SlideShare a Scribd company logo
1 of 16
Analisis Perhitungan Tebal Pelat... (Ibnu Arief, R. Surya Legawa K, Eka Afrianti S,
Elia Emisasmita/ Hal. 1-15)
ANALISIS PERHITUNGAN TEBAL PELAT RIGID PAVEMENT
(Studi Kasus Perhitungan Tebal Pelat Rigid Pavement Ruas jalan Wonosari km 24,
Patuk, Gunung Kidul, Yogyakarta)
1
Ibnu Arief, 2
R.Surya Legawa K, 3
Eka Afrianti Sanjani, 4
Elia Emisasmita
1,2,3,4
Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan, FT UNY
xchaca@y7mail.com
ABSTRAK
Volume lalulintas di jalan raya akhir-akhir ini semakin meningkat, tetapi
tidak sebanding dengan peningkatan jalan yang ada. Hal ini yang menyebabkan
terjadinya kerusakan jalan yang mengakibatkan kendala dan permasalahan yang
terjadi di lalulintas. Untuk menanggulangi permasalahan yang terjadi, maka
digunakan metode perkerasan kaku (rigid pavement), dari hal tersebut penelitian ini
bertujuan menghitung tebal pelat yang mana akan harus diketahui sebelum
pembuatan rigid pavement. Penelitian dilakukan dengan metode survey dan
dilakukan di Ruas jalan wonosari km 24 ,patuk, gunung kidul, Yogyakarta selama 1
hari tanggal 30 september 2013 pukul 12.00-14.00 WIB. Berdasarkan analisis yang
telah kami lakukan, tebal pelat rigid pavement di ruas jalan wonosari km 24 ,patuk,
gunung kidul, Yogyakarta adalah 9,449 inch atau 24 cm.
Kata kunci : Perkerasan kaku (Rigid Pavement), tebal pelat.
PENDAHULUAN
Jalan raya juga harus dibuat dengan aman, cepat, tepat, nyaman,efisien
dan ekonomis. Agar transportasi berjalan sedemikiaan rupa maka jalan harus
mempunyai pelengkap sesuai standar yang telah ditentukan faktor geometrik,
perkerasan jalan,an lain-lainl. Perkerasan jalan terdiri atas dua jenis, yaitu
perkerasan lentur yang bahan pengikatnya adalah aspal dan perkerasan kaku
dengan semen sebagai bahan pengikatnya yang jalannya biasa juga disebut jalan
beton (rigid pavement). Jalan beton (rigid pavement) merupakan suatu konstruksi
perkerasan dimana menggunakan pelat beton yang terletak di atas pondasi atau
langsung di atas tanah dasar pondasi. Pelat beton sendiri memerlukan perhatian
khusus dan dalam pelaksanaannya dibutuhkan suatu ketelitian yang khusus juga
seperti faktor-faktor alam yaitu : lapisan tanah, bentuk badan jalan, faktor drainase,
keadaan cuaca dan iklim, dan lain-lain.
Ruas jalan wonosasi km 24, Patuk, Gunung Kidul, Yogyakarta adalah jalan
penghubung antar kabupaten dan merupakan jalan nasional yang memiliki banyak
kontur naik turun dari yang mempunyai kelandaian tertentu dan banyaknya
kendaraan-kendaraan berat seperti truck trailer, bus yang melewati jalan tersebut
MARSHALL,VOL.2,NO.1, JANUARI 2014 31
Analisis Perhitungan Tebal Pelat... (Ibnu Arief, R. Surya Legawa K, Eka Afrianti S,
Elia Emisasmita/ Hal. 1-15)
sehingga jalan tersebut dibuat rigid pavement dan dalam hal ini perlu diketahui tebal
pelatnya.
KAJIAN TEORI
Rigit Pavement
Rigid pavement adalah suatu konstruksi (perkerasan) dimana agregat
sebagai bahan baku dan semen sebagai bahan ikatnya. Ada beberapa komponen
konstruksi perkerasan kaku (rigid pavement) yaitu sebagai berikut :
1. Tanah Dasar (Subgrade)
2. Lapis Pondasi (Subbase)
3. Tulangan
Pada perkerasan kaku (rigid pavement) terdapat dua jenis tulangan.
Adapun kedua tulangan tersebut, yaitu :
a. Tulangan plat yang pada umumnya berbentuk lembaran dan gulungan
b. Tulangan sambungan terdiri atas tulangan sambungan melintang dan
tulangan sambungan memanjang.
4. Sambungan (Joint)
5. Bound breaker di Atas subbase
6. Alur permukaan atau grooving/ brushing
METODE
Observasi perkerasan kaku yang dimaksud dalam observasi ini adalah
pengambilan data secara rasional yang berarti kegiatan observasi itu dilakukan
dengan cara-cara yang masuk akal sehingga terjangkau oleh penalaran manusia.
Pendataan yang bertujuan memperoleh data secara langsung/turun kelapangan
dengan di Jalan wonosari km 24 Yogyakarta.
HASIL DAN PEMBAHASAN
MARSHALL,VOL.2,NO.1, JANUARI 2014 32
Mulai
Data:
Lebar jalan (m)
Sambungan (joint) melintang dan
memanjang
Tebal plat
Selesai
Analisis Perhitungan Tebal Pelat... (Ibnu Arief, R. Surya Legawa K, Eka Afrianti S,
Elia Emisasmita/ Hal. 1-15)
Dalam perencanaan perhitungan tebal plat rigid pavement pada American
Assocation of State High-Way and Transportation Official guide for design of
pavement structures (AASHTO 2009), diberikan parameter-parameter perencanaan
secara praktis. AASHTO 2009 memberikan langkah-langkah, parameter dan
prosedur berikut :
1. Traffic Design (Analisis Lalu Lintas)
a. Umur Rencana
Untuk pelebaran jalan dimana struktur pengkarasannya adalah flexible
pavement dan pelebarannya dengan gabungan rigid pavement, maka diambil
umur rencana 10 tahun untk menyesuaikan umur rencana flexible pavement
itu sendiri.
b. Faktor distribusi arah (DD)
Mengacu pada AASHTO 2009, nilai faktor distribusi arah (DD) berkisar antara
0,3 – 0,7 dan biasanya diambil 0,5 (AASHTO halaman II-9).
c. Faktor Distribusi Lajur (DL)
Tabel 1. Faktor Distribusi Lajur (DL)
No. Jumlah Lajur Setiap Arah DL (%)
1 1 Arah 100
2 2 Arah 80 – 100
3 3 Arah 60 – 80
4 4 Arah 50 – 75
(Sumber : AASHTO 2009)
Dalam analisis ini jumlah lajur adalah 2 sehingga didapat D L = 80-100
d. Lalu lintas harian rata-rata (LHR)
Tabel 2. Penggolongan Kendaraan Bina marga No. 01/Mn/Bm/83:Mst1
No. Jenis Kendaraan Golongan
1 Sedan, jeep dan station wagon 2
2 Pick-up, combi 3
3 Truck 2 as (L). micro truck, mobilhantaran 4
4 Bus kecil 5a
5 Bus besar 5b
6 Truck 2 as (H) 6
7 Truck 3 as 7a
8 Trailer 4 as, truck gandengan 7b
9 Truck semi trailer 7c
(Sumber : AASHTO 2009)
Berdasarkan data lalu lintas dari Dinas Bina Marga Propinsi
JawaTengah, diperoleh:
Tabel 3. Data Lalu Lintas Harian Rata-rata Ruas Jalan Purworejo
No Tahun Jenis/ Golongan Kendaraan
1 2 3 4 5a 5b 6a 6b 7a 7b 7c 8
1 1999 3739 1031 844 1031 121 400 99 66 21 13 13 1980
2 2001 3930 1091 887 1084 127 420 104 69 22 14 14 2081
MARSHALL,VOL.2,NO.1, JANUARI 2014 33
Analisis Perhitungan Tebal Pelat... (Ibnu Arief, R. Surya Legawa K, Eka Afrianti S,
Elia Emisasmita/ Hal. 1-15)
3 2002 4675 1716 1100 856 483 368 1090 1090 255 0 0 1326
4 2005 1763 2019 1403 735 951 1082 2164 2776 334 5 14 2388
( Dinas Bina Marga Jawa Tengah)
(Sumber : Aziz & Nurhayati, 2011)
Keterangan:
1. Sepeda motor, sekuter, kendaraan roda tiga
2. Sedan, jip, station wagon (2 ton)
3. Opelet, combi, minibus (2 ton)
4. Pickup, microtruck, mobil hantaran (2 ton)
5. a) Bus kecil (5 ton)
b) Bus besar (8 ton)
6. a) Truk ringan 2 sumbu (10 ton)
b) Truk sedang 2 sumbu (13 ton)
7. a) Truk 3 sumbu (20 ton)
b) Truk gandeng (25 ton)
c) Truk semi trailer (30 ton)
8. Kendaraan tidak bermotor
e. Vehicle Damage Factor (VDF)
1) Jika dilakukan survey primer beban ganda kendaraan, maka digunakan
nilai VDF dari hasil survey tersebut.
2) Jika tidak dilakukan survey primer beban ganda kendaraan (untuk
kondisi dan proyek-proyek tertentu tidak dilaksanakan survey primer ini),
maka perlu dilakukan kajian VDF dengan mengambil data sekunder/
silinder/ literature dari berbagai sumber yang bisa mewakili analisis ruas
jalan yang akan direncanakan. Adapun sumber yang dapat dipakai, yaitu
:
a) Bina Marga Mst – 10 ton
b) Naasra Mst – 10 ton
c) Pustrans 2002
d) Cipularang 2002
e) Pantura 2003 Mst – 10 ton
f) Pustrans 2004 Semarang – Demak
g) Pustrans 2004 Yogyakarta – Sleman/ Tempel
MARSHALL,VOL.2,NO.1, JANUARI 2014 34
Analisis Perhitungan Tebal Pelat... (Ibnu Arief, R. Surya Legawa K, Eka Afrianti S,
Elia Emisasmita/ Hal. 1-15)
Tabel 16.Perhitungan Angka Ekuivalen Beban Sumbu Kendaraan
No. Tipe Kendaraan &
Konfigurasi Sumbu
Berat
total
(ton)
konfigurasi beban sumbu roda (ton) Vehicle
Damage
Factor
Depan
ST,RT
Belakang
ke-1 ke-2 ke-3 ke-4 ke-
5
1 Sedan,
jeep dan
Station
Wagon
2 1.1 2.00 1.00 1.00
ST,
RT
0,0005
2 Pick-up,
combi
3 1.2 8.30 2.82 5.48
ST,
RG
0,2174
3 Truk 2 as
(L).micro
truck,
mobil
hantaran
4 1.2L 8.30 2.82 5.48
ST,
RG
0,2174
4 Bus kecil 5a 1.2 8.30 2.82 5.48
ST,
RG
0,2174
5 Bus besar 5b 1.2 9.00 3.06 5.94
ST,
RG
0,3006
6 Truk 2 as
(H)
6 1.2H 15.15 5.15 10.00
ST,
RG
2,4159
7 Truk 3 as 7a 1.2.2 25.00 6.25 9.38
SG,
RG
9.38
SG,
RG
2,7416
8 Trailer 4
as, Truk
gandengan
7b 1.2 +
2.2
31.40 5.65 8.79
ST,
RG
8.48
ST,
RG
8.48
ST,
RG
3,9083
9 Truk semi
trailer
7c 1.2.2 +
2.2
40.13 5.88 10.00
SG,
RG
10.00
SG,
RG
7.00
SG,
RG
7.25
SG,
RG
4,1718
(Sumber : Bina Marga No. 1 /Mn/Bm/83: Mst – 10)
MARSHALL,VOL.2,NO.1, JANUARI 2014 35
Analisis Perhitungan Tebal Pelat... (Ibnu Arief, R. Surya Legawa K, Eka Afrianti S,
Elia Emisasmita/ Hal. 1-15)
Dari beberapa analisis tersebut, selanjutnya dapat digunakan untuk
menghitung traffic design dengan rumus sebagai berikut :
365
1
18 xDxDxVDFxLHRW LDj
Nn
n
j∑= …………………………………
(1)
Dimana :
W18 = Traffic design pada lajur lalu lintas, Equivalent single axel load
LHRj = jumlah lalu lintas harian rata-rata 2 arah untuk kendaraan jenis j
VDFj = Vehicle damage factor untuk jenis j
DD = Faktor distribusi arah
DL = Faktor distribusi lajur
N1 = Lalu lintas pada tahun pertama jalan dibuka
Nn = Lalu lintas pada akhir umur jalan
Sehingga didapatkan nilai W 18 sebagai berikut:
Tabel 4. Tabel Perhitungan ESAL dengan Ms. Exel
VDF LHR Dd DL W18
0,0005 201
9
0,5 0,9 165,810375
0,2174 140
3
0,5 0,9 50098,25385
0,2174 735 0,5 0,9 26245,34325
0,2174 951 0,5 0,9 33958,26045
0,3006 108
2
0,5 0,9 53422,1811
24,1590 494
0
0,5 0,9 19602491,81
27,4160 334 0,5 0,9 1504028,052
39,0830 5 0,5 0,9 32096,91375
41,7180 14 0,5 0,9 95930,541
Jumlah 21398437,16
2. Reability
Tabel 5. Reability (R) : AASHTO 2009
MARSHALL,VOL.2,NO.1, JANUARI 2014 36
No. KlasifikasiJalan Reability (R)
Urban Rural
1 JalanTol 85 – 99,9 80 – 99,9
2 JalanArteri 80 – 99 75 – 95
3 JalanKolektor 80 – 95 75 – 95
4 JalanLokal 50 – 80 50 – 80
Analisis Perhitungan Tebal Pelat... (Ibnu Arief, R. Surya Legawa K, Eka Afrianti S,
Elia Emisasmita/ Hal. 1-15)
Klasifikasi jalan yang digunakan dalam analisis ini adalah arteri urban (80-99)
a. Standard Normal Deviation
Dari data ditas diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 6. Hasil Reliability dan Standard Normal Deviation
R(%) ZR
80 -0,841
89,5 -1,2575
99 -2,327
b. Standard Deviation (So)
Standard deviation untuk rigid pavement : S o = 0,30-0,40 (AASHTO, 2009)
3. Serviceability loss
Standard deviation untuk rigid pavement : S o = 0,30-0,40
(AASHTO, 2009)
Terminal serviceability index : pt = 2,5 (AASHTO, 2009)
Initial serviceabilit : p o = 4,5 (AASHTO, 2009)
Total loss of serviceability : ∆PSI = p o – p t =2…….............................................(2)
Tabel 7. Parameter desain R, ZR, So
No Parameter Angka
Tengah
Batas
Bawah
Batas
Atas
1 Reliability (R) 89,5 80 99
2 Standard Normal
Deviation (ZR)
-1,2575 -0,841 -2,327
3 Standard lDeviation
(So)
0,35 0,30 0,40
(Sumber: AASHTO 2009)
4. California Bearing Ratio (CBR)
Spesifikasi jalan mensyaratkan CBR tanah minimum 6%, makaModulus of
subgrade reaction (k) :
a. CBR = 6
k = = = = 464 pci .........................................................(3)
MARSHALL,VOL.2,NO.1, JANUARI 2014 37
Analisis Perhitungan Tebal Pelat... (Ibnu Arief, R. Surya Legawa K, Eka Afrianti S,
Elia Emisasmita/ Hal. 1-15)
Rigid Pavement menggunakan Wet Loan Concrete dibawah plat beton tebal
7 cm. Koreksi effective modulus of subgrade reaction, didapat k=160 pci.
Gambar 1. Grafik Grafik CBR
(Sumber : AASHTO 2009, halaman II-42)
b. CBR = 5
Spesifikasi jalan mensyaratkan CBR tanah minimum 6%, maka Modulus
of subgrade reaction (k) :
k = = = = 387 pci .........................................................(4)
Rigid Pavement menggunakan Wet Loan Concrete dibawah plat beton tebal
7 cm. Koreksi effective modulus of subgrade reaction, didapat k=130 pci.
MARSHALL,VOL.2,NO.1, JANUARI 2014 38
Analisis Perhitungan Tebal Pelat... (Ibnu Arief, R. Surya Legawa K, Eka Afrianti S,
Elia Emisasmita/ Hal. 1-15)
Gambar 2. Grafik Grafik CBR
(Sumber : AASHTO 2009, halaman II-42)
c. CBR = 4
Spesifikasi jalan mensyaratkan CBR tanah minimum 6%, maka Modulus
of subgrade reaction (k) :
k = = = = 309 pci .........................................................(5)
Rigid Pavement menggunakan Wet Loan Concrete dibawah plat beton tebal
7 cm. Koreksi effective modulus of subgrade reaction, didapat k=110 pci
MARSHALL,VOL.2,NO.1, JANUARI 2014 39
Analisis Perhitungan Tebal Pelat... (Ibnu Arief, R. Surya Legawa K, Eka Afrianti S,
Elia Emisasmita/ Hal. 1-15)
Gambar 3. Grafik Grafik CBR
(Sumber : AASHTO 2009, halaman II-42)
5. Kuat Tekan Beton
Di Indonesia yang menjadi ketentuan parameter utama adalah flexural strength
yaitu Sc’ = 45 kg/m2
. Maka perlu dicari nilai kuat tekan beton dengan persamaan
sebagai berikut :
fr = 0,70 .........................................................................................(6)
Dimana fr = Flexural strength = S c ’
fc’ = Kuat tekan beton
Sc’ = 45 kg/m2
= 45 x 0,084 = 3,8 Mpa = fr ............................................(7)
fr = 0,70 .........................................................................................(8)
3,78 = 0,70 ........................................................................................(9)
fc’ = 29,16 Mpa = = 34,14 kg/m2
..................................................(10)
Jika ditinjau dengan menggunakan fc = 375 kg/m2
fc = 375 x 0,084 = 31,5 Mpa ...............................................................(11)
fr = 0,70 = 0,70 = 3,93 Mpa = 3,93 x 0,084 = 46,77
kg/m2
...................................................................................................................(12)
Dari pendekatan diatas, diperoleh tabel sebagai berikut:
Tabel 8. Hasil Perhitungan Kuat Tekan Beton
No Kuat Tekan (kg/m2
) Flexural Strength
(kg/m2
)
1 34,14 45
2 350 45,18
3 375 46,77
Modulus Elastisitas Beton (Ec)
fc’ = 350x 14,22 = 4977 psi ..............................................................(13)
Ec = 57000 = 57000 = 4.020.000 psi ............................(14)
6. Flexural Strength
Flexural Strength (modulus of rupture) ditetapkan sesuai spesifikasi pekerjaan. Di
Indonesia umumnya digunakan Sc’ = 45 kg/ cm2
.
MARSHALL,VOL.2,NO.1, JANUARI 2014 40
Analisis Perhitungan Tebal Pelat... (Ibnu Arief, R. Surya Legawa K, Eka Afrianti S,
Elia Emisasmita/ Hal. 1-15)
7. Drainage Coefficient
Berdasarkan pendekatan hidrologi di Indonesia dan dari literatute serta sumber
yang ada, nilai drainage coefficient dapat didekati.
a. Penetapan variabel prosen perkerasan terkena air
Koefisien pangaliran (C) :
Tabel 9. Tabel koefisien pengaliran
Koefisien
Pengaliran
C 0,70 0,75 0,80 0,85 0,90 0,95
Binkot jalan
beton
dan
aspal
0.70-
0.95
Imam
Subarkah
jalan
aspal
0.70-
0.95
T jalan
beton
0.80-
0.95
Interval C
terpilih
0.80-
0.95
T C yang
mewakili
0.875
(Sumber: AASHTO 2009)
keterangan:
T jam = 3 jam per hari
T hari = 103 hari hujan dalam setahun
C = 0,875 = 87,5 %
WL = 100 – C =100 – 87,5 = 12,5 % .....................................................(15)
Pheff = x x 125 x 100 = 44 % ........................................................(16)
Dengan dasar pendekatan tersebut, maka dapat digunakan angka
presentase struktur perkerasan dalam satu tahun terkena air sampai tingkat
saturated< 1%.
1) Penetapan variable mutu drainase
Pendekatan dengan lama dan frekuensi hujan, yang rata-rata terjadi
kurang dari 3 jam per hari dan jarang sekali terjadi hujan terus menerus
selama 1 minggu, dapat diambil pendekatan drainase.
Tabel 10. Koefisien drainasi
MARSHALL,VOL.2,NO.1, JANUARI 2014 41
Analisis Perhitungan Tebal Pelat... (Ibnu Arief, R. Surya Legawa K, Eka Afrianti S,
Elia Emisasmita/ Hal. 1-15)
(Sumber: AASHTO 2009)
Untuk kondisi ini, diambil quality of drainage : Fair-good
2) Penetapan drainage coefficient
Persen perkerasan dalam satu tahun terkena air sampai tingkat
saturated< 1% Mutu drainase :fair-good
Dari pendekatan 2 variabel diatas didapat drainage coefficient : Cd = 1,15
Tabel 11. Tabel drainage coefficient
Drainage coefificient Cd 1,10 1,15 1,20
Good
1,15-
1,20
Fair
1,10-
1,15
Interval Cd 1,15
Cd yang mewakili 1,15 1,15
(Sumber: AASHTO 2009)
MARSHALL,VOL.2,NO.1, JANUARI 2014 42
Percent of time pavement structure is exposed to
moisture levels approaching saturation
Quality of
Drainage < 1 % 1-5 % 5-25 % > 25 %
Exellent 1,25-1,20 1,20-1,15 1,15-1,10 1,10
Good 1,20-1,15 1,15-1,10 1,10-1,00 1,00
Fair 1,15-1,10 1,10-1,00 1,00-0,90 0,90
Poor 1,10-1,00 1,00-0,90 0,90-0,80 0,80
Very poor 1,00-0,90 0,90-0,80 0,80-0,70 0,70
Analisis Perhitungan Tebal Pelat... (Ibnu Arief, R. Surya Legawa K, Eka Afrianti S,
Elia Emisasmita/ Hal. 1-15)
8. Load Transfer Coefficient
Penetapan pendekatan parameter load transfer menurut AASHTO 2009,
meliputi :
a. Joint and dowel, J = 2,5 – 3,1
b. Overlay design, J = 2,2 – 2,6
Tabel 12. Tabel Load Transfer
Pavement
Type
Nilai
J
2,2 2,3 2,4 2,5 2,6 2,7 2,8 2,9 3,0 3,1
Plain
Joited &
Jointed
Reinferee
d
2,5-
3,1
Overlay
Design
2,2-
2,6
Interval J
Terpilih
2,5-
2,6
J yang
Mewakili
2,55
2,25
(Sumber: AASHTO 2009)
Load transfer coefficient, diambil J = 2,55
MARSHALL,VOL.2,NO.1, JANUARI 2014 43
Analisis Perhitungan Tebal Pelat... (Ibnu Arief, R. Surya Legawa K, Eka Afrianti S,
Elia Emisasmita/ Hal. 1-15)
Tabel 13. Rangkuman Parameter Desain Tebal Pelat Beton Rigid Pavement
No. Parameter Satuan Angka tengah Batas bawah Batas atas
1. Umur Rencana Tahun 10 10 10
2. Lalu Lintas, ESAL - 21398437,16 21398437,16 21398437,16
3. Terminal
Serviceability (pt)
- 2,5 2,5 2,5
4. Initial Serviceability
(po)
- 4,5 4,5 4,5
5. Serviceability loss :
∆PSI = po – pt
- 2 2 2
6. Reliability (R) % 89,5 80 99
7. Standard Normal
deviation (ZR)
- -1,2575 -0,841 -2,327
8. Standard Deviation
(So)
- 0.35 0,30 0,40
9. CBR % 5 4 6
10. Modulus Reaksi
Tanah Dasar (k)
Pci 130 110 160
11. Kuat Tekan (fc’) kg/cm2
350 350 350
12. Modulus Elastisitas
Beton (Ec)
Psi 4.020.000 4.020.000 4.020.000
13. Flexural Strenght
(S’c)
Psi 640 640 640
14. Drainage
Coefficient (Cd)
- 1,15 1,10 1,20
15. Load Transfer
Coefficient (J)
- 2,55 2,50 2,60
MARSHALL,VOL.2,NO.1, JANUARI 2014 44
Analisis Perhitungan Tebal Pelat... (Ibnu Arief, R. Surya Legawa K, Eka Afrianti S,
Elia Emisasmita/ Hal. 1-15)
Rumus Tebal Plat
1. Rumus persamaan tebal plat :
Log10 w18 = ZR S0 + 7,35 LOG 10 (D + 1) – 0,06 + + (4,22 – 0,32
pt) x log 10 ...................................................................(17)
Log10 21398437,16 = (-1,2575 x 0,35) + 7,35 log10 (D+1) – 0,06 + +
+ (4,22 – ( 0,32 x2,5 ) ) x log 10
.........................................................................................................................
(18)
2. Tabel hasil perhitungan tebal plat dengan Ms. Exel
Tabel 14. Hasil Tebal Plat Menggunakan Perhitungan Ms. Exel
D 24 9,448818898 inch
W18 21398437,16
ZR -1,2575
S0 0,35
PSI 2
PO 4,5
P 2,5
Sc' 640 Pci
Cd 1,15
J 2,55
Ec 4020000 Psi
K 130 pci
MARSHALL,VOL.2,NO.1, JANUARI 2014 45
Analisis Perhitungan Tebal Pelat... (Ibnu Arief, R. Surya Legawa K, Eka Afrianti S,
Elia Emisasmita/ Hal. 1-15)
SIMPULAN
1. Parameter Tebal Plat Rigid Pavement
a. Traffic Design ( Annalisis lalu-lintas/Dsain ESAL ) diperoleh sebesar
21398437, 16
b. Reliability diperoleh sebesar 89,5 %
c. Serviceability loss diperoleh sebesar 2,00
d. California Bearing Ratio, (CBR)
e. CBR 6 = 160 pci
f. CBR 5 = 130 pci
g. CBR 4 = 110 pci
h. Kuat tekan beton yang digunakan adalah 350 kg/cm2
i. Flexural strength yang digunakan adalah 640 psi
j. Drainage coefficient diperoleh sebesar 1,15
k. Load transfer coefficient yang digunakan sebesar 2,55
2. Tebal plat Rigid Pavement
Dari persamaan tebal plat (D) dengan parameter diatas diperoleh tebal plat
sebesar 9,449 inch atau 24 cm.
DARTAR RUJUKAN
[1] AASHTO, American Association of State Highway and Transportation
Official,Guide for Design of Pavement Structures 2009.
[2] Rizzak Fuadhi, dkk, 2012, Makalah Konstruksi Jalan Kekerasan Jalan (Rigid
Pavement)
[3] Puguh Samudro, dkk, 2011, Makalah Konstruksi Jalan Perkerasan Jalan
(Rigid Pavement)
MARSHALL,VOL.2,NO.1, JANUARI 2014 46

More Related Content

What's hot

Pengantar geometrik-jalan ppt
Pengantar geometrik-jalan pptPengantar geometrik-jalan ppt
Pengantar geometrik-jalan pptIskandar Kyoto
 
laporan Rancangan perkerasan jalan Raya I
laporan Rancangan perkerasan jalan Raya Ilaporan Rancangan perkerasan jalan Raya I
laporan Rancangan perkerasan jalan Raya Imas_weri
 
Makalah senior
Makalah seniorMakalah senior
Makalah seniordedcay
 
Tinjauan Desain Geometrik Jalan Subaim - Buli Ruas Jalan Uni-uni Kab. Halmahe...
Tinjauan Desain Geometrik Jalan Subaim - Buli Ruas Jalan Uni-uni Kab. Halmahe...Tinjauan Desain Geometrik Jalan Subaim - Buli Ruas Jalan Uni-uni Kab. Halmahe...
Tinjauan Desain Geometrik Jalan Subaim - Buli Ruas Jalan Uni-uni Kab. Halmahe...Djunaidi Syalat
 
Geometrik jalan raya
Geometrik jalan rayaGeometrik jalan raya
Geometrik jalan rayaFahmi Ula
 
Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)
Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)
Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)andribacotid
 
Dasar teori tentang jalan
Dasar teori tentang jalanDasar teori tentang jalan
Dasar teori tentang jalanArtdian Hudaya
 
Rekayasa lalu lintas dan persimpangan jalan
Rekayasa lalu lintas dan persimpangan jalanRekayasa lalu lintas dan persimpangan jalan
Rekayasa lalu lintas dan persimpangan jalanAli Asnan
 
92237340 perancangan-geometrik-jalan-teori
92237340 perancangan-geometrik-jalan-teori92237340 perancangan-geometrik-jalan-teori
92237340 perancangan-geometrik-jalan-teoripooja khan
 
PEMILIHAN TEKNIK PERBAIKAN PERKERASAN JALAN DAN BIAYA PENANGANANNYA
PEMILIHAN TEKNIK PERBAIKAN PERKERASAN JALAN DAN BIAYA PENANGANANNYA PEMILIHAN TEKNIK PERBAIKAN PERKERASAN JALAN DAN BIAYA PENANGANANNYA
PEMILIHAN TEKNIK PERBAIKAN PERKERASAN JALAN DAN BIAYA PENANGANANNYA Debora Elluisa Manurung
 
Antrian Lampu Merah
Antrian Lampu MerahAntrian Lampu Merah
Antrian Lampu MerahZuhri Yahya
 
Materi Kuliah Rekayasa Lalu Lintas
Materi Kuliah Rekayasa Lalu LintasMateri Kuliah Rekayasa Lalu Lintas
Materi Kuliah Rekayasa Lalu Lintasmia ermawati
 

What's hot (20)

Pengantar geometrik-jalan ppt
Pengantar geometrik-jalan pptPengantar geometrik-jalan ppt
Pengantar geometrik-jalan ppt
 
laporan Rancangan perkerasan jalan Raya I
laporan Rancangan perkerasan jalan Raya Ilaporan Rancangan perkerasan jalan Raya I
laporan Rancangan perkerasan jalan Raya I
 
Makalah senior
Makalah seniorMakalah senior
Makalah senior
 
Tinjauan Desain Geometrik Jalan Subaim - Buli Ruas Jalan Uni-uni Kab. Halmahe...
Tinjauan Desain Geometrik Jalan Subaim - Buli Ruas Jalan Uni-uni Kab. Halmahe...Tinjauan Desain Geometrik Jalan Subaim - Buli Ruas Jalan Uni-uni Kab. Halmahe...
Tinjauan Desain Geometrik Jalan Subaim - Buli Ruas Jalan Uni-uni Kab. Halmahe...
 
pengantar rekayasa lalu lintas
pengantar rekayasa lalu lintaspengantar rekayasa lalu lintas
pengantar rekayasa lalu lintas
 
Geometrik jalan raya
Geometrik jalan rayaGeometrik jalan raya
Geometrik jalan raya
 
Perancangan Geometrik Jalan
Perancangan Geometrik JalanPerancangan Geometrik Jalan
Perancangan Geometrik Jalan
 
Survey lalu lintas kelompok 6
Survey lalu lintas kelompok 6Survey lalu lintas kelompok 6
Survey lalu lintas kelompok 6
 
Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)
Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)
Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)
 
Jalan Angkut Tambang
Jalan Angkut TambangJalan Angkut Tambang
Jalan Angkut Tambang
 
Bab 5 . topik 5.1 4 (alinyemen horizontal)
Bab 5 . topik 5.1 4 (alinyemen horizontal)Bab 5 . topik 5.1 4 (alinyemen horizontal)
Bab 5 . topik 5.1 4 (alinyemen horizontal)
 
Dasar teori tentang jalan
Dasar teori tentang jalanDasar teori tentang jalan
Dasar teori tentang jalan
 
Rekayasa lalu lintas dan persimpangan jalan
Rekayasa lalu lintas dan persimpangan jalanRekayasa lalu lintas dan persimpangan jalan
Rekayasa lalu lintas dan persimpangan jalan
 
92237340 perancangan-geometrik-jalan-teori
92237340 perancangan-geometrik-jalan-teori92237340 perancangan-geometrik-jalan-teori
92237340 perancangan-geometrik-jalan-teori
 
Jalan tambang
Jalan tambangJalan tambang
Jalan tambang
 
PEMILIHAN TEKNIK PERBAIKAN PERKERASAN JALAN DAN BIAYA PENANGANANNYA
PEMILIHAN TEKNIK PERBAIKAN PERKERASAN JALAN DAN BIAYA PENANGANANNYA PEMILIHAN TEKNIK PERBAIKAN PERKERASAN JALAN DAN BIAYA PENANGANANNYA
PEMILIHAN TEKNIK PERBAIKAN PERKERASAN JALAN DAN BIAYA PENANGANANNYA
 
Bab 1,2,3,4,5
Bab 1,2,3,4,5Bab 1,2,3,4,5
Bab 1,2,3,4,5
 
Bab i jalan raya
Bab i jalan rayaBab i jalan raya
Bab i jalan raya
 
Antrian Lampu Merah
Antrian Lampu MerahAntrian Lampu Merah
Antrian Lampu Merah
 
Materi Kuliah Rekayasa Lalu Lintas
Materi Kuliah Rekayasa Lalu LintasMateri Kuliah Rekayasa Lalu Lintas
Materi Kuliah Rekayasa Lalu Lintas
 

Similar to Tebal Pelat Rigid

Perkerasan lentur dan kaku
Perkerasan lentur dan kakuPerkerasan lentur dan kaku
Perkerasan lentur dan kakueniwijayanti
 
panduan teknis 3 keselamatan di lokasi pekerjaan jalan 3
panduan teknis 3 keselamatan di lokasi pekerjaan jalan 3panduan teknis 3 keselamatan di lokasi pekerjaan jalan 3
panduan teknis 3 keselamatan di lokasi pekerjaan jalan 3Yuni
 
analisa kapasitas dan tingkat pelayanan.
analisa kapasitas dan tingkat pelayanan.analisa kapasitas dan tingkat pelayanan.
analisa kapasitas dan tingkat pelayanan.Ardi Bato'v Patimang
 
contoh presentasi seminar proposal skripsi teknik sipil
contoh presentasi seminar proposal skripsi teknik sipilcontoh presentasi seminar proposal skripsi teknik sipil
contoh presentasi seminar proposal skripsi teknik sipilNengHodijatulKubro07
 
DESAIN PERKERASAN LENTUR DAN KAKU
DESAIN PERKERASAN LENTUR DAN KAKUDESAIN PERKERASAN LENTUR DAN KAKU
DESAIN PERKERASAN LENTUR DAN KAKUAldiNugrohoK
 
(MKJI) manual kapasitas jalan indonesia
(MKJI) manual kapasitas jalan indonesia(MKJI) manual kapasitas jalan indonesia
(MKJI) manual kapasitas jalan indonesiaMira Pemayun
 
7. leo-sentosa-asri-a-vol.19-no.2
7. leo-sentosa-asri-a-vol.19-no.27. leo-sentosa-asri-a-vol.19-no.2
7. leo-sentosa-asri-a-vol.19-no.2ergi bari
 
perencanaan gemotri jalan
perencanaan gemotri jalanperencanaan gemotri jalan
perencanaan gemotri jalanAhmad Wiratama
 
PCI -486355-none-6ed0d570.pdf
PCI -486355-none-6ed0d570.pdfPCI -486355-none-6ed0d570.pdf
PCI -486355-none-6ed0d570.pdfSiahaan2
 
TUGAS BESAR GEOMETRIK JALAN RAYA
TUGAS BESAR GEOMETRIK JALAN RAYATUGAS BESAR GEOMETRIK JALAN RAYA
TUGAS BESAR GEOMETRIK JALAN RAYAAristo Amir
 
7 manual kapasitas-jalan-indonesia mkji 1997
7 manual kapasitas-jalan-indonesia mkji 19977 manual kapasitas-jalan-indonesia mkji 1997
7 manual kapasitas-jalan-indonesia mkji 1997Adam Izu Muzaki
 
1675 manual kapasitas jalan indonesian (mkji)
1675 manual kapasitas jalan indonesian (mkji)1675 manual kapasitas jalan indonesian (mkji)
1675 manual kapasitas jalan indonesian (mkji)WSKT
 

Similar to Tebal Pelat Rigid (20)

Perkerasan lentur dan kaku
Perkerasan lentur dan kakuPerkerasan lentur dan kaku
Perkerasan lentur dan kaku
 
Fstpt7 kanalisasi
Fstpt7 kanalisasiFstpt7 kanalisasi
Fstpt7 kanalisasi
 
panduan teknis 3 keselamatan di lokasi pekerjaan jalan 3
panduan teknis 3 keselamatan di lokasi pekerjaan jalan 3panduan teknis 3 keselamatan di lokasi pekerjaan jalan 3
panduan teknis 3 keselamatan di lokasi pekerjaan jalan 3
 
analisa kapasitas dan tingkat pelayanan.
analisa kapasitas dan tingkat pelayanan.analisa kapasitas dan tingkat pelayanan.
analisa kapasitas dan tingkat pelayanan.
 
Modul 8-PPJ.pdf
Modul 8-PPJ.pdfModul 8-PPJ.pdf
Modul 8-PPJ.pdf
 
Outline ta mardi
Outline ta mardiOutline ta mardi
Outline ta mardi
 
contoh presentasi seminar proposal skripsi teknik sipil
contoh presentasi seminar proposal skripsi teknik sipilcontoh presentasi seminar proposal skripsi teknik sipil
contoh presentasi seminar proposal skripsi teknik sipil
 
DESAIN PERKERASAN LENTUR DAN KAKU
DESAIN PERKERASAN LENTUR DAN KAKUDESAIN PERKERASAN LENTUR DAN KAKU
DESAIN PERKERASAN LENTUR DAN KAKU
 
Bab ii mitha
Bab ii mithaBab ii mitha
Bab ii mitha
 
(MKJI) manual kapasitas jalan indonesia
(MKJI) manual kapasitas jalan indonesia(MKJI) manual kapasitas jalan indonesia
(MKJI) manual kapasitas jalan indonesia
 
Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) 1997
Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) 1997Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) 1997
Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) 1997
 
7. leo-sentosa-asri-a-vol.19-no.2
7. leo-sentosa-asri-a-vol.19-no.27. leo-sentosa-asri-a-vol.19-no.2
7. leo-sentosa-asri-a-vol.19-no.2
 
perencanaan gemotri jalan
perencanaan gemotri jalanperencanaan gemotri jalan
perencanaan gemotri jalan
 
Fstpt10 agung-rev
Fstpt10 agung-revFstpt10 agung-rev
Fstpt10 agung-rev
 
PCI -486355-none-6ed0d570.pdf
PCI -486355-none-6ed0d570.pdfPCI -486355-none-6ed0d570.pdf
PCI -486355-none-6ed0d570.pdf
 
TUGAS BESAR GEOMETRIK JALAN RAYA
TUGAS BESAR GEOMETRIK JALAN RAYATUGAS BESAR GEOMETRIK JALAN RAYA
TUGAS BESAR GEOMETRIK JALAN RAYA
 
MKJI 2007
MKJI 2007MKJI 2007
MKJI 2007
 
7 manual kapasitas-jalan-indonesia mkji 1997
7 manual kapasitas-jalan-indonesia mkji 19977 manual kapasitas-jalan-indonesia mkji 1997
7 manual kapasitas-jalan-indonesia mkji 1997
 
Mkji1997 2
Mkji1997 2Mkji1997 2
Mkji1997 2
 
1675 manual kapasitas jalan indonesian (mkji)
1675 manual kapasitas jalan indonesian (mkji)1675 manual kapasitas jalan indonesian (mkji)
1675 manual kapasitas jalan indonesian (mkji)
 

More from E Sanjani

jurnal Konstruksi jalan
jurnal Konstruksi jalanjurnal Konstruksi jalan
jurnal Konstruksi jalanE Sanjani
 
Bahan bangunan II
Bahan bangunan IIBahan bangunan II
Bahan bangunan IIE Sanjani
 
Psikologi pendidikan
 Psikologi pendidikan Psikologi pendidikan
Psikologi pendidikanE Sanjani
 
Laporan beton
Laporan betonLaporan beton
Laporan betonE Sanjani
 
Gambar kontruksi bangunan "Irigasi"
Gambar kontruksi bangunan "Irigasi"Gambar kontruksi bangunan "Irigasi"
Gambar kontruksi bangunan "Irigasi"E Sanjani
 
Jurnal jembatan rangka baja
Jurnal jembatan rangka bajaJurnal jembatan rangka baja
Jurnal jembatan rangka bajaE Sanjani
 
Jurnal jembatan rangka baja
Jurnal jembatan rangka bajaJurnal jembatan rangka baja
Jurnal jembatan rangka bajaE Sanjani
 
Jurnal jembatan
Jurnal jembatan Jurnal jembatan
Jurnal jembatan E Sanjani
 

More from E Sanjani (8)

jurnal Konstruksi jalan
jurnal Konstruksi jalanjurnal Konstruksi jalan
jurnal Konstruksi jalan
 
Bahan bangunan II
Bahan bangunan IIBahan bangunan II
Bahan bangunan II
 
Psikologi pendidikan
 Psikologi pendidikan Psikologi pendidikan
Psikologi pendidikan
 
Laporan beton
Laporan betonLaporan beton
Laporan beton
 
Gambar kontruksi bangunan "Irigasi"
Gambar kontruksi bangunan "Irigasi"Gambar kontruksi bangunan "Irigasi"
Gambar kontruksi bangunan "Irigasi"
 
Jurnal jembatan rangka baja
Jurnal jembatan rangka bajaJurnal jembatan rangka baja
Jurnal jembatan rangka baja
 
Jurnal jembatan rangka baja
Jurnal jembatan rangka bajaJurnal jembatan rangka baja
Jurnal jembatan rangka baja
 
Jurnal jembatan
Jurnal jembatan Jurnal jembatan
Jurnal jembatan
 

Recently uploaded

Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studiossuser52d6bf
 
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.pptSonyGobang1
 
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxmuhammadrizky331164
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++FujiAdam
 
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptxMuhararAhmad
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaRenaYunita2
 

Recently uploaded (6)

Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
 
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
 
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
 
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
 

Tebal Pelat Rigid

  • 1. Analisis Perhitungan Tebal Pelat... (Ibnu Arief, R. Surya Legawa K, Eka Afrianti S, Elia Emisasmita/ Hal. 1-15) ANALISIS PERHITUNGAN TEBAL PELAT RIGID PAVEMENT (Studi Kasus Perhitungan Tebal Pelat Rigid Pavement Ruas jalan Wonosari km 24, Patuk, Gunung Kidul, Yogyakarta) 1 Ibnu Arief, 2 R.Surya Legawa K, 3 Eka Afrianti Sanjani, 4 Elia Emisasmita 1,2,3,4 Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan, FT UNY xchaca@y7mail.com ABSTRAK Volume lalulintas di jalan raya akhir-akhir ini semakin meningkat, tetapi tidak sebanding dengan peningkatan jalan yang ada. Hal ini yang menyebabkan terjadinya kerusakan jalan yang mengakibatkan kendala dan permasalahan yang terjadi di lalulintas. Untuk menanggulangi permasalahan yang terjadi, maka digunakan metode perkerasan kaku (rigid pavement), dari hal tersebut penelitian ini bertujuan menghitung tebal pelat yang mana akan harus diketahui sebelum pembuatan rigid pavement. Penelitian dilakukan dengan metode survey dan dilakukan di Ruas jalan wonosari km 24 ,patuk, gunung kidul, Yogyakarta selama 1 hari tanggal 30 september 2013 pukul 12.00-14.00 WIB. Berdasarkan analisis yang telah kami lakukan, tebal pelat rigid pavement di ruas jalan wonosari km 24 ,patuk, gunung kidul, Yogyakarta adalah 9,449 inch atau 24 cm. Kata kunci : Perkerasan kaku (Rigid Pavement), tebal pelat. PENDAHULUAN Jalan raya juga harus dibuat dengan aman, cepat, tepat, nyaman,efisien dan ekonomis. Agar transportasi berjalan sedemikiaan rupa maka jalan harus mempunyai pelengkap sesuai standar yang telah ditentukan faktor geometrik, perkerasan jalan,an lain-lainl. Perkerasan jalan terdiri atas dua jenis, yaitu perkerasan lentur yang bahan pengikatnya adalah aspal dan perkerasan kaku dengan semen sebagai bahan pengikatnya yang jalannya biasa juga disebut jalan beton (rigid pavement). Jalan beton (rigid pavement) merupakan suatu konstruksi perkerasan dimana menggunakan pelat beton yang terletak di atas pondasi atau langsung di atas tanah dasar pondasi. Pelat beton sendiri memerlukan perhatian khusus dan dalam pelaksanaannya dibutuhkan suatu ketelitian yang khusus juga seperti faktor-faktor alam yaitu : lapisan tanah, bentuk badan jalan, faktor drainase, keadaan cuaca dan iklim, dan lain-lain. Ruas jalan wonosasi km 24, Patuk, Gunung Kidul, Yogyakarta adalah jalan penghubung antar kabupaten dan merupakan jalan nasional yang memiliki banyak kontur naik turun dari yang mempunyai kelandaian tertentu dan banyaknya kendaraan-kendaraan berat seperti truck trailer, bus yang melewati jalan tersebut MARSHALL,VOL.2,NO.1, JANUARI 2014 31
  • 2. Analisis Perhitungan Tebal Pelat... (Ibnu Arief, R. Surya Legawa K, Eka Afrianti S, Elia Emisasmita/ Hal. 1-15) sehingga jalan tersebut dibuat rigid pavement dan dalam hal ini perlu diketahui tebal pelatnya. KAJIAN TEORI Rigit Pavement Rigid pavement adalah suatu konstruksi (perkerasan) dimana agregat sebagai bahan baku dan semen sebagai bahan ikatnya. Ada beberapa komponen konstruksi perkerasan kaku (rigid pavement) yaitu sebagai berikut : 1. Tanah Dasar (Subgrade) 2. Lapis Pondasi (Subbase) 3. Tulangan Pada perkerasan kaku (rigid pavement) terdapat dua jenis tulangan. Adapun kedua tulangan tersebut, yaitu : a. Tulangan plat yang pada umumnya berbentuk lembaran dan gulungan b. Tulangan sambungan terdiri atas tulangan sambungan melintang dan tulangan sambungan memanjang. 4. Sambungan (Joint) 5. Bound breaker di Atas subbase 6. Alur permukaan atau grooving/ brushing METODE Observasi perkerasan kaku yang dimaksud dalam observasi ini adalah pengambilan data secara rasional yang berarti kegiatan observasi itu dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal sehingga terjangkau oleh penalaran manusia. Pendataan yang bertujuan memperoleh data secara langsung/turun kelapangan dengan di Jalan wonosari km 24 Yogyakarta. HASIL DAN PEMBAHASAN MARSHALL,VOL.2,NO.1, JANUARI 2014 32 Mulai Data: Lebar jalan (m) Sambungan (joint) melintang dan memanjang Tebal plat Selesai
  • 3. Analisis Perhitungan Tebal Pelat... (Ibnu Arief, R. Surya Legawa K, Eka Afrianti S, Elia Emisasmita/ Hal. 1-15) Dalam perencanaan perhitungan tebal plat rigid pavement pada American Assocation of State High-Way and Transportation Official guide for design of pavement structures (AASHTO 2009), diberikan parameter-parameter perencanaan secara praktis. AASHTO 2009 memberikan langkah-langkah, parameter dan prosedur berikut : 1. Traffic Design (Analisis Lalu Lintas) a. Umur Rencana Untuk pelebaran jalan dimana struktur pengkarasannya adalah flexible pavement dan pelebarannya dengan gabungan rigid pavement, maka diambil umur rencana 10 tahun untk menyesuaikan umur rencana flexible pavement itu sendiri. b. Faktor distribusi arah (DD) Mengacu pada AASHTO 2009, nilai faktor distribusi arah (DD) berkisar antara 0,3 – 0,7 dan biasanya diambil 0,5 (AASHTO halaman II-9). c. Faktor Distribusi Lajur (DL) Tabel 1. Faktor Distribusi Lajur (DL) No. Jumlah Lajur Setiap Arah DL (%) 1 1 Arah 100 2 2 Arah 80 – 100 3 3 Arah 60 – 80 4 4 Arah 50 – 75 (Sumber : AASHTO 2009) Dalam analisis ini jumlah lajur adalah 2 sehingga didapat D L = 80-100 d. Lalu lintas harian rata-rata (LHR) Tabel 2. Penggolongan Kendaraan Bina marga No. 01/Mn/Bm/83:Mst1 No. Jenis Kendaraan Golongan 1 Sedan, jeep dan station wagon 2 2 Pick-up, combi 3 3 Truck 2 as (L). micro truck, mobilhantaran 4 4 Bus kecil 5a 5 Bus besar 5b 6 Truck 2 as (H) 6 7 Truck 3 as 7a 8 Trailer 4 as, truck gandengan 7b 9 Truck semi trailer 7c (Sumber : AASHTO 2009) Berdasarkan data lalu lintas dari Dinas Bina Marga Propinsi JawaTengah, diperoleh: Tabel 3. Data Lalu Lintas Harian Rata-rata Ruas Jalan Purworejo No Tahun Jenis/ Golongan Kendaraan 1 2 3 4 5a 5b 6a 6b 7a 7b 7c 8 1 1999 3739 1031 844 1031 121 400 99 66 21 13 13 1980 2 2001 3930 1091 887 1084 127 420 104 69 22 14 14 2081 MARSHALL,VOL.2,NO.1, JANUARI 2014 33
  • 4. Analisis Perhitungan Tebal Pelat... (Ibnu Arief, R. Surya Legawa K, Eka Afrianti S, Elia Emisasmita/ Hal. 1-15) 3 2002 4675 1716 1100 856 483 368 1090 1090 255 0 0 1326 4 2005 1763 2019 1403 735 951 1082 2164 2776 334 5 14 2388 ( Dinas Bina Marga Jawa Tengah) (Sumber : Aziz & Nurhayati, 2011) Keterangan: 1. Sepeda motor, sekuter, kendaraan roda tiga 2. Sedan, jip, station wagon (2 ton) 3. Opelet, combi, minibus (2 ton) 4. Pickup, microtruck, mobil hantaran (2 ton) 5. a) Bus kecil (5 ton) b) Bus besar (8 ton) 6. a) Truk ringan 2 sumbu (10 ton) b) Truk sedang 2 sumbu (13 ton) 7. a) Truk 3 sumbu (20 ton) b) Truk gandeng (25 ton) c) Truk semi trailer (30 ton) 8. Kendaraan tidak bermotor e. Vehicle Damage Factor (VDF) 1) Jika dilakukan survey primer beban ganda kendaraan, maka digunakan nilai VDF dari hasil survey tersebut. 2) Jika tidak dilakukan survey primer beban ganda kendaraan (untuk kondisi dan proyek-proyek tertentu tidak dilaksanakan survey primer ini), maka perlu dilakukan kajian VDF dengan mengambil data sekunder/ silinder/ literature dari berbagai sumber yang bisa mewakili analisis ruas jalan yang akan direncanakan. Adapun sumber yang dapat dipakai, yaitu : a) Bina Marga Mst – 10 ton b) Naasra Mst – 10 ton c) Pustrans 2002 d) Cipularang 2002 e) Pantura 2003 Mst – 10 ton f) Pustrans 2004 Semarang – Demak g) Pustrans 2004 Yogyakarta – Sleman/ Tempel MARSHALL,VOL.2,NO.1, JANUARI 2014 34
  • 5. Analisis Perhitungan Tebal Pelat... (Ibnu Arief, R. Surya Legawa K, Eka Afrianti S, Elia Emisasmita/ Hal. 1-15) Tabel 16.Perhitungan Angka Ekuivalen Beban Sumbu Kendaraan No. Tipe Kendaraan & Konfigurasi Sumbu Berat total (ton) konfigurasi beban sumbu roda (ton) Vehicle Damage Factor Depan ST,RT Belakang ke-1 ke-2 ke-3 ke-4 ke- 5 1 Sedan, jeep dan Station Wagon 2 1.1 2.00 1.00 1.00 ST, RT 0,0005 2 Pick-up, combi 3 1.2 8.30 2.82 5.48 ST, RG 0,2174 3 Truk 2 as (L).micro truck, mobil hantaran 4 1.2L 8.30 2.82 5.48 ST, RG 0,2174 4 Bus kecil 5a 1.2 8.30 2.82 5.48 ST, RG 0,2174 5 Bus besar 5b 1.2 9.00 3.06 5.94 ST, RG 0,3006 6 Truk 2 as (H) 6 1.2H 15.15 5.15 10.00 ST, RG 2,4159 7 Truk 3 as 7a 1.2.2 25.00 6.25 9.38 SG, RG 9.38 SG, RG 2,7416 8 Trailer 4 as, Truk gandengan 7b 1.2 + 2.2 31.40 5.65 8.79 ST, RG 8.48 ST, RG 8.48 ST, RG 3,9083 9 Truk semi trailer 7c 1.2.2 + 2.2 40.13 5.88 10.00 SG, RG 10.00 SG, RG 7.00 SG, RG 7.25 SG, RG 4,1718 (Sumber : Bina Marga No. 1 /Mn/Bm/83: Mst – 10) MARSHALL,VOL.2,NO.1, JANUARI 2014 35
  • 6. Analisis Perhitungan Tebal Pelat... (Ibnu Arief, R. Surya Legawa K, Eka Afrianti S, Elia Emisasmita/ Hal. 1-15) Dari beberapa analisis tersebut, selanjutnya dapat digunakan untuk menghitung traffic design dengan rumus sebagai berikut : 365 1 18 xDxDxVDFxLHRW LDj Nn n j∑= ………………………………… (1) Dimana : W18 = Traffic design pada lajur lalu lintas, Equivalent single axel load LHRj = jumlah lalu lintas harian rata-rata 2 arah untuk kendaraan jenis j VDFj = Vehicle damage factor untuk jenis j DD = Faktor distribusi arah DL = Faktor distribusi lajur N1 = Lalu lintas pada tahun pertama jalan dibuka Nn = Lalu lintas pada akhir umur jalan Sehingga didapatkan nilai W 18 sebagai berikut: Tabel 4. Tabel Perhitungan ESAL dengan Ms. Exel VDF LHR Dd DL W18 0,0005 201 9 0,5 0,9 165,810375 0,2174 140 3 0,5 0,9 50098,25385 0,2174 735 0,5 0,9 26245,34325 0,2174 951 0,5 0,9 33958,26045 0,3006 108 2 0,5 0,9 53422,1811 24,1590 494 0 0,5 0,9 19602491,81 27,4160 334 0,5 0,9 1504028,052 39,0830 5 0,5 0,9 32096,91375 41,7180 14 0,5 0,9 95930,541 Jumlah 21398437,16 2. Reability Tabel 5. Reability (R) : AASHTO 2009 MARSHALL,VOL.2,NO.1, JANUARI 2014 36 No. KlasifikasiJalan Reability (R) Urban Rural 1 JalanTol 85 – 99,9 80 – 99,9 2 JalanArteri 80 – 99 75 – 95 3 JalanKolektor 80 – 95 75 – 95 4 JalanLokal 50 – 80 50 – 80
  • 7. Analisis Perhitungan Tebal Pelat... (Ibnu Arief, R. Surya Legawa K, Eka Afrianti S, Elia Emisasmita/ Hal. 1-15) Klasifikasi jalan yang digunakan dalam analisis ini adalah arteri urban (80-99) a. Standard Normal Deviation Dari data ditas diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 6. Hasil Reliability dan Standard Normal Deviation R(%) ZR 80 -0,841 89,5 -1,2575 99 -2,327 b. Standard Deviation (So) Standard deviation untuk rigid pavement : S o = 0,30-0,40 (AASHTO, 2009) 3. Serviceability loss Standard deviation untuk rigid pavement : S o = 0,30-0,40 (AASHTO, 2009) Terminal serviceability index : pt = 2,5 (AASHTO, 2009) Initial serviceabilit : p o = 4,5 (AASHTO, 2009) Total loss of serviceability : ∆PSI = p o – p t =2…….............................................(2) Tabel 7. Parameter desain R, ZR, So No Parameter Angka Tengah Batas Bawah Batas Atas 1 Reliability (R) 89,5 80 99 2 Standard Normal Deviation (ZR) -1,2575 -0,841 -2,327 3 Standard lDeviation (So) 0,35 0,30 0,40 (Sumber: AASHTO 2009) 4. California Bearing Ratio (CBR) Spesifikasi jalan mensyaratkan CBR tanah minimum 6%, makaModulus of subgrade reaction (k) : a. CBR = 6 k = = = = 464 pci .........................................................(3) MARSHALL,VOL.2,NO.1, JANUARI 2014 37
  • 8. Analisis Perhitungan Tebal Pelat... (Ibnu Arief, R. Surya Legawa K, Eka Afrianti S, Elia Emisasmita/ Hal. 1-15) Rigid Pavement menggunakan Wet Loan Concrete dibawah plat beton tebal 7 cm. Koreksi effective modulus of subgrade reaction, didapat k=160 pci. Gambar 1. Grafik Grafik CBR (Sumber : AASHTO 2009, halaman II-42) b. CBR = 5 Spesifikasi jalan mensyaratkan CBR tanah minimum 6%, maka Modulus of subgrade reaction (k) : k = = = = 387 pci .........................................................(4) Rigid Pavement menggunakan Wet Loan Concrete dibawah plat beton tebal 7 cm. Koreksi effective modulus of subgrade reaction, didapat k=130 pci. MARSHALL,VOL.2,NO.1, JANUARI 2014 38
  • 9. Analisis Perhitungan Tebal Pelat... (Ibnu Arief, R. Surya Legawa K, Eka Afrianti S, Elia Emisasmita/ Hal. 1-15) Gambar 2. Grafik Grafik CBR (Sumber : AASHTO 2009, halaman II-42) c. CBR = 4 Spesifikasi jalan mensyaratkan CBR tanah minimum 6%, maka Modulus of subgrade reaction (k) : k = = = = 309 pci .........................................................(5) Rigid Pavement menggunakan Wet Loan Concrete dibawah plat beton tebal 7 cm. Koreksi effective modulus of subgrade reaction, didapat k=110 pci MARSHALL,VOL.2,NO.1, JANUARI 2014 39
  • 10. Analisis Perhitungan Tebal Pelat... (Ibnu Arief, R. Surya Legawa K, Eka Afrianti S, Elia Emisasmita/ Hal. 1-15) Gambar 3. Grafik Grafik CBR (Sumber : AASHTO 2009, halaman II-42) 5. Kuat Tekan Beton Di Indonesia yang menjadi ketentuan parameter utama adalah flexural strength yaitu Sc’ = 45 kg/m2 . Maka perlu dicari nilai kuat tekan beton dengan persamaan sebagai berikut : fr = 0,70 .........................................................................................(6) Dimana fr = Flexural strength = S c ’ fc’ = Kuat tekan beton Sc’ = 45 kg/m2 = 45 x 0,084 = 3,8 Mpa = fr ............................................(7) fr = 0,70 .........................................................................................(8) 3,78 = 0,70 ........................................................................................(9) fc’ = 29,16 Mpa = = 34,14 kg/m2 ..................................................(10) Jika ditinjau dengan menggunakan fc = 375 kg/m2 fc = 375 x 0,084 = 31,5 Mpa ...............................................................(11) fr = 0,70 = 0,70 = 3,93 Mpa = 3,93 x 0,084 = 46,77 kg/m2 ...................................................................................................................(12) Dari pendekatan diatas, diperoleh tabel sebagai berikut: Tabel 8. Hasil Perhitungan Kuat Tekan Beton No Kuat Tekan (kg/m2 ) Flexural Strength (kg/m2 ) 1 34,14 45 2 350 45,18 3 375 46,77 Modulus Elastisitas Beton (Ec) fc’ = 350x 14,22 = 4977 psi ..............................................................(13) Ec = 57000 = 57000 = 4.020.000 psi ............................(14) 6. Flexural Strength Flexural Strength (modulus of rupture) ditetapkan sesuai spesifikasi pekerjaan. Di Indonesia umumnya digunakan Sc’ = 45 kg/ cm2 . MARSHALL,VOL.2,NO.1, JANUARI 2014 40
  • 11. Analisis Perhitungan Tebal Pelat... (Ibnu Arief, R. Surya Legawa K, Eka Afrianti S, Elia Emisasmita/ Hal. 1-15) 7. Drainage Coefficient Berdasarkan pendekatan hidrologi di Indonesia dan dari literatute serta sumber yang ada, nilai drainage coefficient dapat didekati. a. Penetapan variabel prosen perkerasan terkena air Koefisien pangaliran (C) : Tabel 9. Tabel koefisien pengaliran Koefisien Pengaliran C 0,70 0,75 0,80 0,85 0,90 0,95 Binkot jalan beton dan aspal 0.70- 0.95 Imam Subarkah jalan aspal 0.70- 0.95 T jalan beton 0.80- 0.95 Interval C terpilih 0.80- 0.95 T C yang mewakili 0.875 (Sumber: AASHTO 2009) keterangan: T jam = 3 jam per hari T hari = 103 hari hujan dalam setahun C = 0,875 = 87,5 % WL = 100 – C =100 – 87,5 = 12,5 % .....................................................(15) Pheff = x x 125 x 100 = 44 % ........................................................(16) Dengan dasar pendekatan tersebut, maka dapat digunakan angka presentase struktur perkerasan dalam satu tahun terkena air sampai tingkat saturated< 1%. 1) Penetapan variable mutu drainase Pendekatan dengan lama dan frekuensi hujan, yang rata-rata terjadi kurang dari 3 jam per hari dan jarang sekali terjadi hujan terus menerus selama 1 minggu, dapat diambil pendekatan drainase. Tabel 10. Koefisien drainasi MARSHALL,VOL.2,NO.1, JANUARI 2014 41
  • 12. Analisis Perhitungan Tebal Pelat... (Ibnu Arief, R. Surya Legawa K, Eka Afrianti S, Elia Emisasmita/ Hal. 1-15) (Sumber: AASHTO 2009) Untuk kondisi ini, diambil quality of drainage : Fair-good 2) Penetapan drainage coefficient Persen perkerasan dalam satu tahun terkena air sampai tingkat saturated< 1% Mutu drainase :fair-good Dari pendekatan 2 variabel diatas didapat drainage coefficient : Cd = 1,15 Tabel 11. Tabel drainage coefficient Drainage coefificient Cd 1,10 1,15 1,20 Good 1,15- 1,20 Fair 1,10- 1,15 Interval Cd 1,15 Cd yang mewakili 1,15 1,15 (Sumber: AASHTO 2009) MARSHALL,VOL.2,NO.1, JANUARI 2014 42 Percent of time pavement structure is exposed to moisture levels approaching saturation Quality of Drainage < 1 % 1-5 % 5-25 % > 25 % Exellent 1,25-1,20 1,20-1,15 1,15-1,10 1,10 Good 1,20-1,15 1,15-1,10 1,10-1,00 1,00 Fair 1,15-1,10 1,10-1,00 1,00-0,90 0,90 Poor 1,10-1,00 1,00-0,90 0,90-0,80 0,80 Very poor 1,00-0,90 0,90-0,80 0,80-0,70 0,70
  • 13. Analisis Perhitungan Tebal Pelat... (Ibnu Arief, R. Surya Legawa K, Eka Afrianti S, Elia Emisasmita/ Hal. 1-15) 8. Load Transfer Coefficient Penetapan pendekatan parameter load transfer menurut AASHTO 2009, meliputi : a. Joint and dowel, J = 2,5 – 3,1 b. Overlay design, J = 2,2 – 2,6 Tabel 12. Tabel Load Transfer Pavement Type Nilai J 2,2 2,3 2,4 2,5 2,6 2,7 2,8 2,9 3,0 3,1 Plain Joited & Jointed Reinferee d 2,5- 3,1 Overlay Design 2,2- 2,6 Interval J Terpilih 2,5- 2,6 J yang Mewakili 2,55 2,25 (Sumber: AASHTO 2009) Load transfer coefficient, diambil J = 2,55 MARSHALL,VOL.2,NO.1, JANUARI 2014 43
  • 14. Analisis Perhitungan Tebal Pelat... (Ibnu Arief, R. Surya Legawa K, Eka Afrianti S, Elia Emisasmita/ Hal. 1-15) Tabel 13. Rangkuman Parameter Desain Tebal Pelat Beton Rigid Pavement No. Parameter Satuan Angka tengah Batas bawah Batas atas 1. Umur Rencana Tahun 10 10 10 2. Lalu Lintas, ESAL - 21398437,16 21398437,16 21398437,16 3. Terminal Serviceability (pt) - 2,5 2,5 2,5 4. Initial Serviceability (po) - 4,5 4,5 4,5 5. Serviceability loss : ∆PSI = po – pt - 2 2 2 6. Reliability (R) % 89,5 80 99 7. Standard Normal deviation (ZR) - -1,2575 -0,841 -2,327 8. Standard Deviation (So) - 0.35 0,30 0,40 9. CBR % 5 4 6 10. Modulus Reaksi Tanah Dasar (k) Pci 130 110 160 11. Kuat Tekan (fc’) kg/cm2 350 350 350 12. Modulus Elastisitas Beton (Ec) Psi 4.020.000 4.020.000 4.020.000 13. Flexural Strenght (S’c) Psi 640 640 640 14. Drainage Coefficient (Cd) - 1,15 1,10 1,20 15. Load Transfer Coefficient (J) - 2,55 2,50 2,60 MARSHALL,VOL.2,NO.1, JANUARI 2014 44
  • 15. Analisis Perhitungan Tebal Pelat... (Ibnu Arief, R. Surya Legawa K, Eka Afrianti S, Elia Emisasmita/ Hal. 1-15) Rumus Tebal Plat 1. Rumus persamaan tebal plat : Log10 w18 = ZR S0 + 7,35 LOG 10 (D + 1) – 0,06 + + (4,22 – 0,32 pt) x log 10 ...................................................................(17) Log10 21398437,16 = (-1,2575 x 0,35) + 7,35 log10 (D+1) – 0,06 + + + (4,22 – ( 0,32 x2,5 ) ) x log 10 ......................................................................................................................... (18) 2. Tabel hasil perhitungan tebal plat dengan Ms. Exel Tabel 14. Hasil Tebal Plat Menggunakan Perhitungan Ms. Exel D 24 9,448818898 inch W18 21398437,16 ZR -1,2575 S0 0,35 PSI 2 PO 4,5 P 2,5 Sc' 640 Pci Cd 1,15 J 2,55 Ec 4020000 Psi K 130 pci MARSHALL,VOL.2,NO.1, JANUARI 2014 45
  • 16. Analisis Perhitungan Tebal Pelat... (Ibnu Arief, R. Surya Legawa K, Eka Afrianti S, Elia Emisasmita/ Hal. 1-15) SIMPULAN 1. Parameter Tebal Plat Rigid Pavement a. Traffic Design ( Annalisis lalu-lintas/Dsain ESAL ) diperoleh sebesar 21398437, 16 b. Reliability diperoleh sebesar 89,5 % c. Serviceability loss diperoleh sebesar 2,00 d. California Bearing Ratio, (CBR) e. CBR 6 = 160 pci f. CBR 5 = 130 pci g. CBR 4 = 110 pci h. Kuat tekan beton yang digunakan adalah 350 kg/cm2 i. Flexural strength yang digunakan adalah 640 psi j. Drainage coefficient diperoleh sebesar 1,15 k. Load transfer coefficient yang digunakan sebesar 2,55 2. Tebal plat Rigid Pavement Dari persamaan tebal plat (D) dengan parameter diatas diperoleh tebal plat sebesar 9,449 inch atau 24 cm. DARTAR RUJUKAN [1] AASHTO, American Association of State Highway and Transportation Official,Guide for Design of Pavement Structures 2009. [2] Rizzak Fuadhi, dkk, 2012, Makalah Konstruksi Jalan Kekerasan Jalan (Rigid Pavement) [3] Puguh Samudro, dkk, 2011, Makalah Konstruksi Jalan Perkerasan Jalan (Rigid Pavement) MARSHALL,VOL.2,NO.1, JANUARI 2014 46