SlideShare a Scribd company logo
1 of 16
PRAKTIKUM PESTISIDA DALAM PROTEKSI TANAMAN
TINGKAT PENGGUNAAN PESTISIDA PADA PETANI
SAYURAN DI DESA NEGLASARI
KECAMATAN DRAMAGA
(PTN 306)
PRAKTIKUM VII :
KELOMPOK 5
(Kelas Paralel 2)
1. Ricko Baharudin A24130046
2. Ulfah Fahriani A34120004
3. M. Yusuf Al Anshori A34120028
4. Ilmi Hamidi A34120059
5. Nurul Farida Efriani A34120091
Dosen :
Ir. Djoko Prijono MAgr. Sc
DEPARTEMEN PROTEKSI TANAMAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Persepsi petani tentang serangan hama penyakit sebagai penyebab utama
kegagalan panen. Sementara itu pestisida kimia merupakan input yang dianggap
paling efektif dalam mengendalikan hama penyakit oleh sebagian besar petani.
Hal tersebut telah mendorong penggunaan pestisida secara berlebihan (Adiyoga et
al 1999).
Petani sayuran sering menggunakan pestisida sebagai tindakan preventif,
dengan cara melakukan penyemprotan 1-7 hari setelah tanam di lapangan. Selain
itu petani juga melakukan strategi lainnya, di antaranya penambahan konsentrasi,
dan frekuensi penyemprotan pada saat serangan berat serta mengganti jenis
pestisida dan pencampuran pestisida. Dari sisi biaya produksi penggunaan
pestisida pada usahatani sayuran mencapai 20- 30% dari total biaya dan
merupakan pengeluaran kedua terbesar setelah biaya tenaga kerja (Nurmalinda et
al. 1994).
Penggunaan pestisida secara tidak bijaksana dapat menimbulkan berbagai
dampak negatif baik bagi manusia maupun lingkungan. Di dalam lingkungan
pestisida diserap oleh berbagai komponen lingkungan yang mengubahnya menjadi
bahan-bahan lain yang tidak beracun atau masih beracun. Dalam jangka panjang
aplikasi yang sangat intensif, dapat meningkatkan probabilitas organisme
pengganggu tumbuhan (OPT) sekunder atau meningkatkan resistensi hama (Lohr
et al 2000).
Penggunaan pestisida dapat menekan serangan OPT sehingga kehilangan
hasil dapat diminimalkan. Pengurangan pestisida walaupun di satu sisi dapat
mengurangi biaya produksi, tetapi di sisi lain dapat meningkatkan intensitas
serangan OPT sehingga risiko kehilangan hasil lebih besar (Ameriana et 2000).
Tujuan
Untuk mengetahui tingkat penggunaan serta pengetahuan mengenai
pestisida pada petani sayuran di desa Neglasari kecamatan Dramaga
BAHAN DAN METODE
Waktu dan Tempat
Survey ke lahan pertanian desa Neglasari dilakukan hari sabtu tanggal 18
April pukul 07.00 pagi
Alat dan Bahan
Alat dan Bahan yang diperlukan untuk survei adalah kertas survei dengan
berisi beberapa pertanyaan, kamera, tape recorder, dan alat tulis.
Metode
Survei dilakukan dengan mewawancarai petani yang mengelola tiga
macam lahan sayuran di desa Neglasari, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor,
Jawa Barat. Petani diwawancara berdasarkan daftar pertanyaan yang sudah
disiapkan mengenai tingkat penggunaan pestisida. Hasil survei dicatat pada kertas
dan proses wawancara direkam dengan tape recorder yang telah disiapkan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Tabel 1 Hasil survei penggunaan pestisida pada petani sayuran di desa Neglasari
Indikator Singkong Kacang Panjang Ubi Bengkoang
Sistem
budidaya
Organik Non-Organik Organik Organik
Hama utama Tetranychus
cinnabarinus
Kutu Daun Cylas formicarius Tungau merah
Cara
pengendalian
Tanpa
perlakuan
pestisida
Pestisida kimia Tanpa perlakuan
pestisida
Tanpa perlakuan
pestisida
Intensitas
penggunaan
Tidak ada
aplikasi
Sering Tidak ada aplikasi Tidak ada
aplikasi
Pemantauan
hama/penyak
it
Dilakukan Dilakukan Dilakukan Dilakukan
Ketergantung
an pestisida
Tidak
tergantung
Sangat
tergantung
Tidak tergantung Tidak
tergantung
Kesesuaian
penggunaan
pestisida
Tidak sesuai
dosis
Tidak ada
aplikasi
Tidak sesuai dosis
Keamanan
aplikasi
Tidak ada
aplikasi
Sangat Kurang Tidak ada aplikasi Tidak ada
aplikasi
Pestisida
yang
digunakan
Bahan
organik
(larutan
cabai)
Decis, Lannate,
Mikcin,
Confidor
Bahan organik
(larutan cabai)
Bahan organik
(larutan cabai)
Pembahasan
Petani yang menjadi narasumber dari wawancara yang telah dilakukan
bernama Bapak H. Mahfudin. Beliau merupakan salah satu petani asli di daerah
Neglasari Kecamatan Dramaga, Bogor. Beliau menggarap lahan seluas 3300 m2
.
Tanaman yang ditanam dilahan tersebut bervariasi seperti tanaman kacang
panjang, ubi, singkong, dan bengkuang.
Dalam sistem budidayanya petani di daerah Neglasari sering
menggunakan pestisida untuk mengatasi permasalahan hama dan penyakit yang
menyerang pertanaman yang digarapnya. Pestisida yang dipakai petani tersebut
diantaranya dengan merk dagang DECIS, LANATE, CONFIDOR, dan MIKCIN.
Penggunaan pestisida hanya dilakukan untuk komoditas kacang panjang.
Komoditas lain seperti bengkoang, singkong, dan ubi tidak menggunakan
pestisida. Alasan yang dikemukakan petani adalah bahwa buah bengkoang dan ubi
berlokasi di bawah tanah, sehingga pasti akan terhindar dari serangan hama
penyakit. Sementara itu, penggunaan pestisida tidak dilakukan pada tanaman
singkong karena komoditas singkong yang dipanen adalah bagian daun yang
diperuntukkan kebutuhan sayuran. Sebagai pengganti pestisida kimia, petani
menggunakan bahan organik seperti larutan cabai yang disemprotkan pada
permukaan daun tanaman saat diketahui invasi hama tanaman.
Umumnya hama yang sering mengganggu dan menyebabkan kerusakan
adalah kutu daun terutama menjadi masalah serius pada tanaman kacang panjang.
Petani sering menganggap kutu daun tersebut dengan istilah “endog sireum” yang
artinya telur semut meskipun sebenarnya kutu daun bukanlah telur semut.
Sepengetahuan petani gejala yang ditimbulkan dari serangan hama ini
menyebabkan bunga tanaman kacang panjang menjadi rontok dan pada polong
kutu daun menutupi permukaan.
Penyemprotan pestisida biasanya dilakukan pada pagi hari dan untuk
hama tertentu seperti ulat grayak dilakukan pada waktu sore hari. Intensitas
aplikasi pestisida dilakukan secara rutin satu minggu sekali, tidak ada batasan
mengenai ambang ekonomi yang diperhitungkan, bagi petani yang penting hama
tidak ada dilahan pertanaman. Dosis yang digunakan untuk satu kali
penyemprotan adalah 10cc DECIS, 1 sendok MIKCIN, 1 sendok CONFIDOR,
dan 1 sendok LANATE. Menurut Bapak H.Mahfudin apabila tidak dilakukan
penyemprotan secara rutin atau penyemprotan telat dari waktu yang biasanya
maka bunga dari tanaman kacang panjang akan rontok akibat serangan hama.
Selain menggunakan empat merk dagang tersebut petani juga memakai
REGEN dan PITARKO meskipun penggunaannya sangat jarang. Petani didaerah
Neglasari membeli pestisida-pestisida tersebut didekat daerah tempat tinggalnya
di toko Bapak Uding atau kadang-kadang membeli ke Pasar Dramaga.
Pada musim penghujan aplikasi pestisida diminimalisir karena pada
musim hujan pestisida mudah tercuci dan biasanya aplikasi pestisida pada musim
penghujan ditambahkan bahan perekat yang bisa didapatkan di toko pestisida.
Dalam sistem budidayanya para petani di daerah Neglasari sangat bergantung
pada penggunaan pestisida dan tidak pernah dilakukan pengendalian hama lain
selain dengan pestisida.
Namun meskipun demikian lahan yang ditanam setiap musimnya ditanami
tanaman yang berbeda-beda dan sering kali petani menerapkan sistem budidaya
tumpang sari yang dapat memungkinkan populasi hama yang menyerang tidak
terlalu tinggi. Di daerah tersebut pada awalnya terdapat Gabungan Kelompok Tani
(Gapoktan), tetapi sekarang sudah bubar. Pada musim tanam tahun lalu lahan
seluas 3300 m2
dapat menghasilkan 7 ton bengkuang dengan harga jual 10 juta
lebih. Benih yang diperluka dalam sekali tanam adalah 7 liter dengan harga Rp
60.000 per liter. Biasanya Bapak H. Mahfudin melakukan kegiatan dilahan mulai
dari pukul 07.00 WIB sampai waktu Dzuhur.
SIMPULAN
Menurut keterangan petani desa Neglasari, rata-rata petani masih sangat
tergantung dengan penggunaan pestisida, dan hanya sedikit saja yang tidak
tergantung dengan penggunaan pestisida. Pestisida dianggap cepat dan efisien
untuk mengendalikan hama. Selain itu, biaya aplikasi dan cara aplikasi sudah
tertera pada label pestisida sehingga dapat diikuti oleh petani. Namun,
pengetahuan petani akan berbagai macam jenis pestisida dan bagaimana cara
penggunaannya masih kurang.
DAFTAR PUSTAKA
Adiyoga, W., R. Sinung-Basuki., Y. Hilman dan B. K. Udiarto. 1999. Studi Lini
Dasar Pengembangan Teknologi Hama Terpadu pada Tanaman Cabai di
Jawa Barat. J. Hort 9(1):67-83.
Ameriana. M., R. Sinung-Basuki., E. Suryaningsih dan W. Adiyoga. 2000.
Kepedulian Konsumen terhadap Sayuran Bebas Residu Pestisida. J. Hort .
9(4):377-377.
Lohr, L., T. Park, and L. Higley. 2000. Farmer Risk Assessment for Voluntary
Insecticide Reduction. Ecol. Econ. 30(2000):121-130.
Nurmalinda., R. Madjawisastra dan N. Nurtika. 1994. Analisis Biaya dan
Penerimaan Usahatani Tomat di Tingkat Petani. Bul. Penel. Hort.
XXVI(2):57- 64.
LAMPIRAN
Pertanyaan yang diajukan terhadap petani dan jawaban yang dikemukakan oleh
petani:
1. Kalo pakai DECIS dan pestisida yang dipakai. Bapak dapat informasi dari
mana? Apakah coba-coba atau ada penyuluhan untuk memakai pestisida
tersebut?
Jawaban : melihat dari label pestisida tersebut dan kebiasaan dalam
memakainya
2. Bagaimana pestisida tersebut dipakai? Apakah spesifik dalam
pemakaianyya?
Jawaban : Untuk tanaman kacang panjang digunakan 10cc DECIS,
MIKCIN 1 sendok, KOMPIDOR 1 sendok, LANATE 1 sendok, yang jelas
serangga harus mati. Jenis serangga yang menyerang tanaman seperti ulat
biasanya mati
3. Untuk melihat pengaruh terhadap hama biasanya memerlukan waktu berapa
lama setelah aplikasi?
Jawaban : Biasanya besok juga dapat dilihat, dan hama tersebut mati
4. Apakah dalam penyemprotan dilakukan secara berkala?
Jawaban : Penyemprotan dilakukan seminggu sekali secara rutin, kalo tidak
tepat waktu atau lebih dari seminngu biasanya kacang panjang bunga nya
rontok akibat serangan ulat
5. Apakan setelah dilakukan penyemprotan dilakukan pemantauan terhadap
hama?
Jawaban : Dilakukan pemantauan, dan biasanya ketika dicek bunganya
segar tanamannya segar, tetapi apabila tidak dilakukan penyemprotan
bunganya jatuh/berguguran.
Menurut petani bunga yang rusak akibat serangan larva dari lalat sehingga
menyebabkan busuk.
Para petani tidak pernah bisa lepas dari penggunaan pestisida. Petani juga
biasanya pakai Regen atau pitarko
6. Biasanya pestisida diperoleh dari mana ?
Jawaban : Beli disekitar tempat tinggal(di toko Pa Udiing), atau beli ke
Dramaga jurusan ke Ciherang. Petani mendapatkan pestisida dikampung
tersebut tidak susah.
7. Apakah dalam penyemprotan dilihat terlebih dahulu waktu atau kondisi
seperti musim hujan atau kemarau?
Jawaban : Biasanya jika musim penghujan penyemprotan berhenti dulu dan
biasanya ditambahkan perekat agar tidak mudah terbilas, dan jika musim
panas/ kemarau perekat tidak dibutihkan
8. Apakah pernah dilakukan penmgendalian lain selain penggunaan pestisida ?
Jawaban : Belum pernah
9. Apakah lahan yang ditanami musim selanjutnya ditanami kembali dengan
tanaman yang sama?
Jawaban : Diganti-ganti, atau tumpang sari,
10. Apakah didaerah tersebut ada GAPOKTAN ?
Jawaban: Dulu pernah da tapi bubar,karena dianggap sudah pintar-pintar
(terbiasa) dalam bertani
11. Faktor apa yang menyebabkan turunnya produktifitas tanaman yang
ditanam dilahan tersebut (Pare, kcang panjang, ketimun, bengkoang)?
Jawaban: Masalah hama tidak terlalu, kecuali pada musim penghujan bunga
nya pada rontok.Tidak pernah Rugi diakibat kan oleh srangan hama. Untuk
hasil panen biasanya dikumpulkan oleh tengkulak
12. Apakah bapak jadi petani sudah lama ?
Jawaban: sudah lama soalnya orang tua saya juga petani
13. Apakah bapak tidak mau menanam padi?
Jawaban : untuk masalah pembuatan pengairan tidak ada yang ngurus
14. Apakah ada penurunan hasil apabila lahan yang ditanam, ditanami tanaman
yang sama musim berikutnya ?
Jawaban :kadangkadang ada penurunan.
15. Luas lahan berapa?
Jawaban: 3300m persegi. Menghasilkan 7 ton bengkoang sekali panen dapat
dijual dengan harga 10 jutaan. Benih 7 liter, 1 liter seharga 60.000 rupiah.
Bengkoang tidak disemprot tetapi digunting saja bunganya.
Petani menyebut hama kutu daun sebagai telur semut (endog sireum ),
disemprot pake lanate, kompidor, Mikcin.
Dulu pernah ada dari IPB yang mencoba mengaplikasikan perangkap
berferomon tetapi katanya tidak mempan atau kurang efektif. Tetapi petani
tidak ingin melakukannya soalnya ribet dan umumnya petani ingin yang
praktis.
Petani ada dilahan biasanya sampai Dzhuhur.
16. Bapak Tau ulat grayak?
Jawaban: tau
Kapan waktu diilakukan penyemprotannya?
Jawaban: Biasanya pagi hari tidak dilakukan sore hari soalnya dikejar-kejar
waktu juga apabila dilakukan pada sore hari.
OPTIMALISASI PENGGUNAAN PESTISIDA
OPTIMALISASI PENGGUNAAN PESTISIDA
OPTIMALISASI PENGGUNAAN PESTISIDA
OPTIMALISASI PENGGUNAAN PESTISIDA
OPTIMALISASI PENGGUNAAN PESTISIDA
OPTIMALISASI PENGGUNAAN PESTISIDA

More Related Content

What's hot

Hidroponik , solusi pertanian di perkotaan
Hidroponik , solusi pertanian di perkotaanHidroponik , solusi pertanian di perkotaan
Hidroponik , solusi pertanian di perkotaanDeli Hidro
 
Lecture 10 jenis-jenis opt(k)- patogen
Lecture 10 jenis-jenis opt(k)- patogenLecture 10 jenis-jenis opt(k)- patogen
Lecture 10 jenis-jenis opt(k)- patogenAndrew Hutabarat
 
UJI BEDA (KOMPARASI) t - TEST (PRETEST-POSTEST)
UJI BEDA (KOMPARASI) t - TEST (PRETEST-POSTEST)UJI BEDA (KOMPARASI) t - TEST (PRETEST-POSTEST)
UJI BEDA (KOMPARASI) t - TEST (PRETEST-POSTEST)EDI RIADI
 
Formulasi pestisida comp
Formulasi pestisida compFormulasi pestisida comp
Formulasi pestisida compdjojosumarto
 
Rancangan acak lengkap (ral)
Rancangan acak lengkap (ral)Rancangan acak lengkap (ral)
Rancangan acak lengkap (ral)Muhammad Luthfan
 
Mycology tsuneo watanabe
Mycology tsuneo watanabeMycology tsuneo watanabe
Mycology tsuneo watanabeancweet
 
Uji wilcoxon dan mann whitney
Uji wilcoxon dan mann whitneyUji wilcoxon dan mann whitney
Uji wilcoxon dan mann whitneywiwienk aja
 
Uji Normalitas dan Homogenitas
Uji Normalitas dan HomogenitasUji Normalitas dan Homogenitas
Uji Normalitas dan Homogenitassilvia kuswanti
 
Rancangan Acak Lengkap (RAL)
Rancangan Acak Lengkap (RAL)Rancangan Acak Lengkap (RAL)
Rancangan Acak Lengkap (RAL)Ade Setiawan
 
Kearifan lokal dalam bidang pertanian
Kearifan lokal dalam bidang pertanianKearifan lokal dalam bidang pertanian
Kearifan lokal dalam bidang pertanianAnisa Salma
 
Budidaya tanaman pangan
Budidaya tanaman panganBudidaya tanaman pangan
Budidaya tanaman pangantani57
 

What's hot (20)

Uji lanjut
Uji lanjutUji lanjut
Uji lanjut
 
Hidroponik , solusi pertanian di perkotaan
Hidroponik , solusi pertanian di perkotaanHidroponik , solusi pertanian di perkotaan
Hidroponik , solusi pertanian di perkotaan
 
Lecture 10 jenis-jenis opt(k)- patogen
Lecture 10 jenis-jenis opt(k)- patogenLecture 10 jenis-jenis opt(k)- patogen
Lecture 10 jenis-jenis opt(k)- patogen
 
UJI BEDA (KOMPARASI) t - TEST (PRETEST-POSTEST)
UJI BEDA (KOMPARASI) t - TEST (PRETEST-POSTEST)UJI BEDA (KOMPARASI) t - TEST (PRETEST-POSTEST)
UJI BEDA (KOMPARASI) t - TEST (PRETEST-POSTEST)
 
Formulasi pestisida comp
Formulasi pestisida compFormulasi pestisida comp
Formulasi pestisida comp
 
Rancangan acak lengkap (ral)
Rancangan acak lengkap (ral)Rancangan acak lengkap (ral)
Rancangan acak lengkap (ral)
 
Mycology tsuneo watanabe
Mycology tsuneo watanabeMycology tsuneo watanabe
Mycology tsuneo watanabe
 
07. rak
07. rak07. rak
07. rak
 
Uji wilcoxon dan mann whitney
Uji wilcoxon dan mann whitneyUji wilcoxon dan mann whitney
Uji wilcoxon dan mann whitney
 
Estimasi populasi i
Estimasi populasi iEstimasi populasi i
Estimasi populasi i
 
Rancangan penelitian (research design)
Rancangan penelitian (research design)Rancangan penelitian (research design)
Rancangan penelitian (research design)
 
Kajian Pustaka.pptx
Kajian Pustaka.pptxKajian Pustaka.pptx
Kajian Pustaka.pptx
 
Tukey Table
Tukey TableTukey Table
Tukey Table
 
Uji Normalitas dan Homogenitas
Uji Normalitas dan HomogenitasUji Normalitas dan Homogenitas
Uji Normalitas dan Homogenitas
 
Penelitian kualitatif
Penelitian kualitatifPenelitian kualitatif
Penelitian kualitatif
 
Contoh RPP SMP
Contoh RPP SMPContoh RPP SMP
Contoh RPP SMP
 
Rancangan Acak Lengkap (RAL)
Rancangan Acak Lengkap (RAL)Rancangan Acak Lengkap (RAL)
Rancangan Acak Lengkap (RAL)
 
Kearifan lokal dalam bidang pertanian
Kearifan lokal dalam bidang pertanianKearifan lokal dalam bidang pertanian
Kearifan lokal dalam bidang pertanian
 
Budidaya tanaman pangan
Budidaya tanaman panganBudidaya tanaman pangan
Budidaya tanaman pangan
 
Mpt 8-pemuliaan-crossed
Mpt 8-pemuliaan-crossedMpt 8-pemuliaan-crossed
Mpt 8-pemuliaan-crossed
 

Similar to OPTIMALISASI PENGGUNAAN PESTISIDA

72. Revisi.143.Puspitasari_4.pdf
72. Revisi.143.Puspitasari_4.pdf72. Revisi.143.Puspitasari_4.pdf
72. Revisi.143.Puspitasari_4.pdfazhari80
 
nn M 26 pestisida botani untuk mengendalikan hama dan penyakit pada tanaman s...
nn M 26 pestisida botani untuk mengendalikan hama dan penyakit pada tanaman s...nn M 26 pestisida botani untuk mengendalikan hama dan penyakit pada tanaman s...
nn M 26 pestisida botani untuk mengendalikan hama dan penyakit pada tanaman s...Nita Komala
 
079_Dewi Oktavianti_Laprak Acara 2 Bakterisida dan Fungisida.pdf
079_Dewi Oktavianti_Laprak Acara 2 Bakterisida dan Fungisida.pdf079_Dewi Oktavianti_Laprak Acara 2 Bakterisida dan Fungisida.pdf
079_Dewi Oktavianti_Laprak Acara 2 Bakterisida dan Fungisida.pdfdewioktavianti4
 
Integrated pesticide management in agriculture and implementation strategy
Integrated pesticide management in agriculture and implementation strategyIntegrated pesticide management in agriculture and implementation strategy
Integrated pesticide management in agriculture and implementation strategySri T
 
identifikasi gejala serangan hama dan patogen pada tanaman padi dan cabai
identifikasi gejala serangan hama dan patogen pada tanaman padi dan cabaiidentifikasi gejala serangan hama dan patogen pada tanaman padi dan cabai
identifikasi gejala serangan hama dan patogen pada tanaman padi dan cabaiDian Lestari
 
PLANT GROWTH PROMOTING RHIZOBACTERIA (PGPR) _workshop ditlinhort.pdf
PLANT GROWTH PROMOTING RHIZOBACTERIA (PGPR) _workshop ditlinhort.pdfPLANT GROWTH PROMOTING RHIZOBACTERIA (PGPR) _workshop ditlinhort.pdf
PLANT GROWTH PROMOTING RHIZOBACTERIA (PGPR) _workshop ditlinhort.pdfsilaon7
 
Haqqah Risath Mas Intan_Rancang Bangun Automated Fogponic Indoor Untuk Tanama...
Haqqah Risath Mas Intan_Rancang Bangun Automated Fogponic Indoor Untuk Tanama...Haqqah Risath Mas Intan_Rancang Bangun Automated Fogponic Indoor Untuk Tanama...
Haqqah Risath Mas Intan_Rancang Bangun Automated Fogponic Indoor Untuk Tanama...Haqqah Risath Mas Intan
 
Tugas kimia (tri ramadhona 20130212047)
Tugas kimia (tri ramadhona 20130212047)Tugas kimia (tri ramadhona 20130212047)
Tugas kimia (tri ramadhona 20130212047)Irt Elims
 
INTERAKSI HAMA LALAT BUAH IDENTIFIKASI DAN PENGENDALIANNYA
INTERAKSI HAMA LALAT BUAH IDENTIFIKASI DAN PENGENDALIANNYAINTERAKSI HAMA LALAT BUAH IDENTIFIKASI DAN PENGENDALIANNYA
INTERAKSI HAMA LALAT BUAH IDENTIFIKASI DAN PENGENDALIANNYAJosua Sitorus
 
Bismillah p aperku
Bismillah p aperkuBismillah p aperku
Bismillah p aperkuEka Kurniati
 
Pestisida dan aplikasi 1
Pestisida dan aplikasi 1Pestisida dan aplikasi 1
Pestisida dan aplikasi 1Gede Susrama
 
IMPLEMENTASI PHT PADA TANAMAN JAGUNG (Zea mays_1.pptx
IMPLEMENTASI PHT PADA TANAMAN JAGUNG (Zea mays_1.pptxIMPLEMENTASI PHT PADA TANAMAN JAGUNG (Zea mays_1.pptx
IMPLEMENTASI PHT PADA TANAMAN JAGUNG (Zea mays_1.pptxJeonJungkook434518
 
Laporan pipkmk
Laporan pipkmkLaporan pipkmk
Laporan pipkmkWinda Lita
 
Pestisida dan aplikasi 1
Pestisida dan aplikasi 1Pestisida dan aplikasi 1
Pestisida dan aplikasi 1Gede Susrama
 

Similar to OPTIMALISASI PENGGUNAAN PESTISIDA (20)

Ppt kel.5 neglasari
Ppt kel.5 neglasariPpt kel.5 neglasari
Ppt kel.5 neglasari
 
72. Revisi.143.Puspitasari_4.pdf
72. Revisi.143.Puspitasari_4.pdf72. Revisi.143.Puspitasari_4.pdf
72. Revisi.143.Puspitasari_4.pdf
 
nn M 26 pestisida botani untuk mengendalikan hama dan penyakit pada tanaman s...
nn M 26 pestisida botani untuk mengendalikan hama dan penyakit pada tanaman s...nn M 26 pestisida botani untuk mengendalikan hama dan penyakit pada tanaman s...
nn M 26 pestisida botani untuk mengendalikan hama dan penyakit pada tanaman s...
 
079_Dewi Oktavianti_Laprak Acara 2 Bakterisida dan Fungisida.pdf
079_Dewi Oktavianti_Laprak Acara 2 Bakterisida dan Fungisida.pdf079_Dewi Oktavianti_Laprak Acara 2 Bakterisida dan Fungisida.pdf
079_Dewi Oktavianti_Laprak Acara 2 Bakterisida dan Fungisida.pdf
 
Ipi184782
Ipi184782Ipi184782
Ipi184782
 
Integrated pesticide management in agriculture and implementation strategy
Integrated pesticide management in agriculture and implementation strategyIntegrated pesticide management in agriculture and implementation strategy
Integrated pesticide management in agriculture and implementation strategy
 
identifikasi gejala serangan hama dan patogen pada tanaman padi dan cabai
identifikasi gejala serangan hama dan patogen pada tanaman padi dan cabaiidentifikasi gejala serangan hama dan patogen pada tanaman padi dan cabai
identifikasi gejala serangan hama dan patogen pada tanaman padi dan cabai
 
PLANT GROWTH PROMOTING RHIZOBACTERIA (PGPR) _workshop ditlinhort.pdf
PLANT GROWTH PROMOTING RHIZOBACTERIA (PGPR) _workshop ditlinhort.pdfPLANT GROWTH PROMOTING RHIZOBACTERIA (PGPR) _workshop ditlinhort.pdf
PLANT GROWTH PROMOTING RHIZOBACTERIA (PGPR) _workshop ditlinhort.pdf
 
Haqqah Risath Mas Intan_Rancang Bangun Automated Fogponic Indoor Untuk Tanama...
Haqqah Risath Mas Intan_Rancang Bangun Automated Fogponic Indoor Untuk Tanama...Haqqah Risath Mas Intan_Rancang Bangun Automated Fogponic Indoor Untuk Tanama...
Haqqah Risath Mas Intan_Rancang Bangun Automated Fogponic Indoor Untuk Tanama...
 
Pencemaran tanah&pestisida
Pencemaran tanah&pestisidaPencemaran tanah&pestisida
Pencemaran tanah&pestisida
 
Pendahuluan
PendahuluanPendahuluan
Pendahuluan
 
Tugas kimia (tri ramadhona 20130212047)
Tugas kimia (tri ramadhona 20130212047)Tugas kimia (tri ramadhona 20130212047)
Tugas kimia (tri ramadhona 20130212047)
 
PESTISIDA
PESTISIDAPESTISIDA
PESTISIDA
 
INTERAKSI HAMA LALAT BUAH IDENTIFIKASI DAN PENGENDALIANNYA
INTERAKSI HAMA LALAT BUAH IDENTIFIKASI DAN PENGENDALIANNYAINTERAKSI HAMA LALAT BUAH IDENTIFIKASI DAN PENGENDALIANNYA
INTERAKSI HAMA LALAT BUAH IDENTIFIKASI DAN PENGENDALIANNYA
 
Power point
Power pointPower point
Power point
 
Bismillah p aperku
Bismillah p aperkuBismillah p aperku
Bismillah p aperku
 
Pestisida dan aplikasi 1
Pestisida dan aplikasi 1Pestisida dan aplikasi 1
Pestisida dan aplikasi 1
 
IMPLEMENTASI PHT PADA TANAMAN JAGUNG (Zea mays_1.pptx
IMPLEMENTASI PHT PADA TANAMAN JAGUNG (Zea mays_1.pptxIMPLEMENTASI PHT PADA TANAMAN JAGUNG (Zea mays_1.pptx
IMPLEMENTASI PHT PADA TANAMAN JAGUNG (Zea mays_1.pptx
 
Laporan pipkmk
Laporan pipkmkLaporan pipkmk
Laporan pipkmk
 
Pestisida dan aplikasi 1
Pestisida dan aplikasi 1Pestisida dan aplikasi 1
Pestisida dan aplikasi 1
 

More from Nurul Farida Efriani (10)

Sejarah perkembangan internet versi doc 93
Sejarah perkembangan internet versi doc 93Sejarah perkembangan internet versi doc 93
Sejarah perkembangan internet versi doc 93
 
Ppt golden rice
Ppt golden ricePpt golden rice
Ppt golden rice
 
Manajemen Dua Kelinci
Manajemen Dua KelinciManajemen Dua Kelinci
Manajemen Dua Kelinci
 
Golden rice
Golden riceGolden rice
Golden rice
 
5 destination de vacances au paris
5 destination de vacances au paris5 destination de vacances au paris
5 destination de vacances au paris
 
Laporan pesti 6
Laporan pesti 6Laporan pesti 6
Laporan pesti 6
 
Laporan pesti 5
Laporan pesti 5Laporan pesti 5
Laporan pesti 5
 
Laporan pesti 4
Laporan pesti 4Laporan pesti 4
Laporan pesti 4
 
Laporan pesti 3 racun kontak
Laporan pesti 3 racun kontakLaporan pesti 3 racun kontak
Laporan pesti 3 racun kontak
 
Laporan 2 pesti analisis probit
Laporan 2 pesti analisis probitLaporan 2 pesti analisis probit
Laporan 2 pesti analisis probit
 

Recently uploaded

Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 

Recently uploaded (20)

Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 

OPTIMALISASI PENGGUNAAN PESTISIDA

  • 1. PRAKTIKUM PESTISIDA DALAM PROTEKSI TANAMAN TINGKAT PENGGUNAAN PESTISIDA PADA PETANI SAYURAN DI DESA NEGLASARI KECAMATAN DRAMAGA (PTN 306) PRAKTIKUM VII : KELOMPOK 5 (Kelas Paralel 2) 1. Ricko Baharudin A24130046 2. Ulfah Fahriani A34120004 3. M. Yusuf Al Anshori A34120028 4. Ilmi Hamidi A34120059 5. Nurul Farida Efriani A34120091 Dosen : Ir. Djoko Prijono MAgr. Sc DEPARTEMEN PROTEKSI TANAMAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2015
  • 2. PENDAHULUAN Latar Belakang Persepsi petani tentang serangan hama penyakit sebagai penyebab utama kegagalan panen. Sementara itu pestisida kimia merupakan input yang dianggap paling efektif dalam mengendalikan hama penyakit oleh sebagian besar petani. Hal tersebut telah mendorong penggunaan pestisida secara berlebihan (Adiyoga et al 1999). Petani sayuran sering menggunakan pestisida sebagai tindakan preventif, dengan cara melakukan penyemprotan 1-7 hari setelah tanam di lapangan. Selain itu petani juga melakukan strategi lainnya, di antaranya penambahan konsentrasi, dan frekuensi penyemprotan pada saat serangan berat serta mengganti jenis pestisida dan pencampuran pestisida. Dari sisi biaya produksi penggunaan pestisida pada usahatani sayuran mencapai 20- 30% dari total biaya dan merupakan pengeluaran kedua terbesar setelah biaya tenaga kerja (Nurmalinda et al. 1994). Penggunaan pestisida secara tidak bijaksana dapat menimbulkan berbagai dampak negatif baik bagi manusia maupun lingkungan. Di dalam lingkungan pestisida diserap oleh berbagai komponen lingkungan yang mengubahnya menjadi bahan-bahan lain yang tidak beracun atau masih beracun. Dalam jangka panjang aplikasi yang sangat intensif, dapat meningkatkan probabilitas organisme pengganggu tumbuhan (OPT) sekunder atau meningkatkan resistensi hama (Lohr et al 2000). Penggunaan pestisida dapat menekan serangan OPT sehingga kehilangan hasil dapat diminimalkan. Pengurangan pestisida walaupun di satu sisi dapat mengurangi biaya produksi, tetapi di sisi lain dapat meningkatkan intensitas serangan OPT sehingga risiko kehilangan hasil lebih besar (Ameriana et 2000). Tujuan Untuk mengetahui tingkat penggunaan serta pengetahuan mengenai pestisida pada petani sayuran di desa Neglasari kecamatan Dramaga
  • 3. BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Survey ke lahan pertanian desa Neglasari dilakukan hari sabtu tanggal 18 April pukul 07.00 pagi Alat dan Bahan Alat dan Bahan yang diperlukan untuk survei adalah kertas survei dengan berisi beberapa pertanyaan, kamera, tape recorder, dan alat tulis. Metode Survei dilakukan dengan mewawancarai petani yang mengelola tiga macam lahan sayuran di desa Neglasari, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Petani diwawancara berdasarkan daftar pertanyaan yang sudah disiapkan mengenai tingkat penggunaan pestisida. Hasil survei dicatat pada kertas dan proses wawancara direkam dengan tape recorder yang telah disiapkan.
  • 4. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Tabel 1 Hasil survei penggunaan pestisida pada petani sayuran di desa Neglasari Indikator Singkong Kacang Panjang Ubi Bengkoang Sistem budidaya Organik Non-Organik Organik Organik Hama utama Tetranychus cinnabarinus Kutu Daun Cylas formicarius Tungau merah Cara pengendalian Tanpa perlakuan pestisida Pestisida kimia Tanpa perlakuan pestisida Tanpa perlakuan pestisida Intensitas penggunaan Tidak ada aplikasi Sering Tidak ada aplikasi Tidak ada aplikasi Pemantauan hama/penyak it Dilakukan Dilakukan Dilakukan Dilakukan Ketergantung an pestisida Tidak tergantung Sangat tergantung Tidak tergantung Tidak tergantung Kesesuaian penggunaan pestisida Tidak sesuai dosis Tidak ada aplikasi Tidak sesuai dosis Keamanan aplikasi Tidak ada aplikasi Sangat Kurang Tidak ada aplikasi Tidak ada aplikasi Pestisida yang digunakan Bahan organik (larutan cabai) Decis, Lannate, Mikcin, Confidor Bahan organik (larutan cabai) Bahan organik (larutan cabai)
  • 5. Pembahasan Petani yang menjadi narasumber dari wawancara yang telah dilakukan bernama Bapak H. Mahfudin. Beliau merupakan salah satu petani asli di daerah Neglasari Kecamatan Dramaga, Bogor. Beliau menggarap lahan seluas 3300 m2 . Tanaman yang ditanam dilahan tersebut bervariasi seperti tanaman kacang panjang, ubi, singkong, dan bengkuang. Dalam sistem budidayanya petani di daerah Neglasari sering menggunakan pestisida untuk mengatasi permasalahan hama dan penyakit yang menyerang pertanaman yang digarapnya. Pestisida yang dipakai petani tersebut diantaranya dengan merk dagang DECIS, LANATE, CONFIDOR, dan MIKCIN. Penggunaan pestisida hanya dilakukan untuk komoditas kacang panjang. Komoditas lain seperti bengkoang, singkong, dan ubi tidak menggunakan pestisida. Alasan yang dikemukakan petani adalah bahwa buah bengkoang dan ubi berlokasi di bawah tanah, sehingga pasti akan terhindar dari serangan hama penyakit. Sementara itu, penggunaan pestisida tidak dilakukan pada tanaman singkong karena komoditas singkong yang dipanen adalah bagian daun yang diperuntukkan kebutuhan sayuran. Sebagai pengganti pestisida kimia, petani menggunakan bahan organik seperti larutan cabai yang disemprotkan pada permukaan daun tanaman saat diketahui invasi hama tanaman. Umumnya hama yang sering mengganggu dan menyebabkan kerusakan adalah kutu daun terutama menjadi masalah serius pada tanaman kacang panjang. Petani sering menganggap kutu daun tersebut dengan istilah “endog sireum” yang artinya telur semut meskipun sebenarnya kutu daun bukanlah telur semut. Sepengetahuan petani gejala yang ditimbulkan dari serangan hama ini menyebabkan bunga tanaman kacang panjang menjadi rontok dan pada polong kutu daun menutupi permukaan. Penyemprotan pestisida biasanya dilakukan pada pagi hari dan untuk hama tertentu seperti ulat grayak dilakukan pada waktu sore hari. Intensitas aplikasi pestisida dilakukan secara rutin satu minggu sekali, tidak ada batasan mengenai ambang ekonomi yang diperhitungkan, bagi petani yang penting hama tidak ada dilahan pertanaman. Dosis yang digunakan untuk satu kali penyemprotan adalah 10cc DECIS, 1 sendok MIKCIN, 1 sendok CONFIDOR,
  • 6. dan 1 sendok LANATE. Menurut Bapak H.Mahfudin apabila tidak dilakukan penyemprotan secara rutin atau penyemprotan telat dari waktu yang biasanya maka bunga dari tanaman kacang panjang akan rontok akibat serangan hama. Selain menggunakan empat merk dagang tersebut petani juga memakai REGEN dan PITARKO meskipun penggunaannya sangat jarang. Petani didaerah Neglasari membeli pestisida-pestisida tersebut didekat daerah tempat tinggalnya di toko Bapak Uding atau kadang-kadang membeli ke Pasar Dramaga. Pada musim penghujan aplikasi pestisida diminimalisir karena pada musim hujan pestisida mudah tercuci dan biasanya aplikasi pestisida pada musim penghujan ditambahkan bahan perekat yang bisa didapatkan di toko pestisida. Dalam sistem budidayanya para petani di daerah Neglasari sangat bergantung pada penggunaan pestisida dan tidak pernah dilakukan pengendalian hama lain selain dengan pestisida. Namun meskipun demikian lahan yang ditanam setiap musimnya ditanami tanaman yang berbeda-beda dan sering kali petani menerapkan sistem budidaya tumpang sari yang dapat memungkinkan populasi hama yang menyerang tidak terlalu tinggi. Di daerah tersebut pada awalnya terdapat Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan), tetapi sekarang sudah bubar. Pada musim tanam tahun lalu lahan seluas 3300 m2 dapat menghasilkan 7 ton bengkuang dengan harga jual 10 juta lebih. Benih yang diperluka dalam sekali tanam adalah 7 liter dengan harga Rp 60.000 per liter. Biasanya Bapak H. Mahfudin melakukan kegiatan dilahan mulai dari pukul 07.00 WIB sampai waktu Dzuhur.
  • 7. SIMPULAN Menurut keterangan petani desa Neglasari, rata-rata petani masih sangat tergantung dengan penggunaan pestisida, dan hanya sedikit saja yang tidak tergantung dengan penggunaan pestisida. Pestisida dianggap cepat dan efisien untuk mengendalikan hama. Selain itu, biaya aplikasi dan cara aplikasi sudah tertera pada label pestisida sehingga dapat diikuti oleh petani. Namun, pengetahuan petani akan berbagai macam jenis pestisida dan bagaimana cara penggunaannya masih kurang. DAFTAR PUSTAKA Adiyoga, W., R. Sinung-Basuki., Y. Hilman dan B. K. Udiarto. 1999. Studi Lini Dasar Pengembangan Teknologi Hama Terpadu pada Tanaman Cabai di Jawa Barat. J. Hort 9(1):67-83. Ameriana. M., R. Sinung-Basuki., E. Suryaningsih dan W. Adiyoga. 2000. Kepedulian Konsumen terhadap Sayuran Bebas Residu Pestisida. J. Hort . 9(4):377-377. Lohr, L., T. Park, and L. Higley. 2000. Farmer Risk Assessment for Voluntary Insecticide Reduction. Ecol. Econ. 30(2000):121-130. Nurmalinda., R. Madjawisastra dan N. Nurtika. 1994. Analisis Biaya dan Penerimaan Usahatani Tomat di Tingkat Petani. Bul. Penel. Hort. XXVI(2):57- 64.
  • 8. LAMPIRAN Pertanyaan yang diajukan terhadap petani dan jawaban yang dikemukakan oleh petani: 1. Kalo pakai DECIS dan pestisida yang dipakai. Bapak dapat informasi dari mana? Apakah coba-coba atau ada penyuluhan untuk memakai pestisida tersebut? Jawaban : melihat dari label pestisida tersebut dan kebiasaan dalam memakainya 2. Bagaimana pestisida tersebut dipakai? Apakah spesifik dalam pemakaianyya? Jawaban : Untuk tanaman kacang panjang digunakan 10cc DECIS, MIKCIN 1 sendok, KOMPIDOR 1 sendok, LANATE 1 sendok, yang jelas serangga harus mati. Jenis serangga yang menyerang tanaman seperti ulat biasanya mati 3. Untuk melihat pengaruh terhadap hama biasanya memerlukan waktu berapa lama setelah aplikasi? Jawaban : Biasanya besok juga dapat dilihat, dan hama tersebut mati 4. Apakah dalam penyemprotan dilakukan secara berkala? Jawaban : Penyemprotan dilakukan seminggu sekali secara rutin, kalo tidak tepat waktu atau lebih dari seminngu biasanya kacang panjang bunga nya rontok akibat serangan ulat 5. Apakan setelah dilakukan penyemprotan dilakukan pemantauan terhadap hama? Jawaban : Dilakukan pemantauan, dan biasanya ketika dicek bunganya segar tanamannya segar, tetapi apabila tidak dilakukan penyemprotan bunganya jatuh/berguguran. Menurut petani bunga yang rusak akibat serangan larva dari lalat sehingga menyebabkan busuk. Para petani tidak pernah bisa lepas dari penggunaan pestisida. Petani juga biasanya pakai Regen atau pitarko 6. Biasanya pestisida diperoleh dari mana ? Jawaban : Beli disekitar tempat tinggal(di toko Pa Udiing), atau beli ke Dramaga jurusan ke Ciherang. Petani mendapatkan pestisida dikampung tersebut tidak susah. 7. Apakah dalam penyemprotan dilihat terlebih dahulu waktu atau kondisi seperti musim hujan atau kemarau?
  • 9. Jawaban : Biasanya jika musim penghujan penyemprotan berhenti dulu dan biasanya ditambahkan perekat agar tidak mudah terbilas, dan jika musim panas/ kemarau perekat tidak dibutihkan 8. Apakah pernah dilakukan penmgendalian lain selain penggunaan pestisida ? Jawaban : Belum pernah 9. Apakah lahan yang ditanami musim selanjutnya ditanami kembali dengan tanaman yang sama? Jawaban : Diganti-ganti, atau tumpang sari, 10. Apakah didaerah tersebut ada GAPOKTAN ? Jawaban: Dulu pernah da tapi bubar,karena dianggap sudah pintar-pintar (terbiasa) dalam bertani 11. Faktor apa yang menyebabkan turunnya produktifitas tanaman yang ditanam dilahan tersebut (Pare, kcang panjang, ketimun, bengkoang)? Jawaban: Masalah hama tidak terlalu, kecuali pada musim penghujan bunga nya pada rontok.Tidak pernah Rugi diakibat kan oleh srangan hama. Untuk hasil panen biasanya dikumpulkan oleh tengkulak 12. Apakah bapak jadi petani sudah lama ? Jawaban: sudah lama soalnya orang tua saya juga petani 13. Apakah bapak tidak mau menanam padi? Jawaban : untuk masalah pembuatan pengairan tidak ada yang ngurus 14. Apakah ada penurunan hasil apabila lahan yang ditanam, ditanami tanaman yang sama musim berikutnya ? Jawaban :kadangkadang ada penurunan. 15. Luas lahan berapa? Jawaban: 3300m persegi. Menghasilkan 7 ton bengkoang sekali panen dapat dijual dengan harga 10 jutaan. Benih 7 liter, 1 liter seharga 60.000 rupiah. Bengkoang tidak disemprot tetapi digunting saja bunganya. Petani menyebut hama kutu daun sebagai telur semut (endog sireum ), disemprot pake lanate, kompidor, Mikcin. Dulu pernah ada dari IPB yang mencoba mengaplikasikan perangkap berferomon tetapi katanya tidak mempan atau kurang efektif. Tetapi petani tidak ingin melakukannya soalnya ribet dan umumnya petani ingin yang praktis. Petani ada dilahan biasanya sampai Dzhuhur. 16. Bapak Tau ulat grayak?
  • 10. Jawaban: tau Kapan waktu diilakukan penyemprotannya? Jawaban: Biasanya pagi hari tidak dilakukan sore hari soalnya dikejar-kejar waktu juga apabila dilakukan pada sore hari.