Etika terapan merupakan istilah baru untuk menyelesaikan masalah etis yang berkaitan dengan berbagai bidang ilmu dan profesi. Etika terapan menggunakan pendekatan multidisipliner dan kerjasama erat antara etika dengan ilmu-ilmu lain untuk menemukan solusi masalah moral dengan mempertimbangkan informasi, norma etika, dan logika. Etika terapan juga membahas masalah makro dan mikro dalam skala masyarakat dan individu
1. ETIKA TERAPAN
Etika Sedang Naik Daun
• Tampak dengan penampilannya sebagai etika terapan (applied ethics),
kadang‐kadang juga disebut filsafat terapan (applied philosophy).
Perubahan itu terutama mencolok di kawasan berbahasa Inggris,
khususnya United Kingdom dan Amerika Serikat. “Bahasa Moral”
k k k b k d b k k lungkapan‐ungkapan kita tentang baik dan buruk. Etika mulai meminati
masalah‐masalah etis yang konkret. Dilihat secara retrospektif, dapat kita
katakan bahwa perubahan ini disebabkan karena beberapa faktor yang
pada waktu itu timbul serempak.
• Perkembangan pesat di bidang ilmu dan teknologi menimbulkan banyak
persoalan etis yang besar. Kedua, “Iklim Moral”. Di Amerika Serikat pada
waktu itu berlangsung puncak perjuangan civil right (hak‐hak warga
negara). “Revolusi” semua gejala ini menunjukkan bahwa etika terapang ) g j j p
dilahirkan ditengah suasana yang jelas ditandai kepedulian etis yang luas
dan mendalam.
Isniar Budiarti,SE.,M.Si Sekretaris Eksekutif
2. Etika terapan merupakan suatu istilah baru, namun sama sekali bukanp p ,
hal baru dalam sejarah filsafat moral. Sejak Plato dan Aris Toteles
sudah ditekankan
bahwa etika merupakan filsafat praktis, artinya filsafat yang inginp p , y y g g
memberikan penyuluhan kepada tingkah laku manusia dengan
memperhatikan apa yang harus kita lakukan.
Pada awal zaman modern muncul etika khusus (ethica specialis) yang( p ) y g
membahas masalah etis tentang sesuatu bidang tertentu seperti
keluarga dan negara.
Istilah “etika khusus” sekarang masih dipakai dalam arti yangg p y g
sebenarnya sama dengan “etika terapan”. Utilitarismenya membaharui
kehidupan masyarakat, khususnya hukum.
Moral – khususnya dalam bentuk etika terapan – mengalami suatuy p g
masa kejayaan. Terdapat suatu banjir publikasi tentang etika terapan
yang tidak pernah dapat diduga beberapa dekade yang lalu
Isniar Budiarti,SE.,M.Si Sekretaris Eksekutif
3. P i ik k i i k jPentingnya etika terapan sekarang ini tampak juga
masalah‐masalah yang berimplikasi moral. Aturan hukum
tentang suatu masalah baru atau mengubah ketentuang g
hukum yang sedang berlaku.
Persiapan yang biasa ditempuh adalah membentuk sebuah
komisi yang akan mempelajari masalahnya dan memberikomisi yang akan mempelajari masalahnya dan memberi
advis yang beralasan.
Pengaruh timbal balik antara etika teoritis dan etikag
terapan. Etika terapan sangat membutuhkan bantuan dari
teori etika.
Etik T k i i i i d t iEtika Terapan mempergunakan prinsip‐prinsip dan teori
moral yang diharapkan sudah mempunyai dasar kukuh.
Isniar Budiarti,SE.,M.Si Sekretaris Eksekutif
4. Beberapa Bidang Garapan bagi Etika Terapan
Etika terapan dapat menyoroti suatu profesi atau suatu masalah.
Sebagai contoh tentang etika terapan profesi dapat disebut: etika
kedokteran, etika politik, etika bisnis dan sebagainya. Etika terapan, p , g y p
dan penggunaan senjata nuklir, pencemaran lingkungan, ras, agama,
jenis kelamin dan lain‐lain. Etika terapan dalam masyarakat modern
sekarang ini disibukan dengan banyak persoalan yang penting dan
mendesakmendesak.
Cababng‐cabang etika terapan pd zaman kita sekarang, empat cabang
berikut ini dua diantaranya menyangkut profesi dan dua lagiberikut ini, dua diantaranya menyangkut profesi dan dua lagi
mengenai masalah: etika kedokteran, etika bisnis, etika perang dan
damai (termasuk di dalamanya masalah persenjataan nuklir) dan etika
lingkungan hidup. Bahwa etika kedokteran sekarang sering dimengerti
d l bih l d i d b h k j d k jdengan cara lebih luas dari pada pembahasan pekerjaan dokter saja,
sehingga mencangkup masalah etis yang berkaitan dengan kehidupan.
Isniar Budiarti,SE.,M.Si Sekretaris Eksekutif
5. • nama –nama baru untuk cabang‐cabang etika terapan tersebut,
seperti “etika biomedis”dan “biotika”keempat macam etikaseperti etika biomedis dan biotika keempat macam etika
terapan yang disebut tadi sekarag menarik begitu banyak
perhatian, karena dibidang‐bidag ini berlangsung
k b li t hi t t di it kitperkembangan yang paling pesat, sehingga terutama disitu kita
berhadapan dengan persoalan‐persoalan etis yang perlu segera
ditangani dan dicarikan pemecahanya.
• Cara lain untuk membagiakan etika terapan adalah
membedakan antara makroetika dan mikroetika.
• Makroetika membahas masalah‐maslah moral pada sekala besar,Ma oet a e ba as asa a as a o a pada se a a besa ,
artinya masalah‐masalah ini menyangkut suatu bangsa
seluruhnya atau bahkan seluruh umat manusia.
• Ekonomi dan keadilan (misalnya utang utang negara selatan• Ekonomi dan keadilan (misalnya, utang‐utang negara selatan
terhadap negara‐negara utara), lingkungan hidup, dan alokasi
sarana pelayanan kesehatan dapat dikemukakan sebagai contoh
masalah masalah makroetismasalah‐masalah makroetis.
Isniar Budiarti,SE.,M.Si Sekretaris Eksekutif
6. • Mikroetika membicarakan pertanyaan –pertanyaan etis di mana
indi idu terlibat seperti ke ajiba dokter terhadap pasien a atauindividu terlibat, seperti kewajiba dokter terhadap pasienya atau
kewajiban dokter terhadap pasienya atau kewajiban pengacara
terhadap klienya (misalnya, kewajiban mengatakan yang benar,
kewajiban menyimpan rahasia jabatan dan sebagainyakewajiban menyimpan rahasia jabatan, dan sebagainya.
• kadang‐kadang diantara makroetika dan mikroetika disisipkan
lagi jenis etika terapan yang ketiga, yaitu mesoetika (awalan
meso‐berarti madya) kalau begitu mesoetika menyroti maslah‐meso berarti madya).kalau begitu mesoetika menyroti maslah
masalah etis yang berkaitan dengan suatu kelompok atau
profesi, misalnya, kelompok ilmuawan, profesi wartawan, dan
sebagainya.g y
• pembagian etika terapan kedalam etika individual dan etika
sosial. Etika individual membahas kewajiban manusia terhadap
dirinya sendiri, sedangkan etika sosial memandang kewajibany , g g j
manusia sebagai anggota masyarakat. Kesulitan tentang
pembagian ini adalah bahwa manusia perorangan pun
merupakan anggota masyarakat.
Isniar Budiarti,SE.,M.Si Sekretaris Eksekutif
7. Etika Terapan dan Pendekatan Multidisipliner
• Salah satu ciri khas etika terapan sekarang ini adalah kerjasama
erat antara etika dan ilmu‐ilmu lain. Etika terapan tidak bisa
dijalankan dengan baik tanpa kerjasama itu, suatu pendekatanj g p j p
yang melibatkan berbagai ilmu sekaligus.
• Pendekatan multidisipliner adalah usaha pembahasan tenteng
tema yang sama oleh berbagai ilmu. Sedangkan pendekatan
interdisipliner adalah kerjasama antara beberapa ilmu tentanginterdisipliner adalah kerjasama antara beberapa ilmu tentang
tema yang sama dengan maksud mencapai suatu pandangan
tepadu.
• Pendekatan interdisipliner dijalankan dengan cara lintasPendekatan interdisipliner dijalankan dengan cara lintas
disiplin. Pendekatan interdisipliner seperti ini jarang ditemukan
dan biasanya hanya berperan sebagai ideal.
• Pendekatan multidisipliner kerap kali adalah usaha yang lebih
li i d h d h k li k dij l krealistis dan sesungguhnya sudah cukup sulit untuk dijalankan.
Contoh usaha multidisipliner, dimana beberapa ahli etika
berhasil memberikan kontribusi yang berarti.
Isniar Budiarti,SE.,M.Si Sekretaris Eksekutif
8. Metode Etika Terapan
Etik t iliki d l h t l l• Etika terapan memiliki 4 unsur yang dengan salah satu cara selalu
berperan dalam etika terapan, betapapun besarnya variasi yang dapat
ditemui.
• Metode etika terapan dalam hal ini sejalan dengan proses terbentuknyaMetode etika terapan dalam hal ini sejalan dengan proses terbentuknya
pertimbangan moral pada umumnya. Empat unsur yang dimaksudkan
disini adalah:
1. Sikap Awalp
Kita mulai dengan mengambil suatu sikap tertentu terhadap masalah
yang bersangkutan. Sikap awal ini terbentuk karena bermacam‐
macam faktor yang memainkan peranan dalam hidup seorang
i didik k b d l ib di di manusia: pendidikan, kebudayaan, agama, pengalaman pribadi, media
massa, watak seseorang, dan banyak hal lain lagi.
2. Informasi
Sikap awal yang pro atau kontra itu sebenarnya masih sangatSikap awal yang pro atau kontra itu sebenarnya masih sangat
emosional atau sekurang‐kurangnya dikuasai oleh faktor subjektif
yang tidak sesuai dengan kenyataan objektif. Melalui informasi kita
dapat mengetahui bagaimana keadaan objektif itu.p g g j
Isniar Budiarti,SE.,M.Si Sekretaris Eksekutif
9. 3. Norma‐norma Moral3
Unsur berikut dalam metode etika terapan adalah norma‐
norma moral yang relevan untuk topik atau bidang
bersangkutan. Penerapan norma‐norma moral inig p
merupakan unsur terpenting dalam metode etika terapan.
Pembentukan penilaian moral sering dimulai oleh satu
kelompok kecil bisa partai politik atau lembaga swadaya
masyarakat yang memperjuangkan suatu pandangan etismasyarakat yang memperjuangkan suatu pandangan etis
tertentu.
4. Logika
E ik h b if l i L ik dEtika terapan harus bersifat logis. Logika dapat
memperlihatkan bagaimana dalam suatu argumentasi
tentang masalah moral perkaitan kesimpulan etis dengan
premis‐premisnya dan juga apakah penyimpulan itu tahanpremis‐premisnya dan juga apakah penyimpulan itu tahan
uji, jika diperiksa secara kritis menurut aturan‐aturan
logika. Logika dapat menunjukkan kesalahan‐kesalahan
penalaran dan klasifikasi yang dipakai dalam argumentasi.p y g p g
Isniar Budiarti,SE.,M.Si Sekretaris Eksekutif
10. KESIMPULAN
• Etika terapan merupakan suatu istilah baru Etika terapanEtika terapan merupakan suatu istilah baru. Etika terapan
banyak digunakan untuk menyelesaikan berbagai macam
masalah moral yang menyangkut berbagai ilmu.
• Etika terapan juga dapat menyoroti suatu profesi atauEtika terapan juga dapat menyoroti suatu profesi atau
suatu masalah. Salah satu ciri khas etika terapan sekarang
ini adalah kerjasama erat antara etika dan ilmu‐ilmu lain.
• Etika terapan tidak bisa dijalankan dengan baik tanpap j g p
kerjasama itu, suatu pendekatan yang melibatkan berbagai
ilmu sekaligus. Pentingnya etika terapan sekarang ini
tampak juga masalah‐masalah yang berimplikasi moral.
At h k t t t l h b tAturan hukum tentang suatu masalah baru atau
mengubah ketentuan hukum yang sedang berlaku.
DAFTAR PUSTAKA
l f b d l d ( )• K. Bertens, Filsafat Barat Abad XX, jilid I (Inggris‐Jerman),
Jakarata, Gramedia, 1984
• K. Bertens, Filsafat Barat Abad XX, jilid II (Inggris‐Jerman),
J k G di 8Jakarata, Gramedia, 1985
Isniar Budiarti,SE.,M.Si Sekretaris Eksekutif