Dokumen tersebut merupakan laporan penelitian tentang analisis dan perancangan sistem informasi analisa kredit dengan agunan pada suatu bank perkreditan rakyat. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan sistem informasi analisa kredit agar sesuai dengan standar perbankan serta memudahkan proses pengambilan keputusan pemberian kredit."
SIM, Renny Kurniyawati, Prof. Dr. Ir Hapzi Ali, MM, CMA, Sistem Manajemen Dat...
SIM, Renny Kurniyawati, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA, Analisa dan Perancangan Sistem Informasi, 2017
1. Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Analisa Kredit dengan Agunan
Pada Bank Perkreditan Rakyat
Artikel Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sistem Informasi Manajemen
Semester Ganjil Tahun Akademik 2016/2017
Dosen Pengampu : Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA
Mata Kuliah : Sistem Informasi Manajemen
Nama : Renny Kurniyawati
NIM : 43116110046
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MERCU BUANA
JAKARTA 2017
2. Abstrak
Adanya perkembangan teknologi saat ini khususnya di bidang sistem informasi mendorong
pihak perbankan menciptakan sistem informasi yang efisien dan efektif untuk berkompetisi
dengan sesama bank dan lembaga pembiayaan yang lain. BPR Makmur Merata adalah sebuah
BPR yang ingin menerapkan Sistem Informasi pada kinerja pada perusahaan baik untuk
memudahkan karyawan dan memudahkan nasabah khususnya masyarakat yang membutuhkan
dana sebagai modal atau tambahan usaha mereka. Dengan didirikannya Bank Perkreditan
Rakyat, maka diperlukanlah sistem informasi analisa kredit yang baik, efisien, dan dapat
diandalkan untuk memajukan pembangunan ekonomi sektor mikro.
Penelitian ini menggunakan objek penelitian Bank BPR Makmur Merata, dengan
metode RAD (Rapid Application Development) untuk merancang sistem informasi analisa
kredit yang mampu memenuhi kebutuhan para manajer dalam hal informasi analisa kredit
mencakup syarat kredit antara lain 5 C (Character, Capacity, Capital, Collateral, dan Condition
of Economy). Sistem informasi analisa kredit yang baru menggunakan software Microsoft
Excell sehingga lebih mudah digunakan oleh para analis kredit. Pemilihan software ini
disamping lebih mudah dipahami oleh para analis kredit, juga lebih efisien di dalam
penggunaannya karena membutuhkan biaya pelatihan yang lebih kecil.
Kata Kunci: Analisis, dan Perancangan Sistem Informasi, Analisa Kredit dengan Agunan Pada
BPR ( Bank Perkreditan Rakyat )
3. BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bank mempunyai peranan penting dalam perkembangan perekonomian. Bentuk pelayanan
bank bagi masyarakat adalah tabungan dan penyalur kredit. Bank Perkreditan Rakyat berperan
penting dalam membantu menyelesaikan permasalahan keuangan bagi masyarakat. Dalam
pemberian kredit pihak bank harus melakukan penelitian dan perhitungan yang jeli terhadap
Calon Nasabah.
Banyak faktor yang harus dipertimbangkan ketika mengambil keputusan dalam pemberian
kredit kepada nasabah, agar tidak terjadi kesalahan dalam pengambilan keputusan yang dapat
mengakibatkan kerugian.
Meningkatnya teknologi informasi mengakibatkan data diproses secara cepat, tepat dan
akurat untuk menghasilkan informasi yang dibutuhkan. Begitu juga pada dunia perbankan
mengalami perkembangan yang pesat, terutama dalam proses pemberian kredit pada nasabah.
Makin banyaknya para Calon Nasabah yang mengajukan kredit dengan kondisi ekonomi yang
berbeda-beda, menuntut kejelian dalam pengambilan keputusan pemberian kredit, sehingga
keputusan yang diambil merupakan keputusan yang terbaik bagi pihak bank dan pihak pemohon
kredit.
Berkaitan dengan hal pembangunan bidang perbankan dimulai dengan dikeluarkannya
Paket Kebijakan 1 Juni 1983 (Pakjun 1983) dan dilanjutkan dengan diberlakukannya Paket
Kebijakan 27 Oktober 1988 (Pakto 1988) yang salah satu sasarannya adalah peningkatan
pengumpulan dana masyarakat yang ditempuh dengan cara memberikan kemudahan pendirian
bank dan kantor – kantor cabangnya. Adanya paket kebijakan tersebut, telah mendorong
lahirnya bank- bank baru maupun pembukaan kantor-kantor cabang baru di berbagai tempat,
sebagai contoh jumlah kantor bank di luar BPR sampai dengan bulan Oktober 1990 tidak
kurang dari 3.600 kantor, sedangkan BPR biasa mencapai 11.500 kantor. Hal tersebut
menunjukkan bahwa kantor bank (tanpa BPR) bertambah 1.642 kantor atau meningkat 84 %
dengan BPR bertambah 3.772 kantor atau meningkat 49 %.
Persaingan di bidang perbankan yang semakin ketat menjadikan bank-bank di Indonesia
berlomba menciptakan sarana dan prasarana yang efisien di dalam mencetak laba, dengan
menggunakan sistem informasi yang handal salah satunya di bidang sistem informasi analisa
kredit yang bisa menyediakan informasi dan kemudahan bagi masyarakat dalam proses
pengajuan kredit ke bank.
Lamanya proses pengajuan kredit pada bank adalah salah satu kendala yang harus dihadapi
oleh masyarakat Indonesia saat ini, proses terlalu berbelit-belit pun kerap dihadapi oleh
masyarakat kita. Prosedur yang ditetapkan Bank Indonesia bagi bank di dalam menyalurkan
kredit, adalah salah satu kendala bank di dalam menyalurkan kredit, karena informasi mengenai
calon debitur haruslah menyangkut aspek Character, Capital, Capacity, Collateral, serta
Condition (5 C). Sedangkan sarana di dalam analisa pengajuan kredit pun kerapkali terbatas,
para analis kredit harus menyajikan informasi mengenai calon debitur yang menyangkut aspek
5 C tersebut di atas. Salah satu keterbatasan sarana yang dihadapi adalah proses analisa kredit
4. yang ada tidak dapat memberikan penyajian keputusan yang seketika, karena harus dengan
analisa mendalam yang terkadang bagi para analis kredit hal tersebut akan mengambil porsi
waktu lebih banyak.
Berdasarkan uraian latar belakang diatas bahwa ditemukan permasalahan pokok dimana
sistem informasi yang ada dirasakan masih kurang dan lebih mengandalkan faktor kualitatif
dibandingkan faktor kuantitatif. Oleh karena alasan tersebut penulis memilih judul “Analisis
dan Perancangan Sistem Informasi Analisa Kredit dengan Agunan Pada Bank Perkreditan
Rakyat”.
1.2. Rumusan Masalah
Saat ini komputer telah membantu manusia hampir di segala bidang, tidak terkecuali di bidang
perbankan, sistem informasi yang ada bisa sangat membantu, bahkan bisa dianggap sungguh
merepotkan, dalam hal ini Penulis berusaha semaksimal mungkin untuk membantu
mengembangkan semaksimal mungkin sistem informasi yang sudah ada pada Bank Perkreditan
Rakyat, permasalahan yang Penulis hadapi dan berusaha Penulis bantu adalah sebagai berikut:
1. Apakah sistem informasi analisa kredit yang ada saat ini sesuai dengan teknis analisa
kredit perbankan secara umum?
2. Bagaimana mengembangkan sistem informasi analisa kredit yang sesuai dengan teknis
perbankan yang berlaku secara umum?
3. Bagaimana komite kredit (pemberi keputusan) menganalisa dan mengambil keputusan
layak atau tidak layaknya kredit untuk diberikan kepada calon debitur?
Sehingga diharapkan bahwa dengan pengembangan sistem informasi analisa kredit yang baru
dapat mengatasi permasalahan yang ada pada Bank Perkreditan Rakyat.
1.3 Tujuan Penelitian
Sehubungan dengan adanya permasalahan yang telah dikemukakan sebelumnya maka dengan
ini Penulis berusaha membagi pengetahuan yang telah dimiliki dengan tujuan untuk:
1. Mengetahui sistem informasi analisa kredit pada Bank Perkreditan Rakyat.
2. Mengembangkan sistem informasi analisa kredit sesuai dengan teknis perbankan yang
berlaku secara umum.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Kegunaan Teoritis
Memahami pembuatan sistem informasi perbankan khususnya kredit, sehingga
diharapkan mampu meningkatkan keandalan sistem informasi analisa kredit yang ada.
2. Kegunaan Praktis
a. Bagi Masyarakat
5. Dengan adanya sistem informasi analisa kredit yang lebih baik, diharapkan
masyarakat memperoleh informasi mengenai kredit yang diajukan, sehingga kredit
yang diberikan akan membantu perekonomian masyarakat menjadi lebih baik,
bukan sebaliknya justru menjerumuskan masyarakat pada lilitan hutang.
b. Bagi Lembaga Keuangan
Meningkatkan keamanan di dalam memberikan kredit kepada masyarakat, sehingga
diharapkan mampu mengurangi kredit macet, karena pengambilan keputusan telah
melalui sistem informasi yang lebih baik.
c. Bagi Pemerintah
Diharapkan perbaikan di sektor pemberian kredit khususnya sistem informasi
analisa kredit dapat menunjang pertumbuhan ekonomi Indonesia.
d. Bagi peneliti lain
Dengan adanya hasil penelitian ini, diharapkan menjadi bahan pertimbangan bagi
pihak lain yang akan mengadakan penelitian serupa, sehingga dapat memberikan
sumbangan baik secara praktikal maupun teoritis.
6. BAB II TINJUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Pengertian Kredit
Kredit berasal dari bahasa yunani “credere’ yang berarti kepercayaan (trust atau faith).
Kepercayaan merupakan dasar utama dalam pemberian kredit bank kepada pihak peminjam
(Sinungan, 1997:30).
Sedangkan pengertian kredit menurut pasal 12 Undang-Undang pokok perbankan no.
7 tahun 1992, kredit merupakan penyediaan uang atau tagihan yang dapat disamakan
dengan itu, berdasarkan persetujuan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain
dalam hal mana pihak peminjam berkewajiban melunasi hutangnya setelah jangka waktu
tertentu dengan jumlah bunga yang telah ditentukan (Teguh Waluyo, 1987:44). Dalam
pemberian kredit terdapat dua pihak yang berkepentingan langsung, yaitu pihak yang
berlebihan uang atau yang di sebut pemberi kredit (kreditur) dan pihak yang membutuhkan
uang atau disebut penerima kredit (debitur).
A. Unsur-unsur Kredit
Menurut Kasmir (2012:87), Adapun unsur-unsur yang terkandung dalam pemberian
suatu fasilitas kredit adalah sebagai berikut: a. Kepercayaan
Suatu keyakinan pemberi kredit bahwa kredit yang diberikan (berupa uang, barang
atau jasa) akan benar-benar diterima kembali di masa tertentu di masa datang.
Kepercayaan ini diberikan oleh bank, di mana sebelumnya sudah dilakukan
penelitian penyelidikan tentang nasabah baik secara intern maupun ekteren.
Penelitian dan penyelidikan tentang kondisi masa lalu dan sekarang terhadap
nasabah yang melakukan pengajuan kredit.
b. Kesepakatan
Disamping unsur percaya di dalam kredit juga mengandung unsur kesepakatan
antara si pemberi kredit dengan si penerima kredit. Kesepakatan ini dituangkan
dalam suatu perjanjian di mana masing-masing pihak menandatangani hak dan
kewajibannya masing-masing.
c. Jangka waktu
Setiap kredit yang diberikan memiliki jangka waktu tertentu, jangka waktu ini
mencakup masa pengembalian kredit yang telah disepakati. Jangka waktu tersebut bias
berbentuk jangka pendek, jangka menengah atau jangka panjang. d. Risiko
Adanya suatu tenggang waktu pengembalian akan menyebabkan suatu risiko tidak
tertagihnya/macet pemberian kredit. Semakin panjang suatu kredit semakin besar
risikonya demikian pula sebaliknya. Risiko ini menjadi tanggungan bank, baik
risiko yang disengaja oleh asabah yang lalai, maupun oleh risiko yang tidak sengaja.
Misalnya terjadi bencana alam atau bangkrutmya usaha nasabah tanpa ada unsur
kesengajaan.
e. Balas jasa
7. Merupakan keuntungan atas pemberian suatu kredit atau jas tersebut yang kita kenal
dengan nama bunga. Balas jasa dalam bentuk bunga dan biaya administrasi kredit
ini merupakan keuntungan bank. Sedangkan bagi bank yang berdasarkan prinsip
syariah balas jasanya ditentukan dengan bagi hasil.
B. Tujuan dan Fungsi Kredit
Menurut Kasmir (2012:88) Pemberian suatu fasilitas kredit mempunyai tujuan tertentu.
Tujuan pemberian kredit tersebut tidak akan terlepas dari misi bank tersebut didirikan.
Adapun tujuan utama pemberian suatu kredit adalah sebagai berikut:
a. Mencari keuntungan
Yaitu bertujuan untuk memperoleh hasil dari pemberian kredit tersebut. Hasil
tersebut terutama dalam bentuk bunga yang diterima oleh bank sebagai balas jasa
dan biaya administrasi kredit yang dibebankan kepada nasabah. Keuntungan ini
penting untuk kelangsungan hidup bank. Jika bank terus menerus menderita
kerugian, maka besar kemungkinan bank tersebut akan dilikuidasi (dibubarkan).
b. Membantu usaha nasabah
Disamping unsur percaya di dalam kredit juga mengandung unsur kesepakatan
antara si pemberi kredit dengan si penerima kredit. Kesepakatan ini dituangkan
dalam suatu perjanjian di mana masing-masing pihak menandatangani hak dan
kewajibannya masing-masing.
c. Membantu pemerintah
Bagi pemerintah semakin banyak kredit yang disalurkan oleh pihak perbankan,
maka semakin baik, mengingat semakin banyak kredit berarti adanya peningkatan
pembangunan di berbagai sektor.
Keuntungan bagi pemerintah dengan menyebarnya pemberian kredit adalah sebagai berikut:
1. Penerimaan pajak, dari keuntungan yang diperoleh nasabah dan bank.
2. Membuka kesempatan kerja, dalam hal ini untuk kredit pembangungan usaha baru atau
perluasan usaha akan membutuhkan tenaga kerja baru sehingga dapat menyedot tenaga
kerja yang masih menganggur.
3. Meningkatkan jumlah barang dan jasa, jelas sekali bawa sebagia besar kredit yang
disalurkan akan dapat meningkatkan jumlah barang dan jasa yang beredar di
masyarakat.
4. Menghemat devisa Negara, terutama untuk produk-produk yang sebelumnya diimpor
dan apabila sudah dapat diproduksi di dalam negeri dengan fasilitas kredit yang ada
jelas akan dapat menghemat devisa Negara.
5. Meningkatkan devisa Negara, apabila produk dari kredit yang dibiayai untuk keperluan
ekspor.
Kemudian disamping tujuan diatas suatu fasilitas kredit memiliki fungsi sebagai berikut:
a. Untuk meningkatkan daya guna uang
8. Dengan adanya kredit dapat meningkatkan daya guna uang maksudnya jika uang hanya
disimpan saja tidak akan menghasilkan sesuatu yang berguna. Dengan diberikannya
kredit uang tersebut mejadi berguna untuk menghasilkan barang atau jasa oleh si
penerima kredit.
b. Untuk meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang
Dalam hal ini uang yang diberikan atau disalurkan akan beredar dari satu wilayah ke
wilayah lainnya sehingga suatu daerah yang kekurangan uang dengan memperoleh
kredit maka daerah tersebut akan memperoleh tambahan uang dari daerah lainnya.
c. Untuk meningkatkan daya guna barang
Kredit yang diberikan oleh bank akan dapat digunakan oleh si debitur untuk mengolah
barang yang tidak berguna menjadi berguan atau bermanfaat.
C. Jenis-Jenis Kredit
Di Bank Perkreditan Rakyat dikenal jenis-jenis kredit sebagai berikut:
1. Kredit Menurut Waktu Pembayaran
a) Kredit Mingguan
Kredit yang waktu pembayarannya dilakukan setiap satu minggu sekali.
b) Kredit Bulanan Umum
Kredit yang waktu pembayarannya dilakukan sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan atau direalisasikan.
c) Kredit Musiman
Kredit yang pembayarannya dalam jangka waktu selama 6 (enam) bulan dibayar tiap
tanggal yang telah direalisasikan.
d) Kredit Potong Gaji
Hampir sama kredit bulanan umum, dan mendapatkan persetujuan dari kantor dinas.
Dilakukan dengan cara memotong gaji pegawai.
2. Kredit Menurut Penggunaannya
a) Kredit Modal Kerja
Kredit ini dimaksudkan untuk membantu di dalam pembiayaan perusahaan. b)
Kredit Investasi
Merupakan bantuan financial guna pembayaran rehabilitasi, modernisasi, dan lain-
lain.
c) Kredit Konsumsi
Yaitu kredit yang diberikan pada pihak ketiga yang berupa keperluan konsumsi
sehari-hari.
D. Jaminan Kredit
Berdasarkan UU no. 14/1976 tentang pokok perbankan ayat 1: “Bank Umum tidak
memberikan kredit tanpa jaminan kepada siapapun”. Dalam hal ini jaminan harus memadai
untuk fasilitas kredit yang diterima nasabah.
9. E. Kegunaan Jaminan
a. Memberikan hak dan kuasa kepada bank untuk mendapatkan pelunasan.
b. Memberikan jaminan agar nasabah ikut berperan dalam transaksi yang dibiayai
dengan kredit.
c. Memberikan dorongan kepada debitur untuk memenuhi syarat-syarat di dalam
perjanjian kredit khususnya mengenai pembayaran kembali yang telah disetujui.
F. Penggolongan Jaminan
a) Jaminan Material
a. Barang bergerak (stock barang)
b. Barang tidak bergerak (tanah, banguna)
c. Surat berharga (sertifikat, deposito)
b) Jaminan Non Material
a. Jaminan pribadi
b. Jaminan perusahaan
c. Awal dengan segala bentuk jaminan (nama bank, reputasi).
2.1.2 Pengertian Perancangan
Perancangan adalah desain yang menentukan bagaimana suatu sistem akan
menyelesaikan apa yang mesti diselesaikan, dalam tahap ini menyangkut mengkonfigurasi
dari komponen perangkat lunak dan perangkat keras dari suatu sistem sehingga setelah
instalasi dari sistem akan benar-benar memuaskan rancang bangun yang telah ditetapkan
pada akhir analisis sistem. (Hanif, 2007).
Definisi Perancangan Sistem Informasi Menurut Mahdiana (2011),
“Perancangan Sistem adalah merancang sistem secara rinci berdasarkan hasil analisa
sistem yang ada, sehingga menghasilkan model sistem baru yang diusulkan”.
Berdasarkan uraian di atas perancangan sistem merupakan merancang sistem secara
rinci berdasarkan hasil analisa sistem yang ada dan membuat desain teknis berdasarkan
kegiatan pada waktu proses analis.
Tujuan Tahapan Sistem Informasi
Menurut Darmawan (2013:228) tahap perancangan/disain sistem mempunyai 2 tujuan
utama, yaitu:
a. Untuk memenuhi kebutuhan pemakai sistem.
b. Untuk memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang lengkap pada
pemrogram komputer dan ahli-ahli teknik yang terlibat (lebih condong pada disain
sistem yang terperinci).
10. BAB III METODE PENELITIAN
Metode Pengumpulan Data
Dalam menyelesaikan Artikel ini metode penelitian adalah suatu cara yang ditempuh dalam
pengumpulan informasi yang berguna untuk dikembangkan guna mencapai tujuan tertentu.
Penelitian ini dilakukan dengan metode penelitian kepustakaan Penelitian Kepustakaan adalah
“…kajian pustaka pendukung yang berkaitan dengan konsep, teori, data atau temuan
hasil penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan masalah yang diteliti dan yang
mendasari penelitian yang sedang dijalankan”. Penelitian ini dilakukan dengan cara
melakukan peninjauan pustaka dari berbagai literatur, membaca bahan-bahan kuliah yang
dipelajari selama perkuliahan dan dari situs Internet.
Studi Pustaka
Pengumpulan data dengan cara mengambil data, membaca, dan mempelajari literature dari
sumber – sumber yang berhubungan dengan penelitian yang sudah di terbitkan.
Metode Pengembangan Sistem Pendukung Keputusan Perancangan Sistem yang berbasis
Komputer dalam bentuk system pendukung keputusan merupakan tugas kompleks yang
membutuhkan banyak sumber daya dan dapat memakan waktu berbulan-bulan bahkan
bertahun-tahun untuk menyelesaikannya. Dalam perancangan system pendukung pemberian
kredit ini akan menggunakan model siklus hidup pengembangan system dalam membangun
system pendukung keputusan yaitu:
1. Tahap Perencanaan
Mengenali, mendiagnosa dan mengidentifikasi masalah yang diterima dari pemakai.
Langkah – langkah dalam tahap perencanaan adalah:
c. Mendefinisikan masalah yang sudah dibatasi pada batasan permasalahan, tujuan
dan pokok permasalahan yang ada.
d. Mempelajari struktur dan fungsi organisasi pada Bank Perkreditan Rakyat yang
berhubungan dengan masalah pemberian kredit.
e. Mempelajari dan menentukan prioritas penanganan masalah dalam pemberian
kredit.
11. 2. Tahap Analisis
Mengadakan studi kelayakan terhadap organisasi pemakai dan melihat system yang
lebih rinci. Kegiatan yang dilakukan adalah:
a. Menyusun system baru dan menuangkan secara tertulis dalam bahasa
pemrograman.
b. Merencanakan konfigurasi peralatan untuk memberikan alternative yang
disetujui.
3. Tahap Implementasi
Mempersiapkan semua kegiatan penerapan system sesuai dengan spesifikasi yang
ditentukan. Kegiatan yang dilakukan yaitu mengusulkan pemakaian perangkat keras,
Perangkat lunak, dan brainware yang dibutuhkan.
12. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Pembahasan
Komite Kredit (Pemberi Keputusan) Menganalisa dan Mengambil Keputusan
Analisa Sistem Lama
Analisa sistem lama menganalisa system yang saat ini sedang digunakan pada Bank Perkreditan
Rakyat.
1. Gambaran Sistem Berjalan
Bagian kredit akan mengnalisa semua persyaratan kredit dan membuat laporan
analisa kredit (LAK). Berdasarkan laporan analisa kredit (LAK) komite kredit
melakukan rapat untuk menentukan keputusan diterima atau ditolaknya pengajuan
kredit dari Nasabah.
2. Prosedure Pemberian Kredit Sistem Berjalan.
a. Calon Nasabah datang ke Bank Perkreditan Rakyat meminta formulir ke bagian
administrasi kredit.
b. Calon Nasabah mengisi formulir permohonan kredit kemudian menyerahkannya ke
bagian administrasi kredit disertai dengan persyaratan kredit. Adapun persyaratan
kredit yaitu:
1. FC KTP suami dan istri
2. FC Kartu keluarga (buku nikah)
3. Rekening listrik atau telepon
4. Slip gaji terakhir (bila pemohon pegawai atau karyawan).
5. Jaminan Kredit, berupa BPKB atau sertifikat tanah. (Jika jaminan BPKB, maka
ada foto kopi STNK dan gesekan nomor rangka dan nomor mesin kendaraan)
atau SHGB (Surat Hak Guna Bangunan).
c. Bagian administrasi kredit mengecek kelengkapan pengisian formulir permohonan
kredit dan kelengkapan persyaratan kredit, kemudian menyerahkannya ke bagian
pemasaran.
d. Bagian pemasaran melakukan survey ke rumah atau tempat usaha calon nasabah.
Bedasarkan survey tersebut di buat laporan analisis kredit (LAK).
e. Laporan analisis kredit (LAK) di serahkan kepada kepala bagian kredit untuk
dilakukan pengecekan kelengkapan laporan dan evaluasi.
f. Kepala bagian kredit merapatkan laporan analisis kredit dengan komite kredit
untuk mengambil keputusan, permohonan kredit disetujui atau ditolak.
g. Komite kredit membuat laporan kredit yang berisi permohonan kredit disetujui atau
ditolak.
h. Laporan kredit diberikan kepada administrasi kredit.
i. Administrasi kredit memberikan laporan kredit kepada nasabah.
j. Nasabah mengetahui permohonan kredit yang sudah diajukan disetujui atau ditolak.
13. 4.2 Kelebihan dan Kelemahan Sistem Lama
Kelebihan
Mudah beradaptasi terhadap perubahan kondisi lingkungan.
Kelemahan
1. Pengambilan keputusan kurang efektif.
2. Kondisi emosional pengambil keputusan sangat mempengaruhi hasil keputusan.
3. Seringnya terjadi kesalahan yang disebabkan human error.
4. Hasil keputusan kurang dapat dipertanggung jawabkan karena tidak adanya system
yang secara pasti memberikan hasil keputusan.
Evaluasi Sistem
Sistem yang dipakai pada Bank Perkreditan Rakyat dalam pengambilan keputusan pemberian
kredit semuanya dilakukan secara manual. Untuk menghasilkan keputusan yang tepat dan lebih
efektif dalam pengambilan keputusan pemberian kredit, diperlukan suatu system pengambilan
keputusan dengan alat bantu komputer.
Perancangan Sistem Baru
Merancang suatu system pendukung keputusan berbasis computer yang dapat digunakan untuk
pengambilan keputusan pemberian kredit. Dengan system baru ini diharapkan dapat
menghindari kelemahan- kelemahan dalam system lama.
Kelebihan Sistem Baru:
1. Membantu pengambil keputusan dalam hal penghematan waktu yang dibutuhkan
untuk memecahkan masalah.
2. Menghasilkan solusi lebih cepat serta hasilnya hasilnya dapat diandalkan.
3. Dapat menyediakan bukti tambahan untuk memeberikan pembenaran sehingga
dapat memperkuat posisi pengambil keputusan.
4. Sistem yang interaktif yang membantu pengambil keputusan melalui penggunaan
data dan model.
Gambaran Sistem Baru
Sistem Pendukung Keputusan yang di bangun untuk mengambil keputusan mengunakan nilai
kelayakan jaminan dan pembayaran:
a. Apabila jumlah nilai kelayakan usaha dan kelayakan jaminan yang dihasilkan lebih
besar sama dengan 50 % (>=50%) dari plafond kredit yang diajukan, maka
permohonan kredit yang diajukan oleh Calon Nasabah disetujui.
b. Apabila penghasilan perbulan lebih besar sama dengan 1/3 jumlah angsuran perbulan
maka kredit diterima.
c. Apabila nilai jaminan dan kemampuan membayar angsuran tidak memenuhi butir satu
dan dua maka permohonan kredit yang diajukan oleh Calon Nasabah ditolak.
14. Prosedure Pengambilan Keputusan Sistem Baru
1. Administrasi kredit mengentri data calon nasabah, kemudian mengirim data kebagian
pemasaran.
2. Bagian pemasaran melakukan survey ke tempat calon nasabah kemudian hasil survey
dibuat laporan analisa kredit (LAK).
3. Bagian pemasaran mengirim LAK ke kabag kredit.
4. Hasil survey akan diinputkan ke sistem.
5. Kabag kredit melakukan pengambilan keputusan kredit yang diajukan dengan
menggunakan SPK.
4.3 Perancangan Database
Database adalah sekumpulan informasi yang saling berhubungan satu sama lain.
Informasi ini biasanya berbentuk table yang terdiri dari kolom (field) dan baris
(record). Database dalam sistem ini menggunakan aplikasi MySQL. Aplikasi Visual
Basic 6.0 tersebut dapat dijalankan di dalam system operasi dan perangkat keras, tetapi
implementasi dan pengujian sepenuhnya hanya dilakukan di perangkat keras PC
(personal computer) dengan system operasi XP.
Adapun Kelebihan dan Kelemahan yang terjadi saat menggunakan sistem
informasi, kelebihannya Pada dunia perbankan biasanya perkembangan teknologi
informasi membuat para perusahaan mengubah strategi bisnis dengan menempatkan
teknologi sebagai unsur utama dalam proses inovasi produk dan jasa. Seperti halnya
pelayanan electronic transaction (e-banking) melalui ATM, Phone Banking dan Internet
Banking misalnya, merupakan bentuk-bentuk baru dari pelayanan bank yang mengubah
pelayanan transaksi manual menjadi pelayanan transaksi yang berdasarkan teknologi.
Sedangkan, kelemahannya biasanya Karena kurangnya penyelarasan antara
teknologi informasi dan strategi bisnis yang ada dalam perusahaan yang bersangkutan.
Hal ini juga dapat disebabkan dengan rendahnya kualitas SDM pada perusahaan yang
bersangkutan yang masih rendah dan kurang bertanggung jawab terhadap pekerjaan
mereka masing-masing.
gambar 20 Pengambilan Keputusan Pemberian Kredit
15. gambar 21 Persetujuan Data Nasabah
gambar 22 Data Nasabah Survey Nasabah
gambar 23 Hasil Survey Nasabah
16. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Bank mempunyai peranan penting dalam perkembangan perekonomian. Bentuk
pelayanan bank bagi masyarakat adalah tabungan dan penyalur kredit. Bank Perkreditan
Rakyat berperan penting dalam membantu menyelesaikan permasalahan keuangan bagi
masyarakat. Dalam pemberian kredit pihak bank harus melakukan penelitian dan
perhitungan yang jeli terhadap Calon Nasabah. Banyak faktor yang harus
dipertimbangkan ketika mengambil keputusan dalam pemberian kredit kepada nasabah,
agar tidak terjadi kesalahan dalam pengambilan keputusan yang dapat mengakibatkan
kerugian.
Persaingan di bidang perbankan yang semakin ketat menjadikan bank-bank di
Indonesia berlomba menciptakan sarana dan prasarana yang efisien di dalam mencetak
laba, dengan menggunakan sistem informasi yang handal salah satunya di bidang sistem
informasi analisa kredit yang bisa menyediakan informasi dan kemudahan bagi
masyarakat dalam proses pengajuan kredit ke bank.
Prosedur yang ditetapkan Bank Indonesia bagi bank di dalam menyalurkan
kredit, adalah salah satu kendala bank di dalam menyalurkan kredit, karena informasi
mengenai calon debitur haruslah menyangkut aspek Character, Capital, Capacity,
Collateral, serta Condition (5 C). Sedangkan sarana di dalam analisa pengajuan kredit
pun kerapkali terbatas, para analis kredit harus menyajikan informasi mengenai calon
debitur yang menyangkut aspek 5 C tersebut di atas. Salah satu keterbatasan sarana yang
dihadapi adalah proses analisa kredit yang ada tidak dapat memberikan penyajian
keputusan yang seketika, karena harus dengan analisa mendalam yang terkadang bagi
para analis kredit hal tersebut akan mengambil porsi waktu lebih banyak.
5.2 Saran
Setelah sistem dapat diterapkan dan diimplementasikan dengan baik maka tidak
menutup kemungkinan untuk dilakukan suatu pengembangan sistem yang baru. Agar
kekurangan pada sistem ini yang mana masih belum terintegrasi dengan pihak Bank
Indonesia (BI). Untuk itu kiranya dapat ditambahkan serta agar dapat sejalan dengan
perkembangan ilmu teknologi yang semakin canggih. Dalam memasukkan data
dilakukan dengan teliti, agar dalam pengambilan keputusan tidak terjadi kesalahan. Dan,
Setiap beberapa periode dilakukan evaluasi terhadap system yang digunakan, sehingga
selalu dapat dilakukan penyesuaian system.
17. Daftar Pustaka
Anonim 1, https://www.unisbank.ac.id/ojs/index.php/fti2/article/download/266/417, (20
Desember 2017, 14.20 WIB)
Anonim 2, repository.unika.ac.id/3051/1/05.61.0011%20Mardiyono%20COVER.pdf, (20
Desember 2017, 16.30 WIB)
Raharja, widuri, 2017. https://widuri.raharja.info/index.php/SI1011464938, (20 Dsember
2017, 20.10 WIB)
Prawirosentono, Suyadi, 2000, “Manajemen Operasi Analisis dan Studi Kasus”, Edisi ke dua,
Bumi Aksara, Jakarta.
Nasaruddin, Djafar Imran, dan Samsie Indra. 2013. “Perancangan Sistem Informasi Supply
Chain Management (SCM) Pada CV Rajawali Multi Niaga Makassar”, Jurnal CCIT Vol.6
No.2,226-227, Perguruan Tinggi Raharja, Tangerang"