SlideShare a Scribd company logo
1 of 55
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA 1
BAB I
PENDAHULUAN
Jalan Raya adalah suatu jalur tanah yang permukaannya dibentuk dengan
kemiringan tertentu dan diberi perkerasan yang dipergunakan untuk lintasaan kendaraan
maupun orang yang menghubungkan lalu lintas antara dua atau lebih tempat pemusatan
kegiatan.
Perencanaan Geometrik Jalan merupakan bagian dari perencanaan jalan yang dititik
beratkan pada pernecanaan bentuk fisik, sehingga dapat memenuhi fungsi dasar jalan yaitu
memberikan pelayanan yang optimum pada arus lalu lintas dan sebagai akses ke rumah-
rumah. Dalam ruang lingkup Perencanaan Geometrik tidak termasuk perencanaan tebal
perkerasan jalan, begitu pula drainase jalan. Meskipun perkerasan termasuk bagian dari
perencanan geometrik sebagai bagian dari perencanaan jalan seutuhnya. Dengan tujuan
untuk menghasilkan infrastruktur yang aman, efisiensi pelyanan arus lalu lintas dan
memaksimalkan ratio tingkat penggunaan/biaya pelaksaanan. Ruang, bentuk dan ukuran
jalan dikatakan baik, jika dapat memberikan rasa aman dan nyaman kepada pemakai jalan.
Yang menjadi dasar perencanaan geometrik adalah sifat gerakan dan ukuran
kendaraan, sifat pengemudi dalam mengendalikan gerak kendaraannya, dan karakteristik
arus lalu lintas. Hal-hal tersebut haruslah menjadi pertimbangan perencanaan untuk
menghasilkan bentuk dan ukuran jalan, serta ruang gerak kendaraan yang memenuhi tingkat
kenyamanan dan keamanan yang diharapkan.
Dengan demikian haruslah memperhatikan elemen penting dalam perencanaan
geometrik jalan, diantaranya :
- Alinyemen Horizontal (trase jalan)
- Alinyemen Vertikal (penampang memanjang jalan)
- Penampang melintang jalan
Tujuan dan fungsi: menghasilkan infra struktur yang aman, nyaman & effisien
untuk pelayanan lalu lintas dan memaksimalkan ratio tingkat penggunaan/biaya
pelaksanaan.
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA 2
BAB II
STANDAR PERENCANAAN JALAN RAYA
1. Ketentuan Dasar
Ketentuan dasar “Perencanaan Geometrik Jalan Raya” telah tercantum dalam daftar I
buku No. 13/1970 merupakan syarat batasan yang dijadikan sebagai pedoman untuk
Perencanaan Geometrik Jalan Raya.
2. Lalu Lintas
Setiap jenis kendaraan dapat mempengaruhi terhadap keseluruhan arus lalu lintas, yang
diperhitungkan dengan membandingkannya terhadap pengaruh dari suatu mobil
penumpang. Yaitu dengan “Satuan Mobil Penumpang (SMP)”.
3. Kelas Jalan II B
Jalan ini merupakan jalan-jalan raya sekunder dua jalur dengan konstruksi permukaan
jalan dari penetrasi berganda atau yang setaraf dimana dalam komposisi lalu lintasnya
terdapat kendaraan lambat, tapi tanpa kendaraan yang tak bermotor.
4. Keadaan Topografi
Keadaan Topografi/medan yang akan duganakan untuk perencanaan pembangunan jalan
terbagi dalam tiga golongan umum yang dibedakan menurut besarnya lereng melintang
dalam arah yang kurang lebih tegak lurus sumbu jalan raya.
Klasifikasi medan dan besarnya lereng melintang adalah sebagai berikut :
No. Golongan Medan Lereng Melintang
1. Datar (D) 0 sampai 9,9 %
2. Perbukitan (B) 10,0 sampai 24,5 %
3. Pegunungan (G) ≥ 25,0 %
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA 3
5. Standar Perencanaan Geometrik Jalan Kelas IIB
KLASIFIKA
SI JALAN
Jalan Utama Jalan Raya Sekunder Jalan Penghubung
I IIA IIB IIC III
KLASIFIKA
SI MEDIAN
D B G D B G D B G D B G D B G
LaluLintas
Harian Rata-
Rata (LHR)
Dalam SMP
>20.000 6000-20.000 1500 – 8.000 <2000 -
Kecepatan
Rencana
(Km/Jam)
120 100 80 100 80 60 80 60 40 60 40 30 60 40 30
Lebar Daerah
Penguasaan
Minimun (M)
60 60 60 40 40 40 30 30 30 30 30 30 20 20 20
Lebar
Perkerasan
(M)
Minimum 2(2x3,75)
2x3,50atau
2x(2x3,50)
2x3.50 2x3,0 3,50 – 6,00
Lebar Median
Minimum (M)
*10 150** - - -
Lebar Bahu
(M)
3,50 3,00 3,00 3,00 2,50 2,50 3.00 2,50 2,50 2,50 1,50 1,00 1,50-2,50**
Lereng
Melintang
Perkerasan
2% 2% 2% 3% 4%
Lereng
Melintang
Bahu
4% 4% 6% 6% 6%
Jenis Lapisan
Permukaan
Jalan
Aspal beton (hot
mix)
Aspal beton
Penetrasi berganda
atausetaraf
Palingtinggi penetrasi
tunggal
Palingtinggi
peleburan dengan
aspal
Miring
Tikungan
Maksimum
10% 10% 10% 10% 10%
Jari-Jari
Lengkung
Minimum (m)
560 350 210 350 210 115 210 115 50 115 50 30 115 50 30
Landai
Maksimum
3% 5% 6 4% 6% 7% 5% 7% 8% 6% 8% 10% 6% 8% 12%
6. Klasifikasi Lalu Lintas Jalan Raya
Menurut fungsinya jalan raya dibagi menjadi 3 golongan, yaitu jalan Primer, jalan
Sekunder dan jalan raya penghubung.
a. Jalan Primer adalah jalan raya yang melayani lalu lintas yang tinggi antara kota-kota
yang penting atau antara pusat-pusat produksi dan pusat-pusat ekspor. Jalan-jalan
dalam golongan ini harus direncanakan untuk melayani lalu lintas yang sangat cepat
dan berat.
b. Jalan Skunder adalah jalan raya yang melayani arus lalu lintas yang cukup tinggi
antara kota-kota besar dan kota-kota yang lebih kecil, serta melayani daerah di
sekitarnya.
c. Jalan Penghubung adalah jalan untuk keperluan aktivitas daerah yang juga dipakai
sebagai jalan penghubung antara jalan-jalan dari golongan yang sama atau berlainan.
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA 4
7. Alinyemen Horizontal
Alinyemen Horizontal haruslah memenuhi syarat-syarat dasar teknik lalu lintas
sebagaimana yang tercantum dalam daftar I. Bukan hanya bagian dari alinyemennya saja
yang memenuhi syarat, tapi dari keseluruhan bagian jalan haruslah memberikan kesan
aman dan nyaman. Termasuk juga dalam perencanaan drainase harus dipertimbangkan
sebaik-baiknya dan memperkecil pekerjaan tanah yang diperlukan. Penambahan biaya
di kemudian hari juga haruslah ditekan sekecil mugkin. Baik itu dikarenakan adanya
peningkatan kekuatan perkerasan, perbaikan alinyemen baik horizontal maupun vertical,
maupun perbaikan dan atau penambahan lain dari bagian jalan itu sendiri.
1. Jari Lengkung Minimum
Jari-jari lengkung minimum untuk setiap kecepatan rencana sebagaimana tercantum
dalam daftar I ditentukan berdasarkan miring tikungan maksimum dan koepisien
gosokan melintang maksimum dengan rumus:
Dimana:
R = V2
127 (e + ƒm)
R : Jari-jari Lengkung minimum…………………… (m)
V : Kecepatan Rencana………………………… (km/jam)
e : Miring tikungan…………………………….. (%)
ƒm : Koefisin Gesekan Melintang.
2. Jari-Jari Lengkung Minimum Dimana Miring Tikungan Tidak Diperlukan
Suatu tikungan dengan jari-jari lengkung yang cukup besar sampai batas-batas
tertentu tidak perlu diadakan miring tikungan.
Jari-jari lengkung minimum dimana miring tikukungan tidak diperlukan tercantum
dalam daftar II
3. Lengkung Peralihan
Lengkung peralihan adalah lengkung pada tikungan yang dipergunakan untuk
mengadakan peralihan dari bagian jalan yang lurus kebagian jalan yang mempunyai
jari-jari lengkung dengan miring tikungan tertentu atau sebaliknya.
Batas besarnya jari-jari lengkung dimana suatu tikungan harus sudah menggunakan
lengkung peralihan tercantum dalam daftar II.lengkung peralihan yang digunakan
adalah lengkung spiral atau clothoide. Panjang minimum lengkung peralihan pada
umumnya ditentukan oleh jarak yang diperlukan untuk peruban miring tikungan
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA 5
yang tergantung pada besarnya landai relatif maksimum antara kedua sisi
perkerasan.Besar landai relatif maksimum antar kedua sisi perkerasan. Besar landai
maksimum tesebut adalah sebagaimana tercantum dalam daftar II.
4. Pelebaran Perkerasan Pada Tikungan
Untuk membuat tikungan pelayanan suatu jalan selalu tetap sama, baik dibagian
lurus maupun di tikungan, perlu diadakan pelebaran pada perkerasan
tikungan.Besarnya dapat ditentukan dengan menggunakan grafik I .
5. Pandangan Bebas Pada Tikungan
Untuk memenuhi kebebasan pandangan pada tikungan sesuai dengan syarat panjang
jarak pandangan yang diperlukan, harus diadakan kebebasan samping yang besarnya
dapat ditentukan dengan menggunakan grafik II .
8. Alinyemen Vertikal
1. Umum
Alinyemen vertikal sangat erat hubungannya dengan besarnya biaya
pembangunan,biaya penggunaan kendaraan serta jumlah kecelakaan lalu-lintas.
Dalam menetapkan besarnya landai jalan harus di ingat bahwa sekali suatu landai
digunakan,maka jalan sukar di-upgrade dengan landai yang lebih kecil tanpa
perubahan yang mahal. Maka penggunaan landai maksimum sebagaimana
tercantum dalam daftar I sedapat mungkin dihindari.
Alinyemen harus idrencanakan sebaik-baiknya dengan sebanyak-banyaknya
mengikuti medan sehingga dapat menghasilkan jalan yang harmonis dengan alam
sekelilingnya.
2. Landai Maksimumum
Landai maksimum sebagai mana tercantum dalam daftar I harus hanya digunakan
apabila pertimbangan biaya pembangunan adalah sangat memaksa, dan hanya
untuk jarak pendek.
Dalam perencanaan landai perlu diperhatikan panjang landai tersebut yang masih
tidak menghasilkan pengurangan kecepatan yang dapat menggangu kelancaran
jalannya lalu-lintas.
Panjang maksimum landai yang masih dapat diterima tanpa mengakibatkan
gangguan jalannya arus lalu –lintas yang berati atau biasa disebut dengan istilah
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA 6
panjang kritis landai,dalah panjang yang mengakibatkan pengurangan kecepatan
maksimum sebesar 25 km/jam.
Panjang kritis landai tersebut adalah sebagai berikut :
Landai (%) 3 4 5 6 7 8 10 12
Panjang Kritis 480 330 250 200 170 150 135 120
Apabila pertimbangan biaya pembangunan memaksa panjang kritis tersebut boleh
dilampaui, dengan ketentuan bahwa bagian jalan diatas.
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA 7
BAB III
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA
A. ALINYEMEN HORIZONTAL
Pada Peta Topograpfi suatu daerah dengan Skala 1 : 1000 dengan interval kontur 1,00
m, direncanakan sebuah jalan Kelas II B dari titik A menuju titik C melalui titik I dan titik
II. Dimana titik A terletak pada Koordinat (3120 ; 2540) dan terletak pada Tangent dengan
Azimut 1200 pada Stasion 60+350.
Dari data-data yang ada, dicoba direncanakan suatu atau trase jalan dari titik A
menuju titik C melalui titik I dan titik II.
1. Menentukan Koordinat Titik dan Jarak
Jarak A - a, a - I, I - f, f – II, II – c dan c – C diambil dari gambar !
369
85° 53 142 172
425 348
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA 8
SKETSA TRASE JALAN
a. Menghitung Sudut
"24'204734.4730.2604.21
"24'082814.2804.2110.7
30.26494.0
348
172
04.21384.0
369
142
10.7124.0
425
53
58590
000
2
000
11
0
0
0
1
000






IIIII
II
III
II
a
arcTg
arcTg
arcTg






b. Menghitung Jarak
md
md
md
CII
III
IA
18.388172348
37.395142369
29.42853425
22
22
22






c. Menghitung Koordinat Titik
Koordinat A = 3120 ; 2540
Koordinat I = 3545 ; 2593
Koordinat II = 3914 ; 2451
Koordinat C = 4262 ; 2623
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA 9
2. Menghitung Klasifikasi Medan jalan
Titik Stasion
Daerah
Penguasaan Ketinggian Beda tinggi
Kelandasan
melintang
kiri kanan
A 60+350 30 233,5 230,9 2,6 8,666666667
1 60+400 30 234,1 231,2 2,9 9,666666667
2 60+450 30 233 232,4 0,6 2
3 60+500 30 232,5 234,6 2,1 7
4 60+550 30 232,4 232,6 0,2 0,666666667
5 60+600 30 232,9 232,3 0,6 2
6 60+650 30 234,5 232,6 1,9 6,333333333
7 60+700 30 234,7 232,6 2,1 7
8 60+750 30 233,8 234 0,2 0,666666667
I 60+780 30 232,4 233,1 0,7 2,333333333
9 60+800 30 232 233,8 1,8 6
10 60+850 30 232,9 232 0,9 3
11 60+900 30 233,2 231,8 1,4 4,666666667
12 60+950 30 231 229,1 1,9 6,333333333
13 60+000 30 231,6 229,2 2,4 8
14 60+050 30 230 228,4 1,6 5,333333333
15 60+100 30 228,4 227,4 1 3,333333333
16 60+150 30 227,8 227,7 0,1 0,333333333
Ii 61+175 30 228,1 229 0,9 3
17 61+200 30 231,4 229,4 2 6,666666667
18 61+250 30 231,8 235 3,2 10,66666667
19 61+300 30 230 233,6 3,6 12
20 61+350 30 238,6 230,9 7,7 25,66666667
21 61+400 30 227,4 229,8 2,4 8
22 61+450 30 228,5 227,3 1,2 4
23 61+500 30 229,4 227,6 1,8 6
C 61+543 30 230,2 230,4 0,2 0,666666667
Jumlah 160
rata-rata 5,925925926
Klasifikasi medan dan besarnya lereng melintang yang bersangkutan adalah sebagai berikut:
Golongan medan lereng melintang
- Datar (D) 0 sampai 9.9%
- Perbukitan (B) 10 sampai 24.9%
- Pegunungan (G) >25.0%
karena 5.926% < 9.9% maka termasuk golongan Medan Datar (D)
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA 10
3. Menentukan Tikungan
 Tikungan I dari titik 4;5;6;I;7;8;9
%522.4
7
33.833.69667.333.133.1667.1


Tg
Kemiringan rata-rata Tikungan I = 4.522% ( 0 – 9.9 % ), maka tergolong pada Medan
Datar.
 Tikungan II dari titik 14;15;16;II;17;18;19
%572.7
7
667.967.14651067.1


Tg
Kemiringan rata-rata Tikungan II = 7.572% ( 0 – 9.9 % ), maka tergolong pada Medan
Datar.
4. Perhitungan Tikungan
Alur pemilihan tikungan yang direncanakan oleh Bina Marga
a. Tikungan I
Data Jalan Tikungan I yang bermedan Datar dari Daftar I Standar Perncanaan Geometrik
Jalan Raya didapat :
-Vrencana (Vr) = 80 Km/jam
Tikungan spiral-lingkaran spiral
Lc 25 m
p 0,10 m
e min(0,04 atau
1,5en)
Tikungan spiral- spiral
Tikungan lingkaran
Tikungan lingkaran
Tikungan spiral-lingkaran spiral
ya
tidak
tidak
tidak
ya
ya
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA 11
-∆1 = 51.07°
-Emaks = 10%
-Jalan raya skunder (klas II B)
Direncanakan Tikungan I berbentuk Spiral-Circle-Spiral (S-C-S)
Diasumsikan jalan yang direncanakan termasuk jalan:
- Volume lalu lintas yang padat
- Penghubung antar kota dan provinsi
- Banyak kendaraan berat
Data jalan pada tikungan I bermedan datar dengan kemiringan rata-rata 4.522%.
- Langkah Perhitungan :
Dimana:
fmax)(e127
V
R
2


R : Jari-jari Lengkung minimum…………………… (m)
V2 : Kecepatan Rencana………………………… (km/jam)
e : Miring tikungan…………………………….. (%)
fm : Koefisien Gesekan Melintang.
fmax)(e127
V
R
2


- Untuk kecepatan rencana < 80 km/jam berlaku fmaks = - 0,00065 V + 0,192
- 80 – 112 km/jam berlaku fmaks = - 0,00125 V + 0,24
Langkah Perhitungan :
- fmax = -0,00125 . V + 0,24
= -0,00125 . 80 + 0,24
A
∆1
I
II
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA 12
= 0,14
-
fmax)(emax.127
V
Rmin
2


0,14)(0,1.127
08 2


= 209,973 m
Kontrol:
-
fmax)(emax.127
V
Rmin
2


)14,0(0,1.127
08
973,209
2


973,209973.209  m
R > Rmin, maka dicari nilai e
Didapat dari Tabel Panjang Lengkung Peralihan Minimum Dan Superelevasi Metode Bina
Marga.
-Perhitungan Өs, c, dan Lc
e = 10% = 0.01 Ls = 70 m
𝜃𝑠 =
𝐿𝑠
2𝑅
∙
360
2𝜋
=
70
2 ∙ 209.973
∙
360
2 ∙ 3.14
= 0,166 ∙ 57,32
= 9.515°
)2(c sxI 
)9.515°2(07,51c 
 04,32c
360
2
Lc
xRdxcx 

360
209,97314,3214,32
Lc
xxx

m72,117Lc 
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA 13
Syarat tikungan jenis S-C-S
c > 0° = 04,32 > 0°…………………….(ok)
Lc > 20 m = 117,04 > 20 m……….……………..……(ok)
d) Perhitungan besaran-besaran tikungan
 𝑋𝑐 = 𝐿𝑠 − (
𝐿𝑠3
40×𝑅𝑑2 )
𝑋𝑐 = 70 − (
703
40 × 209.972
)
𝑋𝑐 = 69,806 𝑚
 𝑌𝑐 =
𝐿𝑠2
6×𝑅𝑑
𝑌𝑐 =
702
6 × 209.97
𝑌𝑐 = 3,889 𝑚
 𝑃 = 𝑌𝑐 − 𝑅𝑑(1 − cos∅𝑠)
𝑃 = 3,889 − 209.97(1 − cos9.515°)
𝑃 = 0,992 𝑚
 𝐾 = 𝑋𝑐 − 𝑅𝑑 × sin 𝜃𝑠
𝐾 = 69.806 − 209.97 × sin 9.515°
𝐾 = 35,106 𝑚
 Ts=( 𝑅𝑑 + 𝑃)tan 1
2⁄ 2 + 𝐾
Ts=(209.97 + 0,992) tan 1
2⁄ 59.33 + 35,106
Ts= 98,779 m
 𝐸𝑠 =
( 𝑅𝑑+𝑃)
cos1
2⁄ ∆2
− 𝑅𝑑
𝐸𝑠 =
(209.97+ 0,992)
cos1
2⁄ 59.33
− 209.97
𝐸𝑠 = 10,47 𝑚
 𝐿𝑡𝑜𝑡 = 𝐿𝑐 + (2 × 𝐿𝑠)
𝐿𝑡𝑜𝑡 = 53.25 + (2 × 70)
𝐿𝑡𝑜𝑡 = 193.25 𝑚
Kontrol perhitungan:
2 x Ts > L total
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA 14
2 x 98,779 > 193,25
197.558 > 193,25 m.................... (Tikungan S – C – S bisa digunakan)
- Diagram Superelevasi
- Potongan I – I
Untuk Sta z :

)%82(
%2


Ls
x
-
mx
x
14
%10
%2
70


 Y = 2x
= 2 . 14
= 28 m
Maka Sta I :
 Sta I = Sta TS + y
= Sta TS + 28 m
- Landai Maksimum
1 = (e + en) B
m Ls
= (0.08 + 0.02) 3.50
70
1 = 0.005
SC ST
KIRI e=+8%
KANAN e=-8%
Lc=53.25 m Ls=70m
as
Ls=70m
-2%
CSTS I
-2%
-2%
-2%
-2%
-2%
-2%
-2%
0 0
8,95%
-2%
8,95%
Ls = 70 m
y
I
8%
2%
x
2%
a= ?
2%
as
TS z SC
2%
3.5 m3.5 m
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA 15
m
m = 200
Gambar Landai relative pada tikungan I
- Pelebaran pada Tikungan I
- Jalan kelas IIB (skunder) dengan muatan sumbu terberat 10 ton sehingga direncanakan
kendaraan terberat yang melintas adalah kendaraan berat.
- Vr = 80 km/jam
- Rd = 209.97 m
mx
Rd
14
6762.4
97.209
10001000


- n = 2
- c = 0.8 (Kebebasan samping)
- b = 2.6 m (Lebar lintasan kendaraan besar pada jalan lurus)
- p = 18,9 m (Jarak antara as roda depan dan belakang kendaraan besar)
- A = 1,2 m (Tonjolan depan sampai bemper kendaraan berat)
- B = n(b’+c) + (n-1) Td+z
- dimana :
- B = Lebar perkerasan pada tikungan
- n = Jumlah lajur Lintasan (2)
- b = Lebar lintasan kendaraan pada tikungan
- c = Kebebasan samping (0,8 m)
- Td = Lebar melintang akibat tonjolan depan
- Z = Lebar tambahan akibat kelainan dalam mengemudi
-Perhitungan :
 𝑏" = 𝑅𝑑 − √𝑅𝑑2− 𝑃2
𝑏" = 209.97 − √209.972−18,92
𝑏" = 0,86 m
b’ = b + b”
b’ = 2,6 + 0,86
8%
-8%
-2%-2%
3.5m 3.5m
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA 16
b’ = 3,46 m
 -𝑇𝑑 = (√ 𝑅𝑑2 + 𝐴(2𝑃 + 𝐴)−) - Rd
-𝑇𝑑 = √209.972 + 1,2(37,8 + 1,2) – 209.97
-Td = 0,1114 m
 𝑍 =
0,105×𝑉𝑟
√𝑅𝑑
𝑍 =
0,105 × 80
√209.97
𝑍 = 0,57 𝑚
 Lebar Perkerasan pada Tikungan I :
B = n(b’+c) + (n-1) Td+z
= 2(3,46 + 0.8) + (2 - 1) 0,1114 + 0,57
= 9,201 m
9,201> (2 x 3.50 m) ;
Karena B > W, maka diperlukan pelebaran perkerasan pada Tikungan I
sebesar = 9,201 – 7.00 = 2,201 m
 Penebasan Tikungan I / Kebebasan Samping
V = 80 km/jam
L = (2 x Ls) = 140 m
R = 209.97 m
W = 2 x 3,5m = 7 m
m25.53Lc 
T = Waktu tanggap, ditetapkan 2.5 detik
Landai max (g) = 5%,
fp =Koefisien gesek memanjang antara ban kendaraan dengan
perkerasan jalan aspal
fp akan semakin kecil jika kecepatan (Vr) semakin
tinggi dan sebaliknya. (Menurut Bina Marga, fp = 0.35–0.55)
Perhitungan :
R’ = Rd – ½ W
= 209.97 – 3,5
= 206.97 m
Lt = Lc + (2 x Ls)
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA 17
= m25.53 + 140
= 193,25 m
 Jarak pandang henti (Jh)
𝐽ℎ = 0,278 × 𝑉𝑟 × 𝑇 +
𝑉𝑟2
254 × (𝑓𝑝 − 𝑔)
𝐽ℎ = 0,278 × 80 × 2,5 +
802
254 × (0,35 − 0,05)
Jh = 139,6 m
 Jarak pandang menyiap (Jd)
Jd = d1 + d2 + d3 + d4
𝑑1 = 0,278 × 𝑇1 × (𝑉𝑟 − 𝑚 +
𝑎× 𝑇1
2
)
𝑑2 = 0,278 × 𝑉𝑟 × 𝑇2
d3 = antara 30 sampai 100 m
Vr, km/jam 50-65 65-80 80-95 95-110
d3 (m) 30 55 75 90
𝑑4=2
3⁄ ×𝑑2
Dimana :
T1 = Waktu dalam (detik), ∞ 2.12 + 0,026 x Vr
T2 = Waktu kendaraan berada dijalur lawan, (detik) ∞ 6,56+0,048xVr
a = Percepatan rata-rata km/jm/dtk, (km/jm/dtk), ∞ 2,052+0,0036xVr
m = perbedaan kecepatan dari kendaraan yang menyiap dan kendaraan
yang disiap, (biasanya diambil 10-15 km/jam)
𝑑1 = 0,278× (2.12 + 0,026 × 80) × (80 − 10 +
(2,052+ 0,0036× 80)× (2.12 + 0,026 × 80)
2
)
𝑑1 = 93,2 m
𝑑2 = 0,278 × 80 × (6,56 + 0,048 × 80)
𝑑2 = 231,3 𝑚
d3 = antara 30 sampai 100 m
d3 = 75 m
𝑑4 = 2
3⁄ ×𝑑2
𝑑4=154,2 𝑚
Jd = d1 + d2 + d3 + d4
Jd = 553,7 m
Kebebasan samping yang tersedia (mo) = ½ (lebar pengawasan minimal - w)
= ½ (30-7)
= 11,5 m
Secara analitis :
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA 18
 Berdasarkan jarak pandang henti :
Jh = 139,6 m
Lt = 263,185m, Jh < Lt
𝐸 = 𝑅′ × (1 − cos ×
28,65 × 𝐽ℎ
𝑅′
)
𝐸 = 206,97 × (1 − cos
28,65 × 139,6
206,97
)
𝐸 = 12,41 𝑚
 Berdasarkan jarak pandang menyiap :
Jd = 553,7 m
Lt = 263,185 m Jd > Lt
𝐸 = 𝑅′
× (1 − cos
(28,65 × 𝐽𝑑)
𝑅′
) +
(𝐽𝑑 − 𝐿𝑡)
2
× sin
(28,65 × 𝐽𝑑)
𝑅′
𝐸 = 206,97 × (1 − cos
(28,65 × 553,7)
206,97
) +
(553,7 − 263,185)
2
× sin
(28,65 × 553,7)
206.97
𝐸 = 258,06 𝑚
Kesimpulan :
o Kebebasan samping henti = 12,41 m
o Kebebasan samping menyiap = 258,06 m
o Kebebasan samping tersedia = 11,5 m
o Kebebasan samping berdasarkan jarak pandang henti 7,9 m < 11,5 m
sehingga aman
o Kebebasan samping berdasarkan jarak pandang menyiap 258,06 m > 11,5 m
sehingga sebelum memasuki tikungan ( I )perlu dipasang rambu dilarang
menyiap.
b. Tikungan II
Data Jalan Tikungan II yang bermedan Datar dari Daftar I Standar Perncanaan Geometrik
Jalan Raya didapat :
-Vrencana (Vr) = 80 Km/jam
-∆2 = 33.59°
-Emaks = 10%
-Jalan raya skunder (klas II B)
Direncanakan Tikungan I berbentuk Spiral-Spiral.
C
∆2
I
II
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA 19
- Langkah Perhitungan :
Dimana:
fmax)(e127
V
R
2


R : Jari-jari Lengkung minimum…………………… (m)
V2 : Kecepatan Rencana………………………… (km/jam)
e : Miring tikungan…………………………….. (%)
fm : Koefisin Gesekan Melintang.
- Untuk kecepatan rencana < 80 km/jam berlaku fmaks = - 0,00065 V + 0,192
- 80 – 112 km/jam berlaku fmaks = - 0,00125 V + 0,24
Langkah Perhitungan :
- fmax = -0,00125 . V + 0,24
= -0,00125 . 80 + 0,24
= 0,14
-
fmax)(emax.127
V
Rmin
2


0,14)(0,1.127
08 2


= 209,973 m
Kontrol:
-
fmax)(emax.127
V
Rmin
2


)14,0(0,1.127
08
973,209
2


973,209973.209  m
R > Rmin, maka dicari nilai e
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA 20
-Dmax = 181913,53 (e maks + f maks)
V2
= 181913,53 (0,10 + 0,14)
802
= 6,821 °
a). Menentukan superelevasi desain
Dd =
1432,4
𝑅𝑑
=
1432,4
310
= 4,62
𝑒 𝑡𝑗𝑑 =
−𝑒 𝑚𝑎 𝑘𝑠×𝐷𝑑2
𝐷𝑑 𝑚𝑎𝑘𝑠
+
2×𝑒
𝑚𝑎 𝑘𝑠×𝐷𝑑
𝐷𝑑 𝑚𝑎 𝑘𝑠
𝑒 𝑡𝑗𝑑 =
−0,10×4,622
6,8212 +
2×0,10×4,62
6,821
𝑒 𝑡𝑗𝑑 = 0,0895
𝑒 𝑡𝑗𝑑 = 8,95%
-Perhitungan lengkung peralihan ( LS )
Berdasarkan waktu tempuh maximum ( 3 detik ) untuk melintasi lengkung peralihan,
maka panjang lengkung :














%10
%2
97,209
59,332
/80
max
0
e
e
mR
jamkmVr
n
didapat dari perhitungan :
mLs
e
70
%8,9098,0


 ∅𝑠 = ½ ∆2
= ½ 33,59 0
= 16,79 0
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA 21
Ls dalam tebel hanya dipergunakan untuk menentukan besarnya superelevasi yang
dibutuhkan saja. Panjang lengkung peralihan (Ls) yang dipergunakan haruslah dari
persamaan.
 Ls =
∅𝑠 ∙𝜋𝑅
90
=
16,79 ∙3,14 ∙209,97
90
= 122,997
 ∆c = 0
 Lc = 0
 Yc =
𝐿𝑠2
6 ∙ 𝑅
=
122 ,9972
6 ∙ 209 .97
= 12,008
 Xc = Ls -
𝐿𝑠2
40𝑅2
= 122,997 -
122 ,972
4 ∙ 209.972
= 122,82
 K = Xc - R sin ∅𝑠
=122,82 – 209,97 sin 16,79
= 62,17
 P = Yc - R (1- cos ∅𝑠)
= 12,008 – 209,97 (1- cos 16,79)
= 1,518
 Ts = (R+P) tan ½ ∆2 + K
= (209,97+1,518) tan ½ 33,59 + 62,15
= 125,97
 Ec =
(𝑅+𝑃)
𝑐𝑜𝑠½ ∆2
- R
=
209,97+1,518
𝑐𝑜𝑠½ 33,59
– 209,97
= 10,9
 L total = 2Ls
= 2 x 122,997
= 245,994
- Diagram Superelevasi
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA 22
Untuk Sta z :

)%82(
%2


Ls
x
-
mx
x
14
%10
%2
70


 Y = 2x
= 2 . 14
= 28 m
Maka Sta I :
 Sta I = Sta TS + y
= 125,97 + 28
= 153,97
Landai Maksimum
Ls Ls
KANAN
-2%
as
Ts
-2%
Sc = Cs
9,8%
-9,8%
-9,8%-2%
-2% -2% -2%
3.5 m3.5 m
Ls
Bene
m
)(1 

Ls = 70 m
y
I
8%
2%
x
2%
a= ?
2%
as
TS z SC
2%
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA 23
70
5,3)02.0098.0(1 

m
0059.0
1

m
m =
Gambar Landai relative pada tikungan II
- Pelebaran pada Tikungan II
- Jalan kelas IIB (skunder) dengan muatan sumbu terberat 10 ton sehingga
- direncanakan kendaraan terberat yang melintas adalah kendaraan berat.
- Vr = 80 km/jam
- Rd = 209,97 m
- n = 2
- c = 0.8 (Kebebasan samping)
- b = 2.6 m (Lebar lintasan kendaraan besar pada jalan lurus)
- p = 18,9 m (Jarak antara as roda depan dan belakang kendaraan besar)
- A = 1,2 m (Tonjolan depan sampai bemper kendaraan berat)
- B = n(b’+c) + (n-1) Td+z
- dimana :
- B = Lebar perkerasan pada tikungan
- n = Jumlah lajur Lintasan (2)
- b = Lebar lintasan kendaraan pada tikungan
- c = Kebebasan samping (0,8 m)
- Td = Lebar melintang akibat tonjolan depan
- Z = Lebar tambahan akibat kelainan dalam mengemudi
-Perhitungan :
 𝑏" = 𝑅𝑑 − √𝑅𝑑2− 𝑃2
𝑏" = 209,97 − √209,972− 18,92
8,95%
-8,95%
-2%-2%
3.5m 3.5m
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA 24
𝑏" = 0,86 m
b’ = b + b”
b’ = 2,6 + 0,86
b’ = 3,46 m
 -𝑇𝑑 = √𝑅𝑑2 + 𝐴(2𝑃 + 𝐴) − 𝑅𝑑
-𝑇𝑑 = √209,972 + 1,2(37,8 + 1,2) -209,97
-Td = 0,1114 m
 𝑍 =
0,105×𝑉𝑟
√𝑅𝑑
𝑍 =
0,105 × 80
√209,97
𝑍 = 0,57 𝑚
 Lebar Perkerasan pada Tikungan II :
B = n(b’+c) + (n-1) Td+z
= 2(3,46 + 0.8) + (2 - 1) 0,1114 + 0,57
= 9,201 m
9,201 > (2 x 3.50 m) ;
Karena B > W, maka diperlukan pelebaran perkerasan pada Tikungan I sebesar = 9,201 –
7.00 = 2,201 m
 Penebasan Tikungan II / Kebebasan Samping
V = 80 km/jam
L = (2 x Ls) = 133,32 m
R = 209,97 m
W = 2 x 3,5m = 7 m
Lc = 0
T = Waktu tanggap, ditetapkan 2.5 detik
Landai max (g) 5%,
fp =Koefisien gesek memanjang antara ban kendaraan dengan perkerasan jalan aspal
fp akan semakin kecil jika kecepatan (Vr) semakin
tinggi dan sebaliknya. (Menurut Bina Marga, fp = 0.35–0.55)
Perhitungan :
R’ = Rd – ½ W
= 209,97 – 3,5
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA 25
= 206,97 m
Lt = Lc + (2 x Ls)
= 0 + 133,32
= 133,32 m
 Jarak pandang henti (Jh)
𝐽ℎ = 0,278 × 𝑉𝑟 × 𝑇 +
𝑉𝑟2
254 × (𝑓𝑝 − 𝑔)
𝐽ℎ = 0,278 × 80 × 2,5 +
802
254 × (0,35 − 0,05)
Jh = 139,6 m
 Jarak pandang menyiap (Jd)
Jd = d1 + d2 + d3 + d4
𝑑1 = 0,278 × 𝑇1 × (𝑉𝑟 − 𝑚 +
𝑎× 𝑇1
2
)
𝑑2 = 0,278 × 𝑉𝑟 × 𝑇2
d3 = antara 30 sampai 100 m
Vr, km/jam 50-65 65-80 80-95 95-110
d3 (m) 30 55 75 90
𝑑4=2
3⁄ ×𝑑2
Dimana :
T1 = Waktu dalam (detik), ∞ 2.12 + 0,026 x Vr
T2 = Waktu kendaraan berada dijalur lawan, (detik) ∞ 6,56+0,048xVr
a = Percepatan rata-rata km/jm/dtk, (km/jm/dtk), ∞ 2,052+0,0036xVr
m = perbedaan kecepatan dari kendaraan yang menyiap dan kendaraan
yang disiap, (biasanya diambil 10-15 km/jam)
𝑑1 = 0,278× (2.12 + 0,026 × 80) × (80 − 10 +
(2,052+ 0,0036× 80)× (2.12 + 0,026 × 80)
2
)
𝑑1 = 93,2 m
𝑑2 = 0,278 × 80 × (6,56 + 0,048 × 80)
𝑑2 = 231,3 𝑚
d3 = antara 30 sampai 100 m
d3 = 75 m
𝑑4 = 2
3⁄ ×𝑑2
𝑑4=154,2 𝑚
Jd = d1 + d2 + d3 + d4
Jd = 553,7 m
Kebebasan samping yang tersedia (mo) = ½ (lebar pengawasan minimal - w)
= ½ (30-7)
= 11,5 m
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA 26
Secara analitis :
 Berdasarkan jarak pandang henti :
Jh = 139,6 m
Lt = 357,45m Jh < Lt
𝐸 = 𝑅′ × (1 − cos ×
28,65 × 𝐽ℎ
𝑅′
)
𝐸 = 306,5 × (1 − cos
28,65 × 139,6
306,5
)
𝐸 = 7,9 𝑚
 Berdasarkan jarak pandang menyiap :
Jd = 553,7 m
Lt = 357,45 m Jd > Lt
𝐸 = 𝑅′
× (1 − cos
(28,65 × 𝐽𝑑)
𝑅′
) +
(𝐽𝑑 − 𝐿𝑡)
2
× sin
(28,65 × 𝐽𝑑)
𝑅′
𝐸 = 206,97 × (1 − cos
(28,65 × 553,7)
206,97
) +
(553,7 − 357,45)
2
× sin
(28,65 × 553,7)
206,97
𝐸 = 249,76 𝑚
Kesimpulan :
o Kebebasan samping henti = 7,9 m
o Kebebasan samping menyiap = 193,84 m
o Kebebasan samping tersedia = 11,5 m
o Kebebasan samping berdasarkan jarak pandang henti 7,9 m < 11,5 m
sehingga aman
o Kebebasan samping berdasarkan jarak pandang menyiap 249,76 m > 11,5 m
sehingga sebelum memasuki tikungan ( I ) perlu dipasang rambu dilarang
menyiap.
c. Tikungan II Spiral – Circle – Spiral (S – C – S)
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA 27
d. Tikungan II Spiral – Spiral (S – S)
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA 28
5. Menentukan Stasionering
Data – data :
md
md
md
CII
III
IA
22.41640596
02.485168455
85.331170285
22
22
22






Dari Sketsa Gambar didapat :
a. Stasionering Tikungan I
 Sta A = Sta 60+350
 Sta TS = Sta A + (dA-I – Ts)
= Sta 60+350 + (331,85 - 98,779)
= Sta 60+583,071
R=209,97 m
∅ = 16,78
Es=16,89m
Xc = 122,82 m
ST
=33,59
Ts=125,97 m
K=62,17 m
CS
CS
Yc =12,008 m
TS
TS
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA 29
 Sta SC = Sta TS + ½ Lc + Ls
= Sta 60+583.071 + ½ 53,25 + 70
= Sta 60+679.696
 Titik I = Sta 60+682
 Sta ST = Sta Ts + Ltot
= Sta 60+583,071+193,25
= Sta 60+776,321
b. Stasionering Tikungan II
 Sta TS = Sta I + (dI-II – Ts)
= Sta 60+682 + (485,02 – 125,97)
= Sta 61+041.05
 Sta SC = Sta TS + Ls
= Sta 61+041.05 + 122,997
= Sta 61+164,02
 Sta ST = Sta TS + Ltot
= Sta 61+041,05+245,994
= Sta 61+287,004
 Sta C = Sta 61+588
6. Stasionering Elevasi Permukaan Tanah Asli
TITIK STASION KETINGGIAN
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA 30
KIRI SUMBU KANAN
A 60 + 350 231,8 231,4 231
1 60 + 400 230,9 230,4 229,9
2 60 + 450 232,8 232,5 232,2
3 60 + 500 234 236 232,6
4 60 + 550 231,7 231,45 231,2
TS 60+583,071 230 229,5 229
5 60 + 600 228,8 228,6 228,4
6 60 + 650 227,4 227,6 227,8
SC 60+653,071 227,5 227,75 228
I 60+682 228,3 229,5 230,4
7 60 + 700 228,5 229,4 231,2
8 60 + 750 228,4 229,8 231,3
ST 60+776,321 228 229,75 231,1
9 60 + 800 228 229,5 231,3
10 60 + 850 227,8 227,4 228,4
11 60 + 900 228,9 228,5 227,7
12 60 + 950 229,4 231,7 232,4
13 61 + 000 231,2 232 232,4
TS 61+041,05 228 228,85 229,7
14 61 + 050 228,8 227,5 229,3
15 61 + 100 233,1 231,6 230,1
16 61+150 235,5 235,4 234
SC 61+164,02 237,6 236,7 235,8
II 61 + 180 237,6 237,1 235,8
17 61 + 200 237,5 236 233,1
18 61 +250 232,4 231,1 229,5
ST 61+287,04 230,8 228 229,5
19 61+300 229,5 227,4 231,3
20 61+350 231 233,3 235,2
21 61+400 232,3 232 230,7
22 61+450 231,2 230,5 230,4
23 61+500 230,5 230 229,7
24 61+550 229,8 229,5 229,2
C 61+588 229,7 228,85 228
7. Perhitungan Alinyemen Vertikal
- Kelandaian Alinyemen Vertikal
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA 31
 Kelandaian (g1) ; Gradien I
%32,0%100
3501079
9,2293,232
1 


 xg
 Kelandaian (g2) ; Gradien II
%67,0%100
10791588
3,23285,228
2 


 xg
- Lengkung Vertikal
 Elevasi Sumbu Jalan Sta 60+350 m
= 232,3 – (1079 – 350)
0,32
100
= 232,3 – 2,33
= 229,97
 Elevasi Sumbu Jalan Sta 60+400 m
= 232,3 – (1079 – 400)
0,32
100
= 232,3 – 2,17
= 230,13
 Elevasi Sumbu Jalan Sta 60+450 m
= 232,3 – (1079 – 450)
0,32
100
= 232,3 – 2,01
= 230,29
 Elevasi Sumbu Jalan Sta 60+500 m
= 232,3 – (1079 – 500)
0,32
100
= 232,3 –1,85
= 230,25
 Elevasi Sumbu Jalan Sta 60+550 m
= 232,3 – (1079 – 550)
0,32
100
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA 32
= 232,3 – 1,69
= 230,61
 Elevasi Sumbu Jalan Sta 60+583.71 m
= 232,3 – (1079 – 583,71)
0,32
100
= 232,3 – 1,48
= 230,82
 Elevasi Sumbu Jalan Sta 60+600 m
= 232,3 – (1079 – 600)
0,32
100
= 232,3 – 1,53
= 230,77
 Elevasi Sumbu Jalan Sta 60+650 m
= 232,3 – (1079 – 650)
0,32
100
= 232,3 – 1,37
= 230,93
 Elevasi Sumbu Jalan Sta 60+653,071 m
= 232,3 – (1079 – 653,071)
0,32
100
= 232,3 – 1,362
= 230,93
 Elevasi Sumbu Jalan Sta 60+682 m
= 232,3 – (1079 – 682)
0,32
100
= 232,3 – 1,2704
= 231,029
 Elevasi Sumbu Jalan Sta 60+700 m
= 232,3 – (1079 – 700)
0,32
100
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA 33
= 232,3 – 1,21
= 231,09
 Elevasi Sumbu Jalan Sta 60+750 m
= 232,3 – (1079 – 750)
0,32
100
= 232,3 – 1,052
= 231,24
 Elevasi Sumbu Jalan Sta 60+776,32 m
= 232,3 – (1079 – 776,32)
0,32
100
= 232,3 – 0,968
= 231,332
 Elevasi Sumbu Jalan Sta 60+800 m
= 232,3 – (1079 – 800)
0,32
100
= 232,3 – 0,89
= 231,41
 Elevasi Sumbu Jalan Sta 60+805,1 m
= 232,3 – (1079 – 805,1)
0,32
100
= 232,3 – 0,876
= 231,424
 Elevasi Sumbu Jalan Sta 60+850 m
= 232,3 – (1079 – 850)
0,32
100
= 232,3 – 0,73
= 231,57
 Elevasi Sumbu Jalan Sta 60+900 m
= 232,3 – (1079 – 900)
0,32
100
= 232,3 – 0,57
= 231,73
 Elevasi Sumbu Jalan Sta 60+950 m
= 232,3 – (1079 – 950)
0,32
100
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA 34
= 232,3 – 0,412
= 231,88
 Elevasi Sumbu Jalan Sta 61+000 m
= 232,3 – (1079 – 1000)
0,32
100
= 232,3 – 0,25
= 232,05
 Elevasi garis tangen Sta 61+041,05 m
= 232,3 – (1079 – 1041,05)
0,32
100
= 232,3 – 0,12
= 232,28
 Elevasi garis tangen Sta 61+048 m
= 232,3 – (1079 – 1048)
0,32
100
= 232,3 – 0,0992
= 232,2008
A1 = g1 – g2
= 0,32 – (-0,67)
= 0,99 (Cembung)
Y =
𝐴 𝑥2
200 𝐿
=
0,99 𝑥2
200 70
=
0,99 𝑥2
200 70
=
𝑥2
14141 ,414
 Elevasi sumbu jalan Sta 61+048 m
= 232,2008 – y
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA 35
= 232,2008 –
𝑥2
14141 ,414
= 232,2008 -
1048−10482
14141 ,414
= 232,2008 – 0,0017
= 232,0063
 Elevasi sumbu jalan Sta 61+050 m
= 232,3 – (1079 – 1050)
0,32
100
= 232,3 – 0,0928
= 232,207
 Elevasi garis tangen Sta 61+058 m
= 232,3 – (1079 – 1058)
0,32
100
= 232,3 – 0,0672
= 231,628
 Elevasi sumbu jalan Sta 61+058 m
= 232,2008 – y
= 232,2008 –
𝑥2
14141 ,414
= 232,2008 -
1058−10482
14141 ,414
= 232,2008 – 0,00707
= 232,00093
 Elevasi garis tangen Sta 61+068 m
= 232,3 – (1079 – 1068)
0,32
100
= 232,3 – 0,0352
= 231,948
 Elevasi sumbu jalan Sta 61+068 m
= 231,948 – y
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA 36
= 231,948 –
𝑥2
14141 ,414
= 231,948 -
1058−10682
14141 ,414
= 231,948 – 0,00707
= 231,94
 Elevasi sumbu jalan Sta 61+078 m
= 232,3– y
= 232,3 –
𝑥2
14141 ,414
= 232,3 -
1058−10782
14141 ,414
= 232,3 – 0,028
= 232,272
 Elevasi garis tangen Sta 61+088 m
= 232,3 – (1088 – 1078)
0,67
100
= 232,3 – 0,067
= 232,233
 Elevasi sumbu jalan Sta 61+088 m
= 232,233 – y
= 232,233 –
𝑥2
14141 ,414
= 232,233 -
1014−10882
14141 ,414
= 232,233 – 0,387
= 231,84
 Elevasi garis tangen Sta 61+098 m
= 232,3 – (1098 – 1078)
0,67
100
= 232,3 – 0,134
= 232,166
 Elevasi sumbu jalan Sta 61+098 m
= 232,166 – y
= 232,166 –
𝑥2
14141 ,414
= 232,166 -
1014−10982
14141,414
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA 37
= 232,166 – 0,498
= 231,668
 Elevasi garis tangen Sta 61+100 m
= 232,3 – (1100 – 1078)
0,67
100
= 232,3 – 0,14
= 232,16
 Elevasi garis tangen Sta 61+108 m
= 232,3 – (1108 – 1078)
0,67
100
= 232,3 – 0,201
= 232,099
 Elevasi sumbu jalan Sta 61+108 m
= 232,099 – y
= 232,099 –
𝑥2
14141 ,414
= 232,099 -
1014−11082
14141 ,414
= 232,099 – 0,62
= 231,479
 Elevasi sumbu jalan Sta 61+150 m
= 232,3 – (1150 – 1078)
0,67
100
= 232,3 – 0,48
= 231,82
 Elevasi sumbu jalan Sta 61+164,02 m
= 232,3 – (1150 – 1078)
0,67
100
= 232,3 – 0,48
= 231,82
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA 38
 Elevasi sumbu jalan Sta 61+180 m
= 232,3 – (1180 – 1078)
0,67
100
= 232,3 – 0,68
= 231,62
 Elevasi sumbu jalan Sta 61+200 m
= 232,3 – (1200 – 1078)
0,67
100
= 232,3 – 0,817
= 231,48
 Elevasi sumbu jalan Sta 61+250 m
= 232,3 – (1250 – 1078)
0,67
100
= 232,3 – 1,152
= 231,14
 Elevasi sumbu jalan Sta 61+287,04 m
= 232,3 – (1287,04 – 1078)
0,67
100
= 232,3 – 1,4005
= 230,89
 Elevasi sumbu jalan Sta 61+300 m
= 232,3 – (1300 – 1078)
0,67
100
= 232,3 – 1,48
= 230,82
 Elevasi sumbu jalan Sta 61+350 m
= 232,3 – (1350 – 1078)
0,67
100
= 232,3 – 1,82
= 230,48
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA 39
 Elevasi sumbu jalan Sta 61+400 m
= 232,3 – (1400 – 1078)
0,67
100
= 232,3 – 2,15
= 230,15
 Elevasi sumbu jalan Sta 61+450 m
= 232,3 – (1450 – 1078)
0,67
100
= 232,3 – 2,49
= 229,81
 Elevasi sumbu jalan Sta 61+500 m
= 232,3 – (1500 – 1078)
0,67
100
= 232,3 – 2,82
= 229,48
 Elevasi sumbu jalan Sta 61+550 m
= 232,3 – (1550 – 1078)
0,67
100
= 232,3 – 3,16
= 229,14
 Elevasi sumbu jalan Sta 61+588 m
= 232,3 – (1588 – 1078)
0,67
100
= 232,3 – 3,417
= 228,885
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA 40
8. Perhitungan Volume Galian Dan Timbunan
Pada perhitungan volume galian dan timbunan digunakan metode penampang rata-rata dengan segmen area, dimana perhitungan
luas galian dan timbunan menggunakan milimeter block dengan skala horizontal 1:100 dan vertikal 1:50. Berikut adalah tabel perhitungan
volume galian dan timbunan.
STA 60 + 350
GALIAN
A B C D E F G H I J K L M N O A TOTAL 2A A
X 0,40 5,00 5,50 6,50 7,50 8,50 11,50 15,00 18,50 21,50 22,50 23,50 24,50 25,00 28,00 0,40 430,47 87,30 43,65
Y 3,80 1,63 1,63 0,95 0,95 1,60 1,80 1,95 1,80 1,60 0,95 0,95 1,63 1,63 3,10 3,80 343,17
STA 60 + 400
GALIAN
A B C D E F G H I J K L M N O A TOTAL 2A A
X 1,25 3,00 3,50 4,50 5,50 6,50 9,50 13,00 16,50 19,50 20,50 21,50 22,50 23,00 23,50 1,25 271,88 21,86 10,93
Y 2,30 1,40 1,40 0,75 0,75 1,40 1,60 1,75 1,60 1,40 0,75 0,75 1,40 1,40 1,55 2,30 250,01
STA 60 + 450
GALIAN
A B C D E F G H I J K L M N O A TOTAL 2A A
X 1,00 6,00 6,50 7,50 8,50 9,50 12,50 16,00 19,50 22,50 23,50 24,50 25,50 26,00 31,30 1,00 445,17 135,25 67,63
Y 4,30 1,30 1,30 0,75 0,75 1,30 1,50 1,65 1,50 1,30 0,75 0,75 1,30 1,30 3,70 4,30 309,92
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA 41
STA 60 + 500
GALIAN
A B C D E F G H I J K L M N O A TOTAL 2A A
X 1,00 6,00 6,50 7,50 8,50 9,50 12,50 16,00 19,50 22,50 23,50 24,50 25,50 26,00 31,00 1,00 400,05 139,40 69,70
Y 4,00 1,00 1,00 0,80 0,80 1,00 1,20 1,30 1,20 1,00 0,80 0,80 1,00 1,00 3,70 4,00 260,65
STA 60 + 550
GALIAN
A B C D E F G H I J K L M N O A TOTAL 2A A
X 0,90 3,00 3,50 4,50 5,50 6,50 9,50 13,00 16,50 19,50 20,50 21,50 22,50 23,00 24,80 0,90 303,46 51,02 25,51
Y 2,75 1,40 1,40 0,80 0,80 1,40 1,50 1,60 1,50 1,50 0,80 0,80 1,40 1,40 2,30 2,75 252,44
STA 60 + 583,071
TIMBUNAN
A B C D E F G H I TOTAL 2A A
X 1,40 9,50 18,90 16,00 13,00 9,50 6,00 3,00 1,40 149,60 35,96 17,98
Y 1,25 1,00 0,75 2,01 2,25 2,30 2,25 2,01 1,25 113,64
STA 60 + 600
TIMBUNAN
A H G F E D C B A TOTAL 2A A
X 1,50 11,00 21,50 17,50 14,50 11,00 7,50 4,50 1,50 192,93
62,45 31,23
Y 0,80 0,65 0,50 2,40 2,60 2,70 2,60 2,40 0,80 130,48
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA 42
STA 60 + 650
TIMBUNAN
A H G F E D C B A TOTAL 2A A
X 0,30 12,00 24,30 18,50 15,50 12,00 8,50 6,50 0,30 397,64
132,55 66,28
Y 0,80 1,10 1,30 4,70 4,80 4,90 4,80 4,70 0,80 265,09
STA 60 + 653,071
TIMBUNAN
A E H G F D C B A TOTAL 2A A
X 0,60 13,50 25,60 20,00 17,00 13,50 10,00 7,00 0,60 339,67
112,93 56,46
Y 0,55 0,75 1,00 3,65 3,75 3,90 3,75 3,65 0,55 226,74
STA 60 + 682
TIMBUNAN
A H G F E D C B A TOTAL 2A A
X 1,20 12,00 20,20 18,50 15,50 12,00 8,50 5,50 1,20 242,46
50,20 25,10
Y 0,60 1,35 1,90 2,70 2,95 3,05 2,95 2,70 0,60 192,26
STA 60 + 700
TIMBUNAN
A H G F E D C B A TOTAL 2A A
X 0,50 11,00 18,20 17,50 14,50 11,00 7,50 4,50 0,50 238,96
31,92 15,96
Y 0,90 1,85 3,00 2,80 2,95 3,10 2,95 2,80 0,90 207,05
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA 43
STA 60 + 750
TIMBUNAN
A H G F E D C B A TOTAL 2A A
X 0,80 12,00 19,50 18,50 15,50 12,00 8,50 5,50 0,80 265,57
43,67 21,83
Y 0,70 1,80 2,55 3,00 3,15 3,20 3,15 3,00 0,70 221,90
STA 60 + 776,32
TIMBUNAN
A E H G F D C B A TOTAL 2A A
X 1,10 13,50 21,30 20,00 17,00 13,50 10,00 7,00 1,10 346,36
60,04 30,02
Y 0,75 2,05 2,60 3,60 3,75 3,85 3,75 3,60 0,75 286,33
STA 60 + 800
TIMBUNAN
A H G F E D C B A TOTAL 2A A
X 1,30 14,00 22,20 20,50 17,50 14,00 10,50 7,50 1,30 368,71
62,56 31,28
Y 0,75 2,05 2,80 3,70 3,80 3,95 3,80 3,70 0,75 306,15
STA 60 + 850
TIMBUNAN
A H G F E D C B A TOTAL 2A A
X 0,40 10,50 26,60 20,50 17,50 14,00 10,50 7,50 0,40 413,27
129,19 64,60
Y 0,70 1,05 1,35 4,25 4,50 4,60 4,50 4,25 0,70 284,08
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA 44
STA 60 + 900
TIMBUNAN
A H G F E D C B A TOTAL 2A A
X 0,40 13,00 28,00 19,50 16,50 13,00 9,50 6,50 0,40 366,52
131,97 65,99
Y 1,30 0,80 0,40 4,00 4,10 4,20 4,10 4,00 1,30 234,55
STA 60 + 950
TIMBUNAN
A G H F E D C B A TOTAL 2A A
X 1,20 11,00 17,50 17,50 14,50 11,00 7,50 4,50 1,20 214,18
25,72 12,86
Y 0,90 1,85 2,51 2,51 2,70 2,80 2,70 2,51 0,90 188,46
STA 61 + 000
TIMBUNAN
A F E D C B A TOTAL 2A A
X 0,90 8,00 11,50 8,00 4,50 1,50 0,90 67,75
11,46 5,73
Y 1,00 1,25 2,95 1,05 2,95 1,30 1,00 56,30
GALIAN
A B C D E F A TOTAL 2A A
X 14,50 15,50 16,50 17,50 18,00 19,00 14,50 127,20
3,13 1,56
Y 1,30 0,95 0,95 1,25 1,25 1,75 1,30 124,08
STA 61 + 041,05
TIMBUNAN
A E H G F D C B A TOTAL 2A A
X 0,20 15,00 26,80 21,50 18,50 15,00 11,50 8,50 0,20 463,70
129,33 64,66
Y 0,50 1,35 2,01 4,50 4,65 4,70 4,65 4,50 0,50 334,37
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA 45
STA 61 + 050
TIMBUNAN
A H G F E D C B A TOTAL 2A A
X 0,80 14,00 25,50 20,50 17,50 14,00 10,50 7,50 0,80 335,45
107,89 53,94
Y 0,30 0,75 1,10 3,50 3,65 3,73 3,65 3,50 0,30 227,57
STA 61 + 100
GALIAN
A B C D E F G A TOTAL 2A A
X 1,00 3,00 3,50 4,50 5,50 6,50 8,90 1,00 66,44
8,32 4,16
Y 2,80 1,90 1,90 1,30 1,30 1,90 2,01 2,80 58,12
TIMBUNAN
G F E D C B A G TOTAL 2A A
X 8,90 13,00 22,00 19,50 16,50 13,00 9,50 8,90 187,43
13,71 6,85
Y 2,01 1,65 0,75 1,90 2,05 2,15 2,05 2,01 173,73
STA 61 + 150
GALIAN
A B C D E F G H I J K L M N O A TOTAL 2A A
X 1,00 6,00 6,50 7,50 8,50 9,50 12,50 16,00 19,50 22,50 23,50 24,50 25,50 26,00 31,00 1,00 952,13 112,00 56,00
Y 5,00 1,05 1,05 0,45 0,45 1,05 1,25 1,35 1,25 1,05 24,50 0,45 1,05 1,05 3,50 5,00 840,13
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA 46
STA 61 + 164,02
GALIAN
A B C D E F G H I J K L M N O A TOTAL 2A A
X 0,50 12,50 13,00 14,00 15,00 16,00 19,00 22,50 26,00 29,00 30,00 31,00 32,00 32,50 41,00 0,50 742,60
302,48 151,24
Y 7,05 1,10 1,10 0,95 0,95 1,10 1,20 1,30 1,20 1,10 0,95 0,95 1,10 1,10 5,30 7,05 440,13
STA 61 + 180
GALIAN
A B C D E F G H I J K L M N O A TOTAL 2A A
X 0,80 15,50 16,00 17,00 18,00 19,00 22,00 25,50 29,00 32,00 33,00 34,00 35,00 35,50 43,60 0,50 698,30
314,49 157,24
Y 7,75 0,85 0,85 0,25 0,25 0,85 1,03 1,15 1,03 0,85 0,25 0,25 0,85 0,85 5,15 7,05 383,81
STA 61 + 200
GALIAN
A B C D E F G H I J K L M N O A TOTAL 2A A
X 0,50 13,00 13,50 14,50 15,50 16,50 19,50 23,00 26,50 29,50 30,50 31,50 32,50 33,00 37,30 0,50 577,50
218,59 109,30
Y 7,25 0,95 0,95 0,30 0,30 0,95 1,15 1,25 1,15 0,95 0,30 0,30 0,95 0,95 2,95 7,25 358,91
STA 61 + 250
GALIAN
A B C D E F G H A TOTAL 2A A
X 1,30 4,00 4,50 5,50 6,50 7,50 10,50 13,00 1,30 86,88
15,29 7,65
Y 2,70 1,30 1,30 0,95 0,95 1,30 1,45 1,53 2,70 71,59
TIMBUNAN
E D C B A E TOTAL 2A A
X 13,00 21,90 20,50 17,50 14,00 13,00 119,09
2,91 1,45
Y 1,53 0,95 1,30 1,45 1,55 1,53 116,18
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA 47
STA 61 + 287,04
TIMBUNAN
A E H G F D C B A TOTAL 2A A
X 1,75 8,50 16,60 15,00 12,00 8,50 5,00 2,00 1,75 130,84
44,34 22,17
Y 0,90 0,65 0,30 2,05 2,25 2,35 2,25 2,05 0,90 86,50
STA 61 + 300
TIMBUNAN
A F G E D C B A TOTAL 2A A
X 1,15 9,00 14,30 12,50 9,00 5,50 2,50 1,15 92,37
9,52 4,76
Y 0,90 1,45 1,75 1,75 1,85 1,75 1,60 0,90 82,85
GALIAN
G A B C D E F G TOTAL 2A A
X 14,30 15,50 17,50 18,50 19,50 20,00 20,90 14,30 194,26
6,38 3,19
Y 1,75 1,60 1,00 1,00 1,60 1,60 2,05 1,75 187,88
STA 61 + 350
GALIAN
A B C D E F G H I J K L M N O A TOTAL 2A A
X 0,80 3,00 3,50 4,50 5,50 6,50 9,50 13,00 16,50 19,50 20,50 19,50 22,50 23,00 29,00 0,80 392,60
138,41 69,21
Y 2,30 1,25 1,25 0,65 0,65 1,25 1,35 1,55 1,35 1,25 1,25 1,25 1,25 1,25 6,30 2,30 254,19
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA 48
STA 61 + 400
GALIAN
A B C D E F G H I J K L M N O A TOTAL 2A A
X 1,00 6,00 6,50 7,50 8,50 9,50 12,50 16,00 19,50 22,50 23,50 24,50 25,50 26,00 28,00 1,00 367,00
47,40 23,70
Y 3,75 1,45 1,45 0,75 0,75 1,40 1,60 1,70 1,60 1,40 0,75 0,75 1,45 1,45 2,35 2,75 319,60
STA 61 + 450
GALIAN
A B C D E F G H I J K L M N O A TOTAL 2A A
X 1,30 4,00 4,50 5,50 6,50 7,50 10,50 14,00 16,50 20,50 21,50 22,50 23,50 24,00 25,90 1,30 277,05
52,62 26,31
Y 2,65 1,20 1,20 0,55 0,55 1,20 1,30 1,40 1,30 1,20 0,55 0,55 1,20 1,20 2,00 2,65 224,43
STA 61 + 500
GALIAN
A B C D E F G H I J K L M N O A TOTAL 2A A
X 0,70 3,00 3,50 4,50 5,50 6,50 9,50 13,00 16,50 19,50 20,50 21,50 22,50 23,00 24,20 0,70 253,41
37,43 18,72
Y 2,40 1,25 1,25 0,55 0,55 1,25 1,40 1,50 1,40 1,25 0,55 0,55 1,25 1,25 1,75 2,40 215,98
STA 61 + 550
GALIAN
A B C D E F G H I J K L M N O A TOTAL 2A A
X 1,15 3,00 3,50 4,50 5,50 6,50 8,50 12,00 15,50 18,50 19,50 20,50 21,50 22,00 23,00 1,15 252,20
29,73 14,86
Y 2,25 1,30 1,30 0,70 0,70 1,30 1,50 1,60 1,50 1,30 0,70 0,70 1,30 1,30 1,80 2,25 222,47
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA 49
STA 61 + 588
GALIAN
A B C D E F G H A TOTAL 2A A
X 0,60 2,50 3,00 4,00 5,00 6,00 9,00 12,50 0,60 57,81
12,62 6,31
Y 2,00 1,10 1,10 0,50 0,50 1,10 1,30 1,40 2,00 45,19
TIMBUNAN
A D C B A TOTAL 2A A
X 12,50 19,30 19,00 16,00 12,50 80,83
0,96 0,48
Y 1,40 1,00 1,10 1,30 1,40 79,87
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA 50
NO. STA
Luas Penampang Melintang (m2
)
Jarak
(m)
Volume (m3
)
Galian Timbunan
Rata- rata
Galian Timbunan
Galian
(
Timbunan
(
) )
A (60+350) 43,65 0,00
27,29 0,00 50,00 1364,50 0,00
(60+400) 10,93 0,00
39,28 0,00 50,00 1964,00 0,00
(60+450) 67,63 0,00
68,67 0,00 50,00 3433,25 0,00
(60+500) 69,70 0,00
47,61 0,00 50,00 2380,25 0,00
(60+550) 25,51 0,00
12,76 8,99 33,07 421,82 297,31
TS(60+583,0710) 0,00 17,98
0,00 24,61 16,93 0,00 416,54
(60+600) 0,00 31,23
0,00 48,76 50,00 0,00 2437,75
(60+650) 0,00 66,28
0,00 61,37 3,07 0,00 188,47
SC(60+653,071) 0,00 56,46
0,00 40,78 28,93 0,00 1179,72
I(60+682) 0,00 25,10
0,00 20,53 18,00 0,00 369,54
(60+700) 0,00 15,96
0,00 18,90 50,00 0,00 944,75
(60+750) 0,00 21,83
0,00 25,93 26,32 0,00 682,35
ST(60+776,32) 0,00 30,02
0,00 30,65 23,68 0,00 725,79
(60+800) 0,00 31,28
0,00 47,94 50,00 0,00 2397,00
(60+850) 0,00 64,60
0,00 65,30 50,00 0,00 3264,75
(60+900) 0,00 65,99
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA 51
0,00 39,43 50,00 0,00 1971,25
(60+950) 0,00 12,86
0,78 9,30 50,00 39,00 464,75
(61+000) 1,56 5,73
0,78 35,20 41,05 32,02 1444,75
TS(61+041,05) 0,00 64,66
0,00 59,30 8,95 0,00 530,74
(61+050) 0,00 53,94
2,08 30,40 50,00 104,00 1519,75
(61+100) 4,16 6,85
30,08 3,43 50,00 1504,00 171,25
(61+150) 56,00 0,00
103,62 0,00 15,98 1655,85 0,00
SC(61+164,02) 151,24 0,00
154,24 0,00 35,98 5549,56 0,00
II(61+180) 157,24 0,00
133,27 0,00 20,00 2665,40 0,00
(61+200) 109,30 0,00
58,48 0,73 50,00 2923,75 36,25
(61+250) 7,65 1,45
3,83 11,81 37,04 141,68 437,44
ST(61+287,04) 0,00 22,17
1,60 13,47 12,96 20,67 174,51
(61+300) 3,19 4,76
36,20 2,38 50,00 1810,00 119,00
(61+350) 69,21 0,00
46,46 0,00 50,00 2322,75 0,00
(61+400) 23,70 0,00
25,01 0,00 50,00 1250,25 0,00
(61+450) 26,31 0,00
22,52 0,00 50,00 1125,75 0,00
(61+500) 18,72 0,00
16,79 0,00 50,00 839,50 0,00
(61+550) 14,86 0,00
10,59 0,24 38,00 402,23 9,12
(61+588) 6,31 0,48
JUMLAH 31950,22 19782,77
SELISIH -12167,45 12167,45
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA 52
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
1. Jalan Rencana merupakan jalan raya skunder dengan spesifikasi jalan kelas IIB, lebar
perkerasan 2 X 3,5 m ,dengan kecepatan rencana 80 Km/jam
a. Pada 1 PI direncanakan jenis tikungan Spiral – Circle – Spiral (S-CS) dengan jari
jari lengkung rencana 209,973 m, sudut 1 PI sebesar "12'0451
b. Pada 2 PI direncanakan jenis tikungan Spiral – Spiral (S - S) dengan jari-jari
lengkung rencana 209,97 m, sudut 2 PI sebesar "24'3533
2. Pada alinyemen vertikal jalan terdapat 2 PVI . Untuk mendapatkan keseimbangan
antara galian dan timbunan.
4.2 Saran
 Perencanaan geometrik jalan sebaiknya berdasarkan data hasil survey langsung di
lapangan agar diperoleh perencanaan yang optimal.
 Perencanaan geometrik jalan sebaiknya didukung panduan standar perencanaan baik
panduan dari Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga atau dari panduan – panduan lain
yang menjadi Standar perencanaan yang berlaku.
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA 53
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR …………………………………………. i
DAFTAR ISI …………………………………………………... ii
BA
B I
PENDAHULUAN …………………………………………….. 1
BA
B II
STANDAR PERENCANAAN JALAN RAYA..............……… 2
BA
B III
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA ......................
A. ALINYEMEN HORIZONTAL ........................................
1. Menentukan Koordinat Titik Dan Jarak .....................
2. Menghitung Klasifikasi Medan Jalan .........................
3. Menentukan Tikungan ................................................
4. Perhitungan Tikungan ................................................
a. Tikungan 1 .............................................................
b. Tikungan 2 .............................................................
5. Menentukan Stasionering ...........................................
6. Stasionering Elevasi Permukaan Tanah Asli .............
7. Perhitungan Alinyemen Vertikal ...............................
8. Perhitungan Volume Galian Dan Timbunan ..............
7
7
7
8
9
1
0
1
0
1
8
2
7
2
9
3
0
3
9
BA
B III
SIMPULAN .................................................................................
A. Simpulan ………………………………………………...
B. Saran …………………………………………………….
5
2
5
2
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA 54
5
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah, penyusun panjatkan kehadirat Allah swt. yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada saya sehingga penyusun dapat
menyelesaikan Tugas Perencanaan Geometri Jalan Raya.
Penyusun menyadari bahwa penyusunan makalah ini dapat terselesaikan kerena
adanya bantuan beberapa pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapakan terima kasih kepada
:
1. Bapak H. Herianto, MT selaku dosen mata kuliah Perencanaan Geometri Jalan Raya;
2. rekan-rekan penyusun yang telah memberikan bantuan, khususnya Saudara Jamaludin,
baik berupa ide, waktu maupun tenaga demi terselesaikan makalah ini;
3. semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu.
Semoga Allah swt. memberikan balasan yang berlipat ganda.
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA 55
Penyusun menyadari bahwa penyusunan laporan ini masih jauh dari sempurna dan
masih banyak kekurangan. Oleh karena itu penyusun mengharapkan kritik dan saran pada
semua pihak demi perbaikan dan kesempurnaan laporan ini. Akhir kata Semoga apa yang
telah saya kerjakan ini dapat bermanfaat khususnya bagi saya dan umunya bagi semua pihak.
Amin.
Tasikmalaya, 20 Maret 2014
Penulis

More Related Content

What's hot

Tugas III Mekanika Tanah I
Tugas III Mekanika Tanah ITugas III Mekanika Tanah I
Tugas III Mekanika Tanah IZul Anwar
 
Tugas-Tugas Beton 1-10
Tugas-Tugas Beton 1-10Tugas-Tugas Beton 1-10
Tugas-Tugas Beton 1-10noussevarenna
 
PERHITUNGAN TULANGAN LONGITUDINAL BALOK BETON BERTULANG RANGKAP
PERHITUNGAN TULANGAN LONGITUDINAL BALOK BETON BERTULANG RANGKAPPERHITUNGAN TULANGAN LONGITUDINAL BALOK BETON BERTULANG RANGKAP
PERHITUNGAN TULANGAN LONGITUDINAL BALOK BETON BERTULANG RANGKAPSumarno Feriyal
 
Peraturan perencanaan geometrik jalan antar kota no.38 tbm 1997 (2)
Peraturan perencanaan geometrik jalan antar kota no.38 tbm 1997 (2)Peraturan perencanaan geometrik jalan antar kota no.38 tbm 1997 (2)
Peraturan perencanaan geometrik jalan antar kota no.38 tbm 1997 (2)Harsanty Seran
 
RANGKUMAN BATANG TEKAN DAN BATANG TARIK KONSTRUKSI BAJA 1
RANGKUMAN BATANG TEKAN DAN BATANG TARIK KONSTRUKSI BAJA 1RANGKUMAN BATANG TEKAN DAN BATANG TARIK KONSTRUKSI BAJA 1
RANGKUMAN BATANG TEKAN DAN BATANG TARIK KONSTRUKSI BAJA 1MOSES HADUN
 
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghiDaya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghiAyu Fatimah Zahra
 
Beton prategangz (1) (3)
Beton prategangz (1) (3)Beton prategangz (1) (3)
Beton prategangz (1) (3)wildan grenadi
 
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN (TUGAS S1 UNTAG SEMARANG)
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN (TUGAS S1 UNTAG SEMARANG)PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN (TUGAS S1 UNTAG SEMARANG)
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN (TUGAS S1 UNTAG SEMARANG)afifsalim
 
Perencanaan gording Baja
Perencanaan gording BajaPerencanaan gording Baja
Perencanaan gording Bajabumi lohita
 
(MKJI) manual kapasitas jalan indonesia
(MKJI) manual kapasitas jalan indonesia(MKJI) manual kapasitas jalan indonesia
(MKJI) manual kapasitas jalan indonesiaMira Pemayun
 
Modul 4 sesi 1 batang tekan
Modul 4  sesi 1 batang tekanModul 4  sesi 1 batang tekan
Modul 4 sesi 1 batang tekanIndah Rosa
 
Karakteristik arus lalu lintas
Karakteristik arus lalu lintasKarakteristik arus lalu lintas
Karakteristik arus lalu lintasbangkit bayu
 
11 sistem jaringan dan bangunan irigasi
11   sistem jaringan dan bangunan irigasi11   sistem jaringan dan bangunan irigasi
11 sistem jaringan dan bangunan irigasiKharistya Amaru
 
Perkerasan jalan raya kelompok dhanes
Perkerasan jalan raya kelompok dhanesPerkerasan jalan raya kelompok dhanes
Perkerasan jalan raya kelompok dhanesrakesword
 

What's hot (20)

Tugas III Mekanika Tanah I
Tugas III Mekanika Tanah ITugas III Mekanika Tanah I
Tugas III Mekanika Tanah I
 
Tugas-Tugas Beton 1-10
Tugas-Tugas Beton 1-10Tugas-Tugas Beton 1-10
Tugas-Tugas Beton 1-10
 
perhitungan-atap
perhitungan-atapperhitungan-atap
perhitungan-atap
 
Analisa matriks
Analisa matriksAnalisa matriks
Analisa matriks
 
Grafik nomogram
Grafik nomogramGrafik nomogram
Grafik nomogram
 
Perancangan Geometrik Jalan
Perancangan Geometrik JalanPerancangan Geometrik Jalan
Perancangan Geometrik Jalan
 
PERHITUNGAN TULANGAN LONGITUDINAL BALOK BETON BERTULANG RANGKAP
PERHITUNGAN TULANGAN LONGITUDINAL BALOK BETON BERTULANG RANGKAPPERHITUNGAN TULANGAN LONGITUDINAL BALOK BETON BERTULANG RANGKAP
PERHITUNGAN TULANGAN LONGITUDINAL BALOK BETON BERTULANG RANGKAP
 
Peraturan perencanaan geometrik jalan antar kota no.38 tbm 1997 (2)
Peraturan perencanaan geometrik jalan antar kota no.38 tbm 1997 (2)Peraturan perencanaan geometrik jalan antar kota no.38 tbm 1997 (2)
Peraturan perencanaan geometrik jalan antar kota no.38 tbm 1997 (2)
 
RANGKUMAN BATANG TEKAN DAN BATANG TARIK KONSTRUKSI BAJA 1
RANGKUMAN BATANG TEKAN DAN BATANG TARIK KONSTRUKSI BAJA 1RANGKUMAN BATANG TEKAN DAN BATANG TARIK KONSTRUKSI BAJA 1
RANGKUMAN BATANG TEKAN DAN BATANG TARIK KONSTRUKSI BAJA 1
 
Pedoman desain geometrik jalan 2020
Pedoman desain geometrik jalan 2020Pedoman desain geometrik jalan 2020
Pedoman desain geometrik jalan 2020
 
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghiDaya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
 
Beton prategangz (1) (3)
Beton prategangz (1) (3)Beton prategangz (1) (3)
Beton prategangz (1) (3)
 
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN (TUGAS S1 UNTAG SEMARANG)
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN (TUGAS S1 UNTAG SEMARANG)PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN (TUGAS S1 UNTAG SEMARANG)
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN (TUGAS S1 UNTAG SEMARANG)
 
Contoh soal pondasi telapak
Contoh soal pondasi telapakContoh soal pondasi telapak
Contoh soal pondasi telapak
 
Perencanaan gording Baja
Perencanaan gording BajaPerencanaan gording Baja
Perencanaan gording Baja
 
(MKJI) manual kapasitas jalan indonesia
(MKJI) manual kapasitas jalan indonesia(MKJI) manual kapasitas jalan indonesia
(MKJI) manual kapasitas jalan indonesia
 
Modul 4 sesi 1 batang tekan
Modul 4  sesi 1 batang tekanModul 4  sesi 1 batang tekan
Modul 4 sesi 1 batang tekan
 
Karakteristik arus lalu lintas
Karakteristik arus lalu lintasKarakteristik arus lalu lintas
Karakteristik arus lalu lintas
 
11 sistem jaringan dan bangunan irigasi
11   sistem jaringan dan bangunan irigasi11   sistem jaringan dan bangunan irigasi
11 sistem jaringan dan bangunan irigasi
 
Perkerasan jalan raya kelompok dhanes
Perkerasan jalan raya kelompok dhanesPerkerasan jalan raya kelompok dhanes
Perkerasan jalan raya kelompok dhanes
 

Similar to Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)

Laporan Mantapz aprk kecil.docx
Laporan Mantapz aprk kecil.docxLaporan Mantapz aprk kecil.docx
Laporan Mantapz aprk kecil.docxkusmiraagustian1
 
Tugas perencanaan struktur geometri jalan
Tugas  perencanaan struktur geometri jalanTugas  perencanaan struktur geometri jalan
Tugas perencanaan struktur geometri jalanMuhammad Ali
 
Tinjauan Desain Geometrik Jalan Subaim - Buli Ruas Jalan Uni-uni Kab. Halmahe...
Tinjauan Desain Geometrik Jalan Subaim - Buli Ruas Jalan Uni-uni Kab. Halmahe...Tinjauan Desain Geometrik Jalan Subaim - Buli Ruas Jalan Uni-uni Kab. Halmahe...
Tinjauan Desain Geometrik Jalan Subaim - Buli Ruas Jalan Uni-uni Kab. Halmahe...Djunaidi Syalat
 
Geometrik jalan raya
Geometrik jalan rayaGeometrik jalan raya
Geometrik jalan rayaFahmi Ula
 
laporan Rancangan perkerasan jalan Raya I
laporan Rancangan perkerasan jalan Raya Ilaporan Rancangan perkerasan jalan Raya I
laporan Rancangan perkerasan jalan Raya Imas_weri
 
Modul TKP M4KB1 - Dasar-dasar Jalan dan Jembatan
Modul TKP M4KB1 - Dasar-dasar Jalan dan JembatanModul TKP M4KB1 - Dasar-dasar Jalan dan Jembatan
Modul TKP M4KB1 - Dasar-dasar Jalan dan JembatanPPGHybrid1
 
perencanaan gemotri jalan
perencanaan gemotri jalanperencanaan gemotri jalan
perencanaan gemotri jalanAhmad Wiratama
 
Presentasi maba
Presentasi mabaPresentasi maba
Presentasi mabaAri Wahyu
 
Contoh proposal seminar judul
Contoh proposal seminar judul Contoh proposal seminar judul
Contoh proposal seminar judul andika dika
 
Simpang tiga tugu raya cimanggis depok
Simpang tiga tugu raya cimanggis depokSimpang tiga tugu raya cimanggis depok
Simpang tiga tugu raya cimanggis depokAyu Fatimah Zahra
 
Dasar_Perencanaan_Geometrik_Jalan.pptx
Dasar_Perencanaan_Geometrik_Jalan.pptxDasar_Perencanaan_Geometrik_Jalan.pptx
Dasar_Perencanaan_Geometrik_Jalan.pptxelisabeth357711
 
K1. Pendahuluan - Dasar Perencanaan Jalan.pdf
K1. Pendahuluan - Dasar Perencanaan Jalan.pdfK1. Pendahuluan - Dasar Perencanaan Jalan.pdf
K1. Pendahuluan - Dasar Perencanaan Jalan.pdfHeriansyahPutra5
 
Dasar teori tentang jalan
Dasar teori tentang jalanDasar teori tentang jalan
Dasar teori tentang jalanArtdian Hudaya
 
Modul TKP M4KB4 - Perancangan Jembatan
Modul TKP M4KB4 - Perancangan JembatanModul TKP M4KB4 - Perancangan Jembatan
Modul TKP M4KB4 - Perancangan JembatanPPGHybrid1
 
MODUL TKP M5KB2 - GAMBAR BANGUNAN JALAN _ JEMBATAN
MODUL TKP M5KB2 - GAMBAR BANGUNAN JALAN _ JEMBATANMODUL TKP M5KB2 - GAMBAR BANGUNAN JALAN _ JEMBATAN
MODUL TKP M5KB2 - GAMBAR BANGUNAN JALAN _ JEMBATANPPGHybrid1
 

Similar to Geometrik Jalan Raya (Perencanaan) (20)

Laporan Mantapz aprk kecil.docx
Laporan Mantapz aprk kecil.docxLaporan Mantapz aprk kecil.docx
Laporan Mantapz aprk kecil.docx
 
Tugas perencanaan struktur geometri jalan
Tugas  perencanaan struktur geometri jalanTugas  perencanaan struktur geometri jalan
Tugas perencanaan struktur geometri jalan
 
Bab 1,2,3,4,5
Bab 1,2,3,4,5Bab 1,2,3,4,5
Bab 1,2,3,4,5
 
Tinjauan Desain Geometrik Jalan Subaim - Buli Ruas Jalan Uni-uni Kab. Halmahe...
Tinjauan Desain Geometrik Jalan Subaim - Buli Ruas Jalan Uni-uni Kab. Halmahe...Tinjauan Desain Geometrik Jalan Subaim - Buli Ruas Jalan Uni-uni Kab. Halmahe...
Tinjauan Desain Geometrik Jalan Subaim - Buli Ruas Jalan Uni-uni Kab. Halmahe...
 
Geometrik jalan raya
Geometrik jalan rayaGeometrik jalan raya
Geometrik jalan raya
 
laporan Rancangan perkerasan jalan Raya I
laporan Rancangan perkerasan jalan Raya Ilaporan Rancangan perkerasan jalan Raya I
laporan Rancangan perkerasan jalan Raya I
 
ST
STST
ST
 
Modul TKP M4KB1 - Dasar-dasar Jalan dan Jembatan
Modul TKP M4KB1 - Dasar-dasar Jalan dan JembatanModul TKP M4KB1 - Dasar-dasar Jalan dan Jembatan
Modul TKP M4KB1 - Dasar-dasar Jalan dan Jembatan
 
perencanaan gemotri jalan
perencanaan gemotri jalanperencanaan gemotri jalan
perencanaan gemotri jalan
 
Presentasi maba
Presentasi mabaPresentasi maba
Presentasi maba
 
Contoh proposal seminar judul
Contoh proposal seminar judul Contoh proposal seminar judul
Contoh proposal seminar judul
 
Bab ii mitha
Bab ii mithaBab ii mitha
Bab ii mitha
 
Jalan Angkut Tambang
Jalan Angkut TambangJalan Angkut Tambang
Jalan Angkut Tambang
 
Simpang tiga tugu raya cimanggis depok
Simpang tiga tugu raya cimanggis depokSimpang tiga tugu raya cimanggis depok
Simpang tiga tugu raya cimanggis depok
 
Dasar_Perencanaan_Geometrik_Jalan.pptx
Dasar_Perencanaan_Geometrik_Jalan.pptxDasar_Perencanaan_Geometrik_Jalan.pptx
Dasar_Perencanaan_Geometrik_Jalan.pptx
 
K1. Pendahuluan - Dasar Perencanaan Jalan.pdf
K1. Pendahuluan - Dasar Perencanaan Jalan.pdfK1. Pendahuluan - Dasar Perencanaan Jalan.pdf
K1. Pendahuluan - Dasar Perencanaan Jalan.pdf
 
Dasar teori tentang jalan
Dasar teori tentang jalanDasar teori tentang jalan
Dasar teori tentang jalan
 
Modul TKP M4KB4 - Perancangan Jembatan
Modul TKP M4KB4 - Perancangan JembatanModul TKP M4KB4 - Perancangan Jembatan
Modul TKP M4KB4 - Perancangan Jembatan
 
MODUL TKP M5KB2 - GAMBAR BANGUNAN JALAN _ JEMBATAN
MODUL TKP M5KB2 - GAMBAR BANGUNAN JALAN _ JEMBATANMODUL TKP M5KB2 - GAMBAR BANGUNAN JALAN _ JEMBATAN
MODUL TKP M5KB2 - GAMBAR BANGUNAN JALAN _ JEMBATAN
 
Pt t 02-2002-b
Pt t 02-2002-bPt t 02-2002-b
Pt t 02-2002-b
 

Recently uploaded

MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++FujiAdam
 
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptxAnnisaNurHasanah27
 
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxmuhammadrizky331164
 
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.pptSonyGobang1
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaRenaYunita2
 
rekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdf
rekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdfrekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdf
rekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdfssuser40d8e3
 
2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx
2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx
2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptxAnnisaNurHasanah27
 
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptxMuhararAhmad
 
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studiossuser52d6bf
 

Recently uploaded (9)

MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
 
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
 
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
 
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
 
rekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdf
rekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdfrekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdf
rekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdf
 
2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx
2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx
2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx
 
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
 
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
 

Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)

  • 1. PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA 1 BAB I PENDAHULUAN Jalan Raya adalah suatu jalur tanah yang permukaannya dibentuk dengan kemiringan tertentu dan diberi perkerasan yang dipergunakan untuk lintasaan kendaraan maupun orang yang menghubungkan lalu lintas antara dua atau lebih tempat pemusatan kegiatan. Perencanaan Geometrik Jalan merupakan bagian dari perencanaan jalan yang dititik beratkan pada pernecanaan bentuk fisik, sehingga dapat memenuhi fungsi dasar jalan yaitu memberikan pelayanan yang optimum pada arus lalu lintas dan sebagai akses ke rumah- rumah. Dalam ruang lingkup Perencanaan Geometrik tidak termasuk perencanaan tebal perkerasan jalan, begitu pula drainase jalan. Meskipun perkerasan termasuk bagian dari perencanan geometrik sebagai bagian dari perencanaan jalan seutuhnya. Dengan tujuan untuk menghasilkan infrastruktur yang aman, efisiensi pelyanan arus lalu lintas dan memaksimalkan ratio tingkat penggunaan/biaya pelaksaanan. Ruang, bentuk dan ukuran jalan dikatakan baik, jika dapat memberikan rasa aman dan nyaman kepada pemakai jalan. Yang menjadi dasar perencanaan geometrik adalah sifat gerakan dan ukuran kendaraan, sifat pengemudi dalam mengendalikan gerak kendaraannya, dan karakteristik arus lalu lintas. Hal-hal tersebut haruslah menjadi pertimbangan perencanaan untuk menghasilkan bentuk dan ukuran jalan, serta ruang gerak kendaraan yang memenuhi tingkat kenyamanan dan keamanan yang diharapkan. Dengan demikian haruslah memperhatikan elemen penting dalam perencanaan geometrik jalan, diantaranya : - Alinyemen Horizontal (trase jalan) - Alinyemen Vertikal (penampang memanjang jalan) - Penampang melintang jalan Tujuan dan fungsi: menghasilkan infra struktur yang aman, nyaman & effisien untuk pelayanan lalu lintas dan memaksimalkan ratio tingkat penggunaan/biaya pelaksanaan.
  • 2. PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA 2 BAB II STANDAR PERENCANAAN JALAN RAYA 1. Ketentuan Dasar Ketentuan dasar “Perencanaan Geometrik Jalan Raya” telah tercantum dalam daftar I buku No. 13/1970 merupakan syarat batasan yang dijadikan sebagai pedoman untuk Perencanaan Geometrik Jalan Raya. 2. Lalu Lintas Setiap jenis kendaraan dapat mempengaruhi terhadap keseluruhan arus lalu lintas, yang diperhitungkan dengan membandingkannya terhadap pengaruh dari suatu mobil penumpang. Yaitu dengan “Satuan Mobil Penumpang (SMP)”. 3. Kelas Jalan II B Jalan ini merupakan jalan-jalan raya sekunder dua jalur dengan konstruksi permukaan jalan dari penetrasi berganda atau yang setaraf dimana dalam komposisi lalu lintasnya terdapat kendaraan lambat, tapi tanpa kendaraan yang tak bermotor. 4. Keadaan Topografi Keadaan Topografi/medan yang akan duganakan untuk perencanaan pembangunan jalan terbagi dalam tiga golongan umum yang dibedakan menurut besarnya lereng melintang dalam arah yang kurang lebih tegak lurus sumbu jalan raya. Klasifikasi medan dan besarnya lereng melintang adalah sebagai berikut : No. Golongan Medan Lereng Melintang 1. Datar (D) 0 sampai 9,9 % 2. Perbukitan (B) 10,0 sampai 24,5 % 3. Pegunungan (G) ≥ 25,0 %
  • 3. PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA 3 5. Standar Perencanaan Geometrik Jalan Kelas IIB KLASIFIKA SI JALAN Jalan Utama Jalan Raya Sekunder Jalan Penghubung I IIA IIB IIC III KLASIFIKA SI MEDIAN D B G D B G D B G D B G D B G LaluLintas Harian Rata- Rata (LHR) Dalam SMP >20.000 6000-20.000 1500 – 8.000 <2000 - Kecepatan Rencana (Km/Jam) 120 100 80 100 80 60 80 60 40 60 40 30 60 40 30 Lebar Daerah Penguasaan Minimun (M) 60 60 60 40 40 40 30 30 30 30 30 30 20 20 20 Lebar Perkerasan (M) Minimum 2(2x3,75) 2x3,50atau 2x(2x3,50) 2x3.50 2x3,0 3,50 – 6,00 Lebar Median Minimum (M) *10 150** - - - Lebar Bahu (M) 3,50 3,00 3,00 3,00 2,50 2,50 3.00 2,50 2,50 2,50 1,50 1,00 1,50-2,50** Lereng Melintang Perkerasan 2% 2% 2% 3% 4% Lereng Melintang Bahu 4% 4% 6% 6% 6% Jenis Lapisan Permukaan Jalan Aspal beton (hot mix) Aspal beton Penetrasi berganda atausetaraf Palingtinggi penetrasi tunggal Palingtinggi peleburan dengan aspal Miring Tikungan Maksimum 10% 10% 10% 10% 10% Jari-Jari Lengkung Minimum (m) 560 350 210 350 210 115 210 115 50 115 50 30 115 50 30 Landai Maksimum 3% 5% 6 4% 6% 7% 5% 7% 8% 6% 8% 10% 6% 8% 12% 6. Klasifikasi Lalu Lintas Jalan Raya Menurut fungsinya jalan raya dibagi menjadi 3 golongan, yaitu jalan Primer, jalan Sekunder dan jalan raya penghubung. a. Jalan Primer adalah jalan raya yang melayani lalu lintas yang tinggi antara kota-kota yang penting atau antara pusat-pusat produksi dan pusat-pusat ekspor. Jalan-jalan dalam golongan ini harus direncanakan untuk melayani lalu lintas yang sangat cepat dan berat. b. Jalan Skunder adalah jalan raya yang melayani arus lalu lintas yang cukup tinggi antara kota-kota besar dan kota-kota yang lebih kecil, serta melayani daerah di sekitarnya. c. Jalan Penghubung adalah jalan untuk keperluan aktivitas daerah yang juga dipakai sebagai jalan penghubung antara jalan-jalan dari golongan yang sama atau berlainan.
  • 4. PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA 4 7. Alinyemen Horizontal Alinyemen Horizontal haruslah memenuhi syarat-syarat dasar teknik lalu lintas sebagaimana yang tercantum dalam daftar I. Bukan hanya bagian dari alinyemennya saja yang memenuhi syarat, tapi dari keseluruhan bagian jalan haruslah memberikan kesan aman dan nyaman. Termasuk juga dalam perencanaan drainase harus dipertimbangkan sebaik-baiknya dan memperkecil pekerjaan tanah yang diperlukan. Penambahan biaya di kemudian hari juga haruslah ditekan sekecil mugkin. Baik itu dikarenakan adanya peningkatan kekuatan perkerasan, perbaikan alinyemen baik horizontal maupun vertical, maupun perbaikan dan atau penambahan lain dari bagian jalan itu sendiri. 1. Jari Lengkung Minimum Jari-jari lengkung minimum untuk setiap kecepatan rencana sebagaimana tercantum dalam daftar I ditentukan berdasarkan miring tikungan maksimum dan koepisien gosokan melintang maksimum dengan rumus: Dimana: R = V2 127 (e + ƒm) R : Jari-jari Lengkung minimum…………………… (m) V : Kecepatan Rencana………………………… (km/jam) e : Miring tikungan…………………………….. (%) ƒm : Koefisin Gesekan Melintang. 2. Jari-Jari Lengkung Minimum Dimana Miring Tikungan Tidak Diperlukan Suatu tikungan dengan jari-jari lengkung yang cukup besar sampai batas-batas tertentu tidak perlu diadakan miring tikungan. Jari-jari lengkung minimum dimana miring tikukungan tidak diperlukan tercantum dalam daftar II 3. Lengkung Peralihan Lengkung peralihan adalah lengkung pada tikungan yang dipergunakan untuk mengadakan peralihan dari bagian jalan yang lurus kebagian jalan yang mempunyai jari-jari lengkung dengan miring tikungan tertentu atau sebaliknya. Batas besarnya jari-jari lengkung dimana suatu tikungan harus sudah menggunakan lengkung peralihan tercantum dalam daftar II.lengkung peralihan yang digunakan adalah lengkung spiral atau clothoide. Panjang minimum lengkung peralihan pada umumnya ditentukan oleh jarak yang diperlukan untuk peruban miring tikungan
  • 5. PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA 5 yang tergantung pada besarnya landai relatif maksimum antara kedua sisi perkerasan.Besar landai relatif maksimum antar kedua sisi perkerasan. Besar landai maksimum tesebut adalah sebagaimana tercantum dalam daftar II. 4. Pelebaran Perkerasan Pada Tikungan Untuk membuat tikungan pelayanan suatu jalan selalu tetap sama, baik dibagian lurus maupun di tikungan, perlu diadakan pelebaran pada perkerasan tikungan.Besarnya dapat ditentukan dengan menggunakan grafik I . 5. Pandangan Bebas Pada Tikungan Untuk memenuhi kebebasan pandangan pada tikungan sesuai dengan syarat panjang jarak pandangan yang diperlukan, harus diadakan kebebasan samping yang besarnya dapat ditentukan dengan menggunakan grafik II . 8. Alinyemen Vertikal 1. Umum Alinyemen vertikal sangat erat hubungannya dengan besarnya biaya pembangunan,biaya penggunaan kendaraan serta jumlah kecelakaan lalu-lintas. Dalam menetapkan besarnya landai jalan harus di ingat bahwa sekali suatu landai digunakan,maka jalan sukar di-upgrade dengan landai yang lebih kecil tanpa perubahan yang mahal. Maka penggunaan landai maksimum sebagaimana tercantum dalam daftar I sedapat mungkin dihindari. Alinyemen harus idrencanakan sebaik-baiknya dengan sebanyak-banyaknya mengikuti medan sehingga dapat menghasilkan jalan yang harmonis dengan alam sekelilingnya. 2. Landai Maksimumum Landai maksimum sebagai mana tercantum dalam daftar I harus hanya digunakan apabila pertimbangan biaya pembangunan adalah sangat memaksa, dan hanya untuk jarak pendek. Dalam perencanaan landai perlu diperhatikan panjang landai tersebut yang masih tidak menghasilkan pengurangan kecepatan yang dapat menggangu kelancaran jalannya lalu-lintas. Panjang maksimum landai yang masih dapat diterima tanpa mengakibatkan gangguan jalannya arus lalu –lintas yang berati atau biasa disebut dengan istilah
  • 6. PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA 6 panjang kritis landai,dalah panjang yang mengakibatkan pengurangan kecepatan maksimum sebesar 25 km/jam. Panjang kritis landai tersebut adalah sebagai berikut : Landai (%) 3 4 5 6 7 8 10 12 Panjang Kritis 480 330 250 200 170 150 135 120 Apabila pertimbangan biaya pembangunan memaksa panjang kritis tersebut boleh dilampaui, dengan ketentuan bahwa bagian jalan diatas.
  • 7. PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA 7 BAB III PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA A. ALINYEMEN HORIZONTAL Pada Peta Topograpfi suatu daerah dengan Skala 1 : 1000 dengan interval kontur 1,00 m, direncanakan sebuah jalan Kelas II B dari titik A menuju titik C melalui titik I dan titik II. Dimana titik A terletak pada Koordinat (3120 ; 2540) dan terletak pada Tangent dengan Azimut 1200 pada Stasion 60+350. Dari data-data yang ada, dicoba direncanakan suatu atau trase jalan dari titik A menuju titik C melalui titik I dan titik II. 1. Menentukan Koordinat Titik dan Jarak Jarak A - a, a - I, I - f, f – II, II – c dan c – C diambil dari gambar ! 369 85° 53 142 172 425 348
  • 8. PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA 8 SKETSA TRASE JALAN a. Menghitung Sudut "24'204734.4730.2604.21 "24'082814.2804.2110.7 30.26494.0 348 172 04.21384.0 369 142 10.7124.0 425 53 58590 000 2 000 11 0 0 0 1 000       IIIII II III II a arcTg arcTg arcTg       b. Menghitung Jarak md md md CII III IA 18.388172348 37.395142369 29.42853425 22 22 22       c. Menghitung Koordinat Titik Koordinat A = 3120 ; 2540 Koordinat I = 3545 ; 2593 Koordinat II = 3914 ; 2451 Koordinat C = 4262 ; 2623
  • 9. PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA 9 2. Menghitung Klasifikasi Medan jalan Titik Stasion Daerah Penguasaan Ketinggian Beda tinggi Kelandasan melintang kiri kanan A 60+350 30 233,5 230,9 2,6 8,666666667 1 60+400 30 234,1 231,2 2,9 9,666666667 2 60+450 30 233 232,4 0,6 2 3 60+500 30 232,5 234,6 2,1 7 4 60+550 30 232,4 232,6 0,2 0,666666667 5 60+600 30 232,9 232,3 0,6 2 6 60+650 30 234,5 232,6 1,9 6,333333333 7 60+700 30 234,7 232,6 2,1 7 8 60+750 30 233,8 234 0,2 0,666666667 I 60+780 30 232,4 233,1 0,7 2,333333333 9 60+800 30 232 233,8 1,8 6 10 60+850 30 232,9 232 0,9 3 11 60+900 30 233,2 231,8 1,4 4,666666667 12 60+950 30 231 229,1 1,9 6,333333333 13 60+000 30 231,6 229,2 2,4 8 14 60+050 30 230 228,4 1,6 5,333333333 15 60+100 30 228,4 227,4 1 3,333333333 16 60+150 30 227,8 227,7 0,1 0,333333333 Ii 61+175 30 228,1 229 0,9 3 17 61+200 30 231,4 229,4 2 6,666666667 18 61+250 30 231,8 235 3,2 10,66666667 19 61+300 30 230 233,6 3,6 12 20 61+350 30 238,6 230,9 7,7 25,66666667 21 61+400 30 227,4 229,8 2,4 8 22 61+450 30 228,5 227,3 1,2 4 23 61+500 30 229,4 227,6 1,8 6 C 61+543 30 230,2 230,4 0,2 0,666666667 Jumlah 160 rata-rata 5,925925926 Klasifikasi medan dan besarnya lereng melintang yang bersangkutan adalah sebagai berikut: Golongan medan lereng melintang - Datar (D) 0 sampai 9.9% - Perbukitan (B) 10 sampai 24.9% - Pegunungan (G) >25.0% karena 5.926% < 9.9% maka termasuk golongan Medan Datar (D)
  • 10. PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA 10 3. Menentukan Tikungan  Tikungan I dari titik 4;5;6;I;7;8;9 %522.4 7 33.833.69667.333.133.1667.1   Tg Kemiringan rata-rata Tikungan I = 4.522% ( 0 – 9.9 % ), maka tergolong pada Medan Datar.  Tikungan II dari titik 14;15;16;II;17;18;19 %572.7 7 667.967.14651067.1   Tg Kemiringan rata-rata Tikungan II = 7.572% ( 0 – 9.9 % ), maka tergolong pada Medan Datar. 4. Perhitungan Tikungan Alur pemilihan tikungan yang direncanakan oleh Bina Marga a. Tikungan I Data Jalan Tikungan I yang bermedan Datar dari Daftar I Standar Perncanaan Geometrik Jalan Raya didapat : -Vrencana (Vr) = 80 Km/jam Tikungan spiral-lingkaran spiral Lc 25 m p 0,10 m e min(0,04 atau 1,5en) Tikungan spiral- spiral Tikungan lingkaran Tikungan lingkaran Tikungan spiral-lingkaran spiral ya tidak tidak tidak ya ya
  • 11. PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA 11 -∆1 = 51.07° -Emaks = 10% -Jalan raya skunder (klas II B) Direncanakan Tikungan I berbentuk Spiral-Circle-Spiral (S-C-S) Diasumsikan jalan yang direncanakan termasuk jalan: - Volume lalu lintas yang padat - Penghubung antar kota dan provinsi - Banyak kendaraan berat Data jalan pada tikungan I bermedan datar dengan kemiringan rata-rata 4.522%. - Langkah Perhitungan : Dimana: fmax)(e127 V R 2   R : Jari-jari Lengkung minimum…………………… (m) V2 : Kecepatan Rencana………………………… (km/jam) e : Miring tikungan…………………………….. (%) fm : Koefisien Gesekan Melintang. fmax)(e127 V R 2   - Untuk kecepatan rencana < 80 km/jam berlaku fmaks = - 0,00065 V + 0,192 - 80 – 112 km/jam berlaku fmaks = - 0,00125 V + 0,24 Langkah Perhitungan : - fmax = -0,00125 . V + 0,24 = -0,00125 . 80 + 0,24 A ∆1 I II
  • 12. PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA 12 = 0,14 - fmax)(emax.127 V Rmin 2   0,14)(0,1.127 08 2   = 209,973 m Kontrol: - fmax)(emax.127 V Rmin 2   )14,0(0,1.127 08 973,209 2   973,209973.209  m R > Rmin, maka dicari nilai e Didapat dari Tabel Panjang Lengkung Peralihan Minimum Dan Superelevasi Metode Bina Marga. -Perhitungan Өs, c, dan Lc e = 10% = 0.01 Ls = 70 m 𝜃𝑠 = 𝐿𝑠 2𝑅 ∙ 360 2𝜋 = 70 2 ∙ 209.973 ∙ 360 2 ∙ 3.14 = 0,166 ∙ 57,32 = 9.515° )2(c sxI  )9.515°2(07,51c   04,32c 360 2 Lc xRdxcx   360 209,97314,3214,32 Lc xxx  m72,117Lc 
  • 13. PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA 13 Syarat tikungan jenis S-C-S c > 0° = 04,32 > 0°…………………….(ok) Lc > 20 m = 117,04 > 20 m……….……………..……(ok) d) Perhitungan besaran-besaran tikungan  𝑋𝑐 = 𝐿𝑠 − ( 𝐿𝑠3 40×𝑅𝑑2 ) 𝑋𝑐 = 70 − ( 703 40 × 209.972 ) 𝑋𝑐 = 69,806 𝑚  𝑌𝑐 = 𝐿𝑠2 6×𝑅𝑑 𝑌𝑐 = 702 6 × 209.97 𝑌𝑐 = 3,889 𝑚  𝑃 = 𝑌𝑐 − 𝑅𝑑(1 − cos∅𝑠) 𝑃 = 3,889 − 209.97(1 − cos9.515°) 𝑃 = 0,992 𝑚  𝐾 = 𝑋𝑐 − 𝑅𝑑 × sin 𝜃𝑠 𝐾 = 69.806 − 209.97 × sin 9.515° 𝐾 = 35,106 𝑚  Ts=( 𝑅𝑑 + 𝑃)tan 1 2⁄ 2 + 𝐾 Ts=(209.97 + 0,992) tan 1 2⁄ 59.33 + 35,106 Ts= 98,779 m  𝐸𝑠 = ( 𝑅𝑑+𝑃) cos1 2⁄ ∆2 − 𝑅𝑑 𝐸𝑠 = (209.97+ 0,992) cos1 2⁄ 59.33 − 209.97 𝐸𝑠 = 10,47 𝑚  𝐿𝑡𝑜𝑡 = 𝐿𝑐 + (2 × 𝐿𝑠) 𝐿𝑡𝑜𝑡 = 53.25 + (2 × 70) 𝐿𝑡𝑜𝑡 = 193.25 𝑚 Kontrol perhitungan: 2 x Ts > L total
  • 14. PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA 14 2 x 98,779 > 193,25 197.558 > 193,25 m.................... (Tikungan S – C – S bisa digunakan) - Diagram Superelevasi - Potongan I – I Untuk Sta z :  )%82( %2   Ls x - mx x 14 %10 %2 70    Y = 2x = 2 . 14 = 28 m Maka Sta I :  Sta I = Sta TS + y = Sta TS + 28 m - Landai Maksimum 1 = (e + en) B m Ls = (0.08 + 0.02) 3.50 70 1 = 0.005 SC ST KIRI e=+8% KANAN e=-8% Lc=53.25 m Ls=70m as Ls=70m -2% CSTS I -2% -2% -2% -2% -2% -2% -2% 0 0 8,95% -2% 8,95% Ls = 70 m y I 8% 2% x 2% a= ? 2% as TS z SC 2% 3.5 m3.5 m
  • 15. PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA 15 m m = 200 Gambar Landai relative pada tikungan I - Pelebaran pada Tikungan I - Jalan kelas IIB (skunder) dengan muatan sumbu terberat 10 ton sehingga direncanakan kendaraan terberat yang melintas adalah kendaraan berat. - Vr = 80 km/jam - Rd = 209.97 m mx Rd 14 6762.4 97.209 10001000   - n = 2 - c = 0.8 (Kebebasan samping) - b = 2.6 m (Lebar lintasan kendaraan besar pada jalan lurus) - p = 18,9 m (Jarak antara as roda depan dan belakang kendaraan besar) - A = 1,2 m (Tonjolan depan sampai bemper kendaraan berat) - B = n(b’+c) + (n-1) Td+z - dimana : - B = Lebar perkerasan pada tikungan - n = Jumlah lajur Lintasan (2) - b = Lebar lintasan kendaraan pada tikungan - c = Kebebasan samping (0,8 m) - Td = Lebar melintang akibat tonjolan depan - Z = Lebar tambahan akibat kelainan dalam mengemudi -Perhitungan :  𝑏" = 𝑅𝑑 − √𝑅𝑑2− 𝑃2 𝑏" = 209.97 − √209.972−18,92 𝑏" = 0,86 m b’ = b + b” b’ = 2,6 + 0,86 8% -8% -2%-2% 3.5m 3.5m
  • 16. PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA 16 b’ = 3,46 m  -𝑇𝑑 = (√ 𝑅𝑑2 + 𝐴(2𝑃 + 𝐴)−) - Rd -𝑇𝑑 = √209.972 + 1,2(37,8 + 1,2) – 209.97 -Td = 0,1114 m  𝑍 = 0,105×𝑉𝑟 √𝑅𝑑 𝑍 = 0,105 × 80 √209.97 𝑍 = 0,57 𝑚  Lebar Perkerasan pada Tikungan I : B = n(b’+c) + (n-1) Td+z = 2(3,46 + 0.8) + (2 - 1) 0,1114 + 0,57 = 9,201 m 9,201> (2 x 3.50 m) ; Karena B > W, maka diperlukan pelebaran perkerasan pada Tikungan I sebesar = 9,201 – 7.00 = 2,201 m  Penebasan Tikungan I / Kebebasan Samping V = 80 km/jam L = (2 x Ls) = 140 m R = 209.97 m W = 2 x 3,5m = 7 m m25.53Lc  T = Waktu tanggap, ditetapkan 2.5 detik Landai max (g) = 5%, fp =Koefisien gesek memanjang antara ban kendaraan dengan perkerasan jalan aspal fp akan semakin kecil jika kecepatan (Vr) semakin tinggi dan sebaliknya. (Menurut Bina Marga, fp = 0.35–0.55) Perhitungan : R’ = Rd – ½ W = 209.97 – 3,5 = 206.97 m Lt = Lc + (2 x Ls)
  • 17. PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA 17 = m25.53 + 140 = 193,25 m  Jarak pandang henti (Jh) 𝐽ℎ = 0,278 × 𝑉𝑟 × 𝑇 + 𝑉𝑟2 254 × (𝑓𝑝 − 𝑔) 𝐽ℎ = 0,278 × 80 × 2,5 + 802 254 × (0,35 − 0,05) Jh = 139,6 m  Jarak pandang menyiap (Jd) Jd = d1 + d2 + d3 + d4 𝑑1 = 0,278 × 𝑇1 × (𝑉𝑟 − 𝑚 + 𝑎× 𝑇1 2 ) 𝑑2 = 0,278 × 𝑉𝑟 × 𝑇2 d3 = antara 30 sampai 100 m Vr, km/jam 50-65 65-80 80-95 95-110 d3 (m) 30 55 75 90 𝑑4=2 3⁄ ×𝑑2 Dimana : T1 = Waktu dalam (detik), ∞ 2.12 + 0,026 x Vr T2 = Waktu kendaraan berada dijalur lawan, (detik) ∞ 6,56+0,048xVr a = Percepatan rata-rata km/jm/dtk, (km/jm/dtk), ∞ 2,052+0,0036xVr m = perbedaan kecepatan dari kendaraan yang menyiap dan kendaraan yang disiap, (biasanya diambil 10-15 km/jam) 𝑑1 = 0,278× (2.12 + 0,026 × 80) × (80 − 10 + (2,052+ 0,0036× 80)× (2.12 + 0,026 × 80) 2 ) 𝑑1 = 93,2 m 𝑑2 = 0,278 × 80 × (6,56 + 0,048 × 80) 𝑑2 = 231,3 𝑚 d3 = antara 30 sampai 100 m d3 = 75 m 𝑑4 = 2 3⁄ ×𝑑2 𝑑4=154,2 𝑚 Jd = d1 + d2 + d3 + d4 Jd = 553,7 m Kebebasan samping yang tersedia (mo) = ½ (lebar pengawasan minimal - w) = ½ (30-7) = 11,5 m Secara analitis :
  • 18. PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA 18  Berdasarkan jarak pandang henti : Jh = 139,6 m Lt = 263,185m, Jh < Lt 𝐸 = 𝑅′ × (1 − cos × 28,65 × 𝐽ℎ 𝑅′ ) 𝐸 = 206,97 × (1 − cos 28,65 × 139,6 206,97 ) 𝐸 = 12,41 𝑚  Berdasarkan jarak pandang menyiap : Jd = 553,7 m Lt = 263,185 m Jd > Lt 𝐸 = 𝑅′ × (1 − cos (28,65 × 𝐽𝑑) 𝑅′ ) + (𝐽𝑑 − 𝐿𝑡) 2 × sin (28,65 × 𝐽𝑑) 𝑅′ 𝐸 = 206,97 × (1 − cos (28,65 × 553,7) 206,97 ) + (553,7 − 263,185) 2 × sin (28,65 × 553,7) 206.97 𝐸 = 258,06 𝑚 Kesimpulan : o Kebebasan samping henti = 12,41 m o Kebebasan samping menyiap = 258,06 m o Kebebasan samping tersedia = 11,5 m o Kebebasan samping berdasarkan jarak pandang henti 7,9 m < 11,5 m sehingga aman o Kebebasan samping berdasarkan jarak pandang menyiap 258,06 m > 11,5 m sehingga sebelum memasuki tikungan ( I )perlu dipasang rambu dilarang menyiap. b. Tikungan II Data Jalan Tikungan II yang bermedan Datar dari Daftar I Standar Perncanaan Geometrik Jalan Raya didapat : -Vrencana (Vr) = 80 Km/jam -∆2 = 33.59° -Emaks = 10% -Jalan raya skunder (klas II B) Direncanakan Tikungan I berbentuk Spiral-Spiral. C ∆2 I II
  • 19. PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA 19 - Langkah Perhitungan : Dimana: fmax)(e127 V R 2   R : Jari-jari Lengkung minimum…………………… (m) V2 : Kecepatan Rencana………………………… (km/jam) e : Miring tikungan…………………………….. (%) fm : Koefisin Gesekan Melintang. - Untuk kecepatan rencana < 80 km/jam berlaku fmaks = - 0,00065 V + 0,192 - 80 – 112 km/jam berlaku fmaks = - 0,00125 V + 0,24 Langkah Perhitungan : - fmax = -0,00125 . V + 0,24 = -0,00125 . 80 + 0,24 = 0,14 - fmax)(emax.127 V Rmin 2   0,14)(0,1.127 08 2   = 209,973 m Kontrol: - fmax)(emax.127 V Rmin 2   )14,0(0,1.127 08 973,209 2   973,209973.209  m R > Rmin, maka dicari nilai e
  • 20. PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA 20 -Dmax = 181913,53 (e maks + f maks) V2 = 181913,53 (0,10 + 0,14) 802 = 6,821 ° a). Menentukan superelevasi desain Dd = 1432,4 𝑅𝑑 = 1432,4 310 = 4,62 𝑒 𝑡𝑗𝑑 = −𝑒 𝑚𝑎 𝑘𝑠×𝐷𝑑2 𝐷𝑑 𝑚𝑎𝑘𝑠 + 2×𝑒 𝑚𝑎 𝑘𝑠×𝐷𝑑 𝐷𝑑 𝑚𝑎 𝑘𝑠 𝑒 𝑡𝑗𝑑 = −0,10×4,622 6,8212 + 2×0,10×4,62 6,821 𝑒 𝑡𝑗𝑑 = 0,0895 𝑒 𝑡𝑗𝑑 = 8,95% -Perhitungan lengkung peralihan ( LS ) Berdasarkan waktu tempuh maximum ( 3 detik ) untuk melintasi lengkung peralihan, maka panjang lengkung :               %10 %2 97,209 59,332 /80 max 0 e e mR jamkmVr n didapat dari perhitungan : mLs e 70 %8,9098,0    ∅𝑠 = ½ ∆2 = ½ 33,59 0 = 16,79 0
  • 21. PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA 21 Ls dalam tebel hanya dipergunakan untuk menentukan besarnya superelevasi yang dibutuhkan saja. Panjang lengkung peralihan (Ls) yang dipergunakan haruslah dari persamaan.  Ls = ∅𝑠 ∙𝜋𝑅 90 = 16,79 ∙3,14 ∙209,97 90 = 122,997  ∆c = 0  Lc = 0  Yc = 𝐿𝑠2 6 ∙ 𝑅 = 122 ,9972 6 ∙ 209 .97 = 12,008  Xc = Ls - 𝐿𝑠2 40𝑅2 = 122,997 - 122 ,972 4 ∙ 209.972 = 122,82  K = Xc - R sin ∅𝑠 =122,82 – 209,97 sin 16,79 = 62,17  P = Yc - R (1- cos ∅𝑠) = 12,008 – 209,97 (1- cos 16,79) = 1,518  Ts = (R+P) tan ½ ∆2 + K = (209,97+1,518) tan ½ 33,59 + 62,15 = 125,97  Ec = (𝑅+𝑃) 𝑐𝑜𝑠½ ∆2 - R = 209,97+1,518 𝑐𝑜𝑠½ 33,59 – 209,97 = 10,9  L total = 2Ls = 2 x 122,997 = 245,994 - Diagram Superelevasi
  • 22. PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA 22 Untuk Sta z :  )%82( %2   Ls x - mx x 14 %10 %2 70    Y = 2x = 2 . 14 = 28 m Maka Sta I :  Sta I = Sta TS + y = 125,97 + 28 = 153,97 Landai Maksimum Ls Ls KANAN -2% as Ts -2% Sc = Cs 9,8% -9,8% -9,8%-2% -2% -2% -2% 3.5 m3.5 m Ls Bene m )(1   Ls = 70 m y I 8% 2% x 2% a= ? 2% as TS z SC 2%
  • 23. PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA 23 70 5,3)02.0098.0(1   m 0059.0 1  m m = Gambar Landai relative pada tikungan II - Pelebaran pada Tikungan II - Jalan kelas IIB (skunder) dengan muatan sumbu terberat 10 ton sehingga - direncanakan kendaraan terberat yang melintas adalah kendaraan berat. - Vr = 80 km/jam - Rd = 209,97 m - n = 2 - c = 0.8 (Kebebasan samping) - b = 2.6 m (Lebar lintasan kendaraan besar pada jalan lurus) - p = 18,9 m (Jarak antara as roda depan dan belakang kendaraan besar) - A = 1,2 m (Tonjolan depan sampai bemper kendaraan berat) - B = n(b’+c) + (n-1) Td+z - dimana : - B = Lebar perkerasan pada tikungan - n = Jumlah lajur Lintasan (2) - b = Lebar lintasan kendaraan pada tikungan - c = Kebebasan samping (0,8 m) - Td = Lebar melintang akibat tonjolan depan - Z = Lebar tambahan akibat kelainan dalam mengemudi -Perhitungan :  𝑏" = 𝑅𝑑 − √𝑅𝑑2− 𝑃2 𝑏" = 209,97 − √209,972− 18,92 8,95% -8,95% -2%-2% 3.5m 3.5m
  • 24. PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA 24 𝑏" = 0,86 m b’ = b + b” b’ = 2,6 + 0,86 b’ = 3,46 m  -𝑇𝑑 = √𝑅𝑑2 + 𝐴(2𝑃 + 𝐴) − 𝑅𝑑 -𝑇𝑑 = √209,972 + 1,2(37,8 + 1,2) -209,97 -Td = 0,1114 m  𝑍 = 0,105×𝑉𝑟 √𝑅𝑑 𝑍 = 0,105 × 80 √209,97 𝑍 = 0,57 𝑚  Lebar Perkerasan pada Tikungan II : B = n(b’+c) + (n-1) Td+z = 2(3,46 + 0.8) + (2 - 1) 0,1114 + 0,57 = 9,201 m 9,201 > (2 x 3.50 m) ; Karena B > W, maka diperlukan pelebaran perkerasan pada Tikungan I sebesar = 9,201 – 7.00 = 2,201 m  Penebasan Tikungan II / Kebebasan Samping V = 80 km/jam L = (2 x Ls) = 133,32 m R = 209,97 m W = 2 x 3,5m = 7 m Lc = 0 T = Waktu tanggap, ditetapkan 2.5 detik Landai max (g) 5%, fp =Koefisien gesek memanjang antara ban kendaraan dengan perkerasan jalan aspal fp akan semakin kecil jika kecepatan (Vr) semakin tinggi dan sebaliknya. (Menurut Bina Marga, fp = 0.35–0.55) Perhitungan : R’ = Rd – ½ W = 209,97 – 3,5
  • 25. PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA 25 = 206,97 m Lt = Lc + (2 x Ls) = 0 + 133,32 = 133,32 m  Jarak pandang henti (Jh) 𝐽ℎ = 0,278 × 𝑉𝑟 × 𝑇 + 𝑉𝑟2 254 × (𝑓𝑝 − 𝑔) 𝐽ℎ = 0,278 × 80 × 2,5 + 802 254 × (0,35 − 0,05) Jh = 139,6 m  Jarak pandang menyiap (Jd) Jd = d1 + d2 + d3 + d4 𝑑1 = 0,278 × 𝑇1 × (𝑉𝑟 − 𝑚 + 𝑎× 𝑇1 2 ) 𝑑2 = 0,278 × 𝑉𝑟 × 𝑇2 d3 = antara 30 sampai 100 m Vr, km/jam 50-65 65-80 80-95 95-110 d3 (m) 30 55 75 90 𝑑4=2 3⁄ ×𝑑2 Dimana : T1 = Waktu dalam (detik), ∞ 2.12 + 0,026 x Vr T2 = Waktu kendaraan berada dijalur lawan, (detik) ∞ 6,56+0,048xVr a = Percepatan rata-rata km/jm/dtk, (km/jm/dtk), ∞ 2,052+0,0036xVr m = perbedaan kecepatan dari kendaraan yang menyiap dan kendaraan yang disiap, (biasanya diambil 10-15 km/jam) 𝑑1 = 0,278× (2.12 + 0,026 × 80) × (80 − 10 + (2,052+ 0,0036× 80)× (2.12 + 0,026 × 80) 2 ) 𝑑1 = 93,2 m 𝑑2 = 0,278 × 80 × (6,56 + 0,048 × 80) 𝑑2 = 231,3 𝑚 d3 = antara 30 sampai 100 m d3 = 75 m 𝑑4 = 2 3⁄ ×𝑑2 𝑑4=154,2 𝑚 Jd = d1 + d2 + d3 + d4 Jd = 553,7 m Kebebasan samping yang tersedia (mo) = ½ (lebar pengawasan minimal - w) = ½ (30-7) = 11,5 m
  • 26. PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA 26 Secara analitis :  Berdasarkan jarak pandang henti : Jh = 139,6 m Lt = 357,45m Jh < Lt 𝐸 = 𝑅′ × (1 − cos × 28,65 × 𝐽ℎ 𝑅′ ) 𝐸 = 306,5 × (1 − cos 28,65 × 139,6 306,5 ) 𝐸 = 7,9 𝑚  Berdasarkan jarak pandang menyiap : Jd = 553,7 m Lt = 357,45 m Jd > Lt 𝐸 = 𝑅′ × (1 − cos (28,65 × 𝐽𝑑) 𝑅′ ) + (𝐽𝑑 − 𝐿𝑡) 2 × sin (28,65 × 𝐽𝑑) 𝑅′ 𝐸 = 206,97 × (1 − cos (28,65 × 553,7) 206,97 ) + (553,7 − 357,45) 2 × sin (28,65 × 553,7) 206,97 𝐸 = 249,76 𝑚 Kesimpulan : o Kebebasan samping henti = 7,9 m o Kebebasan samping menyiap = 193,84 m o Kebebasan samping tersedia = 11,5 m o Kebebasan samping berdasarkan jarak pandang henti 7,9 m < 11,5 m sehingga aman o Kebebasan samping berdasarkan jarak pandang menyiap 249,76 m > 11,5 m sehingga sebelum memasuki tikungan ( I ) perlu dipasang rambu dilarang menyiap. c. Tikungan II Spiral – Circle – Spiral (S – C – S)
  • 27. PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA 27 d. Tikungan II Spiral – Spiral (S – S)
  • 28. PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA 28 5. Menentukan Stasionering Data – data : md md md CII III IA 22.41640596 02.485168455 85.331170285 22 22 22       Dari Sketsa Gambar didapat : a. Stasionering Tikungan I  Sta A = Sta 60+350  Sta TS = Sta A + (dA-I – Ts) = Sta 60+350 + (331,85 - 98,779) = Sta 60+583,071 R=209,97 m ∅ = 16,78 Es=16,89m Xc = 122,82 m ST =33,59 Ts=125,97 m K=62,17 m CS CS Yc =12,008 m TS TS
  • 29. PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA 29  Sta SC = Sta TS + ½ Lc + Ls = Sta 60+583.071 + ½ 53,25 + 70 = Sta 60+679.696  Titik I = Sta 60+682  Sta ST = Sta Ts + Ltot = Sta 60+583,071+193,25 = Sta 60+776,321 b. Stasionering Tikungan II  Sta TS = Sta I + (dI-II – Ts) = Sta 60+682 + (485,02 – 125,97) = Sta 61+041.05  Sta SC = Sta TS + Ls = Sta 61+041.05 + 122,997 = Sta 61+164,02  Sta ST = Sta TS + Ltot = Sta 61+041,05+245,994 = Sta 61+287,004  Sta C = Sta 61+588 6. Stasionering Elevasi Permukaan Tanah Asli TITIK STASION KETINGGIAN
  • 30. PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA 30 KIRI SUMBU KANAN A 60 + 350 231,8 231,4 231 1 60 + 400 230,9 230,4 229,9 2 60 + 450 232,8 232,5 232,2 3 60 + 500 234 236 232,6 4 60 + 550 231,7 231,45 231,2 TS 60+583,071 230 229,5 229 5 60 + 600 228,8 228,6 228,4 6 60 + 650 227,4 227,6 227,8 SC 60+653,071 227,5 227,75 228 I 60+682 228,3 229,5 230,4 7 60 + 700 228,5 229,4 231,2 8 60 + 750 228,4 229,8 231,3 ST 60+776,321 228 229,75 231,1 9 60 + 800 228 229,5 231,3 10 60 + 850 227,8 227,4 228,4 11 60 + 900 228,9 228,5 227,7 12 60 + 950 229,4 231,7 232,4 13 61 + 000 231,2 232 232,4 TS 61+041,05 228 228,85 229,7 14 61 + 050 228,8 227,5 229,3 15 61 + 100 233,1 231,6 230,1 16 61+150 235,5 235,4 234 SC 61+164,02 237,6 236,7 235,8 II 61 + 180 237,6 237,1 235,8 17 61 + 200 237,5 236 233,1 18 61 +250 232,4 231,1 229,5 ST 61+287,04 230,8 228 229,5 19 61+300 229,5 227,4 231,3 20 61+350 231 233,3 235,2 21 61+400 232,3 232 230,7 22 61+450 231,2 230,5 230,4 23 61+500 230,5 230 229,7 24 61+550 229,8 229,5 229,2 C 61+588 229,7 228,85 228 7. Perhitungan Alinyemen Vertikal - Kelandaian Alinyemen Vertikal
  • 31. PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA 31  Kelandaian (g1) ; Gradien I %32,0%100 3501079 9,2293,232 1     xg  Kelandaian (g2) ; Gradien II %67,0%100 10791588 3,23285,228 2     xg - Lengkung Vertikal  Elevasi Sumbu Jalan Sta 60+350 m = 232,3 – (1079 – 350) 0,32 100 = 232,3 – 2,33 = 229,97  Elevasi Sumbu Jalan Sta 60+400 m = 232,3 – (1079 – 400) 0,32 100 = 232,3 – 2,17 = 230,13  Elevasi Sumbu Jalan Sta 60+450 m = 232,3 – (1079 – 450) 0,32 100 = 232,3 – 2,01 = 230,29  Elevasi Sumbu Jalan Sta 60+500 m = 232,3 – (1079 – 500) 0,32 100 = 232,3 –1,85 = 230,25  Elevasi Sumbu Jalan Sta 60+550 m = 232,3 – (1079 – 550) 0,32 100
  • 32. PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA 32 = 232,3 – 1,69 = 230,61  Elevasi Sumbu Jalan Sta 60+583.71 m = 232,3 – (1079 – 583,71) 0,32 100 = 232,3 – 1,48 = 230,82  Elevasi Sumbu Jalan Sta 60+600 m = 232,3 – (1079 – 600) 0,32 100 = 232,3 – 1,53 = 230,77  Elevasi Sumbu Jalan Sta 60+650 m = 232,3 – (1079 – 650) 0,32 100 = 232,3 – 1,37 = 230,93  Elevasi Sumbu Jalan Sta 60+653,071 m = 232,3 – (1079 – 653,071) 0,32 100 = 232,3 – 1,362 = 230,93  Elevasi Sumbu Jalan Sta 60+682 m = 232,3 – (1079 – 682) 0,32 100 = 232,3 – 1,2704 = 231,029  Elevasi Sumbu Jalan Sta 60+700 m = 232,3 – (1079 – 700) 0,32 100
  • 33. PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA 33 = 232,3 – 1,21 = 231,09  Elevasi Sumbu Jalan Sta 60+750 m = 232,3 – (1079 – 750) 0,32 100 = 232,3 – 1,052 = 231,24  Elevasi Sumbu Jalan Sta 60+776,32 m = 232,3 – (1079 – 776,32) 0,32 100 = 232,3 – 0,968 = 231,332  Elevasi Sumbu Jalan Sta 60+800 m = 232,3 – (1079 – 800) 0,32 100 = 232,3 – 0,89 = 231,41  Elevasi Sumbu Jalan Sta 60+805,1 m = 232,3 – (1079 – 805,1) 0,32 100 = 232,3 – 0,876 = 231,424  Elevasi Sumbu Jalan Sta 60+850 m = 232,3 – (1079 – 850) 0,32 100 = 232,3 – 0,73 = 231,57  Elevasi Sumbu Jalan Sta 60+900 m = 232,3 – (1079 – 900) 0,32 100 = 232,3 – 0,57 = 231,73  Elevasi Sumbu Jalan Sta 60+950 m = 232,3 – (1079 – 950) 0,32 100
  • 34. PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA 34 = 232,3 – 0,412 = 231,88  Elevasi Sumbu Jalan Sta 61+000 m = 232,3 – (1079 – 1000) 0,32 100 = 232,3 – 0,25 = 232,05  Elevasi garis tangen Sta 61+041,05 m = 232,3 – (1079 – 1041,05) 0,32 100 = 232,3 – 0,12 = 232,28  Elevasi garis tangen Sta 61+048 m = 232,3 – (1079 – 1048) 0,32 100 = 232,3 – 0,0992 = 232,2008 A1 = g1 – g2 = 0,32 – (-0,67) = 0,99 (Cembung) Y = 𝐴 𝑥2 200 𝐿 = 0,99 𝑥2 200 70 = 0,99 𝑥2 200 70 = 𝑥2 14141 ,414  Elevasi sumbu jalan Sta 61+048 m = 232,2008 – y
  • 35. PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA 35 = 232,2008 – 𝑥2 14141 ,414 = 232,2008 - 1048−10482 14141 ,414 = 232,2008 – 0,0017 = 232,0063  Elevasi sumbu jalan Sta 61+050 m = 232,3 – (1079 – 1050) 0,32 100 = 232,3 – 0,0928 = 232,207  Elevasi garis tangen Sta 61+058 m = 232,3 – (1079 – 1058) 0,32 100 = 232,3 – 0,0672 = 231,628  Elevasi sumbu jalan Sta 61+058 m = 232,2008 – y = 232,2008 – 𝑥2 14141 ,414 = 232,2008 - 1058−10482 14141 ,414 = 232,2008 – 0,00707 = 232,00093  Elevasi garis tangen Sta 61+068 m = 232,3 – (1079 – 1068) 0,32 100 = 232,3 – 0,0352 = 231,948  Elevasi sumbu jalan Sta 61+068 m = 231,948 – y
  • 36. PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA 36 = 231,948 – 𝑥2 14141 ,414 = 231,948 - 1058−10682 14141 ,414 = 231,948 – 0,00707 = 231,94  Elevasi sumbu jalan Sta 61+078 m = 232,3– y = 232,3 – 𝑥2 14141 ,414 = 232,3 - 1058−10782 14141 ,414 = 232,3 – 0,028 = 232,272  Elevasi garis tangen Sta 61+088 m = 232,3 – (1088 – 1078) 0,67 100 = 232,3 – 0,067 = 232,233  Elevasi sumbu jalan Sta 61+088 m = 232,233 – y = 232,233 – 𝑥2 14141 ,414 = 232,233 - 1014−10882 14141 ,414 = 232,233 – 0,387 = 231,84  Elevasi garis tangen Sta 61+098 m = 232,3 – (1098 – 1078) 0,67 100 = 232,3 – 0,134 = 232,166  Elevasi sumbu jalan Sta 61+098 m = 232,166 – y = 232,166 – 𝑥2 14141 ,414 = 232,166 - 1014−10982 14141,414
  • 37. PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA 37 = 232,166 – 0,498 = 231,668  Elevasi garis tangen Sta 61+100 m = 232,3 – (1100 – 1078) 0,67 100 = 232,3 – 0,14 = 232,16  Elevasi garis tangen Sta 61+108 m = 232,3 – (1108 – 1078) 0,67 100 = 232,3 – 0,201 = 232,099  Elevasi sumbu jalan Sta 61+108 m = 232,099 – y = 232,099 – 𝑥2 14141 ,414 = 232,099 - 1014−11082 14141 ,414 = 232,099 – 0,62 = 231,479  Elevasi sumbu jalan Sta 61+150 m = 232,3 – (1150 – 1078) 0,67 100 = 232,3 – 0,48 = 231,82  Elevasi sumbu jalan Sta 61+164,02 m = 232,3 – (1150 – 1078) 0,67 100 = 232,3 – 0,48 = 231,82
  • 38. PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA 38  Elevasi sumbu jalan Sta 61+180 m = 232,3 – (1180 – 1078) 0,67 100 = 232,3 – 0,68 = 231,62  Elevasi sumbu jalan Sta 61+200 m = 232,3 – (1200 – 1078) 0,67 100 = 232,3 – 0,817 = 231,48  Elevasi sumbu jalan Sta 61+250 m = 232,3 – (1250 – 1078) 0,67 100 = 232,3 – 1,152 = 231,14  Elevasi sumbu jalan Sta 61+287,04 m = 232,3 – (1287,04 – 1078) 0,67 100 = 232,3 – 1,4005 = 230,89  Elevasi sumbu jalan Sta 61+300 m = 232,3 – (1300 – 1078) 0,67 100 = 232,3 – 1,48 = 230,82  Elevasi sumbu jalan Sta 61+350 m = 232,3 – (1350 – 1078) 0,67 100 = 232,3 – 1,82 = 230,48
  • 39. PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA 39  Elevasi sumbu jalan Sta 61+400 m = 232,3 – (1400 – 1078) 0,67 100 = 232,3 – 2,15 = 230,15  Elevasi sumbu jalan Sta 61+450 m = 232,3 – (1450 – 1078) 0,67 100 = 232,3 – 2,49 = 229,81  Elevasi sumbu jalan Sta 61+500 m = 232,3 – (1500 – 1078) 0,67 100 = 232,3 – 2,82 = 229,48  Elevasi sumbu jalan Sta 61+550 m = 232,3 – (1550 – 1078) 0,67 100 = 232,3 – 3,16 = 229,14  Elevasi sumbu jalan Sta 61+588 m = 232,3 – (1588 – 1078) 0,67 100 = 232,3 – 3,417 = 228,885
  • 40. PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA 40 8. Perhitungan Volume Galian Dan Timbunan Pada perhitungan volume galian dan timbunan digunakan metode penampang rata-rata dengan segmen area, dimana perhitungan luas galian dan timbunan menggunakan milimeter block dengan skala horizontal 1:100 dan vertikal 1:50. Berikut adalah tabel perhitungan volume galian dan timbunan. STA 60 + 350 GALIAN A B C D E F G H I J K L M N O A TOTAL 2A A X 0,40 5,00 5,50 6,50 7,50 8,50 11,50 15,00 18,50 21,50 22,50 23,50 24,50 25,00 28,00 0,40 430,47 87,30 43,65 Y 3,80 1,63 1,63 0,95 0,95 1,60 1,80 1,95 1,80 1,60 0,95 0,95 1,63 1,63 3,10 3,80 343,17 STA 60 + 400 GALIAN A B C D E F G H I J K L M N O A TOTAL 2A A X 1,25 3,00 3,50 4,50 5,50 6,50 9,50 13,00 16,50 19,50 20,50 21,50 22,50 23,00 23,50 1,25 271,88 21,86 10,93 Y 2,30 1,40 1,40 0,75 0,75 1,40 1,60 1,75 1,60 1,40 0,75 0,75 1,40 1,40 1,55 2,30 250,01 STA 60 + 450 GALIAN A B C D E F G H I J K L M N O A TOTAL 2A A X 1,00 6,00 6,50 7,50 8,50 9,50 12,50 16,00 19,50 22,50 23,50 24,50 25,50 26,00 31,30 1,00 445,17 135,25 67,63 Y 4,30 1,30 1,30 0,75 0,75 1,30 1,50 1,65 1,50 1,30 0,75 0,75 1,30 1,30 3,70 4,30 309,92
  • 41. PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA 41 STA 60 + 500 GALIAN A B C D E F G H I J K L M N O A TOTAL 2A A X 1,00 6,00 6,50 7,50 8,50 9,50 12,50 16,00 19,50 22,50 23,50 24,50 25,50 26,00 31,00 1,00 400,05 139,40 69,70 Y 4,00 1,00 1,00 0,80 0,80 1,00 1,20 1,30 1,20 1,00 0,80 0,80 1,00 1,00 3,70 4,00 260,65 STA 60 + 550 GALIAN A B C D E F G H I J K L M N O A TOTAL 2A A X 0,90 3,00 3,50 4,50 5,50 6,50 9,50 13,00 16,50 19,50 20,50 21,50 22,50 23,00 24,80 0,90 303,46 51,02 25,51 Y 2,75 1,40 1,40 0,80 0,80 1,40 1,50 1,60 1,50 1,50 0,80 0,80 1,40 1,40 2,30 2,75 252,44 STA 60 + 583,071 TIMBUNAN A B C D E F G H I TOTAL 2A A X 1,40 9,50 18,90 16,00 13,00 9,50 6,00 3,00 1,40 149,60 35,96 17,98 Y 1,25 1,00 0,75 2,01 2,25 2,30 2,25 2,01 1,25 113,64 STA 60 + 600 TIMBUNAN A H G F E D C B A TOTAL 2A A X 1,50 11,00 21,50 17,50 14,50 11,00 7,50 4,50 1,50 192,93 62,45 31,23 Y 0,80 0,65 0,50 2,40 2,60 2,70 2,60 2,40 0,80 130,48
  • 42. PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA 42 STA 60 + 650 TIMBUNAN A H G F E D C B A TOTAL 2A A X 0,30 12,00 24,30 18,50 15,50 12,00 8,50 6,50 0,30 397,64 132,55 66,28 Y 0,80 1,10 1,30 4,70 4,80 4,90 4,80 4,70 0,80 265,09 STA 60 + 653,071 TIMBUNAN A E H G F D C B A TOTAL 2A A X 0,60 13,50 25,60 20,00 17,00 13,50 10,00 7,00 0,60 339,67 112,93 56,46 Y 0,55 0,75 1,00 3,65 3,75 3,90 3,75 3,65 0,55 226,74 STA 60 + 682 TIMBUNAN A H G F E D C B A TOTAL 2A A X 1,20 12,00 20,20 18,50 15,50 12,00 8,50 5,50 1,20 242,46 50,20 25,10 Y 0,60 1,35 1,90 2,70 2,95 3,05 2,95 2,70 0,60 192,26 STA 60 + 700 TIMBUNAN A H G F E D C B A TOTAL 2A A X 0,50 11,00 18,20 17,50 14,50 11,00 7,50 4,50 0,50 238,96 31,92 15,96 Y 0,90 1,85 3,00 2,80 2,95 3,10 2,95 2,80 0,90 207,05
  • 43. PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA 43 STA 60 + 750 TIMBUNAN A H G F E D C B A TOTAL 2A A X 0,80 12,00 19,50 18,50 15,50 12,00 8,50 5,50 0,80 265,57 43,67 21,83 Y 0,70 1,80 2,55 3,00 3,15 3,20 3,15 3,00 0,70 221,90 STA 60 + 776,32 TIMBUNAN A E H G F D C B A TOTAL 2A A X 1,10 13,50 21,30 20,00 17,00 13,50 10,00 7,00 1,10 346,36 60,04 30,02 Y 0,75 2,05 2,60 3,60 3,75 3,85 3,75 3,60 0,75 286,33 STA 60 + 800 TIMBUNAN A H G F E D C B A TOTAL 2A A X 1,30 14,00 22,20 20,50 17,50 14,00 10,50 7,50 1,30 368,71 62,56 31,28 Y 0,75 2,05 2,80 3,70 3,80 3,95 3,80 3,70 0,75 306,15 STA 60 + 850 TIMBUNAN A H G F E D C B A TOTAL 2A A X 0,40 10,50 26,60 20,50 17,50 14,00 10,50 7,50 0,40 413,27 129,19 64,60 Y 0,70 1,05 1,35 4,25 4,50 4,60 4,50 4,25 0,70 284,08
  • 44. PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA 44 STA 60 + 900 TIMBUNAN A H G F E D C B A TOTAL 2A A X 0,40 13,00 28,00 19,50 16,50 13,00 9,50 6,50 0,40 366,52 131,97 65,99 Y 1,30 0,80 0,40 4,00 4,10 4,20 4,10 4,00 1,30 234,55 STA 60 + 950 TIMBUNAN A G H F E D C B A TOTAL 2A A X 1,20 11,00 17,50 17,50 14,50 11,00 7,50 4,50 1,20 214,18 25,72 12,86 Y 0,90 1,85 2,51 2,51 2,70 2,80 2,70 2,51 0,90 188,46 STA 61 + 000 TIMBUNAN A F E D C B A TOTAL 2A A X 0,90 8,00 11,50 8,00 4,50 1,50 0,90 67,75 11,46 5,73 Y 1,00 1,25 2,95 1,05 2,95 1,30 1,00 56,30 GALIAN A B C D E F A TOTAL 2A A X 14,50 15,50 16,50 17,50 18,00 19,00 14,50 127,20 3,13 1,56 Y 1,30 0,95 0,95 1,25 1,25 1,75 1,30 124,08 STA 61 + 041,05 TIMBUNAN A E H G F D C B A TOTAL 2A A X 0,20 15,00 26,80 21,50 18,50 15,00 11,50 8,50 0,20 463,70 129,33 64,66 Y 0,50 1,35 2,01 4,50 4,65 4,70 4,65 4,50 0,50 334,37
  • 45. PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA 45 STA 61 + 050 TIMBUNAN A H G F E D C B A TOTAL 2A A X 0,80 14,00 25,50 20,50 17,50 14,00 10,50 7,50 0,80 335,45 107,89 53,94 Y 0,30 0,75 1,10 3,50 3,65 3,73 3,65 3,50 0,30 227,57 STA 61 + 100 GALIAN A B C D E F G A TOTAL 2A A X 1,00 3,00 3,50 4,50 5,50 6,50 8,90 1,00 66,44 8,32 4,16 Y 2,80 1,90 1,90 1,30 1,30 1,90 2,01 2,80 58,12 TIMBUNAN G F E D C B A G TOTAL 2A A X 8,90 13,00 22,00 19,50 16,50 13,00 9,50 8,90 187,43 13,71 6,85 Y 2,01 1,65 0,75 1,90 2,05 2,15 2,05 2,01 173,73 STA 61 + 150 GALIAN A B C D E F G H I J K L M N O A TOTAL 2A A X 1,00 6,00 6,50 7,50 8,50 9,50 12,50 16,00 19,50 22,50 23,50 24,50 25,50 26,00 31,00 1,00 952,13 112,00 56,00 Y 5,00 1,05 1,05 0,45 0,45 1,05 1,25 1,35 1,25 1,05 24,50 0,45 1,05 1,05 3,50 5,00 840,13
  • 46. PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA 46 STA 61 + 164,02 GALIAN A B C D E F G H I J K L M N O A TOTAL 2A A X 0,50 12,50 13,00 14,00 15,00 16,00 19,00 22,50 26,00 29,00 30,00 31,00 32,00 32,50 41,00 0,50 742,60 302,48 151,24 Y 7,05 1,10 1,10 0,95 0,95 1,10 1,20 1,30 1,20 1,10 0,95 0,95 1,10 1,10 5,30 7,05 440,13 STA 61 + 180 GALIAN A B C D E F G H I J K L M N O A TOTAL 2A A X 0,80 15,50 16,00 17,00 18,00 19,00 22,00 25,50 29,00 32,00 33,00 34,00 35,00 35,50 43,60 0,50 698,30 314,49 157,24 Y 7,75 0,85 0,85 0,25 0,25 0,85 1,03 1,15 1,03 0,85 0,25 0,25 0,85 0,85 5,15 7,05 383,81 STA 61 + 200 GALIAN A B C D E F G H I J K L M N O A TOTAL 2A A X 0,50 13,00 13,50 14,50 15,50 16,50 19,50 23,00 26,50 29,50 30,50 31,50 32,50 33,00 37,30 0,50 577,50 218,59 109,30 Y 7,25 0,95 0,95 0,30 0,30 0,95 1,15 1,25 1,15 0,95 0,30 0,30 0,95 0,95 2,95 7,25 358,91 STA 61 + 250 GALIAN A B C D E F G H A TOTAL 2A A X 1,30 4,00 4,50 5,50 6,50 7,50 10,50 13,00 1,30 86,88 15,29 7,65 Y 2,70 1,30 1,30 0,95 0,95 1,30 1,45 1,53 2,70 71,59 TIMBUNAN E D C B A E TOTAL 2A A X 13,00 21,90 20,50 17,50 14,00 13,00 119,09 2,91 1,45 Y 1,53 0,95 1,30 1,45 1,55 1,53 116,18
  • 47. PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA 47 STA 61 + 287,04 TIMBUNAN A E H G F D C B A TOTAL 2A A X 1,75 8,50 16,60 15,00 12,00 8,50 5,00 2,00 1,75 130,84 44,34 22,17 Y 0,90 0,65 0,30 2,05 2,25 2,35 2,25 2,05 0,90 86,50 STA 61 + 300 TIMBUNAN A F G E D C B A TOTAL 2A A X 1,15 9,00 14,30 12,50 9,00 5,50 2,50 1,15 92,37 9,52 4,76 Y 0,90 1,45 1,75 1,75 1,85 1,75 1,60 0,90 82,85 GALIAN G A B C D E F G TOTAL 2A A X 14,30 15,50 17,50 18,50 19,50 20,00 20,90 14,30 194,26 6,38 3,19 Y 1,75 1,60 1,00 1,00 1,60 1,60 2,05 1,75 187,88 STA 61 + 350 GALIAN A B C D E F G H I J K L M N O A TOTAL 2A A X 0,80 3,00 3,50 4,50 5,50 6,50 9,50 13,00 16,50 19,50 20,50 19,50 22,50 23,00 29,00 0,80 392,60 138,41 69,21 Y 2,30 1,25 1,25 0,65 0,65 1,25 1,35 1,55 1,35 1,25 1,25 1,25 1,25 1,25 6,30 2,30 254,19
  • 48. PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA 48 STA 61 + 400 GALIAN A B C D E F G H I J K L M N O A TOTAL 2A A X 1,00 6,00 6,50 7,50 8,50 9,50 12,50 16,00 19,50 22,50 23,50 24,50 25,50 26,00 28,00 1,00 367,00 47,40 23,70 Y 3,75 1,45 1,45 0,75 0,75 1,40 1,60 1,70 1,60 1,40 0,75 0,75 1,45 1,45 2,35 2,75 319,60 STA 61 + 450 GALIAN A B C D E F G H I J K L M N O A TOTAL 2A A X 1,30 4,00 4,50 5,50 6,50 7,50 10,50 14,00 16,50 20,50 21,50 22,50 23,50 24,00 25,90 1,30 277,05 52,62 26,31 Y 2,65 1,20 1,20 0,55 0,55 1,20 1,30 1,40 1,30 1,20 0,55 0,55 1,20 1,20 2,00 2,65 224,43 STA 61 + 500 GALIAN A B C D E F G H I J K L M N O A TOTAL 2A A X 0,70 3,00 3,50 4,50 5,50 6,50 9,50 13,00 16,50 19,50 20,50 21,50 22,50 23,00 24,20 0,70 253,41 37,43 18,72 Y 2,40 1,25 1,25 0,55 0,55 1,25 1,40 1,50 1,40 1,25 0,55 0,55 1,25 1,25 1,75 2,40 215,98 STA 61 + 550 GALIAN A B C D E F G H I J K L M N O A TOTAL 2A A X 1,15 3,00 3,50 4,50 5,50 6,50 8,50 12,00 15,50 18,50 19,50 20,50 21,50 22,00 23,00 1,15 252,20 29,73 14,86 Y 2,25 1,30 1,30 0,70 0,70 1,30 1,50 1,60 1,50 1,30 0,70 0,70 1,30 1,30 1,80 2,25 222,47
  • 49. PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA 49 STA 61 + 588 GALIAN A B C D E F G H A TOTAL 2A A X 0,60 2,50 3,00 4,00 5,00 6,00 9,00 12,50 0,60 57,81 12,62 6,31 Y 2,00 1,10 1,10 0,50 0,50 1,10 1,30 1,40 2,00 45,19 TIMBUNAN A D C B A TOTAL 2A A X 12,50 19,30 19,00 16,00 12,50 80,83 0,96 0,48 Y 1,40 1,00 1,10 1,30 1,40 79,87
  • 50. PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA 50 NO. STA Luas Penampang Melintang (m2 ) Jarak (m) Volume (m3 ) Galian Timbunan Rata- rata Galian Timbunan Galian ( Timbunan ( ) ) A (60+350) 43,65 0,00 27,29 0,00 50,00 1364,50 0,00 (60+400) 10,93 0,00 39,28 0,00 50,00 1964,00 0,00 (60+450) 67,63 0,00 68,67 0,00 50,00 3433,25 0,00 (60+500) 69,70 0,00 47,61 0,00 50,00 2380,25 0,00 (60+550) 25,51 0,00 12,76 8,99 33,07 421,82 297,31 TS(60+583,0710) 0,00 17,98 0,00 24,61 16,93 0,00 416,54 (60+600) 0,00 31,23 0,00 48,76 50,00 0,00 2437,75 (60+650) 0,00 66,28 0,00 61,37 3,07 0,00 188,47 SC(60+653,071) 0,00 56,46 0,00 40,78 28,93 0,00 1179,72 I(60+682) 0,00 25,10 0,00 20,53 18,00 0,00 369,54 (60+700) 0,00 15,96 0,00 18,90 50,00 0,00 944,75 (60+750) 0,00 21,83 0,00 25,93 26,32 0,00 682,35 ST(60+776,32) 0,00 30,02 0,00 30,65 23,68 0,00 725,79 (60+800) 0,00 31,28 0,00 47,94 50,00 0,00 2397,00 (60+850) 0,00 64,60 0,00 65,30 50,00 0,00 3264,75 (60+900) 0,00 65,99
  • 51. PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA 51 0,00 39,43 50,00 0,00 1971,25 (60+950) 0,00 12,86 0,78 9,30 50,00 39,00 464,75 (61+000) 1,56 5,73 0,78 35,20 41,05 32,02 1444,75 TS(61+041,05) 0,00 64,66 0,00 59,30 8,95 0,00 530,74 (61+050) 0,00 53,94 2,08 30,40 50,00 104,00 1519,75 (61+100) 4,16 6,85 30,08 3,43 50,00 1504,00 171,25 (61+150) 56,00 0,00 103,62 0,00 15,98 1655,85 0,00 SC(61+164,02) 151,24 0,00 154,24 0,00 35,98 5549,56 0,00 II(61+180) 157,24 0,00 133,27 0,00 20,00 2665,40 0,00 (61+200) 109,30 0,00 58,48 0,73 50,00 2923,75 36,25 (61+250) 7,65 1,45 3,83 11,81 37,04 141,68 437,44 ST(61+287,04) 0,00 22,17 1,60 13,47 12,96 20,67 174,51 (61+300) 3,19 4,76 36,20 2,38 50,00 1810,00 119,00 (61+350) 69,21 0,00 46,46 0,00 50,00 2322,75 0,00 (61+400) 23,70 0,00 25,01 0,00 50,00 1250,25 0,00 (61+450) 26,31 0,00 22,52 0,00 50,00 1125,75 0,00 (61+500) 18,72 0,00 16,79 0,00 50,00 839,50 0,00 (61+550) 14,86 0,00 10,59 0,24 38,00 402,23 9,12 (61+588) 6,31 0,48 JUMLAH 31950,22 19782,77 SELISIH -12167,45 12167,45
  • 52. PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA 52 BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan 1. Jalan Rencana merupakan jalan raya skunder dengan spesifikasi jalan kelas IIB, lebar perkerasan 2 X 3,5 m ,dengan kecepatan rencana 80 Km/jam a. Pada 1 PI direncanakan jenis tikungan Spiral – Circle – Spiral (S-CS) dengan jari jari lengkung rencana 209,973 m, sudut 1 PI sebesar "12'0451 b. Pada 2 PI direncanakan jenis tikungan Spiral – Spiral (S - S) dengan jari-jari lengkung rencana 209,97 m, sudut 2 PI sebesar "24'3533 2. Pada alinyemen vertikal jalan terdapat 2 PVI . Untuk mendapatkan keseimbangan antara galian dan timbunan. 4.2 Saran  Perencanaan geometrik jalan sebaiknya berdasarkan data hasil survey langsung di lapangan agar diperoleh perencanaan yang optimal.  Perencanaan geometrik jalan sebaiknya didukung panduan standar perencanaan baik panduan dari Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga atau dari panduan – panduan lain yang menjadi Standar perencanaan yang berlaku.
  • 53. PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA 53 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR …………………………………………. i DAFTAR ISI …………………………………………………... ii BA B I PENDAHULUAN …………………………………………….. 1 BA B II STANDAR PERENCANAAN JALAN RAYA..............……… 2 BA B III PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA ...................... A. ALINYEMEN HORIZONTAL ........................................ 1. Menentukan Koordinat Titik Dan Jarak ..................... 2. Menghitung Klasifikasi Medan Jalan ......................... 3. Menentukan Tikungan ................................................ 4. Perhitungan Tikungan ................................................ a. Tikungan 1 ............................................................. b. Tikungan 2 ............................................................. 5. Menentukan Stasionering ........................................... 6. Stasionering Elevasi Permukaan Tanah Asli ............. 7. Perhitungan Alinyemen Vertikal ............................... 8. Perhitungan Volume Galian Dan Timbunan .............. 7 7 7 8 9 1 0 1 0 1 8 2 7 2 9 3 0 3 9 BA B III SIMPULAN ................................................................................. A. Simpulan ………………………………………………... B. Saran ……………………………………………………. 5 2 5 2
  • 54. PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA 54 5 2 KATA PENGANTAR Puji syukur Alhamdulillah, penyusun panjatkan kehadirat Allah swt. yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada saya sehingga penyusun dapat menyelesaikan Tugas Perencanaan Geometri Jalan Raya. Penyusun menyadari bahwa penyusunan makalah ini dapat terselesaikan kerena adanya bantuan beberapa pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapakan terima kasih kepada : 1. Bapak H. Herianto, MT selaku dosen mata kuliah Perencanaan Geometri Jalan Raya; 2. rekan-rekan penyusun yang telah memberikan bantuan, khususnya Saudara Jamaludin, baik berupa ide, waktu maupun tenaga demi terselesaikan makalah ini; 3. semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu. Semoga Allah swt. memberikan balasan yang berlipat ganda.
  • 55. PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA 55 Penyusun menyadari bahwa penyusunan laporan ini masih jauh dari sempurna dan masih banyak kekurangan. Oleh karena itu penyusun mengharapkan kritik dan saran pada semua pihak demi perbaikan dan kesempurnaan laporan ini. Akhir kata Semoga apa yang telah saya kerjakan ini dapat bermanfaat khususnya bagi saya dan umunya bagi semua pihak. Amin. Tasikmalaya, 20 Maret 2014 Penulis