SlideShare a Scribd company logo
1 of 6
Download to read offline
Langkah pertama melindungi
diri dengan logika
Kita sering mendengar bahwa manusia adalah makhluk yang logis. Hal ini tidak salah,
namun juga tidak sepenuhnya benar. Seperti yang telah dibahas dalam pelajaran
sebelumnya, manusia juga seringkali terpengaruh iklan atau perkataan seseorang yang
tampak meyakinkan.
Pelajaran 2
Maka dari itu, pernyataan yang lebih tepat adalah bahwa
manusia mampu berpikir logis. Namun, dibutuhkan
kesadaran dan upaya agar pemikiran logis tersebut tidak
kalah oleh penilaian instan atau emosi.
Kemampuan untuk berpikir logis adalah salah satu
kriteria mendasar dari seorang pemikir kritis. Karena itu,
dalam bab ini kita tidak akan langsung mempelajari
hal-hal yang bersifat teknis dulu. Kita akan mempelajari
satu kebiasaan sederhana yang akan membantu kita
menguasai keterampilan berpikir kritis, yaitu kebiasaan
untuk bertanya.
Saya yakin
bahwa berpikir logis
bukanlah sesuatu yang
alamiah bagi pikiran
manusia.?
- Neil deGrasse Tyson,
fisikawan
1
Latih Logika | Pelajaran 2 : Langkah pertama melindungi diri dengan logika
Berpikir Perlahan lebih baik daripada Berpikir Cepat
Manusia tidak dapat dikatakan sebagai makhluk yang sepenuhnya logis karena cara kerja
bawaan otak kita cenderung instan, dangkal, dan umumnya dipengaruhi oleh emosi. Cara
kerja ini disebut dengan pemikiran Sistem 1 atau Berpikir Cepat. Sistem 1 mengambil
kesimpulan atas informasi yang kita terima secara serta-merta.
Contoh dari pemikiran Sistem 1 yang sering kita lakukan adalah:
- Membandingkan ukuran objek yang bersebelahan.
- Memilih tempat duduk di ruang tunggu yang kosong.
- Menunjukkan rasa takut ketika melihat foto ular
- Menjawab 1+1= ?
- Memahami kalimat sederhana.
- Mengendarai mobil di jalanan yang sepi
2
Latih Logika | Pelajaran 2 : Langkah pertama melindungi diri dengan logika
Dari contoh-contoh di atas, kita dapat menyimpulkan
bahwa Sistem 1 adalah pemikiran yang terjadi dalam
sekejap. Hal ini tidak menjadi masalah ketika kita memang
ingin melakukan penilaian atau membuat keputusan yang
sangat sederhana. Namun, karena cara berpikir ini lebih
dominan di otak manusia, seringkali tanpa sadar kita
menggunakannya ketika hendak melakukan penilaian
yang lebih rumit. Akibatnya, kualitas keputusan yang kita
hasilkan tidak akan baik. Kita tidak dapat mengandalkan
Sistem 1 untuk menghasilkan keputusan yang logis.
Untungnya, manusia juga memiliki kemampuan untuk
berpikir secara mendalam dan hati-hati serta
membutuhkan usaha ekstra. Pemikiran ini disebut dengan Sistem 2 atau Berpikir Perlahan.
Contoh penggunaan Sistem 2 yang sering kita lakukan adalah:
Iklan adalah contoh
komunikasi yang didesain
untuk menyentuh emosi
khalayak, sehingga
pemikiran Sistem 1 kita
sering terpengaruh
olehnya. Dapatkah Anda
menyebutkan contoh lain?
Diskusi
- Menemukan orang dengan topi hitam di antara kerumunan.
- Mencari kalimat inti dalam sebuah paragraf.
- Mengelompokkan buku-buku ke dalam rak sesuai dengan topiknya.
- Menilai patut tidaknya suatu perilaku dalam lingkungan sosial tertentu.
- Memarkir kendaraan di ruang yang sempit.
- Menilai apakah harga jual sebuah produk sebanding dengan kegunaannya.
Dengan melihat contoh-contoh tersebut, kita dapat menyimpulkan bahwa sebenarnya kita
sudah sering melakukan pemikiran Sistem 2. Namun, sebagian besar dari kita sering tidak
sadar saat kita sedang berpikir dalam Sistem 2. Oleh karena itu, kita perlu lebih sering
melakukannya agar kita makin terbiasa.
Hubungan antara pemikiran Sistem 1 dan Sistem 2 ibarat hubungan antara gajah dengan
manusia yang menjadi penunggangnya. Sebagai cara berpikir yang bersumber dari insting
dasar, Sistem 1 lebih dominan dan kuat, seperti gajah yang memiliki tubuh serta tenaga yang
besar. Namun, dengan latihan dan pembiasaan yang berulang, Sistem 2 yang awalnya lemah
dapat mengendalikan pemikiran Sistem 1, layaknya kusir yang dapat mengarahkan gajah
sesuai kehendaknya.
Untuk lebih jelas melihat manfaat pemikiran Sistem 2, mari kita lihat contoh-contoh
peningkatan kualitas keputusan yang terjadi ketika kita mengganti pemikiran Sistem 1
dengan Sistem 2:
Kesimpulan pemikiran Sist em 1
?Saya akan tetap menggunakan merek pasta gigi
yangbiasanya karena setelah saya bandingkan
bahan kandungannya sama saja dengan pasta
gigi X.?
?Saya akan mencoba merek pasta gigi Xkarena
iklannya sangat menarik secara visual dan
kata-katanya juga meyakinkan.?
Kesimpulan pemikiran Sist em 2
3
Latih Logika | Pelajaran 2 : Langkah pertama melindungi diri dengan logika
?Saya akan lewat jalan ini untuk berangkat ke
kantor karena sudah terbiasa.?
?Saya memilih kandidat dari partai Ykarena saya
menyukai penampilan dan cara berbicaranya.?
?Saya memutuskan untuk mengecek GPSsebelum
berangkat agar terhindar dari kemacetan.?
?Saya memilih kandidat dari partai Ybukan karena
penampilan dan cara berbicaranya saja, tetapi juga
kualitasprogramnya.?
Kita harus memperkuat cara berpikir Sistem 2 yang perlahan, hati-hati, dan mendalam
sebelum lebih jauh mempelajari keterampilan berpikir kritis. Jika kita sudah terbiasa dengan
Sistem 2, akan lebih mudah untuk menerapkan cara berpikir kritis nantinya.
Membiasakan bertanya unt uk berpikir krit is
Bagian besar dari berpikir kritis adalah cara mengolah
informasi yang kita terima, baik melalui bacaan, tontonan,
atau pernyataan lawan bicara. Pengaruh dari kebiasaan
berpikir dengan Sistem 1 dapat mengakibatkan kita
terburu-buru mengambil kesimpulan atau membuat
keputusan berdasarkan informasi tersebut. Ini bisa
mengakibatkan salah paham dengan lawan bicara atau
penyebaran berita palsu karena kita terlalu cepat percaya.
Agar dapat bersikap kritis, kita harus memastikan bahwa
kita cukup mengerti topik yang dibicarakan, dan bahwa
kita memiliki pemahaman yang sama dengan pembuat
pernyataan tentang topik tersebut. Oleh karena itu,
sebelum bereaksi, kita harus menanyakan dua hal berikut:
Agar dapat bersikap
kritis, kita harus cukup
mengerti topik yang
dibicarakan, dan
memiliki pemahaman
yang sama dengan
pembuat pernyataan
tentang topik
tersebut.
1. Def inisi
Perhatikan kalimat yang kita baca atau dengar. Apakah kita sudah memahami arti dari
setiap kata yang menyusun kalimat tersebut?Jika belum, maka tentu saja kita tidak
dapat menyusun tanggapan yang baik. Dalam situasi seperti ini, yang harus kita
lakukan pertama-tama adalah mengidentifikasi kata-kata kunci dalam kalimat yang
bersangkutan, sehingga pemahaman kita sama dengan pemahaman si pembuat
pernyataan. Hal ini akan menghindari terjadinya kesalahpahaman dan memastikan
terjadinya diskusi yang produktif.
Contohnya, mari kita lihat pernyataan berikut:
?Kuota bukanlah solusi bagi kesetaraan gender.?
Dalam kalimat tersebut, arti dari kata ?kuota?tidak jelas. Setelah ditanyakan kepada si
pembuat pernyataan, barulah kita tahu bahwa yang dimaksud adalah ?penetapan
jumlah minimal anggota perempuan di DPR?. Dari informasi tersebut, barulah kita
dapat menentukan sikap atau menyusun tanggapan.
Selain itu, kita juga harus mewaspadai kata-kata yang ambigu atau memiliki lebih dari
satu arti. Misalnya, dalam kalimat berikut:
?Semua hukuman fisik yangdilakukan oleh guru dapat dikategorikan sebagai
kekerasan terhadap anak.?
Sepintas, maksud dari frasa ?hukuman fisik?sudah jelas. Namun, bisa saja ternyata
hukuman fisik yang kita bayangkan adalah mencubit, memukul, menampar, dan
sejenisnya, sementara si pembuat pernyataan menganggap bahwa berdiri di depan
kelas selama beberapa menit sudah termasuk hukuman fisik, sehingga dapat
digolongkan sebagai kekerasan.
Dari kedua contoh di atas, kita dapat melihat pentingnya menyamakan pemahaman
dengan pembuat pernyataan.
2. Konteks
Jika definisi berhubungan dengan arti dari sebuah kata atau frasa, maka konteks
berhubungan dengan alasan atau latar belakang di balik munculnya sebuah
pernyataan. Konteks dapat berupa kejadian-kejadian terkini, kepercayaan, atau
faktor-faktor lain yang mendorong seseorang untuk melontarkan pernyataan tertentu.
Contohnya, perhatikan kalimat berikut:
?Pemerintah sebaiknya melarangkonsumsi minuman beralkohol di
seluruh Indonesia.?
Terlepas dari definisi kata-kata kunci dalam kalimat tersebut seperti ?pemerintah?,
?minuman beralkohol?, dan ?seluruh Indonesia?yang sudah cukup jelas, tanggapan
atau sikap kita bisa berbeda-beda, tergantung dari latar belakang munculnya
pernyataan yang bersangkutan, misalnya:
- Pembuat pernyataan menganggap bahwa
konsumsi minuman beralkohol tidak sesuai
dengan budaya bangsa Indonesia.
- Pembuat pernyataan baru saja membaca
berita tentang naiknya tindak
kekerasan di bawah pengaruh alkohol di
berbagai tempat di seluruh Indonesia.
Selain menghindari kesalahpahaman, mengetahui
konteks juga menjadi penting untuk bersikap atau
menyusun respons yang tepat sasaran.
Definisi berhubungan
dengan arti dari kata
atau frasa dalam sebuah
pernyataan.
Konteks berhubungan
dengan latar belakang
munculnya sebuah
pernyataan.
Konsep Pent ing
4
Latih Logika | Pelajaran 2 : Langkah pertama melindungi diri dengan logika
Maanfaat lain dari kebiasaan bertanya
Selain memperjelas arah pembicaraan dan memperkuat dasar dari tanggapan yang kita
bentuk, kebiasaan bertanya juga dapat melatih kita menjadi seorang pemikir kritis yang
bertenggang rasa. Dengan bertanya, kita menunjukkan kita ingin memahami persepsi dan
apa yang menjadi perhatian lawan bicara kita, dan bukan hanya ingin menang sendiri. Ini
sejalan dengan prinsip berpikir kritis yang bertujuan mencari kesimpulan terbaik, bukan
menunjukkan siapa yang lebih pintar. Dengan kata lain, melatih kebiasaan bertanya sekaligus
akan menepis anggapan orang bahwa pemikir kritis sama dengan tukang kritik yang suka
menyerang pemikiran orang lain.
5
Latih Logika | Pelajaran 2 : Langkah pertama melindungi diri dengan logika
Berpikir kritis adalah
aktivitas sosial, sehingga
dalam menerapkannya,
kita juga perlu
memperhatikan
hubungan kita dengan
orang lain.
Namun, perlu diperhatikan bahwa tidak semua orang
merasa nyaman ketika kita mempertanyakan maksud
atau posisi mereka. Di sinilah kita perlu mengingat bahwa
berpikir kritis adalah aktivitas sosial, sehingga dalam
menerapkannya, kita juga perlu memperhatikan
hubungan kita dengan orang lain. Selain itu, jika
seseorang merasa tidak nyaman dengan pertanyaan kita,
ada kemungkinan ia justru akan menutup diri dan
menghindar dari diskusi yang lebih lanjut. Jika ini terjadi,
tujuan diskusi kita tentu tidak akan tercapai.
Dengan memperhatikan pemilihan kata dan nada bicara,
kita dapat menunjukkan bahwa kita menghargai lawan bicara sehingga mereka akan lebih
bersedia untuk membuka diri. Jika kita sudah memahami pentingnya kebiasaan bertanya dari
sisi penggalian informasi sekaligus menghargai lawan bicara, maka kita siap untuk
mempelajari konsep-konsep keterampilan berpikir kritis selanjutnya seperti argumen,
penalaran, dan kesesatan logika.
6
Latih Logika | Pelajaran 2 : Langkah pertama melindungi diri dengan logika
Latih Logika di produksi oleh Yayasan Cahaya Guru bekerja
sama dengan The Asia Foundation. Dokumen elektronik ini
diunduh dari situs www.latihlogika.com.
Ciptaan disebar luaskan di bawah Lisensi Creative Commons
Atribusi-NonKomersial-TanpaTurunan 4.0 Internasional.
Pelajaran 2
Soal Lat ihan
Dapatkah Anda membedakan penggunaan Sistem 1 dan Sistem 2 dari contoh-contoh
di bawah ini?
1. Menyimpulkan bahwa seorang bayi berjenis kelamin
perempuan karena selimutnya berwarna pink.
2. Bermain piano sambil membaca partitur.
3. Merasa takut ketika berpapasan dengan laki-laki
bertubuh besar dan bertato.
4. Memilih pakaian, perhiasan, dan riasan untuk
dikenakan ke pesta perkawinan.
5. Menyusun kepingan puzzle menjadi gambar
yang utuh.
Sistem 2
Sistem 2
Sistem 2
Sistem 2
Sistem 2
Sistem 1
Sistem 1
Sistem 1
Sistem 1
Sistem 1
Temukan kata-kata dan frasa-frasa kunci yang harus kita pahami sebelum bersikap dari
pernyataan-pernyataan berikut!
- Kita harus mewaspadai hal-hal yang dapat mengakibatkan disintegrasi bangsa.
- Pertumbuhan ekonomi riil dan pasar modal tidak selalu berjalan beriringan. Karena itu
angka IHSG tidak dapat dijadikan acuan pertumbuhan ekonomi.
- Belakangan ini, gaya bergaul yang eksklusif makin sering tampak di berbagai kampus.
- Sepertinya audiensi tersebut tidak lebih dari sekadar dari upaya manajemen impresi
saja, bahkan para hadirin sudah melalui proses screening terlebih dahulu.
- Jurang emosional dapat terbentuk di antara orangtua yang gagap teknologi dan
anak-anak mereka yang merupakan generasi digital native.

More Related Content

What's hot

Sifat karakter-manusia
Sifat karakter-manusiaSifat karakter-manusia
Sifat karakter-manusiazoids-cute
 
prospecting & sikap
prospecting & sikapprospecting & sikap
prospecting & sikapSolo Desain
 
Bab 8 konseling krisis
Bab 8 konseling krisisBab 8 konseling krisis
Bab 8 konseling krisisChris Hukubun
 
6 trik khusus membuka percakapan
6 trik khusus membuka percakapan6 trik khusus membuka percakapan
6 trik khusus membuka percakapanFaztrack Consulting
 
Buku ajar hypnoteaching 2013 revisi
Buku ajar hypnoteaching 2013 revisiBuku ajar hypnoteaching 2013 revisi
Buku ajar hypnoteaching 2013 revisinovrizalbinmuslim
 
Tugas personality development
Tugas personality developmentTugas personality development
Tugas personality developmentPutri Sri Aryana
 
Crucial Conversation by jennifer v. soriano
Crucial Conversation by jennifer v. sorianoCrucial Conversation by jennifer v. soriano
Crucial Conversation by jennifer v. sorianoJo Balucanag - Bitonio
 
Pragmatic programmer
Pragmatic programmerPragmatic programmer
Pragmatic programmerMaulik Shah
 
IST ( INTELLIGENCE STRUCTURE TEST )
IST  ( INTELLIGENCESTRUCTURE TEST )IST  ( INTELLIGENCESTRUCTURE TEST )
IST ( INTELLIGENCE STRUCTURE TEST )FahrulRosyid1
 
Gaya NEGOSIASI _ Materi Training "NEGOTIATION SKILLs"
Gaya NEGOSIASI _ Materi Training "NEGOTIATION SKILLs"Gaya NEGOSIASI _ Materi Training "NEGOTIATION SKILLs"
Gaya NEGOSIASI _ Materi Training "NEGOTIATION SKILLs"Kanaidi ken
 
Tips berbicara di depan umum
Tips berbicara di depan umumTips berbicara di depan umum
Tips berbicara di depan umumEdwin Irvanus
 
Bagaimana meningkatkan rasa percaya diri
Bagaimana meningkatkan rasa percaya diriBagaimana meningkatkan rasa percaya diri
Bagaimana meningkatkan rasa percaya diriNur Agustinus
 

What's hot (13)

Sifat karakter-manusia
Sifat karakter-manusiaSifat karakter-manusia
Sifat karakter-manusia
 
prospecting & sikap
prospecting & sikapprospecting & sikap
prospecting & sikap
 
Bab 8 konseling krisis
Bab 8 konseling krisisBab 8 konseling krisis
Bab 8 konseling krisis
 
6 trik khusus membuka percakapan
6 trik khusus membuka percakapan6 trik khusus membuka percakapan
6 trik khusus membuka percakapan
 
Buku ajar hypnoteaching 2013 revisi
Buku ajar hypnoteaching 2013 revisiBuku ajar hypnoteaching 2013 revisi
Buku ajar hypnoteaching 2013 revisi
 
Bullying stop 2019
Bullying stop 2019Bullying stop 2019
Bullying stop 2019
 
Tugas personality development
Tugas personality developmentTugas personality development
Tugas personality development
 
Crucial Conversation by jennifer v. soriano
Crucial Conversation by jennifer v. sorianoCrucial Conversation by jennifer v. soriano
Crucial Conversation by jennifer v. soriano
 
Pragmatic programmer
Pragmatic programmerPragmatic programmer
Pragmatic programmer
 
IST ( INTELLIGENCE STRUCTURE TEST )
IST  ( INTELLIGENCESTRUCTURE TEST )IST  ( INTELLIGENCESTRUCTURE TEST )
IST ( INTELLIGENCE STRUCTURE TEST )
 
Gaya NEGOSIASI _ Materi Training "NEGOTIATION SKILLs"
Gaya NEGOSIASI _ Materi Training "NEGOTIATION SKILLs"Gaya NEGOSIASI _ Materi Training "NEGOTIATION SKILLs"
Gaya NEGOSIASI _ Materi Training "NEGOTIATION SKILLs"
 
Tips berbicara di depan umum
Tips berbicara di depan umumTips berbicara di depan umum
Tips berbicara di depan umum
 
Bagaimana meningkatkan rasa percaya diri
Bagaimana meningkatkan rasa percaya diriBagaimana meningkatkan rasa percaya diri
Bagaimana meningkatkan rasa percaya diri
 

Similar to Latih logika-diktat-2

Managing conflict 2014
Managing conflict 2014Managing conflict 2014
Managing conflict 2014Agus Gunawan
 
4. pengembangan pribadi with Pdt Chris Hukubun M.Th
4. pengembangan pribadi with Pdt Chris Hukubun M.Th 4. pengembangan pribadi with Pdt Chris Hukubun M.Th
4. pengembangan pribadi with Pdt Chris Hukubun M.Th Chris Hukubun
 
AWARENESS OF SELF AND OTHERS AND THE DEVELOPMENT OF INTERPERSONAL COMPETENCE
AWARENESS OF SELF AND OTHERS AND THE DEVELOPMENT OF INTERPERSONAL COMPETENCEAWARENESS OF SELF AND OTHERS AND THE DEVELOPMENT OF INTERPERSONAL COMPETENCE
AWARENESS OF SELF AND OTHERS AND THE DEVELOPMENT OF INTERPERSONAL COMPETENCEDeaFitraNingrum
 
Tips memunculkan ide
Tips memunculkan ideTips memunculkan ide
Tips memunculkan ideBudi Fardian
 
menggunakan pikiran logis, kritis, kreatif dalam analisis
menggunakan pikiran logis, kritis, kreatif dalam analisismenggunakan pikiran logis, kritis, kreatif dalam analisis
menggunakan pikiran logis, kritis, kreatif dalam analisisrobby chandra
 
AWARENESS OF SELF AND OTHERS AND THE DEVELOPMENT OF INTERPERSONAL COMPETENCE
AWARENESS OF SELF AND OTHERS AND THE DEVELOPMENT OF INTERPERSONAL COMPETENCEAWARENESS OF SELF AND OTHERS AND THE DEVELOPMENT OF INTERPERSONAL COMPETENCE
AWARENESS OF SELF AND OTHERS AND THE DEVELOPMENT OF INTERPERSONAL COMPETENCEKevin Feriansyah Wibowo
 
Bagaimana cara membentuk kepribadian seseorang
Bagaimana cara membentuk kepribadian seseorangBagaimana cara membentuk kepribadian seseorang
Bagaimana cara membentuk kepribadian seseorangTekun Sudiyono
 
Bagaimana cara membentuk kepribadian seseorang
Bagaimana cara membentuk kepribadian seseorangBagaimana cara membentuk kepribadian seseorang
Bagaimana cara membentuk kepribadian seseorangTekun Sudiyono
 
Prinsip dan sikap yang diperlukan
Prinsip dan sikap yang diperlukanPrinsip dan sikap yang diperlukan
Prinsip dan sikap yang diperlukanSumardi Sulaeman
 
Awareness of self and others and the development of interpersonal competence ...
Awareness of self and others and the development of interpersonal competence ...Awareness of self and others and the development of interpersonal competence ...
Awareness of self and others and the development of interpersonal competence ...Shaka Alarcon
 
7 prof razak thaha lo
7 prof razak thaha lo7 prof razak thaha lo
7 prof razak thaha loMuh Saleh
 

Similar to Latih logika-diktat-2 (20)

Managing conflict 2014
Managing conflict 2014Managing conflict 2014
Managing conflict 2014
 
Materi pkh gayakomunikasi
Materi pkh gayakomunikasiMateri pkh gayakomunikasi
Materi pkh gayakomunikasi
 
4. pengembangan pribadi with Pdt Chris Hukubun M.Th
4. pengembangan pribadi with Pdt Chris Hukubun M.Th 4. pengembangan pribadi with Pdt Chris Hukubun M.Th
4. pengembangan pribadi with Pdt Chris Hukubun M.Th
 
AWARENESS OF SELF AND OTHERS AND THE DEVELOPMENT OF INTERPERSONAL COMPETENCE
AWARENESS OF SELF AND OTHERS AND THE DEVELOPMENT OF INTERPERSONAL COMPETENCEAWARENESS OF SELF AND OTHERS AND THE DEVELOPMENT OF INTERPERSONAL COMPETENCE
AWARENESS OF SELF AND OTHERS AND THE DEVELOPMENT OF INTERPERSONAL COMPETENCE
 
Pb 9. proses berpikir dan pm
Pb 9. proses berpikir dan pmPb 9. proses berpikir dan pm
Pb 9. proses berpikir dan pm
 
Pb 9. proses berpikir dan pm
Pb 9. proses berpikir dan pmPb 9. proses berpikir dan pm
Pb 9. proses berpikir dan pm
 
Pengendalian sosial
Pengendalian sosialPengendalian sosial
Pengendalian sosial
 
Kekuatan pola pikir novi catur m
Kekuatan pola pikir novi catur mKekuatan pola pikir novi catur m
Kekuatan pola pikir novi catur m
 
Tips memunculkan ide
Tips memunculkan ideTips memunculkan ide
Tips memunculkan ide
 
menggunakan pikiran logis, kritis, kreatif dalam analisis
menggunakan pikiran logis, kritis, kreatif dalam analisismenggunakan pikiran logis, kritis, kreatif dalam analisis
menggunakan pikiran logis, kritis, kreatif dalam analisis
 
AWARENESS OF SELF AND OTHERS AND THE DEVELOPMENT OF INTERPERSONAL COMPETENCE
AWARENESS OF SELF AND OTHERS AND THE DEVELOPMENT OF INTERPERSONAL COMPETENCEAWARENESS OF SELF AND OTHERS AND THE DEVELOPMENT OF INTERPERSONAL COMPETENCE
AWARENESS OF SELF AND OTHERS AND THE DEVELOPMENT OF INTERPERSONAL COMPETENCE
 
Leadership
LeadershipLeadership
Leadership
 
Berfikir kritis
Berfikir  kritisBerfikir  kritis
Berfikir kritis
 
Bagaimana cara membentuk kepribadian seseorang
Bagaimana cara membentuk kepribadian seseorangBagaimana cara membentuk kepribadian seseorang
Bagaimana cara membentuk kepribadian seseorang
 
Bagaimana cara membentuk kepribadian seseorang
Bagaimana cara membentuk kepribadian seseorangBagaimana cara membentuk kepribadian seseorang
Bagaimana cara membentuk kepribadian seseorang
 
Panduanpsikotestlkit
PanduanpsikotestlkitPanduanpsikotestlkit
Panduanpsikotestlkit
 
Prinsip dan sikap yang diperlukan
Prinsip dan sikap yang diperlukanPrinsip dan sikap yang diperlukan
Prinsip dan sikap yang diperlukan
 
Penyimpangan sosial
Penyimpangan sosialPenyimpangan sosial
Penyimpangan sosial
 
Awareness of self and others and the development of interpersonal competence ...
Awareness of self and others and the development of interpersonal competence ...Awareness of self and others and the development of interpersonal competence ...
Awareness of self and others and the development of interpersonal competence ...
 
7 prof razak thaha lo
7 prof razak thaha lo7 prof razak thaha lo
7 prof razak thaha lo
 

More from SMPK Stella Maris

Kalor dan Perpindahannya.pdf
Kalor dan Perpindahannya.pdfKalor dan Perpindahannya.pdf
Kalor dan Perpindahannya.pdfSMPK Stella Maris
 
KOMPONEN-KOMPONEN SCRATCH _ Rainbow Adventure.pdf
KOMPONEN-KOMPONEN SCRATCH _ Rainbow Adventure.pdfKOMPONEN-KOMPONEN SCRATCH _ Rainbow Adventure.pdf
KOMPONEN-KOMPONEN SCRATCH _ Rainbow Adventure.pdfSMPK Stella Maris
 
Buku Murid IPA - Ilmu Pengetahuan Alam Bab 6 - Fase D.pdf
Buku Murid IPA - Ilmu Pengetahuan Alam Bab 6 - Fase D.pdfBuku Murid IPA - Ilmu Pengetahuan Alam Bab 6 - Fase D.pdf
Buku Murid IPA - Ilmu Pengetahuan Alam Bab 6 - Fase D.pdfSMPK Stella Maris
 
Buku Murid IPA - Ilmu Pengetahuan Alam Bab 1 - Fase D.pdf
Buku Murid IPA - Ilmu Pengetahuan Alam Bab 1 - Fase D.pdfBuku Murid IPA - Ilmu Pengetahuan Alam Bab 1 - Fase D.pdf
Buku Murid IPA - Ilmu Pengetahuan Alam Bab 1 - Fase D.pdfSMPK Stella Maris
 
Buku Murid IPA - Ilmu Pengetahuan Alam Bab 3 - Fase D.pdf
Buku Murid IPA - Ilmu Pengetahuan Alam Bab 3 - Fase D.pdfBuku Murid IPA - Ilmu Pengetahuan Alam Bab 3 - Fase D.pdf
Buku Murid IPA - Ilmu Pengetahuan Alam Bab 3 - Fase D.pdfSMPK Stella Maris
 
Buku Murid IPA - Ilmu Pengetahuan Alam Bab 2 - Fase D.pdf
Buku Murid IPA - Ilmu Pengetahuan Alam Bab 2 - Fase D.pdfBuku Murid IPA - Ilmu Pengetahuan Alam Bab 2 - Fase D.pdf
Buku Murid IPA - Ilmu Pengetahuan Alam Bab 2 - Fase D.pdfSMPK Stella Maris
 
Buku Murid IPA - Ilmu Pengetahuan Alam Bab 7 - Fase D.pdf
Buku Murid IPA - Ilmu Pengetahuan Alam Bab 7 - Fase D.pdfBuku Murid IPA - Ilmu Pengetahuan Alam Bab 7 - Fase D.pdf
Buku Murid IPA - Ilmu Pengetahuan Alam Bab 7 - Fase D.pdfSMPK Stella Maris
 
Buku Murid IPA - Ilmu Pengetahuan Alam Bab 5 - Fase D.pdf
Buku Murid IPA - Ilmu Pengetahuan Alam Bab 5 - Fase D.pdfBuku Murid IPA - Ilmu Pengetahuan Alam Bab 5 - Fase D.pdf
Buku Murid IPA - Ilmu Pengetahuan Alam Bab 5 - Fase D.pdfSMPK Stella Maris
 
Buku Murid IPA - Ilmu Pengetahuan Alam Bab 4 - Fase D.pdf
Buku Murid IPA - Ilmu Pengetahuan Alam Bab 4 - Fase D.pdfBuku Murid IPA - Ilmu Pengetahuan Alam Bab 4 - Fase D.pdf
Buku Murid IPA - Ilmu Pengetahuan Alam Bab 4 - Fase D.pdfSMPK Stella Maris
 
Buku Guru IPA - Buku Panduan Guru Ilmu Pengetahuan Alam Bab 1 - Fase D.pdf
Buku Guru IPA - Buku Panduan Guru Ilmu Pengetahuan Alam Bab 1 - Fase D.pdfBuku Guru IPA - Buku Panduan Guru Ilmu Pengetahuan Alam Bab 1 - Fase D.pdf
Buku Guru IPA - Buku Panduan Guru Ilmu Pengetahuan Alam Bab 1 - Fase D.pdfSMPK Stella Maris
 
DETAIL KEGIATAN 2 Metode Ilmiah dan Pengukuran.pdf
DETAIL KEGIATAN 2 Metode Ilmiah dan Pengukuran.pdfDETAIL KEGIATAN 2 Metode Ilmiah dan Pengukuran.pdf
DETAIL KEGIATAN 2 Metode Ilmiah dan Pengukuran.pdfSMPK Stella Maris
 
ASESMEN 2 Metode Ilmiah dan Pengukuran.pdf
ASESMEN 2 Metode Ilmiah dan Pengukuran.pdfASESMEN 2 Metode Ilmiah dan Pengukuran.pdf
ASESMEN 2 Metode Ilmiah dan Pengukuran.pdfSMPK Stella Maris
 
Capaian Dan Tujuan Metode Ilmiah dan Pengukuran.pdf
Capaian Dan Tujuan Metode Ilmiah dan Pengukuran.pdfCapaian Dan Tujuan Metode Ilmiah dan Pengukuran.pdf
Capaian Dan Tujuan Metode Ilmiah dan Pengukuran.pdfSMPK Stella Maris
 
DETAIL KEGIATAN 1 Metode Ilmiah dan Pengukuran.pdf
DETAIL KEGIATAN 1 Metode Ilmiah dan Pengukuran.pdfDETAIL KEGIATAN 1 Metode Ilmiah dan Pengukuran.pdf
DETAIL KEGIATAN 1 Metode Ilmiah dan Pengukuran.pdfSMPK Stella Maris
 

More from SMPK Stella Maris (20)

Kalor dan Perpindahannya.pdf
Kalor dan Perpindahannya.pdfKalor dan Perpindahannya.pdf
Kalor dan Perpindahannya.pdf
 
Suhu dan Perubahannya.pdf
Suhu dan Perubahannya.pdfSuhu dan Perubahannya.pdf
Suhu dan Perubahannya.pdf
 
KOMPONEN-KOMPONEN SCRATCH _ Rainbow Adventure.pdf
KOMPONEN-KOMPONEN SCRATCH _ Rainbow Adventure.pdfKOMPONEN-KOMPONEN SCRATCH _ Rainbow Adventure.pdf
KOMPONEN-KOMPONEN SCRATCH _ Rainbow Adventure.pdf
 
Buku Murid IPA - Ilmu Pengetahuan Alam Bab 6 - Fase D.pdf
Buku Murid IPA - Ilmu Pengetahuan Alam Bab 6 - Fase D.pdfBuku Murid IPA - Ilmu Pengetahuan Alam Bab 6 - Fase D.pdf
Buku Murid IPA - Ilmu Pengetahuan Alam Bab 6 - Fase D.pdf
 
Buku Murid IPA - Ilmu Pengetahuan Alam Bab 1 - Fase D.pdf
Buku Murid IPA - Ilmu Pengetahuan Alam Bab 1 - Fase D.pdfBuku Murid IPA - Ilmu Pengetahuan Alam Bab 1 - Fase D.pdf
Buku Murid IPA - Ilmu Pengetahuan Alam Bab 1 - Fase D.pdf
 
Buku Murid IPA - Ilmu Pengetahuan Alam Bab 3 - Fase D.pdf
Buku Murid IPA - Ilmu Pengetahuan Alam Bab 3 - Fase D.pdfBuku Murid IPA - Ilmu Pengetahuan Alam Bab 3 - Fase D.pdf
Buku Murid IPA - Ilmu Pengetahuan Alam Bab 3 - Fase D.pdf
 
Buku Murid IPA - Ilmu Pengetahuan Alam Bab 2 - Fase D.pdf
Buku Murid IPA - Ilmu Pengetahuan Alam Bab 2 - Fase D.pdfBuku Murid IPA - Ilmu Pengetahuan Alam Bab 2 - Fase D.pdf
Buku Murid IPA - Ilmu Pengetahuan Alam Bab 2 - Fase D.pdf
 
Buku Murid IPA - Ilmu Pengetahuan Alam Bab 7 - Fase D.pdf
Buku Murid IPA - Ilmu Pengetahuan Alam Bab 7 - Fase D.pdfBuku Murid IPA - Ilmu Pengetahuan Alam Bab 7 - Fase D.pdf
Buku Murid IPA - Ilmu Pengetahuan Alam Bab 7 - Fase D.pdf
 
Buku Murid IPA - Ilmu Pengetahuan Alam Bab 5 - Fase D.pdf
Buku Murid IPA - Ilmu Pengetahuan Alam Bab 5 - Fase D.pdfBuku Murid IPA - Ilmu Pengetahuan Alam Bab 5 - Fase D.pdf
Buku Murid IPA - Ilmu Pengetahuan Alam Bab 5 - Fase D.pdf
 
Buku Murid IPA - Ilmu Pengetahuan Alam Bab 4 - Fase D.pdf
Buku Murid IPA - Ilmu Pengetahuan Alam Bab 4 - Fase D.pdfBuku Murid IPA - Ilmu Pengetahuan Alam Bab 4 - Fase D.pdf
Buku Murid IPA - Ilmu Pengetahuan Alam Bab 4 - Fase D.pdf
 
Buku Guru IPA - Buku Panduan Guru Ilmu Pengetahuan Alam Bab 1 - Fase D.pdf
Buku Guru IPA - Buku Panduan Guru Ilmu Pengetahuan Alam Bab 1 - Fase D.pdfBuku Guru IPA - Buku Panduan Guru Ilmu Pengetahuan Alam Bab 1 - Fase D.pdf
Buku Guru IPA - Buku Panduan Guru Ilmu Pengetahuan Alam Bab 1 - Fase D.pdf
 
DETAIL KEGIATAN 2 Metode Ilmiah dan Pengukuran.pdf
DETAIL KEGIATAN 2 Metode Ilmiah dan Pengukuran.pdfDETAIL KEGIATAN 2 Metode Ilmiah dan Pengukuran.pdf
DETAIL KEGIATAN 2 Metode Ilmiah dan Pengukuran.pdf
 
ASESMEN 2 Metode Ilmiah dan Pengukuran.pdf
ASESMEN 2 Metode Ilmiah dan Pengukuran.pdfASESMEN 2 Metode Ilmiah dan Pengukuran.pdf
ASESMEN 2 Metode Ilmiah dan Pengukuran.pdf
 
Capaian Dan Tujuan Metode Ilmiah dan Pengukuran.pdf
Capaian Dan Tujuan Metode Ilmiah dan Pengukuran.pdfCapaian Dan Tujuan Metode Ilmiah dan Pengukuran.pdf
Capaian Dan Tujuan Metode Ilmiah dan Pengukuran.pdf
 
DETAIL KEGIATAN 1 Metode Ilmiah dan Pengukuran.pdf
DETAIL KEGIATAN 1 Metode Ilmiah dan Pengukuran.pdfDETAIL KEGIATAN 1 Metode Ilmiah dan Pengukuran.pdf
DETAIL KEGIATAN 1 Metode Ilmiah dan Pengukuran.pdf
 
Seni Musik 8 bab12
Seni Musik 8 bab12Seni Musik 8 bab12
Seni Musik 8 bab12
 
Seni Musik 8 bab11
Seni Musik 8 bab11Seni Musik 8 bab11
Seni Musik 8 bab11
 
Seni Musik 8 bab4
Seni Musik 8 bab4Seni Musik 8 bab4
Seni Musik 8 bab4
 
Seni Musik 8 bab3
Seni Musik 8 bab3Seni Musik 8 bab3
Seni Musik 8 bab3
 
Seni Musik bab12
Seni Musik bab12Seni Musik bab12
Seni Musik bab12
 

Recently uploaded

Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxdeskaputriani1
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMIGustiBagusGending
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfChananMfd
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiapresentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiaNILAMSARI269850
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptxSirlyPutri1
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxsyahrulutama16
 
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah DasarPPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasarrenihartanti
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxNurindahSetyawati1
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajaraksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajarHafidRanggasi
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfWidyastutyCoyy
 

Recently uploaded (20)

Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiapresentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah DasarPPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajaraksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 

Latih logika-diktat-2

  • 1. Langkah pertama melindungi diri dengan logika Kita sering mendengar bahwa manusia adalah makhluk yang logis. Hal ini tidak salah, namun juga tidak sepenuhnya benar. Seperti yang telah dibahas dalam pelajaran sebelumnya, manusia juga seringkali terpengaruh iklan atau perkataan seseorang yang tampak meyakinkan. Pelajaran 2 Maka dari itu, pernyataan yang lebih tepat adalah bahwa manusia mampu berpikir logis. Namun, dibutuhkan kesadaran dan upaya agar pemikiran logis tersebut tidak kalah oleh penilaian instan atau emosi. Kemampuan untuk berpikir logis adalah salah satu kriteria mendasar dari seorang pemikir kritis. Karena itu, dalam bab ini kita tidak akan langsung mempelajari hal-hal yang bersifat teknis dulu. Kita akan mempelajari satu kebiasaan sederhana yang akan membantu kita menguasai keterampilan berpikir kritis, yaitu kebiasaan untuk bertanya. Saya yakin bahwa berpikir logis bukanlah sesuatu yang alamiah bagi pikiran manusia.? - Neil deGrasse Tyson, fisikawan 1 Latih Logika | Pelajaran 2 : Langkah pertama melindungi diri dengan logika Berpikir Perlahan lebih baik daripada Berpikir Cepat Manusia tidak dapat dikatakan sebagai makhluk yang sepenuhnya logis karena cara kerja bawaan otak kita cenderung instan, dangkal, dan umumnya dipengaruhi oleh emosi. Cara kerja ini disebut dengan pemikiran Sistem 1 atau Berpikir Cepat. Sistem 1 mengambil kesimpulan atas informasi yang kita terima secara serta-merta. Contoh dari pemikiran Sistem 1 yang sering kita lakukan adalah: - Membandingkan ukuran objek yang bersebelahan. - Memilih tempat duduk di ruang tunggu yang kosong. - Menunjukkan rasa takut ketika melihat foto ular - Menjawab 1+1= ? - Memahami kalimat sederhana. - Mengendarai mobil di jalanan yang sepi
  • 2. 2 Latih Logika | Pelajaran 2 : Langkah pertama melindungi diri dengan logika Dari contoh-contoh di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa Sistem 1 adalah pemikiran yang terjadi dalam sekejap. Hal ini tidak menjadi masalah ketika kita memang ingin melakukan penilaian atau membuat keputusan yang sangat sederhana. Namun, karena cara berpikir ini lebih dominan di otak manusia, seringkali tanpa sadar kita menggunakannya ketika hendak melakukan penilaian yang lebih rumit. Akibatnya, kualitas keputusan yang kita hasilkan tidak akan baik. Kita tidak dapat mengandalkan Sistem 1 untuk menghasilkan keputusan yang logis. Untungnya, manusia juga memiliki kemampuan untuk berpikir secara mendalam dan hati-hati serta membutuhkan usaha ekstra. Pemikiran ini disebut dengan Sistem 2 atau Berpikir Perlahan. Contoh penggunaan Sistem 2 yang sering kita lakukan adalah: Iklan adalah contoh komunikasi yang didesain untuk menyentuh emosi khalayak, sehingga pemikiran Sistem 1 kita sering terpengaruh olehnya. Dapatkah Anda menyebutkan contoh lain? Diskusi - Menemukan orang dengan topi hitam di antara kerumunan. - Mencari kalimat inti dalam sebuah paragraf. - Mengelompokkan buku-buku ke dalam rak sesuai dengan topiknya. - Menilai patut tidaknya suatu perilaku dalam lingkungan sosial tertentu. - Memarkir kendaraan di ruang yang sempit. - Menilai apakah harga jual sebuah produk sebanding dengan kegunaannya. Dengan melihat contoh-contoh tersebut, kita dapat menyimpulkan bahwa sebenarnya kita sudah sering melakukan pemikiran Sistem 2. Namun, sebagian besar dari kita sering tidak sadar saat kita sedang berpikir dalam Sistem 2. Oleh karena itu, kita perlu lebih sering melakukannya agar kita makin terbiasa. Hubungan antara pemikiran Sistem 1 dan Sistem 2 ibarat hubungan antara gajah dengan manusia yang menjadi penunggangnya. Sebagai cara berpikir yang bersumber dari insting dasar, Sistem 1 lebih dominan dan kuat, seperti gajah yang memiliki tubuh serta tenaga yang besar. Namun, dengan latihan dan pembiasaan yang berulang, Sistem 2 yang awalnya lemah dapat mengendalikan pemikiran Sistem 1, layaknya kusir yang dapat mengarahkan gajah sesuai kehendaknya. Untuk lebih jelas melihat manfaat pemikiran Sistem 2, mari kita lihat contoh-contoh peningkatan kualitas keputusan yang terjadi ketika kita mengganti pemikiran Sistem 1 dengan Sistem 2: Kesimpulan pemikiran Sist em 1 ?Saya akan tetap menggunakan merek pasta gigi yangbiasanya karena setelah saya bandingkan bahan kandungannya sama saja dengan pasta gigi X.? ?Saya akan mencoba merek pasta gigi Xkarena iklannya sangat menarik secara visual dan kata-katanya juga meyakinkan.? Kesimpulan pemikiran Sist em 2
  • 3. 3 Latih Logika | Pelajaran 2 : Langkah pertama melindungi diri dengan logika ?Saya akan lewat jalan ini untuk berangkat ke kantor karena sudah terbiasa.? ?Saya memilih kandidat dari partai Ykarena saya menyukai penampilan dan cara berbicaranya.? ?Saya memutuskan untuk mengecek GPSsebelum berangkat agar terhindar dari kemacetan.? ?Saya memilih kandidat dari partai Ybukan karena penampilan dan cara berbicaranya saja, tetapi juga kualitasprogramnya.? Kita harus memperkuat cara berpikir Sistem 2 yang perlahan, hati-hati, dan mendalam sebelum lebih jauh mempelajari keterampilan berpikir kritis. Jika kita sudah terbiasa dengan Sistem 2, akan lebih mudah untuk menerapkan cara berpikir kritis nantinya. Membiasakan bertanya unt uk berpikir krit is Bagian besar dari berpikir kritis adalah cara mengolah informasi yang kita terima, baik melalui bacaan, tontonan, atau pernyataan lawan bicara. Pengaruh dari kebiasaan berpikir dengan Sistem 1 dapat mengakibatkan kita terburu-buru mengambil kesimpulan atau membuat keputusan berdasarkan informasi tersebut. Ini bisa mengakibatkan salah paham dengan lawan bicara atau penyebaran berita palsu karena kita terlalu cepat percaya. Agar dapat bersikap kritis, kita harus memastikan bahwa kita cukup mengerti topik yang dibicarakan, dan bahwa kita memiliki pemahaman yang sama dengan pembuat pernyataan tentang topik tersebut. Oleh karena itu, sebelum bereaksi, kita harus menanyakan dua hal berikut: Agar dapat bersikap kritis, kita harus cukup mengerti topik yang dibicarakan, dan memiliki pemahaman yang sama dengan pembuat pernyataan tentang topik tersebut. 1. Def inisi Perhatikan kalimat yang kita baca atau dengar. Apakah kita sudah memahami arti dari setiap kata yang menyusun kalimat tersebut?Jika belum, maka tentu saja kita tidak dapat menyusun tanggapan yang baik. Dalam situasi seperti ini, yang harus kita lakukan pertama-tama adalah mengidentifikasi kata-kata kunci dalam kalimat yang bersangkutan, sehingga pemahaman kita sama dengan pemahaman si pembuat pernyataan. Hal ini akan menghindari terjadinya kesalahpahaman dan memastikan terjadinya diskusi yang produktif. Contohnya, mari kita lihat pernyataan berikut: ?Kuota bukanlah solusi bagi kesetaraan gender.?
  • 4. Dalam kalimat tersebut, arti dari kata ?kuota?tidak jelas. Setelah ditanyakan kepada si pembuat pernyataan, barulah kita tahu bahwa yang dimaksud adalah ?penetapan jumlah minimal anggota perempuan di DPR?. Dari informasi tersebut, barulah kita dapat menentukan sikap atau menyusun tanggapan. Selain itu, kita juga harus mewaspadai kata-kata yang ambigu atau memiliki lebih dari satu arti. Misalnya, dalam kalimat berikut: ?Semua hukuman fisik yangdilakukan oleh guru dapat dikategorikan sebagai kekerasan terhadap anak.? Sepintas, maksud dari frasa ?hukuman fisik?sudah jelas. Namun, bisa saja ternyata hukuman fisik yang kita bayangkan adalah mencubit, memukul, menampar, dan sejenisnya, sementara si pembuat pernyataan menganggap bahwa berdiri di depan kelas selama beberapa menit sudah termasuk hukuman fisik, sehingga dapat digolongkan sebagai kekerasan. Dari kedua contoh di atas, kita dapat melihat pentingnya menyamakan pemahaman dengan pembuat pernyataan. 2. Konteks Jika definisi berhubungan dengan arti dari sebuah kata atau frasa, maka konteks berhubungan dengan alasan atau latar belakang di balik munculnya sebuah pernyataan. Konteks dapat berupa kejadian-kejadian terkini, kepercayaan, atau faktor-faktor lain yang mendorong seseorang untuk melontarkan pernyataan tertentu. Contohnya, perhatikan kalimat berikut: ?Pemerintah sebaiknya melarangkonsumsi minuman beralkohol di seluruh Indonesia.? Terlepas dari definisi kata-kata kunci dalam kalimat tersebut seperti ?pemerintah?, ?minuman beralkohol?, dan ?seluruh Indonesia?yang sudah cukup jelas, tanggapan atau sikap kita bisa berbeda-beda, tergantung dari latar belakang munculnya pernyataan yang bersangkutan, misalnya: - Pembuat pernyataan menganggap bahwa konsumsi minuman beralkohol tidak sesuai dengan budaya bangsa Indonesia. - Pembuat pernyataan baru saja membaca berita tentang naiknya tindak kekerasan di bawah pengaruh alkohol di berbagai tempat di seluruh Indonesia. Selain menghindari kesalahpahaman, mengetahui konteks juga menjadi penting untuk bersikap atau menyusun respons yang tepat sasaran. Definisi berhubungan dengan arti dari kata atau frasa dalam sebuah pernyataan. Konteks berhubungan dengan latar belakang munculnya sebuah pernyataan. Konsep Pent ing 4 Latih Logika | Pelajaran 2 : Langkah pertama melindungi diri dengan logika
  • 5. Maanfaat lain dari kebiasaan bertanya Selain memperjelas arah pembicaraan dan memperkuat dasar dari tanggapan yang kita bentuk, kebiasaan bertanya juga dapat melatih kita menjadi seorang pemikir kritis yang bertenggang rasa. Dengan bertanya, kita menunjukkan kita ingin memahami persepsi dan apa yang menjadi perhatian lawan bicara kita, dan bukan hanya ingin menang sendiri. Ini sejalan dengan prinsip berpikir kritis yang bertujuan mencari kesimpulan terbaik, bukan menunjukkan siapa yang lebih pintar. Dengan kata lain, melatih kebiasaan bertanya sekaligus akan menepis anggapan orang bahwa pemikir kritis sama dengan tukang kritik yang suka menyerang pemikiran orang lain. 5 Latih Logika | Pelajaran 2 : Langkah pertama melindungi diri dengan logika Berpikir kritis adalah aktivitas sosial, sehingga dalam menerapkannya, kita juga perlu memperhatikan hubungan kita dengan orang lain. Namun, perlu diperhatikan bahwa tidak semua orang merasa nyaman ketika kita mempertanyakan maksud atau posisi mereka. Di sinilah kita perlu mengingat bahwa berpikir kritis adalah aktivitas sosial, sehingga dalam menerapkannya, kita juga perlu memperhatikan hubungan kita dengan orang lain. Selain itu, jika seseorang merasa tidak nyaman dengan pertanyaan kita, ada kemungkinan ia justru akan menutup diri dan menghindar dari diskusi yang lebih lanjut. Jika ini terjadi, tujuan diskusi kita tentu tidak akan tercapai. Dengan memperhatikan pemilihan kata dan nada bicara, kita dapat menunjukkan bahwa kita menghargai lawan bicara sehingga mereka akan lebih bersedia untuk membuka diri. Jika kita sudah memahami pentingnya kebiasaan bertanya dari sisi penggalian informasi sekaligus menghargai lawan bicara, maka kita siap untuk mempelajari konsep-konsep keterampilan berpikir kritis selanjutnya seperti argumen, penalaran, dan kesesatan logika.
  • 6. 6 Latih Logika | Pelajaran 2 : Langkah pertama melindungi diri dengan logika Latih Logika di produksi oleh Yayasan Cahaya Guru bekerja sama dengan The Asia Foundation. Dokumen elektronik ini diunduh dari situs www.latihlogika.com. Ciptaan disebar luaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi-NonKomersial-TanpaTurunan 4.0 Internasional. Pelajaran 2 Soal Lat ihan Dapatkah Anda membedakan penggunaan Sistem 1 dan Sistem 2 dari contoh-contoh di bawah ini? 1. Menyimpulkan bahwa seorang bayi berjenis kelamin perempuan karena selimutnya berwarna pink. 2. Bermain piano sambil membaca partitur. 3. Merasa takut ketika berpapasan dengan laki-laki bertubuh besar dan bertato. 4. Memilih pakaian, perhiasan, dan riasan untuk dikenakan ke pesta perkawinan. 5. Menyusun kepingan puzzle menjadi gambar yang utuh. Sistem 2 Sistem 2 Sistem 2 Sistem 2 Sistem 2 Sistem 1 Sistem 1 Sistem 1 Sistem 1 Sistem 1 Temukan kata-kata dan frasa-frasa kunci yang harus kita pahami sebelum bersikap dari pernyataan-pernyataan berikut! - Kita harus mewaspadai hal-hal yang dapat mengakibatkan disintegrasi bangsa. - Pertumbuhan ekonomi riil dan pasar modal tidak selalu berjalan beriringan. Karena itu angka IHSG tidak dapat dijadikan acuan pertumbuhan ekonomi. - Belakangan ini, gaya bergaul yang eksklusif makin sering tampak di berbagai kampus. - Sepertinya audiensi tersebut tidak lebih dari sekadar dari upaya manajemen impresi saja, bahkan para hadirin sudah melalui proses screening terlebih dahulu. - Jurang emosional dapat terbentuk di antara orangtua yang gagap teknologi dan anak-anak mereka yang merupakan generasi digital native.