SlideShare a Scribd company logo
1 of 4
Download to read offline
Dimensi dan Hubungannya Dengan Pembelajaran Matematika
(Refleksi Kuliah Prof. Dr. Marsisigit, M.A Pertemuan ke-1)
Oleh : Ardi Nuryadi (19709251052)
Dalam hidup selalu ada awal sebagai batu pijakan untuk ke langkah selanjutnya dalam
dimensi filsafat awal adalah potensi fatal atau vital, fatal adalah takdir dan terpilih sedangkan
vital adalah ikhtiar dan memilih. Dimana fatal dan vital merupakan objek yang saling
bertolak belakang sebagaimana antara langit dan bumi. Kemudian dari dimensi fatal ataupun
vital untuk selanjutnya proses kehidupan selalu ada dua dimensi yang saling bertolak
belakang yaitu dimensi yang berada dibawah atau dimensi realita dan juga dimensi yang
berada diatas yaitu dimensi ideal. Dimana realita dapat ditunjukan secara empiris
sedangkang dimensi ideal ditunjukan dengan logika, dimensi realita didapat dari aposteriori
yang artinya didasarkan atau diperoleh dari pengalaman sedangkan dimensi ideal didapat dari
apriori yaitu didasarkan pada penalaran, tanpa melakukan pengamatan serta tanpa perlu
mengalamainya (Ernest, 1991:4). Sehingga terdapat kesenjangan mendasar secara filosofi
mengenai dimensi realita dan dimensi ideal dan diperlukan suatu penghubung yang mampu
menjembatani kedua dimensi tersebut untuk mencapai keutuhan dan keseimbangan serta
untuk mengkonstruksi suatu pengetahuan secara cermat, hati-hati dan tepat.
Kemudian ditinjau dari cara berpikir pada dimensi realita lebih kepada sintetik yaitu .
kebenaran dapat diketahui hanya dengan mengetahui sesuatu dari dunia nyata yang diwakili
sehingga kebenaran dari sintetik yaitu dengan meninjau bahwa persepsi yang didapat
menggambarkan dunia nyata secara tepat sedangkan pada dimensi ideal cara berpikir lebih
kepada analitik yaitu kebenaran dapat diketahui cukup dengan mengetahui arti dari istilah-
istilah yang mewakilinya sehingga untuk menjamin kebenarannya adalah dengan
kekonsistenannya (Stanford Encyclopedia of Philosophy, 2017). Berdasarkan cara berpikir
tersebut manurut Marsigit (nn) terdapat perbedaan hakekat antara matematika dan
matematika sekolah dimana Matematika Murni adalah Analitik apriori, sedangkan
Matematika Sekolah bersifat Sintetik aposteriori.
Akan tetapi disini hanya akan dibahas mengenai matematika sekolah berdasarkan
teori-teori diatas dimana didalam pendidikan terutama dalam pembelajaran matematika hal
itu digambarkan oleh Bruner dengan teori enactive, iconic dan symbolic, kemudian RME
dengan kontekstual, model of, model for dan matematika formalnya, selain itu Treffers juga
membagi proses matematisasi menjadi matematisasi horizontal dan matematisasi vertikal.
Kemudian Isoda dan Katagiri juga membagi matematika atas content, method dan attitude.
Dari beberapa teori tersebut dapat ditarik garis yang dapat membedakan belajar matematika
dari dua dimensi yang berbeda seperti gambar dibawah.
Gambar 1. Teori pembelajaran dan dimensinya
Dari hal diatas didapat bahwa dalam pembelajaran terlebih dalam belajar matematika
itu tidak instan dan tidak bisa tiba-tiba dihadapkan pada konsep yang hanya berada di intuisi
tetapi perlu memulainya dari substansi dan perlu dipertimbangkan juga berada pada dimensi
mana objek yang akan dikenai matematika, misal pada fase SD dan SMP maka perlu
membelajarkan dengan menghubungkan realita dan lebih menekankan pada berfikir sintetik
akan tetapi hal itu tidak dapat diterapkan selamanya karena pada fase SMA merupakan
peralihan antara dimensi realita dan dimensi ideal sehingga perlu menjembatani antara
substansi menuju instuisi, empiris menuju logika, konteks menuju struktur dan lain
sebagainya sehingga ketika pada perguruan tinggi sudah secara penuh berbicara pada objek
struktur dan tidak lagi berbicara pada dunia realita.
Dari beberapa teori diatas mengenai adanya dua dimensi yang terpisah dalam
pembelajaran matematika maka akan dibahas lebih spesifik bagaimana Treffers membedakan
proses matematisasi menjadi dua bagian yaitu matematisasi horizontal dan matematisasi
vertikal. Kedua proses matematisasi tersebut jika di telaah matematisasi horizontal
merupakan bagian dari realita karena berbicara pada masalah kontekstual dan tanpa
abstraksi, yang mana untuk memahaminya perlu menggambarkan dunia nyata sedangkan
matematisasi vertikal merupakan bagian dari ideal karena sudah berbicara pada dunia
simbol hingga mendapatkan ataupun menggunakan matematika formal yang merupakan
objek abstrak yang mana untuk memahami maksudnya cukup memahami apa makna dari
perwakilannya. Kemudian dampak adanya matematisasi vertikal dan horizontal muncul
beberapa aliran yaitu aliran yang hanya memandang matematika sebagai matematisasi
horizontal yaitu pandangan empiristik, kemudian aliran yang memandang matematika hanya
sebagai matematisasi vertikal yaitu aliran strukturalis, aliran yang memandang matematika
tidak ada matematisasi horizontal ataupun vertikal yaitu aliran mekanistik dan aliran yang
memandang matematika secara keseluruhan yaitu matematisasi horizontal dan matematisasi
vertikal yaitu aliran realistic (Fruedenthal, 2006). Dari beberapa aliran tersebut yng menjadi
perhatian adalah bagaimana upaya realistik menjembatani antara dunia realita dan dunia ideal
karena berdasarkan tinjauan diatas bahwasanya dua dimensi tersebut bagaikan bumi dan
langit yang memerlukan upaya yang besar untuk menghubungkan keduanya. Berikut
gambaran dari proses matematisasi horizontal dan matematisasi vertikal.
Gambar 2. Proses Matematisasi
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membedakan proses matematisasi
horizontal dan vertikal adalah perlunya mempertimbangkan objek yang dikenai matematika
Contohnya pada materi penjumlahan siswa diminta untuk menghitung hasil penjumlahan dari
“lima tambah tiga” jika siswa menghitungnya dengan membayangkan penjumlahan lima
kelereng dan tiga kelereng untuk ditambahkan satu sama lain maka itu merupakan bagian dari
matematika horizontal sedangkan jika siswa melakukan penjumlahan dengan aritmatika 5 + 3
Bahasa Matematika Algoritma
Analisa
Pemecahan
Soal-soal Kontekstual
Matematisasi
Horizontal
Matematisasi Vertikal
maka itu merupakan bagian dari matematika vertikal, akan tetapi untuk tingkatan yang lain
penjumlahan aritmatika tersebut dapat menjadi bagian dari matematika horizontal sehingga
untuk membedakan bagian dari matematika horizontal dan matematika vertikal tergantung
kepada tingkatan pengetahuan seseorang.
Dari beberapa bahasan diatas dalam pembelajaran matematika salah satu yang perlu
dipertimbangkan adalah guru perlu memahami berada pada dimensi mana siswa yang akan di
ajarkan matematika sehingga cara mengajarkan dan apa yang diajarkan tepat untuk siswa
sesuai dengan tahapan berfikirnya, karena peran guru bukan memberi sesuatu yang instan
akan tetapi lebih menanamkan kepada hal yang bisa berlaku untuk jangka panjang, bermakna
dan dapat digunakan berulang-ulang sehingga siswa 'diberdayakan' dalam belajar bukan
hanya sebagai penerima, sebagaimana makna dari kalimat dibawah ini.
'Jika kamu memberi seseorang ikan maka kamu akan memberi makan dia hari ini, tetapi jika
kamu mengajari seseorang memancing maka kamu memberikan dia makan seumur hidup'
Kaur dan Hoe (2017)
Referensi
Berinderjeet, K., & Hoe, L. N. (Eds.). (2017). Empowering Mathematics Learners: Yearbook
2017, Association Of Mathematics Educators. World Scientific.
Ernest, P., Skovsmose, O., Van Bendegem, J. P., Bicudo, M., Miarka, R., Kvasz, L., &
Moeller, R. (1991). The philosophy of mathematics education.
Marsigit. (nn) Apakah matematika mencerminkan realitas.
https://www.academia.edu/18386290/Apakah_Matematika_Mencerminkan_Realitas
Diakses : 14 Februari 2020.
nn. (2017). The Analytic/Synthetic Distinction. https://plato.stanford.edu/entries/analytic-
synthetic/
Treffers, A. (1987). Three dimensions: A model of goal and theory. Description in
mathematics instruction—The Wiskobas Project, 247.

More Related Content

What's hot

hubungan epistemologi dan pedagogi matematika
hubungan epistemologi dan pedagogi matematikahubungan epistemologi dan pedagogi matematika
hubungan epistemologi dan pedagogi matematikaRohantizani
 
Filsafat matematika hirarki matematika unik
Filsafat matematika hirarki matematika unikFilsafat matematika hirarki matematika unik
Filsafat matematika hirarki matematika uniktetty khairani
 
pengantar logika-matematika_Jilid_2
pengantar logika-matematika_Jilid_2pengantar logika-matematika_Jilid_2
pengantar logika-matematika_Jilid_2Fathur Diakfari
 
Filsafat matematika pengertian logisisme_formalisme_konstruktivisme
Filsafat matematika pengertian logisisme_formalisme_konstruktivismeFilsafat matematika pengertian logisisme_formalisme_konstruktivisme
Filsafat matematika pengertian logisisme_formalisme_konstruktivismetetty khairani
 
Filsafat dan matematika
Filsafat dan matematikaFilsafat dan matematika
Filsafat dan matematikaGilang Prabowo
 
Uas b.indonesia
Uas b.indonesiaUas b.indonesia
Uas b.indonesiaNida Hilya
 
TUJUAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERDASARKAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN K...
TUJUAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERDASARKAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN K...TUJUAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERDASARKAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN K...
TUJUAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERDASARKAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN K...Muhammad Alfiansyah Alfi
 
Paham filsafat matok
Paham filsafat matokPaham filsafat matok
Paham filsafat matokxawa Cide
 
Tugas individu 3_filsafat
Tugas individu 3_filsafatTugas individu 3_filsafat
Tugas individu 3_filsafatulfah Nasution
 
kONTRUKTIVISME Kritik Filsafat absolutis Matematika
kONTRUKTIVISME Kritik Filsafat absolutis MatematikakONTRUKTIVISME Kritik Filsafat absolutis Matematika
kONTRUKTIVISME Kritik Filsafat absolutis MatematikaNailul Hasibuan
 
Aliran-Aliran Filsafat Matematika
Aliran-Aliran Filsafat MatematikaAliran-Aliran Filsafat Matematika
Aliran-Aliran Filsafat MatematikaNailul Hasibuan
 
Power point filsafat ilmu dan matematika
Power point filsafat ilmu dan matematikaPower point filsafat ilmu dan matematika
Power point filsafat ilmu dan matematikacienda
 
Filsafat Matematika dan Aliran-aliran Filsafat Matematika
Filsafat Matematika dan Aliran-aliran Filsafat MatematikaFilsafat Matematika dan Aliran-aliran Filsafat Matematika
Filsafat Matematika dan Aliran-aliran Filsafat MatematikaNailul Hasibuan
 
Sebuah Kritik Filsafat absolutis Matematika
Sebuah Kritik Filsafat absolutis MatematikaSebuah Kritik Filsafat absolutis Matematika
Sebuah Kritik Filsafat absolutis MatematikaNailul Hasibuan
 
Paul ernest philosophy math
Paul ernest philosophy mathPaul ernest philosophy math
Paul ernest philosophy mathMuhammad Rizaldi
 
Tabii matematik , nilai dan peranan
Tabii matematik , nilai dan perananTabii matematik , nilai dan peranan
Tabii matematik , nilai dan perananmohdsanusisidik
 
Pengertian matematik
Pengertian matematikPengertian matematik
Pengertian matematiksyedx
 

What's hot (20)

Hakikat Matematika Dasar PGSD
Hakikat Matematika Dasar PGSDHakikat Matematika Dasar PGSD
Hakikat Matematika Dasar PGSD
 
hubungan epistemologi dan pedagogi matematika
hubungan epistemologi dan pedagogi matematikahubungan epistemologi dan pedagogi matematika
hubungan epistemologi dan pedagogi matematika
 
Filsafat matematika hirarki matematika unik
Filsafat matematika hirarki matematika unikFilsafat matematika hirarki matematika unik
Filsafat matematika hirarki matematika unik
 
pengantar logika-matematika_Jilid_2
pengantar logika-matematika_Jilid_2pengantar logika-matematika_Jilid_2
pengantar logika-matematika_Jilid_2
 
Filsafat matematika pengertian logisisme_formalisme_konstruktivisme
Filsafat matematika pengertian logisisme_formalisme_konstruktivismeFilsafat matematika pengertian logisisme_formalisme_konstruktivisme
Filsafat matematika pengertian logisisme_formalisme_konstruktivisme
 
Filsafat dan matematika
Filsafat dan matematikaFilsafat dan matematika
Filsafat dan matematika
 
Uas b.indonesia
Uas b.indonesiaUas b.indonesia
Uas b.indonesia
 
Filsafat matematika
Filsafat matematikaFilsafat matematika
Filsafat matematika
 
Ppt filsafat ilmu dlm mtk
Ppt filsafat ilmu dlm mtkPpt filsafat ilmu dlm mtk
Ppt filsafat ilmu dlm mtk
 
TUJUAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERDASARKAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN K...
TUJUAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERDASARKAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN K...TUJUAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERDASARKAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN K...
TUJUAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERDASARKAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN K...
 
Paham filsafat matok
Paham filsafat matokPaham filsafat matok
Paham filsafat matok
 
Tugas individu 3_filsafat
Tugas individu 3_filsafatTugas individu 3_filsafat
Tugas individu 3_filsafat
 
kONTRUKTIVISME Kritik Filsafat absolutis Matematika
kONTRUKTIVISME Kritik Filsafat absolutis MatematikakONTRUKTIVISME Kritik Filsafat absolutis Matematika
kONTRUKTIVISME Kritik Filsafat absolutis Matematika
 
Aliran-Aliran Filsafat Matematika
Aliran-Aliran Filsafat MatematikaAliran-Aliran Filsafat Matematika
Aliran-Aliran Filsafat Matematika
 
Power point filsafat ilmu dan matematika
Power point filsafat ilmu dan matematikaPower point filsafat ilmu dan matematika
Power point filsafat ilmu dan matematika
 
Filsafat Matematika dan Aliran-aliran Filsafat Matematika
Filsafat Matematika dan Aliran-aliran Filsafat MatematikaFilsafat Matematika dan Aliran-aliran Filsafat Matematika
Filsafat Matematika dan Aliran-aliran Filsafat Matematika
 
Sebuah Kritik Filsafat absolutis Matematika
Sebuah Kritik Filsafat absolutis MatematikaSebuah Kritik Filsafat absolutis Matematika
Sebuah Kritik Filsafat absolutis Matematika
 
Paul ernest philosophy math
Paul ernest philosophy mathPaul ernest philosophy math
Paul ernest philosophy math
 
Tabii matematik , nilai dan peranan
Tabii matematik , nilai dan perananTabii matematik , nilai dan peranan
Tabii matematik , nilai dan peranan
 
Pengertian matematik
Pengertian matematikPengertian matematik
Pengertian matematik
 

Similar to Hubungan Dimensi dan Pembelajaran Matematika

Similar to Hubungan Dimensi dan Pembelajaran Matematika (20)

Makalah rme revisi
Makalah rme revisiMakalah rme revisi
Makalah rme revisi
 
dokumen.docx
dokumen.docxdokumen.docx
dokumen.docx
 
TOPIK-TOPIK DALAM MATEMATIK
TOPIK-TOPIK DALAM MATEMATIKTOPIK-TOPIK DALAM MATEMATIK
TOPIK-TOPIK DALAM MATEMATIK
 
BAB I.docx
BAB I.docxBAB I.docx
BAB I.docx
 
Hakikat Matematika.pptx
Hakikat Matematika.pptxHakikat Matematika.pptx
Hakikat Matematika.pptx
 
Koneksi Matematika
Koneksi MatematikaKoneksi Matematika
Koneksi Matematika
 
Realistic mathematics education
Realistic mathematics educationRealistic mathematics education
Realistic mathematics education
 
Pmri
PmriPmri
Pmri
 
Nama
NamaNama
Nama
 
1. HAKEKAT MATEMATIKA.ppt
1. HAKEKAT MATEMATIKA.ppt1. HAKEKAT MATEMATIKA.ppt
1. HAKEKAT MATEMATIKA.ppt
 
Kemampuan Koneksi Matematis
Kemampuan Koneksi MatematisKemampuan Koneksi Matematis
Kemampuan Koneksi Matematis
 
Pembelajaran Matematika Realistik
Pembelajaran Matematika RealistikPembelajaran Matematika Realistik
Pembelajaran Matematika Realistik
 
Pengertian matematika dan fisika
Pengertian matematika dan fisikaPengertian matematika dan fisika
Pengertian matematika dan fisika
 
Manfaat matematika dalam kehidupan sehari
Manfaat matematika dalam kehidupan sehariManfaat matematika dalam kehidupan sehari
Manfaat matematika dalam kehidupan sehari
 
CP Matematika Fase F untuk kelas xii .docx
CP Matematika Fase F untuk kelas xii .docxCP Matematika Fase F untuk kelas xii .docx
CP Matematika Fase F untuk kelas xii .docx
 
Perkalian bilangan satu angka
Perkalian bilangan satu angkaPerkalian bilangan satu angka
Perkalian bilangan satu angka
 
Metodologi pembelajaran matematika
Metodologi pembelajaran matematikaMetodologi pembelajaran matematika
Metodologi pembelajaran matematika
 
Laporan tugasan kumpulan
Laporan tugasan kumpulanLaporan tugasan kumpulan
Laporan tugasan kumpulan
 
Kelompok 1 struktur aljabar
Kelompok 1 struktur aljabarKelompok 1 struktur aljabar
Kelompok 1 struktur aljabar
 
Proposal penelitian
Proposal penelitianProposal penelitian
Proposal penelitian
 

More from ardynuryadi

PPT Sistem Koordinat
PPT Sistem KoordinatPPT Sistem Koordinat
PPT Sistem Koordinatardynuryadi
 
Ukuran kemiringan dan keruncingan data
Ukuran kemiringan dan keruncingan dataUkuran kemiringan dan keruncingan data
Ukuran kemiringan dan keruncingan dataardynuryadi
 
Uji normalitas dan uji homogenitas
Uji normalitas dan uji homogenitasUji normalitas dan uji homogenitas
Uji normalitas dan uji homogenitasardynuryadi
 
Binominal dan possion
Binominal dan possionBinominal dan possion
Binominal dan possionardynuryadi
 
Pengertian statistik, statistika, statistik deskriptif dan statistik inferens...
Pengertian statistik, statistika, statistik deskriptif dan statistik inferens...Pengertian statistik, statistika, statistik deskriptif dan statistik inferens...
Pengertian statistik, statistika, statistik deskriptif dan statistik inferens...ardynuryadi
 
Tugas Program Aplikasi Komputer - Power point analisis Skripsi
Tugas Program Aplikasi Komputer - Power point analisis SkripsiTugas Program Aplikasi Komputer - Power point analisis Skripsi
Tugas Program Aplikasi Komputer - Power point analisis Skripsiardynuryadi
 
Tugas Program Aplikasi Komputer Microsoft Word
Tugas Program Aplikasi Komputer Microsoft Word Tugas Program Aplikasi Komputer Microsoft Word
Tugas Program Aplikasi Komputer Microsoft Word ardynuryadi
 

More from ardynuryadi (7)

PPT Sistem Koordinat
PPT Sistem KoordinatPPT Sistem Koordinat
PPT Sistem Koordinat
 
Ukuran kemiringan dan keruncingan data
Ukuran kemiringan dan keruncingan dataUkuran kemiringan dan keruncingan data
Ukuran kemiringan dan keruncingan data
 
Uji normalitas dan uji homogenitas
Uji normalitas dan uji homogenitasUji normalitas dan uji homogenitas
Uji normalitas dan uji homogenitas
 
Binominal dan possion
Binominal dan possionBinominal dan possion
Binominal dan possion
 
Pengertian statistik, statistika, statistik deskriptif dan statistik inferens...
Pengertian statistik, statistika, statistik deskriptif dan statistik inferens...Pengertian statistik, statistika, statistik deskriptif dan statistik inferens...
Pengertian statistik, statistika, statistik deskriptif dan statistik inferens...
 
Tugas Program Aplikasi Komputer - Power point analisis Skripsi
Tugas Program Aplikasi Komputer - Power point analisis SkripsiTugas Program Aplikasi Komputer - Power point analisis Skripsi
Tugas Program Aplikasi Komputer - Power point analisis Skripsi
 
Tugas Program Aplikasi Komputer Microsoft Word
Tugas Program Aplikasi Komputer Microsoft Word Tugas Program Aplikasi Komputer Microsoft Word
Tugas Program Aplikasi Komputer Microsoft Word
 

Recently uploaded

Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxbkandrisaputra
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 

Recently uploaded (20)

Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 

Hubungan Dimensi dan Pembelajaran Matematika

  • 1. Dimensi dan Hubungannya Dengan Pembelajaran Matematika (Refleksi Kuliah Prof. Dr. Marsisigit, M.A Pertemuan ke-1) Oleh : Ardi Nuryadi (19709251052) Dalam hidup selalu ada awal sebagai batu pijakan untuk ke langkah selanjutnya dalam dimensi filsafat awal adalah potensi fatal atau vital, fatal adalah takdir dan terpilih sedangkan vital adalah ikhtiar dan memilih. Dimana fatal dan vital merupakan objek yang saling bertolak belakang sebagaimana antara langit dan bumi. Kemudian dari dimensi fatal ataupun vital untuk selanjutnya proses kehidupan selalu ada dua dimensi yang saling bertolak belakang yaitu dimensi yang berada dibawah atau dimensi realita dan juga dimensi yang berada diatas yaitu dimensi ideal. Dimana realita dapat ditunjukan secara empiris sedangkang dimensi ideal ditunjukan dengan logika, dimensi realita didapat dari aposteriori yang artinya didasarkan atau diperoleh dari pengalaman sedangkan dimensi ideal didapat dari apriori yaitu didasarkan pada penalaran, tanpa melakukan pengamatan serta tanpa perlu mengalamainya (Ernest, 1991:4). Sehingga terdapat kesenjangan mendasar secara filosofi mengenai dimensi realita dan dimensi ideal dan diperlukan suatu penghubung yang mampu menjembatani kedua dimensi tersebut untuk mencapai keutuhan dan keseimbangan serta untuk mengkonstruksi suatu pengetahuan secara cermat, hati-hati dan tepat. Kemudian ditinjau dari cara berpikir pada dimensi realita lebih kepada sintetik yaitu . kebenaran dapat diketahui hanya dengan mengetahui sesuatu dari dunia nyata yang diwakili sehingga kebenaran dari sintetik yaitu dengan meninjau bahwa persepsi yang didapat menggambarkan dunia nyata secara tepat sedangkan pada dimensi ideal cara berpikir lebih kepada analitik yaitu kebenaran dapat diketahui cukup dengan mengetahui arti dari istilah- istilah yang mewakilinya sehingga untuk menjamin kebenarannya adalah dengan kekonsistenannya (Stanford Encyclopedia of Philosophy, 2017). Berdasarkan cara berpikir tersebut manurut Marsigit (nn) terdapat perbedaan hakekat antara matematika dan matematika sekolah dimana Matematika Murni adalah Analitik apriori, sedangkan Matematika Sekolah bersifat Sintetik aposteriori. Akan tetapi disini hanya akan dibahas mengenai matematika sekolah berdasarkan teori-teori diatas dimana didalam pendidikan terutama dalam pembelajaran matematika hal itu digambarkan oleh Bruner dengan teori enactive, iconic dan symbolic, kemudian RME dengan kontekstual, model of, model for dan matematika formalnya, selain itu Treffers juga membagi proses matematisasi menjadi matematisasi horizontal dan matematisasi vertikal.
  • 2. Kemudian Isoda dan Katagiri juga membagi matematika atas content, method dan attitude. Dari beberapa teori tersebut dapat ditarik garis yang dapat membedakan belajar matematika dari dua dimensi yang berbeda seperti gambar dibawah. Gambar 1. Teori pembelajaran dan dimensinya Dari hal diatas didapat bahwa dalam pembelajaran terlebih dalam belajar matematika itu tidak instan dan tidak bisa tiba-tiba dihadapkan pada konsep yang hanya berada di intuisi tetapi perlu memulainya dari substansi dan perlu dipertimbangkan juga berada pada dimensi mana objek yang akan dikenai matematika, misal pada fase SD dan SMP maka perlu membelajarkan dengan menghubungkan realita dan lebih menekankan pada berfikir sintetik akan tetapi hal itu tidak dapat diterapkan selamanya karena pada fase SMA merupakan peralihan antara dimensi realita dan dimensi ideal sehingga perlu menjembatani antara substansi menuju instuisi, empiris menuju logika, konteks menuju struktur dan lain sebagainya sehingga ketika pada perguruan tinggi sudah secara penuh berbicara pada objek struktur dan tidak lagi berbicara pada dunia realita. Dari beberapa teori diatas mengenai adanya dua dimensi yang terpisah dalam pembelajaran matematika maka akan dibahas lebih spesifik bagaimana Treffers membedakan proses matematisasi menjadi dua bagian yaitu matematisasi horizontal dan matematisasi vertikal. Kedua proses matematisasi tersebut jika di telaah matematisasi horizontal merupakan bagian dari realita karena berbicara pada masalah kontekstual dan tanpa abstraksi, yang mana untuk memahaminya perlu menggambarkan dunia nyata sedangkan matematisasi vertikal merupakan bagian dari ideal karena sudah berbicara pada dunia
  • 3. simbol hingga mendapatkan ataupun menggunakan matematika formal yang merupakan objek abstrak yang mana untuk memahami maksudnya cukup memahami apa makna dari perwakilannya. Kemudian dampak adanya matematisasi vertikal dan horizontal muncul beberapa aliran yaitu aliran yang hanya memandang matematika sebagai matematisasi horizontal yaitu pandangan empiristik, kemudian aliran yang memandang matematika hanya sebagai matematisasi vertikal yaitu aliran strukturalis, aliran yang memandang matematika tidak ada matematisasi horizontal ataupun vertikal yaitu aliran mekanistik dan aliran yang memandang matematika secara keseluruhan yaitu matematisasi horizontal dan matematisasi vertikal yaitu aliran realistic (Fruedenthal, 2006). Dari beberapa aliran tersebut yng menjadi perhatian adalah bagaimana upaya realistik menjembatani antara dunia realita dan dunia ideal karena berdasarkan tinjauan diatas bahwasanya dua dimensi tersebut bagaikan bumi dan langit yang memerlukan upaya yang besar untuk menghubungkan keduanya. Berikut gambaran dari proses matematisasi horizontal dan matematisasi vertikal. Gambar 2. Proses Matematisasi Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membedakan proses matematisasi horizontal dan vertikal adalah perlunya mempertimbangkan objek yang dikenai matematika Contohnya pada materi penjumlahan siswa diminta untuk menghitung hasil penjumlahan dari “lima tambah tiga” jika siswa menghitungnya dengan membayangkan penjumlahan lima kelereng dan tiga kelereng untuk ditambahkan satu sama lain maka itu merupakan bagian dari matematika horizontal sedangkan jika siswa melakukan penjumlahan dengan aritmatika 5 + 3 Bahasa Matematika Algoritma Analisa Pemecahan Soal-soal Kontekstual Matematisasi Horizontal Matematisasi Vertikal
  • 4. maka itu merupakan bagian dari matematika vertikal, akan tetapi untuk tingkatan yang lain penjumlahan aritmatika tersebut dapat menjadi bagian dari matematika horizontal sehingga untuk membedakan bagian dari matematika horizontal dan matematika vertikal tergantung kepada tingkatan pengetahuan seseorang. Dari beberapa bahasan diatas dalam pembelajaran matematika salah satu yang perlu dipertimbangkan adalah guru perlu memahami berada pada dimensi mana siswa yang akan di ajarkan matematika sehingga cara mengajarkan dan apa yang diajarkan tepat untuk siswa sesuai dengan tahapan berfikirnya, karena peran guru bukan memberi sesuatu yang instan akan tetapi lebih menanamkan kepada hal yang bisa berlaku untuk jangka panjang, bermakna dan dapat digunakan berulang-ulang sehingga siswa 'diberdayakan' dalam belajar bukan hanya sebagai penerima, sebagaimana makna dari kalimat dibawah ini. 'Jika kamu memberi seseorang ikan maka kamu akan memberi makan dia hari ini, tetapi jika kamu mengajari seseorang memancing maka kamu memberikan dia makan seumur hidup' Kaur dan Hoe (2017) Referensi Berinderjeet, K., & Hoe, L. N. (Eds.). (2017). Empowering Mathematics Learners: Yearbook 2017, Association Of Mathematics Educators. World Scientific. Ernest, P., Skovsmose, O., Van Bendegem, J. P., Bicudo, M., Miarka, R., Kvasz, L., & Moeller, R. (1991). The philosophy of mathematics education. Marsigit. (nn) Apakah matematika mencerminkan realitas. https://www.academia.edu/18386290/Apakah_Matematika_Mencerminkan_Realitas Diakses : 14 Februari 2020. nn. (2017). The Analytic/Synthetic Distinction. https://plato.stanford.edu/entries/analytic- synthetic/ Treffers, A. (1987). Three dimensions: A model of goal and theory. Description in mathematics instruction—The Wiskobas Project, 247.