SlideShare a Scribd company logo
1 of 25
PERAN BADAN USAHA MILIK DESA TERHADAP
PENGEMBANGAN EKONOMI DESA DI
KABUPATEN LABUHANBATU UTARA
Presented by
MUKHRIZAL EFFENDI
BUMDes
(Badan Usaha Milik Desa)
Pengantar Focus Group Discussion
Diselenggarakan oleh Balitbang Kabupaten Labuhanbatu Utara
Bekerjasama dengan LPPM Universitas Islam Labuhanbatu
Aek Kanopan, 16 November 2018
LATAR BELAKANG
Pembangunan pada hakikatnya bertujuan membangun kemandirian,
termasuk pembangunan pedesaan. Berdasarkan Pasal 78 ayat (1)
Undang-Undang Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa (UU Desa) yang
mengatakan bahwa:
“Pembangunan desa bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat desa, penanggulangan kemiskinan melalui pemenuhan
kebutuhan dasar, pembangunan sarana dan prasarana desa,
pengembangan potensi ekonomi lokal, serta pemanfaatan sumber
daya alam dan lingkungan secara berkelanjutan”.
Tujuan pembangunan tersebut, diharapkan dapat memberi peluang
bagi kemampuan daerah dan pedesaan sebagai tulang punggung
ekonomi.
Desa sebagai satuan politik terkecil pemerintahan memiliki posisi
strategis sebagai pilar pembangunan nasional. Potensi yang dimiliki
desa tidak hanya dari jumlah penduduk dan ketersediaan SDA. Akan
tetapi, disadari bahwa selama ini pembangunan di tingkat desa
memiliki kelemahan yang disebabkan karena persoalan SDM dan
keuangan. Pemerintah telah berupaya dengan menyalurkan berbagai
dana untuk Pembangunan Desa melalui Badan Usaha Milik Desa
(selanjutnya disingkat BUMDes). Berdasarkan Pasal 87 tentang UU
Desa yang berbunyi:
“Desa yang mendirikan Badan Usaha Milik Desa wajib mengelolanya
dengan semangat kekeluargaan dan kegotongroyongan, dengan
menjalanan di bidang ekonomi dan/atau pelayanan umum”.
Berdasarkan Pemetaan BUMDes sesuai status di Kabupaten
Labuhanbatu Utara tahun 2018, yang telah direalisasikan kepada 49
Desa dan digunakan untuk pembuatan jalan, sarana dan prasarana
pendidikan dan kebudayaan, usaha ekonomi produktif seperti pasar
desa, pembibitan tanaman pangan, pembukaan lahan pertanian, serta
pengembangan usaha ikan hingga ternak dan lainnya. BUMDes dapat
diklasifikasikan, yakni; 1) BUMDes mandiri, 2) BUMDes berkembang,
3) BUMDes baru terbentuk, dan 4) BUMDes non operasional. Adapun
untuk pemberdayaan masyarakat berupa pelatihan usaha ekonomi,
pertanian, perikanan, perdagangan, dan teknologi tepat guna. Hal
tersebut sesuai dengan Peraturan Menteri Desa, Pembangunan
Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 5 tahun 2015 tentang
Prioritas Dana Desa dan diharapkan dapat menunjang kesejahteraan
Masyarakat di Kabupaten Labuhanbatu Utara sesuai dengan tujuan
serta Visi dan Misi Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu Utara yang
memiliki motto “basimpul kuat babontuk elok”.
PERUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana peran BUMDes terhadap
pengembangan ekonomi desa di
Kabupaten Labuhanbatu Utara?
2. Apa rekomendasi yang dapat diberikan
kepada BUMDes di wilayah pesisir,
perkotaan dan perkebunan/pertanian
sesuai dengan potensi Sumber Daya
Alam dan Sumber Daya Manusia?
TUJUAN PENELITIAN
1. Untuk mengetahui peran BUMDes
terhadap pengembangan ekonomi desa
di Kabupaten Labuhanbatu Utara.
2. Untuk memberikan rekomendasi kepada
BUMDes di wilayah pesisir, perkotaan
dan perkebunan/pertanian sesuai dengan
potensi Sumber Daya Alam dan Sumber
Daya Manusia.
MANFAAT PENELITIAN
1. Bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Labuhanbatu
Utara, sebgai pertimbangan mengenai peran BUMDes
terhadap pengembangan ekonomi desa secara efektif
dan efisien.
2. Bagi Masyarakat, diharapkan melalui penelitian ini
dapat menjelaskan dan menggambarkan situasi dan
kondisi yang dirasakan dengan terbentuknya BUMDes,
Berkembang hingga Mandiri.
3. Bagi peneliti selanjutnya, sebagai referensi dalam
melakukan penelitian khususnya mengenai BUMDes
terhadap pengembangan ekonomi desa.
TEORI-TEORI YANG RELEVAN
DENGAN PENELITIAN
1. Defenisi BUMDes
 Puguh Budiono (2015:1-21) mengatakan bahwa
BUMDes merupakan penghubung antara Pemerintah
Desa dengan Masyarakat dalam melakukan
pengelolaan potensi desa untuk sebesar-besarnya
untuk kemakmuran rakyat, yang didirikan melalui
Musyawarah Desa berdasarkan Peraturan Desa. Hasil
usaha BUMDes dimanfaatkan untuk pengembangan
usaha, pemberdayaan masyarakat desa, pemberian
bantuan untuk masyarakat miskin melalui hibah,
bantuan sosial dan kegiatan dana bergulir yang
ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan Belanja Desa.
 Al Khadafi (2014) mengatakan bahwa BUMDes
merupakan institusi yang dibentuk oleh Pemerintah
Desa serta masyarakat mengelola institusi tersebut
berdasarkan kebutuhan dan ekonomi desa. BUMDes
dibentuk berlandaskan atas peraturan perundang-
undangan yang berlaku atas kesepakatan antar
masyarakat desa. Tujuan BUMDes adalah
meningkatkan dan memperkuat ekonomi desa,
BUMDes memiliki fungsi sebagai lembaga komersial
melalui penawaran sumberdaya lokal yang bertujuan
untuk mencari keuntungan dan lembaga sosial melalui
kontribusi penyediaan pelayanan sosial yang berpihak
pada kepentingan masyarakat. BUMDes telah
memberikan kontribusi positif bagi penguatan ekonomi
di pedesaan dalam mengembangkan perekonomian
masyarakat.
Pendirian BUMDes
 Pendirian BUMDes dimaksudkan sebagai upaya menampung seluruh
kegiatan di bidang ekonomi dan/atau pelayanan umum yang dikelola oleh
desa dan/atau kerja sama antar desa (Pasal 2).
 Desa dapat mendirikan BUMDes berdasarkan Peraturan Desa tentang
pendirian BUMDes (Pasal 4).
 Pendirian BUMDes sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 disepakai
melalui Musyawarah Desa diatur dalam Permendes PDTT tentang
Pedoman Tata Tertib dan Mekanisme Pengambilan Keputusan
Musyawarah Desa (Pasal 5).
Musyawarah Desa dan Badan Pemusyawaratan Desa
 Musyawarah Desa atau disebut dengan musyawarah antara Badan
Permusyawaratan Desa, Pemerintah Desa dan unsur masyarakat yang
diselenggarakan oleh Badan Permusyawaratan Desa untuk menyepakati
hal yang bersifat strategis (Pasal 1 butir 5).
 Badan Permusyawaratan Desa atau disebut dengan lembaga yang
melaksanakan fungsi pemerintahan yang anggotanya merupakan wakil
dari penduduk desa berdasarkan keterwakilan wilayah dan ditetapkan
secara demokratis (Pasal 1 butir 4).
Pertimbangan Pendirian BUMDes (Pasal 4)
 Inisiatif Pemerintah Desa dan/atau masyarakat desa,
 Potensi usaha ekonomi desa,
 Sumber Daya Alam,
 Sumber Daya Manusia
 Penyertaan modal dari Pemerintah Desa dalam bentuk pembiayaan dan
kekayaan desa yang diserahkan untuk dikelola sebagai bagian dari usaha
BUMDes.
Mekanisme Pembentukan BUMDes (Pasal 5)
 Musyawarah Desa untuk menghasilkan suatu kesepakatan, pokok
bahasan yang dibicarakan meliputi: a) pendirian BUMDes sesuai dengan
kondisi ekonomi, sosial dan budaya masyarakat, b) organisasi pengelola
BUMDes, c) modal usaha dan d) AD/ART.
 Kesepakatan Musyawarah Desa terjadi menjadi pedoman bagi Pemerintah
Desa dan Badan Permusyawaratan Desa untuk menetapkan Peraturan
Desa tentang Pendirian BUMDes.
12
Dalam rangka kerjasama antar desa dan
pelayanan usaha antar desa dapat dibentuk
BUMDes bersama yang merupakan milik 2
desa atau lebih
BUMDes
Bersama
Disepakati melalui Musyawarah
antar Desa
Musyawarah antar Desa
difasilitasi oleh Badan
kerjasama antara desa:
1. Pemerintah Desa,
2. Anggota BPD,
3. Lembaga
Kemasyarakatan Desa,
4. Lembaga Desa Lainnya,
5. Tokoh Masyarakat
dengan
mempertimbangkan
keadilan gender
Ketentuan Musyawarah Desa
berlaku Mutatis Mutandis terhadap
pendirian BUMDes
Ditetapkan dalam Peraturan
Bersama Kepala Desa tentang
pendirian BUMDes bersama
Gambar 8.1
Mekanisme Pendirian dan Pembentukan BUMDes
Pengurusan dan Pengelolaan BUMDes
 BUMDes dapat terdiri dari unit-unit usaha yang
berbadan hukum, unit usaha yang berbadan hukum
tersebut dapat berupa lembaga bisnis yang kepemilikan
sahamnya berasal dari BUMDes dan masyarakat.
 BUMDes tidak mempunyai unit-unit usaha yang
berbadan hukum, bentuk organisasi BUMDes yang
didasarkan pada Peraturan Desa tentang Pendirian
BUMDes.
14
BUMDes Unit
Usaha BUMDes
PT sebagai persekutuan
modal, dibentuk berdasarkan
perjanjian dan melakukan
kegiatan usaha dengan modal
yang sebagian besar dimiliki
oleh BUMDes sesuai dengan
peraturan perundang-
undangan tentang PT.
Lembaga keuangan mikro
dengan andil BUMDes sebesar
60 % sesuai dengan peraturan
perundang-undangan tentang
lembaga keuangan mikro.
Gambar 8.1
Bentuk Unit Usaha BUMDes
15
Modal BUMDes
Penyertaan Modal Desa
Penyertaan modal
Masyarakat Desa
Modal BUMDes: Pasal 17
 Modal awal BUMDes bersumber dari APBDes.
16
Penyertaan
Modal Desa
Hibah dari pihak swasta, lembaga sosial
ekonomi kemasyarakatan dan/atau
lembaga donor yang disalurkan melalui
mekanisme APBDes.
Bantuan Pemerintah: Pemerintah
Daerah Kabupaten/Kota, Pemerintah
Provinsi yang disalurkan melalui
mekanisme APBDes.
Kerjasama usaha dari pihak swasta,
lembaga sosial ekonomi
kemasyarakatan dan/atau lembaga
donor yang dipastikan sebagai
kekayaan kolektif desa dan disalurkan
melalui mekanisme APBDes.
Aset desa yang diserahkan kepada
APBDes sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan
tentang Aset Desa.
Gambar 8.1
Penyertaan Modal Desa
17
Klasifikasi
Jenis Usaha
BUMDes
Sosial
Business
Gambar 8.1
Klasifikasi Jenis Usaha BUMDes
Renting
Trading
BrokeringFinancial
business
Holding
18
Instrumen
Kesejahteraan
Masyarakat
Mendorong prakarsa masyarakat
desa untuk mengembangkan
potensi desa sesuai dengan
kemampuan dan kewenangan
desa
Mendorong kesempatan
berusaha di desa dan
meningkatkan pendapatan untuk
kesejahteraan masyarakat
desa
Gambar 8.1
Peranan BUMDes
Instrumen
Penguatan Otonomi
Desa
Pengurusan dan Pengelolaan BUMDes
 BUMDes dapat terdiri dari unit-unit usaha yang
berbadan hukum, unit usaha yang berbadan hukum
tersebut dapat berupa lembaga bisnis yang kepemilikan
sahamnya berasal dari BUMDes dan masyarakat.
 BUMDes tidak mempunyai unit-unit usaha yang
berbadan hukum, bentuk organisasi BUMDes yang
didasarkan pada Peraturan Desa tentang Pendirian
BUMDes.
2. Defenisi Kelembagaan
 Mubyarto (2000) mengatakan bahwa kelembagaan
(institution) adalah organisasi atau kaidah format
maupun informasi yang dibentuk untuk mengatur
perilaku dan tindakan masyarakat tertentu pada
kegiatan sehari-hari maupun tindakan-tindakan
pencapaian usaha.
 Erani dalam Al Khadafi (2014) mengatakan bahwa
predikat yang diberikan pada kelembagaan adalah
sebagai suatu kerangka hukum atau hak-hak alamiah
yang mengatur tindakan masing-masing individu yang
bernilai tambah ataupun berbentuk suatu kritik
terhadap ilmu ekonomi klasik dan memiliki hubungan
dengan perilaku-perilaku ekonomi.
3. Defenisi Pengembangan Ekonomi Desa
 Mosher dalam Jayadinata dan Pramandika (2006:1)
mengatakan bahwa pembangunan atau
pengembangan pedesaan (rural development)
mempunyai tujuan: a) pertumbuhan sektor pertanian, b)
integrasi nasional dan c) keadilan ekonomi.
 Fellmann dalam Jayadinata dan Pramandika
(2006:1-31) mengatakan bahwa pembangunan dan
pengembangan adalah: a) mengubah Sumber Daya
Alam dan Sumber Daya Manusia suatu wilayah atau
negeri sehingga berguna dalam produksi barang, dan
b) melaksanakan pertumbuhan ekonomi, modernisasi
dan perbaikan dalam tingkat produksi barang (materi)
dan konsumsi.
METODE PENELITIAN
1. Tempat Penelitian
Penentuan lokasi penelitian dilakukan di 8 Kecamatan Kabupaten
Labuhanbatu Utara dengan menggunakan teknik purposive
random sampling. Artinya di setiap kecamatan diambil perwakilan
satu atau dua desa yang termasuk ke dalam kategori BUMDes
Mandiri, BUMDes Berkembang dan BUMDes Baru Terbentuk yang
berada di wilayah pesisir, wilayah perkebunan dan wilayah
perkotaan.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini berlangsung selama 4 (empat) bulan terhitung dari
bulan Agustus sampai dengan November 2018.
3. Subjek Penelitian
Penelitian ini menggunakan mix method, maka subjek penelitian
yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah: a) Pihak Pemerintah
Daerah Kabupaten Labuhanbatu Utara yang terkait dengan
kebijakan BUMDes, b) Pengurus BUMDes di setiap desa yang
diteliti, c) Badan Pemberdayan Masyarakat Desa, d) Masyarakat
dan e) Tenaga Pendamping Desa.
4. Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah wawancara, dokumentasi dan pengamatan.
5. Jenis dan Sumber Data
Jenis dan sumber data dalam penelitian ini meliputi data primer
dan data sekunder.
MODEL ANALISIS DATA
Burhan Bungin (2003) mengatakan bahwa teknik analisis data untuk
metode kualitatif dalam menjawab rumusalan masalah yang pertama
digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan langkah-langkah
sebagai berikut:
1. Pengumpulan Data (Data Collection),
2. Reduksi Data (Data Reduction),
3. Display Data, dan
4. Verifikasi dan Penegasan Kesimpulan (Conclution Drawing and
Verification),
Selanjutnya penelitian ini menggunakan rumus t-tes yang dilakukan
dengan uji signifikansi pendapatan rata-rata (mean) masyarakat
sebelum dan sesudah pelaksanaan BUMDes dengan rumus :
25
Terima kasih, Semoga
Bermanfaat

More Related Content

What's hot

Badan usaha milik desa (bum des) ok
Badan usaha milik desa (bum des)  okBadan usaha milik desa (bum des)  ok
Badan usaha milik desa (bum des) ok
aris gunawan
 
Materi Rencana Kerja Pemerintahan Desa (RKPDes)
Materi Rencana Kerja Pemerintahan Desa (RKPDes)Materi Rencana Kerja Pemerintahan Desa (RKPDes)
Materi Rencana Kerja Pemerintahan Desa (RKPDes)
Eka Saputra
 
Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD)
Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD)Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD)
Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD)
Yudhi Aldriand
 

What's hot (20)

Menggerakkan ekonomi desa Melalui BUMDes
Menggerakkan ekonomi desa Melalui BUMDesMenggerakkan ekonomi desa Melalui BUMDes
Menggerakkan ekonomi desa Melalui BUMDes
 
Bumdes - Tasikmalaya 29 Nov 2022 (yuti) - file 01.pptx
Bumdes - Tasikmalaya 29 Nov 2022 (yuti) - file 01.pptxBumdes - Tasikmalaya 29 Nov 2022 (yuti) - file 01.pptx
Bumdes - Tasikmalaya 29 Nov 2022 (yuti) - file 01.pptx
 
Badan usaha milik desa (bum des) ok
Badan usaha milik desa (bum des)  okBadan usaha milik desa (bum des)  ok
Badan usaha milik desa (bum des) ok
 
Presentasi dana desa
Presentasi dana desaPresentasi dana desa
Presentasi dana desa
 
Permendagri no. 18 tahun 2018 tentang lembaga kemasyarakatan desa dan lembaga...
Permendagri no. 18 tahun 2018 tentang lembaga kemasyarakatan desa dan lembaga...Permendagri no. 18 tahun 2018 tentang lembaga kemasyarakatan desa dan lembaga...
Permendagri no. 18 tahun 2018 tentang lembaga kemasyarakatan desa dan lembaga...
 
Materi Rencana Kerja Pemerintahan Desa (RKPDes)
Materi Rencana Kerja Pemerintahan Desa (RKPDes)Materi Rencana Kerja Pemerintahan Desa (RKPDes)
Materi Rencana Kerja Pemerintahan Desa (RKPDes)
 
Program kerja bum desa terbaru seboro seboro
Program kerja bum desa terbaru seboro seboroProgram kerja bum desa terbaru seboro seboro
Program kerja bum desa terbaru seboro seboro
 
PENGUATAN DAN REGULASI BARU BUMDESA
PENGUATAN DAN REGULASI BARU BUMDESAPENGUATAN DAN REGULASI BARU BUMDESA
PENGUATAN DAN REGULASI BARU BUMDESA
 
Buku saku dtks kemsos
Buku saku dtks kemsosBuku saku dtks kemsos
Buku saku dtks kemsos
 
Manajemen BUMDes ..ppt
Manajemen BUMDes ..pptManajemen BUMDes ..ppt
Manajemen BUMDes ..ppt
 
PENYUSUNAN PETA JALAN SDGs DESA-powerpoint.pptx
PENYUSUNAN PETA JALAN SDGs DESA-powerpoint.pptxPENYUSUNAN PETA JALAN SDGs DESA-powerpoint.pptx
PENYUSUNAN PETA JALAN SDGs DESA-powerpoint.pptx
 
MATERI PENGELOLAAN KEUANGAN DESA
MATERI PENGELOLAAN KEUANGAN DESAMATERI PENGELOLAAN KEUANGAN DESA
MATERI PENGELOLAAN KEUANGAN DESA
 
Konsep Pembangunan Kawasan Perdesaan
Konsep Pembangunan Kawasan PerdesaanKonsep Pembangunan Kawasan Perdesaan
Konsep Pembangunan Kawasan Perdesaan
 
TATA CARA PENDAFTARAN BUM DESA DAN BUM DESA BERSAMA
TATA CARA PENDAFTARAN BUM DESA DAN BUM DESA BERSAMATATA CARA PENDAFTARAN BUM DESA DAN BUM DESA BERSAMA
TATA CARA PENDAFTARAN BUM DESA DAN BUM DESA BERSAMA
 
Badan Usaha Milik Desa
Badan Usaha Milik DesaBadan Usaha Milik Desa
Badan Usaha Milik Desa
 
Materi musyawarah desa, teknik persidangan, dan tata tertib bpd
Materi musyawarah desa, teknik persidangan, dan tata tertib bpdMateri musyawarah desa, teknik persidangan, dan tata tertib bpd
Materi musyawarah desa, teknik persidangan, dan tata tertib bpd
 
Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD)
Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD)Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD)
Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD)
 
Evaluasi laporan keterangan bpd
Evaluasi laporan keterangan bpdEvaluasi laporan keterangan bpd
Evaluasi laporan keterangan bpd
 
Pemberdayaan masyarakat dan pengembangan bum desa
Pemberdayaan masyarakat dan pengembangan bum desaPemberdayaan masyarakat dan pengembangan bum desa
Pemberdayaan masyarakat dan pengembangan bum desa
 
Isu isu strategis dalam uu desa - budiman sudjatmiko
Isu isu strategis dalam uu desa - budiman sudjatmikoIsu isu strategis dalam uu desa - budiman sudjatmiko
Isu isu strategis dalam uu desa - budiman sudjatmiko
 

Similar to BUMDes

(M.irfani maulana 0484) pemberdayaan badan usaha milik desa (1)
(M.irfani maulana 0484) pemberdayaan badan usaha milik desa (1)(M.irfani maulana 0484) pemberdayaan badan usaha milik desa (1)
(M.irfani maulana 0484) pemberdayaan badan usaha milik desa (1)
Windows112
 
Sosialisasi BUM Desa
Sosialisasi BUM DesaSosialisasi BUM Desa
Sosialisasi BUM Desa
Syamsul Azha
 
Evaluasi program badan usaha milik desa
Evaluasi program badan usaha milik desaEvaluasi program badan usaha milik desa
Evaluasi program badan usaha milik desa
setowiratama
 
Kebijakan bum des bu pipit
Kebijakan bum des bu pipitKebijakan bum des bu pipit
Kebijakan bum des bu pipit
yuniarkowahyu
 
peranbumdes-110709110419-phpapp01.pptx
peranbumdes-110709110419-phpapp01.pptxperanbumdes-110709110419-phpapp01.pptx
peranbumdes-110709110419-phpapp01.pptx
UdinBentrok
 
AKUNTANSI BUMDES 1.pptx
AKUNTANSI BUMDES 1.pptxAKUNTANSI BUMDES 1.pptx
AKUNTANSI BUMDES 1.pptx
bibib8
 

Similar to BUMDes (20)

Konsep, organisasi, dan pengembangan bumg sumadi
Konsep, organisasi, dan pengembangan bumg sumadiKonsep, organisasi, dan pengembangan bumg sumadi
Konsep, organisasi, dan pengembangan bumg sumadi
 
22. bumdes dalam alur regulasi
22. bumdes dalam alur regulasi22. bumdes dalam alur regulasi
22. bumdes dalam alur regulasi
 
BUMDes Kabupaten Labuhanbatu Utara
BUMDes Kabupaten Labuhanbatu UtaraBUMDes Kabupaten Labuhanbatu Utara
BUMDes Kabupaten Labuhanbatu Utara
 
Badan Usaha Milik Desa
Badan Usaha Milik DesaBadan Usaha Milik Desa
Badan Usaha Milik Desa
 
1panduan bumdes-111111024427-phpapp02
1panduan bumdes-111111024427-phpapp021panduan bumdes-111111024427-phpapp02
1panduan bumdes-111111024427-phpapp02
 
Panduan bumdes
Panduan bumdesPanduan bumdes
Panduan bumdes
 
Modul BUM Desa
Modul BUM DesaModul BUM Desa
Modul BUM Desa
 
(M.irfani maulana 0484) pemberdayaan badan usaha milik desa (1)
(M.irfani maulana 0484) pemberdayaan badan usaha milik desa (1)(M.irfani maulana 0484) pemberdayaan badan usaha milik desa (1)
(M.irfani maulana 0484) pemberdayaan badan usaha milik desa (1)
 
Sosialisasi BUM Desa
Sosialisasi BUM DesaSosialisasi BUM Desa
Sosialisasi BUM Desa
 
Manajemen bum des
Manajemen bum desManajemen bum des
Manajemen bum des
 
Evaluasi program badan usaha milik desa
Evaluasi program badan usaha milik desaEvaluasi program badan usaha milik desa
Evaluasi program badan usaha milik desa
 
Kebijakan bum des bu pipit
Kebijakan bum des bu pipitKebijakan bum des bu pipit
Kebijakan bum des bu pipit
 
1panduan bumdes
1panduan bumdes1panduan bumdes
1panduan bumdes
 
Panduan BUMDes
Panduan BUMDesPanduan BUMDes
Panduan BUMDes
 
peranbumdes-110709110419-phpapp01.pptx
peranbumdes-110709110419-phpapp01.pptxperanbumdes-110709110419-phpapp01.pptx
peranbumdes-110709110419-phpapp01.pptx
 
SKRIPSI.pptx
SKRIPSI.pptxSKRIPSI.pptx
SKRIPSI.pptx
 
Ad bum des seboro
Ad bum des seboroAd bum des seboro
Ad bum des seboro
 
AKUNTANSI BUMDES 1.pptx
AKUNTANSI BUMDES 1.pptxAKUNTANSI BUMDES 1.pptx
AKUNTANSI BUMDES 1.pptx
 
RUU BUMDes, Untuk Apa ? | KADES Iwan #01
RUU BUMDes, Untuk Apa ? | KADES Iwan #01RUU BUMDes, Untuk Apa ? | KADES Iwan #01
RUU BUMDes, Untuk Apa ? | KADES Iwan #01
 
Kesiapan Desa menghadapi MEA
Kesiapan Desa menghadapi MEAKesiapan Desa menghadapi MEA
Kesiapan Desa menghadapi MEA
 

More from Mukhrizal Effendi

More from Mukhrizal Effendi (20)

Menulis di platform menulis digital
Menulis di platform menulis digitalMenulis di platform menulis digital
Menulis di platform menulis digital
 
Analisis Potensi PBB-P2 di Kabupaten Labuhanbatu Utara (Studi Kasus Kecamatan...
Analisis Potensi PBB-P2 di Kabupaten Labuhanbatu Utara (Studi Kasus Kecamatan...Analisis Potensi PBB-P2 di Kabupaten Labuhanbatu Utara (Studi Kasus Kecamatan...
Analisis Potensi PBB-P2 di Kabupaten Labuhanbatu Utara (Studi Kasus Kecamatan...
 
Sejarah Kabupaten Labuhanbatu Utara
Sejarah Kabupaten Labuhanbatu UtaraSejarah Kabupaten Labuhanbatu Utara
Sejarah Kabupaten Labuhanbatu Utara
 
Globalisasi dan Pembangunan
Globalisasi dan PembangunanGlobalisasi dan Pembangunan
Globalisasi dan Pembangunan
 
Potensi Desa
Potensi DesaPotensi Desa
Potensi Desa
 
Khazanah Labuhanbatu Utara
Khazanah Labuhanbatu UtaraKhazanah Labuhanbatu Utara
Khazanah Labuhanbatu Utara
 
Sejarah kabupaten labuhanbatu utara
Sejarah kabupaten labuhanbatu utaraSejarah kabupaten labuhanbatu utara
Sejarah kabupaten labuhanbatu utara
 
Sejarah Perkembangan Teori Pembangunan
Sejarah Perkembangan Teori PembangunanSejarah Perkembangan Teori Pembangunan
Sejarah Perkembangan Teori Pembangunan
 
Generasi Milenial Di Era Revoluasi Industri Pertanian 4.0
Generasi Milenial Di Era Revoluasi Industri Pertanian 4.0Generasi Milenial Di Era Revoluasi Industri Pertanian 4.0
Generasi Milenial Di Era Revoluasi Industri Pertanian 4.0
 
Seminar Proposal
Seminar ProposalSeminar Proposal
Seminar Proposal
 
Pra Ujiang Tertutup
Pra Ujiang TertutupPra Ujiang Tertutup
Pra Ujiang Tertutup
 
Pertemuan kesembilan
Pertemuan kesembilanPertemuan kesembilan
Pertemuan kesembilan
 
Pertemuan kesepuluh
Pertemuan kesepuluhPertemuan kesepuluh
Pertemuan kesepuluh
 
Pertemuan kesebelas
Pertemuan kesebelasPertemuan kesebelas
Pertemuan kesebelas
 
Pertemuan Kedua belas
Pertemuan Kedua belasPertemuan Kedua belas
Pertemuan Kedua belas
 
Kemiskinan dan pembangunan
Kemiskinan dan pembangunanKemiskinan dan pembangunan
Kemiskinan dan pembangunan
 
Globalisasi dan Pembangunan
Globalisasi dan PembangunanGlobalisasi dan Pembangunan
Globalisasi dan Pembangunan
 
Konflik tanah ulayat dan pluralisme hukum
Konflik tanah ulayat dan pluralisme hukumKonflik tanah ulayat dan pluralisme hukum
Konflik tanah ulayat dan pluralisme hukum
 
BUMDes Wisata
BUMDes WisataBUMDes Wisata
BUMDes Wisata
 
BUMDes Desa Wisata
BUMDes Desa WisataBUMDes Desa Wisata
BUMDes Desa Wisata
 

BUMDes

  • 1. PERAN BADAN USAHA MILIK DESA TERHADAP PENGEMBANGAN EKONOMI DESA DI KABUPATEN LABUHANBATU UTARA Presented by MUKHRIZAL EFFENDI BUMDes (Badan Usaha Milik Desa) Pengantar Focus Group Discussion Diselenggarakan oleh Balitbang Kabupaten Labuhanbatu Utara Bekerjasama dengan LPPM Universitas Islam Labuhanbatu Aek Kanopan, 16 November 2018
  • 2. LATAR BELAKANG Pembangunan pada hakikatnya bertujuan membangun kemandirian, termasuk pembangunan pedesaan. Berdasarkan Pasal 78 ayat (1) Undang-Undang Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa (UU Desa) yang mengatakan bahwa: “Pembangunan desa bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa, penanggulangan kemiskinan melalui pemenuhan kebutuhan dasar, pembangunan sarana dan prasarana desa, pengembangan potensi ekonomi lokal, serta pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan secara berkelanjutan”. Tujuan pembangunan tersebut, diharapkan dapat memberi peluang bagi kemampuan daerah dan pedesaan sebagai tulang punggung ekonomi.
  • 3. Desa sebagai satuan politik terkecil pemerintahan memiliki posisi strategis sebagai pilar pembangunan nasional. Potensi yang dimiliki desa tidak hanya dari jumlah penduduk dan ketersediaan SDA. Akan tetapi, disadari bahwa selama ini pembangunan di tingkat desa memiliki kelemahan yang disebabkan karena persoalan SDM dan keuangan. Pemerintah telah berupaya dengan menyalurkan berbagai dana untuk Pembangunan Desa melalui Badan Usaha Milik Desa (selanjutnya disingkat BUMDes). Berdasarkan Pasal 87 tentang UU Desa yang berbunyi: “Desa yang mendirikan Badan Usaha Milik Desa wajib mengelolanya dengan semangat kekeluargaan dan kegotongroyongan, dengan menjalanan di bidang ekonomi dan/atau pelayanan umum”.
  • 4. Berdasarkan Pemetaan BUMDes sesuai status di Kabupaten Labuhanbatu Utara tahun 2018, yang telah direalisasikan kepada 49 Desa dan digunakan untuk pembuatan jalan, sarana dan prasarana pendidikan dan kebudayaan, usaha ekonomi produktif seperti pasar desa, pembibitan tanaman pangan, pembukaan lahan pertanian, serta pengembangan usaha ikan hingga ternak dan lainnya. BUMDes dapat diklasifikasikan, yakni; 1) BUMDes mandiri, 2) BUMDes berkembang, 3) BUMDes baru terbentuk, dan 4) BUMDes non operasional. Adapun untuk pemberdayaan masyarakat berupa pelatihan usaha ekonomi, pertanian, perikanan, perdagangan, dan teknologi tepat guna. Hal tersebut sesuai dengan Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 5 tahun 2015 tentang Prioritas Dana Desa dan diharapkan dapat menunjang kesejahteraan Masyarakat di Kabupaten Labuhanbatu Utara sesuai dengan tujuan serta Visi dan Misi Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu Utara yang memiliki motto “basimpul kuat babontuk elok”.
  • 5. PERUMUSAN MASALAH 1. Bagaimana peran BUMDes terhadap pengembangan ekonomi desa di Kabupaten Labuhanbatu Utara? 2. Apa rekomendasi yang dapat diberikan kepada BUMDes di wilayah pesisir, perkotaan dan perkebunan/pertanian sesuai dengan potensi Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia?
  • 6. TUJUAN PENELITIAN 1. Untuk mengetahui peran BUMDes terhadap pengembangan ekonomi desa di Kabupaten Labuhanbatu Utara. 2. Untuk memberikan rekomendasi kepada BUMDes di wilayah pesisir, perkotaan dan perkebunan/pertanian sesuai dengan potensi Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia.
  • 7. MANFAAT PENELITIAN 1. Bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Labuhanbatu Utara, sebgai pertimbangan mengenai peran BUMDes terhadap pengembangan ekonomi desa secara efektif dan efisien. 2. Bagi Masyarakat, diharapkan melalui penelitian ini dapat menjelaskan dan menggambarkan situasi dan kondisi yang dirasakan dengan terbentuknya BUMDes, Berkembang hingga Mandiri. 3. Bagi peneliti selanjutnya, sebagai referensi dalam melakukan penelitian khususnya mengenai BUMDes terhadap pengembangan ekonomi desa.
  • 8. TEORI-TEORI YANG RELEVAN DENGAN PENELITIAN 1. Defenisi BUMDes  Puguh Budiono (2015:1-21) mengatakan bahwa BUMDes merupakan penghubung antara Pemerintah Desa dengan Masyarakat dalam melakukan pengelolaan potensi desa untuk sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat, yang didirikan melalui Musyawarah Desa berdasarkan Peraturan Desa. Hasil usaha BUMDes dimanfaatkan untuk pengembangan usaha, pemberdayaan masyarakat desa, pemberian bantuan untuk masyarakat miskin melalui hibah, bantuan sosial dan kegiatan dana bergulir yang ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan Belanja Desa.
  • 9.  Al Khadafi (2014) mengatakan bahwa BUMDes merupakan institusi yang dibentuk oleh Pemerintah Desa serta masyarakat mengelola institusi tersebut berdasarkan kebutuhan dan ekonomi desa. BUMDes dibentuk berlandaskan atas peraturan perundang- undangan yang berlaku atas kesepakatan antar masyarakat desa. Tujuan BUMDes adalah meningkatkan dan memperkuat ekonomi desa, BUMDes memiliki fungsi sebagai lembaga komersial melalui penawaran sumberdaya lokal yang bertujuan untuk mencari keuntungan dan lembaga sosial melalui kontribusi penyediaan pelayanan sosial yang berpihak pada kepentingan masyarakat. BUMDes telah memberikan kontribusi positif bagi penguatan ekonomi di pedesaan dalam mengembangkan perekonomian masyarakat.
  • 10. Pendirian BUMDes  Pendirian BUMDes dimaksudkan sebagai upaya menampung seluruh kegiatan di bidang ekonomi dan/atau pelayanan umum yang dikelola oleh desa dan/atau kerja sama antar desa (Pasal 2).  Desa dapat mendirikan BUMDes berdasarkan Peraturan Desa tentang pendirian BUMDes (Pasal 4).  Pendirian BUMDes sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 disepakai melalui Musyawarah Desa diatur dalam Permendes PDTT tentang Pedoman Tata Tertib dan Mekanisme Pengambilan Keputusan Musyawarah Desa (Pasal 5). Musyawarah Desa dan Badan Pemusyawaratan Desa  Musyawarah Desa atau disebut dengan musyawarah antara Badan Permusyawaratan Desa, Pemerintah Desa dan unsur masyarakat yang diselenggarakan oleh Badan Permusyawaratan Desa untuk menyepakati hal yang bersifat strategis (Pasal 1 butir 5).  Badan Permusyawaratan Desa atau disebut dengan lembaga yang melaksanakan fungsi pemerintahan yang anggotanya merupakan wakil dari penduduk desa berdasarkan keterwakilan wilayah dan ditetapkan secara demokratis (Pasal 1 butir 4).
  • 11. Pertimbangan Pendirian BUMDes (Pasal 4)  Inisiatif Pemerintah Desa dan/atau masyarakat desa,  Potensi usaha ekonomi desa,  Sumber Daya Alam,  Sumber Daya Manusia  Penyertaan modal dari Pemerintah Desa dalam bentuk pembiayaan dan kekayaan desa yang diserahkan untuk dikelola sebagai bagian dari usaha BUMDes. Mekanisme Pembentukan BUMDes (Pasal 5)  Musyawarah Desa untuk menghasilkan suatu kesepakatan, pokok bahasan yang dibicarakan meliputi: a) pendirian BUMDes sesuai dengan kondisi ekonomi, sosial dan budaya masyarakat, b) organisasi pengelola BUMDes, c) modal usaha dan d) AD/ART.  Kesepakatan Musyawarah Desa terjadi menjadi pedoman bagi Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa untuk menetapkan Peraturan Desa tentang Pendirian BUMDes.
  • 12. 12 Dalam rangka kerjasama antar desa dan pelayanan usaha antar desa dapat dibentuk BUMDes bersama yang merupakan milik 2 desa atau lebih BUMDes Bersama Disepakati melalui Musyawarah antar Desa Musyawarah antar Desa difasilitasi oleh Badan kerjasama antara desa: 1. Pemerintah Desa, 2. Anggota BPD, 3. Lembaga Kemasyarakatan Desa, 4. Lembaga Desa Lainnya, 5. Tokoh Masyarakat dengan mempertimbangkan keadilan gender Ketentuan Musyawarah Desa berlaku Mutatis Mutandis terhadap pendirian BUMDes Ditetapkan dalam Peraturan Bersama Kepala Desa tentang pendirian BUMDes bersama Gambar 8.1 Mekanisme Pendirian dan Pembentukan BUMDes
  • 13. Pengurusan dan Pengelolaan BUMDes  BUMDes dapat terdiri dari unit-unit usaha yang berbadan hukum, unit usaha yang berbadan hukum tersebut dapat berupa lembaga bisnis yang kepemilikan sahamnya berasal dari BUMDes dan masyarakat.  BUMDes tidak mempunyai unit-unit usaha yang berbadan hukum, bentuk organisasi BUMDes yang didasarkan pada Peraturan Desa tentang Pendirian BUMDes.
  • 14. 14 BUMDes Unit Usaha BUMDes PT sebagai persekutuan modal, dibentuk berdasarkan perjanjian dan melakukan kegiatan usaha dengan modal yang sebagian besar dimiliki oleh BUMDes sesuai dengan peraturan perundang- undangan tentang PT. Lembaga keuangan mikro dengan andil BUMDes sebesar 60 % sesuai dengan peraturan perundang-undangan tentang lembaga keuangan mikro. Gambar 8.1 Bentuk Unit Usaha BUMDes
  • 15. 15 Modal BUMDes Penyertaan Modal Desa Penyertaan modal Masyarakat Desa Modal BUMDes: Pasal 17  Modal awal BUMDes bersumber dari APBDes.
  • 16. 16 Penyertaan Modal Desa Hibah dari pihak swasta, lembaga sosial ekonomi kemasyarakatan dan/atau lembaga donor yang disalurkan melalui mekanisme APBDes. Bantuan Pemerintah: Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota, Pemerintah Provinsi yang disalurkan melalui mekanisme APBDes. Kerjasama usaha dari pihak swasta, lembaga sosial ekonomi kemasyarakatan dan/atau lembaga donor yang dipastikan sebagai kekayaan kolektif desa dan disalurkan melalui mekanisme APBDes. Aset desa yang diserahkan kepada APBDes sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan tentang Aset Desa. Gambar 8.1 Penyertaan Modal Desa
  • 17. 17 Klasifikasi Jenis Usaha BUMDes Sosial Business Gambar 8.1 Klasifikasi Jenis Usaha BUMDes Renting Trading BrokeringFinancial business Holding
  • 18. 18 Instrumen Kesejahteraan Masyarakat Mendorong prakarsa masyarakat desa untuk mengembangkan potensi desa sesuai dengan kemampuan dan kewenangan desa Mendorong kesempatan berusaha di desa dan meningkatkan pendapatan untuk kesejahteraan masyarakat desa Gambar 8.1 Peranan BUMDes Instrumen Penguatan Otonomi Desa
  • 19. Pengurusan dan Pengelolaan BUMDes  BUMDes dapat terdiri dari unit-unit usaha yang berbadan hukum, unit usaha yang berbadan hukum tersebut dapat berupa lembaga bisnis yang kepemilikan sahamnya berasal dari BUMDes dan masyarakat.  BUMDes tidak mempunyai unit-unit usaha yang berbadan hukum, bentuk organisasi BUMDes yang didasarkan pada Peraturan Desa tentang Pendirian BUMDes.
  • 20. 2. Defenisi Kelembagaan  Mubyarto (2000) mengatakan bahwa kelembagaan (institution) adalah organisasi atau kaidah format maupun informasi yang dibentuk untuk mengatur perilaku dan tindakan masyarakat tertentu pada kegiatan sehari-hari maupun tindakan-tindakan pencapaian usaha.  Erani dalam Al Khadafi (2014) mengatakan bahwa predikat yang diberikan pada kelembagaan adalah sebagai suatu kerangka hukum atau hak-hak alamiah yang mengatur tindakan masing-masing individu yang bernilai tambah ataupun berbentuk suatu kritik terhadap ilmu ekonomi klasik dan memiliki hubungan dengan perilaku-perilaku ekonomi.
  • 21. 3. Defenisi Pengembangan Ekonomi Desa  Mosher dalam Jayadinata dan Pramandika (2006:1) mengatakan bahwa pembangunan atau pengembangan pedesaan (rural development) mempunyai tujuan: a) pertumbuhan sektor pertanian, b) integrasi nasional dan c) keadilan ekonomi.  Fellmann dalam Jayadinata dan Pramandika (2006:1-31) mengatakan bahwa pembangunan dan pengembangan adalah: a) mengubah Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia suatu wilayah atau negeri sehingga berguna dalam produksi barang, dan b) melaksanakan pertumbuhan ekonomi, modernisasi dan perbaikan dalam tingkat produksi barang (materi) dan konsumsi.
  • 22. METODE PENELITIAN 1. Tempat Penelitian Penentuan lokasi penelitian dilakukan di 8 Kecamatan Kabupaten Labuhanbatu Utara dengan menggunakan teknik purposive random sampling. Artinya di setiap kecamatan diambil perwakilan satu atau dua desa yang termasuk ke dalam kategori BUMDes Mandiri, BUMDes Berkembang dan BUMDes Baru Terbentuk yang berada di wilayah pesisir, wilayah perkebunan dan wilayah perkotaan. 2. Waktu Penelitian Penelitian ini berlangsung selama 4 (empat) bulan terhitung dari bulan Agustus sampai dengan November 2018.
  • 23. 3. Subjek Penelitian Penelitian ini menggunakan mix method, maka subjek penelitian yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah: a) Pihak Pemerintah Daerah Kabupaten Labuhanbatu Utara yang terkait dengan kebijakan BUMDes, b) Pengurus BUMDes di setiap desa yang diteliti, c) Badan Pemberdayan Masyarakat Desa, d) Masyarakat dan e) Tenaga Pendamping Desa. 4. Teknik Pengumpulan Data Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara, dokumentasi dan pengamatan. 5. Jenis dan Sumber Data Jenis dan sumber data dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder.
  • 24. MODEL ANALISIS DATA Burhan Bungin (2003) mengatakan bahwa teknik analisis data untuk metode kualitatif dalam menjawab rumusalan masalah yang pertama digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Pengumpulan Data (Data Collection), 2. Reduksi Data (Data Reduction), 3. Display Data, dan 4. Verifikasi dan Penegasan Kesimpulan (Conclution Drawing and Verification), Selanjutnya penelitian ini menggunakan rumus t-tes yang dilakukan dengan uji signifikansi pendapatan rata-rata (mean) masyarakat sebelum dan sesudah pelaksanaan BUMDes dengan rumus :