SlideShare a Scribd company logo
1 of 17
BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Banyaknya orang mengantri adalah menjadi suatu masalah yang cukup membuat

orang marah dan kesal. Betapa tidak, jika seandainya orang yang sudah mengantri
terkadang masih belum bisa dilayani oleh pelanggan. Banyak alasan yang menyebabkan
hal itu terjadi misalnya jumlah pelayan (server) yang kurang, terbatasnya oleh waktu
karena mungkin saja dalam hal mengantri tersebut ada syarat untuk batasan waktunya.
Secara umum mengantri atau antrian biasanya terkait dengan jasa pelayanan.
Pembelian tiket kereta api Penataran saat liburan sabtu minggu adalah suatu
permasalahan antrian yang sering kita jumpai. Pada penelitian ini membahas tentang
antrian pembelian tiket kereta api Penataran Penataran di Stasiun Gubeng Lama
Surabaya. Jasa pelayanannya adalah ketika pelayan menanyakan jurusan yang akan dituju
pelanggan/pembeli, pelayan memberikan tiket, pelayan menerima uang dari pelanggan,
pelanggan keluar dari tempat pembelian tiket. Pada jasa pelayanan tersebut ada 1 server
(penjual tiket). Nantinya akan dicatat waktu kedatangan pembeli tiket dan lamanya jasa
pelayanan. Kemudian

akan dilakukan analisis mengenai tingkat kedatangan, waktu

pelanggan dalam antrian, waktu pelanggan dalam sistem, jumlah pelanggan dalam
antrian, jumlah pelanggan dalam sistem antrian, serta rata-rata jumlah pelanggan setiap
satuan waktunya.
1.2

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat dituliskan rumusan masalah seperti

berikut.
1. Bagaimana model sistem antrian dari pembelian tiket kereta api Panataran di Stasiun
Gubeng Lama Surabaya?
2. Bagaimana uji eksponensial dari data waktu antar kedatangan dan waktu pelayanan
dari sistem antrian pembelian tiket kereta api Panataran di Stasiun Gubeng Lama
Surabaya?
3. Bagaimana utilitas sistem dari sistem antrian pembelian tiket kereta api Panataran di
Stasiun Gubeng Lama Surabaya?
4. Bagaimana probabilitas server menganggur dari sistem antrian pembelian tiket kereta
api Panataran di Stasiun Gubeng Lama Surabaya?

1
5. Bagaimana rata-rata jumlah pembeli tiket dalam antrian dan sistem pada pembelian
tiket kereta api Panataran di Stasiun Gubeng Lama Surabaya?
6. Bagaimana rata-rata waktu menunggu di dalam antrian dan sistem pada pembelian
tiket kereta api Panataran di Stasiun Gubeng Lama Surabaya?
1.3

Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah dapat menghasilkan tujuan yaitu sebagai berikut.

1. Mengetahui model sistem antrian dari pembelian tiket kereta api Panataran di Stasiun
Gubeng Lama Surabaya.
2. Mengetahui uji eksponensial dari data waktu antar kedatangan dan waktu pelayanan
dari sistem antrian pembelian tiket kereta api Panataran di Stasiun Gubeng Lama
Surabaya.
3. Mengetahui utilitas sistem dari sistem antrian pembelian tiket kereta api Panataran di
Stasiun Gubeng Lama Surabaya.
4. Mengetahui probabilitas server menganggur dari sistem antrian pembelian tiket kereta
api Panataran di Stasiun Gubeng Lama Surabaya.
5. Mengetahui rata-rata jumlah pembeli tiket dalam antrian dan sistem pada pembelian
tiket kereta api Panataran di Stasiun Gubeng Lama Surabaya.
6. Mengetahui rata-rata waktu menunggu di dalam antrian dan sistem pada pembelian
tiket kereta api Panataran di Stasiun Gubeng Lama Surabaya.
1.4

Manfaat
Manfaat yang bisa diambil dalam studi kasus mengenai antrian ini adalah untuk

memahami konsep antrian yang sering terjadi di kehidupan sehari-hari dan menerapkan
ilmu yang didapat dalam mata kuliah Riset Operasi.

2
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1

Struktur Dasar Sistem Antrian
Struktur dasar sistem antrian diasumsikan bahwa sistem antrian mengikuti

“Pelanggan datang memerlukan jasa pelayanan yang disebut sebagai input atau sumber”.
Pelanggan – pelanggan tersebut masuk dalam sistem antrian dan bergabung dengan
pelanggan lainnya yang sedang menunggu untuk dilayani, dimana pada waktu tertentu
pelanggan – pelanggan yang sedang menunggu tersebut, dipilih untuk dilayani, cara
memilih pelanggan untuk dilayani ini disebut dengan disiplin antrian.
Sumber

SERVER

Keluaran

ANTRIAN
Gambar 2.1 Sistem Antrian

2.1.1 Sumber
Sumber disebut juga populasi adalah pelanggan yang datang untuk minta jasa
pelayanan, ukuran daripada sumber adalah jumlah pelanggan yamg minta jasa pelayanan
dari waktu ke waktu, atau jumlah pelanggan potensial tertentu. Sumber atau masukan
diasumsikan finite atau infinite, sehingga sumber disebut juga terbatas dan tidak terbatas.
2.1.2 Antrian
Antrian disebut juga sebagai garis tunggu, atau pelanggan – pelanggan yang sedang
antri, yaitu jumlah pelanggan maksimum yang diijinkan untuk menunggu dilayani dalam
sisten antrian. Antrian disebut antrian finite atau infinite. Antrian finite artinya panjang
antrian terbatas sedangkan infinite artinya panjang antrian yang tidak terbatas.
2.1.3 Disiplin Antrian
Disiplin antrian adalah cara server memilih anggota antrian untuk dilayani. Contoh
disilin antrian:
1. Yang datang pertama, yang dilayani terlebih dahulu FIFO (First In First Out).
Disiplin antrian ini sering digunakan dalam kehidupan sehari – hari.
2. Prioritas, anggota antrian yang mempunyai prioritas tertinggi, akan dilayani terlebih
dahulu.
3. Random, semua anggota antrian mempunyai kesempatan yang sama untuk dilayani
terlebih dahulu.

3
4. Yang datang terakhir akan dilayani terlebih dahulu LIFO (Last In Frist Out). Disiplin
antrian ini hampir tidak pernah digunakan dalam kehidupan sehari – hari.
2.1.4 Pelayanan
Pelayanan dalam sistem antrian yang dapat memuat satu atau lebih proses
pelayanan, proses pelayanan ini disebut juga phase dimana setiap proses pelayanan
memuat satu server atau lebih. Server atau pelayanan adalah individu baik orang maupun
mesin yang akan memberikan jasa pelayanan kepada anggota antrian. Waktu yang
dibutuhkan oleh server untuk melayani satu anggota antrian disebut sebagai waktu
pelayanan, dimana distribusi waktu pelayanan diasumsikan distribusi ekponensial. Ada
empat struktur model pelayanan pada sistem antrian, yaitu:
1. Single server, single phase artinya dalam sistem antrian tersebut terdapat hanya satu
server dan pelanggan hanya dilayani satu kali.

Sumber

SERVER
ANTRIAN

Keluaran

Gambar 2.2 Single Server Single Phase

2. Single server, multi phase artinya dalam sistem antrian tersebut hanya ada satu server
dan setiap pelanggan dilayani lebih dari satu kali proses pelayanan.

Sumber

Keluaran
SERVER

SERVER
ANTRIAN

ANTRIAN

Gambar 2.3 Single server, multi phase

3. Multi server, single phase artinya dalam sistem antrian tersebut ada lebih dari satu
server dan setiap pelanggan hanya dilayani satu kali
SERVER

ANTRIAN

Sumber

SERVER
SERVER

Gambar 2.4 Multi server, single phase
4

Keluaran
4. Multi server, multi phase artinya dalam sistem antrian tersebut mempunyai lebih
server dan setiap pelanggan dilayani lebih dari satu kali proses pelayanan.

SERVER

Sumber

SERVER

Keluaran
SERVER

SERVER

Gambar 2.5 Multi server, multi phase
2.1.5 Keluaran
Keluaran adalah pelanggan yang keluar dari sistem antrian karena sudah selesai
mendapatkan pelayanan secara lengkap.
(Retnaningsih, 2011)
2.2

Terminologi dan Notasi
Sebelum mempelajari sistem antrian lebih jauh, harus disepakati dulu terminolagi

dan dan notasi yang akan digunakan dalam sistem antrian.
1. Panjang antrian adalah jumlah pelanggan yang sedang menunggu untuk dilayani.
2. N (t) adalah jumlah pelanggan dalam sistem antrian pad waktu t.
3. Pn (t) adalah probabilitas terdapat n pelanggan dalam sistem antrian pada waktu t.
4. S adalah jumlah server parallel.
5.

λ adalah laju kedatangan rata – rata pada sistem antrian, jika ada n pelanggan
n
dalam sistem (ekspektasi jumlah kedatangan dalam sistem antrian persatuan waktu).
Jika laju kedatangan rata – rata konstan untuk n, maka λn = λ .

6.

1

λ

adalah waktu antar kedatangan per satuan waktu yaitu selisih antara suatu

kedatangan dengan kedatangan berikutnya.
7.

µn adalah laju pelayanan rata – rata pada sistem antrian, jika ada n pelanggan
dalam sistem (ekspektasi jumlah pelanggan yang dapat dilayani per satuan waktu).
Jika laju pelayanan rata – rata setiap server konstan untuk setiap n, maka µn = µ.

8.

1

µ

adalah waktu pelayanan per satuan waktu, yaitu waktu yang diperlukan server

untuk melayani satu pelanggan.

5
9.

ρ adalah utilitas sistem (kegunaan sistem), besarnya ρ = λ .
sµ

10.

Lq adalah panjang antrian yaitu ekspektasi jumlahpelanggan dalam antrian (rata –
rata jumlah pelangganyang sedang antri).

11. L adalah ekspektasi jumlah pelanggan dalam sistem antrian(rata – rata jumlah
pelanggan yang sedang antri dan dilayani).
12. W adalah ekspektasi menunggu dalam sistem antrian (rata – rata waktu yang
diperlukan dalam antrian dan pelayanan).
13. Wq adalahekspektasi waktu menuggu dalam antrian (rata – rata waktu yang
diperlukan menunggu dalam antrian).
(Retnaningsih, 2011).
2.3 Model Antrian Infinite
Model antrian infinite adalah model antrian dimana inputnya atau kedatangan
pelanggan ke sistem antrian berdistribusi poisson dan waktu pelayanannya berdistribusi
eksponensial. Model antrian semacam ini dapat dinyatakan dalam bentuk simbol yaitu
M/M/s /I/I dimana simbol M menunjukkan tingkat kedatangan yang berdistribusi poisson,
simbol kedua M menunjukkan waktu pelayanan yang berdistribusi eksponensial tetapi
Penataran pada laporan ini waktu kedatangan dan waktu pelayanan berdistribusi
eksponensial, simbol ketiga s menunjukkan jumlah server, simbol keempat I
menunjukkan sumber populasi infinite, simbol kelima I menunjukkan panjang antrian
infinite. Model sistem antrian ini mengasumsikan bahwa rata – rata laju kedatangan
konstan yaitu λ0 = λ = ..... = λn = λ , begitu pula rata – rata laju pelayanan juga konstan,
yaitu µ1 = µ 2 = ..... = µ n = µ . (Retnaningsih, 2011).
2.4 Model Sistem Antrian dengan Jumlah Server Lebih dari Satu
Model ini menunjukkan bahwa waktu antar kedatangan berdistribusi eksponensial,
waktu pelayanan berdistribusi eksponensial, jumlah server ssebanyak s, serta sumber
populasi (input) dan panjang antrian bersifat tidal terbtas dimana λn = λ dan µn = µ
untuk n = 0, 1, 2,3....... dengan menggunakan persamaan balance, yaitu rate in = rate out.
Probabilitas ada n pelanggan didalam sistem dirumuskan dengan:

P0 =

1
(λ / µ )
(λ / s ) n
+
∑ n!
s!(1 − (λ / sµ ))
n =0
S −1

n

(2.1)

Sehingga jika 0 ≤ n ≤ s
6
n

λ/ µ
Pn = 
 P0
 n! 

(2.2)

(Retnaningsih, 2011).
Dan jika n ≥ s

Pn =

(λ / µ ) n
s!

 λ  (λ / µ ) n

 sµ  = s!( s n −s ) P0




(2.3)

Dengan cara yang sama diperoleh:

Lq =

P0 (λ / µ ) s ρ
L
λ
1
L = Lq + , Wq = q , W = Wq +
2 ,
µ
µ
s!(1 − ρ )
λ

(Retnaningsih, 2011).

BAB III
7

(2.4)
METODOLOGI PENELITIAN
3.1

Sumber Data
Data yang digunakan pada laporan ini adalah data primer yang diperoleh dari hasil

pengamatan langsung di Stasiun Gubeng Lama Surabaya. Pengamatan dilakukan pada
hari Jum’at, tanggal 12 April 2013 pada pukul 08.00 sampai dengan selesai, pengamatan
dilakukan oleh Miftahul I. H dan Arning Susilawati dengan mencatat waktu kedatangan
dan waktu pelayanan saat pelanggan datang untuk membeli tiket.
3.2

Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan untuk melakukan survey laporan pada sistem

antrian adalah sebagai berikut:
1. Hand phone
2. Alat tulis
3. Buku tulis
3.3

Langkah Kerja
Langkah-langkah yang dilakukan pada pengamatan ini adalah sebagai berikut:

1.

Menentukan lokasi yang akan diamati sebagai sistem antrian.

2.

Melakukan pengamatan terhadap sistem antrian di lokasi yang dipilih.

3.

Menghitung waktu kedatangan dan waktu pelayanan pembeli tiket kereta api
Penataran di Gubeng Lama Surabaya dengan menggunakan hand phone

4.

Mencatat hasil pengamatan di sebuah kertas.

3.4

Langkah Analisis
Langkah-langkah yang dilakukan dalam menganalisis datayaitu sebagai berikut:

1.

Menentukan model dari sistem antrian dengan panjang antrian infinite dan input
infinite dengan jumlah server sebanyak 1 orang.

2.

Menghitung waktu antar kedatangan dengan cara menghitung selisih waktu
kedatangan suatu pelanggan dengan waktu kedatangan berikutnya dan menghitung
waktu pelayanan dengan cara menghitung selisih waktu pelanggan mulai dilayani
sampai selesai dilayani.

3.

Mengentrikan data waktu antar kedatangan dan waktu pelayanan dari sistem antrian
pembeli tiket kereta api Penataran di Gubeng Lama Surabaya.

8
4.

Menghitung nilai rata-rata untuk waktu antar kedatangan dan waktu pelayanan
dengan menggunakan software minitab.

5.

Melakukan uji berdistribusi eksponensial pada waktu antar kedatangan dan waktu
pelayanan dengan menggunakan software minitab. Bila niali P-value > dari nilai α,
maka data tersebut sudah berdistribusi eksponensial.

6.

Menghitung tingkat kedatangan pelanggan, tingkat pelayanan, utilitas sistem
antrian, probabilitas petugas loket pembayaran tagihan listrikyang menganggur,
jumlah pelanggan dalam antrian per jam, jumlah pelanggan dalam sistem per jam,
lama waktu tunggu pelanggan dalam antrian sampai dilayani oleh petugas loket
pembelian tiket, lama waktu tunggu pelanggan dalam sistem sampai dilayani oleh
petugas loket pembelian tiket dengan menggunakan rumus yang sudah ada.

9
3.5

Diagram Alir
Dalam pembuatan laporan ini, langkah kerja yang dilakukan adalah sebagai

berikut:
Mulai
Data
Tidak memenuhi asumsi
Uji eksponensial

Uji
Exponensial

memenuhi asumsi Uji
eksponensial

Analisa
data

Kesimpulan

Selesai

Gambar 3.1 Flowchart
Gambar 3.5 Diagram Alir

10

Berhenti
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1 Model Sistem Antrian
Sistem pembelian tiket kereta api Panataran tujuan Malang di Stasiun Gubeng Lama
Surabaya menggunakan sistem antrian single phase, single server. Model antriannya bisa
digambarkan sebagai berikut.

Sumber

antrian
server

Keluaran
(Output)

(Input)

Gambar2.1 Model Single Server – Single Phase
Untuk model antrian dapat disimbolkan seperti berikut :

M/M/1/I/I
Model tersebut menunjukkan bahwa kedatangan pelanggan berdistribusi poisson
dengan waktu antar kedatangan berdistribusi eksponensial, waktu pelayanan berdistribusi
eksponensial, jumlah server sebanyak 1, serta jumlah sumber populasi (input) dan
panjang antrian sifatnya tidak terbatas (infinite).
4.2 Uji Eksponensial
Pada studi kasus antrian, waktu antar kedatangan dan waktu pelayanan adalah
berdistribusi ekponensial untuk bisa mewakili data yang sebenarnya. Setelah itu data bisa
dianalisis. Pengujian data menggunakan bantuan software Minitab.
4.2.1 Waktu Antar Kedatangan
Pengujian data waktu antar kedatangan dengan menggunakan hipotesis berikut ini
Hipotesis :
H0 : Data waktu antar kedatangan pembelian tiket kereta api Panataran di Stasiun Gubeng
Lama berdistribusi eksponensial
H1 : Data waktu antar kedatangan pembelian tiket kereta api Panataran di Stasiun Gubeng
Lama tidak berdistribusi eksponensial
Taraf signifikan α = 5% = 0.05
Daerah kritis :
Tolak H0 jika P-value < 0,05

11
Berikut adalah hasil uji eksponensial data waktu antar kedatangan pembelian tiket kereta
api Panataran di Stasiun Gubeng Lama.

Pr obabi l i t y Pl ot of Wak t u Ant ar Kedat angan
Exponential - 95% CI

99

Mean
N
AD
P-Value

90

Per cent

80
70
60
50
40

2.652
23
2.052
0.089

30
20
10
5
3
2
1

0.01

0.1
1
Wakt u A nt ar Kedat angan

10

Gambar 4.1 Probability Plot Waktu antar Kedatangan Pembelian Tiket Kereta Api
Panataran di Stasiun Gubeng Lama
Berdasarkan Gambar 4.1 dapat diketahui bahwa Pvalue (0.089) > α(0.05) maka
keputusannya adalah gagal tolak H 0, sehingga disimpulkan bahwa waktu antar
kedatangan dari data pembelian tiket kereta api Panataran di Stasiun Gubeng Lama
adalah berdistribusi eksponensial.
4.2.2 Waktu Pelayanan
Pengujian data waktu pelayanan dengan menggunakan hipotesis berikut ini
Hipotesis :
H0 : Data waktu pelayanan pembelian tiket kereta api Panataran di Stasiun Gubeng Lama
berdistribusi eksponensial
H1 : Data waktu pelayanan pembelian tiket kereta api Panataran di Stasiun Gubeng Lama
tidak berdistribusi eksponensial
Taraf signifikan α = 5% = 0,05
Daerah kritis :
Tolak H0jikaP-value < 0,05
Berikut adalah hasil uji eksponensial data waktu pelayanan pembelian tiket kereta api
Panataran di Stasiun Gubeng Lama.

12
Pr obabi l i t y Pl ot of Wakt u Pel ay anan
Exponential - 95% CI

99

Mean
N
AD
P-Value

Per cent

90
80
70
60
50
40
30

2.348
23
2.232
0.073

20
10
5
3
2
1

0.01

0.1

1
Wakt u Pelay anan

10

Gambar 4.3 Probability Plot Waktu Pelayanan Pembelian Tiket Kereta Api Panataran di
Stasiun Gubeng Lama
Berdasarkan Gambar 4.3 dapat diketahui bahwa Pvalue (0.073) >α(0.05)
tersebut maka keputusannya adalah gagal tolak H 0, sehingga disimpulkan bahwa data
waktu pelayanan pembelian tiket kereta api Panataran di Stasiun Gubeng Lama
berdistribusi eksponensial.
4.3 Utilitas Sistem
Pada sistem antrian pembelian tiket kereta api Penataran di Gubeng Lama Surabaya,
λ

 adalah besarnya laju kedatangan rata-rata pembeli
µ


utilitas atau kegunaaan sistemnya 

tiket pada sistem antrian ( λ) berbanding terbalik dengan laju pelayanan rata-rata pembeli
tiket pada sistem antrian ( µ) . Laju kedatangan rata-rata pembeli tiket pada sistem antrian

( λ) di dapat dari total waktu antar kedatangan pembeli tiket per satuan waktu terhadap
banyaknya pembeli tiket yang masuk sistem antrian. Serta laju pelayanan rata-rata pada
sistem antrian ( µ) adalah jumlah waktu pembeli tiket yang dapat dilayani per satuan
waktu terhadap banyaknya pembeli tiket yang dilayani. Data yang di dapat dari penelitian
ini adalah total waktu kedatangan pembeli tiket adalah 61 menit, pembeli tiket yang
masuk sistem antrian sejumlah 23 orang, total lama pelayanan adalah 54 menit, dan
jumlah pembeli tiket yang dilayani sebanyak 23 orang.
a. Laju Kedatangan Rata-Rata pada Sistem Antrian ( λ)
Laju kedatangan rata-rata pada sistem antrian ( λ) adalah sebagai berikut.
13
 1  61
= 2.65
 =
 λ  23
60
22.62 ~ 22 pembeli / jam
Maka diketahui juga ( λ) =
2.65
b. Laju Pelayanan Rata-Rata Pembeli Tiket pada Sistem Antrian ( µ)
Laju pelayanan rata-rata pembeli tiket pada sistem antrian ( µ) adalah sebagai
berikut.
 1  54
 =
 µ  23 = 2.35
 

60
= 25.55 ~ 25 pembeli / jam
2.35
Sehingga utilitas sistem antrian pembelian tiket kereta api Penataran di Gubeng Lama
Maka diketahui juga ( µ ) =

Surabaya adalah.
ρ=

λ 22
=
= 0.88
µ 25

Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa 88% server sibuk dari waktunya.
4.4 Probabilitas Server Menganggur
Besarnya server menganggur pada pembelian tiket kereta api Panataran di Stasiun
Gubeng Lama bisa dihitung dengan cara sebagai berikut:

P0 = (1 − ρ ) ρ 0 = (1 − 0.88) 0.88 0 = 0.12
Dari perhitungan tersebut diketahui bahwa peluang server menganggur adalah sebesar
12%.
4.5 Rata-Rata Jumlah Pembeli Tiket dalam Antrian dan Sistem
4.5.1

Rata-Rata Pembeli Tiket Dalam Antrian
Panjang antrian dapat dihitung dari panjang deret pembeli tiket yang ingin

dilayani server ataupun dapat pula dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Lq =

λ2
(22) 2
=
= 6 pembeli tiket
µ( µ − λ) 25(25 − 22)

Dari perhitungan diatas didapatkan bahwa nilai ekspektasi jumlah pelanggan
dalam antrian pembelian tiket kereta api Panataran di Stasiun Gubeng Lama sebesar 6
pembeli tiket yang menunjukkan bahwa panjang antrian lumayan besar.
4.5.2

Rata-Rata Jumlah Pembeli Tiket Dalam Sistem
Jumlah pelanggan dalam sistem berarti jumlah pembeli tiket yang datang dan

dilayani dibagi dengan satuan waktu tertentu, dan dapat dicari dengan menggunakan
rumus sebagai berikut :
L=

λ
22
=
= 7 pembeli tiket
µ − λ 25 − 22

14
Dari perhitungan diatas didapatkan bahwa rata – rata pembeli tiket kereta api
Panataran di Stasiun Gubeng Lama yang menunggu dilayani selama dalam sistem
sebanyak 7 pembeli tiket tiap jam.
4.6 Rata-Rata Waktu Menunggu Di Dalam Antrian dan Sistem
4.6.1

Rata-Rata Watu Menunggu dalam Antrian
Berikut ini rata-rata waktu menunggu pembelian tiket kereta api Panataran di

Stasiun Gubeng Lama dalam antrian adalah sebagai berikut.
Wq =

λ
22
=
= 0.293 jam
µ( µ − λ) 25(25 − 22)

Sehingga rata-rata waktu tunggu semua pembeli tiket kereta api Panataran di
Stasiun Gubeng Lama adalah selama 0.293 jam atau sekitar 18 menit.
4.6.2

Rata-Rata Watu Menunggu dalam Sistem
Berikut ini rata-rata waktu menunggu pembelian tiket kereta api Panataran di

Stasiun Gubeng Lama dalam istem adalah sebagai berikut.
W=

1
1
=
= 0.33 jam
µ − λ 25 − 22

Maka rata-rata waktu pembelian tiket kereta api Panataran di Stasiun Gubeng
Lama dari masuk antrian sampai selesai dilayani adalah selama 0.33 jam atau sekitar 20
menit.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan

15
1. Data yang digunakan dalam analisis antrian pembelian tiket kereta api Penataran
di Stasiun Gubeng Lama Surabaya, waktu antar kedatangan dan waktu
pelayanannya berdistribusi eksponensial, jadi bisa dilakukan analisis selanjutnya.
2. Model antriannya adalah M/M/1/I/I dengan disiplin antrian FIFO (First In First
Out).
3. Rata–rata waktu antar kedatangan (1/λ) adalah 2,65 menit. Rata-rata tingkat
kedatangan (λ) yaitu sebesar 22 pembeli tiket/jam. Rata–rata waktu pelayanan
(1/µ) adalah 2,35menit. Rata-rata tingkat pelayanan (µ) yaitu sebesar 25 pembeli
tiket/jam.
4. Kegunaan sistem sebesar 0.88.
5. Probabilitas server menganggur sebesar 0.12.
6. Ekspektasi jumlah pembeli tiket dalam antrian sebesar 6 pembeli tiket.
7. Ekspektasi jumlah pembeli tiket dalam sistem sebanyak 7 pembeli tiket.
8. Waktu menunggu dalam antrian sebesar 0,293 jam atau sekitar 18 menit.
9. Waktu menunggu dalam sistem yaitu sebesar 0,33 jam atau sekitar 20 menit.
5.2 Saran
Untuk memaksimalkan pelayanan kepada pelanggan, sebaiknya suatu sistem
pelayanan memberikan fasilitas pelayanan yang optimal. Fasilitas pelayanan perlu
diusahakan agar tidak kurang dari optimal karena apabila suatu sistem mempunyai
fasilitas kurang dari jumlah optimal maka akan berakibat adanya pelanggan yang tidak
telayani.

LAMPIRAN
No.

Waktu Kedatangan

1
2

8.20
8.23

Waktu antar Kedatangan
(menit)
3
3
16

Waktu Pelayanan (menit)
1
8
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23

8.26
8.27
8.30
8.31
8.33
8.36
8.39
8.40
8.44
8.48
8.53
8.54
8.55
8.57
9.01
9.02
9.03
9.06
9.16
9.17
9.18
Jumlah
Rata-Rata

1
3
1
2
3
3
1
4
4
5
1
1
2
4
1
1
3
10
1
1
3
61
2.65

17

2
1
2
1
1
2
3
2
5
1
2
1
4
1
1
2
2
6
2
3
1
54
2.35

More Related Content

What's hot

Beberapa distribusi peluang diskrit (1)
Beberapa distribusi peluang diskrit (1)Beberapa distribusi peluang diskrit (1)
Beberapa distribusi peluang diskrit (1)Raden Maulana
 
Contoh soal Metode Simpleks
Contoh soal Metode SimpleksContoh soal Metode Simpleks
Contoh soal Metode SimpleksReza Mahendra
 
Ekonometrika Variabel Dummy
Ekonometrika Variabel DummyEkonometrika Variabel Dummy
Ekonometrika Variabel DummyAyuk Wulandari
 
Pengukuran Waktu Kerja Dengan Metode Pengukuran Langsung
Pengukuran Waktu Kerja Dengan Metode Pengukuran LangsungPengukuran Waktu Kerja Dengan Metode Pengukuran Langsung
Pengukuran Waktu Kerja Dengan Metode Pengukuran LangsungYesica Adicondro
 
Latihan Soal Matematika Ekonomi + Pembahasan (MBTI - Institut Manajemen Telkom)
Latihan Soal Matematika Ekonomi + Pembahasan (MBTI - Institut Manajemen Telkom)Latihan Soal Matematika Ekonomi + Pembahasan (MBTI - Institut Manajemen Telkom)
Latihan Soal Matematika Ekonomi + Pembahasan (MBTI - Institut Manajemen Telkom)Yunus Thariq
 
Matematika ekonomi (Keuntungan Maksimum)
Matematika ekonomi (Keuntungan Maksimum)Matematika ekonomi (Keuntungan Maksimum)
Matematika ekonomi (Keuntungan Maksimum)Kristalina Dewi
 
Metode Transportasi (Masalah dalam Metode Transportasi)
Metode Transportasi (Masalah dalam Metode Transportasi)Metode Transportasi (Masalah dalam Metode Transportasi)
Metode Transportasi (Masalah dalam Metode Transportasi)hazhiyah
 
ITP UNS SEMESTER 2 Teori antrian ro
ITP UNS SEMESTER 2 Teori antrian roITP UNS SEMESTER 2 Teori antrian ro
ITP UNS SEMESTER 2 Teori antrian roFransiska Puteri
 
362112547 kuadratik-dan-kubik
362112547 kuadratik-dan-kubik362112547 kuadratik-dan-kubik
362112547 kuadratik-dan-kubikChevi Rahayu
 
Metode Simplek Minimasi
Metode Simplek MinimasiMetode Simplek Minimasi
Metode Simplek MinimasiSiti Zuariyah
 
PENYELESAIAN MASALAH PENUGASAN DENGAN METODE HUNGARIAN
PENYELESAIAN MASALAH PENUGASAN DENGAN METODE HUNGARIANPENYELESAIAN MASALAH PENUGASAN DENGAN METODE HUNGARIAN
PENYELESAIAN MASALAH PENUGASAN DENGAN METODE HUNGARIANFeronica Romauli
 
Metode Dualitas (Primal-Dual)
Metode Dualitas (Primal-Dual)Metode Dualitas (Primal-Dual)
Metode Dualitas (Primal-Dual)hazhiyah
 
Latihan soal beberapa distribusi peluang diskrit
Latihan soal beberapa distribusi peluang diskritLatihan soal beberapa distribusi peluang diskrit
Latihan soal beberapa distribusi peluang diskritSiti Yuliati
 
Model persediaan untuk independent demand
Model persediaan untuk independent demandModel persediaan untuk independent demand
Model persediaan untuk independent demandPusri Indariyah
 

What's hot (20)

Beberapa distribusi peluang diskrit (1)
Beberapa distribusi peluang diskrit (1)Beberapa distribusi peluang diskrit (1)
Beberapa distribusi peluang diskrit (1)
 
Distribusi sampling
Distribusi samplingDistribusi sampling
Distribusi sampling
 
Contoh soal Metode Simpleks
Contoh soal Metode SimpleksContoh soal Metode Simpleks
Contoh soal Metode Simpleks
 
Ekonometrika Variabel Dummy
Ekonometrika Variabel DummyEkonometrika Variabel Dummy
Ekonometrika Variabel Dummy
 
Pengukuran Waktu Kerja Dengan Metode Pengukuran Langsung
Pengukuran Waktu Kerja Dengan Metode Pengukuran LangsungPengukuran Waktu Kerja Dengan Metode Pengukuran Langsung
Pengukuran Waktu Kerja Dengan Metode Pengukuran Langsung
 
Teori antrian
Teori antrianTeori antrian
Teori antrian
 
Variabel acak dan nilai harapan (Statistik Ekonomi II)
Variabel acak dan nilai harapan (Statistik Ekonomi II)Variabel acak dan nilai harapan (Statistik Ekonomi II)
Variabel acak dan nilai harapan (Statistik Ekonomi II)
 
Latihan Soal Matematika Ekonomi + Pembahasan (MBTI - Institut Manajemen Telkom)
Latihan Soal Matematika Ekonomi + Pembahasan (MBTI - Institut Manajemen Telkom)Latihan Soal Matematika Ekonomi + Pembahasan (MBTI - Institut Manajemen Telkom)
Latihan Soal Matematika Ekonomi + Pembahasan (MBTI - Institut Manajemen Telkom)
 
Matematika ekonomi (Keuntungan Maksimum)
Matematika ekonomi (Keuntungan Maksimum)Matematika ekonomi (Keuntungan Maksimum)
Matematika ekonomi (Keuntungan Maksimum)
 
Ppt teori antrian
Ppt teori antrianPpt teori antrian
Ppt teori antrian
 
Metode Transportasi (Masalah dalam Metode Transportasi)
Metode Transportasi (Masalah dalam Metode Transportasi)Metode Transportasi (Masalah dalam Metode Transportasi)
Metode Transportasi (Masalah dalam Metode Transportasi)
 
ITP UNS SEMESTER 2 Teori antrian ro
ITP UNS SEMESTER 2 Teori antrian roITP UNS SEMESTER 2 Teori antrian ro
ITP UNS SEMESTER 2 Teori antrian ro
 
362112547 kuadratik-dan-kubik
362112547 kuadratik-dan-kubik362112547 kuadratik-dan-kubik
362112547 kuadratik-dan-kubik
 
Metode Simplek Minimasi
Metode Simplek MinimasiMetode Simplek Minimasi
Metode Simplek Minimasi
 
PENYELESAIAN MASALAH PENUGASAN DENGAN METODE HUNGARIAN
PENYELESAIAN MASALAH PENUGASAN DENGAN METODE HUNGARIANPENYELESAIAN MASALAH PENUGASAN DENGAN METODE HUNGARIAN
PENYELESAIAN MASALAH PENUGASAN DENGAN METODE HUNGARIAN
 
Metode Dualitas (Primal-Dual)
Metode Dualitas (Primal-Dual)Metode Dualitas (Primal-Dual)
Metode Dualitas (Primal-Dual)
 
Latihan soal beberapa distribusi peluang diskrit
Latihan soal beberapa distribusi peluang diskritLatihan soal beberapa distribusi peluang diskrit
Latihan soal beberapa distribusi peluang diskrit
 
Statistik Sampling
Statistik Sampling Statistik Sampling
Statistik Sampling
 
Model persediaan untuk independent demand
Model persediaan untuk independent demandModel persediaan untuk independent demand
Model persediaan untuk independent demand
 
VARIABEL RANDOM & DISTRIBUSI PELUANG
VARIABEL RANDOM & DISTRIBUSI PELUANGVARIABEL RANDOM & DISTRIBUSI PELUANG
VARIABEL RANDOM & DISTRIBUSI PELUANG
 

Similar to ANALISIS ANTRIAN KERETA API

Teoriantrian ro-130704084204-phpapp01
Teoriantrian ro-130704084204-phpapp01Teoriantrian ro-130704084204-phpapp01
Teoriantrian ro-130704084204-phpapp01ellynorsanti
 
Pertemuan 13 Analisis Antrian.pdf
Pertemuan 13 Analisis Antrian.pdfPertemuan 13 Analisis Antrian.pdf
Pertemuan 13 Analisis Antrian.pdfNajwaIsmira
 
ANALISA SISTEM ANTRIAN PADA PELAYANAN PENGISIAN BBM DI SPBU PERTAMINA
ANALISA SISTEM ANTRIAN PADA PELAYANAN PENGISIAN BBM DI SPBU PERTAMINAANALISA SISTEM ANTRIAN PADA PELAYANAN PENGISIAN BBM DI SPBU PERTAMINA
ANALISA SISTEM ANTRIAN PADA PELAYANAN PENGISIAN BBM DI SPBU PERTAMINAPerguruan Tinggi Raharja
 
teori-antrian_ut.ppt
teori-antrian_ut.pptteori-antrian_ut.ppt
teori-antrian_ut.pptRendiAditya4
 
Jurnal Sistem Antrian
Jurnal Sistem AntrianJurnal Sistem Antrian
Jurnal Sistem AntrianHendra Nasrul
 
Simulasi Pemodelan
Simulasi PemodelanSimulasi Pemodelan
Simulasi PemodelanCQMughis
 
Materi mata kuliah teknik Simulasi antrian
Materi mata kuliah teknik Simulasi antrianMateri mata kuliah teknik Simulasi antrian
Materi mata kuliah teknik Simulasi antrianIzhan Nassuha
 
Jurnal penentuan jumlah optimum dalam model antrian tunggal dengan pelayan ganda
Jurnal penentuan jumlah optimum dalam model antrian tunggal dengan pelayan gandaJurnal penentuan jumlah optimum dalam model antrian tunggal dengan pelayan ganda
Jurnal penentuan jumlah optimum dalam model antrian tunggal dengan pelayan gandayulia fitriastuti
 
Makalah teori antrian (SISTEM ANTRIAN MM TAK HINGGA)
Makalah teori antrian (SISTEM ANTRIAN MM TAK HINGGA)Makalah teori antrian (SISTEM ANTRIAN MM TAK HINGGA)
Makalah teori antrian (SISTEM ANTRIAN MM TAK HINGGA)STRosidah
 
Analisis Antrian Pembelian Tiket Kereta Pada Stasiun Bekasi dengan Metode Sim...
Analisis Antrian Pembelian Tiket Kereta Pada Stasiun Bekasi dengan Metode Sim...Analisis Antrian Pembelian Tiket Kereta Pada Stasiun Bekasi dengan Metode Sim...
Analisis Antrian Pembelian Tiket Kereta Pada Stasiun Bekasi dengan Metode Sim...eddo ahmad fauzi
 
Makalah teknik simulasi dan pemodelan
Makalah teknik simulasi dan pemodelanMakalah teknik simulasi dan pemodelan
Makalah teknik simulasi dan pemodelanNayla Tsauraya
 
Makalahtekniksimulasidanpemodelan 130614114836-phpapp02
Makalahtekniksimulasidanpemodelan 130614114836-phpapp02Makalahtekniksimulasidanpemodelan 130614114836-phpapp02
Makalahtekniksimulasidanpemodelan 130614114836-phpapp02farizky berian
 
Presentati Sisteam Antrian Real-Time
Presentati Sisteam Antrian Real-TimePresentati Sisteam Antrian Real-Time
Presentati Sisteam Antrian Real-TimeUliel Azmie
 

Similar to ANALISIS ANTRIAN KERETA API (20)

Teoriantrian ro-130704084204-phpapp01
Teoriantrian ro-130704084204-phpapp01Teoriantrian ro-130704084204-phpapp01
Teoriantrian ro-130704084204-phpapp01
 
Pertemuan 13 Analisis Antrian.pdf
Pertemuan 13 Analisis Antrian.pdfPertemuan 13 Analisis Antrian.pdf
Pertemuan 13 Analisis Antrian.pdf
 
ANALISA SISTEM ANTRIAN PADA PELAYANAN PENGISIAN BBM DI SPBU PERTAMINA
ANALISA SISTEM ANTRIAN PADA PELAYANAN PENGISIAN BBM DI SPBU PERTAMINAANALISA SISTEM ANTRIAN PADA PELAYANAN PENGISIAN BBM DI SPBU PERTAMINA
ANALISA SISTEM ANTRIAN PADA PELAYANAN PENGISIAN BBM DI SPBU PERTAMINA
 
Teori Antrian
Teori AntrianTeori Antrian
Teori Antrian
 
Simulasi kelompok 1
Simulasi kelompok 1Simulasi kelompok 1
Simulasi kelompok 1
 
teori-antrian_ut.ppt
teori-antrian_ut.pptteori-antrian_ut.ppt
teori-antrian_ut.ppt
 
Jurnal Sistem Antrian
Jurnal Sistem AntrianJurnal Sistem Antrian
Jurnal Sistem Antrian
 
bab1teoriantrian.pdf
bab1teoriantrian.pdfbab1teoriantrian.pdf
bab1teoriantrian.pdf
 
Simulasi Pemodelan
Simulasi PemodelanSimulasi Pemodelan
Simulasi Pemodelan
 
Materi mata kuliah teknik Simulasi antrian
Materi mata kuliah teknik Simulasi antrianMateri mata kuliah teknik Simulasi antrian
Materi mata kuliah teknik Simulasi antrian
 
Jurnal penentuan jumlah optimum dalam model antrian tunggal dengan pelayan ganda
Jurnal penentuan jumlah optimum dalam model antrian tunggal dengan pelayan gandaJurnal penentuan jumlah optimum dalam model antrian tunggal dengan pelayan ganda
Jurnal penentuan jumlah optimum dalam model antrian tunggal dengan pelayan ganda
 
Makalah teori antrian (SISTEM ANTRIAN MM TAK HINGGA)
Makalah teori antrian (SISTEM ANTRIAN MM TAK HINGGA)Makalah teori antrian (SISTEM ANTRIAN MM TAK HINGGA)
Makalah teori antrian (SISTEM ANTRIAN MM TAK HINGGA)
 
EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 7
EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 7EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 7
EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 7
 
Mentkuan14modelantrian
Mentkuan14modelantrianMentkuan14modelantrian
Mentkuan14modelantrian
 
Ramani 14
Ramani 14 Ramani 14
Ramani 14
 
Analisis Antrian Pembelian Tiket Kereta Pada Stasiun Bekasi dengan Metode Sim...
Analisis Antrian Pembelian Tiket Kereta Pada Stasiun Bekasi dengan Metode Sim...Analisis Antrian Pembelian Tiket Kereta Pada Stasiun Bekasi dengan Metode Sim...
Analisis Antrian Pembelian Tiket Kereta Pada Stasiun Bekasi dengan Metode Sim...
 
Makalah teknik simulasi dan pemodelan
Makalah teknik simulasi dan pemodelanMakalah teknik simulasi dan pemodelan
Makalah teknik simulasi dan pemodelan
 
Makalahtekniksimulasidanpemodelan 130614114836-phpapp02
Makalahtekniksimulasidanpemodelan 130614114836-phpapp02Makalahtekniksimulasidanpemodelan 130614114836-phpapp02
Makalahtekniksimulasidanpemodelan 130614114836-phpapp02
 
Presentati Sisteam Antrian Real-Time
Presentati Sisteam Antrian Real-TimePresentati Sisteam Antrian Real-Time
Presentati Sisteam Antrian Real-Time
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 

More from Arning Susilawati

UU ITE atas Kasus Prita Mulyasari dan Rumah Sakit OMNI
UU ITE atas Kasus Prita Mulyasari dan Rumah Sakit OMNIUU ITE atas Kasus Prita Mulyasari dan Rumah Sakit OMNI
UU ITE atas Kasus Prita Mulyasari dan Rumah Sakit OMNIArning Susilawati
 
Distribusi Peluang Diskrit dan Distribusi Peluang Kontinu
Distribusi Peluang Diskrit dan Distribusi Peluang KontinuDistribusi Peluang Diskrit dan Distribusi Peluang Kontinu
Distribusi Peluang Diskrit dan Distribusi Peluang KontinuArning Susilawati
 
Peluang Pelemparan Dua Uang Logam, Dadu dan Pengambilan Kartu Bridge
Peluang Pelemparan Dua Uang Logam, Dadu dan Pengambilan Kartu BridgePeluang Pelemparan Dua Uang Logam, Dadu dan Pengambilan Kartu Bridge
Peluang Pelemparan Dua Uang Logam, Dadu dan Pengambilan Kartu BridgeArning Susilawati
 
Pendidikan Kewarganegaraan MULTIKULTURALISME
Pendidikan Kewarganegaraan MULTIKULTURALISMEPendidikan Kewarganegaraan MULTIKULTURALISME
Pendidikan Kewarganegaraan MULTIKULTURALISMEArning Susilawati
 
Rancangan Bujur Sangkar Latin (RBSL)
Rancangan Bujur Sangkar Latin (RBSL) Rancangan Bujur Sangkar Latin (RBSL)
Rancangan Bujur Sangkar Latin (RBSL) Arning Susilawati
 
ANALISIS REGRESI LINIER BERGANDA DAN PENGUJIAN ASUMSI RESIDUAL
ANALISIS REGRESI LINIER BERGANDA DAN PENGUJIAN ASUMSI RESIDUALANALISIS REGRESI LINIER BERGANDA DAN PENGUJIAN ASUMSI RESIDUAL
ANALISIS REGRESI LINIER BERGANDA DAN PENGUJIAN ASUMSI RESIDUALArning Susilawati
 
ANALISIS REGRESI LINIER BERGANDA
ANALISIS REGRESI LINIER BERGANDAANALISIS REGRESI LINIER BERGANDA
ANALISIS REGRESI LINIER BERGANDAArning Susilawati
 
Analisis Regresi Linier Sederhana
Analisis Regresi Linier SederhanaAnalisis Regresi Linier Sederhana
Analisis Regresi Linier SederhanaArning Susilawati
 

More from Arning Susilawati (18)

Perkembangan Televisi
Perkembangan TelevisiPerkembangan Televisi
Perkembangan Televisi
 
Perkembangan Televisi
Perkembangan TelevisiPerkembangan Televisi
Perkembangan Televisi
 
UU ITE atas Kasus Prita Mulyasari dan Rumah Sakit OMNI
UU ITE atas Kasus Prita Mulyasari dan Rumah Sakit OMNIUU ITE atas Kasus Prita Mulyasari dan Rumah Sakit OMNI
UU ITE atas Kasus Prita Mulyasari dan Rumah Sakit OMNI
 
Kelp2 prita vs rs omni
Kelp2 prita vs rs omniKelp2 prita vs rs omni
Kelp2 prita vs rs omni
 
Variabel Dummy
Variabel DummyVariabel Dummy
Variabel Dummy
 
Distribusi Peluang Diskrit dan Distribusi Peluang Kontinu
Distribusi Peluang Diskrit dan Distribusi Peluang KontinuDistribusi Peluang Diskrit dan Distribusi Peluang Kontinu
Distribusi Peluang Diskrit dan Distribusi Peluang Kontinu
 
Kover pms
Kover pmsKover pms
Kover pms
 
Peluang Pelemparan Dua Uang Logam, Dadu dan Pengambilan Kartu Bridge
Peluang Pelemparan Dua Uang Logam, Dadu dan Pengambilan Kartu BridgePeluang Pelemparan Dua Uang Logam, Dadu dan Pengambilan Kartu Bridge
Peluang Pelemparan Dua Uang Logam, Dadu dan Pengambilan Kartu Bridge
 
Abstrak
AbstrakAbstrak
Abstrak
 
Abstrak
AbstrakAbstrak
Abstrak
 
Pendidikan Kewarganegaraan MULTIKULTURALISME
Pendidikan Kewarganegaraan MULTIKULTURALISMEPendidikan Kewarganegaraan MULTIKULTURALISME
Pendidikan Kewarganegaraan MULTIKULTURALISME
 
Rancangan Faktorial 2k
Rancangan Faktorial 2kRancangan Faktorial 2k
Rancangan Faktorial 2k
 
Rancangan Bujur Sangkar Latin (RBSL)
Rancangan Bujur Sangkar Latin (RBSL) Rancangan Bujur Sangkar Latin (RBSL)
Rancangan Bujur Sangkar Latin (RBSL)
 
RANCANGAN ACAK KELOMPOK
RANCANGAN ACAK KELOMPOKRANCANGAN ACAK KELOMPOK
RANCANGAN ACAK KELOMPOK
 
RANCANGAN ACAK LENGKAP
RANCANGAN ACAK LENGKAPRANCANGAN ACAK LENGKAP
RANCANGAN ACAK LENGKAP
 
ANALISIS REGRESI LINIER BERGANDA DAN PENGUJIAN ASUMSI RESIDUAL
ANALISIS REGRESI LINIER BERGANDA DAN PENGUJIAN ASUMSI RESIDUALANALISIS REGRESI LINIER BERGANDA DAN PENGUJIAN ASUMSI RESIDUAL
ANALISIS REGRESI LINIER BERGANDA DAN PENGUJIAN ASUMSI RESIDUAL
 
ANALISIS REGRESI LINIER BERGANDA
ANALISIS REGRESI LINIER BERGANDAANALISIS REGRESI LINIER BERGANDA
ANALISIS REGRESI LINIER BERGANDA
 
Analisis Regresi Linier Sederhana
Analisis Regresi Linier SederhanaAnalisis Regresi Linier Sederhana
Analisis Regresi Linier Sederhana
 

Recently uploaded

alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxRioNahak1
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...Kanaidi ken
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxrahmaamaw03
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxrofikpriyanto2
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 

Recently uploaded (20)

alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 

ANALISIS ANTRIAN KERETA API

  • 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Banyaknya orang mengantri adalah menjadi suatu masalah yang cukup membuat orang marah dan kesal. Betapa tidak, jika seandainya orang yang sudah mengantri terkadang masih belum bisa dilayani oleh pelanggan. Banyak alasan yang menyebabkan hal itu terjadi misalnya jumlah pelayan (server) yang kurang, terbatasnya oleh waktu karena mungkin saja dalam hal mengantri tersebut ada syarat untuk batasan waktunya. Secara umum mengantri atau antrian biasanya terkait dengan jasa pelayanan. Pembelian tiket kereta api Penataran saat liburan sabtu minggu adalah suatu permasalahan antrian yang sering kita jumpai. Pada penelitian ini membahas tentang antrian pembelian tiket kereta api Penataran Penataran di Stasiun Gubeng Lama Surabaya. Jasa pelayanannya adalah ketika pelayan menanyakan jurusan yang akan dituju pelanggan/pembeli, pelayan memberikan tiket, pelayan menerima uang dari pelanggan, pelanggan keluar dari tempat pembelian tiket. Pada jasa pelayanan tersebut ada 1 server (penjual tiket). Nantinya akan dicatat waktu kedatangan pembeli tiket dan lamanya jasa pelayanan. Kemudian akan dilakukan analisis mengenai tingkat kedatangan, waktu pelanggan dalam antrian, waktu pelanggan dalam sistem, jumlah pelanggan dalam antrian, jumlah pelanggan dalam sistem antrian, serta rata-rata jumlah pelanggan setiap satuan waktunya. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas dapat dituliskan rumusan masalah seperti berikut. 1. Bagaimana model sistem antrian dari pembelian tiket kereta api Panataran di Stasiun Gubeng Lama Surabaya? 2. Bagaimana uji eksponensial dari data waktu antar kedatangan dan waktu pelayanan dari sistem antrian pembelian tiket kereta api Panataran di Stasiun Gubeng Lama Surabaya? 3. Bagaimana utilitas sistem dari sistem antrian pembelian tiket kereta api Panataran di Stasiun Gubeng Lama Surabaya? 4. Bagaimana probabilitas server menganggur dari sistem antrian pembelian tiket kereta api Panataran di Stasiun Gubeng Lama Surabaya? 1
  • 2. 5. Bagaimana rata-rata jumlah pembeli tiket dalam antrian dan sistem pada pembelian tiket kereta api Panataran di Stasiun Gubeng Lama Surabaya? 6. Bagaimana rata-rata waktu menunggu di dalam antrian dan sistem pada pembelian tiket kereta api Panataran di Stasiun Gubeng Lama Surabaya? 1.3 Tujuan Berdasarkan rumusan masalah dapat menghasilkan tujuan yaitu sebagai berikut. 1. Mengetahui model sistem antrian dari pembelian tiket kereta api Panataran di Stasiun Gubeng Lama Surabaya. 2. Mengetahui uji eksponensial dari data waktu antar kedatangan dan waktu pelayanan dari sistem antrian pembelian tiket kereta api Panataran di Stasiun Gubeng Lama Surabaya. 3. Mengetahui utilitas sistem dari sistem antrian pembelian tiket kereta api Panataran di Stasiun Gubeng Lama Surabaya. 4. Mengetahui probabilitas server menganggur dari sistem antrian pembelian tiket kereta api Panataran di Stasiun Gubeng Lama Surabaya. 5. Mengetahui rata-rata jumlah pembeli tiket dalam antrian dan sistem pada pembelian tiket kereta api Panataran di Stasiun Gubeng Lama Surabaya. 6. Mengetahui rata-rata waktu menunggu di dalam antrian dan sistem pada pembelian tiket kereta api Panataran di Stasiun Gubeng Lama Surabaya. 1.4 Manfaat Manfaat yang bisa diambil dalam studi kasus mengenai antrian ini adalah untuk memahami konsep antrian yang sering terjadi di kehidupan sehari-hari dan menerapkan ilmu yang didapat dalam mata kuliah Riset Operasi. 2
  • 3. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Struktur Dasar Sistem Antrian Struktur dasar sistem antrian diasumsikan bahwa sistem antrian mengikuti “Pelanggan datang memerlukan jasa pelayanan yang disebut sebagai input atau sumber”. Pelanggan – pelanggan tersebut masuk dalam sistem antrian dan bergabung dengan pelanggan lainnya yang sedang menunggu untuk dilayani, dimana pada waktu tertentu pelanggan – pelanggan yang sedang menunggu tersebut, dipilih untuk dilayani, cara memilih pelanggan untuk dilayani ini disebut dengan disiplin antrian. Sumber SERVER Keluaran ANTRIAN Gambar 2.1 Sistem Antrian 2.1.1 Sumber Sumber disebut juga populasi adalah pelanggan yang datang untuk minta jasa pelayanan, ukuran daripada sumber adalah jumlah pelanggan yamg minta jasa pelayanan dari waktu ke waktu, atau jumlah pelanggan potensial tertentu. Sumber atau masukan diasumsikan finite atau infinite, sehingga sumber disebut juga terbatas dan tidak terbatas. 2.1.2 Antrian Antrian disebut juga sebagai garis tunggu, atau pelanggan – pelanggan yang sedang antri, yaitu jumlah pelanggan maksimum yang diijinkan untuk menunggu dilayani dalam sisten antrian. Antrian disebut antrian finite atau infinite. Antrian finite artinya panjang antrian terbatas sedangkan infinite artinya panjang antrian yang tidak terbatas. 2.1.3 Disiplin Antrian Disiplin antrian adalah cara server memilih anggota antrian untuk dilayani. Contoh disilin antrian: 1. Yang datang pertama, yang dilayani terlebih dahulu FIFO (First In First Out). Disiplin antrian ini sering digunakan dalam kehidupan sehari – hari. 2. Prioritas, anggota antrian yang mempunyai prioritas tertinggi, akan dilayani terlebih dahulu. 3. Random, semua anggota antrian mempunyai kesempatan yang sama untuk dilayani terlebih dahulu. 3
  • 4. 4. Yang datang terakhir akan dilayani terlebih dahulu LIFO (Last In Frist Out). Disiplin antrian ini hampir tidak pernah digunakan dalam kehidupan sehari – hari. 2.1.4 Pelayanan Pelayanan dalam sistem antrian yang dapat memuat satu atau lebih proses pelayanan, proses pelayanan ini disebut juga phase dimana setiap proses pelayanan memuat satu server atau lebih. Server atau pelayanan adalah individu baik orang maupun mesin yang akan memberikan jasa pelayanan kepada anggota antrian. Waktu yang dibutuhkan oleh server untuk melayani satu anggota antrian disebut sebagai waktu pelayanan, dimana distribusi waktu pelayanan diasumsikan distribusi ekponensial. Ada empat struktur model pelayanan pada sistem antrian, yaitu: 1. Single server, single phase artinya dalam sistem antrian tersebut terdapat hanya satu server dan pelanggan hanya dilayani satu kali. Sumber SERVER ANTRIAN Keluaran Gambar 2.2 Single Server Single Phase 2. Single server, multi phase artinya dalam sistem antrian tersebut hanya ada satu server dan setiap pelanggan dilayani lebih dari satu kali proses pelayanan. Sumber Keluaran SERVER SERVER ANTRIAN ANTRIAN Gambar 2.3 Single server, multi phase 3. Multi server, single phase artinya dalam sistem antrian tersebut ada lebih dari satu server dan setiap pelanggan hanya dilayani satu kali SERVER ANTRIAN Sumber SERVER SERVER Gambar 2.4 Multi server, single phase 4 Keluaran
  • 5. 4. Multi server, multi phase artinya dalam sistem antrian tersebut mempunyai lebih server dan setiap pelanggan dilayani lebih dari satu kali proses pelayanan. SERVER Sumber SERVER Keluaran SERVER SERVER Gambar 2.5 Multi server, multi phase 2.1.5 Keluaran Keluaran adalah pelanggan yang keluar dari sistem antrian karena sudah selesai mendapatkan pelayanan secara lengkap. (Retnaningsih, 2011) 2.2 Terminologi dan Notasi Sebelum mempelajari sistem antrian lebih jauh, harus disepakati dulu terminolagi dan dan notasi yang akan digunakan dalam sistem antrian. 1. Panjang antrian adalah jumlah pelanggan yang sedang menunggu untuk dilayani. 2. N (t) adalah jumlah pelanggan dalam sistem antrian pad waktu t. 3. Pn (t) adalah probabilitas terdapat n pelanggan dalam sistem antrian pada waktu t. 4. S adalah jumlah server parallel. 5. λ adalah laju kedatangan rata – rata pada sistem antrian, jika ada n pelanggan n dalam sistem (ekspektasi jumlah kedatangan dalam sistem antrian persatuan waktu). Jika laju kedatangan rata – rata konstan untuk n, maka λn = λ . 6. 1 λ adalah waktu antar kedatangan per satuan waktu yaitu selisih antara suatu kedatangan dengan kedatangan berikutnya. 7. µn adalah laju pelayanan rata – rata pada sistem antrian, jika ada n pelanggan dalam sistem (ekspektasi jumlah pelanggan yang dapat dilayani per satuan waktu). Jika laju pelayanan rata – rata setiap server konstan untuk setiap n, maka µn = µ. 8. 1 µ adalah waktu pelayanan per satuan waktu, yaitu waktu yang diperlukan server untuk melayani satu pelanggan. 5
  • 6. 9. ρ adalah utilitas sistem (kegunaan sistem), besarnya ρ = λ . sµ 10. Lq adalah panjang antrian yaitu ekspektasi jumlahpelanggan dalam antrian (rata – rata jumlah pelangganyang sedang antri). 11. L adalah ekspektasi jumlah pelanggan dalam sistem antrian(rata – rata jumlah pelanggan yang sedang antri dan dilayani). 12. W adalah ekspektasi menunggu dalam sistem antrian (rata – rata waktu yang diperlukan dalam antrian dan pelayanan). 13. Wq adalahekspektasi waktu menuggu dalam antrian (rata – rata waktu yang diperlukan menunggu dalam antrian). (Retnaningsih, 2011). 2.3 Model Antrian Infinite Model antrian infinite adalah model antrian dimana inputnya atau kedatangan pelanggan ke sistem antrian berdistribusi poisson dan waktu pelayanannya berdistribusi eksponensial. Model antrian semacam ini dapat dinyatakan dalam bentuk simbol yaitu M/M/s /I/I dimana simbol M menunjukkan tingkat kedatangan yang berdistribusi poisson, simbol kedua M menunjukkan waktu pelayanan yang berdistribusi eksponensial tetapi Penataran pada laporan ini waktu kedatangan dan waktu pelayanan berdistribusi eksponensial, simbol ketiga s menunjukkan jumlah server, simbol keempat I menunjukkan sumber populasi infinite, simbol kelima I menunjukkan panjang antrian infinite. Model sistem antrian ini mengasumsikan bahwa rata – rata laju kedatangan konstan yaitu λ0 = λ = ..... = λn = λ , begitu pula rata – rata laju pelayanan juga konstan, yaitu µ1 = µ 2 = ..... = µ n = µ . (Retnaningsih, 2011). 2.4 Model Sistem Antrian dengan Jumlah Server Lebih dari Satu Model ini menunjukkan bahwa waktu antar kedatangan berdistribusi eksponensial, waktu pelayanan berdistribusi eksponensial, jumlah server ssebanyak s, serta sumber populasi (input) dan panjang antrian bersifat tidal terbtas dimana λn = λ dan µn = µ untuk n = 0, 1, 2,3....... dengan menggunakan persamaan balance, yaitu rate in = rate out. Probabilitas ada n pelanggan didalam sistem dirumuskan dengan: P0 = 1 (λ / µ ) (λ / s ) n + ∑ n! s!(1 − (λ / sµ )) n =0 S −1 n (2.1) Sehingga jika 0 ≤ n ≤ s 6
  • 7. n λ/ µ Pn =   P0  n!  (2.2) (Retnaningsih, 2011). Dan jika n ≥ s Pn = (λ / µ ) n s!  λ  (λ / µ ) n   sµ  = s!( s n −s ) P0    (2.3) Dengan cara yang sama diperoleh: Lq = P0 (λ / µ ) s ρ L λ 1 L = Lq + , Wq = q , W = Wq + 2 , µ µ s!(1 − ρ ) λ (Retnaningsih, 2011). BAB III 7 (2.4)
  • 8. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sumber Data Data yang digunakan pada laporan ini adalah data primer yang diperoleh dari hasil pengamatan langsung di Stasiun Gubeng Lama Surabaya. Pengamatan dilakukan pada hari Jum’at, tanggal 12 April 2013 pada pukul 08.00 sampai dengan selesai, pengamatan dilakukan oleh Miftahul I. H dan Arning Susilawati dengan mencatat waktu kedatangan dan waktu pelayanan saat pelanggan datang untuk membeli tiket. 3.2 Alat dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan untuk melakukan survey laporan pada sistem antrian adalah sebagai berikut: 1. Hand phone 2. Alat tulis 3. Buku tulis 3.3 Langkah Kerja Langkah-langkah yang dilakukan pada pengamatan ini adalah sebagai berikut: 1. Menentukan lokasi yang akan diamati sebagai sistem antrian. 2. Melakukan pengamatan terhadap sistem antrian di lokasi yang dipilih. 3. Menghitung waktu kedatangan dan waktu pelayanan pembeli tiket kereta api Penataran di Gubeng Lama Surabaya dengan menggunakan hand phone 4. Mencatat hasil pengamatan di sebuah kertas. 3.4 Langkah Analisis Langkah-langkah yang dilakukan dalam menganalisis datayaitu sebagai berikut: 1. Menentukan model dari sistem antrian dengan panjang antrian infinite dan input infinite dengan jumlah server sebanyak 1 orang. 2. Menghitung waktu antar kedatangan dengan cara menghitung selisih waktu kedatangan suatu pelanggan dengan waktu kedatangan berikutnya dan menghitung waktu pelayanan dengan cara menghitung selisih waktu pelanggan mulai dilayani sampai selesai dilayani. 3. Mengentrikan data waktu antar kedatangan dan waktu pelayanan dari sistem antrian pembeli tiket kereta api Penataran di Gubeng Lama Surabaya. 8
  • 9. 4. Menghitung nilai rata-rata untuk waktu antar kedatangan dan waktu pelayanan dengan menggunakan software minitab. 5. Melakukan uji berdistribusi eksponensial pada waktu antar kedatangan dan waktu pelayanan dengan menggunakan software minitab. Bila niali P-value > dari nilai α, maka data tersebut sudah berdistribusi eksponensial. 6. Menghitung tingkat kedatangan pelanggan, tingkat pelayanan, utilitas sistem antrian, probabilitas petugas loket pembayaran tagihan listrikyang menganggur, jumlah pelanggan dalam antrian per jam, jumlah pelanggan dalam sistem per jam, lama waktu tunggu pelanggan dalam antrian sampai dilayani oleh petugas loket pembelian tiket, lama waktu tunggu pelanggan dalam sistem sampai dilayani oleh petugas loket pembelian tiket dengan menggunakan rumus yang sudah ada. 9
  • 10. 3.5 Diagram Alir Dalam pembuatan laporan ini, langkah kerja yang dilakukan adalah sebagai berikut: Mulai Data Tidak memenuhi asumsi Uji eksponensial Uji Exponensial memenuhi asumsi Uji eksponensial Analisa data Kesimpulan Selesai Gambar 3.1 Flowchart Gambar 3.5 Diagram Alir 10 Berhenti
  • 11. BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Model Sistem Antrian Sistem pembelian tiket kereta api Panataran tujuan Malang di Stasiun Gubeng Lama Surabaya menggunakan sistem antrian single phase, single server. Model antriannya bisa digambarkan sebagai berikut. Sumber antrian server Keluaran (Output) (Input) Gambar2.1 Model Single Server – Single Phase Untuk model antrian dapat disimbolkan seperti berikut : M/M/1/I/I Model tersebut menunjukkan bahwa kedatangan pelanggan berdistribusi poisson dengan waktu antar kedatangan berdistribusi eksponensial, waktu pelayanan berdistribusi eksponensial, jumlah server sebanyak 1, serta jumlah sumber populasi (input) dan panjang antrian sifatnya tidak terbatas (infinite). 4.2 Uji Eksponensial Pada studi kasus antrian, waktu antar kedatangan dan waktu pelayanan adalah berdistribusi ekponensial untuk bisa mewakili data yang sebenarnya. Setelah itu data bisa dianalisis. Pengujian data menggunakan bantuan software Minitab. 4.2.1 Waktu Antar Kedatangan Pengujian data waktu antar kedatangan dengan menggunakan hipotesis berikut ini Hipotesis : H0 : Data waktu antar kedatangan pembelian tiket kereta api Panataran di Stasiun Gubeng Lama berdistribusi eksponensial H1 : Data waktu antar kedatangan pembelian tiket kereta api Panataran di Stasiun Gubeng Lama tidak berdistribusi eksponensial Taraf signifikan α = 5% = 0.05 Daerah kritis : Tolak H0 jika P-value < 0,05 11
  • 12. Berikut adalah hasil uji eksponensial data waktu antar kedatangan pembelian tiket kereta api Panataran di Stasiun Gubeng Lama. Pr obabi l i t y Pl ot of Wak t u Ant ar Kedat angan Exponential - 95% CI 99 Mean N AD P-Value 90 Per cent 80 70 60 50 40 2.652 23 2.052 0.089 30 20 10 5 3 2 1 0.01 0.1 1 Wakt u A nt ar Kedat angan 10 Gambar 4.1 Probability Plot Waktu antar Kedatangan Pembelian Tiket Kereta Api Panataran di Stasiun Gubeng Lama Berdasarkan Gambar 4.1 dapat diketahui bahwa Pvalue (0.089) > α(0.05) maka keputusannya adalah gagal tolak H 0, sehingga disimpulkan bahwa waktu antar kedatangan dari data pembelian tiket kereta api Panataran di Stasiun Gubeng Lama adalah berdistribusi eksponensial. 4.2.2 Waktu Pelayanan Pengujian data waktu pelayanan dengan menggunakan hipotesis berikut ini Hipotesis : H0 : Data waktu pelayanan pembelian tiket kereta api Panataran di Stasiun Gubeng Lama berdistribusi eksponensial H1 : Data waktu pelayanan pembelian tiket kereta api Panataran di Stasiun Gubeng Lama tidak berdistribusi eksponensial Taraf signifikan α = 5% = 0,05 Daerah kritis : Tolak H0jikaP-value < 0,05 Berikut adalah hasil uji eksponensial data waktu pelayanan pembelian tiket kereta api Panataran di Stasiun Gubeng Lama. 12
  • 13. Pr obabi l i t y Pl ot of Wakt u Pel ay anan Exponential - 95% CI 99 Mean N AD P-Value Per cent 90 80 70 60 50 40 30 2.348 23 2.232 0.073 20 10 5 3 2 1 0.01 0.1 1 Wakt u Pelay anan 10 Gambar 4.3 Probability Plot Waktu Pelayanan Pembelian Tiket Kereta Api Panataran di Stasiun Gubeng Lama Berdasarkan Gambar 4.3 dapat diketahui bahwa Pvalue (0.073) >α(0.05) tersebut maka keputusannya adalah gagal tolak H 0, sehingga disimpulkan bahwa data waktu pelayanan pembelian tiket kereta api Panataran di Stasiun Gubeng Lama berdistribusi eksponensial. 4.3 Utilitas Sistem Pada sistem antrian pembelian tiket kereta api Penataran di Gubeng Lama Surabaya, λ   adalah besarnya laju kedatangan rata-rata pembeli µ  utilitas atau kegunaaan sistemnya  tiket pada sistem antrian ( λ) berbanding terbalik dengan laju pelayanan rata-rata pembeli tiket pada sistem antrian ( µ) . Laju kedatangan rata-rata pembeli tiket pada sistem antrian ( λ) di dapat dari total waktu antar kedatangan pembeli tiket per satuan waktu terhadap banyaknya pembeli tiket yang masuk sistem antrian. Serta laju pelayanan rata-rata pada sistem antrian ( µ) adalah jumlah waktu pembeli tiket yang dapat dilayani per satuan waktu terhadap banyaknya pembeli tiket yang dilayani. Data yang di dapat dari penelitian ini adalah total waktu kedatangan pembeli tiket adalah 61 menit, pembeli tiket yang masuk sistem antrian sejumlah 23 orang, total lama pelayanan adalah 54 menit, dan jumlah pembeli tiket yang dilayani sebanyak 23 orang. a. Laju Kedatangan Rata-Rata pada Sistem Antrian ( λ) Laju kedatangan rata-rata pada sistem antrian ( λ) adalah sebagai berikut. 13
  • 14.  1  61 = 2.65  =  λ  23 60 22.62 ~ 22 pembeli / jam Maka diketahui juga ( λ) = 2.65 b. Laju Pelayanan Rata-Rata Pembeli Tiket pada Sistem Antrian ( µ) Laju pelayanan rata-rata pembeli tiket pada sistem antrian ( µ) adalah sebagai berikut.  1  54  =  µ  23 = 2.35   60 = 25.55 ~ 25 pembeli / jam 2.35 Sehingga utilitas sistem antrian pembelian tiket kereta api Penataran di Gubeng Lama Maka diketahui juga ( µ ) = Surabaya adalah. ρ= λ 22 = = 0.88 µ 25 Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa 88% server sibuk dari waktunya. 4.4 Probabilitas Server Menganggur Besarnya server menganggur pada pembelian tiket kereta api Panataran di Stasiun Gubeng Lama bisa dihitung dengan cara sebagai berikut: P0 = (1 − ρ ) ρ 0 = (1 − 0.88) 0.88 0 = 0.12 Dari perhitungan tersebut diketahui bahwa peluang server menganggur adalah sebesar 12%. 4.5 Rata-Rata Jumlah Pembeli Tiket dalam Antrian dan Sistem 4.5.1 Rata-Rata Pembeli Tiket Dalam Antrian Panjang antrian dapat dihitung dari panjang deret pembeli tiket yang ingin dilayani server ataupun dapat pula dengan menggunakan rumus sebagai berikut : Lq = λ2 (22) 2 = = 6 pembeli tiket µ( µ − λ) 25(25 − 22) Dari perhitungan diatas didapatkan bahwa nilai ekspektasi jumlah pelanggan dalam antrian pembelian tiket kereta api Panataran di Stasiun Gubeng Lama sebesar 6 pembeli tiket yang menunjukkan bahwa panjang antrian lumayan besar. 4.5.2 Rata-Rata Jumlah Pembeli Tiket Dalam Sistem Jumlah pelanggan dalam sistem berarti jumlah pembeli tiket yang datang dan dilayani dibagi dengan satuan waktu tertentu, dan dapat dicari dengan menggunakan rumus sebagai berikut : L= λ 22 = = 7 pembeli tiket µ − λ 25 − 22 14
  • 15. Dari perhitungan diatas didapatkan bahwa rata – rata pembeli tiket kereta api Panataran di Stasiun Gubeng Lama yang menunggu dilayani selama dalam sistem sebanyak 7 pembeli tiket tiap jam. 4.6 Rata-Rata Waktu Menunggu Di Dalam Antrian dan Sistem 4.6.1 Rata-Rata Watu Menunggu dalam Antrian Berikut ini rata-rata waktu menunggu pembelian tiket kereta api Panataran di Stasiun Gubeng Lama dalam antrian adalah sebagai berikut. Wq = λ 22 = = 0.293 jam µ( µ − λ) 25(25 − 22) Sehingga rata-rata waktu tunggu semua pembeli tiket kereta api Panataran di Stasiun Gubeng Lama adalah selama 0.293 jam atau sekitar 18 menit. 4.6.2 Rata-Rata Watu Menunggu dalam Sistem Berikut ini rata-rata waktu menunggu pembelian tiket kereta api Panataran di Stasiun Gubeng Lama dalam istem adalah sebagai berikut. W= 1 1 = = 0.33 jam µ − λ 25 − 22 Maka rata-rata waktu pembelian tiket kereta api Panataran di Stasiun Gubeng Lama dari masuk antrian sampai selesai dilayani adalah selama 0.33 jam atau sekitar 20 menit. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan 15
  • 16. 1. Data yang digunakan dalam analisis antrian pembelian tiket kereta api Penataran di Stasiun Gubeng Lama Surabaya, waktu antar kedatangan dan waktu pelayanannya berdistribusi eksponensial, jadi bisa dilakukan analisis selanjutnya. 2. Model antriannya adalah M/M/1/I/I dengan disiplin antrian FIFO (First In First Out). 3. Rata–rata waktu antar kedatangan (1/λ) adalah 2,65 menit. Rata-rata tingkat kedatangan (λ) yaitu sebesar 22 pembeli tiket/jam. Rata–rata waktu pelayanan (1/µ) adalah 2,35menit. Rata-rata tingkat pelayanan (µ) yaitu sebesar 25 pembeli tiket/jam. 4. Kegunaan sistem sebesar 0.88. 5. Probabilitas server menganggur sebesar 0.12. 6. Ekspektasi jumlah pembeli tiket dalam antrian sebesar 6 pembeli tiket. 7. Ekspektasi jumlah pembeli tiket dalam sistem sebanyak 7 pembeli tiket. 8. Waktu menunggu dalam antrian sebesar 0,293 jam atau sekitar 18 menit. 9. Waktu menunggu dalam sistem yaitu sebesar 0,33 jam atau sekitar 20 menit. 5.2 Saran Untuk memaksimalkan pelayanan kepada pelanggan, sebaiknya suatu sistem pelayanan memberikan fasilitas pelayanan yang optimal. Fasilitas pelayanan perlu diusahakan agar tidak kurang dari optimal karena apabila suatu sistem mempunyai fasilitas kurang dari jumlah optimal maka akan berakibat adanya pelanggan yang tidak telayani. LAMPIRAN No. Waktu Kedatangan 1 2 8.20 8.23 Waktu antar Kedatangan (menit) 3 3 16 Waktu Pelayanan (menit) 1 8