1. --------- Eka Afrianti Sanjani (12505249004)
1
BAHAN BANGUNAN II
A. Pengertian Beton
Beton sangat banyak digunakan untuk bahan bangunan seperti,
bangunan gedung, jembatan, jalan, dan lain-lain. Beton merupakan
campuran agregat halus (pasir), agregat kasar (kerikil), yang kemudian
ditambah dengan atau bahan tambah, dengan perbandingan tertentu
sampai homogen (satu warna) dan selanjutnya dipadatkan kemudian
didiamkan hingga mengeras. Beton yang sudah keras dapat dianggap
sebagai batu tiruan, dengan rongga-rongga antara butiran yang besar
(agregat kasar, kerikil, atau batu pecah) diisi oleh butiran yang lebih
kecil (agregat halus, pasir), dan pori-pori antara agregat halus ini diisi
oleh semen dan air (pasta semen). Pasta semen ini selain mengisi pori-
pori diantara butiran-butiran agregat halus juga bersifat sebagai
perekat/pengikat dalamproses pengerasan, sehingga butiran-butiran
agregat saling terekat dengan kuat dan terbentuklah suatu massa yang
padat.
Kekuatan, keawetan, dna sifat beton yang lain tergantung pada
sifat-sifat bahan-bahan dasar diatas, nilai perbandingan bahan-
bahannya, cara pengadukan maupun cara pengerjaan selama
penuangan adukan beton, cara pemadatan, dan cara perawatan selama
proses pengerasa. Luasnya pemakaian beton disebabkan okarena
terbuat dari bahan-bahan yang umumnya mudah diperoleh, serta
mudah diolah sehingga menjadikan beton mempunyai sifat yang
dituntut sesuai dengan keadaan situasi pemakaian tertentu.
Beton mempunyai kuat tekan yang sangat tinggi, tetapi kuat
tariknya sangat rendah. Kondisi yang demikian, yaitu rendahnya kuat
tarik pada eleme struktur yang betonnya mengalami tegangan terik
diperkuat dengan batang baja tulangan sehingga suatu struktur
komposit, yang kemudian dikenal dengan sebutan beton bertulang.
2. --------- Eka Afrianti Sanjani (12505249004)
2
Pembuatan beton sendiri,tidaklah sesederhana mencampurkan
bahan-bahan dasarnya untuk membentuk campuran yang plastis
sebagaimana yang sering terlihat pada pembuatan bangunan sederhana.
Tetapi jika ingin membuat beton yang baik, dalam arti memenuhi
persyaratan yang baik dalam mutu yang tinggi, maka harus
dipehitungkan cara pengadukan beton (beton segar, fresh concrete)
yang baik dan beton (beton keras, hardened concrete) yang dihasilkan
juga baik. Beton segar yang baik ialah beton segar yang dapat diaduk,
dapat diaduk, dapat dituang, dapat dipadatkan, tidak ada kecendrungan
untuk terjadi segregasi ( pemisahan kerikil dari adukan) maupun
bleeding (pemisahan air dan semen dari adukan). Hal ini karena
segregasi maupun bleeding mangakibatkan beton yang diperoleh akan
jelek. Beton yang baik ialah beton yang kuat, tahan lama/awet, kedap
air, tahan aus, dan sedikit mengalami perubahan volume (kembang
susutnya kecil). Beton juga memiliki beberapa kelebihan dan
kekurangan, diantanya yaitu :
1. Kelebihan Beton yaitu :
a. Harganya relatif murah karena menggunakan bahan-bahan
dasar dari bahan lokal, kecuali semen portland.
b. Beton termasuk bahan yang berkekuatan tekan tinggi, serta
mempunyai sifat tahan terhadap pengkaratan/pembusukan oleh
kondisi lingkungan.
c. Beton segar dapat dengan mudah diangkut maupun dicetak.
Cetakan dapat pula digunakan berulang kali sehingga secara
ekonomi menjadi murah.
d. Kuat tekannya yang tinggi mengakibatkan jika dikombinasikan
dengan baja tulangan (yang kuat tariknya tiggi) dapat dikatakan
mempunyai koefisien muai yang hampir sama.
e. Beton segar dapat disemprotkan dipermukaan beton lama yang
retak maupun diisikan kedalam retakan beton dalam proses
perbaikan.
3. --------- Eka Afrianti Sanjani (12505249004)
3
f. Beton termasuk tahan aus dan tahan kebakaran, sehingga biaya
perawatan termasuk rendah.
2. Kekurangan Beton yaitu :
a. Beton memiliki kuat tarik yang rendah, sehingga mudah retak.
Oleh karena itu perlu diberi beja tulangan, atau tulangan kasa
(meshes).
b. Beton segar mengerut saat pengeringan dan beton keras
mengembang jika basah, sehingga dilatasi (contraction joint)
perlu diadakan pada beton yang panjang/lebar untuk memberi
tempat bagi susut pengerasan dan pengembangan beton.
c. Beton keras mengembang dan menyusut bila terjadi perubahan
sehu, sehingga perlu dibuat dilatasi (expantion joint) untuk
mencegah terjadinya retak-retak akibat perubahan suhu.
d. Beton sulit untuk dapat kedap air secara sempurna, sehingga
selalu dapat di masuki air dan air yang membawa garam dapat
merusak beton.
B. Bahan Beton dan Syarat Mutunya
Beton pada dasarnya merupakan campuran antara semen,
kerikil, pasir, dan air dengan perbandingan campuran yang tertentu.
Kadang-kadang beberapa bahan tambahan juga ikut digunakan dalam
campuran beton ini untuk membuat beton yang memiliki sifat-sifat
yang diinginkan, misalnya fly ash (abu terbang) atau material kimia
lainnya. Air dan semen akan bereaksi menjadi pasta semen yang
bertugas untuk mengikat kerikil dan pasir sehingga terbentuk struktur
yang kaku dan memiliki kekuatan tertentu. Umumnya kita
menggunakan beton readymix untuk pekerjaan struktur bangunan,
tetapi jika kondisi lapangan maupun lingkup pekerjaannya tidak
memungkinkan untuk menggunakan beton readymix (seperti : lokasi
plant beton readymix sangat jauh, volume pekerjaannya sangat kecil,
dan lain sebagainya) maka akan digunakan beton sitemix atau beton
yang diaduk sendiri di lokasi proyek. Bahan beton readymix maupun
4. --------- Eka Afrianti Sanjani (12505249004)
4
site mix terdiri dari semen, pasir beton, kerikil, dan air. Untuk
mendapatkan beton dengan kuat tekan yang diinginkan akan
digunakan perbandingan atau komposisi bahan beton dengan takaran
tertentu. Tetapi untuk memastikan mutu beton yang baik, bahan-bahan
beton tadi harus memenuhi persyaratan tertentu seperti :
1. Semen
Karena beton terbuat dari agregat yang diikat bersama pasta
semen yang mengeras maka kualitas semen sangat mempengaruhi
kualitas beton. Pasta semen adalah lem, yang bila semakin tebal
tentu semakin kuat. Namun jika semakin tebal juga tidak menjamin
lekatan yang baik. Semen adalah bahan yang bersifat ahdesif
maupun kohesif, yaitu bahan pengikat. Menurut Standar Industri
Indonesia, SII 0013-1981, definisi semen Portland yaitu semen
hidrolis yang dihasilkan dengan cara menghaluskan klinker yang
terutama terdiri dari silikat-silikat kalsium yang bersifat hidrolis
bersama bahan-bahan yang biasa digunakan yaitu gypsum. Fungsi
semen untuk bereaksi dengan air menjadi pasta semen. Pasta semen
berfungsi untuk merekatkan butir-butir antar agregat agar terjadi
suatu massa yang kompak/padat. Selain itu pasta semen juga untuk
mengisi rongga-rongga antara butir-butir agregat. Walaupun
volume semen kira-kira 10 persen dari volume beton, namun
karena bahan perekat yang aktif dan mempunyai harga paling
mahal dari bahan dasar beton yang lain maka perlu
dipelajari/diperhatikan secara baik.
Semen yang biasa digunakan adalah Semen Portland. Semen
potland yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat yaitu :
a. Semen tidak kadaluwarsa, dapat diperiksa dengan cara dipegang
oleh tangan, bila masih hangat, maka semen belum kadaluwarsa.
b. Semen belum mulai menggumpal.
c. Semen masih bereaksi, yaitu apabila digenggam dengan tangan
maka akan jatuh berhamburan.
5. --------- Eka Afrianti Sanjani (12505249004)
5
2. Kerikil dan Pasir Beton (Agregat)
Agregat adalah butiran mineral yang berfungsi sebagai bahan
pengisi dalam campuran beton. Agregat menempati 70-75% dari
total volume beton maka kualitas agregat sangat berpengaruh
terhadap kualitas beton. Dengan kualitas yang baik, beton dapat
dikerjakan (workable), kuat, tahan lama (durable) dan ekonomis.
Mengingat agregat lebih murah daripada semen maka akan
ekonomis bila agregat dimasukan sebanyak mungkin selama secara
teknis memungkinkan dan kandungan semen nya minimum. Cara
membedakan jenis agregat yang paling banyak dilakukan dengan
didasarkan pada ukuran butir-butirnya. Agregat yang mempunyai
ukuran lebih besar disebut agregat kasar sedangkan agregat yang
lebih kecil disebut agregat halus. Didalam teknologi beton nilai
batas tersebut ialah 4,75mm atau 4,8 mm. agregat yang butiranya
lebih besar dari 4, 75 disebut agregat kasar, sedangkan yang lebih
kecil disebut agregat halus. Secara umum agregat kasar disebut
sebagai kerikil, kericak, batu oecah, atau split adapaun agregat
halus disebut pasir, baik berupa pasir alami yang diperoleh
langsung dari sungai atau tanah galian atau hasil dari pemecahan
batu. Sedangakan butir yang lebih kecil dari 0,075 mm disebut silt
dan yang lebih kecil dari 0,002 mm disebut clay. Dalam praktek
agregat digolongkan dalam 3 kelompok :
a. Batu, ukuran lebih dari 40mm
b. Kerikil, ukuran antara 5 – 40mm
c. Pasir, ukuran antara 0,25 – 5 mm
Agregat alami dan Agregat Buatan diperoleh dari sumber daya
alam yang telah mengalami pengecilan ukuran secara alami
(misalnya kerikil) atau dapat diperoleh dengan cara memecah batu
alam, membakar tanah liat dsb. Sifat yang paling penting dari suatu
6. --------- Eka Afrianti Sanjani (12505249004)
6
agregat adalah kekuatan hancur dan ketahanan terhadap benturan.
Dua hal ini dapat mempengaruhi ikatan dengan pasta semen,
porositas, serta keretakan beton. Adapun syarat-syarat dari agregat
yang digunakan adalah :
a. Keras dan tidak mudah hancur, bila dipegang oleh tangan
b. Tidak mengandung garam, karena garam dapat menyebabkan
pemekaran beton karena “bunga-bungan kristal”
(eflorescences) dari garam, serta mengakibatkan korosi pada
tulangan di dalamnya
c. mengandung mineral logam, terutama besi ( Fe ).
d. Tidak mengandung biji-bijian yang mudah tumbuh.
e. Kadar lumpur, tanah liat dan debu dalam agregat maksimal
adalah 2 %. Kadar lumpur ini dapat diuji dengan cara :
1) Mencampur air dan agregat, kemudian didiamkan selama
½ jam, maka akan tebentuk lapisan pasir dan lumpur.
Dengan perbandingan tinggi maka didapat kadar lumpur
agregat
2) Memasukkan agregat yang ada dalam genggaman tangan
ke dalam air, apabila banyak yang lengket, maka agregat
mengandung lumpur.
3) Menjepit agregat, terutama pasir dengan jari, apabila
ternyata lumpur, maka butiran tersebut akan pecah.
3. Air
Air diperlukan pada pembuatan beton agar terjadi reaksi
kimiawi dengan semen yang menyebabkan pengikatan dan
berlangsungnya pengerasan, untuk membasahi agregat dan untuk
melumasi butir-butir agregat agar mudah dikerjakan dan dipadatkan.
Selain itu air juga digunakan dalam perawatan beton, dengan air
selama proses pengerasan dapat mencegah retak-retak beton. Menurut
Kardiyono Tjokrodimuljo (1996:45), untuk bereaksi dengan semen,
air yang diperlukan hanya sekitar 25% dari berat semen, namun dalam
7. --------- Eka Afrianti Sanjani (12505249004)
7
kenyataannya nilai faktor air semen yang dipakai kurang dari 0,35.
Karena beton yang mempunyai proporsi air sangat kecil menjadi
kering dan sangat sukar dipadatkan. Oleh karena itu dibutuhkan
tambahan air untuk menjadi menjadi pelumas campuran agar mudah
dikerjakan dan karena seluruh bagian air menguap ketika beton
mengering dengan meninggalkan rongga-rongga, maka penting dalam
hal ini untuk menjaga agar air yang digunakan seminimal mungkin.
Kuantitas air yang digunakan akan mempengaruhi semua sifat
beton, sedangkan kualitas air akan mempengaruhi pengerasan dan
keawetan dari beton. Air yang digunakan dalam pembuatan beton
harus memenuhi syarat-syarat :
a. Tidak mengandung bahan organik, misalnya sisa tumbuhan.
b. Tidak mengandung bahan kimia, misalnya besi, sulfat dan klorida,
karena zat-zat kimia ini dapat merusak mutu beton
c. Tidak mengandung minyak, karena akan menghambat hidrasi yang
diperlukan oleh beton untuk ikatan awal.
d. Tidak mengandung garam.
C. Bahan Tambahan Beton
Bahan tambah digunakan untuk memodifikasi sifat dan
karakteristik dari beton misalnya untuk dapat dengan mudah
dikerjakan, penghematan, dan lainnya. Bahan tambah yang digunakan
secara umum dapat dibedakan menjadi dua yaitu bahan tambah yang
bersifat kimiawi (chemical admixtur) dan bahan tambah yang bersifat
(additive). Bahan tambah admixtur ditambahkan saat pengadukan
atau saat pelaksanaan pengecoran sedangkan bahan tambah additive
yaitu yang bersifat mineral ditambahkan pada saat pengadukan.
1. Bahan Tambah Kimia (chemical admixtur)
Pada dasarnya suatu bahan tambah harus mampu memperlihatkan
komposisi dan unjuk kerja yang sama sepanjang waktu pekerjaan
selama bahan tersebut digunakan dalam racikan beton sesuai
8. --------- Eka Afrianti Sanjani (12505249004)
8
dengan pemilihan proporsi betonnya. Jenis dan definisi bahan
tambah kimia sebagai berikut :
a. Tipe A (Water-Redusing Admixture)
Adalah bahan tambah yang mengurangi air pencampur yang
diperlukan untuk menghasikan beton dengan konsistensi
tertentu. Water-Redusing Admixture digunakan untuk tidak
mengurangi kadar semen dan nilai slump untuk memproduksi
beton dengan nilai perbandingan faktor air semen yang rendah
atau tidak mengubah kadar semen yang digunakan dengan
faktor air semen yang tetap maka nilai slump yang dihasilkan
dapat lebih tinggi. Hal ini dimaksudkan dengan mengubah
kadar semen tetapi tidak mengubah faktor air semen dan slump.
Bahan tambah pengurangan air semen dapat berasal dari bahan
organik atau campuran organik untuk beton tanpa udara atau
udara dalam hal mengurangi kandungan air campuran. Selain
pengikatan beton sebagai dampak prubahan faktor air semen.
b. Tipe B (Retarding Admixture)
Adalah bahan tambah yang berfungsi untuk menghambat
waktu pengikatan beton. Pengunaannya untuk menghambah
waktu pengikatan beton (setting time) misalnya karena kondisi
cuaca yang panas, memperpanjang waktu pemadatan unruk
menghindari cold joints dan menghindari dampak penurunan
beton segar saat pengecoran dilaksanakan,
c. Tipe C (Accelerating Admixture)
Adalah bahan tambah yang berfungsi untuk mempercepat
pengikatan dan pengembanagn kekuatan awal beton. Bahan ini
digunakan untuk mengurangi lamanya waktu pengeringan dan
mempercepat pencapaian kekuatan pada beton.
d. Tipe D (Water Reducing and Retarding Admixture)
Adalah Bahan tambah yang berfungsi ganda yaitu
mengurangi jumlah air pencampuran yang diperlukan untuk
9. --------- Eka Afrianti Sanjani (12505249004)
9
menghasilkan beton dengan konsistensi tertentu dengan
menghambat pengikatan awal. Bahan ini juga akan
mengurangi kandungan semen yang sebanding dengan
pengurangan kandungan air. Bahan ini hampir semuanya
berwujud cair. Air yang terkandung dalam bahan ini akan
menjadi bagian dari air campuran beton. Perlu ditekankan
bahwa perbandingan antara mortar dengan agregat kasar tidak
boleh berubah. Perubahan kandungan air, atau udara, atau
semen, harus diatasi dengan perubahan kandungan agregat
halus sehingga volume tidak berubah.
e. Tipe E (Water Reducing and Accelerating Admixture)
Adalah bahan tambah yang berfungsi berfungsi ganda yaitu
mengurangi jumlah air pencampuran yang diperlukan untuk
menghasilkan beton yang konsistensi tertentu dan
mempercepat pengikatan awal. Bahan ini juga akan
mengurangi kandungan semen yang sebanding dengan
pengurangan kandungan air. Bahan ini hampir semuanya cair.
Air yang terkandung dalam bahan ini akan menjadi bagian dari
air campuran beton.
f. Tipe F (Water Reducing, High Ranger Admixture)
Adalah bahan yang digunakan untuk mengurangi jumlah air
pencampur yang diperlukan untuk manghasilkan beton dengan
konsistensi tertentu, sebanyak 12% atau lebih. Kadar
pengurangan air dalam bahan ini lebih tinggi sehingga
kekuatan beton yang dihasilkan lenih tinggi dengan air yang
sedikit, tetapi tingkat kemudahan pekerjaan juga lebih tinggi.
g. Tipe G (Water Reducing, High Range Retarding)
Adalah bahan tambahan yang berfungsi untuk mangurangi
jumlah air pencampur yang diperlukan untuk menghasilkan
beton dengan konsistensi tertentu sebanyak 12% atau lebih dan
juga menghambat beton. Biasanya digunakan untuk kondisi
10. --------- Eka Afrianti Sanjani (12505249004)
10
pekerjaan yang sempit karena sedikitnya sumber daya yang
mengelola beton yang disebabkan karena keterbatasan ruang
kerja.
2. Bahan Tambah Mineral
Bahan tambah ini dimaksudkan untuk memperbaiki kinerja
beton. Pada saat ini, bahan mineral lebih banyak digunakan untuk
memperbaiki kinerja tekan beton, sehingga bahan tambah mineral
cendrung bersifat penyemenan. Beberapa keuntungan
menggunakan bahan tambah mineral, antara lain:
a. Memperbaiki kinerja workability
b. Mengurangi panas hidrasi
c. Mengurangi biaya pengerjaan beton
d. Mempertinggi daya tahan terhadap serangan reaksi alkali-silika
e. Mempertinggi usia beton
f. Mempertinggi kekuatan tekan beton
g. Mengurangi penyusutan
h. Mengurangi porositas dan daya serap air dalam beton.
i. Mempertinggi keawetan beton
j. Mempertinggi daya tahan terhadap sulfat
D. Sifat Beton Segar dan Keras
Beton mempunyai 2 sifat, yaitu sifat beton segar dan sifat beton
keras. Sifat-sifat beton ini perlu diketahui untuk medapatkan mutu
beton yang diharapkan sesuai tuntutan konstruksi dan umur bangunan
yang bersangkutan. Pada saat segar atau sesaat setelah dicetak, beton
bersifat plastis dan mudah untuk dibentuk. Sedangkan pada saat keras,
beton memiliki kekuatan yang cukup untuk menerima beban. Sifat
beton segar yang baik sangat mempengaruhi kemudahan pengerjaan
sehingga menghasilkan beton dengan kualitas yang baik.
11. --------- Eka Afrianti Sanjani (12505249004)
11
1. Sifat-sifat Beton Segar
a. Mudah dikerjakan (workability)
Yang dimaksud dengan workability, adalah bahwa bahan-
bahan setelah diaduk bersama, menghasilkan adukan yang
bersifat sedemikian rupa sehingga adukan mudah diangkut,
dituang/dicetak,dan dipadatkan menurut tujuan pekerjaanya
tanpa terjadi perubahan yang menimbulkan kesukaran atau
penurunan mutu. Sifat mampu dikerjakan atau workability
sangat bergantung pada sifat bahan, perbandingan campuran,
dan cara pengadukan serta jumlah seluruh air bebas. Dengan
kata lain sifat mudah dikerjakan suatu adukan beton
dipengaruhi oleh:
1) Konsistensi normal PC
2) Mobilitas aliran dimulai (sebaliknya adalah sifat kekerasan
perlawanan terhadap gerak)
3) Kohesi atau perlawanan pemisahan terhadap bahan-bahan.
4) Sifat saling lekat (ada hubungannya dengan kohesi),
berarti bahan penyusunnya tidak akan terpisah-pisah
sehingga memudahkan pekerjaan-pekerjaan yang akan
dilakukan.
Jadi sifat dapat dikerjakan pada beton ini adalah ukuran pada
tingkat kemudahan untuk diaduk, diagkut, dituang/dicetak,
dipadatkan. Perbandingan ataupun sifat bahan bahan itu secara
bersama-sama mempengaruhi sifat dapat dikerjakan beton
segar. Unsur-unsur yang mempengaruhi sifat dapat dikerjakan
antara lain sebagai berikut :
a) Banyaknya air yang dipakai dalam campuran aduk beton,
makin banyak air yang digunakan makin mudah beton itu
dikerjakan.
b) Penambahan semen kedalam adukan beton. Hal ini juga
menambah sifat dapat dikerjakan dalam beton, karena
12. --------- Eka Afrianti Sanjani (12505249004)
12
biasanya penambahan semen diikuti dengan penambahan
air untuk memperoleh harga faktor air semen tetap.
c) Gradasi campuran agregat kasar dan agregat halus, jika
campuran pasir dan kerikil mengikuti gradasi yang telah
disyaratkan oleh peraturan yang dipakai, aduk beton akan
mudah dikerjakan.
d) Pemakaian butir-butir agregat yang bulat akan
mempermudah cara pengerjaan beton. Pemakaian butir
maksimum agregat kasar, akan berpengaruh terhdap
kemudahan dikerjakan pada beton
e) Cara memadatkan beton atau tipe alat yang digunakan.
Jika pemadatan beton dilakukan dengan alat getar
misalnya, diperlukan tingkat kelecekan yang berbeda
dibanding menggunakan alat yang lain.
Beberapa cara utnuk megukur derajat workability, anatara lain
:
1) V.B consistometer ( terutama untuk adukan kental ),
dan compacting factor, kedua cara pengukuran tersebut
dipakai di Inggris.
2) Meja getar (schud-table) dipakai di Jerman
3) Flow table dan bola kelly dipakai di AS
4) Alat slump yang berbentuk kerucut terpancung ciptaan
Abrams.
5) Dari tipe-tipe cara mengukur derajat’mampu
dikerjakan’tersebut, cara yang paling populer adalah
mengukur dengan alat slump. Menurut Abrams, alat slump
merupakan alat yang murah, mudah dibuat dan mudah
dipakai untuk pengawasan dilapangan. Pengukuran
dengan alat slump ini bertujuan untuk mengukur tinggi
aduk beton setelah dilepas dari alat slump yang digunakan.
Tinggi slump merupakan derajat mampu dikerjakan dari
13. --------- Eka Afrianti Sanjani (12505249004)
13
aduk yang diukur. Slump yang tinggi menunjukkan bahwa
aduk beton terlalu cair (terlalu banyak air), dan
sebaliknnya. Untuk mengkur tinggi slump digunakan alat
yang dinamakan alat slump yang terdiri dari corong baja
dan tongkat baja.
6) Adukan beton yang enak dikerjakan atau dituang dan
dapat dipadatkan dalam cetakan, biasanya mempunyai
nilai slump antara 7-12 cm
b. Pemisahan Bahan-Bahan Butiran (Bleeding)
Bleeding adalah pengeluaran air dari adukan beton yang
disebabkan oleh pelepasan air dari pasta semen. Bleeding
dihitung dengan cara menghitung banyaknya air yang keluar
dari sampel beton segar sesaat setelah dicetak. Faktor yang
mempengaruhi bleeding adalah kadar air yang berlebihan,
admixture, dan cara pemadatan. Bleeding dapat dikurangi
dengan cara-cara berikut:
1) Memberi lebih banyak semen
2) Menggunakan air sedikit mungkin
3) Menggunakan pasir lebih banyak.
c. Pemisahan Bahan- Bahan Beton (Segregasi)
Kecenderungan butir-butir kerikil untuk memisahkan diri dari
campuran adukan beton disebut segregation. Kecenderungan
pemisahan kerikil ini di perbesar dengan:
1) Campuran yang kurus (kurang semen)
2) Terlalu banyak air
3) Semakin besar butir kerikil
4) Semakin kasar permukaan kerikil
Pemisahan kerikil dari adukan beton eberakibat kurang baik
terhadap betonnya setelah mengeras. Untuk mengurangi
14. --------- Eka Afrianti Sanjani (12505249004)
14
kecenderungan pemisahan kerikil tersebut maka diusahakan
hal-hal sebagai berikut :
a) Air yang diberikan sedikit mungkin.
b) Adukan beton jangan dijatuhkan dengan ketinggian terlalu
besar.
c) Cara pengangkutan, penuanagan maupun pemadatan harus
mengikuti cara-cara yang betul.
3. Sifat-sifat Beton Keras
Sifat mekanis beton keras diklasifikasikan:
a. Sifat jangka pendek atau sesaat, yang terdiri dari:
1) Kekuatan tekan
Kuat tekan beton dipengaruhi oleh:
a) Perbandingan air semen dan tingkat pemadatannya.
Jenis semen dsan kualitasnya (mempengaruhi
kekuatan rat-rata dan kuatbatas beton).
b) Jenis an lekak lekuk bidang permukaan agregat.
c) Umur (pada keadaan normal kekkuatan bertambah
sesuai dengan umurnya).
d) Suhu (kecepatan pengersan beton bertambah dengan
bertambahnya suhu).
e) Efisiensi dan perawatan
2) Kekuatan Tarik
Kekuatan tarik beton berkisar seperdelapan belas kuat
desak pada waktu umumnya masih muda dan berkisar
seperduapuluh sesudahnya. Kuat tarik merupakan bagian
penting didalam menahan retak-retak akibat perubahan
kadar air dan suhu.
3) Kekuatan geser
15. --------- Eka Afrianti Sanjani (12505249004)
15
Di dalam praktek, geser dalam beton selalu diikui oleh
desak dan tarik oleh lenturan dan bahkan didalam
pengujian tidak mungkin menghilangkan elemen lentur.
b. Sifat Jangka Panjang, yang terdiri dari :
1) Rangkak : Rangkak adalah penambahan terhadap waktu
akibat beton yang bekerja. Faktor-faktor yang
mempengaruhi rangkak yaitu :
a) kekuatan (rangkak dikurangi bila kenaikan kekuatan
semakin besar)
b) perbandinagan campuran (bila fas dan volume pasta
semen berkurang, maka rangkak berkurang).
c) semen
d) agregat (rangkak bertambha bil agregat makin halus).
e) perawatan.
f) umur (kecepaqtan rangkak berkurang sejalan dengan
umur beton).
2) Susut : Susut adalah berkurangnya volume elemen beton
jika terjadi kehilangan uap air karena penguapan. Faktor-
faktor yang mempengaruhi besarnya susut yaitu :
a) agregat (sebagai penahan susut pasta semen).
b) faktor air semen (semakin besar fas semakin besar pula
efek susut).
c) ukuran elemen beton (kelajuan dan besarnya susut akan
berkurang bila volume elemen betonnya semakin
besar).
d) kondisi lingkungan.
e) banyaknya penulangan.
16. --------- Eka Afrianti Sanjani (12505249004)
16
f) bahan tambahan.
E. Faktor yang Mempengaruhi Kekuatan Beton
Beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam menghasilkan
sebuah beton yang bermutu tinggi, yaitu :
1. Faktor Air Semen dan Kepadatan
Hubungan antara faktor air semen (fas) dan kuat tekan beton secara
umum dapat ditulis dengan rumus yang diusulkan Duff Abrahams
(1919) sebagai berikut :
𝐴
𝐵1,5 . 𝑥
Dengan :
Fc = Kuat tekan Beton
X = Fas (yang semula dalam proporsi volume)
A,B = Konstanta
Dari rumus yang diatas tampak bahwa semakin rendah nilai faktor
air semen semakin tinggi kuat tekan betonnya, namun
kenyataannya pada suatu nilai faktor air semen tertentu semakin
rendah nilai faktor air semen kuat tekan betonnya semakin rendah
pula, hal ini dikarenakan jika faktor air semen terlalu rendah,
adukan beton sulit dipadatkan. Kepadatan adukan beton sangat
mempengaruhi kuat tekan betonnya setelah mengeras. Untuk
mengatasi kesulitan pemadatan beton dapat dilakukan dengan cara
pamadatan dengan alat getar (vibrator) atau dengan cara memberi
bahan kimia tambahan (chemical admixture) yang bersifat
mengencerkan adukan beton sehingga lebih mudah dipadatkan.
2. Umur Beton
Kuat tekan beton bertambah sesuai dengan bertambahnya umur
benton sendiri. Kecepatan bertambahnya kekuatan beton tersebut
sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain : FAS dan
suhu perawatan. Semakin tinggi FAS semakin lambat kenaikan
kekuatan betonnya, dan semakin tinggi suhu perawatan semakin
cepat kenaikan kekuatan betonnya.
17. --------- Eka Afrianti Sanjani (12505249004)
17
3. Jenis Semen
Menurut SII 0031-81 semen portland dibagi menjadi 5 jenis, yaitu :
a. Jenis I : Semen untuk penggunaan umum, tidak
memerlukan persyaratan khusus
b. Jenis II : Semen untuk beton tahan sulfat dan mempunyai
panas hidrasi sedang.
c. Jenis III : Semen untuk beton dengan kekuatan awal tinggi
(cepat mengeras).
d. Jenis IV : Semen untuk beton yang memerlukan panas
hidrasi rendah.
e. Jenis V : Semen untuk beton yang sangat tahan terhadap
Sulfat.
Jenis-jenis semen tersebut mempunyai laju kenaikan kekuatan
yang berbeda.
4. Jumlah Semen
Jumlah kandungan semen berpengaruh terhadap kuat tekan
beton. Jika FAS sama (niai slump berubah) beton dengan
kandungan semen tertentu mempunyai kuat tekan tertinggi. Pada
jumlah semen yang terlalu sedikit berarti jumah air juga sedikit
sehingga adukan beton sulit dipadatkan sehingga kuat tekan beton
rendah. Namun jika jumlah semen berlebihan berarti jumlah air
juga berlebihan sehingga beton mengandung banyak pori dan
mengakibatkan kuat tekan beton rendah.
Jika nilai slump sama (nilai FAS berubah) beton dengan
kandungan semen lebih banyak mempunyai kuat tekan lebih tinggi.
Hal ini karena pada nilai slump sama jumlah air hampir sama,
sehingga penambahan semen berarti pengurangan nilai FAS, yang
berakibat penambahan kuat tekan beton.
5. Sifat Agregat
Sifat agregat yang paling berpengaruh terhadap kekuatan beton
ialah kekasaran permukaan dan ukuran maksimumnya. Permukaan
18. --------- Eka Afrianti Sanjani (12505249004)
18
yang halus pada kerikil dan kasar pada batu pecah berpengaruh
pada lekatan dan besar tegangan saat retak-retak beton mulai
terbentuk. Akan tetapi bila adukan beton didasarkan pada nilai
slump yang sama besar,
F. Cara-Cara Pembuatan Beton Dengan Ready Make Pada Proyek
Konstruksi
1. Industri Beton
Nama : PT. Karya Beton Sudhira
Alamat : Jl. Solo Km 12, Kalitirto, Yogyakarta
Pemilik : Perseorangan
Tenaga Kerja : 70 orang
Peralatan yang digunakan :
a. Cilo dengan kapasitas 102 dan 92 ton (3 buah)
b. Timbangan material (1 set)
c. Penampungan material (1 buah)
d. Layer/ ban berjalan (1 set)
e. Truck mixer (22 buah) tetapi yang bekerja aktif (18 buah)
f. Concrete pump (2 buah)
g. Buldozzer (2 buah)
Perawatan :
Untuk perawatan ringan/ pengecekan dilakukan setiap sebelum
dioperasikan, tetapi untuk perawatan lain tidak teratur tergantung
pada keadaan alatnya.
Bahan beton :
a. Pasir Merapi dengan keausan 49%
b. Kerikil split
Pengendalian mutu :
Dilakukan uji slump setiap sebelum beton di bawah ke lokasi
proyek dan sebelum proses pengecoran di lokasi proyek.
Proses Produksi :
Mix design : dilakukan dengan komputerisasi dengan
19. --------- Eka Afrianti Sanjani (12505249004)
19
Mesin Macton Matic Pte Ltd karena dianggap
dianggap akan lebih efektif karena volume bahan
bisa langsung di-input melalui komputer.
Urutan Mix : air, pasir, kerikil, semen, dan bahan tambah. Bahan
tambah yang digunakan adalah plasdocrit R yaitu
bahan tambah untuk memperlambat proses
pengikatan
2. Proyek Beton
Nama : Rumah Tinggal
Alamat : Madurejo, Morobangun, Prambanan, Yogyakarta
Pemilik : Giyanto
Mutu Beton : K250 P dengan volume 14 m3
Peralatan :
a. concrete pump (2 buah)
b. truck mixer (3 buah)
c. Waktu Pengerjaan : 1 jam
d. Tenaga Kerja : 8 orang
Pengendalian Mutu dengan uji slump di awal keberangkatan beton
dan sebelum pengecoran di lokasi proyek.
G. Faktor-Faktor yang perlu diperhatikan Sebelum Pengecoran pek
Struktur Beton
Banyak hal yang harus diperhatikan pada saat pengecoran beton
agar didapat hasil yang baik. Bila kita membeli beton readymix, pada
saat beton segar keluar dari truck mixer / molen, sebaiknya dilakukan
test slump terlebih dahulu untuk melihat apakah beton memiliki
workability / mudah untuk dituang dan diratakan dalam cetakan
bekisting / formwork. Tidak terlalu encer juga tidak terlalu keras. Test
slump dilakukan dengan menuang beton mentah ke dalam cetakan besi
berbentuk kerucut terpancung / Kerucut Abram's (kira-kira tinggi
30cm). Beton dimasukkan kemudian ditusuk-tusuk agar beton rata dan
padat. Kemudian setelah penuh, cetakan kerucut diangkat perlahan-
20. --------- Eka Afrianti Sanjani (12505249004)
20
lahan, beton akan runtuh sebagian, ketinggian runtuh itu yang disebut
nilai slump. Nilai rata-rata yang baik kira-kira sekitar 10 - 15 cm.
Selain itu setting time beton perlu diperhatikan, yaitu waktu yang
diperlukan sejak pertama adukan beton ditambah air sampai reaksi
semen air mulai mengeras. Biasanya sekitar 90 menit. Jangan mau
apabila hendak ditambahkan air di truck mixer dengan alasan agar
beton yang sudah mulai agak keras menjadi lebih encer karena akan
mengurangi kekuatannya, bila perlu tolak / reject. Jangan pertaruhkan
struktur anda. Hal yang tak kalah penting untuk dilakukan sebelum
menuang beton adalah kebersihan formwork, jangan sampai ada
kotoran, sisa gergajian kayu cetakan. Bila memungkinkan gunakan
compressor udara untuk membersihkan.
Biasanya campuran Readymix, tidak selamanya konsisten (bisa
disebabkan faktor kandungan air dalam agregat), penambahan air bisa
dilakukan dengan ijin direksi/ pengawas lapangan, tetapi perlu diingat
bahwa nilai slump harus memenuhi persyaratan. Bagaimana bila
kondisi hujan atau terdapat genangan air / mata air, apakah pengecoran
masih tetap dilanjutkan? Bila dalam kondisi hujan sebaiknya,
disiapkan terlebih dahulu pelindung diatas pekerjaan pengecoran
(untuk mengurangi penambahan air) biasanya berupa kain terpal.
Bila kondisi pengecoran terdapat genangan air yang sulit dihilangkan,
walapun melalui metode dewatering, perlu dihitung volume genangan
air, dan dianggap sebagai faktor penambah air yang tidak
mempengaruhi nilai slump (kondisi beton segar harus diperhitungkan
dengan penambahan genangan air).
Pada saat menuang beton, tinggi jatuh beton tidak boleh lebih dari
1.5m, hal ini agar tidak terjadi segregasi atau pemisahan partikel
dengan berat jenis lebih berat (kerikil) yang jatuh lebih dahulu dengan
partikel pasir dan semen yang lebih ringan. Hal ini menyebabkan
kekuatan beton jauh berkurang. Apabila memang susah terjangkau,
dapat digunakan tremi atau pipa untuk menyalurkan beton. Beton yang
21. --------- Eka Afrianti Sanjani (12505249004)
21
sudah dalam cetakan / formwork harus digetar menggunakan alat
vibrator agar partikel2 dalam beton merata dan lebih padat, Seluruh
area harus dilakukan penggetaran. Setelah itu permukaan di siar agar
rata danhalus.
Beton sudah selesai dicor, tapi pekerjaan belum selesai. Hal yang
harus dilakukan adalah proses perawatan / curing beton. Proses ini
diperlukan untuk menjaga suhu beton agar tidak terlalu drastis berubah
dan menghindari penguapan yang terlalu cepat dan berlebihan. Beton
mentah menimbulkan panas karena reaksi semen dengan air. Proses
curing ini bisa dilakukan dengan menyiram dan merendam dengan air,
dijaga agar permukaan selalu basah. Bisa juga dilakukan dengan
menaruh korung goni basah di atas pelat beton yang baru di cor agar
penguapan yang terjadi lebih kecil, siram air lagi bila karung goni
mulai kering. Boleh juga menggunakan bahan kimia yang disebut
curing compound, pengaplikasian jangka waktunya ditetapkan dalam
spesifikasi produk.
Bagaimana untuk beton yang urgent penggunaannya (dibawah 28
hari)? untuk beton yang sangat urgent sekali penggunaannya, maka
untuk mendapatkan mutu yang akan dicapai, maka hal wajib yang
harus dilakukan Engineer adalah menaikan mutu rencana beton, maka
mutu beton yang harus dicapai diperhitungkan agar tercapai pada umur
yang singkat 3 hari/ 7 hari.
H. Pemeriksaan Mutu Beton di Lapangan Berdasarkan SKSNI (
contoh : Membuat Data Sendiri Jumlah Silinder 30 Pasang Benda
Uji Atau 60 Silinder)
Setelah proporsi campuran bahan adukan beton ditetapkan, maka
pekerjaan pembuatan beton di lapangan dapat dimulai. Pengawasan
yang selanjutnya dilakukan ialah pengendalian mutu beton, yaitu
menjaga agar beton yang dibuat di lapangan mempunyai kuat tekan
yang tidak kurang dari kuat tekan yang disyaratkan dalam Rencana
Kerja dan Syarat.
22. --------- Eka Afrianti Sanjani (12505249004)
22
Pemeriksaan terhadap mutu beton yang dibuat di lapangan
dilakukan dengan cara membuat diagram hasil uji kuat tekan beton
dari benda-benda uji yang diambil selama pelaksanaan. Diagram hasil
uji itu sebaiknya dibuat untuk membantu pengawasan terhadap mutu
beton yang sedang dibuat selama pembangunan berlangsung.
Pengawasan secara terus-menerus selama pembuatan beton perlu
dilakukan untuk mengetahui kuat tekan rata-rata dan besar variasi kuat
tekan beton yang dibuat di lapangan secara lebih dini.
Dengan mengamati dan mencermati hasil penggambaran diagram
tersebut kemudian dapat diambil suatu perubahan proporsi campuran
apabila hasilnya dianggap terlalu rendah atau terlalu tinggi daripada
kuat tekan yang diharapkan. Dalam buku ”Perencanaan Campuran dan
Pengendalian Mutu Beton” (1994) tercantum bahwa beton yang dibuat
dapat dinyatakan memenuhi syarat (mutunya tercapai) jika kedua
persyaratan berikut terpenuhi:
1. Nilai rata-rata dari semua pasangan hasil uji (yang masing-
masing terdiri dari empat hasil uji kuat tekan) tidak kurang dari
(fc’ + 0,82 sd).
2. Tidak satupun dari hasil uji tekan (rata-rata dari dua silinder)
kurang dari 0,85 fc’.
(Kardiyono Tjokrodimuljo, ”Teknologi Beton” hal. 103)
Tabel 1. Sampel pemeriksaan hasil uji kuat tekan silinder beton
selama pelaksanaan pembetonan di lapangan.
(dari RKS ditetapkan fc’ = 25Mpa; direncanakan s = 4,2 Mpa)
24. --------- Eka Afrianti Sanjani (12505249004)
24
Dari hasil pengujian tersebut di atas maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Tidak satupun dari hasil uji (yaitu rata-rata dari dua silinder yang
dibuat dari satu kali pengambilan adukan beton) yang kurang dari
0,85 fc’ = 0,85.25 = 21,25 Mpa. Jadi beton memenuhi standar fc’
= 27,5 Mpa.
2. Nilai rata-rata dari empat hasil uji yang berurutan masih ada yang
kurang dari (fc’ + 0,82 s) = 25 + 0,82.4,2 = 28,444 MPa. Maka
beton yang dibuat berikutnya harus ditingkatkan kuat tekannya.
3. 𝑠𝑑 =
√∑((𝐟𝐜−𝐟𝐜𝐫)2
𝑛−1
=
√35278 ,96
59
= 3,184 MPa
F’c hitung = f’cr - (k x sd)
= 35,5380717 - (1,64 x3,184)
= 30,316 Mpa
Jadi,kuat tekan rata-rata pada umur 28 hari adalah 30,316 Mpa.