SlideShare a Scribd company logo
1 of 8
a) Pelebaran Perkerasan pada Tikungan I
(Departemen PU, 1997)
1. Untuk jalan kelas I, kendaraan rencana yang dipergunakan adalah truk/bus tanpa
gandengan dengan ketentuan sebagai berikut:
 Lebar kendaraan rencana ( b ) = 2,6 m
 Jarak antara gandar ( p ) = 7,6 m
 Tonjolan depan kendaraan ( A ) = 2,1 m
2. Jumlah lajur ( n ) = 2
3. Lebar perkerasan pada bagian lurus (Bn) = 2 x 3,75 m
4. Jari – jari pada tengah lintasan ( R ) = 1432 m
5. Kecepatan Rencana (VR) = 80 km/jam
6. Lebar lajur (B) = 3,75 m
 Rc adalah radius lengkung untuk lintasan luar roda depan yang besarnya
dipengaruhi oleh sudut α
Rc = radius lajur sebelah dalam – ½ lebar perkerasan + ½ b
= R - ½ ( Bn/2 ) + ½ b
= 1432 - ½ (7,5/2 ) + ½ 2,6
= 1431,425 m
 B adalah lebar perkerasan yang ditempati satu kendaraan di tikungan pada lajur
sebelah dalam
B =       bApRcApbApRc
2
1
2
1 222
2
22








=        3,17,9425,14317,93,17,9425,1431
222
2
22

= 2,6 m
C = Kebebasan samping
C = ½ Bn – b
= ½ 7,5 – 2,6 = 1,15m
(Sukirman, 1999)
 Off Tracking ( U )
( Sukirman, 1999)
U = B – b
= 2,6 – 2,6
= 0 m
 Tambahan lebar akibat kesukaran mengemudi di tikungan ( Z )
Z =
R
V105,0
= 22,0
1432
80105,0


m
 Tambahan lebar perkerasan di tikungan I ( Δb )
Bt = n (B + C ) + Z
= 2 ( 2,6 + 1,15 ) + 0,22
= 7,72 m
Δb = Bt – Bn
= 7,72 – 7,5 = 0,22 m
½ Δb = 11,0
2
22,0
 m
 Kebebasan Samping Pada Tikungan
Untuk menjaga jarak pendang pengemudi kendaraan yang bergerak dari
penghalang-penghalang baik berupa gedung, hutan kayu, tebing galian, dan
sebagainya, maka diperlukan peninjauan terhadap batas minimum jarak antara
sumbu lajur sebelah dalam dengan penghalang.
Berikut data yang diperoleh dari Tata Cara Perencanaan Geometrik
Jalan Antar Kota untuk kecepatan rencana sebesar 80 km/jam serta data
perhitungan jarak penghalang ke sumbu lajur sebelah dalam.
Data: 1. Jarak pandangan henti ( S ) = 120 m
( Departemen PU, 1997)
2. Jari – jari = 1432 m
Setengah sudut pusat lengkung sepanjang L ( Φ )
Φ = m
Rc
S
4,2
14324
120360
4
360




Jarak dari penghalang ke sumbu lajur sebelah dalam ( m )
m = R ( 1 – cos Φ )
= 1432 ( 1 – cos 2,4 )
= 1,25 m
b) Pelebaran Perkerasan pada Tikungan II
(Departemen PU, 1997)
2. Untuk jalan kelas I, kendaraan rencana yang dipergunakan adalah truk/bus tanpa
gandengan dengan ketentuan sebagai berikut:
 Lebar kendaraan rencana ( b ) = 2,6 m
 Jarak antara gandar ( p ) = 7,6 m
 Tonjolan depan kendaraan ( A ) = 2,1 m
2. Jumlah lajur ( n ) = 2
3. Lebar perkerasan pada bagian lurus (Bn) = 2 x 3,75 m
4. Jari – jari pada tengah lintasan ( R ) = 286 m
5. Kecepatan Rencana (VR) = 80 km/jam
6. Lebar lajur (B) = 3,75 m
 Rc adalah radius lengkung untuk lintasan luar roda depan yang besarnya
dipengaruhi oleh sudut α
Rc = radius lajur sebelah dalam – ½ lebar perkerasan + ½ b
= R - ½ ( Bn/2 ) + ½ b
= 286 - ½ (7,5/2 ) + ½ 2,6
= 285,43 m
C = Kebebasan samping
C = ½ Bn – b
= ½ 7,5 – 2,6 = 1,15m
(Sukirman, 1999)
 B adalah lebar perkerasan yang ditempati satu kendaraan di tikungan pada lajur
sebelah dalam
B =       bApRcApbApRc
2
1
2
1 222
2
22








=        3,17,943,2857,93,17,943,285
222
2
22

= 2,76 m
 Off Tracking ( U )
( Sukirman, 1999 )
U = B – b
= 2,76 – 2,6
= 0,16 m
 Tambahan lebar akibat kesukaran mengemudi di tikungan ( Z )
Z =
R
V105,0
= 49,0
286
80105,0


m
 Tambahan lebar perkerasan di tikungan II ( Δb )
Bt = n (B + C ) + Z
= 2 ( 2,76 + 1,15 ) + 0,49
= 8,31 m
Δb = Bt – Bn
= 8,31 – 7,5 = 0,81 m
½ Δb = 405,0
2
81,0
 m
 Kebebasan Samping Pada Tikungan
Untuk menjaga jarak pendang pengemudi kendaraan yang bergerak dari
penghalang-penghalang baik berupa gedung, hutan kayu, tebing galian, dan
sebagainya, maka diperlukan peninjauan terhadap batas minimum jarak antara
sumbu lajur sebelah dalam dengan penghalang.
Berikut data yang diperoleh dari Tata Cara Perencanaan Geometrik
Jalan Antar Kota untuk kecepatan rencana sebesar 80 km/jam serta data
perhitungan jarak penghalang ke sumbu lajur sebelah dalam.
Data: 1. Jarak pandangan henti ( S ) = 120 m
( Tabel II.10 Departemen PU, 1997)
2. Jari – jari = 286 m
Setengah sudut pusat lengkung sepanjang L ( Φ )
Φ = m
Rc
S
02,12
2864
120360
4
360




Jarak dari penghalang ke sumbu lajur sebelah dalam ( m )
m = R ( 1 – cos Φ )
= 286 ( 1 – cos 12,02 )
= 6,271 m
c) Pelebaran Perkerasan pada Tikungan III
(Departemen PU, 1997)
3. Untuk jalan kelas I, kendaraan rencana yang dipergunakan adalah truk/bus tanpa
gandengan dengan ketentuan sebagai berikut:
 Lebar kendaraan rencana ( b ) = 2,6 m
 Jarak antara gandar ( p ) = 7,6 m
 Tonjolan depan kendaraan ( A ) = 2,1 m
2. Jumlah lajur ( n ) = 2
3. Lebar perkerasan pada bagian lurus (Bn) = 2 x 3,75 m
4. Jari – jari pada tengah lintasan ( R ) = 239 m
5. Kecepatan Rencana (VR) = 80 km/jam
6. Lebar lajur (B) = 3,75 m
 Rc adalah radius lengkung untuk lintasan luar roda depan yang besarnya
dipengaruhi oleh sudut α
Rc = radius lajur sebelah dalam – ½ lebar perkerasan + ½ b
= R - ½ ( Bn/2 ) + ½ b
= 239 - ½ (7,5/2 ) + ½ 2,6
= 238,425 m
 B adalah lebar perkerasan yang ditempati satu kendaraan di tikungan pada lajur
sebelah dalam
B =       bApRcApbApRc
2
1
2
1 222
2
22








=        3,17,9425,2387,93,17,9425,238
222
2
22

= 2,79 m
C = Kebebasan samping
C = ½ Bn – b
= ½ 7,5 – 2,6 = 1,15m
(Sukirman, 1999)
 Off Tracking ( U )
( Sukirman, 1999 )
U = B – b
= 2,79 – 2,6
= 0,19 m
 Tambahan lebar akibat kesukaran mengemudi di tikungan ( Z )
Z =
R
V105,0
= 54,0
239
80105,0


m
 Tambahan lebar perkerasan di tikungan II ( Δb )
Bt = n (B + C ) + Z
= 2 ( 2,79 + 1,15 ) + 0,54
= 8,42 m
Δb = Bt – Bn
= 8,42 – 7,5 = 0,92 m
½ Δb = 46,0
2
92,0
 m
 Kebebasan Samping Pada Tikungan
Untuk menjaga jarak pendang pengemudi kendaraan yang bergerak dari
penghalang-penghalang baik berupa gedung, hutan kayu, tebing galian, dan
sebagainya, maka diperlukan peninjauan terhadap batas minimum jarak antara
sumbu lajur sebelah dalam dengan penghalang.
Berikut data yang diperoleh dari Tata Cara Perencanaan Geometrik
Jalan Antar Kota untuk kecepatan rencana sebesar 80 km/jam serta data
perhitungan jarak penghalang ke sumbu lajur sebelah dalam.
Data: 1. Jarak pandangan henti ( S ) = 120 m
( Tabel II.10 Departemen PU, 1997)
2. Jari – jari = 239 m
Setengah sudut pusat lengkung sepanjang L ( Φ )
Φ = m
Rc
S
38,14
2394
120360
4
360




Jarak dari penghalang ke sumbu lajur sebelah dalam ( m )
m = R ( 1 – cos Φ )
= 239 ( 1 – cos 14,38 )
= 7,48 m

More Related Content

What's hot

Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)
Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)
Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)andribacotid
 
Analisa lalu lintas harian rata
Analisa lalu lintas harian rataAnalisa lalu lintas harian rata
Analisa lalu lintas harian rataPawanto Atmajaya
 
Tabel Profil Konstruksi Baja
Tabel Profil Konstruksi BajaTabel Profil Konstruksi Baja
Tabel Profil Konstruksi BajaYusrizal Mahendra
 
92237340 perancangan-geometrik-jalan-teori
92237340 perancangan-geometrik-jalan-teori92237340 perancangan-geometrik-jalan-teori
92237340 perancangan-geometrik-jalan-teoripooja khan
 
Perkerasan jalan raya kelompok dhanes
Perkerasan jalan raya kelompok dhanesPerkerasan jalan raya kelompok dhanes
Perkerasan jalan raya kelompok dhanesrakesword
 
laporan Rancangan perkerasan jalan Raya I
laporan Rancangan perkerasan jalan Raya Ilaporan Rancangan perkerasan jalan Raya I
laporan Rancangan perkerasan jalan Raya Imas_weri
 
Modul TKP M2KB3 - Mekanika Bahan
Modul TKP M2KB3 - Mekanika Bahan Modul TKP M2KB3 - Mekanika Bahan
Modul TKP M2KB3 - Mekanika Bahan PPGHybrid1
 
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghiDaya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghiAyu Fatimah Zahra
 
contoh kerjaan struktur beton bertulang 2
contoh kerjaan struktur beton bertulang 2contoh kerjaan struktur beton bertulang 2
contoh kerjaan struktur beton bertulang 2Aryo Bimantoro
 
Handout mer iv d iii
Handout mer iv d iiiHandout mer iv d iii
Handout mer iv d iiiJunaida Wally
 
Bab 2 perencanaan gording
Bab 2 perencanaan gordingBab 2 perencanaan gording
Bab 2 perencanaan gordingGraham Atmadja
 
243176098 3-superelevasi
243176098 3-superelevasi243176098 3-superelevasi
243176098 3-superelevasiWSKT
 
Metode surveylalu lintas
Metode surveylalu lintasMetode surveylalu lintas
Metode surveylalu lintasAlen Pepa
 
Contoh penyelesaian soal uas beton ii
Contoh penyelesaian soal uas beton iiContoh penyelesaian soal uas beton ii
Contoh penyelesaian soal uas beton iiHarry Calbara
 
Manual perkerasan jalan 07 juli 2017 (kiat) oke
Manual perkerasan jalan   07  juli 2017 (kiat) okeManual perkerasan jalan   07  juli 2017 (kiat) oke
Manual perkerasan jalan 07 juli 2017 (kiat) okeandangsadewa
 

What's hot (20)

Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)
Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)
Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)
 
Analisa lalu lintas harian rata
Analisa lalu lintas harian rataAnalisa lalu lintas harian rata
Analisa lalu lintas harian rata
 
Tabel Profil Konstruksi Baja
Tabel Profil Konstruksi BajaTabel Profil Konstruksi Baja
Tabel Profil Konstruksi Baja
 
KERUNTUHAN PONDASI
KERUNTUHAN PONDASIKERUNTUHAN PONDASI
KERUNTUHAN PONDASI
 
Bab 5 . topik 5.1 4 (alinyemen horizontal)
Bab 5 . topik 5.1 4 (alinyemen horizontal)Bab 5 . topik 5.1 4 (alinyemen horizontal)
Bab 5 . topik 5.1 4 (alinyemen horizontal)
 
92237340 perancangan-geometrik-jalan-teori
92237340 perancangan-geometrik-jalan-teori92237340 perancangan-geometrik-jalan-teori
92237340 perancangan-geometrik-jalan-teori
 
Perkerasan jalan raya kelompok dhanes
Perkerasan jalan raya kelompok dhanesPerkerasan jalan raya kelompok dhanes
Perkerasan jalan raya kelompok dhanes
 
laporan Rancangan perkerasan jalan Raya I
laporan Rancangan perkerasan jalan Raya Ilaporan Rancangan perkerasan jalan Raya I
laporan Rancangan perkerasan jalan Raya I
 
Modul TKP M2KB3 - Mekanika Bahan
Modul TKP M2KB3 - Mekanika Bahan Modul TKP M2KB3 - Mekanika Bahan
Modul TKP M2KB3 - Mekanika Bahan
 
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghiDaya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
 
Grafik nomogram
Grafik nomogramGrafik nomogram
Grafik nomogram
 
contoh kerjaan struktur beton bertulang 2
contoh kerjaan struktur beton bertulang 2contoh kerjaan struktur beton bertulang 2
contoh kerjaan struktur beton bertulang 2
 
Handout mer iv d iii
Handout mer iv d iiiHandout mer iv d iii
Handout mer iv d iii
 
Bab 2 perencanaan gording
Bab 2 perencanaan gordingBab 2 perencanaan gording
Bab 2 perencanaan gording
 
243176098 3-superelevasi
243176098 3-superelevasi243176098 3-superelevasi
243176098 3-superelevasi
 
Pedoman desain geometrik jalan 2020
Pedoman desain geometrik jalan 2020Pedoman desain geometrik jalan 2020
Pedoman desain geometrik jalan 2020
 
Metode surveylalu lintas
Metode surveylalu lintasMetode surveylalu lintas
Metode surveylalu lintas
 
Geometrik jalan presentasi
Geometrik jalan presentasiGeometrik jalan presentasi
Geometrik jalan presentasi
 
Contoh penyelesaian soal uas beton ii
Contoh penyelesaian soal uas beton iiContoh penyelesaian soal uas beton ii
Contoh penyelesaian soal uas beton ii
 
Manual perkerasan jalan 07 juli 2017 (kiat) oke
Manual perkerasan jalan   07  juli 2017 (kiat) okeManual perkerasan jalan   07  juli 2017 (kiat) oke
Manual perkerasan jalan 07 juli 2017 (kiat) oke
 

Similar to Pelebaran perkerasan pada tikungan kelas 1

Exercises horizontal-alignment-ss (e desain)
Exercises horizontal-alignment-ss (e desain)Exercises horizontal-alignment-ss (e desain)
Exercises horizontal-alignment-ss (e desain)nofaldi93
 
Bab iv horizontal ((perencanaan geometrik jalan raya)
Bab iv horizontal ((perencanaan geometrik jalan raya)Bab iv horizontal ((perencanaan geometrik jalan raya)
Bab iv horizontal ((perencanaan geometrik jalan raya)Mas wery
 
Desain Perkerasan Jalan Kelompok Estu dkk
Desain Perkerasan Jalan Kelompok Estu dkkDesain Perkerasan Jalan Kelompok Estu dkk
Desain Perkerasan Jalan Kelompok Estu dkkDian Rahmawati
 
80993089 soal-dan-pembahasan-glb-dan-glbb
80993089 soal-dan-pembahasan-glb-dan-glbb80993089 soal-dan-pembahasan-glb-dan-glbb
80993089 soal-dan-pembahasan-glb-dan-glbbyan sofyan
 
Perkerasan lentur dan kaku
Perkerasan lentur dan kakuPerkerasan lentur dan kaku
Perkerasan lentur dan kakueniwijayanti
 
Desain perkerasan jalan kelompok 5
Desain perkerasan jalan kelompok 5Desain perkerasan jalan kelompok 5
Desain perkerasan jalan kelompok 5Trisunan Pamungkas
 
Soal uas geometrik jalan YPKP
Soal uas geometrik jalan YPKPSoal uas geometrik jalan YPKP
Soal uas geometrik jalan YPKPAsep Mulyadi
 
Soal uas geometrik jalan YPKP
Soal uas geometrik jalan YPKPSoal uas geometrik jalan YPKP
Soal uas geometrik jalan YPKPAsep Mulyadi
 
LMCP1352 Projek Akhir - A158493
LMCP1352 Projek Akhir  - A158493LMCP1352 Projek Akhir  - A158493
LMCP1352 Projek Akhir - A158493KaarrtiniNagarajah
 
perancangan geometrik jalan
perancangan geometrik jalanperancangan geometrik jalan
perancangan geometrik jalanDeri
 
Gerak lurus beraturan
Gerak lurus beraturanGerak lurus beraturan
Gerak lurus beraturanDeny Ardianto
 
Perhitungan daun kemudi
Perhitungan daun kemudiPerhitungan daun kemudi
Perhitungan daun kemuditanalialayubi
 
IRIGASI DAN BANGUNAN AIR (TUGAS S1 TEKNIK SIPIL UNTAG SEMARANG, MAT KUL : IRBA2)
IRIGASI DAN BANGUNAN AIR (TUGAS S1 TEKNIK SIPIL UNTAG SEMARANG, MAT KUL : IRBA2)IRIGASI DAN BANGUNAN AIR (TUGAS S1 TEKNIK SIPIL UNTAG SEMARANG, MAT KUL : IRBA2)
IRIGASI DAN BANGUNAN AIR (TUGAS S1 TEKNIK SIPIL UNTAG SEMARANG, MAT KUL : IRBA2)afifsalim
 
M TRIYONO PRATAMA BAHAR.pptx
M TRIYONO PRATAMA BAHAR.pptxM TRIYONO PRATAMA BAHAR.pptx
M TRIYONO PRATAMA BAHAR.pptxtriyonopratama
 

Similar to Pelebaran perkerasan pada tikungan kelas 1 (20)

Exercises horizontal-alignment-ss (e desain)
Exercises horizontal-alignment-ss (e desain)Exercises horizontal-alignment-ss (e desain)
Exercises horizontal-alignment-ss (e desain)
 
Bab iv horizontal ((perencanaan geometrik jalan raya)
Bab iv horizontal ((perencanaan geometrik jalan raya)Bab iv horizontal ((perencanaan geometrik jalan raya)
Bab iv horizontal ((perencanaan geometrik jalan raya)
 
Gerak Lurus Berubah Beraturan
Gerak Lurus Berubah BeraturanGerak Lurus Berubah Beraturan
Gerak Lurus Berubah Beraturan
 
Desain Perkerasan Jalan Kelompok Estu dkk
Desain Perkerasan Jalan Kelompok Estu dkkDesain Perkerasan Jalan Kelompok Estu dkk
Desain Perkerasan Jalan Kelompok Estu dkk
 
80993089 soal-dan-pembahasan-glb-dan-glbb
80993089 soal-dan-pembahasan-glb-dan-glbb80993089 soal-dan-pembahasan-glb-dan-glbb
80993089 soal-dan-pembahasan-glb-dan-glbb
 
Perkerasan lentur dan kaku
Perkerasan lentur dan kakuPerkerasan lentur dan kaku
Perkerasan lentur dan kaku
 
Desain perkerasan jalan kelompok 5
Desain perkerasan jalan kelompok 5Desain perkerasan jalan kelompok 5
Desain perkerasan jalan kelompok 5
 
Soal uas geometrik jalan YPKP
Soal uas geometrik jalan YPKPSoal uas geometrik jalan YPKP
Soal uas geometrik jalan YPKP
 
Soal uas geometrik jalan YPKP
Soal uas geometrik jalan YPKPSoal uas geometrik jalan YPKP
Soal uas geometrik jalan YPKP
 
Tugas Perencanaan Pelabuhan Kelompok 2
Tugas Perencanaan Pelabuhan Kelompok 2Tugas Perencanaan Pelabuhan Kelompok 2
Tugas Perencanaan Pelabuhan Kelompok 2
 
LMCP1352 Projek Akhir - A158493
LMCP1352 Projek Akhir  - A158493LMCP1352 Projek Akhir  - A158493
LMCP1352 Projek Akhir - A158493
 
perancangan geometrik jalan
perancangan geometrik jalanperancangan geometrik jalan
perancangan geometrik jalan
 
adoc.pub_no-title.pdf
adoc.pub_no-title.pdfadoc.pub_no-title.pdf
adoc.pub_no-title.pdf
 
Gerak lurus beraturan
Gerak lurus beraturanGerak lurus beraturan
Gerak lurus beraturan
 
Perhitungan daun kemudi
Perhitungan daun kemudiPerhitungan daun kemudi
Perhitungan daun kemudi
 
IRIGASI DAN BANGUNAN AIR (TUGAS S1 TEKNIK SIPIL UNTAG SEMARANG, MAT KUL : IRBA2)
IRIGASI DAN BANGUNAN AIR (TUGAS S1 TEKNIK SIPIL UNTAG SEMARANG, MAT KUL : IRBA2)IRIGASI DAN BANGUNAN AIR (TUGAS S1 TEKNIK SIPIL UNTAG SEMARANG, MAT KUL : IRBA2)
IRIGASI DAN BANGUNAN AIR (TUGAS S1 TEKNIK SIPIL UNTAG SEMARANG, MAT KUL : IRBA2)
 
Pondasi
PondasiPondasi
Pondasi
 
M TRIYONO PRATAMA BAHAR.pptx
M TRIYONO PRATAMA BAHAR.pptxM TRIYONO PRATAMA BAHAR.pptx
M TRIYONO PRATAMA BAHAR.pptx
 
Modul 7 PPJ.pdf
Modul 7 PPJ.pdfModul 7 PPJ.pdf
Modul 7 PPJ.pdf
 
GLB DAN GLBB ( X SMA)
GLB DAN GLBB ( X SMA)GLB DAN GLBB ( X SMA)
GLB DAN GLBB ( X SMA)
 

Recently uploaded

Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas Terbuka
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas TerbukaSesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas Terbuka
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas TerbukaYogaJanuarR
 
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan PendahuluanSosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan PendahuluanIqbaalKamalludin1
 
file power point Hukum acara PERDATA.pdf
file power point Hukum acara PERDATA.pdffile power point Hukum acara PERDATA.pdf
file power point Hukum acara PERDATA.pdfAgungIstri3
 
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptxBPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptxendang nainggolan
 
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptxSistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptxFucekBoy5
 
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.pptEtika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.pptAlMaliki1
 
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptxYudisHaqqiPrasetya
 
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptxPengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptxEkoPriadi3
 
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptxKel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptxFeniannisa
 
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan pptpembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan pptJhonatanMuram
 
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaLuqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaIndra Wardhana
 
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptxKelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptxbinsar17
 

Recently uploaded (12)

Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas Terbuka
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas TerbukaSesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas Terbuka
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas Terbuka
 
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan PendahuluanSosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
 
file power point Hukum acara PERDATA.pdf
file power point Hukum acara PERDATA.pdffile power point Hukum acara PERDATA.pdf
file power point Hukum acara PERDATA.pdf
 
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptxBPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
 
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptxSistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
 
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.pptEtika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
 
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
 
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptxPengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
 
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptxKel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
 
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan pptpembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
 
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaLuqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
 
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptxKelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
 

Pelebaran perkerasan pada tikungan kelas 1

  • 1. a) Pelebaran Perkerasan pada Tikungan I (Departemen PU, 1997) 1. Untuk jalan kelas I, kendaraan rencana yang dipergunakan adalah truk/bus tanpa gandengan dengan ketentuan sebagai berikut:  Lebar kendaraan rencana ( b ) = 2,6 m  Jarak antara gandar ( p ) = 7,6 m  Tonjolan depan kendaraan ( A ) = 2,1 m 2. Jumlah lajur ( n ) = 2 3. Lebar perkerasan pada bagian lurus (Bn) = 2 x 3,75 m 4. Jari – jari pada tengah lintasan ( R ) = 1432 m 5. Kecepatan Rencana (VR) = 80 km/jam 6. Lebar lajur (B) = 3,75 m  Rc adalah radius lengkung untuk lintasan luar roda depan yang besarnya dipengaruhi oleh sudut α Rc = radius lajur sebelah dalam – ½ lebar perkerasan + ½ b = R - ½ ( Bn/2 ) + ½ b = 1432 - ½ (7,5/2 ) + ½ 2,6 = 1431,425 m  B adalah lebar perkerasan yang ditempati satu kendaraan di tikungan pada lajur sebelah dalam B =       bApRcApbApRc 2 1 2 1 222 2 22         =        3,17,9425,14317,93,17,9425,1431 222 2 22  = 2,6 m
  • 2. C = Kebebasan samping C = ½ Bn – b = ½ 7,5 – 2,6 = 1,15m (Sukirman, 1999)  Off Tracking ( U ) ( Sukirman, 1999) U = B – b = 2,6 – 2,6 = 0 m  Tambahan lebar akibat kesukaran mengemudi di tikungan ( Z ) Z = R V105,0 = 22,0 1432 80105,0   m  Tambahan lebar perkerasan di tikungan I ( Δb ) Bt = n (B + C ) + Z = 2 ( 2,6 + 1,15 ) + 0,22 = 7,72 m Δb = Bt – Bn = 7,72 – 7,5 = 0,22 m ½ Δb = 11,0 2 22,0  m  Kebebasan Samping Pada Tikungan Untuk menjaga jarak pendang pengemudi kendaraan yang bergerak dari penghalang-penghalang baik berupa gedung, hutan kayu, tebing galian, dan sebagainya, maka diperlukan peninjauan terhadap batas minimum jarak antara sumbu lajur sebelah dalam dengan penghalang. Berikut data yang diperoleh dari Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota untuk kecepatan rencana sebesar 80 km/jam serta data perhitungan jarak penghalang ke sumbu lajur sebelah dalam. Data: 1. Jarak pandangan henti ( S ) = 120 m
  • 3. ( Departemen PU, 1997) 2. Jari – jari = 1432 m Setengah sudut pusat lengkung sepanjang L ( Φ ) Φ = m Rc S 4,2 14324 120360 4 360     Jarak dari penghalang ke sumbu lajur sebelah dalam ( m ) m = R ( 1 – cos Φ ) = 1432 ( 1 – cos 2,4 ) = 1,25 m b) Pelebaran Perkerasan pada Tikungan II (Departemen PU, 1997) 2. Untuk jalan kelas I, kendaraan rencana yang dipergunakan adalah truk/bus tanpa gandengan dengan ketentuan sebagai berikut:  Lebar kendaraan rencana ( b ) = 2,6 m  Jarak antara gandar ( p ) = 7,6 m  Tonjolan depan kendaraan ( A ) = 2,1 m 2. Jumlah lajur ( n ) = 2 3. Lebar perkerasan pada bagian lurus (Bn) = 2 x 3,75 m 4. Jari – jari pada tengah lintasan ( R ) = 286 m 5. Kecepatan Rencana (VR) = 80 km/jam 6. Lebar lajur (B) = 3,75 m  Rc adalah radius lengkung untuk lintasan luar roda depan yang besarnya dipengaruhi oleh sudut α Rc = radius lajur sebelah dalam – ½ lebar perkerasan + ½ b = R - ½ ( Bn/2 ) + ½ b = 286 - ½ (7,5/2 ) + ½ 2,6 = 285,43 m
  • 4. C = Kebebasan samping C = ½ Bn – b = ½ 7,5 – 2,6 = 1,15m (Sukirman, 1999)  B adalah lebar perkerasan yang ditempati satu kendaraan di tikungan pada lajur sebelah dalam B =       bApRcApbApRc 2 1 2 1 222 2 22         =        3,17,943,2857,93,17,943,285 222 2 22  = 2,76 m  Off Tracking ( U ) ( Sukirman, 1999 ) U = B – b = 2,76 – 2,6 = 0,16 m  Tambahan lebar akibat kesukaran mengemudi di tikungan ( Z ) Z = R V105,0 = 49,0 286 80105,0   m  Tambahan lebar perkerasan di tikungan II ( Δb ) Bt = n (B + C ) + Z = 2 ( 2,76 + 1,15 ) + 0,49 = 8,31 m Δb = Bt – Bn = 8,31 – 7,5 = 0,81 m ½ Δb = 405,0 2 81,0  m
  • 5.  Kebebasan Samping Pada Tikungan Untuk menjaga jarak pendang pengemudi kendaraan yang bergerak dari penghalang-penghalang baik berupa gedung, hutan kayu, tebing galian, dan sebagainya, maka diperlukan peninjauan terhadap batas minimum jarak antara sumbu lajur sebelah dalam dengan penghalang. Berikut data yang diperoleh dari Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota untuk kecepatan rencana sebesar 80 km/jam serta data perhitungan jarak penghalang ke sumbu lajur sebelah dalam. Data: 1. Jarak pandangan henti ( S ) = 120 m ( Tabel II.10 Departemen PU, 1997) 2. Jari – jari = 286 m Setengah sudut pusat lengkung sepanjang L ( Φ ) Φ = m Rc S 02,12 2864 120360 4 360     Jarak dari penghalang ke sumbu lajur sebelah dalam ( m ) m = R ( 1 – cos Φ ) = 286 ( 1 – cos 12,02 ) = 6,271 m
  • 6. c) Pelebaran Perkerasan pada Tikungan III (Departemen PU, 1997) 3. Untuk jalan kelas I, kendaraan rencana yang dipergunakan adalah truk/bus tanpa gandengan dengan ketentuan sebagai berikut:  Lebar kendaraan rencana ( b ) = 2,6 m  Jarak antara gandar ( p ) = 7,6 m  Tonjolan depan kendaraan ( A ) = 2,1 m 2. Jumlah lajur ( n ) = 2 3. Lebar perkerasan pada bagian lurus (Bn) = 2 x 3,75 m 4. Jari – jari pada tengah lintasan ( R ) = 239 m 5. Kecepatan Rencana (VR) = 80 km/jam 6. Lebar lajur (B) = 3,75 m  Rc adalah radius lengkung untuk lintasan luar roda depan yang besarnya dipengaruhi oleh sudut α Rc = radius lajur sebelah dalam – ½ lebar perkerasan + ½ b = R - ½ ( Bn/2 ) + ½ b = 239 - ½ (7,5/2 ) + ½ 2,6 = 238,425 m  B adalah lebar perkerasan yang ditempati satu kendaraan di tikungan pada lajur sebelah dalam B =       bApRcApbApRc 2 1 2 1 222 2 22         =        3,17,9425,2387,93,17,9425,238 222 2 22  = 2,79 m
  • 7. C = Kebebasan samping C = ½ Bn – b = ½ 7,5 – 2,6 = 1,15m (Sukirman, 1999)  Off Tracking ( U ) ( Sukirman, 1999 ) U = B – b = 2,79 – 2,6 = 0,19 m  Tambahan lebar akibat kesukaran mengemudi di tikungan ( Z ) Z = R V105,0 = 54,0 239 80105,0   m  Tambahan lebar perkerasan di tikungan II ( Δb ) Bt = n (B + C ) + Z = 2 ( 2,79 + 1,15 ) + 0,54 = 8,42 m Δb = Bt – Bn = 8,42 – 7,5 = 0,92 m ½ Δb = 46,0 2 92,0  m  Kebebasan Samping Pada Tikungan Untuk menjaga jarak pendang pengemudi kendaraan yang bergerak dari penghalang-penghalang baik berupa gedung, hutan kayu, tebing galian, dan sebagainya, maka diperlukan peninjauan terhadap batas minimum jarak antara sumbu lajur sebelah dalam dengan penghalang. Berikut data yang diperoleh dari Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota untuk kecepatan rencana sebesar 80 km/jam serta data perhitungan jarak penghalang ke sumbu lajur sebelah dalam.
  • 8. Data: 1. Jarak pandangan henti ( S ) = 120 m ( Tabel II.10 Departemen PU, 1997) 2. Jari – jari = 239 m Setengah sudut pusat lengkung sepanjang L ( Φ ) Φ = m Rc S 38,14 2394 120360 4 360     Jarak dari penghalang ke sumbu lajur sebelah dalam ( m ) m = R ( 1 – cos Φ ) = 239 ( 1 – cos 14,38 ) = 7,48 m