2. PENDAHULUAN
• LATAR BELAKANG
Dewasa ini, sistem keamanan dan
kenyamanan sangat diperlukan oleh
masyarakat sebagai pengguna jalan.
Banyaknya kecelakaan menjadi masalah
besar bagi sistem perencanaan jalan.
Maka dari itu, perencanaan geometrik
jalan
sangat
dibutuhkan
untuk
menunjang pembuatan jalan. Tujuan dari
perencanaan geometrik jalan adalah
dalam rangka menghasilkan infrastruktur
yang aman, efisien dalam pelayanan
arus lalu lintas dan memaksimalkan rasio
tingkat
penggunaan
atau
biaya
pelaksanaan.
6. Menentukan Medan Jalan
y1 = h + (b.(A1/(A1+A2)))
y1 = 103,25 + (0,25 x 482 )
y2 = h+(b.(B1/B1+B2)))
y2 = 103,25 + (0,25 x 542 )
y1 = 103,41 meter.
y2 = 103,43 meter.
482 + 290
542 + 230
Y1= ketinggian pada jarak -30 meter sebelah kanan
sumbu jalan
y2 = ketinggian pada jarak +30 meter sebelah kiri sumbu
jalan
h = ketinggian kontur
b = beda tinggi kontur
A1, B1 = jarak dari A atau B ke kontur terdekat
dibawahnya
A2, B2 = jarak dari A atau B ke kontur terdekat diatasnya
Kemiringan medan = |(y1 – y2)/ 60 |
= |(103,41 – 103,43)/ 60 |
= 0,0003
atau 0,03 %
8. Tabel Klasifikasi Medan Jalan
No.
Jenis Medan
Notasi
Kemiringan Medan (%)
Datar
D
<3
Perbukitan
B
3 - 25
Pegunungan
G
> 25
1
2
3
Sumber : Departemen PU, 1997
Kriteria
Frekuensi
Persentase
Medan
(unit)
(%)
Datar
61
100,00
Bukit
0
0,00
Gunung
0
0,00
Total
61
100,00
Sumber : Perhitungan
Medan Jalan :: DATAR
Medan Jalan DATAR
9. Panjang Bagian Lurus Maksimum
Panjang Bagian Lurus Maksimum
(m)
Fungsi
Datar
Bukit
Pegunungan
Arteri
3000
2500
2000
Kolektor
2000
1750
1500
Lokal
1500
1200
750
Sumber : Departemen PU, 1997
• Panjang Bagian Lurus Jalan
Rencana : 2500 meter
• Fungsi Jalan : Arteri
(Arteri II)
10. Kecepatan Rencana
Fungsi
Kecepatan Rencana, VR, km/jam
Datar
Perbukitan
Pegunungan
Arteri
70-120
60-80
40-70
Kolektor
60-90
50-60
30-50
Lokal
40-70
30-50
20-30
Sumber : Departemen PU, 1997
Kecepatan Rencana yang diizinkan :
70 – 120 km/ jam
12. Tikungan Spiral - Circle - Spiral
Lc < 20 ?
Ya
Tikungan Spiral - Spiral
Tidak
Ρ < 0,25 ?
Ya
Tikungan Full Circle
Ya
Tikungan Full Circle
Tidak
E < min
(0,04) ?
Tidak
Tikungan Spiral - Circle - Spiral
Sumber : Departemen PU, 1997
13. Kecepatan Rencana dan Jari-jari
VR tikungan Pertama = 80 km/jam
Tikungan
VR tikungan kedua = 90 km/jam
Tabel Panjang Jari-Jari Minimum
VR km/jam
120
100
80
60
50
40
30
20
600
370
210
110
80
50
30
15
Jari-jari
minimum
(Rmin) m
Sumber : Departemen PU, 1997
Rmin tikungan Pertama = 210 meter
Rmin tikungan kedua = 290 meter
Sumber : Perhitungan
15. TIKUNGAN
PERTAMA
VR = 80 km/jam
Rmin = 210 meter
Maka, dipilih
Rrencana = 239 meter
Dan didapat:
e = 0,098
Ls = 70 meter
TIKUNGAN KEDUA
VR = 90 km/jam
Rmin = 200 meter
Maka, dipilih
Rrencana = 955 meter
Dan didapat:
e = 0,047
Ls = 75 meter
16. PETA DAN PERHITUNGAN TIKUNGAN PERTAMA
Tikungan Pertama
β
40o
V rencana
80
R min
210
Rrencana
Sumber : Perhitungan
Ls
ᶿs
ᶿc
Lc
p
e
Tikungan
Yc
Xc
k
p
Ts
Es
Ltotal
239
70
8,3948512
23,210298
96,768889
0,8562395
0,098
SCS
3,4170153
69,84988
34,957284
0,8562395
122,258
16,2497
236,769
Lc > 20
p > 0,25
e > 0,04
19. PETA DAN PERHITUNGAN TIKUNGAN KEDUA
Tikungan Kedua
β
40o
V rencana
90
R min
290
R rencana
955
Ls
75
ᶿs
2,2509754
ᶿc
35,498049
Lc
591,37778 Lc > 20
0,2447666 p < 0,25
p
e
0,047
Tikungan
FC
Tc
347,59157
Ec
e > 0,04
61,289773
Lc
666,59
Sumber : Perhitungan
20. Tc = R tan 1 Δ
2
Δ
2πR
0
360
R
Ec =
R, atau
Δ
cos
2
Ec = Tc tan 1 Δ
4
Lc =
22. Jarak pandang adalah suatu jarak yang diperlukan oleh
seorang pengemudi pada saat mengemudi sehingga jika
melihat suatu halangan yang membahayakan, pengemudi
dapat melakukan sesuatu untuk menghindari bahaya
tersebut dengan aman.
Sumber : Departemen PU, 1997
23. VR (km/jam)
120
100
80
60
.
50
40
30
20
Jh minimum (m)
250
175
120
75
55
40
27
16
VR (km/jam)
120
100
80
60
50
40
30
20
Jd (m)
800
670
550
350
250
200
150
100
Sumber : Departemen PU, 1997
Untuk mendapatkan nilai jarak pandang, diambil V R dari kedua
tikungan yang paling besar, yaitu VR = 90 km/jam. Maka dari tabel
120 + 175
670 + 550
Dan nilai Jd = 2
di atas 2 = 147,5nilai Jh minimum yaitu
didapat meter
= 610 meter
Sumber : Perhitungan
24. Daerah kebebasan samping atau jarak pandang pengemudi pada lengkung horisontal (di
tikungan) adalah pandangan bebas pengemudi dari halangan benda-benda di sisi jalan.
.
Sumber : Departemen PU, 1997
Tikungan Pertama (β = 40o)
Diketahui:
Ltotal
= 236,72 meter
Jhmin
= 147,5 meter
Rc
= 239 meter
Dapat disimpulkan bahwa jarak
pandangan lebih kecil dari pada
panjang tikungan (Jh < Lt), maka
digunakan rumus:
90 o x Jh
E =R - cos
1
πR
90 o x 147,5
E =239 - cos
1
3,14 x 239
E =11,3 meter
Tikungan Kedua (β = 40o)
Diketahui:
Ltotal = 591,37778 meter
Jhmin
= 147,5 meter
Rc
= 955 meter
Dapat disimpulkan bahwa jarak
pandangan lebih kecil dari pada
panjang tikungan (Jh < Lt), maka
digunakan rumus: o x Jh
90
E =R - cos
1
πR
90 o x 147,5
E =955 - cos
1
3,14 x 955
E =2,85 meter
Sumber : Perhitungan
25. ALINYEMEN VERTIKAL
.
Alinyemen vertikal adalah garis potong yang dibentuk oleh
bidang vertikal melalui sumbu jalan. Alinyemen vertikal
sering kali disebut juga sebagai penampang memanjang jalan.
Sumber : Departemen PU, 1997
27. Perhitungan Panjang Kritis
.
Kelandaian (%)
Kecepatan Pada
Awal Tanjakan
4
5
6
7
8
9
10
80
630
460
360
270
230
230
200
60
320
210
160
120
110
90
80
km/jam
Sumber : Departemen PU, 1997
Berdasarkan tabel di atas tentang panjang kritis kelandaian maksimum
dengan VR = 90 km/jam dan kelandaian maksimumnya 4,5 %, maka
didapat panjang kritisnya adalah
630 + 460
Sumber : Perhitungan
= 545 meter.
2
(catatan: pada tabel di atas, kecepatan pada awal tanjakan hanya terlampir sampai
kecepatan 80 km/jam saja, sedangkan kecepatan yang direncanakan adalah 90 km/jam,
maka khusus pada perhitungan panjang kritis diambil kecepatan pada awal tanjakan
adalah 80 km/jam).
29. Grafik Panjang Lengkung Vertikal Cembung
berdasarkan Jarak Pandang Henti (Jh)
Sumber : Departemen PU, 1997
30. Perhitungan Lengkung Vertikal
.
Cekung (PV16)
Stationing PVI16 = 3+400
Elevasi PVI16
= 100,32 m
VR
= 90 km/jam
g15
=1%
g16
= -2 %
A
= |g16 – g15|
= |-2 % - 1 %|
=3%
Jh
=147,5 m
Lv
= 55 m (grafik)
• Mencari Panjang Lengkung
Vertikal menurut jarak pandang
A .J
L =
henti :
120 + 3,5 . J
• Jh< Lv :
3 x (147,5 )
2
h
v
h
Lv =
2
120 + (3,5 x 147,5)
L v = 102,58 meter
• Jh > Lv :
Lv = 2. Jh −
120 + 3,5 J h
A
L v = 2 (147,5) -
120 + 3,5 (147,5)
3
L v = 82,92 meter
• Syarat mendapat nilai Lv: Syarat
pertama, Jh < (Jh > Lv), jika tidak
memenuhi maka dipakai Lv saat Jh < Lv.
Syarat kedua, jika sudah didapat nilai Lv
pada syarat pertama, Lv > 0, maka
diambil Lv tersebut, jika Lv < 0, dipakai
Lv dari grafik yaitu 55 meter.
• Pada perhitungan di atas, syarat Jh < (Jh >
Lv) tidak memenuhi karena 147,5 >
82,92, maka Lv sebenarnya yang dipakai
adalah Lv pada saat Jh < Lv yaitu 102,58
meter.
Sumber : Perhitungan
31. Ev1 =
A x L v 3 x 102,58
=
= 0,38 meter
800
800
1
1
X 1 = x L v = x 102,58 = 25,65 meter
4
4
Y1 =
.
A
3
X2 =
x 25,65 2 = 0,1 meter
200 L v
200 x 102,58
Sta 3+100 →
Sta 3+349 →
Sta 3+400 →
Sta 3+451 →
Sta 3+700 →
Terletak pada bagian lengkung vertikal berlandai -2 %.
Berada sejauh 300 meter di kiri PPV. PPV mempunyai ketinggian
100,32 meter. Sehingga elevasi sumbu jalan = 100,32 – (-2 %) (300) =
106,32 meter.
Terletak tepat pada posisi PLV dengan kelandaian -2 %. Berada sejauh
½ L yakni 51 meter di kiri PPV. PPV mempunyai ketinggian 100,32
meter. Sehingga elevasi sumbu jalan = 100,32 – (-2 %) (51) = 101,34
meter.
Terletak tepat pada posisi PPV. PPV mempunyai ketinggian 100,32
meter. Sehingga elevasi sumbu jalan = elevasi PPV + Ev = 100,32 +
0,38 = 103,70 meter.
Terletak tepat pada posisi PTV dengan kelandaian 1 %.
Berada sejauh ½ L yakni 51 meter di kanan PPV. PPV mempunyai
ketinggian 100,32 meter. Sehingga elevasi sumbu jalan = 100,32 + (1
%) (51) = 100,83 meter.
Terletak pada bagian lengkung vertikal berlandai 0 %. Berada sejauh
300 meter di kanan PPV. PPV mempunyai ketinggian 100,32 meter.
Sehingga elevasi
sumbu jalan = 100,32 + (0 %) (300) = 100,32
meter.
Sumber : Perhitungan
32. Perhitungan Lengkung Vertikal
• . Jh > Lv :
Cembung (PVI6)
Stationing PVI6
= 1+100
Elevasi PVI6
= 109,35 m
VR
399
A
399
L v = 2 (147,5) 4
Lv = 2. Jh −
L v = 195,25 meter
= 90 km/jam
g5
=3%
g6
= -1 %
A
= |g6 – g5|
= |-1 % - 3 %|
=4%
Jh
=147,5 m
Lv
= 55 m (grafik)
• Mencari Panjang Lengkung Vertikal
menurut L = A . J
jarak pandang henti :
2
h
• Jh< Lv :
v
399
4 x (147,5 2 )
Lv =
399
L v = 218,11 meter
• Untuk mendapatkan nilai Lv yang
sebenarnya, Lv harus memenuhi dua
syarat, yaitu syarat pertama Jh < (Jh > Lv),
jika tidak memenuhi maka dipakai Lv saat
Jh < Lv. Syarat kedua, jika telah
mendapatkan nilai Lv dari syarat pertama,
Lv > 0, maka Lv tersebut bisa dipakai, jika Lv
< 0, maka nilai Lv yang dipakai yaitu Lv dari
grafik yaitu 55 meter.
• Pada perhitungan di atas, syarat Jh < (Jh >
Lv) memenuhi syarat karena 147,5 <
195,25 meter, maka Lv sebenarnya yang
Sumber : Perhitungan adalah 195,25 meter.
dipakai
33. Ev1 =
X1 =
Y1 =
A x Lv 4 x 195,25
=
= 0,98 meter
800
800
1
1
x Lv = x 195,25 = 48,81 meter
4
4
.
A
4
X2 =
x 48,812 = 0,24 m
200 x Lv
200 x 195,25
Sta 0+900 →
Sta 1+002 →
ketinggian
(3 %) (98)
Sta 1+100 →
109,35
–
Sta 1+198 →
Sta 1+400 →
ketinggian
Sumber109,35 + (-2 %)
: Perhitungan
Terletak pada bagian lengkung vertikal berlandai 3 %. Berada
sejauh 200 meter di kiri PPV. PPV mempunyai ketinggian 109,35
meter. Sehingga elevasi sumbu jalan = 109,35 – (3 %) (200) =
103,35 meter.
Terletak tepat pada posisi PLVdengan kelandaian 3 %. Berada
sejauh ½ L yakni 98 meter di kiri PPV. PPV mempunyai
109,35 meter. Sehingga elevasi sumbu jalan = 109,35 –
= 106,421 meter.
Terletak tepat pada posisi PPV. PPV mempunyai ketinggian
meter. Sehingga elevasi sumbu jalan = elevasi PPV - Ev = 109,35
0,98 = 108,37 meter.
Terletak tepat pada posisi PTVdengan kelandaian -1 %. Berada
sejauh ½ L yakni 98 meter di kanan PPV. PPV mempunyai
ketinggian 109,35 meter. Sehingga elevasi sumbu jalan = 109,35 +
(-1 %) (98) = 106,3 meter.
Terletak pada bagian lengkung vertikal berlandai -2 %. Berada
sejauh 300 meter di kanan PPV. PPV mempunyai
109,35 meter. Sehingga elevasi sumbu jalan =
(300) = 103,35 meter.
34. .
Pekerjaan Galian
Diketahui data-data sebagai berikut:
Stasioning awal
: 0+700
Stasioning akhir
: 0+800
Elevasi awal tanah asli
: 103,34 meter
Elevasi akhir tanah asli : 103,32 meter
Elevasi awal tanah galian: 100,72 meter
Elevasi akhir tanah galian: 102,44 meter
Jarak
: 100 meter
Lebar jalan
: 7 meter
Tinggi galian awal (sta.0+700) = (Elevasi
awal tanah asli) – (Elevasi awal tanah
galian) = 103,34 meter – 100,72 meter =
2,62 meter.
Tinggi galian akhir (sta.0+800) = (Elevasi
akhir tanah asli) – (Elevasi akhir tanah
galian) = 103,32 meter – 102,44 meter =
0,88 meter.
1
( Tinggi galian awal + Tinggi galian akhir ) jarak
2
1
= ( 2,62 + 0,88) 100
2
= 175 m 2
luas =
vol
= luas x lebar
= 175 x 7
= 1225 m3
Sumber : Departemen PU, 1997
35. Pekerjaan Timbunan
.
Diketahui data-data sebagai berikut:
1
luas = ( Tinggi timbunan awal + Tinggi timbunan akhir ) jarak
Stasioning awal
: 0+100 meter
2
Stasioning akhir
: 0+200 meter
1
= ( 2,11 + 6,19 ) 100
2
Elevasi awal tanah asli
: 103,37 meter
= 415 m 2
Elevasi akhir tanah asli : 103,34 meter
Elevasi awal tanah timbunan: 105,48 meter
vol
= luas x lebar
Elevasi akhir tanah timbunan: 109,53 meter
= 415 x 7
Jarak
: 100 meter
= 2905 m3
Lebar jalan
: 7 meter
Sumber : Perhitungan
Tinggi timbunan awal (sta.0+100) = (Elevasi
awal tanah timbunan) - (Elevasi awal
tanah asli) = 105,48 meter – 103,37 meter =
2,11 meter.
Tinggi timbunan akhir (sta.0+200) = (Elevasi
akhir tanah timbunan) - (Elevasi akhir
tanah asli) = 109,53 meter – 103,34 meter =
6,19 meter.