GEOPOLITIK
Berasal dari kata geo dan politik.
Dari bahasa Yunani
• geo mempunyai arti bumi,
• politik berasal dari bahasa Yunani yakni politeia. Poli yang mempunyai arti sebagai kesatuan masyarakat yang berdiri sendiri atau independent. Sementara teia mempunyai arti yakni urusan.
Sementara itu, dari bahasa Inggris
• politics mempunyai arti sebagai yakni suatu rangkaian asas atau prinsip, keadaan, cara, dan juga alat yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Di dalam Bahasa Indonesia sendiri
• politik mempunyai arti kepentingan umum warga negara pada suatu bangsa. Lebih sempit lagi, politik ini mempunyai arti sebagai suatu rangkaian asas, prinsip, keadaan, jalan atau cara, dan juga alat yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang seseorang tuju.
Adapun secara umum geopolitik itu adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri, lingkungan yang berwujud Negara kepulauan berdasarkan kepulauan dan UUD 1945. Geopolitik ini biasa juga disebut dengan wawasan nusantara.
GEOSTRATEGI
Berasal dari kata geo dan strategi,
• kata geo sama seperti dalam kata geopolitik, memiliki arti bumi, merujuk pada ruang hidup nasional. Wadah atau tempat hidupnya bangsa dan negara.
• Dan strategi adalah ilmu dan seni menggunkana semua sumber daya bangsa untuk melaksanakan kebijaksanaan tertentu dalam keadaan perang dan damai (KBBI, 2002).
Geostrategi addalah suatu strategi dalam memanfaatkan kondisi geografis negara dalam menentukan kebijakan, tujuan dan sarana untuk mewujudkan cita-cita proklamasi dan tujuan nasional. Geostrategi memberi arahan tentang bagaimana merancang strategi pembangunan guna mewujudkan masa depan yang lebih baik, aman, dan sejahtera.
1. Tugas Pendidikan Kewarganegaraan
Menanggapi Pendapat/Teori Pakar-Pakar Tentang
Geopolitik dan Geostrategi
OLEH
Nama : Anggun Surya Diantriana (05)
Kelas : Pajak C
NIM : 2103161088
Politeknik Keuangan Negara STAN
Tahun Akademik 2016/2017
2. 1 | P K n : “ G e o p o l i t i k d a n G e o s t r a t e g i ”
PENDAHULUAN
GEOPOLITIK
Berasal dari kata geo dan politik.
Dari bahasa Yunani
geo mempunyai arti bumi,
politik berasal dari bahasa Yunani yakni politeia. Poli yang mempunyai arti sebagai
kesatuan masyarakat yang berdiri sendiri atau independent. Sementara teia mempunyai arti
yakni urusan.
Sementara itu, dari bahasa Inggris
politics mempunyai arti sebagai yakni suatu rangkaian asas atau prinsip, keadaan, cara,
dan juga alat yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Di dalam Bahasa Indonesia sendiri
politik mempunyai arti kepentingan umum warga negara pada suatu bangsa. Lebih
sempit lagi, politik ini mempunyai arti sebagai suatu rangkaian asas, prinsip, keadaan, jalan
atau cara, dan juga alat yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang seseorang
tuju.
Adapun secara umum geopolitik itu adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia
mengenai diri, lingkungan yang berwujud Negara kepulauan berdasarkan kepulauan dan
UUD 1945. Geopolitik ini biasa juga disebut dengan wawasan nusantara.
GEOSTRATEGI
Berasal dari kata geo dan strategi,
kata geo sama seperti dalam kata geopolitik, memiliki arti bumi, merujuk pada ruang
hidup nasional. Wadah atau tempat hidupnya bangsa dan negara.
Dan strategi adalah ilmu dan seni menggunkana semua sumber daya bangsa untuk
melaksanakan kebijaksanaan tertentu dalam keadaan perang dan damai (KBBI, 2002).
Geostrategi addalah suatu strategi dalam memanfaatkan kondisi geografis negara dalam
menentukan kebijakan, tujuan dan sarana untuk mewujudkan cita-cita proklamasi dan tujuan
nasional. Geostrategi memberi arahan tentang bagaimana merancang strategi pembangunan
guna mewujudkan masa depan yang lebih baik, aman, dan sejahtera.
3. 2 | P K n : “ G e o p o l i t i k d a n G e o s t r a t e g i ”
ISI
“Teori Ruang” Friederich Ratzel (1844–1904) menyatakan bahwa:
“Negara dalam hal- hal tertentu dapat disamakan dengan organisme, yaitu mengalami fase
kehidupan dalam kombinasi dua tau lebih antara lahir, tumbuh, berkembang, mencapai puncak,
surut, kemudian mati”.
Frederich Ratzel pada akhir abad ke-19 mengembangkan kajian geografi politik dengan
dasar pandangan bahwa negara adalah mirip organism (makhluk hidup) yang makin sempurna
dan membutuhkan ruang hidup yang makin meluas karena kebutuhan. Dia memandang negara
dari sudut konsep. Negara adalah ruang yang ditempati oleh kelompok masyarakat politik
(bangsa). Bangsa dan negara terikat oleh hukum alam. Jika bangsa dan negara ingin tetap eksis
dan berkembang maka harus diberlakukan hukum ekspansi (pemekaran wilayah). Sebab dalam
teorinya dikatakan secara tersirat bahwa “bangsa yang berbudaya tinggi akan membutuhkan
sumber daya manusia yang tinggi dan akhirnya mendesak wilayah bangsa yang primitif”.
Kemudian negara-negara akan mengembangkan hukum ekspansionisme baik di bidang gagasan,
perutusan, maupun bidang produk.
Secara garis besar pokok – pokok ajaran Frederich Ratzel adalah :
Dalam hal tertentu pertumbuhan negara dapat dianalogikan dengan pertumbuhan
organisme yang memerlukan ruang lingkup melalui proses :
Lahir – Tumbuh – Berkembang – survive of life, menyusut dan mati.
Negara identik dengan suatu ruang yang ditempati oleh kelompok politik dalam arti
kekuatan, makin luas potensi ruang tersebut, makin memungkinkan kelompok politik itu
tumbuh.
Suatu bangsa dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya tidak terlepas dari hukum
alam, hanya yang unggul yang dapat bertahan terus.
Semakin tinggi budaya suatu bangsa, semakin besar ketumbuhan dukungan akan sumber
daya alam yang diperlukan.
(sumber: Srijanti, A. Rahman H.I., Purwanto S.K. 2009. Pendidikan Kewaeganegaraan untuk
Mahasiswa. Graha Ilmu. Jakarta)
Pandangan geopolitik bangsa Indonesia yang didasarkan pada nilai-nilai Ke-Tuhanan dan
kemanusiaan yang luhur dengan jelas dan tegas tertuang didalam pembukaan UUD 1945. Bangsa
Indonesia adalah bangsa yang cinta damai, tetapi lebih cinta kemerdekaan. Bangsa Indonesia
menolak segala bentuk penjajahan, karena penjajahan tidak sesuai dengan peri-kemanusiaan
dan peri-keadilan.
Oleh karena itu bangsa Indonesia juga menolak paham ekspansionisme dan adu kekuatan
yang berkembang di Barat. Bangsa Indonesia juga menolak paham rasialisme karena semua
manusia mempunyai maratabat yang sama dan semua bangsa memiliki hak dan kewajiban yang
sama berdasarkan nilai-nilai Ke-Tuhanan dan kemanusiaan yang universal.
Dalam hubungan Internasional, bangsa Indonesia berpijak pada paham kebangsaan
(nasionalisme) yang membentuk suatu wawasan kebangsaan dengan menolak pandangan
Chauvisme. Bangsa Indonesia selalu terbuka untuk menjalin kerja sama antar bangsa yang saling
menolong dan saling menguntungkan. Semua ini dalam rangka ikut mewujudkan perdamaian
dan ketertiban dunia yang abadi.
4. 3 | P K n : “ G e o p o l i t i k d a n G e o s t r a t e g i ”
Pentingnya geopolitik bagi bangsa Indonesia adalah untuk dapat mempertahankan Negara
dan berperan penting dalam pembinaan kerjasama dan penyelesaian konflik antarnegara yang
mungkin muncul dalam proses pencapaian tujuan.
Sebagai satu kesatuan negara kepulauan, secara konseptual, geopolitik Indonesia dituangkan
dalam salah satu doktrin nasional yang disebut Wawasan Nusantara dan politik luar negeri bebas
aktif. Wawasan nusantara itu sendiri adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri
dan bentuk geografinya berdasarkan pancasila dan UUD 1945. Dalam pelaksanaanya, wasasan
nusantara mengutamakan kesatuan wilayah dan menghargai kebhinekaan untuk mencapai tujuan
nasional.
Isi wawasan nusantara mencakup:
1. Perwujudan kepulauan Nusantara sebagai satu kesatuan politik, dalam arti:
Kebulatan wilayah nasional yang segala isi dan kekayaannya merupakan milik bersama
bangsa yang harus dijaga bersama. Dan keberagaman suku, bahasa daerah, agama yang
merupakan satu kesatuan yang utuh dalam semboyan “Bhineka Tunggal Ika”. Serta
perasaaan senasib, sepenanggungan, sebangsa dan setanah air yang menjadikan bangsa ini
mempunyai tekad dalam mencapai cita-cita bangsa. Yang dalam ppencapaian tujuan ini
dilandasi, dibimbing, dan diarahkan oleh pancasila sebagai falsafah ideologi bangsa dan
negara. Sehingga bangsa Indonesia dapat benar-benar menyelenggarakan kepentingan
politik berdasarkan pancasila dan UUD 1945, yang dapat hidup berdampingan dengan
bangsa lain, ikut menciptakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, kedamaian
abadi dan keadilan sosial melalui politik luar negeri bebas aktif serta diabdikan kepada
kepentingan nasional.
2. Perwujudan kepualaun Nusantara sebagai kesatuan ekonomi, dalam arti:
kekayaan wilayah nusantara baik potensial maupun efektif adalah modal dan milik bersama
bangsa, dan bahwa keperluan hidup sehari-hari harus tersedia merata diseluruh wilayah
tanah air. Tingkat perkembangan ekonomi harus serasi dan seimbang diseluruh daerah,
tanpa meninggalkan ciri khas yang dimiliki daerah dalam pengembangan kehidupan
ekonominya. Dan kehidupan perekonomian di seluruh wilayah nusantara diselenggarakan
atas asas kekeluargaan dan ditujukan bagi sebesar-besar kemakmuran rakyat.
3. Perwujudan kepulauan Nusantara sebagai satu kesatuan sosial dan budaya, dalam arti:
Masyarakat Indonesia adalah satu, perikehidupan bangsa harus kehidupan bangsa yang
serasi dengan terdapatnya kemajuan masyarakat yang sama, merata dan seimbang, serta
adanya keselarasan kehidupan yang sesuai dengan tingkat kemajuan bangsa. Dan juga
budaya Indonesia pada hakikatnya adalah satu, sedangkan corak ragam budaya yang ada
menggambarkan kekayaan budaya bangsa yang menjadi modal dan landasan
pengembangan budaya bangsa seluruhnya, dengan tidak menolak nilai-nilai budaya lain
yang tidak bertentangan dengan nilai budaya bangsa, yang hasil-hasilnya dapat dinikmati
oleh bangsa.
4. Perwujudan kepulauan Nusantara sebagai satu kesatuan pertahanan keamanan, dalam arti:
Ancaman terhadap satu pulau atau satu daerah pada hakikatnya merupakan ancaman
terhadap seluruh bangsa dan negara. Dan tiap-tiap warga negara mempunyai hak dan
kewajiban yang sama dalam rangka dalam pembelaan negara dan bangsa.
Di samping itu, geostrategi bagi bangsa Indonesia diartikan sebagai metode untuk
mewujudkan cita-cita proklamasi, sebagaimana tercantum dalam Pembukaan UUD 1945,
melalui proses pembangunan nasional.
5. 4 | P K n : “ G e o p o l i t i k d a n G e o s t r a t e g i ”
Karena tujuan itu ia menjadi doktrin pembangunan dan diberi nama Keamanan Nasional.
Mengingat geostrategis Indonesia memberikan arahan tentang cara membuat strategi untuk
pengembangan masa depan yang lebih baik, lebih aman, dan sebagainya, maka itu menjadi
wajah yang sangat berbeda dengan yang diusulkan oleh Haushofer, Ratzel, Kjellen dan
sebagainya.
Hakekat geopolitik selain dapat dimaknai sebagai ilmu (teori), wawasan atau cara pandang,
konsepsi. ataupun keadaan tertentu, namun sejatinya ia adalah alat serta strategi sebuah negara bangsa
dalam rangka menetapkan program dan kebijakan (politik), terutama politik luar negeri. Berbasis
geografi dan local wisdom (kearifan lokal) dari bangsa tersebut agar mampu dan tetap bertahan dalam
persaingan global.
Indonesia misalnya, dengan kondisi alam dan geografi dua musim, pantai terpanjang kedua di
dunia, curah hujannya tinggi dan masuk dalam ring of fire (lingkaran sabuk api), harusnya bisa
menjadi negara produsen pangan dan energi (food and energy) baik bagi rakyatnya sendiri maupun
ekspor. Ketika sekarang kita justru mengimpor berbagai komoditi baik pangan maupun energi dari
negara lain, maka inilah yang disebut ironi geopolitik. Dan disinyalir, kondisi ini seperti “diciptakan”
(disengaja). Entah kenapa, oleh siapa, dan inilah pokok-pokok permasalahan bangsa yang
sesungguhnya.
Dalam menyikapi permasalahan ini, sangatlah tepat untuk mempertajam pemahaman tentang
wawasan nusantara dalam penentuan geostrategi bangsa Indonesia kedepannya. Dengan
memperluas wawasan nusantara, maka dapat dipahami pula bahwa sumber kekuatan utama dalam
meningkatkan ketahanan nasional tidak hanya melalui jaur diplomasi dan perang (ekspansi)
melainkan juga kekuatan ideologi dan psikologi, kekuatan politik, kekuatan ekonomi, kekuatan sosial
budaya, dan kekuatan militer (didalam perang maupun diluar perang). Seluruh kekuatan ini
menghendaki integrasi , pengaturan dan penyusunan serta penggunaan yang terarah, maka
digunakanlah pengertian strategi nasional, yang dilandaskan tidak hanya pada pengertian strategi
yang semula tetapi mempunyai ruang lingkup yang jauh lebih luas . strategi nasional adalah seni dan
ilmu mengembangkan dan menggunakan kekuatan-kekuatan nasional (yaitu ideologi, politik,
ekonomi, sosial budaya dan militer) dalam masa damai maupun masa perang untuk mendukung
pencapaian tujuan-tujuan yang ditetapkan oleh politik nasional. Sehingga, strategi nasional sebagai
rencana dan pelaksanaan harus kenyal, dinamis, disesuaikan dengan situasi, kondisi dan kemampuan
bangsa Indoesia.
Dengan memperhatikan kembali teori yang dikemukakan oleh Frederich Ratzel, bahwa negara
itu identik dengan suatu “ruang”, terdapat kemungkinan bahwa saat ini bangsa Indonesia telah
dijadikan sasaran ekspansi dari ruang tersebut oleh geopolitik dan geostrategi negara lain.
Bagaimanakah seharusnya sikap bangsa Indonesia dalam menghadapi segala ancaman, tantangan,
dan hambatan yang akan terus datang tanpa henti? Apakah model astagatra telah cukup mewakili
urgensi Ketahanan Nasional Indonesia?
Seperti yang kita ketahui bahwa model astragatra yang berisi delapan gatra yang terdiri atas
trigatra (Geografi, SDA, Demografi) dan pancagatra (Ideologi, Politik, Ekonomi, Sosial dan Budaya,
serta Pertahanan dan Keamanan) adalah model ketahanan nasional yang berkembang di Indonesia.
Namun nyatanya, konsep ini nampak belum cukup dalam menjamin Ketahanan Nasional Indonesia
ke depannya.
Sebagai contoh adalah aspek/gatra komunikasi, yang seharusnya juga terlibat. Di era
globalisasi saat ini, komunikasi adalah salah satu senjata ampuh untuk melakukan invasi kepada
negara lain. Mereka akan mampu menumbuhkan ideologi mereka pada generasi muda bangsa melalui
senjata komunikasi ini. Seperti halnya saat ini, di era demokrasi yang berkembang di Indonesia,
generasi muda bangsa ini sedang gaduh dan asik sendiri soal HAM, kebebasan, demokrasi, intoleransi,
dan seterusnya yang disinyalir justru bagian (asimetris) geostrategi asing untuk merongrong Ibu
6. 5 | P K n : “ G e o p o l i t i k d a n G e o s t r a t e g i ”
Pertiwi dari sisi internal. Pemuda memang merupakan sasaran utama dalam menumbuhkan ideologi
baru pada suatu bangsa. Tak jarang, golongan-golongan separatis maupun teroris dengan mudahnya
menembus pola berpikir generasi muda dengan gaya komunikasi mereka yang menyiratkan
pengajaran paham-paham baru yang jelas menyimpang dari ideologi bangsa Indonesia.
Selanjutnya adalah aspek/gatra sejarah. Sejarah seringkali dianggap remeh oleh sebagian
orang, namun tentu ini adalah kesalahan besar. Sejarah seharusnya dijadikan salah satu pertimbangan
dan dasar pengetahuan dalam menentukan kebijakan-kebijakan untuk masa yang akan datang. Seperti
hal-nya kata pepatah “pengalaman adalah guru yang terbaik”. Tidakkah seharusnya kita menyadari
bahwa sebelum era penjajahan dan kolonialisme. Bangsa Indonesia telah lebih dulu tumbuh menjadi
bangsa yang besar dan disegani? Namun kenyataannya, pertahanan nasional bangsa Indonesia pada
saat itu telah berhasil ditembus dan ditaklukkan. Kemudian terjajahlah kita selama kurang lebih tiga
setengah abad lamanya. Di penghujung era orde baru pun, bangsa Indonesia telah berhasil diporak-
porandakan oleh bangsa asing, hingga terjadilah krisis moneter di tahun 1998. Tentu kita tidak boleh
lupa akan semua kejadian-kejadian di masa lalu itu. Bukan untuk selalu meletakkan rasa curiga pada
pihak asing, namun sebagai langkah kehati-hatian dan mawas diri. Saat ini pun, nampaknya bangsa
Indonesia masih terbelenggu oleh penjajahan bangsa asing. Sebagai bukti nyata yang tidak bisa kita
pungkiri bahwa hampir lebih dari 80% tambang di Indonesia telah dikuasai oleh bangsa asing. Ironi
sekali, bukan? Saat kekayaan alam bangsa ini tengah asik dinikmati oleh bangsa asing, sedangkan
sang pemilik kekayaan justru mengemis (mengimpor) barang-barang itu kepada pihak asing.
Disamping aspek/gatra yang telah disebutkan diatas, masih banyak aspek lainnya yang perlu
diperhatikan lebih mendalam oleh bangsa ini. Sebab hakikat konsepsi Ketahanan Nasional Indonesia
adalah pengaturan dan penyelenggaraan kesejahteraan dan keamanan secara seimbang, serasi dan
selaras dalam seluruh aspek kehidupan nasional.
Dan bagi generasi muda penerus tonggak perjuangan bangsa diharapkan mampu menumbuhkan
gagasan-gagasan baru yang dinamis dengan perkembangan jaman namun tetap berpegang teguh pada
jati diri bangsa Indonesia, yaitu pancasila. Serta dengan mengamalkan konsepsi geopolitik bangsa
Indonesia, yakni wawasan nusantara.
Menyadari permasalahan-permasalahan besar seperti yang telah disebut diatas, sebenarnya
masih sangat banyak potensi bangsa Indonesia yang belum dikembangkan dan dimanfaatkan bagi
kesejahteraan bangsa ini. Seperti misalnya, posisi silang di antara dua samudera dan dua benua,
yang menjadikan perairan Indonesia sering dilintasi oleh kapal-kapal dagang dan migas. Salah satu
contoh umum adalah Selat Malaka. Selat Malaka merupakan salah satu jalur pelayaran terpenting di
dunia, sama pentingnya seperti Terusan Suez atau Terusan Panama. Sebanyak 50.000 kapal melintasi
Selat Malaka setiap tahunnya, mengangkut antara seperlima dan seperempat perdagangan laut dunia.
Angka yang cukup besar! Hal ini merupakan aset yang tak ternilai bagi bangsa Indonesia. Namun,
lagi-lagi sumber devisa ini belum tertata dengan baik.
Fakta ini menghadapkan bangsa Indonesia pada tantangan dalam meningkatkan pemanfaatan
peluang yang dimiliki, jika tidak ada upaya khusus maka peluang ini akan tergerus oleh peluang-
peluang bangsa asing yang umumnya tidak se-potensial peluang yang kita miliki. Layaknya pada
kasus Selat Malaka, rupanya Thailand telah mengembangkan beberapa rencana yang apabila
dilaksanakan akan mengurangi pentingnya Selat Melaka dari sudut ekonomi. Thailand mengusulkan
agar sebuah terusan dibangun yang akan melintasi tanah genting Kra sehingga jarak perlayaran dari
Afrika dan Timur Tengah menuju Pasifik dapat dikurangi sekitar 600 mil.
(sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Wikipedia:Selat_Malaka)
7. 6 | P K n : “ G e o p o l i t i k d a n G e o s t r a t e g i ”
Fakta lainnya adalah Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar dunia yang tentu memiliki
ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan tersendiri. Ditambah lagi dengan kondisi geografi
Indonesia yang bercirikan maritim, dengan dua per tiga wilayah Indonesia adalah perairan (Luas
daratan 1,9 juta kilometer persegi, sementara luas perairan 3,1 juta kilometer persegi). Maka tentu,
laut merupakan salah satu sektor penunjang utama kehidupan nasional. Dan seharusnya telah
dilakukan strategi besar (grand strategy) maritim sejalan dengan doktrin pertahanan defensif aktif dan
juga fakta bahwa bagian terluar wilayah yang harus dipertahankan adalah laut.
(sumber: http://www.kompasiana.com/agungharyoyudanto/wilayah-perairan-indonesia_550020b9813311c91dfa7166)
Segala potensi, aset, dan kekayaan bangsa Indonesia tidak diragukan lagi, bahkan oleh dunia
internasional. Akan tetapi, jika seluruh potensi ini tidak diolah dan dikembangkan dengan baik, maka
bangsa Indonesia akan tetap kalah dalam persaingan internasional. Bahkan ancaman disintegritas
atau pun invasi negara lain telah siap menyapa bangsa ini. Ditambah lagi dengan semakin terbuka
luasnya pembatas antar negara di era-globalisasi ini, dan juga setelah disepakatinya perjanjian MEA
(Masyarakat Ekonomi ASEAN). Sanggupkah bangsa Indonesia bersaing dalam pasar bebas ini?
Dalam menghadapi masalah-masalah ini, sudah sepantasnya bangsa Indonesia tidak hanya
sekedar merongrong pemerintah Indonesia dengan beragam tuntutan. Serta saling tuding dalam dunia
perpolitikan, demi mengacungkan kepentingan golongan semata. Akan tetapi juga seharusnya bangsa
ini menyadari kekayaan yang dimiliki bersama ini. Sesuai konsep wawasan nusantara, sudah
seharusnya dengan memahami hal-hal layaknya permasalahan diatas bangsa ini merasa tercolek
dagingnya, dan ikut tersumbat aliran darahnya, serentak bangkit melawan atas nama manisnya
nasionalisme dan sedapnya cinta tanah air. Mari kita jemput dan kembangkan setiap peluang
strategis yang bangsa Indonesia miliki. Dengan tidak hanya mengeksploitasi namun serta menjaga
keseimbangan alam. Dan memberikan suguhan keuntungan ekonomis dalam dunia bisnis
internasional yang dapat mengundang pemasukan devisa negara dengan layak. Jangan sampai terjadi
pemanfaatan potensi sumber daya nasional secara berlebihan dan tak terkendali yang dapat merusak
atau mempercepat berkurangnya sumber daya nasional.
Pada hakikatnya, ketahanan nasional adalah keuletan dan ketangguhan bangsa yang
mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional untuk dapat untuk menjamin
kelangsungan hidup bangsa dan negara dalam mencapai tujuan nasional. Dalam pencapaian tujuan
ini, tentu bangsa Indonesia harus mampu menghadapi dan mengatasi segala tantangan, ancaman,
hambatan dan gangguan baik yang datang dari dalam (internal) maupun dari luar (eksternal).