1. Analisis Aspek Ekonomi
Analisis Ekonomi dan Sektor Unggulan
Analisis ekonomi dan sektor unggulan merupakan kajian terhadap aspek-aspek yang berkaitan
dengan perekonomian wilayah untuk mengetahui karakteristik perekonomian wilayah maupun
keterkaitan dalam sistem ekonomi wilayah yang luas untuk mewujudkan ekonomi wilayah yang
produktif dan berkelanjutan melalui keterkaitan ekonomi lokal dalam sistem ekonomi regional maupun
wilayah yang lebih luas (nasional).
Dari analisis ekonomi dan sektor unggulan akan diperoleh antara lain :
1) Gambaran mengenai aktifitas penggerak ekonomi wilayah, ciri-ciri ekonomi kawasan dengan
mengindetifikasi basis ekonomi wilayah Kabupaten Deli Serdang, antara lain sektor-sektor
unggulan, berasaran kesempatan kerja, pertumbuhan ekonomi, dan disparitas pertumbuhan ekonomi
di wilayah Kabupaten Deli Serdang
2) Menemukenali struktur ekonmi, potensi, permasalahan dan peluang pengembangan perekonomian
Kabupaten Deli Serdang
3) Menciptakan keterkaitan ekonomi intra regional dan inter regional
Sektor Unggulan yang terdapat di Kabupaten Deli Serdang yaitu Sektor Pengadaan Air, Pengelolaan
Sampah, Limbah dan Daur Ulang, Sektor Konstruksi, Perdagangan besar dan eceran, reperasi mobil
dan sepeda motor, Sektor Transportasi dan Pergudangan, Sektor Penyediaan akomodasi dan makan
minum, Sektor Informasi dan Komunikasi, Sektor Jasa Keuangan dan Asuransi, Sektor Real estate,
Sektor Jasa Perusahaan, Sektor Jasa Pendidikan, Sektor Jasa Kesehatan dan Kegiatan sosial, dan Sektor
Jasa Lainnya dengan LQ rata-rata diatas. Hal ini menunjukkan sektor-sektor tersebut merupakan sektor
unggulan yang memiliki kekuatan ekonomi yang cukup baik dan sangat berpengaruh terhadap
peningkatan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Deli Serdang. Meskipun sektor unggulan merupakan
sektor yang potensial untuk dikembangkan dan dapat memacu pertumbuhan ekonomi Kabupaten Deli
Serdang, akan tetapi peran sektor non unggulan tidak dapat diabaikan begitu saja, karena dengan
adanya sektor unggulan akan dapat membantu pengembangan sektor non unggulan menjadi sektor
unggulan baru.
2. Kajian Literatur dan Teori Aspek Ekonomi Kabupaten Deli Serdang
Penelitian ini dilakukan melalui studi literatur dengan menganalisis data sekunder dengan
cakupan spasial studi adalah Kabupaten Deli Serdang yang berada di Sumatera Utara. Mengingat
bahwa Sumatera Utara terdiri dari berbagai wilayah yaitu 33 Kabupaten/Kota yang berbeda kekuatan
infra struktur pendidikan, fasilitas kesehatan dan besarnya PDRB maka untuk memperoleh hasil yang
lebih berkualitas maka dalam hal ini penelitian lebih fokus menganalisis pertumbuhan ekonomi dan
IPM di kabupaten Deli Serdang.
Teori basis ekonomi mendasarkan pandangannya bahwa laju pertumbuhan ekonomi suatu
wilayah ditentukan oleh besarnya peningkatan ekspor dari wilayah tersebut. Kegiatan ekonomi
dikelompokkan atas kegiatan basis dan kegiatan non basis. Kegiatan basis dapat mendorong
pertumbuhan ekonomi wilayah. Tarigan (2006:29) menyatakan bahwa kegiatan basis adalah semua
kegiatan baik penghasil produk maupun penyedia jasa yang mendatangkan uang dari luar wilayah.
Lapangan kerja dan pendapatan di sektor basis adalah fungsi dari permintaan yang bersifat exogenous
(tidak tergantung pada kekuatan intern/permintaan lokal). Sedangkan non basis adalah untuk memenuhi
kebutuhan konsumsi lokal. Karena permintaan sektor ini sangat dipengaruhi oleh tingkat pendapatan
masyarakat setempat. Dengan demikian, sektor ini terikat terhadap kondisi ekonomi setempat dan tidak
bisa berkembang melebihi pertumbuhan ekonomi wilayah. Atas dasar anggapan di atas satu-satunya
sektor yang bias meningkatkan perekonomian wilayah melebihi pertumbuhan alamiah adalah sektor
basis. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari keberhasilan program pembangunan
yang telah dilaksanakan, khususnya dalam bidang ekonomi. Pertumbuhan tersebut merupakan
rangkuman laju pertumbuhan dari seluruh sektor ekonomi dan juga menggambarkan tingkat perubahan
struktur ekonomi yang terjadi pada suatu periode. Untuk melihat pertumbuhan ekonomi suatu wilayah
dapat dilihat melalui perubahan PDRB atas dasar harga konstan di wilayah tersebut.
METODE PENELITIAN yang digunakan adalah Analisis Location Quotient (LQ). Location
Quotient (LQ) adalah suatu perbandingan tentang besarnya peranan suatu sektor/industri di suatu
daerah terhadap besarnya peranan sektor/industri tersebut secara nasional. Teknik ini digunakan untuk
mengidentifikasi potensi yang dimiliki suatu daerah yaitu sektor-sektor mana yang merupakan sektor
basis atau non basis. Pada dasarnya teknik ini menyajikan perbandingan relatif antara kemampuan
suatu sektor antara daerah yang diselidiki dengan kemampuan sektor yang sama pada daerah yang lebih
luas. Menggunakan LQ sebagai petunjuk adanya keunggulan komperatif dapat digunakan bagi sektor-
sektor yang telah lama berkembang, sedangkan sektor yang baru atau sedang tumbuh apalagi yang
selama ini belum pernah ada, LQ tidak dapat digunakan karena produk totalnya belum menggambarkan
kapasitas rill daerah tersebut.
3. Rumus analisis Location Quotient (LQ):
dimana :
PDRBis = Produk Domestik Regional Bruto sektor ke-i Kabupaten Deli Serdang
PDRBs = Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Deli Serdang .
PDRBir = Produk Domestik Regional Bruto sektor ke-i Provinsi Sumatera utara.
PDRBr = Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Sumatera Utara.
Berdasarkan rumus di atas dapat dikemukakan besarnya nilai LQi , yaitu
a. Apabila LQ =1, artinya peranan sektor tersebut di daerah penelitian sama dengan peran sektor
tersebut dalam daerah referensi.
b. Apabila LQi < 1, maka peran sektor tersebut di daerah penelitian lebih kecil daripada peran
sektor tersebut di daerah referensi dan daerah bersangkutan mempunyai kecenderungan dari
daerah lain. Satu sektor mempuyai LQi < 1 berarti sektor tersebut dikatakan sektor non basis.
c. Jika LQi > 1, artinya peranan sektor tersebut di daerah penelitian lebih menonjol dari pada
peranan sektor itu dalam daerah referensi. Sektor bersangkutan dianggap sektor basis atau
unggulan dan secara tidak langsung memberi petunjuk bahwa daerah tersebut memiliki
keunggulan komparatif (comparative advantage).
4. Gambaran Umum Aspek Ekonomi
Pembangunan merupakan usaha sadar dan berencana untuk meningkatkan mutu hidup yang
dalam pelaksanaannya akan selalu menggunakan dan mengelola sumber daya baik sumber daya
manusia maupun sumber daya buatan. Salah satu tujuan pokok dari pembangunan itu adalah
pembangunan wilayah-wilayah yang ada di dalamnya terutama dalam keserasian perkembangan atau
laju pertumbuhan antarwilayah dalam daerah tersebut. Faktor pendorong perkembangan suatu wilayah
sangat terkait dengan ketersediaan sarana dan prasarana wilayah khususnya sarana dan fasilitas
sosial ekonomi. Sarana dan fasilitas ekonomi sering kali merupakan faktor dominan yang berperan
dalam memajukan wilayah.
Berbagai konsep-konsep teori tentang wilayah dan perencanaan serta pengembangan adalah:
1. Wilayah secara formal adalah suatu kesatuan alam yang mempunyai keterkaitan yang menjadi
pengikat. Suatu wilayah dalam pengertian geografi, merupakan kesatuan alam yang memiliki
kesamaan dan ciri geografis yang khas, antara lain wilayah ekonomi yang berkaitan dengan
proyek pembangunan dan pengembangan. Suatu wilayah memiliki berbagai unsur pembangunan
yang dapat digerakkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Unsur-unsur wilayah
adalah sumber daya manusia, sumber daya alam, infrastruktur, teknologi, dan bahasa
2. Suatu wilayah memiliki tiga komponen utama yaitu: 1) sumber daya penduduk, 2) kegiatan
ekonomi, dan 3) sistem transportasi.
3. Pengembangan wilayah adalah usaha mengawinkan secara harmonis sumber daya alam, manusia,
dan teknologi dengan memperhatikan daya ampung lingkungan untuk pemberdayaan masyarakat.
Pengembangan wilayah merupakan bagian integral dari perencanaan wilayah yang tidak saja
menyangkut pada perencanaan spasial dari suatu wilayah, tetapi lebih diutamakan pada
perencanaan bagaimana potensi wilayah dapat dimanfaatkan secara optimal oleh pemangku
kepentingan demi peningkatan kesejahteraan ekonomi dan sosial masyarakat
4. Perencanaan sebuah wilayah merupakan gambaran perencanaan kecil dari sebuah perencanaan
nasional. Hal ini menyangkut pada bagaimana sebuah wilayah dibangun dan dikembangkan, yang
tujuan akhirnya adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat
Topografi Kabupaten Deli Serdang terbagi menjadi tiga bagian, yaitu:
a. Kawasan Dataran Pantai, yang terdiri atas empat kecamatan yaitu: Hamparan Perak, Labuhan
Deli, Percut Sei Tuan, dan Pantai Labu. Masyarakat daerah pantai pada umumnya sebagian besar
penduduknya bermata pencaharian di sektor pemanfaatan sumber daya kelautan (marine resource
based), seperti nelayan, pembudidaya ikan, penambang pasir, dan pengusaha transportasi laut.
Kondisi lingkungan pemukiman masyarakat pesisir khususnya nelayan masih belum tertata
dengan baik dan terkesan kumuh, dengan kondisi sosial ekonomi masyarakat yang relatif berada
dalam tingkat kesejahteraan rendah, maka dalam jangka panjang tekanan terhadap sumber daya
pesisir akan semakin besar guna pemenuhan kebutuhan masyarakat
b. Kawasan Dataran Rendah, terdiri atas sebelas kecamatan yaitu: Sunggal, Pancur Batu,
Namorambe, Deli Tua, Batang Kuis, Tanjung Morawa, Patumbak, Lubuk Pakam, Beringin, Pagar
Merbau, dan Galang. Karakteristik masyarakat pesisir berbeda dengan karakteristik masyarakat
agraris atau petani. Dari segi penghasilan, petani mempunyai pendapatan yang dapat dikontrol
5. karena pola panen yang terkontrol sehingga hasil pangan atau ternak yang mereka miliki dapat
ditentukan untuk mencapai hasil pendapatan yang mereka inginkan. Berbeda halnya dengan
masyarakat pesisir yang mata pencahariannya didominasi dengan nelayan. Nelayan bergelut
dengan laut untuk mendapatkan penghasilan, maka pendapatan yang mereka inginkan tidak bisa
dikontrol
c. Kawasan Dataran Tinggi, terdiri atas tujuh kecamatan yaitu: Kutalimbaru, Sibolangit, Biru-biru,
STM Hilir, STM Hulu, Gunung Meriah, dan Bangun Purba. Masyarakat desa di Kabupaten Deli
Serdang dalam melakukan kegiatan/aktivitas membutuhkan sarana/alat untuk menuju ke tempat
beraktivitas, antara lain sarana transportasi berupa mobil atau kendaraan lain. Pergerakan sarana
transportasi memerlukan prasarana transportasi berupa jalan untuk menghubungkan suatu wilayah
dengan wilayah lain.
6. Isu Spasial Aspek Ekonomi Kabupaten Deli Serdang
Kegiatan ekonomi terdistribusi dalam ruang yang tidak homogen, oleh karena lokasi memiliki
potensi dan nilai relatif terhadap lokasi lainnya, maka kegiatan yang bertujuan ekonomi maupun sosial
akan tersebar sesuai dengan potensi dan relatif lokasi yang mendukungnya. Dalam pembangunan suatu
wilayah, perencanaan adalah suatu hal yang utama sebab dengan perencanaan yang tepat akan
menimbulkan dampak positif terhadap daerah itu sendiri. Perencanaan yang tepat adalah sebuah
perencanaan yang dibuat atas dasar potensi atau keunggulan yang dimiliki daerah tersebut.
Perencanaan akan menjadi bahan dalam membuat sebuah kebijakan pembangunan yang mendukung
perencanaan tersebut