Dokumen tersebut membahas tentang definisi, sejarah, jenis, dampak, dan alternatif pestisida. Pestisida didefinisikan sebagai zat kimia atau bahan lain yang digunakan untuk membasmi hama tanaman dan gulma. Sejarahnya dimulai setelah PD1 dengan diperkenalkannya pestisida kimia untuk peningkatan hasil pertanian. Jenis pestisidanya meliputi insektisida, fungisida, dst. Dampak negatifnya antara
2. PESTISIDA
Menurut Kept Menteri Pertanian No
434.1/Kpts/TP.270/7/2001, pestisida
adalah semua zat kimia atau bahan lain
serta jasad renik dan virus yang
digunakan untuk :
a. memberantas atau mencegah hama
dan penyakit yang merusak tanaman,
bagian tanaman atau hasil pertanian
b. memberantas rumput
c. Mematikan daun, mencegah
pertumbuhan yang tidak diinginkan
d. Dan lain lain
3. Berawal...
Setelah masa perang dunia I, Negara utara mulai
memperkenalkan pertanian modern yang bertujuan untuk
mencukupi kebutuhan pangan dengan pemberian paket
tehnologi (pupuk,benih pestisida). Dari sinilah sejarah
pestisida berubah, dari kepentingan perang digunakan
untuk tanaman.
petani semakin tergantung pada pestisida kimia dan
semakin lama dosis yang digunakan semakin bertambah
karena hama semakin resisten.
4. Kekhawatiran penggunaan petisida yang
kemudian menimbulkan beragam penyakit
telah mendorong lahirnya berbagai
perjanjian / Konvensi Internasional yang
menyangkut pestisida, antara lain Konvensi
Rotterdam (Prior Informed Consent /PIC)
yang dikeluarkan FAO dan UNEP di tahun
1998 dan telah ditandatangani 50 negara.
5. Regulasi di Indonesia
UU NO 12/1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman
PP NO. 7 / 1973 tentang Pengawasan Atas Peredaran,Penyimpanan,dan
Penggunaan Pestisida
PP NO 6/1995 tentang perlindungan Tanaman
Kep.Bers Menkes & Mentan no. 881/Menkes/SKB/VII/1996 &
771/Kpts/TP,270/8/1996 tentang Batas Maksimum Residu Pestisida Pada hasil
Pertanian
Kep MENTAN NO 434.1/Kpts/TP.270/7/2001 tentang Syarat & Tata Cara
Pendaftaran Pestisida
Kep.MENTAN NO.517/Kpts/TP.270/9/2002 tentang pengawasan Pestisida
6. Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 1973
tiap pestisida harus didaftarkan kepada Menteri Pertanian melalui Komisi Pestisida
untuk dimintakan izin penggunaannya
hanya pestisida yang penggunaannya terdaftar dan atau diizinkan oleh Menteri
Pertanian boleh disimpan, diedarkan dan digunakan
pestisida yang penggunaannya terdaftar dan atau diizinkan oleh Menteri Pertanian
hanya boleh disimpan, diedarkan dan digunakan menurut ketentuan-ketentuan yang
ditetapkan dalam izin pestisida itu
tiap pestisida harus diberi label dalam bahasa Indonesia yang berisi keterangan-
keterangan yang dimaksud dalam surat Keputusan Menteri Pertanian No. 429/
Kpts/Mm/1/1973 dan sesuai dengan ketentuan- ketentuan yang ditetapkan dalam
pendaftaran dan izin masing-masing pestisida.
7.
8. Jenis pestisida
Insektisida memberantas serangga
Fungisida memberantasdan mencegah
pertumbuhan jamur atau cendawan
Bakterisida memberantas bakteri atau virus
Rodentisida memberantas hama tanaman berupa hewan
pengerat, seperti tikus
Nematisida memberantas hama tanaman jenis cacing
(nematoda)
Herbisida membasmi tanaman pengganggu
(gulma)
Larvasida pengendalian larva atau jentik
nyamuk DBD maupun malaria
9. Perbedaan Pestisida Kimia dan
Organik
Keterangan Pestisida Kimia PestisidaOrganik
Kelebihan
Mudah didapatkan diberbagai tempat
repelan (menolak kehadiran
serangga)
Zatnya lebih cepat bereaksi pada tanaman
Merusak perkembangant elur dan
pupa
Bersifat tahan lama untuk disimpan Racun syaraf bagi hama
Daya racunnyat inggi
Dapat mengganggu proses
metamorfosa
Kekurangan
Hama menjadi kebal Cepat terurai
Peledakan hama baru Daya racunnya rendah
Penumpukan residu bahan kimia dalam
panen
Daya kerjanya relatifl ambat
Pencemaran lingkungan Kurang praktis
Harganya mahal Tidak tahan lama
10. Dampak Negatif Pestisida
Kesehatan Manusia
pestisida dapat meracuni manusia atau hewan ternak melalui
mulut, kulit, dan pernafasan. sisa racun (residu) pestisida yang
ada didalam tanaman atau bagian tanaman yang dikonsumsi
manusia sebagai bahan makanan. bersifat karsiogenic, mutagenic,
dan teratogenic.
11. Lingkungan
Residu pestisida telah diketemukan di dalam tanah, ada di air
minum, air sungai, air sumur, maupun di udara. Hal tersebutdapat
menyebabkan kerusakan tanah, kualitas air memburuk dan
menghilangnya spesies tertentu yang bukan jasad sasaran
12. Peningkatan Populasi Jasad Pengganggu
Tanaman
Munculnya Ketahanan (Resistensi) Hama Terhadap
Pestisida
Resurgensi Hama
Ledakan Populasi Hama Sekunder
13. Teknologi Remediasi
Remediasi in-situ (on-site) :
Pembersihan di lokasi, lebih mudah dan murah, terdiri dari pembersihan, venting (injeksi),
dan bioremediasi.
Remediasi ex-situ (off-site) :
Meliputi penggalian tanah yang tercemar dan kemudian dibawa ke daerah yang aman
untuk dibersihkan dr zat pencemar.
Bioremediasi :
Proses pembersihan pencemaran tanah dengan menggunakan mikroorganisme (jamur,
bakteri).
Tujuan : memecah atau mendegradasi zat pencemar menjadi bahan yang kurang beracun
atau tidak beracun (karbon dioksida dan air). bioremediasi yang umum digunakan untuk
lahan pertanian adalah land farming sedangkan untuk pencemaran air tanah, teknik yang
umum digunakan adalah pump and treat.
14. Land farming
merupakan salah satu teknik bioremediasi yang dilakukan dalam sel biotreatman. Tanah
yang terkontaminasi dimasukkan lumpur atau sedimen yang mengandung nutrient untuk
pertumbuhan mikroorganisme dan digarap secara berkala untuk mensuplai air dan udara
udaran ke tanah. sehingga degradasi kontaminan diremediasi melaui proses mikrobiologi
dan oksidasi. Faktor yang harus selalu dikontrol dalam landfarming adalah kadar air,
frekuensi aerasi dan pH.
15. Teknik pump and treat
merupakan remediasi secara in-site, air tanah di ekstraksi dari bawah
permukaan tanah kemudian dilakukan treatment kemudian dikembalikan ke
tanah. pemompaan menyababkan air tanah tertekan dan kontaminan diserap
oleh tanah. Air yang telah ditreatmen kemudian dikembalikan ke tanah dan
digunakan untuk melarutkankontaminan yang telah diserap tanah.
16. Pestisida yang Cocok di
Indonesia
Penggunaan pestisida kimia di Indonesia telah memusnahkan 55%
jenis hama dan 72% agen pengendali hayati. Oleh karenaitu, diperlukan
pengganti pestisida yang ramah lingkungan, salah satu alternative lainnya
adalah penggunaan pestisida hayati tumbuhan. Pestisida nabati adalah
salah satu pestisida berbahan dasar tumbuhan. Tumbuhan sendiri pada
dasaarnya kaya akan bahan aktif yang berfungsis ebagai alat pertahanan
alami terhadap pengganggunya. Bahan pestisida yang berasal dari
tumbuhan dijamin aman bagi lingkungan karena cepat terurai di tanah dan
tidak membahayakan hewan, manusia dan serangga non sasaran.