1. Macam-macam Antibodi/ Immunoglobulin
Antibodi atau Immunoglobulin merupakan sistem pertahanan tubuh lapis ketiga yang bersifat
spesifik. Fungsinya adalah merespon antigen yang dihasilkan oleh mikroorganisme parasit
yang masuk ke dalam tubuh mahluk hidup. Fungsinya sangat spesifik dan hanya merespon
terhadap antigen-antigen tertentu saja. Berikut adalah mbermacam-macam jenis
Immunoglobulin
Immunoglobulin
Immunoglobulin G ( Ig G )
Merupakan satu-satunya immunoglobulin yang mampu melewati plasenta
Merupakan kekebalan pasif dari ibu kepada anaknya sera merupakan pertahanan
utama untuk bayi pada minggu-minggu pertama dalam kehidupannya ( dari
kolustrum)
Immunoglobulin M ( Ig M )
Disintesis pertama kali sebagai stimulus terhadap antigen
Tidak dapat melalui plasenta
2. Immunoglobulin A ( Ig A )
Ditemukan dalam sekresi eksternal. Contoh pada mukosa saluran nafas, intestinal,
urin, genital, saliva, air mata dll
Dapat menetralisir virus dan menghalangi penempelan bakteri pada sel epitelium
Immunoglobulin D ( Ig D )
Melekat pada permukaan luar sel limfosit B
Berfungsi sebagai reseptor antigen sel limfosit B dan penting bagi aktivitas sel
limfosit B tersebut.
Immunoglobulin E ( Ig E )
Disekresikan oleh sel plasma di kulit, mukosa dan tonsil
Mengakibatkan sel melepaskan histamin dan berperan dalam reaksi alergi
3. Fungsi dan Struktur Imunoglobulin
Imunoglobulin atau antibodi adalah sekelompok glikoprotein yang terdapat dalam
serum atau cairan tubuh pada hampir semua mamalia. Imunoglobulin termasuk dalam
famili glikoprotein yang mempunyai struktur dasar sama, terdiri dari 82-96%
polipeptida dan 4-18% karbohidrat. Komponen polipeptida membawa sifat biologik
molekul antibodi tersebut. Molekul antibodi mempunyai dua fungsi yaitu mengikat
antigen secara spesifik dan memulai reaksi fiksasi komplemen serta pelepasan histamin
dari sel mast.
Imunoglobulin dibagi menjadi 5 kelompok dalam bentuk gammaglobulin (IgG, IgA, IgM,
IgD, IgE) dan dapat dipisahkan melalui proses elektroforesa. Bila seseorang terkontaminasi
dengan antigen, maka akan terjadi proses imunoglobulin (antibodi) dan dengan kontaminasi
yang lebih jauh dengan antigen yang sama akan terbentuk kekebalan.
Antigen merupakan protein dan permukaan polisakarida berbagai mikroba, jaringan
cangkokan yang tidak cocok, ataupun sel-sel darah yang ditransfusikan. Selain itu, antigen
dapat pula berwujud protein asing seperti racun lebah atau serbuk sari yang dapat
menyebabkan alergi atau hipersensitivitas.
Sebuah antigen mempunyai bagian pada permukaan suatu organisme atau substansi tertentu
yang dapat berikatan dengan antibodi. Bagian tersebut dinamakan epitop atau determinan
antigenik. Semua epitop tentu akan berikatan dengan antibodi yang sesuai. Sehingga
permukaan bakteri, misalnya, yang berperan sebagai antigen seluruhnya dapat ditutupi oleh
banyak jenis antibodi. Antibodi merupakan protein terdiri atas satu atau lebih molekul yang
berbentuk huruf Y. Empat rantai proteinnya disusun oleh ikatan sulfi da. Dua rantai berat
yang identik merupakan batang dan sebagian lengan Y. Sedangkan dua rantai ringan yang
identik berada pada bagian lainnya. Pada kedua molekul berbentuk Y terdapat daerah
variable (V) rantai berat dan rantai ringan. Dinamakan seperti itu karena pada bagian V
memiliki urutan asam amino yang bervariasi dari satu antibodi ke antibodi lainnya.
Umumnya antibodi terdiri atas sekelompok protein yang berada pada fraksi-fraksi globulin
serum. Fraksi-fraksi globulin serum ini dinamakan imunoglobulin atau disingkat Ig.
Imunoglobulin ini bermanfaat apabila di dalam tubuh terjadi reaksi imun. Manusia memiliki
beberapa tipe imunoglobulin dengan berbagai struktur. Adapun tipe-tipe imunoglobulin
tersebut meliputi imunoglobin M (IgM), imunoglobulin G (IgG), imunoglobulin A (IgA),
imunoglobulin D (IgD), dan imunoglobulin E (IgE).
Struktur Imunoglobulin
Pada manusia dikenal 5 kelas imunoglobulin. Tiap kelas mempunyai perbedaan sifat fisik,
tetapi pada semua kelas terdapat tempat ikatan antigen spesifik dan aktivitas biologik
berlainan. Struktur dasar imunoglobulin terdiri atas 2 macam rantai polipeptida yang
tersusun dari rangkaian asam amino yang dikenal sebagai rantai H (rantai berat) dengan
berat molekul 55.000 dan rantai L (rantai ringan) dengan berat molekul 22.000. Tiap rantai
dasar imunoglobulin (satu unit) terdiri dari 2 rantai H dan 2 rantai L. Kedua rantai ini diikat
oleh suatu ikatan disulfida sedemikian rupa sehingga membentuk struktur yang simetris.
Yang menarik dari susunan imunoglobulin ini adalah penyusunan daerah simetris rangkaian
4. asam amino yang dikenal sebagai daerah domain, yaitu bagian dari rantai H atau rantai L,
yang terdiri dari hampir 110 asam amino yang diapit oleh ikatan disulfid interchain,
sedangkan ikatan antara 2 rantai dihubungkan oleh ikatan disulfid interchain. Rantai L
mempunyai 2 tipe yaitu kappa dan lambda, sedangkan rantai H terdiri dari 5 kelas, yaitu
rantai G (γ), rantai A (α), rantai M (μ), rantai E (ε) dan rantai D (δ). Setiap rantai mempunyai
jumlah domain berbeda. Rantai pendek L mempunyai 2 domain; sedang rantai G, A dan D
masing-masing 4 domain, dan rantai M dan E masing-masing 5 domain.
Rantai dasar imunoglobulin dapat dipecah menjadi beberapa fragmen. Enzim papain
memecah rantai dasar menjadi 3 bagian, yaitu 2 fragmen yang terdiri dari bagian H dan
rantai L. Fragmen ini mempunyai susunan asam amino yang bervariasi sesuai dengan
variabilitas antigen. Fab memiliki satu tempat tempat pengikatan antigen (antigen binding
site) yang menentukan spesifisitas imunoglobulin. Fragmen lain disebut Fc yang hanya
mengandung bagian rantai H saja dan mempunyai susunan asam amino yang tetap. Fragmen
Fc tidak dapat mengikat antigen tetapi memiliki sifat antigenik dan menentukan aktivitas
imunoglobulin yang bersangkutan, misalnya kemampuan fiksasi dengan komplemen, terikat
pada permukaan sel makrofag, dan yang menempel pada sel mast dan basofil
mengakibatkan degranulasi sel mast dan basofil, dan kemampuan menembus plasenta.
Enzim pepsin memecah unit dasar imunoglobulin tersebut pada gugusan karboksil terminal
sampai bagian sebelum ikatan disulfida (interchain) dengan akibat kehilangan sebagian
besar susunan asam amino yang menentukan sifat antigenik determinan, namun demikian
masih tetap mempunyai sifat antigenik. Fragmen Fab yang tersisa menjadi satu rangkaian
fragmen yang dikenal sebagai F(ab2) yang mempunyai 2 tempat pengikatan antigen.
Klasifikasi Imunoglobulin Klasifikasi imunoglobulin berdasarkan kelas rantai H. Tiap kelas
mempunyai berat molekul, masa paruh, dan aktivitas biologik yang berbeda. Perbedaan antar
subkelas lebih sedikit dari pada perbedaan antar kelas.
Imunoglobulin G (Ig G) disebut juga rantai – γ (gamma)
Imunoglobulin G adalah divalen antigen. Antibodi ini adalah imunoglobulin yang paling
sering/banyak ditemukan dalam sumsum tulang belakang, darah, lymfe dan cairan
peritoneal. Ia mempunyai waktu paroh biologik selama 23 hari dan merupakan imunitas
yang baik (sebagai serum transfer). Ia dapat mengaglutinasi antigen yang tidak larut. IgG
adalah satu-satunya imunoglobulin yang dapat melewati plasenta.
IgG mempunyai struktur dasar imunoglobulin yang terdiri dari 2 rantai berat H dan 2 rantai
ringan L. IgG manusia mempunyai koefisien sedimentasi 7 S dengan berat molekul sekitar
150.000. Pada orang normal IgG merupakan 75% dari seluruh jumlah imunoglobulin.
Imunoglobulin G terdiri dari 4 subkelas, masing-masing mempunyai perbedaan yang tidak
banyak, dengan perbandingan jumlahnya sebagai berikut: IgG1 40-70%, IgG2 4-20%, IgG3 4-
8%, dan IgG4 2-6%. Masa paruh IgG adalah 3 minggu, kecuali subkelas IgG3 yang hanya
mempunyai masa paruh l minggu. Kemampuan mengikat komplemen setiap subkelas IgG
juga tidak sama, seperti IgG3 > IgGl > IgG2 > IgG4. Sedangkan IgG4 tidak dapat mengikat
komplemen dari jalur klasik (ikatan C1q) tetapi melalui jalur alternatif. Lokasi ikatan C1q
pada molekul IgG adalah pada domain CH2.
Sel makrofag mempunyai reseptor untuk IgG1 dan IgG3 pada fragmen Fc. Ikatan antibodi
dan makrofag secara pasif akan memungkinkan makrofag memfagosit antigen yang telah
dibungkus antibodi (opsonisasi). Ikatan ini terjadi pada subkelas IgG1 dan IgG3 pada lokasi
domain CH3.
Bagian Fc dari IgG mempunyai bermacam proses biologik dimulai dengan kompleks imun
yang hasil akhirnya pemusnahan antigen asing. Kompleks imun yang terdiri dari ikatan sel
5. dan antibodi dengan reseptor Fc pada sel killer memulai respons sitolitik (antibody
dependent cell-mediated cytotoxicity = ADCC) yang ditujukan pada antibodi yang diliputi sel.
Kompleks imun yang berinteraksi dengan sel limfosit pada reseptor Fc pada trombosit akan
menyebabkan reaksi dan agregasi trombosit. Reseptor Fc memegang peranan pada
transport IgG melalui sel plasenta dari ibu ke sirkulasi janin.
Imunoglobulin M disebut juga rantai –μ (mu)
Imunoglobulin M ditemukan pada permukaan sel B yang matang. IgM mempunyai waktu
paroh biologi 5 hari, mempunyai bentuk pentamer dengan lima valensi. Imunoglobulin ini
hanya dibentuk oleh faetus. Peningkatan jumlah IgM mencerminkan adanya infeksi baru atai
adanya antigen (imunisasi/vaksinasi). IgM adalah merupakan aglutinin yang efisien dan
merupakan isohem- aglutinin alamiah. IgM sngat efisien dalam mengaktifkan komplemen.
IgM dibentuk setelah terbentuk T-independen antigen, dan setelah imunisasi dengan T-dependent
antigen.
Imunoglobulin M merupakan 10% dari seluruh jumlah imunoglobulin, dengan koefisien
sedimen 19 S dan berat molekul 850.000-l.000.000. Molekul ini mempunyai 12% dari
beratnya adalah karbohidrat. Antibodi IgM adalah antibodi yang pertama kali timbul pada
respon imun terhadap antigen dan antibodi yang utama pada golongan darah secara alami.
Gabungan antigen dengan satu molekul IgM cukup untuk memulai reaksi kaskade
komplemen.
IgM terdiri dari pentamer unit monomerik dengan rantai μ dan CH. Molekul monomer
dihubungkan satu dengan lainnya dengan ikatan disulfida pada domain CH4 menyerupai
gelang dan tiap monomer dihubungkan satu dengan lain pada ujung permulaan dan
akhirnya oleh protein J yang berfungsi sebagai kunci.
Imunoglobulin A (IgA) disebut juga rantai –α (alpha).
Imunoglobulin A adalah antibodi sekretori, ditemukan dalam saliva, keringat, air mata,
cairan mukosa, susu, cairan lambung dan sebgainya. Yang aktiv adalah bentuk dimer (yy),
sedangkan yang monomer (y) tidak aktif. Jaringan yang mensekresi bentuk bentuk dimer ini
ialah sel epithel yang bertindak sebagai reseptor IgA, yang kemudian sel tersebut bersama
IgA masuk kedalam lumen.
Imunoglobulin ini melindungi selaput mukosa dari serangan bakteri dan virus. Ditemukan
pula sinergisme antara IgA dengan lisozim dan komplemen untuk mematikan kuman
koliform. Juga kemampuan IgA melekat pada sel polimorf dan kemudian melancarkan reaksi
komplemen melalui jalan metabolisme alternatif.
Tiap molekul IgA sekretorik berbobot molekul 400.000 terdiri atas dua unit polipeptida dan
satu molekul rantai-J serta komponen sekretorik. Sekurang-kurangnya dalam serum terdapat
dua subkelas IgA1 dan IgA2. Terdapat dalam serum terutama sebagai monomer 7S tetapi
cenderung membentuk polimer dengan perantaraan polipeptida yang disintesis oleh sel
epitel untuk memungkinkan IgA melewati permukaan epitel, disebut rantai-J. Pada sekresi
ini IgA ditemukan dalam bentuk dimer yang tahan terhadap proteolisis berkat kombinasi
dengan suatu protein khusus, disebut Secretory Component yang disintesa oleh sel epitel
lokal dan juga diproduksi secara lokal oleh sel plasma.
Imunoglobulin D (Ig D) disebut juga rantai –δ (delta)
Imunoglobulin D ini berjumlah sedikit dalam serum. IgD adalah penenda permukaan pada sel
B yang matang. IgD dibentuk bersama dengan IgM oleh sel B normal. Sel B membentuk IgD
dan IgM karena untuk membedakan unit dari RNA.
6. Konsentrasi IgD dalam serum sangat sedikit (0,03 mg/ml), sangat labil terhadap pemanasan
dan sensitif terhadap proteolisis. Berat molekulnya adalah 180.000. Rantai δ mempunyai
berat molekul 60.000 – 70.000 dan l2% terdiri dari karbohidrat. Fungsi utama IgD belum
diketahui tetapi merupakan imunoglobulin permukaan sel limfosit B bersama IgM dan
diduga berperan dalam diferensiasi sel ini.
ImunoglobulinE (IgE) disebut juga rantai –ε (epsilon)
Imunoglobulin E ditemukan sedikit dalam serum, terutama kalau berikatan dengan mast sel
dan basophil secara efektif, tetapi kurang efektif dengan eosinpphil. IgE berikatan pada
reseptor Fc pada sel-sel tersebut. Dengan adanya antigen yang spesifik untuk IgE,
imunoglobulin ini menjadi bereaksi silang untuk memacu degranulasi dan membebaskan
histamin dan komponen lainnya sehingga menyebabkan reaksi anaphylaksis. IgE sangat
berguna untuk melawan parasit
Didalam serum ditemukan dalam konsentrasi sangat rendah. IgE apabila disuntikkan ke
dalam kulit akan terikat pada Mast Cells dan Basofil. Kontak dengan antigen akan
menyebabkan degranulasi dari Mast Cells dengan pengeluaran zat amin yang vasoaktif. IgE
yang terikat ini berlaku sebagai reseptor yang merangsang produksinya dan kompleks
antigen-antibodi yang dihasilkan memicu respon alergi Anafilaktik melalui pelepasan zat
perantara.
Pada orang dengan hipersensitivitas alergi berperantara antibodi, konsentrasi IgE akan
meningkat dan dapat muncul pada sekresi luar.
Dihasilkan pada saat respon alergi seperti asma dan biduran. Peranan IgE belum terlalu
jelas.IgE berukuran sedikit lebih besar dibandingkan dengan molekul IgG dan hanya mewakili
sebagian kecil dari total antibodi dalam darah. Daerah ekor berikatan dengan reseptor pada
sel mast dan basofil dan, ketika dipicu oleh antigen, menyebabkan sel-sel itu membebaskan
histamine dan zat kimia lain yang menyebabkan reaksi alergi.
Regio Fc dari IgE terikat pada reseptor pada permukaan sel mast dan basofil. IgE yang terikat
ini bertindak sebagai reseptor antigen yang menstimulasi produksinya sehingga terbentuk
kompleks antigen-antibodi yang memicu terjadinya respon alergi tipe cepat (anafilaksis)
melalui pelepasan mediator. Pada orang dengan hipersensivitas alergi yang diperantarai
antibodi tersebut, IgE meningkat dengan cepat dan IgE dapat terdapat pada sekresi
eksternal. IgE serum juga meningkat secara tipikal selama infeksi cacing.
Sifat-sifat fisika dari lima kelas utama immunoglobulin
Nama (WHO) IgG IgA IgM IgD IgE
Angka sedimentasi
7S
7S,9S,
11S*
19S 7S 8S
Berat molekul
150.000
160.000
dan
dimmer
900.000 185.000 200.000
Jumlah unit 4-
peptida dasar
1 1, 2* 5 1 1
7. Rantai berat (H) γ Α μ Δ ε
Rantai ringan κ, λ κ, λ κ, λ κ, λ κ, λ
Susunan molekul
γ2κ2
γ2κ2
(α2κ2)1-2
(α2λ2) 1-2
(α2κ2) 2S*
(α2λ2) 2S*
(μ2κ2)5
(μ2λ2)5
δ2κ2
δ2λ 2 (?)
ε 2κ2
ε2λ 2
Valensi untuk
mengikat antigen
2 2, 4 10 2 2
Konsentrasi serum
normal (mg/ml)
8-16 1,4-4 0,5-2 0-0,4
17-450
**
% imunoglobulin
total
80 13 6 0-1 0,002
% karbohidrat 3 8 12 13 12
* = bentuk dimmer dalam sekresi mempunyai komponen S
** = 1ng = 10-9 g
Sifat-sifat biologi lima kelas utama immunoglobulin manusia
IgG IgA IgM IgD IgE
Sifat utama
Ig terbanyak
dalam cairan
tubuh
Ig utama
dalam
sekresi
Aglutinin
efektif
produksi dini
reaksi imun
Terdapat pada
permukaan
limfosit bayi
Timbul pada
infeksi
parasit,
penyebab
atopic
allergy
Ikatan
komplemen
+ - + - -
Tembus
plasenta
+ - - - -
8. Melekat pada
mast cell dan
sel basofil
- - - - +
Daya
pelekatan
pada makrofag
+ +/- - - -