SlideShare a Scribd company logo
1 of 29
KONSEP KEBUTUHAN NUTRISI
Dosen pengampu : Ns Yuni Sapto Edhi Rahayu, M.Kep.
Disusun oleh :
Kelompok 3
1. Khasbulloh
2. Yahya Syaiful Rizal
3. Erni Yunia N
4. Aisah Fitriani
5. Laelatul Mahmudah
6. Fidya Pangestika
STIKES AL-IRSYAD AL – ISLAMIYYAH CILACAP
2015
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat yang
diberikan kepada penulis sehingga penulis dapat menyusun makalah ini dengan
sebaik-baiknya.
Penyusunan makalah ini atas dasar tugas mata kuliah Keterampilan Keperawatan
Dasar II sub bab materi “Kebutuhan Nutrisi” untuk melengkapi materi berikutnya.
Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada narasumber yang telah membantu
penulis dalam penyusunan makalah ini. Mohon maaf penulis sampaikan apabila
terdapat kekurangan dalam penyusunan makalah ini, karena kami masih dalam tahap
belajar.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat sebagai referensi untuk menambah
wawasan kepada pembaca. Penulis sadari dalam penyusunan makalah ini masih
terdapat banyak kekurangan, maka dari itu penulis mengharapkan saran dan kritik
guna perbaikan di masa yang akan datang. Terima kasih.
Cilacap, 9 Desember 2014
Penulis
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................ii
DAFTAR ISI..............................................................................................................................iii
BAB I..........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN....................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................1
C. Tujuan .............................................................................................................................2
BAB II ........................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.......................................................................................................................... 3
A. Pengertian Nutrisi dan nutrien........................................................................................3
B. Sistem tubuh manusia yang berperan dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi...................3
C. Proses pada sistem pencernaan........................................................................................4
D. Metabolisme Tubuh.........................................................................................................6
1. Metabolisme Lemak.......................................................................................................6
2. Metabolisme Karbohidrat............................................................................................... 6
3. Metabolisme Protein ......................................................................................................6
4. Metabolisme Purin.........................................................................................................6
5. Metabolisme Pirimidin...................................................................................................7
6. Metabolisme Porfirin .....................................................................................................7
E. Hormon yang terkait .......................................................................................................7
1. Hormon Insulin.............................................................................................................. 7
2. Hormon Glukagon .........................................................................................................9
3. Hormon Pertumbuhan (Growth Hormone)..................................................................... 10
4. Hormon Tiroksin ......................................................................................................... 10
5. Hormon Kortisol (Cortisol Hormone)............................................................................ 10
6. Hormon Somatostatin................................................................................................... 12
7. Hormon Epinefrin/Norepinefrin.................................................................................... 12
E. Tahap Absorptif dan Postabsorpsi.................................................................................13
F. Laju Metabolik..............................................................................................................14
G. Macam-macam Diet...................................................................................................16
H. Tanda dan gejala kecukupan nutrisi pada anak,dewasa,dan lansia ...........................17
I. Masalah Kebutuhan Nutrisi...........................................................................................19
iv
BAB III..................................................................................................................................... 24
PENUTUP................................................................................................................................ 24
A. Simpulan........................................................................................................................24
B. Saran .............................................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................ 25
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Nutrisi merupakan suatu ikatan kimia yag diperlukan oleh tubuh untuk
melakukan fungsinya sehingga membentuk suatu energi didalam tubuh.
Kebutuhan gizi adalah sejumlah zat gizi minimal yang diperlukan seseorang
yang harus dipenuhi dari konsumsi makanan, agar terhindar dari munculnya gejala-
gejala defisiensi.
Nilai kebutuhan gizi tiap individu berbeda, antara lain tergantung dari faktor
genetik. Sedangkan kecukupan gizi yang dianjurkan atau lebih dikenal dengan angka
kecukupan gizi (AKG), merupakan terjemahan bebas dari Recommended Dietary
Allowance (RDA), diartikan sebagai suatu kecukupan rata-rata zat gizi setiap hari bagi
hampir semua orang menurut golongan umur, jenis kelamin, ukuran tubuh, dan
aktifitas untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal. Karena AKG dimaksudkan
hanya untuk golongan orang yang sehat, maka penyimpangan-penyimpangan khusus
kebutuhan gizi sebagai akibat kelainan metabolisme (termasuk malnutrisi), perawatan
khusus dan lainnya tidak diperhitungkan dalam Angka Kecukupan Gizi.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Nutrisi dan nutrien ?
2. Apa saja sistem yang berperan dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi ?
3. Bagaimanakah proses pada sistem pencernaan?
4. Apa sajakah metabolisme tubuh?
5. Apa sajakah hormon yang terkait ?
6. Bagaimanakah tahap absorptif dan post absorptif?
7. Bagaimanakah laju metabolik ?
8. Apasajakah macam-macam diet?
9. Bagaimanakah masalah dalam Kebutuhan Nutrisi?
2
C. Tujuan
1. Agar Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami apa yang dimaksud dengan
Nutrisi dan Nutrien.
2. Agar Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami sistem yang berperan dalam
pemenuhan kebutuhan nutrisi
3. Agar Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami proses pada sistem
pencernaan
4. Agar Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami metabolisme tubuh.
5. Agar Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami hormon yang terkait.
6. Agar Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami tahap absorptif dan post
absorptif.
7. Agar Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami laju metabolik.
8. Agar Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami macam-macam diet.
9. Agar Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami masalah Kebutuhan Nutrisi.
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. PengertianNutrisi dan nutrien
Nutrisi atau gizi adalah substansi organik yang dibutuhkan organisme untuk
fungsi normal dari sistem tubuh, pertumbuhan, pemeliharaan kesehatan.
Nutrien atau hara adalah unsur atau senyawa kimia yang digunakan
untuk metabolisme atau fisiologi organisme. Nutrien biasanya di kategorikan menjadi
nutrien yang menyediakan energi dan yang digunakan sebagai komponen untuk tubuh
atau struktur sel. Suatu nutrien disebut esensial bagi organisme jika zat tersebut tidak
dapat disintesis oleh organisme dan harus dipenuhi dari sumber makanan.
B. Sistem tubuh manusia yang berperan dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi
Tubuh mnusia terdiri dari beberapa system yang bekerjasama untuk
membentuk kehidupan. Sistem tubuh adalah kelompok terorganisir jaringan yang
membentuk fungsi tertentu, fungsi ini bekerja dengan system lain didalam tubuh.
Sistem Pencernaan
Sistem pencernaan makanan merupakan saluran yang menerima makanan dari
luar dan mempersiapkannya untuk diserap oleh tubuh dengan jalan proses pencernaan
(pengunyahan, penelanan dan pencampuran) dengan enzim dan zat cair, yang
terbentang mulai dari mulut (oris) sampai anus. ( Drs. H. Syaifuddin. 2003)
Sistem pencernaan (bahasa Inggris: digestive system) adalah sistem organ
dalam hewan multisel yang menerima makanan, mencernanya menjadi energi dan
nutrien, serta mengeluarkan sisa proses tersebut melalui dubur. Sistem pencernaan
antara satu hewan dengan yang lainnya bisa sangat jauh berbeda.
Secara spesifik, sistem pencernaan berfungsi untuk mengambil makanan,
memecah nya menjadi molekul nutrisi yang lebih kecil, menyerap molekul tersebut ke
dalam alirah darah, kemudian membersihkan tubuh dari sisa pencernaan.
4
Ada 12 Sistem yang berperan dalam tubuh manusia antara lain sebagai
berikut:
1. Sistem kardiovaskular: memompa darah ke seluruh tubuh
2. Sistem pencernaan: pemrosesan makanan yang terjadi di dalam mulut,
perut, dan usus
3. Sistem endokrin: komunikasi dalam tubuh dengan hormon
4. Sistem kekebalan: mempertahankan tubuh dari serangan benda yang
menyebabkan penyakit
5. Sistem integumen: kulit, rambut
6. Sistem limfatik: struktur yang terlibat dalam transfer limfa antara jaringan
dan aliran darah
7. Sistem otot: menggerakkan tubuh
8. Sistem saraf: mengumpulkan, mengirim, dan memproses informasi dalam
otak dan saraf
9. Sistem reproduksi: organ seks
10. Sistem pernapasan: organ yang digunakan bernafas, paru-paru
11. Sistem rangka: sokongan dan perlindungan struktural dengan tulang
12. Sistem urin: ginjal dan struktur yang dihubungkan dalam produksi dan
ekskresi urin
C. Proses pada sistem pencernaan
1. Ingesti
a. Memasukkan makanan kedalam rongga mulut.
b. Memotong makanan menjadi potongan-potongan yang halus (proses
pengunyahan).
c. Membasahi makanan dengan sekresi kelenjar salivarius/kelenjar ludah.
d. Menelan makanan (deglutition).
2. Digesti
Makanan yang telah ditelan didorong oleh gerakan propulsive (pendorongan)
melewati oropharynx dan esophagus menuju lambung untuk diproses lebih lanjut
oleh enzim pencernaan dan asam lambung, meliputi:
5
a. Tepung dipecah menjadi monosakarida oleh enzim amylase.
b. Protein dipecah menjadi dipeptida dan asam amino oleh enzim pepsin dan
trypsin.
c. Lemak dipecah menjadi monogliserida dan asam lemak bebas oleh enzim
lipase dan esterase.
Fungsi/peran Enzim dalam proses pencernaan secara kimiawi di dalam
tubuh manusia dapat dilihat pada tabel di bawah.
No Lokasi Enzim Substrat Hasil
1).
Kelenjar
Ludah Amilae/Ptialin Amilum, Glikogen Disakarida, Maltosa
2). Lambung Pepsin, Rennin Protein Pepton
3). Usus Halus Peptidase
Polipeptida Rantai
Pendek Asam Amino
Nuklease DNA, RNA
Gula, Basa Asam
Nukleat
Laktase, Maltase Disakarida Monosakarida
Sukrase
4). Pankreas Lipase Trigliserida Asam Lemak, Gliserol
Tripsin,
Kimotripsin Protein Asam Amino
DNAase DNA Nukleotida
RNAase RNA Nukleotida
3. Absorbsi
Penyerapan monosakarida seperti glukosa, asam amino dan monogliseri
asam-asam lemak, air, bikarbonat, dan kalsium dari lumen gastrointestinal ke
aliran darah atau limfe.
4. Defekasi
Pengeluaran sisa makanan yang tidak dicerna oleh tubuh melalui anus
dalam bentuk feces.
6
D. Metabolisme Tubuh
1. Metabolisme Lemak
Metabolisme Lemak adalah mengubah lemak menjadi gliserol dan asam
lemak. Gliserol mengikuti jalan metabolisme glukosa. Sedangkan Oksidasi asam
lemak yaitu rangkaian atom C dipecah menjadi fragmen 2-C melalui Beta-Oksidasi.
Proses ini menyangkut pertautan koenzim A pada gugusan Karboksil (COOH) akhir
dari molekul asam lemak. Hasilnya yaitu pembentukan beberapa komponen 2-C yang
disebut Asetil Ko-A. jumlahnya tergantung pada jumlah atom C pada asam lemak.
Keton Bodies atau badan-badan keton yaitu hasil akhir oksidasi asam lemak, terdiri
dari: Asam aseto asetat, β-hidroksi butirat, dan Aseton.
2. Metabolisme Karbohidrat
Dibawah pengaruh insulin dirubah menjadi glikogen dan disimpan dalam
hepar. Masuk kedalam sirkulasi secara langsung dan dimetabolisir oleh jaringan tubuh
secara langsung. Selanjutnya dirubah menjadi cadangan lemak. Disimpan dalam otot
dalam bentuk glikogen dengan bantuan insulin.
3. Metabolisme Protein
Metabolisme protein merupakan metabolisme dari asam amino itu sendiri.
Kira – kira 75% asam amino digunakan untuk sintesis protein.Asam-asam amino
dapat diperoleh dari protein yang kita makan atau dari hasil degradasi protein di
dalam tubuh kita. Degradasi ini merupakan proses kontinu.
Asam amino selanjutnya digunakan untuk sintesis protein, diperoleh dari
makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan (protein nabati), dan makanan dari
hewan (protein hewani).
4. Metabolisme Purin
Asam nukleat yang dilepas dari pencernaan asam nukleat dan nukleoprotein di
dalam traktus intestinalis akan diurai menjadi mononukleotida oleh enzim
ribonuklease, deoksiribonuklease, dan polinukleotidase. (Rodwell, 2003)
Enzim nukleotidase dan fosfatase menghidrolisis mononukleotida menjadi
nukleotida yang kemudian bisa diserap atau diurai lebih lanjut oleh enzim fosforilase
intestinal menjadi basa purin serta pirimidin. Basa purin akan teroksidasi menjadi
asam urat yang dapat diserap dan selanjutnya di eksresikan ke dalam urine. (Rodwell,
2003)
7
5. Metabolisme Pirimidin
Katalis reaksi awalnya adalah karbamoil fosfat sintase II sitosilik, suatu enzim
yang berbeda dari karbamoil fosfat sintase II mitokondria yang berperan dalam
sintesis urea. Karena itu perbedaan letak mini menghasilkan dua kompartemen
karbamoil fosfat yang independent. PRPP salah satu zat yang berperan pada awal
sintesis nukleotida purin akan ikut serta pada tahap yang jauh lebih belakangan dalam
biosintesis pirimidin.
a. Sitosin → Urasil → Dihidrourasil → Asam β ureidopropionat → CO2 + NH3
b. Timin → Dihidrotimin → Asam β ureidoisobutirat → CO2 + NH3
c. Katabolisme pirimidin terutama berlangsung di hati.
6. Metabolisme Porfirin
Protein hemoglobin merupakan protein yang terdiri dari rantai polipeptida
yang dinamakan APOPROTEIN dan gugus lain, yaitu gugus PROSTETIK.
Perkataan hemoglobin adalah singkatn kata yang mempunyai arti globulin
darah. Protein tersebut mengandung porfirin yang terikat pada besi di samping
polimer asam amino. Oleh karenanya porfirin besi disebut HAEMA sedangkankan
apoproteinnya disebut GLOBIN.
Sintesis dan katabolisma hemoprotein dan berbagai protein lain yang
mengandung Fe terjadi secara terus menerus dalam tubuh seiring dengan sintesis dan
katabolisme porfirin serta pemakaian kembali atom Fe.
E. Hormon yang terkait
1. Hormon Insulin
Adalah hormon yang mengatur pusat untuk metabolisme karbohidrat dan
lemak dalam tubuh. Insulin menyebabkan sel-sel di hati, otot, dan jaringan lemak
untuk mengambil glukosa dari darah, menyimpannya sebagai glikogen di hati dan
otot.
Insulin menghentikan penggunaan lemak sebagai sumber energi dengan
menghambat pelepasan glukagon. Dengan pengecualian dari diabetes mellitus dan
sindrom gangguan metabolisme Metabolik, insulin diberikan dalam tubuh dalam
8
proporsi konstan untuk menghilangkan kelebihan glukosa dari darah, yang sebaliknya
akan menjadi racun.
Ketika kadar glukosa darah turun di bawah tingkat tertentu, tubuh mulai
menggunakan gula disimpan sebagai sumber energi melalui glikogenolisis, yang
memecah glikogen yang tersimpan di hati dan otot menjadi glukosa, yang kemudian
dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi. Seperti tingkat adalah mekanisme
metabolisme pusat kontrol, statusnya juga digunakan sebagai sinyal kontrol untuk
sistem tubuh lainnya (seperti penyerapan asam amino oleh sel-sel tubuh). Selain itu,
memiliki beberapa efek anabolik lain di seluruh tubuh.
Fungsi hormon insulin:
a. Aktivitas hormon
Aktivitas utama insulin dapat dikelompokkan menjadi aktivitas cepat,
sedang, atau lambat. Dalam waktu beberapa detik, insulin meningkatkan
transport glukosa, asam aminodan K+ ke dalam sel yang sensitif insulin. Efek
jangka sedang terjadi dalam beberapa menit dimana terjadistimulasi sintesa
protein, inhibisi degradasi protein,aktivitasi enzim glikolitik, dan glikogen
sintase, sertainhibisi fosforilase dan enzim glukoneogenik. Efek jangkalama
(dalam beberapa jam) adalah meningkatkan mRNA untuk enzim lipogenik dan
enzim lain. Glukosa memasuki sel melalui facilitated diffusion atau pada usus
dan ginjal melalui transport aktif Na sekunder. Pada jaringan otot, lemak dan
beberapa lainnya insulin memfasilitasi masuknya glukosa ke dalam sel dengan
meningkatkan jumlah glucose transporter pada membran sel yang bertanggung
jawab untuk facilitated diffusion glukosa.
Insulin bekerja melalui memperantarai uptake glukosa seluler, regulasi
metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein, serta mendorong pemisahan dan
pertumbuhan sel melalui efekmotigenik pada insulin. Insulin mengandung dua
rantai asam amino yang dihubungkan oleh jembatan disulfide. Hormon ini
disintesa di dalam retikulum endoplasma kasar sel B pankreas, kemudian
ditranspor ke apparatus golgi untuk dipaket dalam bentuk granul-
granul, yang bergerak ke membrane sel dan akhirnya kandungan granul
dilepaskan dengan caraeksositosis. Insulin kemudian melewati laminal basal
sel B dan kapiler dan fenestrata endotel kapiler untuk mencapai aliran darah.
b. Dinding protein
9
c. Proses metabolisme glukosa
Antara hormon insulin dan glukagon memiliki fungsi yang saling
bertolak belakang. Secara umum, sekresi hormon insulin akan menurunkan
kadar gula dalam darah sebaliknya untuk sekresin hormon glukagon akan
meningkatkan kadar gula dalam darah. Perangsangan glukagon bila kadar gula
darah rendah, dan asam amino darah meningkat. Efek glukagon ini juga sama
dengan efek kortisol, GH dan epinefrin. Dalam meningkatkan kadar gula
darah, glukagon merangsang glikogenolisis (pemecahan glikogen menjadi
glukosa) dan meningkatkan transportasiasam amino dari otot serta
meningkatkan glukoneogenesis (pemecahan glukosa dari yang bukan
karbohidrat).
d. Generasi metabolit prekursor dan energy
2. Hormon Glukagon
Adalah suatu hormon yang dikeluarkan oleh pankreas, meningkatkan kadar
glukosa darah.
Glukosa disimpan dalam hati dalam bentuk glikogen, yang merupakan pati-
seperti polimer rantai terdiri dari molekul glukosa. Sel-sel hati (hepatosit) memiliki
reseptor glukagon. Ketika glukagon mengikat pada reseptor glukagon, sel-sel hati
mengubah glikogen menjadi polimer molekul glukosa individu, dan melepaskan
mereka ke dalam aliran darah, dalam proses yang dikenal sebagai glikogenolisis.
Seperti toko-toko menjadi habis, glukagon kemudian mendorong hati untuk
mensintesis glukosa tambahan oleh glukoneogenesis. Glukagon mematikan glikolisis
di hati, menyebabkan intermediet glikolisis akan shuttled untuk glukoneogenesis.
Fungsi hormon:
Glukagon bekerja sebagai faktor hiperglikemik, artinya sebagai faktor yang
menyebabkan meningkatnya kadar glukosa darah, karena glukagon berperan
merangsang proses glikogenolisis dan glukoneogenesis. Glukagon bersifat
lebih poten dari pada epinefrin (adrenalin). Penurunan kadar glukosa darah dikenali
oleh sel β pankreas berperan menghasilkan hormon glukagon. Hormon
glukagon berperan merangsang pembebasan glukosa dari glikogen (terutama di sel
hati) sehingga kadar gula darah kembali normal.
10
3. Hormon Pertumbuhan (Growth Hormone)
Hormon pertumbuhan (GH) adalah hormon peptida yang merangsang
pertumbuhan, reproduksi sel dan regenerasi pada manusia dan hewan lainnya.
Hormon pertumbuhan adalah asam 191-amino rantai polipeptida tunggal yang
disintesis, disimpan, dan disekresi oleh sel-sel somatotroph dalam sayap lateral
kelenjar hipofisis anterior.
Somatotropin (STH) mengacu pada hormon pertumbuhan 1 diproduksi secara
alami dalam hewan, sedangkan somatropin merujuk pada hormon pertumbuhan yang
diproduksi oleh teknologi DNA rekombinan.
Fungsi: Hormon pertumbuhan digunakan sebagai obat resep dalam
pengobatan untuk mengobati gangguan pertumbuhan anak dan defisiensi hormon
pertumbuhan dewasa.
4. Hormon Tiroksin
Tiroksin adalah hormon utama yang dihasilkan oleh kelenjar tiroid. Ini
mendorong sintesis protein (blending) dan pertumbuhan, dan juga membantu
mengatur metabolisme tubuh.
Tiroksin diproduksi oleh kelenjar tiroid dengan cara yang sangat kompleks.
Ketika tingkat tiroksin dalam darah adalah rendah, hipotalamus otak (bagian dari otak
yang mengatur fungsi tubuh) menghasilkan hormon thyrotropin-releasing. Hal ini
merangsang kelenjar pituitary untuk menghasilkan Thyrotropin.
Thyrotropin adalah hormon thyroid-stimulating hormone (TSH) yang
menggairahkan kelenjar tiroid. Ketika tingkat tiroksin dalam darah adalah tinggi,
hipotalamus melepaskan hormon yang menghambat produksi TSH.
Fungsi: Fungsi hormone tiroksin yaitu mengatur pertukaran zat (metabolisme)
di dalam tubuh serta mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tubuh secara
mental.
5. Hormon Kortisol (Cortisol Hormone)
Kortisol adalah hormone steroid, lebih khusus glukokortikoid, yang diproduksi
oleh kelenjar adrenal.Hal in I dirilis dalam respo terhadap stress dan tingkat rendah
glukokortikoid darah.
11
Fungsi:
a. Meningkatkan gula darah melalui glukoneogenesis.
Mengurangi penggunaan glukosa di jaringan perifer dengan cara
menghambat uptake dan penggunaan glukosa oleh jaringan mungkin
melalui hambatan transporter glucose.
b. Menekan sistem kekebalan tubuh.
1) Merangsang pembentukan protein (lipocortin) yang menghambat
phospholipase A2 sehingga mencegah aktivasi kaskade asam
arachidonat dan pengeluaran prostaglandin.
2) Menurunkan jumlah limfosit dan monosit diperifer dalam 4 jam,
hal ini terjadi karena terjadi redistribusi temporer limfosit dari
intravaskular kedalam limpa, kelenjar limfe, ductus thoracicus dan
sumsum tulang.
3) Meningkatkan pengeluaran granulosit dari sumsum tulang
kesirkulasi, tapi menghambat akumulasi netrofil pada daerah
keradangan.
4) Meningkatkan proses apoptosis
5) Menghambat sintesis cytokine
6) Menghambat nitric oxyd synthetase
7) Menghambat respon proliferatif monosit terhadap Colony
Stimulating Factor dan differensiasinya menjadi makrofag
8) Menghambat fungsi fagositik dan sitotoksik makrofag
9) Menghambat pengeluaran sel-sel radang dan cairan ketempat
keradangan
10) Menghambat plasminogen activators (PAs) yang merubah
plasminogen menjadi plasmin yang berperan dalam pemecahan
kininogen menjadi kinin yang berfungsi sebagai vasodilator dan
meningkatkan permeabilitas pembuluh darah.
12
c. Membantu dalam metabolisme lemak, protein, dan karbohidrat.
1) Karbohidrat : Meningkatkan glukoneogenesis
Mengurangi penggunaan glukosa di jaringan perifer
dengan cara menghambat uptake dan penggunaan glukosa oleh
jaringan mungkin melalui hambatan transporter glucose.
2) Lemak : Meningkatkan lipolisis di jaringan lemak
Pada penggunaan khronis dapat terjadi redistribusi
sentral lemak didaerah dorsocervical, bagian belakang leher
(“Buffalo hump“) muka (“moon face”) supraclavicular,
mediastinum anterior dan mesenterium ( 1,2 ). Mekanisme
terjadinya redistribusi ini tidak jelas.
3) Protein: Meningkatkan pemecahan protein menjadi asam amino
dijaringan perifer yang kemudian digunakan untuk
glukoneogenesis.
6. Hormon Somatostatin
Somatostatin (SS) adalah peptida yang dihasilkan oleh beberapa
jaringan tubuh, termasuk hipotalamus. Somatostatin menghambat pelepasan
hormon pertumbuhan dalam menanggapi peningkatan GHRH dan faktor-
faktor stimulasi lain seperti konsentrasi glukosa darah rendah.
7. Hormon Epinefrin/Norepinefrin
Norepinefrin (INN) (disingkat norepi atau NE) adalah nama AS untuk
noradrenalin (BAN) (disingkat NA atau NAD), sebuah katekolamin dengan
peran ganda termasuk sebagai hormon dan neurotransmitter. Daerah tubuh
yang menghasilkan, atau yang dipengaruhi oleh norepinefrin digambarkan
sebagai noradrenergik. Noradrenalin istilah (dari bahasa Latin) dan
norepinefrin (berasal dari bahasa Yunani) yang dipertukarkan, dengan
noradrenalin menjadi nama umum di sebagian besar dunia.
13
Fungsi:
a. sebagai neurotransmitter dilepaskan dari neuron simpatis yang
mempengaruhi jantung. Peningkatan norepinefrin dari saraf
simpatik meningkatkan laju kontraksi
b. Sebagai hormon stres, norepinefrin mempengaruhi bagian otak,
seperti amigdala, di mana perhatian dan tanggapan dikendalikan
c. Ketika norepinefrin bertindak sebagai obat, sehingga meningkatkan
tekanan darah dengan meningkatkan tonus vaskular (ketegangan
otot) melalui α-adrenergik reseptor aktivasi, hal ini menyebabkan
refleks kompensasi yang mengakibatkan penurunan denyut
jantung.
E. Tahap Absorptif dan Postabsorpsi
1. Tahap absorptif adalah periode setelah makan dan selama absorpsi nutrien.
Semua nutrien dalam darah berada dalam konsentrasi tinggi dan sumber
energi utamanya adalah glukosa.
a. Glukosa yang tidak teroksidasi menjadi energi mengalami glikogenesis
atau lipogenesis untuk mengisi cadangan glikogen dan lemak.
b. Asam amino dipakai untuk sintesis protein atau diubah menjadi asam
lemak yang kemudian disintesis menjadi lemak dan disimpan dalam
jaringan adiposa.
c. Sebagian besar lemak disimpan dalam jaringan adiposa.
2. Tahap postabsorpsi adalah periode diantara waktu makan. Tubuh harus
mempertahankan kadar normal glukosa darah untuk memenuhi kebutuhan
energi. Glukosa diperoleh dari glikogen, protein jaringan, dan lemak.
a. Sel-sel hati melepas glukosa dari cadangan glikogen (glikogenesis)
sehingga dapat mempertahankan kadar normal gula darah selama empat
jam.
b. Glukoneogenesis menyediakan glukosa dari sumber-sumber lain, seperti
gliserol, asam piruvat, asam laktat, dan asam keto. Asam lemak tidak dapat
diubah menjadi glukosa, tetapi tubuh dapat menggantinya dengan
14
katabolisme asam lemak untuk memberikan energi dan memberikan
glukosa pada sistem saraf.
c. Jika puasa diperpanjang dan setelah cadangan glikogen dan lemak habis,
maka protein jaringan akan menjadi sumber glukosa.
F. Laju Metabolik
Laju metabolik mengacu pada jumlah energi yang dilepas dalam tubuh
melalui katabolisme per satuan waktu. Jumlah ini dapat diukur dengan
kilokalori atau dinyatakan dengan persentase diatas atau dibawah normal.
a. Basal metabolic rate (BMR) adalah pelepasan energi per satuan waktu
dalam kondisi basal yang secara standar dapat diterima: kondisi terjaga
dan istirahat, pada manusia postabsortif (12 jam setelah makan), dan
dalam lingkungan nyaman serta hangat.
1) BMR menyatakan energi minimal yang dibutuhkan untuk
melakukan respirasi, sirkulasi, digesti, ekskresi, metabolisme
makanan, aktivitas saraf dan muskular, dan pertahanan suhu tubuh
saat individu terjaga.
2) Faktor yang mempengaruhi BMR
a) Hormon. Dengan cara meningkatkan metabolisme selular,
hormon tiroid adalah faktor utama yang mempengaruhi BMR.
b) Ukuran tubuh dan area permukaan. BMR meningkat sejalan
dengan pertambahan berat dan tinggi badan yang berarti
memperluas area permukaan.
c) Usia. BMR tertinggi dicapai pada masa kanak-kanak dan akan
menurun sejalan dengan pertambahan usia.
d) Jenis kelamin. BMR meningkat 15% setiap pertambahan satu
derajat Celcius saat demam (7% per derajat Fahrenheit).
e) Faktor-faktor lain yang meningkatkan BMR antara lain
kecemasan, obat tertentu, dam temperatur lingkungan yang
menurun. Depresi menurunkan BMR, demikian juga dengan
masa kelaparan yang panjang.
15
b. Indeks Masa Tubuh (IMT)
IMT mengukur berat badan menurut tinggi badan, menggunakan
sistem pound dan inchi atau sistem metrik konvensional (kilogram dan
sentimeter). (lihat menghitung IMT). IMT juga dapat diperkirakan
tanpa perlu penghitungan apapun.
Menghitung IMT:
Gunakan rumus dibawah ini untuk menghitung IMT pasien:
Kategori IMT untuk Laki-laki
Nilai BMI Kategori
< 17 Kurus
17 – 23 Normal
23 – 27 Kegemukan
> 27 Obesitas
Kategori IMT untuk Perempuan
Nilai BMI Kategori
< 18 Kurus
18 – 25 Normal
25 – 27 Kegemukan
> 27 Obesitas
16
Berat badan ideal
Cara menghitung berat badan ideal wanita dengan rumus Brocha.
Berat badan ideal wanita (kg) = (Tinggi badan(cm) – 100) – (15% x Tinggi
badan – 100)
Contohnya :
Claudia memiliki tinggi badan 170cm, lalu cara menghitung berat idealnya yakni :
(170 – 100) – (15% x Tinggi badan – 100) = 59.5 Kg
Cara menghitung berat badan ideal pria rumus Brocha.
Berat badan ideal pria = (Tinggi badan(cm) – 100) – (10% x Tinggi badan – 100)
Contohnya:
Robby memiliki tinggi badan 180cm, lalu cara menghitung berat badan idealnya
adalah:
(180 – 100) – (10% x Tinggi badan – 100) = 72 Kg
G. Macam-macam Diet
1. Diet Berdasarkan Asupan Makanan/Gizi :
a. Diet rendah kalori rendah karbohidrat .
Tidak berarti orang lantas tidak makan semua jenis karbohidrat. Asupan
karbohidrat hanya dikurangi. Konsumsilah beras merah atau roti gandum.
Asupan protein dan lemak tetap diperhatikan, namun tidak terlalu tinggi.
b. Diet rendah kalori tinggi protein
Bagi yang ingin melakukan diet ini, dia harus benar-benar fit, terutama ginjal
dan lever. Jika tidak, organ tubuh akan makin terbebani dan kondisi tubuh
justru melemah. Diet ini banyak mengonsumsi protein, seperti daging atau
telur.
c. Diet rendah kalori rendah lemak
Orang dengan diet seperti ini harus pintar-pintar menghitung asupan kalori.
Semua jenis makanan biasanya dikonsumsi, hanya saja dikurangi kalori dan
lemak. Perlu diingat, satu gram lemak sama dengan sembilan kalori. Diet
jenis ini memang tidak bisa berlangsung dengan cepat, paling-paling dua
kilogram sebulan.
Namun, hal ini sudah cukup jika dilakukan secara konsisten.
17
d. Diet rendah kalori tinggi lemak dan protein
Di sini yang dilakukan adalah mengurangi asupan karbohidrat. Diet ini akan
berlangsung lebih lama lagi, itu pun jika orang yang berdiet mampu makan
sedikit nasi atau bahkan tidak sama sekali.
e. Food Combining.
Cara ini adalah mengatur pola makan yang melibatkan teori asam dan
basa, juga PH netral. Meskipun semua makanan bisa dipilih, baik karbohidrat,
protein, maupun lemak, biasanya jenis makanannya tetap harus diatur.
Misalnya, makan pagi hanya dengan buah-buahan atau susu kedelai, lalu
siang dengan nasi tiga sendok dipadu sayur mayur dan tempe-tahu. Makan
malam, karbohidrat juga dikurangi. Meski bisa menurunkan berat badan
cukup lumayan, sampai sekitar lima kilogram sebulan, namun cara ini cukup
rumit.
H. Tanda dan gejala kecukupan nutrisi pada anak,dewasa,dan lansia
1. Penampilan umum
Tanda dari nutrisi yang baik yang dapat dilihat dari penampilan
umumnya adalah responsive. Gejala yang dapat dilihat jjika nutrisi yang
kurang baik adalah lesu.
2. Postur
Tanda nutrisi yang baik dapat lihat dari postur yang tegak, lengan dan
tungkai lurus. Gejala yang timbul jika nutrisi kurang baik adalah bahu
kendur, dada cekung dan punggung bungkuk.
3. Otot
Tanda yang dapat dilihat jika nutrisi terpenuhi dengan baik adalah otot
berkembang dengan baik, kuat, da terdapat lemak dibawah kulit.
Sedangkan gejala yang dapat dilihat jika kecukupan nutrisi buruk
adalah penampilan lemah, sering merasa nyeri dan edema.
18
1. Kontrol system saraf
Seseorang yang memiliki nutrisi yang baik dapat dilihat kurang
iritabilitas atau kelelahan dan memiliki kestabilan psikologis. Gejala
yang timbul jika nutrisi kecukupan nutrisi krang baik adalah
iritabilitas, bingung, tangan dan kaki terasa terbakar dan kesemutan.
2. Fungsi kardiovaskuler
Tanda : laju denyut dan irama jntung normal, tekanan darah normal.
Gejala : laju denyut janung cepat (di atas 100 kali/menit),irama tidak
normal dan tekanan darah meningkat.
3. Vitalitas umum
Tanda : bertenaga, penampilan kuat. Gejala : mudah lelah, kurang
energy, mudah tertidur dan mudah capek
4. Rambut
Tanda kecukupan nutrisi baik: rambut berkilau, kuat, kulit
kepala sehat. Gejala jika kecukupan nutrisi buruk : rambut kusam,
kusut, kering, tipis dan kasar, mudah rontok.
5. Kulit
Tanda kecukupan nutrisi yang baik : kulit halus dan sedikit
lembab dengan warna baik. Gejala yang dapat dilihat jika nutrisi tidak
baik : kasar, kering, bersisik, pucat.
6. Wajah dan leher
Tanda kecukupan nutrisi yang baik : warna merata, halus,
penampilan sehat. Gejala yang dapat dilihat jika nutrisi buruk : wajah
berminyak, bersisik, kulit gelap di pipi dan dibawah mata, wajah kasar
disekitar hidung dan mulut.
7. Bibir
Tanda kecukupan nutrisi yang baik : halus, penampilan lembab
(tidak pecah-pecah atau bengkak). Gejala jika nutrisi buruk : kering,
lesi angular pada sudut mulut.
8. Gusi
Tanda jika kecukupan nutrisi baik : warna merah muda, tidak
bengkak atau berdarah. Gejala jika kecukupan nutrisi buruk : gusi
bengkak dan mudah berdarah.
19
9. Lidah
Tanda jika kecukupan nutrisi baik : warna merah muda, halus.
Gejala jika kecukupan nutrisi buruk : penampilan bengkak, kasar,
warna daging.
10. Gigi
Tanda jika kecukupan nutrisi baik : gigi tidak berlubang dan
nyeri. Gejala jika kecukupan nutrisi buruk : penampilan salah posisi.
11. Mata
Tanda jika kecukupan nutrisi baik : mata terang, jernih,
penampilan bersinar. Gejala jika kecukupan nutrisi buruk : kekeringan
membrane mata, kemerahan, kering.
12. Kuku
Tanda jika kecukupan nutrisi baik : penampilan keras, merah
muda. Gejala jika kecukupan nutrisi buruk : kuku mudah patah.
13. Kaki atau tungkai
Tanda jika kecukupan nutrisi baik : tidak nyeri, lemah, dan
bengkak. Gejala jika kecukupan nutrisi tidak baik : edema betis,
kesemutan dan lemah.
I. Masalah Kebutuhan Nutrisi
1. Kekurangan Nutrisi
Kekurangan nutrisi merupakan keadaan yang dialami seseorang dalam
keadaan tidak berpuasa (normal) atau resiko penurunan berat badan akibat
ketidakmampuan asupan nutrisi untuk kebutuhan metabolisme.
Tanda klinis :
a. Berat badan 10-20% dibawah normal
b. Tinggi badan dibawah ideal
c. Lingkar kulit triseps lengan tengah kurang dari 60% ukuran standar
d. Adanya kelemahan dan nyeri tekan pada otot
e. Adanya penurunan albumin serum
f. Adanya penurunan transferin
Kemungkinan penyebab:
20
a. Meningkatnya kebutuhan kalori dan kesulitan dalam mencerna kalori
akibat penyakit infeksi atau kanker.
b. Disfagia karena adanya kelainan persarafan.
c. Penurunan absorbsi nutrisi akibat penyakit crohn atau intoleransi laktosa.
d. Nafsu makan menurun.
2. Kelebihan Nutrisi
Kelebihan nutrisi merupakan suatu keadaan yang dialami seseorang yang
mempunyai resiko peningkatan berat badan akibat asupan kebutuhan
metabolisme secara berlebihan.
Tanda klinis :
a. Berat badan lebih dari 10% berat ideal
b. Obesitas (lebih dari 20 % berat ideal)
c. Lipatan kulit trisep lebih dari 15 mm pada pria dan 25 mm pada wanita
d. Adanya jumlah asupan berlebihan aktivitas menurun atau monoton.
Kemungkinan penyebab :
a. Perubahan pola makan
b. Penurunan fungsi pengecapan dan penciuman
3. Obesitas
Obesitas merupakan masalah peningkatan berat badan yang mencapai
lebih dari 20% berat badan normal. Status nutrisinya adalah melebihi
kebutuhan asupan kalori dan penurunan dalam penggunaan kalori.
4. Malnutrisi
Malnutrisi merupakan masalah yang berhubungan dengan kekurangan
zat gizi pada tingkat seluler atau dapat dikatakan sebagai masalah asupan
zat gizi yang tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh. Gejala umumnya adalah
21
berat badan rendah dengan asupan makanan yang cukup atau asupan kurang
dari kebutuhan tubuh, adanya kelemahan otot dan penurunan energi, pucat
pada kulit, membrane mukosa, konjungtiva dan lain- lain.
5. Diabetes mellitus
Diabetes melitus merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang ditandai
dengan adanya gangguan metabolisme karbohidrat akibat kekurangan
insulin atau penggunaan karbohidrat secara berlebihan.
6. Hipertensi
Hipertensi merupakan gangguan nutrisi yang juga disebabkan oleh
berbagai masalah pemenuhan kebutuhan nutrisi seperti penyebab dari
adanya obesitas, serta asupan kalsium, natrium, dan gaya hidup yang
berlebihan.
7. Penyakit jantung koroner
Penyakit jantung koroner merupakan gangguan nutrisi yang sering
disebabkan oleh adanya peningkatan kolesterol darah dan merokok.
Saat ini, penyakit jantung koroner sering dialami karena adanya
perilaku atau gaya hidup yang tidak sehat, obesitas dan lain-lain.
8. Kanker
Kanker merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang disebabkan oleh
pengonsumsian lemak secara berlebihan.
9. Anoreksia nervosa
Aneroksia nervosa merupakan penurunan berat badan secara
mendadak dan berkepanjangan, ditandai dengan adanya konstipasi,
pembengkakan badan, nyeri abdomen, kedinginan, elergi, dan kelebihan
energi.
22
10. Kwashiorkor
Gejalanya adalah pertumbuhan terhambat, otot-otot berkurang dan
lemah, bengkak (edema) terutama pada perut, kaki, dan tangan, muka bulat,
gangguan gerak, tidak nafsu makan serta tampak sedih dan apatis. Kulit
kusam, kering bersisik, dan pecah-pecah, rambut kusam, halus dan mudah
rontok.Hati membesar dan sering diikuti kekurangan darah dan gangguan
mata. Kondisi lebih sering terjadi pada anak usia 2-3 tahun.
11. Marasmus
Penyakit kelaparan ini memiliki gejala antara lain, pertumbuhan
yang terhambat, kurus, dan otot berkurang serta lemah, tampak apatis,
kadang terjadi perubahan pada kulit dan rambut, pembesaran hati, sering
menderita gangguan pencernaan, infeksi saluran nafas, TBC, cacingan, dan
penyakit kronis lain.
Kelebihan protein akan memberatkan hati dan ginjal, dapat
menyebabkan diare, kekuranagan cairan serta demam. (Rahayu Widodo,
2009)
23
12. Beri-beri
Beri-beri merupakan penyakit yang penyebab utamanya adalah
kekuranga vitamin B-1 (tiamin). Jika seseorang memiliki asupan pada
makanan yang kaya vitamin B-1, peluang tubuh untuk mengembangkan
resiko beri-beri menjadi lebih rendah. Daging, produk susu, dan biji-bijian
merupakan sumber yang sangat baik dari Vitamin B-1 yang dapat
mencegah tubuh dari penyakit beri-beri ini.
24
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Nutrisi merupakan suatu ikatan kimia yag diperlukan oleh tubuh untuk
melakukan fungsinya sehingga membentuk suatu energi didalam tubuh.
Nutrien adalah zat kimia organik dan anorganik yang ditemukan dalam makanan dan
diperoleh untuk penggunaan fungsi tubuh. Nutrien atau hara adalah unsur atau senyawa
kimia yang digunakan untuk metabolisme atau fisiologi organisme.
Nilai kebutuhan gizi tiap individu berbeda, antara lain tergantung dari faktor
genetik. Sedangkan kecukupan gizi yang dianjurkan atau lebih dikenal dengan angka
kecukupan gizi (AKG), merupakan terjemahan bebas dari Recommended Dietary
Allowance (RDA), diartikan sebagai suatu kecukupan rata-rata zat gizi setiap hari bagi
hampir semua orang menurut golongan umur, jenis kelamin, ukuran tubuh, dan aktifitas
untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal.
B. Saran
Diharapkan Mahasiswa mampu memahami isi dari makalah yang kami susun
isi. Mohon dimaklumkan bila terdapat kekurangan ataupun kesalahan dalam menyusun
makalah ini karena kami masih dalam tahap belajar. Semoga bermanfaat bagi
pembaca, terimakasih.
25
DAFTAR PUSTAKA
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20564/3/Chapter%20II.pdf
http://gejalakanker.org/gejala-penyakt-beri-beri
http://www.pilihdokter.com/id/berita/berbagai-gangguan-kesehatan-akibat-kurang-
gizi#sthash.wS5v1h5f.dpuf
http://www.hukor.depkes.go.id/up_prod_permenkes/PMK%20No.%20155%20ttg%2
0Penggunaan%20Kartu%20Menuju%20Sehat%20(KMS)%20Bagi%20Balita.pdf
http://www.library.upnvj.ac.id/pdf/4s1kedokteran/207311121/bab%20II.pdf
http://nsyadi.blogspot.com/2011/12/metabolisme-purin-dan-pirimidin.html
http://www.hukor.depkes.go.id/up/prod/permenkes/PMK%20No.%2041%20ttg%20P
edoman%20Gizi%20Seimbang.pdf
http://www.cara-kesehatankecantikan.com/2015/05/cara-menghitung-berat-badan-
ideal-pria.html

More Related Content

What's hot

asuhan-keperawatan-tiroid
asuhan-keperawatan-tiroidasuhan-keperawatan-tiroid
asuhan-keperawatan-tiroidMasben27
 
Teori Sistem dalam pelayanan kesehatan
Teori Sistem dalam pelayanan kesehatanTeori Sistem dalam pelayanan kesehatan
Teori Sistem dalam pelayanan kesehatanMuhammad Awaludin
 
Makalah etika keperawatan
Makalah etika keperawatanMakalah etika keperawatan
Makalah etika keperawatanWarnet Raha
 
Hubungan Kerja Perawat dengan Teman Sejawat
Hubungan Kerja Perawat dengan Teman SejawatHubungan Kerja Perawat dengan Teman Sejawat
Hubungan Kerja Perawat dengan Teman SejawatAgustin Malianti
 
Ppt rasa nyaman dan nyeri
Ppt rasa nyaman dan nyeriPpt rasa nyaman dan nyeri
Ppt rasa nyaman dan nyeriWidya Marwah
 
Model pemberian asuhan keperawatan
Model pemberian asuhan keperawatanModel pemberian asuhan keperawatan
Model pemberian asuhan keperawatanRahayoe Ningtyas
 
Makalah patient safety
Makalah patient safetyMakalah patient safety
Makalah patient safetyVicky Thio
 
konsep sehat sakit
konsep sehat sakitkonsep sehat sakit
konsep sehat sakitnuniek20
 
05 pengkajian fisik&amp;psikologis
05 pengkajian fisik&amp;psikologis05 pengkajian fisik&amp;psikologis
05 pengkajian fisik&amp;psikologisdhina wida
 
Dialog komunikasi terapeutik perawat danpasien
Dialog komunikasi terapeutik perawat danpasienDialog komunikasi terapeutik perawat danpasien
Dialog komunikasi terapeutik perawat danpasienzulindarisma
 
Holistic Care
Holistic CareHolistic Care
Holistic CareCahya
 
Prinsip prinsip etika keperawatan
Prinsip prinsip etika keperawatanPrinsip prinsip etika keperawatan
Prinsip prinsip etika keperawatanHiiendry Pangestu
 
Falsafah dan Paradigma Keperawatan
Falsafah dan Paradigma KeperawatanFalsafah dan Paradigma Keperawatan
Falsafah dan Paradigma KeperawatanUwes Chaeruman
 
Konsep Stress dan Adaptasi
Konsep Stress dan AdaptasiKonsep Stress dan Adaptasi
Konsep Stress dan AdaptasiWidiastutiwiwi
 
Konsep Dasar Terapi Komplementer (1) (1).ppt
Konsep Dasar Terapi Komplementer (1) (1).pptKonsep Dasar Terapi Komplementer (1) (1).ppt
Konsep Dasar Terapi Komplementer (1) (1).pptLucuLucuan3
 
Prespektif Keperawatan Paliatif
Prespektif Keperawatan PaliatifPrespektif Keperawatan Paliatif
Prespektif Keperawatan PaliatifVicky Thio
 

What's hot (20)

Anfis sistem sensori
Anfis sistem sensoriAnfis sistem sensori
Anfis sistem sensori
 
Prinsip justice
Prinsip justicePrinsip justice
Prinsip justice
 
asuhan-keperawatan-tiroid
asuhan-keperawatan-tiroidasuhan-keperawatan-tiroid
asuhan-keperawatan-tiroid
 
Teori Sistem dalam pelayanan kesehatan
Teori Sistem dalam pelayanan kesehatanTeori Sistem dalam pelayanan kesehatan
Teori Sistem dalam pelayanan kesehatan
 
Makalah etika keperawatan
Makalah etika keperawatanMakalah etika keperawatan
Makalah etika keperawatan
 
Hubungan Kerja Perawat dengan Teman Sejawat
Hubungan Kerja Perawat dengan Teman SejawatHubungan Kerja Perawat dengan Teman Sejawat
Hubungan Kerja Perawat dengan Teman Sejawat
 
Ppt rasa nyaman dan nyeri
Ppt rasa nyaman dan nyeriPpt rasa nyaman dan nyeri
Ppt rasa nyaman dan nyeri
 
Model pemberian asuhan keperawatan
Model pemberian asuhan keperawatanModel pemberian asuhan keperawatan
Model pemberian asuhan keperawatan
 
Makalah patient safety
Makalah patient safetyMakalah patient safety
Makalah patient safety
 
konsep sehat sakit
konsep sehat sakitkonsep sehat sakit
konsep sehat sakit
 
05 pengkajian fisik&amp;psikologis
05 pengkajian fisik&amp;psikologis05 pengkajian fisik&amp;psikologis
05 pengkajian fisik&amp;psikologis
 
Kebutuhan rasa aman dan nyaman
Kebutuhan rasa aman dan nyamanKebutuhan rasa aman dan nyaman
Kebutuhan rasa aman dan nyaman
 
Dialog komunikasi terapeutik perawat danpasien
Dialog komunikasi terapeutik perawat danpasienDialog komunikasi terapeutik perawat danpasien
Dialog komunikasi terapeutik perawat danpasien
 
Konsep dan-perspektif-kmb
Konsep dan-perspektif-kmbKonsep dan-perspektif-kmb
Konsep dan-perspektif-kmb
 
Holistic Care
Holistic CareHolistic Care
Holistic Care
 
Prinsip prinsip etika keperawatan
Prinsip prinsip etika keperawatanPrinsip prinsip etika keperawatan
Prinsip prinsip etika keperawatan
 
Falsafah dan Paradigma Keperawatan
Falsafah dan Paradigma KeperawatanFalsafah dan Paradigma Keperawatan
Falsafah dan Paradigma Keperawatan
 
Konsep Stress dan Adaptasi
Konsep Stress dan AdaptasiKonsep Stress dan Adaptasi
Konsep Stress dan Adaptasi
 
Konsep Dasar Terapi Komplementer (1) (1).ppt
Konsep Dasar Terapi Komplementer (1) (1).pptKonsep Dasar Terapi Komplementer (1) (1).ppt
Konsep Dasar Terapi Komplementer (1) (1).ppt
 
Prespektif Keperawatan Paliatif
Prespektif Keperawatan PaliatifPrespektif Keperawatan Paliatif
Prespektif Keperawatan Paliatif
 

Viewers also liked

Konsep Dasar Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi
Konsep Dasar Pemenuhan Kebutuhan NutrisiKonsep Dasar Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi
Konsep Dasar Pemenuhan Kebutuhan Nutrisipjj_kemenkes
 
Nutrisi pada chronic renal
Nutrisi pada chronic renalNutrisi pada chronic renal
Nutrisi pada chronic renalRizky maulana
 
Konsep Dasar Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi
Konsep Dasar Pemenuhan Kebutuhan NutrisiKonsep Dasar Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi
Konsep Dasar Pemenuhan Kebutuhan Nutrisipjj_kemenkes
 
Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi dan Cairan
Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi dan CairanPemenuhan Kebutuhan Nutrisi dan Cairan
Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi dan Cairanpjj_kemenkes
 
Jurnal Motivasi dan Emosi (Psikologi)
Jurnal Motivasi dan Emosi (Psikologi)Jurnal Motivasi dan Emosi (Psikologi)
Jurnal Motivasi dan Emosi (Psikologi)Nursyuhadah Rahwi
 
Makalah kebutuhan nutrisi
Makalah kebutuhan nutrisiMakalah kebutuhan nutrisi
Makalah kebutuhan nutrisiDedi Kun
 
Penilaian st gizi
Penilaian st giziPenilaian st gizi
Penilaian st giziPriyo1212
 
Kebutuhan seksual _Keperawatan Dasar
Kebutuhan seksual _Keperawatan Dasar Kebutuhan seksual _Keperawatan Dasar
Kebutuhan seksual _Keperawatan Dasar Desi Ardhina
 
Asuhan Keperawatan Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi
Asuhan Keperawatan Pemenuhan Kebutuhan NutrisiAsuhan Keperawatan Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi
Asuhan Keperawatan Pemenuhan Kebutuhan Nutrisipjj_kemenkes
 
Prosedur Tindakan Pemenuhan Kebutuhan Oksigen
Prosedur Tindakan Pemenuhan Kebutuhan OksigenProsedur Tindakan Pemenuhan Kebutuhan Oksigen
Prosedur Tindakan Pemenuhan Kebutuhan Oksigenpjj_kemenkes
 
PENILAIAN STATUS GIZI
PENILAIAN STATUS GIZI  PENILAIAN STATUS GIZI
PENILAIAN STATUS GIZI pjj_kemenkes
 
Angka kecukupan gizi ppt
Angka kecukupan gizi pptAngka kecukupan gizi ppt
Angka kecukupan gizi pptLilis c'Ben
 

Viewers also liked (20)

pemenuhan Kebutuhan nutrisi
pemenuhan Kebutuhan nutrisipemenuhan Kebutuhan nutrisi
pemenuhan Kebutuhan nutrisi
 
Konsep Dasar Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi
Konsep Dasar Pemenuhan Kebutuhan NutrisiKonsep Dasar Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi
Konsep Dasar Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi
 
Nutrisi pada chronic renal
Nutrisi pada chronic renalNutrisi pada chronic renal
Nutrisi pada chronic renal
 
Klp 3
Klp 3Klp 3
Klp 3
 
Kebutuhan gizi
Kebutuhan giziKebutuhan gizi
Kebutuhan gizi
 
Konsep Dasar Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi
Konsep Dasar Pemenuhan Kebutuhan NutrisiKonsep Dasar Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi
Konsep Dasar Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi
 
Makalah kebutuhan nutrisi
Makalah kebutuhan nutrisiMakalah kebutuhan nutrisi
Makalah kebutuhan nutrisi
 
Metabolisme
MetabolismeMetabolisme
Metabolisme
 
Fosfat
FosfatFosfat
Fosfat
 
Bab1,2,3
Bab1,2,3Bab1,2,3
Bab1,2,3
 
Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi dan Cairan
Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi dan CairanPemenuhan Kebutuhan Nutrisi dan Cairan
Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi dan Cairan
 
Jurnal Motivasi dan Emosi (Psikologi)
Jurnal Motivasi dan Emosi (Psikologi)Jurnal Motivasi dan Emosi (Psikologi)
Jurnal Motivasi dan Emosi (Psikologi)
 
Makalah kebutuhan nutrisi
Makalah kebutuhan nutrisiMakalah kebutuhan nutrisi
Makalah kebutuhan nutrisi
 
Penilaian st gizi
Penilaian st giziPenilaian st gizi
Penilaian st gizi
 
Kebutuhan seksual _Keperawatan Dasar
Kebutuhan seksual _Keperawatan Dasar Kebutuhan seksual _Keperawatan Dasar
Kebutuhan seksual _Keperawatan Dasar
 
Asuhan Keperawatan Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi
Asuhan Keperawatan Pemenuhan Kebutuhan NutrisiAsuhan Keperawatan Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi
Asuhan Keperawatan Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi
 
Karbohidrat i
Karbohidrat iKarbohidrat i
Karbohidrat i
 
Prosedur Tindakan Pemenuhan Kebutuhan Oksigen
Prosedur Tindakan Pemenuhan Kebutuhan OksigenProsedur Tindakan Pemenuhan Kebutuhan Oksigen
Prosedur Tindakan Pemenuhan Kebutuhan Oksigen
 
PENILAIAN STATUS GIZI
PENILAIAN STATUS GIZI  PENILAIAN STATUS GIZI
PENILAIAN STATUS GIZI
 
Angka kecukupan gizi ppt
Angka kecukupan gizi pptAngka kecukupan gizi ppt
Angka kecukupan gizi ppt
 

Similar to KEBUTUHAN NUTRISI

MAKALAH_KEBUTUHAN_NUTRISI.docx
MAKALAH_KEBUTUHAN_NUTRISI.docxMAKALAH_KEBUTUHAN_NUTRISI.docx
MAKALAH_KEBUTUHAN_NUTRISI.docxAlyLiah
 
Nabila (1)
Nabila (1)Nabila (1)
Nabila (1)JANGANDI
 
makanan yang patut dihindari dan yang perlu dikonsumsi
makanan yang patut dihindari dan yang perlu dikonsumsimakanan yang patut dihindari dan yang perlu dikonsumsi
makanan yang patut dihindari dan yang perlu dikonsumsiputrinabila123
 
M3 kb3 nutrisi dan eliminasi rev4
M3 kb3 nutrisi dan eliminasi rev4M3 kb3 nutrisi dan eliminasi rev4
M3 kb3 nutrisi dan eliminasi rev4ppghybrid4
 
Makalah Status GIZI
Makalah Status GIZIMakalah Status GIZI
Makalah Status GIZIApapunituzar
 
Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi dan Cairan
Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi dan CairanPemenuhan Kebutuhan Nutrisi dan Cairan
Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi dan Cairanpjj_kemenkes
 
PENGANTAR ILMU GIZI
PENGANTAR ILMU GIZI PENGANTAR ILMU GIZI
PENGANTAR ILMU GIZI pjj_kemenkes
 
Kandungan nutrisi pada makanan
Kandungan nutrisi pada makananKandungan nutrisi pada makanan
Kandungan nutrisi pada makananDestina Destina
 
PENTINGNYANMERAWAT TUBUH KITA DENGAN GIZI .pptx
PENTINGNYANMERAWAT TUBUH KITA DENGAN  GIZI .pptxPENTINGNYANMERAWAT TUBUH KITA DENGAN  GIZI .pptx
PENTINGNYANMERAWAT TUBUH KITA DENGAN GIZI .pptxGigihRamadan
 
1. KONSEP KEBUTUHAN NUTRISI.pptx
1. KONSEP KEBUTUHAN NUTRISI.pptx1. KONSEP KEBUTUHAN NUTRISI.pptx
1. KONSEP KEBUTUHAN NUTRISI.pptxAnaTasya26
 
Biologi bab 6 kelas XI
Biologi bab 6 kelas XIBiologi bab 6 kelas XI
Biologi bab 6 kelas XISalma Maulida
 
PENGANTAR ILMU GIZI, TREND & ISSUE DI INDONESIA.pptx
PENGANTAR ILMU  GIZI, TREND & ISSUE DI INDONESIA.pptxPENGANTAR ILMU  GIZI, TREND & ISSUE DI INDONESIA.pptx
PENGANTAR ILMU GIZI, TREND & ISSUE DI INDONESIA.pptxpkmmasmambang
 
POLA HIDUP SEHAT
POLA HIDUP SEHATPOLA HIDUP SEHAT
POLA HIDUP SEHATcayani yan
 
Konsep dasar ilmu gizi
Konsep dasar ilmu giziKonsep dasar ilmu gizi
Konsep dasar ilmu giziShanti Lestari
 
RPP KD 3.3 (pertemuan pertama)
RPP KD 3.3 (pertemuan pertama)RPP KD 3.3 (pertemuan pertama)
RPP KD 3.3 (pertemuan pertama)Tirha G-Nemon Arbi
 

Similar to KEBUTUHAN NUTRISI (20)

MAKALAH_KEBUTUHAN_NUTRISI.docx
MAKALAH_KEBUTUHAN_NUTRISI.docxMAKALAH_KEBUTUHAN_NUTRISI.docx
MAKALAH_KEBUTUHAN_NUTRISI.docx
 
Nabila (1)
Nabila (1)Nabila (1)
Nabila (1)
 
makanan yang patut dihindari dan yang perlu dikonsumsi
makanan yang patut dihindari dan yang perlu dikonsumsimakanan yang patut dihindari dan yang perlu dikonsumsi
makanan yang patut dihindari dan yang perlu dikonsumsi
 
M3 kb3 nutrisi dan eliminasi rev4
M3 kb3 nutrisi dan eliminasi rev4M3 kb3 nutrisi dan eliminasi rev4
M3 kb3 nutrisi dan eliminasi rev4
 
Makalah Status GIZI
Makalah Status GIZIMakalah Status GIZI
Makalah Status GIZI
 
Makanan dan minuman sehat
Makanan dan minuman sehat Makanan dan minuman sehat
Makanan dan minuman sehat
 
Bahan ajar
Bahan ajarBahan ajar
Bahan ajar
 
Materi biologi x ppt bab 6 fix
Materi biologi x ppt bab 6 fixMateri biologi x ppt bab 6 fix
Materi biologi x ppt bab 6 fix
 
Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi dan Cairan
Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi dan CairanPemenuhan Kebutuhan Nutrisi dan Cairan
Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi dan Cairan
 
PENGANTAR ILMU GIZI
PENGANTAR ILMU GIZI PENGANTAR ILMU GIZI
PENGANTAR ILMU GIZI
 
Kandungan nutrisi pada makanan
Kandungan nutrisi pada makananKandungan nutrisi pada makanan
Kandungan nutrisi pada makanan
 
PENTINGNYANMERAWAT TUBUH KITA DENGAN GIZI .pptx
PENTINGNYANMERAWAT TUBUH KITA DENGAN  GIZI .pptxPENTINGNYANMERAWAT TUBUH KITA DENGAN  GIZI .pptx
PENTINGNYANMERAWAT TUBUH KITA DENGAN GIZI .pptx
 
1. KONSEP KEBUTUHAN NUTRISI.pptx
1. KONSEP KEBUTUHAN NUTRISI.pptx1. KONSEP KEBUTUHAN NUTRISI.pptx
1. KONSEP KEBUTUHAN NUTRISI.pptx
 
Biologi bab 6 kelas XI
Biologi bab 6 kelas XIBiologi bab 6 kelas XI
Biologi bab 6 kelas XI
 
PENGANTAR ILMU GIZI, TREND & ISSUE DI INDONESIA.pptx
PENGANTAR ILMU  GIZI, TREND & ISSUE DI INDONESIA.pptxPENGANTAR ILMU  GIZI, TREND & ISSUE DI INDONESIA.pptx
PENGANTAR ILMU GIZI, TREND & ISSUE DI INDONESIA.pptx
 
POLA HIDUP SEHAT
POLA HIDUP SEHATPOLA HIDUP SEHAT
POLA HIDUP SEHAT
 
Karya ilmiah makanan sehat
Karya ilmiah makanan sehatKarya ilmiah makanan sehat
Karya ilmiah makanan sehat
 
Karya ilmiah makanan sehat
Karya ilmiah makanan sehatKarya ilmiah makanan sehat
Karya ilmiah makanan sehat
 
Konsep dasar ilmu gizi
Konsep dasar ilmu giziKonsep dasar ilmu gizi
Konsep dasar ilmu gizi
 
RPP KD 3.3 (pertemuan pertama)
RPP KD 3.3 (pertemuan pertama)RPP KD 3.3 (pertemuan pertama)
RPP KD 3.3 (pertemuan pertama)
 

More from Sulistia Rini

Tindakan Kolaborasi pada Pneumotoraks
Tindakan Kolaborasi pada PneumotoraksTindakan Kolaborasi pada Pneumotoraks
Tindakan Kolaborasi pada PneumotoraksSulistia Rini
 
Tindakan Kolaborasi pada Empiema
Tindakan Kolaborasi pada EmpiemaTindakan Kolaborasi pada Empiema
Tindakan Kolaborasi pada EmpiemaSulistia Rini
 
Tindakan Kolaborasi pada Efuisi pleura
Tindakan Kolaborasi pada Efuisi pleuraTindakan Kolaborasi pada Efuisi pleura
Tindakan Kolaborasi pada Efuisi pleuraSulistia Rini
 
Tindakan Kolaborasi pada Pneumothoraks
Tindakan Kolaborasi pada PneumothoraksTindakan Kolaborasi pada Pneumothoraks
Tindakan Kolaborasi pada PneumothoraksSulistia Rini
 
Tindakan Kolaborasi pada Efusi Pleura
Tindakan Kolaborasi pada Efusi PleuraTindakan Kolaborasi pada Efusi Pleura
Tindakan Kolaborasi pada Efusi PleuraSulistia Rini
 
Tindakan Kolaborasi pada Ca Paru
Tindakan Kolaborasi pada Ca ParuTindakan Kolaborasi pada Ca Paru
Tindakan Kolaborasi pada Ca ParuSulistia Rini
 
Tindakan Kolaborasi pada Ca Paru
Tindakan Kolaborasi pada Ca ParuTindakan Kolaborasi pada Ca Paru
Tindakan Kolaborasi pada Ca ParuSulistia Rini
 
Asuhan Keperawatan pneumuthorax
Asuhan Keperawatan pneumuthoraxAsuhan Keperawatan pneumuthorax
Asuhan Keperawatan pneumuthoraxSulistia Rini
 
Asuhan Keperawatan pneumuthorax
 Asuhan Keperawatan pneumuthorax Asuhan Keperawatan pneumuthorax
Asuhan Keperawatan pneumuthoraxSulistia Rini
 
Terapi komplementer pada pasien bronchitis
Terapi komplementer pada pasien bronchitisTerapi komplementer pada pasien bronchitis
Terapi komplementer pada pasien bronchitisSulistia Rini
 
Terapi komplementer pada anak pertusis
Terapi komplementer pada anak pertusisTerapi komplementer pada anak pertusis
Terapi komplementer pada anak pertusisSulistia Rini
 
Terapi komplementer pada anak asma bronkhial
Terapi komplementer pada anak asma bronkhialTerapi komplementer pada anak asma bronkhial
Terapi komplementer pada anak asma bronkhialSulistia Rini
 
Terapi komplementer pada anak asma bronkhial
Terapi komplementer pada anak asma bronkhialTerapi komplementer pada anak asma bronkhial
Terapi komplementer pada anak asma bronkhialSulistia Rini
 
Terapi komplementer pada anak pneumonia
Terapi komplementer pada anak pneumoniaTerapi komplementer pada anak pneumonia
Terapi komplementer pada anak pneumoniaSulistia Rini
 
Terapi komplementer pada anak TBC
Terapi komplementer pada anak TBCTerapi komplementer pada anak TBC
Terapi komplementer pada anak TBCSulistia Rini
 

More from Sulistia Rini (20)

Tindakan Kolaborasi pada Pneumotoraks
Tindakan Kolaborasi pada PneumotoraksTindakan Kolaborasi pada Pneumotoraks
Tindakan Kolaborasi pada Pneumotoraks
 
Tindakan Kolaborasi pada Empiema
Tindakan Kolaborasi pada EmpiemaTindakan Kolaborasi pada Empiema
Tindakan Kolaborasi pada Empiema
 
Tindakan Kolaborasi pada Efuisi pleura
Tindakan Kolaborasi pada Efuisi pleuraTindakan Kolaborasi pada Efuisi pleura
Tindakan Kolaborasi pada Efuisi pleura
 
Tindakan Kolaborasi pada Pneumothoraks
Tindakan Kolaborasi pada PneumothoraksTindakan Kolaborasi pada Pneumothoraks
Tindakan Kolaborasi pada Pneumothoraks
 
Tindakan Kolaborasi pada Efusi Pleura
Tindakan Kolaborasi pada Efusi PleuraTindakan Kolaborasi pada Efusi Pleura
Tindakan Kolaborasi pada Efusi Pleura
 
Tindakan Kolaborasi pada Ca Paru
Tindakan Kolaborasi pada Ca ParuTindakan Kolaborasi pada Ca Paru
Tindakan Kolaborasi pada Ca Paru
 
Tindakan Kolaborasi pada Ca Paru
Tindakan Kolaborasi pada Ca ParuTindakan Kolaborasi pada Ca Paru
Tindakan Kolaborasi pada Ca Paru
 
Asma
AsmaAsma
Asma
 
Efusi pleura
Efusi pleuraEfusi pleura
Efusi pleura
 
Pneumonia
PneumoniaPneumonia
Pneumonia
 
Pneumonia
PneumoniaPneumonia
Pneumonia
 
Efusi pleura
Efusi pleuraEfusi pleura
Efusi pleura
 
Asuhan Keperawatan pneumuthorax
Asuhan Keperawatan pneumuthoraxAsuhan Keperawatan pneumuthorax
Asuhan Keperawatan pneumuthorax
 
Asuhan Keperawatan pneumuthorax
 Asuhan Keperawatan pneumuthorax Asuhan Keperawatan pneumuthorax
Asuhan Keperawatan pneumuthorax
 
Terapi komplementer pada pasien bronchitis
Terapi komplementer pada pasien bronchitisTerapi komplementer pada pasien bronchitis
Terapi komplementer pada pasien bronchitis
 
Terapi komplementer pada anak pertusis
Terapi komplementer pada anak pertusisTerapi komplementer pada anak pertusis
Terapi komplementer pada anak pertusis
 
Terapi komplementer pada anak asma bronkhial
Terapi komplementer pada anak asma bronkhialTerapi komplementer pada anak asma bronkhial
Terapi komplementer pada anak asma bronkhial
 
Terapi komplementer pada anak asma bronkhial
Terapi komplementer pada anak asma bronkhialTerapi komplementer pada anak asma bronkhial
Terapi komplementer pada anak asma bronkhial
 
Terapi komplementer pada anak pneumonia
Terapi komplementer pada anak pneumoniaTerapi komplementer pada anak pneumonia
Terapi komplementer pada anak pneumonia
 
Terapi komplementer pada anak TBC
Terapi komplementer pada anak TBCTerapi komplementer pada anak TBC
Terapi komplementer pada anak TBC
 

Recently uploaded

PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatArfiGraphy
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 

Recently uploaded (20)

PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 

KEBUTUHAN NUTRISI

  • 1. KONSEP KEBUTUHAN NUTRISI Dosen pengampu : Ns Yuni Sapto Edhi Rahayu, M.Kep. Disusun oleh : Kelompok 3 1. Khasbulloh 2. Yahya Syaiful Rizal 3. Erni Yunia N 4. Aisah Fitriani 5. Laelatul Mahmudah 6. Fidya Pangestika STIKES AL-IRSYAD AL – ISLAMIYYAH CILACAP 2015
  • 2. ii KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat yang diberikan kepada penulis sehingga penulis dapat menyusun makalah ini dengan sebaik-baiknya. Penyusunan makalah ini atas dasar tugas mata kuliah Keterampilan Keperawatan Dasar II sub bab materi “Kebutuhan Nutrisi” untuk melengkapi materi berikutnya. Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada narasumber yang telah membantu penulis dalam penyusunan makalah ini. Mohon maaf penulis sampaikan apabila terdapat kekurangan dalam penyusunan makalah ini, karena kami masih dalam tahap belajar. Semoga makalah ini dapat bermanfaat sebagai referensi untuk menambah wawasan kepada pembaca. Penulis sadari dalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan, maka dari itu penulis mengharapkan saran dan kritik guna perbaikan di masa yang akan datang. Terima kasih. Cilacap, 9 Desember 2014 Penulis
  • 3. iii DAFTAR ISI KATA PENGANTAR.................................................................................................................ii DAFTAR ISI..............................................................................................................................iii BAB I..........................................................................................................................................1 PENDAHULUAN....................................................................................................................... 1 A. Latar Belakang................................................................................................................1 B. Rumusan Masalah...........................................................................................................1 C. Tujuan .............................................................................................................................2 BAB II ........................................................................................................................................3 PEMBAHASAN.......................................................................................................................... 3 A. Pengertian Nutrisi dan nutrien........................................................................................3 B. Sistem tubuh manusia yang berperan dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi...................3 C. Proses pada sistem pencernaan........................................................................................4 D. Metabolisme Tubuh.........................................................................................................6 1. Metabolisme Lemak.......................................................................................................6 2. Metabolisme Karbohidrat............................................................................................... 6 3. Metabolisme Protein ......................................................................................................6 4. Metabolisme Purin.........................................................................................................6 5. Metabolisme Pirimidin...................................................................................................7 6. Metabolisme Porfirin .....................................................................................................7 E. Hormon yang terkait .......................................................................................................7 1. Hormon Insulin.............................................................................................................. 7 2. Hormon Glukagon .........................................................................................................9 3. Hormon Pertumbuhan (Growth Hormone)..................................................................... 10 4. Hormon Tiroksin ......................................................................................................... 10 5. Hormon Kortisol (Cortisol Hormone)............................................................................ 10 6. Hormon Somatostatin................................................................................................... 12 7. Hormon Epinefrin/Norepinefrin.................................................................................... 12 E. Tahap Absorptif dan Postabsorpsi.................................................................................13 F. Laju Metabolik..............................................................................................................14 G. Macam-macam Diet...................................................................................................16 H. Tanda dan gejala kecukupan nutrisi pada anak,dewasa,dan lansia ...........................17 I. Masalah Kebutuhan Nutrisi...........................................................................................19
  • 4. iv BAB III..................................................................................................................................... 24 PENUTUP................................................................................................................................ 24 A. Simpulan........................................................................................................................24 B. Saran .............................................................................................................................24 DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................ 25
  • 5. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nutrisi merupakan suatu ikatan kimia yag diperlukan oleh tubuh untuk melakukan fungsinya sehingga membentuk suatu energi didalam tubuh. Kebutuhan gizi adalah sejumlah zat gizi minimal yang diperlukan seseorang yang harus dipenuhi dari konsumsi makanan, agar terhindar dari munculnya gejala- gejala defisiensi. Nilai kebutuhan gizi tiap individu berbeda, antara lain tergantung dari faktor genetik. Sedangkan kecukupan gizi yang dianjurkan atau lebih dikenal dengan angka kecukupan gizi (AKG), merupakan terjemahan bebas dari Recommended Dietary Allowance (RDA), diartikan sebagai suatu kecukupan rata-rata zat gizi setiap hari bagi hampir semua orang menurut golongan umur, jenis kelamin, ukuran tubuh, dan aktifitas untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal. Karena AKG dimaksudkan hanya untuk golongan orang yang sehat, maka penyimpangan-penyimpangan khusus kebutuhan gizi sebagai akibat kelainan metabolisme (termasuk malnutrisi), perawatan khusus dan lainnya tidak diperhitungkan dalam Angka Kecukupan Gizi. B. Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan Nutrisi dan nutrien ? 2. Apa saja sistem yang berperan dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi ? 3. Bagaimanakah proses pada sistem pencernaan? 4. Apa sajakah metabolisme tubuh? 5. Apa sajakah hormon yang terkait ? 6. Bagaimanakah tahap absorptif dan post absorptif? 7. Bagaimanakah laju metabolik ? 8. Apasajakah macam-macam diet? 9. Bagaimanakah masalah dalam Kebutuhan Nutrisi?
  • 6. 2 C. Tujuan 1. Agar Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami apa yang dimaksud dengan Nutrisi dan Nutrien. 2. Agar Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami sistem yang berperan dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi 3. Agar Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami proses pada sistem pencernaan 4. Agar Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami metabolisme tubuh. 5. Agar Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami hormon yang terkait. 6. Agar Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami tahap absorptif dan post absorptif. 7. Agar Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami laju metabolik. 8. Agar Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami macam-macam diet. 9. Agar Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami masalah Kebutuhan Nutrisi.
  • 7. 3 BAB II PEMBAHASAN A. PengertianNutrisi dan nutrien Nutrisi atau gizi adalah substansi organik yang dibutuhkan organisme untuk fungsi normal dari sistem tubuh, pertumbuhan, pemeliharaan kesehatan. Nutrien atau hara adalah unsur atau senyawa kimia yang digunakan untuk metabolisme atau fisiologi organisme. Nutrien biasanya di kategorikan menjadi nutrien yang menyediakan energi dan yang digunakan sebagai komponen untuk tubuh atau struktur sel. Suatu nutrien disebut esensial bagi organisme jika zat tersebut tidak dapat disintesis oleh organisme dan harus dipenuhi dari sumber makanan. B. Sistem tubuh manusia yang berperan dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi Tubuh mnusia terdiri dari beberapa system yang bekerjasama untuk membentuk kehidupan. Sistem tubuh adalah kelompok terorganisir jaringan yang membentuk fungsi tertentu, fungsi ini bekerja dengan system lain didalam tubuh. Sistem Pencernaan Sistem pencernaan makanan merupakan saluran yang menerima makanan dari luar dan mempersiapkannya untuk diserap oleh tubuh dengan jalan proses pencernaan (pengunyahan, penelanan dan pencampuran) dengan enzim dan zat cair, yang terbentang mulai dari mulut (oris) sampai anus. ( Drs. H. Syaifuddin. 2003) Sistem pencernaan (bahasa Inggris: digestive system) adalah sistem organ dalam hewan multisel yang menerima makanan, mencernanya menjadi energi dan nutrien, serta mengeluarkan sisa proses tersebut melalui dubur. Sistem pencernaan antara satu hewan dengan yang lainnya bisa sangat jauh berbeda. Secara spesifik, sistem pencernaan berfungsi untuk mengambil makanan, memecah nya menjadi molekul nutrisi yang lebih kecil, menyerap molekul tersebut ke dalam alirah darah, kemudian membersihkan tubuh dari sisa pencernaan.
  • 8. 4 Ada 12 Sistem yang berperan dalam tubuh manusia antara lain sebagai berikut: 1. Sistem kardiovaskular: memompa darah ke seluruh tubuh 2. Sistem pencernaan: pemrosesan makanan yang terjadi di dalam mulut, perut, dan usus 3. Sistem endokrin: komunikasi dalam tubuh dengan hormon 4. Sistem kekebalan: mempertahankan tubuh dari serangan benda yang menyebabkan penyakit 5. Sistem integumen: kulit, rambut 6. Sistem limfatik: struktur yang terlibat dalam transfer limfa antara jaringan dan aliran darah 7. Sistem otot: menggerakkan tubuh 8. Sistem saraf: mengumpulkan, mengirim, dan memproses informasi dalam otak dan saraf 9. Sistem reproduksi: organ seks 10. Sistem pernapasan: organ yang digunakan bernafas, paru-paru 11. Sistem rangka: sokongan dan perlindungan struktural dengan tulang 12. Sistem urin: ginjal dan struktur yang dihubungkan dalam produksi dan ekskresi urin C. Proses pada sistem pencernaan 1. Ingesti a. Memasukkan makanan kedalam rongga mulut. b. Memotong makanan menjadi potongan-potongan yang halus (proses pengunyahan). c. Membasahi makanan dengan sekresi kelenjar salivarius/kelenjar ludah. d. Menelan makanan (deglutition). 2. Digesti Makanan yang telah ditelan didorong oleh gerakan propulsive (pendorongan) melewati oropharynx dan esophagus menuju lambung untuk diproses lebih lanjut oleh enzim pencernaan dan asam lambung, meliputi:
  • 9. 5 a. Tepung dipecah menjadi monosakarida oleh enzim amylase. b. Protein dipecah menjadi dipeptida dan asam amino oleh enzim pepsin dan trypsin. c. Lemak dipecah menjadi monogliserida dan asam lemak bebas oleh enzim lipase dan esterase. Fungsi/peran Enzim dalam proses pencernaan secara kimiawi di dalam tubuh manusia dapat dilihat pada tabel di bawah. No Lokasi Enzim Substrat Hasil 1). Kelenjar Ludah Amilae/Ptialin Amilum, Glikogen Disakarida, Maltosa 2). Lambung Pepsin, Rennin Protein Pepton 3). Usus Halus Peptidase Polipeptida Rantai Pendek Asam Amino Nuklease DNA, RNA Gula, Basa Asam Nukleat Laktase, Maltase Disakarida Monosakarida Sukrase 4). Pankreas Lipase Trigliserida Asam Lemak, Gliserol Tripsin, Kimotripsin Protein Asam Amino DNAase DNA Nukleotida RNAase RNA Nukleotida 3. Absorbsi Penyerapan monosakarida seperti glukosa, asam amino dan monogliseri asam-asam lemak, air, bikarbonat, dan kalsium dari lumen gastrointestinal ke aliran darah atau limfe. 4. Defekasi Pengeluaran sisa makanan yang tidak dicerna oleh tubuh melalui anus dalam bentuk feces.
  • 10. 6 D. Metabolisme Tubuh 1. Metabolisme Lemak Metabolisme Lemak adalah mengubah lemak menjadi gliserol dan asam lemak. Gliserol mengikuti jalan metabolisme glukosa. Sedangkan Oksidasi asam lemak yaitu rangkaian atom C dipecah menjadi fragmen 2-C melalui Beta-Oksidasi. Proses ini menyangkut pertautan koenzim A pada gugusan Karboksil (COOH) akhir dari molekul asam lemak. Hasilnya yaitu pembentukan beberapa komponen 2-C yang disebut Asetil Ko-A. jumlahnya tergantung pada jumlah atom C pada asam lemak. Keton Bodies atau badan-badan keton yaitu hasil akhir oksidasi asam lemak, terdiri dari: Asam aseto asetat, β-hidroksi butirat, dan Aseton. 2. Metabolisme Karbohidrat Dibawah pengaruh insulin dirubah menjadi glikogen dan disimpan dalam hepar. Masuk kedalam sirkulasi secara langsung dan dimetabolisir oleh jaringan tubuh secara langsung. Selanjutnya dirubah menjadi cadangan lemak. Disimpan dalam otot dalam bentuk glikogen dengan bantuan insulin. 3. Metabolisme Protein Metabolisme protein merupakan metabolisme dari asam amino itu sendiri. Kira – kira 75% asam amino digunakan untuk sintesis protein.Asam-asam amino dapat diperoleh dari protein yang kita makan atau dari hasil degradasi protein di dalam tubuh kita. Degradasi ini merupakan proses kontinu. Asam amino selanjutnya digunakan untuk sintesis protein, diperoleh dari makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan (protein nabati), dan makanan dari hewan (protein hewani). 4. Metabolisme Purin Asam nukleat yang dilepas dari pencernaan asam nukleat dan nukleoprotein di dalam traktus intestinalis akan diurai menjadi mononukleotida oleh enzim ribonuklease, deoksiribonuklease, dan polinukleotidase. (Rodwell, 2003) Enzim nukleotidase dan fosfatase menghidrolisis mononukleotida menjadi nukleotida yang kemudian bisa diserap atau diurai lebih lanjut oleh enzim fosforilase intestinal menjadi basa purin serta pirimidin. Basa purin akan teroksidasi menjadi asam urat yang dapat diserap dan selanjutnya di eksresikan ke dalam urine. (Rodwell, 2003)
  • 11. 7 5. Metabolisme Pirimidin Katalis reaksi awalnya adalah karbamoil fosfat sintase II sitosilik, suatu enzim yang berbeda dari karbamoil fosfat sintase II mitokondria yang berperan dalam sintesis urea. Karena itu perbedaan letak mini menghasilkan dua kompartemen karbamoil fosfat yang independent. PRPP salah satu zat yang berperan pada awal sintesis nukleotida purin akan ikut serta pada tahap yang jauh lebih belakangan dalam biosintesis pirimidin. a. Sitosin → Urasil → Dihidrourasil → Asam β ureidopropionat → CO2 + NH3 b. Timin → Dihidrotimin → Asam β ureidoisobutirat → CO2 + NH3 c. Katabolisme pirimidin terutama berlangsung di hati. 6. Metabolisme Porfirin Protein hemoglobin merupakan protein yang terdiri dari rantai polipeptida yang dinamakan APOPROTEIN dan gugus lain, yaitu gugus PROSTETIK. Perkataan hemoglobin adalah singkatn kata yang mempunyai arti globulin darah. Protein tersebut mengandung porfirin yang terikat pada besi di samping polimer asam amino. Oleh karenanya porfirin besi disebut HAEMA sedangkankan apoproteinnya disebut GLOBIN. Sintesis dan katabolisma hemoprotein dan berbagai protein lain yang mengandung Fe terjadi secara terus menerus dalam tubuh seiring dengan sintesis dan katabolisme porfirin serta pemakaian kembali atom Fe. E. Hormon yang terkait 1. Hormon Insulin Adalah hormon yang mengatur pusat untuk metabolisme karbohidrat dan lemak dalam tubuh. Insulin menyebabkan sel-sel di hati, otot, dan jaringan lemak untuk mengambil glukosa dari darah, menyimpannya sebagai glikogen di hati dan otot. Insulin menghentikan penggunaan lemak sebagai sumber energi dengan menghambat pelepasan glukagon. Dengan pengecualian dari diabetes mellitus dan sindrom gangguan metabolisme Metabolik, insulin diberikan dalam tubuh dalam
  • 12. 8 proporsi konstan untuk menghilangkan kelebihan glukosa dari darah, yang sebaliknya akan menjadi racun. Ketika kadar glukosa darah turun di bawah tingkat tertentu, tubuh mulai menggunakan gula disimpan sebagai sumber energi melalui glikogenolisis, yang memecah glikogen yang tersimpan di hati dan otot menjadi glukosa, yang kemudian dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi. Seperti tingkat adalah mekanisme metabolisme pusat kontrol, statusnya juga digunakan sebagai sinyal kontrol untuk sistem tubuh lainnya (seperti penyerapan asam amino oleh sel-sel tubuh). Selain itu, memiliki beberapa efek anabolik lain di seluruh tubuh. Fungsi hormon insulin: a. Aktivitas hormon Aktivitas utama insulin dapat dikelompokkan menjadi aktivitas cepat, sedang, atau lambat. Dalam waktu beberapa detik, insulin meningkatkan transport glukosa, asam aminodan K+ ke dalam sel yang sensitif insulin. Efek jangka sedang terjadi dalam beberapa menit dimana terjadistimulasi sintesa protein, inhibisi degradasi protein,aktivitasi enzim glikolitik, dan glikogen sintase, sertainhibisi fosforilase dan enzim glukoneogenik. Efek jangkalama (dalam beberapa jam) adalah meningkatkan mRNA untuk enzim lipogenik dan enzim lain. Glukosa memasuki sel melalui facilitated diffusion atau pada usus dan ginjal melalui transport aktif Na sekunder. Pada jaringan otot, lemak dan beberapa lainnya insulin memfasilitasi masuknya glukosa ke dalam sel dengan meningkatkan jumlah glucose transporter pada membran sel yang bertanggung jawab untuk facilitated diffusion glukosa. Insulin bekerja melalui memperantarai uptake glukosa seluler, regulasi metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein, serta mendorong pemisahan dan pertumbuhan sel melalui efekmotigenik pada insulin. Insulin mengandung dua rantai asam amino yang dihubungkan oleh jembatan disulfide. Hormon ini disintesa di dalam retikulum endoplasma kasar sel B pankreas, kemudian ditranspor ke apparatus golgi untuk dipaket dalam bentuk granul- granul, yang bergerak ke membrane sel dan akhirnya kandungan granul dilepaskan dengan caraeksositosis. Insulin kemudian melewati laminal basal sel B dan kapiler dan fenestrata endotel kapiler untuk mencapai aliran darah. b. Dinding protein
  • 13. 9 c. Proses metabolisme glukosa Antara hormon insulin dan glukagon memiliki fungsi yang saling bertolak belakang. Secara umum, sekresi hormon insulin akan menurunkan kadar gula dalam darah sebaliknya untuk sekresin hormon glukagon akan meningkatkan kadar gula dalam darah. Perangsangan glukagon bila kadar gula darah rendah, dan asam amino darah meningkat. Efek glukagon ini juga sama dengan efek kortisol, GH dan epinefrin. Dalam meningkatkan kadar gula darah, glukagon merangsang glikogenolisis (pemecahan glikogen menjadi glukosa) dan meningkatkan transportasiasam amino dari otot serta meningkatkan glukoneogenesis (pemecahan glukosa dari yang bukan karbohidrat). d. Generasi metabolit prekursor dan energy 2. Hormon Glukagon Adalah suatu hormon yang dikeluarkan oleh pankreas, meningkatkan kadar glukosa darah. Glukosa disimpan dalam hati dalam bentuk glikogen, yang merupakan pati- seperti polimer rantai terdiri dari molekul glukosa. Sel-sel hati (hepatosit) memiliki reseptor glukagon. Ketika glukagon mengikat pada reseptor glukagon, sel-sel hati mengubah glikogen menjadi polimer molekul glukosa individu, dan melepaskan mereka ke dalam aliran darah, dalam proses yang dikenal sebagai glikogenolisis. Seperti toko-toko menjadi habis, glukagon kemudian mendorong hati untuk mensintesis glukosa tambahan oleh glukoneogenesis. Glukagon mematikan glikolisis di hati, menyebabkan intermediet glikolisis akan shuttled untuk glukoneogenesis. Fungsi hormon: Glukagon bekerja sebagai faktor hiperglikemik, artinya sebagai faktor yang menyebabkan meningkatnya kadar glukosa darah, karena glukagon berperan merangsang proses glikogenolisis dan glukoneogenesis. Glukagon bersifat lebih poten dari pada epinefrin (adrenalin). Penurunan kadar glukosa darah dikenali oleh sel β pankreas berperan menghasilkan hormon glukagon. Hormon glukagon berperan merangsang pembebasan glukosa dari glikogen (terutama di sel hati) sehingga kadar gula darah kembali normal.
  • 14. 10 3. Hormon Pertumbuhan (Growth Hormone) Hormon pertumbuhan (GH) adalah hormon peptida yang merangsang pertumbuhan, reproduksi sel dan regenerasi pada manusia dan hewan lainnya. Hormon pertumbuhan adalah asam 191-amino rantai polipeptida tunggal yang disintesis, disimpan, dan disekresi oleh sel-sel somatotroph dalam sayap lateral kelenjar hipofisis anterior. Somatotropin (STH) mengacu pada hormon pertumbuhan 1 diproduksi secara alami dalam hewan, sedangkan somatropin merujuk pada hormon pertumbuhan yang diproduksi oleh teknologi DNA rekombinan. Fungsi: Hormon pertumbuhan digunakan sebagai obat resep dalam pengobatan untuk mengobati gangguan pertumbuhan anak dan defisiensi hormon pertumbuhan dewasa. 4. Hormon Tiroksin Tiroksin adalah hormon utama yang dihasilkan oleh kelenjar tiroid. Ini mendorong sintesis protein (blending) dan pertumbuhan, dan juga membantu mengatur metabolisme tubuh. Tiroksin diproduksi oleh kelenjar tiroid dengan cara yang sangat kompleks. Ketika tingkat tiroksin dalam darah adalah rendah, hipotalamus otak (bagian dari otak yang mengatur fungsi tubuh) menghasilkan hormon thyrotropin-releasing. Hal ini merangsang kelenjar pituitary untuk menghasilkan Thyrotropin. Thyrotropin adalah hormon thyroid-stimulating hormone (TSH) yang menggairahkan kelenjar tiroid. Ketika tingkat tiroksin dalam darah adalah tinggi, hipotalamus melepaskan hormon yang menghambat produksi TSH. Fungsi: Fungsi hormone tiroksin yaitu mengatur pertukaran zat (metabolisme) di dalam tubuh serta mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tubuh secara mental. 5. Hormon Kortisol (Cortisol Hormone) Kortisol adalah hormone steroid, lebih khusus glukokortikoid, yang diproduksi oleh kelenjar adrenal.Hal in I dirilis dalam respo terhadap stress dan tingkat rendah glukokortikoid darah.
  • 15. 11 Fungsi: a. Meningkatkan gula darah melalui glukoneogenesis. Mengurangi penggunaan glukosa di jaringan perifer dengan cara menghambat uptake dan penggunaan glukosa oleh jaringan mungkin melalui hambatan transporter glucose. b. Menekan sistem kekebalan tubuh. 1) Merangsang pembentukan protein (lipocortin) yang menghambat phospholipase A2 sehingga mencegah aktivasi kaskade asam arachidonat dan pengeluaran prostaglandin. 2) Menurunkan jumlah limfosit dan monosit diperifer dalam 4 jam, hal ini terjadi karena terjadi redistribusi temporer limfosit dari intravaskular kedalam limpa, kelenjar limfe, ductus thoracicus dan sumsum tulang. 3) Meningkatkan pengeluaran granulosit dari sumsum tulang kesirkulasi, tapi menghambat akumulasi netrofil pada daerah keradangan. 4) Meningkatkan proses apoptosis 5) Menghambat sintesis cytokine 6) Menghambat nitric oxyd synthetase 7) Menghambat respon proliferatif monosit terhadap Colony Stimulating Factor dan differensiasinya menjadi makrofag 8) Menghambat fungsi fagositik dan sitotoksik makrofag 9) Menghambat pengeluaran sel-sel radang dan cairan ketempat keradangan 10) Menghambat plasminogen activators (PAs) yang merubah plasminogen menjadi plasmin yang berperan dalam pemecahan kininogen menjadi kinin yang berfungsi sebagai vasodilator dan meningkatkan permeabilitas pembuluh darah.
  • 16. 12 c. Membantu dalam metabolisme lemak, protein, dan karbohidrat. 1) Karbohidrat : Meningkatkan glukoneogenesis Mengurangi penggunaan glukosa di jaringan perifer dengan cara menghambat uptake dan penggunaan glukosa oleh jaringan mungkin melalui hambatan transporter glucose. 2) Lemak : Meningkatkan lipolisis di jaringan lemak Pada penggunaan khronis dapat terjadi redistribusi sentral lemak didaerah dorsocervical, bagian belakang leher (“Buffalo hump“) muka (“moon face”) supraclavicular, mediastinum anterior dan mesenterium ( 1,2 ). Mekanisme terjadinya redistribusi ini tidak jelas. 3) Protein: Meningkatkan pemecahan protein menjadi asam amino dijaringan perifer yang kemudian digunakan untuk glukoneogenesis. 6. Hormon Somatostatin Somatostatin (SS) adalah peptida yang dihasilkan oleh beberapa jaringan tubuh, termasuk hipotalamus. Somatostatin menghambat pelepasan hormon pertumbuhan dalam menanggapi peningkatan GHRH dan faktor- faktor stimulasi lain seperti konsentrasi glukosa darah rendah. 7. Hormon Epinefrin/Norepinefrin Norepinefrin (INN) (disingkat norepi atau NE) adalah nama AS untuk noradrenalin (BAN) (disingkat NA atau NAD), sebuah katekolamin dengan peran ganda termasuk sebagai hormon dan neurotransmitter. Daerah tubuh yang menghasilkan, atau yang dipengaruhi oleh norepinefrin digambarkan sebagai noradrenergik. Noradrenalin istilah (dari bahasa Latin) dan norepinefrin (berasal dari bahasa Yunani) yang dipertukarkan, dengan noradrenalin menjadi nama umum di sebagian besar dunia.
  • 17. 13 Fungsi: a. sebagai neurotransmitter dilepaskan dari neuron simpatis yang mempengaruhi jantung. Peningkatan norepinefrin dari saraf simpatik meningkatkan laju kontraksi b. Sebagai hormon stres, norepinefrin mempengaruhi bagian otak, seperti amigdala, di mana perhatian dan tanggapan dikendalikan c. Ketika norepinefrin bertindak sebagai obat, sehingga meningkatkan tekanan darah dengan meningkatkan tonus vaskular (ketegangan otot) melalui α-adrenergik reseptor aktivasi, hal ini menyebabkan refleks kompensasi yang mengakibatkan penurunan denyut jantung. E. Tahap Absorptif dan Postabsorpsi 1. Tahap absorptif adalah periode setelah makan dan selama absorpsi nutrien. Semua nutrien dalam darah berada dalam konsentrasi tinggi dan sumber energi utamanya adalah glukosa. a. Glukosa yang tidak teroksidasi menjadi energi mengalami glikogenesis atau lipogenesis untuk mengisi cadangan glikogen dan lemak. b. Asam amino dipakai untuk sintesis protein atau diubah menjadi asam lemak yang kemudian disintesis menjadi lemak dan disimpan dalam jaringan adiposa. c. Sebagian besar lemak disimpan dalam jaringan adiposa. 2. Tahap postabsorpsi adalah periode diantara waktu makan. Tubuh harus mempertahankan kadar normal glukosa darah untuk memenuhi kebutuhan energi. Glukosa diperoleh dari glikogen, protein jaringan, dan lemak. a. Sel-sel hati melepas glukosa dari cadangan glikogen (glikogenesis) sehingga dapat mempertahankan kadar normal gula darah selama empat jam. b. Glukoneogenesis menyediakan glukosa dari sumber-sumber lain, seperti gliserol, asam piruvat, asam laktat, dan asam keto. Asam lemak tidak dapat diubah menjadi glukosa, tetapi tubuh dapat menggantinya dengan
  • 18. 14 katabolisme asam lemak untuk memberikan energi dan memberikan glukosa pada sistem saraf. c. Jika puasa diperpanjang dan setelah cadangan glikogen dan lemak habis, maka protein jaringan akan menjadi sumber glukosa. F. Laju Metabolik Laju metabolik mengacu pada jumlah energi yang dilepas dalam tubuh melalui katabolisme per satuan waktu. Jumlah ini dapat diukur dengan kilokalori atau dinyatakan dengan persentase diatas atau dibawah normal. a. Basal metabolic rate (BMR) adalah pelepasan energi per satuan waktu dalam kondisi basal yang secara standar dapat diterima: kondisi terjaga dan istirahat, pada manusia postabsortif (12 jam setelah makan), dan dalam lingkungan nyaman serta hangat. 1) BMR menyatakan energi minimal yang dibutuhkan untuk melakukan respirasi, sirkulasi, digesti, ekskresi, metabolisme makanan, aktivitas saraf dan muskular, dan pertahanan suhu tubuh saat individu terjaga. 2) Faktor yang mempengaruhi BMR a) Hormon. Dengan cara meningkatkan metabolisme selular, hormon tiroid adalah faktor utama yang mempengaruhi BMR. b) Ukuran tubuh dan area permukaan. BMR meningkat sejalan dengan pertambahan berat dan tinggi badan yang berarti memperluas area permukaan. c) Usia. BMR tertinggi dicapai pada masa kanak-kanak dan akan menurun sejalan dengan pertambahan usia. d) Jenis kelamin. BMR meningkat 15% setiap pertambahan satu derajat Celcius saat demam (7% per derajat Fahrenheit). e) Faktor-faktor lain yang meningkatkan BMR antara lain kecemasan, obat tertentu, dam temperatur lingkungan yang menurun. Depresi menurunkan BMR, demikian juga dengan masa kelaparan yang panjang.
  • 19. 15 b. Indeks Masa Tubuh (IMT) IMT mengukur berat badan menurut tinggi badan, menggunakan sistem pound dan inchi atau sistem metrik konvensional (kilogram dan sentimeter). (lihat menghitung IMT). IMT juga dapat diperkirakan tanpa perlu penghitungan apapun. Menghitung IMT: Gunakan rumus dibawah ini untuk menghitung IMT pasien: Kategori IMT untuk Laki-laki Nilai BMI Kategori < 17 Kurus 17 – 23 Normal 23 – 27 Kegemukan > 27 Obesitas Kategori IMT untuk Perempuan Nilai BMI Kategori < 18 Kurus 18 – 25 Normal 25 – 27 Kegemukan > 27 Obesitas
  • 20. 16 Berat badan ideal Cara menghitung berat badan ideal wanita dengan rumus Brocha. Berat badan ideal wanita (kg) = (Tinggi badan(cm) – 100) – (15% x Tinggi badan – 100) Contohnya : Claudia memiliki tinggi badan 170cm, lalu cara menghitung berat idealnya yakni : (170 – 100) – (15% x Tinggi badan – 100) = 59.5 Kg Cara menghitung berat badan ideal pria rumus Brocha. Berat badan ideal pria = (Tinggi badan(cm) – 100) – (10% x Tinggi badan – 100) Contohnya: Robby memiliki tinggi badan 180cm, lalu cara menghitung berat badan idealnya adalah: (180 – 100) – (10% x Tinggi badan – 100) = 72 Kg G. Macam-macam Diet 1. Diet Berdasarkan Asupan Makanan/Gizi : a. Diet rendah kalori rendah karbohidrat . Tidak berarti orang lantas tidak makan semua jenis karbohidrat. Asupan karbohidrat hanya dikurangi. Konsumsilah beras merah atau roti gandum. Asupan protein dan lemak tetap diperhatikan, namun tidak terlalu tinggi. b. Diet rendah kalori tinggi protein Bagi yang ingin melakukan diet ini, dia harus benar-benar fit, terutama ginjal dan lever. Jika tidak, organ tubuh akan makin terbebani dan kondisi tubuh justru melemah. Diet ini banyak mengonsumsi protein, seperti daging atau telur. c. Diet rendah kalori rendah lemak Orang dengan diet seperti ini harus pintar-pintar menghitung asupan kalori. Semua jenis makanan biasanya dikonsumsi, hanya saja dikurangi kalori dan lemak. Perlu diingat, satu gram lemak sama dengan sembilan kalori. Diet jenis ini memang tidak bisa berlangsung dengan cepat, paling-paling dua kilogram sebulan. Namun, hal ini sudah cukup jika dilakukan secara konsisten.
  • 21. 17 d. Diet rendah kalori tinggi lemak dan protein Di sini yang dilakukan adalah mengurangi asupan karbohidrat. Diet ini akan berlangsung lebih lama lagi, itu pun jika orang yang berdiet mampu makan sedikit nasi atau bahkan tidak sama sekali. e. Food Combining. Cara ini adalah mengatur pola makan yang melibatkan teori asam dan basa, juga PH netral. Meskipun semua makanan bisa dipilih, baik karbohidrat, protein, maupun lemak, biasanya jenis makanannya tetap harus diatur. Misalnya, makan pagi hanya dengan buah-buahan atau susu kedelai, lalu siang dengan nasi tiga sendok dipadu sayur mayur dan tempe-tahu. Makan malam, karbohidrat juga dikurangi. Meski bisa menurunkan berat badan cukup lumayan, sampai sekitar lima kilogram sebulan, namun cara ini cukup rumit. H. Tanda dan gejala kecukupan nutrisi pada anak,dewasa,dan lansia 1. Penampilan umum Tanda dari nutrisi yang baik yang dapat dilihat dari penampilan umumnya adalah responsive. Gejala yang dapat dilihat jjika nutrisi yang kurang baik adalah lesu. 2. Postur Tanda nutrisi yang baik dapat lihat dari postur yang tegak, lengan dan tungkai lurus. Gejala yang timbul jika nutrisi kurang baik adalah bahu kendur, dada cekung dan punggung bungkuk. 3. Otot Tanda yang dapat dilihat jika nutrisi terpenuhi dengan baik adalah otot berkembang dengan baik, kuat, da terdapat lemak dibawah kulit. Sedangkan gejala yang dapat dilihat jika kecukupan nutrisi buruk adalah penampilan lemah, sering merasa nyeri dan edema.
  • 22. 18 1. Kontrol system saraf Seseorang yang memiliki nutrisi yang baik dapat dilihat kurang iritabilitas atau kelelahan dan memiliki kestabilan psikologis. Gejala yang timbul jika nutrisi kecukupan nutrisi krang baik adalah iritabilitas, bingung, tangan dan kaki terasa terbakar dan kesemutan. 2. Fungsi kardiovaskuler Tanda : laju denyut dan irama jntung normal, tekanan darah normal. Gejala : laju denyut janung cepat (di atas 100 kali/menit),irama tidak normal dan tekanan darah meningkat. 3. Vitalitas umum Tanda : bertenaga, penampilan kuat. Gejala : mudah lelah, kurang energy, mudah tertidur dan mudah capek 4. Rambut Tanda kecukupan nutrisi baik: rambut berkilau, kuat, kulit kepala sehat. Gejala jika kecukupan nutrisi buruk : rambut kusam, kusut, kering, tipis dan kasar, mudah rontok. 5. Kulit Tanda kecukupan nutrisi yang baik : kulit halus dan sedikit lembab dengan warna baik. Gejala yang dapat dilihat jika nutrisi tidak baik : kasar, kering, bersisik, pucat. 6. Wajah dan leher Tanda kecukupan nutrisi yang baik : warna merata, halus, penampilan sehat. Gejala yang dapat dilihat jika nutrisi buruk : wajah berminyak, bersisik, kulit gelap di pipi dan dibawah mata, wajah kasar disekitar hidung dan mulut. 7. Bibir Tanda kecukupan nutrisi yang baik : halus, penampilan lembab (tidak pecah-pecah atau bengkak). Gejala jika nutrisi buruk : kering, lesi angular pada sudut mulut. 8. Gusi Tanda jika kecukupan nutrisi baik : warna merah muda, tidak bengkak atau berdarah. Gejala jika kecukupan nutrisi buruk : gusi bengkak dan mudah berdarah.
  • 23. 19 9. Lidah Tanda jika kecukupan nutrisi baik : warna merah muda, halus. Gejala jika kecukupan nutrisi buruk : penampilan bengkak, kasar, warna daging. 10. Gigi Tanda jika kecukupan nutrisi baik : gigi tidak berlubang dan nyeri. Gejala jika kecukupan nutrisi buruk : penampilan salah posisi. 11. Mata Tanda jika kecukupan nutrisi baik : mata terang, jernih, penampilan bersinar. Gejala jika kecukupan nutrisi buruk : kekeringan membrane mata, kemerahan, kering. 12. Kuku Tanda jika kecukupan nutrisi baik : penampilan keras, merah muda. Gejala jika kecukupan nutrisi buruk : kuku mudah patah. 13. Kaki atau tungkai Tanda jika kecukupan nutrisi baik : tidak nyeri, lemah, dan bengkak. Gejala jika kecukupan nutrisi tidak baik : edema betis, kesemutan dan lemah. I. Masalah Kebutuhan Nutrisi 1. Kekurangan Nutrisi Kekurangan nutrisi merupakan keadaan yang dialami seseorang dalam keadaan tidak berpuasa (normal) atau resiko penurunan berat badan akibat ketidakmampuan asupan nutrisi untuk kebutuhan metabolisme. Tanda klinis : a. Berat badan 10-20% dibawah normal b. Tinggi badan dibawah ideal c. Lingkar kulit triseps lengan tengah kurang dari 60% ukuran standar d. Adanya kelemahan dan nyeri tekan pada otot e. Adanya penurunan albumin serum f. Adanya penurunan transferin Kemungkinan penyebab:
  • 24. 20 a. Meningkatnya kebutuhan kalori dan kesulitan dalam mencerna kalori akibat penyakit infeksi atau kanker. b. Disfagia karena adanya kelainan persarafan. c. Penurunan absorbsi nutrisi akibat penyakit crohn atau intoleransi laktosa. d. Nafsu makan menurun. 2. Kelebihan Nutrisi Kelebihan nutrisi merupakan suatu keadaan yang dialami seseorang yang mempunyai resiko peningkatan berat badan akibat asupan kebutuhan metabolisme secara berlebihan. Tanda klinis : a. Berat badan lebih dari 10% berat ideal b. Obesitas (lebih dari 20 % berat ideal) c. Lipatan kulit trisep lebih dari 15 mm pada pria dan 25 mm pada wanita d. Adanya jumlah asupan berlebihan aktivitas menurun atau monoton. Kemungkinan penyebab : a. Perubahan pola makan b. Penurunan fungsi pengecapan dan penciuman 3. Obesitas Obesitas merupakan masalah peningkatan berat badan yang mencapai lebih dari 20% berat badan normal. Status nutrisinya adalah melebihi kebutuhan asupan kalori dan penurunan dalam penggunaan kalori. 4. Malnutrisi Malnutrisi merupakan masalah yang berhubungan dengan kekurangan zat gizi pada tingkat seluler atau dapat dikatakan sebagai masalah asupan zat gizi yang tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh. Gejala umumnya adalah
  • 25. 21 berat badan rendah dengan asupan makanan yang cukup atau asupan kurang dari kebutuhan tubuh, adanya kelemahan otot dan penurunan energi, pucat pada kulit, membrane mukosa, konjungtiva dan lain- lain. 5. Diabetes mellitus Diabetes melitus merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang ditandai dengan adanya gangguan metabolisme karbohidrat akibat kekurangan insulin atau penggunaan karbohidrat secara berlebihan. 6. Hipertensi Hipertensi merupakan gangguan nutrisi yang juga disebabkan oleh berbagai masalah pemenuhan kebutuhan nutrisi seperti penyebab dari adanya obesitas, serta asupan kalsium, natrium, dan gaya hidup yang berlebihan. 7. Penyakit jantung koroner Penyakit jantung koroner merupakan gangguan nutrisi yang sering disebabkan oleh adanya peningkatan kolesterol darah dan merokok. Saat ini, penyakit jantung koroner sering dialami karena adanya perilaku atau gaya hidup yang tidak sehat, obesitas dan lain-lain. 8. Kanker Kanker merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang disebabkan oleh pengonsumsian lemak secara berlebihan. 9. Anoreksia nervosa Aneroksia nervosa merupakan penurunan berat badan secara mendadak dan berkepanjangan, ditandai dengan adanya konstipasi, pembengkakan badan, nyeri abdomen, kedinginan, elergi, dan kelebihan energi.
  • 26. 22 10. Kwashiorkor Gejalanya adalah pertumbuhan terhambat, otot-otot berkurang dan lemah, bengkak (edema) terutama pada perut, kaki, dan tangan, muka bulat, gangguan gerak, tidak nafsu makan serta tampak sedih dan apatis. Kulit kusam, kering bersisik, dan pecah-pecah, rambut kusam, halus dan mudah rontok.Hati membesar dan sering diikuti kekurangan darah dan gangguan mata. Kondisi lebih sering terjadi pada anak usia 2-3 tahun. 11. Marasmus Penyakit kelaparan ini memiliki gejala antara lain, pertumbuhan yang terhambat, kurus, dan otot berkurang serta lemah, tampak apatis, kadang terjadi perubahan pada kulit dan rambut, pembesaran hati, sering menderita gangguan pencernaan, infeksi saluran nafas, TBC, cacingan, dan penyakit kronis lain. Kelebihan protein akan memberatkan hati dan ginjal, dapat menyebabkan diare, kekuranagan cairan serta demam. (Rahayu Widodo, 2009)
  • 27. 23 12. Beri-beri Beri-beri merupakan penyakit yang penyebab utamanya adalah kekuranga vitamin B-1 (tiamin). Jika seseorang memiliki asupan pada makanan yang kaya vitamin B-1, peluang tubuh untuk mengembangkan resiko beri-beri menjadi lebih rendah. Daging, produk susu, dan biji-bijian merupakan sumber yang sangat baik dari Vitamin B-1 yang dapat mencegah tubuh dari penyakit beri-beri ini.
  • 28. 24 BAB III PENUTUP A. Simpulan Nutrisi merupakan suatu ikatan kimia yag diperlukan oleh tubuh untuk melakukan fungsinya sehingga membentuk suatu energi didalam tubuh. Nutrien adalah zat kimia organik dan anorganik yang ditemukan dalam makanan dan diperoleh untuk penggunaan fungsi tubuh. Nutrien atau hara adalah unsur atau senyawa kimia yang digunakan untuk metabolisme atau fisiologi organisme. Nilai kebutuhan gizi tiap individu berbeda, antara lain tergantung dari faktor genetik. Sedangkan kecukupan gizi yang dianjurkan atau lebih dikenal dengan angka kecukupan gizi (AKG), merupakan terjemahan bebas dari Recommended Dietary Allowance (RDA), diartikan sebagai suatu kecukupan rata-rata zat gizi setiap hari bagi hampir semua orang menurut golongan umur, jenis kelamin, ukuran tubuh, dan aktifitas untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal. B. Saran Diharapkan Mahasiswa mampu memahami isi dari makalah yang kami susun isi. Mohon dimaklumkan bila terdapat kekurangan ataupun kesalahan dalam menyusun makalah ini karena kami masih dalam tahap belajar. Semoga bermanfaat bagi pembaca, terimakasih.