1. Pada akhir pemeriksaan, dalam suatu
pemeriksaan umum ( general audit),KAP
akan memberikan suatu laporan akuntan
yang terdiri dari :
2. A. Lembaran opini, yang merupakan
tanggung jawab akuntan publik,
dimana akuntan
publik memberikan
pendapatnya terhadap kewajaran
laporan keuangan yang disusun oleh
manajemen dan merupakan tanggung
jawab manajemen.
3. B. Laporan keuangan yang terdiri dari :
Neraca
Laporan laba rugi
Laporan perubahan laba ( rugi) ditahan, Yng bisa juga
digabung dengan laporan rugi laba.
Laporan arus kas
Catatan atas laporan keuangan yang antara lain berisi :
bagian umum ( menjelaskan latar belakang perusahaan ),
kebijakan akuntansi dan penjelasan atas pos-pos neraca
dan rugi laba.
Informasi tambahan berupa lampiran mengenai perincian
pos-pos yang penting seperti perincian piutang,aktiva
tetap,hutang,biaya umum,dan administrasi serta biaya
penjualan.
4. Tanggal laporan akuntan harus sama dengan
tanggal selesainya pekerjaan lapangan dan tanggal surat
pernyataan langganan, karena menunjukkan sampai
tanggal berapa akuntan bertanggung
jawab untuk
menjelaskan hal-hal penting yang terjadi. Jika sesudah
tanggal selesainya pekerjaan lapangan ( audit field
work), terjadi peristiwa penting yang jumlahnya
meterial dan mempunyai pengaruh terhadap laporan
keuangan yang diperiksa, dan saat itu laporan audit
belum dikeluarkan, auditor harus menjelaskan kejadiaan
penting tersebut dalam catatan atas laporan keuangan
dan lembaran opini.
5. Dalam hal ini tanggal laporan akuntan
mempunyai dua tanggal (disebut dual dating), yang
pertama tanggal selesainya pemeriksaan lapangan, yang
kedua tanggal terjadinya peristiwa penting tersebut.
3.1 Jenis-Jenis Pendapat Akuntan
Menurut standar profesional akuntan publik
(PSA 29), ada lima jenis pendapat akuntan,yaitu :
1. Pendapat wajar tanpa pengecualiaan ( Unqualified
opinion)
2. Pendapat wajar tanpa pengecualiaan dengan bahasa
penjelasan yang ditambahkan dalam laporan audit standar
( Unqualified opinion with explanatory language)
3. Ppendapat wajar dengan pengecualiaan ( Qualified
opinion)
4. Pendapat tidak wajar ( Adverse opinion )
5. Pernyataan tidak memberikan pendapat ( Disclaimer of
opinion )
6. 3.1.1. Pendapat Wajar Tanpa Pengecualiaan
Jika auditor telah melaksanakan pemeriksaan sesuai
dengan standar yang ditentukan oleh Ikatan Akuntansi
Indonesia, yaitu standar profesional
akuntan publik, dan
telah mengumpulkan bahan-bahan pembuktian ( audit
evidence ) yang cukup untuk mendukung opininya, serta
tidak menemukan adanya kesalahan material atau
penyimpangan dari prinsip akuntansi yang berlaku
umum, maka auditor dapat memberikan pendapat wajar
tanpa pengecualiaan.
Dengan pendapat wajar tanpa pengecualiaan,
auditor menyatakan bahwa laporan keuangan
menyajikan secara wajar, dalam semua hal material,
posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas seuah usaha
tertentu sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku
umum.
7. 3.1.2. Pendapat wajar tanpa pengecualiaan dengan
bahasa penjelasan yang ditambahkan dalam
laporan audit bentuk baku
Pendapat ini diberikan jika
terdapat keadaan tertentu yang
mengharuskan auditor menambah kan paragraf penjelasan
( atau bahasa penjelasan lain) dalam laporan audit,
meskipun tidak mempengaruhi pendapat wajar tanpa
pengecualian yang dinyatakan oleh auditor.
Keadaan tersebut meliputi :
a. Pendapat auditor sebagian didasarkan atas laporan
auditor Independen lain
b. Untuk mencegah agar laporan keuangan tidak
menyesatkan karena keadaan-keadaan yang luar biasa,
laporan keuangan disajikan menyimpang dari suatu
prinsip akuntansi yang dikeluarkan oleh ikatan akuntan
indonesia.
8. c. Laporan keuangan dipengaruhi oleh ketidakpastiaan peristiwa
melalui masa akan datang, yang hasilnya belum dapat diperkirakan
pada tanggal laporan audit.
d. Terdapat keraguan yang besar tentang kemampuan satuan usaha
dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya.
e. Diantaradua periode akuntansi
terdapat suatu perubahan material
dalam penggunaan prinsip akuntan atau dalam metode penerapannya.
f. Keadaan tertentu yang berhubungan dengan laporan audit atas
laporan keuangan komparatif.
g. Data keuangan kuertalan tertentu yang diharuskan oleh Badan
Pengawas Pasar Modal ( Bapepam) namun tidak disajikan atau tidak
ditelaah.
h. Informasi tambahan yang diharuskan oleh Iktan Akuntan Indonesia
– Komite Prinsip Akuntan Indonesia yang dihilangkan, yang
penyajiannya menyimpang jauh dari pedoman yang dikeluarkan oleh
Komite, dan auditor tidak dapat mnghilangkan keraguan yang besar
apakah informasi tambahan tersebut sesuai dengan pedoman yang
dikeluarkan oleh Komite.
i. Informasi lain dalam suatu dokumen yang berisi laporan keuangan
auditan secara material tidak konsisten dengan informasi yang
disajikan dalam laporan keuangan.
9. 3.1.3. Pendapat Wajar Dengan Pengecualian
Kondisi tertentu mungkin memerlukan pendapat wajar tentang
pengecualian. Pendapat wajar dengan pengecualian
menyatakan bahwa laporan keuangan menyajikan secara wajar,
dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha,
dan arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku
umum, kecuali untuk dampak hal yang berkaitan dengan yang
dikecualikan. Pendapat ini dinyatakan bagaimana:
a. Tidak adanya bukti kompeten yang cukup atau adanya
pembatasan terhadap lingkup audit yang mengakibatkan
auditor berkesimpulan bahwa ia tidak dapat menyatakan
pendapat wajar tanpa pengecualian dan ia berkesimpulan tidak
menyatakan tidak memberikan pendapat.
b. Auditor yakin atas dasra auditnya bahwa laporan keuangan
berisi penyimpangan dari prinsip akuntansi yang berlaku
umum yang berdampak material dan ia berkesimpulan untuk
10. 3.1.4. Pendapat Tidak Wajar
Suatu pendapat tidak wajar menyatakan bahwa laporan
keuangan tidak menyajikan secara wajar posisi keuangan,
hasil usaha, dan arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi
yang berlaku umum. Pendapat ini dinyatakan bila ,
menurut perkembangan auditor, laporan keuiangan
secara keseluruhan tidak disajikan secara wajar sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
Bila auditor menyatakan pendapat tidak wajar, ia harus
menjelaskan dalam paragraf terpisah sebelum paragraf
pedapat dalam laporan nya (a) semua alasan yang
mendukung pendapat tidak wajar, dan (b) dampak
utama dalam hal yang menyebabkan pemberian
pendapat mungkinkan. Jika dampak tersebut tidak dapat
ditentukan secara beralasan, laporan audit harus
11. 3.1.5. Pernyataan Tidak Memberikan
Pendapat
Dalam pernyataan tidak memberikan
pendapat, auditor tidak menyatakan
pendapat atas laporan keuangan. Pernyataan
tidak memberikan pendapat ini cocok
diberikan jika auditor, karena adanya yang
pembatasan terhadap lingkup auditnya,
tidak dapat melaksanakan audit yang cukuo
untuk memungkinkannya memberikan
pendapat atas laporan keuangan. Pernyataan
tidak memberikan pendapat tidak boleh
dinyatakan oleh auditor jika ia yakin,
berdasarkan auditnya, terdapat
12. Jika pernyataan tidak memberikan pendapat
disebabkan pembatasan lingkup audit, auditor harus
menunjukkan dalam paragraf terpisah alasan mengapa
auditnya tidak berdasarkan standar auditing yang
ditetapkan Ikatan Akuntansi Indonesia. Ia harus
menyatakan bahwa lingkup auditnya tidak memadai
untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan.
Auditor tidak perlu harus menunjukkan prosedur yang
dilaksanakan dan tidak harus menjelaskan karakteristik
auditnya dalam suatu paragraf ( yaitu, paragraf lingkup
audit dalam laopran audit bentuk baku). Jika auditor
menjelaskan bahwa auditnya dilaksanankan
berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Ikatan
Akuntansi Indonesia, tindakan ini dapat mengakibatkan
kaburnya pernyataan tidak memberikan pendapat.
Sebagai tambahan, ia harus menjelaskan keberatan lain
yanberkaitan dengan kewajaran penyajian laporan
keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku
umum.
13. 3.2 JENIS_JENIS LAPORAN AKUNTAN
Dibagian ini akan dijelaskan dan diberikan
contoh mengenai laporan audit bentuk baku dan
laporan audit atas laporn keuangan komparatif.
Selain itu diberikan beberapa contoh laporan
untuk beberapa jenis opini auditor seperti yang
dijelaskan sebelumnya.
14. 3.2.1. Laporan Audit Bentuk Baku
Unsur pokok laporan audit bentuk baku adalah sebagai
berikut :
a. Suatu judul yang berbunyi “ Laporan Auditor
Independen”
b. Pihak yang dituju oleh auditor bagi laporan auditnya.
c. Suatu pernyataan bahwa laporan keuangan yang
disebut dalam laporan audit telah diaudit oleh
auditor.
d. Suatu pernyataan bahwa laporan keuangan adalah
tanggung jawab manajemen perusahaan sedangkan
tanggung jawab auditor adalah pada pernyataan
pendapat atas laporan keuangan berdasarkan atas
auditnya.
e. Suatu pernyataan bahwa audit dilaksanakan
berdasarkan standar auditing yang ditetapkan oleh
Ikatan Akuntansi Indonesia.
15. f. Suatu pernyataan bahwa standar auditing tersebut
mengharuskan auditor untuk merencanakan dan
melaksanakan auditnya agar memperoleh keyakinan
yang memadai (reosenable assurance) bahwa laporan
keuangan bebas dari salah saji yang material (material
misstatement).
g. Suatu pernyataan bahwa audit meliputii :
(1) Pemeriksaan (examination) atas dasar pengujian,
bukti-bukti yang mendukung jumlah-jumlah dan
pengungkapan dalam laporan keuangan.
(2) Penentuan kelayakan standar akuntansi yang
digunakan dan estimasi-estimasi signifikan yang dibuat
oleh manajemen.
(3) Penilaian penyajian laporan keuangan secara
keseluruhan.
h. Suatu pernyataan bahwa auditor yakin bahwa audit
yang dilaksanakan memberikan dasar yang memadai
untuk memberikan pendapat.
16. i. Suatu pendapat mengenai apakah laporan keuangan
menyajikan wajar, dalam semua hal yang material, posisi
keuangan perusahaan pada tanggal neraca dan hasil usaha
dan arus kas untuk periode
yang berakhir pada tanggal
tersebut sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku
umum.
j. Tanda tangan audior yang ditulis tangan, nama dan
nomor register negara auditor.
k. Tanggal laporan audit
17. 3.2.3. Laporan Auditor Independen Tentang Dampak
Memburuknya Kondisi Ekonomi Indonesia Terhadap
Kelangsungan Hidup Entitas
Komite Standar ProfesionalAkuntan Publik, dibulan maret
1998 telah mengeluarkan Interpretasi Pernyataan Standar
Auditing (IPSA) No. 30.01 yang berjudul “Laporan Auditor
Independen Tentang Dampak Memburuknya Kondisi
Ekonomi Indonesia Terhadap Kelangsungan Hidup Entitas”
yang berlaku efektif untuk laporan audit yang diterbitkan
setelah tanggal 2 maret 1998.
Memburuknya kondisi ekonomi Indonesia dan wilayah
regional Asia Pacifik pada umumnya, yang terjadi sejak
pertengahan tahun 1997 sebagai akibat terjadinya depresiasi
mata uang di negara-negara tersebut, berdampak signifikan
terhadap pelaporan keuangan perusahaan di Indonesia pada
umumnya untuk tahun buku 1997. Dampak tersebut perlu
dipertimbangkan oleh auditor dalam penyusunan laporan
auditnya,sehingga pengguna laporan audit dapat mengetahui
dampak tersebut terhadap laporan keuangan dan
kelangsungan hidup perusahaan.
18. Dalam hali ini auditor perlu mempertimbangkan tiga hal :
1. Kewajiban berikan saran
untuk memberikan saran bagi
kliennya dalam mengungkapkan dampak kondisi ekonomi
tersebut ((jika ada) terhadap kemampuan entitas didalam
mempertahankan kelangsungan hidupnya.
2. Pengungkapan peristiwa kemudian yang mungkin
timbul sebagai akibat dari kondisi ekonomi tersebut.
3. Modifikasi laporan audit bentuk baku jika
memburuknya kondisi ekonomi tersebut berdampak
terhadap kemampuan entitas untuk mempertahankan
kelangsungan hidupnya.
19. Informasi yang perlu diungkapkan oleh manajemen terdiri dari
empat komponen berikut ini :
1. Gambaran umum memburuknya kondisi berikan ekonomi
Indonesia dan wilayah regional
Asia Pacifik pada umumnya.
2. Uarian tentang tindakan manajemen memberikan respon atas
memburuknya kondisi ekonomi tersebut.
3. Uraian tentang rencana manajemen yang belum
diimpelementasikan.
4. Penyataan manajemen bahwa penyelesaian memburuknya
kondisi ekonomi tersebut tergantung atas kebijakan ekonomi
dan moneter yang akan diambil oleh pemerintahan Indonesia
yang berada di luar kendali perusahaan.
Berikut ini diberikan mengenai penjelasan atas dampak
memburuknya kondisi ekonomi Indonesia terhadap
kelangsungan hidup perusahaan, baik dicatatan atas laporan
keuangan maupun di lembar opini.