Dokumen tersebut membahas tentang:
1. Fungsi fosfat tubuh sebagai penyusun ATP dan elemen membran sel, pengatur pengalihan energi, absorpsi zat gizi, dan bagian ikatan tubuh esensial
2. Metabolisme dan regulasi kadar fosfat tubuh oleh ginjal dan hormon paratiroid
3. Penggunaan pemeriksaan fosfat darah untuk diagnosis dan pemantauan gangguan tulang, paratiroid, dan ginjal
8. Fosfat Tubuh
• Dalam sel bentuk organik & inorganik terbanyak organik
6/4/2014 8
• Organik FOSFAT:
– 2/3 dari fosfat tubuh
– Terbanyak ditemukan dalam intrasel
– Terutama dalam Eritrosit
• Inorganik FOSFAT:
– 1/3 dari fosfat tubuh
– Terutama di ekstraseluler (serum)
– Dalam bentuk HPO4
2- & H2PO4
-
– Ikatan fosfat dalam serum:
• 15% dengan protein
• 35% Kalsium, Natrium dan Magnesium
• 55% bebas tidak berikatan
12. 6/4/2014 12
Produksi Fosfat Tubuh
• Kadar dalam darah dipengaruhi:
– Variasi diurnal
– Asupan makanan absorbsi usus
– Sekresi dari hormon (parathyroid, growth hormon)
– Regulasi oleh ginjal
13. KEGUNAAN PEMERIKSAAN FOSFAT
• SEBAGAI DIAGNOSIS DAN MONITORING
PENATALAKSANAAN DARI KELAINAN:
– TULANG
– PARATHYROID
– GINJAL
6/4/2014 13
14. Suasana asam
6/4/2014 14
Ion Phosphate
(serum/plasma)
Ammonium Molybdate
Phosphomolybdate complex :
• tidak berwarna (colorless)
Ultraviolet (UV) 340 nm
METODE NON REDUKSI
(Daly & Ertinghausen 1972)
25. Reagen
• Sebagai Reduktor dari phosphomolybdate
complex
PMAPS (P-
Methylaminophenol)
Sodium bisulfit
• Solubilaizing agent
• Eliminasi presipitasi protein
Lithium Dodecyl
Sulfate
• Membentuk komlpleks phosphomolybdate
• Sebagai pembentuk suasana asam pH. 1,6
Sodium Molybdate
H2SO4
6/4/2014 25
26. Penyimpanan Reagen
Flex reagent cartridge PHOS
• Penyimpanan pada suhu 2-80C
• Bila segel sumuran tertutup masa kadaluarsa
sesuai dengan tanggal kadaluarsa
• Bila segel sumuran terbuka maka (untuk
sumuran1-6 dalam 3 hari; sumuran 7-8
selama 30 hari
6/4/2014 26
27. 6/4/2014 27
SERUM
•Darah vena
•Tabung SST
PLASMA
•Darah vena
•Tabung Lithium
Heparin
Sampel
clotting terjadi sebelum
sentrifugasi
•Pemisahan terhadap sel
darah merah dalam 60 menit
•Stabil dalam 8 jam dalam
suhu ruang, 2 hari dalam
suhu 2 - 8 derajat celcius.
•Untuk penggunaan
dalam waktu lama
diperlukan sampel yang
didinginkan dengan suhu-
200 C
28. Prosedur
6/4/2014 28
NaMoO4 + PO4 -3 ( Ion Phosphate serum) PHOSPHOMOLYBDATE
Suasana asam (pH: 1,6)
P-Methylaminophenol (PMAPS)
NaHSO3
Senyawa Phosphomolybdate tereduksi:
diukur dg panjang gelombang 340 nm & 383nm
PHOSPHOMOLYBDATE
29. INTEPRETASI HASIL
• Nilai rentang normal:
– Serum (mg/dL):
• Dewasa : 2,5 – 4,8 mg/dL
• Anak (1 tahun) : 4 – 7 mg/dL
6/4/2014 29
30. Quality Control
• Dilakukan tiap hari pemakaian.
• Dalam 2 level dengan konsentrasi fosfat yang telah
diketahui
• Nilai Analitic measurment range: 0 – 9.0 mg/dL
6/4/2014 30
31. Kalibrasi
• Dilakukan tiap 3 bulan
• Alat kalibrasi : CHEM II calibrator Cat no.DC 20
• Assay range: 0 – 9.0 mg/dL
6/4/2014 31
32. Keterbatasan
• Gangguan pada alat atau reagen apabila
ditemukannya level konsentrasi fosfat yang keluar
dari range pada 5 kali tes.
• Interference:
– Sampel Hemolisis (hemolisat 200mg/dL). meningkatkan
fosfat 27%
– Bilirubinemia (20 mg/dL). menurunkan fofat 21%
– Lipemia (Tg. 600 mg/dL) menurunkan fosfat 16%
– Manitol (500 mg/dL) menurunkan fosfat 10%
6/4/2014 32
38. Regulation:
• PTH lowers blood phosphate concentrations by
Increasing renal excretion .
• Vitamin D acts to increase phosphate in the blood due to:
– Increase phosphate absorption in the intestine
– Increase phosphate reabsorption in the kidney
Kadar fosfat anorganik dalam plasma terutama diatur oleh ginjal.
Parathormon mengurangi reabsorbsi dalam tubulus proksimal. Jadi,
hiperfosfaturia dan hipofosfatemia merupakan tanda-tanda biokimia yang
penting untuk hiperparatidoisme primer.
Clinical Application:
- Hypophosphatemia
- Hyperphosphatemia
43. • a) Klasifikasi tulang dan gigi. Klasifikasi tulang dan gigi diawali dengan pengendapan fosfor pada matriks tulang.
Kekurangan fosfor menyebabkan peningkatan enzim fosfatase yang diperlukan untuk melepas fosfor dari jaringan
tubuh ke dalam darah agar diperoleh perbandingan kalsium terhadap fosfor yang sesuai untuk pertumbuhan tulang.
• b) Mengatur pengalihan energi. Melaui proses fosforilasi fosfor mengaktifkan berbagai enzim dan vitamin B dalam
pengalihan energi dan metabolisme karbohidrat, lemak dan protein. Bila satu gugus fosfat ditambahkan pada ADP
(Adenin Difosfat) maka terbentuk ATP (Adenin Trifosfat) yang menyimpan energi dalam ikatannya. Bila energi
diperlukan, ATP diubah kembali menjadi ADP. Energi yang mengikat fosfat pada ADP dilepas untuk keperluan berbagai
reaksi di dalam tubuh.
• c) Absorpsi dan transportasi zat gizi. Dalam bentuk fosfat, fosfor berperan sebagai alat angkut untuk membawa zat-zat
gizi menyeberangi membran sel atau di dalam aliran darah. Proses ini dinamakan fosforilasi dan terjadi pada absorpsi
di dalam saluran cerna, pelepasan zat gizi dari aliran darah ke dalam cairan interseluler dan pengalihannya ke dalam
sel. Lemak yang tidak larut dalam air, diangkut di dalam darah dalam bentuk fosfolipida. Fosfolipida adalah ikatan
fosfat dengan molekul lemak, sehingga lemak menjadi lebih larut. Glikogen yang dilepas dari simpanan hati atau otot
berada di dalam darah terikat dengan fosfor.
• d) Bagian dari ikatan tubuh esensial. Vitamin dan enzim tertentu hanya dapat berfungsi bila terlebih dahulu
mengalami fosforilasi, contohnya enzim yang mengandung vitamin B1 tiamin pirofosfat (TPP). Fosfat merupakan
bagian esensial dari DNA dan RNA, bahan pembawa kode gen/ keturunan yang terdapat di dalam inti sel dan
sitoplasma semua sel hidup. DNA dan RNA dibutuhkan untuk reproduksi sel.Pengaturan keseimbangan asam-basa.
Fosfat memegang peranan penting sebagai buffer untuk mencegah perubahan tingkat keasaman cairan tubuh. Ini
terjadi karena kemampuan fosfor mengikat tambahan ion hidrogen.
• e) Pengaturan kesimbangan asam-basa. Fosfat memegang peranan penting sebagai buffer untuk mencegah perubahan
tingkat keasaman cairan tubuh. Ini terjadi karena kemampuan fosfor mengikat tambahan ion hydrogen.
6/4/2014 43
44. Status asam basa juga akan mempengaruhi
keseimbangan fosfor. Alkalosis, terutama alkalosis
pernafasan, dapat menyebabkan fosfatemia karena
perpindahan fosfor intraseluler. Mekanisme pasti
untuk perpindahan ini tidak sepenuhnya dipahami
tapi mungkin berhubungan dengan glikolisis seluler
karena alkalosis dengan peningkatan pembentukan
metabolik mengandung fosfor sedang. Asidosis
respiratori dapat menyebabkan perpindahan fosfor
keluar dari sel-sel dan memperberat hiperfosfatemia
6/4/2014 44
45. Kadar fosfat anorganik dalam plasma terutama diatur
oleh ginjal. Parathormon mengurangi reabsorbsi
dalam tubulus proksimal. Jadi, hiperfosfaturia dan
hipofosfatemia merupakan tanda-tanda biokimia
yang penting untuk hiperparatidoisme primer.
6/4/2014 45
51. • Fosfor merupakan mineral kedua terbanyak di dalam
tubuh, yaitu 1% dari berat badan. Kurang lebih 85%
fosfor di dalam tubuh terdapat sebagai garam
kalsium fosfat, yaitu bagian dari kristal hidroksiapatit
di dalam tulang dan gigi yang tidak dapat larut.
Hidroksipatit memberi kekuatan dan kekakuan pada
tulang. Fosfor di dalam tulang berada dalam
perbandingan 1:2 dengan kalsium. Fosfor selebihnya
terdapat di dalam semua sel tubuh, separuhnya di
dalam otot dan di dalam cairan ekstraseluler.
6/4/2014 51
56. METOL (p-METHYL AMINOPHENOL SULPHATE ) hitam putih foto
• Sodium Bisulfite Solution
• We are leading Manufacturer and exporters of Sodium Bisulphite Solution. Our in house lab
and QC department is strong in equipment, knowledge and system to meet the international
standards.We produce superior range of Sodium Bi sulphite Solution using advanced
manufactured technology and using superior quality raw materials. Our quality complies with
domestic as well as international standards. We manufacture commercial grade of sodium bi
sulphite Solution.It is also known as SBS Solution.
Sr.NoCharacteristicsSpecifications
1Physical AppearanceYellowish and Reddish solution
2Assay as SO2% by mass22- 25%
3Assay as NaHSO3% by mass35- 40%
4PH of 10% Solution4 to 5.5
5Clearity of 10% SolutionClear
6Specific Gravity1.30-1.50
Application:
Textile Industry
• Leather Industry
• Food Industry
• Fermentation Industry
• Chemical Industry
• Pulp & Paper Industry
• Metal Finishing and Electropolishing Industry
• Photographic Industry
• Pharmaceutical Industry
6/4/2014 56
57. Lithium Chloride Solution (Molybdate)
• Specifications:
DescriptionColorless odorless clear solutionAssayMin 40 %Sp.
Gr1.261 at 250ºC
Alkalinity (as Lioh)Max 0.1 %Inhibitor (LI2MOO4)Min 0.015
%Calcium (Ca)Max 0. 006 %Magnesium (Mg)Max 0. 0004
%Sulphate (SO4)Max 0. 002 %Cromate (Cr)Max 0. 0001 %Cromate
(Cr)Max 0. 0001 %Sodium (Na)Max 0. 03 %Sammonia (NH4)Max 0.
0001 %
• Lithium Dodecyl Sulfate, HP
• Lithium Dodecyl Sulfate, High Purity. LDS Reagent is a highly
purified LDS powder >99% used primarily in Diagnostic and
Analytical applications. Lithium Dodecyl Sulfate Manufactured in
the USA.
6/4/2014 57
58. • Applications:
1) Used in the making of alkaloid, reagent, dye, molybdenum red pigment,
molybdenum, and the material of fire retardant.
2) Its catalyst can be used as inhibitor.
• Sodium Molybdate
AnhydrousHigh-Purity Subs-tancesSuper-Class SubstancesFirst-Class Subst-
ancesSecond-Class SubstancesThird-Class Subst-
ancesAnhydrous Sodium MolybdateMoNa2O499.899.5099.098.096.00-
Mo≥39.6039.5039.3039.0038.0045.00Water-
Insoluble Substances ≤0.010.050.10.1-0.1Cl≤0.0050.0050.020.02-
0.01SO4≤0.010.070.20.5-0.40PO4≤0.00050.0010.0050.005-
0.005Pb≤0.00050.0020.0020.002-0.002PH7.5-9.57.5-9.57.5-9.5---
SiO2≤0.010.01---0.01Fe≤0.0010.005---0.005As≤0.00050.001---
0.001NO3≤0.02-----NH4≤0.005-----
Sodium Molybdate DihydrateFine gradeFirst gradeNa2MoO4.2H2O≥99.50
99.0Mo≥
6/4/2014 58
64. • nicotinamide adenine dinucleotide phosphate
(NADPH) disinari dengan panjang gelombang
340nm
6/4/2014 64
65. • Hipofosfatemia tedapat pada 1-5% pasien di rumah sakit,
insidennya akan meningkat 20-40% pada pasien-pasien dengan
ketoasidosis, ppok, asthma, malignancy, terapi nutrisi parenteral
jangka panjang (TPN) inflammatory bowel disease, anoreksia
nervosa, alcoholism. Dan akan meningkat 60-80% lagi pada pasien
sepsis di ICU. Dan hipofosfatemia dikarenakan adanya peningkatan
ekskresi oleh ginjal serta penurunan absorbsi fosfat oleh usus
dikarenakan defisiensi vitamin D dan penggunaan antacid yang
berlebih. Meskipun kasus yang terjadi moderat dan jarang
menyebabkan masalah, hypofosfatemia yang berat < 1,0 mg/dL
atau 0,3 mmol/L membutuhkan perhatian dan pemberian terapi
penambahan fosfat. Terdapat 30% kematian pada pasien dengan
hipofosfatemia berat dan 15% kematian pada pasien dengan
normal fosfatemia dan hipofosfatemia ringan.
6/4/2014 65
66. • Hypophosphatemia can occur by one or more of three primary
mechanisms: (1) inadequate intestinal phosphate absorption,
(2) excessive renal phosphate excretion, or (3) rapid
redistribution of phosphate from the ECF into bone or soft
tissue (Table 346-1). Because phosphate is so abundant in
foods, inadequate intestinal absorption is almost never
observed now that aluminum hydroxide antacids, which bind
phosphate in the gut, are no longer commonly used. Fasting or
starvation, however, may result in depletion of body
phosphate and predispose to subsequent hypophosphatemia
during refeeding, especially if this is accomplished with IV
glucose alone.
6/4/2014 66
69. • Hyperfosfatemia
• Pasien yang beresiko terjadi hyperfosfatemia adalah mereka yang
mengalami akut atau kronik gagal ginjal. Peningkatan intake fosfat
dan peningkatan fosfat oleh pelepasan sel dapat menyebabkan
hiperfosfatemia. Dikarenakan belum terbentuknya PTH yang matur
dan metabolism vitamin D pada neonatus rentan terhadap
hiperfosfatemia karena peningkatan intake fosfat dari pemberian
susu sapi atau laxative. Peningkatan penghancuran dari sel dapat
berakibat hiperfosfatemia sebagaimana juga adanya infeksi yang
berat, latihan olahraga yang berat, gangguan neoplastik, atau
hemolisis intravaskuler. Pada immature limfoblas memiliki kadar
fosfat 4 kali lebih banyak dari pada limfosit matur, pasien dengan
limfoblastik leukemia sangat rentan terhadap hiperfosfatemia.
6/4/2014 69