Bab I memberikan latar belakang permasalahan transportasi dan kemacetan lalu lintas di kota. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis kapasitas simpang dan kinerja persimpangan dengan adanya larangan belok kiri langsung. Bab II membahas teori-teori terkait parameter penelitian. Bab III menjelaskan metode penelitian berdasarkan MKJI 1997 dan pengambilan data primer.
2. SEMINAR PROPOSAL
November 2011
SEMINAR PROPOSAL | AGUS MULYADI (E1 A1 07026)
2
ANALISIS KAPASITAS SIMPANG
BERSINYAL TERHADAP LARANGAN
BELOK KIRI LANGSUNG
(STUDI KASUS PADA SIMPANG JL. SAO-SAO DAN
JL. MT . HARYONO KOTA KENDARI)
AGUS MULYADI
E1 A1 07 026
3. BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Masalah transportasi secara umum dan lalu lintas pada khususnya
adalah merupakan fenomena yang terlihat sehari-hari dalam kehidupan
manusia. Semakin tinggi tingkat mobilitas warga suatu kota, akan semakin
tinggi juga tingkat perjalanannya. Jika peningkatan perjalanan ini tidak
diikuti dengan peningkatan prasarana transportasi yang memadai, maka
akan terjadi suatu ketidakseimbangan antara demand dan supply yang
akhirnya akan menimbulkan suatu ketidak-lancaran dalam mobilitas yaitu
berupa kemacetan. Kemacetan lalu lintas di suatu kota atau tempat
sekarang ini bukan merupakan hal yang asing lagi yang dapat terjadi di
suatu ruas ataupun persimpangan jalan, kemacetan timbul karena adanya
konflik pergerakan antar kendaraan yang datang tiap arah kaki simpangnya,
dan untuk mengurangi konflik ini banyak dilakukan pengendalian untuk
mengoptimalkan persimpangan dengan menggunakan lampu lalu lintas.
SEMINAR PROPOSAL | AGUS MULYADI (E1 A1 07026) 3
4. Pada persimpangan jalan yang memakai Alat Pemberi Isyarat
Lalu Lintas (APILL) dan diberlakukannya aturan larangan belok
kiri langsung, masih sering terjadi adanya konflik antara
kendaraan yang lurus atau membelok ke kanan dengan
kendaraan yang membelok ke kiri, bahkan dapat kita lihat sering
terjadinya kendaraan berhenti untuk menunggu lampu hijau di
luar badan jalan.
Permasalahan yang akan timbul sekarang apakah penerapan
larangan belok kiri langsung tersebut tidak menimbulkan
permasalahan pada persimpangan, karena penerapan larangan
belok kiri langsung akan menambah nilai tundaan dari simpang
tersebut,. Sehingga pada kondisi dimana arus lalu lintas yang
belok kiri besar maka arus lalu lintas lurus dan belok kanan
harus mengantri pada lajur yang sempit, yang akhirnya akan
mengakibatkan tundaan yang besar bagi arus lalu lintas yang
lurus dan belok kanan.
SEMINAR PROPOSAL | AGUS MULYADI (E1 A1 07026) 4
5. 1). Bagaimana pengaruh larangan belok kiri langsung (LTOR) terhadap
kapasitas simpang Jl. Sao-Sao dan Jl. MT. Haryono?
2). Bagaimana kinerja pada simpang bersinyal di Simpang Jl. Sao-Sao dan
5
Jl. MT. Haryono Kota Kendari dengan adanya larangan belok kiri
langsung?
SEMINAR PROPOSAL | AGUS MULYADI (E1 A1 07026)
6. Tujuan
SEMINAR PROPOSAL | AGUS MULYADI (E1 A1 07026)
6
1). Melakukan analisis terhadap kapasitas simpang Jl Sao-Sao dan
Jl. MT. Haryono dengan diberlakukannya aturan larangan
belok kiri langsung
2). Menentukan kinerja dari persimpangan bersinyal di simpang
Jl Sao-Sao dan Jl. MT. Haryono tentang efektifitas diterapkan
larangan belok kiri langsung.
3). Berdasarkan dari kinerja persimpangan di atas diharapkan
dapat dijadikan acuan dalam penerapan larangan belok kiri
langsung.
7. Manfaat
7
1). Mahasiswa dapat menambah pengalaman dan pengetahuan
yang bermanfaat tentang analisis kapasitas pada simpang
bersinyal di Simpang Jl. Sao-Sao dan Jl. MT. Haryono, Kota
Kendari.
2). Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai
pedoman terhadap penerapan kebijakan dan peraturan lalu
lintas dan sebagai salah satu bahan masukan mengenai tingkat
kinerja pada simpang bersinyal di simpang Jl. Sao-Sao dan Jl.
MT. Haryono.
3). menjadi salah satu referensi di bidang transportasi yang
mungkin dapat dikembangkan pada penelitian lanjutan pada
lokasi dan waktu yang berbeda.
SEMINAR PROPOSAL | AGUS MULYADI (E1 A1 07026)
8. 8
1). Parameter yang digunakan adalah kinerja simpang bersinyal
yang diakibatkan oleh penerapan larangan belok kiri langsung.
2). Metodologi penelitian yang digunakan berdasarkan Manual
Kapasitas Jalan Indonesia Tahun 1997 (MKJI 1997).
3). Pengambilan data primer berupa survai lalu lintas yang waktu
dan teknis pelaksanaan akan ditentukan kemudian.
SEMINAR PROPOSAL | AGUS MULYADI (E1 A1 07026)
9. Bab I merupakan pendahuluan untuk memberikan gambaran
penulisan laporan tugas akhir ini secara singkat yang meliputi
latar belakang, perumusan masalah, tujuan dan tujuan dan
manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian dan batasan
masalah serta sistematika penulisan.
Bab II merupakan tinjauan pustaka untuk menguraikan teori-teori dan
parameter yang digunakan sehubungan dengan penulisan
laporan tugas akhir.
Bab III merupakan metode penelitian yang meliputi parameter-parameter
penelitian, waktu dan tempat penelitian, serta
pengambilan data.
Bab IV merupakan pengolahan data hasil penelitian beserta
pembahasannya dari data-data yang diperoleh di lapangan.
Bab V berisikan kesimpulan dari seluruh penulisan tugas akhir serta
saran yang diperlukan setelah melakukan analisa terhadap
masalah yang dibahas dalam tugas akhir ini.
9
SEMINAR PROPOSAL | AGUS MULYADI (E1 A1 07026)
10. 10
Defenisi
Simpang jalan adalah simpul jalan raya yang terbentuk dari
beberapa pendekat, dimana arus kendaraan dari berbagai
pendekat tersebut bertemu dan memencar meninggalkan
simpang.
Simpang bersinyal adalah simpang yang dikendalikan oleh
sinyal lalulintas. Sinyal lalulintas adalah semua peralatan
pengatur lalulintas yang menggunakan tenaga listrik,
rambu dan marka jalan untuk mengarahkan atau
memperingatkan pengemudi kendaraan bermotor,
pengendara sepeda, atau pejalan kaki (Oglesby dan Hick,
1982).
SEMINAR PROPOSAL | AGUS MULYADI (E1 A1 07026)
11. 11
Fungsi Sinyal Lalulintas
Setiap pemasangan lampu lalulintas menurut Oglesby dan Hick
(1982) untuk memenuhi satu atau lebih fungsi-fungsi berikut :
1. Mendapatkan gerakan lalulintas yang teratur.
2. Mengurangi frekuensi kecelakaan.
3. Mengkoordinasikan lalulintas dibawah kondisi jarak sinyal
yang cukup baik, sehingga arus lalulintas tetap berjalan
menerus pada kecepatan tertentu.
4. Memutuskan arus lalulintas tinggi agar memungkinkan
adanya enyeberangan kendaraan lain atau pejalan kaki.
5. Mengatur penggunaan jalur lalulintas.
6. Sebagai pengendali pertemuan pada jalan masuk menuju
jalan bebas hambatan.
7. Memutuskan arus lalulintas bagi lewatnya kendaraan
darurat (ambulance) atau pada jembatan baru.
SEMINAR PROPOSAL | AGUS MULYADI (E1 A1 07026)
12. 12
Kinerja Suatu Simpang
Kinerja suatu simpang menurut MKJI 1997 didefenisikan
sebagai ukuran kuantitatif yang menerangkan kondisi
operasional fasilitas simpang,
Untuk simpang bersinyal,
tingkat kinerja dinyatakan dalam :
• panjang antrian,
• proporsi kendaraan terhenti
• dan tundaan.
SEMINAR PROPOSAL | AGUS MULYADI (E1 A1 07026)
13. 13
Penentuan Kapasitas Simpang
pengertian kapasitas adalah jumlah maksimum kendaraan yang
melewati suatu persimpangan atau ruas jalan selama waktu
tertentu pada kondisi jalan dan lalulintas dengan tingkat
kepadatan yang ditetapkan,
Kapasitas untuk tiap lengan dihitung dengan rumus :
keterangan
C : kapasitas (smp/jam)
S : arus jenuh (smp/jam)
g : waktu hijau (detik)
c : waktu siklus yang disesuaikan (detik)
SEMINAR PROPOSAL | AGUS MULYADI (E1 A1 07026)
14. 14
Penentuan Derajat Kejenuhan
Derajat kejenuhan menunjukkan rasio arus lalulintas pada
pendekat tersebut terhadap kapasitas. Pada nilai tertentu, derajat
kejenuhan dapat menyebabkan antrian yang panjang pada
kondisi lalulintas puncak (MKJI 1997)
Derajat kejenuhan (DS) dihitung dengan rumus :
keterangan
Q : arus lalu lintas (smp/jam)
C : kapasitas (smp/jam)
SEMINAR PROPOSAL | AGUS MULYADI (E1 A1 07026)
15. 15
Tundaan
Tundaan (D) pada suatu simpang dapat terjadi karena dua hal,
antara lain adalah :
1. Tundaan lalulintas (DT), terjadi karena interaksi lalulintas dengan
gerakan lainnya pada suatu simpang
2. Tundaan Geometri (DG), terjadi karena perlambatan dan
percepatan saat membelok pada suatu simpang dan/atau terhenti
karena lampu lalulintas.
SEMINAR PROPOSAL | AGUS MULYADI (E1 A1 07026)
16. 16
Panjang Antrian
Antrian kendaraan sering kali dijumpai dalam suatu simpang
pada jalan dengan kondisi tertentu misalnya pada jam-jam
sibuk, hari libur atau pada akhir pekan.
Panjang antrian merupakan jumlah kendaraan yang antri
dalam suatu lengan/pendekat.
SEMINAR PROPOSAL | AGUS MULYADI (E1 A1 07026)
17. 17
Karakteristik Geometri
N =
Beberapa karakteristik geometri meliputi :
1. klasifikasi perencanaan jalan,
2. tipe jalan,
3. jalur dan lajur lalulintas,
4. bahu jalan,
5. trotoar dan kerb,
6. median jalan, dan
7. alinyemen jalan.
SEMINAR PROPOSAL | AGUS MULYADI (E1 A1 07026)
18. 18
Tinjauan Lingkungan
Beberapa faktor lingkungan yang cukup mempengaruhi menurut
MKJI 1997 adalah
1. Ukuran Kota
2. Hambatan Samping
3. Kondisi Lingkungan Jalan
SEMINAR PROPOSAL | AGUS MULYADI (E1 A1 07026)
19. BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Tujuan dari adanya metodologi ini adalah untuk
mempermudah pelaksanaan dalam melakukan pekerjaan Tugas
Akhir ini, guna memperoleh pemecahan masalah sesuai dengan
maksud dan tujuan yang telah ditetapkan melalui prosedur kerja
yang sistematis, teratur, tertib sehingga dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
SEMINAR PROPOSAL | MUH. ISRAWAN (E1 A1 07016) 19