Budidaya bawang merah dilaksanakan oleh kelompok tani Tani Makmur di lahan seluas 1 ha. Hasil panen mencapai 9,669 ton/ha dengan nilai Rp. 193,380,000, menghasilkan laba Rp. 104,617,500. Kegiatan ini meningkatkan pengetahuan petani tentang diversifikasi tanaman dan budidaya bawang merah, meskipun masih dibutuhkan prasarana penunjang.
1. I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tanaman Bawang merah (Allium Sp) merupakan sayuran rempah dan dipanen bagian umbinya
yang merupakan umbi lapis dan digunakan untuk konsumsi sebagai bumbu penyedap masakan.
Kebutuhannya relatif stabil sepanjang tahun dan memililki potensi komersial yang cenderung
semakin meningkat. Bawang merah juga berfungsi sebagai obat yam mendorong nafas panjang,
mengobati luka, obat maag, masuk angin dan menurunkan kadar gula dan kolesterol. Bawang
merah selain digunakan untuk bumbu penyedap masakan jaga digunakan di bidang industri
makanan. Pengembangan agribisnis bawang merah akhir-akhir ini meningkat cukup pesat
sehingga membutuhkan varietas benih bawang merah yang dan berkualitas. Begitu pula
pengembangan diversifikasi pasca panen bawang merah pnrfa dilaksanakan secara optimal.
Penanganan teknologipasca panen bawang meraholeh pemm masih dilaksanakan secara tradisional
sehingga kehilangan hasil cukup tinggi.
Bawang merah merupakan sayuran rempah yang digunakan sebagai bumbu/ penyedap masakan
sehari - hari dan dipergunakan sebagai obat. Budidaya bawang merah yang dilakukan petani di
Indonesia umumnya belum menggunakan benih unggul bermutu dengan penerapan teknologi
yang belum mengikuti sepenuhnya kaidah budidaya yang benar. Hal ini mengakibatkan usaha
agribisnis bawang merah belum memberikan hasil yang optimal bagi pdkfeaanya. Oleh sebab itu
perbaikan tingkat kesuburan lahan, penerapan teknik budidaya secara benar, perbaikan
penanganan pasca panen, procesing dan pemasaran perlu dilakukan agar hasil panen bawang
merah mempunyai nilai tambah.
1.2 Tujuan
7. Pembelajaran bagi petani dalam penerapan teknologi budidaya bawang merah.
8. Meningkatkan kompetensi petani dalam rangka diversifikasi tanaman pada lahan sawah.
9. Meningkatkan nilai tambah bagi petani pelaksana budidaya bawang merah.
2. 10. Mengaktifkan kembali kelompok tani sebagaiwahana belajar, keijasama dan wahana produksi
(fungsi kelompok tani).
11. Pemahaman sistem produksi dan pemanfatan SDA.
12. Diperolehnya selama proses produksi berbagai pengalaman baru, masalah/kendala, peluang
dan sebagai acuan pada musim tanam berikutnya.
13. Sasaran dan Waktu
Kelompok tani pelaksana adalah kelompok tani Tani Makmur, pekon Pagelaran, Kecamatan
Pagelaran Kabupaten Pringsewu. Waktu pelaksanaan pada bulan Desember 2016- Februari 2017.
3. II. DATA MONOGRAFI
Kecamatan pagelaran merupakan bagian dari kabupaten Pringsewu, dengan jarak dengan ibukota
kabupaten 9 Km. Kecamatan pagelaran memiliki karakteristik lahan yang beragam tiap wilayah
desa, diantaranya pH 4,5 - 5,5 dengan kemiringan 3 - 24%, dengan ketinggian 110 - 160 dpl, serta
curah hujan 6 bulan basah dan 6 bulan kering.
Kecamatan pagelaran mendapat program budidaya bawang merah 2 ha yaitu di pekon pagelaran
kelompok tani Tani Makmur. Pekon pagelaran memiliki luas lahan sawah 133 ha, lebih dari 90%
beririgasi teknis dengan IP 100 - 200. Terdapat 6 kelompok tani dan 1 gapoktan yaitu gapoktan
Karya Bersama. Pelaksana budidaya bawang merah yaitu kelompok tani Tani Makmur dengan
luas lahan sawah 25 Ha dan jumlah anggota kelompok tani 40 orang.
4. III. HASIL PEMBAHASAN
3.1 Pelaksanaan Kegiatan
a. Luas lahan : 1 ha
b. Petani pelaksana : 10 Orang (Kadero, Sukimin, Mulyono, Mamat, Sukendro,
Kuswanto)
c. Tanggal pengolahan tanah : 05 Desember 2016
d. Tanggal tanam : 12 Desember 2016
e. Sarana Produksi :
# Benih : 1000 kg/ha
# Pupuk Urea : 1000 kg/ha
# Pupuk NPK Phonska : 500 kg/ha
# Pupuk organik : 1000 kg/ha
# Insektisida : 2,5 liter
f. Jarak antara bedengan 50 cm sedangkan jarak antar tanaman yang digunakan adalah 20 cm
x 15 cm.
g. Aplikasi pemupukan
Pemupukan awal yaitu pupuk organic diaplikasikan saat pengolahan lahan dan
ditambahkan pupuk urea 200 kg.
# Pemupukan I (pada saat tanam)
- Urea sebanyak 500 kg/ha
- NPK sebanyak 200 kg/ha
# Pemupukan II (15 hari setelah tanam)
- Urea sebanyak 300 kg/ha
- NPK sebanyak 200 kg/ha
# Pemupukan III ( 25 hari setelah tanam)
- NPK sebanyak 100 kg/ha
5. h. Pengairan
Mengatur pemberian air bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Pengairan dilakukan
untuk memenuhi kebutuhan air pada tanaman, karena saat bercocok tanam bawang merah kondisi
air sangat terbatas sehingga dilakukan pompanisasi dari sumber air yang ada.
i. Pemeliharaan Tanaman
Pemeliharaan tanaman dilakukan selama budidaya tanaman yaitu mulai dari tanam sampai panen.
Pemeliharaan tanaman diantaranya perbaikan struktur tanah dan pengendalian gulma.
j. Pengendalian OPT
Tindakan untuk menekan serangan OPT guna mempertahankan produksi dengan sistem
pengendalian OPT.
OPT yang ada diantaranya :
- Ulat Bawang (Spodoptera exigua Hubn)
Gejala serangan tampak pada daun berupa bercak berwarna putih transparan. Begitu menetas dari
telur ulat masuk ke dalam daun dengan jalan melubangi ujung daun pada saat stadia larva
kemudian menggerek permukaan bagian dalam daun, sedangkan bagian epidermis luar
ditinggalkan. Serangan lebih lanjut menyebabkan daun mengering. Jika populasi ulat banyak,
dapat menyerang umbi. Serangan lebih lanjut menyebabkan daun terkulai dan mengering
Pengendalian: □Melakukanpergiliran tanamandenganjenis tanaman yangbukan inang ( tanaman
palawija ) untuk musim tanam selanjutnya □ Melakukan penanaman secara serentak □
Mengumpulkan kelompok telur dan ulat bawang, lalu dimasukkan ke dalam kantong plastik
kemudian dimusnahkan DPengendalian dilakukan pada malam hari.
penyakit Bawang Merah:
# Layu Fusarium (Fusarium oxysporum Hanz)
Sasaran serangan adalah bagian dasar dari umbi lapis. Daun bawang menguning dan terpelintir
layu ( mboler ) serta tanaman mudah tercabut. Umbi yang terserang akan menampakkan dasar
umbi yang putih karena massa cendawan dan umbi membusuk dimulai dari dasar umbi. Apabila
umbi lapis dipotong membujur terlihat adanya pembusukan berawal dari dasar umbi meluas baik
ke atas maupun samping Serangan lebih lanjut menyebabkan kematian, dimulai dari ujung daun
6. kemudian menjalar ke bagian bawah.
Pengendalian:
□Melakukanpergilirantanaman dengan tanaman yangbukan inangnya atau tingkat keinangannya
rendah ( tanaman palawija ). □ Menggunakan benih yang bebas penyakit □ Menggunakan pupuk
organik dengan penambahan agens hayati Gliocladium sp atau Trichodherma pada setiap lubang
tanam □ Drainase dijaga sebaik mungkin □ Memberi perlakuan benih sebelum ditanam dengan
100 gr fungisida per 100 kg umbi benih di daerah endemis □ Melakukan penyiraman/ sirat untuk
pencucian daun setelah hujan reda □ Menjaga tanaman/umbi jangan sampai terluka akibat
perlakuan sewaktu pemeliharaan maupun panen.
k. Tanggal Panen 08 Februari 2017
l. Sampel hasil ubinan
No
Petak/
perlakuan
Ukuran Ubinan
(2,5 m x 2,5 m)
Hasil Ubinan
Ket
Kg
Per Ha
(Ton/ha)
1 2 3 7 8 9
1 I 2.5 m x 2.5 m 9,5 kg 10,640 Benih varietas
2 II 2.5 m x 2.5 m 9,9 kg 11,088 Bima brebes
3 III 2.5 m x 2.5 m 6,5 kg 7,280
Jumlah 25,9 29,008
Rata-rata 8,6 kg 9,669
7. Pada saat pengolahan lahan sampai saat mau panen kondisi air sangat sulit karena saluran irigasi
tidak mengalir sehingga dilakukan pomponisasi dari sumur bor maupun kolam yang ada disekitar
areal tanaman bawang merah.
Saat tanaman mulai tumbuh terserang ulat sehingga dilakukan penyulaman kembali dengan
harapantanamandapat tumbuh normal. Selain serangan ulat, tanamanjuga terserang penyakit layu
fusarium sehingga tanaman mengalami kekeringan pada daun tanaman. Hal ini dapat diatasi oleh
petani yaitu dilakukan pengendalian.
8. IV. ANALISA USAHA TANI
4.1 INPUT (Menghitung biaya/Ha)
a. Sarana produksi (benih, pupuk, pestisida)
Benih 1000 kg x Rp. 65.000,-
Pupuk Organik 1000 kg x Rp. 1.000,-
Pupuk Urea 1000 kg x Rp. 1.800,-
Pupuk NPK Phonska 500 kg x Rp. 2.300,-
Pestisida 2,5 liter x Rp. 125.000,-
:
:
:
:
:
Rp. 65.000.000,-
Rp. 1.000.000,-
Rp. 1.800.000,-
Rp. 1.150.000,-
Rp. 312.500,-
b. Biaya tenaga kerja (perbaikan pematang, pengolahan
tanah, tanam, pemupukan, pemeliharaan, penyiangan,
pengendalian hama dan penyakit, panen dan
penjemuran).
: Rp. 17.000.000,-
c. Sewa Lahan (per musim tanam) : Rp. 2.500.000,- +
Jumlah : Rp. 88.762.500,-
4.2 OUTPUT (Menghitung Hasil)
a. Produk utama (bawang merah 9.669 kg x Rp. 20.000,-
Jumlah Output
:
:
Rp. 193.380.000,-
Rp. 193.380.000,-
4.3 B/C Ratio
B/C Ratio = Rp. 193.380.000,--Rp. 88.762.500.,- : Rp. 104.617.500,-
9. V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil evaluasi pelaksanaan kegiatan budidaya bawang merah tahun 2016/2017 kelompok tani
Tani Makmur sebagai pelaksana kegiatan petani dapat meningkatkan pengetahuan, ketrampilan
dan sikap dalam berbudidaya serta adanya peningkatan hasil pertanian dengan adanya
diversifikasi tanaman pada lahan sawah selain tanaman padi sawah.
5.2 Saran-saran
Perlu adanya sarana dan prasarana yang mendukung dalam berbudidaya bawang merah terutama
alat pengolahan lahan dan adanya sumber air yang memadai.
10. VI. PENUTUP
Demikianlah uraian singkat dari kegiatan budidaya tanaman bawang merah tahun 2016/2017 yang
dilaksanakan oleh kelompok tani Tani Makmur desa pagelaran kecamatan pagelaran kabupaten
pringsewu. Harapan kami hasil kegiatan ini dapat dilaksanakan oleh petani yang lain saat petani
tidak bercocok tanam padi sawah.