This study aims to analyze and find out (1) the influence of agricultural labor,
productive land, capital agricultural, and industrial output to the output of the agricultural
sector in Jambi province, (2) the influence of the labor industrial sector, capital industrial
sector, and output of agricultural sector to industrial sector output in Jambi province, (3) the
influence of trade labor, capital trade sector, agricultural output and industrial output to the
output of the trade sector in Jambi province.
This type of research is descriptive and associative studies. And the type of data is the
documentary data, the secondary data sources and the form of data are time series since 1980
- 2009. This study uses a simultaneous equations model analysis with Two Stages Least
Squared method (TSLS). Endogenous variables in the study is the output of agricultural
sector, industrial sector output, and output the trade sector. And the exogeneous variables are
agricultural labor, productive land area, capital of the agricultural sector, industrial sector
employment, industry sector capital, labor of trade sector and capital trade sector .
1. Model Analisis Simultan Untuk Sektor Pertanian, Sektor Industri
Dan Sektor Perdagangan Di Provinsi Jambi
Oleh :
Nanik Istianingsih, SE,ME
ABSTRACT
This study aims to analyze and find out (1) the influence of agricultural labor,
productive land, capital agricultural, and industrial output to the output of the agricultural
sector in Jambi province, (2) the influence of the labor industrial sector, capital industrial
sector, and output of agricultural sector to industrial sector output in Jambi province, (3) the
influence of trade labor, capital trade sector, agricultural output and industrial output to the
output of the trade sector in Jambi province.
This type of research is descriptive and associative studies. And the type of data is the
documentary data, the secondary data sources and the form of data are time series since 1980
- 2009. This study uses a simultaneous equations model analysis with Two Stages Least
Squared method (TSLS). Endogenous variables in the study is the output of agricultural
sector, industrial sector output, and output the trade sector. And the exogeneous variables are
agricultural labor, productive land area, capital of the agricultural sector, industrial sector
employment, industry sector capital, labor of trade sector and capital trade sector .
The study concluded that (1) agricultural labor, productive land, capital of agricultural
and industrial output have a significant effect on agricultural output in Jambi province, (2)
industrial labor, capital of industrial sector and agricultural output significantly influence the
output of the industrial sector in Jambi province, (3) trade labor, capital of trade, agricultural
output and industrial output have a significant effect on the trade sector output in Jambi
province. However, the trade sector capital is partially no significant effect on the trade sector
output in Jambi province.
Key Word :Agricultural Output, industrial output, the trade sector output
2. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengembangan potensi daerah merupakan tugas dari pemerintah daerah, yang
dilaksanakan melalui sistem perencanaan dan dilakukan oleh Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah (Bappeda) yang ada di setiap propinsi dan kabupaten/kota.
Perencanaan yang sesuai dengan karakteristik daerah akan mempercepat pembangunan
daerah dan diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Prestasi pembangunan suatu daerah dapat dinilai dengan berbagai cara dan tolok ukur,
baik dengan pendekatan ekonomi maupun dengan pendekatan non ekonomi. Salah satu cara
dan tolok ukur untuk menilai prestasi pembangunan tersebut adalah dengan melihat tingkat
pertumbuhan riil PDRB atau disebut pertumbuhan ekonomi daerah. Penghitungan PDRB di
Indonesia terbentuk dari 9 sektor ekonomi yang terdiri dari : 1) sektor pertanian, 2) sektor
pertambangan dan penggalian, 3) sektor industri, 4) listrik dan air minum, 5) sektor
bangunan, 6) sektor perdagangan, hotel dan restoran, 7) sektor pengangkutan dan
komunikasi, 8) sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan, dan 9) jasa – jasa.
Struktur ekonomi di Propinsi Jambi didominasi oleh sektor pertanian sampai pada
tahun 2009. Kontribusi yang diberikan oleh sektor ini mencapai 30,72. Kontribusi terbesar
kedua di peroleh dari sektor perdagangan yaitu sebesar 16,75 persen, dan kontribusi terbesar
ketiga diperoleh dari sektor industri yaitu sebesar 13,26 persen.
Indikator keberhasilan pembangunan sektor pertanian diantaranya dapat dilihat dari
hasil produksi atau output, jumlah tenaga kerja, luas areal tanam atau lahan yang produktif,
serta modal. Meskipun menjadi sektor dengan kontribusi terbesar namun dari tahun ke tahun
terjadi fluktuasi pada output sektor pertanian. Begitu juga dengan sektor industri dan
perdagangan.Pembangunan di sektor pertanian di Provinsi Jambi sangat berpengaruh
terhadap sektor ekonomi yang lain khususnya sektor industri dan perdagangan. Dimana
sektor pertanian adalah sebagai input bagi sektor industri dan sektor perdagangan.
Berdasarkan uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa PDRB Propinsi Jambi
didominasi oleh sektor pertanian, ini secara tidak langsung menggambarkan betapa
tergantungnya kehidupan masyarakat terhadap pertanian. Sektor yang diharapkan
kedepannya akan menjadi tulang punggung ekonomi adalah sektor industri meskipun
kontribusi yang diberikan menduduki peringkat ketiga setelah sektor perdagangan. Adanya
keterkaitan antara sektor pertanian, sektor industri dan sektor perdagangan hendaknya
3. memacu semangat pemerintah Provinsi Jambi untuk lebih fokus melaksanakan pembangunan
terutama di ketiga sektor tersebut.
B. Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis dapat merumuskan masalah dalam
penelitian ini sebagai berikut :
1. Sejauhmana pengaruh tenaga kerja sektor pertanian, luas lahan produktif, modal
sektor pertanian, dan output sektor industri terhadap output sektor pertanian di
Provinsi Jambi?
2. Sejauhmana pengaruh tenaga kerja sektor industri, modal sektor industri, dan output
sektor pertanian terhadap output sektor industri di Provinsi Jambi?
3. Sejauhmana pengaruh tenaga kerja sektor perdagangan, modal sektor perdagangan,
output sektor pertanian dan output sektor industri terhadap output sektor perdagangan
di Provinsi Jambi?
C. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan penelitian adalah untuk mengetahui dan menganalisis
pengaruh:
1. Tenaga kerja sektor pertanian, luas lahan produktif, modal sektor pertanian, dan
output sektor industri terhadap output sektor pertanian di Provinsi Jambi.
2. Tenaga kerja sektor industri, modal sektor industri, dan output sektor pertanian
terhadap output sektor industri di Provinsi Jambi.
3. Tenaga kerja sektor perdagangan, modal sektor perdagangan, output sektor pertanian
dan output sektor industri terhadap output sektor perdagangan di Provinsi Jambi.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak
antara lain :
1. Bagi pengambil kebijakan terutama Pemerintah Daerah Jambi untuk dapat mengambil
kebijakan dalam meningkatkan kinerja perekonomian sektoral di Provinsi Jambi.
2. Pengembangan ilmu pengetahuan, terutama ilmu ekonomi makro, ilmu ekonomi
sumber daya manusia dan ilmu ketenagakerjaan.
3. Bagi peneliti selanjutnya, terutama yang meneliti mengenai analisis sektoral.
4. KAJIAN TEORI
1. Perekonomian Sektoral
Menurut Ai (2011:62), perekonomian sektoral diartikan sebagai suatu pendekatan
untuk mengetahui sumber pertumbuhan suatu wilayah dilihat dari sektor-sektor ekonomi
yang tumbuh di wilayah tersebut.dalam hal ini pembangunan ekonomi harus menemukan
sektor – sektor produktif dan mempunyai kaitan yang paling besar.
Menurut Hady (1996), pendekatan yang bersifat sektoral merupakan suatu tehnik
dimana sektor-sektor yang dianggap potensial ditetapkan sebagai inti atau yang diutamakan,
kemudian ditentukan titik sektor tersebut akan dikembangkan.
Latar belakang penggunaan pendekatan sektoral di Indonesia karena kebijakan ini
sejalan dengan kebijakan pembangunan yang bersifat sentralistik dimana prioritas
didasarkan atas konsep perencanaan nasional. Namun demikian, pendekatan ini mempunyai
kekurangan dimana kecenderungan terjadinya ketimpangan atau ketidakmerataan
pembangunan antar sektor-sektor itu sendiri.
Dari pendapat dan pemikiran tersebut dapat berarti bahwa upaya untuk meningkatkan
pertumbuhan ekonomi secara regional, sekaligus dibarengi dengan upaya untuk merubah
struktur ekonomi yaitu dari dominasi sektor primer kearah peningkatan peran dan kontribusi
sektor sekunder dan tersier. Dengan perimbangan peran antar sektor tersebut oleh para
ekonom akan meningkatkan ekonomi secara signifikan.
Selama ini perhitungan nilai PDB dan PDRB di Indonesia yang dilakukan oleh Badan
Pusat Statistik (BPS) adalah PDRB dengan pendekatan produksi yang dibentuk dari sembilan
sektor atau lapangan usaha, yaitu :
1. Sektor Pertanian
2. Sektor Pertambangan Dan Penggalian
3. Sektor Industri
4. Sektor Listrik Dan Air minum
5. Sektor Bangunan
6. Sektor Perdagangan, hotel dan restoran
7. Sektor Pengangkutan dan komunikasi
8. Sektor Keuangan, persewaan dan jasa perusahaan
9. Jasa – jasa
Kesembilan sektor pembentuk PDRB tersebut merupakan faktor-faktor penting yang
mempengaruhi pertumbuhan ekonomi nasional maupun daerah. Perhitungan yang tepat perlu
5. dilakukan supaya dapat diketahui diantara kesembilan sektor tersebut mana yang lebih
berpotensi dalam meningkatkan perekonomian. Sehingga hasil perhitungan tersebut dapat
digunakan sebagai dasar penentuan strategi dan kebijaksanaan pemerintah, agar sasaran
pembangunan dapat dicapai dengan tepat (Bappenas, 2002).
3. Output Sektoral
Menutut Teori Robert Solow dengan menggunakan fungsi produksi Cobb Douglas
maka besarnya output ditentukan dengan :
Ln Y = Ln a + b Ln K + I Ln L + e
Dalam model tersebut Y adalah output, K adalah Kapital dan L adalah labour atau tenaga
kerja.
Menurut teori Klasik (Nafziger, 1997: 245) tentang output, sebagaimana yang
ditunjukkan dalam fungsi produksi berikut :
Y = f ( L,K,N,E,T)
Dimana Y adalah out put, L adalah tenaga kerja( Labor ), K adalah modal (Kapital), N adalah
sumber daya alam (Natural Resources), E adalah Entrepreneurship dan T adalah Teknologi.
Kuncoro (2010: 291) mencoba menuangkan pola simbiosis antara sektor pertanian
dan sektor industri di indonesia lewat strategi pengembangan agroindustri dan agribisnis.
Agribisnis mencakup subsistem sarana produksi atau bahan baku di hulu, proses produksi
biologis di tengah dan perdagangan di hilir, serta subsistem pendukung seperti jasa
permodalan dan lain – lain. Sistem agribisnis mengedepankan suatu sistem budaya,
organisasi dan manajemen untuk memperoleh suatu sistem budaya, organisasi, dan
manajemen yang rasional untuk memperoleh nilai tambah.
Pembangunan sektor industri di suatu daerah harus seiring dengan sektor lainnya dan
utamanya sektor pertanian. Dengan sektor pertanian yang maju sangat diperlukan sektor
industri, baik sebagai penyedia bahan baku industri, maupun sebagai pasar hasil produk
industri. (Subandi,2011: 157).
Todaro (2000) mengatakan industrialisasi dinilai sebagai suatu strategi yang mampu
meningkatkan produktivitas dan efisiensi penggunaan faktor produksi. Strategi ini
mempunyai kelebihan arah pengembangan yaitu :
1. Sektor industri dapat merangsang sektor pertanian untuk berkembang cepat dalam
upaya memenuhi kebutuhan input bagi sektor industri
2. Dengan industrialisasi, produksi per unit dapat ditingkatkan dalam waktu singkat,
kualitas yang seragam dan biaya per unit yang lebih murah.
6. Pembangunan sektor perdagangan diarahkan untuk memperlancar arus barang dan jasa
serta melindungi kepentingan produsen dan konsumen dalam rangka pemantapkan stabilitas
ekonomi, mempercepat pembangunan, menyebar dan pemeratakan hasil-hasil pembangunan
sehingga akan terbuka luas kesempatan dan lapangan kerja serta lebih mendorong
peningkatan pendapatan masyarakat (ciptakarya.pu.og.id).
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian ini, maka penelitian ini
digolongkan penelitian deskriptif dan asosiatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang
bertujuan untuk mendeskripsikan atau menjelaskan suatu hal apa adanya. Dalam penelitian
ini dilihat seberapa besar pengaruh variabel penyebab terhadap variabel akibat. Penelitian
asosiatif adalah penelitian yang bertujuan untuk melihat adanya hubungan antara variabel
bebas.
Penelitian ini juga bersifat ekspost fakto yaitu penelitian yang bersifat mencari tahu apa
yang menyebabkan suatu hal terjadi dan mengurutkan kebelakang sehingga diketahui faktor-
faktor penyebabnya.
B. Jenis dan Sumber Data
Jenis data dalam penelitian ini adalah data dokumenter. Data dokumenter adalah data
yang telah dipublikasikan oleh instansi tertentu. Sedangkan sumber data dalam penelitian ini
adalah data sekunder. Data sekunder adalah data penelitian yang tidak diperoleh secara
langsung tetapi melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Data seluruh
variabel yang akan diteliti ini dimulai dari tahun 1980 sampai dengan tahun 2009 dengan
jumlah data (n) adalah 30.
C. Defenisi Operasional
Untuk menghindari kesalahan pengertian antara penulis dan pembaca serta untuk
memperoleh gambaran yang jelas tentang penelitian ini, maka penulis perlu mengemukakan
tentang konsep yang penulis gunakan dalam penelitian ini:
1. Output sektor pertanian (Y1) adalah jumlah output yang dihasilkan oleh semua sub
sektor sektor pertanian yang dinyatakan dalam satuan juta Rupiah per tahun.
2. Output sektor industri (Y2) adalah jumlah output yang dihasilkan oleh semua sub
sektor sektor industri yang dinyatakan dalam satuan juta Rupiah per tahun.
7. 3. Output sektor perdagangan (Y3) adalah jumlah output yang dihasilkan oleh semua
sub sektor sektor perdagangan yang dinyatakan dalam satuan juta Rupiah per tahun.
4. Tenaga kerja sektor pertanian (X1) adalah banyaknya pekerja yang bekerja di sektor
pertanian yang dinyatakan dalam satuan orang per tahun.
5. Luas lahan produktif (X2) adalah lahan yang digunakan dalam sektor pertanian yang
dinyatakan dalam satuan hektar.
6. Modal sektor pertanian (X3) adalah jumlah seluruh modal yang digunakan dalam
sektor pertanian yang dinyatakan dalam satuan juta Rupiah per tahun.
7. Tenaga kerja sektor industri (X4) adalah banyaknya pekerja yang bekerja di sektor
industri yang dinyatakan dalam satuan orang per tahun.
8. Modal sektor industri (X5) adalah jumlah seluruh modal yang digunakan dalam
sektor industri yang dinyatakan dalam satuan juta Rupiah per tahun.
9. Tenaga kerja sektor perdagangan (X6) adalah banyaknya pekerja yang bekerja di
sektor perdagangan yang dinyatakan dalam satuan orang per tahun.
10. Modal sektor perdagangan (X7) adalah jumlah seluruh modal yang digunakan dalam
sektor perdagangan yang dinyatakan dalam satuan juta Rupiah per tahun.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah cara yang digunakan untuk memperoleh data
penelitian. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sekunder yang diperoleh dari
lembaga atau instansi yang terkait seperti laporan bulanan dan laporan tahunan, BPS (Badan
Pusat Statistik) Provinsi Jambi berbagai edisi.
E. Teknik Analisis Data
a) Analisis Induktif
a) Uji Stationer
Untuk menguji kelayakan model yang akan diuji, dalam analisis data runtun waktu
dilakukan pengujian terhadap stasioneritas data untuk menghindari masalah regresi lancung
(spurious/nonsense regression). Untuk itu dilakukan analisis apakah data time series yang
digunakan dalam analisis ini sudah terintegrasi. Pengujian ini dilakukan dengan
menggunakan Uji akar unit (unit root test) (Gujarati, 2004: 823).
b) Uji Kointegrasi
Apabila regresi suatu variabel non stasioner terhadap variabel non stasioner lain (atau
stasioner pada derajat yang berbeda) dilakukan maka akan menghasilkan spurious regression.
8. Dan apabila masing-masing variabel dependen dan independen tidak stasioner kemudian
tetap dimasukkan sebagai variabel di dalam analisis regresi maka ada kemungkinan bahwa
antara variabel independen dan dependen terlihat saling mempengaruhi tetapi sebenarnya
masing-masing variabel independen dan variabel dependen bergerak sendiri-sendiri (spurious
relationship).
Agar variabel-variabel non-stasioner tersebut masih dapat dimasukkan ke dalam
model regresi maka harus terlebih dahulu dilakukan pengujian yang benar-benar
menyimpulkan bahwa memang benar variabel independen mempengaruhi variabel dependen
dalam hal ini misalnya variabel output sektor pertanian (Y1) benar-benar menjelaskan atau
mempengaruhi pergerakan variabel output sektor industri (Y2). Menurut Gujarati (2003),
regresi variable non stasioner terhadap variabel non stasioner lain tetap bisa dilakukan asal
dalam jangka panjang terhadap hubungan atau keseimbangan di antara variabel tersebut atau
dengan kata lain variabel-variabel tersebut berkointegrasi. Oleh karena itu terhadap data-data
yang tidak stasioner perlu dilakukan pengujian kointegrasi.
c) Uji Kausalitas Granger
Uji ini pada intinya dapat mengindikasikan apakah suatu variabel mempunyai
hubungan dua arah, atau hanya satu arah saja (Nachrowi, 2006: 262). Secara matematis,
untuk melihat apakah Y1 menyebabkan Y2 atau tidak, dapat dilakukan beberapa tahapan:
1. H0 : Y1 tidak menyebabkan Y2
Dalam regresi hal ini berarti bahwa semua koefisien regresi bernilai 0, sehingga
hipotesis dapat dituliskan juga dengan:
H0 : β1 = β1 = β3 = .... = β4 = 0
2. Buat regresi penuh dan dapatkan Sum Square of Error (SSE)
Y2 = Σαi Yt-i + Σβi Y1t-i + εt ................................................ (1)
3. Buat regresi terbatas dan dapatkan pula Sum Square of Error (SSE)
Y2 = Σαi Y1t-i + εt ............................................................... (2)
4. Lakukan Uji F berdasarkan SSE yang didapat, dengan formula:
F =
............................... (3)
dimana:
N = banyaknya pengamatan
k = banyaknya parameter model penuh
q = banyaknya parameter model terbatas
5. Bila H0 ditolak, berarti Y1 mempengaruhi Y2.
9. Untuk mengetahui apakah H0 ditolak atau diterima maka dilakukan pengujian
probabilitas (t-statistik). Apabila nilai probabilitas kecil dari α = 0,05 (t-statistik lebih besar
dari t-tabel) maka Ho ditolak atau Ha diterima yang artinya Y1 mempengaruhi Y2. Begitu
sebaliknya.
Cara yang sama juga dapat dilakukan untuk melihat apakah Y2 mempunyai pengaruh
terhadap Y1.
Menurut Gujarati (2003:717) pada persamaan model silmutan ini dimana terdapat
lebih dari satu variable tidak bebas (variable terikat) dan lebih dari satu persamaan. Salah satu
ciri-ciri yang unik dalam persamaan silmutan adalah bahwa variabel tak bebas dalam satu
persamaan mungkin muncul sebagai variabel yang menjelaskan dalam variable lain dari
sistem.
Oleh karena itu, variabel yang menjelaskan tak bebas (dependent exspalnory variable)
menjadi stokist dan biasanya berkorelasi dengan gangguan dari persamaan dimana variable
tadi muncul sebagai variable yang menjelaskan.
Pada model silmutan terdapat dua variabel yaitu variabel endogen dan variabel
eksogen. Variabel endogen adalah variabel yang nilainya ditetapkan atau ditetapkan oleh
model sebagai akibat adanya hubungan antara variabel, sedangkan variabel eksogen adalah
variabel yang nilainya ditetapkan diluar model.
Adapun persamaan-persamaan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Log Y1 = α0 + α1 log X1 + α2 log X2 + α3 log X3 + α4 log Y2 + µ1t ............... (4)
Log Y2 = β0 + β1 log X4 + β2 log X5 + β3 log Y1 + µ2t .................................... (5)
Log Y3 = θ0 + θ1 log X6 + θ2 log X7 + θ3 log Y1 + θ4 log Y2 + µ3t .................... (6)
a. Uji Identifikasi
Uji identifikasi dengan order condition dalam penelitian ini menyatakan sebagai
berikut:
Persamaan 4 : K-k = 7-3 > m-1 = 3-1 → 4 > 2 (overidentified)
Persamaan 5 : K-k = 7-2 > m-1 = 2-1 → 5 > 1 (overidentified)
Persamaan 6 : K-k = 7-3 > m-1 = 3-1 → 4 > 2 (overidentified)
Dari hasil uji identifikasi menggunakan order condition terhadap tiga persamaan di
atas didapat kesimpulan bahwa semua persamaan yang ada overidentified, maka untuk
menaksir parameter dari persamaan-persamaan yang ada adalah menggunakan metode Two
Stages Least Squared (TSLS). Sehingga penaksiran koefisiennya tetap tidak akan bias karena
hal ini merupakan keuntungan dari metode Two Stages Least Squared.
10. b. Reduce Form
Setelah melakukan uji identifikasi dengan order condition, maka langkah selanjutnya adalah
melakukan proses reduce form dari masing-masing persamaan di atas.
a. Log Y1 = α0 + α1 log X1 + α2 log X2 + α3 log X3 + α4 log Y2 + µ1t
Log Y1 = α0 + α1 log X1 + α2 log X2 + α3 log X3 + α4 (β0 + β1 log X4
+ β2 log X5 + β3 log Y1 + µ2t) + µ1t
Log Y1 = Π0 + Π1log X1 + Π2log X2 + Π3log X3 + Π4log X4 + Π5log X5 + Π6 µt
Dari persamaan output sektor pertanian di atas dapat diketahui bahwa variabel
eksogen (preditermine) dalam penelitian ini adalah tenaga kerja sektor pertanian, luas lahan
produktif, modal sektor pertanian, tenaga kerja sektor industri, dan modal sektor industri.
b. Log Y2 = β0 + β1 log X4 + β2 log X5 + β3 log Y1 + µ2t
Log Y2 = β0 + β1 log X4 + β2 log X5 + β3 log (Π0 + Π1 log X1 + Π2 log X2 + Π3 log X3 +
Π4 log X4 + Π5 log X5 + Π6 µt + µ2t) + µ2t
Log Y2 = Π20 + Π21 log X1 + Π22 log X2 + Π23 log X3 + Π24 log X4
+ Π25 log X5 + Π26 µt
Dari persamaan output sektor industri di atas dapat diketahui bahwa variabel eksogen
(preditermine) dalam penelitian ini adalah tenaga kerja sektor pertanian, luas lahan produktif,
modal sektor pertanian, tenaga kerja sektor industri, dan modal sektor industri.
c. Log Y3 = θ0 + θ1 log X6 + θ2 log X7 + θ3 log 1 + θ4 log 2 + µ3t
Log Y3 = θ0 + θ1 log X6 + θ2 log X7 + θ3 (Π0 + Π1log X1 + Π2log X2 + Π3log X3 + Π4log
X4 + Π5log X5 + Π6 µt) + θ4 (Π20 + Π21 log X1 + Π22 log X2 + Π23 log X3 + Π24
log X4 + Π25 log X5 + Π26 µt) + µ3t
Log Y3 = (θ0 + θ3 Π0 + θ4Π20) + (θ3 Π1log X1 + θ4Π21 log X1) + (θ3 Π2log X2 + θ4Π22 log
X2) + (θ3 Π3log X3 + θ4Π23log X3) + (θ3 Π4log X4 + θ4Π24 log X4) + (θ3 Π5log X5
+ θ4Π25 log X5) + (θ1 log X6 + θ3 Π6 µt) + θ2 log X7 + (θ4Π26 µt + µ3t)
Berdasarkan hasil reduce form di atas dapat diketahui bahwa variabel endogen dalam
penelitian ini adalah output sektor pertanian, output sektor industri, output sektor
perdagangan sedangkan variabel eksogen (preditermine) dalam penelitian ini yaitu tenaga
kerja sektor pertanian, luas lahan produktif, modal sektor pertanian, tenaga kerja sektor
industri, modal sektor industri, tenaga kerja sektor perdagangan, dan modal sektor
perdagangan.
G. Uji Hipotesis
1) Uji Probabilitas
11. Apabila nilai probabilitas variabel eksogen kecil dari α = 0,05 (thitung ≥ ttabel atau –
thitung < - ttabel) terhadap variabel endogen, maka H0 ditolak dan Ha diterima, artinya terdapat
pengaruh yang signifikan antara variable eksogen terhadap variabel endogen. Sebaliknya,
apabila nilai probabilitas variabel eksogen besar dari α = 0,05 (thitung < ttabel atau – thitung ≥ -
ttabel) terhadap variabel endogen, maka H0 diterima dan Ha ditolak, artinya tidak terdapat
pengaruh yang signifikan antara variabel eksogen terhadap variable endogen (Priyatno, 2008:
70).
2) Uji F
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel eksogen (X1, X2,….Xn) secara
bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap variabel endogen (Y) atau untuk
mengetahui apakah model ini dapat digunakan untuk memprediksi variabel endogen atau
tidak (Priyatno, 2008: 81). Uji ini menggunakan rumus :
F = ( )
!
………………………………….......... (7)
dimana :
F = nilai pengujian
R2
= koefisien determinasi
k = jumlah variabel bebas
n = banyak nilai observasi
Nilai Fhitung yang dihasilkan dari perhitungan di atas dengan tingkat kesalahan sebesar
5% (α = 0,05) dan derajat kebebasan sebesar (n-k-1), dengan ketentuan mengambil keputusan
sebagai berikut : apabila Fhitung < Ftabel maka hipotesa nol (Ho) diterima dan hipotesa alternatif
(Ha) ditolak, berarti variabel eksogen tidak memiliki pengaruh signifikan secara bersama-
sama terhadap variabel endogen. Begitu sebaliknya, apabila Fhitung ≥ Ftabel maka hipotesa nol
(Ho) ditolak dan hipotesa alternatif (Ha) diterima, berarti variabel eksogen memiliki pengaruh
signifikan secara bersama-sama terhadap variabel endogen.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Induktif
Berdasarkan pengolahan data dengan bantuan program Eviews 6, diperoleh hasil
olahan data untuk berbagai uji dan model analisis sebagai berikut :
a. Uji Stasioner
12. Apabila nilai statistik Dickey-Fuller (Dickey-Fuller test statistic) probabilitasnya kecil
dari α = 0,05, maka H0 ditolak atau Ha diterima yang artinya variabel tersebut stasioner.
Variabel tersebut dapat stasioner apakah itu pada level, 1st
difference, atau 2nd
difference.
Sebaliknya apabila nilai statistik Dickey-Fuller probabilitasnya besar dari α = 0,05, maka H0
diterima atau Ha ditolak yang artinya variabel tersebut tidak stasioner atau mengandung
masalah unit root.
Pada uji masing-masing variabel stasioner pada tingkat tertentu, yaitu pada level, 1st
difference, dan 2nd
difference, diketahui bahwasannya hanya variabel luas lahan produktif
yang stasioner pada level, hal dikarenakan variabel tersebut mempunyai nilai probabilitasnya
yang kecil dari α = 0,05 pada level.
Variabel tenaga kerja sektor pertanian, modal sektor pertanian, tenaga kerja sektor
industri, modal sektor industri, dan tenaga kerja sektor perdagangan stasioner pada 1st
difference, hal dikarenakan masing-masing variabel tersebut mempunyai nilai probabilitasnya
yang kecil dari α = 0,05 pada 1st
difference.
Sedangkan variabel output sektor pertanian, output sektor industri, output sektor
perdagangan dan modal sektor perdagangan stasioner pada 2nd
difference, hal ini disebabkan
masing-masing variabel tersebut mempunyai nilai probabilitasnya yang kecil dari α = 0,05
pada 2nd
difference. Oleh karena seluruh variabel dalam penelitian ini stasioner, maka seluruh
variabel dalam penelitian ini dapat dikatakan rata-rata, varian dan autokovarian nilainya
konstan dari waktu ke waktu (untuk berbagai lag yang berbeda nilainya sama, tidak masalah
di titik mana memulai mengukur).
b. Uji Kointegrasi
Adapun model kointegrasi yang digunakan pada penelitian ini ialah model Engle-
Granger (EG)/Augmented Engle–Granger (AEG). Apabila nilai residual yang telah diestimasi
dari masing-masing persamaan probabilitasnya kecil dari α = 0,05, maka H0 ditolak atau Ha
diterima yang artinya persamaan tersebut berkointegrasi. Sebaliknya apabila nilai residual
yang telah diestimasi dari masing-masing persamaan probabilitasnya besar dari α = 0,05,
maka H0 diterima atau Ha ditolak yang artinya persamaan tersebut tidak berkointegrasi.
Dari hasij uji kointegrasi diketahui bahwa pada persamaan D(UY1) = UY1(-1),
D(UY2) = UY2(-1), dan D(UY3) = UY3(-1) probabilitasnya kecil dari α = 0,05. Oleh karena
itu masing-masing persamaan dalam penelitian ini berkointegrasi atau saling menjelaskan.
Dengan kata lain walaupun seluruh variabel didalam masing-masing persamaan dalam
13. penelitian ini tidak stasioner tetapi seluruh variabel didalam masing-masing persamaan itu
terdapat hubungan atau keseimbangan jangka panjang diantara variabel tersebut. Dengan
demikian persamaan tidak lagi mengandung masalah regresi palsu (spurious regression).
c. Uji Kausalitas Granger
Uji ini pada intinya dapat mengindikasikan apakah suatu variabel mempunyai
hubungan dua arah, atau hanya satu arah saja. Apabila nilai probabilitas kecil dari α = 0,05,
maka H0 ditolak atau Ha diterima yang artinya kedua variabel (variabel endogen) mempunyai
hubungan dua arah atau saling mempengaruhi. Sebaliknya apabila nilai probabilitas besar
dari α = 0,05, maka H0 diterima atau Ha ditolak yang artinya kedua variabel (variabel
endogen) mempunyai hubungan satu arah atau tidak saling mempengaruhi.
Dari hasil uji Kausalitas Granger didapatkan masing-masing nilai probabilitas output
sektor pertanian (Y1) terhadap output sektor industri (Y2) atau output sektor industri (Y2)
terhadap output sektor pertanian (Y1) kecil dari α = 0,05. Dengan arti kata variabel output
sektor pertanian terhadap output sektor industri mempunyai hubungan dua arah atau saling
mempengaruhi.
B. Hasil Estimasi Persamaan Simultan
a. Model Persamaan Output Sektor Pertanian
Dari estimasi yang telah dilakukan didapat model persamaan output sektor pertanian
sebagai berikut :
Log Y1 = 31.03746 + 0.705697 Log X1 + 1.504061 Log X2 + 0.045639 Log X3 + 1.195035
Log Y2 ..... (8)
Berdasarkan hasil estimasi di atas, dapat diketahui bahwasannya apabila tenaga kerja
sektor pertanian, luas lahan produktif, modal sektor pertanian dan ouput sektor industri
nilainya nol maka nilai ouput sektor pertanian adalah sebesar 31.04 persen. Nilai R-squared
dari persamaan ouput sektor pertanian adalah sebesar 0.988548. Hal ini menunjukkan
sumbangan variabel tenaga kerja sektor pertanian, luas lahan produktif, modal sektor
pertanian dan ouput sektor industri terhadap variabel ouput sektor pertanian adalah sebesar
98,85 persen sedangkan sisanya sebesar 1,15 persen dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak
dimasukkan pada persamaan ouput sektor pertanian.
Arah pengaruh tenaga kerja sektor pertanian terhadap ouput sektor pertanian adalah
positif dengan koefisien estimasi sebesar 0,71. Artinya apabila tenaga kerja sektor pertanian
14. meningkat sebesar 1 persen maka ouput sektor pertanian akan meningkat sebesar 0,71 persen
dengan asumsi variabel lain dianggap konstan (ceteris paribus).
Kemudian, arah pengaruh luas lahan produktif terhadap ouput sektor pertanian adalah
positif dengan koefisien estimasi sebesar 1,5. Artinya apabila luas lahan produktif meningkat
sebesar 1 persen maka ouput sektor pertanian akan meningkat sebesar 1,5 persen (ceteris
paribus).
Selanjutnya, arah pengaruh modal sektor pertanian terhadap ouput sektor pertanian
adalah positif dengan koefisien estimasi sebesar 0,04. Artinya apabila modal sektor pertanian
meningkat sebesar 1 persen maka ouput sektor pertanian akan meningkat sebesar 0,04 persen
(ceteris paribus).
Disamping itu, arah pengaruh ouput sektor pertanian terhadap ouput sektor pertanian
adalah positif dengan koefisien estimasi sebesar 1,19. Artinya apabila ouput sektor industri
meningkat sebesar 1 persen maka ouput sektor pertanian akan meningkat sebesar 1,19 persen
(ceteris paribus).
Dari uraian diatas dapat diketahui bahwa arah pengaruh terbesar didapat dari koefisien
terbesar yaitu pada variabel luas lahan produktif. Artinya bahwa peningkatan output sektor
pertanian dipengaruhi paling besar oleh luas lahan produktif.
b. Model Persamaan Output Sektor Industri
Dari estimasi yang telah dilakukan didapat model persamaan output sektor industri
adalah sebagai berikut :
Log Y2 = -17.25105 + 1.344947 Log X4 + 0.782782 Log X5 + 0.543529 Log Y1 ......... (9)
Berdasarkan hasil estimasi di atas, dapat diketahui bahwasannya apabila tenaga kerja
sektor industri, modal sektor industri dan ouput sektor pertanian nilainya nol maka nilai ouput
sektor industri adalah sebesar -17,25 persen. Nilai R-squared dari persamaan ouput sektor
industri adalah sebesar 0.886324. Hal ini menunjukkan sumbangan variabel tenaga kerja
sektor industri, modal sektor industri dan ouput sektor pertanian terhadap variabel ouput
sektor industri adalah sebesar 88,63 persen sedangkan sisanya sebesar 11,37 persen
dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan pada persamaan output sektor industri.
Arah pengaruh tenaga kerja sektor industri terhadap ouput sektor industri adalah
positif dengan koefisien estimasi sebesar 1,34. Artinya apabila tenaga kerja sektor industri
15. meningkat sebesar 1 persen maka ouput sektor industri akan naik sebesar 1,34 persen (ceteris
paribus).
Disamping itu, arah pengaruh modal sektor industri terhadap ouput sektor industri
adalah positif dengan koefisien estimasi sebesar 0,78. Artinya apabila modal sektor industri
meningkat sebesar 1 persen maka ouput sektor industri akan naik sebesar 0,78 persen (ceteris
paribus).
Kemudian, arah pengaruh ouput sektor pertanian terhadap ouput sektor industri
adalah positif dengan koefisien estimasi sebesar 0,54. Artinya apabila ouput sektor pertanian
meningkat sebesar 1 persen maka ouput sektor industri akan naik sebesar 0,54 persen (ceteris
paribus).
Arah pengaruh paling besar dari hasil estimasi diatas adalah pada variabel tenaga
kerja, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kenaikan output pada sektor industri
dipengaruhi paling besar oleh jumlah tenaga kerja.
C. Model Persamaan Output Sektor Perdagangan
Dari estimasi yang telah dilakukan didapat model persamaan output sektor
perdagangan adalah sebagai berikut :
Log Y3 = 2.628784 + 0.643461 Log X6 + 0.123746 Log X7 + 0.656631 Log Ŷ1 + 0.701742
Log Ŷ........ (22)
Berdasarkan hasil estimasi di atas, dapat diketahui bahwasannya apabila tenaga kerja
sektor perdagangan, modal sektor perdagangan, output sektor pertanian dan output sektor
industri nilainya nol maka output sektor perdagangan adalah sebesar 2,63 persen. Nilai R-
squared dari persamaan output sektor perdagangan adalah sebesar 0.942933. Hal ini
menunjukkan sumbangan variabel tenaga kerja sektor perdagangan, ekspor, modal sektor
perdagangan, output sektor pertanian dan output sektor industri terhadap variabel output
sektor perdagangan adalah sebesar 94,29 persen sedangkan sisanya sebesar 5,71 persen
dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan pada persamaan output sektor
perdagangan.
Arah pengaruh tenaga kerja sektor perdagangan terhadap output sektor perdagangan
adalah positif dengan koefisien estimasi sebesar 0,64. Artinya apabila tenaga kerja sektor
perdagangan meningkat sebesar 1 persen maka output sektor perdagangan akan meningkat
sebesar 0,64 persen (ceteris paribus).
Selanjutnya, arah pengaruh modal sektor perdagangan terhadap output sektor
perdagangan adalah positif dengan koefisien estimasi sebesar 0,12. Artinya apabila modal
16. sektor perdagangan meningkat sebesar 1 persen maka output sektor perdagangan akan
meningkat sebesar 0,12 persen (ceteris paribus).
Kemudian, arah pengaruh output sektor pertanian terhadap output sektor perdagangan
adalah positif dengan koefisien estimasi sebesar 0,66. Artinya apabila output sektor pertanian
meningkat sebesar 1 persen maka output sektor perdagangan akan meningkat sebesar 0,66
persen (ceteris paribus).
Di sisi lain, arah pengaruh output sektor industri terhadap output sektor perdagangan
adalah positif dengan koefisien estimasi sebesar 0,70. Artinya apabila output sektor industri
meningkat sebesar 1 persen maka output sektor perdagangan akan meningkat sebesar 0,70
persen (ceteris paribus).
Dapat disimulkan bahwa arah pengaruh paling besar adalah output sektor industri,
maka peningkatan output sektor perdagangan dipengaruhi sebagaian besar oleh peningkatan
output sektor industri.
C. Uji Hipotesis
a) Uji Probabilitas
1. Uji Probabilitas Persamaan Output Sektor Pertanian
Tenaga kerja sektor pertanian mempengaruhi output sektor pertanian. Hal ini
ditunjukkan dengan nilai probabilitas tenaga kerja sektor pertanian terhadap output sektor
pertanian sebesar 0.0199 yang kecil dari α = 0,05. Oleh karena itu, secara parsial tenaga kerja
sektor pertanian berpengaruh signifikan terhadap output sektor pertanian di Provinsi Jambi.
Kemudian, luas lahan produktif juga mempengaruhi output sektor pertanian secara
signifikan. Hal ini ditunjukkan dengan nilai probabilitas luas lahan produktif terhadap output
sektor pertanian sebesar 0.0001 yang kecil dari α = 0,05. Oleh karena itu, secara parsial luas
lahan produktif berpengaruh signifikan terhadap output sektor pertanian di Provinsi Jambi.
Selanjutnya, modal sektor pertanian berpengaruh secara signifikan terhadap output
sektor pertanian. Hal ini ditunjukkan dengan nilai probabilitas modal sektor pertanian
terhadap output sektor pertanian sebesar 0.0005 yang kecil dari α = 0,05. Oleh karena itu,
secara parsial modal sektor pertanian berpengaruh signifikan terhadap output sektor pertanian
di Provinsi Jambi.
Disamping itu, output sektor industri juga berpengaruh signifikan terhadap output
sektor pertanian di Provinsi Jambi. Hal ini ditunjukkan dengan nilai probabilitas output sektor
industri terhadap output sektor pertanian sebesar 0.0000 yang kecil dari α = 0,05. Oleh karena
17. itu, secara parsial output sektor industri berpengaruh signifikan terhadap output sektor
pertanian di Provinsi Jambi.
2. Uji Probabilitas Persamaan Output Sektor Industri
Tenaga kerja sektor industri mempengaruhi output sektor industri secara signifikan.
Hal ini ditunjukkan dengan nilai probabilitas tenaga kerja sektor industri terhadap output
sektor industri sebesar 0.0001 yang kecil dari α = 0,05. Oleh karena itu, secara parsial tenaga
kerja sektor industri berpengaruh signifikan terhadap output sektor industri di Provinsi Jambi.
Disamping itu, modal sektor industri berpengaruh secara signifikan terhadap output
sektor industri. Hal ini ditunjukkan dengan nilai probabilitas modal sektor industri terhadap
output sektor industri sebesar 0.0000 yang kecil dari α = 0,05. Oleh karena itu, secara parsial
modal sektor industri berpengaruh signifikan terhadap output sektor industri di Provinsi
Jambi.
Kemudian, output sektor pertanian juga mempengaruhi output sektor industri secara
signifikan. Hal ini ditunjukkan dengan nilai probabilitas output sektor pertanian terhadap
output sektor industri sebesar 0.0000 yang kecil dari α = 0,05. Oleh karena itu, secara parsial
output sektor pertanian berpengaruh signifikan terhadap output sektor industri di Provinsi
Jambi.
3. Uji Probabilitas Persamaan Output Sektor Perdagangan
Tenaga kerja sektor perdagangan mempengaruhi output sektor perdagangan. Hal ini
ditunjukkan dengan nilai probabilitas tenaga kerja sektor perdagangan terhadap output sektor
perdagangan sebesar 0.0001 yang kecil dari α = 0,05. Oleh karena itu, secara parsial tenaga
kerja sektor perdagangan berpengaruh signifikan terhadap output sektor perdagangan di
Provinsi Jambi.
Kemudian, modal sektor perdagangan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
output sektor perdagangan. Hal ini ditunjukkan dengan nilai probabilitas modal sektor
perdagangan terhadap output sektor perdagangan sebesar 0.0511 yang besar dari α = 0,05.
Oleh karena itu, secara parsial modal sektor perdagangan tidak berpengaruh signifikan
terhadap output sektor perdagangan di Provinsi Jambi.
Disamping itu, output sektor pertanian juga berpengaruh signifikan terhadap output
sektor perdagangan di Provinsi Jambi. Hal ini ditunjukkan dengan nilai probabilitas output
sektor pertanian terhadap output sektor perdagangan sebesar 0.0000 yang kecil dari α = 0,05.
Oleh karena itu, secara parsial output sektor pertanian berpengaruh signifikan terhadap output
sektor perdagangan di Provinsi Jambi.
18. Di sisi lain, output sektor industri berpengaruh secara signifikan terhadap output
sektor perdagangan. Hal ini ditunjukkan dengan nilai probabilitas output sektor industri
terhadap output sektor perdagangan sebesar 0.0000 yang besar dari α = 0,05. Oleh karena itu,
secara parsial output sektor industri berpengaruh signifikan terhadap output sektor
perdagangan di Provinsi Jambi.
b) Uji F
Uji F digunakan untuk mengetahui apakah variabel eksogen (X1, X2,….Xn) secara
bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap variabel endogen (Y) atau digunakan
untuk mengetahui apakah model ini dapat memprediksi variabel endogen atau tidak.
1) Hipotesis 1
Hipotesis pertama pada penelitian ini menyatakan bahwa tenaga kerja sektor
pertanian, luas lahan produktif, modal sektor pertanian, dan output sektor industri
berpengaruh signifikan terhadap output sektor pertanian di Provinsi Jambi.
Dari hasil estimasi pada persamaan output sektor pertanian diperoleh nilai probabilitas
(F-staistik) sebesar 0,00000. Oleh karena nilai probabilitas (F-staistik) pada persamaan output
sektor pertanian lebih kecil dari α = 0,05, maka dapat dikatakan tenaga kerja sektor pertanian,
luas lahan produktif, modal sektor pertanian, dan output sektor industri secara bersama-sama
berpengaruh signifikan terhadap terhadap output sektor pertanian di Provinsi Jambi.
2) Hipotesis 2
Hipotesis kedua pada penelitian ini menyatakan bahwa antara tenaga kerja sektor
industri, modal sektor industri, dan output sektor pertanian berpengaruh signifikan terhadap
output sektor industri di Provinsi Jambi.
Dari hasil estimasi pada persamaan output sektor industri diperoleh nilai probabilitas
(F-staistik) sebesar 0,00000. Oleh karena nilai probabilitas (F-staistik) pada persamaan output
sektor industri lebih kecil dari α = 0,05, maka dapat dikatakan tenaga kerja sektor industri,
modal sektor industri, dan output sektor pertanian secara bersama-sama berpengaruh
signifikan terhadap output sektor industri di Provinsi Jambi.
3) Hipotesis 3
Hipotesis kedua pada penelitian ini menyatakan bahwa tenaga kerja sektor
perdagangan, modal sektor perdagangan, output sektor pertanian dan output sektor industri
berpengaruh signifikan terhadap output sektor perdagangan di Provinsi Jambi.
19. Dari hasil estimasi pada persamaan output sektor perdagangan diperoleh nilai
probabilitas (F-staistik) sebesar 0,00000. Oleh karena nilai probabilitas (F-staistik) pada
persamaan output sektor perdagangan lebih kecil dari α = 0,05, maka dapat dikatakan tenaga
kerja sektor perdagangan, modal sektor perdagangan, output sektor pertanian dan output
sektor industri secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap output sektor
perdagangan di Provinsi Jambi.
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka penelitian ini dapat disimpulkan
sebagai berikut :
Variabel tenaga kerja sektor pertanian, luas lahan produktif, modal sektor pertanian,
dan output sektor industri berpengaruh signifikan terhadap terhadap output sektor pertanian
di Provinsi Jambi. Dengan arti kata, apabila tenaga kerja sektor pertanian, luas lahan
produktif, modal sektor pertanian dan output sektor industri mengalami peningkatan maka
output sektor pertanian di Provinsi Jambi juga akan mengalami peningkatan. Begitu
sebaliknya, apabila tenaga kerja sektor pertanian, luas lahan produktif, modal sektor pertanian
dan output sektor industri mengalami penurunan maka output sektor pertanian di Provinsi
Jambi juga akan mengalami penurunan.
Variabel tenaga kerja sektor industri, modal sektor industri, dan output sektor
pertanian berpengaruh signifikan terhadap output sektor industri di Provinsi Jambi. Artinya,
terjadinya kenaikan terhadap tenaga kerja sektor industri, modal sektor industri dan output
sektor pertanian maka akan berdampak terhadap kenaikan output sektor industri. Sebaliknya,
terjadinya penurunan terhadap tenaga kerja sektor industri, modal sektor industri dan output
sektor pertanian maka akan berdampak terhadap penurunan output sektor industri.
Variabel tenaga kerja sektor perdagangan, modal sektor perdagangan, output sektor
pertanian dan output sektor industri berpengaruh signifikan terhadap output sektor
perdagangan di Provinsi Jambi. Dengan kata lain, apabila tenaga kerja sektor perdagangan,
modal sektor perdagangan, output sektor pertanian dan output sektor industri mengalami
kenaikan maka output sektor perdagangan juga akan mengalami kenaikan. Sebaliknya,
terjadinya penurunan terhadap tenaga kerja sektor perdagangan, output sektor pertanian dan
output sektor industri maka akan berdampak terhadap penurunan output sektor perdagangan.
Namun, modal sektor perdagangan secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap
output sektor perdagangan di Provinsi Jambi.
118
20. B. Implikasi Kebijakan
Adapun kebijakan-kebijakan yang dapat disarankan dari hasil penelitian ini adalah
sebagai berikut :
Pada sektor pertanian, Pemerintah Daerah (Pemda) perlu melakukan program-
program pertanian secara intensifikasi sebagai akibat berkurangnya jumlah lahan produktif
dan ekstensifikasi bila memungkinkan dalam rangka meningkatkan produktivitas serta luas
lahan produktif yang ada di Provinsi Jambi. Sehingga, pemberdayaan lahan secara optimal
dapat dihasilkan. Pemerintah setempat juga perlu menarik dan mengajak investor untuk dapat
berinvestasi dalam sektor pertanian ini dengan cara memberikan insentif-insentif kepada
investor agar investor tertarik berinvestasi di daerah ini. Oleh sebab itu, pengotimalan faktor-
faktor produksi dalam hal ini meliputi modal-modal pertanian dapat diintensifkan.
Pada sektor industri, perlu pembinaan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas
dan memiliki daya saing melalui pendidikan formal dan informal sehingga dapat
menghasilkan tenaga kerja lokal yang siap pakai dan dapat bekerja di daerahnya sendiri.
Disamping itu, perlu meningkatkan insentif kepada badan usaha atau perusahaan-perusahaan
yang ada di Provinsi Jambi dengan jalan mempermudah jalur atau urusan birokrasi yang
berkaitan dengan kegiatan badan usaha atau perusahaan tersebut diantaranya seperti
mempermudah perizinan serta memberikan keringanan pajak usaha terhadap badan usaha
atau perusahaan-perusahaan itu.
Pada sektor perdagangan, juga perlu menciptakan SDM yang berkualitas dengan jalan
meningkatkan pendidikan bagi SDM Provinsi Jambi baik secara formal maupun informal.
Adanya SDM yang berkualitas pada sektor ini tentunya akan dapat meningkatkan kinerja atau
output sektor perdagangan tersebut. Kemudian, perlu menciptakan diversifikasi produk
unggulan dari Provinsi Jambi sehingga ekspor Provinsi Jambi terus dapat ditingkatkan dan
tidak hanya terpaku pada satu atau beberapa produk yang telah ada selama ini seperti hasil
perkebunan dan hutan Provinsi Jambi. Diversifikasi produk tersebut diantaranya menciptakan
produk-produk akhir yang berasal dari karet seperti ban kendaraan bermotor sehingga Jambi
dapat meningkatkan kinerja sektor perdagangannya. Selanjutnya perlu juga untuk terus
meningkatkan investasi baik daerah, dalam negeri, maupun investasi asing pada sektor
perdagangan ini dengan jalan memberikan insentif dan kemudahan-kemudahan dari proses
investasi tersebut. Dengan demikian pemanfaatan modal pada sektor ini dapat dioptimalkan.
21. DAFTAR PUSTAKA
Ai Siti Farida. (2011). Sistem Ekonomi Indonesia. Bandung : CV. Pustaka Setia
Badan Pusat Statistik (BPS). (2008). Jambi Dalam Angka. Provinsi Jambi: Badan Pusat
Statistik.
______________________. (2008). PDRB Provinsi Jambi. Provinsi Jambi: Badan Pusat
Statistik.
Bappenas. (2006). Laporan Hasil Kajian Penyusunan Model Perencanaan Lintas Wilayah
dan Lintas Sektor. Melalui<http:bappenas.go.id/.../laporan-hasil-kajian-tahun-2006-
penyusunan-model-perencanaan-lintas-wilayah-dan-lintas-sektor/. html>[04/12/2010]
Griffiths, William E, R. Carter Hill dan Guay C. Lim. (2008). Using Eviews For Principles of
Econometrics. United States : John Wiley & Sons, Inc.
Hasnah, N. (1999). “Analisis Pertumbuhan Ekonomi dan Penyerapan Tenaga Kerja di
Kabupaten Sleman Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta”. Tesis. Program
Pascasarjana Universitas Gadjahmada Yogyakarta ( Tidak dipublikasikan).
Kuncoro H. (1999). “Dimensi Kaulitatif Keberhasilan Perluasan Kesempatan Kerja”. Jurnal
Ekonomi dan Bisnis Indonesia. Vol 14 No.1.11 Melalui<http:
google.com.html>[023/02/2011]
Kuncoro, Mudrajat. (1997). Ekonomi Pembangunan Teori dan Masalah dan Kebijakan.
Jogjakarta: UPP AMP-YKPN.
. (2009). Ekonomika Indonesia. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
. (2010). Ekonomika Pembangunan. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Mulyadi S. (2003). Ekonomi Sumber Daya Manusia Dalam Pembangunan. Jogjakarta:
YKPN.
Nachrowi, D Nachrowi dan Hardius Usman. (2006). Pendekatan Populer dan Praktis
Ekonometrika Untuk Analisis Ekonomi dan Keuangan. Jakarta : Lembaga Penerbitan
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
22. Nafizger. EW. (1997). The Economic of Developing Countries. Prentice Hall International.
Inc. New Yersey
Sjafrizal. (1997). “Pertumbuhan Ekonomi dan Ketimpangan Regional Wilayah Indonesia
Bagian Barat”. Prisma LP3ES, No 3 Tahun XXVI :27-38. Melalui <http:
google.com.html>[12/03/2011]
Sjafrizal. (2008). Teori Ekonomi Regional. Jakarta: Badous Pers.
Subandi. (2011). Ekonomi Pembangunan. Bandung: Alfabeta.
Swasono, Y dan Sulistyaningsih. E. (1995). “ Pasar Tenaga Kerja dan Perencanaan Tenaga
Kerja Nasional. Telaah dan Studi Empiris Manajemen Sumberdaya Manusia”.
Kumpulan Artikel MM-UGM . KELOLA Gadjahmada University Business Review.
8/IV/1995. 1940. Melalui <http:google.com.html> [04/12/2010].
Tarigan, Robinson. (2007). Ekonomi Regional Teori dan Aplikasi. Edisi Revisi. Jakarta:
Bumi Aksara.
Todaro, MP. (2000). Economic Development. Seventh Edition. Addison-Wesley. New York.
Van der Eng, P. (2008). Capital Formation and Capital Stok in Indonesia, 1950 – 2007.
Working Paper No. 2008/24. The Arndt-Corden Division of Economics. Research
School of Pasific and asian Studies, ANU College of Asia and the Pasific. The
Australian national University, Canberra. Australia.