmawargi, Jihadul Asgor/ hal. 1-15) MARSHALL,VOL.2,NO.1,JANUARI 2014 78 S > Lv Gambar 8. Jarak pandangan bebas di bawah bangunan pada lengkung vertikal cekung dengan S > L. 𝐿𝑣 = 2𝑠 − 3480 𝐴𝑆2 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (10) b. Syarat Kenyamanan 𝐿𝑣 = 𝐴𝑉2 390 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (11) c. Syarat Drainase Lv = 50.A . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (12) Dalam pemilihan panjang lengkung vertikal (Lv) cembung haruslah merupakan panjang terpanjang yang dibutuhkan setelah mempertimbangkan jarak pandang, persyaratan drainase, danbentuk visual lengkung. Dalam pemilihan panjang lengkung vertikal (Lv) cekung haruslah merupakan panjang terpanjang yang dibutuhkan setelah mempertimbangkan jarak penyinaran lampu depan kendaraan di malam hari, keluwesan bentuk dan kenyamanan pengemudi. (Supratomo & Setiawati, 2008) Keterangan : S = Jarak Pandang henti (m) Lv = Lengkung vertikal (m) A = Selisih kelandaian (%) JPH = Jarak pandang henti (m) JPM = Jarak pandang menyiap (m) Persamaan umum lengkung vertikal : 𝑦 = 𝐴𝑥2 200𝐿 y = −6𝑥2 200.150 y = −𝑥2 5000 Tabel 5. Faktor penampilan kenyamanan jalan Kecepatan Rencana (km/jam) Faktor Penampilan Kenyamanan, Y <40 1,5
  • 9. Analisis Alinyemen Vertikal Lengkung...(Yogi Tunjung Triadi, Mustholih, Candra Kusmawargi, Jihadul Asgor/ hal. 1-15) MARSHALL,VOL.2,NO.1,JANUARI 2014 79 40-60 3 >60 8 METODE Dalam pengumpulan data dan informasi terkait dengan penyusunan jurnal ini, penyusun menggunakan metode survey dengan praktek. Artinya, penyusun mencari lokasi jalan yang cocok, dan kemudian mencari data dengan cara praktek di lokasi yang telah dipilih sebelumnya. Selain itu, penyusun juga menggunakan beberapa sumber pustaka sebagai referensi dan kajian materi pada jurnal ini. Untuk lokasi dan waktu penelitian kami lakukan pada hari Senin, 31 September 2013 di Jalan Kaliurang km 18-19, kabupaten Sleman, D.I. Yogyakarta.
  • 10. Analisis Alinyemen Vertikal Lengkung...(Yogi Tunjung Triadi, Mustholih, Candra Kusmawargi, Jihadul Asgor/ hal. 1-15) MARSHALL,VOL.2,NO.1,JANUARI 2014 80 Gambar 9. Diagram alur perencanaan alinyemen vertikal
  • 11. Analisis Alinyemen Vertikal Lengkung...(Yogi Tunjung Triadi, Mustholih, Candra Kusmawargi, Jihadul Asgor/ hal. 1-15) MARSHALL,VOL.2,NO.1,JANUARI 2014 81 HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 6. Data Penelitian No. Aspek Rumus Ukuran 1. Kelandaian 1a - 0,95 % 2. Kelandaian 1b - 0 % 3. Kelandaian 2a - 0 % 4. Kelandaian 2b - 3,43 % 5. Selisih kelandaian 1 A1=1a-1b 0,95 % 6. Selisih kelandaian 2 A2=2b-2a 3,43 % 7. Panjang lengkung vertikal1 - 110m 8. Panjang datar - 203m 9. Panjang lengkung vertikal2 - 187m 10. Kecepatan - 45km/jam Gambar 7.Jalan Tampak Samping 1. Jarak Pandang Henti 𝐷 = 0,278 . 𝑉. 𝑡1 . 𝑉2 254 . 𝑓 𝐷 = 0,278 .45 .2,5 . 452 254 .0,35 D = 55 m 2. Jarak Pandang Menyiap Lengkung Vertikal 1 Lengkung Vertikal 2
  • 12. Analisis Alinyemen Vertikal Lengkung...(Yogi Tunjung Triadi, Mustholih, Candra Kusmawargi, Jihadul Asgor/ hal. 1-15) MARSHALL,VOL.2,NO.1,JANUARI 2014 82 𝑡1 = 2,12 + 0,026𝑉 = 2,12 + 0,026 .45 = 3,29 𝑠 𝑎 = 2,052 + 0,086𝑉 = 2,052 + 0,086 .45 = 5,92 𝑚/𝑠2 𝑡2 = 6,56 + 0,048𝑉 = 6,56 + 0,048.45 = 8,72 𝑠 𝑑1 = 0,278. 𝑡1( 𝑣 − 𝑚 + 0,5. 𝑎. 𝑡1) = 0,278.3,29(45 − 15 + 0,5 . 5,92 .3,29) = 36,48 𝑚 𝑑2 = 0,278. 𝑉. 𝑡2 = 0,278 .45 .8,7 = 108,84 𝑚 𝑑3 = 𝑑𝑖𝑎𝑚𝑏𝑖𝑙 45 𝑚 𝑑4 = 2 3 𝑑2 = 2 3 108,84 = 72,56 𝑚 D= d1+d2+d3+d4 = 36,48+108,84+45+72,56 = 263 m Jika biaya terbatas : D = 2/3.d2+d3+d4 = d3+2.d4 = 45+2(72,56)=190 m 3. Perhitungan Vertikal Cembung (STA 18 + 610) a. Perhitungan Lv Data: S JPH = 55 m S JPM = 190 m 1.) Syarat Keamanan (JPH) 𝑆 < 𝐿 → 𝐿𝑣 = 𝐴𝑆2 399 = 0,95. 552 399 = 7,2 𝑚 𝑆 > 𝐿 → 𝐿𝑣 = 25 − 399 𝐴 = 2.55 − 420 0,95 = −310 𝑚 2.) Syarat Keamanan (JPM) 𝑆 < 𝐿 → 𝐿𝑣 = 𝐴𝑆2 960 = 0,95. 1902 960 = 35,72 𝑚 𝑆 < 𝐿 → 𝐿𝑣 = 25 − 960 𝐴 = 380 − 960 0,95 = −630,53 𝑚 3.) Syarat Drainase Lv = 50.A = 50.0,95 = 47,5 m b. Stationing dan Elevasi 𝐸 = 𝐴. 𝐿𝑣 800 = 0,95.47,5 800 = 0,06 Perhitungan : Data PPV 1 = STA 18+ 610 eL + 50,5
  • 13. Analisis Alinyemen Vertikal Lengkung...(Yogi Tunjung Triadi, Mustholih, Candra Kusmawargi, Jihadul Asgor/ hal. 1-15) MARSHALL,VOL.2,NO.1,JANUARI 2014 83 1.) STA PLV 1 = STA PPV1 - 1/2Lv = 18+610-1/2.47,5 = 18 +586,25 eL PLV 1 = eL PPV1-g1.1/2Lv = 50,5-0,95%.1/2.47,5 = +50,27 2.) STA PPV 1 = 18 + 610 eL PPV 1 = eL PPV 1-E = 50,5- 0,06 = +50,44 3.) STA PTV 1 = STA PPV 1 + 1/2Lv = 18 + 610 + 1/2.47,5 = + 633,75 eL PTV 1 = eL PPV1 + g2.1/2Lv = +50,5 + 0 = +50,5 4.) STA PAV 1 = STA PPV 1 – ¼Lv = 18 + 610 - ¼.47,5 = + 598,125 eL PAV 1 = eL PPV1 – g1.1/4Lv+ 𝐴( 1 4𝐿𝑣 ) 2 200𝐿𝑣 = 50,5-0,95.1/4.47,5+ 0,95( 1 4 .47,5)2 200.47,5 = 50,49 5.) STA PBV1 = STA PPV1+1/4Lv = 18 + 610 + ¼.47,5 = + 621,875 eL PBV1 = eL PBV1 + g2.1/4Lv+ 𝐴 ( 1 4𝐿𝑣 ) 2 200.𝐿𝑣 = 50,5 + 0 + 0,95. ( 1 4.47,5 )2 200.47,5 = +50,51 y = 𝐴𝑥2 200𝐿𝑣 = 0,95( 1 4.47,5 )2 200.47,5 = 0,01 𝑚 4. Perhitungan Alinyemen Cekung Lengkung Vertikal Cekung (STA 18 + 813) a. Perhitungan Lv 1.) Syarat Keamanan a.) Berdasarkan penyinaran lampu 𝑆 < 𝐿 → 𝐿𝑣 = 𝐴𝑆2 120 + 3,5. 𝑆 = 3,43.1002 120 + 3,5.100 = 72,98 𝑚 𝑆 > 𝐿 → 𝐿𝑣 = 2. 𝑆 − 120 + 3,5. 𝑆 𝐴 = 2.100 − 120 + 3,5.100 3.43 = 125,36 𝑚 b.) Berdasarkan pandangan bebas di bawah bangunan 𝑆 < 𝐿 → 𝐿𝑣 = 𝐴𝑆2 3480 = 3,42.552 3480 = 2,87 𝑚
  • 14. Analisis Alinyemen Vertikal Lengkung...(Yogi Tunjung Triadi, Mustholih, Candra Kusmawargi, Jihadul Asgor/ hal. 1-15) MARSHALL,VOL.2,NO.1,JANUARI 2014 84 𝑆 > 𝐿 → 𝐿𝑣 = 2. 𝑆 − 3480 𝐴 = 2.55 − 3480 3,43 = −906,58 𝑚 2.) Syarat Kenyamanan 𝐿𝑣 = 𝐴. 𝑉𝑟2 380 = 3,43. 452 380 = 18,28 𝑚 3.) Syarat Drainase 𝐿𝑣 = 50. 𝐴 = 50.3,43 = 171 𝑚 4.) Stationing dan Elevasi 𝐸 = 𝐴. 𝐿𝑣 800 = 3,43.171 800 = 0,73 𝑚 Perhitungan : Data : PPV1 = STA 18 + 813 eL+50,5 a.) STA PLV1 = STA PPV 1 - 1/2Lv = 18+ 727,5 eL PLV 1 = eL. PPV1-g1.1/2Lv = +50,5-0 = +50,5 b.) STA PPV 1 = 18 + 813 eL PPV 1 = eL PPV 1+E = +51,23 c.) STA PTV1 = STA PPV 1+1/2 Lv = 18+898,5 eL PTV 1 = eL PPV 1+g2.1/2Lv = +53,06 y = 𝐴.𝑥2 200𝐿 = 0,18 𝑚 d.) STA PAV 1 = STA PAV 1 – ¼ Lv = 18 + 770,25 eL PAV 1 = eL PPV 1 – g1.1/4.Lv + 𝐴(1 4 .𝐿𝑣) 2 200.𝐿𝑣 = + 50,45 e.) STA PBV 1 = STA PPV 1 + t1 Lv = 18+855,75 eL PBV 1 = eL PPV 1 + g2.1/4.Lv+ 𝐴.( 1 4 .𝐿𝑣)2 200.𝐿𝑣 y = 𝐴.𝑥2 200𝐿 = 0,18 𝑚 SIMPULAN Berdasarkan analisis data yang ada dalam perhitungan alinyemen vertikal maka jalan Kaliurang km. 18-19 memiliki kelandaian yang memenuhi syarat yang ada yaitu 0-3,43 % untuk kecepatan rencana 45 km/jam. Kondisi lengkung vertikal jalan Kaliurang km. 18-19 memiliki Lv cembung = 47.5 m, sedangkan
  • 15. Analisis Alinyemen Vertikal Lengkung...(Yogi Tunjung Triadi, Mustholih, Candra Kusmawargi, Jihadul Asgor/ hal. 1-15) MARSHALL,VOL.2,NO.1,JANUARI 2014 85 untuk Lv cekung = 171 m. Perencanaan alinyeman diperhitungkan dengan memperhatikan kondisi lingkungan, kenyamanan, dan keamanan pengemudi. DARTAR RUJUKAN [1] Anonim.http://www.scribd.com/doc/71174129/16/Alinemen-Vertikal [2] Anonim.http://www.ilmutekniksipil.com/teknik-lalulintas/alinemen-vertikal [3] Anonim.http://widyagama.ac.id/ajisuraji/wp- content/uploads/2011/12/Alinemen-Vertikal-Teks1.pdf [4] Supratomo Ery, Setiawati Nunung. 2008. LAPORAN TUGAS PERANCANGAN GEOMETRI JALAN. Semarang.