SlideShare a Scribd company logo
1 of 6
Download to read offline
Klarifikasi
                              Istilah Teknis Auditing
                     Di lingkungan Pengawasan Pemerintah



Banyaknya istilah teknis auditing yang digunakan oleh berbagai pihak yang
menyangkut atau berkaitan dengan pengawasan, terkadang sulit untuk dimengerti
atau dipahami karena rujukannya yang kurang jelas, dan acapkali istilah yang
berbeda digunakan untuk pekerjaan yang sama. Sementara suatu istilah dapat
berbeda pengertiannya diantara pemakai atau bahkan diantara pedoman audit yang
berlaku.
Atas dasar itu Pusat Penelitian dan Pengembangan Pengawasan BPKP,
memandang perlu melakukan upaya pengklarikasian berbagai istilah teknis auditing
yang selama ini telah banyak digunakan namun tanpa pemahaman yang seragam
baik yang sifatnya kontroversial maupun non kontroversial, yaitu :

A. ISTILAH KONTROVERSIAL

1. Pengawasan dan Pengendalian
   Istilah pengawasan dan pengendalian bukan istilah yang dapat saling
   menggantikan, pengendalian mengandung pengertian yang lebih luas dari
   pengawasan dari segi resultantenya dan tindakan korektif yang diperlukan.
   “Pengawasan” adalah segala yang berkaitan dengan proses penilikan,
   penjagaan serta pengarahan yang dilakukan dengan sungguh-sungguh, agar
   objek yang diawasi berjalan menurut semestinya.
   “Pengendalian” adalah suatu rangkaian kegiatan yang mencakup pengawasan
   atas kemajuan kegiatan serta pemanfaatan hasil pengawasan tersebut untuk
   melaksanakan tindakan korektif dalam rangka mengarahkan pelaksanaan
   kegiatan agar sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan

2. Audit dan Pemeriksaan
   Walaupun istilah pemeriksaan telah digunakan secara tradisional sebagai
   terjemahan auditing, guna mempertajam kesamaan bahasa hendaknya istilah
   auditing digunakan sebagai istilah yang baku.
   Dalam hal ini audit didefinisikan sebagai suatu proses sistematik untuk
   memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-
   pernyataan tentang kegiatan-kegiatan dan kejadian ekonomi untuk menentukan
   tingkat kesesuaian antara pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah
   ditetapkan atau kriteria teoritis, serta mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-
   pihak yang berkepentingan.

3. Audit Keuangan (Financial Audit) dan Audit Umum (General Audit)
   Audit umum bukanlah merupakan suatu jenis audit, penggunaan audit umum
   harus diartikan sebagai istilah yang menggambarkan sifat Financial Audit yaitu
   yang mencakup sasaran menyeluruh meliputi aktvia, hutang, dan modal. Hal ini
   sebagai bandingan terhadap istilah Special Audit yang meliputi lingkup yang
   khusus, misalnya audit atas ketertagihan piutang.
   Untuk menghindari kerancuan maka istilah audit keuangan hendaknya digantikan
   dengan audit atas laporan keuangan.
   Audit atas Laporan Keuangan (Financial Audit) adalah audit yang dilakukan
   untuk memberikan pernyataan pendapat akuntan/auditor yang independen
   mengenai kewajaran penyajian laporan keuangan auditan atas penggunaan
   dana APBN/D (rutin/proyek) ataupun suatu entitas organisasi perusahaan.




                                                                                  1
4. Audit Operasional, Audit Manajemen, Audit atas Program, dan Audit Kinerja
   Audit kinerja secara substansial tidak berbeda dengan Audit Operasional yang
   didalamnya mencakup pengertian Audit Manajemen dan Audit atas Program
   (sifatnya lebih kecil dan khusus lingkupnya), dalam hal ini sama-sama
   mengandung unsur evaluasi atas efektivitas.
   Audit kinerja dapat didefinisikan sebagai penilaian terhadap operasi suatu
   organisasi apakah dapat berjalan dengan efisien ekonomis, dan efektif.

5. Audit Komprehensif
   Audit komprehensif merupakan istilah yang berkaitan dengan mandat audit yang
   diperlukan untuk memungkinkan pelaksanaan jenis-jenis audit secara simultan
   guna mencakup area yang luas dan mencegah pelaksanaan audit yang
   berulang-ulang atau tumpang tindih atas suatu auditan.
   Audit komprehensif adalah suatu pendekatan audit dengan menetapkan berbagai
   tipe audit, seperti audit atas laporan keuangan, audit kinerja, dan atau audit
   lainnya, atas berbagai aspek yang menjadi lingkup audit dalam suatu penugasan
   audit.

6. Pemeriksaan Serentak (Pemtak)
   Pemeriksaan serentak tidak tepat dikatakan sebagai jenis audit melainkan hanya
   merupakan salah satu istilah teknis yang mencerminkan waktu atau saat auditor
   melaksanakan audit.
   Istilah serentak dalam praktek audit dilingkungan pemerintahan mempunyai arti
   penting karena akan menyajikan informasi yang lebih menyeluruh atas
   pelaksanaan proyek-proyek pada suatu instansi, atau seluruh proyek-proyek
   pemerintah. Karenanya istilah pemeriksaan serentak harus diubah menjadi “Audit
   Proyek Serentak”.
   Audit Proyek Serentak adalah audit keuangan dan ketaatan terhadap
   pelaksanaan proyek-proyek pemerintah yang dilakukan secara serentak guna
   dapat menyajikan informasi atau gambaran secara umum atas pelaksanaan
   proyek-proyek pemerintah tersebut.

7. Pemeriksaan Kemudian (Post Audit)
   Pemeriksaan Kemudian (Post Audit) adalah audit yang dilakukan ketika periode
   akuntansi untuk seluruh kegiatan yang diaudit telah selesai, dengan kata lain
   telah    tersedia    assersi    manajemen    yang    akan     diverifikasi, atau
   kejadian/peristiwa/transaksi telah selesai.
   Audit pada periode berjalan adalah audit yang dilakukan ketika periode akuntansi
   untuk     kegiatan    yang      di   audit  sedang     dalam     proses,    atau
   kejadian/peristiwa/transaksi sedang berlangsung.
   Audit pendahuluan adalah aktivitas komunikasi terhadap auditan sebelum
   pekerjaan lapangan dilakukan.
   Audit atas pengadaan barang dan jasa adalah suatu audit terhadap pengadaan
   barang dan jasa dalam rangka meneliti kebenaran jumlah, kualitas barang dan
   jasa serta kewajaran harganya.

8. Audit Khusus (Special Audit)
   Audit khusus adalah audit yang dilakukan atas lingkup audit yang bersifat
   khusus. Dengan demikian audit khusus yang bertujuan menilai kasus tidak
   lancarnya pelaksanaan pembangunan dapat digunakan istilah Audit Khusus atas
   Ketidak Lancaran Pelaksanaan Pembangunan (KTLPP). Berkaitan audit khusus
   yang bertujuan untuk mengungkapkan kecurangan digunakan istilah Audit
   Khusus atas kecurangan.




                                                                                 2
Dari uraian tersebut Audit Khusus adalah audit yang dibatasi dengan ruang
   lingkup yang sempit untuk mendapatkan simpulan audit yang lebih mendalam
   dan lengkap.

9. Pengawasan Aspek Strategis (Was Astra)
   Pengawasan Astra merupakan istilah dari audit Operasional atau Audit atas
   Program dengan lingkup tertentu yang sifatnya strategis atau sebagai hal yang
   strategis dari kebijaksanaan pemerintah. Karenanya Pengawasan Aspek
   Strategis akan berkembang terus sesuai dengan arah pengembangan lembaga
   dan paradigma kerja Auditor Internal Pemerintah. Apabila mengarah pada jasa
   konsultansi, maka jenis audit operasional, audit atas program, atau evaluasi akan
   lebih banyak dilakukan, namun bila mengarah pada penugasan audit maka istilah
   pengawasan aspek strategis lebih tepat diganti dengan audit atas program, dan
   jika mengarah pada penugasan evaluasi maka digunakan istilah Evaluasi atas
   Program.

10. Evaluasi
    Secara historis Evaluasi merupakan bagian dari langkah-langkah audit yang
    terstandarkan, namun telah berkembang sehingga meliputi kegiatan penilaian
    dalam arti luas.
    Evaluasi berbeda dengan audit, karena evaluasi terfokus pada pencapaian hasil
    atas kerja sedangkan audit di samping menilai kinerja juga menilai kewajaran
    dan akurasi proses pencapaian kinerja.
    Evaluasi adalah proses pembandingan antara suatu praktik (pelaksanaan
    kegiatan) dengan kebijakan yang telah ditetapkan, guna memberikan penilaian
    terhadap hasil, manfaat dan dampak yang diperoleh dari pelaksanan kegiatan
    tersebut.

11. Pengawasan Sejak Tahap Perencanaan
    Pengawasan sejak tahap perncanaan bukan dimaksudkan sebagai jenis audit,
    istilah ini lebih merupakan “Sistem Pengendalian Manajemen”(pengawasan
    melekat) yang diterapkan dalam proses perencanaan pembangunan untuk
    meyakinkan keberadaan ukuran-ukuran pengendalian secara optimal.
    Istilah Pengawasan Sejak Perencanaan merupakan suatu upaya penerapan
    prinsip pengendalian manajemen dalam tiap tahap proses perencanaan
    pembangunan untuk meyakinkan bahwa perencanaan pembangunan
    terdokumentasi, dapat diverifikasi dan dapat dipertangungjawabkan.

12. Pengawasan Melekat (Waskat)
    Waskat bukanlah sesuatu yang dapat dipisahkan dari organisasi dan
    manajemen, dalam hal ini waskat melekat pada sistem yang dikembangkan.
    Pengawasan atasan langsung merupakan sub sistem pengawasan berupa
    supervisi dari atasan pada bawahan. Secara lebih luas waskat merupakan
    internal check antara orang dengan orang, bagian dengan bagian.
    Dengan demikian waskat hendaknya tidak dipahami sebagai Pengawasan
    Atasan Langsung. Waskat adalah segala upaya yang melekat dan terjalin
    (permeated) dalam proses manajemen, sebagai perwujudan kendali.

13. Pengawasan Fungsional (Wasnal)
    Sering terjadi kontroversi antara Pengawasan Melekat dengan Pengawasan
    Fungsional. Pengawasan Melekat merupakan suatu sistem pengendalian
    manajemen, sedangkan Pengawasan Fungsional menunjukan pengawasan yang
    dilakukan oleh orang atau lembaga yang ditugaskan khusus untuk fungsi
    pengawasan.



                                                                                  3
Pengawasan fungsional terkait dengan instansi yang ikut bertanggungjawab
   melaksanakan fungsi pengawasan agar kebijakan pembangunan dapat berjalan
   sebagaimana mestinya, untuk melaksanakannya intansi-instansi tersebut dibagi
   tugas secara fungsional.
   Pengawasan fungsional adalah pengawasan yang dilakukan oleh Instansi
   Pemerintah sebagai satu rangkaian manajemen pemerintahan dengan maksud
   untuk meyakinkan kebijakan pembangunan dapat berjalan sebagaimana
   mestinya.

14. Pengawasan Masyarakat (Wasmas)
    Pengawasan masyarakat adalah merupakan usaha pengikutsertaan masyarakat
    dalam pengawasan agar kebijakan pembangunan berjalan sebagaimana
    mestinya, dan mengandung maksud mendorong akuntabilitas publik. Dalam
    wasmas ini masyarakat dapat menyampaikan informasi tentang kegiatan
    pembangunan yang dilakukan oleh aparat pemerintah atau pihak lain yang
    ditunjuk oleh pemerintah, informasi tersebut dapat berupa umpan balik, sasaran
    dan gagasan, maupun keluhan.




B. ISTILAH NON KONTROVERSIAL

1. Tax Auditing
   Istilah Tax Auditing hendaknya disebut dengan istilah Audit Pajak yang dapat
   didefinisikan sebagai suatu rangkaian kegiatan untuk mencari, mengumpulkan,
   dan mengolah data dan atau keterangan lainnya dalam rangka pengawasan
   kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan berdasarkan ketentuan peraturan
   perundang-undangan perpajakan

2. Fraud Auditing
   Istilah Fraud Auditing hendaknya disebut dengan istilah Audit atas Kecurangan,
   yang dapat didefinisikan sebagai Audit Khusus yang dimaksudkan untuk
   mendeteksi dan mencegah terjadinya penyimpangan atau keurangan atas
   transaksi keuangan.
   Fraud auditing termasuk dalam audit khusus yang berbeda dengan audit umum
   terutama dalam hal tujuan yaitu fraud auditing mempunyai tujuan yang lebih
   sempit (khusus) dan cenderung untuk mengungkap suatu kecurangan yang
   diduga terjadi dalam pengelolaan asset / aktiva.

3. Social Audit
   Social audit atau audit sosial adalah audit yang menyangkut pemantauan,
   penilaian dan pengukuran prestasi perusahaan dan keterlibatannya dengan
   masalah-masalah sosial. Audit sosial dapat dilakukan terhadap masalah
   lingkungan hidup, produksi, keselamatan kerja, pemberian lowongan kerja,
   penggajian, pensiun dan jaminan hari tua dan lain-lainnya yang berhubungan
   dengan kepentingan sosial.

4. Quality Audit
   Quality audit atau audit mutu dapat didefinisikan sebagai suatu pemeriksaan
   yang sistematik dan independen untuk menentukan apakah kualitas aktivitas dan
   pencapaian hasil sesuai dengan rencana yang sudah dirancang, dan apakah
   rancangan tersebut dapat diimplementasikan secara efektif dalam pencapaian
   tujuan.




                                                                                4
Dengan demikian quality audit merupakan suatu alat manajemen yang
   digunakan untuk mengevaluasi, mengkonfirmasi, atau memverifikasi aktivitas
   yang berhubungan dengan kualitas.

5. Single Audit
   Single audit bukanlah jenis audit, tetapi merupakan pendekatan yang digunakan
   untuk melaksanakan audit secara efisien. Single audit dapat disebut sebagai
   audit tunggal dengan maksud untuk meniadakan duplikasi (tumpang tindih) audit
   dalam waktu bersamaan untuk berbagai kepentingan.

6. Risk Based Auditing
   Risk based auditing atau audit berpeduli resiko adalah suatu audit yang dimulai
   dengan proses penilaian resiko audit, sehinga dalm perencanaan, peaksanaan,
   dan pelaporan auditnya lebih difokuskan pada area-area penting yang beresiko
   dari penyimpangan, kecurangan.
   Dengan demikian audit berbasis resiko bukanlah merupakan suatu jenis audit,
   tetapi lebih merupakan suatu pendekatan dalam melaksanakan suatu audit.

7. Legal Auditing
   Legal audit atau audit ketaatan adalah suatu proses yang sistematis untuk
   menentukan apakah kegiatan suatu entitas itu sesuai atau tidak dengan standar
   atau kebijakan yang dikeluarkan oleh manajemen atau hukum dan peraturan
   pemerintah yang berlaku.


8. Due Deligent Audit
   Due deligence audit didefinisikan sebagai suatu audit yang mendalam dan
   menyeluruh dari segala aspek yang diarahkan untuk suatu tujuan tertentu, agar
   dapat melindungi kepentingan klien (umumnya dikalangan perbankan).
   Dalam hal ini bank memberikan hak kepada pemeriksa untuk meminta konfirmasi
   kepada manajemen mengenai kebenaran laporan keuangan biasanya
   pemeriksaan yang dilakukan secara langsung terhadap bank.

9. Audit Lingkungan
   Audit lingkungan adalah proses verifikasi sistematis dan terdokumentasi
   terhadap perolehan dan evaluasi bukti audit yang dilakukan secara objektif untuk
   menentukan bahwa suatu aktivitas lingkungan, kejadian, kondisi, sistem
   manajemen, atau informasi tertentu tentang masalah lingkungan sesuai dengan c
   kriteria audit, dan melaporkan hasil dari proses ini kepada klien.


10. Katalisator
    Katalisator dalam internal auditing merupakan suatu fungsi auditor internal untuk
    membantu anggota organisasi secara langsung dalam mempercepat suatu
    penyelesaian masalah dan pencapaian tujuan sesuai dengan ruang lingkup
    kewenangannya.


11. Objek Pemeriksaan (obrik)
    Istilah obrik tidak hanya dimaksudkan sebagai entitas ekonomi atau instansi yang
    diaudit tetapi dapat berupa aktivitas, program, fungsi, atau operasi suatu entitas
    yang dinilai mempunyai masalah audit yang potensial.




                                                                                    5
12. Electronic Data Processing (EDP) Audit
    EDP audit adalah suatu proses pengumpulan dan evaluasi bukti untuk
    menetapkan apakah sistem (pembukuan) komputer dapat mengamankan harta,
    menjaga integritas data, tujuan organisasi dapat tercapai dengan efektif dengan
    penggunaan sumber-sumber daya secara efisien.

13. Audit Eksternal dan Audit Internal
    Audit eksternal adalah suatu proses pemeriksaan yang sistematik dan objektif
    yang dilakukan oleh auditor eksternal (independent) terhadap laporan keuangan
    suatu perusahaan atau unit organisasi lain dengan tujuan untuk memberikan
    pendapat mengenai kewajaran keadaan keuangan dan hasil usaha
    perusahaan/unit organisasi tersebut.
    Audit internal merupakan pengawasan manajerial yang fungsinya mengukur dan
    mengevaluasi sistem pengendalian dengan tujuan membantu semua anggota
    manajemen dalam mengelola secara efektif pertanggungjawabannya dengan
    cara menyediakan analisis, penilaian, rekomendasi dan komentar-komentar yang
    berhubungan dengan kegiatan-kegiatan yang ditelaah.

14. Audit Pemerintah
    Audit pemerintah adalah pengawasan terhadap penyelenggaraan dan
    pengelolaan pemerintahan, dengan Presiden selaku top eksekutif yang
    menjalankan pemerintahannya sesuai amanat stakeholders. Audit ini bertujuan
    untuk mewujudkan clean government dan good governance.

15. Audit Independent
    Audit independen adalah pengawasan yang dilakukan dengan sikap mental yang
    tidak memihak, kecuali kepada fakta yang didapat dalam proses pelaksanaan
    audit.




                                                                                 6

More Related Content

What's hot

AUDIT SIKLUS PERSEDIAAN DAN PERGUDANGAN
AUDIT SIKLUS PERSEDIAAN DAN PERGUDANGANAUDIT SIKLUS PERSEDIAAN DAN PERGUDANGAN
AUDIT SIKLUS PERSEDIAAN DAN PERGUDANGANFalanni Firyal Fawwaz
 
Audit siklus pembayaran beban dibayar di muka
Audit siklus pembayaran beban dibayar di mukaAudit siklus pembayaran beban dibayar di muka
Audit siklus pembayaran beban dibayar di mukaRILFA DIRWANTO
 
Audit Fungsi Produksi dan Operasi
Audit Fungsi Produksi dan OperasiAudit Fungsi Produksi dan Operasi
Audit Fungsi Produksi dan OperasiHendy Surjono
 
AUDIT SIKLUS PENJUALAN DAN PENAGIHAN
AUDIT SIKLUS PENJUALAN DAN PENAGIHANAUDIT SIKLUS PENJUALAN DAN PENAGIHAN
AUDIT SIKLUS PENJUALAN DAN PENAGIHANdyna septiani
 
SRI SUWANTI - LAPORAN REALISASI ANGGARAN DAN LAPORAN OPERASIONAL
SRI SUWANTI - LAPORAN REALISASI ANGGARAN DAN LAPORAN OPERASIONALSRI SUWANTI - LAPORAN REALISASI ANGGARAN DAN LAPORAN OPERASIONAL
SRI SUWANTI - LAPORAN REALISASI ANGGARAN DAN LAPORAN OPERASIONALSri Suwanti
 
Audit saldo kas dan bank
Audit saldo kas dan bankAudit saldo kas dan bank
Audit saldo kas dan bankHasunah
 
Kerangka umum Standar Akuntansi Pemerintah Pusat
Kerangka umum Standar Akuntansi Pemerintah PusatKerangka umum Standar Akuntansi Pemerintah Pusat
Kerangka umum Standar Akuntansi Pemerintah PusatDian N
 
Pengantar akuntansi keprilakuan.ppt
Pengantar akuntansi keprilakuan.pptPengantar akuntansi keprilakuan.ppt
Pengantar akuntansi keprilakuan.pptNoviratna CestAime
 
PPN SPT Masa
PPN SPT MasaPPN SPT Masa
PPN SPT Masakaromah95
 
Akuntansi keuangan lanjutan 2 (laporan konsolidasi)
Akuntansi keuangan lanjutan 2 (laporan konsolidasi)Akuntansi keuangan lanjutan 2 (laporan konsolidasi)
Akuntansi keuangan lanjutan 2 (laporan konsolidasi)Annisa Galih Sarasati
 
Tugas audit kas dan setara kas
Tugas audit kas dan setara kasTugas audit kas dan setara kas
Tugas audit kas dan setara kasZahar Kaur Bhullar
 
PENJUALAN ANGSURAN.pptx
PENJUALAN ANGSURAN.pptxPENJUALAN ANGSURAN.pptx
PENJUALAN ANGSURAN.pptxdefinur1
 
Makalah auditing i (sasaran, tujuan, dan bukti audit) kel. 3
Makalah auditing i (sasaran, tujuan, dan bukti audit) kel. 3Makalah auditing i (sasaran, tujuan, dan bukti audit) kel. 3
Makalah auditing i (sasaran, tujuan, dan bukti audit) kel. 3Jiantari Marthen
 
1.1 latihan i kasus penyusunan lap keu skpd andy 140404
1.1 latihan i kasus penyusunan lap keu skpd andy 1404041.1 latihan i kasus penyusunan lap keu skpd andy 140404
1.1 latihan i kasus penyusunan lap keu skpd andy 140404LainunKhairuna
 
Laporan keuangan konsolidasi metode ekuitas
Laporan keuangan konsolidasi metode ekuitasLaporan keuangan konsolidasi metode ekuitas
Laporan keuangan konsolidasi metode ekuitasrizky nurul chasanah
 

What's hot (20)

AUDIT SIKLUS PERSEDIAAN DAN PERGUDANGAN
AUDIT SIKLUS PERSEDIAAN DAN PERGUDANGANAUDIT SIKLUS PERSEDIAAN DAN PERGUDANGAN
AUDIT SIKLUS PERSEDIAAN DAN PERGUDANGAN
 
Audit siklus pembayaran beban dibayar di muka
Audit siklus pembayaran beban dibayar di mukaAudit siklus pembayaran beban dibayar di muka
Audit siklus pembayaran beban dibayar di muka
 
Audit Fungsi Produksi dan Operasi
Audit Fungsi Produksi dan OperasiAudit Fungsi Produksi dan Operasi
Audit Fungsi Produksi dan Operasi
 
AUDIT SIKLUS PENJUALAN DAN PENAGIHAN
AUDIT SIKLUS PENJUALAN DAN PENAGIHANAUDIT SIKLUS PENJUALAN DAN PENAGIHAN
AUDIT SIKLUS PENJUALAN DAN PENAGIHAN
 
SRI SUWANTI - LAPORAN REALISASI ANGGARAN DAN LAPORAN OPERASIONAL
SRI SUWANTI - LAPORAN REALISASI ANGGARAN DAN LAPORAN OPERASIONALSRI SUWANTI - LAPORAN REALISASI ANGGARAN DAN LAPORAN OPERASIONAL
SRI SUWANTI - LAPORAN REALISASI ANGGARAN DAN LAPORAN OPERASIONAL
 
Audit saldo kas dan bank
Audit saldo kas dan bankAudit saldo kas dan bank
Audit saldo kas dan bank
 
Audit siklus pendapatan
Audit siklus pendapatanAudit siklus pendapatan
Audit siklus pendapatan
 
Kerangka umum Standar Akuntansi Pemerintah Pusat
Kerangka umum Standar Akuntansi Pemerintah PusatKerangka umum Standar Akuntansi Pemerintah Pusat
Kerangka umum Standar Akuntansi Pemerintah Pusat
 
Pengantar akuntansi keprilakuan.ppt
Pengantar akuntansi keprilakuan.pptPengantar akuntansi keprilakuan.ppt
Pengantar akuntansi keprilakuan.ppt
 
PPN SPT Masa
PPN SPT MasaPPN SPT Masa
PPN SPT Masa
 
Akuntansi keuangan lanjutan 2 (laporan konsolidasi)
Akuntansi keuangan lanjutan 2 (laporan konsolidasi)Akuntansi keuangan lanjutan 2 (laporan konsolidasi)
Akuntansi keuangan lanjutan 2 (laporan konsolidasi)
 
Tugas audit kas dan setara kas
Tugas audit kas dan setara kasTugas audit kas dan setara kas
Tugas audit kas dan setara kas
 
PENJUALAN ANGSURAN.pptx
PENJUALAN ANGSURAN.pptxPENJUALAN ANGSURAN.pptx
PENJUALAN ANGSURAN.pptx
 
proses bisnis
proses bisnisproses bisnis
proses bisnis
 
Penganggaran sektor publik
Penganggaran sektor publikPenganggaran sektor publik
Penganggaran sektor publik
 
Makalah auditing i (sasaran, tujuan, dan bukti audit) kel. 3
Makalah auditing i (sasaran, tujuan, dan bukti audit) kel. 3Makalah auditing i (sasaran, tujuan, dan bukti audit) kel. 3
Makalah auditing i (sasaran, tujuan, dan bukti audit) kel. 3
 
1.1 latihan i kasus penyusunan lap keu skpd andy 140404
1.1 latihan i kasus penyusunan lap keu skpd andy 1404041.1 latihan i kasus penyusunan lap keu skpd andy 140404
1.1 latihan i kasus penyusunan lap keu skpd andy 140404
 
Laporan keuangan konsolidasi metode ekuitas
Laporan keuangan konsolidasi metode ekuitasLaporan keuangan konsolidasi metode ekuitas
Laporan keuangan konsolidasi metode ekuitas
 
Perbedaan PSAK dan SAK ETAP
Perbedaan PSAK dan SAK ETAPPerbedaan PSAK dan SAK ETAP
Perbedaan PSAK dan SAK ETAP
 
04.sapd pembiayaan
04.sapd pembiayaan04.sapd pembiayaan
04.sapd pembiayaan
 

Viewers also liked

Viewers also liked (7)

Perda PBB P2 Kab Sumbawa
Perda PBB P2 Kab SumbawaPerda PBB P2 Kab Sumbawa
Perda PBB P2 Kab Sumbawa
 
Pp 71 tahun_2010
Pp 71 tahun_2010Pp 71 tahun_2010
Pp 71 tahun_2010
 
AUDITING 3
AUDITING 3AUDITING 3
AUDITING 3
 
Risna karini
Risna kariniRisna karini
Risna karini
 
GARIS PANDUAN KRITERIA DAN STANDARD AUDIT DALAMAN AKREDITASI PROGRAM 2012
GARIS PANDUAN KRITERIA DAN STANDARD AUDIT DALAMAN AKREDITASI PROGRAM 2012GARIS PANDUAN KRITERIA DAN STANDARD AUDIT DALAMAN AKREDITASI PROGRAM 2012
GARIS PANDUAN KRITERIA DAN STANDARD AUDIT DALAMAN AKREDITASI PROGRAM 2012
 
Analisis Standar Belanja
Analisis Standar BelanjaAnalisis Standar Belanja
Analisis Standar Belanja
 
Teknik penyusunan asb
Teknik penyusunan asbTeknik penyusunan asb
Teknik penyusunan asb
 

Similar to AUDIT TEKNIS

Pengertian ao
Pengertian aoPengertian ao
Pengertian aoenoegie
 
value for money - akutansi sektor publik
value for money - akutansi sektor publikvalue for money - akutansi sektor publik
value for money - akutansi sektor publikHerna Ferari
 
Konsep Audit Manajemen
Konsep Audit ManajemenKonsep Audit Manajemen
Konsep Audit ManajemenSintiaFarach46
 
Resum manajemen audit
Resum manajemen auditResum manajemen audit
Resum manajemen auditZivie Vieta
 
Audit kepatuhan pekerjaan lapangan1
Audit kepatuhan pekerjaan lapangan1Audit kepatuhan pekerjaan lapangan1
Audit kepatuhan pekerjaan lapangan1ElangArtaPratama
 
Be & gg, khairi rumantati, hapzi ali, audit and internal control, universitas...
Be & gg, khairi rumantati, hapzi ali, audit and internal control, universitas...Be & gg, khairi rumantati, hapzi ali, audit and internal control, universitas...
Be & gg, khairi rumantati, hapzi ali, audit and internal control, universitas...Khairi Rumantati
 
Audit bab 2 langkah langkah audit
Audit bab 2 langkah langkah auditAudit bab 2 langkah langkah audit
Audit bab 2 langkah langkah auditsugeng1990
 
Manajemen umum-pengawasan-pengendalian
Manajemen umum-pengawasan-pengendalianManajemen umum-pengawasan-pengendalian
Manajemen umum-pengawasan-pengendalianDesa Institute
 
BAB 1 - INTERNAL AUDIT.pdf
BAB 1 - INTERNAL AUDIT.pdfBAB 1 - INTERNAL AUDIT.pdf
BAB 1 - INTERNAL AUDIT.pdfyaman53
 
PERTEMUAN 1 PENGENALAN PRAKTIK PENGAUDITAN.pptx
PERTEMUAN 1 PENGENALAN PRAKTIK PENGAUDITAN.pptxPERTEMUAN 1 PENGENALAN PRAKTIK PENGAUDITAN.pptx
PERTEMUAN 1 PENGENALAN PRAKTIK PENGAUDITAN.pptxCesiliaArum1
 
Urgensi Monitoring dan Evaluasi Undang-Undang
Urgensi Monitoring dan Evaluasi Undang-UndangUrgensi Monitoring dan Evaluasi Undang-Undang
Urgensi Monitoring dan Evaluasi Undang-UndangAden Prasetya Aditama
 
Audit internal
Audit internalAudit internal
Audit internalpadlah1984
 
Pengendalian
PengendalianPengendalian
PengendalianNeli Ismi
 
Ringkasan materi Audit keuangan internal dan pemerintah dan audit operasional...
Ringkasan materi Audit keuangan internal dan pemerintah dan audit operasional...Ringkasan materi Audit keuangan internal dan pemerintah dan audit operasional...
Ringkasan materi Audit keuangan internal dan pemerintah dan audit operasional...dewi masita
 
Pengawasan dan evaluasi
Pengawasan dan evaluasiPengawasan dan evaluasi
Pengawasan dan evaluasiSiti Sahati
 

Similar to AUDIT TEKNIS (20)

Pengawasan
PengawasanPengawasan
Pengawasan
 
Pengawasan
PengawasanPengawasan
Pengawasan
 
54689510 pengertian-pengawasan
54689510 pengertian-pengawasan54689510 pengertian-pengawasan
54689510 pengertian-pengawasan
 
Pengertian ao
Pengertian aoPengertian ao
Pengertian ao
 
value for money - akutansi sektor publik
value for money - akutansi sektor publikvalue for money - akutansi sektor publik
value for money - akutansi sektor publik
 
Konsep Audit Manajemen
Konsep Audit ManajemenKonsep Audit Manajemen
Konsep Audit Manajemen
 
Resum manajemen audit
Resum manajemen auditResum manajemen audit
Resum manajemen audit
 
Audit kepatuhan pekerjaan lapangan1
Audit kepatuhan pekerjaan lapangan1Audit kepatuhan pekerjaan lapangan1
Audit kepatuhan pekerjaan lapangan1
 
Be & gg, khairi rumantati, hapzi ali, audit and internal control, universitas...
Be & gg, khairi rumantati, hapzi ali, audit and internal control, universitas...Be & gg, khairi rumantati, hapzi ali, audit and internal control, universitas...
Be & gg, khairi rumantati, hapzi ali, audit and internal control, universitas...
 
Audit bab 2 langkah langkah audit
Audit bab 2 langkah langkah auditAudit bab 2 langkah langkah audit
Audit bab 2 langkah langkah audit
 
Manajemen umum-pengawasan-pengendalian
Manajemen umum-pengawasan-pengendalianManajemen umum-pengawasan-pengendalian
Manajemen umum-pengawasan-pengendalian
 
BAB 1 - INTERNAL AUDIT.pdf
BAB 1 - INTERNAL AUDIT.pdfBAB 1 - INTERNAL AUDIT.pdf
BAB 1 - INTERNAL AUDIT.pdf
 
Audit internal
Audit internalAudit internal
Audit internal
 
PERTEMUAN 1 PENGENALAN PRAKTIK PENGAUDITAN.pptx
PERTEMUAN 1 PENGENALAN PRAKTIK PENGAUDITAN.pptxPERTEMUAN 1 PENGENALAN PRAKTIK PENGAUDITAN.pptx
PERTEMUAN 1 PENGENALAN PRAKTIK PENGAUDITAN.pptx
 
Pertemuan 1
Pertemuan 1Pertemuan 1
Pertemuan 1
 
Urgensi Monitoring dan Evaluasi Undang-Undang
Urgensi Monitoring dan Evaluasi Undang-UndangUrgensi Monitoring dan Evaluasi Undang-Undang
Urgensi Monitoring dan Evaluasi Undang-Undang
 
Audit internal
Audit internalAudit internal
Audit internal
 
Pengendalian
PengendalianPengendalian
Pengendalian
 
Ringkasan materi Audit keuangan internal dan pemerintah dan audit operasional...
Ringkasan materi Audit keuangan internal dan pemerintah dan audit operasional...Ringkasan materi Audit keuangan internal dan pemerintah dan audit operasional...
Ringkasan materi Audit keuangan internal dan pemerintah dan audit operasional...
 
Pengawasan dan evaluasi
Pengawasan dan evaluasiPengawasan dan evaluasi
Pengawasan dan evaluasi
 

More from WEST NUSA TENGGARA

Bahan Rakorbangpus Deputi PEPP.pdf
Bahan Rakorbangpus Deputi PEPP.pdfBahan Rakorbangpus Deputi PEPP.pdf
Bahan Rakorbangpus Deputi PEPP.pdfWEST NUSA TENGGARA
 
Bahan Rakorbangpus Deputi Pendanaan.pdf
Bahan Rakorbangpus Deputi Pendanaan.pdfBahan Rakorbangpus Deputi Pendanaan.pdf
Bahan Rakorbangpus Deputi Pendanaan.pdfWEST NUSA TENGGARA
 
Buku Pedoman Climate Budget Tagging CBT Daerah
Buku Pedoman Climate Budget Tagging CBT DaerahBuku Pedoman Climate Budget Tagging CBT Daerah
Buku Pedoman Climate Budget Tagging CBT DaerahWEST NUSA TENGGARA
 
Tata Cara Pelaksanaan Pemungutan Pajak Daerah Kab Sumbawa
Tata Cara Pelaksanaan Pemungutan Pajak Daerah Kab SumbawaTata Cara Pelaksanaan Pemungutan Pajak Daerah Kab Sumbawa
Tata Cara Pelaksanaan Pemungutan Pajak Daerah Kab SumbawaWEST NUSA TENGGARA
 
05. manajemen umum bab v pengorganisasian
05. manajemen umum bab v pengorganisasian05. manajemen umum bab v pengorganisasian
05. manajemen umum bab v pengorganisasianWEST NUSA TENGGARA
 
04. manajemen umum bab iv penetapan tujuan
04. manajemen umum bab iv penetapan tujuan04. manajemen umum bab iv penetapan tujuan
04. manajemen umum bab iv penetapan tujuanWEST NUSA TENGGARA
 
03. manajemen umum bab iii proses perencanaan
03. manajemen umum bab iii proses perencanaan03. manajemen umum bab iii proses perencanaan
03. manajemen umum bab iii proses perencanaanWEST NUSA TENGGARA
 
02. manajemen umum bab ii evolusi teori
02. manajemen umum bab ii evolusi teori02. manajemen umum bab ii evolusi teori
02. manajemen umum bab ii evolusi teoriWEST NUSA TENGGARA
 
01. manajemen umum bab i pengertian
01. manajemen umum bab i pengertian01. manajemen umum bab i pengertian
01. manajemen umum bab i pengertianWEST NUSA TENGGARA
 
14. perda kab sumbawa tentang pbb p2
14. perda kab sumbawa tentang pbb p214. perda kab sumbawa tentang pbb p2
14. perda kab sumbawa tentang pbb p2WEST NUSA TENGGARA
 
Kebijakan akuntansi pemerintahan persediaan
Kebijakan akuntansi pemerintahan persediaanKebijakan akuntansi pemerintahan persediaan
Kebijakan akuntansi pemerintahan persediaanWEST NUSA TENGGARA
 
Sap pp71 sesi 4 perbedaan psap 08,09,10,11
Sap pp71 sesi 4 perbedaan psap 08,09,10,11Sap pp71 sesi 4 perbedaan psap 08,09,10,11
Sap pp71 sesi 4 perbedaan psap 08,09,10,11WEST NUSA TENGGARA
 
Sap pp71 sesi 5 materi psap 12
Sap pp71 sesi 5 materi psap 12Sap pp71 sesi 5 materi psap 12
Sap pp71 sesi 5 materi psap 12WEST NUSA TENGGARA
 
Sap pp71 sesi 3 perbedaan psap 03, 04, 05, 06, 07
Sap pp71 sesi 3 perbedaan psap 03, 04, 05, 06, 07Sap pp71 sesi 3 perbedaan psap 03, 04, 05, 06, 07
Sap pp71 sesi 3 perbedaan psap 03, 04, 05, 06, 07WEST NUSA TENGGARA
 
Sap pp71 sesi 2 perbedaan kk, psap 01, psap 02
Sap pp71 sesi 2 perbedaan kk, psap 01, psap 02Sap pp71 sesi 2 perbedaan kk, psap 01, psap 02
Sap pp71 sesi 2 perbedaan kk, psap 01, psap 02WEST NUSA TENGGARA
 
Sap pp71 sesi 1 gambaran umum pp 71
Sap pp71 sesi 1 gambaran umum pp 71Sap pp71 sesi 1 gambaran umum pp 71
Sap pp71 sesi 1 gambaran umum pp 71WEST NUSA TENGGARA
 
Program Kegiatan Menurut Permendagri 13 Th 2006
Program Kegiatan Menurut Permendagri 13 Th 2006Program Kegiatan Menurut Permendagri 13 Th 2006
Program Kegiatan Menurut Permendagri 13 Th 2006WEST NUSA TENGGARA
 
Kualitas Konsep Prinsip Akuntansi
Kualitas Konsep Prinsip AkuntansiKualitas Konsep Prinsip Akuntansi
Kualitas Konsep Prinsip AkuntansiWEST NUSA TENGGARA
 

More from WEST NUSA TENGGARA (20)

Kewenangan Pemerintah.pdf
Kewenangan Pemerintah.pdfKewenangan Pemerintah.pdf
Kewenangan Pemerintah.pdf
 
Bahan Rakorbangpus Deputi PEPP.pdf
Bahan Rakorbangpus Deputi PEPP.pdfBahan Rakorbangpus Deputi PEPP.pdf
Bahan Rakorbangpus Deputi PEPP.pdf
 
Bahan Rakorbangpus Deputi Pendanaan.pdf
Bahan Rakorbangpus Deputi Pendanaan.pdfBahan Rakorbangpus Deputi Pendanaan.pdf
Bahan Rakorbangpus Deputi Pendanaan.pdf
 
Buku Pedoman Climate Budget Tagging CBT Daerah
Buku Pedoman Climate Budget Tagging CBT DaerahBuku Pedoman Climate Budget Tagging CBT Daerah
Buku Pedoman Climate Budget Tagging CBT Daerah
 
Tata Cara Pelaksanaan Pemungutan Pajak Daerah Kab Sumbawa
Tata Cara Pelaksanaan Pemungutan Pajak Daerah Kab SumbawaTata Cara Pelaksanaan Pemungutan Pajak Daerah Kab Sumbawa
Tata Cara Pelaksanaan Pemungutan Pajak Daerah Kab Sumbawa
 
05. manajemen umum bab v pengorganisasian
05. manajemen umum bab v pengorganisasian05. manajemen umum bab v pengorganisasian
05. manajemen umum bab v pengorganisasian
 
04. manajemen umum bab iv penetapan tujuan
04. manajemen umum bab iv penetapan tujuan04. manajemen umum bab iv penetapan tujuan
04. manajemen umum bab iv penetapan tujuan
 
03. manajemen umum bab iii proses perencanaan
03. manajemen umum bab iii proses perencanaan03. manajemen umum bab iii proses perencanaan
03. manajemen umum bab iii proses perencanaan
 
02. manajemen umum bab ii evolusi teori
02. manajemen umum bab ii evolusi teori02. manajemen umum bab ii evolusi teori
02. manajemen umum bab ii evolusi teori
 
01. manajemen umum bab i pengertian
01. manajemen umum bab i pengertian01. manajemen umum bab i pengertian
01. manajemen umum bab i pengertian
 
Pidana Pajak Daerah
Pidana Pajak DaerahPidana Pajak Daerah
Pidana Pajak Daerah
 
14. perda kab sumbawa tentang pbb p2
14. perda kab sumbawa tentang pbb p214. perda kab sumbawa tentang pbb p2
14. perda kab sumbawa tentang pbb p2
 
Kebijakan akuntansi pemerintahan persediaan
Kebijakan akuntansi pemerintahan persediaanKebijakan akuntansi pemerintahan persediaan
Kebijakan akuntansi pemerintahan persediaan
 
Sap pp71 sesi 4 perbedaan psap 08,09,10,11
Sap pp71 sesi 4 perbedaan psap 08,09,10,11Sap pp71 sesi 4 perbedaan psap 08,09,10,11
Sap pp71 sesi 4 perbedaan psap 08,09,10,11
 
Sap pp71 sesi 5 materi psap 12
Sap pp71 sesi 5 materi psap 12Sap pp71 sesi 5 materi psap 12
Sap pp71 sesi 5 materi psap 12
 
Sap pp71 sesi 3 perbedaan psap 03, 04, 05, 06, 07
Sap pp71 sesi 3 perbedaan psap 03, 04, 05, 06, 07Sap pp71 sesi 3 perbedaan psap 03, 04, 05, 06, 07
Sap pp71 sesi 3 perbedaan psap 03, 04, 05, 06, 07
 
Sap pp71 sesi 2 perbedaan kk, psap 01, psap 02
Sap pp71 sesi 2 perbedaan kk, psap 01, psap 02Sap pp71 sesi 2 perbedaan kk, psap 01, psap 02
Sap pp71 sesi 2 perbedaan kk, psap 01, psap 02
 
Sap pp71 sesi 1 gambaran umum pp 71
Sap pp71 sesi 1 gambaran umum pp 71Sap pp71 sesi 1 gambaran umum pp 71
Sap pp71 sesi 1 gambaran umum pp 71
 
Program Kegiatan Menurut Permendagri 13 Th 2006
Program Kegiatan Menurut Permendagri 13 Th 2006Program Kegiatan Menurut Permendagri 13 Th 2006
Program Kegiatan Menurut Permendagri 13 Th 2006
 
Kualitas Konsep Prinsip Akuntansi
Kualitas Konsep Prinsip AkuntansiKualitas Konsep Prinsip Akuntansi
Kualitas Konsep Prinsip Akuntansi
 

Recently uploaded

KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAKONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAAchmadHasanHafidzi
 
Ide dan Peluang dalam Kewirausahaan (dimas).pdf
Ide dan Peluang dalam Kewirausahaan (dimas).pdfIde dan Peluang dalam Kewirausahaan (dimas).pdf
Ide dan Peluang dalam Kewirausahaan (dimas).pdfPerkuliahanDaring
 
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxBAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxTheresiaSimamora1
 
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptx
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptxV5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptx
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptxBayuUtaminingtyas
 
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYAKREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYARirilMardiana
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelBab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelAdhiliaMegaC1
 
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IPIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IAccIblock
 
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.pptsantikalakita
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptkonsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptAchmadHasanHafidzi
 
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptPengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptAchmadHasanHafidzi
 
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptKonsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptAchmadHasanHafidzi
 
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptxPPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptximamfadilah24062003
 
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptxfitriamutia
 
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal KerjaPengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerjamonikabudiman19
 

Recently uploaded (16)

KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAKONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
 
Ide dan Peluang dalam Kewirausahaan (dimas).pdf
Ide dan Peluang dalam Kewirausahaan (dimas).pdfIde dan Peluang dalam Kewirausahaan (dimas).pdf
Ide dan Peluang dalam Kewirausahaan (dimas).pdf
 
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxBAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
 
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptx
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptxV5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptx
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptx
 
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYAKREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
 
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelBab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
 
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IPIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
 
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
 
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptkonsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
 
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptPengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
 
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptKonsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
 
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptxPPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
 
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
 
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal KerjaPengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
 

AUDIT TEKNIS

  • 1. Klarifikasi Istilah Teknis Auditing Di lingkungan Pengawasan Pemerintah Banyaknya istilah teknis auditing yang digunakan oleh berbagai pihak yang menyangkut atau berkaitan dengan pengawasan, terkadang sulit untuk dimengerti atau dipahami karena rujukannya yang kurang jelas, dan acapkali istilah yang berbeda digunakan untuk pekerjaan yang sama. Sementara suatu istilah dapat berbeda pengertiannya diantara pemakai atau bahkan diantara pedoman audit yang berlaku. Atas dasar itu Pusat Penelitian dan Pengembangan Pengawasan BPKP, memandang perlu melakukan upaya pengklarikasian berbagai istilah teknis auditing yang selama ini telah banyak digunakan namun tanpa pemahaman yang seragam baik yang sifatnya kontroversial maupun non kontroversial, yaitu : A. ISTILAH KONTROVERSIAL 1. Pengawasan dan Pengendalian Istilah pengawasan dan pengendalian bukan istilah yang dapat saling menggantikan, pengendalian mengandung pengertian yang lebih luas dari pengawasan dari segi resultantenya dan tindakan korektif yang diperlukan. “Pengawasan” adalah segala yang berkaitan dengan proses penilikan, penjagaan serta pengarahan yang dilakukan dengan sungguh-sungguh, agar objek yang diawasi berjalan menurut semestinya. “Pengendalian” adalah suatu rangkaian kegiatan yang mencakup pengawasan atas kemajuan kegiatan serta pemanfaatan hasil pengawasan tersebut untuk melaksanakan tindakan korektif dalam rangka mengarahkan pelaksanaan kegiatan agar sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan 2. Audit dan Pemeriksaan Walaupun istilah pemeriksaan telah digunakan secara tradisional sebagai terjemahan auditing, guna mempertajam kesamaan bahasa hendaknya istilah auditing digunakan sebagai istilah yang baku. Dalam hal ini audit didefinisikan sebagai suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan- pernyataan tentang kegiatan-kegiatan dan kejadian ekonomi untuk menentukan tingkat kesesuaian antara pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan atau kriteria teoritis, serta mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak- pihak yang berkepentingan. 3. Audit Keuangan (Financial Audit) dan Audit Umum (General Audit) Audit umum bukanlah merupakan suatu jenis audit, penggunaan audit umum harus diartikan sebagai istilah yang menggambarkan sifat Financial Audit yaitu yang mencakup sasaran menyeluruh meliputi aktvia, hutang, dan modal. Hal ini sebagai bandingan terhadap istilah Special Audit yang meliputi lingkup yang khusus, misalnya audit atas ketertagihan piutang. Untuk menghindari kerancuan maka istilah audit keuangan hendaknya digantikan dengan audit atas laporan keuangan. Audit atas Laporan Keuangan (Financial Audit) adalah audit yang dilakukan untuk memberikan pernyataan pendapat akuntan/auditor yang independen mengenai kewajaran penyajian laporan keuangan auditan atas penggunaan dana APBN/D (rutin/proyek) ataupun suatu entitas organisasi perusahaan. 1
  • 2. 4. Audit Operasional, Audit Manajemen, Audit atas Program, dan Audit Kinerja Audit kinerja secara substansial tidak berbeda dengan Audit Operasional yang didalamnya mencakup pengertian Audit Manajemen dan Audit atas Program (sifatnya lebih kecil dan khusus lingkupnya), dalam hal ini sama-sama mengandung unsur evaluasi atas efektivitas. Audit kinerja dapat didefinisikan sebagai penilaian terhadap operasi suatu organisasi apakah dapat berjalan dengan efisien ekonomis, dan efektif. 5. Audit Komprehensif Audit komprehensif merupakan istilah yang berkaitan dengan mandat audit yang diperlukan untuk memungkinkan pelaksanaan jenis-jenis audit secara simultan guna mencakup area yang luas dan mencegah pelaksanaan audit yang berulang-ulang atau tumpang tindih atas suatu auditan. Audit komprehensif adalah suatu pendekatan audit dengan menetapkan berbagai tipe audit, seperti audit atas laporan keuangan, audit kinerja, dan atau audit lainnya, atas berbagai aspek yang menjadi lingkup audit dalam suatu penugasan audit. 6. Pemeriksaan Serentak (Pemtak) Pemeriksaan serentak tidak tepat dikatakan sebagai jenis audit melainkan hanya merupakan salah satu istilah teknis yang mencerminkan waktu atau saat auditor melaksanakan audit. Istilah serentak dalam praktek audit dilingkungan pemerintahan mempunyai arti penting karena akan menyajikan informasi yang lebih menyeluruh atas pelaksanaan proyek-proyek pada suatu instansi, atau seluruh proyek-proyek pemerintah. Karenanya istilah pemeriksaan serentak harus diubah menjadi “Audit Proyek Serentak”. Audit Proyek Serentak adalah audit keuangan dan ketaatan terhadap pelaksanaan proyek-proyek pemerintah yang dilakukan secara serentak guna dapat menyajikan informasi atau gambaran secara umum atas pelaksanaan proyek-proyek pemerintah tersebut. 7. Pemeriksaan Kemudian (Post Audit) Pemeriksaan Kemudian (Post Audit) adalah audit yang dilakukan ketika periode akuntansi untuk seluruh kegiatan yang diaudit telah selesai, dengan kata lain telah tersedia assersi manajemen yang akan diverifikasi, atau kejadian/peristiwa/transaksi telah selesai. Audit pada periode berjalan adalah audit yang dilakukan ketika periode akuntansi untuk kegiatan yang di audit sedang dalam proses, atau kejadian/peristiwa/transaksi sedang berlangsung. Audit pendahuluan adalah aktivitas komunikasi terhadap auditan sebelum pekerjaan lapangan dilakukan. Audit atas pengadaan barang dan jasa adalah suatu audit terhadap pengadaan barang dan jasa dalam rangka meneliti kebenaran jumlah, kualitas barang dan jasa serta kewajaran harganya. 8. Audit Khusus (Special Audit) Audit khusus adalah audit yang dilakukan atas lingkup audit yang bersifat khusus. Dengan demikian audit khusus yang bertujuan menilai kasus tidak lancarnya pelaksanaan pembangunan dapat digunakan istilah Audit Khusus atas Ketidak Lancaran Pelaksanaan Pembangunan (KTLPP). Berkaitan audit khusus yang bertujuan untuk mengungkapkan kecurangan digunakan istilah Audit Khusus atas kecurangan. 2
  • 3. Dari uraian tersebut Audit Khusus adalah audit yang dibatasi dengan ruang lingkup yang sempit untuk mendapatkan simpulan audit yang lebih mendalam dan lengkap. 9. Pengawasan Aspek Strategis (Was Astra) Pengawasan Astra merupakan istilah dari audit Operasional atau Audit atas Program dengan lingkup tertentu yang sifatnya strategis atau sebagai hal yang strategis dari kebijaksanaan pemerintah. Karenanya Pengawasan Aspek Strategis akan berkembang terus sesuai dengan arah pengembangan lembaga dan paradigma kerja Auditor Internal Pemerintah. Apabila mengarah pada jasa konsultansi, maka jenis audit operasional, audit atas program, atau evaluasi akan lebih banyak dilakukan, namun bila mengarah pada penugasan audit maka istilah pengawasan aspek strategis lebih tepat diganti dengan audit atas program, dan jika mengarah pada penugasan evaluasi maka digunakan istilah Evaluasi atas Program. 10. Evaluasi Secara historis Evaluasi merupakan bagian dari langkah-langkah audit yang terstandarkan, namun telah berkembang sehingga meliputi kegiatan penilaian dalam arti luas. Evaluasi berbeda dengan audit, karena evaluasi terfokus pada pencapaian hasil atas kerja sedangkan audit di samping menilai kinerja juga menilai kewajaran dan akurasi proses pencapaian kinerja. Evaluasi adalah proses pembandingan antara suatu praktik (pelaksanaan kegiatan) dengan kebijakan yang telah ditetapkan, guna memberikan penilaian terhadap hasil, manfaat dan dampak yang diperoleh dari pelaksanan kegiatan tersebut. 11. Pengawasan Sejak Tahap Perencanaan Pengawasan sejak tahap perncanaan bukan dimaksudkan sebagai jenis audit, istilah ini lebih merupakan “Sistem Pengendalian Manajemen”(pengawasan melekat) yang diterapkan dalam proses perencanaan pembangunan untuk meyakinkan keberadaan ukuran-ukuran pengendalian secara optimal. Istilah Pengawasan Sejak Perencanaan merupakan suatu upaya penerapan prinsip pengendalian manajemen dalam tiap tahap proses perencanaan pembangunan untuk meyakinkan bahwa perencanaan pembangunan terdokumentasi, dapat diverifikasi dan dapat dipertangungjawabkan. 12. Pengawasan Melekat (Waskat) Waskat bukanlah sesuatu yang dapat dipisahkan dari organisasi dan manajemen, dalam hal ini waskat melekat pada sistem yang dikembangkan. Pengawasan atasan langsung merupakan sub sistem pengawasan berupa supervisi dari atasan pada bawahan. Secara lebih luas waskat merupakan internal check antara orang dengan orang, bagian dengan bagian. Dengan demikian waskat hendaknya tidak dipahami sebagai Pengawasan Atasan Langsung. Waskat adalah segala upaya yang melekat dan terjalin (permeated) dalam proses manajemen, sebagai perwujudan kendali. 13. Pengawasan Fungsional (Wasnal) Sering terjadi kontroversi antara Pengawasan Melekat dengan Pengawasan Fungsional. Pengawasan Melekat merupakan suatu sistem pengendalian manajemen, sedangkan Pengawasan Fungsional menunjukan pengawasan yang dilakukan oleh orang atau lembaga yang ditugaskan khusus untuk fungsi pengawasan. 3
  • 4. Pengawasan fungsional terkait dengan instansi yang ikut bertanggungjawab melaksanakan fungsi pengawasan agar kebijakan pembangunan dapat berjalan sebagaimana mestinya, untuk melaksanakannya intansi-instansi tersebut dibagi tugas secara fungsional. Pengawasan fungsional adalah pengawasan yang dilakukan oleh Instansi Pemerintah sebagai satu rangkaian manajemen pemerintahan dengan maksud untuk meyakinkan kebijakan pembangunan dapat berjalan sebagaimana mestinya. 14. Pengawasan Masyarakat (Wasmas) Pengawasan masyarakat adalah merupakan usaha pengikutsertaan masyarakat dalam pengawasan agar kebijakan pembangunan berjalan sebagaimana mestinya, dan mengandung maksud mendorong akuntabilitas publik. Dalam wasmas ini masyarakat dapat menyampaikan informasi tentang kegiatan pembangunan yang dilakukan oleh aparat pemerintah atau pihak lain yang ditunjuk oleh pemerintah, informasi tersebut dapat berupa umpan balik, sasaran dan gagasan, maupun keluhan. B. ISTILAH NON KONTROVERSIAL 1. Tax Auditing Istilah Tax Auditing hendaknya disebut dengan istilah Audit Pajak yang dapat didefinisikan sebagai suatu rangkaian kegiatan untuk mencari, mengumpulkan, dan mengolah data dan atau keterangan lainnya dalam rangka pengawasan kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan 2. Fraud Auditing Istilah Fraud Auditing hendaknya disebut dengan istilah Audit atas Kecurangan, yang dapat didefinisikan sebagai Audit Khusus yang dimaksudkan untuk mendeteksi dan mencegah terjadinya penyimpangan atau keurangan atas transaksi keuangan. Fraud auditing termasuk dalam audit khusus yang berbeda dengan audit umum terutama dalam hal tujuan yaitu fraud auditing mempunyai tujuan yang lebih sempit (khusus) dan cenderung untuk mengungkap suatu kecurangan yang diduga terjadi dalam pengelolaan asset / aktiva. 3. Social Audit Social audit atau audit sosial adalah audit yang menyangkut pemantauan, penilaian dan pengukuran prestasi perusahaan dan keterlibatannya dengan masalah-masalah sosial. Audit sosial dapat dilakukan terhadap masalah lingkungan hidup, produksi, keselamatan kerja, pemberian lowongan kerja, penggajian, pensiun dan jaminan hari tua dan lain-lainnya yang berhubungan dengan kepentingan sosial. 4. Quality Audit Quality audit atau audit mutu dapat didefinisikan sebagai suatu pemeriksaan yang sistematik dan independen untuk menentukan apakah kualitas aktivitas dan pencapaian hasil sesuai dengan rencana yang sudah dirancang, dan apakah rancangan tersebut dapat diimplementasikan secara efektif dalam pencapaian tujuan. 4
  • 5. Dengan demikian quality audit merupakan suatu alat manajemen yang digunakan untuk mengevaluasi, mengkonfirmasi, atau memverifikasi aktivitas yang berhubungan dengan kualitas. 5. Single Audit Single audit bukanlah jenis audit, tetapi merupakan pendekatan yang digunakan untuk melaksanakan audit secara efisien. Single audit dapat disebut sebagai audit tunggal dengan maksud untuk meniadakan duplikasi (tumpang tindih) audit dalam waktu bersamaan untuk berbagai kepentingan. 6. Risk Based Auditing Risk based auditing atau audit berpeduli resiko adalah suatu audit yang dimulai dengan proses penilaian resiko audit, sehinga dalm perencanaan, peaksanaan, dan pelaporan auditnya lebih difokuskan pada area-area penting yang beresiko dari penyimpangan, kecurangan. Dengan demikian audit berbasis resiko bukanlah merupakan suatu jenis audit, tetapi lebih merupakan suatu pendekatan dalam melaksanakan suatu audit. 7. Legal Auditing Legal audit atau audit ketaatan adalah suatu proses yang sistematis untuk menentukan apakah kegiatan suatu entitas itu sesuai atau tidak dengan standar atau kebijakan yang dikeluarkan oleh manajemen atau hukum dan peraturan pemerintah yang berlaku. 8. Due Deligent Audit Due deligence audit didefinisikan sebagai suatu audit yang mendalam dan menyeluruh dari segala aspek yang diarahkan untuk suatu tujuan tertentu, agar dapat melindungi kepentingan klien (umumnya dikalangan perbankan). Dalam hal ini bank memberikan hak kepada pemeriksa untuk meminta konfirmasi kepada manajemen mengenai kebenaran laporan keuangan biasanya pemeriksaan yang dilakukan secara langsung terhadap bank. 9. Audit Lingkungan Audit lingkungan adalah proses verifikasi sistematis dan terdokumentasi terhadap perolehan dan evaluasi bukti audit yang dilakukan secara objektif untuk menentukan bahwa suatu aktivitas lingkungan, kejadian, kondisi, sistem manajemen, atau informasi tertentu tentang masalah lingkungan sesuai dengan c kriteria audit, dan melaporkan hasil dari proses ini kepada klien. 10. Katalisator Katalisator dalam internal auditing merupakan suatu fungsi auditor internal untuk membantu anggota organisasi secara langsung dalam mempercepat suatu penyelesaian masalah dan pencapaian tujuan sesuai dengan ruang lingkup kewenangannya. 11. Objek Pemeriksaan (obrik) Istilah obrik tidak hanya dimaksudkan sebagai entitas ekonomi atau instansi yang diaudit tetapi dapat berupa aktivitas, program, fungsi, atau operasi suatu entitas yang dinilai mempunyai masalah audit yang potensial. 5
  • 6. 12. Electronic Data Processing (EDP) Audit EDP audit adalah suatu proses pengumpulan dan evaluasi bukti untuk menetapkan apakah sistem (pembukuan) komputer dapat mengamankan harta, menjaga integritas data, tujuan organisasi dapat tercapai dengan efektif dengan penggunaan sumber-sumber daya secara efisien. 13. Audit Eksternal dan Audit Internal Audit eksternal adalah suatu proses pemeriksaan yang sistematik dan objektif yang dilakukan oleh auditor eksternal (independent) terhadap laporan keuangan suatu perusahaan atau unit organisasi lain dengan tujuan untuk memberikan pendapat mengenai kewajaran keadaan keuangan dan hasil usaha perusahaan/unit organisasi tersebut. Audit internal merupakan pengawasan manajerial yang fungsinya mengukur dan mengevaluasi sistem pengendalian dengan tujuan membantu semua anggota manajemen dalam mengelola secara efektif pertanggungjawabannya dengan cara menyediakan analisis, penilaian, rekomendasi dan komentar-komentar yang berhubungan dengan kegiatan-kegiatan yang ditelaah. 14. Audit Pemerintah Audit pemerintah adalah pengawasan terhadap penyelenggaraan dan pengelolaan pemerintahan, dengan Presiden selaku top eksekutif yang menjalankan pemerintahannya sesuai amanat stakeholders. Audit ini bertujuan untuk mewujudkan clean government dan good governance. 15. Audit Independent Audit independen adalah pengawasan yang dilakukan dengan sikap mental yang tidak memihak, kecuali kepada fakta yang didapat dalam proses pelaksanaan audit. 6