SlideShare a Scribd company logo
1 of 15
Download to read offline
Bab16. Peningkatan Mutu Berkelanjutan dalam Organisasi Kesehatan Masyarakat
AS: Bergerak Melampaui Jaminan Mutu
Kesehatan masyarakat adalah “Sesuatu yang kita, sebagai masyarakat,
lakukan untuk menjamin keadaan agar orang-orang dapat tetap sehat” (IOM, 1988,
hal. 1). Selama lebih dari dua dekade, organisasi-organisasi kesehatan masyarakat AS
telah semakin melaksanakan berbagai upaya untuk memastikan dan meningkatkan
kualitas pelayanan mereka. Di tahun-tahun terakhir, akreditasi telah menjadi bagian
dari fokus nasional untuk mengembangkan mutu dan kinerja kesehatan masyarakat.
Upaya-upaya tersebut memperlihatkan bahwa kesehatan masyarakat digerakkan
melalui serangkaian proyek dan perangkat untuk menggunakan peningkatan mutu
berkelanjutan (CQI) sebagai cara mencapai sistem kesehatan masyarakat yang efektif
dan efisien.
PENEGASAN ISTILAH-ISTILAH PENTING
Sistem kesehatan masyarakat mengacu pada semua kesatuan secara
publik, privat dan suka rela yang membantu menyampaikan layanan kesehatan
masyarakat dalam wilayah tertentu. Sistem-sistem ini berupa jaringan kesatuan
dengan peran-peran, hubungan dan interaksi berbeda yang memberikan sumbangan
kepada kesehatan dan kesejahteraan komunitas atau negara bagian (CDC, 2007).
Organisasi kesehatan masyarakat (susunan di bawah sistem kesehatan masyarakat)
meliputi agen-agen lokal dan negara bagian ditambah beberapa kelompok nirlaba
lain yang misinya menyediakan layanan kesehatan masyarakat atau pengembangan
dan anjuran kebijakan kesehatan masyarakat. Agenkesehatan masyarakat lokal
(atau departemen kesehatan masyarakat lokal) adalah kesatuan yang memberikan
layanan kesehatan masyarakat pada tingkat komunitas, yang digerakkan oleh dewan
kesehatan lokal atau pemerintah negara bagian. Agen kesehatan masyarakat negara
bagian yaitu unit pemerintah negara bagian yang bertanggung jawab mengenali
kebutuhan kesehatan dan meningkatkan taraf kesehatan di negara bagian tersebut
(Turnock, 2009).
Dalam kesehatan masyarakat, kualitas didefinisikan sebagai “suatu kadar
kebijakan, program, layanan dan riset untuk populasi yang memajukan
perkembangan kesehatan dan keadaan sesuai yang diinginkan sehingga masyarakat
menjadi sehat”(US DHHS, 2008, hal 2). Penjaminan mutu adalah pemantauan dan
evaluasi sistematis terhadap performa organisasi atau program-programnya untuk
memastikan bahwa standar kualitas (biasanya ditentukan oleh para ahli kesehatan
masyarakat) dapat dipenuhi. Peningkatan mutu mencakup perancangan dan
perancangan ulang sistem untuk memenuhi kebutuhan konsumen dengan menguji
dan menerapkan gagasan-gagasan dari strategi-strategi berbasis fakta, karyawan
pelaksana dan pelanggan. Dalam kesehatan masyarakat, peningkatan mutu
dijelaskan sebagai sebuah “proses manajemenserta serangkaian perangkat dan
teknik berbeda yang terkoordinasi untuk memastikan bahwa departemen-
departemen yang ada selalu memenuhi kebutuhan kesehatan komunitas mereka
dan berusaha meningkatkan status kesehatan populasi mereka” (Riley dkk., 2010,
hal. 5).
Peningkatan mutu berkelanjutan dalam kesehatan masyarakat adalah sebuah
proses organisasional terstruktur yang melibatkan staf dalam perencanaan dan
melaksanakan peningkatan secara berkesinambungan untuk memberikan kualitas
yang sesuai atau melebihi harapan komunitas. CQI di sini berfokus kepada
perubahan sistem dan secara umum meliputi karakteristik berikut: hubungan pada
rencana strategis organisasi, dewan organisasi yang terdiri atas para petinggi
organisasi, program-program pelatihan peningkatan mutu bagi pegawai, mekanisme
untuk memprioritaskan proyek-proyek peningkatan kualitas dan membentuk tim-tim
pengembangan, dan dukungan serta motivasi dari staf untuk kegiatan-kegiatan
peningkatan mutu (McLaughlin dan Kaluzny, 2006).
SEJARAH PENINGKATAN KUALITAS KESEHATAN MASYARAKAT
Selama 20 tahun terakhir ini, sektor kesehatan masyarakat telah
mempertegas misi, visi dan fungsi intinya. Pada 1988, laporan Institute of Medicine
(IOM) menyatakan bahwa Amerika Serikat “kehilangan arah dalam meraih cita-cita
kesehatan masyarakat dan telah membiarkan kegagalan sistem kesehatan
masyarakat” (hal. 1), yang mengundang perhatian terhadap kurangnya sokongan
pada sistem kesehatan masyarakat dan mengajukan langkah-langkah untuk
memastikan efisiensi dan efektivitas program-program layanan kesehatan
masyarakat. Tiga fungsiinti kesehatan masyarakat menurut laporan tersebut adalah:
penilaian, pengembangan kebijakan dan penjaminan.
Pada pertengahan 1990-an, IOM, Centers for Disease Control and Prevention
(CDC), American Public Health Association, dan National Association of County and
City Health Officials (NACCHO) menjalankan kerangka yang menjelaskan bahwa
aktivitas kesehatan masyarakat harus dilaksanakan disemua komunitas, yang dikenal
sebagai 10 layanan kesehatan masyarakat esensial (Tabel 16-1). Kemudian, National
Public Health Performance Standard Programs (NPHPSP)mengembangkan tiga alat
penilaian yakni State Public Health System Assessment Instrument, Local Public
Health System Assessment Instrument dan Local Public Health Governance
Assessment Instrument. Instrumen pertama dikeluarkan tahun 2002, sedangkan
yang kedua pada 2007. Mulai Agustus 2007, lebih dari 30 negara bagian telah
menggunakan setidaknya satu dari tiga alat tersebut, dengan pemakaian instrumen
tingkat negara bagian (state-level instrument) lebih banyak daripada tingkat lokal
(local-level instrument) dan pemerintahan (governance instrument).
Tabel 16-1 –10 Layanan Esensial Kesehatan Masyarakat
1. Memantau status kesehatan untuk mengenali masalah-masalah kesehatan
dalam komunitas
2. Mendiagnosis dan menyelidiki masalah-masalah dan bahaya kesehatan
dalam komunitas
3. Memberi informasi, mendidik dan memberi kekuatan kepada orang-orang
mengenai masalah-masalah kesehatan
4. Menggerakkan kerja sama dalam komunitas untuk mengenali dan
menyelesaikan berbagai masalah kesehatan
5. Mengembangkan kebijakan dan rencana yang mendukung upaya-upaya
kesehatan secara perorangan dan kelompok
6. Memberlakukan hukum dan peraturan yang menjaga kesehatan dan
memastikan keselamatan
7. Menghubungkan anggota masyarakat dengan layanan kesehatan pribadi
yang dibutuhkan dan jika tidak ada, maka memastikan ketersediaan
pelayanan kesehatan
8. Menjamin kesehatan masyarakat dan tenaga kerja kesehatan masyarakat
yang kompeten
9. Mengevaluasi efektivitas, kemudahan akses, dan kualitas layanan kesehatan
untuk pribadi maupun populasi
10. Riset untuk wawasan baru dan solusi inovatif bagi masalah-masalah
kesehatan
Pengembangan 10 kerangka layanan esensial ditujukan kepada keragaman
layanan yang ditemukan di agensi-agensi kesehatan masyarakat lokal, namun
penyesuaian pendanaan, pengumpulan data program dan persyaratan kerja dengan
10 kerangka tersebut tidak terlihat dalam tingkat pemerintahan manapun. Oleh
karena itu, NACCHO bersama para ahli, pimpinan dan pelaksana kesehatan
masyarakat nasional menciptakan Operational Definition of a Functional Local Health
Departement (NACCHO, 2005). Ini dirancang untuk membentuk pemahaman
bersama mengenai harapan anggota komunitas terhadap agensi kesehatan
masyarakat dan untuk memelihara keandalannya (Lenihan dkk., 2007).
Selama pengembangan standar ini, prakarsa Turning Point yang dibiayai oleh
Robert Wood Johnsin Foundation (RWJF) dan WK Kellog Foundation dan dikelola
oleh NACCHO berusaha mengubah sistem kesehatan masyarakat AS agar lebih
berpusat pada komunitas dan organisasi kolaboratif yang bergerak mencapai tujuan
untuk mencegah penyakit dan luka, melindungi publik dari ancaman kesehatan dan
mempromosikan perilaku sehat (Turning Point, 2006). Turning Point mengajukan
model pengembangan yang menekankan pada penggunaan standar performa dalam
hubungannya dengan pengukuran dan pelaporan kemajuan dan metode-metode
institusi peningkatan mutu untuk mengelola dan mencapai kualitas.
UPAYA-UPAYA YANG SEDANG BERLANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS
KESEHATAN MASYARAKAT
Multi-State Learning Collaborative
Pada tahun 2005 RWJF memulai Multi-State Learning Collaborative (MLC),
sebuah upaya untuk mempelajari kemungkinan diadakannya akreditasi agensi
kesehatan masyarakat dan menyediakan Exploring Accreditation Steering Commitee
dengan data pada praktik-praktik akreditasi yang telah ada (Beitsch dkk., 2006;
Russo, 2007). Setelah sukses pada tahun pertama, MLC kemudian memasuki tahap
kedua pada tahun 2007 dan ketiga pada 2008. Lima negara bagian yang mula-mula
turut serta bertambah menjadi 10 pada periode ke-2 dan 16 pada tahap ketiga. Kerja
sama kecil-kecilan—tim yang terbentuk dari para wakil departemen kesehatan lokal
dan negara bagian serta rekan lainnya—melaksanakan proyek-proyek peningkatan
mutu yang menarget proses-proses kesehatan masyarakat dan hasil-hasil yang
diperoleh pada topik-topik tertentu (Gillen dkk., 2010; Joly dkk, 2010).
Dewan Akreditasi Kesehatan Masyarakat
Dewan ini (Public Health Accreditation Board/PHAB) dibentuk untuk
mengelola dan memajukan program akreditasi suka rela nasional untuk departemen
kesehatan masyarakat tingkat negara bagian, lokal, teritorial dan tribal. Versi beta
standar akreditasi lokal dan negara bagian mencakup dua pembahasan utama utuk
peninjauan dan penilaian kinerja. Bagian A meliputi standar administrasi dan
pengaturan dari agensi-agensi kesehatan masyarakat, sedangkan bagian B berisi 10
layanan pokok, penjelasan operasional agensi kesehatan masyarakat dan standar
akreditasi untuk tingkat negara bagian dan program-program penilaian.
Consensus Statement on Quality in the Public Health System
Pada tahun 2008, Departemen Kesehatan dan Pelayanan Masyarakat AS
mengeluarkan Consensus Statement on Quality in the Public Health Systemyang
menyatakan definisi kualitas kesehatan masyarakat secara jelas dan seragam yang
telah diterangkan di bagian sebelumnya (“Istilah-Istilah Penting”). Pernyataan
tersebut mengidentifikasi optimalisasi kesehatan populasi sebagai tujuan utama
peningkatan mutu organisasi kesehatan masyarakat, konsisten dengan misi
kesehatan masyarakat yang dikemukakan IOM pada tahun 1988. Layanan kesehatan
masyarakat berbasis populasi mengacu pada “tindakan-tindakan yang ditujukan
pada pencegahan penyakit dan kemajuan kesehatan yang berakibat pada seluruh
populasi dan melampaui pengobatan medis dengan menarget risiko, seperti
konsumsi rokok, obat-obatan dan alkohol; diet dan gaya hidup yang dianut; dan
faktor-faktor lingkungan” (Turnock, 2009, hal. 515).
Pernyataan konsensus tersebut mencakup sembilan sasaran mutu untuk
sistem kesehatan masyarakat, yaitu mengutamakan populasi, wajar, proaktif,
memajukan kesehatan, mengurangi risiko, waspada, transparan, efektif dan efisien.
Tujuan lain dari pernyataan ini adalah menunjukkan komitmen nasional terhadap
penerapan peningkatan mutu di segala bagian sistem kesehatan masyarakat,
termasuk keuangan, program, manajemen, pengaturan dan pendidikan (Honoré,
2009; Honoré dkk., 2001).
Peningkatan Mutu di Agen-Agen Kesehatan Lokal
Pada survei National Profile of Local Health Departments 2008, NACCHO
memberikan modul peningkatan kualitas bagi 545 sampel departemen kesehatan
lokal untuk melihat penyebaran upaya penggunaan metode dan perangkat
peningkatan mutu. Modul tersebut hanya meminta informasi tentang aktivitas
peningkatan mutu formal, namun hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa para
responden mungkin memasukkan pula kegiatan-kegiatan informal (dengan sedikit
atau tanpa dokumentasi tertulis) dengan tingginya tingkat tanggapan yang muncul
(NACCHO, 2009).
MELIHAT KE DEPAN: PENGGUNAAN DAN PELEMBAGAAN CQI DALAM KESEHATAN
MASYARAKAT
Semakin banyaknya pengalaman jangka panjang dari penerapan CQI di
industri lain dapat memberikan pelajaran berharga bagi organisasi kesehatan
masyarakat. Meskipun organisasi tersebut berbeda dengan organisasi pelayanan
kesehatan, sebuah tinjauan proses penggunaan CQI dalam pelayanan kesehatan
memberikan peluang untuk mengantisipasi hal-hal yang terjadi di lapangan ketika
kesehatan masyarakat melaksanakan CQI. Beberapa organisasi pemerintah dan
nirlaba telah menyediakan kepemimpinan yang substansial bagi kemajuan CQI dalam
kesehatan masyarakat, seperti yang dilakukan IOM dan IHI pada pelayanan
kesehatan. Semua organisasi tersebut dihormati dan memiliki kemampuan dan
pengaruh untuk mengembangkan CQI dalam kesehatan masyarakat. Organisasi-
organisasi ini juga mampu mempromosikan transparansi kesehatan masyarakat,
advokasi mengenai arti penting peningkatan mutu, dan sumber-sumber dan model
pendukung agar CQI dapat diterapkan secara efektif di organisasi kesehatan
masyarakat.
Promosi Transparansi
Transparansi dalam kesehatan masyarakat mengacu pada “memastikan
keterbukaan penyampaian layanan dan praktik-praktik dengan penekanan tertentu
pada data yang valid, dapat diandalkan, dapat diakses, tepat waktu dan berarti, yang
siap diperlihatkan kepada stakeholder dan publik” (US DHHS, 2008, hal. 5). Dua
upaya saat ini untuk memajukan transparansi dalam kesehatan masyarakat adalah
proyek Community Health Status Indicators (CHSI) dan Mobilizing Action Toward
Community Health (MATCH). CHSI yaitu laporan DHHS yang memberikan tinjauan
menyeluruh pada indikator-indikator kesehatan utama untuk komunitas lokal dalam
rangka mengukung dialog peningkatan kesehatan komunitas. MATCH adalah proyek
3 tahun yang didanai oleh RWJF yang dirancang untuk merangsang peningkatan
kesehatan di tingkat komunitas di Amerika Serikat.
Akreditasi sebagai Alat Promosi CQI
Akreditasi telah menjadi strategi dasar penjamin mutu yang fokus pada
pemenuhan standar yang ditentukan oleh para ahli. Akreditasi dalam kesehatan
masyarakat dijelaskan sebagai “pengeluaran surat kuasa atau sokongan secara
periodis yang diberikan kepada organisasi yang memenuhi standar tertentu” (Novick
dan Mays, 2001, hal. 765). Bender dan Halverson (2010) menerangkan akreditasi
dalam kesehatan masyarakat sebagai berikut: “Tidak seperti agen-agen dan
pelayanan kesehatan yang terakreditasi atau tunduk di bawah peraturan, dewan
PHAB telah menyusun akreditasi kesehatan masyarakat berdasarkan CQI. Dengan
kata lain, akreditasi merupakan makna dari suatu akhir, bukan akhir itu sendiri” (hal.
80). PHAB menginginkan akreditasi sebagai sebuah pendekatan akuntabilitas yang
memastikan bahwa agen-agen dapat diandalkan secara organisasi pada serangkaian
standar. Tujuan program akreditasi PHAB adalah “meningkatkan dan menjaga
kesehatan setiap komunitas dengan mengembangkan kualitas dan kinerja
departemen” (2009b). Kesuksesan PHAB dalam mencapai tujuannya ini tergantung
pada organisasikesehatan masyarakat yang mampu melaksanakan upaya-upaya
peningkatan. Kesehatan masyarakat harus berkembang dan mencoba cara-cara baru
untuk mendampingi organisasi dalam membangun infrastruktur CQI.
Strategi dan Program Berbasis Fakta
Untuk meningkatkan kesehatan masyarakat, kita harus menghasilkan dan
menerapkan strategi dan program berbasis fakta, dan tidak boleh berinvestasi pada
layanan-layanan kesehatan masyarakat yang menunjukkan keuntungan tak pasti
atau tidak memberi pengaruh. Organisasi-organisasi kesehatan masyarakat dapat
menggunakan metode-metode peningkatan mutu untuk menerapkan dan
menyampaikan praktik-praktik yang berhasil dan untuk menilai efektivitas
pendekatan-pendekatan baru yang memiliki sedikit atau tidak ada bukti. Banyak
agen kesehatan masyarakat yang menggunakan alat peningkatan mutu seperti
diagram alir, diagram trend, dan diagram tulang ikan (Joly dkk., 2010). Walaupun
banyak strategi dan program berbasis fakta yang terdaftar, supaya efektif strategi
dan program-program ini harus siap sedia dan mudah digunakan serta
menggambarkan format organisasi dan pelaku kesehatan masyarakat yang terlibat
dalam upaya-upaya peningkatan pada tingkat komunitas secara komprehensif.
Persekutuan Inovatif Untuk Meningkatkan Kapasitas Agen Kesehatan Masyarakat
Lokal
Kini pemahaman mengenai perlunya koalisi dari organisasi yang berbeda
telah semakin berkembang (Bonnie L. Zell, MD, MPH, ceramah, 29 Juli 2009).
Persekutuan pribadi-publik sepertinya akan semakin penting, khususnya dalam hal
kontrak kesehatan masyarakat. Persekutuan lokal dapat menjadi cara bagus untuk
memperoleh sumber-sumber daya kesehatan masyarakat, misalnya untuk
memperbesar kapasitas dan layanan agen kesehatan masyarakat. Di Putnam County,
Florida, departemen kesehatan dan St. Vincent Health System telah bekerja sama
selama hampir satu dekade untuk meningkatkan sumber layanankesehatan
masyarakat komunitas mereka.
Pembiayaan Organisasi Kesehatan Masyarakat
Pembiayaan layanan-layanan kesehatan masyarakat sepertinya menjadi
kontributor utama variasi ketersediaan dan kualitas layanan kesehatan masyarakat
di Amerika Serikat karena fokus kepada pelayanan dan program pendanaan,
sehingga membatasi pendanaan umum untuk infrastruktur. Ketiadaan aliran dana
yang fleksibel dan tepat menyebabkan banyak agen kesehatan masyarakat lokal
yang tergantung pada layanan-layanan perawatan primer untuk memperoleh
pendapatan. Salah satu cara untuk meningkatkan kesehatan populasi secara
maksimal adalah dengan menyediakan pendekatan-pendekatan baru dan inovatif
menuju pembiayaan agen kesehatan masyarakat lokal dan negara bagian. CQI
berkaitan dengan persoalan ini dalam setidaknya dua cara. Pertama, menerapkan
CQI dapat mengurangi biaya keseluruhan sambil meningkatkan kualitas (Spear dan
Bowen, 1999), mengurangi biaya dan ketidakefisienan dapat membantu menambah
kapasitas dan memberi fokus lebih kepada layanan-layanan yang mengutamakan
populasi. Kedua, jika pembiayaan layanan kesehatan masyarakat masih fokus kepada
program-program dan layanan khusus pendanaan, bukan infrastruktur, maka agen
kesehatan masyarakat akan kesulitan untuk berinvestasi dalam infrastruktur yang
diperlukan pada CQI.
Paradigma Pendidikan Kesehatan Masyarakat dan Petugas Kesehatan Masyarakat
Untuk membangun dan mendorong adopsi CQI dalam organisasi kesehatan
masyarakat, sekolah-sekolah kesehatan masyarakat dan institusi lain yang mendidik
tenaga kerja kesehatan masyarakat perlu memperluas kurikulum mereka dengan
memasukkan praktik berbasis fakta, pemikiran sistem, dan filosofi, metode serta
perangkat CQI. Selain itu, mereka harus memasukkan para praktisi berpengalaman
agar menambah pengajar tradisional dan memberikan sumber tambahan yang
diperlukan untuk mengajar CQI.
PRAKTIK PENINGKATAN MUTU KESEHATAN MASYARAKAT
Peningkatan Mutu di Agen-Agen Kesehatan Masyarakat Lokal
Beberapa tahun terakhir, semakin banyak agen kesehatan masyarakat lokal yang
melaksanakan peningkatan mutu (Beitsch dkk., 2010). Ada tiga contoh upaya
peningkatan mutu, yaitu: (1) Suatu agen yang memulai proyek peningkatan mutu
dengan metodologi lean dan berlanjut dengan menciptakan infrastruktur CQI; (2)
Agen lokal yang mengintegrasikan CQI melalui organisasi sambil terus menjalankan
proyek; (3) Agen yang memulai perjalanannya dengan fokus pertama pada
pengembangan infrastruktur CQI.
Departemen Kesehatan Beaufort County
Pada tahun 2008, Departemen Kesehatan Beaufort County di Washington,
Carolina Utara, mengundang beberapa ahli lokal dari North Carolina State University
untuk mengajukan proyek peningkatan mutu untuk membantu mengurangi waktu
tunggu selama 3 jam di Family Planning Clinic setidaknya hingga 50%. Para ahli
mengusulkan penggunaan lean,metode peningkatan mutu yang fokus pada
pengenalan dan menghilangkan aktivitas tak berguna. Tim proyek dibentuk, terdiri
atas enam staf pelaksana dan bertindak sebagai ahli lokal pada proses perencanaan
keluarga. Proyek pertama ini menghasilkan pengurangan waktu tunggu hingga 50%,
sesuai tujuan agen, sehingga menimbulkan proyek kedua yang akhirnya juga
memperoleh hasil serupa pada tatanan klinik dan program rumah kesehatan.
Kesuksesan Beaufort County yang proaktif dan fokus pada efisiensi telah mengimbau
tim kepemimpinannya untuk berusaha mengembangkan kultur dan infrastruktur
CQI. Kemudian agen melatih beberapa anggota staf untuk menjadi pelatih
peningkatan mutu, memberikan pelatihan peningkatan bagi para manajer dan
membuat proyek-proyek peningkatan baru.
Departemen Kesehatan Tacoma-Pierce County
Tahun 2006, Departemen Kesehatan Tacoma-Pierce County Negara Bagian
Washington memulai upaya pengembangan infrastruktur organisasional untuk CQI.
Para atasan di Tacoma-Pierce memutuskan untuk mengembangkan infrakstruktur
CQI sembari memprakarsai beberapa proyek peningkatan mutu. Agen membentuk
dewan kualitas, dikepalai oleh Direktur Kesehatan, beranggotakan para direktur dan
manajer utama. Dewan kualitas memprioritaskan dan memandu peningkatan mutu
melalui rencana peningkatan mutu tahunan, yang mencakup pemilihan kegiatan-
kegiatan utama, menugaskan seorang ketua untuk setiap aktivitas, dan menyusun
pengaturan waktu. Dewan kualitas juga bertanggung jawab merencanakan pelatihan
peningkatan mutu bagi pegawai. Mula-mula, Tacoma-Pierce mempekerjakan
seorang konsultan peningkatan mutu untuk mendampingi pelatihan staf dan
memandu pengembangan infrastruktur CQI, namun kemudian tidak terlalu
bergantung pada konsultasi luar dan lebih pada staf dari agensi.
Sejak awal upaya peningkatan mutu, agen telah melihat peningkatan di
beberapa indikatornya. Upaya-upaya yang dilakukan Departemen Kesehatan
Tacoma-Pierce County menunjukkan semua komponen penting dari infrastruktur
CQI, termasuk keterkaitan dengan rencana strategis organisasi, dukungan dan
bimbingan dan petinggi organisasi, program-program pelatihan, proyek-proyek
peningkatan mutu dan membentuk tim pengembangan mutu, serta dukungan dan
motivasi staf terhadap aktivitas peningkatan mutu.
Departemen Kesehatan Miami-Dade County
Upaya untuk mengembangkan infrastruktrur CQI oleh Departemen
Kesehatan Miami-Dade County ( MDCHD) dimulai pada tahun 1997.Jajaran
pimpinan memutuskan untuk membuat perubahan besar pada kultur organisasional
mereka yang dipicu oleh penurunan anggaran, rendahnya moral dan kepuasan staf,
kesulitan yang berlanjut dalam pemenuhan kebutuhan komunitas secara proaktif
dan lain-lain. Pada tahun pertamanya, MDCHD melaksanakan penilaian organisasi
secara mandiri menggunakan perangkat dari Florida Sterling Council agar dapat
memahami kinerja organisasi secara keseluruhan. MDCHD juga membentuk unit
kualitas dengan pelatih dan mentor kualitas, menurut literatur untuk menentukan
pendekatan peningkatan mutu yang tepat dan fokus kepada komitmen pimpinan
terhadap peningkatan mutu. Ternyata, penilaian organisasional membantu
organisasi untuk fokus kepada tujuan dan menolong para pimpinan untuk
menyesuaikan sumber daya dengan sasaran strategis melalui proyek-proyek
peningkatan mutu.
Selama empat tahun, keterlibatan para pegawai MDCHD dalam CQI semakin
besar melalui pelatihan, sesi mendengarkan dan komunikasi mengenai peningkatan
mutu. Perangkat dan metode yang digunakan antara lain diagram sebab-
akibat/tulang ikan dan pemetaan proses. Pada awalnya, pelatihan dilakukan oleh
pelayanan konsultasi, namun kemudian beralih menggunakan staf terlatih mereka
sendiri. Hasilnya, MDCHD memberikan peningkatan yang cukup mengesankan.
MDCHD menunjukkan semua komponen kunci infrastruktur CQI, termasuk
keterkaitan dengan rencana strategis organisasi, dukungan dan bimbingan dari
petinggi organisasi, program-program pelatihan untuk pegawai, mekanisme
pengutamaan proyek-proyek peningkatan mutu dan membentuk tim pengembangan
mutu, serta dukungan dan motivasi staf untuk kegiatan peningkatan mutu. Hasil
yang diperoleh MDCHD merupakan penggambaran sempurna tentang dampak
potensial CQI dalam organisasi kesehatan masyarakat.
Peningkatan Mutu di Agen-Agen Negara Bagian
Departemen Kesehatan Washington
Departemen Kesehatan Washington mulai terlibat dalam peningkatan mutu
pada tahun 1999, yang waktu itu data kualitas perawatan untuk pasien diabetes
pada lingkup pasien luar begitu rendah dan jauh dari praktik berbasis fakta. Setelah
sukses mengatasi hal tersebut melalui penggabungan model perawatan kronis IHI,
departemen itu menyelenggarakan lebih banyak proyek peningkatan tingkat lokal
secara kolaboratif. Immunization Reminder-Recall Project diadakan tahun 2008
dengan menggabungkan tiga agen—Spokane Regional Health District, Snohomish
Health District dan CHILD Profile Immunization Registry—untuk meningkatkan
catatan statistik imunisasi anak di wilayah Washington. Kerja sama tersebut
menggunakan diagram tulang ikan untuk menyelidiki alasan rendahnya dan target
potensial untuk perubahan dan peningkatan dengan tiga tujuan: (1) meningkatkan
proporsi anak berusia 19-35 bulan yang memperoleh imunisasi lengkap dalam
tatanan provider; (2) meningkatkan jumlah data dalam register imunisasi; (3)
meningkatkan penggunaan register oleh provider. Proyek dijalankan selama 15
minggu dan menuai hasil yang menjanjikan. Proyek ini menjadi contoh cita-cita
kualitas nasional yang mengutamakan populasi, proaktif dan mengurangi risiko.
Pusat Kualitas Kesehatan Publik Carolina Utara
Carolina Utara adalah negara bagian pertama yang menyelenggarakan uji
akreditasi (Reed dkk., 2009) dan secara undang-undang menganjurkan akreditasi
untuk agen kesehatan masyarakat lokal di seluruh negara bagian. Setelah uji awal
itu, Divisi Kesehatan Masyarakat Carolina Utara (NCDPH) mengenali berbagai
wilayah peningkatan, sehingga dibentuk enam tim peningkatan yang intinya
mengembangkan operasi bisnis internal seperti komunikasi dan integrasi antara
kantor bisnis dan program NCDPH. Mereka menyadari bahwa NCDPH dan agen-agen
kesehatan masyarakat lokal tidak dapat memulai dan menerapkan kegiatan
peningkatan mutu tanpa dukungan yang berarti, dan sumber-sumber serta
infrastruktur tambahan diperlukan untuk melayani agen-agen negara bagian
maupun lokal di Carolina Utara (Denise Pavletic, RD, MPH, ceramah, 8 Januari 2010).
Maka, tahun 2008 North Carolina Center for Public Health Quality (NCCPHQ)
dibentuk untuk menciptakan infrastruktur yang melindungi dan mendukung CQI
serta pembelajarannya di semua petugas kesehatan masyarakat di Carolina Utara.
Di tahun pertamanya, NCCPHQ mendidik 12 agen lokal dan 2 tim NCDPH,
memfasilitasi 15 proyek peningkatan mutu kesehatan masyarakat, juga menyediakan
pelatihan CQI bagi sekitar 100 karyawan kesehatan masyarakat dan 60 pimpinan
kesehatan masyarakat. Melalui kerja sama dengan MLC dan North Carolina Institute
for Public Health, NCCPHQ mendukung prakarsa se-negara bagian untuk
meningkatkan kepuasan kerja dan rasa memiliki pada para perawat kesehatan
masyarakat. Selain itu, NCCPHQ mengembangkan situs tentang perangkat
peningkatan dan praktik-praktik berbasis fakta dari staf lokal dan negara bagian, juga
membentuk dewan kualitas tingkat lokal dan negara bagian untuk penyusunan
strategis upaya-upaya peningkatan.
NCCPHQ merupakan contoh sumber daya dan kerja sama yang diperlukan
untuk membangun infrastruktur CQI pada tingkat negara bagian. Seperti halnya
departemen-departemen kesehatan daerah Miami-Dade dan Tacoma-Pierce,
NCCPHQ pun memperlihatkan komponen-komponen utama infrastruktur CQI.
Peningkatan Mutu di Organisasi Kesehatan Masyarakat Nirlaba
Salah satu contoh CQI dalam organisasi kesehatan masyarakat nirlaba adalah
North American Quitline Consortium (NACQ), sebuah organisasi berbasis
keanggotaan yang dibentuk tahun 2006 untuk memaksimalkan penggunaan dan
efektivitas quitline (dukungan melalui telepon untuk berhenti)merokok. Materi-
materi quitline dan pendidikan pasien untuk mendukung penghentian konsumsi
tembakau merupakan bagian dari pengobatan berbasis fakta yang efektif dalam
lingkup klinik dan komunitas (NAQC, tanpa tanggal). Tujuan NAQC adalah
meningkatkan ketepatan penggunaan, kapasitas, kualitas dan kultural dariquitline.
Para anggota NAQC menggunakan rangkaian data terstandardisasi untuk
mengevaluasi kemajuan dalam mencapai tujuan, yang memungkinkan terjadinya
peredaran data yang serupa di dalam organisasi. Untuk membantu para anggotanya,
NAQC mengembangkan kerangka strategis untuk meningkatkan mutu quitline rokok
di Amerika Utara, yang diambil dari tiga komponen mutu dari Donabedian: struktur,
proses dan hasil (Donabedian, 1980).
NAQC mencontohkan empat sasaran mutu DHHS: mengutamakan populasi,
proaktif, mengurangi risiko dan efektif. NAQC juga memperlihatkan banyak elemen
filosofi dan proses CQI: menghubungkan aktivitas peningkatan dengan rencana
strategis organisasi, menyelenggarakan program pelatihan peningkatan mutu bagi
para pegawai dan mendapatkan dukungan dan motivasi dari staf untuk kegiatan-
kegiatan peningkatan mutu.
KESIMPULAN
Kebutuhan akan peningkatan mutu kesehatan masyarakat di Amerika Serikat
itu nyata dan perhatian untuk mengadopsi CQI dalam kesehatan masyarakat pun
melunjak. Kesempatan untuk mempercepat penggunaan CQI semakin banyak,
termasuk dengan upaya-upaya akreditasi untuk memajukan CQI serta belajar dari
pelayanan kesehatan dan industri lainnya menyangkut fasilitator dan rintangan
dalam pelaksanaan CQI. Seperti industri lainnya termasuk pelayanan kesehatan,
penggunaan dan institusionalisasi CQI di dalam organisasi kesehatan
masyarakatternyata langkah lanjutan yang diperlukan untuk meningkatkan
kesehatan publik. Organisasi kesehatan masyarakat yang mengadopsi CQI untuk
membantu para karyawannya sebagai sebuah tim, mengarahkan jurang kinerja
dengan menganalisis dan merancang ulang proses, dan menyokong inovasi untuk
memenuhi kebutuhan komunitas menjanjikan masa depan yang lebih sehat, baik di
Amerika Serikat maupun di seluruh dunia.
Sumber : William A.Sollecito dan Julie K.Johson. Chapter 16 Buku Implementing
Continuous Quality Improvement in Health care edisi ke empat (2011).

More Related Content

What's hot

Desentralisasi kesehatan-1
Desentralisasi kesehatan-1Desentralisasi kesehatan-1
Desentralisasi kesehatan-1Ridel Torar
 
Pelayanan Kesehatan
Pelayanan KesehatanPelayanan Kesehatan
Pelayanan KesehatanCsii M'py
 
Desentralisasi pembangunan kesehatan
Desentralisasi pembangunan kesehatanDesentralisasi pembangunan kesehatan
Desentralisasi pembangunan kesehatanDina Zainuddin
 
Makalah sistem sistem rujukan pelayanan di indonesia
Makalah sistem sistem rujukan pelayanan di indonesiaMakalah sistem sistem rujukan pelayanan di indonesia
Makalah sistem sistem rujukan pelayanan di indonesiaevinurmiftahuljannah
 
Makalah etika dan hukum.docx
Makalah etika dan hukum.docxMakalah etika dan hukum.docx
Makalah etika dan hukum.docxvivin3
 
Pengantar adm kes
Pengantar adm kesPengantar adm kes
Pengantar adm kesady suhardi
 
Kepmenkes 836 menkes-sk-vi-2005-kinerja perawat dan bidan
Kepmenkes 836 menkes-sk-vi-2005-kinerja perawat dan bidanKepmenkes 836 menkes-sk-vi-2005-kinerja perawat dan bidan
Kepmenkes 836 menkes-sk-vi-2005-kinerja perawat dan bidanIrfan Nur
 
Chapter 15 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 15 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careChapter 15 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 15 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careNasiatul Salim
 
Rumah sakit sebagai industri
Rumah sakit sebagai industriRumah sakit sebagai industri
Rumah sakit sebagai industriDieka Rizki
 
Kb 4 proses keperawatan imunitas
Kb 4 proses keperawatan imunitasKb 4 proses keperawatan imunitas
Kb 4 proses keperawatan imunitaspjj_kemenkes
 
sistem pelayanan kesehatan di indonesia
sistem pelayanan kesehatan di indonesiasistem pelayanan kesehatan di indonesia
sistem pelayanan kesehatan di indonesiarisdiana21
 
PERMINTAAN DAN PENAWARAN DALAM PELAYANAN KESEHATAN
PERMINTAAN DAN PENAWARAN DALAM PELAYANAN KESEHATANPERMINTAAN DAN PENAWARAN DALAM PELAYANAN KESEHATAN
PERMINTAAN DAN PENAWARAN DALAM PELAYANAN KESEHATANRos dyana
 

What's hot (15)

Desentralisasi kesehatan-1
Desentralisasi kesehatan-1Desentralisasi kesehatan-1
Desentralisasi kesehatan-1
 
Pelayanan Kesehatan
Pelayanan KesehatanPelayanan Kesehatan
Pelayanan Kesehatan
 
Desentralisasi pembangunan kesehatan
Desentralisasi pembangunan kesehatanDesentralisasi pembangunan kesehatan
Desentralisasi pembangunan kesehatan
 
Makalah sistem sistem rujukan pelayanan di indonesia
Makalah sistem sistem rujukan pelayanan di indonesiaMakalah sistem sistem rujukan pelayanan di indonesia
Makalah sistem sistem rujukan pelayanan di indonesia
 
Makalah etika dan hukum.docx
Makalah etika dan hukum.docxMakalah etika dan hukum.docx
Makalah etika dan hukum.docx
 
Pengantar adm kes
Pengantar adm kesPengantar adm kes
Pengantar adm kes
 
MD2
MD2MD2
MD2
 
Kepmenkes 836 menkes-sk-vi-2005-kinerja perawat dan bidan
Kepmenkes 836 menkes-sk-vi-2005-kinerja perawat dan bidanKepmenkes 836 menkes-sk-vi-2005-kinerja perawat dan bidan
Kepmenkes 836 menkes-sk-vi-2005-kinerja perawat dan bidan
 
Chapter 15 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 15 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careChapter 15 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 15 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
 
Buku pdbk
Buku pdbkBuku pdbk
Buku pdbk
 
MI 6
MI 6MI 6
MI 6
 
Rumah sakit sebagai industri
Rumah sakit sebagai industriRumah sakit sebagai industri
Rumah sakit sebagai industri
 
Kb 4 proses keperawatan imunitas
Kb 4 proses keperawatan imunitasKb 4 proses keperawatan imunitas
Kb 4 proses keperawatan imunitas
 
sistem pelayanan kesehatan di indonesia
sistem pelayanan kesehatan di indonesiasistem pelayanan kesehatan di indonesia
sistem pelayanan kesehatan di indonesia
 
PERMINTAAN DAN PENAWARAN DALAM PELAYANAN KESEHATAN
PERMINTAAN DAN PENAWARAN DALAM PELAYANAN KESEHATANPERMINTAAN DAN PENAWARAN DALAM PELAYANAN KESEHATAN
PERMINTAAN DAN PENAWARAN DALAM PELAYANAN KESEHATAN
 

Viewers also liked

CareCircle Final Pitch
CareCircle Final PitchCareCircle Final Pitch
CareCircle Final PitchChris Jones
 
5 důvodů, proč podnikat pod hlavičkou vlastní firmy
5 důvodů, proč podnikat pod hlavičkou vlastní firmy5 důvodů, proč podnikat pod hlavičkou vlastní firmy
5 důvodů, proč podnikat pod hlavičkou vlastní firmyFirmin
 
Založení s.r.o. za 1Kč
Založení s.r.o. za 1KčZaložení s.r.o. za 1Kč
Založení s.r.o. za 1KčFirmin
 
Arun TB Resume
Arun TB ResumeArun TB Resume
Arun TB Resumearun balan
 
Chapter 2 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfor...
Chapter 2 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfor...Chapter 2 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfor...
Chapter 2 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfor...Nasiatul Salim
 
Thinking outside the cube: Attracting & retaining talent
Thinking outside the cube: Attracting & retaining talentThinking outside the cube: Attracting & retaining talent
Thinking outside the cube: Attracting & retaining talentWe are AD
 
Chapter 13 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performanc...
Chapter 13 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performanc...Chapter 13 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performanc...
Chapter 13 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performanc...Nasiatul Salim
 
Chapter 3 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 3 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careChapter 3 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 3 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careNasiatul Salim
 
Chapter 6 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 6 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careChapter 6 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 6 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careNasiatul Salim
 
Going Live April 2015
Going Live April 2015Going Live April 2015
Going Live April 2015Andrew Green
 
Chapter 20 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 20 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careChapter 20 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 20 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careNasiatul Salim
 
Understanding how to use software
Understanding how to use softwareUnderstanding how to use software
Understanding how to use softwareangryfrog666
 
Chapter 7 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 7 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careChapter 7 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 7 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careNasiatul Salim
 
Chapter 13 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 13 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careChapter 13 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 13 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careNasiatul Salim
 
Změna právní formy
Změna právní formy Změna právní formy
Změna právní formy Firmin
 
Les adolescents et les médias sociaux: une collaboration informelle pour un ...
Les adolescents et les médias sociaux: une collaboration informelle pour un ...Les adolescents et les médias sociaux: une collaboration informelle pour un ...
Les adolescents et les médias sociaux: une collaboration informelle pour un ...Nadia Naffi, Ph.D.
 

Viewers also liked (19)

CareCircle Final Pitch
CareCircle Final PitchCareCircle Final Pitch
CareCircle Final Pitch
 
5 důvodů, proč podnikat pod hlavičkou vlastní firmy
5 důvodů, proč podnikat pod hlavičkou vlastní firmy5 důvodů, proč podnikat pod hlavičkou vlastní firmy
5 důvodů, proč podnikat pod hlavičkou vlastní firmy
 
Založení s.r.o. za 1Kč
Založení s.r.o. za 1KčZaložení s.r.o. za 1Kč
Založení s.r.o. za 1Kč
 
Arun TB Resume
Arun TB ResumeArun TB Resume
Arun TB Resume
 
Chapter 2 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfor...
Chapter 2 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfor...Chapter 2 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfor...
Chapter 2 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfor...
 
Thinking outside the cube: Attracting & retaining talent
Thinking outside the cube: Attracting & retaining talentThinking outside the cube: Attracting & retaining talent
Thinking outside the cube: Attracting & retaining talent
 
Camera diagrams
Camera diagramsCamera diagrams
Camera diagrams
 
Chapter 13 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performanc...
Chapter 13 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performanc...Chapter 13 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performanc...
Chapter 13 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performanc...
 
Chapter 3 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 3 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careChapter 3 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 3 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
 
Chapter 6 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 6 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careChapter 6 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 6 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
 
PSJ Annual Report
PSJ Annual ReportPSJ Annual Report
PSJ Annual Report
 
Going Live April 2015
Going Live April 2015Going Live April 2015
Going Live April 2015
 
Chapter 20 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 20 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careChapter 20 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 20 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
 
Understanding how to use software
Understanding how to use softwareUnderstanding how to use software
Understanding how to use software
 
Chapter 7 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 7 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careChapter 7 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 7 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
 
Graphene technology
Graphene technologyGraphene technology
Graphene technology
 
Chapter 13 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 13 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careChapter 13 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 13 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
 
Změna právní formy
Změna právní formy Změna právní formy
Změna právní formy
 
Les adolescents et les médias sociaux: une collaboration informelle pour un ...
Les adolescents et les médias sociaux: une collaboration informelle pour un ...Les adolescents et les médias sociaux: une collaboration informelle pour un ...
Les adolescents et les médias sociaux: une collaboration informelle pour un ...
 

Similar to Chapter 16 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care

Chapter 17 Buku The Health care Quality Book
Chapter 17 Buku The Health care Quality BookChapter 17 Buku The Health care Quality Book
Chapter 17 Buku The Health care Quality BookNasiatul Salim
 
Latar Belakang untuk Kebijakan Kualitas Nasional dalam Sistem Kesehatan
Latar Belakang untuk Kebijakan Kualitas Nasional dalam Sistem KesehatanLatar Belakang untuk Kebijakan Kualitas Nasional dalam Sistem Kesehatan
Latar Belakang untuk Kebijakan Kualitas Nasional dalam Sistem KesehatanNasiatul Salim
 
SISTEM KESEHATAN (SIX BUILDING BLOCK WHO) Kelompok 4.pptx
SISTEM KESEHATAN (SIX BUILDING BLOCK WHO) Kelompok 4.pptxSISTEM KESEHATAN (SIX BUILDING BLOCK WHO) Kelompok 4.pptx
SISTEM KESEHATAN (SIX BUILDING BLOCK WHO) Kelompok 4.pptxNayAprilita1
 
RENCANA AKSI KEGIATAN PROMOSI KESEHATAN.pdf
RENCANA AKSI KEGIATAN PROMOSI KESEHATAN.pdfRENCANA AKSI KEGIATAN PROMOSI KESEHATAN.pdf
RENCANA AKSI KEGIATAN PROMOSI KESEHATAN.pdfmutiadewikurniati
 
vdocuments.mx_model-precede-proceed.ppt
vdocuments.mx_model-precede-proceed.pptvdocuments.mx_model-precede-proceed.ppt
vdocuments.mx_model-precede-proceed.pptZilviFuadiyah
 
Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat
Jaminan Pemeliharaan Kesehatan MasyarakatJaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat
Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakatpjj_kemenkes
 
TUGAS PERKULIAHAN SESI 10 KMA363-MANAJEMEN MUTU PELAYANAN KESEHATAN-KJ101-5661
TUGAS PERKULIAHAN SESI 10 KMA363-MANAJEMEN MUTU PELAYANAN KESEHATAN-KJ101-5661TUGAS PERKULIAHAN SESI 10 KMA363-MANAJEMEN MUTU PELAYANAN KESEHATAN-KJ101-5661
TUGAS PERKULIAHAN SESI 10 KMA363-MANAJEMEN MUTU PELAYANAN KESEHATAN-KJ101-5661sicua050896
 
Chapter 19 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 19 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careChapter 19 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 19 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careNasiatul Salim
 
Upaya peningkatan mutu rumah sakit
Upaya peningkatan mutu rumah sakitUpaya peningkatan mutu rumah sakit
Upaya peningkatan mutu rumah sakitmiyasumiyati
 
Rpjpk pembahasan diy
Rpjpk pembahasan diyRpjpk pembahasan diy
Rpjpk pembahasan diyAbi Muhlies
 
Penilaian mutu pelayanan kebidanan melalui konsep pdca
Penilaian mutu pelayanan kebidanan melalui konsep pdcaPenilaian mutu pelayanan kebidanan melalui konsep pdca
Penilaian mutu pelayanan kebidanan melalui konsep pdcakhusnuleza
 
Kepmenkes 1758-menkes-sk-xii-2003
Kepmenkes 1758-menkes-sk-xii-2003Kepmenkes 1758-menkes-sk-xii-2003
Kepmenkes 1758-menkes-sk-xii-2003suastiawan
 
Kepmenkes 1758-menkes-sk-xii-2003
Kepmenkes 1758-menkes-sk-xii-2003Kepmenkes 1758-menkes-sk-xii-2003
Kepmenkes 1758-menkes-sk-xii-2003Nova Putri
 
123Pembangunan_Berwawasan_Kesehatan.docx
123Pembangunan_Berwawasan_Kesehatan.docx123Pembangunan_Berwawasan_Kesehatan.docx
123Pembangunan_Berwawasan_Kesehatan.docxemyubkn033
 
Chapter 5 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performance...
Chapter 5 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performance...Chapter 5 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performance...
Chapter 5 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performance...Nasiatul Salim
 
Kebijakan pelayanan kesehatan
Kebijakan pelayanan kesehatan Kebijakan pelayanan kesehatan
Kebijakan pelayanan kesehatan Selvia Agueda
 
Kualitas Kepuasan R S
Kualitas Kepuasan  R SKualitas Kepuasan  R S
Kualitas Kepuasan R SDenny Tandya
 

Similar to Chapter 16 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care (20)

Chapter 17 Buku The Health care Quality Book
Chapter 17 Buku The Health care Quality BookChapter 17 Buku The Health care Quality Book
Chapter 17 Buku The Health care Quality Book
 
Latar Belakang untuk Kebijakan Kualitas Nasional dalam Sistem Kesehatan
Latar Belakang untuk Kebijakan Kualitas Nasional dalam Sistem KesehatanLatar Belakang untuk Kebijakan Kualitas Nasional dalam Sistem Kesehatan
Latar Belakang untuk Kebijakan Kualitas Nasional dalam Sistem Kesehatan
 
SISTEM KESEHATAN (SIX BUILDING BLOCK WHO) Kelompok 4.pptx
SISTEM KESEHATAN (SIX BUILDING BLOCK WHO) Kelompok 4.pptxSISTEM KESEHATAN (SIX BUILDING BLOCK WHO) Kelompok 4.pptx
SISTEM KESEHATAN (SIX BUILDING BLOCK WHO) Kelompok 4.pptx
 
RENCANA AKSI KEGIATAN PROMOSI KESEHATAN.pdf
RENCANA AKSI KEGIATAN PROMOSI KESEHATAN.pdfRENCANA AKSI KEGIATAN PROMOSI KESEHATAN.pdf
RENCANA AKSI KEGIATAN PROMOSI KESEHATAN.pdf
 
vdocuments.mx_model-precede-proceed.ppt
vdocuments.mx_model-precede-proceed.pptvdocuments.mx_model-precede-proceed.ppt
vdocuments.mx_model-precede-proceed.ppt
 
Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat
Jaminan Pemeliharaan Kesehatan MasyarakatJaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat
Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat
 
TUGAS PERKULIAHAN SESI 10 KMA363-MANAJEMEN MUTU PELAYANAN KESEHATAN-KJ101-5661
TUGAS PERKULIAHAN SESI 10 KMA363-MANAJEMEN MUTU PELAYANAN KESEHATAN-KJ101-5661TUGAS PERKULIAHAN SESI 10 KMA363-MANAJEMEN MUTU PELAYANAN KESEHATAN-KJ101-5661
TUGAS PERKULIAHAN SESI 10 KMA363-MANAJEMEN MUTU PELAYANAN KESEHATAN-KJ101-5661
 
Chapter 19 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 19 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careChapter 19 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 19 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
 
Upaya peningkatan mutu rumah sakit
Upaya peningkatan mutu rumah sakitUpaya peningkatan mutu rumah sakit
Upaya peningkatan mutu rumah sakit
 
Rpjpk pembahasan diy
Rpjpk pembahasan diyRpjpk pembahasan diy
Rpjpk pembahasan diy
 
Menyusun Indikator Mutu Rumah Sakit
Menyusun Indikator Mutu Rumah SakitMenyusun Indikator Mutu Rumah Sakit
Menyusun Indikator Mutu Rumah Sakit
 
Penilaian mutu pelayanan kebidanan melalui konsep pdca
Penilaian mutu pelayanan kebidanan melalui konsep pdcaPenilaian mutu pelayanan kebidanan melalui konsep pdca
Penilaian mutu pelayanan kebidanan melalui konsep pdca
 
Tugas 10 mmpk
Tugas 10 mmpkTugas 10 mmpk
Tugas 10 mmpk
 
Kepmenkes 1758-menkes-sk-xii-2003
Kepmenkes 1758-menkes-sk-xii-2003Kepmenkes 1758-menkes-sk-xii-2003
Kepmenkes 1758-menkes-sk-xii-2003
 
Kepmenkes 1758-menkes-sk-xii-2003
Kepmenkes 1758-menkes-sk-xii-2003Kepmenkes 1758-menkes-sk-xii-2003
Kepmenkes 1758-menkes-sk-xii-2003
 
123Pembangunan_Berwawasan_Kesehatan.docx
123Pembangunan_Berwawasan_Kesehatan.docx123Pembangunan_Berwawasan_Kesehatan.docx
123Pembangunan_Berwawasan_Kesehatan.docx
 
Chapter 5 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performance...
Chapter 5 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performance...Chapter 5 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performance...
Chapter 5 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performance...
 
Kebijakan pelayanan kesehatan
Kebijakan pelayanan kesehatan Kebijakan pelayanan kesehatan
Kebijakan pelayanan kesehatan
 
Kualitas Kepuasan R S
Kualitas Kepuasan  R SKualitas Kepuasan  R S
Kualitas Kepuasan R S
 
PPT yeww.pptx
PPT yeww.pptxPPT yeww.pptx
PPT yeww.pptx
 

More from Nasiatul Salim

PMK no 12 tahun 2012 tentang akreditasi rumah sakit
PMK no 12 tahun 2012 tentang akreditasi rumah sakitPMK no 12 tahun 2012 tentang akreditasi rumah sakit
PMK no 12 tahun 2012 tentang akreditasi rumah sakitNasiatul Salim
 
Kmk no. 298 ttg pedoman akreditasi laboratorium kesehatan
Kmk no. 298 ttg pedoman akreditasi laboratorium kesehatanKmk no. 298 ttg pedoman akreditasi laboratorium kesehatan
Kmk no. 298 ttg pedoman akreditasi laboratorium kesehatanNasiatul Salim
 
Critical success factors for quality
Critical success factors for qualityCritical success factors for quality
Critical success factors for qualityNasiatul Salim
 
Lima kemampuan dasar pelayanan lembaga kesehatan dan kemanusiaan
Lima kemampuan dasar pelayanan lembaga kesehatan dan kemanusiaanLima kemampuan dasar pelayanan lembaga kesehatan dan kemanusiaan
Lima kemampuan dasar pelayanan lembaga kesehatan dan kemanusiaanNasiatul Salim
 
Chapter 19 Buku The Health care Quality Book
Chapter 19 Buku The Health care Quality BookChapter 19 Buku The Health care Quality Book
Chapter 19 Buku The Health care Quality BookNasiatul Salim
 
Chapter 18 Buku The Health care Quality Book
Chapter 18 Buku The Health care Quality BookChapter 18 Buku The Health care Quality Book
Chapter 18 Buku The Health care Quality BookNasiatul Salim
 
Chapter 16 Buku The Health care Quality Book
Chapter 16 Buku The Health care Quality BookChapter 16 Buku The Health care Quality Book
Chapter 16 Buku The Health care Quality BookNasiatul Salim
 
Chapter 15 Buku The Health care Quality Book
Chapter 15 Buku The Health care Quality BookChapter 15 Buku The Health care Quality Book
Chapter 15 Buku The Health care Quality BookNasiatul Salim
 
Chapter 14 Buku The Health care Quality Book
Chapter 14 Buku The Health care Quality BookChapter 14 Buku The Health care Quality Book
Chapter 14 Buku The Health care Quality BookNasiatul Salim
 
Chapter 13 Buku The Health care Quality Book
Chapter 13 Buku The Health care Quality BookChapter 13 Buku The Health care Quality Book
Chapter 13 Buku The Health care Quality BookNasiatul Salim
 
Chapter 12 Buku The Health care Quality Book
Chapter 12 Buku The Health care Quality BookChapter 12 Buku The Health care Quality Book
Chapter 12 Buku The Health care Quality BookNasiatul Salim
 
Chapter 11 Buku The Health care Quality Book
Chapter 11 Buku The Health care Quality BookChapter 11 Buku The Health care Quality Book
Chapter 11 Buku The Health care Quality BookNasiatul Salim
 
Chapter 10 Buku The Health care Quality Book
Chapter 10 Buku The Health care Quality BookChapter 10 Buku The Health care Quality Book
Chapter 10 Buku The Health care Quality BookNasiatul Salim
 
Chapter 9 Buku The Health care Quality Book
Chapter 9 Buku The Health care Quality BookChapter 9 Buku The Health care Quality Book
Chapter 9 Buku The Health care Quality BookNasiatul Salim
 
Chapter 8 Buku The Health care Quality Book
Chapter 8 Buku The Health care Quality BookChapter 8 Buku The Health care Quality Book
Chapter 8 Buku The Health care Quality BookNasiatul Salim
 
Chapter 7 Buku The Health care Quality Book
Chapter 7 Buku The Health care Quality BookChapter 7 Buku The Health care Quality Book
Chapter 7 Buku The Health care Quality BookNasiatul Salim
 
Chapter 6 Buku The Health care Quality Book
Chapter 6 Buku The Health care Quality BookChapter 6 Buku The Health care Quality Book
Chapter 6 Buku The Health care Quality BookNasiatul Salim
 
Chapter 5 Buku The Health care Quality Book
Chapter 5 Buku The Health care Quality BookChapter 5 Buku The Health care Quality Book
Chapter 5 Buku The Health care Quality BookNasiatul Salim
 
Chapter 4 Buku The Health care Quality Book
Chapter 4 Buku The Health care Quality BookChapter 4 Buku The Health care Quality Book
Chapter 4 Buku The Health care Quality BookNasiatul Salim
 
Chapter 3 Buku The Health care Quality Book
Chapter 3 Buku The Health care Quality BookChapter 3 Buku The Health care Quality Book
Chapter 3 Buku The Health care Quality BookNasiatul Salim
 

More from Nasiatul Salim (20)

PMK no 12 tahun 2012 tentang akreditasi rumah sakit
PMK no 12 tahun 2012 tentang akreditasi rumah sakitPMK no 12 tahun 2012 tentang akreditasi rumah sakit
PMK no 12 tahun 2012 tentang akreditasi rumah sakit
 
Kmk no. 298 ttg pedoman akreditasi laboratorium kesehatan
Kmk no. 298 ttg pedoman akreditasi laboratorium kesehatanKmk no. 298 ttg pedoman akreditasi laboratorium kesehatan
Kmk no. 298 ttg pedoman akreditasi laboratorium kesehatan
 
Critical success factors for quality
Critical success factors for qualityCritical success factors for quality
Critical success factors for quality
 
Lima kemampuan dasar pelayanan lembaga kesehatan dan kemanusiaan
Lima kemampuan dasar pelayanan lembaga kesehatan dan kemanusiaanLima kemampuan dasar pelayanan lembaga kesehatan dan kemanusiaan
Lima kemampuan dasar pelayanan lembaga kesehatan dan kemanusiaan
 
Chapter 19 Buku The Health care Quality Book
Chapter 19 Buku The Health care Quality BookChapter 19 Buku The Health care Quality Book
Chapter 19 Buku The Health care Quality Book
 
Chapter 18 Buku The Health care Quality Book
Chapter 18 Buku The Health care Quality BookChapter 18 Buku The Health care Quality Book
Chapter 18 Buku The Health care Quality Book
 
Chapter 16 Buku The Health care Quality Book
Chapter 16 Buku The Health care Quality BookChapter 16 Buku The Health care Quality Book
Chapter 16 Buku The Health care Quality Book
 
Chapter 15 Buku The Health care Quality Book
Chapter 15 Buku The Health care Quality BookChapter 15 Buku The Health care Quality Book
Chapter 15 Buku The Health care Quality Book
 
Chapter 14 Buku The Health care Quality Book
Chapter 14 Buku The Health care Quality BookChapter 14 Buku The Health care Quality Book
Chapter 14 Buku The Health care Quality Book
 
Chapter 13 Buku The Health care Quality Book
Chapter 13 Buku The Health care Quality BookChapter 13 Buku The Health care Quality Book
Chapter 13 Buku The Health care Quality Book
 
Chapter 12 Buku The Health care Quality Book
Chapter 12 Buku The Health care Quality BookChapter 12 Buku The Health care Quality Book
Chapter 12 Buku The Health care Quality Book
 
Chapter 11 Buku The Health care Quality Book
Chapter 11 Buku The Health care Quality BookChapter 11 Buku The Health care Quality Book
Chapter 11 Buku The Health care Quality Book
 
Chapter 10 Buku The Health care Quality Book
Chapter 10 Buku The Health care Quality BookChapter 10 Buku The Health care Quality Book
Chapter 10 Buku The Health care Quality Book
 
Chapter 9 Buku The Health care Quality Book
Chapter 9 Buku The Health care Quality BookChapter 9 Buku The Health care Quality Book
Chapter 9 Buku The Health care Quality Book
 
Chapter 8 Buku The Health care Quality Book
Chapter 8 Buku The Health care Quality BookChapter 8 Buku The Health care Quality Book
Chapter 8 Buku The Health care Quality Book
 
Chapter 7 Buku The Health care Quality Book
Chapter 7 Buku The Health care Quality BookChapter 7 Buku The Health care Quality Book
Chapter 7 Buku The Health care Quality Book
 
Chapter 6 Buku The Health care Quality Book
Chapter 6 Buku The Health care Quality BookChapter 6 Buku The Health care Quality Book
Chapter 6 Buku The Health care Quality Book
 
Chapter 5 Buku The Health care Quality Book
Chapter 5 Buku The Health care Quality BookChapter 5 Buku The Health care Quality Book
Chapter 5 Buku The Health care Quality Book
 
Chapter 4 Buku The Health care Quality Book
Chapter 4 Buku The Health care Quality BookChapter 4 Buku The Health care Quality Book
Chapter 4 Buku The Health care Quality Book
 
Chapter 3 Buku The Health care Quality Book
Chapter 3 Buku The Health care Quality BookChapter 3 Buku The Health care Quality Book
Chapter 3 Buku The Health care Quality Book
 

Recently uploaded

Jual Cytotec Di Banjar Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Banjar Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan KonsultasiJual Cytotec Di Banjar Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Banjar Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasissupi412
 
Standar Prosedur pelayanan pelacakan kasus KEJADIAN IKUTAN PASCA iMUNISASI
Standar Prosedur pelayanan pelacakan kasus KEJADIAN IKUTAN PASCA iMUNISASIStandar Prosedur pelayanan pelacakan kasus KEJADIAN IKUTAN PASCA iMUNISASI
Standar Prosedur pelayanan pelacakan kasus KEJADIAN IKUTAN PASCA iMUNISASIgermanaaprianineno
 
KONSEP K3 PUSKESMAS SESUAI PMK 52 THN 2018.pptx
KONSEP K3 PUSKESMAS SESUAI PMK 52 THN 2018.pptxKONSEP K3 PUSKESMAS SESUAI PMK 52 THN 2018.pptx
KONSEP K3 PUSKESMAS SESUAI PMK 52 THN 2018.pptxrosintauli1
 
obat aborsi Bekasi wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bekasi
obat aborsi Bekasi wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bekasiobat aborsi Bekasi wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bekasi
obat aborsi Bekasi wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bekasiariniastuti020
 
14.-Keselamatan-dan-Kesehatan-Kerja-Pertemuan-14(1).ppt
14.-Keselamatan-dan-Kesehatan-Kerja-Pertemuan-14(1).ppt14.-Keselamatan-dan-Kesehatan-Kerja-Pertemuan-14(1).ppt
14.-Keselamatan-dan-Kesehatan-Kerja-Pertemuan-14(1).pptnurifat
 
MAKALAH kebidanan pelayanan KOMPLEMENTER-1.docx
MAKALAH kebidanan pelayanan KOMPLEMENTER-1.docxMAKALAH kebidanan pelayanan KOMPLEMENTER-1.docx
MAKALAH kebidanan pelayanan KOMPLEMENTER-1.docxcholiftiara1
 
partograf. pencatatan proses kelahiran.ppt
partograf. pencatatan proses kelahiran.pptpartograf. pencatatan proses kelahiran.ppt
partograf. pencatatan proses kelahiran.pptchoukocat
 
obat aborsi Bandung wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bandung
obat aborsi Bandung wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bandungobat aborsi Bandung wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bandung
obat aborsi Bandung wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bandungariniastuti020
 
Kota Palembang Dalam Angka 2023.pdf]]kjk
Kota Palembang Dalam Angka 2023.pdf]]kjkKota Palembang Dalam Angka 2023.pdf]]kjk
Kota Palembang Dalam Angka 2023.pdf]]kjkklinikrizkiasyifa
 
Materi Bimtek Kebijakan Kesehatan Haji 2024.pptx
Materi Bimtek Kebijakan Kesehatan Haji 2024.pptxMateri Bimtek Kebijakan Kesehatan Haji 2024.pptx
Materi Bimtek Kebijakan Kesehatan Haji 2024.pptxDocApizz
 
askep hiv dewasa.pptxcvbngcccccccccccccccc
askep hiv dewasa.pptxcvbngccccccccccccccccaskep hiv dewasa.pptxcvbngcccccccccccccccc
askep hiv dewasa.pptxcvbngccccccccccccccccanangkuniawan
 
UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybank
UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank MaybankUNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybank
UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybankcsooyoung073
 
PPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.ppt
PPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.pptPPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.ppt
PPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.pptHenryAdhySantoso
 
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksiTM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksihaslinahaslina3
 
fisiologi haid dan bagaimana. Kita bersa
fisiologi haid dan bagaimana. Kita bersafisiologi haid dan bagaimana. Kita bersa
fisiologi haid dan bagaimana. Kita bersaAgusSupriyanto987244
 

Recently uploaded (15)

Jual Cytotec Di Banjar Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Banjar Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan KonsultasiJual Cytotec Di Banjar Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Banjar Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
 
Standar Prosedur pelayanan pelacakan kasus KEJADIAN IKUTAN PASCA iMUNISASI
Standar Prosedur pelayanan pelacakan kasus KEJADIAN IKUTAN PASCA iMUNISASIStandar Prosedur pelayanan pelacakan kasus KEJADIAN IKUTAN PASCA iMUNISASI
Standar Prosedur pelayanan pelacakan kasus KEJADIAN IKUTAN PASCA iMUNISASI
 
KONSEP K3 PUSKESMAS SESUAI PMK 52 THN 2018.pptx
KONSEP K3 PUSKESMAS SESUAI PMK 52 THN 2018.pptxKONSEP K3 PUSKESMAS SESUAI PMK 52 THN 2018.pptx
KONSEP K3 PUSKESMAS SESUAI PMK 52 THN 2018.pptx
 
obat aborsi Bekasi wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bekasi
obat aborsi Bekasi wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bekasiobat aborsi Bekasi wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bekasi
obat aborsi Bekasi wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bekasi
 
14.-Keselamatan-dan-Kesehatan-Kerja-Pertemuan-14(1).ppt
14.-Keselamatan-dan-Kesehatan-Kerja-Pertemuan-14(1).ppt14.-Keselamatan-dan-Kesehatan-Kerja-Pertemuan-14(1).ppt
14.-Keselamatan-dan-Kesehatan-Kerja-Pertemuan-14(1).ppt
 
MAKALAH kebidanan pelayanan KOMPLEMENTER-1.docx
MAKALAH kebidanan pelayanan KOMPLEMENTER-1.docxMAKALAH kebidanan pelayanan KOMPLEMENTER-1.docx
MAKALAH kebidanan pelayanan KOMPLEMENTER-1.docx
 
partograf. pencatatan proses kelahiran.ppt
partograf. pencatatan proses kelahiran.pptpartograf. pencatatan proses kelahiran.ppt
partograf. pencatatan proses kelahiran.ppt
 
obat aborsi Bandung wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bandung
obat aborsi Bandung wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bandungobat aborsi Bandung wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bandung
obat aborsi Bandung wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bandung
 
Kota Palembang Dalam Angka 2023.pdf]]kjk
Kota Palembang Dalam Angka 2023.pdf]]kjkKota Palembang Dalam Angka 2023.pdf]]kjk
Kota Palembang Dalam Angka 2023.pdf]]kjk
 
Materi Bimtek Kebijakan Kesehatan Haji 2024.pptx
Materi Bimtek Kebijakan Kesehatan Haji 2024.pptxMateri Bimtek Kebijakan Kesehatan Haji 2024.pptx
Materi Bimtek Kebijakan Kesehatan Haji 2024.pptx
 
askep hiv dewasa.pptxcvbngcccccccccccccccc
askep hiv dewasa.pptxcvbngccccccccccccccccaskep hiv dewasa.pptxcvbngcccccccccccccccc
askep hiv dewasa.pptxcvbngcccccccccccccccc
 
UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybank
UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank MaybankUNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybank
UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybank
 
PPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.ppt
PPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.pptPPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.ppt
PPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.ppt
 
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksiTM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
 
fisiologi haid dan bagaimana. Kita bersa
fisiologi haid dan bagaimana. Kita bersafisiologi haid dan bagaimana. Kita bersa
fisiologi haid dan bagaimana. Kita bersa
 

Chapter 16 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care

  • 1. Bab16. Peningkatan Mutu Berkelanjutan dalam Organisasi Kesehatan Masyarakat AS: Bergerak Melampaui Jaminan Mutu Kesehatan masyarakat adalah “Sesuatu yang kita, sebagai masyarakat, lakukan untuk menjamin keadaan agar orang-orang dapat tetap sehat” (IOM, 1988, hal. 1). Selama lebih dari dua dekade, organisasi-organisasi kesehatan masyarakat AS telah semakin melaksanakan berbagai upaya untuk memastikan dan meningkatkan kualitas pelayanan mereka. Di tahun-tahun terakhir, akreditasi telah menjadi bagian dari fokus nasional untuk mengembangkan mutu dan kinerja kesehatan masyarakat. Upaya-upaya tersebut memperlihatkan bahwa kesehatan masyarakat digerakkan melalui serangkaian proyek dan perangkat untuk menggunakan peningkatan mutu berkelanjutan (CQI) sebagai cara mencapai sistem kesehatan masyarakat yang efektif dan efisien. PENEGASAN ISTILAH-ISTILAH PENTING Sistem kesehatan masyarakat mengacu pada semua kesatuan secara publik, privat dan suka rela yang membantu menyampaikan layanan kesehatan masyarakat dalam wilayah tertentu. Sistem-sistem ini berupa jaringan kesatuan dengan peran-peran, hubungan dan interaksi berbeda yang memberikan sumbangan kepada kesehatan dan kesejahteraan komunitas atau negara bagian (CDC, 2007). Organisasi kesehatan masyarakat (susunan di bawah sistem kesehatan masyarakat) meliputi agen-agen lokal dan negara bagian ditambah beberapa kelompok nirlaba lain yang misinya menyediakan layanan kesehatan masyarakat atau pengembangan dan anjuran kebijakan kesehatan masyarakat. Agenkesehatan masyarakat lokal (atau departemen kesehatan masyarakat lokal) adalah kesatuan yang memberikan layanan kesehatan masyarakat pada tingkat komunitas, yang digerakkan oleh dewan kesehatan lokal atau pemerintah negara bagian. Agen kesehatan masyarakat negara bagian yaitu unit pemerintah negara bagian yang bertanggung jawab mengenali kebutuhan kesehatan dan meningkatkan taraf kesehatan di negara bagian tersebut (Turnock, 2009).
  • 2. Dalam kesehatan masyarakat, kualitas didefinisikan sebagai “suatu kadar kebijakan, program, layanan dan riset untuk populasi yang memajukan perkembangan kesehatan dan keadaan sesuai yang diinginkan sehingga masyarakat menjadi sehat”(US DHHS, 2008, hal 2). Penjaminan mutu adalah pemantauan dan evaluasi sistematis terhadap performa organisasi atau program-programnya untuk memastikan bahwa standar kualitas (biasanya ditentukan oleh para ahli kesehatan masyarakat) dapat dipenuhi. Peningkatan mutu mencakup perancangan dan perancangan ulang sistem untuk memenuhi kebutuhan konsumen dengan menguji dan menerapkan gagasan-gagasan dari strategi-strategi berbasis fakta, karyawan pelaksana dan pelanggan. Dalam kesehatan masyarakat, peningkatan mutu dijelaskan sebagai sebuah “proses manajemenserta serangkaian perangkat dan teknik berbeda yang terkoordinasi untuk memastikan bahwa departemen- departemen yang ada selalu memenuhi kebutuhan kesehatan komunitas mereka dan berusaha meningkatkan status kesehatan populasi mereka” (Riley dkk., 2010, hal. 5). Peningkatan mutu berkelanjutan dalam kesehatan masyarakat adalah sebuah proses organisasional terstruktur yang melibatkan staf dalam perencanaan dan melaksanakan peningkatan secara berkesinambungan untuk memberikan kualitas yang sesuai atau melebihi harapan komunitas. CQI di sini berfokus kepada perubahan sistem dan secara umum meliputi karakteristik berikut: hubungan pada rencana strategis organisasi, dewan organisasi yang terdiri atas para petinggi organisasi, program-program pelatihan peningkatan mutu bagi pegawai, mekanisme untuk memprioritaskan proyek-proyek peningkatan kualitas dan membentuk tim-tim pengembangan, dan dukungan serta motivasi dari staf untuk kegiatan-kegiatan peningkatan mutu (McLaughlin dan Kaluzny, 2006). SEJARAH PENINGKATAN KUALITAS KESEHATAN MASYARAKAT Selama 20 tahun terakhir ini, sektor kesehatan masyarakat telah mempertegas misi, visi dan fungsi intinya. Pada 1988, laporan Institute of Medicine (IOM) menyatakan bahwa Amerika Serikat “kehilangan arah dalam meraih cita-cita kesehatan masyarakat dan telah membiarkan kegagalan sistem kesehatan
  • 3. masyarakat” (hal. 1), yang mengundang perhatian terhadap kurangnya sokongan pada sistem kesehatan masyarakat dan mengajukan langkah-langkah untuk memastikan efisiensi dan efektivitas program-program layanan kesehatan masyarakat. Tiga fungsiinti kesehatan masyarakat menurut laporan tersebut adalah: penilaian, pengembangan kebijakan dan penjaminan. Pada pertengahan 1990-an, IOM, Centers for Disease Control and Prevention (CDC), American Public Health Association, dan National Association of County and City Health Officials (NACCHO) menjalankan kerangka yang menjelaskan bahwa aktivitas kesehatan masyarakat harus dilaksanakan disemua komunitas, yang dikenal sebagai 10 layanan kesehatan masyarakat esensial (Tabel 16-1). Kemudian, National Public Health Performance Standard Programs (NPHPSP)mengembangkan tiga alat penilaian yakni State Public Health System Assessment Instrument, Local Public Health System Assessment Instrument dan Local Public Health Governance Assessment Instrument. Instrumen pertama dikeluarkan tahun 2002, sedangkan yang kedua pada 2007. Mulai Agustus 2007, lebih dari 30 negara bagian telah menggunakan setidaknya satu dari tiga alat tersebut, dengan pemakaian instrumen tingkat negara bagian (state-level instrument) lebih banyak daripada tingkat lokal (local-level instrument) dan pemerintahan (governance instrument). Tabel 16-1 –10 Layanan Esensial Kesehatan Masyarakat 1. Memantau status kesehatan untuk mengenali masalah-masalah kesehatan dalam komunitas 2. Mendiagnosis dan menyelidiki masalah-masalah dan bahaya kesehatan dalam komunitas 3. Memberi informasi, mendidik dan memberi kekuatan kepada orang-orang mengenai masalah-masalah kesehatan 4. Menggerakkan kerja sama dalam komunitas untuk mengenali dan menyelesaikan berbagai masalah kesehatan 5. Mengembangkan kebijakan dan rencana yang mendukung upaya-upaya kesehatan secara perorangan dan kelompok
  • 4. 6. Memberlakukan hukum dan peraturan yang menjaga kesehatan dan memastikan keselamatan 7. Menghubungkan anggota masyarakat dengan layanan kesehatan pribadi yang dibutuhkan dan jika tidak ada, maka memastikan ketersediaan pelayanan kesehatan 8. Menjamin kesehatan masyarakat dan tenaga kerja kesehatan masyarakat yang kompeten 9. Mengevaluasi efektivitas, kemudahan akses, dan kualitas layanan kesehatan untuk pribadi maupun populasi 10. Riset untuk wawasan baru dan solusi inovatif bagi masalah-masalah kesehatan Pengembangan 10 kerangka layanan esensial ditujukan kepada keragaman layanan yang ditemukan di agensi-agensi kesehatan masyarakat lokal, namun penyesuaian pendanaan, pengumpulan data program dan persyaratan kerja dengan 10 kerangka tersebut tidak terlihat dalam tingkat pemerintahan manapun. Oleh karena itu, NACCHO bersama para ahli, pimpinan dan pelaksana kesehatan masyarakat nasional menciptakan Operational Definition of a Functional Local Health Departement (NACCHO, 2005). Ini dirancang untuk membentuk pemahaman bersama mengenai harapan anggota komunitas terhadap agensi kesehatan masyarakat dan untuk memelihara keandalannya (Lenihan dkk., 2007). Selama pengembangan standar ini, prakarsa Turning Point yang dibiayai oleh Robert Wood Johnsin Foundation (RWJF) dan WK Kellog Foundation dan dikelola oleh NACCHO berusaha mengubah sistem kesehatan masyarakat AS agar lebih berpusat pada komunitas dan organisasi kolaboratif yang bergerak mencapai tujuan untuk mencegah penyakit dan luka, melindungi publik dari ancaman kesehatan dan mempromosikan perilaku sehat (Turning Point, 2006). Turning Point mengajukan model pengembangan yang menekankan pada penggunaan standar performa dalam hubungannya dengan pengukuran dan pelaporan kemajuan dan metode-metode institusi peningkatan mutu untuk mengelola dan mencapai kualitas.
  • 5. UPAYA-UPAYA YANG SEDANG BERLANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS KESEHATAN MASYARAKAT Multi-State Learning Collaborative Pada tahun 2005 RWJF memulai Multi-State Learning Collaborative (MLC), sebuah upaya untuk mempelajari kemungkinan diadakannya akreditasi agensi kesehatan masyarakat dan menyediakan Exploring Accreditation Steering Commitee dengan data pada praktik-praktik akreditasi yang telah ada (Beitsch dkk., 2006; Russo, 2007). Setelah sukses pada tahun pertama, MLC kemudian memasuki tahap kedua pada tahun 2007 dan ketiga pada 2008. Lima negara bagian yang mula-mula turut serta bertambah menjadi 10 pada periode ke-2 dan 16 pada tahap ketiga. Kerja sama kecil-kecilan—tim yang terbentuk dari para wakil departemen kesehatan lokal dan negara bagian serta rekan lainnya—melaksanakan proyek-proyek peningkatan mutu yang menarget proses-proses kesehatan masyarakat dan hasil-hasil yang diperoleh pada topik-topik tertentu (Gillen dkk., 2010; Joly dkk, 2010). Dewan Akreditasi Kesehatan Masyarakat Dewan ini (Public Health Accreditation Board/PHAB) dibentuk untuk mengelola dan memajukan program akreditasi suka rela nasional untuk departemen kesehatan masyarakat tingkat negara bagian, lokal, teritorial dan tribal. Versi beta standar akreditasi lokal dan negara bagian mencakup dua pembahasan utama utuk peninjauan dan penilaian kinerja. Bagian A meliputi standar administrasi dan pengaturan dari agensi-agensi kesehatan masyarakat, sedangkan bagian B berisi 10 layanan pokok, penjelasan operasional agensi kesehatan masyarakat dan standar akreditasi untuk tingkat negara bagian dan program-program penilaian. Consensus Statement on Quality in the Public Health System Pada tahun 2008, Departemen Kesehatan dan Pelayanan Masyarakat AS mengeluarkan Consensus Statement on Quality in the Public Health Systemyang menyatakan definisi kualitas kesehatan masyarakat secara jelas dan seragam yang
  • 6. telah diterangkan di bagian sebelumnya (“Istilah-Istilah Penting”). Pernyataan tersebut mengidentifikasi optimalisasi kesehatan populasi sebagai tujuan utama peningkatan mutu organisasi kesehatan masyarakat, konsisten dengan misi kesehatan masyarakat yang dikemukakan IOM pada tahun 1988. Layanan kesehatan masyarakat berbasis populasi mengacu pada “tindakan-tindakan yang ditujukan pada pencegahan penyakit dan kemajuan kesehatan yang berakibat pada seluruh populasi dan melampaui pengobatan medis dengan menarget risiko, seperti konsumsi rokok, obat-obatan dan alkohol; diet dan gaya hidup yang dianut; dan faktor-faktor lingkungan” (Turnock, 2009, hal. 515). Pernyataan konsensus tersebut mencakup sembilan sasaran mutu untuk sistem kesehatan masyarakat, yaitu mengutamakan populasi, wajar, proaktif, memajukan kesehatan, mengurangi risiko, waspada, transparan, efektif dan efisien. Tujuan lain dari pernyataan ini adalah menunjukkan komitmen nasional terhadap penerapan peningkatan mutu di segala bagian sistem kesehatan masyarakat, termasuk keuangan, program, manajemen, pengaturan dan pendidikan (Honoré, 2009; Honoré dkk., 2001). Peningkatan Mutu di Agen-Agen Kesehatan Lokal Pada survei National Profile of Local Health Departments 2008, NACCHO memberikan modul peningkatan kualitas bagi 545 sampel departemen kesehatan lokal untuk melihat penyebaran upaya penggunaan metode dan perangkat peningkatan mutu. Modul tersebut hanya meminta informasi tentang aktivitas peningkatan mutu formal, namun hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa para responden mungkin memasukkan pula kegiatan-kegiatan informal (dengan sedikit atau tanpa dokumentasi tertulis) dengan tingginya tingkat tanggapan yang muncul (NACCHO, 2009). MELIHAT KE DEPAN: PENGGUNAAN DAN PELEMBAGAAN CQI DALAM KESEHATAN MASYARAKAT
  • 7. Semakin banyaknya pengalaman jangka panjang dari penerapan CQI di industri lain dapat memberikan pelajaran berharga bagi organisasi kesehatan masyarakat. Meskipun organisasi tersebut berbeda dengan organisasi pelayanan kesehatan, sebuah tinjauan proses penggunaan CQI dalam pelayanan kesehatan memberikan peluang untuk mengantisipasi hal-hal yang terjadi di lapangan ketika kesehatan masyarakat melaksanakan CQI. Beberapa organisasi pemerintah dan nirlaba telah menyediakan kepemimpinan yang substansial bagi kemajuan CQI dalam kesehatan masyarakat, seperti yang dilakukan IOM dan IHI pada pelayanan kesehatan. Semua organisasi tersebut dihormati dan memiliki kemampuan dan pengaruh untuk mengembangkan CQI dalam kesehatan masyarakat. Organisasi- organisasi ini juga mampu mempromosikan transparansi kesehatan masyarakat, advokasi mengenai arti penting peningkatan mutu, dan sumber-sumber dan model pendukung agar CQI dapat diterapkan secara efektif di organisasi kesehatan masyarakat. Promosi Transparansi Transparansi dalam kesehatan masyarakat mengacu pada “memastikan keterbukaan penyampaian layanan dan praktik-praktik dengan penekanan tertentu pada data yang valid, dapat diandalkan, dapat diakses, tepat waktu dan berarti, yang siap diperlihatkan kepada stakeholder dan publik” (US DHHS, 2008, hal. 5). Dua upaya saat ini untuk memajukan transparansi dalam kesehatan masyarakat adalah proyek Community Health Status Indicators (CHSI) dan Mobilizing Action Toward Community Health (MATCH). CHSI yaitu laporan DHHS yang memberikan tinjauan menyeluruh pada indikator-indikator kesehatan utama untuk komunitas lokal dalam rangka mengukung dialog peningkatan kesehatan komunitas. MATCH adalah proyek 3 tahun yang didanai oleh RWJF yang dirancang untuk merangsang peningkatan kesehatan di tingkat komunitas di Amerika Serikat. Akreditasi sebagai Alat Promosi CQI
  • 8. Akreditasi telah menjadi strategi dasar penjamin mutu yang fokus pada pemenuhan standar yang ditentukan oleh para ahli. Akreditasi dalam kesehatan masyarakat dijelaskan sebagai “pengeluaran surat kuasa atau sokongan secara periodis yang diberikan kepada organisasi yang memenuhi standar tertentu” (Novick dan Mays, 2001, hal. 765). Bender dan Halverson (2010) menerangkan akreditasi dalam kesehatan masyarakat sebagai berikut: “Tidak seperti agen-agen dan pelayanan kesehatan yang terakreditasi atau tunduk di bawah peraturan, dewan PHAB telah menyusun akreditasi kesehatan masyarakat berdasarkan CQI. Dengan kata lain, akreditasi merupakan makna dari suatu akhir, bukan akhir itu sendiri” (hal. 80). PHAB menginginkan akreditasi sebagai sebuah pendekatan akuntabilitas yang memastikan bahwa agen-agen dapat diandalkan secara organisasi pada serangkaian standar. Tujuan program akreditasi PHAB adalah “meningkatkan dan menjaga kesehatan setiap komunitas dengan mengembangkan kualitas dan kinerja departemen” (2009b). Kesuksesan PHAB dalam mencapai tujuannya ini tergantung pada organisasikesehatan masyarakat yang mampu melaksanakan upaya-upaya peningkatan. Kesehatan masyarakat harus berkembang dan mencoba cara-cara baru untuk mendampingi organisasi dalam membangun infrastruktur CQI. Strategi dan Program Berbasis Fakta Untuk meningkatkan kesehatan masyarakat, kita harus menghasilkan dan menerapkan strategi dan program berbasis fakta, dan tidak boleh berinvestasi pada layanan-layanan kesehatan masyarakat yang menunjukkan keuntungan tak pasti atau tidak memberi pengaruh. Organisasi-organisasi kesehatan masyarakat dapat menggunakan metode-metode peningkatan mutu untuk menerapkan dan menyampaikan praktik-praktik yang berhasil dan untuk menilai efektivitas pendekatan-pendekatan baru yang memiliki sedikit atau tidak ada bukti. Banyak agen kesehatan masyarakat yang menggunakan alat peningkatan mutu seperti diagram alir, diagram trend, dan diagram tulang ikan (Joly dkk., 2010). Walaupun banyak strategi dan program berbasis fakta yang terdaftar, supaya efektif strategi dan program-program ini harus siap sedia dan mudah digunakan serta
  • 9. menggambarkan format organisasi dan pelaku kesehatan masyarakat yang terlibat dalam upaya-upaya peningkatan pada tingkat komunitas secara komprehensif. Persekutuan Inovatif Untuk Meningkatkan Kapasitas Agen Kesehatan Masyarakat Lokal Kini pemahaman mengenai perlunya koalisi dari organisasi yang berbeda telah semakin berkembang (Bonnie L. Zell, MD, MPH, ceramah, 29 Juli 2009). Persekutuan pribadi-publik sepertinya akan semakin penting, khususnya dalam hal kontrak kesehatan masyarakat. Persekutuan lokal dapat menjadi cara bagus untuk memperoleh sumber-sumber daya kesehatan masyarakat, misalnya untuk memperbesar kapasitas dan layanan agen kesehatan masyarakat. Di Putnam County, Florida, departemen kesehatan dan St. Vincent Health System telah bekerja sama selama hampir satu dekade untuk meningkatkan sumber layanankesehatan masyarakat komunitas mereka. Pembiayaan Organisasi Kesehatan Masyarakat Pembiayaan layanan-layanan kesehatan masyarakat sepertinya menjadi kontributor utama variasi ketersediaan dan kualitas layanan kesehatan masyarakat di Amerika Serikat karena fokus kepada pelayanan dan program pendanaan, sehingga membatasi pendanaan umum untuk infrastruktur. Ketiadaan aliran dana yang fleksibel dan tepat menyebabkan banyak agen kesehatan masyarakat lokal yang tergantung pada layanan-layanan perawatan primer untuk memperoleh pendapatan. Salah satu cara untuk meningkatkan kesehatan populasi secara maksimal adalah dengan menyediakan pendekatan-pendekatan baru dan inovatif menuju pembiayaan agen kesehatan masyarakat lokal dan negara bagian. CQI berkaitan dengan persoalan ini dalam setidaknya dua cara. Pertama, menerapkan CQI dapat mengurangi biaya keseluruhan sambil meningkatkan kualitas (Spear dan Bowen, 1999), mengurangi biaya dan ketidakefisienan dapat membantu menambah kapasitas dan memberi fokus lebih kepada layanan-layanan yang mengutamakan populasi. Kedua, jika pembiayaan layanan kesehatan masyarakat masih fokus kepada program-program dan layanan khusus pendanaan, bukan infrastruktur, maka agen
  • 10. kesehatan masyarakat akan kesulitan untuk berinvestasi dalam infrastruktur yang diperlukan pada CQI. Paradigma Pendidikan Kesehatan Masyarakat dan Petugas Kesehatan Masyarakat Untuk membangun dan mendorong adopsi CQI dalam organisasi kesehatan masyarakat, sekolah-sekolah kesehatan masyarakat dan institusi lain yang mendidik tenaga kerja kesehatan masyarakat perlu memperluas kurikulum mereka dengan memasukkan praktik berbasis fakta, pemikiran sistem, dan filosofi, metode serta perangkat CQI. Selain itu, mereka harus memasukkan para praktisi berpengalaman agar menambah pengajar tradisional dan memberikan sumber tambahan yang diperlukan untuk mengajar CQI. PRAKTIK PENINGKATAN MUTU KESEHATAN MASYARAKAT Peningkatan Mutu di Agen-Agen Kesehatan Masyarakat Lokal Beberapa tahun terakhir, semakin banyak agen kesehatan masyarakat lokal yang melaksanakan peningkatan mutu (Beitsch dkk., 2010). Ada tiga contoh upaya peningkatan mutu, yaitu: (1) Suatu agen yang memulai proyek peningkatan mutu dengan metodologi lean dan berlanjut dengan menciptakan infrastruktur CQI; (2) Agen lokal yang mengintegrasikan CQI melalui organisasi sambil terus menjalankan proyek; (3) Agen yang memulai perjalanannya dengan fokus pertama pada pengembangan infrastruktur CQI. Departemen Kesehatan Beaufort County Pada tahun 2008, Departemen Kesehatan Beaufort County di Washington, Carolina Utara, mengundang beberapa ahli lokal dari North Carolina State University untuk mengajukan proyek peningkatan mutu untuk membantu mengurangi waktu tunggu selama 3 jam di Family Planning Clinic setidaknya hingga 50%. Para ahli mengusulkan penggunaan lean,metode peningkatan mutu yang fokus pada pengenalan dan menghilangkan aktivitas tak berguna. Tim proyek dibentuk, terdiri
  • 11. atas enam staf pelaksana dan bertindak sebagai ahli lokal pada proses perencanaan keluarga. Proyek pertama ini menghasilkan pengurangan waktu tunggu hingga 50%, sesuai tujuan agen, sehingga menimbulkan proyek kedua yang akhirnya juga memperoleh hasil serupa pada tatanan klinik dan program rumah kesehatan. Kesuksesan Beaufort County yang proaktif dan fokus pada efisiensi telah mengimbau tim kepemimpinannya untuk berusaha mengembangkan kultur dan infrastruktur CQI. Kemudian agen melatih beberapa anggota staf untuk menjadi pelatih peningkatan mutu, memberikan pelatihan peningkatan bagi para manajer dan membuat proyek-proyek peningkatan baru. Departemen Kesehatan Tacoma-Pierce County Tahun 2006, Departemen Kesehatan Tacoma-Pierce County Negara Bagian Washington memulai upaya pengembangan infrastruktur organisasional untuk CQI. Para atasan di Tacoma-Pierce memutuskan untuk mengembangkan infrakstruktur CQI sembari memprakarsai beberapa proyek peningkatan mutu. Agen membentuk dewan kualitas, dikepalai oleh Direktur Kesehatan, beranggotakan para direktur dan manajer utama. Dewan kualitas memprioritaskan dan memandu peningkatan mutu melalui rencana peningkatan mutu tahunan, yang mencakup pemilihan kegiatan- kegiatan utama, menugaskan seorang ketua untuk setiap aktivitas, dan menyusun pengaturan waktu. Dewan kualitas juga bertanggung jawab merencanakan pelatihan peningkatan mutu bagi pegawai. Mula-mula, Tacoma-Pierce mempekerjakan seorang konsultan peningkatan mutu untuk mendampingi pelatihan staf dan memandu pengembangan infrastruktur CQI, namun kemudian tidak terlalu bergantung pada konsultasi luar dan lebih pada staf dari agensi. Sejak awal upaya peningkatan mutu, agen telah melihat peningkatan di beberapa indikatornya. Upaya-upaya yang dilakukan Departemen Kesehatan Tacoma-Pierce County menunjukkan semua komponen penting dari infrastruktur CQI, termasuk keterkaitan dengan rencana strategis organisasi, dukungan dan bimbingan dan petinggi organisasi, program-program pelatihan, proyek-proyek peningkatan mutu dan membentuk tim pengembangan mutu, serta dukungan dan motivasi staf terhadap aktivitas peningkatan mutu.
  • 12. Departemen Kesehatan Miami-Dade County Upaya untuk mengembangkan infrastruktrur CQI oleh Departemen Kesehatan Miami-Dade County ( MDCHD) dimulai pada tahun 1997.Jajaran pimpinan memutuskan untuk membuat perubahan besar pada kultur organisasional mereka yang dipicu oleh penurunan anggaran, rendahnya moral dan kepuasan staf, kesulitan yang berlanjut dalam pemenuhan kebutuhan komunitas secara proaktif dan lain-lain. Pada tahun pertamanya, MDCHD melaksanakan penilaian organisasi secara mandiri menggunakan perangkat dari Florida Sterling Council agar dapat memahami kinerja organisasi secara keseluruhan. MDCHD juga membentuk unit kualitas dengan pelatih dan mentor kualitas, menurut literatur untuk menentukan pendekatan peningkatan mutu yang tepat dan fokus kepada komitmen pimpinan terhadap peningkatan mutu. Ternyata, penilaian organisasional membantu organisasi untuk fokus kepada tujuan dan menolong para pimpinan untuk menyesuaikan sumber daya dengan sasaran strategis melalui proyek-proyek peningkatan mutu. Selama empat tahun, keterlibatan para pegawai MDCHD dalam CQI semakin besar melalui pelatihan, sesi mendengarkan dan komunikasi mengenai peningkatan mutu. Perangkat dan metode yang digunakan antara lain diagram sebab- akibat/tulang ikan dan pemetaan proses. Pada awalnya, pelatihan dilakukan oleh pelayanan konsultasi, namun kemudian beralih menggunakan staf terlatih mereka sendiri. Hasilnya, MDCHD memberikan peningkatan yang cukup mengesankan. MDCHD menunjukkan semua komponen kunci infrastruktur CQI, termasuk keterkaitan dengan rencana strategis organisasi, dukungan dan bimbingan dari petinggi organisasi, program-program pelatihan untuk pegawai, mekanisme pengutamaan proyek-proyek peningkatan mutu dan membentuk tim pengembangan mutu, serta dukungan dan motivasi staf untuk kegiatan peningkatan mutu. Hasil yang diperoleh MDCHD merupakan penggambaran sempurna tentang dampak potensial CQI dalam organisasi kesehatan masyarakat.
  • 13. Peningkatan Mutu di Agen-Agen Negara Bagian Departemen Kesehatan Washington Departemen Kesehatan Washington mulai terlibat dalam peningkatan mutu pada tahun 1999, yang waktu itu data kualitas perawatan untuk pasien diabetes pada lingkup pasien luar begitu rendah dan jauh dari praktik berbasis fakta. Setelah sukses mengatasi hal tersebut melalui penggabungan model perawatan kronis IHI, departemen itu menyelenggarakan lebih banyak proyek peningkatan tingkat lokal secara kolaboratif. Immunization Reminder-Recall Project diadakan tahun 2008 dengan menggabungkan tiga agen—Spokane Regional Health District, Snohomish Health District dan CHILD Profile Immunization Registry—untuk meningkatkan catatan statistik imunisasi anak di wilayah Washington. Kerja sama tersebut menggunakan diagram tulang ikan untuk menyelidiki alasan rendahnya dan target potensial untuk perubahan dan peningkatan dengan tiga tujuan: (1) meningkatkan proporsi anak berusia 19-35 bulan yang memperoleh imunisasi lengkap dalam tatanan provider; (2) meningkatkan jumlah data dalam register imunisasi; (3) meningkatkan penggunaan register oleh provider. Proyek dijalankan selama 15 minggu dan menuai hasil yang menjanjikan. Proyek ini menjadi contoh cita-cita kualitas nasional yang mengutamakan populasi, proaktif dan mengurangi risiko. Pusat Kualitas Kesehatan Publik Carolina Utara Carolina Utara adalah negara bagian pertama yang menyelenggarakan uji akreditasi (Reed dkk., 2009) dan secara undang-undang menganjurkan akreditasi untuk agen kesehatan masyarakat lokal di seluruh negara bagian. Setelah uji awal itu, Divisi Kesehatan Masyarakat Carolina Utara (NCDPH) mengenali berbagai wilayah peningkatan, sehingga dibentuk enam tim peningkatan yang intinya mengembangkan operasi bisnis internal seperti komunikasi dan integrasi antara kantor bisnis dan program NCDPH. Mereka menyadari bahwa NCDPH dan agen-agen kesehatan masyarakat lokal tidak dapat memulai dan menerapkan kegiatan peningkatan mutu tanpa dukungan yang berarti, dan sumber-sumber serta infrastruktur tambahan diperlukan untuk melayani agen-agen negara bagian maupun lokal di Carolina Utara (Denise Pavletic, RD, MPH, ceramah, 8 Januari 2010). Maka, tahun 2008 North Carolina Center for Public Health Quality (NCCPHQ)
  • 14. dibentuk untuk menciptakan infrastruktur yang melindungi dan mendukung CQI serta pembelajarannya di semua petugas kesehatan masyarakat di Carolina Utara. Di tahun pertamanya, NCCPHQ mendidik 12 agen lokal dan 2 tim NCDPH, memfasilitasi 15 proyek peningkatan mutu kesehatan masyarakat, juga menyediakan pelatihan CQI bagi sekitar 100 karyawan kesehatan masyarakat dan 60 pimpinan kesehatan masyarakat. Melalui kerja sama dengan MLC dan North Carolina Institute for Public Health, NCCPHQ mendukung prakarsa se-negara bagian untuk meningkatkan kepuasan kerja dan rasa memiliki pada para perawat kesehatan masyarakat. Selain itu, NCCPHQ mengembangkan situs tentang perangkat peningkatan dan praktik-praktik berbasis fakta dari staf lokal dan negara bagian, juga membentuk dewan kualitas tingkat lokal dan negara bagian untuk penyusunan strategis upaya-upaya peningkatan. NCCPHQ merupakan contoh sumber daya dan kerja sama yang diperlukan untuk membangun infrastruktur CQI pada tingkat negara bagian. Seperti halnya departemen-departemen kesehatan daerah Miami-Dade dan Tacoma-Pierce, NCCPHQ pun memperlihatkan komponen-komponen utama infrastruktur CQI. Peningkatan Mutu di Organisasi Kesehatan Masyarakat Nirlaba Salah satu contoh CQI dalam organisasi kesehatan masyarakat nirlaba adalah North American Quitline Consortium (NACQ), sebuah organisasi berbasis keanggotaan yang dibentuk tahun 2006 untuk memaksimalkan penggunaan dan efektivitas quitline (dukungan melalui telepon untuk berhenti)merokok. Materi- materi quitline dan pendidikan pasien untuk mendukung penghentian konsumsi tembakau merupakan bagian dari pengobatan berbasis fakta yang efektif dalam lingkup klinik dan komunitas (NAQC, tanpa tanggal). Tujuan NAQC adalah meningkatkan ketepatan penggunaan, kapasitas, kualitas dan kultural dariquitline. Para anggota NAQC menggunakan rangkaian data terstandardisasi untuk mengevaluasi kemajuan dalam mencapai tujuan, yang memungkinkan terjadinya peredaran data yang serupa di dalam organisasi. Untuk membantu para anggotanya, NAQC mengembangkan kerangka strategis untuk meningkatkan mutu quitline rokok
  • 15. di Amerika Utara, yang diambil dari tiga komponen mutu dari Donabedian: struktur, proses dan hasil (Donabedian, 1980). NAQC mencontohkan empat sasaran mutu DHHS: mengutamakan populasi, proaktif, mengurangi risiko dan efektif. NAQC juga memperlihatkan banyak elemen filosofi dan proses CQI: menghubungkan aktivitas peningkatan dengan rencana strategis organisasi, menyelenggarakan program pelatihan peningkatan mutu bagi para pegawai dan mendapatkan dukungan dan motivasi dari staf untuk kegiatan- kegiatan peningkatan mutu. KESIMPULAN Kebutuhan akan peningkatan mutu kesehatan masyarakat di Amerika Serikat itu nyata dan perhatian untuk mengadopsi CQI dalam kesehatan masyarakat pun melunjak. Kesempatan untuk mempercepat penggunaan CQI semakin banyak, termasuk dengan upaya-upaya akreditasi untuk memajukan CQI serta belajar dari pelayanan kesehatan dan industri lainnya menyangkut fasilitator dan rintangan dalam pelaksanaan CQI. Seperti industri lainnya termasuk pelayanan kesehatan, penggunaan dan institusionalisasi CQI di dalam organisasi kesehatan masyarakatternyata langkah lanjutan yang diperlukan untuk meningkatkan kesehatan publik. Organisasi kesehatan masyarakat yang mengadopsi CQI untuk membantu para karyawannya sebagai sebuah tim, mengarahkan jurang kinerja dengan menganalisis dan merancang ulang proses, dan menyokong inovasi untuk memenuhi kebutuhan komunitas menjanjikan masa depan yang lebih sehat, baik di Amerika Serikat maupun di seluruh dunia. Sumber : William A.Sollecito dan Julie K.Johson. Chapter 16 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care edisi ke empat (2011).