Sebuah sistem informasi yang efektif memberikan pengguna dengan akurat, tepat waktu,dan informasi yang relevan. Informasi yang akurat bebas dari kesalahan. Informasi adalah tepat waktu bila tersedia untuk pembuat keputusan ketika dibutuhkan. Informasi yang relevan ketika hal ini berguna dan tepat untuk jenis pekerjaan dan keputusan yang memerlukannya.
Sistem Informasi Debitur (SID) diselenggarakan dalam rangka memperlancar proses Penyediaan Dana, penerapan manajemen risiko, dan identifikasi kualitas Debitur untuk pemenuhan ketentuan yang berlaku serta meningkatkan disiplin pasar.
Si & Pi, cilin christianto, hapzi ali, analisis sistem informasi akuntansi de...Cilin christianto
Similar to Si pi, dwi rintani, hapzi ali, implementasi sistem informasi pada perbankan-sistem informasi debitur, universitas mercu buana, 2017.pdf (20)
Si pi, dwi rintani, hapzi ali, implementasi sistem informasi pada perbankan-sistem informasi debitur, universitas mercu buana, 2017.pdf
1. i
IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI PADA
PERBANKAN: SISTEM INFORMASI DEBITUR
Makalah
Untuk memenuhi Tugas SISTEM INFORMASI DAN PENGENDALIAN
INTERNAL
Jurusan Magister Akuntansi
Disusun oleh:
Dwi Rintani (55516120022)
Dosen Pengampu:
Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA
MAGISTER AKUNTANSI
UNIVERSITAS MERCU BUANA
JAKARTA
2017
2. ii
ABSTRACT
Sebuah sistem informasi yang efektif memberikan pengguna dengan
akurat, tepat waktu,dan informasi yang relevan. Informasi yang akurat
bebas dari kesalahan. Informasi adalah tepat waktu bila tersedia untuk
pembuat keputusan ketika dibutuhkan. Informasi yang relevan ketika hal
ini berguna dan tepat untuk jenis pekerjaan dan keputusan yang
memerlukannya.
Sistem Informasi Debitur (SID) diselenggarakan dalam rangka
memperlancar proses Penyediaan Dana, penerapan manajemen risiko,
dan identifikasi kualitas Debitur untuk pemenuhan ketentuan yang berlaku
serta meningkatkan disiplin pasar.
3. iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga saya dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang
sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah
satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam penulisan
selanjutnya.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga
Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.
Tangerang, 12 April 2017
Penyusun
4. iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
ABSTRACT.......................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ............................................................................ iii
DAFTAR ISI ......................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang ................................................................. 1
1.2.Perumusan Masalah ........................................................ 2
1.3.Tujuan dan Manfaat Pembelajaran .................................. 2
BAB II LANDASAN TEORI
2.1. Pengertian SID................................................................. 3
2.2. Tujuan SID ....................................................................... 4
BAB III METODE PENELITIAN
............................................................................................... 8
BAB IV STUDI KASUS
4.1 Implementasi SID pada Perbankan ................................ 9
4.2 Kegiatan Dalam SID .......................................................
4.3 Kelebihan dan kekurangan SID serta saran perbaikan... 10
BAB V KESIMPULAN
4.1. Kesimpulan...................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA. ........................................................................... 14
5. 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sistem informasi yang efektif menyediakan informasi yang akurat,
tepat waktu, dan relevan kepada pengguna. Informasi yang akurat bebas
dari kesalahan. Informasi tepat waktu dibutuhkan ketika membuat
keputusan. Informasi yang relevan berguna dan sesuai untuk jenis
pekerjaan dan keputusan yang memerlukannya. Banyak bisnis tidak
memiliki informasi yang tepat waktu, akurat, atau relevan karena data dalam
sistem informasi mereka kurang terorganisir dan dipelihara. Itu sebabnya
manajemen data sangat penting.
Implementasi sistem informasi pada perusahaan membantu dalam
pengambilan keputusan dan dapan memeberi informasi kepada pengguna
siste infor masi tersebut. Kredibilitas kredit sangat penting selama masih
membutuhkan layanan dana pinjaman dari perbankan. Tidak sedikit
permohonan kredit seseorang ditolak oleh bank karena yang bersangkutan
dinilai tidak memiliki histori kredit atau kredibilitas kredit yang baik.
Banyaknya para pemohon yang mengajukan pinjaman sehingga
pihak lembaga keuangan perlu mengetahui latar belakang atau riwayat
pinjaman/kredit dari orang tersebut.
Memerlukan informasi yang cepat dan akurat, sehingga perlu
dilakukannya update laporan riwayat debitur dari lembaga keuangan yang
satu agar pihak lembaga keuangan lain bisa menggunakan informasi
tersebut dengan isi informasi yang benar.
1.2. Perumusan Masalah
Dari uraian diatas didapat pembahasan untuk makalah ini adalah sebagai
berikut:
1) Apakah yang dimaksud dengan SID dan tujuan adanya SID?
2) Bagaimana proses informasi yang terjadi pada SID?
3) Apa saja kelebihan dan kelemahan SID serta rekomendasi untuk
perbaikan sistem yang akan datang?
6. 2
1.3. Tujuan dan Manfaat Pembelajaran
Adapun tujuan dari makalah ini untuk mengetahui penggunaan SID
dalam dunia perbankan dan bagaimana proses informasi SID dapat terjadi.
Selain itu makalah ini juga meginformasikan kelebihan dan kekurangan SID
serta rekomendasi untuk perbaikan sistem yang akan datang.
7. 3
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Pengertian Sistem Informasi Debitur (SID)
Menurut Ludwig (1997) Sistem adalah seperangkat unsur yang
saling berhubungan dan saling mempengaruhi dalam satu lingkungan
tertentu. Pengertian lain menurut Budi Sutedjo (2002) sistem adalah
kumpulan elemen yang saling berhubungan satu sama lain yang
membentuk satu kesatuan dalam usaha mencapai suatu tujuan.
Hapzi Ali, (2011) menyimpulkan bahwa sistem adalah kumpulan
dari sub-sub sistem atau elemen-elemen yang saling berkerjasama dan
berinteraksi untuk mencapai tujuan organisasi (informasi/target/goal).
Sedangkan Informasi adalah Hasil dari pemrosesan data (data
processing) menjadi suatu bentuk yang penting bagi pemakai (user/end
user) dan mempunyai nilai (value) serta bermanfaat dalam pengambilan
keputusan (Decision Making) (Hapzi Ali, 2011).
Sistem Infromasi adalah Suatu sistem yang berhubungan dengan
proses penciptaan dan pengaliran informasi dalam upaya pengambilan
keputusan.
Sistem Informasi Debitur (SID) adalah sistem yang menyediakan
Informasi Debitur yang merupakan hasil olahan dari Laporan Debitur yang
diterima Bank Indonesia. (PBI No. 9/14/PBI/2007 tanggal 30 November
2007 tentang Sistem Informasi Debitur.
Merupakan suatu sistem yang dipergunakan untuk menghimpun
dan menyimpan data fasilitas penyediaan dana/pembiayaan yang
disampaikan oleh seluruh anggota Biro Informasi Kredit secara rutin setiap
bulan kepada Bank Indonesia. Data tersebut kemudian diolah untuk
menghasilkan output berupa IDI Historis. Lembaga keuangan anggota Biro
Informasi Kredit selanjutnya dapat mengakses SID selama 24 jam setiap
hari untuk melihat data-data debitur yang disajikan secara individual dengan
lengkap.
Data-data debitur yang dihimpun oleh Bank Indonesia bersumber
dari laporan yang disampaikan oleh anggota Biro Informasi Kredit. Terdapat
2 (dua) jenis kepesertaan dalam Biro Informasi Kredit, yaitu:
1) Wajib
Lembaga Keuangan yang wajib menjadi anggota Biro Informasi Kredit
meliputi: (a) Bank Umum, (b) Bank Perkreditan Rakyat dengan total aset
Rp.10 Miliar ke atas selama 6 (enam) bulan berturut-turut, dan (c)
8. 4
Penyelenggara Kartu Kredit Selain Bank yaitu perusahaan pembiayaan
yang melakukan kegiatan usaha kartu kredit.
2) Sukarela
Lembaga Keuangan yang dapat menjadi anggota Biro Informasi Kredit
meliputi: (a) BPR yang total asetnya belum sesuai dengan persyaratan
menjadi anggota wajib namun telah mendapat persetujuan dari Bank
Indonesia, (b) Lembaga Keuangan Non Bank (meliputi asuransi, dana
pensiun, sekuritas, modal ventura dan perusahaan pembiayaan), serta
badan-badan lainnya yang menyelenggarakan pengelolaan dana
masyarakat, dan (c) Koperasi Simpan Pinjam.
Persyaratan yang wajib dipenuhi oleh calon anggota Biro
Informasi Kredit adalah:
a. Memiliki infrastruktur yang memadai.
b. Memiliki kesesuaian struktur data dengan yang dipersyaratkan dalam
SID.
c. Memperoleh persetujuan dari Bank Indonesia, dan
d. Menandatangani Perjanjian Keikutsertaan dalam Sistem Informasi
Debitur (khusus untuk Lembaga Keuangan Non Bank dan Koperasi
Simpan Pinjam).
2.2. Tujuan penggunaan SID
Sistem Informasi Debitur diselenggarakan dalam rangka
memperlancar proses Penyediaan Dana, penerapan manajemen risiko,
dan identifikasi kualitas Debitur untuk pemenuhan ketentuan yang berlaku
serta meningkatkan disiplin pasar.
Guna mencapai tersebut dan agar SID dapat menghasilkan
informasi yang berkualitas serta dapat diandalkan, Pelapor (Bank Umum)
diwajibkan untuk:
a. menyusun dan menyampaikan Laporan Debitur kepada Bank
Indonesia secara lengkap, akurat, terkini, utuh, dan tepat waktu setiap
bulan untuk posisi akhir bulan;
b. menyampaikan koreksi Laporan Debitur kepada Bank Indonesia dalam
hal Laporan Debitur yang telah disampaikan tidak memenuhi ketentuan
yang ditetapkan oleh Bank Indonesia, baik atas temuan Pelapor yang
bersangkutan dan/atau atas temuan Bank Indonesia;
c. menyampaikan Laporan Debitur dan/atau koreksi Laporan Debitur
secara on-line, namun dalam kondisi tertentu penyampaian Laporan
Debitur dan/atau koreksi Laporan Debitur dapat dilakukan secara off-
line; dan
9. 5
d. menggunakan dan memberikan informasi Debitur,
Pelapor wajib menyampaikan Laporan Debitur kepada Bank
Indonesia secara lengkap, akurat, terkini, utuh, dan tepat waktu, setiap
bulan untuk posisi akhir bulan.
Sistem Kontrol Internal (Bank Umum):
1) Dalam rangka menjamin kebenaran, kelengkapan, kekinian isi laporan,
dan ketepatan waktu penyampaian Laporan Debitur serta keamanan
penerimaan informasi Debitur, Pelapor menyusun kebijakan, sistem, dan
prosedur yang dituangkan dalam suatu pedoman tertulis, yang disetujui
oleh Direksi dari Pelapor, yang paling kurang memuat:
a. wewenang dan tanggung jawab petugas yang melakukan verifikasi
dan menyampaikan Laporan Debitur kepada Bank Indonesia;
b. wewenang dan tanggung jawab petugas yang diberi akses untuk
mengajukan permintaan dan menerima informasi Debitur dari Bank
Indonesia;
c. langkah-langkah yang dilakukan dalam permintaan informasi Debitur
termasuk memastikan bahwa permintaan hanya dilakukan untuk
keperluan Pelapor sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank
Indonesia yang berlaku mengenai SID;
d. langkah-langkah yang dilakukan dalam penyediaan informasi
Debitur kepada Debitur dari Pelapor yang bersangkutan;
e. langkah-langkah yang dilakukan dalam rangka pemeliharaan dan
pengamanan sistem dan data Debitur; dan
f. langkah-langkah yang dilakukan dalam hal terjadi gangguan atau
keadaan memaksa (force majeure) untuk memastikan
kesinambungan penyampaian Laporan Debitur kepada Bank
Indonesia beserta wewenang dan tanggung jawab petugas yang
ditunjuk.
2) Dalam rangka melakukan pemeliharaan dan pengamanan terhadap
teknologi sistem informasi dan data yang terkait dengan
penyelenggaraan SID, Pelapor wajib melakukan langkah-langkah
pemeliharaan dan pengamanan terhadap sistem dan data Debitur serta
alur/proses pengiriman Laporan Debitur dan penerimaan informasi
Debitur dengan berpedoman pada ketentuan Bank Indonesia yang
mengatur mengenai penggunaan teknologi informasi. Langkah-langkah
tersebut meliputi antara lain pelaksanaan back-up data Debitur setelah
dilakukan penyampaian Laporan Debitur atau koreksi Laporan Debitur
secara berkala setiap bulan, melakukan pengkinian antivirus dan
pengecekan jaringan secara berkala, serta penyampaian laporan kepada
10. 6
Bank Indonesia c.q. Pengawas dari Pelapor yang bersangkutan dalam
hal Pelapor membuat aplikasi pendukung yang bertujuan untuk
membantu penyampaian Laporan Debitur, koreksi Laporan Debitur,
dan/atau permintaan informasi Debitur.
.
11. 7
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode penelitian untuk makalah ini adalah kepustakaan, dimana
informasi diperoleh penulis berasal dari buku teks, artikel, modul atau
internet.
12. 8
BAB IV
STUDI KASUS
4.1 Implementasi Sistem Informasi Debitur pada Perbankan
Perbankan merupakan salah satu industri yang membutuhkan
dukungan dan peranan teknologi informasi, mulai dari melakukan pekerjaan
sehari – hari misalnya input data pembukaan rekening tabungan yang
dilakukan oleh customer service, transaksi yang dilakukan oleh nasabah
baik secara elektronik (ATM) maupun internet (internet banking) sampai
dengan melakukan penetrasi ke pasar.
Sistem informasi Debitur merupakan bagian penting dari struktur
informasi diberbagai lembaga keuangan. BI-checking adalah laporan yang
dikeluarkan oleh Bank Indonesia yang berisi riwayat kredit/pinjaman
seorang nasabah kepada bank atau lembaga keuangan non bank. Riwayat
kredit yang bagus atau buruk seorang nasabah terdata dalam data BI-
checking pada Sistem Informasi Debitur ( SID ) Bank Indonesia. Laporan ini
bisa diakses oleh seluruh bank maupun lembaga keuangan non bank yang
menjadi anggota SID di seluruh Indonesia. Dalam BI Checking termasuk
juga masalah kelancaran pembayaran pinjaman atau sering disebut
kolektibilitas.
Kolektibilitas yaitu gambaran kondisi pembayaran pokok dan bunga
pinjaman serta tingkat kemungkinan diterimanya kembali pinjaman yang
telah diberikan. Kolektibilitas kredit berarti menggolongkan kredit
berdasarkan kelancaran atau ketidaklancaran pengembalian kredit baik
pokok maupun pinjamannya. Kolektibilitas kredit terdiri dari lima macam,
yaitu:
a. Kredit lancar
Kredit lancar yaitu kredit yang perjalanannya lancar atau memuaskan,
artinya segala kewajiban (bunga atau angsuran utang pokok
diselesaikan oleh nasabah secara baik).
b. Kredit dalam perhatian khusus (DPK)
Kredit dalam perhatian khusus yaitu kredit yang selama 1-2 bulan
mutasinya mulai tidak lancar, debitur mulai menunggak.
c. Kredit tidak lancar
Kredit tidak lancar yaitu kredit yang selama 3 atau 6 bulan mutasinya
tidak lancar, pembayaran bunga atau utang pokoknya tidak baik.
Usaha-usaha approach telah dilakukan tapi hasilnya tetap kurang baik.
13. 9
d. Kredit diragukan
Kredit diragukan yaitu kredit yang telah tidak lancar dan telah pada jatuh
temponya belum dapat juga diselesaikan oleh debitur yang
bersangkutan.
e. Kredit macet
Kredit macet sebagai kelanjutan dari usaha penyelesaian atau
pengaktivan kembali kredit yang tidak lancar dan usaha itu tidak
berhasil, barulah kredit tersebut dikategorikan kedalam kredit macet.
4.2 Kegiatan Dalam SID
Kegiatan yang dilakukan dalam SID adalah sebagai berikut:
a. Pelaporan Informasi Debitur
Kegiatan dalam pelaporan adalah:
1) Penyusunan laporan yang dilakukan oleh cabang pelapor pada
aplikasi SID pelapor sesuai dengan ketentuan penyusunan
laporan debitur
2) Penyampaian laporan oleh bank atau cabnag pelapor kepada BI
melalui fasilitas Web SID
3) Permintaan DIN sebagai bagian dari proses penyusunan laporan
dengan menggunakan fasilitas web SID
4) Seluruh penyediaan dana yang dilakukan oleh bank dilaporkan
dalam laporan ini, termasuk penyediaan dana yang akadnya
sudah ditandatangani namun pencairannya belum dilakukan.
Gambar4.2.1 Proses pengecekan riwayat pinjaman/kedit debitur
Sumber: http://www.tutorialkampus.com/2014/12/penggunaan-sistem-informasi-
debitur-di.html
14. 10
b. Permintaan dan penerimaan informasi debitur individual (IDI) Histori
Kegiatan ini populer atau dikenal dengan istilah BI Checkiing.
Masyarakat baik perorangan maupun badan usaha dapat meminta
IDI Historis atas nama dirinya sendiri dengan syarat-syarat sebagai
berikut (Melalui Bank Indonesia):
Bagi perorangan:
• Menyerahkan fotokopi identitas diri dengan menunjukkan
identitas diri asli antara lain Kartu Tanda Penduduk/KTP atau
Kartu Izin Tinggal Sementara/KITAS.
Bagi badan usaha:
• Menyerahkan fotokopi identitas badan usaha (akta pendirian
perusahaan dan perubahan anggaran dasar terakhir yang
memuat susunan dan kewenangan pengurus) dan fotokopi
identitas diri (KTP atau KITAS) dari pengurus yang mengajukan
permintaan IDI Historis, dengan menunjukkan identitas asli
badan usaha dimaksud atau fotokopi identitas badan usaha yang
telah dilegalisir, dan identitas asli diri dari pengurus yang
mengajukan permintaan IDI Historis.
• Permintaan IDI Historis atas nama perusahaan dapat
dikuasakan kepada pejabat atau pegawai perusahaan.
Penerima kuasa menyerahkan surat kuasa asli, fotokopi
identitas badan usaha dan identitas diri pemberi kuasa dan
penerima kuasa, dengan menunjukkan identitas asli badan
usaha dimaksud atau fotokopi identitas badan usaha yang telah
dilegalisir, serta identitas diri asli dari pemberi kuasa dan
penerima kuasa.
• Dalam hal terdapat perbedaan antara susunan pengurus yang
berwenang sesuai anggaran dasar perusahaan dengan data
yang terdapat dalam SID, maka permintaan IDI Historis tidak
dapat dipenuhi.
c. Kegiatan lain
Kegiatan lain yang dapat dilakukan on line via web SID atau off line
yaitu:
1) Penarikan informasi dan layanan bantuan dari BI seputar SID
2) Mutasi debitur/fasilitas (bila ada)
3) Pendaftaran dan pengelolaan user SID
4) Penyampaian aporan off line, koreksi laporan dan pemberitahuan
cabang pelapor kepada BI
15. 11
Data atau field yang diinputkan pada sistem SID:
Data yang digunakan pihak lembaga keuangan dalam memeriksa
riwayat pemohon pinjaman atau calon debitur atas nama pribadi:
1) No. Identitas (KTP/SIM/KITAS/KIMS)
2) Nama lengkap
3) Jenis kelamin
4) Tempat lahir
5) Tanggal lahir
6) Alamat lengkap
7) Alamat lain yang pernah ditempati
8) No telp
9) No HP
10)Nama Ibu Kandung
Kemudian untuk data calon debitur atas nama badan usaha adalah
sebagai berikut:
1) No. Identitas (KTP/SIM/KITAS/KIMS)
2) Nama lengkap badan usaha
3) NPWP badan usaha
4) No. Akte
5) Tempat berdiri
6) Tanggal berdiri
7) Alamat lengkap
4.3 Kelebihan dan Kekurangan SID Serta Saran Perbaikan
a. Kelebihan Sistem
Dalam hal memberikan gambaran tentang Sistem Informasi Debitur
(SID) tersebut, terdapat beberapa kelebihan dari penggunaan sistem
ini yang berimbas kepada kinerja pihak lembaga keuangan, antara
lain sebagai berikut:
1) Mempermudah lembaga keuangan dalam mencari “history” dari
para calon debitur.
2) Mencegah para pemohon atau calon debitur yang bermasalah
berhasil lolos dalam mengajukan pinjaman karena pihak bank
mengetahui “history” dari pemohon tersebut.
3) Menyelamatkan finansial lembaga keuangan tersebut dari para
calon debitur yang bermasalah.
4) Sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan
mengenai apakah pemohon tersebut layak mendapatkan
pinjaman atau tidak.
16. 12
5) Menghindari resiko terjadinya NPL (Non Performing Loan) atau
tunggakan.
b. Kelemahan Sistem
Kelemahan dari Sistem Informasi Debitur atau BI-Checking ini
adalah masih adanya kemungkinan calon debitur yang bermasalah
berhasil lolos. Hal tersebut bisa terjadi dalam suatu kondisi dimana
terdapat sebuah bank atau lembaga keuangan lain yang bukan
anggota SID (Sistem Informasi Debitur), maka data debitur yang
bermasalah di bank tersebut tidak akan tercantum di dalam IDI
Historis. Hal inilah yang dapat menyebabkan debitur bermasalah
tersebut berhasil lolos mengajukan pinjaman di bank lain.
Selain itu kelemahan lain juga berada pada web inputer SID. Pada
saat tanggal pelaporan berlangsung, Web SID sering mengalami
lambat dalam proses penarikan data debitur. Sehingga terjadi
keterlambatan memperolah informasi dari calon debitur.
c. Saran Perbaikan
Saran perbaikan terkait SID diantaranya:
1) SID dapat diakses lembaga jasa keuangan baik bank maupun
non bank agar mengurangi resiko debitur yang bemasalah;
2) BI meningkatkan kapasitas sistem sehingga walaupun digunakan
secara bersama-sama web SID dapat berjalan sehingga tidak
menghambat informasi yang ingin diperoleh.
17. 13
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Sistem Informasi Debitur (SID) atau BI-Checking ini dapat membantu
lembaga keuangan dalam hal mencari informasi secara cepat, tepat, dan
akurat seputar riwayat pinjaman/kredit dari para calon debitur yang
tersimpan dalam IDI Historis (Informasi Debitur Individual Historis). Namun
untuk menghasilkan informasi cepat, tepat, dan akurat tersebut dibutuhkan
kerja sama antar lembaga keuangan yang selalu memperbarui (update)
laporan riwayat debiturnya.
Meskipun demikian, masih terdapat kelemahan dari penggunaan
sistem ini. Kelemahan tersebut adalah masih adanya kemungkinan calon
debitur bermasalah berhasil lolos dalam mengajukan pinjaman. Hal ini
disebabkan karena debitur tersebut memiliki masalah di bank atau lembaga
keuangan lain yang bukan anggota SID, sehingga datanya tidak akan
tercantum di dalam IDI historis. Kemudian pada saat mengajukan
pinjaman/kredit di bank lain, maka bank tersebut tidak akan menemukan
riwayatnya.
18. 14
DAFTAR PUSTAKA
1. Hapzi Ali, 2016, Modul Sistem Informasi & Pengendalian Internal.
Mercu Buana
2. Surat Edaran Operasi Bank Syariah Mandiri No.12/031/OPS tanggal
5 Juli 2010 perihal: Sistem Informasi Debitur
3. http://www.bi.go.id/id/peraturan/kodifikasi/bank/Documents/Kodifika
si%20Sistem%20Informasi%20Debitur.pdf
4. http://www.tutorialkampus.com/2014/12/penggunaan-sistem-
informasi-debitur-di.html