1. ii
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan
Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia
Jakarta 2015
Australia Indonesia Partnership
for Health Systems Strengthening
(AIPHSS)
KEPERAWAATAN
Nur Halimah
KOMUNITAS I
MODUL
SEMESTER 6
Proses Keperawatan Komunitas
KEGIATAN BELAJAR 4
PROSES KEPERAWATAN IMUNITAS
2. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
2
Kegiatan
Belajar 4 PROSES KEPERAWATAN KOMUNITAS
Tujuan Pembelajaran Umum
Setelah mempelajari isi modul ini, saudara diharapkan dapat memahami tentang proses
keperawatan komunitas yang akan diterapkan dalam proses keperawatan komunitas
Tujuan Pembelajaran Khusus
Setelah mempelajari modul ini, merujuk pada tujuan umum saudara diharapkan mampu:
1. Menjelaskan pengkajian keperawatan komunitas
2. Menjelaskan diagnose keperawatan komunitas
3. Menjelaskanperencanaan keperawatan komunitas terhadap kesehatan
4. Menjelaskan pelaksanaan keperawatan komunitas
5. Menjelaskan evaluasi program keperawatan komunitas
Pokok-Pokok Materi
Berikut pokok-pokok materi yang dapat saudara pelajari didalam modul ini meliputi :
pengkajiankeperawata komunitas, diagnosakeperawatan komunitas, perencanaan ko-
munitas, pelaksanaan keperawatan, dan evaluasi program keperawatan komunitas.
3. 3
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
Uraian
Materi
Saudarasebagaiperawattentupernahmengenal
apa proses keperawatan ? dan bagaimana
tahap-tahap dalam proses keperawatan. Untuk
itu pada kegiatan belajar 4 ini akan diuraikan
bagaimana proses keperawatan komunitas
yang meliputi tahap pengkajian, diagnose
keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi.
Gambar : Komunitas
Pengkajian keperawatan komunitas merupakan tahap pertama dalam proses keperawatan
komunitas, dimana pada tahap ini perawat berupaya untuk mendapatkan informasi atau
data tentang kondisi kesehatan komunitas dan factor-faktor yang berhubungan kesehatan
komunitas. Informasi atau data ini dapat diperoleh secara langsung atau tidak langsung di
komunitas. Dalam pengkajian komunitas ada beberapa data yang perlu dikumpulkan meliputi
data : (1) Inti komunitas, (2) Subsistem komunitas, dan (3) Persepsi. Agar lebih jelas bagi anda
ikutilah uraian tentang data inti komunitas, subsistem komunitas dan persepsi
Data Inti Komunitas merupakan data yang dikumpulkan dalam inti komunitas yang meliputi :
(1) sejarah/riwayat (riwayat daerah ini, perubahan daerah ini), (2) demografi (usia, karakteristik
jenis kelamin, distribusi ras dan distribusi etnis), (3) tipe keluarga ( keluarga/bukan keluarga,
kelompok), (4) status perkawinan (kawin, janda/duda, single), (5) statistik vital (kelahiran,
kematian kelompok usia dan penyebab kematian), (6) nilai-nilai dan keyakinan, dan (7) agama.
Data Subsistem Komunitas yang perlu dikumpulkan dalam pengkajian komunitas meliputi :
1. Lingkungan fisik
Lingkungan fisik : kualitas air, pembuangan limbah, kualitas udara, flora, ruang terbuka,
perumahan, daerah hijau, musim, binatang, kualitas makanan dan akses.
2. Pelayanan kesehatan dan social
Pelayanan kesehatan dan social perlu di kaji di komunitas : Puskesmas, klinik, RS,
pengobatan tradisional, agen pelayanan kesehatan di rumah, pusat emergensi, rumah
perawatan, fasilitas pelayanan social, pelayanan kesehatan mental, apakah ada yang
mengalami sakit akut atau kronis.
3. Ekonomi
Data yang perlu dikumpulkan terkait dengan ekonomi meliputi : Karakteristik keuangan
keluarga dan individu, status pekerja, kategori pekerjaan dan jumlah penduduk yang
tidak bekerja, lokasi industri, pasar dan pusat bisnis.
4. Transportasi dan keamanan
Data yang perlu dikumpulkan terkait dengan transportasi dan keamanan adalah :
Alat transportasi penduduk datang dan keluar wilayah, transportasi umum (bus, taksi,
angkot, dll dan transportasi private ( sumber transportasi, transport untuk penyandang
cacat). Layanan perlidungan kebakaran, polisi, sanitasi dan kualitas udara.
5. Politik dan pemerintahan
Data yang perlu dikumpukan meliputi : Pemerintahan (RT, RW, desa/kelurahan,
4. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
4
kecamatan, dsb); kelompok pelayanan masyarakat : posyandu, PKK, karang taruna,
posbindu, poskesdes, panti, dll ; Politik : kegiatan politik yang ada di wilayah tersebut,
dan peran peserta partai politik dalam pelayanan kesehatan
6. Komunikasi
Data yang dikumpulkan terkait dengan komunikasi dapat dikelompokkan menjadi
dua yaitu : (1) Komunitasi formal meliputi : surat kabar, radio dan televise, telepon,
internet, dan hotline, (2) komunikasi informal meliputi : papan pengumuman, poster,
brosur, halo-halo,dll
7. Pendidikan
Data terkait dengan pendidikan meliputi : sekolah yang ada di komuniti, tipe
pendidikan, perpustakaan, pendidikan khusus, pelayanan kesehatan di sekolah,
program makan siang di sekolah, akses pendidikan yang lebih tinggi.
8. Rekreasi.
Data terkait dengan rekreasi yang perlu dikumpulkan meliputi : taman, area bermain,
perpustakaan, rekreasi umum dan private, fasilitas khusus.
Data persepsi yang perkumpulkan meliputi :
1. Tempat tinggal : meliputi bagaimana perasaan masyarakat tentang komunitinya,
apa yang menjadi kekuatan mereka, permasalahan, tanyakan pada masyarakat
dalam kelompok yang berbeda ( misalnya, lansia, remaja, pekerja, professional, ibu
rumah tangga, dll).
2. Persepsimu : meliputi pernyataan umum tentang kesehatan dari komuniti. apa yang
menjadi kekuatan, apa masalahnya atau potensial masalah yang dapat diidentifikasi.
Sumber Data
Pengetahuan tentang sumber data merupakan hal yang sangat penting untuk diketahui
karena data yang dikumpulkan harus sesuai dengan tujuannya sebab bila terjadi kesalahan
dalam sumber data maka akan mengakibatkan kesalahan dalam penarikan kesimpulan.
Data yang dikumpulkan dapat berupa data primer atau data sekunder. Dari sumber data
kita dapat mengetahui apakah data yang dikumpulkan berupa data primer atau data
sekunder. Untuk mengumpulkan data sekunder, sumber data dapat berupa :
1. Sarana pelayanan kesehatan, misalnya : (1) rumah sakit, (2) Puskesmas, (3) balai
pengobatan.
2. Instansi yang berhubungan dengan kesehatan, misalnya : (1) Kementerian Kesehatan,
(2) Dinas Kesehatan, (c) Biro Pusat Statistik.
3. Absensi : sekolah, industri, dan perusahaan
4. Secara internasional, data dapat diperoleh dari WHO, seperti : Population and vital
Statistics report, population bulletin, dll.
Untukmengumpulkandataprimer,sumberdataterletakdimasyarakatyangdapatdilakukan
dengan cara : (1) survey epidemiologi, (2) pengamatan epidemiologi, (3) dan penyaringan.
Metode pengumpulan data keperawatan komunitas
Pengumpulan data dapat dilakukan dengan teknik : (1) wawancara, (2) angket, (3)
observasi, (4) dan pemeriksaan.
Wawancara. Merupakan proses interaksi atau komunikasi langsung antara pewawancara
dengan responden. Data yang dikumpulkan bersifat : (1) fakata, misalnya umur, pendidikan,
pekerjaan, penyakit yang pernah diderita; (2) sikap, misalnya sikap terhadap pembuatan
jamban keluarga, keluarga berencana; (3) pendapat, misalnya pendapat tentang pelayanan
kesehatan yang dilakukan oleh perawat di Puskesmas; (4) keinginan, misalnya pelayanan
kesehatan yang dinginkan; (5) pengalaman, misalnya pengalaman waktu terjadi wabah
kolera yang melanda daerah mereka.
5. 5
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
Keuntungan yang diperoleh dalam pengumpulan data dengan teknik wawancara yaitu
: (1) jawaban oleh responden secara spontan hingga jawabannya dapat dipercaya; (2) dapat
digunakan untuk menilai kebenaran dan keyakinan terhadap jawaban yang diberikan; (3)
dapat membantu responden untuk mengingat kembali hal-hal yang lupa; (4) data yang
diperoleh berupa data primer.
Kerugian dalam pengumpulan data dengan teknik wawancara yaitu : (1) membutuhkan
waktu yang lama dengan biaya relative besar; (2) mudah menimbulkan bias yang disebabkan
oleh pewawancara, responden dan pertanyaan yang diajukan pada responden.
Pedoman pelaksanaan wawancara sangat dibutuhkan agar pewawanc
aradapatmelaksanakantugasdenganbaik.Secaragarisbesarpedomandalammelaksanakan
wawancara dapat diuraikan sebagai berikut: (1) pewawancara harus bersikap sopan santun,
sabar dan dengan gaya bahasa yang menarik, tetapi jelas dan sederhana agar dapat
dimengerti oleh responden; (2) dalam melakukan wawancara hendaknya menggunakan
bahasa responden karena demikian pewawancara tidak dianggap sebagai orang asing dan
responden tidak merasa canggung atau malu untuk menjawab pertanyaan yang diajukan;
(3) harus diciptakan suatu suasana psikologis yang sedemikian rupa sehingga terjalin suatu
kerjasama yang baik dan saling mempercayai antara responden dan pewawancara; (4)
suasana wawancara harus santai; (5) wawancara diawali dengan pertanyaan yang mudah
dijawab karena biasanya pada awal wawancara, responden merasa tegang; (6) Keadaan
responden pada waktu wawancara harus diperhatikan, misalnya saat responden sedang
sibuk atau mendapat musibah sebaiknya tidak tidak dilakukan wawancara, tetapi tunda
pada hari yang lain; (7) jangan terkesan tergesa-gesa.
Daftar pertanyaan merupakan instrument penting dalam pengumpulan data. Lampiran
ini berisikan tentang pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan pada responden sesuai
dengan tujuan yang akan dicapai. Tujuan dari daftar pertanyaan ini adalah agar tidak
terdapat pertanyaan penting yang terlewatkan. Untuk menulis daftar pertanyaan yang
diajukan hendaknya memperhatikan hal-hal berikut : (1) pertanyaan harus singkat, jelas
dan sederhana hingga mudah dimengerti oleh pewawancara maupun responden; (2)
pertanyaan jangan menyinggung perasaan responden; (3) pertanyaan jangan menjurus
pada jawaban yang dapat ditebak sebelumnya; (4) pertanyaan hendaknya sedikit mungkin
mengharuskan responden untuk mengingat masa lalu karena potensi untuk menimbulkan
bias; (5) pertanyaan sedapat mungkin tidak mengharuskan responden menghitung; (6)
pertanyaan harus mudah diingat oleh pewawancara; (7) bila perlu, berikan pertanyaan
tambahan, misalnya pertanyaan tentang kehamilan ditambahkan pertanyaan tentang
status marital; (8) pertanyaan jangan rancu.
Tipe pertanyaan dalam mengumpulkan data, pertanyaan yang diajukan dapat berupa
: (1) pertanyaan tertutup; (2) pertanyaan terbuka, (3) dan kombinaasi. Pada pertanyaan
tertutup, jawaban responden dibatasi dan hanya memilih jawaban yang sesuai. Untuk
pertanyaan tertutup dapat berupa : dikhotom (hanya diberi jawaban ya atau tidak) dan
pilihan ganda. Pertanyaan dikhotom ini mempunyai keuntungan yaitu mudah dijawab dan
mudah diolah, namun kerugiannya yaitu data yang diperoleh tidak mendalam dan sering
jawabannya dipaksakan tidak ada pilihan lain. Untuk mengatasi kelemahan tersebut, sering
ditambahkanbutirlaindalampertanyaan(pilihanganda)seperti:tidaktahu,ragu,tidakingat,
tidak mengerti, sering, kadang-kadang, lain-lain, sebutkan (terbuka). Pertanyaan terbuka
jawaban responden harus dicatat kata demi kata untuk menghindari bias yang dilakukan
pewawancara. Oleh karena itu jawaban harus direkam. Pertanyaan terbuka biasanya
digunakan untuk memperoleh data tentang : (1) pendapat; (2) saran; (3) persepsi; (4) dan
6. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
6
proses. Keuntungan dari pertanyaan terbuka adalah (1) responden dapat dengan leluasa
mengemukakan hal yang ditanyakan; (2) informasi yang diperoleh banyak dan mendalam.
Sedangkan kerugian pertanyaan terbuka adalah (1) pengolahan data membutuhkan
keahlian khusus; (2) tidak dapat dilakukan pada sampel yang besar.
Angket . Teknik lain dalam pengumpulan data ialah angket. Pada angket jawaban diisi
oleh responden sesuai dengan daftar yang diterima, sedangkan pada wawancara, jawaban
respondendiisiolehpewawancara.Untukpengembaliandaftarisiandapatdilakukandengan
dua cara sebagai berikut: (1) canvasser yaitu daftar yang telah diisi, ditunggu oleh petugas
yang menyerahkan; (2) householder yaitu jawaban responden dikirimkan pada alamat yang
telah ditentukan. Keuntungan dalam pengumpulan data melalui angket yaitu ; (1) relative
murah; (2) tidak membutuhkan banyak tenaga dan (3) dapat diulang. Sedangkan kerugian
yaitu : (1) jawaban tidak spontan (2) banyak terjadi non respon; (3) pertanyaan harus jelas dan
dosertai dengan petunjuk yang jelas; (4) pengembalian lembar jawaban sering terlambat;
(5) jawaban sering tidak lengkap terutama bila kalimat pertanyaan kurang dimengerti; (6)
sering tidak diisi dengan responden, tetapi diisi oleh orang lain; (7) tidak dapat digunakan
oleh responden yang buta aksara. Untuk mengatasi kerugian dalam angket dapat dilakukan
dengan : (1) kunjungan dan dilakukan wawancara pada nonrespons; (2) untuk jawaban yang
terlambat harus dikeluarkan dan tidak dianalisis dan; (3) bila nonrespon terlalu banyak,
dilakukan pengiriman ulang daftar isian. Untuk mengatasi kerugian dalam angket dapat
dilakukan dengan : (1) kunjungan dan dilakukan wawancara pada nonrespons; (2) untuk
jawaban yang terlambat harus dikeluarkan dan tidak dianalisis, dan (3) bila nonrespons
terlalu banyak , dilakukan pengiriman ulang daftar isian.
Observasi. Observasi merupakan salah teknik pengumpulan data yang menggunakan
pertolongan indra mata. Teknik ini bermanfaat untuk : (1) mengurangi jumlah pertanyaan,
misalnya pertanyaan tentang kebersihan rumah tidaki perlu ditanyakan, tetapi cukup
dilakukan observasi oleh pewawancara; (2) mengukur kebenaran jawaban pada wawancara
tentang kualitas air minum yang digunakan oleh responden dapat dinilai dengan melakukan
observasi langsung pada sumber air yang dimaksud; (3) untuk memperoleh data yang tidak
diperoleh dengan wawancara atau angket, misalnya, pengamatan terhadap prosedur tetap
dalam pelayanan kesehatan.
Macam-macam observasi, diantaranya adalah (1) observasi partisipasi lengkap, yaitu
mengadakan observasi dengan cara mengikuti seluruh kehidupan responden; (2) observasi
partisipasi sebagaian yaitu mengadakan observasi dengan cara mengikuti sebagian
kehidupan responden sesuai dengan data yang diinginkan; (3) observasi tanpa partisipasi,
yaitu mengadakan observasi tanpa ikut dalam kehidupan responden.
Dalam pengumpulan data dengan teknik observasi terdapat beberapa kelemahan
yaitu : (1) keterbatasan kemampuan indera mata, (2) hal-hal yang sering dilihat, perhatian
akan berkurang hingga adanya kelainan kecil tidak terdeteksi. Untuk mengtasi kelemahan
tersebut dapat dilakukan cara-cara berikut : (1) mengadakan pengamatanan berulang-
ulang; (2) pengamatan dilakukan beberapa orang.
Pemeriksaan. Pengumpulan data dapat dilakukan dengan teknik pemeriksaan.
Pemeriksaan yang dilakukan dapat berupa : (1) pemeriksaan laboratorium; (2) pemeriksaan
fisik; (3) pemeriksaan radiologis. Pemeriksaan dapat dilakukan hanya sekali atau berulang-
ulang tergantung pada tujuan. Waktu dan frekuensi pemeriksaan ini harus ditentukan
pada waktu perencanaan sesuai dengan perkiraan timbulnya insiden. Tempat pemeriksaan
dapat dilakukan di lapangan atau sarana pelayanan kesehatan. Organ yang diperiksa dapat
7. 7
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
berupa : (1) seluruh organ; (2) organ tertentu seperti paru-paru, jantung, kadar gula darah,
kadar kolesterol, dll; (3) dan beberapa organ sekaligus seperti pemeriksaan jantung dan
paru-paru.
Analisis komunitas. Dalam melakukan analisis komunitas ada beberapa tahap yang perlu
dilakukan yaitu : kategorisasi, ringkasan, perbandingan, dan kesimpulan.
Kategorisasi. Data dapat dikategorikan dalam berbagai cara. pengkategorian tradisional
data pengkajian komuniti adalah sebagai berikut : (1) karakteristik demografi ( ukuran
keluarga, usia, jenis kelamin, etnis dan kelompok ras); (2) karakteristik geografik (batas
wilayah, jumlah dan besarnya kepala keluarga (KK), ruang public dan jalan); (3) karakteristik
sosialekonomi ( pekerjaan dan kategori pekerjaan, tingkat pendidikan, dan sewa/ pola
kepemilikan rumah); (2) sumber dan pelayanan kesehatan ( rumah sakit, Puskesmas, klinik,
pusat kesehatan mental,dll).
Ringkasan. Setelah melakukan kategorisasi data, maka tugas berikutnya adalah meringkas
data dalam setiap kategori. Pernyataan ringkasan disajikan dalam bentuk ukuran seperti
jumlah, bagan dan grafik.
Perbandingan. Tugas berikut analisis data meliputi identifikasi kesenjangan data dan
ketidaksesuaian. Data pembanding sangat diperlukan untuk menetapkan pola atau
kecendrungan yang ada atau jika tidak benar dan perlu revalidasi yang membutuhkan data
asli. Perbedaan data dapat saja terjadi karena kesalahan pencatatan data.
Menggunakan data hasil pengkajian komunitas dengan membandingkan dengan data
lain yang sama yang merupakan standar yang ditetapkan untuk suatu wilayah kabupaten/
kota, atau provinsi atau nasional. Misalnya terkait dengan angka kematian bayi / IMR disuatu
wilayah dibandingkan IMR standar pada tingkat kabupaten/kota.
Membuat kesimpulan. Setelah data yang dikumpulkan dibuat kategori, ringkasan dan
dibandingkan, maka tahap akhir adalah membuat kesimpulan secara logika dari peristiwa,
yang kemudian dibuatkan pernyataan diagnosa keperawatan komunitas.
Kategori data Ringkasan laporan Kesimpulan
Vital Statistik
Angka Kematian
bayi/IMR
Desa A
Desa B
Kabupaten Mekar
Baru
42/ 1000 kelahiran hidup
38/ 1000 kelahiran hidup
34/ 1000 kelahiran hidup
Angka kematian bayi di
desa A lebih tinggi dari
desa B dan kabupaten
Mekar Baru.
Penyebab kematian
Desa A
Desa B
Kabupaten Mekar
Baru
Penyakit jantung 23.2 %.
Tuberkulosis 25, 3 %, kank-
er 18, 2 %
Tuberkulosis 28, 3 %,
penyakit jantung, 22,3 %,
kanker 24, 2 %
Tuberkulosis 20, 3 %, pen-
yakit jantung, 24 %, kanker
12, 5 %
Penyebab kematian pal-
ing besar adalah tubercu-
losis dan kanker di Desa
B
8. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
8
Diagnosa Keperawatan.
Diagnosis adalah suatu pernyataan tentang sintesa analisa data. Diagnosa Keperawatan
Respon manusia masalah kesehatan aktual/ Resiko dan potensial dimana perawat di beri
kewewenangan untuk mengatasi. Ada tiga bagian diagnosa keperawatan :
1. Menggambarkan masalah, respon atau keadaan
2. Identifikasi faktor etiologi berkaitan dengan masalah
3. Tanda dan gejala yang merupakan karakteristik masalah
Fokus diagnosa pada komuniti biasanya kelompok, populasi atau kelompok masyarakat
yang memiliki suatu karakteristik (lokasi geografi, pekerjaan, etnis, kondisi perumahan)
Statement/ pernyataan masalah adalah potensial atau aktual masalah/perhatian kesehatan
komuniti
Contoh :
• Tingginya angka kematian bayi di Desa A
• Tingginya prevalensi karies gigi pada siswa SD Kencana Kelurahan B
Etiologi adalah pernyataan etiologi digambarkan dengan pernyataan “ berhubungan
dengan “
Contoh :
Tingginya angka kematian bayi di Desa A berhubungan dengan
• Tidak adekuatnya sarana pelayanan kes untuk pemeriksaan antenatal
• Kurangnya tenaga kesehatan yang menolong persalinan
• Tidak dapat dijangkau pelayanan antepartum yang ada
Tanda dan Gejala pernyataan tanda dan gejala menggambarkan pernyataan lama
dan besarnya masalah dengan menggunakan kata “ dimanifestasikan dengan “
Contoh :
Tingginya angka kematian bayi di Desa A berhubungan dengan
• Tidak adekuatnya sarana pelayanan kes untuk pemeriksaan antenatal
• Kurangnya tenaga kesehatan yang menolong persalinan
• Tidak dapat dijangkau pelayanan antepartum yg ada dimanifestasikan dengan
banyak (40 %) ibu hamil tidak melakukan pemeriksaan kehamilan, perasalinan di
tolong dukun tidak terlatih (80 %) dan IMR 50 /1000 kelahiran hidup.
Perencanaan keperawatan kesehatan komuntas. Perencanaan yang disusun dalam
keperawarankesehatankomunitasberorentasipada: (1)promosikesehatan;(2)pencegahan
penyakit; (3) pemeliharaan kesehatan; dan (3) manajemen krisis. Dalam menyusun
perencanaan keperawatan kesehatan komunitas melalui langkah-langkah sebagai berikut :
(1) Menetapkan prioritas masalah, (2) menetapkan tujuan dan kriteria; (4) menyusun strategi
intervensi.
Menetapkan prioritas. Masalah keperawatan kesehatan komunitas yang ditetapkan melalui
analisis data tentu cukup banyak dan perlu dilakukan penetapan prioritas masalah tersebut.
Dalam menetapkan prioritas masalah perlu melibatkan masyarakat/komunitas dalam suatu
pertemuanmusyawarahmasyarakat.Masyarakat/komunitasakanmempriotaskanmasalah
yang ada dengan bimbingan atau arahan perawat kesehatan komunitas. The American
Public Health Association (1999) menganjurkan untuk memperhatikan lima faktor dalam
memperioritaskan masalah yaitu : (1) Luasnya perhatian masyarakat; (2) Sumber-sumber
yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah (dana, tenaga, waktu, alat dan penyaluran);
(3) Bagaimana cara mengatasi masalah tersebut; (4) Kebutuhan pendidikan khusus; (5)
Penambahan sumber dan kebijakan yang dibutuhkan. Masyarakat/komunitas dalam
musyawarah tersebut dapat memprioritaskan masalah tersebut dengan menggunakan
scoring. Adapun aspek yang diberi nilai dalam menskor tersebut meliputi : (1) resiko terjadi
masalah tersebut di komunitas; (2) resiko parah dari masalah tersebut; (3) potensial untuk
9. 9
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
dilakukan pendidikan; (4) minat dari masyarakat untuk mengatasi masalah tersebut; (5)
kemungkinan masalah tersebut diatasi; (6) kesesuaian dengan program pemerintah; (7)
tersedianya tempat untuk mengatasi ; (8) tersedianya waktu untuk mengatasi masalah ;
(9) tersedianya dana untuk mengatasi masalah; (10) tersedianya fasilitas untuk mengatasi
masalah; (10) tersedia sumber daya manusia untuk mengatasi masalah. Untuk setiap
masalah kesehatan diberikan bobot nilai untuk setiap aspek tersebut dengan range 1 –
5 yaitu : (1) sangat rendah= 1; (2) rendah=2; (3) cukup= 3; (4) tinggi=4; (5) sangat tinggi=
5. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat contoh cara melakukan prioritas masalah kesehatan
dibawah ini.
Contoh memprioritaskan masalah kesehatan di Desa Sukahati
Memprioritas Masalah Keperawatan Kesehatan Komunitas
No
Masalah
Kesehatan
A B C D E F G H I J K Total Prioritas
1. Gizi buruk balita 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 53 1
2. Tuberkulosis 4 5 5 4 4 5 4 4 4 5 4 48 4
3.
Ibu hamil resiko
tinggi 3 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 51 3
4. ISPA pada balita 5 4 5 4 5 5 4 5 5 5 5 52 2
5. Hipertensi 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 44 5
Ket Pembobotan
Sangat rendah =1, Rendah =2 , Cukup =3, Tinggi =4, Sangat tinggi = 5
Aspek yang dinilai :
A = Resiko terjadi
B = Resiko parah
C = Potensial untuk Penkes
D = Minat masyarakat
E = Mungkin diatasi
F = Sesuai program pemerintah
G = Tempat
H = Waktu
I = Dana
J = Fasilitas
K = Sumber daya
Menetapkan sasaran. Setelah menetapkan prioritas masalah kesehatan, maka langkah
selanjutnya adalah menetapkan sasaran. Sasaran merupakan hasil yang diharapkan. Dalam
pelayanan kesehatan sasaran adalah pernyataan situasi ke depan, kondisi atau status
jangka panjang dan belum bisa diukur. Berikut ini adalah contoh dari penulisan sasaran :
• Meningkatkan cakupan imunisasi pada bayi
• Memperbaiki komunikasi antara orang tua dan guru
• Meningkatkan proporsi individu yang memiliki tekanan darah
• Menurunkan kejadian penyakit kardiovaskuler
Menetapkan Tujuan. Tujuan adalah suatu pernyataan hasil yang diharapkan dimana dapat
diukur, dibatasi waktu dan berorentasi pada kegiatan. Berikut ini merupakan karakteristik
dalam penulisan tujuan : (1) Menggunakan kata kerja ; (2) Menggambarkan tingkah laku akhir
; (3) Menggambarkan kualitas penampilan ; (4) Menggambarkan kuantitas penampilan; (5)
10. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
10
Menggambarkan bagaimana penampilan diukur; (6) Berhubungan dengan sasaran (goal);
(7) Adanya batasan waktu. Berikut ini contoh dalam menuliskan tujuan
Masalah : Resiko tinggi penularan TB di Desa A
Sasaran : Menurunnya angka kesakitan TB di Desa A
Tujuan : - Meningkatnya pengetahuan keluarga tentang TB menjadi 90 % (dari 60 %)
- Meningkatnya angka kesembuhan 85 % (dari 69 %)
Menetapkan Rencana Intervensi. Dalam menetapkan rencana intervensi keperawatan
kesehatan komunitas, maka harus mencakup : (1) apa yang akan dilakukan; (2) kapan
melakukannya; (3) berapa banyak (4) siapa yang menjadi sasaran; (5) lokasinya dimana.
Contoh : - Pelatihan kader Posyandu bagi kader baru sebanyak 20 orang di RW 01
Desa Sukahati pada minggu ke dua bulan Januari 2013
Dalam menetapkan rencana intervensi keperawatan kesehatan komunitas, maka perlu
juga memperhatikan beberapa hal diantaranya adalah : (1) Program pemerintah terkait
dengan masalah kesehatan yang ada ; (2) Kondisi atau situasi yang ada; (3) sumber daya
yang ada di dalam dan di luar komunitas yang dapat dimanfaatkan; (4) program yang lalu
yang pernah dijalankan; (5) menekankan pada perberdayaan masyarakat; (5) penggunaan
teknologi tepat guna; (6) mengedepankan upaya promotif dan prevetif tanpa mengabaikan
upaya kuratif dan rehabilitative.
Berikut ini contoh membuat rencana intervensi keperawatan kesehatan komunitas :
No. Diagnosa Sasaran Tujuan Rencana Intervensi
1. Resiko tinggi penu-
laran TB di Desa A
Menurunnya angka
kesakitan TB di Desa
A
-Meningkatnya peng-
etahuan masyarakat
tentang TB menjadi
90 % (dari 60 %) pada
minggu 2 bulan Feb-
ruari
-Terlaksananya
dukungan masyarakat
untuk penanggulan-
gan TB pada akhir
bulan Februari 2013
-Diperolehnya dukun-
gan pemerintah daer-
ah dalam penanggu-
langan TB pada akhir
bulan Februari
-Meningkatnya angka
kesembuhan 85
% (dari 69 %) akhir
tahun 2013
-Promosi kesehatan ma-
salah TB untuk seluruh
warga desa melalui kelom-
pok-kelompok kegiatan
yang ada dimasyarakat pada
minggu 3 – 4 Januari 2013
-Pemasangan spanduk,
poster dan penyebaran
leaflet penanggulan TB pada
setiap RW pada minggu 2
bulan Januari 2013
-Pembentukan kelompok
Swabantu masalah TB di
desa Sukahati pada minggu
3 bulan Januari 2013
-Pelatihan masalahTB untuk
kelompok swabantu dan
kader kesehatan pada
minggu ke 4 bulan Januari.
-Advokasi kepada pemerin-
tah daerah untuk mendapat
dukungan peningkatkan gizi
penderita TB pada minggu 1
bulan Februari 2013
-Pemantauan pengobatan
tuberculosis penderita TB
oleh kader kesehatan dan
kelompok swabantu secara
rutin pada setiap bulan .
11. 11
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
Implementasi merupakan tahap kegiatan selanjutnya setelah perencanaan kegiatan
keperawatan komunitas dalam proses keperawatan komunitas. Fokus pada tahap
implementasi adalah bagaimana mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya. Tetapi yang sangat penting dalam implementasi keperawatan kesehatan
komunitas adalah melakukan tindakan-tindakan yang berupa promosi kesehatan,
memelihara kesehatan/mengatasi kondisi tidak sehat, mencegah penyakit dan dampak
pemulihan. Pada tahap implementasi ini perawat tetap focus pada program kesehatan
komuniti yang telah ditetapkan pada tahap perencanaan. Strategi yang digunakan dalam
tahap implementasi adalah dengan menggunakan komuniti organisasi yang ada dan
kerjasama atau kemitraan dengan komuniti.
Evaluasi adalah suatu proses untuk membuat penilaian secara sistematik mengenai suatu
kebijakan, program dan kegiatan berdasarkan informasi dan hasil analisis dibandingkan
terhadap relevansi, keefektifan biaya, dan keberhasilannya untuk keperluan pemangku
kepentingan.
Jenis-jenis evaluasi menurut waktu pelaksanaan.
1. Evaluasi formatif:
• Dilaksanakan pada waktu pelaksanaan program
• Bertujuan memperbaiki pelaksanaan program
• Temuan utama berupa masalah-masalah dalam pelaksanaan program.
2. Evaluasi summatif:
• Dilaksanakan pada saat pelaksanaan program sudah selesai
• Bertujuan untuk menilai hasil pelaksanaan program
• Temuan utama berupa capaian-capaian dari pelaksanaan program.
Mengapa perlu evaluasi.Pertanyaan-pertanyaan yang seringkali tidak terjawab:
1. Apakah desain program-program tersebut sudah tepat? Jawaban dari pertanyaan ini
akan memberikan pembelajaran untuk penyusunan desain suatu program di masa
yang akan datang.
2. Apakah sumberdaya yang tersedia telah digunakan secara efisien? Jawaban dari
pertanyaan ini akan memberikan gambaran mengenai akuntabilitas penggunaan
dana publik dalam suatu program.
3. Apakah hasil yang dicapai telah sesuai dengan yang diharapkan? Jawaban dari
pertanyaan ini akan memberikan landasan bagi pengambilan keputusan mengenai
apakah suatu program akan dilanjutkan, dan kalau dilajutkan apakah desainnya
Adapun yang menjadi alasan suatu program perlu dievaluasi adalah :
1. Alasan Ekonomi
• Memperbaiki desain dan keefektifan program
• Realokasi sumberdaya dari program yang kurang ke yang lebih efektif
2. Alasan Sosial
• Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas
3. Alasan Politik
• Meningkatkan kredibilitas pengambilankeputusan
Prinsip-prinsip evaluasi adalah : ( 1) penguatan program; (2) menggunakan berbagai
pendekatan; (3) disain evaluasi untuk kriteria penting di komunitas; (4) menciptakan proses
partisipasi; (4) diharapkan lebih fleksibel; (5) membangun kapasitas.
Proses evaluasi meliputi :
1. Menentukan tujuan evaluasi
2. Menyusun desain evaluasi yang kredibel
3. Mendiskusikan rencana evaluasi
4. Menentukan pelaku evaluasi.
5. Melaksanakan evaluasi.
6. Mendiseminasikan hasil evaluasi.
12. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
12
7. Menggunakan hasil evaluasi.
Kriteria penilaian dalam evaluasi :
1. Relevansi (relevance): Apakah tujuan program mendukung tujuan kebijakan?
2. Keefektifan (effectiveness): Apakah tujuan program dapat tercapai?
3. Efisiensi (efficiency): Apakah tujuan program tercapai dengan biaya paling rendah?
4. Hasil (outcomes): Apakah indikator-indikator tujuan program membaik?
5. Dampak (impact): Apakah indikator-indikator tujuan kebijakan membaik?
6. Keberlanjutan (sustainability): Apakah perbaikan indikator-indikator terus berlanjut
setelah program selesai?
13. 13
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
Rangkuman
Selamat. Anda telah menyelesaikan kegiatan belajar 4 Proses keperawatan komunitas.
Dengan demikian anda sebagai perawat yang bekerja tatanan pelayanan kesehatan
masyarakat telah menguasai kompetensi terkait dengan Proses keperawatan komunitas.
Hal-hal penting yang telah anda pelajari dalam modul kegiatan belajar 4 adalah sebagai
berikut :
• Data yang perlu dikumpulkan dalam pengkajian keperawatan kesehatan komunitas
meliputi data : (1) Inti komunitas, (2) Subsistem komunitas, dan (3) Persepsi.
• Sumber data sekunder diperoleh dari instansi pelayanan kesehatan, instansi
pemerintah, Biro pusat statistic, sekolah, industry, panti, dan WHO.
• Pengumpulan data dapat dilakukan dengan teknik : (1) wawancara, (2) angket, (3)
observasi, (4) dan pemeriksaan.
• Ada beberapa tahap dalam melakukan analisis data komunitas yaitu kategorisasi,
ringkasan, perbandingan, dan kesimpulan
• Fokus diagnosa pada komuniti adalah kelompok, populasi atau kelompok masyarakat
yang memiliki suatu karakteristik (lokasi geografi, pekerjaan, etnis, kondisi perumahan)
• Ada tiga komponen dalam pernyataan diagnosa keperawatan kesehatan komunitas
terdiri : komponen masalah, etiologi dan tanda dan
• Orentasi perencanaan keperawatan kesehatan komunitas pada :
(1) promosi kesehatan; (2) pencegahan penyakit; (3) pemeliharaan kesehatan; dan (3)
manajemen krisis.
• Dalam menyusun perencanaan keperawatan kesehatan komunitas melalui langkah-
langkah sebagai berikut : (1) Menetapkan prioritas masalah, (2) menetapkan tujuan
dan kriteria; (4) menyusun strategi intervensi.
• Strategi yang digunakan dalam tahap implementasi adalah dengan menggunakan
komuniti organisasi yang ada dan kerjasama atau kemitraan dengan komuniti.
• Menurut waktu waktu pelaksanaan evaluasi program dapat dikelompokkan menjadi
evaluasi formatif dan evaluasi sumatif.
• Prinsip-prinsip evaluasi adalah : ( 1) penguatan program; (2) menggunakan berbagai
pendekatan; (3) disain evaluasi untuk kriteria penting di komunitas; (4) menciptakan
proses partisipasi; (4) diharapkan lebih fleksibel; (5) membangun kapasitas.
14. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
14
Evaluasi
Formatif
1. Bila anda akan mengumpulkan data tentang nilai-nilai dan keyakinan komunitas
terhadap kesehatan dapat dilakukan dengan metode......................
A. Wawancara dan observasi
B. Wawancara dan pengukuran
C. Angket dan observasi
D. Angket dan pengukuran
E. Angket dan wawancara
2. Anda memerlukan data primer dalam pengkajian keperawatan kesehatan
komunitas. Data primer pada pengkajian keperawatan komunitas diperoleh dari :
A. Hasil Survei Nasional
B. Laporan Kelurahan
C. Penyaringan/pemeriksaan
D. Laporan tahunan Puskesmas
E. Laporan dari sekolah
3. Anda akan mengumpulkan data inti komunitas. Dibawah ini yang tidak termasuk
dalam pengkajian inti komunitas adalah ……………….
A. Sejarah/ riwayat wilayah
B. Demografi
C. Vital statistic
D. Nilai-nilai dan keyakinan
E. Lingkungan
4. Data yang dikumpulkan dalam pengkajian keperawatan komunitas perlu dilakukan
analisis data untuk menetapkan diagnosa keperawatan komunitas. Adapun data- data
berupa usia, jenis kelamin, ras dan suku bangsa dikelompokan menjadi karak
teristik demografi, maka kegiatan tersebut sebagai………….
A. Perbandingan
B. Kategorisasi
C. Kesimpulan
D. Ringkasan
E. Rangkuman
5. RW 05 Kelurahan Mekar Sari terdapat 10 orang penduduk yang mengalami TB paru
dengan BTA positif dan belum mendapatkan pengobatan TB. Keadaan lingkungan RW
O5 cukup padat, ventilasi dan cahaya matahari rumah pada umumnya kurang. 15 %
balita yang ada belum mendapatkan imunisasi lengkap. Ibu jarang membawa balitan-
ya ke Posyandu karena terlalu jauh. Bila melihat data yang ada masalah keperawatan
kesehatan komunitas pada RW 05 yang mendapatkan prioritas untuk segera diatasi
adalah…..
A. Resiko terjadi penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
B. Tidak efektinya layanan Posyandu
C. Resiko terjadinya penularan penyakit TB paru
D. Rendahnya cakupan imunisasi pada balita
E. Resiko terjadinya penyakit akibat lingkungan rumah yang tidak sehat
15. 15
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Jenjang Diploma 3 Program Studi Keperawatan
6. Desa A dengan jumlah balita yang mengalami gizi buruk sebanyak 12 orang, posyan-
du yang ada 3 Posyandu dengan jumlah balita ada 320 balita. Kader kesehatan yang
ada belum pernah mendapat pelatihan kader dan jarang memberikan penyuluhan
kepada ibu yang memiliki balita di Posyandu. 5 balita yang ada di desa A mengalami
diare 2 hari yang lalu. Sebagian keluarga di desa A belum memiliki jamban dan masih
menggunakan sungai untuk mandi dan mencuci. Dibawah ini yang termasuk dalam
masalah keperawatan kesehatan actual pada desa A adalah…..
A. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada balita di desa A
B. Potensial kurang volume cairan tubuh pada balita di desa A
C. Kurangya jamban di desa A
D. Kemampuan kader kesehatan yang kurang dalam pelayanan posyandu
E. Jumlah posyandu yang kurang efektif di desa A
7. Perawat puskesmas bertugas untuk melakukan kegiatan UKS di SDN Jatisari.
Perawat Puskesmas tersebut mengajarkan tentang perilaku hidup bersih dan sehat
kepada murid-murid SD. Kegiatan perawat mengajarkan perilaku hidup bersih dan
sehat termasuk dalam kegiatan :
A. Promosi kesehatan
B. Pencegahan penyakit
C. Pemeliharaan kesehatan
D. Majamen krisis
E. Pemulihan penyakit
8. Penetapan prioritas masalah kesehatan merupakan kegiatan pertama dalam
tahap perencanaan . Penetapan masalah kesehatan prioritas di komunitas dapat
dilakukan oleh :
A. Kepala desa
B. Tokoh masyarakat di wilayah tersebut
C. Perawat penanggung jawab wilayah
D. Semua unsur masyarakat melalui musyawarah
E. Pimpinan Puskesmas di wilayah tersebut.
9. Beberapa aspek yang perlu dinilai dalam memprioritaskan masalah kesehatan ko
munitas. Dari aspek tersebut, mana yang mendapatkan prioritas yang paling tinggi
A. Resiko terjadi masalah tersebut rendah
B. Tidak tersedianya sumber yang mendukung
C. Perhatian masyarakat terhadap masalah tersebut rendah
D. Adanya program dan kebijakan pemerintah berkaitan dengan masalah tersebut
E. Belum adanya teknologi untuk mengatasi kesehatan tersebut.
10.Evaluasi yang dilaksanakan saat pelaksanaan program sudah selesai adalah….
A. Evaluasi proses
B. Evaluasi sumatif
C. Evaluasi formatif
D. Evaluasi dampak
E. Evaluasi manfaat
16. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
16
Tugas
Mandiri
Berdasarkan laporan Puskesmas Sekar Wangi di dapatkan 12 orang Desa Waru menderita
DBD dan harus di rawat di RS. Hasil pemeriksaan jentik nyamuk di rumah penduduk hampir
30 % rumah yang ada terdapat jentik nyamuk. Dibeberapa tempat tampak tumpukan
kaleng dan ban bekas. Masyarakat desa tidak pernah melakukan kegiatan kerja bakti dan
melakukan 3 M. Selain masalah DBD juga dilaporkan terjadinya peningkatan jumlah diare
pada balita dengan 5 orang balita dalam sehari mengalami diare. Sebagian warga masih
menggunakan sungai untuk mandi dan cuci dan hanya sebagian warga yang memiliki
jamban keluarga.
Tugas :
• Buatlah analisis data kesehatan komunitas pada kasus di desa waru
• Tetapkan diagnosa keperawatan komunitas pada kasus di desa waru
• Buatlah perencanaan untuk masalah kesehatan prioritas
Kunci Jawaban
1. C
2. C
3. E
4. B
5. C
6. A
7.
8. C
9. D
10. B
17. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
17
ACUAN PUSTAKA
Allender, J.N., & Spredley, B.W. (2001). Community health nursing : concept and practice.
Philadelphia : Lippincot.
Anderson, E.T. & McFarlane, J. (2000). Community as partner: Theory and practice in
nursing. Philadelphia : Lippincot.
BadanPemberdayaanMasyarakatProvinsiDKIJakarta.(2004).Manajemenpemberdayaan
masyarakat. Pemda Provinsi DKI Jakarta :Jakarta.
Departemen Kesehatan RI .(2003). Kemitraan menuju Indonesia sehat 2010. Jakarta :
Sekretariat Jenderal Departemen Kesehatan RI.
Ervin, N.E. (2002). Advanced community health nursing practice : population focused
care. New Jersey : Pearson Education,Inc.
Green, L.W & Kreuteur, M.W. (1991). Health promotion planning : An educational and
environmental approach. London : Mayfield Publishing Company.
Helvie, C.O. (1998). Advanced practice nursing in the community. California: SAGE
Publication Inc.
Hitchcock, J.E., Scubert, P.E., & Thomas, S.A. (1999). Community health nursing: Caring in
action. USA: Delmar Publishers.
McMurray, A. (2003). Community health and wellness : a socioecological approach.
Toronto: Mosby.
Neuman, B. (1995). The Neuman systems model ( 3 ed.). Norwalk, CT: Appleton-Lange.
O’Connor F.M.L; & Parker, E. (2001). Health promotion: Principles and practice in the
Australian Context. Australia: Agency Limited (CAL) under the Act.
Stanhope, M, & Lancaster,J. (2000). Community and public health nursing. The Mosby
Tear Book: St.Louis.
18. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan
18
Hak Cipta Kementrian Republik Indonesia Bekerjasama Dengan
Australia Indonesia for Health Systems Strengthening (AIPHSS)
2015