SlideShare a Scribd company logo
1 of 22
FILSAFAT MATEMATIKA DAN
PENDIDIKAN MATEMATIKA
THINKING ABOUT MATHEMATICS
Ditulis Oleh Steward Shapiro


THE PHILOSOPHY OF MATHEMATICS EDUCATION
Ditulis Oleh: Paul Ernest


 FILSAFAT MATEMATIKA
 The Liang Gie
Dalam fakta sejarah perkembangan ilmu pengetahuan pikiran seorang
ilmuwan seringkali tidak disetujui oleh ilmuwan yang lain. Hal ini telah terjadi
sejak zaman dahulu.


Salah satu akibat dari kejadian ini tampak dari munculnya paham-paham
yang ada dalam filsafat matematika

        paham platonisme, logisisme, empirisme, formalisme. intuisionisme
BEBERAPA ALIRAN FILSAFAT
MATEMATIKA

   1 Mathematical realism (REALISME)
      1.1 Platonism (PLATONISME)
      1.2 Logicism (LOGISISME)
      1.3 Empiricism (EMPIRISME)
      1.4 Formalism (FORMALISME)
   2 Intuitionism (INTUiSIONISME)
   3 Constructivism (KONSTRUKTIVISME)
   4 Fictionalism (FIKSIONALISME)
Mathematical realism, like realism in general, holds that mathematical entities exist
independently of the human mind. Thus humans do not invent mathematics, but rather
discover it, and any other intelligent beings in the universe would presumably do the
same. In this point of view, there is really one sort of mathematics that can be discovered:
Triangles, for example, are real entities, not the creations of the human mind.
Platonism is the form of realism that suggests that mathematical entities are abstract,
have no spatiotemporal or causal properties, and are eternal and unchanging. This is often
claimed to be the view most people have of numbers.
 Logicism is the thesis that mathematics is reducible to logic, and hence nothing but a part
 of logic (Carnap 1931/1883, 41). Logicists hold that mathematics can be known a priori,
 but suggest that our knowledge of mathematics is just part of our knowledge of logic in
 general, and is thus analytic, not requiring any special faculty of mathematical intuition.
 In this view, logic is the proper foundation of mathematics, and all mathematical
 statements are necessary logical truths.

 Rudolf Carnap (1931) presents the logicist thesis in two parts:

        1. The concepts of mathematics can be derived from logical concepts through
           explicit definitions.
        2. The theorems of mathematics can be derived from logical axioms through
           purely logical deduction.
Empiricism is a form of realism that denies that mathematics can be known a priori at all.
It says that we discover mathematical facts by empirical research, just like facts in any of
the other sciences. It is not one of the classical three positions advocated in the early 20th
century, but primarily arose in the middle of the century. However, an important early
proponent of a view like this was John Stuart Mill. Mill's view was widely criticized,
because it makes statements like "2 + 2 = 4" come out as uncertain, contingent truths,
which we can only learn by observing instances of two pairs coming together and
forming a quartet.


Formalism holds that mathematical statements may be thought of as statements about the
consequences of certain string manipulation rules. For example, in the "game" of
Euclidean geometry (which is seen as consisting of some strings called "axioms", and
some "rules of inference" to generate new strings from given ones), one can prove that
the Pythagorean theorem holds (that is, you can generate the string corresponding to the
Pythagorean theorem). Mathematical truths are not about numbers and sets and triangles
and the like — in fact, they aren't "about" anything at all!
In mathematics, intuitionism is a program of methodological reform whose motto is that
"there are no non-experienced mathematical truths" (L.E.J. Brouwer). From this
springboard, intuitionists seek to reconstruct what they consider to be the corrigible
portion of mathematics in accordance with Kantian concepts of being, becoming,
intuition, and knowledge. Brouwer, the founder of the movement, held that mathematical
objects arise from the a priori forms of the volitions that inform the perception of
empirical objects. (CDP, 542)

Fictionalism in mathematics was brought to fame in 1980 when Hartry Field published
Science Without Numbers, which rejected and in fact reversed Quine's indispensability
argument. Where Quine suggested that mathematics was indispensable for our best
scientific theories, and therefore should be accepted as a body of truths talking about
independently existing entities, Field suggested that mathematics was dispensable, and
therefore should be considered as a body of falsehoods not talking about anything real.
He did this by giving a complete axiomatization of Newtonian mechanics that didn't
reference numbers or functions at all. He started with the "betweenness" of Hilbert's
axioms to characterize space without coordinatizing it, and then added extra relations
between points to do the work formerly done by vector fields. Hilbert's geometry is
mathematical, because it talks about abstract points, but in Field's theory, these points are
the concrete points of physical space, so no special mathematical objects at all are
needed.
Realisme memandang bahwa entitas matematika ada
terbebas dari pikiran.



Logisisme memandang bahwa matematika merupakan
bagian dari logika.


Empirisme memandang bahwa matematika harus
dikembangkan secara empiris.


Formalisme menyatakan bahwa pernyatan-pernyatan dalam
matematika harus dipikirkansebagai serangkaian konsekuensi
dari manipulasi serangkaian aturan.
Aliran logisisme adalah aliran yang berpandangan bahwa matematika murni
merupakan bagian dari logika. Pengagas utama dari pandangan ini adalah
Leibniz, Frege (1983), Russel (1919), Whitehead dan Carnap (1931).

Ada dua hal pokok dalam aliran ini, yaitu


(1). Semua konsep dalam matematika pada akhirnya dapat
diturunkan dari konsep-konsep logika, penyajian dari penurunan
tersebut meliputi konsep-konsep teori bilangan maupun
beberapa sistim yang terdapat pada teori Russsel.

 (2). Semua kebenaran matematika dapat dibuktikan dari
 aksioma-aksioma dan aturan-aturan logika.
Jadi secara singkat dapat dikatakan bahwa hakekat dari aliran ini adalah

  bahwa jika semua matematika dapat diekspresikan dalam bentuk-bentuk

  logika secara murni dan dibuktikan dari prinsip-prinsip logika itu sendiri,

  maka kepastian dari pengetahuan matematika dapat direduksi menjadi

  logika.



Ternyata tujuan ini tidak dapat tercapai karena memang matematika tidak
hanya merupakan logika. Sebagai contoh aksioma ketakhinggan dapat
disajikan dalam bentuk-bentuk proposisi logika tetapi tidak dapat dinyatakan
kebenarannya secara logika.
Idea atau tujuan aliran formalisme adalah kemungkinan menggambarkan
bahwa matematika sebagai permainan formal yang tak bermakna yang
dimainkan dengan menuliskan simbol-simbol pada kertas dengan
menggunakan aturan tertentu. Tokoh dalam aliran ini adalah Hilbert Dalam
aliran formlisme pernyatan-pernyatan dalam matematika harus dipikirkan
sebagai serangkaian konsekuensi dari manipulasi serangkaian aturan.



       Para formalist mempunyai dua pernyataan yang diyakininya yaitu :
(1). Matematika murni dapat diekspresikan ke dalam sistem formal yang
tak bermakna, dimana kebenaran matematika direpresentasikan dengan
teori formal.
(2).     Kekuatan dari sistem formal dapat didemonstrasikan dalam
pernyataan yang bebas dari ketidak konsistenan
Idea atau tujuan aliran formalisme adalah kemungkinan menggambarkan
bahwa matematika sebagai permainan formal yang tak bermakna yang
dimainkan dengan menuliskan simbol-simbol pada kertas dengan
menggunakan aturan tertentu. Tokoh dalam aliran ini adalah Hilbert Dalam
aliran formlisme pernyatan-pernyatan dalam matematika harus dipikirkan
sebagai serangkaian konsekuensi dari manipulasi serangkaian aturan.



       Para formalist mempunyai dua pernyataan yang diyakininya yaitu :
(1). Matematika murni dapat diekspresikan ke dalam sistem formal yang
tak bermakna, dimana kebenaran matematika direpresentasikan dengan
teori formal.
(2).     Kekuatan dari sistem formal dapat didemonstrasikan dalam
pernyataan yang bebas dari ketidak konsistenan
Idea atau tujuan dari aliran intuisionisme adalah bahwa keberadaan
matematika dipandang sebagai bebas dari ahli matematika itu sendiri. Objek
matematika    dikonstruk   dalam   pikiran   dengan   cara   menghilangkan
semantiknya. Tokoh dari aliran ini adalah Brouwer.
Manfaat dari aliran logisisme diantaranya adalah pembuktian induksi

matematika, penggunaan implikasi dan pembuktian matematika baik dengan

cara bukti langsung maupun bukti tidak langsung yang sangat bermanfaat

dalam perkembangan matematika. Aliran logicisme merupakan dasar untuk

pembentukan pola pikir deduktif yang merupakan ciri atau karakteristik dari

matematika yang menekankan pada penataan nalar.
Manfaat dari aliran Formalisme misalnya prosedur dalam memunculkan
struktur aljabar seperti grup, ring maupun field. Contoh lain yang menonjol
dari manfaat aliran formalisme adalah banyaknya perkembangan baru dari
matematika. Sebagai contoh cabang matematika baru tersebut adalah fuzzy
set. Pada sistem matematika yang lama konsep himpunan menggunakan
konsep himpunan dua nilai, yaitu x anggota A atau x bukan anggota
himpunan A. Namun pada sistem matematika yang baru konsep himpunan
dapat dikembangkan tidak hanya konsep himpunan dua nilai. Keanggotaan x
pada   sebuah   himpunan   tidak   hanya   anggota    dan   bukan    anggota.
Keanggotaan x dapat berupa ½ anggota, ¼ anggota, ¾ anggota dan lain-lain.
Dengan   konsep   matematika    yang   demikian,     berkembanglah    cabang
matematika yang baru namun demikian cabang matematika tersebut tidak
kontradiksi dengan sistem yang lama.
Manfaat aliran intuisionisme diantaranya adalah cara-cara pembuktian dalam
matematika misalnya pembuktian dalam analisis real. Dalam pembuktian-
pembuktian pada hakekatnya didasarkan pada aliran intuisionisme.
Aliran Logika (Logisisme) berpandangan bahwa
   konsep dan obyek matematika seperti bilangan dapat
   didefinisikan dari terminology logika dan dengan
   definisi ini teorema matematika berasal dari prinsip
   logika. Hal ini menunjukkan bahwa kebenaran
   matematika dapat diterima jika berasal dari prinsip
   logika.

Matematika sebenarnya merupakan bagian dari logika dan
keduanya saling berhubungan atau matematika merupakan
cabang dari logika. Hal ini tertuang dalam salah satu tulisan
Russel yang menyatakan bahwa logika telah menjadi lebih
bersifat matematis dan matematika menjadi lebih logis. Bahkan
dikatakan bahwa logika dan matematika memiliki hubungan
seperti anak dan orang dewasa. Logika merupakan masa
mudanya matematika dan matematika adalah masa dewasanya
logika
Secara umum pandangan aliran logika bertujuan
mengembalikan matematika kepada logika. Hal ini
menunjukkan bahwa kebenaran matematika dapat
diterima jika berasal dari prinsip logika. Dalam hal ini
ingin ditunjukkan bahwa konsep-konsep matematika
seperti bilangan-bilangan dapat dinyatakan dalam
bentuk kata-kata atau menggunakan operator logika
dan sifat-sifatnya ditunjukkan oleh logika murni.

Hal ini tertuang dalam pandangan Frege dalam
mendefinisikan tentang bilangan dengan
menggunakan prinsip Hume, bahwa semua konsep
dalam matematika dapat dinyatakan dalam
bentuk-bentuk logika murni dan dapat
dibuktikan dengan prinsip-prinsip logika saja.
Hal ini berlebihan sehingga kebenaran dalam matematika
dapat direduksi menjadi logika. Padahal pada perkembangan
matematika tidak semua matematika dapat dibuktikan
kebenarannya berdasarkan prinsip logika, dengan kata lain
terdapat beberapa konsep matematika yang tidak dapat
dibuktikan kebenarannya menggunakan prinsip logika.
Pandangan Russel lebih fleksibel dibandingkan
   pandangan Frege dengan kata lain Russel memberi
   ruang pembuktian matematika tanpa menggunakan
   prinsip logika umum.
   Russel berpandangan matematika memerlukan
   aksioma non logika seperti aksioma ketakhinggaan
   (himpunan dari semua bilangan asli adalah tak hingga)
   dan aksioma pilihan (choice) perkalian kartesius dari
   keluarga himpunan tak kosong adalah himpunan tak
   kosong itu sendiri

Karakteristik-karakteristik ide-ide dasar dari semua ide
matematika dapat didefinisikan. Tetapi tidak semua
proposisi-proposisi primitif dari semua proposisi
matematika tersebut dapat dideduksi. Ini merupakan suatu
masalah yang lebih sulit karena belum diketahui jawaban
yang sebenarnya.
Matematika adalah sistem hipotetik deduktif dimana
konsekuen dari aksioma-aksioma yang akan diselidiki,
tanpa menyatakan kebenarannya. Namun hal ini juga
merupakan suatu kegagalan dalam paham ini, karena
tidak semua kebenaran matematika (seperti Aritmatika
Peano) secara konsisten dapat disajikan sebagai
pernyataan-pernyataan implikasi (Macofer, 1983).
Berdasarkan uraian-uraian di atas dapat
disimpulkan bahwa kebenaran matematika
tetap berlandaskan pada prinsip-prinsip
logika, namun tetap memperhatikan dan
melakukan analisis empirikal dalam
merumuskan proposisi-proposisi matematika
sebagai suatu kebenaran sintetik. Jika
kebenaran yang diperlukan adalah kebenaran
definisi maka kebenaran itu tetap
berlandaskan pada aspek semantik dalam
penggunaan bahasa dan pemaknaan terhadap
simbol dan variabel yang digunakan dalam
merumuskan proposisi matematika.

More Related Content

What's hot

Sebuah Kritik Filsafat absolutis Matematika
Sebuah Kritik Filsafat absolutis MatematikaSebuah Kritik Filsafat absolutis Matematika
Sebuah Kritik Filsafat absolutis MatematikaNailul Hasibuan
 
Paul ernest philosophy math
Paul ernest philosophy mathPaul ernest philosophy math
Paul ernest philosophy mathMuhammad Rizaldi
 
kONTRUKTIVISME Kritik Filsafat absolutis Matematika
kONTRUKTIVISME Kritik Filsafat absolutis MatematikakONTRUKTIVISME Kritik Filsafat absolutis Matematika
kONTRUKTIVISME Kritik Filsafat absolutis MatematikaNailul Hasibuan
 
hubungan epistemologi dan pedagogi matematika
hubungan epistemologi dan pedagogi matematikahubungan epistemologi dan pedagogi matematika
hubungan epistemologi dan pedagogi matematikaRohantizani
 
TUJUAN-TUJUAN dan IDEOLOGI-IDEOLOGI PENDIDIKAN MATEMATIKA
TUJUAN-TUJUAN dan IDEOLOGI-IDEOLOGI PENDIDIKAN MATEMATIKATUJUAN-TUJUAN dan IDEOLOGI-IDEOLOGI PENDIDIKAN MATEMATIKA
TUJUAN-TUJUAN dan IDEOLOGI-IDEOLOGI PENDIDIKAN MATEMATIKANailul Hasibuan
 
Power point filsafat ilmu dan matematika
Power point filsafat ilmu dan matematikaPower point filsafat ilmu dan matematika
Power point filsafat ilmu dan matematikacienda
 
Hakikat matematika dan psikologi pembelajaran matematika makalah klmpk1
Hakikat matematika dan psikologi pembelajaran matematika makalah klmpk1Hakikat matematika dan psikologi pembelajaran matematika makalah klmpk1
Hakikat matematika dan psikologi pembelajaran matematika makalah klmpk1Robinson Daeli
 
Hakekat matematika
Hakekat matematikaHakekat matematika
Hakekat matematikazuliazaenii
 
Hakekat matematika
Hakekat matematika Hakekat matematika
Hakekat matematika Abdul Rais P
 
1 hakikat matematika
1 hakikat matematika1 hakikat matematika
1 hakikat matematikashinzenmi
 
Bab ii tesis pendidikan agama islam
Bab ii tesis pendidikan agama islam Bab ii tesis pendidikan agama islam
Bab ii tesis pendidikan agama islam FathurRahman189
 
Hakikat matematika
Hakikat matematikaHakikat matematika
Hakikat matematikaDedi Siswoyo
 
Hakikat matematika
Hakikat matematikaHakikat matematika
Hakikat matematikaAuci Pernia
 
Bagi mereka yang kuliah di jurusan matematika
Bagi mereka yang kuliah di jurusan matematikaBagi mereka yang kuliah di jurusan matematika
Bagi mereka yang kuliah di jurusan matematikaYuuki Akari
 

What's hot (20)

Sebuah Kritik Filsafat absolutis Matematika
Sebuah Kritik Filsafat absolutis MatematikaSebuah Kritik Filsafat absolutis Matematika
Sebuah Kritik Filsafat absolutis Matematika
 
Paul ernest philosophy math
Paul ernest philosophy mathPaul ernest philosophy math
Paul ernest philosophy math
 
kONTRUKTIVISME Kritik Filsafat absolutis Matematika
kONTRUKTIVISME Kritik Filsafat absolutis MatematikakONTRUKTIVISME Kritik Filsafat absolutis Matematika
kONTRUKTIVISME Kritik Filsafat absolutis Matematika
 
hubungan epistemologi dan pedagogi matematika
hubungan epistemologi dan pedagogi matematikahubungan epistemologi dan pedagogi matematika
hubungan epistemologi dan pedagogi matematika
 
TUJUAN-TUJUAN dan IDEOLOGI-IDEOLOGI PENDIDIKAN MATEMATIKA
TUJUAN-TUJUAN dan IDEOLOGI-IDEOLOGI PENDIDIKAN MATEMATIKATUJUAN-TUJUAN dan IDEOLOGI-IDEOLOGI PENDIDIKAN MATEMATIKA
TUJUAN-TUJUAN dan IDEOLOGI-IDEOLOGI PENDIDIKAN MATEMATIKA
 
Ppt filsafat ilmu dlm mtk
Ppt filsafat ilmu dlm mtkPpt filsafat ilmu dlm mtk
Ppt filsafat ilmu dlm mtk
 
Power point filsafat ilmu dan matematika
Power point filsafat ilmu dan matematikaPower point filsafat ilmu dan matematika
Power point filsafat ilmu dan matematika
 
Epistemologi
Epistemologi Epistemologi
Epistemologi
 
Hakikat matematika dan psikologi pembelajaran matematika makalah klmpk1
Hakikat matematika dan psikologi pembelajaran matematika makalah klmpk1Hakikat matematika dan psikologi pembelajaran matematika makalah klmpk1
Hakikat matematika dan psikologi pembelajaran matematika makalah klmpk1
 
Bab 1 (1)
Bab 1 (1)Bab 1 (1)
Bab 1 (1)
 
Hakikat Matematika
Hakikat MatematikaHakikat Matematika
Hakikat Matematika
 
Hakekat matematika
Hakekat matematikaHakekat matematika
Hakekat matematika
 
Karakteristik matematik1
Karakteristik matematik1Karakteristik matematik1
Karakteristik matematik1
 
Hakekat matematika
Hakekat matematika Hakekat matematika
Hakekat matematika
 
1 hakikat matematika
1 hakikat matematika1 hakikat matematika
1 hakikat matematika
 
Bab ii tesis pendidikan agama islam
Bab ii tesis pendidikan agama islam Bab ii tesis pendidikan agama islam
Bab ii tesis pendidikan agama islam
 
Hakikat matematika
Hakikat matematikaHakikat matematika
Hakikat matematika
 
Hakikat matematika
Hakikat matematikaHakikat matematika
Hakikat matematika
 
Bagi mereka yang kuliah di jurusan matematika
Bagi mereka yang kuliah di jurusan matematikaBagi mereka yang kuliah di jurusan matematika
Bagi mereka yang kuliah di jurusan matematika
 
Dasar dasar mtk
Dasar dasar mtkDasar dasar mtk
Dasar dasar mtk
 

Viewers also liked

Aliran Empirisme dalam Pendidikan (Amma Hidayanti) Pend. Math 3B
Aliran Empirisme dalam Pendidikan (Amma Hidayanti) Pend. Math 3BAliran Empirisme dalam Pendidikan (Amma Hidayanti) Pend. Math 3B
Aliran Empirisme dalam Pendidikan (Amma Hidayanti) Pend. Math 3BAna Samrotul Inayah
 
Aliran aliran dalam filsafat ilmu (aliran empirisme)
Aliran aliran dalam filsafat ilmu (aliran empirisme)Aliran aliran dalam filsafat ilmu (aliran empirisme)
Aliran aliran dalam filsafat ilmu (aliran empirisme)iin_sainah
 
Uts semester 1 matematika kelas 5 tahun tahun pelajaran 2015/2016
Uts semester 1 matematika kelas 5 tahun tahun pelajaran  2015/2016Uts semester 1 matematika kelas 5 tahun tahun pelajaran  2015/2016
Uts semester 1 matematika kelas 5 tahun tahun pelajaran 2015/2016Terry Brengost
 
Jurnal filsafat ilmu
Jurnal filsafat ilmuJurnal filsafat ilmu
Jurnal filsafat ilmuIbnu Fajar
 

Viewers also liked (6)

Aliran Empirisme dalam Pendidikan (Amma Hidayanti) Pend. Math 3B
Aliran Empirisme dalam Pendidikan (Amma Hidayanti) Pend. Math 3BAliran Empirisme dalam Pendidikan (Amma Hidayanti) Pend. Math 3B
Aliran Empirisme dalam Pendidikan (Amma Hidayanti) Pend. Math 3B
 
8 e13
8 e138 e13
8 e13
 
Makalah phi
Makalah phiMakalah phi
Makalah phi
 
Aliran aliran dalam filsafat ilmu (aliran empirisme)
Aliran aliran dalam filsafat ilmu (aliran empirisme)Aliran aliran dalam filsafat ilmu (aliran empirisme)
Aliran aliran dalam filsafat ilmu (aliran empirisme)
 
Uts semester 1 matematika kelas 5 tahun tahun pelajaran 2015/2016
Uts semester 1 matematika kelas 5 tahun tahun pelajaran  2015/2016Uts semester 1 matematika kelas 5 tahun tahun pelajaran  2015/2016
Uts semester 1 matematika kelas 5 tahun tahun pelajaran 2015/2016
 
Jurnal filsafat ilmu
Jurnal filsafat ilmuJurnal filsafat ilmu
Jurnal filsafat ilmu
 

Similar to Paham filsafat matok

Similar to Paham filsafat matok (20)

pengantar logika-matematika_Jilid_2
pengantar logika-matematika_Jilid_2pengantar logika-matematika_Jilid_2
pengantar logika-matematika_Jilid_2
 
Sejarah Matematika
Sejarah MatematikaSejarah Matematika
Sejarah Matematika
 
1. HAKEKAT MATEMATIKA.ppt
1. HAKEKAT MATEMATIKA.ppt1. HAKEKAT MATEMATIKA.ppt
1. HAKEKAT MATEMATIKA.ppt
 
Filsafat matematika ditemukan atau diciptakan
Filsafat matematika ditemukan atau diciptakanFilsafat matematika ditemukan atau diciptakan
Filsafat matematika ditemukan atau diciptakan
 
Logika3
Logika3Logika3
Logika3
 
Hakikat sejarah matematika
Hakikat sejarah matematikaHakikat sejarah matematika
Hakikat sejarah matematika
 
Hakikat sejarah matematika
Hakikat sejarah matematika Hakikat sejarah matematika
Hakikat sejarah matematika
 
Pengantar ilmu filsafat kel 6 LOGIKA
Pengantar ilmu filsafat kel 6 LOGIKAPengantar ilmu filsafat kel 6 LOGIKA
Pengantar ilmu filsafat kel 6 LOGIKA
 
Matematika
MatematikaMatematika
Matematika
 
Makalah logika (1)
Makalah logika (1)Makalah logika (1)
Makalah logika (1)
 
Makalah logika (1)
Makalah logika (1)Makalah logika (1)
Makalah logika (1)
 
Makalah logika
Makalah logikaMakalah logika
Makalah logika
 
Makalah logika
Makalah logikaMakalah logika
Makalah logika
 
Matematika dan warisan budaya
Matematika dan warisan budayaMatematika dan warisan budaya
Matematika dan warisan budaya
 
Gender dan pendidikan matematika dan investigasi
Gender dan pendidikan matematika dan investigasiGender dan pendidikan matematika dan investigasi
Gender dan pendidikan matematika dan investigasi
 
Filsafat dewasa ini
Filsafat dewasa iniFilsafat dewasa ini
Filsafat dewasa ini
 
Makalah kritisisme
Makalah kritisismeMakalah kritisisme
Makalah kritisisme
 
Bilangan Imajiner : Sejarah dan Filosofinya
Bilangan Imajiner : Sejarah dan FilosofinyaBilangan Imajiner : Sejarah dan Filosofinya
Bilangan Imajiner : Sejarah dan Filosofinya
 
Contoh
ContohContoh
Contoh
 
Pengertian, Objek, Macam, Manfaat Logika
Pengertian, Objek, Macam, Manfaat LogikaPengertian, Objek, Macam, Manfaat Logika
Pengertian, Objek, Macam, Manfaat Logika
 

Paham filsafat matok

  • 1. FILSAFAT MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA THINKING ABOUT MATHEMATICS Ditulis Oleh Steward Shapiro THE PHILOSOPHY OF MATHEMATICS EDUCATION Ditulis Oleh: Paul Ernest FILSAFAT MATEMATIKA The Liang Gie
  • 2. Dalam fakta sejarah perkembangan ilmu pengetahuan pikiran seorang ilmuwan seringkali tidak disetujui oleh ilmuwan yang lain. Hal ini telah terjadi sejak zaman dahulu. Salah satu akibat dari kejadian ini tampak dari munculnya paham-paham yang ada dalam filsafat matematika paham platonisme, logisisme, empirisme, formalisme. intuisionisme
  • 3. BEBERAPA ALIRAN FILSAFAT MATEMATIKA 1 Mathematical realism (REALISME) 1.1 Platonism (PLATONISME) 1.2 Logicism (LOGISISME) 1.3 Empiricism (EMPIRISME) 1.4 Formalism (FORMALISME) 2 Intuitionism (INTUiSIONISME) 3 Constructivism (KONSTRUKTIVISME) 4 Fictionalism (FIKSIONALISME)
  • 4. Mathematical realism, like realism in general, holds that mathematical entities exist independently of the human mind. Thus humans do not invent mathematics, but rather discover it, and any other intelligent beings in the universe would presumably do the same. In this point of view, there is really one sort of mathematics that can be discovered: Triangles, for example, are real entities, not the creations of the human mind. Platonism is the form of realism that suggests that mathematical entities are abstract, have no spatiotemporal or causal properties, and are eternal and unchanging. This is often claimed to be the view most people have of numbers. Logicism is the thesis that mathematics is reducible to logic, and hence nothing but a part of logic (Carnap 1931/1883, 41). Logicists hold that mathematics can be known a priori, but suggest that our knowledge of mathematics is just part of our knowledge of logic in general, and is thus analytic, not requiring any special faculty of mathematical intuition. In this view, logic is the proper foundation of mathematics, and all mathematical statements are necessary logical truths. Rudolf Carnap (1931) presents the logicist thesis in two parts: 1. The concepts of mathematics can be derived from logical concepts through explicit definitions. 2. The theorems of mathematics can be derived from logical axioms through purely logical deduction.
  • 5. Empiricism is a form of realism that denies that mathematics can be known a priori at all. It says that we discover mathematical facts by empirical research, just like facts in any of the other sciences. It is not one of the classical three positions advocated in the early 20th century, but primarily arose in the middle of the century. However, an important early proponent of a view like this was John Stuart Mill. Mill's view was widely criticized, because it makes statements like "2 + 2 = 4" come out as uncertain, contingent truths, which we can only learn by observing instances of two pairs coming together and forming a quartet. Formalism holds that mathematical statements may be thought of as statements about the consequences of certain string manipulation rules. For example, in the "game" of Euclidean geometry (which is seen as consisting of some strings called "axioms", and some "rules of inference" to generate new strings from given ones), one can prove that the Pythagorean theorem holds (that is, you can generate the string corresponding to the Pythagorean theorem). Mathematical truths are not about numbers and sets and triangles and the like — in fact, they aren't "about" anything at all!
  • 6. In mathematics, intuitionism is a program of methodological reform whose motto is that "there are no non-experienced mathematical truths" (L.E.J. Brouwer). From this springboard, intuitionists seek to reconstruct what they consider to be the corrigible portion of mathematics in accordance with Kantian concepts of being, becoming, intuition, and knowledge. Brouwer, the founder of the movement, held that mathematical objects arise from the a priori forms of the volitions that inform the perception of empirical objects. (CDP, 542) Fictionalism in mathematics was brought to fame in 1980 when Hartry Field published Science Without Numbers, which rejected and in fact reversed Quine's indispensability argument. Where Quine suggested that mathematics was indispensable for our best scientific theories, and therefore should be accepted as a body of truths talking about independently existing entities, Field suggested that mathematics was dispensable, and therefore should be considered as a body of falsehoods not talking about anything real. He did this by giving a complete axiomatization of Newtonian mechanics that didn't reference numbers or functions at all. He started with the "betweenness" of Hilbert's axioms to characterize space without coordinatizing it, and then added extra relations between points to do the work formerly done by vector fields. Hilbert's geometry is mathematical, because it talks about abstract points, but in Field's theory, these points are the concrete points of physical space, so no special mathematical objects at all are needed.
  • 7. Realisme memandang bahwa entitas matematika ada terbebas dari pikiran. Logisisme memandang bahwa matematika merupakan bagian dari logika. Empirisme memandang bahwa matematika harus dikembangkan secara empiris. Formalisme menyatakan bahwa pernyatan-pernyatan dalam matematika harus dipikirkansebagai serangkaian konsekuensi dari manipulasi serangkaian aturan.
  • 8. Aliran logisisme adalah aliran yang berpandangan bahwa matematika murni merupakan bagian dari logika. Pengagas utama dari pandangan ini adalah Leibniz, Frege (1983), Russel (1919), Whitehead dan Carnap (1931). Ada dua hal pokok dalam aliran ini, yaitu (1). Semua konsep dalam matematika pada akhirnya dapat diturunkan dari konsep-konsep logika, penyajian dari penurunan tersebut meliputi konsep-konsep teori bilangan maupun beberapa sistim yang terdapat pada teori Russsel. (2). Semua kebenaran matematika dapat dibuktikan dari aksioma-aksioma dan aturan-aturan logika.
  • 9. Jadi secara singkat dapat dikatakan bahwa hakekat dari aliran ini adalah bahwa jika semua matematika dapat diekspresikan dalam bentuk-bentuk logika secara murni dan dibuktikan dari prinsip-prinsip logika itu sendiri, maka kepastian dari pengetahuan matematika dapat direduksi menjadi logika. Ternyata tujuan ini tidak dapat tercapai karena memang matematika tidak hanya merupakan logika. Sebagai contoh aksioma ketakhinggan dapat disajikan dalam bentuk-bentuk proposisi logika tetapi tidak dapat dinyatakan kebenarannya secara logika.
  • 10. Idea atau tujuan aliran formalisme adalah kemungkinan menggambarkan bahwa matematika sebagai permainan formal yang tak bermakna yang dimainkan dengan menuliskan simbol-simbol pada kertas dengan menggunakan aturan tertentu. Tokoh dalam aliran ini adalah Hilbert Dalam aliran formlisme pernyatan-pernyatan dalam matematika harus dipikirkan sebagai serangkaian konsekuensi dari manipulasi serangkaian aturan. Para formalist mempunyai dua pernyataan yang diyakininya yaitu : (1). Matematika murni dapat diekspresikan ke dalam sistem formal yang tak bermakna, dimana kebenaran matematika direpresentasikan dengan teori formal. (2). Kekuatan dari sistem formal dapat didemonstrasikan dalam pernyataan yang bebas dari ketidak konsistenan
  • 11. Idea atau tujuan aliran formalisme adalah kemungkinan menggambarkan bahwa matematika sebagai permainan formal yang tak bermakna yang dimainkan dengan menuliskan simbol-simbol pada kertas dengan menggunakan aturan tertentu. Tokoh dalam aliran ini adalah Hilbert Dalam aliran formlisme pernyatan-pernyatan dalam matematika harus dipikirkan sebagai serangkaian konsekuensi dari manipulasi serangkaian aturan. Para formalist mempunyai dua pernyataan yang diyakininya yaitu : (1). Matematika murni dapat diekspresikan ke dalam sistem formal yang tak bermakna, dimana kebenaran matematika direpresentasikan dengan teori formal. (2). Kekuatan dari sistem formal dapat didemonstrasikan dalam pernyataan yang bebas dari ketidak konsistenan
  • 12. Idea atau tujuan dari aliran intuisionisme adalah bahwa keberadaan matematika dipandang sebagai bebas dari ahli matematika itu sendiri. Objek matematika dikonstruk dalam pikiran dengan cara menghilangkan semantiknya. Tokoh dari aliran ini adalah Brouwer.
  • 13. Manfaat dari aliran logisisme diantaranya adalah pembuktian induksi matematika, penggunaan implikasi dan pembuktian matematika baik dengan cara bukti langsung maupun bukti tidak langsung yang sangat bermanfaat dalam perkembangan matematika. Aliran logicisme merupakan dasar untuk pembentukan pola pikir deduktif yang merupakan ciri atau karakteristik dari matematika yang menekankan pada penataan nalar.
  • 14. Manfaat dari aliran Formalisme misalnya prosedur dalam memunculkan struktur aljabar seperti grup, ring maupun field. Contoh lain yang menonjol dari manfaat aliran formalisme adalah banyaknya perkembangan baru dari matematika. Sebagai contoh cabang matematika baru tersebut adalah fuzzy set. Pada sistem matematika yang lama konsep himpunan menggunakan konsep himpunan dua nilai, yaitu x anggota A atau x bukan anggota himpunan A. Namun pada sistem matematika yang baru konsep himpunan dapat dikembangkan tidak hanya konsep himpunan dua nilai. Keanggotaan x pada sebuah himpunan tidak hanya anggota dan bukan anggota. Keanggotaan x dapat berupa ½ anggota, ¼ anggota, ¾ anggota dan lain-lain. Dengan konsep matematika yang demikian, berkembanglah cabang matematika yang baru namun demikian cabang matematika tersebut tidak kontradiksi dengan sistem yang lama.
  • 15. Manfaat aliran intuisionisme diantaranya adalah cara-cara pembuktian dalam matematika misalnya pembuktian dalam analisis real. Dalam pembuktian- pembuktian pada hakekatnya didasarkan pada aliran intuisionisme.
  • 16.
  • 17. Aliran Logika (Logisisme) berpandangan bahwa konsep dan obyek matematika seperti bilangan dapat didefinisikan dari terminology logika dan dengan definisi ini teorema matematika berasal dari prinsip logika. Hal ini menunjukkan bahwa kebenaran matematika dapat diterima jika berasal dari prinsip logika. Matematika sebenarnya merupakan bagian dari logika dan keduanya saling berhubungan atau matematika merupakan cabang dari logika. Hal ini tertuang dalam salah satu tulisan Russel yang menyatakan bahwa logika telah menjadi lebih bersifat matematis dan matematika menjadi lebih logis. Bahkan dikatakan bahwa logika dan matematika memiliki hubungan seperti anak dan orang dewasa. Logika merupakan masa mudanya matematika dan matematika adalah masa dewasanya logika
  • 18. Secara umum pandangan aliran logika bertujuan mengembalikan matematika kepada logika. Hal ini menunjukkan bahwa kebenaran matematika dapat diterima jika berasal dari prinsip logika. Dalam hal ini ingin ditunjukkan bahwa konsep-konsep matematika seperti bilangan-bilangan dapat dinyatakan dalam bentuk kata-kata atau menggunakan operator logika dan sifat-sifatnya ditunjukkan oleh logika murni. Hal ini tertuang dalam pandangan Frege dalam mendefinisikan tentang bilangan dengan menggunakan prinsip Hume, bahwa semua konsep dalam matematika dapat dinyatakan dalam bentuk-bentuk logika murni dan dapat dibuktikan dengan prinsip-prinsip logika saja.
  • 19. Hal ini berlebihan sehingga kebenaran dalam matematika dapat direduksi menjadi logika. Padahal pada perkembangan matematika tidak semua matematika dapat dibuktikan kebenarannya berdasarkan prinsip logika, dengan kata lain terdapat beberapa konsep matematika yang tidak dapat dibuktikan kebenarannya menggunakan prinsip logika.
  • 20. Pandangan Russel lebih fleksibel dibandingkan pandangan Frege dengan kata lain Russel memberi ruang pembuktian matematika tanpa menggunakan prinsip logika umum. Russel berpandangan matematika memerlukan aksioma non logika seperti aksioma ketakhinggaan (himpunan dari semua bilangan asli adalah tak hingga) dan aksioma pilihan (choice) perkalian kartesius dari keluarga himpunan tak kosong adalah himpunan tak kosong itu sendiri Karakteristik-karakteristik ide-ide dasar dari semua ide matematika dapat didefinisikan. Tetapi tidak semua proposisi-proposisi primitif dari semua proposisi matematika tersebut dapat dideduksi. Ini merupakan suatu masalah yang lebih sulit karena belum diketahui jawaban yang sebenarnya.
  • 21. Matematika adalah sistem hipotetik deduktif dimana konsekuen dari aksioma-aksioma yang akan diselidiki, tanpa menyatakan kebenarannya. Namun hal ini juga merupakan suatu kegagalan dalam paham ini, karena tidak semua kebenaran matematika (seperti Aritmatika Peano) secara konsisten dapat disajikan sebagai pernyataan-pernyataan implikasi (Macofer, 1983).
  • 22. Berdasarkan uraian-uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kebenaran matematika tetap berlandaskan pada prinsip-prinsip logika, namun tetap memperhatikan dan melakukan analisis empirikal dalam merumuskan proposisi-proposisi matematika sebagai suatu kebenaran sintetik. Jika kebenaran yang diperlukan adalah kebenaran definisi maka kebenaran itu tetap berlandaskan pada aspek semantik dalam penggunaan bahasa dan pemaknaan terhadap simbol dan variabel yang digunakan dalam merumuskan proposisi matematika.