SlideShare a Scribd company logo
1 of 40
PERENCANAAN
GEOMETRIK
JALAN
Ahmad Munggaran
Ayu Fatimah Zahra

Civil Engineering
PENDAHULUAN
• LATAR BELAKANG
Dewasa ini, sistem keamanan dan
kenyamanan sangat diperlukan oleh
masyarakat sebagai pengguna jalan.
Banyaknya kecelakaan menjadi masalah
besar bagi sistem perencanaan jalan.
Maka dari itu, perencanaan geometrik
jalan
sangat
dibutuhkan
untuk
menunjang pembuatan jalan. Tujuan dari
perencanaan geometrik jalan adalah
dalam rangka menghasilkan infrastruktur
yang aman, efisien dalam pelayanan
arus lalu lintas dan memaksimalkan rasio
tingkat
penggunaan
atau
biaya
pelaksanaan.
TAHAPAN PERENCANAAN
PETA KONTUR

DATA
1. Sudut
Azimuth
titik A
terletak pada
1300.
2. Tinggi
rencana
permukaan
jalan dititik
A terletak
pada daerah
galian
sedalam dua
meter.
PERENCANAAN TRASE JALAN

Segmen 1 = 1 km, segmen 2 = 2,5 km, segmen 3 = 2,5 km
Sudut kedua tikungan masing-masing 40o
Menentukan Medan Jalan
y1 = h + (b.(A1/(A1+A2)))
y1 = 103,25 + (0,25 x 482 )

y2 = h+(b.(B1/B1+B2)))
y2 = 103,25 + (0,25 x 542 )

y1 = 103,41 meter.

y2 = 103,43 meter.

482 + 290

542 + 230

Y1= ketinggian pada jarak -30 meter sebelah kanan
sumbu jalan
y2 = ketinggian pada jarak +30 meter sebelah kiri sumbu
jalan
h = ketinggian kontur
b = beda tinggi kontur
A1, B1 = jarak dari A atau B ke kontur terdekat
dibawahnya
A2, B2 = jarak dari A atau B ke kontur terdekat diatasnya
Kemiringan medan = |(y1 – y2)/ 60 |
= |(103,41 – 103,43)/ 60 |
= 0,0003
atau 0,03 %
Menentukan Medan Jalan

Sumber : Perhitungan
Ketinggian Kontur

Ketinggian Kontur

Kemiringan
Medan

STA
- 30 (A)

0 (CL)

STA

Klasifikasi Medan

- 30 (A)

103,67

0,0015

Datar

2+1000

103,56

103,60

103,65

0,0015

Datar
Datar

103,43

0,0003

Datar

0+100

103,36

103,37

103,38

0,0002

Datar

0+200

103,34

103,34

103,35

0,0002

Datar

0+300

103,33

103,34

103,34

0,0002

Datar

0+400

103,33

103,33

103,34

0,0002

Datar

103,58

103,32

103,33

103,33

0,0002

3+500

0+500

Datar

3+600

103,26

0+600
0+700

103,42
103,34

103,43
103,34

103,44
103,35

0,0003

Datar
Datar
Datar

3+900

103,12

Datar

3+1000

102,80

0,0002

0+800

103,30

103,32

103,34

0,0007

0+900

103,40

103,43

103,46

0,0009

103,08

0,0007

103,10

0,0003

1+100

103,08

103,09

Klasifikasi Medan

103,62

103,42

103,06

Kemiringan
Medan

103,58

103,41

103,04

+ 30 (B)

2+900

+ 30 (B)

0+000

0+1000

0 (CL)

1+200

103,09

103,10

103,10

0,0003

1+300

103,09

103,10

103,11

0,0002

1+400

103,16

103,17

103,18

0,0004

1+500

103,19

103,21

103,22

0,0004

3+100

103,55

103,59

103,63

0,0014

3+200

103,54

103,58

103,62

0,0014

Datar
Datar

3+300

103,56

103,65

103,74

0,0029

3+400

103,56

103,64

103,73

0,0029

Datar

103,65

103,71

0,0021

Datar

103,32

103,38

0,0020

Datar
Datar

3+700

103,34

103,37

103,40

0,0011

3+800

103,08

103,16

103,23

0,0024

Datar

103,16

103,20

0,0013

Datar

102,89

102,97

0,0029

Datar
Datar

Datar

4+100

102,80

102,88

102,95

0,0024

Datar

4+200

102,76

102,80

102,84

0,0014

Datar

Datar

4+300

103,04

103,05

103,06

0,0004

Datar

Datar

4+400

103,02

103,03

103,04

0,0003

Datar

4+500

103,39

103,42

103,45

0,0009

Datar
Datar

Datar
Datar

4+600

103,25

103,27

103,28

0,0004

4+700

103,54

103,55

103,56

0,0003

Datar
Datar

1+600

103,21

103,22

103,24

0,0005

Datar

1+700

103,21

103,23

103,24

0,0005

Datar

1+800

103,21

103,23

103,25

0,0007

Datar

1+900

103,20

103,22

103,25

0,0008

Datar

1+1000

103,18

103,21

103,25

0,0010

Datar

2+100

103,17

103,21

103,25

0,0014

Datar

2+200

103,37

103,42

103,47

0,0017

Datar

2+300

103,57

103,63

103,69

0,0021

Datar

2+400

103,37

103,41

103,45

0,0013

Datar

5+600

103,54

2+500

103,33

103,38

103,42

0,0014

Datar

5+700

103,57

2+600

103,29

103,34

103,38

0,0015

Datar

5+800

103,78

2+700

103,26

103,35

103,44

0,0030

Datar

5+900

103,79

2+800

103,60

103,65

103,69

0,0015

Datar

5+1000

103,92

4+800

103,71

103,72

103,74

0,0005

4+900

103,56

103,56

103,57

0,0002

Datar
Datar

4+1000

103,55

103,55

103,56

0,0002

5+100

103,54

103,55

103,56

0,0002

Datar
Datar

5+200

103,54

103,55

103,55

0,0002

5+300

103,54

103,54

103,55

0,0002

Datar
Datar

5+400

103,54

103,54

103,55

0,0002

5+500

103,54

103,54

103,55

0,0002

Datar

103,54

103,55

0,0002

Datar

103,58

103,58

0,0003

Datar

103,78

103,79

0,0003

Datar

103,80

103,80

0,0002

Datar

103,94

103,97

0,0007

Datar
Tabel Klasifikasi Medan Jalan
No.

Jenis Medan

Notasi

Kemiringan Medan (%)

Datar

D

<3

Perbukitan

B

3 - 25

Pegunungan

G

> 25

1
2
3

Sumber : Departemen PU, 1997

Kriteria

Frekuensi

Persentase

Medan

(unit)

(%)

Datar

61

100,00

Bukit

0

0,00

Gunung

0

0,00

Total

61

100,00

Sumber : Perhitungan

Medan Jalan :: DATAR
Medan Jalan DATAR
Panjang Bagian Lurus Maksimum
Panjang Bagian Lurus Maksimum
(m)

Fungsi
Datar

Bukit

Pegunungan

Arteri

3000

2500

2000

Kolektor

2000

1750

1500

Lokal

1500

1200

750

Sumber : Departemen PU, 1997

• Panjang Bagian Lurus Jalan
Rencana : 2500 meter
• Fungsi Jalan : Arteri
(Arteri II)
Kecepatan Rencana
Fungsi

Kecepatan Rencana, VR, km/jam
Datar

Perbukitan

Pegunungan

Arteri

70-120

60-80

40-70

Kolektor

60-90

50-60

30-50

Lokal

40-70

30-50

20-30

Sumber : Departemen PU, 1997

Kecepatan Rencana yang diizinkan :
70 – 120 km/ jam
ALINYEMEN HORISONTAL
Alinyemen horisontal terdiri dari garis-garis lurus yang dihubungkan
dengan garis-garis lengkung yang disebut tikungan.
Tikungan Spiral - Circle - Spiral

Lc < 20 ?

Ya

Tikungan Spiral - Spiral

Tidak
Ρ < 0,25 ?

Ya

Tikungan Full Circle

Ya

Tikungan Full Circle

Tidak
E < min
(0,04) ?

Tidak
Tikungan Spiral - Circle - Spiral
Sumber : Departemen PU, 1997
Kecepatan Rencana dan Jari-jari
VR tikungan Pertama = 80 km/jam
Tikungan
VR tikungan kedua = 90 km/jam

Tabel Panjang Jari-Jari Minimum
VR km/jam

120

100

80

60

50

40

30

20

600

370

210

110

80

50

30

15

Jari-jari
minimum
(Rmin) m

Sumber : Departemen PU, 1997

Rmin tikungan Pertama = 210 meter
Rmin tikungan kedua = 290 meter
Sumber : Perhitungan
Sumber : Departemen PU, 1997
TIKUNGAN
PERTAMA
VR = 80 km/jam
Rmin = 210 meter
Maka, dipilih
Rrencana = 239 meter
Dan didapat:
e = 0,098
Ls = 70 meter

TIKUNGAN KEDUA
VR = 90 km/jam
Rmin = 200 meter
Maka, dipilih
Rrencana = 955 meter
Dan didapat:
e = 0,047
Ls = 75 meter
PETA DAN PERHITUNGAN TIKUNGAN PERTAMA
Tikungan Pertama
β
40o
V rencana
80
R min
210
Rrencana

Sumber : Perhitungan

Ls
ᶿs
ᶿc
Lc
p
e
Tikungan
Yc
Xc
k
p
Ts
Es
Ltotal

239
70
8,3948512
23,210298
96,768889
0,8562395
0,098
SCS
3,4170153
69,84988
34,957284
0,8562395
122,258
16,2497
236,769

Lc > 20
p > 0,25
e > 0,04
Tipe Tikungan Spiral Circle Spiral
BENTUK DAN SUPERELEVASI TIKUNGAN PERTAMA
PETA DAN PERHITUNGAN TIKUNGAN KEDUA
Tikungan Kedua
β

40o

V rencana

90

R min

290

R rencana

955

Ls

75

ᶿs

2,2509754

ᶿc

35,498049

Lc

591,37778 Lc > 20
0,2447666 p < 0,25

p
e

0,047

Tikungan

FC

Tc

347,59157

Ec

e > 0,04

61,289773

Lc

666,59

Sumber : Perhitungan
Tc = R tan 1 Δ
2
Δ
2πR
0
360
R
Ec =
R, atau
Δ
cos
2
Ec = Tc tan 1 Δ
4
Lc =
BENTUK DAN SUPERELEVASI TIKUNGAN KEDUA
Jarak pandang adalah suatu jarak yang diperlukan oleh
seorang pengemudi pada saat mengemudi sehingga jika
melihat suatu halangan yang membahayakan, pengemudi
dapat melakukan sesuatu untuk menghindari bahaya
tersebut dengan aman.

Sumber : Departemen PU, 1997
VR (km/jam)

120

100

80

60

.
50

40

30

20

Jh minimum (m)

250

175

120

75

55

40

27

16

VR (km/jam)

120

100

80

60

50

40

30

20

Jd (m)

800

670

550

350

250

200

150

100

Sumber : Departemen PU, 1997

Untuk mendapatkan nilai jarak pandang, diambil V R dari kedua
tikungan yang paling besar, yaitu VR = 90 km/jam. Maka dari tabel
120 + 175

670 + 550

Dan nilai Jd = 2

di atas 2 = 147,5nilai Jh minimum yaitu
didapat meter
= 610 meter

Sumber : Perhitungan
Daerah kebebasan samping atau jarak pandang pengemudi pada lengkung horisontal (di
tikungan) adalah pandangan bebas pengemudi dari halangan benda-benda di sisi jalan.
.

Sumber : Departemen PU, 1997

Tikungan Pertama (β = 40o)
Diketahui:
Ltotal
= 236,72 meter
Jhmin
= 147,5 meter
Rc
= 239 meter
Dapat disimpulkan bahwa jarak
pandangan lebih kecil dari pada
panjang tikungan (Jh < Lt), maka
digunakan rumus:

 90 o x Jh 

E =R  - cos 
1
 πR






 90 o x 147,5 
E =239  - cos 
1
 3,14 x 239 




E =11,3 meter

Tikungan Kedua (β = 40o)
Diketahui:
Ltotal = 591,37778 meter
Jhmin

= 147,5 meter

Rc

= 955 meter

Dapat disimpulkan bahwa jarak
pandangan lebih kecil dari pada
panjang tikungan (Jh < Lt), maka
digunakan rumus: o x Jh 

90
E =R  - cos 
1




πR






90 o x 147,5 
E =955  - cos 
1
 3,14 x 955 




E =2,85 meter

Sumber : Perhitungan
ALINYEMEN VERTIKAL
.

Alinyemen vertikal adalah garis potong yang dibentuk oleh
bidang vertikal melalui sumbu jalan. Alinyemen vertikal
sering kali disebut juga sebagai penampang memanjang jalan.

Sumber : Departemen PU, 1997
Perhitungan Kelandaian
.

Tinggi
Awal
(m)

Tinggi
Akhir
(m)

Stasioning
Akhir
(m)

400,32

101,42

109,93

0+400

100,07

109,93

106,27

0+500

-3

100,05

106,27

103,13

0+600

0+600

-2

100,03

103,13

100,72

0+700

0+700

2

200,02

100,72

104,16

0+900

0+900

3

200,07

104,16

109,35

1+100

1+100

-1

300,03

109,35

105,26

1+400

1+400

-2

200,03

105,26

101,60

1+600

1+600

0

200,00

101,60

100,70

1+800

1+800

2

200,01

100,70

104,89

1+900

1+900

-2

199,98

104,89

100,80

2+100

2+100

1

300,06

100,80

104,67

2+400

2+400

-1

200,01

104,67

103,00

2+600

2+600

0

200,00

103,00

103,69

2+800

2+800

1

300,01

103,69

106,63

3+100

3+100

-2

300,08

106,63

100,32

3+400

3+400

1

299,93

100,32

102,60

3+700

3+700

0

300,00

102,60

103,82

4+000

4+000

-1

200,00

103,82

102,51

4+200

4+200

0

400,27

102,51

101,36

4+600

4+600

2

100,01

101,36

103,09

4+700

4+700

0

300,00

103,09

103,67

5+000

5+000

1

300,01

103,67

106,27

5+300

5+300

-1

200,00

106,27

104,89

5+500

5+500

-3

100,05

104,89

101,59

5+600

5+600

1

356,02

101,59

104,90

5+965

Stasioning
Awal
(m)

Kelandaian
Maksimum (%)

120

3

110

3

100

4

80

5

60

8

50

9

40

10

<40

11

Sumber : Departemen PU, 1997

didapat nilai kelandaian
maksimum untuk VR = 90
km/jam adalah 4,5 %.

Contoh : STA.4+600
Kelandaian =
(tinggi akhir – tinggi awal) :
Jarak Kelandaian x 100%
(103,09 – 101,36) : 100,01 x
100% = 2 %
Sumber : Perhitungan

2

0+400

VR (km/jam)

Jarak
Kelandaian (m)

0+000

Tabel Kelandaian Maksimum yang Diizinkan

Kelandaian (%)

-4

0+500
Perhitungan Panjang Kritis
.

Kelandaian (%)

Kecepatan Pada
Awal Tanjakan

4

5

6

7

8

9

10

80

630

460

360

270

230

230

200

60

320

210

160

120

110

90

80

km/jam

Sumber : Departemen PU, 1997

Berdasarkan tabel di atas tentang panjang kritis kelandaian maksimum
dengan VR = 90 km/jam dan kelandaian maksimumnya 4,5 %, maka
didapat panjang kritisnya adalah
630 + 460
Sumber : Perhitungan
= 545 meter.
2
(catatan: pada tabel di atas, kecepatan pada awal tanjakan hanya terlampir sampai
kecepatan 80 km/jam saja, sedangkan kecepatan yang direncanakan adalah 90 km/jam,
maka khusus pada perhitungan panjang kritis diambil kecepatan pada awal tanjakan
adalah 80 km/jam).
Lengkung Vertikal dan Stasioning
.
Lengkung Vertikal

Elevasi (m)

A (%)

Lv (m)

LV (m)

Ev
(m)

Nama Lengkung
Vertikal

0+400

109,93

-6

228,50

228,50

1,71

2

-4

Cembung

0+500

106,27

1

34,19

34,19

0,04

-4

-3

Cekung

0+600

103,13

1

34,19

34,19

0,04

-3

-2

Cekung

0+700

100,72

4

136,78

136,78

0,68

-2

2

Cekung

0+900

104,16

1

34,19

34,19

0,04

2

3

1+100

109,35

-4

195,25

195,25

0,98

3

1+400

105,26

-1

54,53

54,53

0,07

1+600

101,6

2

68,39

68,39

0,17

1+800

100,7

2

68,39

68,39

1+900

104,89

-4

195,25

2+100

100,8

3

2+400

104,67

2+600

Lengkung Vertikal

Stasioning PLV
(m)

Stasioning PPV
(m)

Stasioning PTV
(m)

0+400

286

400

514

0+500

483

500

517

0+600

583

600

617

Cekung

0+700

632

700

768

-1

Cembung

0+900

883

900

917

-1

-2

Cembung

1+100

1002

1100

1198

-2

0

Cekung

1+400

1373

1400

1427

0,17

0

2

Cekung

1+600

1566

1600

1634

195,25

0,98

2

-2

Cembung

102,58

102,58

0,38

-2

1

Cekung

1+800

1766

1800

1834

-2

109,05

109,05

0,27

1

-1

Cembung

1+900

1802

1900

1998

103

1

34,19

34,19

0,04

-1

0

Cekung

2+100

2049

2100

2151

2+800

103,69

1

34,19

34,19

0,04

0

1

Cekung

2+400

2345

2400

2455

3+100

106,63

-3

162,00

162,00

0,61

1

-2

Cembung

2+600

2583

2600

2617

3+400

100,32

3

102,58

102,58

0,38

-2

1

Cekung

2+800

2783

2800

2817

3+700

102,6

-1

54,53

54,53

0,07

1

0

Cembung

3+100

3019

3100

3181

4+000

103,82

-1

54,53

54,53

0,07

0

-1

Cembung

4+200

102,51

1

34,19

34,19

0,04

-1

0

Cekung

3+400

3349

3400

3451

4+600

101,36

2

68,39

68,39

0,17

0

2

Cekung

3+700

3673

3700

3727

4+700

103,09

-2

109,05

109,05

0,27

2

0

Cembung

4+000

3973

4000

4027

5+000

103,67

1

34,19

34,19

0,04

0

1

Cekung

4+200

4183

4200

4217

5+300

106,27

-2

109,05

109,05

0,27

1

-1

Cembung

4+600

4266

4300

4334

5+500

104,89

-2

109,05

109,05

0,27

-1

-3

Cembung

4+700

4645

4700

4755

5+600

101,59

4

136,78

136,78

0,68

-3

1

Cekung

5+000

4983

5000

5017

5+300

5245

5300

5355

5+500

5445

5500

5555

5+600

5532

5600

5668

g1

(%)

g2

(%)

Jika nilai A < 0, maka termasuk lengkung vertikal
cembung, jika nilai A > 0 maka termasuk lngkung
vertikal cekung,

Sumber : Perhitungan
Grafik Panjang Lengkung Vertikal Cembung
berdasarkan Jarak Pandang Henti (Jh)
Sumber : Departemen PU, 1997
Perhitungan Lengkung Vertikal
.

Cekung (PV16)
Stationing PVI16 = 3+400
Elevasi PVI16
= 100,32 m
VR
= 90 km/jam
g15
=1%
g16
= -2 %
A
= |g16 – g15|
= |-2 % - 1 %|
=3%
Jh
=147,5 m
Lv
= 55 m (grafik)
• Mencari Panjang Lengkung
Vertikal menurut jarak pandang
A .J
L =
henti :
120 + 3,5 . J
• Jh< Lv :
3 x (147,5 )
2

h

v

h

Lv =

2

120 + (3,5 x 147,5)

L v = 102,58 meter

• Jh > Lv :

Lv = 2. Jh −

120 + 3,5 J h
A

L v = 2 (147,5) -

120 + 3,5 (147,5)
3

L v = 82,92 meter

• Syarat mendapat nilai Lv: Syarat
pertama, Jh < (Jh > Lv), jika tidak
memenuhi maka dipakai Lv saat Jh < Lv.
Syarat kedua, jika sudah didapat nilai Lv
pada syarat pertama, Lv > 0, maka
diambil Lv tersebut, jika Lv < 0, dipakai
Lv dari grafik yaitu 55 meter.

• Pada perhitungan di atas, syarat Jh < (Jh >
Lv) tidak memenuhi karena 147,5 >
82,92, maka Lv sebenarnya yang dipakai
adalah Lv pada saat Jh < Lv yaitu 102,58
meter.
Sumber : Perhitungan
Ev1 =

A x L v 3 x 102,58
=
= 0,38 meter
800
800

1
1
X 1 = x L v = x 102,58 = 25,65 meter
4
4
Y1 =

.

A
3
X2 =
x 25,65 2 = 0,1 meter
200 L v
200 x 102,58

Sta 3+100 →

Sta 3+349 →

Sta 3+400 →
Sta 3+451 →

Sta 3+700 →

Terletak pada bagian lengkung vertikal berlandai -2 %.
Berada sejauh 300 meter di kiri PPV. PPV mempunyai ketinggian
100,32 meter. Sehingga elevasi sumbu jalan = 100,32 – (-2 %) (300) =
106,32 meter.
Terletak tepat pada posisi PLV dengan kelandaian -2 %. Berada sejauh
½ L yakni 51 meter di kiri PPV. PPV mempunyai ketinggian 100,32
meter. Sehingga elevasi sumbu jalan = 100,32 – (-2 %) (51) = 101,34
meter.
Terletak tepat pada posisi PPV. PPV mempunyai ketinggian 100,32
meter. Sehingga elevasi sumbu jalan = elevasi PPV + Ev = 100,32 +
0,38 = 103,70 meter.
Terletak tepat pada posisi PTV dengan kelandaian 1 %.
Berada sejauh ½ L yakni 51 meter di kanan PPV. PPV mempunyai
ketinggian 100,32 meter. Sehingga elevasi sumbu jalan = 100,32 + (1
%) (51) = 100,83 meter.
Terletak pada bagian lengkung vertikal berlandai 0 %. Berada sejauh
300 meter di kanan PPV. PPV mempunyai ketinggian 100,32 meter.
Sehingga elevasi
sumbu jalan = 100,32 + (0 %) (300) = 100,32
meter.

Sumber : Perhitungan
Perhitungan Lengkung Vertikal
• . Jh > Lv :

Cembung (PVI6)
Stationing PVI6

= 1+100

Elevasi PVI6

= 109,35 m

VR

399
A
399
L v = 2 (147,5) 4
Lv = 2. Jh −

L v = 195,25 meter

= 90 km/jam

g5

=3%

g6

= -1 %

A

= |g6 – g5|

= |-1 % - 3 %|
=4%
Jh
=147,5 m
Lv
= 55 m (grafik)
• Mencari Panjang Lengkung Vertikal
menurut L = A . J
jarak pandang henti :
2

h

• Jh< Lv :

v

399

4 x (147,5 2 )
Lv =
399

L v = 218,11 meter

• Untuk mendapatkan nilai Lv yang
sebenarnya, Lv harus memenuhi dua
syarat, yaitu syarat pertama Jh < (Jh > Lv),
jika tidak memenuhi maka dipakai Lv saat
Jh < Lv. Syarat kedua, jika telah
mendapatkan nilai Lv dari syarat pertama,
Lv > 0, maka Lv tersebut bisa dipakai, jika Lv
< 0, maka nilai Lv yang dipakai yaitu Lv dari
grafik yaitu 55 meter.

• Pada perhitungan di atas, syarat Jh < (Jh >
Lv) memenuhi syarat karena 147,5 <
195,25 meter, maka Lv sebenarnya yang
Sumber : Perhitungan adalah 195,25 meter.
dipakai
Ev1 =
X1 =
Y1 =

A x Lv 4 x 195,25
=
= 0,98 meter
800
800

1
1
x Lv = x 195,25 = 48,81 meter
4
4

.

A
4
X2 =
x 48,812 = 0,24 m
200 x Lv
200 x 195,25

Sta 0+900 →

Sta 1+002 →
ketinggian
(3 %) (98)
Sta 1+100 →
109,35
–
Sta 1+198 →

Sta 1+400 →
ketinggian
Sumber109,35 + (-2 %)
: Perhitungan

Terletak pada bagian lengkung vertikal berlandai 3 %. Berada
sejauh 200 meter di kiri PPV. PPV mempunyai ketinggian 109,35
meter. Sehingga elevasi sumbu jalan = 109,35 – (3 %) (200) =
103,35 meter.
Terletak tepat pada posisi PLVdengan kelandaian 3 %. Berada
sejauh ½ L yakni 98 meter di kiri PPV. PPV mempunyai
109,35 meter. Sehingga elevasi sumbu jalan = 109,35 –
= 106,421 meter.
Terletak tepat pada posisi PPV. PPV mempunyai ketinggian
meter. Sehingga elevasi sumbu jalan = elevasi PPV - Ev = 109,35
0,98 = 108,37 meter.
Terletak tepat pada posisi PTVdengan kelandaian -1 %. Berada
sejauh ½ L yakni 98 meter di kanan PPV. PPV mempunyai
ketinggian 109,35 meter. Sehingga elevasi sumbu jalan = 109,35 +
(-1 %) (98) = 106,3 meter.
Terletak pada bagian lengkung vertikal berlandai -2 %. Berada
sejauh 300 meter di kanan PPV. PPV mempunyai
109,35 meter. Sehingga elevasi sumbu jalan =
(300) = 103,35 meter.
.

Pekerjaan Galian
Diketahui data-data sebagai berikut:
Stasioning awal
: 0+700
Stasioning akhir
: 0+800
Elevasi awal tanah asli
: 103,34 meter
Elevasi akhir tanah asli : 103,32 meter
Elevasi awal tanah galian: 100,72 meter
Elevasi akhir tanah galian: 102,44 meter
Jarak
: 100 meter
Lebar jalan
: 7 meter
Tinggi galian awal (sta.0+700) = (Elevasi
awal tanah asli) – (Elevasi awal tanah
galian) = 103,34 meter – 100,72 meter =
2,62 meter.
Tinggi galian akhir (sta.0+800) = (Elevasi
akhir tanah asli) – (Elevasi akhir tanah
galian) = 103,32 meter – 102,44 meter =
0,88 meter.

1
( Tinggi galian awal + Tinggi galian akhir ) jarak
2
1
= ( 2,62 + 0,88) 100
2
= 175 m 2

luas =

vol

= luas x lebar
= 175 x 7
= 1225 m3

Sumber : Departemen PU, 1997
Pekerjaan Timbunan

.

Diketahui data-data sebagai berikut:
1
luas = ( Tinggi timbunan awal + Tinggi timbunan akhir ) jarak
Stasioning awal
: 0+100 meter
2
Stasioning akhir
: 0+200 meter
1
= ( 2,11 + 6,19 ) 100
2
Elevasi awal tanah asli
: 103,37 meter
= 415 m 2
Elevasi akhir tanah asli : 103,34 meter
Elevasi awal tanah timbunan: 105,48 meter
vol
= luas x lebar
Elevasi akhir tanah timbunan: 109,53 meter
= 415 x 7
Jarak
: 100 meter
= 2905 m3
Lebar jalan
: 7 meter
Sumber : Perhitungan
Tinggi timbunan awal (sta.0+100) = (Elevasi
awal tanah timbunan) - (Elevasi awal
tanah asli) = 105,48 meter – 103,37 meter =
2,11 meter.
Tinggi timbunan akhir (sta.0+200) = (Elevasi
akhir tanah timbunan) - (Elevasi akhir
tanah asli) = 109,53 meter – 103,34 meter =
6,19 meter.
Tabel Perhitungan Galian dan Timbunan
Stasioning

Elevasi Tanah
Asli

Tinggi
Elevasi As Jalan

Timbunan

Galian

awal

akhir

awal

akhir

awal

akhir

awal

akhir

awal

(m)

(m)

(m)

(m)

(m)

(m)

(m)

(m)

(m)

0+000

0+100

103,4

103,4

101,4

105,5

0,0

2,1

2,0

0+100

0+200

103,4

103,3

105,5

109,5

2,1

6,2

0+200

0+300

103,3

103,3

109,5

113,6

6,2

0+300

0+400

103,3

103,3

113,6

109,9

0+400

0+500

103,3

103,3

109,9

0+500

0+600

103,3

103,4

0+600

0+700

103,4

0+700

0+800

0+800

Volume
Lebar
Jalan

Jarak

akhir

(m)

Luas

Timbunan

Galian

Timbunan

Galian

(m)

(m²)

(m²)

(m)

(m³)

(m³)

0,0

100,0

105,4

99,8

7,0

738,1

698,4

0,0

0,0

100,0

414,7

0,0

7,0

2903,0

0,0

10,3

0,0

0,0

100,0

822,5

0,0

7,0

5757,5

0,0

10,3

6,6

0,0

0,0

100,0

843,2

0,0

7,0

5902,3

0,0

106,3

6,6

2,9

0,0

0,0

100,0

477,0

0,0

7,0

3339,2

0,0

106,3

103,1

2,9

0,0

0,0

0,3

100,0

147,1

15,0

7,0

1029,5

105,2

103,3

103,1

100,7

0,0

0,0

0,3

2,6

100,0

0,0

146,2

7,0

0,0

1023,6

103,3

103,3

100,7

102,4

0,0

0,0

2,6

0,9

100,0

0,0

175,0

7,0

0,0

1224,9

0+900

103,3

103,4

102,4

104,2

0,0

0,7

0,9

0,0

100,0

36,5

43,8

7,0

255,7

306,5

0+900

0+1000

103,4

103,0

104,2

106,8

0,7

3,7

0,0

0,0

100,0

223,6

0,0

7,0

1565,1

0,0

0+1000

1+100

103,0

103,1

106,8

109,4

3,7

6,3

0,0

0,0

100,0

499,9

0,0

7,0

3499,6

0,0

1+100

1+200

103,1

103,1

109,4

108,0

6,3

4,9

0,0

0,0

100,0

557,5

0,0

7,0

3902,7

0,0

1+200

1+300

103,1

103,1

108,0

106,6

4,9

3,5

0,0

0,0

100,0

420,7

0,0

7,0

2945,1

0,0

1+300

1+400

103,1

103,2

106,6

105,3

3,5

2,1

0,0

0,0

100,0

280,5

0,0

7,0

1963,6

0,0

Sumber : Perhitungan
Tabel Perhitungan Galian dan Timbunan
(lanjt.)
Stasioning

Elevasi Tanah
Asli

Tinggi
Elevasi As Jalan

Timbunan

Galian

awal

akhir

awal

akhir

awal

akhir

awal

akhir

awal

(m)

(m)

(m)

(m)

(m)

(m)

(m)

(m)

(m)

1+400

1+500

103,2

103,2

105,3

103,4

2,1

0,2

0,0

1+500

1+600

103,2

103,2

103,4

101,6

0,2

0,0

1+600

1+700

103,2

103,2

101,6

101,2

0,0

1+700

1+800

103,2

103,2

101,2

100,7

1+800

1+900

103,2

103,2

100,7

1+900

1+1000

103,2

103,2

1+1000

2+100

103,2

2+100

2+200

2+200

Volume
Lebar
Jalan

Jarak

akhir

(m)

Luas

Timbunan

Galian

Timbunan

Galian

(m)

(m²)

(m²)

(m)

(m³)

(m³)

0,0

100,0

115,5

0,0

7,0

808,7

0,0

0,0

1,6

100,0

11,1

81,3

7,0

77,7

568,9

0,0

1,6

2,1

100,0

0,0

185,2

7,0

0,0

1296,2

0,0

0,0

2,1

2,5

100,0

0,0

230,2

7,0

0,0

1611,6

104,9

0,0

1,7

2,5

0,0

100,0

83,9

126,3

7,0

587,2

884,3

104,9

102,2

1,7

0,0

0,0

1,1

100,0

83,9

53,2

7,0

587,2

372,5

103,2

102,2

100,8

0,0

0,0

1,1

2,4

100,0

0,0

173,2

7,0

0,0

1212,2

103,2

103,2

100,8

104,3

0,0

1,2

2,4

0,0

100,0

58,4

120,0

7,0

408,9

839,7

2+300

103,2

103,1

104,3

104,5

1,2

1,4

0,0

0,0

100,0

127,6

0,0

7,0

892,9

0,0

2+300

2+400

103,1

103,4

104,5

104,7

1,4

1,3

0,0

0,0

100,0

134,2

0,0

7,0

939,7

0,0

2+400

2+500

103,4

103,4

104,7

103,8

1,3

0,5

0,0

0,0

100,0

88,5

0,0

7,0

619,4

0,0

2+500

2+600

103,4

103,4

103,8

103,0

0,5

0,0

0,0

0,4

100,0

23,4

20,5

7,0

163,8

143,5

2+600

2+700

103,4

103,3

103,0

103,4

0,0

0,0

0,4

0,0

100,0

0,2

20,3

7,0

1,3

142,2

2+700

2+800

103,3

103,6

103,4

103,7

0,0

0,0

0,0

0,0

100,0

2,5

0,0

7,0

17,5

0,0

Sumber : Perhitungan
Tabel Perhitungan Galian dan Timbunan
(lanjt.)
Stasioning

Elevasi Tanah
Asli

Tinggi
Elevasi As Jalan

Timbunan

Galian

awal

akhir

awal

akhir

awal

akhir

awal

akhir

awal

akhir

(m)

(m)

(m)

(m)

(m)

(m)

(m)

(m)

(m)

(m)

2+800

2+900

103,6

103,6

103,7

104,7

0,0

1,0

0,0

2+900

2+1000

103,6

103,6

104,7

105,6

1,0

2,0

2+1000

3+100

103,6

103,6

105,6

106,6

2,0

3+100

3+200

103,6

103,6

106,6

104,5

3+200

3+300

103,6

103,6

104,5

3+300

3+400

103,6

103,6

3+400

3+500

103,6

3+500

3+600

3+600

Luas

Lebar
Jalan

Jarak
Timbunan

Galian

(m)

(m²)

(m²)

0,0

100,0

54,8

0,0

0,0

100,0

3,0

0,0

0,0

3,0

0,9

0,0

102,4

0,9

0,0

102,4

100,3

0,0

103,7

100,3

101,1

103,7

103,3

101,1

3+700

103,3

103,1

3+700

3+800

103,1

3+800

3+900

3+900

Volume
Timbunan

Galian

(m)

(m³)

(m³)

0,0

7,0

383,5

0,0

154,4

0,0

7,0

1080,5

0,0

100,0

254,0

0,0

7,0

1777,7

0,0

0,0

100,0

199,0

0,0

7,0

1393,3

0,0

0,0

1,2

100,0

47,0

766,6

7,0

328,8

5366,2

0,0

1,2

3,3

100,0

0,0

222,8

7,0

0,0

1559,7

0,0

0,0

3,3

2,6

100,0

0,0

293,8

7,0

0,0

2056,4

101,8

0,0

0,0

2,6

1,5

100,0

0,0

204,4

7,0

0,0

1430,5

101,8

102,6

0,0

0,0

1,5

0,5

100,0

0,0

99,6

7,0

0,0

697,0

103,1

102,6

103,0

0,0

0,0

0,5

0,1

100,0

0,0

29,9

7,0

0,0

209,0

103,1

102,8

103,0

103,4

0,0

0,6

0,1

0,0

100,0

28,0

5,7

7,0

196,2

39,8

3+1000

102,8

102,9

103,4

103,8

0,6

0,9

0,0

0,0

100,0

73,9

0,0

7,0

517,2

0,0

3+1000

4+100

102,9

102,9

103,8

103,2

0,9

0,3

0,0

0,0

100,0

60,8

0,0

7,0

425,6

0,0

4+100

4+200

102,9

103,1

103,2

102,5

0,3

0,0

0,0

0,5

100,0

14,9

27,0

7,0

104,6

189,3

4+200

4+300

103,1

103,1

102,5

98,3

0,0

0,0

0,5

4,8

100,0

0,0

269,5

7,0

0,0

1886,5

4+300

4+400

103,1

103,0

98,3

103,0

0,0

0,0

4,8

0,0

100,0

0,0

242,7

7,0

0,0

1698,6

4+400

4+500

103,0

103,3

103,0

99,6

0,0

0,0

0,0

3,7

100,0

0,0

183,8

7,0

0,0

1286,5

4+500

4+600

103,3

103,7

99,6

101,4

0,0

0,0

3,7

2,3

100,0

0,0

300,4

7,0

0,0

2103,1

4+600

4+700

103,7

103,5

101,4

103,1

0,0

0,0

2,3

0,5

100,0

0,0

140,5

7,0

0,0

983,7

Sumber : Perhitungan
Tabel Perhitungan Galian dan Timbunan
(lanjt.)
Stasioning

Elevasi Tanah
Asli

Tinggi
Elevasi As Jalan

Timbunan

Galian

awal

akhir

awal

akhir

awal

akhir

awal

akhir

awal

akhir

(m)
4+700

(m)
4+800

(m)
103,5

(m)
103,6

(m)
103,1

(m)
103,3

(m)
0,0

(m)
0,0

(m)
0,5

(m)
0,3

4+800

4+900

103,6

103,6

103,3

103,5

0,0

0,0

0,3

4+900

4+1000

103,6

103,6

103,5

103,7

0,0

0,1

4+1000

5+100

103,6

103,5

103,7

104,4

0,1

5+100

5+200

103,5

103,5

104,4

105,4

5+200

5+300

103,5

103,5

105,4

106,2

5+300

5+400

103,5

103,5

106,2

5+400

5+500

103,5

103,5

5+500

5+600

103,5

5+600

5+700

5+700
5+800
5+900

Luas

Volume

Lebar
Jalan

Jarak
Timbunan

Galian

Timbunan

Galian

(m)
100,0

(m²)
0,0

(m²)
37,9

(m)
7,0

(m³)
0,0

(m³)
265,3

0,1

100,0

0,0

18,6

7,0

0,0

130,3

0,1

0,0

100,0

4,9

4,4

7,0

34,1

30,8

0,9

0,0

0,0

100,0

49,5

0,0

7,0

346,2

0,0

0,9

1,9

0,0

1,9

2,7

0,0

0,0

100,0

137,3

0,0

7,0

961,3

0,0

0,0

100,0

227,1

0,0

7,0

1589,4

0,0

105,6

2,7

2,0

0,0

0,0

100,0

236,2

0,0

7,0

1653,2

0,0

105,6

104,7

2,0

1,2

0,0

0,0

100,0

161,7

0,0

7,0

1131,7

0,0

103,7

104,7

101,5

1,2

0,0

0,0

0,0

100,0

59,8

0,0

7,0

418,7

0,0

103,7

103,8

101,5

103,7

0,0

0,0

2,2

0,1

100,0

0,0

115,0

7,0

0,0

805,1

5+800

103,8

103,8

5+900

103,8

103,9

103,7

104,7

0,0

0,9

0,1

0,0

100,0

45,5

5,9

7,0

318,5

41,5

104,7

104,5

0,9

0,7

0,0

0,0

100,0

78,7

0,0

7,0

550,7

0,0

5+956

103,9

103,9

104,5

104,8

0,7

0,9

0,0

0,0

100,0

76,6

0,0

7,0

535,9

0,0

52652,6

31208,9

Total Volume (m )
3

Tanah yang dibutuhkan (m )
3

21443,7

Dari perhitungan di atas, dalam perencanaan geometrik jalan sepanjang 5,956 km atau
dari stasioning 0+000 sampai stasioning 5+956, didapatkan galian tanah sebesar 31208,87 m 3,
sedangkan keperluan tanah timbunan sebesar 52652,58 m3 maka volume tanah yang
dibutuhkan yaitu sebesar 21443,71 m3.
Sumber : Perhitungan
Thanks to :
ALLAH SWT
KEDUA ORANG TUA KAMI
IBU IRMINA SETYANINGRUM
AHMAD MUNGGARAN
AYU FATIMAH ZAHRA
SARMAG TEKNIK SIPIL
2011 B

DEPOK
15 MEI 2013

More Related Content

What's hot

Pelebaran perkerasan pada tikungan kelas 1
Pelebaran perkerasan pada tikungan kelas 1Pelebaran perkerasan pada tikungan kelas 1
Pelebaran perkerasan pada tikungan kelas 1
Bayu Janasuputra
 
Eksentrisitas pada-pondasi
Eksentrisitas pada-pondasiEksentrisitas pada-pondasi
Eksentrisitas pada-pondasi
dwidam
 
Bab viii analisis hidrometer (hydrometer analysis)
Bab viii   analisis hidrometer (hydrometer analysis)Bab viii   analisis hidrometer (hydrometer analysis)
Bab viii analisis hidrometer (hydrometer analysis)
candrosipil
 
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN (TUGAS S1 UNTAG SEMARANG)
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN (TUGAS S1 UNTAG SEMARANG)PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN (TUGAS S1 UNTAG SEMARANG)
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN (TUGAS S1 UNTAG SEMARANG)
afifsalim
 
Sni 1727 2013 tata cara pembebanan untuk rumah dan gedung
Sni 1727 2013 tata cara pembebanan untuk rumah dan gedungSni 1727 2013 tata cara pembebanan untuk rumah dan gedung
Sni 1727 2013 tata cara pembebanan untuk rumah dan gedung
WSKT
 
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghiDaya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
Ayu Fatimah Zahra
 
Metode surveylalu lintas
Metode surveylalu lintasMetode surveylalu lintas
Metode surveylalu lintas
Alen Pepa
 
87280501 perencanaan-sistem-drainase
87280501 perencanaan-sistem-drainase87280501 perencanaan-sistem-drainase
87280501 perencanaan-sistem-drainase
Miftakhul Yaqin
 
Mkji simpang bersinyal
Mkji   simpang bersinyalMkji   simpang bersinyal
Mkji simpang bersinyal
abay31
 

What's hot (20)

92237340 perancangan-geometrik-jalan-teori
92237340 perancangan-geometrik-jalan-teori92237340 perancangan-geometrik-jalan-teori
92237340 perancangan-geometrik-jalan-teori
 
Perkerasan jalan raya kelompok dhanes
Perkerasan jalan raya kelompok dhanesPerkerasan jalan raya kelompok dhanes
Perkerasan jalan raya kelompok dhanes
 
TUGAS BESAR GEOMETRIK JALAN RAYA
TUGAS BESAR GEOMETRIK JALAN RAYATUGAS BESAR GEOMETRIK JALAN RAYA
TUGAS BESAR GEOMETRIK JALAN RAYA
 
Pelebaran perkerasan pada tikungan kelas 1
Pelebaran perkerasan pada tikungan kelas 1Pelebaran perkerasan pada tikungan kelas 1
Pelebaran perkerasan pada tikungan kelas 1
 
perancangan geometrik jalan
perancangan geometrik jalanperancangan geometrik jalan
perancangan geometrik jalan
 
RANGKUMAN BATANG TEKAN DAN BATANG TARIK KONSTRUKSI BAJA 1
RANGKUMAN BATANG TEKAN DAN BATANG TARIK KONSTRUKSI BAJA 1RANGKUMAN BATANG TEKAN DAN BATANG TARIK KONSTRUKSI BAJA 1
RANGKUMAN BATANG TEKAN DAN BATANG TARIK KONSTRUKSI BAJA 1
 
(MKJI) manual kapasitas jalan indonesia
(MKJI) manual kapasitas jalan indonesia(MKJI) manual kapasitas jalan indonesia
(MKJI) manual kapasitas jalan indonesia
 
Eksentrisitas pada-pondasi
Eksentrisitas pada-pondasiEksentrisitas pada-pondasi
Eksentrisitas pada-pondasi
 
Bab viii analisis hidrometer (hydrometer analysis)
Bab viii   analisis hidrometer (hydrometer analysis)Bab viii   analisis hidrometer (hydrometer analysis)
Bab viii analisis hidrometer (hydrometer analysis)
 
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN (TUGAS S1 UNTAG SEMARANG)
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN (TUGAS S1 UNTAG SEMARANG)PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN (TUGAS S1 UNTAG SEMARANG)
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN (TUGAS S1 UNTAG SEMARANG)
 
Sni 1727 2013 tata cara pembebanan untuk rumah dan gedung
Sni 1727 2013 tata cara pembebanan untuk rumah dan gedungSni 1727 2013 tata cara pembebanan untuk rumah dan gedung
Sni 1727 2013 tata cara pembebanan untuk rumah dan gedung
 
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghiDaya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
 
KERUNTUHAN PONDASI
KERUNTUHAN PONDASIKERUNTUHAN PONDASI
KERUNTUHAN PONDASI
 
Metode surveylalu lintas
Metode surveylalu lintasMetode surveylalu lintas
Metode surveylalu lintas
 
Struktur Beton Bertulang
Struktur Beton BertulangStruktur Beton Bertulang
Struktur Beton Bertulang
 
87280501 perencanaan-sistem-drainase
87280501 perencanaan-sistem-drainase87280501 perencanaan-sistem-drainase
87280501 perencanaan-sistem-drainase
 
Mekanika tanah bab 6
Mekanika tanah bab 6Mekanika tanah bab 6
Mekanika tanah bab 6
 
3.8 perhitungan debit rencana
3.8 perhitungan debit rencana3.8 perhitungan debit rencana
3.8 perhitungan debit rencana
 
Mkji simpang bersinyal
Mkji   simpang bersinyalMkji   simpang bersinyal
Mkji simpang bersinyal
 
laporan praktikum batas cair
laporan praktikum batas cairlaporan praktikum batas cair
laporan praktikum batas cair
 

Similar to Tugas Besar Geometrik Jalan

PERENCANAAN GEOMETRIK DAN DRAINASENYA PADA JALAN CINERE-JAGORAWI
PERENCANAAN GEOMETRIK DAN DRAINASENYA PADA JALAN CINERE-JAGORAWIPERENCANAAN GEOMETRIK DAN DRAINASENYA PADA JALAN CINERE-JAGORAWI
PERENCANAAN GEOMETRIK DAN DRAINASENYA PADA JALAN CINERE-JAGORAWI
Murni Umiasih
 
IRIGASI DAN BANGUNAN AIR (TUGAS S1 TEKNIK SIPIL UNTAG SEMARANG, MAT KUL : IRBA2)
IRIGASI DAN BANGUNAN AIR (TUGAS S1 TEKNIK SIPIL UNTAG SEMARANG, MAT KUL : IRBA2)IRIGASI DAN BANGUNAN AIR (TUGAS S1 TEKNIK SIPIL UNTAG SEMARANG, MAT KUL : IRBA2)
IRIGASI DAN BANGUNAN AIR (TUGAS S1 TEKNIK SIPIL UNTAG SEMARANG, MAT KUL : IRBA2)
afifsalim
 
03111745000005_SILMI KAFFAH.pptx
03111745000005_SILMI KAFFAH.pptx03111745000005_SILMI KAFFAH.pptx
03111745000005_SILMI KAFFAH.pptx
silmi37
 
Tugas Bahasa Indonesia- Jurnal Teknik Elektronika
Tugas Bahasa Indonesia- Jurnal Teknik ElektronikaTugas Bahasa Indonesia- Jurnal Teknik Elektronika
Tugas Bahasa Indonesia- Jurnal Teknik Elektronika
Rizky Winarko
 
80993089 soal-dan-pembahasan-glb-dan-glbb
80993089 soal-dan-pembahasan-glb-dan-glbb80993089 soal-dan-pembahasan-glb-dan-glbb
80993089 soal-dan-pembahasan-glb-dan-glbb
yan sofyan
 
Modul 10-geometrik-jalan-rel-jalan-rel
Modul 10-geometrik-jalan-rel-jalan-relModul 10-geometrik-jalan-rel-jalan-rel
Modul 10-geometrik-jalan-rel-jalan-rel
ikhwan215
 

Similar to Tugas Besar Geometrik Jalan (20)

Exercises horizontal-alignment-ss (e desain)
Exercises horizontal-alignment-ss (e desain)Exercises horizontal-alignment-ss (e desain)
Exercises horizontal-alignment-ss (e desain)
 
Bab iv horizontal ((perencanaan geometrik jalan raya)
Bab iv horizontal ((perencanaan geometrik jalan raya)Bab iv horizontal ((perencanaan geometrik jalan raya)
Bab iv horizontal ((perencanaan geometrik jalan raya)
 
PERENCANAAN GEOMETRIK DAN DRAINASENYA PADA JALAN CINERE-JAGORAWI
PERENCANAAN GEOMETRIK DAN DRAINASENYA PADA JALAN CINERE-JAGORAWIPERENCANAAN GEOMETRIK DAN DRAINASENYA PADA JALAN CINERE-JAGORAWI
PERENCANAAN GEOMETRIK DAN DRAINASENYA PADA JALAN CINERE-JAGORAWI
 
Tugas Perencanaan Pelabuhan Kelompok 2
Tugas Perencanaan Pelabuhan Kelompok 2Tugas Perencanaan Pelabuhan Kelompok 2
Tugas Perencanaan Pelabuhan Kelompok 2
 
TUGAS BESAR (1).pptx
TUGAS BESAR (1).pptxTUGAS BESAR (1).pptx
TUGAS BESAR (1).pptx
 
IRIGASI DAN BANGUNAN AIR (TUGAS S1 TEKNIK SIPIL UNTAG SEMARANG, MAT KUL : IRBA2)
IRIGASI DAN BANGUNAN AIR (TUGAS S1 TEKNIK SIPIL UNTAG SEMARANG, MAT KUL : IRBA2)IRIGASI DAN BANGUNAN AIR (TUGAS S1 TEKNIK SIPIL UNTAG SEMARANG, MAT KUL : IRBA2)
IRIGASI DAN BANGUNAN AIR (TUGAS S1 TEKNIK SIPIL UNTAG SEMARANG, MAT KUL : IRBA2)
 
Desain Rekayasa II FIXED JACKET PLATFORM 70.000 BOPD by Muhammad Azka Bintang...
Desain Rekayasa II FIXED JACKET PLATFORM 70.000 BOPD by Muhammad Azka Bintang...Desain Rekayasa II FIXED JACKET PLATFORM 70.000 BOPD by Muhammad Azka Bintang...
Desain Rekayasa II FIXED JACKET PLATFORM 70.000 BOPD by Muhammad Azka Bintang...
 
03111745000005_SILMI KAFFAH.pptx
03111745000005_SILMI KAFFAH.pptx03111745000005_SILMI KAFFAH.pptx
03111745000005_SILMI KAFFAH.pptx
 
Presentasi Perencanaan Uditch.pptx
Presentasi Perencanaan Uditch.pptxPresentasi Perencanaan Uditch.pptx
Presentasi Perencanaan Uditch.pptx
 
PERHITUNGAN CRANE HOIST : By Supriyatna hp : 081288607271
PERHITUNGAN CRANE HOIST : By Supriyatna  hp : 081288607271PERHITUNGAN CRANE HOIST : By Supriyatna  hp : 081288607271
PERHITUNGAN CRANE HOIST : By Supriyatna hp : 081288607271
 
Gerak Lurus Berubah Beraturan
Gerak Lurus Berubah BeraturanGerak Lurus Berubah Beraturan
Gerak Lurus Berubah Beraturan
 
Jalan Angkut Tambang
Jalan Angkut TambangJalan Angkut Tambang
Jalan Angkut Tambang
 
Prosedur Desain Perkerasan (Kelompok 6)
Prosedur Desain Perkerasan (Kelompok 6)Prosedur Desain Perkerasan (Kelompok 6)
Prosedur Desain Perkerasan (Kelompok 6)
 
Tugas Bahasa Indonesia- Jurnal Teknik Elektronika
Tugas Bahasa Indonesia- Jurnal Teknik ElektronikaTugas Bahasa Indonesia- Jurnal Teknik Elektronika
Tugas Bahasa Indonesia- Jurnal Teknik Elektronika
 
80993089 soal-dan-pembahasan-glb-dan-glbb
80993089 soal-dan-pembahasan-glb-dan-glbb80993089 soal-dan-pembahasan-glb-dan-glbb
80993089 soal-dan-pembahasan-glb-dan-glbb
 
Kuliah Horizontal Alignment (FILE USED).pptx
Kuliah Horizontal Alignment (FILE USED).pptxKuliah Horizontal Alignment (FILE USED).pptx
Kuliah Horizontal Alignment (FILE USED).pptx
 
Modul 10-geometrik-jalan-rel-jalan-rel
Modul 10-geometrik-jalan-rel-jalan-relModul 10-geometrik-jalan-rel-jalan-rel
Modul 10-geometrik-jalan-rel-jalan-rel
 
Persamaan kecepatan
Persamaan kecepatanPersamaan kecepatan
Persamaan kecepatan
 
Beton prategang
Beton prategangBeton prategang
Beton prategang
 
534 1877-1-pb
534 1877-1-pb534 1877-1-pb
534 1877-1-pb
 

More from Ayu Fatimah Zahra

More from Ayu Fatimah Zahra (20)

waduk jati luhur
waduk jati luhurwaduk jati luhur
waduk jati luhur
 
Land clearing
Land clearingLand clearing
Land clearing
 
Pondasi tiang pancang univ.gunadarma (ayu, aci, yoan)
Pondasi tiang pancang univ.gunadarma (ayu, aci, yoan)Pondasi tiang pancang univ.gunadarma (ayu, aci, yoan)
Pondasi tiang pancang univ.gunadarma (ayu, aci, yoan)
 
Presentasi lempeng tektonik
Presentasi lempeng tektonikPresentasi lempeng tektonik
Presentasi lempeng tektonik
 
Baja struktural
Baja strukturalBaja struktural
Baja struktural
 
Kegagalan konstruksi
Kegagalan konstruksiKegagalan konstruksi
Kegagalan konstruksi
 
Dinamika Fluida
Dinamika FluidaDinamika Fluida
Dinamika Fluida
 
Peranan Pancasila dalam Teknik Sipil
Peranan Pancasila dalam Teknik SipilPeranan Pancasila dalam Teknik Sipil
Peranan Pancasila dalam Teknik Sipil
 
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghiDaya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
 
Perkerasan Jalan_Ayu Fatimah Zahra
Perkerasan Jalan_Ayu Fatimah ZahraPerkerasan Jalan_Ayu Fatimah Zahra
Perkerasan Jalan_Ayu Fatimah Zahra
 
Alat Berat
Alat BeratAlat Berat
Alat Berat
 
Blade Buldozer
Blade BuldozerBlade Buldozer
Blade Buldozer
 
kapasitas daya dukung friksi pondasi tiang pancang_ayufatimahzahra
kapasitas daya dukung friksi pondasi tiang pancang_ayufatimahzahrakapasitas daya dukung friksi pondasi tiang pancang_ayufatimahzahra
kapasitas daya dukung friksi pondasi tiang pancang_ayufatimahzahra
 
Sistem transportasi
Sistem transportasiSistem transportasi
Sistem transportasi
 
Ilmu ukur tanah
Ilmu ukur tanahIlmu ukur tanah
Ilmu ukur tanah
 
Simpang tiga tugu raya cimanggis depok
Simpang tiga tugu raya cimanggis depokSimpang tiga tugu raya cimanggis depok
Simpang tiga tugu raya cimanggis depok
 
Kriminalitas
KriminalitasKriminalitas
Kriminalitas
 
studi kasus transp. darat
studi kasus transp. daratstudi kasus transp. darat
studi kasus transp. darat
 
model transportasi trip production
model transportasi trip productionmodel transportasi trip production
model transportasi trip production
 
latihan soal sistem transportasi
latihan soal sistem transportasilatihan soal sistem transportasi
latihan soal sistem transportasi
 

Tugas Besar Geometrik Jalan

  • 2. PENDAHULUAN • LATAR BELAKANG Dewasa ini, sistem keamanan dan kenyamanan sangat diperlukan oleh masyarakat sebagai pengguna jalan. Banyaknya kecelakaan menjadi masalah besar bagi sistem perencanaan jalan. Maka dari itu, perencanaan geometrik jalan sangat dibutuhkan untuk menunjang pembuatan jalan. Tujuan dari perencanaan geometrik jalan adalah dalam rangka menghasilkan infrastruktur yang aman, efisien dalam pelayanan arus lalu lintas dan memaksimalkan rasio tingkat penggunaan atau biaya pelaksanaan.
  • 4. PETA KONTUR DATA 1. Sudut Azimuth titik A terletak pada 1300. 2. Tinggi rencana permukaan jalan dititik A terletak pada daerah galian sedalam dua meter.
  • 5. PERENCANAAN TRASE JALAN Segmen 1 = 1 km, segmen 2 = 2,5 km, segmen 3 = 2,5 km Sudut kedua tikungan masing-masing 40o
  • 6. Menentukan Medan Jalan y1 = h + (b.(A1/(A1+A2))) y1 = 103,25 + (0,25 x 482 ) y2 = h+(b.(B1/B1+B2))) y2 = 103,25 + (0,25 x 542 ) y1 = 103,41 meter. y2 = 103,43 meter. 482 + 290 542 + 230 Y1= ketinggian pada jarak -30 meter sebelah kanan sumbu jalan y2 = ketinggian pada jarak +30 meter sebelah kiri sumbu jalan h = ketinggian kontur b = beda tinggi kontur A1, B1 = jarak dari A atau B ke kontur terdekat dibawahnya A2, B2 = jarak dari A atau B ke kontur terdekat diatasnya Kemiringan medan = |(y1 – y2)/ 60 | = |(103,41 – 103,43)/ 60 | = 0,0003 atau 0,03 %
  • 7. Menentukan Medan Jalan Sumber : Perhitungan Ketinggian Kontur Ketinggian Kontur Kemiringan Medan STA - 30 (A) 0 (CL) STA Klasifikasi Medan - 30 (A) 103,67 0,0015 Datar 2+1000 103,56 103,60 103,65 0,0015 Datar Datar 103,43 0,0003 Datar 0+100 103,36 103,37 103,38 0,0002 Datar 0+200 103,34 103,34 103,35 0,0002 Datar 0+300 103,33 103,34 103,34 0,0002 Datar 0+400 103,33 103,33 103,34 0,0002 Datar 103,58 103,32 103,33 103,33 0,0002 3+500 0+500 Datar 3+600 103,26 0+600 0+700 103,42 103,34 103,43 103,34 103,44 103,35 0,0003 Datar Datar Datar 3+900 103,12 Datar 3+1000 102,80 0,0002 0+800 103,30 103,32 103,34 0,0007 0+900 103,40 103,43 103,46 0,0009 103,08 0,0007 103,10 0,0003 1+100 103,08 103,09 Klasifikasi Medan 103,62 103,42 103,06 Kemiringan Medan 103,58 103,41 103,04 + 30 (B) 2+900 + 30 (B) 0+000 0+1000 0 (CL) 1+200 103,09 103,10 103,10 0,0003 1+300 103,09 103,10 103,11 0,0002 1+400 103,16 103,17 103,18 0,0004 1+500 103,19 103,21 103,22 0,0004 3+100 103,55 103,59 103,63 0,0014 3+200 103,54 103,58 103,62 0,0014 Datar Datar 3+300 103,56 103,65 103,74 0,0029 3+400 103,56 103,64 103,73 0,0029 Datar 103,65 103,71 0,0021 Datar 103,32 103,38 0,0020 Datar Datar 3+700 103,34 103,37 103,40 0,0011 3+800 103,08 103,16 103,23 0,0024 Datar 103,16 103,20 0,0013 Datar 102,89 102,97 0,0029 Datar Datar Datar 4+100 102,80 102,88 102,95 0,0024 Datar 4+200 102,76 102,80 102,84 0,0014 Datar Datar 4+300 103,04 103,05 103,06 0,0004 Datar Datar 4+400 103,02 103,03 103,04 0,0003 Datar 4+500 103,39 103,42 103,45 0,0009 Datar Datar Datar Datar 4+600 103,25 103,27 103,28 0,0004 4+700 103,54 103,55 103,56 0,0003 Datar Datar 1+600 103,21 103,22 103,24 0,0005 Datar 1+700 103,21 103,23 103,24 0,0005 Datar 1+800 103,21 103,23 103,25 0,0007 Datar 1+900 103,20 103,22 103,25 0,0008 Datar 1+1000 103,18 103,21 103,25 0,0010 Datar 2+100 103,17 103,21 103,25 0,0014 Datar 2+200 103,37 103,42 103,47 0,0017 Datar 2+300 103,57 103,63 103,69 0,0021 Datar 2+400 103,37 103,41 103,45 0,0013 Datar 5+600 103,54 2+500 103,33 103,38 103,42 0,0014 Datar 5+700 103,57 2+600 103,29 103,34 103,38 0,0015 Datar 5+800 103,78 2+700 103,26 103,35 103,44 0,0030 Datar 5+900 103,79 2+800 103,60 103,65 103,69 0,0015 Datar 5+1000 103,92 4+800 103,71 103,72 103,74 0,0005 4+900 103,56 103,56 103,57 0,0002 Datar Datar 4+1000 103,55 103,55 103,56 0,0002 5+100 103,54 103,55 103,56 0,0002 Datar Datar 5+200 103,54 103,55 103,55 0,0002 5+300 103,54 103,54 103,55 0,0002 Datar Datar 5+400 103,54 103,54 103,55 0,0002 5+500 103,54 103,54 103,55 0,0002 Datar 103,54 103,55 0,0002 Datar 103,58 103,58 0,0003 Datar 103,78 103,79 0,0003 Datar 103,80 103,80 0,0002 Datar 103,94 103,97 0,0007 Datar
  • 8. Tabel Klasifikasi Medan Jalan No. Jenis Medan Notasi Kemiringan Medan (%) Datar D <3 Perbukitan B 3 - 25 Pegunungan G > 25 1 2 3 Sumber : Departemen PU, 1997 Kriteria Frekuensi Persentase Medan (unit) (%) Datar 61 100,00 Bukit 0 0,00 Gunung 0 0,00 Total 61 100,00 Sumber : Perhitungan Medan Jalan :: DATAR Medan Jalan DATAR
  • 9. Panjang Bagian Lurus Maksimum Panjang Bagian Lurus Maksimum (m) Fungsi Datar Bukit Pegunungan Arteri 3000 2500 2000 Kolektor 2000 1750 1500 Lokal 1500 1200 750 Sumber : Departemen PU, 1997 • Panjang Bagian Lurus Jalan Rencana : 2500 meter • Fungsi Jalan : Arteri (Arteri II)
  • 10. Kecepatan Rencana Fungsi Kecepatan Rencana, VR, km/jam Datar Perbukitan Pegunungan Arteri 70-120 60-80 40-70 Kolektor 60-90 50-60 30-50 Lokal 40-70 30-50 20-30 Sumber : Departemen PU, 1997 Kecepatan Rencana yang diizinkan : 70 – 120 km/ jam
  • 11. ALINYEMEN HORISONTAL Alinyemen horisontal terdiri dari garis-garis lurus yang dihubungkan dengan garis-garis lengkung yang disebut tikungan.
  • 12. Tikungan Spiral - Circle - Spiral Lc < 20 ? Ya Tikungan Spiral - Spiral Tidak Ρ < 0,25 ? Ya Tikungan Full Circle Ya Tikungan Full Circle Tidak E < min (0,04) ? Tidak Tikungan Spiral - Circle - Spiral Sumber : Departemen PU, 1997
  • 13. Kecepatan Rencana dan Jari-jari VR tikungan Pertama = 80 km/jam Tikungan VR tikungan kedua = 90 km/jam Tabel Panjang Jari-Jari Minimum VR km/jam 120 100 80 60 50 40 30 20 600 370 210 110 80 50 30 15 Jari-jari minimum (Rmin) m Sumber : Departemen PU, 1997 Rmin tikungan Pertama = 210 meter Rmin tikungan kedua = 290 meter Sumber : Perhitungan
  • 15. TIKUNGAN PERTAMA VR = 80 km/jam Rmin = 210 meter Maka, dipilih Rrencana = 239 meter Dan didapat: e = 0,098 Ls = 70 meter TIKUNGAN KEDUA VR = 90 km/jam Rmin = 200 meter Maka, dipilih Rrencana = 955 meter Dan didapat: e = 0,047 Ls = 75 meter
  • 16. PETA DAN PERHITUNGAN TIKUNGAN PERTAMA Tikungan Pertama β 40o V rencana 80 R min 210 Rrencana Sumber : Perhitungan Ls ᶿs ᶿc Lc p e Tikungan Yc Xc k p Ts Es Ltotal 239 70 8,3948512 23,210298 96,768889 0,8562395 0,098 SCS 3,4170153 69,84988 34,957284 0,8562395 122,258 16,2497 236,769 Lc > 20 p > 0,25 e > 0,04
  • 17. Tipe Tikungan Spiral Circle Spiral
  • 18. BENTUK DAN SUPERELEVASI TIKUNGAN PERTAMA
  • 19. PETA DAN PERHITUNGAN TIKUNGAN KEDUA Tikungan Kedua β 40o V rencana 90 R min 290 R rencana 955 Ls 75 ᶿs 2,2509754 ᶿc 35,498049 Lc 591,37778 Lc > 20 0,2447666 p < 0,25 p e 0,047 Tikungan FC Tc 347,59157 Ec e > 0,04 61,289773 Lc 666,59 Sumber : Perhitungan
  • 20. Tc = R tan 1 Δ 2 Δ 2πR 0 360 R Ec = R, atau Δ cos 2 Ec = Tc tan 1 Δ 4 Lc =
  • 21. BENTUK DAN SUPERELEVASI TIKUNGAN KEDUA
  • 22. Jarak pandang adalah suatu jarak yang diperlukan oleh seorang pengemudi pada saat mengemudi sehingga jika melihat suatu halangan yang membahayakan, pengemudi dapat melakukan sesuatu untuk menghindari bahaya tersebut dengan aman. Sumber : Departemen PU, 1997
  • 23. VR (km/jam) 120 100 80 60 . 50 40 30 20 Jh minimum (m) 250 175 120 75 55 40 27 16 VR (km/jam) 120 100 80 60 50 40 30 20 Jd (m) 800 670 550 350 250 200 150 100 Sumber : Departemen PU, 1997 Untuk mendapatkan nilai jarak pandang, diambil V R dari kedua tikungan yang paling besar, yaitu VR = 90 km/jam. Maka dari tabel 120 + 175 670 + 550 Dan nilai Jd = 2 di atas 2 = 147,5nilai Jh minimum yaitu didapat meter = 610 meter Sumber : Perhitungan
  • 24. Daerah kebebasan samping atau jarak pandang pengemudi pada lengkung horisontal (di tikungan) adalah pandangan bebas pengemudi dari halangan benda-benda di sisi jalan. . Sumber : Departemen PU, 1997 Tikungan Pertama (β = 40o) Diketahui: Ltotal = 236,72 meter Jhmin = 147,5 meter Rc = 239 meter Dapat disimpulkan bahwa jarak pandangan lebih kecil dari pada panjang tikungan (Jh < Lt), maka digunakan rumus:   90 o x Jh   E =R  - cos  1  πR       90 o x 147,5  E =239  - cos  1  3,14 x 239      E =11,3 meter Tikungan Kedua (β = 40o) Diketahui: Ltotal = 591,37778 meter Jhmin = 147,5 meter Rc = 955 meter Dapat disimpulkan bahwa jarak pandangan lebih kecil dari pada panjang tikungan (Jh < Lt), maka digunakan rumus: o x Jh   90 E =R  - cos  1    πR     90 o x 147,5  E =955  - cos  1  3,14 x 955      E =2,85 meter Sumber : Perhitungan
  • 25. ALINYEMEN VERTIKAL . Alinyemen vertikal adalah garis potong yang dibentuk oleh bidang vertikal melalui sumbu jalan. Alinyemen vertikal sering kali disebut juga sebagai penampang memanjang jalan. Sumber : Departemen PU, 1997
  • 26. Perhitungan Kelandaian . Tinggi Awal (m) Tinggi Akhir (m) Stasioning Akhir (m) 400,32 101,42 109,93 0+400 100,07 109,93 106,27 0+500 -3 100,05 106,27 103,13 0+600 0+600 -2 100,03 103,13 100,72 0+700 0+700 2 200,02 100,72 104,16 0+900 0+900 3 200,07 104,16 109,35 1+100 1+100 -1 300,03 109,35 105,26 1+400 1+400 -2 200,03 105,26 101,60 1+600 1+600 0 200,00 101,60 100,70 1+800 1+800 2 200,01 100,70 104,89 1+900 1+900 -2 199,98 104,89 100,80 2+100 2+100 1 300,06 100,80 104,67 2+400 2+400 -1 200,01 104,67 103,00 2+600 2+600 0 200,00 103,00 103,69 2+800 2+800 1 300,01 103,69 106,63 3+100 3+100 -2 300,08 106,63 100,32 3+400 3+400 1 299,93 100,32 102,60 3+700 3+700 0 300,00 102,60 103,82 4+000 4+000 -1 200,00 103,82 102,51 4+200 4+200 0 400,27 102,51 101,36 4+600 4+600 2 100,01 101,36 103,09 4+700 4+700 0 300,00 103,09 103,67 5+000 5+000 1 300,01 103,67 106,27 5+300 5+300 -1 200,00 106,27 104,89 5+500 5+500 -3 100,05 104,89 101,59 5+600 5+600 1 356,02 101,59 104,90 5+965 Stasioning Awal (m) Kelandaian Maksimum (%) 120 3 110 3 100 4 80 5 60 8 50 9 40 10 <40 11 Sumber : Departemen PU, 1997 didapat nilai kelandaian maksimum untuk VR = 90 km/jam adalah 4,5 %. Contoh : STA.4+600 Kelandaian = (tinggi akhir – tinggi awal) : Jarak Kelandaian x 100% (103,09 – 101,36) : 100,01 x 100% = 2 % Sumber : Perhitungan 2 0+400 VR (km/jam) Jarak Kelandaian (m) 0+000 Tabel Kelandaian Maksimum yang Diizinkan Kelandaian (%) -4 0+500
  • 27. Perhitungan Panjang Kritis . Kelandaian (%) Kecepatan Pada Awal Tanjakan 4 5 6 7 8 9 10 80 630 460 360 270 230 230 200 60 320 210 160 120 110 90 80 km/jam Sumber : Departemen PU, 1997 Berdasarkan tabel di atas tentang panjang kritis kelandaian maksimum dengan VR = 90 km/jam dan kelandaian maksimumnya 4,5 %, maka didapat panjang kritisnya adalah 630 + 460 Sumber : Perhitungan = 545 meter. 2 (catatan: pada tabel di atas, kecepatan pada awal tanjakan hanya terlampir sampai kecepatan 80 km/jam saja, sedangkan kecepatan yang direncanakan adalah 90 km/jam, maka khusus pada perhitungan panjang kritis diambil kecepatan pada awal tanjakan adalah 80 km/jam).
  • 28. Lengkung Vertikal dan Stasioning . Lengkung Vertikal Elevasi (m) A (%) Lv (m) LV (m) Ev (m) Nama Lengkung Vertikal 0+400 109,93 -6 228,50 228,50 1,71 2 -4 Cembung 0+500 106,27 1 34,19 34,19 0,04 -4 -3 Cekung 0+600 103,13 1 34,19 34,19 0,04 -3 -2 Cekung 0+700 100,72 4 136,78 136,78 0,68 -2 2 Cekung 0+900 104,16 1 34,19 34,19 0,04 2 3 1+100 109,35 -4 195,25 195,25 0,98 3 1+400 105,26 -1 54,53 54,53 0,07 1+600 101,6 2 68,39 68,39 0,17 1+800 100,7 2 68,39 68,39 1+900 104,89 -4 195,25 2+100 100,8 3 2+400 104,67 2+600 Lengkung Vertikal Stasioning PLV (m) Stasioning PPV (m) Stasioning PTV (m) 0+400 286 400 514 0+500 483 500 517 0+600 583 600 617 Cekung 0+700 632 700 768 -1 Cembung 0+900 883 900 917 -1 -2 Cembung 1+100 1002 1100 1198 -2 0 Cekung 1+400 1373 1400 1427 0,17 0 2 Cekung 1+600 1566 1600 1634 195,25 0,98 2 -2 Cembung 102,58 102,58 0,38 -2 1 Cekung 1+800 1766 1800 1834 -2 109,05 109,05 0,27 1 -1 Cembung 1+900 1802 1900 1998 103 1 34,19 34,19 0,04 -1 0 Cekung 2+100 2049 2100 2151 2+800 103,69 1 34,19 34,19 0,04 0 1 Cekung 2+400 2345 2400 2455 3+100 106,63 -3 162,00 162,00 0,61 1 -2 Cembung 2+600 2583 2600 2617 3+400 100,32 3 102,58 102,58 0,38 -2 1 Cekung 2+800 2783 2800 2817 3+700 102,6 -1 54,53 54,53 0,07 1 0 Cembung 3+100 3019 3100 3181 4+000 103,82 -1 54,53 54,53 0,07 0 -1 Cembung 4+200 102,51 1 34,19 34,19 0,04 -1 0 Cekung 3+400 3349 3400 3451 4+600 101,36 2 68,39 68,39 0,17 0 2 Cekung 3+700 3673 3700 3727 4+700 103,09 -2 109,05 109,05 0,27 2 0 Cembung 4+000 3973 4000 4027 5+000 103,67 1 34,19 34,19 0,04 0 1 Cekung 4+200 4183 4200 4217 5+300 106,27 -2 109,05 109,05 0,27 1 -1 Cembung 4+600 4266 4300 4334 5+500 104,89 -2 109,05 109,05 0,27 -1 -3 Cembung 4+700 4645 4700 4755 5+600 101,59 4 136,78 136,78 0,68 -3 1 Cekung 5+000 4983 5000 5017 5+300 5245 5300 5355 5+500 5445 5500 5555 5+600 5532 5600 5668 g1 (%) g2 (%) Jika nilai A < 0, maka termasuk lengkung vertikal cembung, jika nilai A > 0 maka termasuk lngkung vertikal cekung, Sumber : Perhitungan
  • 29. Grafik Panjang Lengkung Vertikal Cembung berdasarkan Jarak Pandang Henti (Jh) Sumber : Departemen PU, 1997
  • 30. Perhitungan Lengkung Vertikal . Cekung (PV16) Stationing PVI16 = 3+400 Elevasi PVI16 = 100,32 m VR = 90 km/jam g15 =1% g16 = -2 % A = |g16 – g15| = |-2 % - 1 %| =3% Jh =147,5 m Lv = 55 m (grafik) • Mencari Panjang Lengkung Vertikal menurut jarak pandang A .J L = henti : 120 + 3,5 . J • Jh< Lv : 3 x (147,5 ) 2 h v h Lv = 2 120 + (3,5 x 147,5) L v = 102,58 meter • Jh > Lv : Lv = 2. Jh − 120 + 3,5 J h A L v = 2 (147,5) - 120 + 3,5 (147,5) 3 L v = 82,92 meter • Syarat mendapat nilai Lv: Syarat pertama, Jh < (Jh > Lv), jika tidak memenuhi maka dipakai Lv saat Jh < Lv. Syarat kedua, jika sudah didapat nilai Lv pada syarat pertama, Lv > 0, maka diambil Lv tersebut, jika Lv < 0, dipakai Lv dari grafik yaitu 55 meter. • Pada perhitungan di atas, syarat Jh < (Jh > Lv) tidak memenuhi karena 147,5 > 82,92, maka Lv sebenarnya yang dipakai adalah Lv pada saat Jh < Lv yaitu 102,58 meter. Sumber : Perhitungan
  • 31. Ev1 = A x L v 3 x 102,58 = = 0,38 meter 800 800 1 1 X 1 = x L v = x 102,58 = 25,65 meter 4 4 Y1 = . A 3 X2 = x 25,65 2 = 0,1 meter 200 L v 200 x 102,58 Sta 3+100 → Sta 3+349 → Sta 3+400 → Sta 3+451 → Sta 3+700 → Terletak pada bagian lengkung vertikal berlandai -2 %. Berada sejauh 300 meter di kiri PPV. PPV mempunyai ketinggian 100,32 meter. Sehingga elevasi sumbu jalan = 100,32 – (-2 %) (300) = 106,32 meter. Terletak tepat pada posisi PLV dengan kelandaian -2 %. Berada sejauh ½ L yakni 51 meter di kiri PPV. PPV mempunyai ketinggian 100,32 meter. Sehingga elevasi sumbu jalan = 100,32 – (-2 %) (51) = 101,34 meter. Terletak tepat pada posisi PPV. PPV mempunyai ketinggian 100,32 meter. Sehingga elevasi sumbu jalan = elevasi PPV + Ev = 100,32 + 0,38 = 103,70 meter. Terletak tepat pada posisi PTV dengan kelandaian 1 %. Berada sejauh ½ L yakni 51 meter di kanan PPV. PPV mempunyai ketinggian 100,32 meter. Sehingga elevasi sumbu jalan = 100,32 + (1 %) (51) = 100,83 meter. Terletak pada bagian lengkung vertikal berlandai 0 %. Berada sejauh 300 meter di kanan PPV. PPV mempunyai ketinggian 100,32 meter. Sehingga elevasi sumbu jalan = 100,32 + (0 %) (300) = 100,32 meter. Sumber : Perhitungan
  • 32. Perhitungan Lengkung Vertikal • . Jh > Lv : Cembung (PVI6) Stationing PVI6 = 1+100 Elevasi PVI6 = 109,35 m VR 399 A 399 L v = 2 (147,5) 4 Lv = 2. Jh − L v = 195,25 meter = 90 km/jam g5 =3% g6 = -1 % A = |g6 – g5| = |-1 % - 3 %| =4% Jh =147,5 m Lv = 55 m (grafik) • Mencari Panjang Lengkung Vertikal menurut L = A . J jarak pandang henti : 2 h • Jh< Lv : v 399 4 x (147,5 2 ) Lv = 399 L v = 218,11 meter • Untuk mendapatkan nilai Lv yang sebenarnya, Lv harus memenuhi dua syarat, yaitu syarat pertama Jh < (Jh > Lv), jika tidak memenuhi maka dipakai Lv saat Jh < Lv. Syarat kedua, jika telah mendapatkan nilai Lv dari syarat pertama, Lv > 0, maka Lv tersebut bisa dipakai, jika Lv < 0, maka nilai Lv yang dipakai yaitu Lv dari grafik yaitu 55 meter. • Pada perhitungan di atas, syarat Jh < (Jh > Lv) memenuhi syarat karena 147,5 < 195,25 meter, maka Lv sebenarnya yang Sumber : Perhitungan adalah 195,25 meter. dipakai
  • 33. Ev1 = X1 = Y1 = A x Lv 4 x 195,25 = = 0,98 meter 800 800 1 1 x Lv = x 195,25 = 48,81 meter 4 4 . A 4 X2 = x 48,812 = 0,24 m 200 x Lv 200 x 195,25 Sta 0+900 → Sta 1+002 → ketinggian (3 %) (98) Sta 1+100 → 109,35 – Sta 1+198 → Sta 1+400 → ketinggian Sumber109,35 + (-2 %) : Perhitungan Terletak pada bagian lengkung vertikal berlandai 3 %. Berada sejauh 200 meter di kiri PPV. PPV mempunyai ketinggian 109,35 meter. Sehingga elevasi sumbu jalan = 109,35 – (3 %) (200) = 103,35 meter. Terletak tepat pada posisi PLVdengan kelandaian 3 %. Berada sejauh ½ L yakni 98 meter di kiri PPV. PPV mempunyai 109,35 meter. Sehingga elevasi sumbu jalan = 109,35 – = 106,421 meter. Terletak tepat pada posisi PPV. PPV mempunyai ketinggian meter. Sehingga elevasi sumbu jalan = elevasi PPV - Ev = 109,35 0,98 = 108,37 meter. Terletak tepat pada posisi PTVdengan kelandaian -1 %. Berada sejauh ½ L yakni 98 meter di kanan PPV. PPV mempunyai ketinggian 109,35 meter. Sehingga elevasi sumbu jalan = 109,35 + (-1 %) (98) = 106,3 meter. Terletak pada bagian lengkung vertikal berlandai -2 %. Berada sejauh 300 meter di kanan PPV. PPV mempunyai 109,35 meter. Sehingga elevasi sumbu jalan = (300) = 103,35 meter.
  • 34. . Pekerjaan Galian Diketahui data-data sebagai berikut: Stasioning awal : 0+700 Stasioning akhir : 0+800 Elevasi awal tanah asli : 103,34 meter Elevasi akhir tanah asli : 103,32 meter Elevasi awal tanah galian: 100,72 meter Elevasi akhir tanah galian: 102,44 meter Jarak : 100 meter Lebar jalan : 7 meter Tinggi galian awal (sta.0+700) = (Elevasi awal tanah asli) – (Elevasi awal tanah galian) = 103,34 meter – 100,72 meter = 2,62 meter. Tinggi galian akhir (sta.0+800) = (Elevasi akhir tanah asli) – (Elevasi akhir tanah galian) = 103,32 meter – 102,44 meter = 0,88 meter. 1 ( Tinggi galian awal + Tinggi galian akhir ) jarak 2 1 = ( 2,62 + 0,88) 100 2 = 175 m 2 luas = vol = luas x lebar = 175 x 7 = 1225 m3 Sumber : Departemen PU, 1997
  • 35. Pekerjaan Timbunan . Diketahui data-data sebagai berikut: 1 luas = ( Tinggi timbunan awal + Tinggi timbunan akhir ) jarak Stasioning awal : 0+100 meter 2 Stasioning akhir : 0+200 meter 1 = ( 2,11 + 6,19 ) 100 2 Elevasi awal tanah asli : 103,37 meter = 415 m 2 Elevasi akhir tanah asli : 103,34 meter Elevasi awal tanah timbunan: 105,48 meter vol = luas x lebar Elevasi akhir tanah timbunan: 109,53 meter = 415 x 7 Jarak : 100 meter = 2905 m3 Lebar jalan : 7 meter Sumber : Perhitungan Tinggi timbunan awal (sta.0+100) = (Elevasi awal tanah timbunan) - (Elevasi awal tanah asli) = 105,48 meter – 103,37 meter = 2,11 meter. Tinggi timbunan akhir (sta.0+200) = (Elevasi akhir tanah timbunan) - (Elevasi akhir tanah asli) = 109,53 meter – 103,34 meter = 6,19 meter.
  • 36. Tabel Perhitungan Galian dan Timbunan Stasioning Elevasi Tanah Asli Tinggi Elevasi As Jalan Timbunan Galian awal akhir awal akhir awal akhir awal akhir awal (m) (m) (m) (m) (m) (m) (m) (m) (m) 0+000 0+100 103,4 103,4 101,4 105,5 0,0 2,1 2,0 0+100 0+200 103,4 103,3 105,5 109,5 2,1 6,2 0+200 0+300 103,3 103,3 109,5 113,6 6,2 0+300 0+400 103,3 103,3 113,6 109,9 0+400 0+500 103,3 103,3 109,9 0+500 0+600 103,3 103,4 0+600 0+700 103,4 0+700 0+800 0+800 Volume Lebar Jalan Jarak akhir (m) Luas Timbunan Galian Timbunan Galian (m) (m²) (m²) (m) (m³) (m³) 0,0 100,0 105,4 99,8 7,0 738,1 698,4 0,0 0,0 100,0 414,7 0,0 7,0 2903,0 0,0 10,3 0,0 0,0 100,0 822,5 0,0 7,0 5757,5 0,0 10,3 6,6 0,0 0,0 100,0 843,2 0,0 7,0 5902,3 0,0 106,3 6,6 2,9 0,0 0,0 100,0 477,0 0,0 7,0 3339,2 0,0 106,3 103,1 2,9 0,0 0,0 0,3 100,0 147,1 15,0 7,0 1029,5 105,2 103,3 103,1 100,7 0,0 0,0 0,3 2,6 100,0 0,0 146,2 7,0 0,0 1023,6 103,3 103,3 100,7 102,4 0,0 0,0 2,6 0,9 100,0 0,0 175,0 7,0 0,0 1224,9 0+900 103,3 103,4 102,4 104,2 0,0 0,7 0,9 0,0 100,0 36,5 43,8 7,0 255,7 306,5 0+900 0+1000 103,4 103,0 104,2 106,8 0,7 3,7 0,0 0,0 100,0 223,6 0,0 7,0 1565,1 0,0 0+1000 1+100 103,0 103,1 106,8 109,4 3,7 6,3 0,0 0,0 100,0 499,9 0,0 7,0 3499,6 0,0 1+100 1+200 103,1 103,1 109,4 108,0 6,3 4,9 0,0 0,0 100,0 557,5 0,0 7,0 3902,7 0,0 1+200 1+300 103,1 103,1 108,0 106,6 4,9 3,5 0,0 0,0 100,0 420,7 0,0 7,0 2945,1 0,0 1+300 1+400 103,1 103,2 106,6 105,3 3,5 2,1 0,0 0,0 100,0 280,5 0,0 7,0 1963,6 0,0 Sumber : Perhitungan
  • 37. Tabel Perhitungan Galian dan Timbunan (lanjt.) Stasioning Elevasi Tanah Asli Tinggi Elevasi As Jalan Timbunan Galian awal akhir awal akhir awal akhir awal akhir awal (m) (m) (m) (m) (m) (m) (m) (m) (m) 1+400 1+500 103,2 103,2 105,3 103,4 2,1 0,2 0,0 1+500 1+600 103,2 103,2 103,4 101,6 0,2 0,0 1+600 1+700 103,2 103,2 101,6 101,2 0,0 1+700 1+800 103,2 103,2 101,2 100,7 1+800 1+900 103,2 103,2 100,7 1+900 1+1000 103,2 103,2 1+1000 2+100 103,2 2+100 2+200 2+200 Volume Lebar Jalan Jarak akhir (m) Luas Timbunan Galian Timbunan Galian (m) (m²) (m²) (m) (m³) (m³) 0,0 100,0 115,5 0,0 7,0 808,7 0,0 0,0 1,6 100,0 11,1 81,3 7,0 77,7 568,9 0,0 1,6 2,1 100,0 0,0 185,2 7,0 0,0 1296,2 0,0 0,0 2,1 2,5 100,0 0,0 230,2 7,0 0,0 1611,6 104,9 0,0 1,7 2,5 0,0 100,0 83,9 126,3 7,0 587,2 884,3 104,9 102,2 1,7 0,0 0,0 1,1 100,0 83,9 53,2 7,0 587,2 372,5 103,2 102,2 100,8 0,0 0,0 1,1 2,4 100,0 0,0 173,2 7,0 0,0 1212,2 103,2 103,2 100,8 104,3 0,0 1,2 2,4 0,0 100,0 58,4 120,0 7,0 408,9 839,7 2+300 103,2 103,1 104,3 104,5 1,2 1,4 0,0 0,0 100,0 127,6 0,0 7,0 892,9 0,0 2+300 2+400 103,1 103,4 104,5 104,7 1,4 1,3 0,0 0,0 100,0 134,2 0,0 7,0 939,7 0,0 2+400 2+500 103,4 103,4 104,7 103,8 1,3 0,5 0,0 0,0 100,0 88,5 0,0 7,0 619,4 0,0 2+500 2+600 103,4 103,4 103,8 103,0 0,5 0,0 0,0 0,4 100,0 23,4 20,5 7,0 163,8 143,5 2+600 2+700 103,4 103,3 103,0 103,4 0,0 0,0 0,4 0,0 100,0 0,2 20,3 7,0 1,3 142,2 2+700 2+800 103,3 103,6 103,4 103,7 0,0 0,0 0,0 0,0 100,0 2,5 0,0 7,0 17,5 0,0 Sumber : Perhitungan
  • 38. Tabel Perhitungan Galian dan Timbunan (lanjt.) Stasioning Elevasi Tanah Asli Tinggi Elevasi As Jalan Timbunan Galian awal akhir awal akhir awal akhir awal akhir awal akhir (m) (m) (m) (m) (m) (m) (m) (m) (m) (m) 2+800 2+900 103,6 103,6 103,7 104,7 0,0 1,0 0,0 2+900 2+1000 103,6 103,6 104,7 105,6 1,0 2,0 2+1000 3+100 103,6 103,6 105,6 106,6 2,0 3+100 3+200 103,6 103,6 106,6 104,5 3+200 3+300 103,6 103,6 104,5 3+300 3+400 103,6 103,6 3+400 3+500 103,6 3+500 3+600 3+600 Luas Lebar Jalan Jarak Timbunan Galian (m) (m²) (m²) 0,0 100,0 54,8 0,0 0,0 100,0 3,0 0,0 0,0 3,0 0,9 0,0 102,4 0,9 0,0 102,4 100,3 0,0 103,7 100,3 101,1 103,7 103,3 101,1 3+700 103,3 103,1 3+700 3+800 103,1 3+800 3+900 3+900 Volume Timbunan Galian (m) (m³) (m³) 0,0 7,0 383,5 0,0 154,4 0,0 7,0 1080,5 0,0 100,0 254,0 0,0 7,0 1777,7 0,0 0,0 100,0 199,0 0,0 7,0 1393,3 0,0 0,0 1,2 100,0 47,0 766,6 7,0 328,8 5366,2 0,0 1,2 3,3 100,0 0,0 222,8 7,0 0,0 1559,7 0,0 0,0 3,3 2,6 100,0 0,0 293,8 7,0 0,0 2056,4 101,8 0,0 0,0 2,6 1,5 100,0 0,0 204,4 7,0 0,0 1430,5 101,8 102,6 0,0 0,0 1,5 0,5 100,0 0,0 99,6 7,0 0,0 697,0 103,1 102,6 103,0 0,0 0,0 0,5 0,1 100,0 0,0 29,9 7,0 0,0 209,0 103,1 102,8 103,0 103,4 0,0 0,6 0,1 0,0 100,0 28,0 5,7 7,0 196,2 39,8 3+1000 102,8 102,9 103,4 103,8 0,6 0,9 0,0 0,0 100,0 73,9 0,0 7,0 517,2 0,0 3+1000 4+100 102,9 102,9 103,8 103,2 0,9 0,3 0,0 0,0 100,0 60,8 0,0 7,0 425,6 0,0 4+100 4+200 102,9 103,1 103,2 102,5 0,3 0,0 0,0 0,5 100,0 14,9 27,0 7,0 104,6 189,3 4+200 4+300 103,1 103,1 102,5 98,3 0,0 0,0 0,5 4,8 100,0 0,0 269,5 7,0 0,0 1886,5 4+300 4+400 103,1 103,0 98,3 103,0 0,0 0,0 4,8 0,0 100,0 0,0 242,7 7,0 0,0 1698,6 4+400 4+500 103,0 103,3 103,0 99,6 0,0 0,0 0,0 3,7 100,0 0,0 183,8 7,0 0,0 1286,5 4+500 4+600 103,3 103,7 99,6 101,4 0,0 0,0 3,7 2,3 100,0 0,0 300,4 7,0 0,0 2103,1 4+600 4+700 103,7 103,5 101,4 103,1 0,0 0,0 2,3 0,5 100,0 0,0 140,5 7,0 0,0 983,7 Sumber : Perhitungan
  • 39. Tabel Perhitungan Galian dan Timbunan (lanjt.) Stasioning Elevasi Tanah Asli Tinggi Elevasi As Jalan Timbunan Galian awal akhir awal akhir awal akhir awal akhir awal akhir (m) 4+700 (m) 4+800 (m) 103,5 (m) 103,6 (m) 103,1 (m) 103,3 (m) 0,0 (m) 0,0 (m) 0,5 (m) 0,3 4+800 4+900 103,6 103,6 103,3 103,5 0,0 0,0 0,3 4+900 4+1000 103,6 103,6 103,5 103,7 0,0 0,1 4+1000 5+100 103,6 103,5 103,7 104,4 0,1 5+100 5+200 103,5 103,5 104,4 105,4 5+200 5+300 103,5 103,5 105,4 106,2 5+300 5+400 103,5 103,5 106,2 5+400 5+500 103,5 103,5 5+500 5+600 103,5 5+600 5+700 5+700 5+800 5+900 Luas Volume Lebar Jalan Jarak Timbunan Galian Timbunan Galian (m) 100,0 (m²) 0,0 (m²) 37,9 (m) 7,0 (m³) 0,0 (m³) 265,3 0,1 100,0 0,0 18,6 7,0 0,0 130,3 0,1 0,0 100,0 4,9 4,4 7,0 34,1 30,8 0,9 0,0 0,0 100,0 49,5 0,0 7,0 346,2 0,0 0,9 1,9 0,0 1,9 2,7 0,0 0,0 100,0 137,3 0,0 7,0 961,3 0,0 0,0 100,0 227,1 0,0 7,0 1589,4 0,0 105,6 2,7 2,0 0,0 0,0 100,0 236,2 0,0 7,0 1653,2 0,0 105,6 104,7 2,0 1,2 0,0 0,0 100,0 161,7 0,0 7,0 1131,7 0,0 103,7 104,7 101,5 1,2 0,0 0,0 0,0 100,0 59,8 0,0 7,0 418,7 0,0 103,7 103,8 101,5 103,7 0,0 0,0 2,2 0,1 100,0 0,0 115,0 7,0 0,0 805,1 5+800 103,8 103,8 5+900 103,8 103,9 103,7 104,7 0,0 0,9 0,1 0,0 100,0 45,5 5,9 7,0 318,5 41,5 104,7 104,5 0,9 0,7 0,0 0,0 100,0 78,7 0,0 7,0 550,7 0,0 5+956 103,9 103,9 104,5 104,8 0,7 0,9 0,0 0,0 100,0 76,6 0,0 7,0 535,9 0,0 52652,6 31208,9 Total Volume (m ) 3 Tanah yang dibutuhkan (m ) 3 21443,7 Dari perhitungan di atas, dalam perencanaan geometrik jalan sepanjang 5,956 km atau dari stasioning 0+000 sampai stasioning 5+956, didapatkan galian tanah sebesar 31208,87 m 3, sedangkan keperluan tanah timbunan sebesar 52652,58 m3 maka volume tanah yang dibutuhkan yaitu sebesar 21443,71 m3. Sumber : Perhitungan
  • 40. Thanks to : ALLAH SWT KEDUA ORANG TUA KAMI IBU IRMINA SETYANINGRUM AHMAD MUNGGARAN AYU FATIMAH ZAHRA SARMAG TEKNIK SIPIL 2011 B DEPOK 15 MEI 2013