SlideShare a Scribd company logo
1 of 13
Evaluasi Kelayakan...(Cahyadi Wijoyo, Citra Putri N, Muh Mukhtar Bukhori,
Ramadan Jefri S/ hal. 1-14)
MARSHALL,VOL.2,NO.1,JANUARI 2014 46
EVALUASI KELAYAKAN JALAN DENGAN TIPE PERKERASAN
FLEXIBLE PAVEMENT
(Studi Kasus Jalan Soga, Kota Yogyakarta)
1
Cahyadi Wijoyo, 2
Citra Putri Nareswari, 3
Muh Mukhtar Bukhori, 4
Ramadan
Jefri Setyawan
1,2,3,4
Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan, FT UNY
Rftjoy@gmail.com; Citra.oneng@yahoo.com; Mukhtar.bukhori@yahoo.co.id;
Jefri_25x@yahoo.co.id
ABSTRAK
Jalan Soga, Tahunan, Umbulharjo, Yogyakarta merupakan jalan antar
desa yang mempunyai permasalahan pada lapisan aspal. Selain itu jalan Soga,
Tahunan, Umbulharjo, Yogyakarta merupakan tanah asli yang dilapisi oleh
agregat dan aspal. Dalam penelitian ini bertujuan mengenai sejarah pembuatan
perkerasan lentur (flexible pavement) dan rencana perkerasan jalan yang
menggunakan metode survey serta mendemonstrasikan beberapa penanganan
dengan perkerasan lentur (flexible pavement). Hasil survey dilapangan
menunjukkan bahwa Tebal perkerasan di Jalan Soga, Tahunan, Umbulharjo,
Yogyakarta sudah memenuhi syarat nilai kekuatan, tingkat kenyamanan, tingkat
keamanan, tingkat kekedapan air, dan tingkat kecepatan air. Keawetan dan
kekuatan jalan dapat bertahan sekitar 5 tahun sesuai dengan rencana awal
perencanaan.
Kata kunci: perkerasan lentur (flexible pavement), ketebalan.
PENDAHULUAN
Jalan merupakan prasarana angkutan darat yang sangat penting dalam
memperlancar kegiatan hubungan perekonomian, baik antara satu kota dengan
kota lainnya, maupun antara kota dengan desa dan antara satu desa dengan
desalainnya. Kondisi jalan yang baik akan memudahkan mobilitas penduduk
dalam mengadakan hubungan perekonomian dan kegiatan sosial lainnya.
Perkerasan lentur yang baik, harus mempunyai kualitas dan ketebalan dimana
tidak akan rusak akibat beban kendaraan. Disamping itu, perkerasan harus
mempunyai ketahanan terhadap pengikisan akibat lalulintas, perubahan cuaca
dan pengaruh buruk lainnya.
Pertumbuhan transportasi di Indonesia yang tinggi setiap tahunnya telah
banyak merubah keadaan jalan yang berada di perkampungan, hal ini
diakibatkan dari adanya kebutuhan masyarakat akan kenyamanan di jalanan
perkampungan. Fasilitas yang mulai memudahkan untuk pembuatan jalan baru,
harga yang tidak terlalu mahal, perizinan yang dimudahkan oleh pemerintah,
program dari pemerintah pusat yang mengharuskan pembangunan sarana dan
prasarana di perkampungan terutama pengaspalan jalan untuk kelancaran
transportasi bila terjadi kemacetan pada jalan utama jalan perkampungan
menjadi alternatif untuk pemecah kemacetan di jalan utama membuat banyak
Evaluasi Kelayakan...(Cahyadi Wijoyo, Citra Putri N, Muh Mukhtar Bukhori,
Ramadan Jefri S/ hal. 1-14)
MARSHALL,VOL.2,NO.1,JANUARI 2014 47
dari kelurahan mulai mengusulkan untuk pembuatan jalan beraspal berdasarkan
dari pandangan yang terjadi sehari-hari.
Pembuatan jalan beraspal di perkampungan termasuk pada konstruksi
perkerasan lentur yaitu jalan yang perkerasannya menggunakan aspal sebagai
bahan pengikat dan untuk fillernya menggunakan agregat kasar dan agregat
halus maupun dengan penambahan bahan lain untuk memperkuat jalan yang
akan di buat dalam hal ini terutama jalan yang ada di daerah Umbulharjo yaitu
Jalan Soga yang terletak pada Kecamatan Tahunan, Umbulharjo, Yogyakarta
termasuk pada jalan dengan perkerasan lentur. Kebanyakan jalan dengan tipe
perkerasan lentur akan mudah mengalami kerusakan.
Tingkat kerusakan perkerasan jalan di Jalan Soga Tahunan, dapat di
minimalisasi jika kondisi perkerasan di ketahui pada tahun-tahun sebelumnya.
Untuk memprediksi kondisi perkerasan dengan baik, maka dibutuhkan suatu
sistem penilaian kondisi jalan serta evaluasi secara periodik sehingga berguna
untuk persiapan analisis struktural secara detail dan untuk rehabilitasi di masa
datang. Hal ini sesuai dengan Petunjuk Teknis No. 024/T/Bt/1995, yaitu Petunjuk
Pelaksanaan Pemeliharaan Jalan Kabupaten, Departemen Pekerjaaan Umum,
yang terbagi dalam2 kategori, yakni pemeliharaan rutin dan pemeliharaan
berkala. Berdasarkan latar belakang diatas, maka tujuan penelitian ini adalah
untuk mendapatkan informasi mengenai kondisi perkerasan lentur di Jalan Soga
Tahunan Umbulharjo, sehingga dapat diketahui apakah pemeliharan jalan yang
berfungsi secara baik atau tidak, sehingga dapat diketahui faktor penyebabnya.
KAJIAN TEORI
Flexible Pavement
Flexible Pavement atau perkerasan lentur adalah perkerasan yang
menggunakan aspal sebagai bahan pengikat. Konstruksi perkerasan lentur ini
sendiri berisi lapisan-lapisan yang diletakkan di atas tanah dasar yang telah
dipadatkan. Lapisan-lapisan tersebut berfungsi untuk menerima beban lalu lintas
dan menyebarkannya ke lapisan di bawahnya. Lapisan-lapisan perkerasannya
bersifat memikul dan menyebarkan beban lalu lintas ke tanah dasar. Perkerasan
beraspal umumnya membutuhkan biaya awal konstruksi yang lebih rendah dari
perkerasan beton. Namun untuk daya dukung tanah dasar dan umur rencana
yang sama seperti perkerasan beton, maka keperluan agregat perkerasan
beraspal akan lebih banyak, sehingga perlu pembukaan sumber material baru.
Selain itu perkerasan beraspal membutuhkan biaya pemeliharaan yang
lebih tinggi selama umur rencana. Untuk mengurangi pemeliharaan yang tinggi
ini, maka perkerasan beraspal lebih sesuai untuk lokasi yang tidak memiliki
masalah dengan drainase, dan lalu lintas yang lewat tidak terlalu padat. Selain
itu biaya pemeliharaan dapat dikurangi bila kerusakan yang terjadi (seperti:
lubang amblas) dapat ditangani sedini mungkin. (Sukirman, 2007).
Jenis dan Fungsi Lapisan Perkerasan
a. Lapisan Tanah Dasar (Subgrade)
Lapisan tanah dasar adalah lapisan tanah yang berfungsi sebagai
tempat perletakan lapisperkerasan dan mendukung konstruksi perkerasan
jalan diatasnya. Menurut Spesifikasi, tanah dasar adalah lapisan paling atas
Evaluasi Kelayakan...(Cahyadi Wijoyo, Citra Putri N, Muh Mukhtar Bukhori,
Ramadan Jefri S/ hal. 1-14)
MARSHALL,VOL.2,NO.1,JANUARI 2014 48
dari timbunan badan jalan setebal 30 cm, yang mempunyai persyaratan
tertentu sesuai fungsinya, yaitu yang berkenaan dengan kepadatan dan daya
dukungnya (CBR)
Lapisan tanah dasar dapat berupa tanah asli yang dipadatkan jika
tanah aslinya baik, atau tanah urugan yang didatangkan dari tempat lain atau
tanah yang distabilisasi dan lain lain. Ditinjau dari muka tanah asli, maka
lapisan tanah dasar dibedakan atas :
1) Lapisan tanah dasar, tanah galian
2) Lapisan tanah dasar, tanah urugan.
3) Lapisan tanah dasar, tanah asli.
Kekuatan dan keawetan konstruksi perkerasan jalan sangat tergantung
dari sifat-sifat dan dayadukung tanah dasar.Umumnya persoalan yang
menyangkut tanah dasar adalah sebagai berikut :
1) Perubahan bentuk tetap (deformasi permanen) akibat beban lalu lintas.
2) Sifat mengembang dan menyusutnya tanah akibat perubahan kadar air.
3) Daya dukung tanah dasar yang tidak merata pada daerah dengan macam
tanah yang sangat berbeda.
4) Daya dukung yang tidak merata akibat pelaksanaan yang kurang baik.
5) Perbedaan penurunan (differential settlement) akibat terdapatnya lapisan-
lapisan tanah lunak di bawah tanah dasar akan mengakibatkan terjadinya
perubahan bentuk tetap.
6) Kondisi geologis dari lokasi jalan perlu dipelajari dengan teliti, jika ada
kemungkinan lokasi jalan berbeda pada daerah patahan, dan lain
sebagainya. (Sukirman, 2003)
b. LapisanPondasi Bawah(Subbase Course)
Lapis pondasi bawah adalah lapisan perkerasan yang terletak di atas
lapisan tanah dasar dan dibawah lapis pondasi atas.Lapis pondasi bawah ini
berfungsi sebagai :
1) Bagian dari konstruksi perkerasan untuk menyebarkan beban roda ke
tanah dasar.
2) Lapis peresapan, agar air tanah tidak berkumpul di pondasi.
3) Lapisan untuk mencegah partikel-partikel halus dari tanah dasar naik ke
lapis pondasi atas.
4) Lapis pelindung lapisan tanah dasar dari beban roda-roda alat berat
(akibat lemahnya dayadukung tanah dasar) pada awal-awal pelaksanaan
pekerjaan.
5) Lapis pelindung lapisan tanah dasar dari pengaruh cuaca terutama hujan.
6) Mengurangi tebal lapisan diatasnya yang lebih mahal. (Sukirman, 2003)
Jenis lapisan pondasi bawah yang umum dipergunakan di Indonesia
antara lain:
1) Agregat bergradasi baik, dibedakan atas:
a) Sirtu atau pitrun kelas A
b) Sirtu atau pitrun kelas B
c) Sirtu atau pitrun kelas C
2) Stabilisasi
a) Stabilisasi agregat dengan semen (Cement Treated Subbase)
b) Stabilisasi agregat dengan kapur (Lime Treated Subbase)
c) Stabilisasi tanah dengan semen (Soil Cement Stabilization)
d) Stabilisasi tanah dengan kapur (Soil Lime Stabilization)
c. Lapisan Pondasi Atas (Base Course)
Evaluasi Kelayakan...(Cahyadi Wijoyo, Citra Putri N, Muh Mukhtar Bukhori,
Ramadan Jefri S/ hal. 1-14)
MARSHALL,VOL.2,NO.1,JANUARI 2014 49
Lapisan pondasi atas adalah lapisan perkerasan yang terletak di antara
lapis pondasi bawah danlapis permukaan.Lapisan pondasi atas ini berfungsi
sebagai :
1) Bagian perkerasan yang menahan gaya lintang dari beban roda dan
menyebarkan beban kelapisan di bawahnya.
2) Bantalan terhadap lapisan permukaan.
3) Lapisan peresapan untuk lapisan pondasi bawah.
Material yang akan digunakan untuk lapis pondasi atas adalah material
yang cukup kuat. Untuk lapis pondasi atas tanpa bahan pengikat umumnya
menggunakan material dengan CBR > 50% dan Plastisitas Indeks (PI) <
4%.Bahan-bahan alam seperti batu pecah, kerikil pecah, stabilisasi tanah
dengan semen dan kapur dapat digunakan sebagai lapis pondasi atas.
Dalam penentuan bahan lapis pondasi ini perlu dipertimbangkan
beberapa hal antara lain,kecukupan bahan setempat, harga, volume
pekerjaan dan jarak angkut bahan ke lapangan.
Jenis lapis pondasi atas yang umum dipergunakan di Indonesia antara
lain:
1) Agregat bergradasi baik dapat dibagi atas:
a) Batu pecah kelas A
b) Batu pecah kelas B
c) Batu pecah kelas C
Batu pecah kelas A mempunyai gradasi yang lebih kasar dari batu pecah
kelas B, dan batu pecah kelas B lebih kasar dari batu pecah kelas C.
2) Pondasi Macadam
3) Pondasi Telford
4) Penetrasi Macadam (Lapen)
5) Aspal beton pondasi (Ashpalt Concrete Base / Ashpalt Treated Base)
6) Stabilisasi yang terdiri dari:
a) Stabilisasi agregat dengan semen (Cement Treated Base)
b) Stabilisasi agregat dengan kapur (Lime Treated Base)
c) Stabilisasi agregat dengan aspal (Ashpalt Treated Base)
d. Lapisan Permukaan (Surface Course)
Lapisan permukaan adalah lapisan yang bersentuhan langsung dengan
beban roda kendaraan. Dan lapisan permukaan ini berfungsi sebagai :
1) Lapisan yang langsung menahan akibat beban roda kendaraan.
2) Lapisan yang langsung menahan gesekan akibat rem kendaraan
(lapisaus).
3) Lapisan yang mencegah air hujan yang jatuh di atasnya tidak meresap ke
lapisan bawahnya dan melemahkan lapisan tersebut.
4) Lapisan yang menyebarkan beban ke lapisan bawah, sehingga dapat
dipikul oleh lapisan dibawahnya.Apabila dperlukan, dapat juga dipasang
suatu lapis penutup / lapis aus (wearing course) di ataslapis permukaan
tersebut. Fungsi lapis aus ini adalah sebagai lapisan pelindung bagi lapis
permukaan untuk mencegah masuknya air dan untuk memberikan
kekesatan (skid resistance) permukaan jalan. Lapis aus tidak
diperhitungkan ikut memikul beban lalu lintas.
Jenis lapis permukaan yang umum dipergunakan di Indonesia antara lain:
1) Lapisan bersifat non struktural, berfungsi sebagai lapisan aus dan kedap
air antara lain:
a) Burtu (Laburan aspal satu lapis)
Evaluasi Kelayakan...(Cahyadi Wijoyo, Citra Putri N, Muh Mukhtar Bukhori,
Ramadan Jefri S/ hal. 1-14)
MARSHALL,VOL.2,NO.1,JANUARI 2014 50
b) Burda (Laburan aspal dua lapis)
c) Latasir (Lapis tipis aspal pasir)
d) Buras (Laburan aspal)
e) Latasbum (Lapis tipis asbuton murni)
f) Lataston (Lapis tipis aspal beton)
Jenis lapisan di atas walaupun bersifat non struktural, dapat menambah
daya tahan perkerasan terhadap penurunan mutu, sehingga secara
keseluruhan menambah masa pelayanan dari konstruksi perkerasan.Jenis
perkerasan ini terutama digunakan untuk pemeliharaan jalan.
Dalam menentukan indeks permukaan pada awal umur rencana (IPo)
perlu diperhatikan jenis lapis permukaan jalan (kerataan/kahalusan serta
kekokohan) pada awal umur rencana menurut daftar dibawah ini :
Tabel 1. Indeks Permukaan Pada Awal Umur Rencana
Jenis Lapis Permukaan Ipo Roughnes
(mm/km)
LASTON ≥ 4 ≤ 1000
3,9 – 3,5 ˃ 1000
LASBUTAG 3,9 – 3,5 ≤ 2000
3,4 – 3,0 ˃ 2000
HRA 3,9 – 3,5 ≤ 2000
3,4 – 3,0 ˂ 2000
BURDA 3,9 – 3,5 ˂ 2000
BURTU 3,4 – 3,0 ˂ 2000
LAPEN 3,4 – 3,0 ≤ 3000
2,9 – 2,5 ˃ 3000
LATASBUM 2,9 – 2,5
BURAS 2,9 – 2,5
LATASIR 2,9 – 2,5
JALAN TANAH ≤ 2,4
JALAN KERIKIL ≤ 2,4
(Sumber : SKBI, 1987)
Tabel 2. Lapis Permukaan
ITP Tebal Minimum
(cm)
Bahan
˂ 3,00 5 Lapis Pelindung :
(Buras/Burtu/Burda)
3,00 – 6,70 5 Lapen/Aspal
Macadam,HRA,Lasbutag,Laston
6,71 – 7,49 7,5 Lapen/Aspal
Macadam,HRA,Lasbutag,Laston
7,50 – 9,99 7,5 Lasbutag,Laston
≥ 10,00 10 Laston
(Sumber : SKBI, 1987)
Tabel 3. Lapis Pondasi Atas
ITP TebalMinimum
(cm)
Bahan
3,00 – 7,49 15 Batu pecah, stabilisasi tanah dengan
Evaluasi Kelayakan...(Cahyadi Wijoyo, Citra Putri N, Muh Mukhtar Bukhori,
Ramadan Jefri S/ hal. 1-14)
MARSHALL,VOL.2,NO.1,JANUARI 2014 51
semen, stabilisasi kapur
7,50 – 9,99 20 Batu pecah, stabilisai tanah dengan
semen, stabilisasi tanah dengan
kapur, pondasi macadam laston atas
10 – 12,14 20 Batu pecah, stabilisasi tanah dengan
semen, stabilisasi tanah dengan
kapur, pondasi macadam, lapen,
laston atas
≥ 12,25 25 ~~~
(Sumber : SKBI, 1987)
2) Lapisan bersifat struktural, berfungsi sebagai lapisan yang menahan dan
menyebarkan beban roda, antara lain:
a) Penetrasi Macadam (Lapen) merupakan lapis perkerasan yang terdiri
dari agregat pokok dan agregat pengunci bergradasi terbuka dan
seragam yang diikat oleh aspal dengan cara disemprotkan di atasnya
dan dipadatkan lapis demi lapis. Di atas Lapen ini biasanya diberi
laburan aspal dengan agregat penutup. Tebal lapisan satu lapis dapat
bervariasi dari 4-10 cm.
b) Lasbutag merupakan suatu lapisan pada konstruksi jalan yang terdiri
dari campuran antara agregat, asbuton dan bahan pelunak yang
diaduk, dihampar dan dipadatkan secara dingin. Tebal padat tiap
lapisannya antara 3-5 cm.
c) Laston (Lapis Aspal Beton), merupakan suatu lapisan pada konstruksi
jalan yang terdiri dari campuran aspal keras dan agregat yang
mempunyai gradasi menerus, dicampur, dihampar, dan dipadatkan
pada suhu tertentu.
Kriteria Konstruksi Perkerasan Lentur
Guna dapat memberikan rasa aman dan nyaman kepada si pemakai
jalan, maka konstruksi perkerasan jalan haruslah memenuhi syarat-syarat
tertentu yang dapat dikelompokkan menjadi 2 macam, yaitu:
a. Syarat-syarat berlalu lintas
Konstruksi perkerasan lentur dipandang dari keamanan dan
kenyamanan berlalu lintas haruslah memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
1) Permukaan yang rata, tidak bergelombang, tidak melendut dan tidak
berlubang.
2) Permukaan cukup kaku, sehingga tidak mudah berubah bentuk akibat
beban yang bekerja di atasnya.
3) Permukaan cukup kesat, memberikan gesekan yang baik antara ban dan
permukaan jalan sehingga tak mudah salip.
4) Permukaan tidak mengkilap, tidak silau jika kena sinar matahari.
b. Syarat-syarat kekuatan / struktural
Konstruksi perkerasan jalan dipandang dari segi kemampuan memikul
dan menyebar beban, haruslah memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
1) Ketebalan yang cukup sehingga mampu menyebarkan beban/ muatan lalu
lintas ke tanah dasar.
Evaluasi Kelayakan...(Cahyadi Wijoyo, Citra Putri N, Muh Mukhtar Bukhori,
Ramadan Jefri S/ hal. 1-14)
MARSHALL,VOL.2,NO.1,JANUARI 2014 52
2) Kedap terhadap air, sehingga air tidak mudah meresap ke lapisan di
bawahnya.
3) Permukaan mudah mengalirkan air, sehingga air hujan yang jatuh di
atasnya dapat sepat dialirkan.
4) Kekakuan untuk memikul beban yang bekerja tanpa menimbulkan
deformasi yang berarti.
Untuk dapat memenuhi hal-hal tersebut di atas, perencanaan dan
pelaksanaan konstruksi perkerasan lentur jalan haruslah mencakup:
1) Perencanaan tebal masing-masing lapisan perkerasan.
Dengan memperhatikan daya dukung tanah dasar, beban lalu lintas yang
akan dipikulnya, keadaan lingkungan, jenis lapisan yang dipilih, dapatlah
ditentukan tebal masing-masing lapisan berdasarkan beberapa metode
yang ada.
2) Analisa campuran bahan
Dengan memperhatikan mutu dan jumlah beban setempat yang tersedia,
direncanakanlah suatu susunan campuran tertentu sehingga terpenuhi
spesifikasi dari jenis lapisan yang dipilih.
3) Pengawasan pelaksanaan pekerjaan
Perencanaan tebal yang baik dan susunan campuran yang memenuhi
syarat, belumlah dapat menjamin dihasilkannya lapisan perkerasan yang
memenuhi apa yang diinginkan jika tidak dilakukan pengawasan
pelaksanaan yang cermat mulai dari tahap penyiapan lokasi dan material
sampai tahap pencampuran atau penghamparan dan akhirnya pada tahap
pemadatan dan pemeliharaan.
Disamping itu tak dapat dilupakan sistem pemeliharaan yang
terencana dan tepat selama umur pelayanan, termasuk di dalamnya sistem
drainase tersebut.(Sukirman, 2003)
Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Baru
Perencanaan tebal perkerasan lentur jalan baru umumnya dapat
dibedakan menjadi 2 metode, yaitu:
a. Metode Empiris, metode ini dikembangkan berdasarkan pengalaman dan
penelitian dari jalan-jalan yang dibuat khusus untuk penelitian atau dari jalan
yang sudah ada.
Terdapat banyak metode empiris yang telah dikembangkan oleh
berbagai negara, seperti:
1) Metode AASHTO, Amerika Serikat, yang telah mengalami perubahan
terus-menerus, sesuai dengan penelitian yang diperoleh. Perubahan
terakhir dilakukan pada edisi 1986, yang dapat dibaca pada buku
AASHTO, “Guide For Design of Pavement Stuctures, 1986”.
2) Metode Bina Marga, Indonesia, yang merupakan modifikasi dari metode
AASHTO 1972 versi 1981. Modifikasi ini dilakukan untuk penyesuaian
dengan kondisi alam, lingkungan, sifat tanah dasar, dan jenis lapisan
perkerasan yang umum dipergunakan di Indonesia. Edisi terakhir dari
metode Bina Marga dikeluarkan tahun 1987, yaitu dapat dibaca pada
“Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya dengan
Metode Analisa Komponen, SKBI-2.3.26.1987 UDC:625.73”.
3) Metode NAASRA, Australia, yang dapat dibaca pada “Interim Guide to
Pavement Thickness Design”.
Evaluasi Kelayakan...(Cahyadi Wijoyo, Citra Putri N, Muh Mukhtar Bukhori,
Ramadan Jefri S/ hal. 1-14)
MARSHALL,VOL.2,NO.1,JANUARI 2014 53
4) Metode Road Note 29, Inggris.
5) Metode Road Note31, Inggris. Metode ini dikeluarkan oleh TRRL khusus
untuk perencanaan tebal perkerasan lentur di negara-negara yang beriklim
sub tropis dan tropis.
6) Metode Ashpalt Institute,yang dapat dibaca pada “ Thickness Design
Ashpalt Pavement for Highways and Streets, MS-1”.
Disamping metode tersebut di atas terdapat banyak metode lain
seperti metode yang dikembangkan oleh Japan Assc, NCSA dan lain-lain.
Perencanaan tebal perkerasan lentur dengan metode empiris sebaiknya
dilakukan tidak hanya menggunakan satu metode saja, tetapi beberapa
metode. Hasil perencanaan akhir diperoleh dari hasil studi perbandingan
dengan memperhatikan biaya konstruksi awal, life cycle cost, pemeliharaan,
tenaga kerja, kemungkinan ketersediaan material yang diperlukan, asumsi
yang diambil pada setiap metode, dan kondisi lingkungan.
Bahan Penyusun Perkerasan Lentur
Bahan penyusun lapis permukaan untuk perkerasan lentur yang utama
terdiri atas bahan ikat dan bahan pokok.Bahan pokok bisa berupa pasir, kerikil,
batupecah/ agregat dan lain-lain. Sedang untuk bahan ikat untuk perkerasan bias
berbeda-beda, tergantung dari jenis perkerasan jalan yang akan dipakai.
Bisaberupa tanah liat, aspal/ bitumen, portland cement, atau kapur/ lime.
1. Aspal
Aspal merupakan senyawa hidrokarbon berwarna coklat gelap atau
hitam pekat yang dibentuk dari unsur-unsur asphathenes, resins, dan oils.
Aspal padalapis perkerasan berfungsi sebagai bahan ikat antara agregat
untuk membentuksuatu campuran yang kompak, sehingga akan memberikan
kekuatan masing-masing agregat (Kerbs and Walker, 1971). Selain sebagai
bahan ikat, aspal juga berfungsi untuk mengisi rongga antara butir agragat
dan pori-pori yang ada dari agregat itu sendiri.
Pada temperatur ruang aspal bersifat thermoplastis, sehingga aspal
akan mencair jika dipanaskan sampai pada temperatur tertentu dan kembali
membeku jika temperatur turun. Bersama agregat, aspal merupakan material
pembentukcampuran perkerasan jalan.Banyaknya aspal dalam campuran
perkerasan berkisarantara 4-10% berdasarkan berat campuran, atau 10-15%
berdasarkan volume campuran (Silvia Sukirman, 2003).
2. Agregat
Agregat adalah sekumpulan butir-butir batu pecah, kerikil, pasir atau
mineral lainnya, baik berupa hasil alam maupun buatan (Petunjuk
Pelaksanaan Laston Untuk Jalan Raya SKBI -2.4.26.1987). Fungsi dari
agregat dalam campuran aspal adalah sebagai kerangka yang memberikan
stabilitas campuran jika dilakukan dengan alat pemadat yang tepat. Agregat
sebagai komponen utama atau kerangka dari lapisan perkerasan jalan yaitu
mengandung 90% – 95% agregat berdasarkan persentase berat atau 75% –
85% agregat berdasarkan persentase volume (Silvia Sukirman, 2003).
Kerusakan-kerisakan dan Pemeliharaan Permukaan Jalan
Penanganan konstruksi perkerasan apakah itu bersifat pemeliharaan,
penunjang, peningkatan, ataupun rehabilitasi dapat dilakukan dengan baik
Evaluasi Kelayakan...(Cahyadi Wijoyo, Citra Putri N, Muh Mukhtar Bukhori,
Ramadan Jefri S/ hal. 1-14)
MARSHALL,VOL.2,NO.1,JANUARI 2014 54
setelah kerusakan-kerusakan yang timbul pada perkerasan tersebut dievaluasi
mengenai penyebab dan akibat dari kerusakan tersebut. Besarnya pengaruh
suatu kerusakan dan langkah penannganan selanjutnya sangat tergantung dari
evaluasi yang dilakukan oleh si pengamat, oleh karena itu si pengamat haruslah
orang yang benar-benar menguasai jenis dan sebab serta tingkat penanganan
yang dibutuhkan dari kerusakan-kerusakan yang timbul. Kerusakan pada
konstruksi jalan dapat disebabkan oleh:
1. Lalu lintas, yang dapat berupa peningkatan beban, dan repetisi beban.
2. Air, yang dapat berasal dari air hujan, sistem drainase jalan yang tidak baik,
naiknya air akibat sifat kapilaritas.
3. Material konstruksi perkerasan. Dalam hal ini dapat disebabkan oleh sifat
material itu sendiri atau dapat pula disebabkan oleh sistem pengolahan bahan
yang tidak baik.
4. Iklim. Indonesia beriklim tropis, dimana suhu udara dan curah hujan umumnya
tinggi, yang merupakan salah satu penyebab kerusakan jalan.
5. Kondisi tanah dasar yang tidak stabil. Kemungkinan disebabkan oleh sistem
pelaksanaan yang kurang baik, atau dapat juga disebabkan oleh sifat tanah
dasarnya yang memang jelek.
6. Proses pemadatan lapisan di atas tanah dasar yang kurang baik.
Umumnya kerusakan-kerusakan yang timbul itu tidak disebabkan oleh
satu faktor saja, tetapi dapat merupakan gabungan penyebab yang saling kait
mengait.Sebagai contoh, retak pinggir, pada awalnya diakibatkan oleh tidak
baiknya sokongan dari samping. Dengan terjadinya retak pinggir, memungkinkan
air meresap masuk ke lapis di bawahnya yang melemahkan ikatan antara aspal
dan agregat, hal ini dapat menimbulkan lubang-lubang di samping melemahkan
daya dukung lapisan di bawahnya. Dalam mengevaluasi kerusakan jalan perlu
ditentukan:
1. Jenis kerusakan (distress type) dan penyebabnya
2. Tingkat kerusakan (distress severity)
3. Jumlah kerusakan (distress amount)
METODE
Observasi perkerasan lentur yang dimaksud dalam observasi ini adalah
pengambilan data secara rasional yang berarti kegiatan observasi itu dilakukan
dengan cara-cara yang masuk akal sehingga terjangkau oleh penalaran
manusia. Pendataan dengan desain deskriftif yang bertujuan memperoleh data
secara langsung/turun kelapangan dengan lembar observasi perkerasan lentur di
Jalan Soga, Tahunan, Umbulharjo, Yogyakarta.
Mulai
Data:
Sejarah pembuatan jalan
Lebar jalan (m)
Jenis Agregat dan campuran bahan aspal
Volume kendaraan yang lewat setiap harinya
Evaluasi Kelayakan...(Cahyadi Wijoyo, Citra Putri N, Muh Mukhtar Bukhori,
Ramadan Jefri S/ hal. 1-14)
MARSHALL,VOL.2,NO.1,JANUARI 2014 55
HASIL DAN PEMBAHASAN
Diperlukaanya survey penilitian secara langsung untuk mengetahui
perkerasan lentur di jalan Soga, Tahunan, Umbulharjo, Yogyakarta. Kami
melakukan survey pada hari Jumat 4 Oktober 2013 dan diperoleh hasil data
survey sebagai berikut:
1. Sejarah pembuatan Jalan
Jalan Soga, Tahunan,Umbulharjo, Yogyakarta dibuat pada tanggal 5 Juni
2012 dan selesai pada tanggal 5 Agustus 2012. Jalan ini dilaksanankan oleh
perencana dari Candikarang, Sardonoharjo, Ngaglik, Sleman, Yogyakarta
yaitu CV. WAHYU INTAN dan dilaksanakan oleh Dinas PUP-ESDM kota
Yogyakarta. Jalan ini direncanakan untuk jangka waktu kurang lebih 5 tahun.
Lapisan dasarnya merupakan tanah asli ditambah dengan lapisan awal yaitu
kerikil dan pasir serta permukaannyan dilapisi dengan aspal. Dimana
campuran aspalnya sendiri adlah agergat halus dan agregat kasar, filler, dan
bahan pengikat aspal. Aspal itu sendiri diperoleh dari PU. Perataan jalan itu
sendiri dilakukan dengan bantuan masyarakat sekitar, yaitu dengan cara
membersihkan jalan yang akan diaspal, kemudian menaruh pasir dan kerikil
ke jalan yang akan diaspal sekaligus ke jalan yang berlubang, selanjutnya
memadatkan jalan dengan alat berat dan setelah itu baru di aspal. Dana yang
digunakan untuk pembuatan jalan ini berasal dari APBD kota Yogyakarta dan
menghabiskan sebesar Rp.67.390.559. perawatan jalan dilakukan oleh pihak
perencanan itu sendiri dengan cara mengecek kondisi jalan setiap 6 bulan
sekali mengenai kelayakan jalan dan gelombang jalan. Volume kendaraan
setiap harinya kurang lebih sekitar 200 kendaraan dengan rincian yang telah
kami survey pada hari jumat sebagai berikut:
Tabel 4. Jumlah Pengguna Jalan
Jenis Kendaraan Hari Jumat, 4 Oktober 2013
Pukul 12.00 – 13.00 WIB Pukul 17.00 – 18.00 WIB
Motor 91 57
Mobil 1 -
Mobil Pick-Up 1 -
Truk - -
Sepeda 7 10
Gerobak - 1
2. Tebal perkerasan jalan dan waktu yang diperlukan untuk merencanakan
perencanaan tersebut
Selesai
Evaluasi Kelayakan...(Cahyadi Wijoyo, Citra Putri N, Muh Mukhtar Bukhori,
Ramadan Jefri S/ hal. 1-14)
MARSHALL,VOL.2,NO.1,JANUARI 2014 56
Konstruksi jalan yang telah habis masa pelayanannya, telah mencapai indeks
permukaan akhir yang diharapkan perlu diberikan lapis tambahan untuk dapat
kembali mempunyai nilai kekuatan, tingkat kenyamanan, tingkat keamanan,
tingkat kekedapan terhadap air, dan tingkat kecepatannya mengalirkan air.
(Sukirman, 2007)
Untuk itu sebelum merencanakan tebal lapisan tambahan, harus melakukan
survey terhadap kondisi permukaan terlebih dahulu yang bertujuan untuk
mengetahui tingkat kenyamanan permukaan jalan. Adapun hasil survey yang
telah kami lakukan dapat diketahui bahwa kondisi dari lapisan permukaan
Jalan Soga, Tahunan, Umbulharjo, Yogyakarta dalam keadaan baik. Jika
sedang berkendara dengan kecepatan 40 km/jam dapat dinilai bahwa jalan
tersebut nyaman untuk dilalui.
Tabel 5. Survey secara visual lapisan permukaan
Penilaian Baik Kritis Rusak
Lapisan
permukaan
 - -
Tabel 6. Survey secara visual kenyamanan berkendara
Penilaian Nyaman Kurang Nyaman Tidak
Nyaman
Motor
(kecepatan 40 km/jam)
 - -
Tabel 7. Survey visual berat kerusakan yang terjadi
Jenis kerusakan yang terjadi Penilaian
Retak-retak (cracking) 
Lubang (pot hole) 
Ruting (alur) -
Pelepasan butir (ravelling) -
Pengelupasan lapis permukaan
(stripping)
-
Keriting (corrugation) -
Amblas (depression) 
Bleeding -
Sungkur (shoving) 
Jembul (upheaval) -
Waktu yang diperlukan untuk merencanakan perencanaan jalan tersebut tidak
terlalu lama, yaitu kurnag lebih 3 bulan dalam rentang jalan 600 m. Keawetan
dan kekuatan perkerasan aspal pun juga akan bertahan cukup lama yaitu
sekitar 10 tahun,dengan catatan harus dirawat dengan baik.
3. Keadaan jalan sekarang sesuai dengan perencanaan yang sudah
direncanakan. Setelah kami melakukan survey pada hari Jum’at tanggal 4
Oktober 2013 Jalan Soga, Tahunan, Umbulharjo, Yogyakarta dalam keadaan
baik. Walaupun ada sedikit bagian jalan yang mengalami keretakan ringan,
namun hal itu tidak dalam kondisi yang kritis. Hanya saja perlu dilakukan
perawatan dengan baik, karena rencana awal pembuatan jalan ini untuk
jangka waktu kurang lebih 5 tahun.
Evaluasi Kelayakan...(Cahyadi Wijoyo, Citra Putri N, Muh Mukhtar Bukhori,
Ramadan Jefri S/ hal. 1-14)
MARSHALL,VOL.2,NO.1,JANUARI 2014 57
Sesuai dengan data yang kami peroleh dari hasil survey di Jalan Soga,
Tahunan, Umbulharjo, Yogyakarta pada hari Jum’at tanggal 4 Oktober 2013
dapat diambil garis besarnya, yaitu :
1. Faktor Biaya
Perkerasan beraspal (flexible pavement) umumnya membutuhkan biaya awal
konstruksi yang lebih redah bila dibandingkan dengan perkerasan beton (rigid
pavement), terlebih sebelum kenaikan harga minyak dunia yang berimbas
pada kenaikan harga aspal. Namun untuk daya dukung tanah dasar dan umur
rencana yang sama seperti perkerasan beton, maka keperluan agregat
perkerasan beraspal akan lebih banyak, sehingga perlu pembukaan sumber
material baru. Selain itu perkerasan berasapal lebih sesuai untuk lokasi yang
tidak memiliki masalah dengan drainase, dan lalu lintas yang lewat tidak
terlalu padat, seperti di Jalan Soga, Tahunan, Umbulharjo, Yogyakarta ini.
Selain itu biaya pemeliharaan dapat dikurangi, apabila kerusakan yang terjadi
seperti jalan berlubang segera ditangani sedini mungkin.
2. Faktor Waktu
Waktu yang diperlukan dalam pekerjaan perkerasan beraspal tidak terlalu
lama, dan pada umumnya setelah selesai konstruksi, jalan bisa langsung
melayani kendaraan. Keawetan dan kekuatannya pun juga bisa bertahan
kurang lebih sampai 10 tahun jika dipelihara dengan baik. Perkerasan
beraspal ini lebih awet apabila melayani lalu lintas dengan kecepatan sedang
karena sifatnya yang elastis dan kental.
3. Faktor Kenyamanan dan Keselamatan
Pada umumnya perkerasan beraspal sangat nyaman untuk dilalui dimana
perkerasannya cukup rendah dan dapat mengurangi kebisingan. Selain itu
jarak pengereman kendaraan di atas perkerasan beraspal juga cukup baik,
karena nilai kekesatan permukaan hanya turu sedikit atau hampir konstan
sepanjang umur rencana. Disamping itu juga, warnanya yang hitam atau
gelap juga tidak memberikan efek silau pada siang hari.
4. Faktor Lingkungan
Perkerasan beraspal ini memerlukan energi yang tinggi, baik pada waktu
pencampuran, penghamparan, maupun pemadatan. Energi yang tinggi ini
digunakan untuk memanaskan campuran beraspal (umumnya di atas 150 derajat
Celcius), dan itu tentu menguras sumber-sumber energi yang ada di alam. Selain
kebutuhan energi, dampak lain terhadap lingkungan adalah hasil pembakaran.
SIMPULAN
Survey mengenai perkerasan lentur di Jalan Soga, Tahunan, Umbulharjo,
Yogyakarta yang telah dilakukan selama satu hari yaitu pada hari Jum’at tanggal
4 Oktober 2013. Dalam pengambilan data dilakukan pengecekan jalan mengenai
kerusakan-kerusakan yang terjadi, agregat penyusun perkerasan lentur, dan
volume kendaraan selama dua kali dalam sehari. Berdasarkan data hasil survei
yang dilakukan diketahui beberapa hal sebagai berikut:
1. Jalan Soga, Tahunan, Umbulharjo, Yogyakarta dibuat pada tanggal 5 Juni
2012 dan selesai pada tanggal 5 Agustus 2012 (selama 3 bulan) dalam
rentang jalan kurang lebih 600 m.
2. Lapisan dasar jalan tersebut merupakan tanah asli yang kemudian ditimpa
dengan agregat dan aspal.
3. Tebal perkerasan di Jalan Soga, Tahunan, Umbulharjo, Yogyakarta sudah
memenuhi syarat nilai kekuatan, tingkat kenyamanan, tingkat keamanan,
Evaluasi Kelayakan...(Cahyadi Wijoyo, Citra Putri N, Muh Mukhtar Bukhori,
Ramadan Jefri S/ hal. 1-14)
MARSHALL,VOL.2,NO.1,JANUARI 2014 58
tingkat kekedapan air, dan tingkat kecepatan air. Keawetan dan kekuatan
jalan dapat bertahan sekitar 5 tahun sesuai dengan rencana awal
perencanaan.
4. Volume Lalu Lintas Harian Rata-rata untuk Jalan Soga, Tahunan, Umbulharjo,
Yogyakarta berkisar antara 100 sampai 200 kendaraan per harinya.
SARAN
Melihat kondisi dari Jalan Soga, Tahunan, Umbulharjo, Yogyakarta saat
ini perlu sekali bagi kita untuk memperhatikannya. Hal yang perlu di perhatikan
antara lain :
1. Perlunya perawatan jalan yang secara rutin sesuai dengan perencanaan awal,
yaitu setiap enam bulan sekali.
2. Kekompakan dan kerjasama antar warga masyarakat sangat dibutuhkan
dalam merawat jalan tersebut sehingga keawetan akan sesuai dengan
perencanaan awal.
DAFTAR RUJUKAN
[1] Sukirman Silvia. 2003. Beton Aspal Campuran Panas. Jakarta
[2] Sukirman Silvia. 2003. Perkerasan Lentur Jalan Raya. Jakarta

More Related Content

What's hot

Perencanaan bendung
Perencanaan bendungPerencanaan bendung
Perencanaan bendungironsand2009
 
Kriteria Perencanaan-KP 01-Jaringan Irigasi- Tahun 2013
Kriteria Perencanaan-KP 01-Jaringan Irigasi- Tahun 2013Kriteria Perencanaan-KP 01-Jaringan Irigasi- Tahun 2013
Kriteria Perencanaan-KP 01-Jaringan Irigasi- Tahun 2013Irene Baria
 
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghiDaya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghiAyu Fatimah Zahra
 
Mekanika tanah jilid 1 * braja m das *
Mekanika tanah jilid 1 * braja m das *Mekanika tanah jilid 1 * braja m das *
Mekanika tanah jilid 1 * braja m das *speaklouder77
 
06 ho pelaksanaan pekerjaan pekerasan jalan beton
06 ho pelaksanaan pekerjaan pekerasan jalan beton06 ho pelaksanaan pekerjaan pekerasan jalan beton
06 ho pelaksanaan pekerjaan pekerasan jalan betonIoKusuma
 
Gambar teknis perencanaan drainase
Gambar teknis perencanaan drainaseGambar teknis perencanaan drainase
Gambar teknis perencanaan drainaseinfosanitasi
 
Perencanaan gording Baja
Perencanaan gording BajaPerencanaan gording Baja
Perencanaan gording Bajabumi lohita
 
Modul 7-bangunan portal , statika dan mekanika dasar
Modul 7-bangunan portal ,  statika dan mekanika dasar Modul 7-bangunan portal ,  statika dan mekanika dasar
Modul 7-bangunan portal , statika dan mekanika dasar MOSES HADUN
 
Siphon, Terjunan, Gorong-gorong
Siphon, Terjunan, Gorong-gorongSiphon, Terjunan, Gorong-gorong
Siphon, Terjunan, Gorong-gorongYahya M Aji
 
Konsolidasi lanjutan
Konsolidasi lanjutanKonsolidasi lanjutan
Konsolidasi lanjutanJaka Jaka
 
87280501 perencanaan-sistem-drainase
87280501 perencanaan-sistem-drainase87280501 perencanaan-sistem-drainase
87280501 perencanaan-sistem-drainaseMiftakhul Yaqin
 
kapasitas daya dukung friksi pondasi tiang pancang_ayufatimahzahra
kapasitas daya dukung friksi pondasi tiang pancang_ayufatimahzahrakapasitas daya dukung friksi pondasi tiang pancang_ayufatimahzahra
kapasitas daya dukung friksi pondasi tiang pancang_ayufatimahzahraAyu Fatimah Zahra
 
Perencanaan pondasi telapak persegi beton bertulang
Perencanaan pondasi telapak persegi beton bertulangPerencanaan pondasi telapak persegi beton bertulang
Perencanaan pondasi telapak persegi beton bertulangAfret Nobel
 
Laporan tugas besar struktur bangunan baja
Laporan tugas besar struktur bangunan bajaLaporan tugas besar struktur bangunan baja
Laporan tugas besar struktur bangunan bajaAndhika Fajar
 

What's hot (20)

Perencanaan bendung
Perencanaan bendungPerencanaan bendung
Perencanaan bendung
 
Kriteria Perencanaan-KP 01-Jaringan Irigasi- Tahun 2013
Kriteria Perencanaan-KP 01-Jaringan Irigasi- Tahun 2013Kriteria Perencanaan-KP 01-Jaringan Irigasi- Tahun 2013
Kriteria Perencanaan-KP 01-Jaringan Irigasi- Tahun 2013
 
Stabilitas lereng-menggunakan-metode-fellenius-dan-slope-w-2007
Stabilitas lereng-menggunakan-metode-fellenius-dan-slope-w-2007Stabilitas lereng-menggunakan-metode-fellenius-dan-slope-w-2007
Stabilitas lereng-menggunakan-metode-fellenius-dan-slope-w-2007
 
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghiDaya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
 
Mekanika tanah jilid 1 * braja m das *
Mekanika tanah jilid 1 * braja m das *Mekanika tanah jilid 1 * braja m das *
Mekanika tanah jilid 1 * braja m das *
 
06 ho pelaksanaan pekerjaan pekerasan jalan beton
06 ho pelaksanaan pekerjaan pekerasan jalan beton06 ho pelaksanaan pekerjaan pekerasan jalan beton
06 ho pelaksanaan pekerjaan pekerasan jalan beton
 
Gambar teknis perencanaan drainase
Gambar teknis perencanaan drainaseGambar teknis perencanaan drainase
Gambar teknis perencanaan drainase
 
Teori perhitungan teodolith
Teori perhitungan teodolithTeori perhitungan teodolith
Teori perhitungan teodolith
 
Perencanaan gording Baja
Perencanaan gording BajaPerencanaan gording Baja
Perencanaan gording Baja
 
Perhitungan tulangAN kolom
Perhitungan tulangAN kolomPerhitungan tulangAN kolom
Perhitungan tulangAN kolom
 
Modul 7-bangunan portal , statika dan mekanika dasar
Modul 7-bangunan portal ,  statika dan mekanika dasar Modul 7-bangunan portal ,  statika dan mekanika dasar
Modul 7-bangunan portal , statika dan mekanika dasar
 
Siphon, Terjunan, Gorong-gorong
Siphon, Terjunan, Gorong-gorongSiphon, Terjunan, Gorong-gorong
Siphon, Terjunan, Gorong-gorong
 
Konsolidasi lanjutan
Konsolidasi lanjutanKonsolidasi lanjutan
Konsolidasi lanjutan
 
87280501 perencanaan-sistem-drainase
87280501 perencanaan-sistem-drainase87280501 perencanaan-sistem-drainase
87280501 perencanaan-sistem-drainase
 
Bab 4 konsolidasi
Bab 4 konsolidasiBab 4 konsolidasi
Bab 4 konsolidasi
 
Uji Konsistensi Data Hujan
Uji Konsistensi Data HujanUji Konsistensi Data Hujan
Uji Konsistensi Data Hujan
 
kapasitas daya dukung friksi pondasi tiang pancang_ayufatimahzahra
kapasitas daya dukung friksi pondasi tiang pancang_ayufatimahzahrakapasitas daya dukung friksi pondasi tiang pancang_ayufatimahzahra
kapasitas daya dukung friksi pondasi tiang pancang_ayufatimahzahra
 
Teknik Perkerasan Jalan
Teknik Perkerasan JalanTeknik Perkerasan Jalan
Teknik Perkerasan Jalan
 
Perencanaan pondasi telapak persegi beton bertulang
Perencanaan pondasi telapak persegi beton bertulangPerencanaan pondasi telapak persegi beton bertulang
Perencanaan pondasi telapak persegi beton bertulang
 
Laporan tugas besar struktur bangunan baja
Laporan tugas besar struktur bangunan bajaLaporan tugas besar struktur bangunan baja
Laporan tugas besar struktur bangunan baja
 

Similar to Jalan Flexible

Perbandingan antara perkerasan lentur dan kaku
Perbandingan antara perkerasan lentur dan kakuPerbandingan antara perkerasan lentur dan kaku
Perbandingan antara perkerasan lentur dan kakuFranky Sihombing
 
Makalah perkerasan jalan
Makalah perkerasan jalan Makalah perkerasan jalan
Makalah perkerasan jalan efdharey
 
Makalah perkerasan jalan TEKNIK PIPIL
Makalah perkerasan jalan TEKNIK PIPILMakalah perkerasan jalan TEKNIK PIPIL
Makalah perkerasan jalan TEKNIK PIPILefdharey
 
Modul TKP M4KB2 - Perkeras Jalan
Modul TKP M4KB2 - Perkeras JalanModul TKP M4KB2 - Perkeras Jalan
Modul TKP M4KB2 - Perkeras JalanPPGHybrid1
 
Bahan Perkerasan Jalan.ppt
Bahan Perkerasan Jalan.pptBahan Perkerasan Jalan.ppt
Bahan Perkerasan Jalan.pptdpibskanida
 
RIGIS PAVEMENT Gupita Diah Kusuma
RIGIS PAVEMENT Gupita Diah KusumaRIGIS PAVEMENT Gupita Diah Kusuma
RIGIS PAVEMENT Gupita Diah Kusumaafifsalim12
 
Pekerjaan peningkatan jalan m
Pekerjaan peningkatan jalan mPekerjaan peningkatan jalan m
Pekerjaan peningkatan jalan mBinsar Frengki
 
1-perkersan-jalan.pptx
1-perkersan-jalan.pptx1-perkersan-jalan.pptx
1-perkersan-jalan.pptxarief294504
 
176571108 metode-pekerjaan-jalan-beton
176571108 metode-pekerjaan-jalan-beton176571108 metode-pekerjaan-jalan-beton
176571108 metode-pekerjaan-jalan-betonOlfa Finatry
 
Perencanaan perkerasan jalamn
Perencanaan perkerasan jalamnPerencanaan perkerasan jalamn
Perencanaan perkerasan jalamnTita Wirya
 
Analisa perilaku tanah ekspansif pada tiang pancang, ditinjau dari variabel k...
Analisa perilaku tanah ekspansif pada tiang pancang, ditinjau dari variabel k...Analisa perilaku tanah ekspansif pada tiang pancang, ditinjau dari variabel k...
Analisa perilaku tanah ekspansif pada tiang pancang, ditinjau dari variabel k...Vera Rohmadoniati
 
Perkerasan Jalan_Ayu Fatimah Zahra
Perkerasan Jalan_Ayu Fatimah ZahraPerkerasan Jalan_Ayu Fatimah Zahra
Perkerasan Jalan_Ayu Fatimah ZahraAyu Fatimah Zahra
 
03. Analisa Biaya Proyek, Pengendalian Pelaksanaan Proyek, Pelaksanaan Pekerj...
03. Analisa Biaya Proyek, Pengendalian Pelaksanaan Proyek, Pelaksanaan Pekerj...03. Analisa Biaya Proyek, Pengendalian Pelaksanaan Proyek, Pelaksanaan Pekerj...
03. Analisa Biaya Proyek, Pengendalian Pelaksanaan Proyek, Pelaksanaan Pekerj...DewiMustikawati2
 
01. Webinar Gb. Standar Perkerasan Jalan_Ok.pdf
01. Webinar Gb. Standar Perkerasan Jalan_Ok.pdf01. Webinar Gb. Standar Perkerasan Jalan_Ok.pdf
01. Webinar Gb. Standar Perkerasan Jalan_Ok.pdfRaihanZahran2
 
highway (jalan raya).pptx
highway (jalan raya).pptxhighway (jalan raya).pptx
highway (jalan raya).pptximamfurqonLabib
 
Pemilihan teknik perbaikan perkerasan jalan
Pemilihan teknik perbaikan perkerasan jalanPemilihan teknik perbaikan perkerasan jalan
Pemilihan teknik perbaikan perkerasan jalanAdelyaHakim1
 
676 article text-2602-1-10-20191009
676 article text-2602-1-10-20191009676 article text-2602-1-10-20191009
676 article text-2602-1-10-20191009YogaKI
 

Similar to Jalan Flexible (20)

Perbandingan antara perkerasan lentur dan kaku
Perbandingan antara perkerasan lentur dan kakuPerbandingan antara perkerasan lentur dan kaku
Perbandingan antara perkerasan lentur dan kaku
 
Rjr 2 (1)
Rjr 2 (1)Rjr 2 (1)
Rjr 2 (1)
 
Makalah perkerasan jalan
Makalah perkerasan jalan Makalah perkerasan jalan
Makalah perkerasan jalan
 
Makalah perkerasan jalan TEKNIK PIPIL
Makalah perkerasan jalan TEKNIK PIPILMakalah perkerasan jalan TEKNIK PIPIL
Makalah perkerasan jalan TEKNIK PIPIL
 
Modul TKP M4KB2 - Perkeras Jalan
Modul TKP M4KB2 - Perkeras JalanModul TKP M4KB2 - Perkeras Jalan
Modul TKP M4KB2 - Perkeras Jalan
 
Bahan Perkerasan Jalan.ppt
Bahan Perkerasan Jalan.pptBahan Perkerasan Jalan.ppt
Bahan Perkerasan Jalan.ppt
 
RIGIS PAVEMENT Gupita Diah Kusuma
RIGIS PAVEMENT Gupita Diah KusumaRIGIS PAVEMENT Gupita Diah Kusuma
RIGIS PAVEMENT Gupita Diah Kusuma
 
Pekerjaan peningkatan jalan m
Pekerjaan peningkatan jalan mPekerjaan peningkatan jalan m
Pekerjaan peningkatan jalan m
 
1-perkersan-jalan.pptx
1-perkersan-jalan.pptx1-perkersan-jalan.pptx
1-perkersan-jalan.pptx
 
176571108 metode-pekerjaan-jalan-beton
176571108 metode-pekerjaan-jalan-beton176571108 metode-pekerjaan-jalan-beton
176571108 metode-pekerjaan-jalan-beton
 
Perencanaan perkerasan jalamn
Perencanaan perkerasan jalamnPerencanaan perkerasan jalamn
Perencanaan perkerasan jalamn
 
Analisa perilaku tanah ekspansif pada tiang pancang, ditinjau dari variabel k...
Analisa perilaku tanah ekspansif pada tiang pancang, ditinjau dari variabel k...Analisa perilaku tanah ekspansif pada tiang pancang, ditinjau dari variabel k...
Analisa perilaku tanah ekspansif pada tiang pancang, ditinjau dari variabel k...
 
Lapisan Perkerasan Jalan Raya
Lapisan Perkerasan Jalan RayaLapisan Perkerasan Jalan Raya
Lapisan Perkerasan Jalan Raya
 
Perkerasan Jalan_Ayu Fatimah Zahra
Perkerasan Jalan_Ayu Fatimah ZahraPerkerasan Jalan_Ayu Fatimah Zahra
Perkerasan Jalan_Ayu Fatimah Zahra
 
Perkersan jalan
Perkersan jalanPerkersan jalan
Perkersan jalan
 
03. Analisa Biaya Proyek, Pengendalian Pelaksanaan Proyek, Pelaksanaan Pekerj...
03. Analisa Biaya Proyek, Pengendalian Pelaksanaan Proyek, Pelaksanaan Pekerj...03. Analisa Biaya Proyek, Pengendalian Pelaksanaan Proyek, Pelaksanaan Pekerj...
03. Analisa Biaya Proyek, Pengendalian Pelaksanaan Proyek, Pelaksanaan Pekerj...
 
01. Webinar Gb. Standar Perkerasan Jalan_Ok.pdf
01. Webinar Gb. Standar Perkerasan Jalan_Ok.pdf01. Webinar Gb. Standar Perkerasan Jalan_Ok.pdf
01. Webinar Gb. Standar Perkerasan Jalan_Ok.pdf
 
highway (jalan raya).pptx
highway (jalan raya).pptxhighway (jalan raya).pptx
highway (jalan raya).pptx
 
Pemilihan teknik perbaikan perkerasan jalan
Pemilihan teknik perbaikan perkerasan jalanPemilihan teknik perbaikan perkerasan jalan
Pemilihan teknik perbaikan perkerasan jalan
 
676 article text-2602-1-10-20191009
676 article text-2602-1-10-20191009676 article text-2602-1-10-20191009
676 article text-2602-1-10-20191009
 

More from E Sanjani

jurnal Konstruksi jalan
jurnal Konstruksi jalanjurnal Konstruksi jalan
jurnal Konstruksi jalanE Sanjani
 
jurnal Konstruksi jalan
jurnal Konstruksi jalanjurnal Konstruksi jalan
jurnal Konstruksi jalanE Sanjani
 
jurnal Konstruksi jalan
jurnal Konstruksi jalanjurnal Konstruksi jalan
jurnal Konstruksi jalanE Sanjani
 
jurnal Konstruksi jalan
jurnal Konstruksi jalanjurnal Konstruksi jalan
jurnal Konstruksi jalanE Sanjani
 
jurnal Konstruksi jalan
jurnal Konstruksi jalanjurnal Konstruksi jalan
jurnal Konstruksi jalanE Sanjani
 
Konstruksi jalan
Konstruksi jalanKonstruksi jalan
Konstruksi jalanE Sanjani
 
Bahan bangunan II
Bahan bangunan IIBahan bangunan II
Bahan bangunan IIE Sanjani
 
Psikologi pendidikan
 Psikologi pendidikan Psikologi pendidikan
Psikologi pendidikanE Sanjani
 
Laporan beton
Laporan betonLaporan beton
Laporan betonE Sanjani
 
Gambar kontruksi bangunan "Irigasi"
Gambar kontruksi bangunan "Irigasi"Gambar kontruksi bangunan "Irigasi"
Gambar kontruksi bangunan "Irigasi"E Sanjani
 
Jurnal jembatan rangka baja
Jurnal jembatan rangka bajaJurnal jembatan rangka baja
Jurnal jembatan rangka bajaE Sanjani
 
Jurnal jembatan rangka baja
Jurnal jembatan rangka bajaJurnal jembatan rangka baja
Jurnal jembatan rangka bajaE Sanjani
 
Jurnal jembatan
Jurnal jembatan Jurnal jembatan
Jurnal jembatan E Sanjani
 

More from E Sanjani (13)

jurnal Konstruksi jalan
jurnal Konstruksi jalanjurnal Konstruksi jalan
jurnal Konstruksi jalan
 
jurnal Konstruksi jalan
jurnal Konstruksi jalanjurnal Konstruksi jalan
jurnal Konstruksi jalan
 
jurnal Konstruksi jalan
jurnal Konstruksi jalanjurnal Konstruksi jalan
jurnal Konstruksi jalan
 
jurnal Konstruksi jalan
jurnal Konstruksi jalanjurnal Konstruksi jalan
jurnal Konstruksi jalan
 
jurnal Konstruksi jalan
jurnal Konstruksi jalanjurnal Konstruksi jalan
jurnal Konstruksi jalan
 
Konstruksi jalan
Konstruksi jalanKonstruksi jalan
Konstruksi jalan
 
Bahan bangunan II
Bahan bangunan IIBahan bangunan II
Bahan bangunan II
 
Psikologi pendidikan
 Psikologi pendidikan Psikologi pendidikan
Psikologi pendidikan
 
Laporan beton
Laporan betonLaporan beton
Laporan beton
 
Gambar kontruksi bangunan "Irigasi"
Gambar kontruksi bangunan "Irigasi"Gambar kontruksi bangunan "Irigasi"
Gambar kontruksi bangunan "Irigasi"
 
Jurnal jembatan rangka baja
Jurnal jembatan rangka bajaJurnal jembatan rangka baja
Jurnal jembatan rangka baja
 
Jurnal jembatan rangka baja
Jurnal jembatan rangka bajaJurnal jembatan rangka baja
Jurnal jembatan rangka baja
 
Jurnal jembatan
Jurnal jembatan Jurnal jembatan
Jurnal jembatan
 

Recently uploaded

2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptxAnnisaNurHasanah27
 
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxmuhammadrizky331164
 
2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx
2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx
2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptxAnnisaNurHasanah27
 
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studiossuser52d6bf
 
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptxMuhararAhmad
 
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.pptSonyGobang1
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++FujiAdam
 
rekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdf
rekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdfrekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdf
rekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdfssuser40d8e3
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaRenaYunita2
 

Recently uploaded (9)

2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
 
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
 
2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx
2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx
2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx
 
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
 
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
 
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
 
rekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdf
rekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdfrekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdf
rekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdf
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
 

Jalan Flexible

  • 1. Evaluasi Kelayakan...(Cahyadi Wijoyo, Citra Putri N, Muh Mukhtar Bukhori, Ramadan Jefri S/ hal. 1-14) MARSHALL,VOL.2,NO.1,JANUARI 2014 46 EVALUASI KELAYAKAN JALAN DENGAN TIPE PERKERASAN FLEXIBLE PAVEMENT (Studi Kasus Jalan Soga, Kota Yogyakarta) 1 Cahyadi Wijoyo, 2 Citra Putri Nareswari, 3 Muh Mukhtar Bukhori, 4 Ramadan Jefri Setyawan 1,2,3,4 Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan, FT UNY Rftjoy@gmail.com; Citra.oneng@yahoo.com; Mukhtar.bukhori@yahoo.co.id; Jefri_25x@yahoo.co.id ABSTRAK Jalan Soga, Tahunan, Umbulharjo, Yogyakarta merupakan jalan antar desa yang mempunyai permasalahan pada lapisan aspal. Selain itu jalan Soga, Tahunan, Umbulharjo, Yogyakarta merupakan tanah asli yang dilapisi oleh agregat dan aspal. Dalam penelitian ini bertujuan mengenai sejarah pembuatan perkerasan lentur (flexible pavement) dan rencana perkerasan jalan yang menggunakan metode survey serta mendemonstrasikan beberapa penanganan dengan perkerasan lentur (flexible pavement). Hasil survey dilapangan menunjukkan bahwa Tebal perkerasan di Jalan Soga, Tahunan, Umbulharjo, Yogyakarta sudah memenuhi syarat nilai kekuatan, tingkat kenyamanan, tingkat keamanan, tingkat kekedapan air, dan tingkat kecepatan air. Keawetan dan kekuatan jalan dapat bertahan sekitar 5 tahun sesuai dengan rencana awal perencanaan. Kata kunci: perkerasan lentur (flexible pavement), ketebalan. PENDAHULUAN Jalan merupakan prasarana angkutan darat yang sangat penting dalam memperlancar kegiatan hubungan perekonomian, baik antara satu kota dengan kota lainnya, maupun antara kota dengan desa dan antara satu desa dengan desalainnya. Kondisi jalan yang baik akan memudahkan mobilitas penduduk dalam mengadakan hubungan perekonomian dan kegiatan sosial lainnya. Perkerasan lentur yang baik, harus mempunyai kualitas dan ketebalan dimana tidak akan rusak akibat beban kendaraan. Disamping itu, perkerasan harus mempunyai ketahanan terhadap pengikisan akibat lalulintas, perubahan cuaca dan pengaruh buruk lainnya. Pertumbuhan transportasi di Indonesia yang tinggi setiap tahunnya telah banyak merubah keadaan jalan yang berada di perkampungan, hal ini diakibatkan dari adanya kebutuhan masyarakat akan kenyamanan di jalanan perkampungan. Fasilitas yang mulai memudahkan untuk pembuatan jalan baru, harga yang tidak terlalu mahal, perizinan yang dimudahkan oleh pemerintah, program dari pemerintah pusat yang mengharuskan pembangunan sarana dan prasarana di perkampungan terutama pengaspalan jalan untuk kelancaran transportasi bila terjadi kemacetan pada jalan utama jalan perkampungan menjadi alternatif untuk pemecah kemacetan di jalan utama membuat banyak
  • 2. Evaluasi Kelayakan...(Cahyadi Wijoyo, Citra Putri N, Muh Mukhtar Bukhori, Ramadan Jefri S/ hal. 1-14) MARSHALL,VOL.2,NO.1,JANUARI 2014 47 dari kelurahan mulai mengusulkan untuk pembuatan jalan beraspal berdasarkan dari pandangan yang terjadi sehari-hari. Pembuatan jalan beraspal di perkampungan termasuk pada konstruksi perkerasan lentur yaitu jalan yang perkerasannya menggunakan aspal sebagai bahan pengikat dan untuk fillernya menggunakan agregat kasar dan agregat halus maupun dengan penambahan bahan lain untuk memperkuat jalan yang akan di buat dalam hal ini terutama jalan yang ada di daerah Umbulharjo yaitu Jalan Soga yang terletak pada Kecamatan Tahunan, Umbulharjo, Yogyakarta termasuk pada jalan dengan perkerasan lentur. Kebanyakan jalan dengan tipe perkerasan lentur akan mudah mengalami kerusakan. Tingkat kerusakan perkerasan jalan di Jalan Soga Tahunan, dapat di minimalisasi jika kondisi perkerasan di ketahui pada tahun-tahun sebelumnya. Untuk memprediksi kondisi perkerasan dengan baik, maka dibutuhkan suatu sistem penilaian kondisi jalan serta evaluasi secara periodik sehingga berguna untuk persiapan analisis struktural secara detail dan untuk rehabilitasi di masa datang. Hal ini sesuai dengan Petunjuk Teknis No. 024/T/Bt/1995, yaitu Petunjuk Pelaksanaan Pemeliharaan Jalan Kabupaten, Departemen Pekerjaaan Umum, yang terbagi dalam2 kategori, yakni pemeliharaan rutin dan pemeliharaan berkala. Berdasarkan latar belakang diatas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi mengenai kondisi perkerasan lentur di Jalan Soga Tahunan Umbulharjo, sehingga dapat diketahui apakah pemeliharan jalan yang berfungsi secara baik atau tidak, sehingga dapat diketahui faktor penyebabnya. KAJIAN TEORI Flexible Pavement Flexible Pavement atau perkerasan lentur adalah perkerasan yang menggunakan aspal sebagai bahan pengikat. Konstruksi perkerasan lentur ini sendiri berisi lapisan-lapisan yang diletakkan di atas tanah dasar yang telah dipadatkan. Lapisan-lapisan tersebut berfungsi untuk menerima beban lalu lintas dan menyebarkannya ke lapisan di bawahnya. Lapisan-lapisan perkerasannya bersifat memikul dan menyebarkan beban lalu lintas ke tanah dasar. Perkerasan beraspal umumnya membutuhkan biaya awal konstruksi yang lebih rendah dari perkerasan beton. Namun untuk daya dukung tanah dasar dan umur rencana yang sama seperti perkerasan beton, maka keperluan agregat perkerasan beraspal akan lebih banyak, sehingga perlu pembukaan sumber material baru. Selain itu perkerasan beraspal membutuhkan biaya pemeliharaan yang lebih tinggi selama umur rencana. Untuk mengurangi pemeliharaan yang tinggi ini, maka perkerasan beraspal lebih sesuai untuk lokasi yang tidak memiliki masalah dengan drainase, dan lalu lintas yang lewat tidak terlalu padat. Selain itu biaya pemeliharaan dapat dikurangi bila kerusakan yang terjadi (seperti: lubang amblas) dapat ditangani sedini mungkin. (Sukirman, 2007). Jenis dan Fungsi Lapisan Perkerasan a. Lapisan Tanah Dasar (Subgrade) Lapisan tanah dasar adalah lapisan tanah yang berfungsi sebagai tempat perletakan lapisperkerasan dan mendukung konstruksi perkerasan jalan diatasnya. Menurut Spesifikasi, tanah dasar adalah lapisan paling atas
  • 3. Evaluasi Kelayakan...(Cahyadi Wijoyo, Citra Putri N, Muh Mukhtar Bukhori, Ramadan Jefri S/ hal. 1-14) MARSHALL,VOL.2,NO.1,JANUARI 2014 48 dari timbunan badan jalan setebal 30 cm, yang mempunyai persyaratan tertentu sesuai fungsinya, yaitu yang berkenaan dengan kepadatan dan daya dukungnya (CBR) Lapisan tanah dasar dapat berupa tanah asli yang dipadatkan jika tanah aslinya baik, atau tanah urugan yang didatangkan dari tempat lain atau tanah yang distabilisasi dan lain lain. Ditinjau dari muka tanah asli, maka lapisan tanah dasar dibedakan atas : 1) Lapisan tanah dasar, tanah galian 2) Lapisan tanah dasar, tanah urugan. 3) Lapisan tanah dasar, tanah asli. Kekuatan dan keawetan konstruksi perkerasan jalan sangat tergantung dari sifat-sifat dan dayadukung tanah dasar.Umumnya persoalan yang menyangkut tanah dasar adalah sebagai berikut : 1) Perubahan bentuk tetap (deformasi permanen) akibat beban lalu lintas. 2) Sifat mengembang dan menyusutnya tanah akibat perubahan kadar air. 3) Daya dukung tanah dasar yang tidak merata pada daerah dengan macam tanah yang sangat berbeda. 4) Daya dukung yang tidak merata akibat pelaksanaan yang kurang baik. 5) Perbedaan penurunan (differential settlement) akibat terdapatnya lapisan- lapisan tanah lunak di bawah tanah dasar akan mengakibatkan terjadinya perubahan bentuk tetap. 6) Kondisi geologis dari lokasi jalan perlu dipelajari dengan teliti, jika ada kemungkinan lokasi jalan berbeda pada daerah patahan, dan lain sebagainya. (Sukirman, 2003) b. LapisanPondasi Bawah(Subbase Course) Lapis pondasi bawah adalah lapisan perkerasan yang terletak di atas lapisan tanah dasar dan dibawah lapis pondasi atas.Lapis pondasi bawah ini berfungsi sebagai : 1) Bagian dari konstruksi perkerasan untuk menyebarkan beban roda ke tanah dasar. 2) Lapis peresapan, agar air tanah tidak berkumpul di pondasi. 3) Lapisan untuk mencegah partikel-partikel halus dari tanah dasar naik ke lapis pondasi atas. 4) Lapis pelindung lapisan tanah dasar dari beban roda-roda alat berat (akibat lemahnya dayadukung tanah dasar) pada awal-awal pelaksanaan pekerjaan. 5) Lapis pelindung lapisan tanah dasar dari pengaruh cuaca terutama hujan. 6) Mengurangi tebal lapisan diatasnya yang lebih mahal. (Sukirman, 2003) Jenis lapisan pondasi bawah yang umum dipergunakan di Indonesia antara lain: 1) Agregat bergradasi baik, dibedakan atas: a) Sirtu atau pitrun kelas A b) Sirtu atau pitrun kelas B c) Sirtu atau pitrun kelas C 2) Stabilisasi a) Stabilisasi agregat dengan semen (Cement Treated Subbase) b) Stabilisasi agregat dengan kapur (Lime Treated Subbase) c) Stabilisasi tanah dengan semen (Soil Cement Stabilization) d) Stabilisasi tanah dengan kapur (Soil Lime Stabilization) c. Lapisan Pondasi Atas (Base Course)
  • 4. Evaluasi Kelayakan...(Cahyadi Wijoyo, Citra Putri N, Muh Mukhtar Bukhori, Ramadan Jefri S/ hal. 1-14) MARSHALL,VOL.2,NO.1,JANUARI 2014 49 Lapisan pondasi atas adalah lapisan perkerasan yang terletak di antara lapis pondasi bawah danlapis permukaan.Lapisan pondasi atas ini berfungsi sebagai : 1) Bagian perkerasan yang menahan gaya lintang dari beban roda dan menyebarkan beban kelapisan di bawahnya. 2) Bantalan terhadap lapisan permukaan. 3) Lapisan peresapan untuk lapisan pondasi bawah. Material yang akan digunakan untuk lapis pondasi atas adalah material yang cukup kuat. Untuk lapis pondasi atas tanpa bahan pengikat umumnya menggunakan material dengan CBR > 50% dan Plastisitas Indeks (PI) < 4%.Bahan-bahan alam seperti batu pecah, kerikil pecah, stabilisasi tanah dengan semen dan kapur dapat digunakan sebagai lapis pondasi atas. Dalam penentuan bahan lapis pondasi ini perlu dipertimbangkan beberapa hal antara lain,kecukupan bahan setempat, harga, volume pekerjaan dan jarak angkut bahan ke lapangan. Jenis lapis pondasi atas yang umum dipergunakan di Indonesia antara lain: 1) Agregat bergradasi baik dapat dibagi atas: a) Batu pecah kelas A b) Batu pecah kelas B c) Batu pecah kelas C Batu pecah kelas A mempunyai gradasi yang lebih kasar dari batu pecah kelas B, dan batu pecah kelas B lebih kasar dari batu pecah kelas C. 2) Pondasi Macadam 3) Pondasi Telford 4) Penetrasi Macadam (Lapen) 5) Aspal beton pondasi (Ashpalt Concrete Base / Ashpalt Treated Base) 6) Stabilisasi yang terdiri dari: a) Stabilisasi agregat dengan semen (Cement Treated Base) b) Stabilisasi agregat dengan kapur (Lime Treated Base) c) Stabilisasi agregat dengan aspal (Ashpalt Treated Base) d. Lapisan Permukaan (Surface Course) Lapisan permukaan adalah lapisan yang bersentuhan langsung dengan beban roda kendaraan. Dan lapisan permukaan ini berfungsi sebagai : 1) Lapisan yang langsung menahan akibat beban roda kendaraan. 2) Lapisan yang langsung menahan gesekan akibat rem kendaraan (lapisaus). 3) Lapisan yang mencegah air hujan yang jatuh di atasnya tidak meresap ke lapisan bawahnya dan melemahkan lapisan tersebut. 4) Lapisan yang menyebarkan beban ke lapisan bawah, sehingga dapat dipikul oleh lapisan dibawahnya.Apabila dperlukan, dapat juga dipasang suatu lapis penutup / lapis aus (wearing course) di ataslapis permukaan tersebut. Fungsi lapis aus ini adalah sebagai lapisan pelindung bagi lapis permukaan untuk mencegah masuknya air dan untuk memberikan kekesatan (skid resistance) permukaan jalan. Lapis aus tidak diperhitungkan ikut memikul beban lalu lintas. Jenis lapis permukaan yang umum dipergunakan di Indonesia antara lain: 1) Lapisan bersifat non struktural, berfungsi sebagai lapisan aus dan kedap air antara lain: a) Burtu (Laburan aspal satu lapis)
  • 5. Evaluasi Kelayakan...(Cahyadi Wijoyo, Citra Putri N, Muh Mukhtar Bukhori, Ramadan Jefri S/ hal. 1-14) MARSHALL,VOL.2,NO.1,JANUARI 2014 50 b) Burda (Laburan aspal dua lapis) c) Latasir (Lapis tipis aspal pasir) d) Buras (Laburan aspal) e) Latasbum (Lapis tipis asbuton murni) f) Lataston (Lapis tipis aspal beton) Jenis lapisan di atas walaupun bersifat non struktural, dapat menambah daya tahan perkerasan terhadap penurunan mutu, sehingga secara keseluruhan menambah masa pelayanan dari konstruksi perkerasan.Jenis perkerasan ini terutama digunakan untuk pemeliharaan jalan. Dalam menentukan indeks permukaan pada awal umur rencana (IPo) perlu diperhatikan jenis lapis permukaan jalan (kerataan/kahalusan serta kekokohan) pada awal umur rencana menurut daftar dibawah ini : Tabel 1. Indeks Permukaan Pada Awal Umur Rencana Jenis Lapis Permukaan Ipo Roughnes (mm/km) LASTON ≥ 4 ≤ 1000 3,9 – 3,5 ˃ 1000 LASBUTAG 3,9 – 3,5 ≤ 2000 3,4 – 3,0 ˃ 2000 HRA 3,9 – 3,5 ≤ 2000 3,4 – 3,0 ˂ 2000 BURDA 3,9 – 3,5 ˂ 2000 BURTU 3,4 – 3,0 ˂ 2000 LAPEN 3,4 – 3,0 ≤ 3000 2,9 – 2,5 ˃ 3000 LATASBUM 2,9 – 2,5 BURAS 2,9 – 2,5 LATASIR 2,9 – 2,5 JALAN TANAH ≤ 2,4 JALAN KERIKIL ≤ 2,4 (Sumber : SKBI, 1987) Tabel 2. Lapis Permukaan ITP Tebal Minimum (cm) Bahan ˂ 3,00 5 Lapis Pelindung : (Buras/Burtu/Burda) 3,00 – 6,70 5 Lapen/Aspal Macadam,HRA,Lasbutag,Laston 6,71 – 7,49 7,5 Lapen/Aspal Macadam,HRA,Lasbutag,Laston 7,50 – 9,99 7,5 Lasbutag,Laston ≥ 10,00 10 Laston (Sumber : SKBI, 1987) Tabel 3. Lapis Pondasi Atas ITP TebalMinimum (cm) Bahan 3,00 – 7,49 15 Batu pecah, stabilisasi tanah dengan
  • 6. Evaluasi Kelayakan...(Cahyadi Wijoyo, Citra Putri N, Muh Mukhtar Bukhori, Ramadan Jefri S/ hal. 1-14) MARSHALL,VOL.2,NO.1,JANUARI 2014 51 semen, stabilisasi kapur 7,50 – 9,99 20 Batu pecah, stabilisai tanah dengan semen, stabilisasi tanah dengan kapur, pondasi macadam laston atas 10 – 12,14 20 Batu pecah, stabilisasi tanah dengan semen, stabilisasi tanah dengan kapur, pondasi macadam, lapen, laston atas ≥ 12,25 25 ~~~ (Sumber : SKBI, 1987) 2) Lapisan bersifat struktural, berfungsi sebagai lapisan yang menahan dan menyebarkan beban roda, antara lain: a) Penetrasi Macadam (Lapen) merupakan lapis perkerasan yang terdiri dari agregat pokok dan agregat pengunci bergradasi terbuka dan seragam yang diikat oleh aspal dengan cara disemprotkan di atasnya dan dipadatkan lapis demi lapis. Di atas Lapen ini biasanya diberi laburan aspal dengan agregat penutup. Tebal lapisan satu lapis dapat bervariasi dari 4-10 cm. b) Lasbutag merupakan suatu lapisan pada konstruksi jalan yang terdiri dari campuran antara agregat, asbuton dan bahan pelunak yang diaduk, dihampar dan dipadatkan secara dingin. Tebal padat tiap lapisannya antara 3-5 cm. c) Laston (Lapis Aspal Beton), merupakan suatu lapisan pada konstruksi jalan yang terdiri dari campuran aspal keras dan agregat yang mempunyai gradasi menerus, dicampur, dihampar, dan dipadatkan pada suhu tertentu. Kriteria Konstruksi Perkerasan Lentur Guna dapat memberikan rasa aman dan nyaman kepada si pemakai jalan, maka konstruksi perkerasan jalan haruslah memenuhi syarat-syarat tertentu yang dapat dikelompokkan menjadi 2 macam, yaitu: a. Syarat-syarat berlalu lintas Konstruksi perkerasan lentur dipandang dari keamanan dan kenyamanan berlalu lintas haruslah memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: 1) Permukaan yang rata, tidak bergelombang, tidak melendut dan tidak berlubang. 2) Permukaan cukup kaku, sehingga tidak mudah berubah bentuk akibat beban yang bekerja di atasnya. 3) Permukaan cukup kesat, memberikan gesekan yang baik antara ban dan permukaan jalan sehingga tak mudah salip. 4) Permukaan tidak mengkilap, tidak silau jika kena sinar matahari. b. Syarat-syarat kekuatan / struktural Konstruksi perkerasan jalan dipandang dari segi kemampuan memikul dan menyebar beban, haruslah memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: 1) Ketebalan yang cukup sehingga mampu menyebarkan beban/ muatan lalu lintas ke tanah dasar.
  • 7. Evaluasi Kelayakan...(Cahyadi Wijoyo, Citra Putri N, Muh Mukhtar Bukhori, Ramadan Jefri S/ hal. 1-14) MARSHALL,VOL.2,NO.1,JANUARI 2014 52 2) Kedap terhadap air, sehingga air tidak mudah meresap ke lapisan di bawahnya. 3) Permukaan mudah mengalirkan air, sehingga air hujan yang jatuh di atasnya dapat sepat dialirkan. 4) Kekakuan untuk memikul beban yang bekerja tanpa menimbulkan deformasi yang berarti. Untuk dapat memenuhi hal-hal tersebut di atas, perencanaan dan pelaksanaan konstruksi perkerasan lentur jalan haruslah mencakup: 1) Perencanaan tebal masing-masing lapisan perkerasan. Dengan memperhatikan daya dukung tanah dasar, beban lalu lintas yang akan dipikulnya, keadaan lingkungan, jenis lapisan yang dipilih, dapatlah ditentukan tebal masing-masing lapisan berdasarkan beberapa metode yang ada. 2) Analisa campuran bahan Dengan memperhatikan mutu dan jumlah beban setempat yang tersedia, direncanakanlah suatu susunan campuran tertentu sehingga terpenuhi spesifikasi dari jenis lapisan yang dipilih. 3) Pengawasan pelaksanaan pekerjaan Perencanaan tebal yang baik dan susunan campuran yang memenuhi syarat, belumlah dapat menjamin dihasilkannya lapisan perkerasan yang memenuhi apa yang diinginkan jika tidak dilakukan pengawasan pelaksanaan yang cermat mulai dari tahap penyiapan lokasi dan material sampai tahap pencampuran atau penghamparan dan akhirnya pada tahap pemadatan dan pemeliharaan. Disamping itu tak dapat dilupakan sistem pemeliharaan yang terencana dan tepat selama umur pelayanan, termasuk di dalamnya sistem drainase tersebut.(Sukirman, 2003) Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Baru Perencanaan tebal perkerasan lentur jalan baru umumnya dapat dibedakan menjadi 2 metode, yaitu: a. Metode Empiris, metode ini dikembangkan berdasarkan pengalaman dan penelitian dari jalan-jalan yang dibuat khusus untuk penelitian atau dari jalan yang sudah ada. Terdapat banyak metode empiris yang telah dikembangkan oleh berbagai negara, seperti: 1) Metode AASHTO, Amerika Serikat, yang telah mengalami perubahan terus-menerus, sesuai dengan penelitian yang diperoleh. Perubahan terakhir dilakukan pada edisi 1986, yang dapat dibaca pada buku AASHTO, “Guide For Design of Pavement Stuctures, 1986”. 2) Metode Bina Marga, Indonesia, yang merupakan modifikasi dari metode AASHTO 1972 versi 1981. Modifikasi ini dilakukan untuk penyesuaian dengan kondisi alam, lingkungan, sifat tanah dasar, dan jenis lapisan perkerasan yang umum dipergunakan di Indonesia. Edisi terakhir dari metode Bina Marga dikeluarkan tahun 1987, yaitu dapat dibaca pada “Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya dengan Metode Analisa Komponen, SKBI-2.3.26.1987 UDC:625.73”. 3) Metode NAASRA, Australia, yang dapat dibaca pada “Interim Guide to Pavement Thickness Design”.
  • 8. Evaluasi Kelayakan...(Cahyadi Wijoyo, Citra Putri N, Muh Mukhtar Bukhori, Ramadan Jefri S/ hal. 1-14) MARSHALL,VOL.2,NO.1,JANUARI 2014 53 4) Metode Road Note 29, Inggris. 5) Metode Road Note31, Inggris. Metode ini dikeluarkan oleh TRRL khusus untuk perencanaan tebal perkerasan lentur di negara-negara yang beriklim sub tropis dan tropis. 6) Metode Ashpalt Institute,yang dapat dibaca pada “ Thickness Design Ashpalt Pavement for Highways and Streets, MS-1”. Disamping metode tersebut di atas terdapat banyak metode lain seperti metode yang dikembangkan oleh Japan Assc, NCSA dan lain-lain. Perencanaan tebal perkerasan lentur dengan metode empiris sebaiknya dilakukan tidak hanya menggunakan satu metode saja, tetapi beberapa metode. Hasil perencanaan akhir diperoleh dari hasil studi perbandingan dengan memperhatikan biaya konstruksi awal, life cycle cost, pemeliharaan, tenaga kerja, kemungkinan ketersediaan material yang diperlukan, asumsi yang diambil pada setiap metode, dan kondisi lingkungan. Bahan Penyusun Perkerasan Lentur Bahan penyusun lapis permukaan untuk perkerasan lentur yang utama terdiri atas bahan ikat dan bahan pokok.Bahan pokok bisa berupa pasir, kerikil, batupecah/ agregat dan lain-lain. Sedang untuk bahan ikat untuk perkerasan bias berbeda-beda, tergantung dari jenis perkerasan jalan yang akan dipakai. Bisaberupa tanah liat, aspal/ bitumen, portland cement, atau kapur/ lime. 1. Aspal Aspal merupakan senyawa hidrokarbon berwarna coklat gelap atau hitam pekat yang dibentuk dari unsur-unsur asphathenes, resins, dan oils. Aspal padalapis perkerasan berfungsi sebagai bahan ikat antara agregat untuk membentuksuatu campuran yang kompak, sehingga akan memberikan kekuatan masing-masing agregat (Kerbs and Walker, 1971). Selain sebagai bahan ikat, aspal juga berfungsi untuk mengisi rongga antara butir agragat dan pori-pori yang ada dari agregat itu sendiri. Pada temperatur ruang aspal bersifat thermoplastis, sehingga aspal akan mencair jika dipanaskan sampai pada temperatur tertentu dan kembali membeku jika temperatur turun. Bersama agregat, aspal merupakan material pembentukcampuran perkerasan jalan.Banyaknya aspal dalam campuran perkerasan berkisarantara 4-10% berdasarkan berat campuran, atau 10-15% berdasarkan volume campuran (Silvia Sukirman, 2003). 2. Agregat Agregat adalah sekumpulan butir-butir batu pecah, kerikil, pasir atau mineral lainnya, baik berupa hasil alam maupun buatan (Petunjuk Pelaksanaan Laston Untuk Jalan Raya SKBI -2.4.26.1987). Fungsi dari agregat dalam campuran aspal adalah sebagai kerangka yang memberikan stabilitas campuran jika dilakukan dengan alat pemadat yang tepat. Agregat sebagai komponen utama atau kerangka dari lapisan perkerasan jalan yaitu mengandung 90% – 95% agregat berdasarkan persentase berat atau 75% – 85% agregat berdasarkan persentase volume (Silvia Sukirman, 2003). Kerusakan-kerisakan dan Pemeliharaan Permukaan Jalan Penanganan konstruksi perkerasan apakah itu bersifat pemeliharaan, penunjang, peningkatan, ataupun rehabilitasi dapat dilakukan dengan baik
  • 9. Evaluasi Kelayakan...(Cahyadi Wijoyo, Citra Putri N, Muh Mukhtar Bukhori, Ramadan Jefri S/ hal. 1-14) MARSHALL,VOL.2,NO.1,JANUARI 2014 54 setelah kerusakan-kerusakan yang timbul pada perkerasan tersebut dievaluasi mengenai penyebab dan akibat dari kerusakan tersebut. Besarnya pengaruh suatu kerusakan dan langkah penannganan selanjutnya sangat tergantung dari evaluasi yang dilakukan oleh si pengamat, oleh karena itu si pengamat haruslah orang yang benar-benar menguasai jenis dan sebab serta tingkat penanganan yang dibutuhkan dari kerusakan-kerusakan yang timbul. Kerusakan pada konstruksi jalan dapat disebabkan oleh: 1. Lalu lintas, yang dapat berupa peningkatan beban, dan repetisi beban. 2. Air, yang dapat berasal dari air hujan, sistem drainase jalan yang tidak baik, naiknya air akibat sifat kapilaritas. 3. Material konstruksi perkerasan. Dalam hal ini dapat disebabkan oleh sifat material itu sendiri atau dapat pula disebabkan oleh sistem pengolahan bahan yang tidak baik. 4. Iklim. Indonesia beriklim tropis, dimana suhu udara dan curah hujan umumnya tinggi, yang merupakan salah satu penyebab kerusakan jalan. 5. Kondisi tanah dasar yang tidak stabil. Kemungkinan disebabkan oleh sistem pelaksanaan yang kurang baik, atau dapat juga disebabkan oleh sifat tanah dasarnya yang memang jelek. 6. Proses pemadatan lapisan di atas tanah dasar yang kurang baik. Umumnya kerusakan-kerusakan yang timbul itu tidak disebabkan oleh satu faktor saja, tetapi dapat merupakan gabungan penyebab yang saling kait mengait.Sebagai contoh, retak pinggir, pada awalnya diakibatkan oleh tidak baiknya sokongan dari samping. Dengan terjadinya retak pinggir, memungkinkan air meresap masuk ke lapis di bawahnya yang melemahkan ikatan antara aspal dan agregat, hal ini dapat menimbulkan lubang-lubang di samping melemahkan daya dukung lapisan di bawahnya. Dalam mengevaluasi kerusakan jalan perlu ditentukan: 1. Jenis kerusakan (distress type) dan penyebabnya 2. Tingkat kerusakan (distress severity) 3. Jumlah kerusakan (distress amount) METODE Observasi perkerasan lentur yang dimaksud dalam observasi ini adalah pengambilan data secara rasional yang berarti kegiatan observasi itu dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal sehingga terjangkau oleh penalaran manusia. Pendataan dengan desain deskriftif yang bertujuan memperoleh data secara langsung/turun kelapangan dengan lembar observasi perkerasan lentur di Jalan Soga, Tahunan, Umbulharjo, Yogyakarta. Mulai Data: Sejarah pembuatan jalan Lebar jalan (m) Jenis Agregat dan campuran bahan aspal Volume kendaraan yang lewat setiap harinya
  • 10. Evaluasi Kelayakan...(Cahyadi Wijoyo, Citra Putri N, Muh Mukhtar Bukhori, Ramadan Jefri S/ hal. 1-14) MARSHALL,VOL.2,NO.1,JANUARI 2014 55 HASIL DAN PEMBAHASAN Diperlukaanya survey penilitian secara langsung untuk mengetahui perkerasan lentur di jalan Soga, Tahunan, Umbulharjo, Yogyakarta. Kami melakukan survey pada hari Jumat 4 Oktober 2013 dan diperoleh hasil data survey sebagai berikut: 1. Sejarah pembuatan Jalan Jalan Soga, Tahunan,Umbulharjo, Yogyakarta dibuat pada tanggal 5 Juni 2012 dan selesai pada tanggal 5 Agustus 2012. Jalan ini dilaksanankan oleh perencana dari Candikarang, Sardonoharjo, Ngaglik, Sleman, Yogyakarta yaitu CV. WAHYU INTAN dan dilaksanakan oleh Dinas PUP-ESDM kota Yogyakarta. Jalan ini direncanakan untuk jangka waktu kurang lebih 5 tahun. Lapisan dasarnya merupakan tanah asli ditambah dengan lapisan awal yaitu kerikil dan pasir serta permukaannyan dilapisi dengan aspal. Dimana campuran aspalnya sendiri adlah agergat halus dan agregat kasar, filler, dan bahan pengikat aspal. Aspal itu sendiri diperoleh dari PU. Perataan jalan itu sendiri dilakukan dengan bantuan masyarakat sekitar, yaitu dengan cara membersihkan jalan yang akan diaspal, kemudian menaruh pasir dan kerikil ke jalan yang akan diaspal sekaligus ke jalan yang berlubang, selanjutnya memadatkan jalan dengan alat berat dan setelah itu baru di aspal. Dana yang digunakan untuk pembuatan jalan ini berasal dari APBD kota Yogyakarta dan menghabiskan sebesar Rp.67.390.559. perawatan jalan dilakukan oleh pihak perencanan itu sendiri dengan cara mengecek kondisi jalan setiap 6 bulan sekali mengenai kelayakan jalan dan gelombang jalan. Volume kendaraan setiap harinya kurang lebih sekitar 200 kendaraan dengan rincian yang telah kami survey pada hari jumat sebagai berikut: Tabel 4. Jumlah Pengguna Jalan Jenis Kendaraan Hari Jumat, 4 Oktober 2013 Pukul 12.00 – 13.00 WIB Pukul 17.00 – 18.00 WIB Motor 91 57 Mobil 1 - Mobil Pick-Up 1 - Truk - - Sepeda 7 10 Gerobak - 1 2. Tebal perkerasan jalan dan waktu yang diperlukan untuk merencanakan perencanaan tersebut Selesai
  • 11. Evaluasi Kelayakan...(Cahyadi Wijoyo, Citra Putri N, Muh Mukhtar Bukhori, Ramadan Jefri S/ hal. 1-14) MARSHALL,VOL.2,NO.1,JANUARI 2014 56 Konstruksi jalan yang telah habis masa pelayanannya, telah mencapai indeks permukaan akhir yang diharapkan perlu diberikan lapis tambahan untuk dapat kembali mempunyai nilai kekuatan, tingkat kenyamanan, tingkat keamanan, tingkat kekedapan terhadap air, dan tingkat kecepatannya mengalirkan air. (Sukirman, 2007) Untuk itu sebelum merencanakan tebal lapisan tambahan, harus melakukan survey terhadap kondisi permukaan terlebih dahulu yang bertujuan untuk mengetahui tingkat kenyamanan permukaan jalan. Adapun hasil survey yang telah kami lakukan dapat diketahui bahwa kondisi dari lapisan permukaan Jalan Soga, Tahunan, Umbulharjo, Yogyakarta dalam keadaan baik. Jika sedang berkendara dengan kecepatan 40 km/jam dapat dinilai bahwa jalan tersebut nyaman untuk dilalui. Tabel 5. Survey secara visual lapisan permukaan Penilaian Baik Kritis Rusak Lapisan permukaan  - - Tabel 6. Survey secara visual kenyamanan berkendara Penilaian Nyaman Kurang Nyaman Tidak Nyaman Motor (kecepatan 40 km/jam)  - - Tabel 7. Survey visual berat kerusakan yang terjadi Jenis kerusakan yang terjadi Penilaian Retak-retak (cracking)  Lubang (pot hole)  Ruting (alur) - Pelepasan butir (ravelling) - Pengelupasan lapis permukaan (stripping) - Keriting (corrugation) - Amblas (depression)  Bleeding - Sungkur (shoving)  Jembul (upheaval) - Waktu yang diperlukan untuk merencanakan perencanaan jalan tersebut tidak terlalu lama, yaitu kurnag lebih 3 bulan dalam rentang jalan 600 m. Keawetan dan kekuatan perkerasan aspal pun juga akan bertahan cukup lama yaitu sekitar 10 tahun,dengan catatan harus dirawat dengan baik. 3. Keadaan jalan sekarang sesuai dengan perencanaan yang sudah direncanakan. Setelah kami melakukan survey pada hari Jum’at tanggal 4 Oktober 2013 Jalan Soga, Tahunan, Umbulharjo, Yogyakarta dalam keadaan baik. Walaupun ada sedikit bagian jalan yang mengalami keretakan ringan, namun hal itu tidak dalam kondisi yang kritis. Hanya saja perlu dilakukan perawatan dengan baik, karena rencana awal pembuatan jalan ini untuk jangka waktu kurang lebih 5 tahun.
  • 12. Evaluasi Kelayakan...(Cahyadi Wijoyo, Citra Putri N, Muh Mukhtar Bukhori, Ramadan Jefri S/ hal. 1-14) MARSHALL,VOL.2,NO.1,JANUARI 2014 57 Sesuai dengan data yang kami peroleh dari hasil survey di Jalan Soga, Tahunan, Umbulharjo, Yogyakarta pada hari Jum’at tanggal 4 Oktober 2013 dapat diambil garis besarnya, yaitu : 1. Faktor Biaya Perkerasan beraspal (flexible pavement) umumnya membutuhkan biaya awal konstruksi yang lebih redah bila dibandingkan dengan perkerasan beton (rigid pavement), terlebih sebelum kenaikan harga minyak dunia yang berimbas pada kenaikan harga aspal. Namun untuk daya dukung tanah dasar dan umur rencana yang sama seperti perkerasan beton, maka keperluan agregat perkerasan beraspal akan lebih banyak, sehingga perlu pembukaan sumber material baru. Selain itu perkerasan berasapal lebih sesuai untuk lokasi yang tidak memiliki masalah dengan drainase, dan lalu lintas yang lewat tidak terlalu padat, seperti di Jalan Soga, Tahunan, Umbulharjo, Yogyakarta ini. Selain itu biaya pemeliharaan dapat dikurangi, apabila kerusakan yang terjadi seperti jalan berlubang segera ditangani sedini mungkin. 2. Faktor Waktu Waktu yang diperlukan dalam pekerjaan perkerasan beraspal tidak terlalu lama, dan pada umumnya setelah selesai konstruksi, jalan bisa langsung melayani kendaraan. Keawetan dan kekuatannya pun juga bisa bertahan kurang lebih sampai 10 tahun jika dipelihara dengan baik. Perkerasan beraspal ini lebih awet apabila melayani lalu lintas dengan kecepatan sedang karena sifatnya yang elastis dan kental. 3. Faktor Kenyamanan dan Keselamatan Pada umumnya perkerasan beraspal sangat nyaman untuk dilalui dimana perkerasannya cukup rendah dan dapat mengurangi kebisingan. Selain itu jarak pengereman kendaraan di atas perkerasan beraspal juga cukup baik, karena nilai kekesatan permukaan hanya turu sedikit atau hampir konstan sepanjang umur rencana. Disamping itu juga, warnanya yang hitam atau gelap juga tidak memberikan efek silau pada siang hari. 4. Faktor Lingkungan Perkerasan beraspal ini memerlukan energi yang tinggi, baik pada waktu pencampuran, penghamparan, maupun pemadatan. Energi yang tinggi ini digunakan untuk memanaskan campuran beraspal (umumnya di atas 150 derajat Celcius), dan itu tentu menguras sumber-sumber energi yang ada di alam. Selain kebutuhan energi, dampak lain terhadap lingkungan adalah hasil pembakaran. SIMPULAN Survey mengenai perkerasan lentur di Jalan Soga, Tahunan, Umbulharjo, Yogyakarta yang telah dilakukan selama satu hari yaitu pada hari Jum’at tanggal 4 Oktober 2013. Dalam pengambilan data dilakukan pengecekan jalan mengenai kerusakan-kerusakan yang terjadi, agregat penyusun perkerasan lentur, dan volume kendaraan selama dua kali dalam sehari. Berdasarkan data hasil survei yang dilakukan diketahui beberapa hal sebagai berikut: 1. Jalan Soga, Tahunan, Umbulharjo, Yogyakarta dibuat pada tanggal 5 Juni 2012 dan selesai pada tanggal 5 Agustus 2012 (selama 3 bulan) dalam rentang jalan kurang lebih 600 m. 2. Lapisan dasar jalan tersebut merupakan tanah asli yang kemudian ditimpa dengan agregat dan aspal. 3. Tebal perkerasan di Jalan Soga, Tahunan, Umbulharjo, Yogyakarta sudah memenuhi syarat nilai kekuatan, tingkat kenyamanan, tingkat keamanan,
  • 13. Evaluasi Kelayakan...(Cahyadi Wijoyo, Citra Putri N, Muh Mukhtar Bukhori, Ramadan Jefri S/ hal. 1-14) MARSHALL,VOL.2,NO.1,JANUARI 2014 58 tingkat kekedapan air, dan tingkat kecepatan air. Keawetan dan kekuatan jalan dapat bertahan sekitar 5 tahun sesuai dengan rencana awal perencanaan. 4. Volume Lalu Lintas Harian Rata-rata untuk Jalan Soga, Tahunan, Umbulharjo, Yogyakarta berkisar antara 100 sampai 200 kendaraan per harinya. SARAN Melihat kondisi dari Jalan Soga, Tahunan, Umbulharjo, Yogyakarta saat ini perlu sekali bagi kita untuk memperhatikannya. Hal yang perlu di perhatikan antara lain : 1. Perlunya perawatan jalan yang secara rutin sesuai dengan perencanaan awal, yaitu setiap enam bulan sekali. 2. Kekompakan dan kerjasama antar warga masyarakat sangat dibutuhkan dalam merawat jalan tersebut sehingga keawetan akan sesuai dengan perencanaan awal. DAFTAR RUJUKAN [1] Sukirman Silvia. 2003. Beton Aspal Campuran Panas. Jakarta [2] Sukirman Silvia. 2003. Perkerasan Lentur Jalan Raya. Jakarta