Analisis transaksional berdasarkan filosofi bahwa perilaku dipengaruhi oleh ego state dan pengalaman masa kecil. Terdapat empat posisi hidup berdasarkan persepsi diri dan orang lain. Tujuan konseling adalah membantu klien membuat keputusan baru tentang tingkah laku dan hidupnya. Tekniknya meliputi analisis struktur, transaksi, skrip, dan mainan.
2. Nama pendekatan dan Tokoh
Thompson,et.al 2004 menejelaskan bahwa analisis transaksional
berakar dari filosofi andermintik. Filsafat ini menempatkan
kepercayaan pada kapasitas individu untuk meningkatkan
kebiasaan dan memili tujuan dan tingkah laku. Pendekatan ini
melihat individu dipengaruhi ekspektasi dan tututan dari orang-
orang yang disignifikan baginya, terutama pada pengambilan
keputusan pada masa-masa dimana individu masih bergantung
terhadap orang lain.
3. KonsepDasar
Pendekatan analisis transaksional memiliki asumsi dasar bahwa
perilaku komunikasi seseorang dipengaruhi oleh ego state yang
dipilihnya, setiap tindakan komunikasi dipandang sebagai sebuah
transaksi yang didalamnya turut melibatkan ego state serta
sebagai pengalaman dari masa kecil, setiap orang cenderung
memilih salah satu dari empat kemungkinan posisi hidup.
4. Beberapa konsep penting dalampendekatan analisis transaksional :
Injungsi (injunction) dan pengambilan keputusan awal ( Early
Decision)
Keputusan yang dibuat untuk merespon injunction, di antaranya
adalah :
• Don’t do anything (jangan berbuat apa-apa)
• Don’t be (don’t exist)
• Don’t be close (jangan dekat)
• Don’t be important (jangan menjadi orang penting)
• Don’t be a child (jangan seperti anak kecil)
5. 3 pola perilakuyangberbedasesuai status egonyamenurut analisistransaksional :
• Status ego orang tua (SEO)
• Status ego dewasa (SED)
• Status ego anak (SEA)
6. Secara teoritik posisi itu dikonseptualisasikan sebagaiberikut :
• I’m OK – You’re OK
• I’m OK- You’re not OK
• I’m not OK- You’re OK
• I’m not OK-You’re not OK
7. Asumsi TingkahLakuYangBermasalah
Pendekatan analisis transaksional berlandaskan suatu teori
kepribadian yang berkenaan dengan analisis struktural dan
transaksional.
Teori ini menyajikan suatu kerangka bagi analisis terhadap tiga
kedudukan ego yang terpisah, yaitu: orang tua, dewasa, anak.
8. TUJUAN
Tujuan utama konseling Analisis Transaksional adalah
membantu konseli untuk membuat keputusan baru tentang
tingkah laku sekarang dan arah hidupnya. Individu memperoleh
kesadaran tentang bagaimana kebebasannya terkekang karena
keputusan awal tentang posisi hidup, dan belajar untuk
menentukan arah hidup yang lebih baik.
10. Fungsi DanPeran Konselor
Harris (1967) yang dikutip dalam Corey (1988) memberikan
gambaran peran terapis, seperti seorang guru, pelatih atau
narasumber dengan penekanan kuat pada keterlibatan.
Sebagai guru, terapis menerangkan konsep-konsep seperti
analisis struktural , analisi transaksional, analisis skenario, dan
analisis permainan.
11. HubunganKonselor Dan Klien
Pelaksanaan terapi AT berdasarkan kontrak, kontrak tersebut
menjelaskan keinginan klien untuk berubah, di dalam kontrak
berisi kesepakatan-kesepakatan yang spesifik, jelas, dan ringkas.
Kontrak menyatakan apa yang dilakukan oleh klien, bagaimana
klien melangkah ke arah tujuan-tujuan yang telah ditetapkannya
dan kapan kontrak tersebut akan berakhir.Kontrak dapat
diperpanjang, konselor akan mendukung dan bekerja sesuai
kontrak yang telah menjadi kesepakatan bersama. Pentingnya
keberadaan kontrak, karena umumnya dalam terapi, klien
seringkali keluar dari kesepakatan awal.
12. KarakteristikKonseling Analisis Transaksional
Dewa Ketut Sukardi (dalam subandi, 2001:74) menyebutkan adanya empat
posisi dasar yang menentukan kehidupan seseorang diantaranya:
Posisi dasar pertama secara umum untuk menunjukkan bahwa pada diri
seseorang itu merasakan bahwa ia lebih rendah dari pada orang lain yaitu I’m
Not-You’re Ok.
Posisi dasar kedua yang merupakan keadaan yang lebih parah dan sangat
berbahaya dari pada posisi pertama, dan dipilih sebagai posisi psikologis yaitu
I’m Not-You’re Not Ok.
Posisi dasar ketiga ini menunjukkan adanya kecenderungan pada diri
seseorang untuk menuntut orang lain, menyalahkan orang lain,
mengkambinghitamkan orang lain dan menuduh orang lain yaitu I’m Ok-
You’re Not Ok.
Posisi dasar keempat adalah posisi hidup yang sehat dan menunjukkan adanya
suatu balance pada diri seseorang yang bersifat konstrukti, yaitu I’m Ok-
You’re Ok.
13. TEKNIk dan tahap-tahap konseling
Anlisis struktural
Analisis Transaksional
Analisis mainan
Analisis Skript
14. Tahap-tahap konseling
Pada bagian pertama dilakukan attending (pendahuluan) untuk
menentukan kontrak dengan klien baik mengenai masalah
maupun tanggung jawab kedua pihak.
Pada bagian kedua baru mengajarkan klien tentang ego statenya
dengan diskusi bersama klien.
Membuat kontrak yang dilakukan oleh klien sendiri yang
berisikan tentang apa yang akan dilakukan oleh klien.
Setelah kontrak ini selesai, baru kemudian konselor bersama
klien menggali ego state dan memperbaikinya sehingga terjadi
dan tercapai tujuan konseling.
15. Kelebihan dan kelemahan
KELEBIHAN
• Sangat berguna dan para konselor dapat dengan mudah
menggunakannya.
• Menantang konseli untuk lebih sadar akan keputusan awal
mereka.
• Integrasi antara konsep dan praktek analisis transaksional dengan
konsep tertentu dari terapi gestalt amat berguna karena konselor
bebas menggunakan prosedur dari pendekatan lain.
• Memberikan sumbangan pada konseling multikultural karena
konseling diawali dengan larangan mengaitkan permasalahan
pribadi dengan permasalahan keluarga dan larangan
mementingkan diri sendiri.
16. Kelemahan :
• Banyak terminologi atau istilah yang digunakan dalam analisis
transaksional cukup membingungkan.
• Penekananan analisis transaksional pada struktur merupakan
aspek yang meresahkan.
• Konsep serta prosedurnya dipandang dari perspektif behavioral,
tidak dapat diuji keilmihannya.
• Konseli bsa mengenali semua benda tetapi mungkin tidak
merasakan dan menghayati aspek diri mereka sendiri.
17. Aplikasi dalam konseling
Deskripsi kronologis masalah konseli / siswa :
Risa (26 tahun) dan Juminten (35 tahun) merupakan pasangan
suami istri yang telah dikaruniai tiga orang anak yang masih
kecil. Anak perempuan yang paling besar bernama Siska (4
tahun). Sedangkan kedua adiknya laki-laki kembar bernama Doni
dan Dino (2 tahun).Secara kultural Risa dan Juminten dibesarkan
dalam budaya yang sangat jauh berbeda. Risa seorang Samin
kulit hitam yang dibesarkan pada keluarga yang disiplin ketat dan
penuh peraturan. Sedangkan Juminten yang berkulit putih
dibesarkan dalam keluarga yang cenderung bebas dan tidak
terlalu ketat dalam hal peraturan. Ini jugalah yang menyebabkan
perbedaan pandangan mereka berdua dalam mendidik anak dan
juga pembagian tugas.
18. CONTOH PENERAPAN
Banyak laporan, terutama dari praktioner (penganut) AT, bahwa
AT berhasil dengan memuaskan. Banyak klien yang telah
disembuhkan dengan cara ini, serta “decak kagum “ pun
dialamatkan pada temuan Berne ini. Terbentuknya perhimpunan
AT, ITAA, dan terbitnya jurnal AT membuktikan bahwa AT
sebagai suatu pendekatan yang sudah besar dan berkembang luas
dikalangan ahli terapi. Persoalan sekarang, apakah keberhasilan
AT ini dapat pula diterapkan disekolah, terutama di sekolah kita
Indonesia yang berlandaskan filsafat Pancasila? Persoalan ini
tidaklah sederhana. Keterampilan AT pada klinik Psikologi boleh
jadi cocok atau boleh jadi tidak. Penerapan yang tepat meminta
uji coba yang cukup matang.
19. SIMPULAN
Dalam konseling tidak hanya mendiskripsikan permasalahan
secara umum saja melainkan juga dengan menggunakan berbagai
pendekatan dan teknik agar permasalahan klien bener-bener
ditangani sebaik mungkin. Untuk lebih terperinci lagi upaya
penanganan diatas akan didampingi dengan pendekatan-
pendekatan yang tepat sebagai upaya dalam menyelesaikan
masalah klien.