SlideShare a Scribd company logo
1 of 11
Analisis Daerah Bebas... (Ayu Pangestuti, Arif Yudi P P, Zakky Mubarok I, Chandra
Ardiansyah/1-11)
ANALISIS DAERAH BEBAS SAMPING TIKUNGAN
(Studi Kasus Daerah Bebas Samping Tikungan Ruas jalan Wonosasi km 27 Bunder,
Patuk, Gunung Kidul, Yogyakarta)
1
Ayu Pangestuti, 2
Arif Yudi Putra P, 3
Zakky Mubarok I4
Chandra Ardiansyah
1,2,3,4
Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan, FT UNY
ayupangestuti13@gmail.com
ABSTRAK
Lalulintas di jalan raya pada akhir-akhir ini semakin meningkat. Hal ini
menyebabkan angka kecelakaan mengalami peningkatan. kecelakaan pada daerah
Wonosari Yogyakarta.termasuk kategori tinggi dari tahun 2010 -2013 rata-rata
terjadi 25 kasus kecelakaan tiap bulan , dari hal tersebut penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui jarak pandang henti dan mendahului serta daerah bebas samping
tikungan yang ideal dan memenuhi syarat. penelitian dilakukan dengan metode
survey dan dilakukan di Ruas jalan wonosasi km 27 ,bunder,patuk,gunung kidul,
Yogyakarta selama 3 hari tanggal 5 dan 10 oktober 2013 pukul 12.00-16.00 WIB.
Berdasarkan survey yang telah kami lakukan, Ruas jalan wonosasi km 27
,bunder,patuk,gunung kidul, Yogyakarta belum memenuhi syarat daerah bebas
samping tikungan, salah satu penyebabnya yaitu terhalangnya pandangan jalan
yang disebabkan pepohonan tinggi dan rindang yang tumbuh di sampan jalan.
PENDAHULUAN
Jalan raya juga harus dibuat dengan aman, cepat, tepat, nyaman,efisien dan
ekonomis. Agar transportasi berjalan sedemikiaan rupa maka jalan harus
mempunyai pelengkap sesuai standar yang telah ditentukan.faktor
geometrik,perkerasan jalan,dll jalan juga tak bisa lepas dari hal tersebut.dalam
berkandara kita juga tak bisa mengesampingkan suatu hal yang disebut jarak
pandang,jarak pandang merupakan suatu jarak yang diperlukan pengemudi untuk
menghindari sesuatu, jika suatu saat terjadi suatu hal atau halangan yang tidak
diinginkan . Untuk itu harus diadakan jarak pandangan yang cukup panjang serta
daerah bebas samping yang aman, sehingga pengemudi dapat menghindari sesuatu
yang tak terduga dijalan raya dengan aman.
Ruas jalan wonosasi km 27, Bunder, Patuk, Gunung Kidul, Yogyakarta
adalah jalan penghubung antar kabupaten dan merupakan jalan nasional yang
memiliki banyak kontur naik turun dari yang mempunyai kelandaian tertentu. Jalan
ini juga mempunyai arus volume kendaraan yangcukup tinggi sehingga kefektifitasan
MARSHALL,VOL.2,NO.1, JANUARI 2014 86
Analisis Daerah Bebas... (Ayu Pangestuti, Arif Yudi P P, Zakky Mubarok I, Chandra
Ardiansyah/1-11)
jalan sangat diperlukan. Dalam mengefektifitaskan jalan ,salah satu caranya adalah
mendahului kendaraan lain, menurut data laka lantas polres wonosari 2010-2013
angka kecelakaan didaerah bunder ,patuk ,gunung kidul ini cukup tinggi diruas jalan
tersebut sudah terjadi kecelakaan sebanyak 22 laka . Dari data yang dihimpun dapat
diketahui juga diketahui kejadian laka lantas tersebut. Banyak disebabakan oleh
kendaraan yang mendahului kendaraan lain nya,tetapi kurang bisa memperhatikan
jarak aman untuk mendahului. Hal ini bukan hanya akan membahayakan diri sendiri
tetapi juga akan membahayakan orang lain.selain kurang memperhatikan jarak
aman ,pengendara kendaraan nekat menyalip di tikingan padahal jarak pandangnya
terbatas. Dari keterangan–keterangan tersebut dapat disimpulkan bahwa tingginya
angka laka lantas dijalur ini membuat ruas jalan ini perlu dilakukan pengkajian
ulang.tentang kecepatan yang di ijinkan dan jarak pandang ruas jalan tersebut serta
daerah bebas samping yang diijinkan.
KAJIAN TEORI
JARAK PANDANG
Jarak pandangan adalah panjang jalan di depan kendaraan yang masih
dapat dilihat dengan jelas diukur dari titik kedudukan pengemudi.Jarak pandang di
bedakan menjadi dua yaitu Jarak Pandang Henti (Jh) dan Jaraka Pandang
Mendahului (Jd).
JARAK PANDANG HENTI
Jarak pandangan henti minimum adalah jarak yang ditempuh pengemudi
untuk menghentikan kendaraan yang bergerak setelah melihat adanya rintangan
pada lajur jalannya. Waktu yang dibutuhkan untuk pengemudi dari saat dia
menyadari adanya rintanagan dampai dia mengambil keputusan disebut waktu
PIEV. Untuk perencanaan AASHTO 1990 mengambil wktu PIEV sebesar 1,5 detik.
Setelah pengemudi mengambil keputusan untuk menginjak rem, maka pengemudi
membutuhkan waktu sampai dai menginjak pedal rem.Rata rata pengemudi
membutuhkan waktu 0,5 sampai 1 detik. Sehingga total waktu yang dibutuhkan daria
saat dia melihat rintangan sampai menginjak pedal rem,disebut sebagai waktu
reaksi adalah 2,5 detik.
Jarak yang ditempuh selama waktu tersebut adalah d1
d1=0,278 V.t
.................................................................................................................................(1)
d1 = Jarak dari melihat rintangan sampai menginjak rem
v = Kecepatan Km/Jam
t = Waktu Reaksi = 2,5 detik
Jarak mengerem (d2) adalah jarak yang ditempuh oleh kendaraan dari
menginjak rem sampai kendaraan itu berhenti .Jarak pengereman ini dipengaruhi
oleh faktor ban, sistem pengereman itu sendiri, kondisi muka perkerasan jalan. Pada
sistem pengereman kendaraan ,terdapat beberapa keadaan yaitu menurunnya
turunnya roda dan gesekan antara ban dengan permukaan jalan akibat terkuncinya
MARSHALL,VOL.2,NO.1, JANUARI 2014 87
Analisis Daerah Bebas... (Ayu Pangestuti, Arif Yudi P P, Zakky Mubarok I, Chandra
Ardiansyah/1-11)
roda . Untuk perencanaan hanya diperhitungkan akibat adanya gesekan antara ban
muka jalan. sehingga gesekan antara ban dan permukaan jalan harus
diperhitungkan.
G.fm.d2 =
g
GV
2
2
..................................................................................................................................
(2)
d2 =
fmg
V
.2
2
.................................................................................................................................
(3)
Rumus umum dari jarak pandangan henti minimum adalah:
d = 0,278V . t + ………………………………………………………..……………….(4)
Keterangan :
Fm = koefisien gesekan antara ban dan muka jalan dalam arah memanjang jalan
d2 = jarak mengerem (m)
V = kecepayan kendaraan , km/jam
G = 9,81 m/dt2
G = berat kendaraan, ton
Tabel 1. Persyaratan Jarak Pandang Henti
VR (KM/JAM) 120 100 80 60 50 40 30 20
250 175 120 75 55 40 27 16
(Sumber : Ditjen Bina MARGA 19997)
1. Pengaruh kelandaian jalan terhadap jarak pandang henti minimum
Pada jalan-jalan berlandai terdapat harga berat kendaraan sejajar permukaan
jalan, yang memberikan pengaruh cukup berarti pada penentu jarak mengerem.
Pada jalan-jalan menurun jarak mengerem akan bertambah panjang,
sdedangkan untuk jalan-jalan mendaki jarak mengerem akan bertambah
pendek. AASTHO 2001 menentukan rumus jarak pandang henti minimum
untuk jalan berlandai sebagai berikut.
G fm ± G L d2 =..................................................................................................(5)
Dengan demikian rumus menjadi :
d=0.287V.t+ .....................................................................................................(6)
Keterangan :
D = jarak pandang henti minimum
V = Kecepatan rencana (Km/Jam)
T = waktu reaksi (2,5 detik)
L =Besarnya kelandaian
+ = apabila jalan mendaki
- = apabila jalan menurun
MARSHALL,VOL.2,NO.1, JANUARI 2014 88
Analisis Daerah Bebas... (Ayu Pangestuti, Arif Yudi P P, Zakky Mubarok I, Chandra
Ardiansyah/1-11)
2. Pertimbangan-pertimbangan penentu besarnya jarak mengerm pada jalan yang
berlandai :
a. untuk jalan 2 arah tak terpisah untuk landai menurun (-L) jarak mengerem
yang dibutuhkan lebih besar dari landai mendaki. Tetapi karena dipakai
untuk 2 arah tak terpisah maka sebaiknya diambil Jarak mengerem = jarak
mengerem untuk jalan datar.
b. Untuk jalan 1 arah. Jarak mengerem harus dipertimbangkan berdasarkan
landai jalan yang ada
JARAK PANDANG MENDAHULUI
Jarak yang dibutuhkan pengemudi sehingga dapat melakukan gerakan
mendahului dengan aman dan dapat melihat kendaraan dari arah depan dengan
bebas dinamakan jarak pandangan mendahului. Jarak pandang mendahului standar
dihitung berdasarkan atas panjang jalan yang diperlukan untuk dapat melakukan
gerakan mendahului suatu kendaraan dengan sempurna dan aman berdasarkan
asumsi yang diambil. Apabila dalam suatu kesempatan dapat mendahului dua
kendaraan sekaligus ,tidaklah merupakan dasar dari peencanaan suatu jarak
pandangan mendahului total. Jarak pandangan mendahului standar pada jalan 2
lajur 2 arah dihitung berdasarkan beberapa asumsi terhadap sifat arus lalu lintas
yaitu :
1. Kendaraan yang akan disiap harus mempunyai kecepatan yang tetap.
2. Sebelum melakukan gerakan mendahului, kendaraan harus mengurangi
kecepatannya dan mengikuti kendaraan yang akan disiap dengan kecepatan
yang sama.
3. Apabila kendaraan sudah berada pada lajur untuk mendahului, maka
pengemudi harus mempunyai waktu untuk menentukan apakah gerakan
mendahului dapat diteruskan atau tidak.
4. Kecepatan kendaraan yang mendahului perbedaan sekitar 15 km/jam
dengan kecepatan kendaraan yang disiap pada waktu melakukan gerakan
mendahului.
5. Pada saat kendaraan yang mendahului telah berada kembali pada lajur
jalannya, maka harus tersedia cukup jarak dengan kendaraan yang bergerak
dari arah yang berlawanan.
6. Tinggi mata pengemudi diukur dari permukaan perkerasan jalan menurut
AASHTO’90 = 1,06 m dan tinggi objek yaitu kendaraan yang akan disiap adalah
1,25 m (4,25 ft), sedangkan Bina Marga (urban) mengambil tinggi mata
pengemudi sama dengan tinggi objek yaitu 1.00 m.
7. kendaraan yang bergerak dari arah yang berlawanan mempunyai kecepatan
yang sama dengan kendaraan yang mendahului.
Jd = d1 + d2 + d3 + d4..............................................................................................(7)
d1 = 0,278 t1 ( V – m +
2
1at
)
d2 = 0,278 V.t2
d3 = diambil 30 -100 meter
MARSHALL,VOL.2,NO.1, JANUARI 2014 89
Analisis Daerah Bebas... (Ayu Pangestuti, Arif Yudi P P, Zakky Mubarok I, Chandra
Ardiansyah/1-11)
d4 = Jarak yang ditempuh oleh kendaraan yang berlawanan arah selama 22/3 dari
waktu yang diperlukan oleah kendaraan yang mendahului berada pada lajut
sebelah kanan atau sama dengan 2/3 x d2
JARAK BEBAS SAMPING
Daerah bebas samping di tikungan adalah ruang untuk menjamin
kebebasan pandangan di tikungan sehingga jarak pandang henti (Jh) dipenuhi.
Daerah bebas samping dimaksudkan untuk memberikan kemudahan pandangan di
tikungan dengan membebaskan objek-objek penghalang sejauh E (m) diukur dari
garis tengah lajur dalam samping objek penghalang pandangan sehingga
persyaratan Jh terpenuhi (Bina Marga, 1997)
1. Jarak Pandanag < Panjang tikungan (Jh<Lt)
E = R (1- cos ( ) ) ..............................................................................................(8)
Dimana :
R = jari-jari tikungan (m)
Jh = Jarak Pandang henti (m)
Lt = Panjang tikungan
Gambar 1.Jarak Pandang < Panjamg Tikungan (Jh < Lt)
(Sumber : Ditjen Bina Marga 1997)
MARSHALL,VOL.2,NO.1, JANUARI 2014 90
Analisis Daerah Bebas... (Ayu Pangestuti, Arif Yudi P P, Zakky Mubarok I, Chandra
Ardiansyah/1-11)
Gambar 2.Tabel Nilai E (m) untuk Jh < Lt, Vr (km/jam) dan Jh (m)
(Sumber : Ditjen Bina Marga 1997)
2. Jarak Pandang > Panjang Tikungan (Jh>Lt)
E = R (1-cos ( ) ) + (Jh- Lt) sin ( ) ..................................................... (9)
Dimana :
R = jari-jari tikungan (m)
Jh = Jarak Pandang henti (m)
Lt = Panjang tikungan
MARSHALL,VOL.2,NO.1, JANUARI 2014 91
Analisis Daerah Bebas... (Ayu Pangestuti, Arif Yudi P P, Zakky Mubarok I, Chandra
Ardiansyah/1-11)
Gambar 3. Jarak Pandang > Panjang Tikungan (Jh>Lt)
(Sumber : Ditjen Bina Marga 1997)
Gambar 4.Tabel Nilai E (m) untuk Jh >Lt ,Vr (km/jam), Jh (m)
(Sumber : Ditjen Bina Marga 1997)
MARSHALL,VOL.2,NO.1, JANUARI 2014 92
Analisis Daerah Bebas... (Ayu Pangestuti, Arif Yudi P P, Zakky Mubarok I, Chandra
Ardiansyah/1-11)
Gambar 5.Tabel Nilai E (m) untuk Jh>L Vr (km/jam) dan Jh (m) dimana Jh-Lt = 50
(Sumber : Ditjen Bina Marga 1997)
METODE
Pengambilan data dengan deskriftif yang bertujuan untuk memperoleh data
seca langsung sehingga turun kelapangan dengan lembar observasi daerah bebas
samping pada Ruas jalan wonosasi km 27 ,bunder,patuk,gunung kidul, Yogyakarta.
dilakukan pada tanggal 5 dan 10 oktober 2013 pukul 12.00-16.00 WIB untuk mecari
tahu berapa daerah bebas samping di tikungan yang ada pada di jalan tersebut.
MARSHALL,VOL.2,NO.1, JANUARI 2014 93
Analisis Daerah Bebas... (Ayu Pangestuti, Arif Yudi P P, Zakky Mubarok I, Chandra
Ardiansyah/1-11)
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan survey yang telah dilakukan Jarak Pandang Henti, Jarak Pandang
Mendahului, Jarak Bebas Samping di Tikungan Sebenarnya
Jarak Pandang Henti (Jh)
Jh = 0,278 . VR . T +
VR = 60 km/jam Jh = 68 m
VR = 70 km/jam Jh = 84 m
VR = 80 km/jam Jh = 102m
Jarak Pandang Mendahului (Jd)
Jd = d1 + d2 + d3 + d4
VR = 60 km/jam Jd = 347.8533 m
VR = 70 km/jam Jd = 447.42943 m
VR = 80 km/jam Jd = 527.9629 m
Jarak Bebas Samping
E = R (1-cos ( ) ) + (Jh- Lt) sin ( )
Diasumsikan bahwa :
VR = 40 km/jam (karena jalan yang disurvey berada di daerah pegunungan)
R = 24,41 m (menggunakan bantuan google map)
Lt = 13,11 m
Jh = 40 m
Maka di peroleh :
E = 24,41 (1-cos()) +(40-13,11) sin()
E = 17,6 m
MARSHALL,VOL.2,NO.1, JANUARI 2014 94
Data :
Lebar Jalan (m)
Kelandaian (%)
Sumbu lajur dalam sampai
obyek penghalang Pandangan
(m)
R = Jari-jari (m)
Jh = Jarak Pandang henti
Perhitungan
daerah bebas
samping yang
minimal dan
ideal.
Analisis Daerah Bebas... (Ayu Pangestuti, Arif Yudi P P, Zakky Mubarok I, Chandra
Ardiansyah/1-11)
Tabel 2. Perbandingan Hasil Survey dengan Perhitungan
No Pembanding Keadaan Sebenarnya Menurut Perhitungan Ket.
1. Jarak Henti Ada ruas jalan yang
tidak memenuhi Jh
dengan kecepatan
rancana yang
ditentukan
VR = 60 km/jam
Jh = 68 m
VR = 70 km/jam
Jh = 84 m
VR = 80 km/jam
Jh = 102m
2. Jarak Pandang
Mendahului
Di lapangan dari 9
ruas jalan tersedia 2
ruas yang dapat
digunakan untuk
mendahului
kendaraan lain
VR = 60 km/jam Jd
= 347.8533 m
VR = 70 km/jam
Jd = 447.42943 m
VR = 80 km/jam
Jd = 527.9629 m
3. Jarak Bebas
Samping
Jarak bebas samping
di lapangan tersedia ±
2-3 meter
Meurut perhitungan jarak
bebas samping adalah
17,6 m
SIMPULAN
Survei perhitungan jarak henti ,jarak mendahului, dan jarak bebas samping
dilakukan pada tanggal 5 dan 10 oktober 2012, sekitar pukul 12.00-16.00 WIB.
Berdasarkan data hasil survei yang dilakukan diketahui beberapa hal sebagai
berikut:
Dari 9 ruas jalan Wonosari km 27 yang di identifikasi jarak pandang hentinya, ada 1
ruas tidak memenuhi standar jalan di karenakan Vr dari jalan tersebut yang minimal
60 km/jam dengan Jh 68 m yang tersedia di jalan tersebut hanya 50 m, Jarak
mendahului pada jalan Wonosari km 27 sudah memenuhi aturan dari minimum 30 %
dari panjang jalan, tersedia 45 % dari sepanjang jalan dengan kecepatan maksimal
mendahului ruas 1) 60 km/jam, 2) 70 km/jam, Jarak bebas samping pada ruas 3, 4
dan 5 tidak standar, karena jarak yang tersedia dilapangan ± 2 m yang seharusnya
ruas 3 = 42,2 m, ruas 4 = 46,17 m, dan rua 5 = 40,43 m
MARSHALL,VOL.2,NO.1, JANUARI 2014 95
Analisis Daerah Bebas... (Ayu Pangestuti, Arif Yudi P P, Zakky Mubarok I, Chandra
Ardiansyah/1-11)
SARAN
Melihat dari kondisi dari jalan raya wonosari –yogyakarta km 27 saat ini perlu
sekali bagi pengendara untuk memperhatikan:.
Ketika melewati jalan wonosari km 27 ruas 5 sebaiknya menggunakan Vr 50 km/ jam
agar nanti jarak hentinya sesuai dengan standar dan mengurangi resiko kecelakaan,
Pemerintah seharusnya melebarkan jalan di ruas 3, 4, dan 5 agar jarak bebas
samping dapat memenuhi standar, Memberikan sosialisasi tentang keadaan jalan
wonosari km 27 kepada masyarakat sekitar untuk membantu mengurangi kejadian
kecelakaan di jalan tersebut, Dinas Pekerjaan Umum seharusnya memasang
rambu2 rawan kecelakaan/ kecepatan maksmimal di jalan wonosari km 27,
Mengurangi pepohonan disamping jalan wonosari km 27 untuk membantu para
pengendara dalam memperhatikan keadaan jalan ketika berkendara.
DAFTAR RUJUKAN
[1] Sukirman, Silvia. 1999. Dasar-dasar Perencanaan Geometrik Jalan.
[2] Sukirman, Silvia. 2007. Evaluasi Terhadap Perencanaan Geometrik Pada
Jalan Alternatif Waduk Darma Kabupaten Kuningan Jawa Barat.
[3] Ditjen Bina Marga . 1997. Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar
Kota.
MARSHALL,VOL.2,NO.1, JANUARI 2014 96

More Related Content

What's hot

laporan Rancangan perkerasan jalan Raya I
laporan Rancangan perkerasan jalan Raya Ilaporan Rancangan perkerasan jalan Raya I
laporan Rancangan perkerasan jalan Raya Imas_weri
 
Pengantar geometrik-jalan ppt
Pengantar geometrik-jalan pptPengantar geometrik-jalan ppt
Pengantar geometrik-jalan pptIskandar Kyoto
 
Makalah senior
Makalah seniorMakalah senior
Makalah seniordedcay
 
Rekayasa lalu lintas dan persimpangan jalan
Rekayasa lalu lintas dan persimpangan jalanRekayasa lalu lintas dan persimpangan jalan
Rekayasa lalu lintas dan persimpangan jalanAli Asnan
 
Tinjauan Desain Geometrik Jalan Subaim - Buli Ruas Jalan Uni-uni Kab. Halmahe...
Tinjauan Desain Geometrik Jalan Subaim - Buli Ruas Jalan Uni-uni Kab. Halmahe...Tinjauan Desain Geometrik Jalan Subaim - Buli Ruas Jalan Uni-uni Kab. Halmahe...
Tinjauan Desain Geometrik Jalan Subaim - Buli Ruas Jalan Uni-uni Kab. Halmahe...Djunaidi Syalat
 
Geometrik jalan raya
Geometrik jalan rayaGeometrik jalan raya
Geometrik jalan rayaFahmi Ula
 
Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)
Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)
Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)andribacotid
 
Materi Kuliah Rekayasa Lalu Lintas
Materi Kuliah Rekayasa Lalu LintasMateri Kuliah Rekayasa Lalu Lintas
Materi Kuliah Rekayasa Lalu Lintasmia ermawati
 
Dasar teori tentang jalan
Dasar teori tentang jalanDasar teori tentang jalan
Dasar teori tentang jalanArtdian Hudaya
 
Tingkat Pelayanan Jalan (Level of Service)
Tingkat Pelayanan Jalan (Level of Service)Tingkat Pelayanan Jalan (Level of Service)
Tingkat Pelayanan Jalan (Level of Service)Dokter Kota
 
Penanganan persimpangan
Penanganan persimpanganPenanganan persimpangan
Penanganan persimpanganReDy DeLano
 
92237340 perancangan-geometrik-jalan-teori
92237340 perancangan-geometrik-jalan-teori92237340 perancangan-geometrik-jalan-teori
92237340 perancangan-geometrik-jalan-teoripooja khan
 
perencanaan gemotri jalan
perencanaan gemotri jalanperencanaan gemotri jalan
perencanaan gemotri jalanAhmad Wiratama
 

What's hot (20)

laporan Rancangan perkerasan jalan Raya I
laporan Rancangan perkerasan jalan Raya Ilaporan Rancangan perkerasan jalan Raya I
laporan Rancangan perkerasan jalan Raya I
 
Pengantar geometrik-jalan ppt
Pengantar geometrik-jalan pptPengantar geometrik-jalan ppt
Pengantar geometrik-jalan ppt
 
pengantar rekayasa lalu lintas
pengantar rekayasa lalu lintaspengantar rekayasa lalu lintas
pengantar rekayasa lalu lintas
 
Makalah senior
Makalah seniorMakalah senior
Makalah senior
 
Rekayasa lalu lintas dan persimpangan jalan
Rekayasa lalu lintas dan persimpangan jalanRekayasa lalu lintas dan persimpangan jalan
Rekayasa lalu lintas dan persimpangan jalan
 
Tinjauan Desain Geometrik Jalan Subaim - Buli Ruas Jalan Uni-uni Kab. Halmahe...
Tinjauan Desain Geometrik Jalan Subaim - Buli Ruas Jalan Uni-uni Kab. Halmahe...Tinjauan Desain Geometrik Jalan Subaim - Buli Ruas Jalan Uni-uni Kab. Halmahe...
Tinjauan Desain Geometrik Jalan Subaim - Buli Ruas Jalan Uni-uni Kab. Halmahe...
 
Geometrik jalan raya
Geometrik jalan rayaGeometrik jalan raya
Geometrik jalan raya
 
Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)
Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)
Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)
 
Bab 5 . topik 5.1 4 (alinyemen horizontal)
Bab 5 . topik 5.1 4 (alinyemen horizontal)Bab 5 . topik 5.1 4 (alinyemen horizontal)
Bab 5 . topik 5.1 4 (alinyemen horizontal)
 
Perancangan Geometrik Jalan
Perancangan Geometrik JalanPerancangan Geometrik Jalan
Perancangan Geometrik Jalan
 
Materi Kuliah Rekayasa Lalu Lintas
Materi Kuliah Rekayasa Lalu LintasMateri Kuliah Rekayasa Lalu Lintas
Materi Kuliah Rekayasa Lalu Lintas
 
Dasar teori tentang jalan
Dasar teori tentang jalanDasar teori tentang jalan
Dasar teori tentang jalan
 
Tingkat Pelayanan Jalan (Level of Service)
Tingkat Pelayanan Jalan (Level of Service)Tingkat Pelayanan Jalan (Level of Service)
Tingkat Pelayanan Jalan (Level of Service)
 
Penanganan persimpangan
Penanganan persimpanganPenanganan persimpangan
Penanganan persimpangan
 
92237340 perancangan-geometrik-jalan-teori
92237340 perancangan-geometrik-jalan-teori92237340 perancangan-geometrik-jalan-teori
92237340 perancangan-geometrik-jalan-teori
 
Outline ta mardi
Outline ta mardiOutline ta mardi
Outline ta mardi
 
Bab i jalan raya
Bab i jalan rayaBab i jalan raya
Bab i jalan raya
 
Jalan Angkut Tambang
Jalan Angkut TambangJalan Angkut Tambang
Jalan Angkut Tambang
 
Bab 1,2,3,4,5
Bab 1,2,3,4,5Bab 1,2,3,4,5
Bab 1,2,3,4,5
 
perencanaan gemotri jalan
perencanaan gemotri jalanperencanaan gemotri jalan
perencanaan gemotri jalan
 

Viewers also liked

jurnal Konstruksi jalan
jurnal Konstruksi jalanjurnal Konstruksi jalan
jurnal Konstruksi jalanE Sanjani
 
perhitungan metode PCI (PAVEMENT CONDITION INDEX)
perhitungan metode PCI (PAVEMENT CONDITION INDEX)perhitungan metode PCI (PAVEMENT CONDITION INDEX)
perhitungan metode PCI (PAVEMENT CONDITION INDEX)eniwijayanti
 
Makalah perkerasan jalan
Makalah perkerasan jalan Makalah perkerasan jalan
Makalah perkerasan jalan efdharey
 
Permen pu13 2011 jalan
Permen pu13 2011 jalanPermen pu13 2011 jalan
Permen pu13 2011 jalaniiqsja
 
Hasil Survei Perkerasan Kaku
Hasil Survei Perkerasan KakuHasil Survei Perkerasan Kaku
Hasil Survei Perkerasan KakuLuqman Wibowo
 
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN (TUGAS S1 UNTAG SEMARANG)
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN (TUGAS S1 UNTAG SEMARANG)PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN (TUGAS S1 UNTAG SEMARANG)
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN (TUGAS S1 UNTAG SEMARANG)afifsalim
 
01. teknik pengelolaan jalan volume 1
01. teknik pengelolaan jalan   volume 101. teknik pengelolaan jalan   volume 1
01. teknik pengelolaan jalan volume 1wahyudibarham
 

Viewers also liked (8)

jurnal Konstruksi jalan
jurnal Konstruksi jalanjurnal Konstruksi jalan
jurnal Konstruksi jalan
 
perhitungan metode PCI (PAVEMENT CONDITION INDEX)
perhitungan metode PCI (PAVEMENT CONDITION INDEX)perhitungan metode PCI (PAVEMENT CONDITION INDEX)
perhitungan metode PCI (PAVEMENT CONDITION INDEX)
 
Makalah perkerasan jalan
Makalah perkerasan jalan Makalah perkerasan jalan
Makalah perkerasan jalan
 
Permen pu13 2011 jalan
Permen pu13 2011 jalanPermen pu13 2011 jalan
Permen pu13 2011 jalan
 
Hasil Survei Perkerasan Kaku
Hasil Survei Perkerasan KakuHasil Survei Perkerasan Kaku
Hasil Survei Perkerasan Kaku
 
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN (TUGAS S1 UNTAG SEMARANG)
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN (TUGAS S1 UNTAG SEMARANG)PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN (TUGAS S1 UNTAG SEMARANG)
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN (TUGAS S1 UNTAG SEMARANG)
 
01. teknik pengelolaan jalan volume 1
01. teknik pengelolaan jalan   volume 101. teknik pengelolaan jalan   volume 1
01. teknik pengelolaan jalan volume 1
 
Tugas Besar Geometrik Jalan
Tugas Besar Geometrik JalanTugas Besar Geometrik Jalan
Tugas Besar Geometrik Jalan
 

Similar to jurnal Konstruksi jalan

Persentasi Metode Penelitian.pptx
Persentasi Metode Penelitian.pptxPersentasi Metode Penelitian.pptx
Persentasi Metode Penelitian.pptxVine9Avenue
 
Dasar_Perencanaan_Geometrik_Jalan.pptx
Dasar_Perencanaan_Geometrik_Jalan.pptxDasar_Perencanaan_Geometrik_Jalan.pptx
Dasar_Perencanaan_Geometrik_Jalan.pptxelisabeth357711
 
CAHYANI EKA PUTRI.pdf
CAHYANI EKA PUTRI.pdfCAHYANI EKA PUTRI.pdf
CAHYANI EKA PUTRI.pdfgowesnoob
 
Analisis antrian kendaraan di jl.ap.pettarani makassar
Analisis antrian kendaraan di jl.ap.pettarani makassarAnalisis antrian kendaraan di jl.ap.pettarani makassar
Analisis antrian kendaraan di jl.ap.pettarani makassarGaluhRahmadyarto1
 
panduan teknis 3 keselamatan di lokasi pekerjaan jalan 3
panduan teknis 3 keselamatan di lokasi pekerjaan jalan 3panduan teknis 3 keselamatan di lokasi pekerjaan jalan 3
panduan teknis 3 keselamatan di lokasi pekerjaan jalan 3Yuni
 
3114030077 evaluasi kinerja ruas jalan dan simpang pada jalan pucang anom- ja...
3114030077 evaluasi kinerja ruas jalan dan simpang pada jalan pucang anom- ja...3114030077 evaluasi kinerja ruas jalan dan simpang pada jalan pucang anom- ja...
3114030077 evaluasi kinerja ruas jalan dan simpang pada jalan pucang anom- ja...Ahmad Sobirin
 
analisa kapasitas dan tingkat pelayanan.
analisa kapasitas dan tingkat pelayanan.analisa kapasitas dan tingkat pelayanan.
analisa kapasitas dan tingkat pelayanan.Ardi Bato'v Patimang
 
PCI -486355-none-6ed0d570.pdf
PCI -486355-none-6ed0d570.pdfPCI -486355-none-6ed0d570.pdf
PCI -486355-none-6ed0d570.pdfSiahaan2
 
SEMINAR PROPOSAL.pptx
SEMINAR PROPOSAL.pptxSEMINAR PROPOSAL.pptx
SEMINAR PROPOSAL.pptxmuhammadeldhy
 
STUDI EFEKTIFITAS PELAYANAN LAMPU PENGATUR LALU LINTAS PADA PERSIMPANGAN JL....
STUDI EFEKTIFITAS PELAYANAN LAMPU PENGATUR LALU  LINTAS PADA PERSIMPANGAN JL....STUDI EFEKTIFITAS PELAYANAN LAMPU PENGATUR LALU  LINTAS PADA PERSIMPANGAN JL....
STUDI EFEKTIFITAS PELAYANAN LAMPU PENGATUR LALU LINTAS PADA PERSIMPANGAN JL....Muhammad Iqbal
 
PEMILIHAN TEKNIK PERBAIKAN PERKERASAN JALAN DAN BIAYA PENANGANANNYA
PEMILIHAN TEKNIK PERBAIKAN PERKERASAN JALAN DAN BIAYA PENANGANANNYA PEMILIHAN TEKNIK PERBAIKAN PERKERASAN JALAN DAN BIAYA PENANGANANNYA
PEMILIHAN TEKNIK PERBAIKAN PERKERASAN JALAN DAN BIAYA PENANGANANNYA Debora Elluisa Manurung
 
panduan-survay-perhit-perjalanan-lalu-lintas.pdf
panduan-survay-perhit-perjalanan-lalu-lintas.pdfpanduan-survay-perhit-perjalanan-lalu-lintas.pdf
panduan-survay-perhit-perjalanan-lalu-lintas.pdfaligucci
 
Kelompok 1_Maulana Nugraha_Review Jurnal.pdf
Kelompok 1_Maulana Nugraha_Review Jurnal.pdfKelompok 1_Maulana Nugraha_Review Jurnal.pdf
Kelompok 1_Maulana Nugraha_Review Jurnal.pdfMaulanaNugraha8
 
(MKJI) manual kapasitas jalan indonesia
(MKJI) manual kapasitas jalan indonesia(MKJI) manual kapasitas jalan indonesia
(MKJI) manual kapasitas jalan indonesiaMira Pemayun
 

Similar to jurnal Konstruksi jalan (20)

Persentasi Metode Penelitian.pptx
Persentasi Metode Penelitian.pptxPersentasi Metode Penelitian.pptx
Persentasi Metode Penelitian.pptx
 
Fstpt10 agung-rev
Fstpt10 agung-revFstpt10 agung-rev
Fstpt10 agung-rev
 
Dasar_Perencanaan_Geometrik_Jalan.pptx
Dasar_Perencanaan_Geometrik_Jalan.pptxDasar_Perencanaan_Geometrik_Jalan.pptx
Dasar_Perencanaan_Geometrik_Jalan.pptx
 
CAHYANI EKA PUTRI.pdf
CAHYANI EKA PUTRI.pdfCAHYANI EKA PUTRI.pdf
CAHYANI EKA PUTRI.pdf
 
Analisis antrian kendaraan di jl.ap.pettarani makassar
Analisis antrian kendaraan di jl.ap.pettarani makassarAnalisis antrian kendaraan di jl.ap.pettarani makassar
Analisis antrian kendaraan di jl.ap.pettarani makassar
 
panduan teknis 3 keselamatan di lokasi pekerjaan jalan 3
panduan teknis 3 keselamatan di lokasi pekerjaan jalan 3panduan teknis 3 keselamatan di lokasi pekerjaan jalan 3
panduan teknis 3 keselamatan di lokasi pekerjaan jalan 3
 
3114030077 evaluasi kinerja ruas jalan dan simpang pada jalan pucang anom- ja...
3114030077 evaluasi kinerja ruas jalan dan simpang pada jalan pucang anom- ja...3114030077 evaluasi kinerja ruas jalan dan simpang pada jalan pucang anom- ja...
3114030077 evaluasi kinerja ruas jalan dan simpang pada jalan pucang anom- ja...
 
analisa kapasitas dan tingkat pelayanan.
analisa kapasitas dan tingkat pelayanan.analisa kapasitas dan tingkat pelayanan.
analisa kapasitas dan tingkat pelayanan.
 
Bab ii mitha
Bab ii mithaBab ii mitha
Bab ii mitha
 
534 1877-1-pb
534 1877-1-pb534 1877-1-pb
534 1877-1-pb
 
PCI -486355-none-6ed0d570.pdf
PCI -486355-none-6ed0d570.pdfPCI -486355-none-6ed0d570.pdf
PCI -486355-none-6ed0d570.pdf
 
SEMINAR PROPOSAL.pptx
SEMINAR PROPOSAL.pptxSEMINAR PROPOSAL.pptx
SEMINAR PROPOSAL.pptx
 
Pertemuan 2.pptx
Pertemuan 2.pptxPertemuan 2.pptx
Pertemuan 2.pptx
 
SEMINAR PROPOSAL.pptx
SEMINAR PROPOSAL.pptxSEMINAR PROPOSAL.pptx
SEMINAR PROPOSAL.pptx
 
STUDI EFEKTIFITAS PELAYANAN LAMPU PENGATUR LALU LINTAS PADA PERSIMPANGAN JL....
STUDI EFEKTIFITAS PELAYANAN LAMPU PENGATUR LALU  LINTAS PADA PERSIMPANGAN JL....STUDI EFEKTIFITAS PELAYANAN LAMPU PENGATUR LALU  LINTAS PADA PERSIMPANGAN JL....
STUDI EFEKTIFITAS PELAYANAN LAMPU PENGATUR LALU LINTAS PADA PERSIMPANGAN JL....
 
PEMILIHAN TEKNIK PERBAIKAN PERKERASAN JALAN DAN BIAYA PENANGANANNYA
PEMILIHAN TEKNIK PERBAIKAN PERKERASAN JALAN DAN BIAYA PENANGANANNYA PEMILIHAN TEKNIK PERBAIKAN PERKERASAN JALAN DAN BIAYA PENANGANANNYA
PEMILIHAN TEKNIK PERBAIKAN PERKERASAN JALAN DAN BIAYA PENANGANANNYA
 
panduan-survay-perhit-perjalanan-lalu-lintas.pdf
panduan-survay-perhit-perjalanan-lalu-lintas.pdfpanduan-survay-perhit-perjalanan-lalu-lintas.pdf
panduan-survay-perhit-perjalanan-lalu-lintas.pdf
 
Kelompok 1_Maulana Nugraha_Review Jurnal.pdf
Kelompok 1_Maulana Nugraha_Review Jurnal.pdfKelompok 1_Maulana Nugraha_Review Jurnal.pdf
Kelompok 1_Maulana Nugraha_Review Jurnal.pdf
 
Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) 1997
Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) 1997Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) 1997
Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) 1997
 
(MKJI) manual kapasitas jalan indonesia
(MKJI) manual kapasitas jalan indonesia(MKJI) manual kapasitas jalan indonesia
(MKJI) manual kapasitas jalan indonesia
 

More from E Sanjani

Bahan bangunan II
Bahan bangunan IIBahan bangunan II
Bahan bangunan IIE Sanjani
 
Psikologi pendidikan
 Psikologi pendidikan Psikologi pendidikan
Psikologi pendidikanE Sanjani
 
Laporan beton
Laporan betonLaporan beton
Laporan betonE Sanjani
 
Gambar kontruksi bangunan "Irigasi"
Gambar kontruksi bangunan "Irigasi"Gambar kontruksi bangunan "Irigasi"
Gambar kontruksi bangunan "Irigasi"E Sanjani
 
Jurnal jembatan rangka baja
Jurnal jembatan rangka bajaJurnal jembatan rangka baja
Jurnal jembatan rangka bajaE Sanjani
 
Jurnal jembatan rangka baja
Jurnal jembatan rangka bajaJurnal jembatan rangka baja
Jurnal jembatan rangka bajaE Sanjani
 
Jurnal jembatan
Jurnal jembatan Jurnal jembatan
Jurnal jembatan E Sanjani
 

More from E Sanjani (7)

Bahan bangunan II
Bahan bangunan IIBahan bangunan II
Bahan bangunan II
 
Psikologi pendidikan
 Psikologi pendidikan Psikologi pendidikan
Psikologi pendidikan
 
Laporan beton
Laporan betonLaporan beton
Laporan beton
 
Gambar kontruksi bangunan "Irigasi"
Gambar kontruksi bangunan "Irigasi"Gambar kontruksi bangunan "Irigasi"
Gambar kontruksi bangunan "Irigasi"
 
Jurnal jembatan rangka baja
Jurnal jembatan rangka bajaJurnal jembatan rangka baja
Jurnal jembatan rangka baja
 
Jurnal jembatan rangka baja
Jurnal jembatan rangka bajaJurnal jembatan rangka baja
Jurnal jembatan rangka baja
 
Jurnal jembatan
Jurnal jembatan Jurnal jembatan
Jurnal jembatan
 

Recently uploaded

Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studiossuser52d6bf
 
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptxMuhararAhmad
 
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxmuhammadrizky331164
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaRenaYunita2
 
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptxAnnisaNurHasanah27
 
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.pptSonyGobang1
 

Recently uploaded (6)

Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
 
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
 
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
 
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
 
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
 

jurnal Konstruksi jalan

  • 1. Analisis Daerah Bebas... (Ayu Pangestuti, Arif Yudi P P, Zakky Mubarok I, Chandra Ardiansyah/1-11) ANALISIS DAERAH BEBAS SAMPING TIKUNGAN (Studi Kasus Daerah Bebas Samping Tikungan Ruas jalan Wonosasi km 27 Bunder, Patuk, Gunung Kidul, Yogyakarta) 1 Ayu Pangestuti, 2 Arif Yudi Putra P, 3 Zakky Mubarok I4 Chandra Ardiansyah 1,2,3,4 Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan, FT UNY ayupangestuti13@gmail.com ABSTRAK Lalulintas di jalan raya pada akhir-akhir ini semakin meningkat. Hal ini menyebabkan angka kecelakaan mengalami peningkatan. kecelakaan pada daerah Wonosari Yogyakarta.termasuk kategori tinggi dari tahun 2010 -2013 rata-rata terjadi 25 kasus kecelakaan tiap bulan , dari hal tersebut penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jarak pandang henti dan mendahului serta daerah bebas samping tikungan yang ideal dan memenuhi syarat. penelitian dilakukan dengan metode survey dan dilakukan di Ruas jalan wonosasi km 27 ,bunder,patuk,gunung kidul, Yogyakarta selama 3 hari tanggal 5 dan 10 oktober 2013 pukul 12.00-16.00 WIB. Berdasarkan survey yang telah kami lakukan, Ruas jalan wonosasi km 27 ,bunder,patuk,gunung kidul, Yogyakarta belum memenuhi syarat daerah bebas samping tikungan, salah satu penyebabnya yaitu terhalangnya pandangan jalan yang disebabkan pepohonan tinggi dan rindang yang tumbuh di sampan jalan. PENDAHULUAN Jalan raya juga harus dibuat dengan aman, cepat, tepat, nyaman,efisien dan ekonomis. Agar transportasi berjalan sedemikiaan rupa maka jalan harus mempunyai pelengkap sesuai standar yang telah ditentukan.faktor geometrik,perkerasan jalan,dll jalan juga tak bisa lepas dari hal tersebut.dalam berkandara kita juga tak bisa mengesampingkan suatu hal yang disebut jarak pandang,jarak pandang merupakan suatu jarak yang diperlukan pengemudi untuk menghindari sesuatu, jika suatu saat terjadi suatu hal atau halangan yang tidak diinginkan . Untuk itu harus diadakan jarak pandangan yang cukup panjang serta daerah bebas samping yang aman, sehingga pengemudi dapat menghindari sesuatu yang tak terduga dijalan raya dengan aman. Ruas jalan wonosasi km 27, Bunder, Patuk, Gunung Kidul, Yogyakarta adalah jalan penghubung antar kabupaten dan merupakan jalan nasional yang memiliki banyak kontur naik turun dari yang mempunyai kelandaian tertentu. Jalan ini juga mempunyai arus volume kendaraan yangcukup tinggi sehingga kefektifitasan MARSHALL,VOL.2,NO.1, JANUARI 2014 86
  • 2. Analisis Daerah Bebas... (Ayu Pangestuti, Arif Yudi P P, Zakky Mubarok I, Chandra Ardiansyah/1-11) jalan sangat diperlukan. Dalam mengefektifitaskan jalan ,salah satu caranya adalah mendahului kendaraan lain, menurut data laka lantas polres wonosari 2010-2013 angka kecelakaan didaerah bunder ,patuk ,gunung kidul ini cukup tinggi diruas jalan tersebut sudah terjadi kecelakaan sebanyak 22 laka . Dari data yang dihimpun dapat diketahui juga diketahui kejadian laka lantas tersebut. Banyak disebabakan oleh kendaraan yang mendahului kendaraan lain nya,tetapi kurang bisa memperhatikan jarak aman untuk mendahului. Hal ini bukan hanya akan membahayakan diri sendiri tetapi juga akan membahayakan orang lain.selain kurang memperhatikan jarak aman ,pengendara kendaraan nekat menyalip di tikingan padahal jarak pandangnya terbatas. Dari keterangan–keterangan tersebut dapat disimpulkan bahwa tingginya angka laka lantas dijalur ini membuat ruas jalan ini perlu dilakukan pengkajian ulang.tentang kecepatan yang di ijinkan dan jarak pandang ruas jalan tersebut serta daerah bebas samping yang diijinkan. KAJIAN TEORI JARAK PANDANG Jarak pandangan adalah panjang jalan di depan kendaraan yang masih dapat dilihat dengan jelas diukur dari titik kedudukan pengemudi.Jarak pandang di bedakan menjadi dua yaitu Jarak Pandang Henti (Jh) dan Jaraka Pandang Mendahului (Jd). JARAK PANDANG HENTI Jarak pandangan henti minimum adalah jarak yang ditempuh pengemudi untuk menghentikan kendaraan yang bergerak setelah melihat adanya rintangan pada lajur jalannya. Waktu yang dibutuhkan untuk pengemudi dari saat dia menyadari adanya rintanagan dampai dia mengambil keputusan disebut waktu PIEV. Untuk perencanaan AASHTO 1990 mengambil wktu PIEV sebesar 1,5 detik. Setelah pengemudi mengambil keputusan untuk menginjak rem, maka pengemudi membutuhkan waktu sampai dai menginjak pedal rem.Rata rata pengemudi membutuhkan waktu 0,5 sampai 1 detik. Sehingga total waktu yang dibutuhkan daria saat dia melihat rintangan sampai menginjak pedal rem,disebut sebagai waktu reaksi adalah 2,5 detik. Jarak yang ditempuh selama waktu tersebut adalah d1 d1=0,278 V.t .................................................................................................................................(1) d1 = Jarak dari melihat rintangan sampai menginjak rem v = Kecepatan Km/Jam t = Waktu Reaksi = 2,5 detik Jarak mengerem (d2) adalah jarak yang ditempuh oleh kendaraan dari menginjak rem sampai kendaraan itu berhenti .Jarak pengereman ini dipengaruhi oleh faktor ban, sistem pengereman itu sendiri, kondisi muka perkerasan jalan. Pada sistem pengereman kendaraan ,terdapat beberapa keadaan yaitu menurunnya turunnya roda dan gesekan antara ban dengan permukaan jalan akibat terkuncinya MARSHALL,VOL.2,NO.1, JANUARI 2014 87
  • 3. Analisis Daerah Bebas... (Ayu Pangestuti, Arif Yudi P P, Zakky Mubarok I, Chandra Ardiansyah/1-11) roda . Untuk perencanaan hanya diperhitungkan akibat adanya gesekan antara ban muka jalan. sehingga gesekan antara ban dan permukaan jalan harus diperhitungkan. G.fm.d2 = g GV 2 2 .................................................................................................................................. (2) d2 = fmg V .2 2 ................................................................................................................................. (3) Rumus umum dari jarak pandangan henti minimum adalah: d = 0,278V . t + ………………………………………………………..……………….(4) Keterangan : Fm = koefisien gesekan antara ban dan muka jalan dalam arah memanjang jalan d2 = jarak mengerem (m) V = kecepayan kendaraan , km/jam G = 9,81 m/dt2 G = berat kendaraan, ton Tabel 1. Persyaratan Jarak Pandang Henti VR (KM/JAM) 120 100 80 60 50 40 30 20 250 175 120 75 55 40 27 16 (Sumber : Ditjen Bina MARGA 19997) 1. Pengaruh kelandaian jalan terhadap jarak pandang henti minimum Pada jalan-jalan berlandai terdapat harga berat kendaraan sejajar permukaan jalan, yang memberikan pengaruh cukup berarti pada penentu jarak mengerem. Pada jalan-jalan menurun jarak mengerem akan bertambah panjang, sdedangkan untuk jalan-jalan mendaki jarak mengerem akan bertambah pendek. AASTHO 2001 menentukan rumus jarak pandang henti minimum untuk jalan berlandai sebagai berikut. G fm ± G L d2 =..................................................................................................(5) Dengan demikian rumus menjadi : d=0.287V.t+ .....................................................................................................(6) Keterangan : D = jarak pandang henti minimum V = Kecepatan rencana (Km/Jam) T = waktu reaksi (2,5 detik) L =Besarnya kelandaian + = apabila jalan mendaki - = apabila jalan menurun MARSHALL,VOL.2,NO.1, JANUARI 2014 88
  • 4. Analisis Daerah Bebas... (Ayu Pangestuti, Arif Yudi P P, Zakky Mubarok I, Chandra Ardiansyah/1-11) 2. Pertimbangan-pertimbangan penentu besarnya jarak mengerm pada jalan yang berlandai : a. untuk jalan 2 arah tak terpisah untuk landai menurun (-L) jarak mengerem yang dibutuhkan lebih besar dari landai mendaki. Tetapi karena dipakai untuk 2 arah tak terpisah maka sebaiknya diambil Jarak mengerem = jarak mengerem untuk jalan datar. b. Untuk jalan 1 arah. Jarak mengerem harus dipertimbangkan berdasarkan landai jalan yang ada JARAK PANDANG MENDAHULUI Jarak yang dibutuhkan pengemudi sehingga dapat melakukan gerakan mendahului dengan aman dan dapat melihat kendaraan dari arah depan dengan bebas dinamakan jarak pandangan mendahului. Jarak pandang mendahului standar dihitung berdasarkan atas panjang jalan yang diperlukan untuk dapat melakukan gerakan mendahului suatu kendaraan dengan sempurna dan aman berdasarkan asumsi yang diambil. Apabila dalam suatu kesempatan dapat mendahului dua kendaraan sekaligus ,tidaklah merupakan dasar dari peencanaan suatu jarak pandangan mendahului total. Jarak pandangan mendahului standar pada jalan 2 lajur 2 arah dihitung berdasarkan beberapa asumsi terhadap sifat arus lalu lintas yaitu : 1. Kendaraan yang akan disiap harus mempunyai kecepatan yang tetap. 2. Sebelum melakukan gerakan mendahului, kendaraan harus mengurangi kecepatannya dan mengikuti kendaraan yang akan disiap dengan kecepatan yang sama. 3. Apabila kendaraan sudah berada pada lajur untuk mendahului, maka pengemudi harus mempunyai waktu untuk menentukan apakah gerakan mendahului dapat diteruskan atau tidak. 4. Kecepatan kendaraan yang mendahului perbedaan sekitar 15 km/jam dengan kecepatan kendaraan yang disiap pada waktu melakukan gerakan mendahului. 5. Pada saat kendaraan yang mendahului telah berada kembali pada lajur jalannya, maka harus tersedia cukup jarak dengan kendaraan yang bergerak dari arah yang berlawanan. 6. Tinggi mata pengemudi diukur dari permukaan perkerasan jalan menurut AASHTO’90 = 1,06 m dan tinggi objek yaitu kendaraan yang akan disiap adalah 1,25 m (4,25 ft), sedangkan Bina Marga (urban) mengambil tinggi mata pengemudi sama dengan tinggi objek yaitu 1.00 m. 7. kendaraan yang bergerak dari arah yang berlawanan mempunyai kecepatan yang sama dengan kendaraan yang mendahului. Jd = d1 + d2 + d3 + d4..............................................................................................(7) d1 = 0,278 t1 ( V – m + 2 1at ) d2 = 0,278 V.t2 d3 = diambil 30 -100 meter MARSHALL,VOL.2,NO.1, JANUARI 2014 89
  • 5. Analisis Daerah Bebas... (Ayu Pangestuti, Arif Yudi P P, Zakky Mubarok I, Chandra Ardiansyah/1-11) d4 = Jarak yang ditempuh oleh kendaraan yang berlawanan arah selama 22/3 dari waktu yang diperlukan oleah kendaraan yang mendahului berada pada lajut sebelah kanan atau sama dengan 2/3 x d2 JARAK BEBAS SAMPING Daerah bebas samping di tikungan adalah ruang untuk menjamin kebebasan pandangan di tikungan sehingga jarak pandang henti (Jh) dipenuhi. Daerah bebas samping dimaksudkan untuk memberikan kemudahan pandangan di tikungan dengan membebaskan objek-objek penghalang sejauh E (m) diukur dari garis tengah lajur dalam samping objek penghalang pandangan sehingga persyaratan Jh terpenuhi (Bina Marga, 1997) 1. Jarak Pandanag < Panjang tikungan (Jh<Lt) E = R (1- cos ( ) ) ..............................................................................................(8) Dimana : R = jari-jari tikungan (m) Jh = Jarak Pandang henti (m) Lt = Panjang tikungan Gambar 1.Jarak Pandang < Panjamg Tikungan (Jh < Lt) (Sumber : Ditjen Bina Marga 1997) MARSHALL,VOL.2,NO.1, JANUARI 2014 90
  • 6. Analisis Daerah Bebas... (Ayu Pangestuti, Arif Yudi P P, Zakky Mubarok I, Chandra Ardiansyah/1-11) Gambar 2.Tabel Nilai E (m) untuk Jh < Lt, Vr (km/jam) dan Jh (m) (Sumber : Ditjen Bina Marga 1997) 2. Jarak Pandang > Panjang Tikungan (Jh>Lt) E = R (1-cos ( ) ) + (Jh- Lt) sin ( ) ..................................................... (9) Dimana : R = jari-jari tikungan (m) Jh = Jarak Pandang henti (m) Lt = Panjang tikungan MARSHALL,VOL.2,NO.1, JANUARI 2014 91
  • 7. Analisis Daerah Bebas... (Ayu Pangestuti, Arif Yudi P P, Zakky Mubarok I, Chandra Ardiansyah/1-11) Gambar 3. Jarak Pandang > Panjang Tikungan (Jh>Lt) (Sumber : Ditjen Bina Marga 1997) Gambar 4.Tabel Nilai E (m) untuk Jh >Lt ,Vr (km/jam), Jh (m) (Sumber : Ditjen Bina Marga 1997) MARSHALL,VOL.2,NO.1, JANUARI 2014 92
  • 8. Analisis Daerah Bebas... (Ayu Pangestuti, Arif Yudi P P, Zakky Mubarok I, Chandra Ardiansyah/1-11) Gambar 5.Tabel Nilai E (m) untuk Jh>L Vr (km/jam) dan Jh (m) dimana Jh-Lt = 50 (Sumber : Ditjen Bina Marga 1997) METODE Pengambilan data dengan deskriftif yang bertujuan untuk memperoleh data seca langsung sehingga turun kelapangan dengan lembar observasi daerah bebas samping pada Ruas jalan wonosasi km 27 ,bunder,patuk,gunung kidul, Yogyakarta. dilakukan pada tanggal 5 dan 10 oktober 2013 pukul 12.00-16.00 WIB untuk mecari tahu berapa daerah bebas samping di tikungan yang ada pada di jalan tersebut. MARSHALL,VOL.2,NO.1, JANUARI 2014 93
  • 9. Analisis Daerah Bebas... (Ayu Pangestuti, Arif Yudi P P, Zakky Mubarok I, Chandra Ardiansyah/1-11) HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan survey yang telah dilakukan Jarak Pandang Henti, Jarak Pandang Mendahului, Jarak Bebas Samping di Tikungan Sebenarnya Jarak Pandang Henti (Jh) Jh = 0,278 . VR . T + VR = 60 km/jam Jh = 68 m VR = 70 km/jam Jh = 84 m VR = 80 km/jam Jh = 102m Jarak Pandang Mendahului (Jd) Jd = d1 + d2 + d3 + d4 VR = 60 km/jam Jd = 347.8533 m VR = 70 km/jam Jd = 447.42943 m VR = 80 km/jam Jd = 527.9629 m Jarak Bebas Samping E = R (1-cos ( ) ) + (Jh- Lt) sin ( ) Diasumsikan bahwa : VR = 40 km/jam (karena jalan yang disurvey berada di daerah pegunungan) R = 24,41 m (menggunakan bantuan google map) Lt = 13,11 m Jh = 40 m Maka di peroleh : E = 24,41 (1-cos()) +(40-13,11) sin() E = 17,6 m MARSHALL,VOL.2,NO.1, JANUARI 2014 94 Data : Lebar Jalan (m) Kelandaian (%) Sumbu lajur dalam sampai obyek penghalang Pandangan (m) R = Jari-jari (m) Jh = Jarak Pandang henti Perhitungan daerah bebas samping yang minimal dan ideal.
  • 10. Analisis Daerah Bebas... (Ayu Pangestuti, Arif Yudi P P, Zakky Mubarok I, Chandra Ardiansyah/1-11) Tabel 2. Perbandingan Hasil Survey dengan Perhitungan No Pembanding Keadaan Sebenarnya Menurut Perhitungan Ket. 1. Jarak Henti Ada ruas jalan yang tidak memenuhi Jh dengan kecepatan rancana yang ditentukan VR = 60 km/jam Jh = 68 m VR = 70 km/jam Jh = 84 m VR = 80 km/jam Jh = 102m 2. Jarak Pandang Mendahului Di lapangan dari 9 ruas jalan tersedia 2 ruas yang dapat digunakan untuk mendahului kendaraan lain VR = 60 km/jam Jd = 347.8533 m VR = 70 km/jam Jd = 447.42943 m VR = 80 km/jam Jd = 527.9629 m 3. Jarak Bebas Samping Jarak bebas samping di lapangan tersedia ± 2-3 meter Meurut perhitungan jarak bebas samping adalah 17,6 m SIMPULAN Survei perhitungan jarak henti ,jarak mendahului, dan jarak bebas samping dilakukan pada tanggal 5 dan 10 oktober 2012, sekitar pukul 12.00-16.00 WIB. Berdasarkan data hasil survei yang dilakukan diketahui beberapa hal sebagai berikut: Dari 9 ruas jalan Wonosari km 27 yang di identifikasi jarak pandang hentinya, ada 1 ruas tidak memenuhi standar jalan di karenakan Vr dari jalan tersebut yang minimal 60 km/jam dengan Jh 68 m yang tersedia di jalan tersebut hanya 50 m, Jarak mendahului pada jalan Wonosari km 27 sudah memenuhi aturan dari minimum 30 % dari panjang jalan, tersedia 45 % dari sepanjang jalan dengan kecepatan maksimal mendahului ruas 1) 60 km/jam, 2) 70 km/jam, Jarak bebas samping pada ruas 3, 4 dan 5 tidak standar, karena jarak yang tersedia dilapangan ± 2 m yang seharusnya ruas 3 = 42,2 m, ruas 4 = 46,17 m, dan rua 5 = 40,43 m MARSHALL,VOL.2,NO.1, JANUARI 2014 95
  • 11. Analisis Daerah Bebas... (Ayu Pangestuti, Arif Yudi P P, Zakky Mubarok I, Chandra Ardiansyah/1-11) SARAN Melihat dari kondisi dari jalan raya wonosari –yogyakarta km 27 saat ini perlu sekali bagi pengendara untuk memperhatikan:. Ketika melewati jalan wonosari km 27 ruas 5 sebaiknya menggunakan Vr 50 km/ jam agar nanti jarak hentinya sesuai dengan standar dan mengurangi resiko kecelakaan, Pemerintah seharusnya melebarkan jalan di ruas 3, 4, dan 5 agar jarak bebas samping dapat memenuhi standar, Memberikan sosialisasi tentang keadaan jalan wonosari km 27 kepada masyarakat sekitar untuk membantu mengurangi kejadian kecelakaan di jalan tersebut, Dinas Pekerjaan Umum seharusnya memasang rambu2 rawan kecelakaan/ kecepatan maksmimal di jalan wonosari km 27, Mengurangi pepohonan disamping jalan wonosari km 27 untuk membantu para pengendara dalam memperhatikan keadaan jalan ketika berkendara. DAFTAR RUJUKAN [1] Sukirman, Silvia. 1999. Dasar-dasar Perencanaan Geometrik Jalan. [2] Sukirman, Silvia. 2007. Evaluasi Terhadap Perencanaan Geometrik Pada Jalan Alternatif Waduk Darma Kabupaten Kuningan Jawa Barat. [3] Ditjen Bina Marga . 1997. Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota. MARSHALL,VOL.2,NO.1, JANUARI 2014 96