SlideShare a Scribd company logo
1 of 59
Kelompok 2
Archietta Niigata Putri (1106012842)
Corry Oktaviani S (1106007842)
Immunoglobulin dan
Antibodi
• Sejarah Immunoglobulin
• Definisi Antibodi
• Tipe Antibodi
• Struktur Immunoglobulin
• Variasi Immunoglobulin
• Pembagian Immunoglobulin
• Fungsi dan Mekanisme Kerja Antibodi
• Antibodi Monoklonal
Outline
Sejarah Immunoglobulin
Elvin Abraham Kabat (1914–2000)
Memisahkan immunoglobulin dengan elektroforesis dan
mendemonstrasikan bahwa globulin γ dapat dibedakan sebagai
7S atau 19S.
Robin Coombs (1921– )
Mendeteksi immunoglobulin pada permukaan sel darah merah.
Uji yang dilakukan kemudian berkembang menjadi autoimmune
hemolytic anemia.
(Cruse & Lewis 2001: 13—22)
Henry George Kunkel (1916–1983)
Memperlihatkan karakteristik protein myeloma sebagai
immunoglobulin dan faktor rheumatoid sebagai autoantibodi.
Kunkel juga menemukan IgA dan idiotypy serta berkontribusi
dalam menentukan struktur dan genetik dari immunogloulin.
Astrid Elsa Fagraeus-Wallbom (1913– )
Menemukan bahwa immunoglobulin dibentuk di plasma sel
(Cruse & Lewis 2001: 13—22)
Gerald Maurice Edelman (1929– )
Mendemonstrasikan bahwa immunoglobulin terdiri atas
rantai polipeptida yang ringan dan berat.
Susumu Tonegawa (1939– )
Meneliti gen immunoglobulin dan diversitas antibodi.
Tonegawa juga berkontribusi dalam penemuan gen
immunoglobulin daerah C, V, J, dan D serta susunannya.
Cruse & Lewis 2001: 13--22
Teori pembentukan antibodi
Teori Instructive
teori direct
template
teori indirect
template
Teori Selektif
(Teori seleksi clonal )
Teori germ
line
Teori mutasi
somatik
Teori ini menyatakan bahwa suatu sel yang
imunokompeten dapat menghasilkan antibodi yang
spesifik.
Antigen yang bertemu dengan sel imunokompeten dapat
memicu sel tersebut untuk menghasilkan antibodi yang
sesuai dengan antigen.
Antigen yang memasuki sel imunokompeten bertindak
sebagai template atau cetakan terhadap molekul antibodi
yang akan disintesis.
Antigen tersebut atau bagian dari antigen akan diingat oleh
sel, sehingga memudahkan pembentukan antibodi di
kemudian hari.
Antigen yang masuk kedalam sel yang memproduksi antibodi,
mengiduksi pembentukan genocopy yang akan ditransmisikan
ke sel progeni.
Respon terhadap antigen pada sel progeni dilakukan dengan
pembacaan pesan genetik dari DNA.
Teori seleksi clonal menyebutkan bahwa selama
perkembangan janin, setiap individu sudah
membentuk banyak sel imunokompeten yang dapat
bereaksi dengan antigen yang berbeda.
Antigen memasuki tubuh, lalu berikatan dengan sel
imunokompeten yang memiliki situs reaktif yang
sesuai dan melekat pada situs tersebut.
Hal tersebut menyebabkan proliferasi sel dan
menghasilkan klon sel memori dan sel plasma.
Teori germ line
• Semua gen yang ada pada sel b menentukan berbagai
kelas dan subkelas dari imunoglobulin.
• Semua gen yang ada berkemampuan untuk
membentuk antibodi terhadap berbagai antigen.
Teori mutasi somatik
• Mutasi gen somatik bertanggung jawab untuk
memproduksi imunoglobulin.
• Mutasi gen somatik menjelaskan kemampuan individu
untuk membentuk antibodi terhadap berbagai antigen
Bereaksi secara spesifik dengan suatu antigen secara in vivo dan in vitro
Molekul berbentuk “Y” yang dihasilkan oleh sel B plasma
Substansi yang terbentuk sebagai respon terhadap antigen
Molekul protein yang berikatan dengan antigen yang cocok atau diketahui
Dirancang untuk membasmi materi asing yang masuk ke dalamtubuh
Terdapat pada serum globulin gamma
Terdiri dari 5 kelas major yang ditandai dengan huruf G, A, M, D dan E di
belakang singkatan kata Ig atau y
Cell-free antibody
• Mengalir dalam darah dan cairan
tubuh
• Terdiri dari 3 isotype yaitu IgA, IgG
dan IgM,
• Substansi ketiga diperlukan agar
antibodi ini dapat bekerja
Cell-bound antibody
• Menjadi bagian tak terpisahkan
dari sel B yang memproduksinya
• Terdapat pada permukaan
membran sel B (IgD dan IgE) dan
disebut juga B cell receptor (BCR)
• Mengaktivasi sel B lainnya beserta
difrensiasinya menjadi “pabrik
antibodi” (sel B plasma dan
memori)
Ikatan BCR menyirkulasi
antigen, mengaktivasi
sel B dan membentuk
plasma sel atau sel
memori.
• Terdapat berbagai sel B
dengan situs pengenalan
pada reseptor antibodi
yang berbeda
• Antigen terikat dengan BCR
pada sel B dengan reseptor
yang sesuai, lalu
mengaktivasinya menjadi
sel plasma
• Sel B kemudian mulai
membelah (ekspansi
klonal) membentuk sel
plasma atau sel B memori
• Sel plasma akan
mensekresi antibodi yang
merespon terhadap
antigen
Aktivasi Sel B dan
Ekspansi Klonal
• Sel B memori bertahan selama
bertahun-tahun dan berperan
penting dalam imunitas jangka
panjang
• Hal tersebut membuat sistem
imun mengingat suatu antigen
dan bereaksi lebih cepat ketika
terpapar antigen yang sama
Aktivasi Sel B dan
Ekspansi Klonal
• Berbentuk seperti huruf “Y”
• Terbentuk dari 4 rantai polipeptida, yaitu:
 Dua heavy chain yang identik (berat molekul 50 kD)
 Dua light chain yang identik (berat molekul 23 kD)
 Dihubungkan oleh ikatan disulfida (-S-S-)
Macam-macam Bentuk Heavy Chain
Berdasarkan fungsinya, terdapat
dua daerah pada immunoglobulin,
yaitu:
• Fab (fragment, antigen binding)
region : dua fragmen yang
mempertahankan kemampuan
untuk berikatan dengan antigen
(bagian yang mengikat antigen).
• Fc (fragment, crystallizable)
region: bagian yang porter yang
berasal dari digesti papain, yang
mengkristal saat suhu dingin.
• Hypervariable (CDR) regions :
daerah protein yang berperan
sebagai komplemen dari antigen
Fragmentasi Immunoglobulin
Reseptor Fc
• Transpor Antigen Binding Site melewati membran
 Sekresi IgA melewati epitel ke lumen
 Transpor Abs dari ibu melewati plasenta
• Berbagai macam tipe sel menggunakan FcR
 Contoh: Sel mast, makrofag, neutrofil, sel B, sel T, dan NK
• Opsonisasi
• Transpor IgA melewati epitel
• Transpor IgG dari ibu ke janin
Roitt & Delves 2001: 50
• Tiap heavy chain dan light chain memiliki daerah konstan (CH, CL) dan
daerah variabel (VH, VL)
• Daerah konstan: daerah rantai yang besar di bagian ujung terminal
karboksil yang memiliki urutan asam amino yang hampir sama di
setiap variasi jenis immunoglobulin.
• Daerah variabel: daerah rantai pada ujung rantai yang berlawanan,
tepatnya yaitu rantai terminal akhir. Daerah tersebut memiliki
variabilitas urutan asam amino yang sangat besar.
Hinge Region
• Kaya akan residu prolin
• Ditemukan di IgG, IgA dan IgD
• Residu prolin merupakan target digesti proteolitik (papain dan
pepsin)
• Kaya akan residu sistein
• fleksibel
Penentuan Variasi Immunoglobulin
• Isotypes
Variasi immunoglobulin
yang terdapat pada semua
spesies
• Allotypes
Variasi immunoglobulin
yang terjadi karena
perbedaan genetik
intraspesies
• Idiotypes
Variasi immunoglobulin
yang terjadi karena
heterogenitas struktural
yang terjadi pada daerah
variabel (V)
Penentuan Variasi Immunoglobulin
Roitt & Delves 2001: 42
Isotypes
• Mamalia memiliki 5 isotypes immunoglobulin yang berbeda baik fungsi
maupun lokasi
• 5 kelas immunoglobulin tersebut diklasifikasikan berdasarkan C-domain
pada heavy chain
Macam-macam bentuk Immunoglobulin
Pembagian Immunoglobulin
Immunoglobulin
Immunoglo
bulin G
Immunoglo
bulin A
Immunoglo
bulin M
Immunoglo
bulin E
Immunoglo
bulin D
Roitt & Delves 2001: 49
Roitt & Delves 2001: 49
Struktur
• 2 L-chain + 2 H-chain  Ikatan disulfida (H2L2)
• 4 subkelas (IgG1, IgG2, IgG3, IgG4)
Fungsi
• Dominan pada respon imun sekunder
• Mampu melewati plasenta
• Mampu mengaktifkan komplemen
• Mampu melakukan opsonisasi atau fagositosis
• IgG: antibodi utama dalam darah,
merupakan struktur monomer.
Struktur
• Struktur mirip IgG + 1 molekul di J chain + komponen sekretori.
 IgA berbentuk monomer dalam serum
Fungsi
• Imunoglobin utama dalam sistem sekretoris eksternal seperti kolostrum, saliva,
pernapasan, pencernaan.
• Mencegah keberadaan mikroba di membran mukus
• Tidak dapat membentuk komplemen dan tidak melewati plasenta
Struktur
• Imunoglobulin paling besar
• Serum  molekul pentamer (Unit 5-H2L2 + 1
molekul J chain
Permukaan sel  monomer
Fungsi
• Imunoglobulin pertama yang mencapai situs
infeksi
• Penting dalam pertahanan melawan bakteri dan
virus
Struktur
Protein monomer
Fungsi
• Memediasi proses hypersensitivity atau
reaksi alergi
• Host utama dalam melawan infeksi
parasit khususnya Helminths (infeksi
cacing)
• Tidak melewati plasenta dan tidak
membentuk komplemen
• IgE: menstimulasi alergi, merupakan
struktur monomer.
Mekanisme Pengikatan Alergen oleh IgE
Struktur
Protein monomer
Fungsi
• Belum diketahui secara pasti
• Berperan sebagai reseptor antigen di permukaan
sel B
• Jumlah sedikit di serum
• IgD: terdapat di permukaan sel B, dapat
mengaktivasi sel, merupakan struktur
monomer.
Sintesis dan Transport secretory IgA
Allotypes
Allotypic determinant dikode oleh satu alel dari sebuah gen antibodi
yang diturunkan dan terdapat pada antibodi beberapa individu dari
suatu spesies
 Antibodi tersebut disebut dengan allotypes
Alel alternatif mengkode allotypic markers yang spesifik terhadap
antigen
 Gen yang mengkode allotypic determinants tersebut diwariskan
sesuai dengan teori Mendel dan menggambarkan keragaman genetik
di dalam suatu spesies atau polimorfisme
Idiotypes
Ditemukan di daerah V dekat dengan Antigen Binding Sites suatu molekul
antibodi
• Determinan tersebut membedakan antibodi menjadi idiotypes
• Idiotypes Setiap orang memiliki antibodi yang berbeda-beda
• Determinan tersebut bersifat spesifik pada setiap individu
• Determinan allotype menggambarkan struktur dari anrtibodi-combining sites
dan pada umumnya bergantung pada susunan rantai berat dan rantai
ringannya
Fungsi Antibodi: Humoral Immune System
• Terdapat 3 cara yang dilakukan antibodi untuk menghadapi antigen:
Neutralization:
Virus dan bakteri intraseluler membutuhkan sel
host untuk bereplikasi. Antibodi mencegah virus
dan bakteri masuk ke dalam sel dengan cara
mengikat antigen sehingga antigen sulit
melewati membran sel. Antibodi tidak dapat
menyerang patogen yang bersembunyi di antara
sel.
Opsonization:
Setelah berikatan dengan antigen,
Antibodi menandai antigen
tersebut untuk dihancurkan atau
dieliminasi oleh sel imun lain,
seperti Natural Killer atau
makrofag.
Activation of Complement:
Sama dengan opsonisasi, antibodi akan
menandai antigen untuk dieliminasi. Tetapi,
eliminasi sebenarnya diinisiasi oleh protein
cascade yang membentuk lubang pada
membran sel antigen sehingga sel tersebut
menjadi lisis.
Antibodi monoklonal
Antibodi monoklonal adalah antibodi yang diperoleh dari
suatu sumber tunggal atau sel klona yang hanya mengenal
satu jenis antigen.
Pembentukan antibodi monoklonal dilakukan dengan
menggunakan kelinci atau tikus.
Kegunaan dan Aplikasi
Antibodi Monoklonal
• mendeteksi kandungan hormon korionik
gonadotropin ( HCG ) dalam urin wanita hamil.
• mencegah penolakan jaringan terhadap sel hasil
transplantasi jaringan lain.
• mengikat racun dan menonaktifkannya, contohnya
racun tetanus dan kelebihan obat digoxin.
Penggunaan Antibodi Monoklonal
di Bidang Medis
Daftar Pustaka
Cruse, J. M. & R. E. Lewis. 2001. Atlas of immunology, 2nd ed. CRC Press, New
York: xvi + 835 hlm.
Roitt, I. M. & P. J. Delves. 2001. Roitt’s essential of immunology, 10th ed.
Blackwell Science Ltd., Victoria: xi + 481 hlm.
IMUNOANTIBODI

More Related Content

What's hot

Imunologi sistem imun adaptive
Imunologi sistem imun adaptiveImunologi sistem imun adaptive
Imunologi sistem imun adaptiveSiti Avirda
 
Sistem imun spesifik
Sistem imun spesifikSistem imun spesifik
Sistem imun spesifikPramitha Ayu
 
PPT SIstem Imunitas / Sistem Kekebalan Tubuh
PPT SIstem Imunitas / Sistem Kekebalan TubuhPPT SIstem Imunitas / Sistem Kekebalan Tubuh
PPT SIstem Imunitas / Sistem Kekebalan TubuhNida Chofiya
 
perbedaan gram positif dan gram negatif
perbedaan gram positif dan gram negatifperbedaan gram positif dan gram negatif
perbedaan gram positif dan gram negatifTitis Sari
 
Teknik pembuatan preparat histologi dengan pewarnaan hematoksilin eosin
Teknik pembuatan preparat histologi dengan pewarnaan hematoksilin eosinTeknik pembuatan preparat histologi dengan pewarnaan hematoksilin eosin
Teknik pembuatan preparat histologi dengan pewarnaan hematoksilin eosinariindrawati2
 
Kumpulan pertanyaan dan jawaban biokimia
Kumpulan pertanyaan dan jawaban biokimiaKumpulan pertanyaan dan jawaban biokimia
Kumpulan pertanyaan dan jawaban biokimiaarifah fadlilah
 
Bakteri GRAM negatif dan bakteri gram positif
Bakteri GRAM negatif dan bakteri gram positifBakteri GRAM negatif dan bakteri gram positif
Bakteri GRAM negatif dan bakteri gram positiflissura chatami
 
Klasifikasi Enzim Berdasarkan Fungsinya
Klasifikasi Enzim Berdasarkan FungsinyaKlasifikasi Enzim Berdasarkan Fungsinya
Klasifikasi Enzim Berdasarkan FungsinyaAbulkhair Abdullah
 
Elektroforesis bahan presentasi
Elektroforesis bahan presentasiElektroforesis bahan presentasi
Elektroforesis bahan presentasiAdjie Affan
 
Reaksi imun terhadap infeksi bakteri dan parasit
Reaksi imun terhadap infeksi bakteri dan parasitReaksi imun terhadap infeksi bakteri dan parasit
Reaksi imun terhadap infeksi bakteri dan parasitSurya Seftiawan Pratama
 
Cawan petri, jarum ose, spkulum
Cawan petri, jarum ose, spkulum Cawan petri, jarum ose, spkulum
Cawan petri, jarum ose, spkulum Okta Yosiana Dewi
 
Mikrobiologi - Pewarnaan spora
Mikrobiologi - Pewarnaan spora Mikrobiologi - Pewarnaan spora
Mikrobiologi - Pewarnaan spora Dhanti Utari
 
Autoimunitas power point
Autoimunitas power pointAutoimunitas power point
Autoimunitas power pointtristyanto
 
Pemeriksaan HBsAg, Anti-HBs, dan Anti-HCV Metode Imunokromatografi
Pemeriksaan HBsAg, Anti-HBs, dan Anti-HCV Metode ImunokromatografiPemeriksaan HBsAg, Anti-HBs, dan Anti-HCV Metode Imunokromatografi
Pemeriksaan HBsAg, Anti-HBs, dan Anti-HCV Metode ImunokromatografiPatriciaGitaNaully
 
Perkembangbiakan & Pertumbuhan Mikroba
Perkembangbiakan & Pertumbuhan MikrobaPerkembangbiakan & Pertumbuhan Mikroba
Perkembangbiakan & Pertumbuhan MikrobaAtik Yuli
 

What's hot (20)

Imunologi sistem imun adaptive
Imunologi sistem imun adaptiveImunologi sistem imun adaptive
Imunologi sistem imun adaptive
 
FLORA NORMAL
FLORA NORMALFLORA NORMAL
FLORA NORMAL
 
Sistem imun spesifik
Sistem imun spesifikSistem imun spesifik
Sistem imun spesifik
 
PPT SIstem Imunitas / Sistem Kekebalan Tubuh
PPT SIstem Imunitas / Sistem Kekebalan TubuhPPT SIstem Imunitas / Sistem Kekebalan Tubuh
PPT SIstem Imunitas / Sistem Kekebalan Tubuh
 
perbedaan gram positif dan gram negatif
perbedaan gram positif dan gram negatifperbedaan gram positif dan gram negatif
perbedaan gram positif dan gram negatif
 
Materi imun MHC
Materi imun MHCMateri imun MHC
Materi imun MHC
 
Teknik pembuatan preparat histologi dengan pewarnaan hematoksilin eosin
Teknik pembuatan preparat histologi dengan pewarnaan hematoksilin eosinTeknik pembuatan preparat histologi dengan pewarnaan hematoksilin eosin
Teknik pembuatan preparat histologi dengan pewarnaan hematoksilin eosin
 
Kumpulan pertanyaan dan jawaban biokimia
Kumpulan pertanyaan dan jawaban biokimiaKumpulan pertanyaan dan jawaban biokimia
Kumpulan pertanyaan dan jawaban biokimia
 
Vilep imunologi semester iv
Vilep imunologi semester ivVilep imunologi semester iv
Vilep imunologi semester iv
 
MAKALAH UJI WIDAL
MAKALAH UJI WIDALMAKALAH UJI WIDAL
MAKALAH UJI WIDAL
 
Bakteri GRAM negatif dan bakteri gram positif
Bakteri GRAM negatif dan bakteri gram positifBakteri GRAM negatif dan bakteri gram positif
Bakteri GRAM negatif dan bakteri gram positif
 
Klasifikasi Enzim Berdasarkan Fungsinya
Klasifikasi Enzim Berdasarkan FungsinyaKlasifikasi Enzim Berdasarkan Fungsinya
Klasifikasi Enzim Berdasarkan Fungsinya
 
Elektroforesis bahan presentasi
Elektroforesis bahan presentasiElektroforesis bahan presentasi
Elektroforesis bahan presentasi
 
Reaksi imun terhadap infeksi bakteri dan parasit
Reaksi imun terhadap infeksi bakteri dan parasitReaksi imun terhadap infeksi bakteri dan parasit
Reaksi imun terhadap infeksi bakteri dan parasit
 
imunoserologi
imunoserologiimunoserologi
imunoserologi
 
Cawan petri, jarum ose, spkulum
Cawan petri, jarum ose, spkulum Cawan petri, jarum ose, spkulum
Cawan petri, jarum ose, spkulum
 
Mikrobiologi - Pewarnaan spora
Mikrobiologi - Pewarnaan spora Mikrobiologi - Pewarnaan spora
Mikrobiologi - Pewarnaan spora
 
Autoimunitas power point
Autoimunitas power pointAutoimunitas power point
Autoimunitas power point
 
Pemeriksaan HBsAg, Anti-HBs, dan Anti-HCV Metode Imunokromatografi
Pemeriksaan HBsAg, Anti-HBs, dan Anti-HCV Metode ImunokromatografiPemeriksaan HBsAg, Anti-HBs, dan Anti-HCV Metode Imunokromatografi
Pemeriksaan HBsAg, Anti-HBs, dan Anti-HCV Metode Imunokromatografi
 
Perkembangbiakan & Pertumbuhan Mikroba
Perkembangbiakan & Pertumbuhan MikrobaPerkembangbiakan & Pertumbuhan Mikroba
Perkembangbiakan & Pertumbuhan Mikroba
 

Viewers also liked

Viewers also liked (12)

Struktur dan fungsi imunoglobulin
Struktur dan fungsi imunoglobulinStruktur dan fungsi imunoglobulin
Struktur dan fungsi imunoglobulin
 
Makalah imunoglobilin 3
Makalah imunoglobilin 3Makalah imunoglobilin 3
Makalah imunoglobilin 3
 
Makalah macam macam imunoglobulin harni badria
Makalah macam macam imunoglobulin harni badriaMakalah macam macam imunoglobulin harni badria
Makalah macam macam imunoglobulin harni badria
 
Senyawa anti mikroba
Senyawa anti mikrobaSenyawa anti mikroba
Senyawa anti mikroba
 
Ppt 4
Ppt 4Ppt 4
Ppt 4
 
Sterilisasi, Desinfektan, dan Fermentasi
Sterilisasi, Desinfektan, dan FermentasiSterilisasi, Desinfektan, dan Fermentasi
Sterilisasi, Desinfektan, dan Fermentasi
 
(DESINFEKTAN, ANTIBIOTIKA, ANTI TUBERKULOSIS, DAN ANTI LEPRA)
(DESINFEKTAN, ANTIBIOTIKA, ANTI TUBERKULOSIS, DAN ANTI LEPRA)(DESINFEKTAN, ANTIBIOTIKA, ANTI TUBERKULOSIS, DAN ANTI LEPRA)
(DESINFEKTAN, ANTIBIOTIKA, ANTI TUBERKULOSIS, DAN ANTI LEPRA)
 
ANTI INFEKSI
ANTI INFEKSIANTI INFEKSI
ANTI INFEKSI
 
Buku xi bab 10 (Sistem Pertahanan Tubuh)
Buku xi bab 10 (Sistem Pertahanan Tubuh)Buku xi bab 10 (Sistem Pertahanan Tubuh)
Buku xi bab 10 (Sistem Pertahanan Tubuh)
 
Celulas plasmaticas
Celulas plasmaticasCelulas plasmaticas
Celulas plasmaticas
 
Materi sistem imun
Materi sistem imun Materi sistem imun
Materi sistem imun
 
34 celulas plasmáticas
34   celulas plasmáticas34   celulas plasmáticas
34 celulas plasmáticas
 

Similar to IMUNOANTIBODI

Tugas individu makalah imunoglobulin
Tugas individu makalah imunoglobulinTugas individu makalah imunoglobulin
Tugas individu makalah imunoglobulinSeptian Muna Barakati
 
Makalah macam macam imunoglobulin3
Makalah macam macam imunoglobulin3Makalah macam macam imunoglobulin3
Makalah macam macam imunoglobulin3Warnet Raha
 

Similar to IMUNOANTIBODI (20)

Makalah imunoglobin ice
Makalah imunoglobin iceMakalah imunoglobin ice
Makalah imunoglobin ice
 
Makalah imunoglobilin indah nirwana
Makalah imunoglobilin  indah nirwanaMakalah imunoglobilin  indah nirwana
Makalah imunoglobilin indah nirwana
 
Makalah imunoglobin ice
Makalah imunoglobin iceMakalah imunoglobin ice
Makalah imunoglobin ice
 
Makalah imunoglobin 10
Makalah imunoglobin 10Makalah imunoglobin 10
Makalah imunoglobin 10
 
Imunoglobulin 4
Imunoglobulin 4Imunoglobulin 4
Imunoglobulin 4
 
Imunoglobulin 4
Imunoglobulin 4Imunoglobulin 4
Imunoglobulin 4
 
Makalah imunoglobin wa ida
Makalah imunoglobin wa idaMakalah imunoglobin wa ida
Makalah imunoglobin wa ida
 
Funsgsi hemglobiln11111
Funsgsi hemglobiln11111Funsgsi hemglobiln11111
Funsgsi hemglobiln11111
 
Tugas individu makalah imunoglobulin
Tugas individu makalah imunoglobulinTugas individu makalah imunoglobulin
Tugas individu makalah imunoglobulin
 
Makalah macam macam imunoglobulin3
Makalah macam macam imunoglobulin3Makalah macam macam imunoglobulin3
Makalah macam macam imunoglobulin3
 
Makalah macam macam imunoglobulin3
Makalah macam macam imunoglobulin3Makalah macam macam imunoglobulin3
Makalah macam macam imunoglobulin3
 
Makalah imunoglobin
Makalah imunoglobinMakalah imunoglobin
Makalah imunoglobin
 
Makalah imunoglobin sitti alma findra
Makalah imunoglobin  sitti alma findraMakalah imunoglobin  sitti alma findra
Makalah imunoglobin sitti alma findra
 
Makalah imunoglobin sitti alma findra
Makalah imunoglobin  sitti alma findraMakalah imunoglobin  sitti alma findra
Makalah imunoglobin sitti alma findra
 
Makalah imunoglobin safia
Makalah imunoglobin safiaMakalah imunoglobin safia
Makalah imunoglobin safia
 
Makalah macam macam imunoglobulin3
Makalah macam macam imunoglobulin3Makalah macam macam imunoglobulin3
Makalah macam macam imunoglobulin3
 
Makalah imunoglobilin 3
Makalah imunoglobilin 3Makalah imunoglobilin 3
Makalah imunoglobilin 3
 
Makalah imunoglobin
Makalah imunoglobinMakalah imunoglobin
Makalah imunoglobin
 
Makalah imunoglobilin 3
Makalah imunoglobilin 3Makalah imunoglobilin 3
Makalah imunoglobilin 3
 
Makalah imunoglobin fitri yanti
Makalah imunoglobin fitri yantiMakalah imunoglobin fitri yanti
Makalah imunoglobin fitri yanti
 

Recently uploaded

2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar KepHaslianiBaharuddin
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/maGusmaliniEf
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar KeperawatanHaslianiBaharuddin
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxmarodotodo
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diriandi861789
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfhurufd86
 
ATRIBUT BIDAN PROFESIONAL DALAM KEBIDANAN.pptx
ATRIBUT BIDAN PROFESIONAL DALAM KEBIDANAN.pptxATRIBUT BIDAN PROFESIONAL DALAM KEBIDANAN.pptx
ATRIBUT BIDAN PROFESIONAL DALAM KEBIDANAN.pptxDesiNatalia68
 
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanDevonneDillaElFachri
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANDianFitriyani15
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfHilalSunu
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitIrfanNersMaulana
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikassuser1cc42a
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptKianSantang21
 
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptxAzwarArifkiSurg
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptbambang62741
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTriNurmiyati
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesNadrohSitepu1
 

Recently uploaded (20)

2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
 
ATRIBUT BIDAN PROFESIONAL DALAM KEBIDANAN.pptx
ATRIBUT BIDAN PROFESIONAL DALAM KEBIDANAN.pptxATRIBUT BIDAN PROFESIONAL DALAM KEBIDANAN.pptx
ATRIBUT BIDAN PROFESIONAL DALAM KEBIDANAN.pptx
 
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
 
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
 

IMUNOANTIBODI

  • 1. Kelompok 2 Archietta Niigata Putri (1106012842) Corry Oktaviani S (1106007842) Immunoglobulin dan Antibodi
  • 2. • Sejarah Immunoglobulin • Definisi Antibodi • Tipe Antibodi • Struktur Immunoglobulin • Variasi Immunoglobulin • Pembagian Immunoglobulin • Fungsi dan Mekanisme Kerja Antibodi • Antibodi Monoklonal Outline
  • 3. Sejarah Immunoglobulin Elvin Abraham Kabat (1914–2000) Memisahkan immunoglobulin dengan elektroforesis dan mendemonstrasikan bahwa globulin γ dapat dibedakan sebagai 7S atau 19S. Robin Coombs (1921– ) Mendeteksi immunoglobulin pada permukaan sel darah merah. Uji yang dilakukan kemudian berkembang menjadi autoimmune hemolytic anemia. (Cruse & Lewis 2001: 13—22)
  • 4. Henry George Kunkel (1916–1983) Memperlihatkan karakteristik protein myeloma sebagai immunoglobulin dan faktor rheumatoid sebagai autoantibodi. Kunkel juga menemukan IgA dan idiotypy serta berkontribusi dalam menentukan struktur dan genetik dari immunogloulin. Astrid Elsa Fagraeus-Wallbom (1913– ) Menemukan bahwa immunoglobulin dibentuk di plasma sel (Cruse & Lewis 2001: 13—22)
  • 5. Gerald Maurice Edelman (1929– ) Mendemonstrasikan bahwa immunoglobulin terdiri atas rantai polipeptida yang ringan dan berat. Susumu Tonegawa (1939– ) Meneliti gen immunoglobulin dan diversitas antibodi. Tonegawa juga berkontribusi dalam penemuan gen immunoglobulin daerah C, V, J, dan D serta susunannya. Cruse & Lewis 2001: 13--22
  • 6. Teori pembentukan antibodi Teori Instructive teori direct template teori indirect template Teori Selektif (Teori seleksi clonal ) Teori germ line Teori mutasi somatik
  • 7. Teori ini menyatakan bahwa suatu sel yang imunokompeten dapat menghasilkan antibodi yang spesifik. Antigen yang bertemu dengan sel imunokompeten dapat memicu sel tersebut untuk menghasilkan antibodi yang sesuai dengan antigen.
  • 8. Antigen yang memasuki sel imunokompeten bertindak sebagai template atau cetakan terhadap molekul antibodi yang akan disintesis. Antigen tersebut atau bagian dari antigen akan diingat oleh sel, sehingga memudahkan pembentukan antibodi di kemudian hari.
  • 9. Antigen yang masuk kedalam sel yang memproduksi antibodi, mengiduksi pembentukan genocopy yang akan ditransmisikan ke sel progeni. Respon terhadap antigen pada sel progeni dilakukan dengan pembacaan pesan genetik dari DNA.
  • 10. Teori seleksi clonal menyebutkan bahwa selama perkembangan janin, setiap individu sudah membentuk banyak sel imunokompeten yang dapat bereaksi dengan antigen yang berbeda. Antigen memasuki tubuh, lalu berikatan dengan sel imunokompeten yang memiliki situs reaktif yang sesuai dan melekat pada situs tersebut. Hal tersebut menyebabkan proliferasi sel dan menghasilkan klon sel memori dan sel plasma.
  • 11.
  • 12. Teori germ line • Semua gen yang ada pada sel b menentukan berbagai kelas dan subkelas dari imunoglobulin. • Semua gen yang ada berkemampuan untuk membentuk antibodi terhadap berbagai antigen. Teori mutasi somatik • Mutasi gen somatik bertanggung jawab untuk memproduksi imunoglobulin. • Mutasi gen somatik menjelaskan kemampuan individu untuk membentuk antibodi terhadap berbagai antigen
  • 13.
  • 14. Bereaksi secara spesifik dengan suatu antigen secara in vivo dan in vitro Molekul berbentuk “Y” yang dihasilkan oleh sel B plasma Substansi yang terbentuk sebagai respon terhadap antigen Molekul protein yang berikatan dengan antigen yang cocok atau diketahui Dirancang untuk membasmi materi asing yang masuk ke dalamtubuh Terdapat pada serum globulin gamma Terdiri dari 5 kelas major yang ditandai dengan huruf G, A, M, D dan E di belakang singkatan kata Ig atau y
  • 15. Cell-free antibody • Mengalir dalam darah dan cairan tubuh • Terdiri dari 3 isotype yaitu IgA, IgG dan IgM, • Substansi ketiga diperlukan agar antibodi ini dapat bekerja Cell-bound antibody • Menjadi bagian tak terpisahkan dari sel B yang memproduksinya • Terdapat pada permukaan membran sel B (IgD dan IgE) dan disebut juga B cell receptor (BCR) • Mengaktivasi sel B lainnya beserta difrensiasinya menjadi “pabrik antibodi” (sel B plasma dan memori)
  • 16. Ikatan BCR menyirkulasi antigen, mengaktivasi sel B dan membentuk plasma sel atau sel memori.
  • 17.
  • 18. • Terdapat berbagai sel B dengan situs pengenalan pada reseptor antibodi yang berbeda • Antigen terikat dengan BCR pada sel B dengan reseptor yang sesuai, lalu mengaktivasinya menjadi sel plasma • Sel B kemudian mulai membelah (ekspansi klonal) membentuk sel plasma atau sel B memori • Sel plasma akan mensekresi antibodi yang merespon terhadap antigen Aktivasi Sel B dan Ekspansi Klonal
  • 19. • Sel B memori bertahan selama bertahun-tahun dan berperan penting dalam imunitas jangka panjang • Hal tersebut membuat sistem imun mengingat suatu antigen dan bereaksi lebih cepat ketika terpapar antigen yang sama Aktivasi Sel B dan Ekspansi Klonal
  • 20.
  • 21.
  • 22. • Berbentuk seperti huruf “Y” • Terbentuk dari 4 rantai polipeptida, yaitu:  Dua heavy chain yang identik (berat molekul 50 kD)  Dua light chain yang identik (berat molekul 23 kD)  Dihubungkan oleh ikatan disulfida (-S-S-)
  • 24. Berdasarkan fungsinya, terdapat dua daerah pada immunoglobulin, yaitu: • Fab (fragment, antigen binding) region : dua fragmen yang mempertahankan kemampuan untuk berikatan dengan antigen (bagian yang mengikat antigen). • Fc (fragment, crystallizable) region: bagian yang porter yang berasal dari digesti papain, yang mengkristal saat suhu dingin. • Hypervariable (CDR) regions : daerah protein yang berperan sebagai komplemen dari antigen
  • 27. • Transpor Antigen Binding Site melewati membran  Sekresi IgA melewati epitel ke lumen  Transpor Abs dari ibu melewati plasenta • Berbagai macam tipe sel menggunakan FcR  Contoh: Sel mast, makrofag, neutrofil, sel B, sel T, dan NK • Opsonisasi • Transpor IgA melewati epitel • Transpor IgG dari ibu ke janin
  • 28. Roitt & Delves 2001: 50
  • 29. • Tiap heavy chain dan light chain memiliki daerah konstan (CH, CL) dan daerah variabel (VH, VL) • Daerah konstan: daerah rantai yang besar di bagian ujung terminal karboksil yang memiliki urutan asam amino yang hampir sama di setiap variasi jenis immunoglobulin. • Daerah variabel: daerah rantai pada ujung rantai yang berlawanan, tepatnya yaitu rantai terminal akhir. Daerah tersebut memiliki variabilitas urutan asam amino yang sangat besar.
  • 30. Hinge Region • Kaya akan residu prolin • Ditemukan di IgG, IgA dan IgD • Residu prolin merupakan target digesti proteolitik (papain dan pepsin) • Kaya akan residu sistein • fleksibel
  • 31. Penentuan Variasi Immunoglobulin • Isotypes Variasi immunoglobulin yang terdapat pada semua spesies • Allotypes Variasi immunoglobulin yang terjadi karena perbedaan genetik intraspesies • Idiotypes Variasi immunoglobulin yang terjadi karena heterogenitas struktural yang terjadi pada daerah variabel (V)
  • 33. Isotypes • Mamalia memiliki 5 isotypes immunoglobulin yang berbeda baik fungsi maupun lokasi • 5 kelas immunoglobulin tersebut diklasifikasikan berdasarkan C-domain pada heavy chain
  • 35. Pembagian Immunoglobulin Immunoglobulin Immunoglo bulin G Immunoglo bulin A Immunoglo bulin M Immunoglo bulin E Immunoglo bulin D
  • 36. Roitt & Delves 2001: 49
  • 37. Roitt & Delves 2001: 49
  • 38. Struktur • 2 L-chain + 2 H-chain  Ikatan disulfida (H2L2) • 4 subkelas (IgG1, IgG2, IgG3, IgG4) Fungsi • Dominan pada respon imun sekunder • Mampu melewati plasenta • Mampu mengaktifkan komplemen • Mampu melakukan opsonisasi atau fagositosis • IgG: antibodi utama dalam darah, merupakan struktur monomer.
  • 39. Struktur • Struktur mirip IgG + 1 molekul di J chain + komponen sekretori.  IgA berbentuk monomer dalam serum Fungsi • Imunoglobin utama dalam sistem sekretoris eksternal seperti kolostrum, saliva, pernapasan, pencernaan. • Mencegah keberadaan mikroba di membran mukus • Tidak dapat membentuk komplemen dan tidak melewati plasenta
  • 40. Struktur • Imunoglobulin paling besar • Serum  molekul pentamer (Unit 5-H2L2 + 1 molekul J chain Permukaan sel  monomer Fungsi • Imunoglobulin pertama yang mencapai situs infeksi • Penting dalam pertahanan melawan bakteri dan virus
  • 41. Struktur Protein monomer Fungsi • Memediasi proses hypersensitivity atau reaksi alergi • Host utama dalam melawan infeksi parasit khususnya Helminths (infeksi cacing) • Tidak melewati plasenta dan tidak membentuk komplemen • IgE: menstimulasi alergi, merupakan struktur monomer.
  • 43. Struktur Protein monomer Fungsi • Belum diketahui secara pasti • Berperan sebagai reseptor antigen di permukaan sel B • Jumlah sedikit di serum • IgD: terdapat di permukaan sel B, dapat mengaktivasi sel, merupakan struktur monomer.
  • 44. Sintesis dan Transport secretory IgA
  • 45. Allotypes Allotypic determinant dikode oleh satu alel dari sebuah gen antibodi yang diturunkan dan terdapat pada antibodi beberapa individu dari suatu spesies  Antibodi tersebut disebut dengan allotypes Alel alternatif mengkode allotypic markers yang spesifik terhadap antigen  Gen yang mengkode allotypic determinants tersebut diwariskan sesuai dengan teori Mendel dan menggambarkan keragaman genetik di dalam suatu spesies atau polimorfisme
  • 46. Idiotypes Ditemukan di daerah V dekat dengan Antigen Binding Sites suatu molekul antibodi • Determinan tersebut membedakan antibodi menjadi idiotypes • Idiotypes Setiap orang memiliki antibodi yang berbeda-beda • Determinan tersebut bersifat spesifik pada setiap individu • Determinan allotype menggambarkan struktur dari anrtibodi-combining sites dan pada umumnya bergantung pada susunan rantai berat dan rantai ringannya
  • 47. Fungsi Antibodi: Humoral Immune System • Terdapat 3 cara yang dilakukan antibodi untuk menghadapi antigen:
  • 48.
  • 49. Neutralization: Virus dan bakteri intraseluler membutuhkan sel host untuk bereplikasi. Antibodi mencegah virus dan bakteri masuk ke dalam sel dengan cara mengikat antigen sehingga antigen sulit melewati membran sel. Antibodi tidak dapat menyerang patogen yang bersembunyi di antara sel.
  • 50. Opsonization: Setelah berikatan dengan antigen, Antibodi menandai antigen tersebut untuk dihancurkan atau dieliminasi oleh sel imun lain, seperti Natural Killer atau makrofag.
  • 51. Activation of Complement: Sama dengan opsonisasi, antibodi akan menandai antigen untuk dieliminasi. Tetapi, eliminasi sebenarnya diinisiasi oleh protein cascade yang membentuk lubang pada membran sel antigen sehingga sel tersebut menjadi lisis.
  • 52. Antibodi monoklonal Antibodi monoklonal adalah antibodi yang diperoleh dari suatu sumber tunggal atau sel klona yang hanya mengenal satu jenis antigen. Pembentukan antibodi monoklonal dilakukan dengan menggunakan kelinci atau tikus.
  • 53.
  • 54.
  • 55. Kegunaan dan Aplikasi Antibodi Monoklonal • mendeteksi kandungan hormon korionik gonadotropin ( HCG ) dalam urin wanita hamil. • mencegah penolakan jaringan terhadap sel hasil transplantasi jaringan lain. • mengikat racun dan menonaktifkannya, contohnya racun tetanus dan kelebihan obat digoxin.
  • 56.
  • 58. Daftar Pustaka Cruse, J. M. & R. E. Lewis. 2001. Atlas of immunology, 2nd ed. CRC Press, New York: xvi + 835 hlm. Roitt, I. M. & P. J. Delves. 2001. Roitt’s essential of immunology, 10th ed. Blackwell Science Ltd., Victoria: xi + 481 hlm.