SlideShare a Scribd company logo
1 of 91
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 2015
CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) | 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Jaringan jalan merupakan prasarana transportasi darat yang memegang
peranan yang sangat penting dalam sektor perhubungan terutama untuk
kesinambungan distribusi barang dan jasa. Keberadaan jalan raya sangat diperlukan
untuk menunjang laju pertumbuhan ekonomi seiring dengan meningkatkan kebutuhan
sarana transportasi yang dapat menjangkau daerah- daerah terpencil yang merupakan
sentra produksi pertanian.
Perkembangan kapasitas dan kuantitas kendaraan yang meghubungkan kota-
kota antar propinsi dan terbatasnya sumber dana untuk pembangunan jalan raya serta
belum optimalnya pengoperasian prasarana lalu lintas yang ada, merupakan persoalan
utama di Indonesia dan di banyak negara, terutama negara- negara berkembang.
Untuk membangun ruas jalan yang baru maupun peningkatan yang diperlukan
sehubungan dengan penambahan kapasitasjalan raya, tentu akan memerlukan metode
efektif dalam melakukan perancangan maupun perencanaan agar diperoleh hasil yang
terbaik dan ekonomis, tetapi memenuhi unsur keselamatan pengguna jalan dan tidak
menggangu ekosistem.
1.2 Tujuan Penulisan
Perencanaan geometrik jalan merupakan bagian dari perencanaan jalan yang
dititikbertakan pada bentuk fisik sehingga dapat memenuhi fungsi dasar dari jalan
yaitu memberikan pelayanan yang optimim pada arus lalu lintas dan sebagai akses
kerumah-rumah.Dalam lingkup perencanaan geometri tidak termasuk perencanaan
tebal perkerasan jalan,walaupun dimensi dariperkerasan yang merupakan bagian dari
perencanaan geometri sebagai bagian dari perencanaan yang seutuhnya. Demikian
pula dengan drainase jalan .
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 2015
CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) | 2
Jadi tujuan dari perencanaan geometri jalan adalah menghasilkan infrastruktur yang
aman ,efisiensi pelayanan arus lalu lintas dan memaksimalkan rasio tingkat
penggunaan/biaya pelaksanaan . Ruang ,bentuk ,dan ukuran jalan dikatakan baik ,jika
dapat memberikan rasa aman dan nyaman kepada pemakai jalan .
Yang menjadi dasar perencanaan geometri adalah sifat gerakan ,dan ukuran
kendaraan, sifat pengemudi dalam mengendalikan gerak kendaraannya, dan
karakteristik arus lalulintas.Hal-hal tersebut haruslah menjadi bahan pertimbangan
perencana sehingga dihasilkan bentuk-bentuk dan ukuran jalan , serta ruang gerak
kendaraan yang memenuhi tingkat kenyamanan dan keamanan yang diharapkan.
1.3 Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penulisan ini berkisar pada penentuan dan
perencanaan jalan sehingga dapat menjalankan fungsinya.
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 2015
CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) | 3
BAB II
Tinjauan Pustaka
 Lalu Lintas Jalan Raya
Lalu lintas dalam jalan raya umumnya terdiri dari campuran
kendaraanlambat, kendaraan cepat ,kendaraan berat,kendaraan ringan,dan
kendaraan tidak bermotor .
Penilaian setiap kendaraan dalam smp bagi jalan datar digunakan sebagai
berikut :
a. Sepeda = 0.5
b. Truk ringan (berat kotor 5 ton) = 1
c. Truk sedang 5 ton = 2
d. Bus = 3
e. Truk berat 10 ton = 3
f. Kendaraan tidak bermotor = 7
untuk daerah perbulitan dan pegunungan ,koefisien ,untuk kendaraan
bermotor diatas dapat dinaikkan,sedangkan kendaraan tidak bermotor tidak
perlu dihitung.
 Klasifikasi Jalan Raya
a. Menurut fungsi jalan
Kalasifikasi menurut fungsijalan terbagi atas :
1.Jalan Arteri : Jalan yang melayani angkutan utama dengan ciri-ciri
perjalanan jarak jauh. Kecepatan rata-rata tinggi,dan jumlahjalan masuk
dibatasi secara efisien .
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 2015
CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) | 4
2.Jalan kolektor : Jalan yang melayani angkutan
pengumpul/pembagidengan ciri-ciri perjalanan jalan sedang, kecepatan
rata-rata sedang dan jumlah jalanmasuk dibatasi.
3.Jalan lokal : jalan yangmelayani angkutan setempat dengan ciri-ciri
perjalanan jarak dekat,kecepatanrata-rata rendah,dan jumlah jalan
masuk tidakdibatasi.
b. Menurt kelas Jalan
1.Klasifikasi menurut kelas jalan berkaitan dengan kemampuan jalan
untuk menerima beban lalu lintas ,dinyatakan dalam muatan terberat
(MST) dalam satuan ton.
2.Klasifikasi menurut kelas jalan dan ketentuannya serta kaitannya
dengan klasifikasi menurut fungsi jalan dapat dilihat dalam (pasal
11,PP.No.43/1993 )
c. Menurut Medan Jalan
1.Medan jalan diklasifikasikan berdasarkan kondisisebagian besar
kemiringan medan yang diukur tegak lurus garis kontur.
2.Klasifikasi menurut medan jalan untuk perencanaan geometri dapat
dilihat .
3.Keseragaman kondisi medan yang diproyeksikan harus
mempertimbangkan keseragaman kondisi medan menurut rencan trase
jalan dengan mengabaikan perubahan-perubahan pada bagian kecil dari
segmen rencana jalan tersebut.
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 2015
CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) | 5
No. Jenis Medan Notasi Kemiringan
1. Datar D < 3 %
2. Perbukitan B 3 – 5 %
3. Pegunungan G > 25 %
Untuk memperkecil biaya pembangunan , suatu standar perlu
disesuaikan dengan kjeadaan topografi. Dalam hal ini jenis medan
dibagi dalam tiga golongan umum uang dibedakan menurut besarnya
lereng melintanbg dalam arah kurang lebih tegaklurus sumbu jalan raya.
Klasifikasi medan dan besarnya lereng melintang yang
bersangkutanadalah sbb :
Golonagn Medan Lereng Melintang
1. Datar ( D ) 0 sampai 9,9 %
2. Perbukitan ( B ) 10 sampai 24,9 %
3. Pegunungan ( G ) Dari 25 % Keatas
d. Menurut wewenang pembinaan jalan
Kasifikasi jalan menurut wewenang pembinaan sesuai PP.No.26/1985 adalah
Jalan Nasional,jalan propinsi,jalan kabupaten/kotamadya,jalan desa , dan
jalan khusus.
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 2015
CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) | 6
 Ketentuan – ketentuan Dasar
Dalam daftar I peraturan peraturan perencanaan geometri dari bina marga
,tercantum ketentuan-ketentuan dasar yang meliputi :
a. Klasifikasi Jalan
b. Klasifikasi medan
c. Lalu lintas harian rata-rata (LHR)
d. Kecepatan rencana
e. Lebar daerah penguasaan minimum
f. Lebar bahu
g. Lebar melintang perkerasan
h. Lebar perkerasan
i. Lebar median minimum
j. Lebar melintang bahu
k. Jenis lapisan perkerasan
l. Miring tikungan Maksimum
m. Jari lengkung meinimum
n. Landai maksimum
Ketentuan – ketentuan dasar tersebut merupakan syarat batas yang harus
dibatasi pengguanaannya sesedikit mungkin ,agar dapat menghasilkan jalan-
jalan yang memuaskan .
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 2015
CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) | 7
A. TRASE JALAN
Pada gamabar trase jalan akan terlihat apakah jalan tesebut merupakan jalan lurus
,menikung kekiri atau kekanan .Sumbu jalan terdiri dari serangkaian garis lurus
,lengkung berbentuk lingkaran atau lengkung peralihan dari bentuk garis lurus
kebentuk busur lingkaran.Perencanaan geometri jalan memfokuskan pada
pemilihan letak dan panjang dari bagian-bagian ini ,sesuai dengan kondisi medan
sehingga tepenuhi kebutuhan akan pengoperasian lalu lintas , dan keamanan
(ditinjau dari jarak pandang dan sifat mengemudikan kendaraan dibagian
tikungan )
B. PENAMPANG MEMANJANG DAN MELINTANG
Pada gambar penampang melintang akan terlihat apakah jalan tesebut tanpa
kelandaian ,mendaki, ataupun menurun .Pada perencanaan ini yang
dipertimbangkan adalah bagaimana meletakkan sumbujalan sesuaikondisi medan
dengan memperhatikan sifat operasi kendaraan , keamanan , jarakpandang dan
fungsi jalan. Penampang melintang juga berkaitan pula dengan pekerjaan tanah
yang mungkin menimbulkan akibat adanya galian atau timbunan yang harus
dilakukan .
Penampang melintang jalanmerupakanpotongan melintang tegaklurus jalan. Pada
potongan melintang jalan dapat dilihat bagian-bagian jalan. Bagian-bagian jalan
yang utama dapat dikelompokkan sebagai berikut :
1. Bagian yanglangsung berguna untuk lalu lintas
a. Jalur lalu lintas adalah bagian jalan yang dipergunakan untuk lalulintas
kendaraan yang secara fisik berupa perkerasan jalan . Batas jalur lalu
lintas dapat berupa
Median
Bahu
Trotoar
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 2015
CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) | 8
Pulau jalan, dan
Separator
Jalur lalulintas dapat terdiri dari beberapa jalur. Jalur lalulintas dapat
terdiri atas beberapa tipe :
1. 1 jalur – 2 Lajur – 2 arah (2/2 TB).
2. 1 Jalur – 2 lajur – 1 arah (2/1 TB)
3. 2 Jalur – 4 Lajur – 2 arah (4/2 B )
4. 2 Jalur – n Lajur – 2 arah (n/2 B), dimana n = Jumlah lajur
Keterangan :
TB = tidak terbagi
B = Terbagi
Lebar Jalur
 Lebar jalur sangat ditentukan oleh jumlah danlebar lajur
peruntukkannya.
 Lebar jalur minimum adalah 4,5 meter ,memungkinkan dua
kendaraan kecil saling berpapasan . Papasan 2 kendaraan besar
yang terjadi sewaktu waktu dapat menggunakan bahu jalan.
b. Lajur jalan
Lebar lajur lalulintas merupakan bagian yang paling menentukan lebar
melintang jalansecara keseluruhan .Besarnya lebar lajur lalu lintas
hanya dapat ditentukan dengan pengamatan langsung dilapangan
karena:
 Lintasan kendaraan yang satu tidak mungkin akan dapat diikuti oleh
lintasan kendaraan lain dengan tepat .
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 2015
CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) | 9
 Lajur lalulintas tak mungkin tepat sama dengan lebar kendaraan
maksimum.Untuk keamanan dan kenyamanan, setiap pengemudi
membutuhkan ruang gerak antara kendaraan .
 Lintasan kendaraaan takmungkin dibuat tetap sejajar sumbu lajur
lalu lintas , karena kendaraan selama bergerak akan mengalami
gaya-gaya samping sepertitidakratanya permukaaan, gaya
sentrifugal di tikungan ,dan gaya angin akibat kendaraanlain
yangmnyiap.
Banyaknya lajur yang dibutuhkan sanagat tergantung dari volume lalu
lintas yang akanmemakai jalan tersebut dan tingkat pelayanan jalan
yang diharapkan.
Kemiringan melintang jalur lalu lintas di jalan lurus diperuntukkan
terutama untuk kebutuhan drainase jalan. Air yang jatuh diatas
permukaan jalan supaya cepat dialirkan kesalran saluranpembuangan.
Kemiringan melintang bervariasi antara 2% - 4%,untuk jenis lapisan
permukaan dengan mempergunakan bahan pengikat seperti lapisan
aspal atau semen. Semakin kedap air lapisan tersebut semakin kecil
kemiringan melintang yang dapat digunakan. Sedangkan untuk jalan
dengan lapisan permukaaan belum mempergunakan bahan pengikat
seperti jalan berkerikil, kemiringan melintang dibuat sebesar 5 %.
Kemiringan melintang jalur lalulintas ditikungan dibuat untuk
kebutuhan keseimbangan gaya sentrifugal yang bekerja , disamping
kebutuhan akan drainase.
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 2015
CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) | 10
c. Bahu Jalan
Bahu jalan adalah jalur yang terletak berdampingan dengan jalur lalu
lintas yang berfungsi sebagai :
 Ruangan untuk tempat berhenti sementara kendaraan yang mogok
atau yang sekedar berhenti karena pengemudi ingin berorientasi
mengenai jurusan yang akan ditempuh atau untuk beristirahat.
 Ruangan untukmenghindarkan diri dari saat-saat darurat sehingga
dapat mencegah terjadinya kecelakaan.
 Memberikan kelegaan pada pengemudi dengan demikian dapat
meningkatkan kapasitas jalan yang besangkutan.
 Memberikan pada konstruksi perkerasan jalan dari arah sampingan .
 Ruangan pembantu pada saat mengadakan pekerjaan perbaikan atau
pemeliharaan jalan
 Ruangan untuk lintasan kendaran-kendaran patroli ,ambulance yang
sangat dibutuhkan pada keadaan darurat seperti terjadinya
kecelakaan .
Berdasarkan tipe perkerasannya, bahu jalan dapat dibedakan atas :
 Bahu yang tidak diperkeras yaitu bahu yang hanya dibuat dari
material perkerasan jalan tanpa pengikat.
 Bahu yang diperkeras yaitu bahu yang dibuat dengan
mempergunakan bahan pengikat sehingga lapisan tersebut lebih
kedap air dibandingkan dengan bahu yang tidak diperkeras.
 Bahu kiri atau bahu luar adalah bahu yang terletak disebelah kiri
dari jalur lalu lintas.
 Bahu kanan atau bahu dalam adalah bahu yang terletak ditepi
sebelah kanan dari jalur lalulintas .
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 2015
CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) | 11
Besarnya bahu jalan sangat dipengaruhi oleh :
 Fungsi jalan : Jalan arteri direncanakan untuk kecepatan yang lebih
tinggi dibandingkan dengan jalan lokal.
 Volume lalulintas yang tinggi membutuhkan lebar bahu yang lebih
lebar dibandingkan volumelalu lintas yang lebih rendah .
 Kegiatan disekitar jalan ,jalan yang melintas daerah peekotaan
,pasar,sekolah membutuhkan lebar bahu jalan yang lebih lebar dari
pada jalan yang melintas daerah liral,karena bahu jalan tersebut
akan dipergunakan pula sebagai tempat parkir dan pejalan kaki .
 Ada atau tidaknya trotoar.
 Biaya yang tersedia sehubungan dengan biaya pembebasan tanah
dan biaya untuk konstruksi.
d. Trotoar
Trotoar adalah jalur yang terletak berdampingan dengan jalur lalulintas
ang khusus dipergunakan untuk pejalan kaki .
Lebar trotoar yang dibutuhkan ditentukan oleh volume pejalan kaki
,tingkat pelayanan pejalan kaki yang diinginkan , dan fungsi jalan .
Untuk itu lebar 1,5 – 3,0 meter merupakan nilai yang umum
dipergunakan.
e. Median
Secara garis besar median berfungsi sebagai :
 Menyediakan daerah netral yang cukup lebar dimana pengemudi
masih dapat mengontrol kendaraan pada saat-saat darurat.
 Menyediakan jarak yang cukup untuk membatasi atau mengurangi
kesilauan terhadap lampu besar dari kendaraan yang berlawanan
arah.
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 2015
CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) | 12
 Menambah rasa kelegaan ,kenyamanan dan keindahan bagi setiap
pengemudi.
 Mengamankan kebebasan samping darimasing masing arus lalu
lintas.
Disamping median terdapat apa yang dinamakan jalur tepian median
,yaitu jalur yang terletak berdampingan dengan median .Jalur tepian
median ini berfungsi untuk mengamankan kebebasan samping dariarus
lalulintas .
Lebar jalur tepian median dapat bervariasi antara 0.25 – 0.75 meter dan
dibatasi dengan marka berupa garis putih menerus .
2. Bagian yang berguna untuk drainase jalan
a. Saluran samping
Saluran samping terutama berguna untuk :
 Mengalirkan air dari permukaan perkerasan jalan ataupun dari
bagian luar jalan .
 Menjaga supaya konstruksi jalan selalu berada dalam keadaan
kering ,tidak terendam air.
b. Tallud atau kemiringan lereng.
Tallud jalan umumnya dibuat 2H:IV ,tetapi untuk tanah-tanah yang
mudah longsor tallud jalan harus dibuat sesuai dengan besarnya landai
yang aman,yang diperoleh dariperhitungan kestabilan lereng
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 2015
CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) | 13
3. Bagian pelengkap jalan
a. Kereb
Kereb adalah penonjolan/peninggian tepi perkerasan/bahu jalan,yang
terutama dimaksudkan untuk keperluan-keperluan drainase,mencegah
keluarnya kendaraan dari tepi perkerasan dan memberikan ketegasan
tepi perkerasan .
Fungsi Kereb :
 Kereb Peninggi adalah kereb yang direncanakan agar dapat didaki
kendaraan ,biasanya terdapat ditempat parkir dipinggir jalan atau
jalur lalu lintas .
 Kereb penghalang adalah kereb yang direncanakan untuk
menghindari kendaraan meninggalkan jalur lalu lintas ,terutama di
median ,trotoar,pada jalan-jalan tanpa pagar pengaman.
 Kereb berparit adalah kereb yang direncanakan untuk membentuk
sistem drainase perkerasan jalan .
 Kereb penghalang berparit adalah kereb penghalang yang
direncanakan untuk membentuk sistem drainase perkerasan jalan
b. Pengaman Tepi
Bertujuan untuk memberikan ketegasan tepi badan jalan . Umumnya
dipergunakansisepanjang jalan yang menyusur jurang ,pada tanah
timbunan lebih besar dari 2,5 m,dan pada jalan-jalan dengan kecepatan
tinggi.
Jenis pengaman tepi :
1. Pengaman tepi dari besi yang digalvaniset
2. Pengaman tepi dari beton
3. Pengaman tepi dari tanah timbunan
4. Pengaman tepi dari batu kali
5. Pengaman tepi dari balok kayu
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 2015
CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) | 14
4. Bagian konstruksi jalan
a. Lapisan perkerasan jalan
Dapat dibedakan atas : lapisan permukaan ,lapisan pondasi atas
,lapisan pondasi bawah ,dan lapisan tanah dasar.
b. Lapisan pondasi atas
c. Lapisan pondasi bawah
5. Daerah manfaat jalan
Meliputi :badan jalan,saluran tepi jalan,dan ambang pengamannya.Badan
jalan meliputi :jalur lalu lintas ,dengan atau tanpa jalur pemisah dan bahu
jalan .
6. Daerah milik jalan
Merupakan ruang sepanjang jalan yang dibatasi oleh lebar dan tinggi
tertentu yang dikuasai oleh pembina jalan dengan suatu hak tertentu .
7. Daerah pengawsan jalan
Adalah jalur tanah tertentu yang terletak diluar daerah milik jalan ,yang
penggunaanya diawasi pembina jalan ,dengan maksud agar tidak
mengganggu pandangan pengemudidan konstrulsi bangunan jalan
,dalamhal tidak cukup luasnya daerah milik jalan .
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 2015
CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) | 15
C. JARAK PANDANGAN HENTI MENYIAP
Jarak pandang adalah suatu jarak yang diperlukan oleh seorang pengemudi pada
saat mengemudi sedemikian sehingga jika pengemudi melihat suatu halangan
yang membahayakan ,pengemudi dapat melakukan sesuatu untuk menghindari
bahaya tersebut dengan aman ,dibedakan atas :
1. Jarak Pandang henti
Jh adalah jarak minimum yang diperlukan oleh setiap pengemudi untuk
menghentikan kendaraannya dengan aman begitu melihat adanya halangan
didepan .Setiap titik disepanjang jalan harus memenuhi Jh.
Jh diukur berdasarkan asumsi bahwa tinggi mata pengemudi adalah 105 cm
dan tinggi halangan adalah 15 cm diukur dari permukaan jalan.
Jh terdiri atas dua elemen jalak , yaitu :
 Jarak tanggap (Jht) adalah jarakyang ditempuh oleh kendaraan
sejakpengemudi melihat suatu halangan yang menyebabkan ia harus
berhenti sampai saat pengemudi menginjak rem,dan
 Jarakpengereman (Jhr) adalah jarak ayng dibutuhkan untuk menghentikan
kndaraan sejak pengemudi menginjak mrem sampai kendaraan berhenti.
Jarak pandang henti
VR (km/jam) 120 100 80 60 50 40 30 20
Jh minimum (m) 250 175 120 75 55 40 27 16
2. Jarak Pandang mendahului (Jd)
Jd adalah jarak yang memungkinkan suatu kendaraan mendahului kendaraan
lain di depan dengan aman sampaikendaraan tersebut kembali kelajur semula.
Jd diukur berdasarkan asumsi bahwa tinggi mata pengemudi adalah 105 cm
dan tinggi halangan adalah 105 cm.
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 2015
CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) | 16
Panjang jarak pandang
VR(Km/jam) 120 100 80 60 50 40 30 20
Jd 800 670 550 350 250 200 150 100
D. DERAJAT LENGKUNG MAKSIMUM
Dari persamaan e + f = V2 / 127R terlihat bahwa besarnya radius lengkung
horizontal dipengaruhi oleh e dan f serta nilai kecepatan rencana yang ditetapkan
.Ini berarti terdapat nilai radius minimum atau derajat lengkung maksimum untuk
nilai super elevasi maksimum dan koefisien gesekan melintang maksimum .
Lengkung tersebtu dinamakn lengkung tertajam yang dapat direncanakan untuk
satu nilai kecepatan rencana yang dipilih pada satu nilai superelevasi maksimum.
Berdasarkan pertimbangan peningkatan jalan dikemudian hari sebaiknya
dihindarkan merencanakan alinyemen horizontal jalan dengan menggunakan
radius minimum yang mengahasilkan lengkung tertajam tersebut . Disamping
sukar menyesuaikan diri dengan peningkatan jalan juga menimbulakan rasa idak
nyaman pada pengemudi yang bergerak dengan kecepatan lebih tinggi dari
kecepatan rencana . Harga radius minimum ini sebaiknya hanya merupakan
haraga batas sebagai penunjuk dalam memilih radius untuk perencanaan saja .
E. ALINEMEN HORIZONTAL
Pada perencanaan alinemen horizontal ,umumnya akan ditemuai dua jenis bagian
jalan , yaitu bagian lurus dan bagianlengkung ,yaitu:
 FC (Full Circle) adalah jenis tikungan yang hanya terdiri dari bagian suatu
lingakaran saja .Tikungan FC hanya digunakan untuk jari-jari tikungan
yang besar agar tidak terjadi patahan ,karena dengan jari-jari kecil maka
diperlukan superelevasi yang besar .
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 2015
CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) | 17
 S-C-S (Spiral-Circle-Spiral ) merupakan lengkung peralihan yang dibuat
untuk menghindari terjadinya perubahan alinemen yang tiba-tiba dari
bentuklurus ke bentuk lingkaran,jadi diletakkan antara bagian lurus dan
bagian lingkaran yaittu pada sebelum dan sesudah tikungan berbentuk busur
lingkaran .
 S-S ( Spiral-Spiral ) merupakan lengkung tanpa busur lingkaran .
Panjang maksimum bagian lurus ,haruslah ditempuh dalamwaktu <2,5 menit
( sesuai VR ), dngan pertimbangan keselamatan pengemudi akibat kelelahan .
Lengkung peralihan adalah lengkung yang disisipkan diantara bagian lurus jalan
dan bagian lengkung jalan berjari-jari tetap ; berfungsimengantisipasi perubahan
alinemen jalan daribentuk lurus sampai bagian lengkung jalan berjari-jari
sehingga gaya sentrifugal yang bekerja pada kendaraan saat berjalanditikungan
berubah secara –berangsur-angsur , baik ketika kendaraan mendekati tikungan
maupun meninggalkan tikungan . Bentuk lengkung peralihan dapat berupa
parabola atau spiral.
Panajang lengkung peralihan ( LS) ditetapkan atas pertimbangan sbb :
 Lama waktu perjalanan dilengkungperalihan perlu dibatasi untuk
menhindari kesan perubahan alinemen yang mendadak ,ditetapkan 3 detik
(pada kecepatan VR)
 Gaya sntrifugal yang bekerja pada kendaraan dapat diantisipasi berangsur-
angsur pada lengkung peralihan dengan aman ,dan
 Tingkat perubahan kelandaian melintang jalan (re) dari bentuk kelandaian
normal kekelandaian superelevasi penuh tidak boleh melampaui re-max.
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 2015
CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) | 18
Superelevasi adalah suatu kemiringan melintang ditikungan yang berfungsi
mengimbangi gaya sentrifugal yang diterima kendaraan pada saat berjalan
melalui tikungan pada kecepatan VR .Nilai superelevasi maksimum ditetapkan
100%.
Metoda untuk melakukan superelevasi yaitu merubah lereng potongan melintang ,
dilakukan dengan bentuk profil dari tepi perkerasan yang dibundarkan ,tetapi
disarankan untuk cukup untuk mengambil garis lurus saja .
Ada tiga cara untuk mendapatkan superelevasi :
a. Memutar perkerasan jalan terhadap profil sumbu
b. Memutar perkerasan jalan terhadap tepi jalan sebelah dalam
c. Memutar perkerasan jalan terhadap tepi jalan sebelah luar
Diagram super elevasi ,terbagi atas dua yaitu :
a. Cara AASHTO ,penampang melintang sudah mulai berubah pada
titik TS
b. Cara Bina Marga ,penampang melintang pada titik TS masih
berupa penampang melintang normal.
Superelevasidapat dicapai secara bertahap dari kemiringan melintang normal
pada bagian jalan yanglurus sampai kemiringan penuh (superelevasi)pada bagian
lengkung.
Pada bagian tikungan SCS , pencapaian superelevasi dilakukan secara linear
,diawali dari bentuk normal ( ) sampai awal lengkung
peralihan (TS) yang berbentuk ( ) pada bagian lurus jalan ,
lalu dilanjutkan sampai superelevasi penuh ( ------------ ----- ) pada bagian
lengkung peralihan (SC).
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 2015
CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) | 19
Pada tikungan FC pencapaian superelevasi dilakukan secara linear , diawali dari
bagian lurus sepanjang 2/3 Ls samapai dengan bagian lingkaran penuh sepanjang
1/3 Ls.Pada tikunganS-S pencapaian superelevasi seluruhnya dilakukan pada
bagian spiral. Superelevasi tidak diperlukan jika radius (R) cukup besar ,untuk itu
cukup lereng luar diputar sebesar lereng normal (LP),atau bahkan tetap lereng
normal (LN).
Pelebaran perkerasan atau jalur lalu lintas ditikungan dilakukanuntuk
mempertahankan kendaraan tetap pada lintasan sebagaimana pada bagian lurus
.Hal ini terjadi karena pada kecepatan tertentu kendaraan pada tikungan
cenderung untuk keluar lajur akibat posisi roda depan dan belakang yang tidak
sama ,yang tergantu dari ukuran kendaraan .Penentuan lebar pelebaran jalan lalu
lintas ditikungan ditinjau dari elemen-elemen :Keluar jalur (off tracking )dan
kesukaran dalam mengemudi ditikungan .Kemiringan melintang atau kelandaian
pada penampang jalan diantara tepi perkerasan luar dan sumbu jalan sepanjang
lengkungperalihan disebut landai relatif.Persentase kelandaian ini disesuaikan
dengan kecepatan rencana dan jumlah lajur yang ada.
Pelebaran pada lengkung horizontal harus dilakukan perlahan-lahan dari awal
lengkung kebentuk lengkung penuh dan sebaliknya ,halini bertujuan untuk
memberikan bentuk lintasan yang baik bagi kendaraan yang hendak memasuki
lengkung atau meninggalkannya.
Pada lengkung lingkaran sederhana tanpa lengkung peralihan ,pelebaran
perkerasan dapat dilakukan di sepanjang lengkung peralihan fiktif,yaitu
bersamaan dengan tempat perubahan kemiringan melintang .Pada lengkung
dengan lengkung peralihan, tambahan lebar perkerasan dilakukan seluruhnya
disepanjang lengkung peralihan tersebut.
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 2015
CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) | 20
F. LENGKUNG VERTIKAL
Lenkung vertikal direncanakan untukmerubah secara bertahap perubahan dari
dua macam kelandaian arah memanjang jalanpada setiap lokasi yang diperlukan
.Hali ini dimaksudkan untuk mengurangi goncangan akibat perubahan kelandaian
dan menyediakan jarak pandang henti yang cukup untuk keamanan dan
kenyamanan .
Lengkung Vertikal terdiri atas dua jenis, yaitu :
 Lengkung vertikal Cembung
Pada lengkung vertikal cembung ,pembatasan berdasarkan jarak pandang
dapat dibedakan atas dua keadaan yaitu :
1. Jarak pandang berada seluruhnya dalam keadaan lengkung (S<L)
2. Jarak pandangan berada diluar dan didalam daerah lengkung (S>L)
Lengkung vertikal cembung yang panjang dan relatif datar dapat
menyebabkan kesulitan dalam masalah drainase .Jika disepanjang jalan
dipasang kereb. Air disamping jalan tidak mungkin lancar .Untuk
menghindari hal tersebut diatas panjang lengkung vertikal biasanya dibatasi
tidak melebihi 50A.
Panjang lengkung vertikal cembung juga harus baik dilihat secara visual .Jika
perbedaan aljabar landai kecil ,maka panjang lengkung vertikal yang
dibutuhkan pendek sehingga alinemen vertikal tampak melengkung .oleh
karena itu diisyaratkan panjang lengkung yang diambil untuk perencanaan
tidak kurang tiga detik perjalanan
 Lengkung vertikal cekung
Jangkauan lampu depan kendaraan pada lengkung vertikal cekung merupakan
batas jarak pandanganyang dapat dilihat oleh pengemudi pada malam hari. Di
dalam perencanaan umumnya tinggi lampu depan diambil 60 cm dengan
sudut penyebaran 1º
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 2015
CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) | 21
Letakpenyinaran lampu dengan kendaraan dapat dibedakan :
a. Jarak pandangan akibat penyinaran lampu depan <1
b. Jarak pandangan akibat penyinaran lampu depan >1
Jarak pandangan bebas pengemudi pada jalan raya yang melintasi bangunan-
bangunan lain seringkali terhalang oleh bagian bawah bangunan
tersebut.Panjang lengkung vertikal cekung minimum diperhitungkan
berdasarkan jarakpandangan henti minimum dengan mengambil tinggi mata
pengemudi truk 1,80 m dan tinggi objek 0.50 m (tinggi lampu belakang
kendaraan )
Panjanglengkung vertikal cekung pendek jika perbedaan kelandaian kecil.
Halini akan mengakibatkan alinemen vertikal kelihatan melengkung .Untuk
menghindari hal itu,panjang lengkung vertikal cekung diambil 3 detik
perjalanan .
G. PERENCANAAN PERKERASAN JALAN
Berdasarkan bahan pengikatnya,konstruksi perkerasan jalan dibedakan atas :
Konstruksi Perkerasan Lentur ( Fleksibel Pavement )
Yaitu perkerasan yang menggunakanaspal sebagai bahan pengikatnya .
Lapisan –lapisan perkerasannya bersifat memikul dan menyebarkan beban
lalu lintas ketanah dasar .
Konstruksi Perkerasan Kaku (Rigid Pavement)
Yaitu perkerasan yang mengunakan semen (portland cement)sebagai
bahan pengikatnya .Palt beton dengan atau tanpa tulangan diletakkan
diatas tanah dasar dengan atau tanpa pondasi bawah. Beban lalu lintas
sebagian besar dipikuloleh plat beton.
Konstruksi Perkerasan Komposit ( Composit pavement )
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 2015
CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) | 22
Yaitu perkerasan kaku yang dikombinasikan dengan perkerasan lentur
dapat berupa perkerasan lentur diatas perkerasan kaku atau perkerasan
kaku diatas perkerasam lentur.
Konstruksi Perkerasan jalan terdiri atas :
1. Lapisan permukaan / lapisan Penutup ( Snoface Course )
Lapisan ini mempunyai persyaratan paling ketat ,karena lapisan ini
menerima seluruh beban kendaraan , yaitu berupa :
a. Gaya vertikal berupa berat dan muatan kendaraan
b. Gaya horizontal berupa gaya geser akibat rem kendaraan
c. Getaran-getaran akibat pukulan roda kendaraan
Lapisan ini mempunyai fungsi :
a. Lapisan perkerasan penahan beban roda ,lapisan ini mempunyai
stabilitas tinggi untuk menahan roda selama masa pelayanan.
b. Lapisan kedap air , sehingga air hujan yang jatuh diatasnya tidak
meresap kelapisan bawahnya .
c. Lapisan aus ,lapisan yang langsung menderita gesekan akibat rem
kendaraan sehingga mudah aus
d. Lapisan yang menyebarkan beban kelapisan bawahnya .
Untuk dapat berfungsi seperti tersebut diatas ,pada umumnya lapisan
permukaan dibuat dengan menggunakan bahan pengikat aspal sehingga
menghasilkan kedap airdengan stabilitas yang tinggi dan daya tahan yang
lama.
Jenis lapisan permukaan yang umum digunakan din Indonesia adalah :
1. Lapisan bersifat nonstruktural ,yaitu lapisan yang hanya berfungsi
sebagai lapisan aus dan kedap air ,antara lain :
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 2015
CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) | 23
a. Burtu (leburan aspal 1lapis) merupakanlapis penutup yang terdiri
dari lapisan aspal yang ditaburi dengan 1 lapis agregat bergradasi
seragam dengan tebal maksimum 2 cm.
b. Burdak (Leburan aspal 2 lapis)merupakan lapis penutup yang
terdiri dari lapisan aspal ditaburi agregat yang dikerjakan 2x
secara berturut-turut yang tebal pada maksimumnya 3,5 cm.
c. Latasir (Lapis tipis aspal pasir ) merupakan lapis penutup yang
terdiri dari lapisan aspal dan pasir alam dihampar dan dipadatkan
pada suhu tetentu dengan tebal padat 1-2 cm
d. Buras (pelaburanb aspal ) merupakan lapisan penutupyang terdiri
dari lapisan aspal taburan pasir .
e. Latasbum (Lapisan tipis asbuton murni) merupakan lapisan
penutup yang terdiri dari campuran asbuton dan bahan pelunak
dengan perbandingan tertentu yang dicampur secara dingin .Tebal
padat maksimm 1 cm.
f. Lataston (lapisan tipis aspal beton) lebih dikenal HRS (Hot roll
sheet).Jenis perkerasan ini terutama digunakan untuk
pemeliharaan jalan .
2. Lapisan bersifat struktural ,berfungsi sebagai lapisan yang menahan
dan menyebarkan beban roda disamping itu juga berfungsi
sebagailapisan aus dan kedap air, yaitu :
a. Penetrasi makadan (Lapen) merupakan lapisan perkerasan yang
terdiri dari agregat pokok dan agregat pengunci yang diikat oleh
aspal dengan cara disemprotkan diatasnya dan dipadatkan lapis
demi lapis .Diatas lapis ini biasanya diberi leburan aspal dengan
agregat penutup tebal 4-10 cm
b. Lasbutag merupakan lapisan pada konstruksi jalan yang terdiri
dari campuran antara agregat ,asbuton dan bahan pelunak yang
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 2015
CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) | 24
diaduk ,dihamparkan dan dipadatkan secara dingin dengan tebal 3-
5 cm.
c. Laston (Lapisan Aspal Beton) merupakan suatu lapisan pada
konstruksi jalan yang terdiri dari campuran aspal keras dan
agregat yang mempunyai gradasi terstentu dicampurkan
,dihamparkan dan dipadatkan pada suhutertentu.
2. Lapisan Pondasi Bawah (LPA)
Lapisan ini menerima gaya vertikal berupa berat dan muatan kendaraan
dan getaran-getaran akibat pukulan roda kendaraan hampir secara penuh.
Sedangkan gaya horizontal yang berupa gaya geser akibat rem rem sudah
berkurang ,sehingga persyaratan lapisan ini sedah agak longgar .
Fungsi Lapisan ini antara lain
a. Bagian perkerasan yang menahan gaya lintang dari beban roda dan
menyebarkan beban kebagian dibawahnya.
b. Sebagai lapisan peresapan untuk lapisan pondasi bawah .
c. Bantalan terhadap lapisan permukaan .
Jenis lapisan pondasi atas yang umum dipakai di nIndonesia :
1. Agregat bergradasi baik, terdiri dari :
 Batu pecah kelas A
 Batu pecah kelas B
 Batu pecah kelas C
2. Pondasi Makadan
3. Pondasi telpor
4. Penetrasi makadan ( Lapen )
5. Aspal beto pondasi (ATB)
6. Stabilisasi yang tinggi
a. Satabilisasi agragat dengan semen
b. Stabilisasi agregat dengan kapur
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 2015
CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) | 25
c. Stabilisasi agragat dengan aspal
3. Lapisan Pondasi Bawah (LPB)
Lapisan perkerasanini menerima gaya vertikal berupa berat dan mutan
kendaraan-kendaraan dan getaran –getaran akibat pukulan roda kendaraan
sudah berkurang . Dan menerima gaya horizontal berupa gaya geser
akibat rem sudah mulai berkurang .
Lapisan pondasibawah terletak antara lapisan pondasiatas dan tanah
dasar. Lapisan ini berfungsi sebagai :
a. Bagian dari konstruksiperkerasan untukmenyebarkan beban roda
ketanah dasar . Lapisan ini harus kuat.CBR =20% dan indeks plastis
(IP) ≤10 %.
b. Efisienpenggunaan material yaitu material pondasi bawah jauh lebih
murah dibandingkan denganlapisan perkerasan diatasnya .
c. Mengurangi tebal lapisan diatasnya yang lebih mahal.
d. Lapisan peresapan
e. Lapisan pertamaagar pekerjaan dapat berjalan lancar .Ini sehubungan
dengan kondisi lapangan yang memaksa harus segera menutup tanah
dasar dari pengaruh cuaca atau lemahnya daya dukung tanah dasar
menahan roda –roda alat berat.
f. Lapisan untukmencegah partikel halus dari tanah dasar naik kelapisan
pondasi atas .
Jenis lapisan pondasi bawah yangumumdignakan di Indonesia :
1. Agregat bergradasi baik, dibedakan atas :
a. Sirtu/pitrum kelas A
b. Sirtu/pitrumkelas B
c. Sirtu/pitrum kelas C
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 2015
CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) | 26
2. Stabilisasi
a. Stabilisasi agregat dengan semen
b. Stabilisasi agregat dengan kapur
c. Stabilisasi tanah dengan semen
d. Stabilisasi tanah dengan kapur
4. Tanah Dasar
Lapisan tanah dasar dapat berupa :
1. Tanah asli yang dipadatkan jika tanah aslinya memenuhi syarat
2. Tanah yang didatangkan dari tempat lain dan dipadatkan yang berupa
timbunan
3. Tanah galian
Sebelum diletakkan lapisan diatasnya tanah dasar dipadatkan terlebih
dahulu untuk mendapatkan kepadatan yang memenuhi syarat .
Masalah-masalah yang sering didapatkan menyangkut tanah dasar :
 Perubahan bentuk dari tanah tertentu akibat beban lalu lintas yang
akanberkibat pada cepatnya jalan tersebut rusak .Ini terjadi pada tanah
dengan plastisitas tinggi.Daya dukung tanah ditujukan dengan nilai
CBR-nya
 Sifat mengembang dan menyusut dari tanah tertentu akibat perubahan
kadar air.Hal ini dapat ditanggulangi dengan memadatkan tanah pada
kadar air optimum.
 Daya dukung tanah dasar tidak merata sepanjang segmen
jalan.Perencanaan tebalperkerasan jalan dibuat berbeda-beda dengan
membagi jalan jalan menjadi segmen-segmen sesuai kondisi daya
dukung yang ada.
 Akibat pelaksanaan pemadatan yang kurang bagus diperoleh daya
dukung yang tidakmerata .Hal ini dapat diatasi dengan pengawasan
yang baik
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 2015
CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) | 27
 Perbedaan dengan penurunan akibat terdapatnya lapisan lapisan tanah
lunak dibawah tanah dasar yang berakibat terjadinya perubahan
bentuk tetap. Ini dapat diatasi dengan melakukan penyelidikan tanah
secara teliti.
 Kondisi geologis perlu dipelajari dengan teliti jika ada kemungkinan
lokasi berada pada daerah patahan .
Lapisan tanah dasar ini hanya menerima gaya vertikal berupa berat dan
muatan kendaraan dan gesekan-gesekan akibat pukulan roda kendaraan
yang pengaruhnya sudah sangat kecil. Sedangkan gaya horizontal yang
berupa gaya geser akibat rem kendaraan sudah tidak berpenagruh lagi.
Daya dukung tanah dasar ditentukan oleh :
1. Jenis tanah
2. Tingkat kepadatan
3. Kadar air
4. Kondisi drainase
5. DLL
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 2015
CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) | 28
 Jarak Pandang mneyiap ( Dm )
Keterangan :
D1 = Jarak yang ditempuh oleh kendaraan yang hendak menyiap dan
mebawa kendaraan kejalur kanan
D1 = 0.278 t1 ( Vr – M + A.T1/2 )
T1 = Waktu reaksi = 2012 + 0.026 Vr
M = Perbedaan kecepatan antara kendaraan yang menyiap dan yang disiap
= 15 km/jam
D2 = Jarak yang ditempuh kendaraan selama jalur kanan
D2 = 0.278 Vr. t2
T2 = Wakttu dimana kendaraan menyiap berada dijalur kanan
T2 = 6.56 + 0.048 Vr
D3 = Jarak bebas antara kendaraan yang menyiap dengankendaraan yang
datangnya berlawanan arah ( 30 – 100 )
D4 = 2/3 d2
A = Percepatan rata-rata
Dm = D1 + D2 + D3 + D4
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 2015
CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) | 29
 Jarak Pandang Henti ( Dh )
Keterangan :
Dp = Jarak yang ditempuh kendaraan dari waktu benda harus berhenti
sampai menginjak rem
Dp = 0.278 Vr T
T = waktu reaksi = 2,5 detik
Dr = Jarak dimana pengemudi mulai menginjak rem sampai kendaraan
berhenti
Dr = Vr2/254 (Fm + L)
L = Landai relatif : ( + ) = Mendaki
( - ) = Menurun
Fm = Koefisien gesekan antara ban dan muka jalan dalam arah memanjang
jalan . Fm untuk kecepatan rencana <80 km/jam = -0,00065Vr +0,192
 Derajat Lengkung Maksimumpada Tikungan ( D maks )
Dmaks = 181913,53 ( Emaks + Fmaks ) / V2
Keterangan :
Emaks = Superelevasi maksimum = Vr2/127R – Fm
R = Jari-jari tikungan
Vr = Kecepatan rencana
Fm = Koefisien gesek
Dh = Dp + Dr
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 2015
CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) | 30
 Pelebaran Pada Tikungan
Keterangan :
N = Jumlah lajur lalu lintas = 2
B1 = Lebar lintasan truk pada tikungan (m) = R – ( R2-P2 )1/2 + 2,4
P = Jarak as belakang dan as muka truk = 6,1
C = Kebebasan samping ( 0,4-0,8 )m
Td = Lebar melintang akibat tonjolan depan (m)=[R2 + A(2P+A)]1/2 – R
A = Tonjolan mobil kedepan = 12 m
Z = Lebar tambahan akibat kelainan dalammengemudi (m)=0,105V/R
B = Lebar perkerasan pada tikungan (m)
 Landai Relatif
Keterangan :
1/m = Landai relatif
E = Superelevasi
En = Kemiringan melintang normal ( m / m1 )
B = Lebar lajur 1 arah
Ls = Panjang lengkung peralihan
B =N( BI + C ) + ( N – 1 )Td + Z
1/m = ( E + En ) B / Ls
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 2015
CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) | 31
 Jarak Pandang pada Lengkung Horizontal
 = ½ 
S = π  R1 / 90o
Keterangan :
 = Setengah sudut pusat lengkung sepanjang L
 = Sudut tikungan ( o )
R1 = Radius sumbu lajur sebelah dalam ( m )
S = Jarak pandangan ( m )
 Lengkung Peralihan
a. Berdasarkan waktu maksimum (3 detik), untuk melintasi lengkung
peralihan ,maka panjang lengkung :
Ls = Vr T / 3,6
b. Berdasarkan antisipasi gaya sentrifugal , digunakan rumus modifikasi
shortt, sebagai berikut :
Ls = 0,02 Vr3 / Rc.C – 2,727. Vr.e / C
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 2015
CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) | 32
c. Berdasarkan tingkat pencapaian perubahan kelandaian :
Ls = ( Em – En ). Vr / 3,6 Re
Keterangan :
T = Waktu tempuh = 3 detik
Rc = Jari-jari busur lingkaran (m )
C = Perubahan percepatan 0,3 – 1,0 disarankan 0,4 m/ detik
Re = Tingkat pencapaian perubahan kelandaian melintang jalan , sbb :
Untuk Vr  70 km/jam Re maks = 0.035 m/m/det
Untuk Vr  80 km/jam Re maks = 0.025 m/m/det
Em = Suerelevasi maksimum
En = Superelevasi normal
 Tikungan Full Circle ( FC )
Tc = Rc tan ½ 
Ec = Tc tan ¼ 
Lc = .2π. Rc / 360 o
Keterangan :
 = sudut tikungan
Lc = Panjang busur lingkaran
Ec = Panjang luar dari PI ke busur lingkaran
Tc = Panjang tangan jarak dari TC ke PI atau PI ke CT
Rc = Jari-jari lingkaran
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 2015
CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) | 33
Syarat untuk tikungan Full Circle :
P = Ls2 / 24 Rc < 0,25 m
Dimana : Ls = Panjang lengkung peralihan (m)
R = Jari – jari (m)
 Tikungan Spiral – Circle – Spiral ( S – C – S )
Xs = Ls [ 1 – Ls2/40.Rc2]
Ys = Ls2 / 6 Rc
s = 90 Ls / . Rc
P = Ls2 / 6 Rc – Rc (1- Cos s)
K = Ls- Ls3 / 40 Rc2 – Rc Sin s
Ts = ( Rc + P ) tan ½  + K
Es = ( Rc + P ) Sec ½  - Rc
Lc = (  - 2s )/ 180.π. Rc
L tot = Lc + 2Ls
Keterangan :
Xs = Absis titik SC pada garis tangen , jarak dari titik TS ke SC ( Jarak lurus
lengkung peralihan )
Ys = Ordinat titkSc pada garis tegaklurus garus tangen , jarak tegak lurus ke
titik SC pada lengkung
Ls = Panjang lengkung peralihan ( panjang dari titik TS ke SC atau CS ke ST )
Lc = Panjang busur lingkaran ( panjang dari titik Sc ke Cs )
Ts = Panjang tangen dari titik PI ke titik TS atau ketitik ST
Es = Jarak dari PI ke busur lingkaran
s = Sudut lengkung spiral
Rc = Jari-jari lingkaran
P = Pergeseran tangen
K = Absis dari Ppada garis tangen spiral
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 2015
CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) | 34
Syarat tikungan S – C – S
P = Ls2 / 24 Rc > 0,25 m
Lc > 25 m
Lc + 2 Ls < 2 Ts
 Tikungan Spiral – Spiral ( S – S )
Lc = 0
s = ½ 
Ltot = 2 Ls
Ls = s.π.Rc / 90
Ts = ( Rc + P ) tan ½  + K
Es = ( Rc + P ) Sec ½  - Rc
P = Ls2 / 6Rc – Rc ( 1 – Cos s )
K = Ls – Ls2 / 40 Rc2 – Rc Sin s
Syarat S – S :
P = Ls2 / 24 Rc > 0,25 m
Lc < 25 m
 Lengkung Vertikal
 = L G1 / G1 – G2 = L G1 / A
y = L G1
2 / 2 ( G1 – G2 ) = L G1
2 / 2 A
Ev = A L / 800
Untuk : x =1/2 L
Y =Ev
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 2015
CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) | 35
Keterangan :
 = Jarak dari titik P ke titil yang ditinjau pada Sta
y = Perbedaan elevasi antara titik P dan titik yang ditinjau pada Sta
L = Panjang lengkung vertikal parabola , yang merupakan jarak proyeksi
pada titik A ketitik Q (Sta)
G1 = Kelandaian tangen dari titik P (%)
G2 = Kelandaian tangen titik Q (%)
(G1±G2) = A = Perbedaan aljabar untuk kelandaian (%)
a. Lengkung Vertikal Cembung
1. Panjang L, Berdasarkan Jh
Jh < L, Maka : L=A.Jh2 /399
Jh > L, Maka : L=2Jh – 399 / A
2. Panajang L,berdasarkan Jd
Jd < L,Maka :L= A.Jd2 / 840
Jd > L,Maka :L= 2Jd – 840 / A
b. Lengkung Vertikal Cekung
1. Jaraka penyinakranlampu kendaraan
Lengkung vertikal cekung dengan jarak penyinaran lampu depan <L :
L = A.S2 / 120 + 3,5 S
Lengkung vertikal cekung dengan jarak penyinaranlampu depan > L :
L = 2S – ( 120 + 3,5 S ) / A
2. Jarak pandang bebas dibawah bangunan pada lengkung vertikal cekung
Jarak pandangan S<L :
L = A S2 / 3480
Jarak pandangan S>L :
L = 2S – 3480 / A
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 2015
CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) | 36
 Perencanaan Tebal perkerasan Jalan
1.Penentuan nilai daya dukung tanah dasar ,dengan grafik korelasi anatara CBR
dan DDT
2. Dari data-data volume lalulinas ,pertumbuahan lalulintas , jumlah lajur dan
lajur rencana :
a.lintas harian rata-rata = LHR ( 1 + I )n
b.Angka ekuivalen masing-masing kendaraan setiap golongan beban sumbu :
- Sumbu tunggal :
E = ( beban i sumbu tunggal dalam Kg / 8.160 )4
- Sumbu ganda
E = 0,086 (beban 1 sumbu ganda dalam kg / 8.160)4
c. Lintas ekuivalen permulaan (LEP)
LEP = ΣLHRj .Cj. Ej
Dimana :
C = Koefisien distribusi kendaraan (lihat tabel )
E = angka ekuivalen
J = Jenis kendaraan
d. Lintas ekuivalen akhir (LEA)
LEA = ΣLHRj (1 + I ) UR .CJ.Ej
Dimana :
I = Perkembangan lalu lintas
J = Jenis kendaraan
e.Lintas ekuivalen tengah (LET)
LET = LEP + LEA / 2
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 2015
CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) | 37
f. Lintas ekuivalen rencana (LER)
LER = LET.FP
Dimana : FP = Faktor penyesuaian = UR / 10
3. Dari data curah hujan ,persentase kendaraan berat ,keadaan topograafi
setempat.maka didapat faktor
4. Tentukan indeks permukaan awal (Ipo)
5. Tentukan indeks permukaan pada akhir dan awal umur rencana berdasarkan
LER ( Lintas Ekuivalen Rencana ).
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 2015
CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) | 38
MENENTUKAN KLASIFIKASI MEDAN
JENIS MEDAN KEMIRINGAN MELINTANG RATA-RATA
 Datar ( D ) 0 - 9,9 %
 Perbukitan ( B ) 10 - 24,9 %
 Pegunungan ( G ) > 25 %
# Cara perhitungan ketinggian stasiun
a Tinggi Sta. = a - p x ( a - b )
p + q
b
# Cara perhitungan kemiringan lereng (%)
=
Beda Tinggi
Jarak Stasiun
x 100
# Perhitungan panjang lintasan tikungan
Lc =
∆
360
x 2 π Rc
Lc
Rc
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 2015
CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) | 39
Untuk Tikungan I Untuk Tikungan II
Rc = 380 Rc = 350
∆ = 55 0
∆ = 65 0
Lc =
55
x 2 x 3.14 x 380 Lc =
65
x 2 x 3.14 x 350
360 360
= 365 m = 397 m
Untuk Tikungan III Untuk Tikungan IV
Rc = 290 Rc = 460
∆ = 89 0
∆ = 45 0
Lc =
89
x 2 x 3.14 x 290 Lc =
45
x 2 x 3.14 x 460
360 360
= 450 m = 361 m
Untuk Tikungan V
Rc = 380
∆ = 46 0
Lc =
46
x 2 x 3.14 x 380
360
= 305 m
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 2015
CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) | 40
PERHITUNGAN ALINYEMEN HORISONTAL
A. TIKUNGAN I
 Menghitung dan Merencanakan jenis tikungan.
Dik: Rc : 380
Vr : 60 Km/Jam
Tikungan ini di klasifikasikan medan
perbukitan
Δ :55 0
emax : 0,10
Lebar jalan : 2 x 3,00 m, tanpa median
Direncanakan menggunakan tikungan Spiral-Circle-Spiral
 Menghitung kecepatan tikungan
Vt = √127. 𝑅 ( 𝑒 + 𝑓𝑚) dimana fm = -0,00065 +0,192
Untuk Vr = 60 maka,
fm = -0,00065x 60 + 0,192 = 0,153
Maka:
Vt = √127 . 380 .(0,10 + 0,153)
= 110,50 Km/Jam
Syarat aman: Vt > Vr
110,50 > 60 Aman
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 2015
CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) | 41
 Menghitung jari-jari tikungan minimum
Rmin =
𝑉𝑟2
127 (𝑒 𝑚𝑎𝑥+𝑓 𝑚𝑎𝑥)
=
3600
127 (0,10+0,153 )
= 112,04 m
Syarat aman Rmin < Rc
112 m < 380 m Aman
 Menghitung derajat lengkung Maksimum
Dmax =
181913,53 (𝑒 𝑚𝑎𝑥+𝑓 𝑚𝑎𝑥)
𝑉𝑅2 =
181913,53 (0,10+0,153)
3600
= 12,780
Dengan menggunakan data-data perencanaan, dari tabel Ls2
di peroleh:
e= 0,048 Ls= 50 D= 3.50
Syarat aman: D < Dmax
3,500 < 12,780
Tikungan memenuhi untuk tipe Spiral-Circle-Spiral
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 2015
CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) | 42
 Menghitung superelevasi tikungan
Xs = Ls(1 −
𝐿𝑠2
40𝑅𝑐2
) = 50(1 −
50
40 380
) = 49,99 m
Ys =
𝐿𝑠2
6 𝑅𝑐
=
50
6 .380
= 1,096 m
Θs =
𝐿𝑠.90
𝜋𝑅
=
50 . 90
𝜋 380
= 3,7710
Θc = Δ – 2.θs = 55- (2. 3,771) = 47,450
Lc =
𝜃𝑐
360
𝑥 2𝜋𝑅 𝑐 =
47,45
360
𝑥 2𝜋380 = 314 m
L = Lc+2Ls = 314 + (2.50)= 414 m
Lihat pada tabel 4.9 di dapat data :
P* = 0,0058249 k* = 0,4999187
p =
𝐿𝑠2
6.𝑅 𝑐
− 𝑅 𝑐(1 − 𝐶𝑜𝑠 𝜃𝑠)
=
502
6. 380
− 380(1 − 𝐶𝑜𝑠 3,771)
= 0,273 m
k = Ls-Ls
3/40 Rc
2-Rc Sin θs
= 50-503/(40. 3802)-(380. Sin 3,771)
= 24,986 m
Es = (Rc+p) Sec ½ Δ – Rc
= (380+0,273) Sec½ 550- 380
= 48,712 m
Ts = (Rc+p) tg ½ Δ +k
= (380+0,273) tg ½550 + 24,986
= 222,943 m
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 2015
CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) | 43
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut diatas, maka
didapatkan data-data:
V = 60 Km/Jam Es = 48,712 Ls = 50m
Δ =560 Ts = 222,943 m p = 0,273 m
Θs =3,7710 L = 414 m k =24,986 m
R =380 m e =4,8% Xs = 49,99 m
Ys = 1,096 m
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 2015
CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) | 44
B. TIKUNGAN II
 Menghitung dan Merencanakan jenis tikungan.
Dik: Rc : 350
Vr : 60 Km/Jam
Tikungan ini di klasifikasikan medan
perbukitan
Δ :65 0
emax : 0,10
Lebar jalan : 2 x 3,00 m, tanpa median
Direncanakan menggunakan tikungan Spiral-Circle-Spiral
 Menghitung kecepatan tikungan
Vt = √127. 𝑅 ( 𝑒 + 𝑓𝑚) dimana fm = -0,00065 +0,192
Untuk Vr = 60 maka,
fm = -0,00065x 60 + 0,192 = 0,153
Maka:
Vt = √127 . 350 .(0,10 + 0,153)
= 106,05 Km/Jam
Syarat aman: Vt > Vr
106,05 > 60 Aman
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 2015
CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) | 45
 Menghitung jari-jari tikungan minimum
Rmin =
𝑉𝑟2
127 (𝑒 𝑚𝑎𝑥+𝑓 𝑚𝑎𝑥)
=
3600
127 (0,10+0,153 )
= 112,04 m
Syarat aman Rmin < Rc
112 m < 350 m Aman
 Menghitung derajat lengkung Maksimum
Dmax =
181913,53 (𝑒 𝑚𝑎𝑥+𝑓 𝑚𝑎𝑥)
𝑉𝑅2 =
181913,53 (0,10+0,153)
3600
= 12,780
Dengan menggunakan data-data perencanaan, dari tabel Ls2
di peroleh:
e = 0,054 Ls= 50 D= 4,00
Syarat aman: D < Dmax
40 < 12,780
Tikungan memenuhi untuk tipe Spiral-Circle-Spiral
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 2015
CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) | 46
 Menghitung superelevasi tikungan
Xs = Ls(1 −
𝐿𝑠2
40𝑅𝑐2
) = 50(1 −
50
40 350
) = 49,974 m
Ys =
𝐿𝑠2
6 𝑅𝑐
=
50
6 .350
= 1,190 m
Θs =
𝐿𝑠.90
𝜋𝑅
=
50 . 90
𝜋 350
= 4,0940
Θc = Δ – 2.θs = 65- (2. 4,094) = 56,8120
Lc =
𝜃𝑐
360
𝑥 2𝜋𝑅 𝑐 =
56,812
360
𝑥 2𝜋350 = 345 m
L = Lc+2Ls = 345 + (2.50)= 445 m
Lihat pada tabel 4.9 di dapat data :
P* = 0,0058249 k* = 0,4999187
p =
𝐿𝑠2
6.𝑅 𝑐
− 𝑅 𝑐(1 − 𝐶𝑜𝑠 𝜃𝑠)
=
502
6. 350
− 350(1 − 𝐶𝑜𝑠 4,094)
= 0,297 m
k = Ls-Ls
3/40 Rc
2-Rc Sin θs
= 50-503/(40. 3502)-(350. Sin 4,094)
= 24,986 m
Es = (Rc+p) Sec ½ Δ – Rc
= (350+0,297) Sec½ 650- 350
= 65.343 m
Ts = (Rc+p) tg ½ Δ +k
= (350+0,297) tg ½650 + 24,986
= 248,149 m
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 2015
CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) | 47
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut diatas, maka
didapatkan data-data:
V = 60 Km/Jam Es = 65,343 Ls = 50m
Δ =650 Ts = 248,149 m p = 0,297 m
Θs =4,0940 L = 445 m k =24,986 m
R =350 m e = 5,4% Xs = 49,974 m
Ys = 1,190 m
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 2015
CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) | 48
C. TIKUNGAN III
 Menghitung dan Merencanakan jenis tikungan.
Dik: Rc : 290
Vr : 60 Km/Jam
Tikungan ini di klasifikasikan medan
perbukitan
Δ :89 0
emax : 0,10
Lebar jalan : 2 x 3,00 m, tanpa median
Direncanakan menggunakan tikungan Spiral Circle Spiral
 Menghitung kecepatan tikungan
Vt = √127. 𝑅 ( 𝑒 + 𝑓𝑚) dimana fm = -0,00065 +0,192
Untuk Vr = 60 maka,
fm = -0,00065x 60 + 0,192 = 0,153
Maka:
Vt = √127 . 290 .(0,10 + 0,153)
= 96,53 Km/Jam
Syarat aman: Vt > Vr
96,53 > 60 Aman
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 2015
CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) | 49
 Menghitung jari-jari tikungan minimum
Rmin =
𝑉𝑟2
127 (𝑒 𝑚𝑎𝑥+𝑓 𝑚𝑎𝑥)
=
3600
127 (0,10+0,153 )
= 112,04 m
Syarat aman Rmin < Rc
112 m < 290 m Aman
 Menghitung derajat lengkung Maksimum
Dmax =
181913,53 (𝑒 𝑚𝑎𝑥+𝑓 𝑚𝑎𝑥)
𝑉𝑅2 =
181913,53 (0,10+0,153)
3600
= 12,780
Dengan menggunakan data-data perencanaan, dari tabel Ls2
di peroleh:
e = 0,064 Ls= 50 D= 5,00
Syarat aman: D < Dmax
50 < 12,780
Tikungan memenuhi untuk tipe Spiral Cirlce spiral
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 2015
CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) | 50
 Menghitung superelevasi tikungan
Xs = Ls(1 −
𝐿𝑠2
40𝑅𝑐2
) = 50(1 −
50
40 290
) = 49,962 m
Ys =
𝐿𝑠2
6 𝑅𝑐
=
50
6 .290
= 1,436 m
Θs =
𝐿𝑠.90
𝜋𝑅
=
50 . 90
𝜋 290
= 4,9410
Θc = Δ – 2.θs = 45- (2 x 4,941) = 35,118
Lc =
𝜃𝑐
360
𝑥 2𝜋𝑅 𝑐 =
35,118
360
𝑥 2𝜋290 = 177,658 m
L = Lc+2Ls = 177,658 + (2.50)= 277,658 m
Lihat pada tabel 4.9 di dapat data :
p =
𝐿𝑠2
6.𝑅 𝑐
− 𝑅 𝑐(1 − 𝐶𝑜𝑠 𝜃𝑠)
=
502
6. 290
− 290(1 − 𝐶𝑜𝑠 4,941)
= 0,359 m
k = Ls-Ls
3/40 Rc
2-Rc Sin θs
= 50-503/(40. 2902)-(290. Sin 4,941)
= 24,650 m
Es = (Rc+p) Sec ½ Δ – Rc
= (290+0,359) Sec½ 890- 290
= 117,092 m
Ts = (Rc+p) tg ½ Δ +k
= (290+0,359) tg ½890 + 24,650
= 309,984 m
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 2015
CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) | 51
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut diatas, maka
didapatkan data-data:
V = 60 Km/Jam Es = 117,092 m Ls = 50m
Δ =890 Ts = 309,984 m p = 0,359 m
Θs = 4,9410 L = 277,658 m k =24,650 m
R = 290 m e = 6,4 % Xs = 49,962 m
Ys = 1,436 m
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 2015
CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) | 52
D. TIKUNGAN IV
 Menghitung dan Merencanakan jenis tikungan.
Dik: Rc : 460
Vr : 60 Km/Jam
Tikungan ini di klasifikasikan medan
perbukitan
Δ :45 0
emax : 0,10
Lebar jalan : 2 x 3,00 m, tanpa median
Direncanakan menggunakan tikungan Spiral-Circle-Spiral
 Menghitung kecepatan tikungan
Vt = √127. 𝑅 ( 𝑒 + 𝑓𝑚) dimana fm = -0,00065 +0,192
Untuk Vr = 60 maka,
fm = -0,00065x 60 + 0,192 = 0,153
Maka:
Vt = √127 . 460 .(0,10 + 0,153)
= 121,57 Km/Jam
Syarat aman: Vt > Vr
121,57 > 60 Aman
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 2015
CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) | 53
 Menghitung jari-jari tikungan minimum
Rmin =
𝑉𝑟2
127 (𝑒 𝑚𝑎𝑥+𝑓 𝑚𝑎𝑥)
=
3600
127 (0,10+0,153 )
= 112,04 m
Syarat aman Rmin < Rc
112 m < 460 m Aman
 Menghitung derajat lengkung Maksimum
Dmax =
181913,53 (𝑒 𝑚𝑎𝑥+𝑓 𝑚𝑎𝑥)
𝑉𝑅2 =
181913,53 (0,10+0,153)
3600
= 12,780
Dengan menggunakan data-data perencanaan, dari tabel Ls2
di peroleh:
e = 0,042 Ls= 50 D= 3,00
Syarat aman: D < Dmax
30 < 12,780
Tikungan memenuhi untuk tipe Spiral-Circle-Spiral
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 2015
CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) | 54
 Menghitung superelevasi tikungan
Xs = Ls(1 −
𝐿𝑠2
40𝑅𝑐2
) = 50(1 −
50
40 350
) = 49,974 m
Ys =
𝐿𝑠2
6 𝑅𝑐
=
50
6 .350
= 1,1904 m
Θs =
𝐿𝑠.90
𝜋𝑅
=
50 . 90
𝜋 350
= 3,1150
Θc = Δ – 2.θs = 45- (2 x 3,115) = 38,77
Lc =
𝜃𝑐
360
𝑥 2𝜋𝑅 𝑐 =
38,77
360
𝑥 2𝜋460 = 311,107 m
L = Lc+2Ls = 311,107 + (2.50)= 411,107 m
Lihat pada tabel 4.9 di dapat data :
P* = 0,0043663 k* = 0,4999543
p =
𝐿𝑠2
6.𝑅 𝑐
− 𝑅 𝑐(1 − 𝐶𝑜𝑠 𝜃𝑠)
=
502
6. 460
− 460(1 − 𝐶𝑜𝑠 3,115)
= 0,226 m
k = Ls-Ls
3/40 Rc
2-Rc Sin θs
= 50-503/(40. 4602)-(460. Sin 3,115)
= 24,988 m
Es = (Rc+p) Sec ½ Δ – Rc
= (460+0,226) Sec½ 450- 460
= 38,145 m
Ts = (Rc+p) tg ½ Δ +k
= (460+0,226) tg ½450 + 24,988
= 215,619 m
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 2015
CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) | 55
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut diatas, maka
didapatkan data-data:
V = 60 Km/Jam Es = 38,145 m Ls = 50m
Δ =450 Ts = 215,619 m p = 0,226 m
Θs = 3,1150 L = 411,107 m k =24,988 m
R = 460 m e = 4,2 % Xs = 49,974 m
Ys = 1,1904 m
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 2015
CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) | 56
E. TIKUNGAN V
 Menghitung dan Merencanakan jenis tikungan.
Dik: Rc : 380
Vr : 60 Km/Jam
Tikungan ini di klasifikasikan medan
perbukitan
Δ :46 0
emax : 0,10
Lebar jalan : 2 x 3,00 m, tanpa median
Direncanakan menggunakan tikungan Spiral-Circle-Spiral
 Menghitung kecepatan tikungan
Vt = √127. 𝑅 ( 𝑒 + 𝑓𝑚) dimana fm = -0,00065 +0,192
Untuk Vr = 60 maka,
fm = -0,00065x 60 + 0,192 = 0,153
Maka:
Vt = √127 . 380 .(0,10 + 0,153)
= 110,50 Km/Jam
Syarat aman: Vt > Vr
110,50 > 60 Aman
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 2015
CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) | 57
 Menghitung jari-jari tikungan minimum
Rmin =
𝑉𝑟2
127 (𝑒 𝑚𝑎𝑥+𝑓 𝑚𝑎𝑥)
=
3600
127 (0,10+0,153 )
= 112,04 m
Syarat aman Rmin < Rc
112 m < 380 m Aman
 Menghitung derajat lengkung Maksimum
Dmax =
181913,53 (𝑒 𝑚𝑎𝑥+𝑓 𝑚𝑎𝑥)
𝑉𝑅2 =
181913,53 (0,10+0,153)
3600
= 12,780
Dengan menggunakan data-data perencanaan, dari tabel Ls2
di peroleh:
e = 0,048 Ls= 50 D= 3,50
Syarat aman: D < Dmax
3,50 < 12,780
Tikungan memenuhi untuk tipe Spiral-Circle-Spiral
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 2015
CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) | 58
 Menghitung superelevasi tikungan
Xs = Ls(1 −
𝐿𝑠2
40𝑅𝑐2
) = 50(1 −
50
40 380
) = 49,978 m
Ys =
𝐿𝑠2
6 𝑅𝑐
=
50
6 .380
= 1,096 m
Θs =
𝐿𝑠.90
𝜋𝑅
=
50 . 90
𝜋 380
= 3,7710
Θc = Δ – 2.θs = 46- (2 x 3,771) = 38,458
Lc =
𝜃𝑐
360
𝑥 2𝜋𝑅 𝑐 =
38,458
360
𝑥 2𝜋380 = 255 m
L = Lc+2Ls = 255 + (2.50)= 355 m
Lihat pada tabel 4.9 di dapat data :
P* = 0,0058249 k* = 0,4999187
p =
𝐿𝑠2
6.𝑅 𝑐
− 𝑅 𝑐(1 − 𝐶𝑜𝑠 𝜃𝑠)
=
502
6. 380
− 380(1 − 𝐶𝑜𝑠 3,771)
= 0,272 m
k = Ls-Ls
3/40 Rc
2-Rc Sin θs
= 50-503/(40. 3802)-(380. Sin 3,771)
= 24,986 m
Es = (Rc+p) Sec ½ Δ – Rc
= (380+0,272) Sec½ 460- 380
= 33,112 m
Ts = (Rc+p) tg ½ Δ +k
= (380+0,272) tg ½460 + 24,986
= 186,401 m
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 2015
CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) | 59
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut diatas, maka
didapatkan data-data:
V = 60 Km/Jam Es = 33,112 m Ls = 50 m
Δ = 460 Ts = 186,401 m p = 0,272 m
Θs = 3,7710 L = 355 m k =24,986 m
R = 380 m e = 4,8 % Xs = 49,978 m
Ys =1,096 m
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 2015
CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) | 60
 Menghitung Jarak Pandang Pada Tikungan
Tikungan I
Dari gambar trase jalan diperkirakan Dp < Lc atau Dp < 365 m.
Dari Buku BUTSI hal. 364 digunakan rumus Dp sebagai berikut :
Dp =
Rc
. cos -1
Rc - m
28.65 Rc
Dimana :
Dp = Jarak pandang (m)
Rc = Jari-jari tikungan = 380 m
m = Daerah bebas samping diukur dari garis tengah lajur dalam
= 8.25 m
Dp =
Rc
. cos -1
Rc - m
=
380
. cos -1
380 - 8.25
28.65 Rc 28.65 380
= 13.2635 . 11.96
= 158,63 m ≈ 160 m
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 2015
CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) | 61
Tikungan II
Dari gambar trase jalan diperkirakan Dp < Lc atau Dp < 397 m.
Dari Buku BUTSI hal. 364 digunakan rumus Dp sebagai berikut :
Dp =
Rc
. cos -1
Rc - m
28.65 Rc
Dimana :
Dp = Jarak pandang (m)
Rc = Jari-jari tikungan = 350 m
m = Daerah bebas samping diukur dari garis tengah lajur dalam
= 8.25 m
Dp =
Rc
. cos -1
Rc - m
=
350
. cos -1
350 - 8.25
28.65 Rc 28.65 350
= 12,216 . 12,464
= 152,27 m ≈ 150 m
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 2015
CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) | 62
Tikungan III
Dari gambar trase jalan diperkirakan Dp < Lc atau Dp < 450 m.
Dari Buku BUTSI hal. 364 digunakan rumus Dp sebagai berikut :
Dp =
Rc
. cos -1
Rc - m
28.65 Rc
Dimana :
Dp = Jarak pandang (m)
Rc = Jari-jari tikungan = 290 m
m = Daerah bebas samping diukur dari garis tengah lajur dalam
= 8.25 m
Dp =
Rc
. cos -1
Rc - m
=
290
. cos -1
290 - 8.25
28.65 Rc 28.65 290
= 10,122 x 13,699
= 138,66 m ≈ 140 m
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 2015
CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) | 63
Tikungan IV
Dari gambar trase jalan diperkirakan Dp < Lc atau Dp < 361 m.
Dari Buku BUTSI hal. 364 digunakan rumus Dp sebagai berikut :
Dp =
Rc
. cos -1
Rc - m
28.65 Rc
Dimana :
Dp = Jarak pandang (m)
Rc = Jari-jari tikungan = 460 m
m = Daerah bebas samping diukur dari garis tengah lajur dalam
= 8.25 m
Dp =
Rc
. cos -1
Rc - m
=
460
. cos -1
460 - 8.25
28.65 Rc 28.65 460
= 16,056 x 10,867
= 141,38 m ≈ 140 m
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 2015
CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) | 64
Tikungan V
Dari gambar trase jalan diperkirakan Dp < Lc atau Dp < 305 m.
Dari Buku BUTSI hal. 364 digunakan rumus Dp sebagai berikut :
Dp =
Rc
. cos -1
Rc - m
28.65 Rc
Dimana :
Dp = Jarak pandang (m)
Rc = Jari-jari tikungan = 380 m
m = Daerah bebas samping diukur dari garis tengah lajur dalam
= 8.25 m
Dp =
Rc
. cos -1
Rc - m
=
380
. cos -1
380 - 8.25
28.65 Rc 28.65 380
= 13,264 x 11,960
= 116,79 m ≈ 115 m
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 2015
CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) | 65
Jarak Pandang Henti
STA.0- 2+700
Dik
; Vr = Kecepatan rencana = 60 km/jam
T = Waktu tanggap, ditetapkan = 2.5 detik
fp = Koefisien gesek memanjang antara ban kendaraan dengan
perkerasan jalan aspal (menurut BINA MARGA, fp = 0.35 - 0.55)
Diambil fp = 0.40 (dari tabel 3.2)
L = Landai jalan dalam (%) dibagi 100
L =
Beda tinggi
=
450 - 446
= 0.148 %
Jarak 2700
Dph = 0.278 . Vr . T +
Vr
254 (fp ± L)
Jadi
; Dph = 0.278 x 60 x 2.5 +
3600
254 ( 0.400 + 0.148 )
= 77,081 ~ 77 m
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 2015
CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) | 66
Dengan cara yang sama, diperoleh jarak pandang henti pada tabel berikut :
STA.
Vr
(Km/jam)
T
(detik)
Fp L (%) Dph (m)
0+00 - 2+700 60 2.5 0.4 0.1481 77.081
2+700 - 5+696 60 2.5 0.4 -2.1739 77.908
5+696 - 6+344 60 2.5 0.4 0.0000 77.133
6+344 - 6+644 60 2.5 0.4 -1.2500 77.574
6+644 - 8+349 60 2.5 0.4 0.0000 77.133
8+349 - 1300 60 2.5 0.4 0.8462 76.840
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 2015
CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) | 67
Jarak Pandang Menyiap
Rumus yang digunakan, Dpm = d1 + d2 + d3 + d4 , dimana ;
d1 = Jarak yang digunakan selama waktu tanggap (m)
= 0,278 x T1(𝑉𝑟 − 𝑚 +
𝑎 𝑥 𝑇1
2
)
d2 = Jarak yang ditempuh selama mendahului sampai dengan kembali ke lajur semula (m)
= 0,278 x Vr x T2
d3 = Jarak antara kedaraan yang mendahului dengan kendaraan yang dating dari arah
berlawanan setelah proses mendahului selesai (m)
d4 = Jarak yang ditempuh kendaraan yang dating dari arah berlawanan
= 2/3 (d2)
T1 = Waktu dalam detik = 2,12 + ( 0,026 x 60 )
= 3,68 detik
T2 = Waktu kendaraan berada di jalur lawan (detik)
= 6,56 + ( 0,048 x 60 )
= 9,44 detik
a = Percepatan rata-rata km/jam/dtk
= 2,052 + ( 0,0036 x 60 )
= 2,268 km/jam/dtk
m = Perbedaan kecepatan darikendaraan yang menyiap dan kendaraan yang disiap,
(biasanya 10 – 15 km/jam)
d1 = 0,278 x T1 [𝑉𝑟 − 𝑚 +
𝑎 𝑥 𝑇1
2
]
= 0,278 x 3,68 [60 − 15 +
2,27 𝑥 3,68
2
]
= 50,3 m
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 2015
CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) | 68
d2 = 0,278 x Vr x T2 = 0,28 x 60 x 9,44
= 157 m
d3 = Diambil 30 m
d4 = 2/3 x (d2) = 0,67 x 157
= 105 m
Sehingga ;
Dpm = 50,3 + 157,46 + 30 + 105
= 342 ,7 m
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 2015
CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) | 69
4.4 Perhitungan Lebar Perkerasan Pada Tikungan
Rumus
:
B = n ( b' + c ) + ( n - 1 ) Td + z
Dimana;
B = Lebar total perkerasan pada tikungan…(m)
n = Jumlah lajur lalu lintas
b' = 2,4 + ( R - R2
- p2
)
=
Lebar tambahan akibat selisih ban
belakang dan ban depan
= Lebar lintasan truk pada tikungan
c = Tambahan pada sisi luar dan dalam pada tikungan…(0,4 - 0,8 )
p = Jarak as belakang dan as muka truk …( 6,5 m)
A = Jarak ujung mobil dengan ban depan..(1,3 m)
Td = Lebar selisih ujung muka dengan ban depan …. R2
+A(2p+A)-R
z = Selisih dua jalur jalan ….. 0,105Vr R
Tabel perhitungan lebar perkerasan
R n b' c Td Vr z B
Tikungan I 380 2 2.4556 0.8 0.0244597 60 0.3231832 6.859
Tikungan II 350 2 2.4604 0.8 0.0265561 60 0.3367492 6.884
Tikungan III 290 2 2.4729 0.8 0.03205 60 0.3699487 6.948
Tikungan IV 460 2 2.4459 0.8 0.0202061 60 0.293739 6.806
TikunganV 380 2 2.4556 0.8 0.0244597 60 0.3231832 6.859
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 2015
CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) | 70
Lebar tikungan yang direncanakan :
Tikungan I = 7 m
Tikungan II = 7 m
Tikungan III = 7 m
Tikungan IV = 7 m
Tikungan V = 7 m
Kesimpulan ;
Karenan lebar tikungan yang direncanakan sudah melebihi dara syarat lebar
perkerasannya maka tidak perlu ada perkerasan.
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 2015
CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) | 71
PERHITUNGAN ALINYEMEN VERTIKAL
 Lengkung Vertikal Cembung (Sta 2+700)
Jalan yang direncanakan berupa jalan KOLEKTOR
pada daerah perbukitan dengan VR = 60 km/jam.
 Menghitung Kelandaian Rencana
g
1=
446−450
2700
x 100% = −0,148 %
g
2=
450−435
690
x 100% = 2,174 %
 Perbedaan Aljabar kelandaian, A= 2,322 m
 Panjang lengkung vertical dari PLV ke PTV = Lv, dimana Lv
diperoleh dari grafik perencanaan geometrik dengan mengetahui
A dan Vr maka diperoleh Lv = 35 m
 Mencari Panjang L
a. Berdasarkan Jarak Pandang Henti, dari table untuk kecepatan
60 Km/jam, diperoleh = 75 m.
Dari rumus 𝐿 =
𝐴.𝑗ℎ2
120+3,5𝐽ℎ
=
2,322 𝑥 752
120 + 3,5(75)
= 34,147 m
Jh < L : 75 > 34,147 m (Tidak Memenuhi)
Dari rumus 𝐿 = 2. 𝐽ℎ −
120+3,5𝐽ℎ
𝐴
= 2.75 −
120 + 3,5(75)
2,322
= - 14,728 m
Jh > L : 75 > -14,728 m dank arena L<0, maka panjang
lengkung digunakan Lv = 35 m
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 2015
CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) | 72
 Mencari Panjang Pergeseran Vertikal dari titik PPV ke bagian
lengkung.
Ev =
A. Lv
800
=
2,322 .35
800
= 0,101𝑚
 Titik PPV”
 Elevasi Titik PPV (Sta 2+700) = +450,00
Elevasi PPV’ = PPV + Ev
= +450 - 0,101m = +449,899
 Jarak PPV’ = Jarak PPV (Sta 2 + 700)
 Titik PLV
 Elevasi Titik PLV = PPV + (g1% 1/2Lv)
= 450 + ((0,148/100) ½. 35m)
= + 450,025
 Jarak PLV = PPV – 1/2Lv
= (Sta 2 + 700) – ½ 35m
= Sta 2 + 682,5
 Titik PTV
 Elevasi Titik PTV = PPV - ( g2% . 1/2Lv)
= 450 - (2,174/100) . ½ 35m)
= + 449,619
 Jarak Titik PTV = PPV + ½ Lv
= (Sta 2 + 700) + ½ 35m
= Sta 2 + 717,5
 Titik P dan Q
 X = ¼ Lv = ¼ 35m = 8,75 m
 y =
𝐴 𝑥2
200 𝐿𝑣
=
2,322 𝑥 8,752
200 𝑥 35
= 0,0253 m
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 2015
CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) | 73
 Titik P
 Elevasi P = PPV + (g1% .x ) + y
=450,0 + ((0,148/100). 8,75m) - 0,0253m
= + 499,987 m
 Jarak P = PPV – x
= (Sta 2 + 700) – 8,75m
= Sta 2 + 691,25 m
 Titik Q
 Elevasi Q = PPV - (g2% .x ) - y
= 450,00 - (0,02174. 8,75m) - 0,0253m
= + 449,784 m
 Jarak Q = PPV + x
= (Sta 2 + 700) + 8,75m
= Sta 2 + 708,75
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 2015
CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) | 74
 Lengkung Vertikal Cekung (Sta 3 + 400)
Jalan yang direncanakan berupa jalan KOLEKTOR
pada daerah perbukitan dengan VR = 60 km/jam.
 Menghitung Kelandaian Rencana
g
1=
450−435
690
x 100% = 2,174 %
g
2=
435−435
560
x 100% =0,00 %
 Perbedaan aljabar kelandaian, A= 2,174 %
 Panjang lengkung vertical dari PLV ke PTV = Lv, dimana Lv
diperoleh dari grafik perencanaan geometrik dengan mengetahui
A dan Vr maka diperoleh Lv = 35 m
 Mencari Panjang L
b. Berdasarkan Jarak Pandang Henti
Dari rumus 𝐿 =
𝐴.𝑗ℎ2
120+3,5𝐽ℎ
=
2,174 𝑥 752
120 + 3,5(75)
= 31,970 m
Jh < L : 75 < 31,970 m (Tidak Memenuhi)
Dari rumus 𝐿 = 2. 𝐽ℎ −
120+3,5𝐽ℎ
𝐴
= 2.75 −
120 + 3,5(75)
2,174
= - 25,942 m
Jh > L : 75 > -25,942 m dan karena L<0, maka panjang
lengkung digunakan Lv=35m
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 2015
CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) | 75
 Mencari Panjang Pergeseran Vertikal dari titik PPV ke bagian
lengkung.
Ev =
A. Lv
800
=
2,174 .35
800
= 0,0951𝑚
 Titik PPV”
 Elevasi Titik PPV (Sta 3+400) = +435,00
Elevasi PPV’ = PPV + Ev
= +435 + 0,0951 m = + 435,0951
 Jarak PPV’ = Jarak PPV (Sta 3 + 400)
 Titik PLV
 Elevasi Titik PLV = PPV + (g1% 1/2Lv)
= 435 + ((2,174/100) ½. 35m)
= + 435,380 m
 Jarak PLV = PPV – 1/2Lv
= (Sta 3 + 400) – ½ 35m
= Sta 3 + 417,5 m
 Titik PTV
 Elevasi Titik PTV = PPV + ( g2% . 1/2Lv)
= 435 + (0,00/100) . ½ 35m)
= + 435 m
 Jarak Titik PTV = PPV + ½ Lv
= (Sta 3 + 400) + ½ 35m
= Sta 3 + 417,5
 Titik P dan Q
 X = ¼ Lv = ¼ 35m = 8,75 m
 y =
𝐴 𝑥2
200 𝐿𝑣
=
2,174 𝑥 8,752
200 𝑥 35
= 0,0237 m
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 2015
CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) | 76
 Titik P
 Elevasi P = PPV + (g1% .x ) + y
=435 + ((2,174/100). 8,75m) + 0,0237 m
= + 435,213 m
 Jarak P = PPV – x
= (Sta 3 + 400) – 8,75m
= Sta 3 + 391,25 m
 Titik Q
 Elevasi Q = PPV + (g2% .x ) + y
= 435 + (0,00. 8,75 m) + 0,0237m
= + 435,023 m
 Jarak Q = PPV + x
= (Sta 3 + 400) + 8,75 m
= Sta 3 + 408,75
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 2015
CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) | 77
Lengkung Vertikal Cembung (Sta 3 + 900)
Jalan yang direncanakan berupa jalan KOLEKTOR
pada daerah perbukitan dengan VR = 60 km/jam.
 Menghitung Kelandaian Rencana
g
2=
435−435
560
x 100% =0,00 %
g
2=
435−430
400
x 100% =1,250 %
 Perbedaan aljabar landau, A=1,250 %
 Panjang lengkung vertical dari PLV ke PTV = Lv Dimana Lv
diperoleh dari grafik perencanaan geometrik dengan mengetahui A
dan Vr maka diperoleh Lv = 35m
 Mencari Panjang L
c. Berdasarkan Jarak Pandang Henti, berdasarkan table untuk
kecepatan 60 Km/jam, diperoleh Jh = 75 m
Dari rumus 𝐿 =
𝐴.𝑗ℎ2
399
=
1,250 𝑥 752
399
= 17,622 m
Jh < L : 75 < 17,622 m (Tidak Memenuhi)
Dari rumus 𝐿 = 2. 𝐽ℎ −
399
𝐴
= 2.75 −
399
1,250
= - 169,2 m
Jh > L : 75 > -169,2 dan karena L<0, maka panjang
lengkung digunakan Lv=35m
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 2015
CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) | 78
 Mencari Panjang Pergeseran Vertikal dari titik PPV ke bagian
lengkung.
Ev =
A. Lv
800
=
1,250 .35
800
= 0,0546𝑚
 Titik PPV”
 Elevasi Titik PPV (Sta 3+900) = +435,00
Elevasi PPV’ = PPV + Ev
= +435 - 0,0546 m = +434,945
 Jarak PPV’ = Jarak PPV (Sta 3 + 900)
 Titik PLV
 Elevasi Titik PLV = PPV + (g1% 1/2Lv)
= 435 + ((0.00/100) ½. 35m)
= + 435 m
 Jarak PLV = PPV – 1/2Lv
= (Sta 3 + 900) – ½ 35m
= Sta 3 + 882,5 m
 Titik PTV
 Elevasi Titik PTV = PPV + ( g2% . 1/2Lv)
= 435 - (1,250/100) . ½ 35 m)
= + 434,978 m
 Jarak Titik PTV = PPV + ½ Lv
= (Sta 3 + 900) + ½ 35m
= Sta 3 + 917,5
 Titik P dan Q
 X = ¼ Lv = ¼ 35 m = 8,75 m
 y =
𝐴 𝑥2
200 𝐿𝑣
=
1,250 𝑥 8,752
200 𝑥 35
= 0,0111 m
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 2015
CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) | 79
 Titik P
 Elevasi P = PPV + (g1% .x ) + y
= 435 + ((0.00/100). 8,75m) - 0,0111 m
= + 434,988 m
 Jarak P = PPV – x
= (Sta 3 + 900) – 8,75 m
= Sta 3 + 891,25 m
 Titik Q
 Elevasi Q = PPV - (g2% .x ) - y
= 435 - ((1,250/100). 8,75m) + 0,0111m
= + 434.96 m
 Jarak Q = PPV + x
= (Sta 3 + 900) + 8,75 m
= Sta 3 + 908,75
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 2015
CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) | 80
 Lengkung Vertikal Cekung
Jalan yang direncanakan berupa jalan KOLEKTOR
pada daerah perbukitan dengan VR = 60 km/jam.
 Menghitung Kelandaian Rencana
g
2=
435−430
400
x 100% =1,250 %
g
2=
430−430
1500
x 100% =0,00 %
 Perbedaan aljabar kelandaian, A=1,250
 Panjang lengkung vertical dari PLV ke PTV = Lv Dimana Lv
diperoleh dari grafik perencanaan geometrik dengan mengetahui A
dan Vr maka diperoleh Lv = 35 m
 Mencari Panjang L
d. Berdasarkan Jarak Pandang Henti, berdasarkan table untuk
kecepatan 60 Km.jam, makah diperoleh Jh=75 m
Dari rumus 𝐿 =
𝐴.𝑗ℎ2
120+3,5𝐽ℎ
=
1,250 𝑥 752
120 + 3,5(75)
= 18,382 m
Jh < L : 75 < 18,382 m (Tidak Memenuhi)
Dari rumus 𝐿 = 2. 𝐽ℎ −
120+3,5𝐽ℎ
𝐴
= 2.75 −
120 + 3,5(75)
1,250
= - 156 m
Jh > L : 75 > -156 m dank arena L<0, maka
panjang lengkung digunakan Lv = 35m
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 2015
CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) | 81
 Mencari Panjang Pergeseran Vertikal dari titik PPV ke bagian
lengkung.
Ev =
A. Lv
800
=
1,250 .35
800
= 0,0546𝑚
 Titik PPV”
 Elevasi Titik PPV (Sta 4+300) = +430,00
Elevasi PPV’ = PPV + Ev
= +430 + 0,0546m = +435,054
 Jarak PPV’ = Jarak PPV (Sta 4 + 300)
 Titik PLV
 Elevasi Titik PLV = PPV + (g1% 1/2Lv)
= 430 + ((1,250/100) ½. 35m)
= + 430,218 m
 Jarak PLV = PPV – 1/2Lv
= (Sta 4 + 300) – ½ 35m
= Sta 4 + 282,5 m
 Titik PTV
 Elevasi Titik PTV = PPV + ( g2% . 1/2Lv)
= 430 + (0,00/100) . ½ 35m)
= + 430 m
 Jarak Titik PTV = PPV + ½ Lv
= (Sta 4 + 300) + ½ 35m
= Sta 4 + 317,5 m
 Titik P dan Q
 X = ¼ Lv = ¼ 35 m = 8,75 m
 y =
𝐴 𝑥2
200 𝐿𝑣
=
1,250 𝑥 8,752
200 𝑥 35
= 0,0136 m
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 2015
CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) | 82
 Titik P
 Elevasi P = PPV + (g1% .x ) + y
= 430 + ((1,250/100). 8,75m) + 0,0136 m
= + 430,1229 m
 Jarak P = PPV – x
= (Sta 4 + 300) – 8,75 m
= Sta 3 + 291,25 m
 Titik Q
 Elevasi Q = PPV + (g2% .x ) + y
= 430 + ((0,00/100). 8,75m) + 0,0136m
= + 430,0136 m
 Jarak Q = PPV + x
= (Sta 4 + 300) + 8,75 m
= Sta 4 + 308,75 m
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 2015
CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) | 83
 Lengkung Vertikal Cekung (Sta 5 + 900)
Jalan yang direncanakan berupa jalan KOLEKTOR
pada daerah perbukitan dengan VR = 60 km/jam.
 Menghitung Kelandaian Rencana
g
2=
430−430
1500
x 100% =0,00 %
g
2=
430−441
1300
x 100% =−0,846 %
 Perbedaan aljabar kelandaian, A=0,846
 Panjang lengkung vertical dari PLV ke PTV = Lv Dimana Lv
diperoleh dari grafik perencanaan geometrik dengan mengetahui A
dan Vr maka diperoleh Lv = 35 m
 Mencari Panjang L
e. Berdasarkan Jarak Pandang Henti, berdasarkan table untuk
kecepatan 60 Km/jam, maka diperoleh Jh= 75 Km/jam
Dari rumus 𝐿 =
𝐴.𝑗ℎ2
120+3,5𝐽ℎ
=
0,846 𝑥 752
120 + 3,5(75)
= 12,441 m
Jh < L : 75 < 12,441 m (Tidak Memenuhi)
Dari rumus 𝐿 = 2. 𝐽ℎ −
120+3,5𝐽ℎ
𝐴
= 2.75 −
120 + 3,5(75)
0,846
= - 302,127 m
Jh > L : 75 > -302,127 m dank arena L<0, maka panjang
lengkung digunakan Lv = 35m
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 2015
CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) | 84
 Mencari Panjang Pergeseran Vertikal dari titik PPV ke bagian
lengkung.
Ev =
A. Lv
800
=
0,846 .35
800
= 0,0370𝑚
 Titik PPV”
 Elevasi Titik PPV (Sta 5+900) = +430,00
Elevasi PPV’ = PPV + Ev
= +430 + 0,0370 m = +430,037
 Jarak PPV’ = Jarak PPV (Sta 5 + 900)
 Titik PLV
 Elevasi Titik PLV = PPV + (g1% 1/2Lv)
= 430 + ((0,00/100) ½. 35m)
= + 430 m
 Jarak PLV = PPV – 1/2Lv
= (Sta 5 + 900) – ½ 35m
= Sta 5 +882,5 m
 Titik PTV
 Elevasi Titik PTV = PPV + ( g2% . 1/2Lv)
= 430 + (0,846/100) . ½ 35m)
= + 430,148 m
 Jarak Titik PTV = PPV + ½ Lv
= (Sta 5 + 900) + ½ 35m
= Sta 5 + 917,5 m
 Titik P dan Q
 X = ¼ Lv = ¼ 35 m = 8,75 m
 y =
𝐴 𝑥2
200 𝐿𝑣
=
0,846 𝑥 8,752
200 𝑥 35
= 0,00925 m
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 2015
CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) | 85
 Titik P
 Elevasi P = PPV + (g1% .x ) + y
= 430 + ((0,00/100). 8,75m) + 0,00925 m
= + 430,0095 m
 Jarak P = PPV – x
= (Sta 5 + 900) – 8,75 m
= Sta 5 + 891,25 m
 Titik Q
 Elevasi Q = PPV + (g2% .x ) + y
= 430 + ((0,846/100). 8,75m) + 0,00925m
= + 430,083 m
 Jarak Q = PPV + x
= (Sta 5 + 900) + 8,75 m
= Sta 0 + 908,75 m
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 2015
CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) | 86
GALIAN DAN TIMBUNAN
1. Perhitungan Luas galian Timbunan Sepanjang P39 – P42 Dengan
Metode Kordinat
a. Patok 39 (Sta 3 + 900) (Gambar Terlampir)
 Timbunan
Titik nama
Kordinat (m)
Xn. Y(n+1) yn. X(n+1)
X Y
YY 0 435 0 1522.5
1 3.5 434 1519 4296.6
2 9.9 434 4296.6 7291.2
3 16.8 434 7291.2 29859.2
4 68.8 434 29859.2 32723.6
5 75.4 434 32723.6 35935.2
6 82.8 434 36005.58 33027.4
7 76.1 434.85 33092.085 32787.69
8 75.4 434.85 32790.706 29874.195
9 68.7 434.89 29878.317 26136.889
10 60.1 434.91 26138.091 26138.091
11 60.1 434.91 26143.5 19049.058
12 43.8 435 19026.72 19053
13 43.8 434.4 19017.96 10903.44
14 25.1 434.2 10916.492 10898.42
15 25.1 434.92 10914.986 7306.656
16 16.8 434.86 7305.48 4305.114
17 9.9 434.85 4305.015 3957.135
18 9.1 434.85 3958.5 0
YY 0 435
JUMLAH 335183.032 335065.388
Luas (m2) 58.822
 Galian = 0,00 m2
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 2015
CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) | 87
b. Patok 40 (Sta 4 + 000) (Gambar Terlampir)
 Galian
Titik
nama
Kordinat
Xn. Y(n+1) yn. X(n+1)
X Y
YY 0 433.8 0 0
1 0 432.5 0 519
2 1.2 432.5 519.36 519
3 1.2 432.8 519.36 2164
4 5 432.8 2162.5 2164
5 5 432.5 2162.5 2811.25
6 6.5 432.5 2820.025 2811.25
7 6.5 433.85 2819.7 6507.75
8 15 433.8 6498 6507
9 15 433.2 6508.8 21660
10 50 433.92 21690 21696
11 50 433.8 21692.5 25247.16
12 58.2 433.85 25171.5 25250.07
13 58.2 432.5 25171.5 25950
14 60 432.5 25968 25950
15 60 432.8 25968 27785.76
16 64.2 432.8 27785.76 27785.76
17 64.2 432.8 27766.5 28218.56
18 65.2 432.5 28283.76 28199
19 65.2 433.8 28283.76 0
YY 0 433.8
JUMLAH 281791.525 281745.56
Luas (m2) 22.9825
 Timbunan
Titik
nama
Kordinat
Xn. Y(n+1) yn. X(n+1)
X Y
xx 0 433.8 0 2819.7
a 6.5 433.85 2819.7 6507.75
b 15 433.8 6507 21690
c 50 433.8 21692.5 25247.16
d 58.2 433.85 25250.07 28287.02
e 65.2 433.85 28283.76 0
xx 0 433.8 0 0
JUMLAH 84553.03 84551.63
LUAS (m2) 1.4
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 2015
CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) | 88
c. Patok 41 (Sta 4 + 100) (Gambar Terlampir)
 Galian
Titik nama
Kordinat
Xn. Y(n+1) yn. X(n+1)
X Y
YY 0 432.9 0 0
1 0 432.3 0 7565.25
2 17.5 432.3 7574.35 7565.25
3 17.5 432.82 7573.65 11253.32
4 26 432.78 11216.4 11252.28
5 26 431.4 11216.4 11863.5
6 27.5 431.4 11871.75 11863.5
7 27.5 431.7 11871.75 13469.04
8 31.2 431.7 13459.68 13469.04
9 31.2 431.4 13459.68 14193.06
10 32.9 431.4 14237.475 14193.06
11 32.9 432.75 14265.44 16487.775
12 38.1 433.6 16520.16 0
13 0 433.6 0 0
YY 0 432.9 0 0
JUMLAH 133266.735 133175.075
Luas (m2) 45.83
Luas x 2 91.66
 Timbunan = 0,00 m2
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 2015
CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) | 89
d. Patok 42 (Sta 4 + 200) (Gambar Terlampir)
 Galian
Titik
nama
Kordinat
Xn. Y(n+1) yn. X(n+1)
X Y
1 0 2 0 7
2 3.5 1.93 6.517 10.036
3 5.2 1.862 2.6 9.6824
4 5.2 0.5 2.6 2.75
5 5.5 0.5 4.4 2.75
6 5.5 0.8 4.4 5
7 6.25 0.8 3.125 5
8 6.25 0.5 3.125 3.275
9 6.55 0.5 12.1175 3.275
10 6.55 1.85 16.8335 15.4549
11 8.354 2.57 21.46978 0
12 0 2.57 0 0
1 0 2
JUMLAH 77.18778 64.2233
Luas (m2) 6.48224
Luas x 2 12.96448
 Timbunan = 0,00 m2
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 2015
CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) | 90
Tabel Luas Galian dan Timbunan
PATOK
LUAS (M2)
GALIAN TIMBUNAN
P39 0 58.822
P40 22.9825 1.4
P41 91.66 0
P42 165.73 0
P43 11.482 0
2. Perhitungan Volume Galian dan Timbunan
a. Volume Galian dan Timbunan antara Patok P39 – P40
Diketahui :
Galian di Patok 39 = 0 m2
Timbunan di Patok 39 = 58,822 m2
Galian Di Patok 40 = 22,9825 m2
Timbunan di patok = 1,4 m2
Jarak antar Patok = 100 m
 Galian.
Vgalian = (
Luas galian P39+ Luas galian P40
2
)x Jarak Patok
= (
0 + 22,9825
2
)x 100m
= 1149,125 𝑚3
 Timbunan
Vtimbunan = (
Luas Timbunan P39+ Luas Timbunan P40
2
)x Jarak Patok
= (
58,822 + 1,4
2
)x 100m = 3011,1 𝑚3
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 2015
CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) | 91
b. Volume Galian dan Timbunan seterusnya dapat di lihat pada tabel
PATOK
LUAS LUAS RATA-RATA
JARAK
VOLUME
GALIAN TIMBUNAN
GALIAN TIMBUNAN GALIAN TIMBUNAN
P39 0 58.822
11.49125 30.111 100 1149.125 3011.1
P40 22.9825 1.4
57.32125 0.7 100 5732.125 70
P41 91.66 0
128.695 0 100 12869.5 0
P42 165.73 0
88.606 0 100 8860.6 0
P43 11.482 0
TOTAL 28611.35 3081.1

More Related Content

What's hot

RANGKUMAN BATANG TEKAN DAN BATANG TARIK KONSTRUKSI BAJA 1
RANGKUMAN BATANG TEKAN DAN BATANG TARIK KONSTRUKSI BAJA 1RANGKUMAN BATANG TEKAN DAN BATANG TARIK KONSTRUKSI BAJA 1
RANGKUMAN BATANG TEKAN DAN BATANG TARIK KONSTRUKSI BAJA 1MOSES HADUN
 
perhitungan jembatan
perhitungan jembatanperhitungan jembatan
perhitungan jembatanFarid Thahura
 
(MKJI) manual kapasitas jalan indonesia
(MKJI) manual kapasitas jalan indonesia(MKJI) manual kapasitas jalan indonesia
(MKJI) manual kapasitas jalan indonesiaMira Pemayun
 
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN (TUGAS S1 UNTAG SEMARANG)
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN (TUGAS S1 UNTAG SEMARANG)PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN (TUGAS S1 UNTAG SEMARANG)
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN (TUGAS S1 UNTAG SEMARANG)afifsalim
 
Peraturan perencanaan geometrik jalan antar kota no.38 tbm 1997 (2)
Peraturan perencanaan geometrik jalan antar kota no.38 tbm 1997 (2)Peraturan perencanaan geometrik jalan antar kota no.38 tbm 1997 (2)
Peraturan perencanaan geometrik jalan antar kota no.38 tbm 1997 (2)Harsanty Seran
 
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghiDaya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghiAyu Fatimah Zahra
 
Mkji simpang bersinyal
Mkji   simpang bersinyalMkji   simpang bersinyal
Mkji simpang bersinyalabay31
 
87280501 perencanaan-sistem-drainase
87280501 perencanaan-sistem-drainase87280501 perencanaan-sistem-drainase
87280501 perencanaan-sistem-drainaseMiftakhul Yaqin
 
perhitungan metode PCI (PAVEMENT CONDITION INDEX)
perhitungan metode PCI (PAVEMENT CONDITION INDEX)perhitungan metode PCI (PAVEMENT CONDITION INDEX)
perhitungan metode PCI (PAVEMENT CONDITION INDEX)eniwijayanti
 
92237340 perancangan-geometrik-jalan-teori
92237340 perancangan-geometrik-jalan-teori92237340 perancangan-geometrik-jalan-teori
92237340 perancangan-geometrik-jalan-teoripooja khan
 
Eksentrisitas pada-pondasi
Eksentrisitas pada-pondasiEksentrisitas pada-pondasi
Eksentrisitas pada-pondasidwidam
 
Perhitungan perkerasan lentur
Perhitungan perkerasan lenturPerhitungan perkerasan lentur
Perhitungan perkerasan lenturHelny Lalan
 
Contoh penyelesaian soal uas beton ii
Contoh penyelesaian soal uas beton iiContoh penyelesaian soal uas beton ii
Contoh penyelesaian soal uas beton iiHarry Calbara
 
Menghitung Respon Spektrum Gempa
Menghitung Respon Spektrum GempaMenghitung Respon Spektrum Gempa
Menghitung Respon Spektrum GempaRafi Perdana Setyo
 
Pelebaran perkerasan pada tikungan kelas 1
Pelebaran perkerasan pada tikungan kelas 1Pelebaran perkerasan pada tikungan kelas 1
Pelebaran perkerasan pada tikungan kelas 1Bayu Janasuputra
 
Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012
Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012
Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012فهرودين سفي
 
Buku ajar-dinamika-
Buku ajar-dinamika-Buku ajar-dinamika-
Buku ajar-dinamika-Lala Sgl
 

What's hot (20)

RANGKUMAN BATANG TEKAN DAN BATANG TARIK KONSTRUKSI BAJA 1
RANGKUMAN BATANG TEKAN DAN BATANG TARIK KONSTRUKSI BAJA 1RANGKUMAN BATANG TEKAN DAN BATANG TARIK KONSTRUKSI BAJA 1
RANGKUMAN BATANG TEKAN DAN BATANG TARIK KONSTRUKSI BAJA 1
 
perhitungan jembatan
perhitungan jembatanperhitungan jembatan
perhitungan jembatan
 
(MKJI) manual kapasitas jalan indonesia
(MKJI) manual kapasitas jalan indonesia(MKJI) manual kapasitas jalan indonesia
(MKJI) manual kapasitas jalan indonesia
 
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN (TUGAS S1 UNTAG SEMARANG)
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN (TUGAS S1 UNTAG SEMARANG)PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN (TUGAS S1 UNTAG SEMARANG)
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN (TUGAS S1 UNTAG SEMARANG)
 
Peraturan perencanaan geometrik jalan antar kota no.38 tbm 1997 (2)
Peraturan perencanaan geometrik jalan antar kota no.38 tbm 1997 (2)Peraturan perencanaan geometrik jalan antar kota no.38 tbm 1997 (2)
Peraturan perencanaan geometrik jalan antar kota no.38 tbm 1997 (2)
 
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghiDaya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
 
Mkji simpang bersinyal
Mkji   simpang bersinyalMkji   simpang bersinyal
Mkji simpang bersinyal
 
87280501 perencanaan-sistem-drainase
87280501 perencanaan-sistem-drainase87280501 perencanaan-sistem-drainase
87280501 perencanaan-sistem-drainase
 
Persimpangan
PersimpanganPersimpangan
Persimpangan
 
perhitungan metode PCI (PAVEMENT CONDITION INDEX)
perhitungan metode PCI (PAVEMENT CONDITION INDEX)perhitungan metode PCI (PAVEMENT CONDITION INDEX)
perhitungan metode PCI (PAVEMENT CONDITION INDEX)
 
92237340 perancangan-geometrik-jalan-teori
92237340 perancangan-geometrik-jalan-teori92237340 perancangan-geometrik-jalan-teori
92237340 perancangan-geometrik-jalan-teori
 
Eksentrisitas pada-pondasi
Eksentrisitas pada-pondasiEksentrisitas pada-pondasi
Eksentrisitas pada-pondasi
 
Metode pelaksanaan-konstruksi-jembatan
Metode pelaksanaan-konstruksi-jembatanMetode pelaksanaan-konstruksi-jembatan
Metode pelaksanaan-konstruksi-jembatan
 
Geometrik jalan presentasi
Geometrik jalan presentasiGeometrik jalan presentasi
Geometrik jalan presentasi
 
Perhitungan perkerasan lentur
Perhitungan perkerasan lenturPerhitungan perkerasan lentur
Perhitungan perkerasan lentur
 
Contoh penyelesaian soal uas beton ii
Contoh penyelesaian soal uas beton iiContoh penyelesaian soal uas beton ii
Contoh penyelesaian soal uas beton ii
 
Menghitung Respon Spektrum Gempa
Menghitung Respon Spektrum GempaMenghitung Respon Spektrum Gempa
Menghitung Respon Spektrum Gempa
 
Pelebaran perkerasan pada tikungan kelas 1
Pelebaran perkerasan pada tikungan kelas 1Pelebaran perkerasan pada tikungan kelas 1
Pelebaran perkerasan pada tikungan kelas 1
 
Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012
Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012
Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012
 
Buku ajar-dinamika-
Buku ajar-dinamika-Buku ajar-dinamika-
Buku ajar-dinamika-
 

Similar to Perancangan Geometrik Jalan

Laporan Mantapz aprk kecil.docx
Laporan Mantapz aprk kecil.docxLaporan Mantapz aprk kecil.docx
Laporan Mantapz aprk kecil.docxkusmiraagustian1
 
laporan Rancangan perkerasan jalan Raya I
laporan Rancangan perkerasan jalan Raya Ilaporan Rancangan perkerasan jalan Raya I
laporan Rancangan perkerasan jalan Raya Imas_weri
 
Tinjauan Desain Geometrik Jalan Subaim - Buli Ruas Jalan Uni-uni Kab. Halmahe...
Tinjauan Desain Geometrik Jalan Subaim - Buli Ruas Jalan Uni-uni Kab. Halmahe...Tinjauan Desain Geometrik Jalan Subaim - Buli Ruas Jalan Uni-uni Kab. Halmahe...
Tinjauan Desain Geometrik Jalan Subaim - Buli Ruas Jalan Uni-uni Kab. Halmahe...Djunaidi Syalat
 
Tugas perencanaan struktur geometri jalan
Tugas  perencanaan struktur geometri jalanTugas  perencanaan struktur geometri jalan
Tugas perencanaan struktur geometri jalanMuhammad Ali
 
Geometrik jalan raya
Geometrik jalan rayaGeometrik jalan raya
Geometrik jalan rayaFahmi Ula
 
perencanaan gemotri jalan
perencanaan gemotri jalanperencanaan gemotri jalan
perencanaan gemotri jalanAhmad Wiratama
 
Dasar teori tentang jalan
Dasar teori tentang jalanDasar teori tentang jalan
Dasar teori tentang jalanArtdian Hudaya
 
jurnal Konstruksi jalan
jurnal Konstruksi jalanjurnal Konstruksi jalan
jurnal Konstruksi jalanE Sanjani
 
K1. Pendahuluan - Dasar Perencanaan Jalan.pdf
K1. Pendahuluan - Dasar Perencanaan Jalan.pdfK1. Pendahuluan - Dasar Perencanaan Jalan.pdf
K1. Pendahuluan - Dasar Perencanaan Jalan.pdfHeriansyahPutra5
 
Desain perkerasan jalan
Desain perkerasan jalanDesain perkerasan jalan
Desain perkerasan jalanRaenaldo LA
 
Presentasi maba
Presentasi mabaPresentasi maba
Presentasi mabaAri Wahyu
 
Modul TKP M4KB1 - Dasar-dasar Jalan dan Jembatan
Modul TKP M4KB1 - Dasar-dasar Jalan dan JembatanModul TKP M4KB1 - Dasar-dasar Jalan dan Jembatan
Modul TKP M4KB1 - Dasar-dasar Jalan dan JembatanPPGHybrid1
 
Dasar_Perencanaan_Geometrik_Jalan.pptx
Dasar_Perencanaan_Geometrik_Jalan.pptxDasar_Perencanaan_Geometrik_Jalan.pptx
Dasar_Perencanaan_Geometrik_Jalan.pptxelisabeth357711
 
06 GEOMETRIK JALAN (A1).pptx
06 GEOMETRIK JALAN (A1).pptx06 GEOMETRIK JALAN (A1).pptx
06 GEOMETRIK JALAN (A1).pptxIRWAN995695
 

Similar to Perancangan Geometrik Jalan (20)

Laporan Mantapz aprk kecil.docx
Laporan Mantapz aprk kecil.docxLaporan Mantapz aprk kecil.docx
Laporan Mantapz aprk kecil.docx
 
Bab 1,2,3,4,5
Bab 1,2,3,4,5Bab 1,2,3,4,5
Bab 1,2,3,4,5
 
laporan Rancangan perkerasan jalan Raya I
laporan Rancangan perkerasan jalan Raya Ilaporan Rancangan perkerasan jalan Raya I
laporan Rancangan perkerasan jalan Raya I
 
ST
STST
ST
 
Tinjauan Desain Geometrik Jalan Subaim - Buli Ruas Jalan Uni-uni Kab. Halmahe...
Tinjauan Desain Geometrik Jalan Subaim - Buli Ruas Jalan Uni-uni Kab. Halmahe...Tinjauan Desain Geometrik Jalan Subaim - Buli Ruas Jalan Uni-uni Kab. Halmahe...
Tinjauan Desain Geometrik Jalan Subaim - Buli Ruas Jalan Uni-uni Kab. Halmahe...
 
Tugas perencanaan struktur geometri jalan
Tugas  perencanaan struktur geometri jalanTugas  perencanaan struktur geometri jalan
Tugas perencanaan struktur geometri jalan
 
Geometrik jalan raya
Geometrik jalan rayaGeometrik jalan raya
Geometrik jalan raya
 
Bab ii mitha
Bab ii mithaBab ii mitha
Bab ii mitha
 
perencanaan gemotri jalan
perencanaan gemotri jalanperencanaan gemotri jalan
perencanaan gemotri jalan
 
Dasar teori tentang jalan
Dasar teori tentang jalanDasar teori tentang jalan
Dasar teori tentang jalan
 
jurnal Konstruksi jalan
jurnal Konstruksi jalanjurnal Konstruksi jalan
jurnal Konstruksi jalan
 
K1. Pendahuluan - Dasar Perencanaan Jalan.pdf
K1. Pendahuluan - Dasar Perencanaan Jalan.pdfK1. Pendahuluan - Dasar Perencanaan Jalan.pdf
K1. Pendahuluan - Dasar Perencanaan Jalan.pdf
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Desain perkerasan jalan
Desain perkerasan jalanDesain perkerasan jalan
Desain perkerasan jalan
 
Presentasi maba
Presentasi mabaPresentasi maba
Presentasi maba
 
Modul TKP M4KB1 - Dasar-dasar Jalan dan Jembatan
Modul TKP M4KB1 - Dasar-dasar Jalan dan JembatanModul TKP M4KB1 - Dasar-dasar Jalan dan Jembatan
Modul TKP M4KB1 - Dasar-dasar Jalan dan Jembatan
 
Dasar_Perencanaan_Geometrik_Jalan.pptx
Dasar_Perencanaan_Geometrik_Jalan.pptxDasar_Perencanaan_Geometrik_Jalan.pptx
Dasar_Perencanaan_Geometrik_Jalan.pptx
 
06 GEOMETRIK JALAN (A1).pptx
06 GEOMETRIK JALAN (A1).pptx06 GEOMETRIK JALAN (A1).pptx
06 GEOMETRIK JALAN (A1).pptx
 
Pt t 02-2002-b
Pt t 02-2002-bPt t 02-2002-b
Pt t 02-2002-b
 
SEMINAR PROPOSAL.pptx
SEMINAR PROPOSAL.pptxSEMINAR PROPOSAL.pptx
SEMINAR PROPOSAL.pptx
 

More from Christian indrajaya, ST, MT (6)

Pengelolaan Limbah
Pengelolaan LimbahPengelolaan Limbah
Pengelolaan Limbah
 
Rekayasa Lingkungan
Rekayasa LingkunganRekayasa Lingkungan
Rekayasa Lingkungan
 
Lingkaran Mohr utk tegangan
Lingkaran Mohr utk teganganLingkaran Mohr utk tegangan
Lingkaran Mohr utk tegangan
 
Pengenalan Ilmu Ukur Tanah
Pengenalan Ilmu Ukur TanahPengenalan Ilmu Ukur Tanah
Pengenalan Ilmu Ukur Tanah
 
Tugas Amdal (contoh KA - ANDAL)
Tugas Amdal (contoh KA - ANDAL)Tugas Amdal (contoh KA - ANDAL)
Tugas Amdal (contoh KA - ANDAL)
 
Pekerjaan Beton Bertulang by indrajaya
Pekerjaan Beton Bertulang by indrajayaPekerjaan Beton Bertulang by indrajaya
Pekerjaan Beton Bertulang by indrajaya
 

Recently uploaded

rekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdf
rekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdfrekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdf
rekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdfssuser40d8e3
 
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studiossuser52d6bf
 
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptxMuhararAhmad
 
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptxAnnisaNurHasanah27
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaRenaYunita2
 
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.pptSonyGobang1
 
2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx
2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx
2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptxAnnisaNurHasanah27
 
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxmuhammadrizky331164
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++FujiAdam
 

Recently uploaded (9)

rekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdf
rekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdfrekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdf
rekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdf
 
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
 
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
 
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
 
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
 
2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx
2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx
2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx
 
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
 

Perancangan Geometrik Jalan

  • 1. PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 2015 CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) | 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jaringan jalan merupakan prasarana transportasi darat yang memegang peranan yang sangat penting dalam sektor perhubungan terutama untuk kesinambungan distribusi barang dan jasa. Keberadaan jalan raya sangat diperlukan untuk menunjang laju pertumbuhan ekonomi seiring dengan meningkatkan kebutuhan sarana transportasi yang dapat menjangkau daerah- daerah terpencil yang merupakan sentra produksi pertanian. Perkembangan kapasitas dan kuantitas kendaraan yang meghubungkan kota- kota antar propinsi dan terbatasnya sumber dana untuk pembangunan jalan raya serta belum optimalnya pengoperasian prasarana lalu lintas yang ada, merupakan persoalan utama di Indonesia dan di banyak negara, terutama negara- negara berkembang. Untuk membangun ruas jalan yang baru maupun peningkatan yang diperlukan sehubungan dengan penambahan kapasitasjalan raya, tentu akan memerlukan metode efektif dalam melakukan perancangan maupun perencanaan agar diperoleh hasil yang terbaik dan ekonomis, tetapi memenuhi unsur keselamatan pengguna jalan dan tidak menggangu ekosistem. 1.2 Tujuan Penulisan Perencanaan geometrik jalan merupakan bagian dari perencanaan jalan yang dititikbertakan pada bentuk fisik sehingga dapat memenuhi fungsi dasar dari jalan yaitu memberikan pelayanan yang optimim pada arus lalu lintas dan sebagai akses kerumah-rumah.Dalam lingkup perencanaan geometri tidak termasuk perencanaan tebal perkerasan jalan,walaupun dimensi dariperkerasan yang merupakan bagian dari perencanaan geometri sebagai bagian dari perencanaan yang seutuhnya. Demikian pula dengan drainase jalan .
  • 2. PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 2015 CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) | 2 Jadi tujuan dari perencanaan geometri jalan adalah menghasilkan infrastruktur yang aman ,efisiensi pelayanan arus lalu lintas dan memaksimalkan rasio tingkat penggunaan/biaya pelaksanaan . Ruang ,bentuk ,dan ukuran jalan dikatakan baik ,jika dapat memberikan rasa aman dan nyaman kepada pemakai jalan . Yang menjadi dasar perencanaan geometri adalah sifat gerakan ,dan ukuran kendaraan, sifat pengemudi dalam mengendalikan gerak kendaraannya, dan karakteristik arus lalulintas.Hal-hal tersebut haruslah menjadi bahan pertimbangan perencana sehingga dihasilkan bentuk-bentuk dan ukuran jalan , serta ruang gerak kendaraan yang memenuhi tingkat kenyamanan dan keamanan yang diharapkan. 1.3 Batasan Masalah Batasan masalah dalam penulisan ini berkisar pada penentuan dan perencanaan jalan sehingga dapat menjalankan fungsinya.
  • 3. PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 2015 CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) | 3 BAB II Tinjauan Pustaka  Lalu Lintas Jalan Raya Lalu lintas dalam jalan raya umumnya terdiri dari campuran kendaraanlambat, kendaraan cepat ,kendaraan berat,kendaraan ringan,dan kendaraan tidak bermotor . Penilaian setiap kendaraan dalam smp bagi jalan datar digunakan sebagai berikut : a. Sepeda = 0.5 b. Truk ringan (berat kotor 5 ton) = 1 c. Truk sedang 5 ton = 2 d. Bus = 3 e. Truk berat 10 ton = 3 f. Kendaraan tidak bermotor = 7 untuk daerah perbulitan dan pegunungan ,koefisien ,untuk kendaraan bermotor diatas dapat dinaikkan,sedangkan kendaraan tidak bermotor tidak perlu dihitung.  Klasifikasi Jalan Raya a. Menurut fungsi jalan Kalasifikasi menurut fungsijalan terbagi atas : 1.Jalan Arteri : Jalan yang melayani angkutan utama dengan ciri-ciri perjalanan jarak jauh. Kecepatan rata-rata tinggi,dan jumlahjalan masuk dibatasi secara efisien .
  • 4. PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 2015 CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) | 4 2.Jalan kolektor : Jalan yang melayani angkutan pengumpul/pembagidengan ciri-ciri perjalanan jalan sedang, kecepatan rata-rata sedang dan jumlah jalanmasuk dibatasi. 3.Jalan lokal : jalan yangmelayani angkutan setempat dengan ciri-ciri perjalanan jarak dekat,kecepatanrata-rata rendah,dan jumlah jalan masuk tidakdibatasi. b. Menurt kelas Jalan 1.Klasifikasi menurut kelas jalan berkaitan dengan kemampuan jalan untuk menerima beban lalu lintas ,dinyatakan dalam muatan terberat (MST) dalam satuan ton. 2.Klasifikasi menurut kelas jalan dan ketentuannya serta kaitannya dengan klasifikasi menurut fungsi jalan dapat dilihat dalam (pasal 11,PP.No.43/1993 ) c. Menurut Medan Jalan 1.Medan jalan diklasifikasikan berdasarkan kondisisebagian besar kemiringan medan yang diukur tegak lurus garis kontur. 2.Klasifikasi menurut medan jalan untuk perencanaan geometri dapat dilihat . 3.Keseragaman kondisi medan yang diproyeksikan harus mempertimbangkan keseragaman kondisi medan menurut rencan trase jalan dengan mengabaikan perubahan-perubahan pada bagian kecil dari segmen rencana jalan tersebut.
  • 5. PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 2015 CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) | 5 No. Jenis Medan Notasi Kemiringan 1. Datar D < 3 % 2. Perbukitan B 3 – 5 % 3. Pegunungan G > 25 % Untuk memperkecil biaya pembangunan , suatu standar perlu disesuaikan dengan kjeadaan topografi. Dalam hal ini jenis medan dibagi dalam tiga golongan umum uang dibedakan menurut besarnya lereng melintanbg dalam arah kurang lebih tegaklurus sumbu jalan raya. Klasifikasi medan dan besarnya lereng melintang yang bersangkutanadalah sbb : Golonagn Medan Lereng Melintang 1. Datar ( D ) 0 sampai 9,9 % 2. Perbukitan ( B ) 10 sampai 24,9 % 3. Pegunungan ( G ) Dari 25 % Keatas d. Menurut wewenang pembinaan jalan Kasifikasi jalan menurut wewenang pembinaan sesuai PP.No.26/1985 adalah Jalan Nasional,jalan propinsi,jalan kabupaten/kotamadya,jalan desa , dan jalan khusus.
  • 6. PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 2015 CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) | 6  Ketentuan – ketentuan Dasar Dalam daftar I peraturan peraturan perencanaan geometri dari bina marga ,tercantum ketentuan-ketentuan dasar yang meliputi : a. Klasifikasi Jalan b. Klasifikasi medan c. Lalu lintas harian rata-rata (LHR) d. Kecepatan rencana e. Lebar daerah penguasaan minimum f. Lebar bahu g. Lebar melintang perkerasan h. Lebar perkerasan i. Lebar median minimum j. Lebar melintang bahu k. Jenis lapisan perkerasan l. Miring tikungan Maksimum m. Jari lengkung meinimum n. Landai maksimum Ketentuan – ketentuan dasar tersebut merupakan syarat batas yang harus dibatasi pengguanaannya sesedikit mungkin ,agar dapat menghasilkan jalan- jalan yang memuaskan .
  • 7. PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 2015 CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) | 7 A. TRASE JALAN Pada gamabar trase jalan akan terlihat apakah jalan tesebut merupakan jalan lurus ,menikung kekiri atau kekanan .Sumbu jalan terdiri dari serangkaian garis lurus ,lengkung berbentuk lingkaran atau lengkung peralihan dari bentuk garis lurus kebentuk busur lingkaran.Perencanaan geometri jalan memfokuskan pada pemilihan letak dan panjang dari bagian-bagian ini ,sesuai dengan kondisi medan sehingga tepenuhi kebutuhan akan pengoperasian lalu lintas , dan keamanan (ditinjau dari jarak pandang dan sifat mengemudikan kendaraan dibagian tikungan ) B. PENAMPANG MEMANJANG DAN MELINTANG Pada gambar penampang melintang akan terlihat apakah jalan tesebut tanpa kelandaian ,mendaki, ataupun menurun .Pada perencanaan ini yang dipertimbangkan adalah bagaimana meletakkan sumbujalan sesuaikondisi medan dengan memperhatikan sifat operasi kendaraan , keamanan , jarakpandang dan fungsi jalan. Penampang melintang juga berkaitan pula dengan pekerjaan tanah yang mungkin menimbulkan akibat adanya galian atau timbunan yang harus dilakukan . Penampang melintang jalanmerupakanpotongan melintang tegaklurus jalan. Pada potongan melintang jalan dapat dilihat bagian-bagian jalan. Bagian-bagian jalan yang utama dapat dikelompokkan sebagai berikut : 1. Bagian yanglangsung berguna untuk lalu lintas a. Jalur lalu lintas adalah bagian jalan yang dipergunakan untuk lalulintas kendaraan yang secara fisik berupa perkerasan jalan . Batas jalur lalu lintas dapat berupa Median Bahu Trotoar
  • 8. PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 2015 CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) | 8 Pulau jalan, dan Separator Jalur lalulintas dapat terdiri dari beberapa jalur. Jalur lalulintas dapat terdiri atas beberapa tipe : 1. 1 jalur – 2 Lajur – 2 arah (2/2 TB). 2. 1 Jalur – 2 lajur – 1 arah (2/1 TB) 3. 2 Jalur – 4 Lajur – 2 arah (4/2 B ) 4. 2 Jalur – n Lajur – 2 arah (n/2 B), dimana n = Jumlah lajur Keterangan : TB = tidak terbagi B = Terbagi Lebar Jalur  Lebar jalur sangat ditentukan oleh jumlah danlebar lajur peruntukkannya.  Lebar jalur minimum adalah 4,5 meter ,memungkinkan dua kendaraan kecil saling berpapasan . Papasan 2 kendaraan besar yang terjadi sewaktu waktu dapat menggunakan bahu jalan. b. Lajur jalan Lebar lajur lalulintas merupakan bagian yang paling menentukan lebar melintang jalansecara keseluruhan .Besarnya lebar lajur lalu lintas hanya dapat ditentukan dengan pengamatan langsung dilapangan karena:  Lintasan kendaraan yang satu tidak mungkin akan dapat diikuti oleh lintasan kendaraan lain dengan tepat .
  • 9. PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 2015 CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) | 9  Lajur lalulintas tak mungkin tepat sama dengan lebar kendaraan maksimum.Untuk keamanan dan kenyamanan, setiap pengemudi membutuhkan ruang gerak antara kendaraan .  Lintasan kendaraaan takmungkin dibuat tetap sejajar sumbu lajur lalu lintas , karena kendaraan selama bergerak akan mengalami gaya-gaya samping sepertitidakratanya permukaaan, gaya sentrifugal di tikungan ,dan gaya angin akibat kendaraanlain yangmnyiap. Banyaknya lajur yang dibutuhkan sanagat tergantung dari volume lalu lintas yang akanmemakai jalan tersebut dan tingkat pelayanan jalan yang diharapkan. Kemiringan melintang jalur lalu lintas di jalan lurus diperuntukkan terutama untuk kebutuhan drainase jalan. Air yang jatuh diatas permukaan jalan supaya cepat dialirkan kesalran saluranpembuangan. Kemiringan melintang bervariasi antara 2% - 4%,untuk jenis lapisan permukaan dengan mempergunakan bahan pengikat seperti lapisan aspal atau semen. Semakin kedap air lapisan tersebut semakin kecil kemiringan melintang yang dapat digunakan. Sedangkan untuk jalan dengan lapisan permukaaan belum mempergunakan bahan pengikat seperti jalan berkerikil, kemiringan melintang dibuat sebesar 5 %. Kemiringan melintang jalur lalulintas ditikungan dibuat untuk kebutuhan keseimbangan gaya sentrifugal yang bekerja , disamping kebutuhan akan drainase.
  • 10. PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 2015 CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) | 10 c. Bahu Jalan Bahu jalan adalah jalur yang terletak berdampingan dengan jalur lalu lintas yang berfungsi sebagai :  Ruangan untuk tempat berhenti sementara kendaraan yang mogok atau yang sekedar berhenti karena pengemudi ingin berorientasi mengenai jurusan yang akan ditempuh atau untuk beristirahat.  Ruangan untukmenghindarkan diri dari saat-saat darurat sehingga dapat mencegah terjadinya kecelakaan.  Memberikan kelegaan pada pengemudi dengan demikian dapat meningkatkan kapasitas jalan yang besangkutan.  Memberikan pada konstruksi perkerasan jalan dari arah sampingan .  Ruangan pembantu pada saat mengadakan pekerjaan perbaikan atau pemeliharaan jalan  Ruangan untuk lintasan kendaran-kendaran patroli ,ambulance yang sangat dibutuhkan pada keadaan darurat seperti terjadinya kecelakaan . Berdasarkan tipe perkerasannya, bahu jalan dapat dibedakan atas :  Bahu yang tidak diperkeras yaitu bahu yang hanya dibuat dari material perkerasan jalan tanpa pengikat.  Bahu yang diperkeras yaitu bahu yang dibuat dengan mempergunakan bahan pengikat sehingga lapisan tersebut lebih kedap air dibandingkan dengan bahu yang tidak diperkeras.  Bahu kiri atau bahu luar adalah bahu yang terletak disebelah kiri dari jalur lalu lintas.  Bahu kanan atau bahu dalam adalah bahu yang terletak ditepi sebelah kanan dari jalur lalulintas .
  • 11. PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 2015 CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) | 11 Besarnya bahu jalan sangat dipengaruhi oleh :  Fungsi jalan : Jalan arteri direncanakan untuk kecepatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan jalan lokal.  Volume lalulintas yang tinggi membutuhkan lebar bahu yang lebih lebar dibandingkan volumelalu lintas yang lebih rendah .  Kegiatan disekitar jalan ,jalan yang melintas daerah peekotaan ,pasar,sekolah membutuhkan lebar bahu jalan yang lebih lebar dari pada jalan yang melintas daerah liral,karena bahu jalan tersebut akan dipergunakan pula sebagai tempat parkir dan pejalan kaki .  Ada atau tidaknya trotoar.  Biaya yang tersedia sehubungan dengan biaya pembebasan tanah dan biaya untuk konstruksi. d. Trotoar Trotoar adalah jalur yang terletak berdampingan dengan jalur lalulintas ang khusus dipergunakan untuk pejalan kaki . Lebar trotoar yang dibutuhkan ditentukan oleh volume pejalan kaki ,tingkat pelayanan pejalan kaki yang diinginkan , dan fungsi jalan . Untuk itu lebar 1,5 – 3,0 meter merupakan nilai yang umum dipergunakan. e. Median Secara garis besar median berfungsi sebagai :  Menyediakan daerah netral yang cukup lebar dimana pengemudi masih dapat mengontrol kendaraan pada saat-saat darurat.  Menyediakan jarak yang cukup untuk membatasi atau mengurangi kesilauan terhadap lampu besar dari kendaraan yang berlawanan arah.
  • 12. PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 2015 CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) | 12  Menambah rasa kelegaan ,kenyamanan dan keindahan bagi setiap pengemudi.  Mengamankan kebebasan samping darimasing masing arus lalu lintas. Disamping median terdapat apa yang dinamakan jalur tepian median ,yaitu jalur yang terletak berdampingan dengan median .Jalur tepian median ini berfungsi untuk mengamankan kebebasan samping dariarus lalulintas . Lebar jalur tepian median dapat bervariasi antara 0.25 – 0.75 meter dan dibatasi dengan marka berupa garis putih menerus . 2. Bagian yang berguna untuk drainase jalan a. Saluran samping Saluran samping terutama berguna untuk :  Mengalirkan air dari permukaan perkerasan jalan ataupun dari bagian luar jalan .  Menjaga supaya konstruksi jalan selalu berada dalam keadaan kering ,tidak terendam air. b. Tallud atau kemiringan lereng. Tallud jalan umumnya dibuat 2H:IV ,tetapi untuk tanah-tanah yang mudah longsor tallud jalan harus dibuat sesuai dengan besarnya landai yang aman,yang diperoleh dariperhitungan kestabilan lereng
  • 13. PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 2015 CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) | 13 3. Bagian pelengkap jalan a. Kereb Kereb adalah penonjolan/peninggian tepi perkerasan/bahu jalan,yang terutama dimaksudkan untuk keperluan-keperluan drainase,mencegah keluarnya kendaraan dari tepi perkerasan dan memberikan ketegasan tepi perkerasan . Fungsi Kereb :  Kereb Peninggi adalah kereb yang direncanakan agar dapat didaki kendaraan ,biasanya terdapat ditempat parkir dipinggir jalan atau jalur lalu lintas .  Kereb penghalang adalah kereb yang direncanakan untuk menghindari kendaraan meninggalkan jalur lalu lintas ,terutama di median ,trotoar,pada jalan-jalan tanpa pagar pengaman.  Kereb berparit adalah kereb yang direncanakan untuk membentuk sistem drainase perkerasan jalan .  Kereb penghalang berparit adalah kereb penghalang yang direncanakan untuk membentuk sistem drainase perkerasan jalan b. Pengaman Tepi Bertujuan untuk memberikan ketegasan tepi badan jalan . Umumnya dipergunakansisepanjang jalan yang menyusur jurang ,pada tanah timbunan lebih besar dari 2,5 m,dan pada jalan-jalan dengan kecepatan tinggi. Jenis pengaman tepi : 1. Pengaman tepi dari besi yang digalvaniset 2. Pengaman tepi dari beton 3. Pengaman tepi dari tanah timbunan 4. Pengaman tepi dari batu kali 5. Pengaman tepi dari balok kayu
  • 14. PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 2015 CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) | 14 4. Bagian konstruksi jalan a. Lapisan perkerasan jalan Dapat dibedakan atas : lapisan permukaan ,lapisan pondasi atas ,lapisan pondasi bawah ,dan lapisan tanah dasar. b. Lapisan pondasi atas c. Lapisan pondasi bawah 5. Daerah manfaat jalan Meliputi :badan jalan,saluran tepi jalan,dan ambang pengamannya.Badan jalan meliputi :jalur lalu lintas ,dengan atau tanpa jalur pemisah dan bahu jalan . 6. Daerah milik jalan Merupakan ruang sepanjang jalan yang dibatasi oleh lebar dan tinggi tertentu yang dikuasai oleh pembina jalan dengan suatu hak tertentu . 7. Daerah pengawsan jalan Adalah jalur tanah tertentu yang terletak diluar daerah milik jalan ,yang penggunaanya diawasi pembina jalan ,dengan maksud agar tidak mengganggu pandangan pengemudidan konstrulsi bangunan jalan ,dalamhal tidak cukup luasnya daerah milik jalan .
  • 15. PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 2015 CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) | 15 C. JARAK PANDANGAN HENTI MENYIAP Jarak pandang adalah suatu jarak yang diperlukan oleh seorang pengemudi pada saat mengemudi sedemikian sehingga jika pengemudi melihat suatu halangan yang membahayakan ,pengemudi dapat melakukan sesuatu untuk menghindari bahaya tersebut dengan aman ,dibedakan atas : 1. Jarak Pandang henti Jh adalah jarak minimum yang diperlukan oleh setiap pengemudi untuk menghentikan kendaraannya dengan aman begitu melihat adanya halangan didepan .Setiap titik disepanjang jalan harus memenuhi Jh. Jh diukur berdasarkan asumsi bahwa tinggi mata pengemudi adalah 105 cm dan tinggi halangan adalah 15 cm diukur dari permukaan jalan. Jh terdiri atas dua elemen jalak , yaitu :  Jarak tanggap (Jht) adalah jarakyang ditempuh oleh kendaraan sejakpengemudi melihat suatu halangan yang menyebabkan ia harus berhenti sampai saat pengemudi menginjak rem,dan  Jarakpengereman (Jhr) adalah jarak ayng dibutuhkan untuk menghentikan kndaraan sejak pengemudi menginjak mrem sampai kendaraan berhenti. Jarak pandang henti VR (km/jam) 120 100 80 60 50 40 30 20 Jh minimum (m) 250 175 120 75 55 40 27 16 2. Jarak Pandang mendahului (Jd) Jd adalah jarak yang memungkinkan suatu kendaraan mendahului kendaraan lain di depan dengan aman sampaikendaraan tersebut kembali kelajur semula. Jd diukur berdasarkan asumsi bahwa tinggi mata pengemudi adalah 105 cm dan tinggi halangan adalah 105 cm.
  • 16. PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 2015 CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) | 16 Panjang jarak pandang VR(Km/jam) 120 100 80 60 50 40 30 20 Jd 800 670 550 350 250 200 150 100 D. DERAJAT LENGKUNG MAKSIMUM Dari persamaan e + f = V2 / 127R terlihat bahwa besarnya radius lengkung horizontal dipengaruhi oleh e dan f serta nilai kecepatan rencana yang ditetapkan .Ini berarti terdapat nilai radius minimum atau derajat lengkung maksimum untuk nilai super elevasi maksimum dan koefisien gesekan melintang maksimum . Lengkung tersebtu dinamakn lengkung tertajam yang dapat direncanakan untuk satu nilai kecepatan rencana yang dipilih pada satu nilai superelevasi maksimum. Berdasarkan pertimbangan peningkatan jalan dikemudian hari sebaiknya dihindarkan merencanakan alinyemen horizontal jalan dengan menggunakan radius minimum yang mengahasilkan lengkung tertajam tersebut . Disamping sukar menyesuaikan diri dengan peningkatan jalan juga menimbulakan rasa idak nyaman pada pengemudi yang bergerak dengan kecepatan lebih tinggi dari kecepatan rencana . Harga radius minimum ini sebaiknya hanya merupakan haraga batas sebagai penunjuk dalam memilih radius untuk perencanaan saja . E. ALINEMEN HORIZONTAL Pada perencanaan alinemen horizontal ,umumnya akan ditemuai dua jenis bagian jalan , yaitu bagian lurus dan bagianlengkung ,yaitu:  FC (Full Circle) adalah jenis tikungan yang hanya terdiri dari bagian suatu lingakaran saja .Tikungan FC hanya digunakan untuk jari-jari tikungan yang besar agar tidak terjadi patahan ,karena dengan jari-jari kecil maka diperlukan superelevasi yang besar .
  • 17. PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 2015 CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) | 17  S-C-S (Spiral-Circle-Spiral ) merupakan lengkung peralihan yang dibuat untuk menghindari terjadinya perubahan alinemen yang tiba-tiba dari bentuklurus ke bentuk lingkaran,jadi diletakkan antara bagian lurus dan bagian lingkaran yaittu pada sebelum dan sesudah tikungan berbentuk busur lingkaran .  S-S ( Spiral-Spiral ) merupakan lengkung tanpa busur lingkaran . Panjang maksimum bagian lurus ,haruslah ditempuh dalamwaktu <2,5 menit ( sesuai VR ), dngan pertimbangan keselamatan pengemudi akibat kelelahan . Lengkung peralihan adalah lengkung yang disisipkan diantara bagian lurus jalan dan bagian lengkung jalan berjari-jari tetap ; berfungsimengantisipasi perubahan alinemen jalan daribentuk lurus sampai bagian lengkung jalan berjari-jari sehingga gaya sentrifugal yang bekerja pada kendaraan saat berjalanditikungan berubah secara –berangsur-angsur , baik ketika kendaraan mendekati tikungan maupun meninggalkan tikungan . Bentuk lengkung peralihan dapat berupa parabola atau spiral. Panajang lengkung peralihan ( LS) ditetapkan atas pertimbangan sbb :  Lama waktu perjalanan dilengkungperalihan perlu dibatasi untuk menhindari kesan perubahan alinemen yang mendadak ,ditetapkan 3 detik (pada kecepatan VR)  Gaya sntrifugal yang bekerja pada kendaraan dapat diantisipasi berangsur- angsur pada lengkung peralihan dengan aman ,dan  Tingkat perubahan kelandaian melintang jalan (re) dari bentuk kelandaian normal kekelandaian superelevasi penuh tidak boleh melampaui re-max.
  • 18. PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 2015 CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) | 18 Superelevasi adalah suatu kemiringan melintang ditikungan yang berfungsi mengimbangi gaya sentrifugal yang diterima kendaraan pada saat berjalan melalui tikungan pada kecepatan VR .Nilai superelevasi maksimum ditetapkan 100%. Metoda untuk melakukan superelevasi yaitu merubah lereng potongan melintang , dilakukan dengan bentuk profil dari tepi perkerasan yang dibundarkan ,tetapi disarankan untuk cukup untuk mengambil garis lurus saja . Ada tiga cara untuk mendapatkan superelevasi : a. Memutar perkerasan jalan terhadap profil sumbu b. Memutar perkerasan jalan terhadap tepi jalan sebelah dalam c. Memutar perkerasan jalan terhadap tepi jalan sebelah luar Diagram super elevasi ,terbagi atas dua yaitu : a. Cara AASHTO ,penampang melintang sudah mulai berubah pada titik TS b. Cara Bina Marga ,penampang melintang pada titik TS masih berupa penampang melintang normal. Superelevasidapat dicapai secara bertahap dari kemiringan melintang normal pada bagian jalan yanglurus sampai kemiringan penuh (superelevasi)pada bagian lengkung. Pada bagian tikungan SCS , pencapaian superelevasi dilakukan secara linear ,diawali dari bentuk normal ( ) sampai awal lengkung peralihan (TS) yang berbentuk ( ) pada bagian lurus jalan , lalu dilanjutkan sampai superelevasi penuh ( ------------ ----- ) pada bagian lengkung peralihan (SC).
  • 19. PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 2015 CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) | 19 Pada tikungan FC pencapaian superelevasi dilakukan secara linear , diawali dari bagian lurus sepanjang 2/3 Ls samapai dengan bagian lingkaran penuh sepanjang 1/3 Ls.Pada tikunganS-S pencapaian superelevasi seluruhnya dilakukan pada bagian spiral. Superelevasi tidak diperlukan jika radius (R) cukup besar ,untuk itu cukup lereng luar diputar sebesar lereng normal (LP),atau bahkan tetap lereng normal (LN). Pelebaran perkerasan atau jalur lalu lintas ditikungan dilakukanuntuk mempertahankan kendaraan tetap pada lintasan sebagaimana pada bagian lurus .Hal ini terjadi karena pada kecepatan tertentu kendaraan pada tikungan cenderung untuk keluar lajur akibat posisi roda depan dan belakang yang tidak sama ,yang tergantu dari ukuran kendaraan .Penentuan lebar pelebaran jalan lalu lintas ditikungan ditinjau dari elemen-elemen :Keluar jalur (off tracking )dan kesukaran dalam mengemudi ditikungan .Kemiringan melintang atau kelandaian pada penampang jalan diantara tepi perkerasan luar dan sumbu jalan sepanjang lengkungperalihan disebut landai relatif.Persentase kelandaian ini disesuaikan dengan kecepatan rencana dan jumlah lajur yang ada. Pelebaran pada lengkung horizontal harus dilakukan perlahan-lahan dari awal lengkung kebentuk lengkung penuh dan sebaliknya ,halini bertujuan untuk memberikan bentuk lintasan yang baik bagi kendaraan yang hendak memasuki lengkung atau meninggalkannya. Pada lengkung lingkaran sederhana tanpa lengkung peralihan ,pelebaran perkerasan dapat dilakukan di sepanjang lengkung peralihan fiktif,yaitu bersamaan dengan tempat perubahan kemiringan melintang .Pada lengkung dengan lengkung peralihan, tambahan lebar perkerasan dilakukan seluruhnya disepanjang lengkung peralihan tersebut.
  • 20. PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 2015 CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) | 20 F. LENGKUNG VERTIKAL Lenkung vertikal direncanakan untukmerubah secara bertahap perubahan dari dua macam kelandaian arah memanjang jalanpada setiap lokasi yang diperlukan .Hali ini dimaksudkan untuk mengurangi goncangan akibat perubahan kelandaian dan menyediakan jarak pandang henti yang cukup untuk keamanan dan kenyamanan . Lengkung Vertikal terdiri atas dua jenis, yaitu :  Lengkung vertikal Cembung Pada lengkung vertikal cembung ,pembatasan berdasarkan jarak pandang dapat dibedakan atas dua keadaan yaitu : 1. Jarak pandang berada seluruhnya dalam keadaan lengkung (S<L) 2. Jarak pandangan berada diluar dan didalam daerah lengkung (S>L) Lengkung vertikal cembung yang panjang dan relatif datar dapat menyebabkan kesulitan dalam masalah drainase .Jika disepanjang jalan dipasang kereb. Air disamping jalan tidak mungkin lancar .Untuk menghindari hal tersebut diatas panjang lengkung vertikal biasanya dibatasi tidak melebihi 50A. Panjang lengkung vertikal cembung juga harus baik dilihat secara visual .Jika perbedaan aljabar landai kecil ,maka panjang lengkung vertikal yang dibutuhkan pendek sehingga alinemen vertikal tampak melengkung .oleh karena itu diisyaratkan panjang lengkung yang diambil untuk perencanaan tidak kurang tiga detik perjalanan  Lengkung vertikal cekung Jangkauan lampu depan kendaraan pada lengkung vertikal cekung merupakan batas jarak pandanganyang dapat dilihat oleh pengemudi pada malam hari. Di dalam perencanaan umumnya tinggi lampu depan diambil 60 cm dengan sudut penyebaran 1º
  • 21. PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 2015 CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) | 21 Letakpenyinaran lampu dengan kendaraan dapat dibedakan : a. Jarak pandangan akibat penyinaran lampu depan <1 b. Jarak pandangan akibat penyinaran lampu depan >1 Jarak pandangan bebas pengemudi pada jalan raya yang melintasi bangunan- bangunan lain seringkali terhalang oleh bagian bawah bangunan tersebut.Panjang lengkung vertikal cekung minimum diperhitungkan berdasarkan jarakpandangan henti minimum dengan mengambil tinggi mata pengemudi truk 1,80 m dan tinggi objek 0.50 m (tinggi lampu belakang kendaraan ) Panjanglengkung vertikal cekung pendek jika perbedaan kelandaian kecil. Halini akan mengakibatkan alinemen vertikal kelihatan melengkung .Untuk menghindari hal itu,panjang lengkung vertikal cekung diambil 3 detik perjalanan . G. PERENCANAAN PERKERASAN JALAN Berdasarkan bahan pengikatnya,konstruksi perkerasan jalan dibedakan atas : Konstruksi Perkerasan Lentur ( Fleksibel Pavement ) Yaitu perkerasan yang menggunakanaspal sebagai bahan pengikatnya . Lapisan –lapisan perkerasannya bersifat memikul dan menyebarkan beban lalu lintas ketanah dasar . Konstruksi Perkerasan Kaku (Rigid Pavement) Yaitu perkerasan yang mengunakan semen (portland cement)sebagai bahan pengikatnya .Palt beton dengan atau tanpa tulangan diletakkan diatas tanah dasar dengan atau tanpa pondasi bawah. Beban lalu lintas sebagian besar dipikuloleh plat beton. Konstruksi Perkerasan Komposit ( Composit pavement )
  • 22. PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 2015 CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) | 22 Yaitu perkerasan kaku yang dikombinasikan dengan perkerasan lentur dapat berupa perkerasan lentur diatas perkerasan kaku atau perkerasan kaku diatas perkerasam lentur. Konstruksi Perkerasan jalan terdiri atas : 1. Lapisan permukaan / lapisan Penutup ( Snoface Course ) Lapisan ini mempunyai persyaratan paling ketat ,karena lapisan ini menerima seluruh beban kendaraan , yaitu berupa : a. Gaya vertikal berupa berat dan muatan kendaraan b. Gaya horizontal berupa gaya geser akibat rem kendaraan c. Getaran-getaran akibat pukulan roda kendaraan Lapisan ini mempunyai fungsi : a. Lapisan perkerasan penahan beban roda ,lapisan ini mempunyai stabilitas tinggi untuk menahan roda selama masa pelayanan. b. Lapisan kedap air , sehingga air hujan yang jatuh diatasnya tidak meresap kelapisan bawahnya . c. Lapisan aus ,lapisan yang langsung menderita gesekan akibat rem kendaraan sehingga mudah aus d. Lapisan yang menyebarkan beban kelapisan bawahnya . Untuk dapat berfungsi seperti tersebut diatas ,pada umumnya lapisan permukaan dibuat dengan menggunakan bahan pengikat aspal sehingga menghasilkan kedap airdengan stabilitas yang tinggi dan daya tahan yang lama. Jenis lapisan permukaan yang umum digunakan din Indonesia adalah : 1. Lapisan bersifat nonstruktural ,yaitu lapisan yang hanya berfungsi sebagai lapisan aus dan kedap air ,antara lain :
  • 23. PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 2015 CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) | 23 a. Burtu (leburan aspal 1lapis) merupakanlapis penutup yang terdiri dari lapisan aspal yang ditaburi dengan 1 lapis agregat bergradasi seragam dengan tebal maksimum 2 cm. b. Burdak (Leburan aspal 2 lapis)merupakan lapis penutup yang terdiri dari lapisan aspal ditaburi agregat yang dikerjakan 2x secara berturut-turut yang tebal pada maksimumnya 3,5 cm. c. Latasir (Lapis tipis aspal pasir ) merupakan lapis penutup yang terdiri dari lapisan aspal dan pasir alam dihampar dan dipadatkan pada suhu tetentu dengan tebal padat 1-2 cm d. Buras (pelaburanb aspal ) merupakan lapisan penutupyang terdiri dari lapisan aspal taburan pasir . e. Latasbum (Lapisan tipis asbuton murni) merupakan lapisan penutup yang terdiri dari campuran asbuton dan bahan pelunak dengan perbandingan tertentu yang dicampur secara dingin .Tebal padat maksimm 1 cm. f. Lataston (lapisan tipis aspal beton) lebih dikenal HRS (Hot roll sheet).Jenis perkerasan ini terutama digunakan untuk pemeliharaan jalan . 2. Lapisan bersifat struktural ,berfungsi sebagai lapisan yang menahan dan menyebarkan beban roda disamping itu juga berfungsi sebagailapisan aus dan kedap air, yaitu : a. Penetrasi makadan (Lapen) merupakan lapisan perkerasan yang terdiri dari agregat pokok dan agregat pengunci yang diikat oleh aspal dengan cara disemprotkan diatasnya dan dipadatkan lapis demi lapis .Diatas lapis ini biasanya diberi leburan aspal dengan agregat penutup tebal 4-10 cm b. Lasbutag merupakan lapisan pada konstruksi jalan yang terdiri dari campuran antara agregat ,asbuton dan bahan pelunak yang
  • 24. PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 2015 CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) | 24 diaduk ,dihamparkan dan dipadatkan secara dingin dengan tebal 3- 5 cm. c. Laston (Lapisan Aspal Beton) merupakan suatu lapisan pada konstruksi jalan yang terdiri dari campuran aspal keras dan agregat yang mempunyai gradasi terstentu dicampurkan ,dihamparkan dan dipadatkan pada suhutertentu. 2. Lapisan Pondasi Bawah (LPA) Lapisan ini menerima gaya vertikal berupa berat dan muatan kendaraan dan getaran-getaran akibat pukulan roda kendaraan hampir secara penuh. Sedangkan gaya horizontal yang berupa gaya geser akibat rem rem sudah berkurang ,sehingga persyaratan lapisan ini sedah agak longgar . Fungsi Lapisan ini antara lain a. Bagian perkerasan yang menahan gaya lintang dari beban roda dan menyebarkan beban kebagian dibawahnya. b. Sebagai lapisan peresapan untuk lapisan pondasi bawah . c. Bantalan terhadap lapisan permukaan . Jenis lapisan pondasi atas yang umum dipakai di nIndonesia : 1. Agregat bergradasi baik, terdiri dari :  Batu pecah kelas A  Batu pecah kelas B  Batu pecah kelas C 2. Pondasi Makadan 3. Pondasi telpor 4. Penetrasi makadan ( Lapen ) 5. Aspal beto pondasi (ATB) 6. Stabilisasi yang tinggi a. Satabilisasi agragat dengan semen b. Stabilisasi agregat dengan kapur
  • 25. PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 2015 CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) | 25 c. Stabilisasi agragat dengan aspal 3. Lapisan Pondasi Bawah (LPB) Lapisan perkerasanini menerima gaya vertikal berupa berat dan mutan kendaraan-kendaraan dan getaran –getaran akibat pukulan roda kendaraan sudah berkurang . Dan menerima gaya horizontal berupa gaya geser akibat rem sudah mulai berkurang . Lapisan pondasibawah terletak antara lapisan pondasiatas dan tanah dasar. Lapisan ini berfungsi sebagai : a. Bagian dari konstruksiperkerasan untukmenyebarkan beban roda ketanah dasar . Lapisan ini harus kuat.CBR =20% dan indeks plastis (IP) ≤10 %. b. Efisienpenggunaan material yaitu material pondasi bawah jauh lebih murah dibandingkan denganlapisan perkerasan diatasnya . c. Mengurangi tebal lapisan diatasnya yang lebih mahal. d. Lapisan peresapan e. Lapisan pertamaagar pekerjaan dapat berjalan lancar .Ini sehubungan dengan kondisi lapangan yang memaksa harus segera menutup tanah dasar dari pengaruh cuaca atau lemahnya daya dukung tanah dasar menahan roda –roda alat berat. f. Lapisan untukmencegah partikel halus dari tanah dasar naik kelapisan pondasi atas . Jenis lapisan pondasi bawah yangumumdignakan di Indonesia : 1. Agregat bergradasi baik, dibedakan atas : a. Sirtu/pitrum kelas A b. Sirtu/pitrumkelas B c. Sirtu/pitrum kelas C
  • 26. PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 2015 CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) | 26 2. Stabilisasi a. Stabilisasi agregat dengan semen b. Stabilisasi agregat dengan kapur c. Stabilisasi tanah dengan semen d. Stabilisasi tanah dengan kapur 4. Tanah Dasar Lapisan tanah dasar dapat berupa : 1. Tanah asli yang dipadatkan jika tanah aslinya memenuhi syarat 2. Tanah yang didatangkan dari tempat lain dan dipadatkan yang berupa timbunan 3. Tanah galian Sebelum diletakkan lapisan diatasnya tanah dasar dipadatkan terlebih dahulu untuk mendapatkan kepadatan yang memenuhi syarat . Masalah-masalah yang sering didapatkan menyangkut tanah dasar :  Perubahan bentuk dari tanah tertentu akibat beban lalu lintas yang akanberkibat pada cepatnya jalan tersebut rusak .Ini terjadi pada tanah dengan plastisitas tinggi.Daya dukung tanah ditujukan dengan nilai CBR-nya  Sifat mengembang dan menyusut dari tanah tertentu akibat perubahan kadar air.Hal ini dapat ditanggulangi dengan memadatkan tanah pada kadar air optimum.  Daya dukung tanah dasar tidak merata sepanjang segmen jalan.Perencanaan tebalperkerasan jalan dibuat berbeda-beda dengan membagi jalan jalan menjadi segmen-segmen sesuai kondisi daya dukung yang ada.  Akibat pelaksanaan pemadatan yang kurang bagus diperoleh daya dukung yang tidakmerata .Hal ini dapat diatasi dengan pengawasan yang baik
  • 27. PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 2015 CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) | 27  Perbedaan dengan penurunan akibat terdapatnya lapisan lapisan tanah lunak dibawah tanah dasar yang berakibat terjadinya perubahan bentuk tetap. Ini dapat diatasi dengan melakukan penyelidikan tanah secara teliti.  Kondisi geologis perlu dipelajari dengan teliti jika ada kemungkinan lokasi berada pada daerah patahan . Lapisan tanah dasar ini hanya menerima gaya vertikal berupa berat dan muatan kendaraan dan gesekan-gesekan akibat pukulan roda kendaraan yang pengaruhnya sudah sangat kecil. Sedangkan gaya horizontal yang berupa gaya geser akibat rem kendaraan sudah tidak berpenagruh lagi. Daya dukung tanah dasar ditentukan oleh : 1. Jenis tanah 2. Tingkat kepadatan 3. Kadar air 4. Kondisi drainase 5. DLL
  • 28. PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 2015 CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) | 28  Jarak Pandang mneyiap ( Dm ) Keterangan : D1 = Jarak yang ditempuh oleh kendaraan yang hendak menyiap dan mebawa kendaraan kejalur kanan D1 = 0.278 t1 ( Vr – M + A.T1/2 ) T1 = Waktu reaksi = 2012 + 0.026 Vr M = Perbedaan kecepatan antara kendaraan yang menyiap dan yang disiap = 15 km/jam D2 = Jarak yang ditempuh kendaraan selama jalur kanan D2 = 0.278 Vr. t2 T2 = Wakttu dimana kendaraan menyiap berada dijalur kanan T2 = 6.56 + 0.048 Vr D3 = Jarak bebas antara kendaraan yang menyiap dengankendaraan yang datangnya berlawanan arah ( 30 – 100 ) D4 = 2/3 d2 A = Percepatan rata-rata Dm = D1 + D2 + D3 + D4
  • 29. PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 2015 CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) | 29  Jarak Pandang Henti ( Dh ) Keterangan : Dp = Jarak yang ditempuh kendaraan dari waktu benda harus berhenti sampai menginjak rem Dp = 0.278 Vr T T = waktu reaksi = 2,5 detik Dr = Jarak dimana pengemudi mulai menginjak rem sampai kendaraan berhenti Dr = Vr2/254 (Fm + L) L = Landai relatif : ( + ) = Mendaki ( - ) = Menurun Fm = Koefisien gesekan antara ban dan muka jalan dalam arah memanjang jalan . Fm untuk kecepatan rencana <80 km/jam = -0,00065Vr +0,192  Derajat Lengkung Maksimumpada Tikungan ( D maks ) Dmaks = 181913,53 ( Emaks + Fmaks ) / V2 Keterangan : Emaks = Superelevasi maksimum = Vr2/127R – Fm R = Jari-jari tikungan Vr = Kecepatan rencana Fm = Koefisien gesek Dh = Dp + Dr
  • 30. PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 2015 CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) | 30  Pelebaran Pada Tikungan Keterangan : N = Jumlah lajur lalu lintas = 2 B1 = Lebar lintasan truk pada tikungan (m) = R – ( R2-P2 )1/2 + 2,4 P = Jarak as belakang dan as muka truk = 6,1 C = Kebebasan samping ( 0,4-0,8 )m Td = Lebar melintang akibat tonjolan depan (m)=[R2 + A(2P+A)]1/2 – R A = Tonjolan mobil kedepan = 12 m Z = Lebar tambahan akibat kelainan dalammengemudi (m)=0,105V/R B = Lebar perkerasan pada tikungan (m)  Landai Relatif Keterangan : 1/m = Landai relatif E = Superelevasi En = Kemiringan melintang normal ( m / m1 ) B = Lebar lajur 1 arah Ls = Panjang lengkung peralihan B =N( BI + C ) + ( N – 1 )Td + Z 1/m = ( E + En ) B / Ls
  • 31. PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 2015 CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) | 31  Jarak Pandang pada Lengkung Horizontal  = ½  S = π  R1 / 90o Keterangan :  = Setengah sudut pusat lengkung sepanjang L  = Sudut tikungan ( o ) R1 = Radius sumbu lajur sebelah dalam ( m ) S = Jarak pandangan ( m )  Lengkung Peralihan a. Berdasarkan waktu maksimum (3 detik), untuk melintasi lengkung peralihan ,maka panjang lengkung : Ls = Vr T / 3,6 b. Berdasarkan antisipasi gaya sentrifugal , digunakan rumus modifikasi shortt, sebagai berikut : Ls = 0,02 Vr3 / Rc.C – 2,727. Vr.e / C
  • 32. PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 2015 CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) | 32 c. Berdasarkan tingkat pencapaian perubahan kelandaian : Ls = ( Em – En ). Vr / 3,6 Re Keterangan : T = Waktu tempuh = 3 detik Rc = Jari-jari busur lingkaran (m ) C = Perubahan percepatan 0,3 – 1,0 disarankan 0,4 m/ detik Re = Tingkat pencapaian perubahan kelandaian melintang jalan , sbb : Untuk Vr  70 km/jam Re maks = 0.035 m/m/det Untuk Vr  80 km/jam Re maks = 0.025 m/m/det Em = Suerelevasi maksimum En = Superelevasi normal  Tikungan Full Circle ( FC ) Tc = Rc tan ½  Ec = Tc tan ¼  Lc = .2π. Rc / 360 o Keterangan :  = sudut tikungan Lc = Panjang busur lingkaran Ec = Panjang luar dari PI ke busur lingkaran Tc = Panjang tangan jarak dari TC ke PI atau PI ke CT Rc = Jari-jari lingkaran
  • 33. PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 2015 CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) | 33 Syarat untuk tikungan Full Circle : P = Ls2 / 24 Rc < 0,25 m Dimana : Ls = Panjang lengkung peralihan (m) R = Jari – jari (m)  Tikungan Spiral – Circle – Spiral ( S – C – S ) Xs = Ls [ 1 – Ls2/40.Rc2] Ys = Ls2 / 6 Rc s = 90 Ls / . Rc P = Ls2 / 6 Rc – Rc (1- Cos s) K = Ls- Ls3 / 40 Rc2 – Rc Sin s Ts = ( Rc + P ) tan ½  + K Es = ( Rc + P ) Sec ½  - Rc Lc = (  - 2s )/ 180.π. Rc L tot = Lc + 2Ls Keterangan : Xs = Absis titik SC pada garis tangen , jarak dari titik TS ke SC ( Jarak lurus lengkung peralihan ) Ys = Ordinat titkSc pada garis tegaklurus garus tangen , jarak tegak lurus ke titik SC pada lengkung Ls = Panjang lengkung peralihan ( panjang dari titik TS ke SC atau CS ke ST ) Lc = Panjang busur lingkaran ( panjang dari titik Sc ke Cs ) Ts = Panjang tangen dari titik PI ke titik TS atau ketitik ST Es = Jarak dari PI ke busur lingkaran s = Sudut lengkung spiral Rc = Jari-jari lingkaran P = Pergeseran tangen K = Absis dari Ppada garis tangen spiral
  • 34. PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 2015 CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) | 34 Syarat tikungan S – C – S P = Ls2 / 24 Rc > 0,25 m Lc > 25 m Lc + 2 Ls < 2 Ts  Tikungan Spiral – Spiral ( S – S ) Lc = 0 s = ½  Ltot = 2 Ls Ls = s.π.Rc / 90 Ts = ( Rc + P ) tan ½  + K Es = ( Rc + P ) Sec ½  - Rc P = Ls2 / 6Rc – Rc ( 1 – Cos s ) K = Ls – Ls2 / 40 Rc2 – Rc Sin s Syarat S – S : P = Ls2 / 24 Rc > 0,25 m Lc < 25 m  Lengkung Vertikal  = L G1 / G1 – G2 = L G1 / A y = L G1 2 / 2 ( G1 – G2 ) = L G1 2 / 2 A Ev = A L / 800 Untuk : x =1/2 L Y =Ev
  • 35. PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 2015 CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) | 35 Keterangan :  = Jarak dari titik P ke titil yang ditinjau pada Sta y = Perbedaan elevasi antara titik P dan titik yang ditinjau pada Sta L = Panjang lengkung vertikal parabola , yang merupakan jarak proyeksi pada titik A ketitik Q (Sta) G1 = Kelandaian tangen dari titik P (%) G2 = Kelandaian tangen titik Q (%) (G1±G2) = A = Perbedaan aljabar untuk kelandaian (%) a. Lengkung Vertikal Cembung 1. Panjang L, Berdasarkan Jh Jh < L, Maka : L=A.Jh2 /399 Jh > L, Maka : L=2Jh – 399 / A 2. Panajang L,berdasarkan Jd Jd < L,Maka :L= A.Jd2 / 840 Jd > L,Maka :L= 2Jd – 840 / A b. Lengkung Vertikal Cekung 1. Jaraka penyinakranlampu kendaraan Lengkung vertikal cekung dengan jarak penyinaran lampu depan <L : L = A.S2 / 120 + 3,5 S Lengkung vertikal cekung dengan jarak penyinaranlampu depan > L : L = 2S – ( 120 + 3,5 S ) / A 2. Jarak pandang bebas dibawah bangunan pada lengkung vertikal cekung Jarak pandangan S<L : L = A S2 / 3480 Jarak pandangan S>L : L = 2S – 3480 / A
  • 36. PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 2015 CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) | 36  Perencanaan Tebal perkerasan Jalan 1.Penentuan nilai daya dukung tanah dasar ,dengan grafik korelasi anatara CBR dan DDT 2. Dari data-data volume lalulinas ,pertumbuahan lalulintas , jumlah lajur dan lajur rencana : a.lintas harian rata-rata = LHR ( 1 + I )n b.Angka ekuivalen masing-masing kendaraan setiap golongan beban sumbu : - Sumbu tunggal : E = ( beban i sumbu tunggal dalam Kg / 8.160 )4 - Sumbu ganda E = 0,086 (beban 1 sumbu ganda dalam kg / 8.160)4 c. Lintas ekuivalen permulaan (LEP) LEP = ΣLHRj .Cj. Ej Dimana : C = Koefisien distribusi kendaraan (lihat tabel ) E = angka ekuivalen J = Jenis kendaraan d. Lintas ekuivalen akhir (LEA) LEA = ΣLHRj (1 + I ) UR .CJ.Ej Dimana : I = Perkembangan lalu lintas J = Jenis kendaraan e.Lintas ekuivalen tengah (LET) LET = LEP + LEA / 2
  • 37. PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 2015 CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) | 37 f. Lintas ekuivalen rencana (LER) LER = LET.FP Dimana : FP = Faktor penyesuaian = UR / 10 3. Dari data curah hujan ,persentase kendaraan berat ,keadaan topograafi setempat.maka didapat faktor 4. Tentukan indeks permukaan awal (Ipo) 5. Tentukan indeks permukaan pada akhir dan awal umur rencana berdasarkan LER ( Lintas Ekuivalen Rencana ).
  • 38. PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 2015 CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) | 38 MENENTUKAN KLASIFIKASI MEDAN JENIS MEDAN KEMIRINGAN MELINTANG RATA-RATA  Datar ( D ) 0 - 9,9 %  Perbukitan ( B ) 10 - 24,9 %  Pegunungan ( G ) > 25 % # Cara perhitungan ketinggian stasiun a Tinggi Sta. = a - p x ( a - b ) p + q b # Cara perhitungan kemiringan lereng (%) = Beda Tinggi Jarak Stasiun x 100 # Perhitungan panjang lintasan tikungan Lc = ∆ 360 x 2 π Rc Lc Rc
  • 39. PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 2015 CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) | 39 Untuk Tikungan I Untuk Tikungan II Rc = 380 Rc = 350 ∆ = 55 0 ∆ = 65 0 Lc = 55 x 2 x 3.14 x 380 Lc = 65 x 2 x 3.14 x 350 360 360 = 365 m = 397 m Untuk Tikungan III Untuk Tikungan IV Rc = 290 Rc = 460 ∆ = 89 0 ∆ = 45 0 Lc = 89 x 2 x 3.14 x 290 Lc = 45 x 2 x 3.14 x 460 360 360 = 450 m = 361 m Untuk Tikungan V Rc = 380 ∆ = 46 0 Lc = 46 x 2 x 3.14 x 380 360 = 305 m
  • 40. PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 2015 CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) | 40 PERHITUNGAN ALINYEMEN HORISONTAL A. TIKUNGAN I  Menghitung dan Merencanakan jenis tikungan. Dik: Rc : 380 Vr : 60 Km/Jam Tikungan ini di klasifikasikan medan perbukitan Δ :55 0 emax : 0,10 Lebar jalan : 2 x 3,00 m, tanpa median Direncanakan menggunakan tikungan Spiral-Circle-Spiral  Menghitung kecepatan tikungan Vt = √127. 𝑅 ( 𝑒 + 𝑓𝑚) dimana fm = -0,00065 +0,192 Untuk Vr = 60 maka, fm = -0,00065x 60 + 0,192 = 0,153 Maka: Vt = √127 . 380 .(0,10 + 0,153) = 110,50 Km/Jam Syarat aman: Vt > Vr 110,50 > 60 Aman
  • 41. PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 2015 CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) | 41  Menghitung jari-jari tikungan minimum Rmin = 𝑉𝑟2 127 (𝑒 𝑚𝑎𝑥+𝑓 𝑚𝑎𝑥) = 3600 127 (0,10+0,153 ) = 112,04 m Syarat aman Rmin < Rc 112 m < 380 m Aman  Menghitung derajat lengkung Maksimum Dmax = 181913,53 (𝑒 𝑚𝑎𝑥+𝑓 𝑚𝑎𝑥) 𝑉𝑅2 = 181913,53 (0,10+0,153) 3600 = 12,780 Dengan menggunakan data-data perencanaan, dari tabel Ls2 di peroleh: e= 0,048 Ls= 50 D= 3.50 Syarat aman: D < Dmax 3,500 < 12,780 Tikungan memenuhi untuk tipe Spiral-Circle-Spiral
  • 42. PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 2015 CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) | 42  Menghitung superelevasi tikungan Xs = Ls(1 − 𝐿𝑠2 40𝑅𝑐2 ) = 50(1 − 50 40 380 ) = 49,99 m Ys = 𝐿𝑠2 6 𝑅𝑐 = 50 6 .380 = 1,096 m Θs = 𝐿𝑠.90 𝜋𝑅 = 50 . 90 𝜋 380 = 3,7710 Θc = Δ – 2.θs = 55- (2. 3,771) = 47,450 Lc = 𝜃𝑐 360 𝑥 2𝜋𝑅 𝑐 = 47,45 360 𝑥 2𝜋380 = 314 m L = Lc+2Ls = 314 + (2.50)= 414 m Lihat pada tabel 4.9 di dapat data : P* = 0,0058249 k* = 0,4999187 p = 𝐿𝑠2 6.𝑅 𝑐 − 𝑅 𝑐(1 − 𝐶𝑜𝑠 𝜃𝑠) = 502 6. 380 − 380(1 − 𝐶𝑜𝑠 3,771) = 0,273 m k = Ls-Ls 3/40 Rc 2-Rc Sin θs = 50-503/(40. 3802)-(380. Sin 3,771) = 24,986 m Es = (Rc+p) Sec ½ Δ – Rc = (380+0,273) Sec½ 550- 380 = 48,712 m Ts = (Rc+p) tg ½ Δ +k = (380+0,273) tg ½550 + 24,986 = 222,943 m
  • 43. PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 2015 CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) | 43 Berdasarkan hasil perhitungan tersebut diatas, maka didapatkan data-data: V = 60 Km/Jam Es = 48,712 Ls = 50m Δ =560 Ts = 222,943 m p = 0,273 m Θs =3,7710 L = 414 m k =24,986 m R =380 m e =4,8% Xs = 49,99 m Ys = 1,096 m
  • 44. PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 2015 CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) | 44 B. TIKUNGAN II  Menghitung dan Merencanakan jenis tikungan. Dik: Rc : 350 Vr : 60 Km/Jam Tikungan ini di klasifikasikan medan perbukitan Δ :65 0 emax : 0,10 Lebar jalan : 2 x 3,00 m, tanpa median Direncanakan menggunakan tikungan Spiral-Circle-Spiral  Menghitung kecepatan tikungan Vt = √127. 𝑅 ( 𝑒 + 𝑓𝑚) dimana fm = -0,00065 +0,192 Untuk Vr = 60 maka, fm = -0,00065x 60 + 0,192 = 0,153 Maka: Vt = √127 . 350 .(0,10 + 0,153) = 106,05 Km/Jam Syarat aman: Vt > Vr 106,05 > 60 Aman
  • 45. PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 2015 CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) | 45  Menghitung jari-jari tikungan minimum Rmin = 𝑉𝑟2 127 (𝑒 𝑚𝑎𝑥+𝑓 𝑚𝑎𝑥) = 3600 127 (0,10+0,153 ) = 112,04 m Syarat aman Rmin < Rc 112 m < 350 m Aman  Menghitung derajat lengkung Maksimum Dmax = 181913,53 (𝑒 𝑚𝑎𝑥+𝑓 𝑚𝑎𝑥) 𝑉𝑅2 = 181913,53 (0,10+0,153) 3600 = 12,780 Dengan menggunakan data-data perencanaan, dari tabel Ls2 di peroleh: e = 0,054 Ls= 50 D= 4,00 Syarat aman: D < Dmax 40 < 12,780 Tikungan memenuhi untuk tipe Spiral-Circle-Spiral
  • 46. PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 2015 CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) | 46  Menghitung superelevasi tikungan Xs = Ls(1 − 𝐿𝑠2 40𝑅𝑐2 ) = 50(1 − 50 40 350 ) = 49,974 m Ys = 𝐿𝑠2 6 𝑅𝑐 = 50 6 .350 = 1,190 m Θs = 𝐿𝑠.90 𝜋𝑅 = 50 . 90 𝜋 350 = 4,0940 Θc = Δ – 2.θs = 65- (2. 4,094) = 56,8120 Lc = 𝜃𝑐 360 𝑥 2𝜋𝑅 𝑐 = 56,812 360 𝑥 2𝜋350 = 345 m L = Lc+2Ls = 345 + (2.50)= 445 m Lihat pada tabel 4.9 di dapat data : P* = 0,0058249 k* = 0,4999187 p = 𝐿𝑠2 6.𝑅 𝑐 − 𝑅 𝑐(1 − 𝐶𝑜𝑠 𝜃𝑠) = 502 6. 350 − 350(1 − 𝐶𝑜𝑠 4,094) = 0,297 m k = Ls-Ls 3/40 Rc 2-Rc Sin θs = 50-503/(40. 3502)-(350. Sin 4,094) = 24,986 m Es = (Rc+p) Sec ½ Δ – Rc = (350+0,297) Sec½ 650- 350 = 65.343 m Ts = (Rc+p) tg ½ Δ +k = (350+0,297) tg ½650 + 24,986 = 248,149 m
  • 47. PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 2015 CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) | 47 Berdasarkan hasil perhitungan tersebut diatas, maka didapatkan data-data: V = 60 Km/Jam Es = 65,343 Ls = 50m Δ =650 Ts = 248,149 m p = 0,297 m Θs =4,0940 L = 445 m k =24,986 m R =350 m e = 5,4% Xs = 49,974 m Ys = 1,190 m
  • 48. PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 2015 CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) | 48 C. TIKUNGAN III  Menghitung dan Merencanakan jenis tikungan. Dik: Rc : 290 Vr : 60 Km/Jam Tikungan ini di klasifikasikan medan perbukitan Δ :89 0 emax : 0,10 Lebar jalan : 2 x 3,00 m, tanpa median Direncanakan menggunakan tikungan Spiral Circle Spiral  Menghitung kecepatan tikungan Vt = √127. 𝑅 ( 𝑒 + 𝑓𝑚) dimana fm = -0,00065 +0,192 Untuk Vr = 60 maka, fm = -0,00065x 60 + 0,192 = 0,153 Maka: Vt = √127 . 290 .(0,10 + 0,153) = 96,53 Km/Jam Syarat aman: Vt > Vr 96,53 > 60 Aman
  • 49. PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 2015 CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) | 49  Menghitung jari-jari tikungan minimum Rmin = 𝑉𝑟2 127 (𝑒 𝑚𝑎𝑥+𝑓 𝑚𝑎𝑥) = 3600 127 (0,10+0,153 ) = 112,04 m Syarat aman Rmin < Rc 112 m < 290 m Aman  Menghitung derajat lengkung Maksimum Dmax = 181913,53 (𝑒 𝑚𝑎𝑥+𝑓 𝑚𝑎𝑥) 𝑉𝑅2 = 181913,53 (0,10+0,153) 3600 = 12,780 Dengan menggunakan data-data perencanaan, dari tabel Ls2 di peroleh: e = 0,064 Ls= 50 D= 5,00 Syarat aman: D < Dmax 50 < 12,780 Tikungan memenuhi untuk tipe Spiral Cirlce spiral
  • 50. PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 2015 CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) | 50  Menghitung superelevasi tikungan Xs = Ls(1 − 𝐿𝑠2 40𝑅𝑐2 ) = 50(1 − 50 40 290 ) = 49,962 m Ys = 𝐿𝑠2 6 𝑅𝑐 = 50 6 .290 = 1,436 m Θs = 𝐿𝑠.90 𝜋𝑅 = 50 . 90 𝜋 290 = 4,9410 Θc = Δ – 2.θs = 45- (2 x 4,941) = 35,118 Lc = 𝜃𝑐 360 𝑥 2𝜋𝑅 𝑐 = 35,118 360 𝑥 2𝜋290 = 177,658 m L = Lc+2Ls = 177,658 + (2.50)= 277,658 m Lihat pada tabel 4.9 di dapat data : p = 𝐿𝑠2 6.𝑅 𝑐 − 𝑅 𝑐(1 − 𝐶𝑜𝑠 𝜃𝑠) = 502 6. 290 − 290(1 − 𝐶𝑜𝑠 4,941) = 0,359 m k = Ls-Ls 3/40 Rc 2-Rc Sin θs = 50-503/(40. 2902)-(290. Sin 4,941) = 24,650 m Es = (Rc+p) Sec ½ Δ – Rc = (290+0,359) Sec½ 890- 290 = 117,092 m Ts = (Rc+p) tg ½ Δ +k = (290+0,359) tg ½890 + 24,650 = 309,984 m
  • 51. PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 2015 CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) | 51 Berdasarkan hasil perhitungan tersebut diatas, maka didapatkan data-data: V = 60 Km/Jam Es = 117,092 m Ls = 50m Δ =890 Ts = 309,984 m p = 0,359 m Θs = 4,9410 L = 277,658 m k =24,650 m R = 290 m e = 6,4 % Xs = 49,962 m Ys = 1,436 m
  • 52. PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 2015 CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) | 52 D. TIKUNGAN IV  Menghitung dan Merencanakan jenis tikungan. Dik: Rc : 460 Vr : 60 Km/Jam Tikungan ini di klasifikasikan medan perbukitan Δ :45 0 emax : 0,10 Lebar jalan : 2 x 3,00 m, tanpa median Direncanakan menggunakan tikungan Spiral-Circle-Spiral  Menghitung kecepatan tikungan Vt = √127. 𝑅 ( 𝑒 + 𝑓𝑚) dimana fm = -0,00065 +0,192 Untuk Vr = 60 maka, fm = -0,00065x 60 + 0,192 = 0,153 Maka: Vt = √127 . 460 .(0,10 + 0,153) = 121,57 Km/Jam Syarat aman: Vt > Vr 121,57 > 60 Aman
  • 53. PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 2015 CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) | 53  Menghitung jari-jari tikungan minimum Rmin = 𝑉𝑟2 127 (𝑒 𝑚𝑎𝑥+𝑓 𝑚𝑎𝑥) = 3600 127 (0,10+0,153 ) = 112,04 m Syarat aman Rmin < Rc 112 m < 460 m Aman  Menghitung derajat lengkung Maksimum Dmax = 181913,53 (𝑒 𝑚𝑎𝑥+𝑓 𝑚𝑎𝑥) 𝑉𝑅2 = 181913,53 (0,10+0,153) 3600 = 12,780 Dengan menggunakan data-data perencanaan, dari tabel Ls2 di peroleh: e = 0,042 Ls= 50 D= 3,00 Syarat aman: D < Dmax 30 < 12,780 Tikungan memenuhi untuk tipe Spiral-Circle-Spiral
  • 54. PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 2015 CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) | 54  Menghitung superelevasi tikungan Xs = Ls(1 − 𝐿𝑠2 40𝑅𝑐2 ) = 50(1 − 50 40 350 ) = 49,974 m Ys = 𝐿𝑠2 6 𝑅𝑐 = 50 6 .350 = 1,1904 m Θs = 𝐿𝑠.90 𝜋𝑅 = 50 . 90 𝜋 350 = 3,1150 Θc = Δ – 2.θs = 45- (2 x 3,115) = 38,77 Lc = 𝜃𝑐 360 𝑥 2𝜋𝑅 𝑐 = 38,77 360 𝑥 2𝜋460 = 311,107 m L = Lc+2Ls = 311,107 + (2.50)= 411,107 m Lihat pada tabel 4.9 di dapat data : P* = 0,0043663 k* = 0,4999543 p = 𝐿𝑠2 6.𝑅 𝑐 − 𝑅 𝑐(1 − 𝐶𝑜𝑠 𝜃𝑠) = 502 6. 460 − 460(1 − 𝐶𝑜𝑠 3,115) = 0,226 m k = Ls-Ls 3/40 Rc 2-Rc Sin θs = 50-503/(40. 4602)-(460. Sin 3,115) = 24,988 m Es = (Rc+p) Sec ½ Δ – Rc = (460+0,226) Sec½ 450- 460 = 38,145 m Ts = (Rc+p) tg ½ Δ +k = (460+0,226) tg ½450 + 24,988 = 215,619 m
  • 55. PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 2015 CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) | 55 Berdasarkan hasil perhitungan tersebut diatas, maka didapatkan data-data: V = 60 Km/Jam Es = 38,145 m Ls = 50m Δ =450 Ts = 215,619 m p = 0,226 m Θs = 3,1150 L = 411,107 m k =24,988 m R = 460 m e = 4,2 % Xs = 49,974 m Ys = 1,1904 m
  • 56. PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 2015 CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) | 56 E. TIKUNGAN V  Menghitung dan Merencanakan jenis tikungan. Dik: Rc : 380 Vr : 60 Km/Jam Tikungan ini di klasifikasikan medan perbukitan Δ :46 0 emax : 0,10 Lebar jalan : 2 x 3,00 m, tanpa median Direncanakan menggunakan tikungan Spiral-Circle-Spiral  Menghitung kecepatan tikungan Vt = √127. 𝑅 ( 𝑒 + 𝑓𝑚) dimana fm = -0,00065 +0,192 Untuk Vr = 60 maka, fm = -0,00065x 60 + 0,192 = 0,153 Maka: Vt = √127 . 380 .(0,10 + 0,153) = 110,50 Km/Jam Syarat aman: Vt > Vr 110,50 > 60 Aman
  • 57. PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 2015 CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) | 57  Menghitung jari-jari tikungan minimum Rmin = 𝑉𝑟2 127 (𝑒 𝑚𝑎𝑥+𝑓 𝑚𝑎𝑥) = 3600 127 (0,10+0,153 ) = 112,04 m Syarat aman Rmin < Rc 112 m < 380 m Aman  Menghitung derajat lengkung Maksimum Dmax = 181913,53 (𝑒 𝑚𝑎𝑥+𝑓 𝑚𝑎𝑥) 𝑉𝑅2 = 181913,53 (0,10+0,153) 3600 = 12,780 Dengan menggunakan data-data perencanaan, dari tabel Ls2 di peroleh: e = 0,048 Ls= 50 D= 3,50 Syarat aman: D < Dmax 3,50 < 12,780 Tikungan memenuhi untuk tipe Spiral-Circle-Spiral
  • 58. PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 2015 CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) | 58  Menghitung superelevasi tikungan Xs = Ls(1 − 𝐿𝑠2 40𝑅𝑐2 ) = 50(1 − 50 40 380 ) = 49,978 m Ys = 𝐿𝑠2 6 𝑅𝑐 = 50 6 .380 = 1,096 m Θs = 𝐿𝑠.90 𝜋𝑅 = 50 . 90 𝜋 380 = 3,7710 Θc = Δ – 2.θs = 46- (2 x 3,771) = 38,458 Lc = 𝜃𝑐 360 𝑥 2𝜋𝑅 𝑐 = 38,458 360 𝑥 2𝜋380 = 255 m L = Lc+2Ls = 255 + (2.50)= 355 m Lihat pada tabel 4.9 di dapat data : P* = 0,0058249 k* = 0,4999187 p = 𝐿𝑠2 6.𝑅 𝑐 − 𝑅 𝑐(1 − 𝐶𝑜𝑠 𝜃𝑠) = 502 6. 380 − 380(1 − 𝐶𝑜𝑠 3,771) = 0,272 m k = Ls-Ls 3/40 Rc 2-Rc Sin θs = 50-503/(40. 3802)-(380. Sin 3,771) = 24,986 m Es = (Rc+p) Sec ½ Δ – Rc = (380+0,272) Sec½ 460- 380 = 33,112 m Ts = (Rc+p) tg ½ Δ +k = (380+0,272) tg ½460 + 24,986 = 186,401 m
  • 59. PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 2015 CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) | 59 Berdasarkan hasil perhitungan tersebut diatas, maka didapatkan data-data: V = 60 Km/Jam Es = 33,112 m Ls = 50 m Δ = 460 Ts = 186,401 m p = 0,272 m Θs = 3,7710 L = 355 m k =24,986 m R = 380 m e = 4,8 % Xs = 49,978 m Ys =1,096 m
  • 60. PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 2015 CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) | 60  Menghitung Jarak Pandang Pada Tikungan Tikungan I Dari gambar trase jalan diperkirakan Dp < Lc atau Dp < 365 m. Dari Buku BUTSI hal. 364 digunakan rumus Dp sebagai berikut : Dp = Rc . cos -1 Rc - m 28.65 Rc Dimana : Dp = Jarak pandang (m) Rc = Jari-jari tikungan = 380 m m = Daerah bebas samping diukur dari garis tengah lajur dalam = 8.25 m Dp = Rc . cos -1 Rc - m = 380 . cos -1 380 - 8.25 28.65 Rc 28.65 380 = 13.2635 . 11.96 = 158,63 m ≈ 160 m
  • 61. PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 2015 CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) | 61 Tikungan II Dari gambar trase jalan diperkirakan Dp < Lc atau Dp < 397 m. Dari Buku BUTSI hal. 364 digunakan rumus Dp sebagai berikut : Dp = Rc . cos -1 Rc - m 28.65 Rc Dimana : Dp = Jarak pandang (m) Rc = Jari-jari tikungan = 350 m m = Daerah bebas samping diukur dari garis tengah lajur dalam = 8.25 m Dp = Rc . cos -1 Rc - m = 350 . cos -1 350 - 8.25 28.65 Rc 28.65 350 = 12,216 . 12,464 = 152,27 m ≈ 150 m
  • 62. PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 2015 CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) | 62 Tikungan III Dari gambar trase jalan diperkirakan Dp < Lc atau Dp < 450 m. Dari Buku BUTSI hal. 364 digunakan rumus Dp sebagai berikut : Dp = Rc . cos -1 Rc - m 28.65 Rc Dimana : Dp = Jarak pandang (m) Rc = Jari-jari tikungan = 290 m m = Daerah bebas samping diukur dari garis tengah lajur dalam = 8.25 m Dp = Rc . cos -1 Rc - m = 290 . cos -1 290 - 8.25 28.65 Rc 28.65 290 = 10,122 x 13,699 = 138,66 m ≈ 140 m
  • 63. PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 2015 CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) | 63 Tikungan IV Dari gambar trase jalan diperkirakan Dp < Lc atau Dp < 361 m. Dari Buku BUTSI hal. 364 digunakan rumus Dp sebagai berikut : Dp = Rc . cos -1 Rc - m 28.65 Rc Dimana : Dp = Jarak pandang (m) Rc = Jari-jari tikungan = 460 m m = Daerah bebas samping diukur dari garis tengah lajur dalam = 8.25 m Dp = Rc . cos -1 Rc - m = 460 . cos -1 460 - 8.25 28.65 Rc 28.65 460 = 16,056 x 10,867 = 141,38 m ≈ 140 m
  • 64. PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 2015 CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) | 64 Tikungan V Dari gambar trase jalan diperkirakan Dp < Lc atau Dp < 305 m. Dari Buku BUTSI hal. 364 digunakan rumus Dp sebagai berikut : Dp = Rc . cos -1 Rc - m 28.65 Rc Dimana : Dp = Jarak pandang (m) Rc = Jari-jari tikungan = 380 m m = Daerah bebas samping diukur dari garis tengah lajur dalam = 8.25 m Dp = Rc . cos -1 Rc - m = 380 . cos -1 380 - 8.25 28.65 Rc 28.65 380 = 13,264 x 11,960 = 116,79 m ≈ 115 m
  • 65. PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 2015 CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) | 65 Jarak Pandang Henti STA.0- 2+700 Dik ; Vr = Kecepatan rencana = 60 km/jam T = Waktu tanggap, ditetapkan = 2.5 detik fp = Koefisien gesek memanjang antara ban kendaraan dengan perkerasan jalan aspal (menurut BINA MARGA, fp = 0.35 - 0.55) Diambil fp = 0.40 (dari tabel 3.2) L = Landai jalan dalam (%) dibagi 100 L = Beda tinggi = 450 - 446 = 0.148 % Jarak 2700 Dph = 0.278 . Vr . T + Vr 254 (fp ± L) Jadi ; Dph = 0.278 x 60 x 2.5 + 3600 254 ( 0.400 + 0.148 ) = 77,081 ~ 77 m
  • 66. PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 2015 CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) | 66 Dengan cara yang sama, diperoleh jarak pandang henti pada tabel berikut : STA. Vr (Km/jam) T (detik) Fp L (%) Dph (m) 0+00 - 2+700 60 2.5 0.4 0.1481 77.081 2+700 - 5+696 60 2.5 0.4 -2.1739 77.908 5+696 - 6+344 60 2.5 0.4 0.0000 77.133 6+344 - 6+644 60 2.5 0.4 -1.2500 77.574 6+644 - 8+349 60 2.5 0.4 0.0000 77.133 8+349 - 1300 60 2.5 0.4 0.8462 76.840
  • 67. PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 2015 CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) | 67 Jarak Pandang Menyiap Rumus yang digunakan, Dpm = d1 + d2 + d3 + d4 , dimana ; d1 = Jarak yang digunakan selama waktu tanggap (m) = 0,278 x T1(𝑉𝑟 − 𝑚 + 𝑎 𝑥 𝑇1 2 ) d2 = Jarak yang ditempuh selama mendahului sampai dengan kembali ke lajur semula (m) = 0,278 x Vr x T2 d3 = Jarak antara kedaraan yang mendahului dengan kendaraan yang dating dari arah berlawanan setelah proses mendahului selesai (m) d4 = Jarak yang ditempuh kendaraan yang dating dari arah berlawanan = 2/3 (d2) T1 = Waktu dalam detik = 2,12 + ( 0,026 x 60 ) = 3,68 detik T2 = Waktu kendaraan berada di jalur lawan (detik) = 6,56 + ( 0,048 x 60 ) = 9,44 detik a = Percepatan rata-rata km/jam/dtk = 2,052 + ( 0,0036 x 60 ) = 2,268 km/jam/dtk m = Perbedaan kecepatan darikendaraan yang menyiap dan kendaraan yang disiap, (biasanya 10 – 15 km/jam) d1 = 0,278 x T1 [𝑉𝑟 − 𝑚 + 𝑎 𝑥 𝑇1 2 ] = 0,278 x 3,68 [60 − 15 + 2,27 𝑥 3,68 2 ] = 50,3 m
  • 68. PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 2015 CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) | 68 d2 = 0,278 x Vr x T2 = 0,28 x 60 x 9,44 = 157 m d3 = Diambil 30 m d4 = 2/3 x (d2) = 0,67 x 157 = 105 m Sehingga ; Dpm = 50,3 + 157,46 + 30 + 105 = 342 ,7 m
  • 69. PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 2015 CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) | 69 4.4 Perhitungan Lebar Perkerasan Pada Tikungan Rumus : B = n ( b' + c ) + ( n - 1 ) Td + z Dimana; B = Lebar total perkerasan pada tikungan…(m) n = Jumlah lajur lalu lintas b' = 2,4 + ( R - R2 - p2 ) = Lebar tambahan akibat selisih ban belakang dan ban depan = Lebar lintasan truk pada tikungan c = Tambahan pada sisi luar dan dalam pada tikungan…(0,4 - 0,8 ) p = Jarak as belakang dan as muka truk …( 6,5 m) A = Jarak ujung mobil dengan ban depan..(1,3 m) Td = Lebar selisih ujung muka dengan ban depan …. R2 +A(2p+A)-R z = Selisih dua jalur jalan ….. 0,105Vr R Tabel perhitungan lebar perkerasan R n b' c Td Vr z B Tikungan I 380 2 2.4556 0.8 0.0244597 60 0.3231832 6.859 Tikungan II 350 2 2.4604 0.8 0.0265561 60 0.3367492 6.884 Tikungan III 290 2 2.4729 0.8 0.03205 60 0.3699487 6.948 Tikungan IV 460 2 2.4459 0.8 0.0202061 60 0.293739 6.806 TikunganV 380 2 2.4556 0.8 0.0244597 60 0.3231832 6.859
  • 70. PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 2015 CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) | 70 Lebar tikungan yang direncanakan : Tikungan I = 7 m Tikungan II = 7 m Tikungan III = 7 m Tikungan IV = 7 m Tikungan V = 7 m Kesimpulan ; Karenan lebar tikungan yang direncanakan sudah melebihi dara syarat lebar perkerasannya maka tidak perlu ada perkerasan.
  • 71. PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 2015 CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) | 71 PERHITUNGAN ALINYEMEN VERTIKAL  Lengkung Vertikal Cembung (Sta 2+700) Jalan yang direncanakan berupa jalan KOLEKTOR pada daerah perbukitan dengan VR = 60 km/jam.  Menghitung Kelandaian Rencana g 1= 446−450 2700 x 100% = −0,148 % g 2= 450−435 690 x 100% = 2,174 %  Perbedaan Aljabar kelandaian, A= 2,322 m  Panjang lengkung vertical dari PLV ke PTV = Lv, dimana Lv diperoleh dari grafik perencanaan geometrik dengan mengetahui A dan Vr maka diperoleh Lv = 35 m  Mencari Panjang L a. Berdasarkan Jarak Pandang Henti, dari table untuk kecepatan 60 Km/jam, diperoleh = 75 m. Dari rumus 𝐿 = 𝐴.𝑗ℎ2 120+3,5𝐽ℎ = 2,322 𝑥 752 120 + 3,5(75) = 34,147 m Jh < L : 75 > 34,147 m (Tidak Memenuhi) Dari rumus 𝐿 = 2. 𝐽ℎ − 120+3,5𝐽ℎ 𝐴 = 2.75 − 120 + 3,5(75) 2,322 = - 14,728 m Jh > L : 75 > -14,728 m dank arena L<0, maka panjang lengkung digunakan Lv = 35 m
  • 72. PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 2015 CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) | 72  Mencari Panjang Pergeseran Vertikal dari titik PPV ke bagian lengkung. Ev = A. Lv 800 = 2,322 .35 800 = 0,101𝑚  Titik PPV”  Elevasi Titik PPV (Sta 2+700) = +450,00 Elevasi PPV’ = PPV + Ev = +450 - 0,101m = +449,899  Jarak PPV’ = Jarak PPV (Sta 2 + 700)  Titik PLV  Elevasi Titik PLV = PPV + (g1% 1/2Lv) = 450 + ((0,148/100) ½. 35m) = + 450,025  Jarak PLV = PPV – 1/2Lv = (Sta 2 + 700) – ½ 35m = Sta 2 + 682,5  Titik PTV  Elevasi Titik PTV = PPV - ( g2% . 1/2Lv) = 450 - (2,174/100) . ½ 35m) = + 449,619  Jarak Titik PTV = PPV + ½ Lv = (Sta 2 + 700) + ½ 35m = Sta 2 + 717,5  Titik P dan Q  X = ¼ Lv = ¼ 35m = 8,75 m  y = 𝐴 𝑥2 200 𝐿𝑣 = 2,322 𝑥 8,752 200 𝑥 35 = 0,0253 m
  • 73. PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 2015 CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) | 73  Titik P  Elevasi P = PPV + (g1% .x ) + y =450,0 + ((0,148/100). 8,75m) - 0,0253m = + 499,987 m  Jarak P = PPV – x = (Sta 2 + 700) – 8,75m = Sta 2 + 691,25 m  Titik Q  Elevasi Q = PPV - (g2% .x ) - y = 450,00 - (0,02174. 8,75m) - 0,0253m = + 449,784 m  Jarak Q = PPV + x = (Sta 2 + 700) + 8,75m = Sta 2 + 708,75
  • 74. PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 2015 CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) | 74  Lengkung Vertikal Cekung (Sta 3 + 400) Jalan yang direncanakan berupa jalan KOLEKTOR pada daerah perbukitan dengan VR = 60 km/jam.  Menghitung Kelandaian Rencana g 1= 450−435 690 x 100% = 2,174 % g 2= 435−435 560 x 100% =0,00 %  Perbedaan aljabar kelandaian, A= 2,174 %  Panjang lengkung vertical dari PLV ke PTV = Lv, dimana Lv diperoleh dari grafik perencanaan geometrik dengan mengetahui A dan Vr maka diperoleh Lv = 35 m  Mencari Panjang L b. Berdasarkan Jarak Pandang Henti Dari rumus 𝐿 = 𝐴.𝑗ℎ2 120+3,5𝐽ℎ = 2,174 𝑥 752 120 + 3,5(75) = 31,970 m Jh < L : 75 < 31,970 m (Tidak Memenuhi) Dari rumus 𝐿 = 2. 𝐽ℎ − 120+3,5𝐽ℎ 𝐴 = 2.75 − 120 + 3,5(75) 2,174 = - 25,942 m Jh > L : 75 > -25,942 m dan karena L<0, maka panjang lengkung digunakan Lv=35m
  • 75. PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 2015 CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) | 75  Mencari Panjang Pergeseran Vertikal dari titik PPV ke bagian lengkung. Ev = A. Lv 800 = 2,174 .35 800 = 0,0951𝑚  Titik PPV”  Elevasi Titik PPV (Sta 3+400) = +435,00 Elevasi PPV’ = PPV + Ev = +435 + 0,0951 m = + 435,0951  Jarak PPV’ = Jarak PPV (Sta 3 + 400)  Titik PLV  Elevasi Titik PLV = PPV + (g1% 1/2Lv) = 435 + ((2,174/100) ½. 35m) = + 435,380 m  Jarak PLV = PPV – 1/2Lv = (Sta 3 + 400) – ½ 35m = Sta 3 + 417,5 m  Titik PTV  Elevasi Titik PTV = PPV + ( g2% . 1/2Lv) = 435 + (0,00/100) . ½ 35m) = + 435 m  Jarak Titik PTV = PPV + ½ Lv = (Sta 3 + 400) + ½ 35m = Sta 3 + 417,5  Titik P dan Q  X = ¼ Lv = ¼ 35m = 8,75 m  y = 𝐴 𝑥2 200 𝐿𝑣 = 2,174 𝑥 8,752 200 𝑥 35 = 0,0237 m
  • 76. PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 2015 CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) | 76  Titik P  Elevasi P = PPV + (g1% .x ) + y =435 + ((2,174/100). 8,75m) + 0,0237 m = + 435,213 m  Jarak P = PPV – x = (Sta 3 + 400) – 8,75m = Sta 3 + 391,25 m  Titik Q  Elevasi Q = PPV + (g2% .x ) + y = 435 + (0,00. 8,75 m) + 0,0237m = + 435,023 m  Jarak Q = PPV + x = (Sta 3 + 400) + 8,75 m = Sta 3 + 408,75
  • 77. PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 2015 CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) | 77 Lengkung Vertikal Cembung (Sta 3 + 900) Jalan yang direncanakan berupa jalan KOLEKTOR pada daerah perbukitan dengan VR = 60 km/jam.  Menghitung Kelandaian Rencana g 2= 435−435 560 x 100% =0,00 % g 2= 435−430 400 x 100% =1,250 %  Perbedaan aljabar landau, A=1,250 %  Panjang lengkung vertical dari PLV ke PTV = Lv Dimana Lv diperoleh dari grafik perencanaan geometrik dengan mengetahui A dan Vr maka diperoleh Lv = 35m  Mencari Panjang L c. Berdasarkan Jarak Pandang Henti, berdasarkan table untuk kecepatan 60 Km/jam, diperoleh Jh = 75 m Dari rumus 𝐿 = 𝐴.𝑗ℎ2 399 = 1,250 𝑥 752 399 = 17,622 m Jh < L : 75 < 17,622 m (Tidak Memenuhi) Dari rumus 𝐿 = 2. 𝐽ℎ − 399 𝐴 = 2.75 − 399 1,250 = - 169,2 m Jh > L : 75 > -169,2 dan karena L<0, maka panjang lengkung digunakan Lv=35m
  • 78. PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 2015 CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) | 78  Mencari Panjang Pergeseran Vertikal dari titik PPV ke bagian lengkung. Ev = A. Lv 800 = 1,250 .35 800 = 0,0546𝑚  Titik PPV”  Elevasi Titik PPV (Sta 3+900) = +435,00 Elevasi PPV’ = PPV + Ev = +435 - 0,0546 m = +434,945  Jarak PPV’ = Jarak PPV (Sta 3 + 900)  Titik PLV  Elevasi Titik PLV = PPV + (g1% 1/2Lv) = 435 + ((0.00/100) ½. 35m) = + 435 m  Jarak PLV = PPV – 1/2Lv = (Sta 3 + 900) – ½ 35m = Sta 3 + 882,5 m  Titik PTV  Elevasi Titik PTV = PPV + ( g2% . 1/2Lv) = 435 - (1,250/100) . ½ 35 m) = + 434,978 m  Jarak Titik PTV = PPV + ½ Lv = (Sta 3 + 900) + ½ 35m = Sta 3 + 917,5  Titik P dan Q  X = ¼ Lv = ¼ 35 m = 8,75 m  y = 𝐴 𝑥2 200 𝐿𝑣 = 1,250 𝑥 8,752 200 𝑥 35 = 0,0111 m
  • 79. PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 2015 CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) | 79  Titik P  Elevasi P = PPV + (g1% .x ) + y = 435 + ((0.00/100). 8,75m) - 0,0111 m = + 434,988 m  Jarak P = PPV – x = (Sta 3 + 900) – 8,75 m = Sta 3 + 891,25 m  Titik Q  Elevasi Q = PPV - (g2% .x ) - y = 435 - ((1,250/100). 8,75m) + 0,0111m = + 434.96 m  Jarak Q = PPV + x = (Sta 3 + 900) + 8,75 m = Sta 3 + 908,75
  • 80. PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 2015 CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) | 80  Lengkung Vertikal Cekung Jalan yang direncanakan berupa jalan KOLEKTOR pada daerah perbukitan dengan VR = 60 km/jam.  Menghitung Kelandaian Rencana g 2= 435−430 400 x 100% =1,250 % g 2= 430−430 1500 x 100% =0,00 %  Perbedaan aljabar kelandaian, A=1,250  Panjang lengkung vertical dari PLV ke PTV = Lv Dimana Lv diperoleh dari grafik perencanaan geometrik dengan mengetahui A dan Vr maka diperoleh Lv = 35 m  Mencari Panjang L d. Berdasarkan Jarak Pandang Henti, berdasarkan table untuk kecepatan 60 Km.jam, makah diperoleh Jh=75 m Dari rumus 𝐿 = 𝐴.𝑗ℎ2 120+3,5𝐽ℎ = 1,250 𝑥 752 120 + 3,5(75) = 18,382 m Jh < L : 75 < 18,382 m (Tidak Memenuhi) Dari rumus 𝐿 = 2. 𝐽ℎ − 120+3,5𝐽ℎ 𝐴 = 2.75 − 120 + 3,5(75) 1,250 = - 156 m Jh > L : 75 > -156 m dank arena L<0, maka panjang lengkung digunakan Lv = 35m
  • 81. PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 2015 CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) | 81  Mencari Panjang Pergeseran Vertikal dari titik PPV ke bagian lengkung. Ev = A. Lv 800 = 1,250 .35 800 = 0,0546𝑚  Titik PPV”  Elevasi Titik PPV (Sta 4+300) = +430,00 Elevasi PPV’ = PPV + Ev = +430 + 0,0546m = +435,054  Jarak PPV’ = Jarak PPV (Sta 4 + 300)  Titik PLV  Elevasi Titik PLV = PPV + (g1% 1/2Lv) = 430 + ((1,250/100) ½. 35m) = + 430,218 m  Jarak PLV = PPV – 1/2Lv = (Sta 4 + 300) – ½ 35m = Sta 4 + 282,5 m  Titik PTV  Elevasi Titik PTV = PPV + ( g2% . 1/2Lv) = 430 + (0,00/100) . ½ 35m) = + 430 m  Jarak Titik PTV = PPV + ½ Lv = (Sta 4 + 300) + ½ 35m = Sta 4 + 317,5 m  Titik P dan Q  X = ¼ Lv = ¼ 35 m = 8,75 m  y = 𝐴 𝑥2 200 𝐿𝑣 = 1,250 𝑥 8,752 200 𝑥 35 = 0,0136 m
  • 82. PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 2015 CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) | 82  Titik P  Elevasi P = PPV + (g1% .x ) + y = 430 + ((1,250/100). 8,75m) + 0,0136 m = + 430,1229 m  Jarak P = PPV – x = (Sta 4 + 300) – 8,75 m = Sta 3 + 291,25 m  Titik Q  Elevasi Q = PPV + (g2% .x ) + y = 430 + ((0,00/100). 8,75m) + 0,0136m = + 430,0136 m  Jarak Q = PPV + x = (Sta 4 + 300) + 8,75 m = Sta 4 + 308,75 m
  • 83. PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 2015 CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) | 83  Lengkung Vertikal Cekung (Sta 5 + 900) Jalan yang direncanakan berupa jalan KOLEKTOR pada daerah perbukitan dengan VR = 60 km/jam.  Menghitung Kelandaian Rencana g 2= 430−430 1500 x 100% =0,00 % g 2= 430−441 1300 x 100% =−0,846 %  Perbedaan aljabar kelandaian, A=0,846  Panjang lengkung vertical dari PLV ke PTV = Lv Dimana Lv diperoleh dari grafik perencanaan geometrik dengan mengetahui A dan Vr maka diperoleh Lv = 35 m  Mencari Panjang L e. Berdasarkan Jarak Pandang Henti, berdasarkan table untuk kecepatan 60 Km/jam, maka diperoleh Jh= 75 Km/jam Dari rumus 𝐿 = 𝐴.𝑗ℎ2 120+3,5𝐽ℎ = 0,846 𝑥 752 120 + 3,5(75) = 12,441 m Jh < L : 75 < 12,441 m (Tidak Memenuhi) Dari rumus 𝐿 = 2. 𝐽ℎ − 120+3,5𝐽ℎ 𝐴 = 2.75 − 120 + 3,5(75) 0,846 = - 302,127 m Jh > L : 75 > -302,127 m dank arena L<0, maka panjang lengkung digunakan Lv = 35m
  • 84. PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 2015 CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) | 84  Mencari Panjang Pergeseran Vertikal dari titik PPV ke bagian lengkung. Ev = A. Lv 800 = 0,846 .35 800 = 0,0370𝑚  Titik PPV”  Elevasi Titik PPV (Sta 5+900) = +430,00 Elevasi PPV’ = PPV + Ev = +430 + 0,0370 m = +430,037  Jarak PPV’ = Jarak PPV (Sta 5 + 900)  Titik PLV  Elevasi Titik PLV = PPV + (g1% 1/2Lv) = 430 + ((0,00/100) ½. 35m) = + 430 m  Jarak PLV = PPV – 1/2Lv = (Sta 5 + 900) – ½ 35m = Sta 5 +882,5 m  Titik PTV  Elevasi Titik PTV = PPV + ( g2% . 1/2Lv) = 430 + (0,846/100) . ½ 35m) = + 430,148 m  Jarak Titik PTV = PPV + ½ Lv = (Sta 5 + 900) + ½ 35m = Sta 5 + 917,5 m  Titik P dan Q  X = ¼ Lv = ¼ 35 m = 8,75 m  y = 𝐴 𝑥2 200 𝐿𝑣 = 0,846 𝑥 8,752 200 𝑥 35 = 0,00925 m
  • 85. PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 2015 CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) | 85  Titik P  Elevasi P = PPV + (g1% .x ) + y = 430 + ((0,00/100). 8,75m) + 0,00925 m = + 430,0095 m  Jarak P = PPV – x = (Sta 5 + 900) – 8,75 m = Sta 5 + 891,25 m  Titik Q  Elevasi Q = PPV + (g2% .x ) + y = 430 + ((0,846/100). 8,75m) + 0,00925m = + 430,083 m  Jarak Q = PPV + x = (Sta 5 + 900) + 8,75 m = Sta 0 + 908,75 m
  • 86. PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 2015 CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) | 86 GALIAN DAN TIMBUNAN 1. Perhitungan Luas galian Timbunan Sepanjang P39 – P42 Dengan Metode Kordinat a. Patok 39 (Sta 3 + 900) (Gambar Terlampir)  Timbunan Titik nama Kordinat (m) Xn. Y(n+1) yn. X(n+1) X Y YY 0 435 0 1522.5 1 3.5 434 1519 4296.6 2 9.9 434 4296.6 7291.2 3 16.8 434 7291.2 29859.2 4 68.8 434 29859.2 32723.6 5 75.4 434 32723.6 35935.2 6 82.8 434 36005.58 33027.4 7 76.1 434.85 33092.085 32787.69 8 75.4 434.85 32790.706 29874.195 9 68.7 434.89 29878.317 26136.889 10 60.1 434.91 26138.091 26138.091 11 60.1 434.91 26143.5 19049.058 12 43.8 435 19026.72 19053 13 43.8 434.4 19017.96 10903.44 14 25.1 434.2 10916.492 10898.42 15 25.1 434.92 10914.986 7306.656 16 16.8 434.86 7305.48 4305.114 17 9.9 434.85 4305.015 3957.135 18 9.1 434.85 3958.5 0 YY 0 435 JUMLAH 335183.032 335065.388 Luas (m2) 58.822  Galian = 0,00 m2
  • 87. PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 2015 CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) | 87 b. Patok 40 (Sta 4 + 000) (Gambar Terlampir)  Galian Titik nama Kordinat Xn. Y(n+1) yn. X(n+1) X Y YY 0 433.8 0 0 1 0 432.5 0 519 2 1.2 432.5 519.36 519 3 1.2 432.8 519.36 2164 4 5 432.8 2162.5 2164 5 5 432.5 2162.5 2811.25 6 6.5 432.5 2820.025 2811.25 7 6.5 433.85 2819.7 6507.75 8 15 433.8 6498 6507 9 15 433.2 6508.8 21660 10 50 433.92 21690 21696 11 50 433.8 21692.5 25247.16 12 58.2 433.85 25171.5 25250.07 13 58.2 432.5 25171.5 25950 14 60 432.5 25968 25950 15 60 432.8 25968 27785.76 16 64.2 432.8 27785.76 27785.76 17 64.2 432.8 27766.5 28218.56 18 65.2 432.5 28283.76 28199 19 65.2 433.8 28283.76 0 YY 0 433.8 JUMLAH 281791.525 281745.56 Luas (m2) 22.9825  Timbunan Titik nama Kordinat Xn. Y(n+1) yn. X(n+1) X Y xx 0 433.8 0 2819.7 a 6.5 433.85 2819.7 6507.75 b 15 433.8 6507 21690 c 50 433.8 21692.5 25247.16 d 58.2 433.85 25250.07 28287.02 e 65.2 433.85 28283.76 0 xx 0 433.8 0 0 JUMLAH 84553.03 84551.63 LUAS (m2) 1.4
  • 88. PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 2015 CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) | 88 c. Patok 41 (Sta 4 + 100) (Gambar Terlampir)  Galian Titik nama Kordinat Xn. Y(n+1) yn. X(n+1) X Y YY 0 432.9 0 0 1 0 432.3 0 7565.25 2 17.5 432.3 7574.35 7565.25 3 17.5 432.82 7573.65 11253.32 4 26 432.78 11216.4 11252.28 5 26 431.4 11216.4 11863.5 6 27.5 431.4 11871.75 11863.5 7 27.5 431.7 11871.75 13469.04 8 31.2 431.7 13459.68 13469.04 9 31.2 431.4 13459.68 14193.06 10 32.9 431.4 14237.475 14193.06 11 32.9 432.75 14265.44 16487.775 12 38.1 433.6 16520.16 0 13 0 433.6 0 0 YY 0 432.9 0 0 JUMLAH 133266.735 133175.075 Luas (m2) 45.83 Luas x 2 91.66  Timbunan = 0,00 m2
  • 89. PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 2015 CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) | 89 d. Patok 42 (Sta 4 + 200) (Gambar Terlampir)  Galian Titik nama Kordinat Xn. Y(n+1) yn. X(n+1) X Y 1 0 2 0 7 2 3.5 1.93 6.517 10.036 3 5.2 1.862 2.6 9.6824 4 5.2 0.5 2.6 2.75 5 5.5 0.5 4.4 2.75 6 5.5 0.8 4.4 5 7 6.25 0.8 3.125 5 8 6.25 0.5 3.125 3.275 9 6.55 0.5 12.1175 3.275 10 6.55 1.85 16.8335 15.4549 11 8.354 2.57 21.46978 0 12 0 2.57 0 0 1 0 2 JUMLAH 77.18778 64.2233 Luas (m2) 6.48224 Luas x 2 12.96448  Timbunan = 0,00 m2
  • 90. PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 2015 CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) | 90 Tabel Luas Galian dan Timbunan PATOK LUAS (M2) GALIAN TIMBUNAN P39 0 58.822 P40 22.9825 1.4 P41 91.66 0 P42 165.73 0 P43 11.482 0 2. Perhitungan Volume Galian dan Timbunan a. Volume Galian dan Timbunan antara Patok P39 – P40 Diketahui : Galian di Patok 39 = 0 m2 Timbunan di Patok 39 = 58,822 m2 Galian Di Patok 40 = 22,9825 m2 Timbunan di patok = 1,4 m2 Jarak antar Patok = 100 m  Galian. Vgalian = ( Luas galian P39+ Luas galian P40 2 )x Jarak Patok = ( 0 + 22,9825 2 )x 100m = 1149,125 𝑚3  Timbunan Vtimbunan = ( Luas Timbunan P39+ Luas Timbunan P40 2 )x Jarak Patok = ( 58,822 + 1,4 2 )x 100m = 3011,1 𝑚3
  • 91. PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN 2015 CRISTIAN ELVIS INDRAJAYA L. (931 22 201 12114) | 91 b. Volume Galian dan Timbunan seterusnya dapat di lihat pada tabel PATOK LUAS LUAS RATA-RATA JARAK VOLUME GALIAN TIMBUNAN GALIAN TIMBUNAN GALIAN TIMBUNAN P39 0 58.822 11.49125 30.111 100 1149.125 3011.1 P40 22.9825 1.4 57.32125 0.7 100 5732.125 70 P41 91.66 0 128.695 0 100 12869.5 0 P42 165.73 0 88.606 0 100 8860.6 0 P43 11.482 0 TOTAL 28611.35 3081.1