SlideShare a Scribd company logo
1 of 43
Download to read offline
Teori Pembangunan
Dunia Ketiga
DAFTAR ISI:
▪ Teori Modernisasi
▪ Teori Ketergantungan (Dependensi)
▪ Teori Sistem Dunia
▪ Indikator Pembangunan
Teori Sosial dan Pendekatan Pembangunan Sosial
-----------------------------
Pascasarjana Ilmu Kesejahteraan Sosial
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia
BAB 5
PENDAHULUAN
Teori Pembangunan Dunia Ketiga
Para ilmuwan sosial
berusaha mencari solusi atas
berbagai permasalahan
kemiskinan di negara Dunia
Ketiga; Bagaimana negara
Dunia Ketiga
mempertahankan hidup dan
meletakkan dasar-dasar
pembangunan ekonominya.
Merupakan teori-teori
pembangunan yang berusaha
menyelesaikan masalah yang
dihadapi negara-negara miskin
atau berkembang dalam sebuah
dunia yang didominasi oleh
kekuatan ekonomi, teknologi,
ilmu pengetahuan, dan militer
negara-negara adikuasa atau
negara maju (barat).
Proses pemiskinan negara
Dunia Ketiga disinyalir
disebabkan karena negara
Dunia Ketiga dalam proses
pembangunannya melakukan
banyak kontak dengan negara
maju (negara Barat).
[lanjutan…]
TEORI PEMBANGUNAN
DUNIA KETIGA
Teori Modernisasi
1950-an: Kemiskinan di Negara Dunia Ketiga
disebabkan oleh faktor internal
Teori Ketergantungan
1960-an: Kemiskinan di Negara Dunia Ketiga
disebabkan oleh faktor eksternal
Teori Sistem Dunia
1960-an: Dunia dipandang hanya sebagai
satu sistem ekonomi yaitu kapitalis
TEORI MODERNISASI; Latar Belakang
Munculnya AS sebagai kekuatan dominan pasca Perang Dunia ke-2.
Uni Soviet memperluas pengaruh ideologi komunisnya hingga ke
Eropa Timur dan Asia (Cina dan Korea).
Lahirnya negara-negara merdeka baru di Asia, Afrika, dan Amerika
Latin (bekas jajahan negara-negara Eropa).
“Negara-negara baru ini sedang mencari model pembangunan
untuk kemerdekaan politik dan ekonominya.”
Dalam menjelaskan persoalan perubahan sosial di negara Dunia Ketiga, Teori
Modernisasi banyak dipengaruhi oleh pemikiran klasik, terutama Teori Evolusi, dan
Teori Fungsionalisme sebagai pendahulunya.
TEORI MODERNISASI
Teori Evolusi
Teori Fungsionalisme
▪ Perubahan sosial pada
dasarnya merupakan gerakan
searah, linier, progresif, dan
evolutif (primitif --> maju)
▪ Secara umum, warisan teori klasik
menghasilkan dualisme bentuk
masyarakat, seperti: irasional-rasional,
gemeinscaft-gesellscaft, serta dikotomi
solidaritas mekanik-solidaritas organik.
▪ Melahirkan dikotomi negara maju dan
negara Dunia Ketiga
Asumsi Teori Modernisasi
Bahwa
modernisasi
merupakan...
Implikasi Kebijakan Pembangunan
3
Teori modernisasi
mampu memberikan
legitimasi perlunya
bantuan asing,
terutama dari AS.
1
Teori modernisasi
secara implisit
membantu memberikan
pembenaran
hubungan kekuatan
yang bertolak
belakang antara
masyarakat tradisional
dan modern.
2
Teori modernisasi
menilai ideologi
komunis merupakan
ancaman bagi
pembangunan di
negara Dunia Ketiga.
David McClelland
(Teori n-Ach - Need for Achievement)
▪ Teori McClelland “n-Ach” (the need for achievement) → motivasi berprestasi → jika suatu
masyarakat memiliki n-Ach yang tinggi, maka masyarakat tersebut berpotensi menghasilkan
pertumbuhan ekonomi yang tinggi.
Memiliki kelompok
wiraswastawan;
memanfaatkan
bantuan modal asing
secara produktif
Meningkatkan
intensitas
hubungan dengan
negara maju; mampu
menyerap motivasi
untuk berprestasi
Mengadakan
program pelatihan;
mengembangkan
motivasi berprestasi
masyarakat
Individu
memanfaatkan
waktu luang;
mengerjakan tugas
dengan baik
Alex Inkeles
(Etika Protestan-Weber + n-Ach-McClelland ==> Manusia Modern)
Menerima hal baru;
terbuka untuk perubahan
Berani berpendapat;
demokratis
Menghargai waktu;
orientasi masa depan
Penuh perhitungan
Memiliki perencanaan &
pengorganisasian
Percaya diri
Menghargai harkat hidup
manusia lain
Lebih percaya IPTEK
Imbalan ==> prestasi
KARAKTERISTIK MANUSIA MODERN (Inkeles)
“Masyarakat maju memerlukan Manusia Modern, yang mampu
mengembangkan sarana materiil agar menjadi produktif.”
PENDIDIKAN
Berdampak 3 kali lebih cepat dibanding
lainnya; Peran kurikulum tersembunyi
(informal) akan mempercepat proses
modernisasi, yaitu dengan menggunakan
literatur, teknologi, film, dsb dari negara Barat
PENGALAMAN KERJA
Harus menggunakan berbagai teknologi
dalam pekerjaannya (termasuk kontak
dengan media massa); Teknologi menjadikan
lebih terbuka pada ide baru dan pengetahuan
yang luas.
sarana
pencapaian
Walt Whiltman Rostow
(5 Tahap Pertumbuhan Ekonomi - The Stages of Economic Growth)
Prakondisi tinggal landas
ide-ide sudah mulai muncul, mulai
banyak pengusaha, terjadi
pembangunan pada sektor industri
Pematangan
pertumbuhan
pendapatan nasional digunakan untuk
investasi, pemanfaatan teknologi
semakin kompleks, sektor industri
bergerak ke arah industri berat
Masyarakat tradisional
pembangunan dan perubahan sosial
pada tahap ini berjalan lambat
Konsumsi massa yang
tinggi
sektor industri mulai mengkhususkan
produksi barang dan penyediaan jasa,
memberikan pelayanan dan fokus pada
kesejahteraan dan keamanan
masyarakat
Tinggal landas
pertumbuhan ekonomi mulai tinggi,
teknologi baru sudah mulai diakses,
muncul kelompok-kelompok politis kecil,
angka kematian rendah
Upaya Negara Dunia Ketiga mencapai
Kemajuan (Rostow)
1) Revolusi di bidang sosial, politik dan inovasi teknologi;
2) Pengerahan sumber daya alam yang mampu mencapai tingkat investasi
yang produktif, minimal 10% dari pendapatan nasionalnya; dan
3) Pertumbuhan jumlah unit industri yang terpusat
Kemudian, untuk mengatasi keterbatasan modal;
1) Pemindahan sumber dana, misalnya dengan pajak;
2) Menggali investasi yang berasal dari lembaga-Iembaga keuangan;
3) Melakukan perdagangan internasional; dan
4) Perlu ada investor asing yang menanamkan modalnya pada sektor
tertentu
Kritik Teori Modernisasi
▪ Gerak pembangunan
Tidak setuju bahwa perkembangan masyarakat berlangsung linier; menempatkan nilai-nilai Barat
sebagai yang terbaik; abai dengan pembangunan alternatif
▪ Pertentangan nilai-nilai tradisional
Tidak setuju bahwa nilai tradisional pada negara dunia ketiga bersifat homogen; tradisi tidak selalu
menghambat proses pembangunan; tradisi bisa sangat heterogen, serta tidak mudah dihilangkan.
▪ Metode kajian
Analisisnya abstrak, periodesasinya tidak jelas (ahistoris), tidak didukung analisis empiris
▪ Ideologi
Propaganda Barat, ideologi bias perang dingin, tidak objektif, dan perubahan sosial tidak stabil,
pragmatis
▪ Dominasi asing
Faktor eksternal kolonialisme, perusahaan multinasional, ketidakseimbangan nilai tukar, sistem
internasional
TEORI KETERGANTUNGAN; Latar Belakang
Teori ketergantungan (teori dependensi) berkembang pada dekade tahun
1960an.
Teori ini lahir untuk menandingi kekuasaan negara maju dalam melakukan hegemoni
kekuasaan dalam masalah ekonomi, politik, sosial dan budaya terhadap negara dunia ketiga.
Dasar teori ketergantungan adalah teori Marx (dua kelas dengan posisi berbeda,
yang satu menguasai yang lain → kelas proletar dikuasai kelas borjuis)
Asumsi Teoritis Teori Ketergantungan
Keadaan ketergantungan dilihat sebagai:
Suatu gejala yang sangat umum, berlaku bagi negara-negara dunia
ketiga
01
Masalah ekonomi (akibat surplus ekonomi negara Dunia Ketiga ke
negara maju)
03
Kondisi yang diakibatkan oleh faktor luar (disebabkan oleh faktor yang berada
di luar jangkauan politik ekonomi dalam negeri suatu negara)
02
Bagian yang tidak terpisahkan dari proses polarisasi regional
ekonomi global
04
Suatu hal yang mutlak bertolak belakang dengan pembangunan
05
Implikasi kebijakan Teori Ketergantungan
3
Negara Dunia
Ketiga
diharapkan
memotong
hubungan
dengan negara
dunia maju
1
Pembangunan
tidak selalu dan
tidak tepat
diartikan sebagai
sekedar proses
industrialisasi,
peningkatan output
dan produktivitas
2
Semakin dekat
hubungan negara
Dunia Ketiga dengan
negara maju, maka
semakin
memperburuk situasi
ketergantungan dan
keterbelakangan
negara dunia ketiga
4
Penindasan negara
asing (negara maju)
yang cenderung
mendukung kemapanan
perlu dihilangkan
dengan pembangunan
yang sosialistik
(Suwarsono dan So,
1994)
Paul
Baran
“Hubungan antarnegara di dunia memperlihatkan bahwa pergerakan
modal dari negara Dunia Ketiga ke negara maju sebagai upaya
menuju keseimbangan ternyata tidak pernah terjadi.”
Efek ekonomi yang timbul justru
akan menggeser orientasi rakyat
baik dalam bertransaksi (yakni
dari hubungan paternalistik
kemudian bergantung pada
mekanisme pasar yang
kapitalistik) maupun dalam
produksi pemasaran (yaitu dari
usaha mencukupi dan memenuhi
kebutuhan dalam negeri kepada
pemenuhan pasar luar negeri).
Proses
fenomena
pergerakan
modal menurut
Baran:
Naiknya pendapatan
nasional tidak dapat
dinikmati oleh sebagian
besar masyarakat negara
Dunia Ketiga, namun hanya
segelintir pihak yang
memperoleh keuntungan
dari hasil eksploitasi
Paul
Baran (lanjutan…)
NAMUN, dalam
penerapannya malah
memperkuat
eksploitasi terhadap
golongan lemah, yaitu
RAKYAT
Perubahan orientasi
sistem ekonomi
paternalistik ke sistem
pasar yang kapitalistik
→ mengubah
masyarakat menjadi
lebih maju
Proses eksploitasi dibarengi
dengan proses korupsi dan
ketidakadilan dalam setiap
tingkat struktur pemerintahan
yang mengabdi pada
kepentingan pemilik modal dari
sistem kapitalis internasional
Andre
Gunder
Frank
Mengkategorikan negara di dunia menjadi dua:
1. Negara metropolis maju (developed metropolitan countries)
2. Negara satelit berkembang (satellite underdeveloped
countries)
Empat
Dalam struktur metropolis dan satelit, pihak metropolis akan berkembang pesat
sedangkan satelit akan menuju pada keterbelakangan yang terus menerus
Hipotesis
Negara-negara Dunia Ketiga yang menjadi negara satelit dapat mengembangkan
sektor ekonomi yang sehat dan mengembangkan industri yang otonom jika
hubungan dengan negara metropolis dunia tidak ada atau sangat lemah.
Pokok
Kawasan-kawasan yang sekarang sangat terbelakang sebelumnya adalah negara
feodal dan merupakan kawasan yang menjalin hubungan kuat dengan negara
metropolis dalam sistem kapitalis internasional.
Pertumbuhan beberapa kawasan maju saat ini bukan karena proses penerapan
sistem kapitalis, tapi karena mereka sudah berkembang kukuh berdasarkan
dinamikanya sendiri dalam memberi respon terhadap kesempatan-kesempatan
yang timbul.
Lima Tesis Teori
Ketergantungan
Andre
Gunder
Frank
1. Terdapat kesenjangan pembangunan antara negara pusat dan satelitnya, pembangunan
pada negara satelit dibatasi status negara satelit tersebut
2. Kemampuan negara satelit dalam pembangunan ekonomi terutama pembangunan
industri kapitalis meningkat pada saat ikatan terhadap negara pusat sedang melemah.
3. Negara terbelakang dan terlihat feodal saat ini merupakan negara yang memiliki
kedekatan ikatan dengan negara pusat pada masa lalu.
4. Kemunculan perkebunan besar di negara satelit sebagai usaha pemenuhan kebutuhan
dan peningkatan keuntungan ekonomi negara pusat.
5. Eksploitasi yang menjadi ciri khas kapitalisme menyebabkan menurunnya kemampuan
produksi pertanian di negara satelit.
● Jika negara dominan (maju) mengalami kemajuan, maka negara
yang tergantung (Dunia Ketiga) akan maju pula
● Ketika negara dominan mengalami krisis maka negara tergantung
akan terkena dampaknya
● Pandangan Santos bertentangan dengan Frank, Frank melihat
hubungan negara satelit dengan negara metropolis selalu bersifat
parasitisme (negatif) atau merugikan negara satelit. Menurut
Santos hubungan tersebut tidak selamanya bersifat negatif.
Theotonio
Dos
Santos
“Ketergantungan terjadi jika negara dominan dapat
berkembang dan memiliki otonomi pembangunan, negara
lain yang bergantung juga melakukan hal serupa”
Santos membagi ketergantungan menjadi tiga jenis, yaitu ketergantungan
kolonial, ketergantungan industri keuangan dan ketergantungan teknologi
industri.
TEORI
KETERGANTUNGAN
Ketergantungan
Kolonial
Ketergantungan
Industri
Keuangan
Ketergantungan
Teknologi
Industri
3 Tesis Teori Ketergantungan Santos
1. Ketergantungan
teknologi industri
Sebagian besar negara
dunia ketiga adalah
negara yang tidak mampu
memproduksi atau
menguasai teknologi,
sedangkan negara maju
adalah negara yang
menguasai teknologi.
Ketergantungan kolonial
Ketergantungan yang dialami
negara jajahan dan sudah
dihapuskan → bentuk
ketergantungan pertama
Negara maju bekerja sarna
dengan elit negara Dunia
Ketiga, memonopoli pemilikan
tanah, pertambangan, tenaga
kerja, serta ekspor barang
galian dan hasil bumi dari
negara jajahan
Ketergantungan industri
keuangan
Muncul akhir abad ke-19
→ melihat sektor ekonomi
negara dunia ketiga pada
ekspor bahan mentah dan
produk pertanian.
Ekspor bahan mentah
menyebabkan terkurasnya
sumber daya negara,
sementara nilai tambah
yang diperoleh sangat
kecil.
Pembangunan Teknologi Industri di negara
Dunia Ketiga
Pembangunan
industri bergantung
pada kemampuan
sektor ekspor
Dipengaruhi fluktuasi neraca
pembayaran internasional
yang cenderung defisit.
Defisit disebabkan
monopoli pasar
internasional yang
cenderung rendah karena
harga pasar produk-produk
bahan mentah dan
tingginya harga produk
industri.
Dipengaruhi monopoli
teknologi negara maju.
Disisi lain, negara Dunia
Ketiga berada dalam posisi
kesulitan devisa untuk
membayar penggunaan
mesin dan bahan penolong
dari negara maju
Dampak ketergantungan ini terhadap negara Dunia Ketiga adalah ketimpangan
pembangunan, ketimpangan kekayaan, eksploitasi tenaga kerja, serta terbatasnya
perkembangan pasar domestik negara Dunia Ketiga itu sendiri
KRITIK TEORI
KETERGANTUNGAN
Kritik terhadap Metode Kajian:
1. Teori ini dinilai gagal memberikan penjelasan
dan analisis ilmiah mengenai permasalahan
yang dihadapi negara Dunia Ketiga
2. Dianggap sebagai teori yang bersifat abstrak
dan terlalu mudah melakukan kesimpulan
3. Dianggap terlalu mudah dan sederhana dalam
memilih data untuk melakukan analisis
permasalahan di negara Dunia Ketiga.
4. Teori ini melihat situasi ketergantungan
sebagai suatu fenomena global, dan dianggap
tidak menyediakan tempat bagi variasi di tingkat
nasional.
KRITIK TEORI
KETERGANTUNGAN
Kritik terhadap Konsep Teoretis:
1. Teori ketergantungan terlalu mementingkan faktor
eksternal (negara maju) yang mendorong
munculnya berbagai permasalahan di negara
Dunia Ketiga dengan mengesampingkan faktor
domestik negara Dunia Ketiga.
● Faktor domestik: faktor kelas sosial, peran
negara serta berbagai kebijakan domestik.
1. Negara Dunia Ketiga adalah negara yang pasif,
seperti tidak memiliki kekuatan untuk melakukan
perlawanan. Menurut para kritikus, mereka memiliki
kesempatan untuk menumbuhkan gagasan baru,
pranata sosial, serta teknologi baru untuk
menciptakan perubahan.
Kritik terhadap Implikasi Kebijakan:
1. Karena negara Dunia Ketiga melakukan kerjasama
dengan negara maju, dinilai akan terus
ketergantungan dan keterbelakangan.
2. Menurut para kritikus, ketergantungan dan
pembangunan dapat terwujud secara bersamaan dan
tidak selamanya membawa keterbelakangan.
3. Rumusan yang diajukan teori ketergantungan
dinilai tidak jelas → bagaimana negara Dunia Ketiga
dapat memutus hubungan dengan negara maju
4. Teori ini tidak jelas dalam mengartikan kelompok
negara yang “bergantung" pada negara maju.
KRITIK TEORI
KETERGANTUNGAN
Contoh poin Nomor 4:
Kanada tergantung pada modal yang dimiliki Amerika, namun Kanada tidak dikategorikan sebagai negara
Dunia Ketiga yang terbelakang. Sehingga, ketergantungan bukan karena faktor keterbatasan ekonomi saja;
ada campur tangan faktor politik dalam negeri negara Dunia Ketiga maupun politik negara maju.
TEORI SISTEM DUNIA
❖ Teori Sistem Dunia disebut dengan Teori Sistem Ekonomi
Kapitalis dunia
❖ Tahap ekonomi dunia muncul pada abad ke-16, diawali dengan
munculnya kapitalisme sebagai sistem ekonomi yang dominan.
Peran Negara digantikan oleh pasar, karena aktivitas ekonomi
mulai merosot. Sistem kapitalis ini yang kemudian menyebabkan
saling ketergantungan antara Negara dunia ketiga, dunia kedua,
dan maju (Negara pinggiran, semi pinggiran,dan Negara sentral)
❖ Menurut Teori Sistem Dunia, Negara-negara sosialis yang
kemudian juga menerima modal kapitalisme dunia, hanya
dianggap satu unit saja dari tata ekonomi kapitalis dunia
❖ Teori Sistem Dunia melihat kapitalisme lebih bersifat
eksploratif dan terbuka terhadap perubahan besar dalam
ekonomi global
3 Bentuk Negara dalam Sistem Dunia
(Wallerstein)
Menurut Wallerstein, dalam sistem dunia terdapat 3 bentuk
Negara, yaitu : sentral, pinggiran, dan semi pinggiran.
adapun kondisi dari ketiga bentuk Negara tersebut
● Negara sentral: memiliki surplus investasi dan
mempunyai kebijakan antara lain: mengurangi biaya
produksi, penjualan dibawah harga pasar, melakukan
monopoli kepada pesaing
● Negara pinggiran: penurunan biaya produksi dengan
kekuasaan ekonomi dan politik, contohnya :
pemberhentian secara sepihak dari perjanjian sewa
menyewa tanah, penyewa tanah dijadikan budak kerja
secara paksa
● Negara semi pinggiran: terdapat 2 kelompok. yang
pertama (Polandia dan Portugis) mengalami penurunan
kapasitas produksi serta peran kekuasaan Negara dan
kelompok kedua (Swedia) menikmati keuntungan
seperti yang dinikmati Negara Sentral
Sumber: psdr.lipi.go.id
[lanjutan…]
Ketiga bentuk Negara bertujuan menuju pada bentuk
Negara Sentral (Negara Maju) yang mapan secara
ekonomi.
Perubahan status negara dari Negara pinggiran menuju
Negara Semi Pinggiran ditentukan oleh keberhasilan
Negara Pinggiran dalam memanfaatkan peluang,
strategi promosi, dan dapat berdikari. Sementara itu,
Negara Semi Pinggiran menuju kepada status Negara
Sentral bergantung kepada perluasan pasar dan
pengenalan teknologi modern.
Negara Semi Pinggiran dibentuk karena adanya kekhawatiran timbulnya disintegrasi
antara jumlah negara miskin dan maju, sehingga Negara maju mengalami kejenuhan
dalam menanamkan investasi dan menginginkan perluasan investasi ke Negara lain yang
disebut Negara Semi Pinggiran.
Kritik terhadap Teori Sistem Dunia
Kurangnya perhatian
terhadap hubungan
produksi di antara
pemilik modal dan
buruh.
Adanya penekanan yang berlebihan pada
hubungan ekonomi dibandingkan pada
peraturan di antara negara, yang mana
mengasumsikan negara maju secara alami
bertahan di sentral dan negara miskin
ditemukan di pinggiran
Menekankan pada
faktor eksternal dan
sedikit pada faktor
internal dalam
menjelaskan kondisi di
negara pinggiran.
Sistem dunia dinilai hanya merupakan sebuah konsep tanpa wujud yang jelas
untuk menguji dinamika dunia global sehingga konsep ini tidak lagi produktif.
PERBEDAAN TIGA TEORI PEMBANGUNAN
DUNIA KETIGA
No Perbedaan Teori Modernisasi Teori Ketergantungan Teori Sistem Dunia
1 Faktor penyebab
ketergantungan
negara
Faktor negara itu sendiri
yang tidak memiliki
semangat untuk maju
Upaya eksploitasi yang
dilakukan negara maju terhadap
negara Dunia Ketiga
Hubungan antar negara di
dunia sebagai satu sistem
2 Unit analisisnya Fokus pada perilaku atau
sikap individu
Fokus pada negara Fokus pada bekerjanya
sistem dunia secara global
3 Hubungan
internasional
Hubungan antara negara
maju dan negara Dunia
Ketiga bersifat saling
menguntungkan
Hubungan antara negara maju
dan negara Dunia Ketiga justru
merugikan negara Dunia Ketiga
Kesenjangan hubungan
antara negara sentral
dengan negara Dunia
Ketiga
INDIKATOR PEMBANGUNAN
3
Kualitas hidup
Merupakan salah satu indikator
yang memungkinkan sebuah
negara untuk memperkirakan
derajat kesejahteraan
penduduknya.
1
Kekayaan rata-rata
Diukur berdasarkan
pendapatan per kapita
penduduk dengan
menggunakan GDP/PDB,
GNP atau PNB yang
dibagi dengan jumlah
penduduk.
2
Pemerataan pendapatan negara
Dilihat dari:
● % GNP yang dinikmati oleh
40% penduduk miskin,
● % GNP yang bisa dinikmati
oleh 40% penduduk
menengah,
● % GNP yang bisa dinikmati
oleh 20% penduduk kaya.
Ketimpangan dalam persentase
berarti pemerataan pendapatan
negara tidak tercapai.
➢ Indikator penentu keberhasilan pembangunan (Budiman, 2000)
INDIKATOR PEMBANGUNAN
6
Keadilan sosial dan kesinambungan
Indikator ini menggabungkan dua
pendekatan yang sebelumnya sudah
melakukan kritik terhadap pertumbuhan
ekonomi sebagai orientasi utama, yaitu
pendekatan pemerataan pendapatan
dan kualitas lingkungan hidup.
4
Human Development Index (HDI)
Pengukuran perbandingan angka
harapan hidup, angka melek huruf,
tingkat pendidikan, dan standar
hidup untuk semua negara di dunia.
5
Kualitas Lingkungan hidup
Indikator ini menekankan
pentingnya aspek Lingkungan
Hidup sebagai indikator
pembangunan.
➢ Indikator penentu keberhasilan pembangunan (Budiman, 2000)
KEMISKINAN DALAM PEMBANGUNAN
Kemiskinan merupakan sebuah
kondisi ketika seseorang tidak
mampu memenuhi kebutuhan
hidup minimal;
● makanan,
● pakaian,
● perumahan,
● pendidikan, dan
● kesehatan
Tipe Kemiskinan
Absolut Ukurannya sudah ditentukan secara absolut, dan
diterapkan di setiap tempat atau wilayah
Relatif Ditentukan berdasarkan perbandingan relatif tingkat
kesejahteraan antar penduduk setempat.
Struktural Struktur sosial masyarakat tidak dapat ikut menggunakan sumber-
sumber pendapatan yang sebenarnya tersedia bagi mereka.
Kemiskinan Menurut BPS
▪ Kemiskinan menurut BPS didefinisikan dengan kemampuan memenuhi kebutuhan dasar
(basic needs approach)
▪ Penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per
bulan di bawah garis kemiskinan
Garis kemiskinan yang
digunakan BPS
GKM atau garis
kemiskinan makanan
GKNM atau garis
kemiskinan non-
makanan
Tingkatan Kemiskinan (Sajogyo, 1977)
Miskin (Poor)
03
miskin (poor), yaitu
Jika pengeluaran per kapita per
tahun berada antara 240 dan 320 kg
setara beras
Miskin sekali (Very Poor)
02
Jika pengeluaran per kapita per
tahun berada antara 180 dan 240 kg
setara beras
Melarat (Misery Level)
01 Jika pengeluaran per kapita per tahun
kurang dari 180 kg setara beras
Agak Miskin (Moderate)
04
Pengeluaran per kapita per tahun
sama dengan 320 kg dan keatas
setara beras
Individu/keluarga dikategorikan sebagai warga miskin
apabila memiliki minimal 9 indikator dari 14 indikator BPS
berikut:
1. Lantai bangunan tempat tinggal kurang dari 8 m2
per orang;
2. Jenis lantai bangunan tempat tinggal terbuat dari
tanah/bambu/kayu murahan;
3. Jenis dinding tempat tinggal terbuat dari
bambu/rumbia/kayu berkualitas rendah/tembok
tanpa plester;
4. Tidak memiliki fasilitas buang air besar/bersama-
sama dengan rumah tangga lain;
5. Sumber penerangan rumah tangga tidak
menggunakan listrik
6. Sumber air minum berasal dari sumur/ mata air tidak
terlindungi/ sungai/ air hujan
7. Bahan bakar untuk memasak sehari-hari adalah
kayu bakar/arang/ minyak tanah
8. Hanya mengonsumsi daging/susu/ ayam satu kali
dalam seminggu
9. Hanya membeli satu stel pakaian baru dalam
setahun
10. Hanya sanggup makan sebanyak satu atau dua kali
dalam sehari
11. Tidak sanggup membayar biaya pengobatan di
puskesmas/poliklinik
12. Penghasilan kepala rumah tangga di bawah
Rp600.000
13. Pendidikan tertinggi kepala rumah tangga: tidak
sekolah/tidak tamat SD/ hanya SD;
14. Tidak memiliki tabungan atau barang yang mudah
dijual dengan nilai Rp.500.000
14
LINGKARAN KEMISKINAN
Kemiskinan akan terjadi ketika keempat unsur tersebut berada pada posisi rendah (Nurkse, 1961)
LAMPIRAN 1
Indikator Pembangunan
LAMPIRAN 2
Tabel Indikator Pembangunan
SEKIAN DAN TERIMA KASIH
Mari berdiskusi...

More Related Content

What's hot

Teori ketergantungan-1-fd
Teori ketergantungan-1-fdTeori ketergantungan-1-fd
Teori ketergantungan-1-fdFrans Dione
 
Ppt perubahan sosial
Ppt perubahan sosialPpt perubahan sosial
Ppt perubahan sosialAchmady1
 
Pertanyaan dan jawaban presentasi kelompok 3
Pertanyaan dan jawaban presentasi kelompok 3Pertanyaan dan jawaban presentasi kelompok 3
Pertanyaan dan jawaban presentasi kelompok 3natal kristiono
 
Aliran-Aliran Teori Organisasi
Aliran-Aliran Teori OrganisasiAliran-Aliran Teori Organisasi
Aliran-Aliran Teori OrganisasiSiti Sahati
 
Teori-teori Pembangunan: Sebuah Analisis Komparatif
Teori-teori Pembangunan: Sebuah Analisis KomparatifTeori-teori Pembangunan: Sebuah Analisis Komparatif
Teori-teori Pembangunan: Sebuah Analisis KomparatifDadang Solihin
 
Sistem & sistem politik menurut david easton
Sistem & sistem politik menurut david eastonSistem & sistem politik menurut david easton
Sistem & sistem politik menurut david eastondinnianggra
 
Aliran Fisiokrat dan Merkantilisme
Aliran Fisiokrat dan MerkantilismeAliran Fisiokrat dan Merkantilisme
Aliran Fisiokrat dan MerkantilismeCut Endang Kurniasih
 
Model Pembangunan Masyarakat
Model Pembangunan MasyarakatModel Pembangunan Masyarakat
Model Pembangunan MasyarakatSiti Sahati
 
Institusi sosial - Sosiologi
Institusi sosial - SosiologiInstitusi sosial - Sosiologi
Institusi sosial - SosiologiRizky Erliyandi
 
Makalah administrasi negara
Makalah administrasi negaraMakalah administrasi negara
Makalah administrasi negaraHarles Janang
 
Makalah PERENCANAAN PEMBANGUNAN
Makalah PERENCANAAN PEMBANGUNANMakalah PERENCANAAN PEMBANGUNAN
Makalah PERENCANAAN PEMBANGUNANMutiara Shifa
 
Teori struktural fungsional
Teori struktural fungsionalTeori struktural fungsional
Teori struktural fungsionalNovri To Day
 
Hubungan adm dengan ilmu lain
Hubungan adm dengan ilmu lainHubungan adm dengan ilmu lain
Hubungan adm dengan ilmu lainHarles Janang
 
Contoh Penerapan Agenda Setting & Perumusan Kebijakan
Contoh Penerapan Agenda Setting & Perumusan KebijakanContoh Penerapan Agenda Setting & Perumusan Kebijakan
Contoh Penerapan Agenda Setting & Perumusan KebijakanTri Widodo W. UTOMO
 
Ppt kd 3.1 konsep wilayah dan tata ruang
Ppt kd 3.1  konsep wilayah dan tata ruangPpt kd 3.1  konsep wilayah dan tata ruang
Ppt kd 3.1 konsep wilayah dan tata ruangRahmat261158
 
PENGORGANISASIAN DENGAN CONTOH KASUS PERUSAHAAN NIKE
PENGORGANISASIAN DENGAN CONTOH KASUS PERUSAHAAN NIKEPENGORGANISASIAN DENGAN CONTOH KASUS PERUSAHAAN NIKE
PENGORGANISASIAN DENGAN CONTOH KASUS PERUSAHAAN NIKEUniversitas Negeri Gorontalo
 

What's hot (20)

Teori ketergantungan-1-fd
Teori ketergantungan-1-fdTeori ketergantungan-1-fd
Teori ketergantungan-1-fd
 
Ppt perubahan sosial
Ppt perubahan sosialPpt perubahan sosial
Ppt perubahan sosial
 
Administrasi Pembangunan
Administrasi PembangunanAdministrasi Pembangunan
Administrasi Pembangunan
 
Pertanyaan dan jawaban presentasi kelompok 3
Pertanyaan dan jawaban presentasi kelompok 3Pertanyaan dan jawaban presentasi kelompok 3
Pertanyaan dan jawaban presentasi kelompok 3
 
Pengertian pembangunan menurut para ahli
Pengertian pembangunan menurut para ahliPengertian pembangunan menurut para ahli
Pengertian pembangunan menurut para ahli
 
Aliran-Aliran Teori Organisasi
Aliran-Aliran Teori OrganisasiAliran-Aliran Teori Organisasi
Aliran-Aliran Teori Organisasi
 
Teori-teori Pembangunan: Sebuah Analisis Komparatif
Teori-teori Pembangunan: Sebuah Analisis KomparatifTeori-teori Pembangunan: Sebuah Analisis Komparatif
Teori-teori Pembangunan: Sebuah Analisis Komparatif
 
Sistem & sistem politik menurut david easton
Sistem & sistem politik menurut david eastonSistem & sistem politik menurut david easton
Sistem & sistem politik menurut david easton
 
Aliran Fisiokrat dan Merkantilisme
Aliran Fisiokrat dan MerkantilismeAliran Fisiokrat dan Merkantilisme
Aliran Fisiokrat dan Merkantilisme
 
Model Pembangunan Masyarakat
Model Pembangunan MasyarakatModel Pembangunan Masyarakat
Model Pembangunan Masyarakat
 
Institusi sosial - Sosiologi
Institusi sosial - SosiologiInstitusi sosial - Sosiologi
Institusi sosial - Sosiologi
 
Makalah administrasi negara
Makalah administrasi negaraMakalah administrasi negara
Makalah administrasi negara
 
Makalah PERENCANAAN PEMBANGUNAN
Makalah PERENCANAAN PEMBANGUNANMakalah PERENCANAAN PEMBANGUNAN
Makalah PERENCANAAN PEMBANGUNAN
 
Teori struktural fungsional
Teori struktural fungsionalTeori struktural fungsional
Teori struktural fungsional
 
Hubungan adm dengan ilmu lain
Hubungan adm dengan ilmu lainHubungan adm dengan ilmu lain
Hubungan adm dengan ilmu lain
 
Kelembagaan
KelembagaanKelembagaan
Kelembagaan
 
Contoh Penerapan Agenda Setting & Perumusan Kebijakan
Contoh Penerapan Agenda Setting & Perumusan KebijakanContoh Penerapan Agenda Setting & Perumusan Kebijakan
Contoh Penerapan Agenda Setting & Perumusan Kebijakan
 
Ppt perilaku organisasi
Ppt perilaku organisasiPpt perilaku organisasi
Ppt perilaku organisasi
 
Ppt kd 3.1 konsep wilayah dan tata ruang
Ppt kd 3.1  konsep wilayah dan tata ruangPpt kd 3.1  konsep wilayah dan tata ruang
Ppt kd 3.1 konsep wilayah dan tata ruang
 
PENGORGANISASIAN DENGAN CONTOH KASUS PERUSAHAAN NIKE
PENGORGANISASIAN DENGAN CONTOH KASUS PERUSAHAAN NIKEPENGORGANISASIAN DENGAN CONTOH KASUS PERUSAHAAN NIKE
PENGORGANISASIAN DENGAN CONTOH KASUS PERUSAHAAN NIKE
 

Similar to Teori Pembangunan Dunia Ketiga

TEORI PERKEMBANGAN DUNIA KETIGA_KELOMPOK 4.pptx
TEORI PERKEMBANGAN DUNIA KETIGA_KELOMPOK 4.pptxTEORI PERKEMBANGAN DUNIA KETIGA_KELOMPOK 4.pptx
TEORI PERKEMBANGAN DUNIA KETIGA_KELOMPOK 4.pptxAndhitaRiskoFaristia1
 
(BAB III) TEORI PEMBANGUNAN I (MORDENISASI).ppt
(BAB III) TEORI PEMBANGUNAN I (MORDENISASI).ppt(BAB III) TEORI PEMBANGUNAN I (MORDENISASI).ppt
(BAB III) TEORI PEMBANGUNAN I (MORDENISASI).pptizzanhsntts
 
Revolusi ketergantungan internasional mentah
Revolusi ketergantungan internasional mentahRevolusi ketergantungan internasional mentah
Revolusi ketergantungan internasional mentahAyu Sefryna sari
 
Revolusi Ketergantungan Internasional
Revolusi Ketergantungan InternasionalRevolusi Ketergantungan Internasional
Revolusi Ketergantungan InternasionalLeite Bayukaka
 
Teori dan Konsep Pembangunan.pptx
Teori dan Konsep Pembangunan.pptxTeori dan Konsep Pembangunan.pptx
Teori dan Konsep Pembangunan.pptxAdie dwiyanto
 
KEL 4 PERUBAHAN SOSIAL FINAL.pptx
KEL 4 PERUBAHAN SOSIAL FINAL.pptxKEL 4 PERUBAHAN SOSIAL FINAL.pptx
KEL 4 PERUBAHAN SOSIAL FINAL.pptxvinandracahaya
 
Teori modernisasi
Teori modernisasiTeori modernisasi
Teori modernisasiEvra46
 
JEFRI NANDO_20136051_TUGAS 1 GEOGRAFI PEMBAGUNAN WILAYAH.pdf
JEFRI NANDO_20136051_TUGAS 1 GEOGRAFI PEMBAGUNAN WILAYAH.pdfJEFRI NANDO_20136051_TUGAS 1 GEOGRAFI PEMBAGUNAN WILAYAH.pdf
JEFRI NANDO_20136051_TUGAS 1 GEOGRAFI PEMBAGUNAN WILAYAH.pdfJefrinando
 
Mata kuliah teori dan isu pembangunan modul 123
Mata kuliah teori dan isu pembangunan modul 123Mata kuliah teori dan isu pembangunan modul 123
Mata kuliah teori dan isu pembangunan modul 123dayattaufik21
 
Tamadun islam dan tamadun asia
Tamadun islam dan tamadun asiaTamadun islam dan tamadun asia
Tamadun islam dan tamadun asiaRusyda Rahim
 
Globalisasi dalam perkeonomian negara berkembang
Globalisasi dalam perkeonomian negara berkembangGlobalisasi dalam perkeonomian negara berkembang
Globalisasi dalam perkeonomian negara berkembangUtam Ejaz
 
Paradigma PMII Pada Era Transisi Globalisasi
Paradigma PMII Pada Era Transisi GlobalisasiParadigma PMII Pada Era Transisi Globalisasi
Paradigma PMII Pada Era Transisi GlobalisasiPMII
 
Suprianto sihombing kebijakan publik sp
Suprianto sihombing kebijakan publik spSuprianto sihombing kebijakan publik sp
Suprianto sihombing kebijakan publik spnurul khaiva
 
88838080 ideologi-liberalisme
88838080 ideologi-liberalisme88838080 ideologi-liberalisme
88838080 ideologi-liberalismeMuhammad Junaidi
 

Similar to Teori Pembangunan Dunia Ketiga (20)

TEORI PERKEMBANGAN DUNIA KETIGA_KELOMPOK 4.pptx
TEORI PERKEMBANGAN DUNIA KETIGA_KELOMPOK 4.pptxTEORI PERKEMBANGAN DUNIA KETIGA_KELOMPOK 4.pptx
TEORI PERKEMBANGAN DUNIA KETIGA_KELOMPOK 4.pptx
 
(BAB III) TEORI PEMBANGUNAN I (MORDENISASI).ppt
(BAB III) TEORI PEMBANGUNAN I (MORDENISASI).ppt(BAB III) TEORI PEMBANGUNAN I (MORDENISASI).ppt
(BAB III) TEORI PEMBANGUNAN I (MORDENISASI).ppt
 
Revolusi ketergantungan internasional mentah
Revolusi ketergantungan internasional mentahRevolusi ketergantungan internasional mentah
Revolusi ketergantungan internasional mentah
 
Teori Modernisasi
Teori ModernisasiTeori Modernisasi
Teori Modernisasi
 
Revolusi Ketergantungan Internasional
Revolusi Ketergantungan InternasionalRevolusi Ketergantungan Internasional
Revolusi Ketergantungan Internasional
 
Teori dan Konsep Pembangunan.pptx
Teori dan Konsep Pembangunan.pptxTeori dan Konsep Pembangunan.pptx
Teori dan Konsep Pembangunan.pptx
 
KEL 4 PERUBAHAN SOSIAL FINAL.pptx
KEL 4 PERUBAHAN SOSIAL FINAL.pptxKEL 4 PERUBAHAN SOSIAL FINAL.pptx
KEL 4 PERUBAHAN SOSIAL FINAL.pptx
 
Teori modernisasi
Teori modernisasiTeori modernisasi
Teori modernisasi
 
JEFRI NANDO_20136051_TUGAS 1 GEOGRAFI PEMBAGUNAN WILAYAH.pdf
JEFRI NANDO_20136051_TUGAS 1 GEOGRAFI PEMBAGUNAN WILAYAH.pdfJEFRI NANDO_20136051_TUGAS 1 GEOGRAFI PEMBAGUNAN WILAYAH.pdf
JEFRI NANDO_20136051_TUGAS 1 GEOGRAFI PEMBAGUNAN WILAYAH.pdf
 
Mata kuliah teori dan isu pembangunan modul 123
Mata kuliah teori dan isu pembangunan modul 123Mata kuliah teori dan isu pembangunan modul 123
Mata kuliah teori dan isu pembangunan modul 123
 
Postmodernisme
PostmodernismePostmodernisme
Postmodernisme
 
Tamadun islam dan tamadun asia
Tamadun islam dan tamadun asiaTamadun islam dan tamadun asia
Tamadun islam dan tamadun asia
 
Globalisasi dalam perkeonomian negara berkembang
Globalisasi dalam perkeonomian negara berkembangGlobalisasi dalam perkeonomian negara berkembang
Globalisasi dalam perkeonomian negara berkembang
 
Pergeseran Paradigma Pembangunan
Pergeseran Paradigma PembangunanPergeseran Paradigma Pembangunan
Pergeseran Paradigma Pembangunan
 
Pergeseran Paradigma Pembangunan
Pergeseran Paradigma PembangunanPergeseran Paradigma Pembangunan
Pergeseran Paradigma Pembangunan
 
Paradigma PMII Pada Era Transisi Globalisasi
Paradigma PMII Pada Era Transisi GlobalisasiParadigma PMII Pada Era Transisi Globalisasi
Paradigma PMII Pada Era Transisi Globalisasi
 
Suprianto sihombing kebijakan publik sp
Suprianto sihombing kebijakan publik spSuprianto sihombing kebijakan publik sp
Suprianto sihombing kebijakan publik sp
 
72523867 pembangunan-politik
72523867 pembangunan-politik72523867 pembangunan-politik
72523867 pembangunan-politik
 
72523867 pembangunan-politik
72523867 pembangunan-politik72523867 pembangunan-politik
72523867 pembangunan-politik
 
88838080 ideologi-liberalisme
88838080 ideologi-liberalisme88838080 ideologi-liberalisme
88838080 ideologi-liberalisme
 

More from Muhammad Bahrudin

Article Review: How to win the battle of ideas win corporate social responsib...
Article Review: How to win the battle of ideas win corporate social responsib...Article Review: How to win the battle of ideas win corporate social responsib...
Article Review: How to win the battle of ideas win corporate social responsib...Muhammad Bahrudin
 
Pemanfaatan TIK dan Pengembangan SLiMS sebagai Sistem Otomasi di Perpustakaan...
Pemanfaatan TIK dan Pengembangan SLiMS sebagai Sistem Otomasi di Perpustakaan...Pemanfaatan TIK dan Pengembangan SLiMS sebagai Sistem Otomasi di Perpustakaan...
Pemanfaatan TIK dan Pengembangan SLiMS sebagai Sistem Otomasi di Perpustakaan...Muhammad Bahrudin
 
Pengelolaan Repositori di Lingkungan Perpustakaan BSN
Pengelolaan Repositori di Lingkungan Perpustakaan BSNPengelolaan Repositori di Lingkungan Perpustakaan BSN
Pengelolaan Repositori di Lingkungan Perpustakaan BSNMuhammad Bahrudin
 
Boost Your Research and Innovation through SNI = Tingkatkan Penelitian dan Ri...
Boost Your Research and Innovation through SNI = Tingkatkan Penelitian dan Ri...Boost Your Research and Innovation through SNI = Tingkatkan Penelitian dan Ri...
Boost Your Research and Innovation through SNI = Tingkatkan Penelitian dan Ri...Muhammad Bahrudin
 
Manajemen Risiko Berbasis Standar di Lembaga Informasi: Pengenalan SNI ISO 31...
Manajemen Risiko Berbasis Standar di Lembaga Informasi: Pengenalan SNI ISO 31...Manajemen Risiko Berbasis Standar di Lembaga Informasi: Pengenalan SNI ISO 31...
Manajemen Risiko Berbasis Standar di Lembaga Informasi: Pengenalan SNI ISO 31...Muhammad Bahrudin
 
Manajemen Keamanan Informasi Berbasis Standar di Lembaga Informasi: Pengenala...
Manajemen Keamanan Informasi Berbasis Standar di Lembaga Informasi: Pengenala...Manajemen Keamanan Informasi Berbasis Standar di Lembaga Informasi: Pengenala...
Manajemen Keamanan Informasi Berbasis Standar di Lembaga Informasi: Pengenala...Muhammad Bahrudin
 
Navigating Uncertainty through Standards
Navigating Uncertainty through StandardsNavigating Uncertainty through Standards
Navigating Uncertainty through StandardsMuhammad Bahrudin
 
Evaluasi Formatif dan Sumatif
Evaluasi Formatif dan SumatifEvaluasi Formatif dan Sumatif
Evaluasi Formatif dan SumatifMuhammad Bahrudin
 
Mendefinisikan Ulang Keterampilan dan Kompetensi Pustakawan untuk Mendukung E...
Mendefinisikan Ulang Keterampilan dan Kompetensi Pustakawan untuk Mendukung E...Mendefinisikan Ulang Keterampilan dan Kompetensi Pustakawan untuk Mendukung E...
Mendefinisikan Ulang Keterampilan dan Kompetensi Pustakawan untuk Mendukung E...Muhammad Bahrudin
 
Menilai Dampak Perpustakaan Menggunakan ISO 16439:2014 (Tinjauan Umum)
Menilai Dampak Perpustakaan Menggunakan ISO 16439:2014 (Tinjauan Umum)Menilai Dampak Perpustakaan Menggunakan ISO 16439:2014 (Tinjauan Umum)
Menilai Dampak Perpustakaan Menggunakan ISO 16439:2014 (Tinjauan Umum)Muhammad Bahrudin
 
Pengelolaan Repositori Perpustakaan BSN dengan Pendekatan Manajemen Mutu SNI ...
Pengelolaan Repositori Perpustakaan BSN dengan Pendekatan Manajemen Mutu SNI ...Pengelolaan Repositori Perpustakaan BSN dengan Pendekatan Manajemen Mutu SNI ...
Pengelolaan Repositori Perpustakaan BSN dengan Pendekatan Manajemen Mutu SNI ...Muhammad Bahrudin
 
Pengenalan Implementasi ISO 20121:2012 Event Sustainability Management System...
Pengenalan Implementasi ISO 20121:2012 Event Sustainability Management System...Pengenalan Implementasi ISO 20121:2012 Event Sustainability Management System...
Pengenalan Implementasi ISO 20121:2012 Event Sustainability Management System...Muhammad Bahrudin
 
Klasifikasi SNI Berdasarkan Rumpun Ilmu Pendidikan Tinggi dalam Rangka Menduk...
Klasifikasi SNI Berdasarkan Rumpun Ilmu Pendidikan Tinggi dalam Rangka Menduk...Klasifikasi SNI Berdasarkan Rumpun Ilmu Pendidikan Tinggi dalam Rangka Menduk...
Klasifikasi SNI Berdasarkan Rumpun Ilmu Pendidikan Tinggi dalam Rangka Menduk...Muhammad Bahrudin
 
Menjadi Pustakawan Data (Being a Data Librarian)
Menjadi Pustakawan Data (Being a Data Librarian)Menjadi Pustakawan Data (Being a Data Librarian)
Menjadi Pustakawan Data (Being a Data Librarian)Muhammad Bahrudin
 
SNI Dalam Angka 2018 - Edisi April
SNI Dalam Angka 2018 - Edisi AprilSNI Dalam Angka 2018 - Edisi April
SNI Dalam Angka 2018 - Edisi AprilMuhammad Bahrudin
 
SNI Dalam Angka 2017 - Edisi Januari
SNI Dalam Angka 2017 - Edisi JanuariSNI Dalam Angka 2017 - Edisi Januari
SNI Dalam Angka 2017 - Edisi JanuariMuhammad Bahrudin
 
SNI Dalam Angka 2016 - Edisi September
SNI Dalam Angka 2016 - Edisi SeptemberSNI Dalam Angka 2016 - Edisi September
SNI Dalam Angka 2016 - Edisi SeptemberMuhammad Bahrudin
 
Desain Implementasi ISO 31000 sebagai Pedoman Manajemen Risiko di Unit Dokume...
Desain Implementasi ISO 31000 sebagai Pedoman Manajemen Risiko di Unit Dokume...Desain Implementasi ISO 31000 sebagai Pedoman Manajemen Risiko di Unit Dokume...
Desain Implementasi ISO 31000 sebagai Pedoman Manajemen Risiko di Unit Dokume...Muhammad Bahrudin
 
Manajemen Keamanan Informasi di Perpustakaan Menggunakan Framework SNI ISO/IE...
Manajemen Keamanan Informasi di Perpustakaan Menggunakan Framework SNI ISO/IE...Manajemen Keamanan Informasi di Perpustakaan Menggunakan Framework SNI ISO/IE...
Manajemen Keamanan Informasi di Perpustakaan Menggunakan Framework SNI ISO/IE...Muhammad Bahrudin
 
Pengangkatan PNS dalam Jabatan Fungsional Pustakawan melalui Penyesuaian/Inpa...
Pengangkatan PNS dalam Jabatan Fungsional Pustakawan melalui Penyesuaian/Inpa...Pengangkatan PNS dalam Jabatan Fungsional Pustakawan melalui Penyesuaian/Inpa...
Pengangkatan PNS dalam Jabatan Fungsional Pustakawan melalui Penyesuaian/Inpa...Muhammad Bahrudin
 

More from Muhammad Bahrudin (20)

Article Review: How to win the battle of ideas win corporate social responsib...
Article Review: How to win the battle of ideas win corporate social responsib...Article Review: How to win the battle of ideas win corporate social responsib...
Article Review: How to win the battle of ideas win corporate social responsib...
 
Pemanfaatan TIK dan Pengembangan SLiMS sebagai Sistem Otomasi di Perpustakaan...
Pemanfaatan TIK dan Pengembangan SLiMS sebagai Sistem Otomasi di Perpustakaan...Pemanfaatan TIK dan Pengembangan SLiMS sebagai Sistem Otomasi di Perpustakaan...
Pemanfaatan TIK dan Pengembangan SLiMS sebagai Sistem Otomasi di Perpustakaan...
 
Pengelolaan Repositori di Lingkungan Perpustakaan BSN
Pengelolaan Repositori di Lingkungan Perpustakaan BSNPengelolaan Repositori di Lingkungan Perpustakaan BSN
Pengelolaan Repositori di Lingkungan Perpustakaan BSN
 
Boost Your Research and Innovation through SNI = Tingkatkan Penelitian dan Ri...
Boost Your Research and Innovation through SNI = Tingkatkan Penelitian dan Ri...Boost Your Research and Innovation through SNI = Tingkatkan Penelitian dan Ri...
Boost Your Research and Innovation through SNI = Tingkatkan Penelitian dan Ri...
 
Manajemen Risiko Berbasis Standar di Lembaga Informasi: Pengenalan SNI ISO 31...
Manajemen Risiko Berbasis Standar di Lembaga Informasi: Pengenalan SNI ISO 31...Manajemen Risiko Berbasis Standar di Lembaga Informasi: Pengenalan SNI ISO 31...
Manajemen Risiko Berbasis Standar di Lembaga Informasi: Pengenalan SNI ISO 31...
 
Manajemen Keamanan Informasi Berbasis Standar di Lembaga Informasi: Pengenala...
Manajemen Keamanan Informasi Berbasis Standar di Lembaga Informasi: Pengenala...Manajemen Keamanan Informasi Berbasis Standar di Lembaga Informasi: Pengenala...
Manajemen Keamanan Informasi Berbasis Standar di Lembaga Informasi: Pengenala...
 
Navigating Uncertainty through Standards
Navigating Uncertainty through StandardsNavigating Uncertainty through Standards
Navigating Uncertainty through Standards
 
Evaluasi Formatif dan Sumatif
Evaluasi Formatif dan SumatifEvaluasi Formatif dan Sumatif
Evaluasi Formatif dan Sumatif
 
Mendefinisikan Ulang Keterampilan dan Kompetensi Pustakawan untuk Mendukung E...
Mendefinisikan Ulang Keterampilan dan Kompetensi Pustakawan untuk Mendukung E...Mendefinisikan Ulang Keterampilan dan Kompetensi Pustakawan untuk Mendukung E...
Mendefinisikan Ulang Keterampilan dan Kompetensi Pustakawan untuk Mendukung E...
 
Menilai Dampak Perpustakaan Menggunakan ISO 16439:2014 (Tinjauan Umum)
Menilai Dampak Perpustakaan Menggunakan ISO 16439:2014 (Tinjauan Umum)Menilai Dampak Perpustakaan Menggunakan ISO 16439:2014 (Tinjauan Umum)
Menilai Dampak Perpustakaan Menggunakan ISO 16439:2014 (Tinjauan Umum)
 
Pengelolaan Repositori Perpustakaan BSN dengan Pendekatan Manajemen Mutu SNI ...
Pengelolaan Repositori Perpustakaan BSN dengan Pendekatan Manajemen Mutu SNI ...Pengelolaan Repositori Perpustakaan BSN dengan Pendekatan Manajemen Mutu SNI ...
Pengelolaan Repositori Perpustakaan BSN dengan Pendekatan Manajemen Mutu SNI ...
 
Pengenalan Implementasi ISO 20121:2012 Event Sustainability Management System...
Pengenalan Implementasi ISO 20121:2012 Event Sustainability Management System...Pengenalan Implementasi ISO 20121:2012 Event Sustainability Management System...
Pengenalan Implementasi ISO 20121:2012 Event Sustainability Management System...
 
Klasifikasi SNI Berdasarkan Rumpun Ilmu Pendidikan Tinggi dalam Rangka Menduk...
Klasifikasi SNI Berdasarkan Rumpun Ilmu Pendidikan Tinggi dalam Rangka Menduk...Klasifikasi SNI Berdasarkan Rumpun Ilmu Pendidikan Tinggi dalam Rangka Menduk...
Klasifikasi SNI Berdasarkan Rumpun Ilmu Pendidikan Tinggi dalam Rangka Menduk...
 
Menjadi Pustakawan Data (Being a Data Librarian)
Menjadi Pustakawan Data (Being a Data Librarian)Menjadi Pustakawan Data (Being a Data Librarian)
Menjadi Pustakawan Data (Being a Data Librarian)
 
SNI Dalam Angka 2018 - Edisi April
SNI Dalam Angka 2018 - Edisi AprilSNI Dalam Angka 2018 - Edisi April
SNI Dalam Angka 2018 - Edisi April
 
SNI Dalam Angka 2017 - Edisi Januari
SNI Dalam Angka 2017 - Edisi JanuariSNI Dalam Angka 2017 - Edisi Januari
SNI Dalam Angka 2017 - Edisi Januari
 
SNI Dalam Angka 2016 - Edisi September
SNI Dalam Angka 2016 - Edisi SeptemberSNI Dalam Angka 2016 - Edisi September
SNI Dalam Angka 2016 - Edisi September
 
Desain Implementasi ISO 31000 sebagai Pedoman Manajemen Risiko di Unit Dokume...
Desain Implementasi ISO 31000 sebagai Pedoman Manajemen Risiko di Unit Dokume...Desain Implementasi ISO 31000 sebagai Pedoman Manajemen Risiko di Unit Dokume...
Desain Implementasi ISO 31000 sebagai Pedoman Manajemen Risiko di Unit Dokume...
 
Manajemen Keamanan Informasi di Perpustakaan Menggunakan Framework SNI ISO/IE...
Manajemen Keamanan Informasi di Perpustakaan Menggunakan Framework SNI ISO/IE...Manajemen Keamanan Informasi di Perpustakaan Menggunakan Framework SNI ISO/IE...
Manajemen Keamanan Informasi di Perpustakaan Menggunakan Framework SNI ISO/IE...
 
Pengangkatan PNS dalam Jabatan Fungsional Pustakawan melalui Penyesuaian/Inpa...
Pengangkatan PNS dalam Jabatan Fungsional Pustakawan melalui Penyesuaian/Inpa...Pengangkatan PNS dalam Jabatan Fungsional Pustakawan melalui Penyesuaian/Inpa...
Pengangkatan PNS dalam Jabatan Fungsional Pustakawan melalui Penyesuaian/Inpa...
 

Recently uploaded

MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanNiKomangRaiVerawati
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxRioNahak1
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfmaulanayazid
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmeunikekambe10
 

Recently uploaded (20)

MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
 

Teori Pembangunan Dunia Ketiga

  • 1. Teori Pembangunan Dunia Ketiga DAFTAR ISI: ▪ Teori Modernisasi ▪ Teori Ketergantungan (Dependensi) ▪ Teori Sistem Dunia ▪ Indikator Pembangunan Teori Sosial dan Pendekatan Pembangunan Sosial ----------------------------- Pascasarjana Ilmu Kesejahteraan Sosial Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia BAB 5
  • 2. PENDAHULUAN Teori Pembangunan Dunia Ketiga Para ilmuwan sosial berusaha mencari solusi atas berbagai permasalahan kemiskinan di negara Dunia Ketiga; Bagaimana negara Dunia Ketiga mempertahankan hidup dan meletakkan dasar-dasar pembangunan ekonominya. Merupakan teori-teori pembangunan yang berusaha menyelesaikan masalah yang dihadapi negara-negara miskin atau berkembang dalam sebuah dunia yang didominasi oleh kekuatan ekonomi, teknologi, ilmu pengetahuan, dan militer negara-negara adikuasa atau negara maju (barat). Proses pemiskinan negara Dunia Ketiga disinyalir disebabkan karena negara Dunia Ketiga dalam proses pembangunannya melakukan banyak kontak dengan negara maju (negara Barat).
  • 3. [lanjutan…] TEORI PEMBANGUNAN DUNIA KETIGA Teori Modernisasi 1950-an: Kemiskinan di Negara Dunia Ketiga disebabkan oleh faktor internal Teori Ketergantungan 1960-an: Kemiskinan di Negara Dunia Ketiga disebabkan oleh faktor eksternal Teori Sistem Dunia 1960-an: Dunia dipandang hanya sebagai satu sistem ekonomi yaitu kapitalis
  • 4. TEORI MODERNISASI; Latar Belakang Munculnya AS sebagai kekuatan dominan pasca Perang Dunia ke-2. Uni Soviet memperluas pengaruh ideologi komunisnya hingga ke Eropa Timur dan Asia (Cina dan Korea). Lahirnya negara-negara merdeka baru di Asia, Afrika, dan Amerika Latin (bekas jajahan negara-negara Eropa). “Negara-negara baru ini sedang mencari model pembangunan untuk kemerdekaan politik dan ekonominya.”
  • 5. Dalam menjelaskan persoalan perubahan sosial di negara Dunia Ketiga, Teori Modernisasi banyak dipengaruhi oleh pemikiran klasik, terutama Teori Evolusi, dan Teori Fungsionalisme sebagai pendahulunya. TEORI MODERNISASI Teori Evolusi Teori Fungsionalisme ▪ Perubahan sosial pada dasarnya merupakan gerakan searah, linier, progresif, dan evolutif (primitif --> maju) ▪ Secara umum, warisan teori klasik menghasilkan dualisme bentuk masyarakat, seperti: irasional-rasional, gemeinscaft-gesellscaft, serta dikotomi solidaritas mekanik-solidaritas organik. ▪ Melahirkan dikotomi negara maju dan negara Dunia Ketiga
  • 7. Implikasi Kebijakan Pembangunan 3 Teori modernisasi mampu memberikan legitimasi perlunya bantuan asing, terutama dari AS. 1 Teori modernisasi secara implisit membantu memberikan pembenaran hubungan kekuatan yang bertolak belakang antara masyarakat tradisional dan modern. 2 Teori modernisasi menilai ideologi komunis merupakan ancaman bagi pembangunan di negara Dunia Ketiga.
  • 8. David McClelland (Teori n-Ach - Need for Achievement) ▪ Teori McClelland “n-Ach” (the need for achievement) → motivasi berprestasi → jika suatu masyarakat memiliki n-Ach yang tinggi, maka masyarakat tersebut berpotensi menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Memiliki kelompok wiraswastawan; memanfaatkan bantuan modal asing secara produktif Meningkatkan intensitas hubungan dengan negara maju; mampu menyerap motivasi untuk berprestasi Mengadakan program pelatihan; mengembangkan motivasi berprestasi masyarakat Individu memanfaatkan waktu luang; mengerjakan tugas dengan baik
  • 9. Alex Inkeles (Etika Protestan-Weber + n-Ach-McClelland ==> Manusia Modern) Menerima hal baru; terbuka untuk perubahan Berani berpendapat; demokratis Menghargai waktu; orientasi masa depan Penuh perhitungan Memiliki perencanaan & pengorganisasian Percaya diri Menghargai harkat hidup manusia lain Lebih percaya IPTEK Imbalan ==> prestasi KARAKTERISTIK MANUSIA MODERN (Inkeles) “Masyarakat maju memerlukan Manusia Modern, yang mampu mengembangkan sarana materiil agar menjadi produktif.” PENDIDIKAN Berdampak 3 kali lebih cepat dibanding lainnya; Peran kurikulum tersembunyi (informal) akan mempercepat proses modernisasi, yaitu dengan menggunakan literatur, teknologi, film, dsb dari negara Barat PENGALAMAN KERJA Harus menggunakan berbagai teknologi dalam pekerjaannya (termasuk kontak dengan media massa); Teknologi menjadikan lebih terbuka pada ide baru dan pengetahuan yang luas. sarana pencapaian
  • 10. Walt Whiltman Rostow (5 Tahap Pertumbuhan Ekonomi - The Stages of Economic Growth) Prakondisi tinggal landas ide-ide sudah mulai muncul, mulai banyak pengusaha, terjadi pembangunan pada sektor industri Pematangan pertumbuhan pendapatan nasional digunakan untuk investasi, pemanfaatan teknologi semakin kompleks, sektor industri bergerak ke arah industri berat Masyarakat tradisional pembangunan dan perubahan sosial pada tahap ini berjalan lambat Konsumsi massa yang tinggi sektor industri mulai mengkhususkan produksi barang dan penyediaan jasa, memberikan pelayanan dan fokus pada kesejahteraan dan keamanan masyarakat Tinggal landas pertumbuhan ekonomi mulai tinggi, teknologi baru sudah mulai diakses, muncul kelompok-kelompok politis kecil, angka kematian rendah
  • 11. Upaya Negara Dunia Ketiga mencapai Kemajuan (Rostow) 1) Revolusi di bidang sosial, politik dan inovasi teknologi; 2) Pengerahan sumber daya alam yang mampu mencapai tingkat investasi yang produktif, minimal 10% dari pendapatan nasionalnya; dan 3) Pertumbuhan jumlah unit industri yang terpusat Kemudian, untuk mengatasi keterbatasan modal; 1) Pemindahan sumber dana, misalnya dengan pajak; 2) Menggali investasi yang berasal dari lembaga-Iembaga keuangan; 3) Melakukan perdagangan internasional; dan 4) Perlu ada investor asing yang menanamkan modalnya pada sektor tertentu
  • 12. Kritik Teori Modernisasi ▪ Gerak pembangunan Tidak setuju bahwa perkembangan masyarakat berlangsung linier; menempatkan nilai-nilai Barat sebagai yang terbaik; abai dengan pembangunan alternatif ▪ Pertentangan nilai-nilai tradisional Tidak setuju bahwa nilai tradisional pada negara dunia ketiga bersifat homogen; tradisi tidak selalu menghambat proses pembangunan; tradisi bisa sangat heterogen, serta tidak mudah dihilangkan. ▪ Metode kajian Analisisnya abstrak, periodesasinya tidak jelas (ahistoris), tidak didukung analisis empiris ▪ Ideologi Propaganda Barat, ideologi bias perang dingin, tidak objektif, dan perubahan sosial tidak stabil, pragmatis ▪ Dominasi asing Faktor eksternal kolonialisme, perusahaan multinasional, ketidakseimbangan nilai tukar, sistem internasional
  • 13. TEORI KETERGANTUNGAN; Latar Belakang Teori ketergantungan (teori dependensi) berkembang pada dekade tahun 1960an. Teori ini lahir untuk menandingi kekuasaan negara maju dalam melakukan hegemoni kekuasaan dalam masalah ekonomi, politik, sosial dan budaya terhadap negara dunia ketiga. Dasar teori ketergantungan adalah teori Marx (dua kelas dengan posisi berbeda, yang satu menguasai yang lain → kelas proletar dikuasai kelas borjuis)
  • 14. Asumsi Teoritis Teori Ketergantungan Keadaan ketergantungan dilihat sebagai: Suatu gejala yang sangat umum, berlaku bagi negara-negara dunia ketiga 01 Masalah ekonomi (akibat surplus ekonomi negara Dunia Ketiga ke negara maju) 03 Kondisi yang diakibatkan oleh faktor luar (disebabkan oleh faktor yang berada di luar jangkauan politik ekonomi dalam negeri suatu negara) 02 Bagian yang tidak terpisahkan dari proses polarisasi regional ekonomi global 04 Suatu hal yang mutlak bertolak belakang dengan pembangunan 05
  • 15. Implikasi kebijakan Teori Ketergantungan 3 Negara Dunia Ketiga diharapkan memotong hubungan dengan negara dunia maju 1 Pembangunan tidak selalu dan tidak tepat diartikan sebagai sekedar proses industrialisasi, peningkatan output dan produktivitas 2 Semakin dekat hubungan negara Dunia Ketiga dengan negara maju, maka semakin memperburuk situasi ketergantungan dan keterbelakangan negara dunia ketiga 4 Penindasan negara asing (negara maju) yang cenderung mendukung kemapanan perlu dihilangkan dengan pembangunan yang sosialistik (Suwarsono dan So, 1994)
  • 16. Paul Baran “Hubungan antarnegara di dunia memperlihatkan bahwa pergerakan modal dari negara Dunia Ketiga ke negara maju sebagai upaya menuju keseimbangan ternyata tidak pernah terjadi.” Efek ekonomi yang timbul justru akan menggeser orientasi rakyat baik dalam bertransaksi (yakni dari hubungan paternalistik kemudian bergantung pada mekanisme pasar yang kapitalistik) maupun dalam produksi pemasaran (yaitu dari usaha mencukupi dan memenuhi kebutuhan dalam negeri kepada pemenuhan pasar luar negeri). Proses fenomena pergerakan modal menurut Baran: Naiknya pendapatan nasional tidak dapat dinikmati oleh sebagian besar masyarakat negara Dunia Ketiga, namun hanya segelintir pihak yang memperoleh keuntungan dari hasil eksploitasi
  • 17. Paul Baran (lanjutan…) NAMUN, dalam penerapannya malah memperkuat eksploitasi terhadap golongan lemah, yaitu RAKYAT Perubahan orientasi sistem ekonomi paternalistik ke sistem pasar yang kapitalistik → mengubah masyarakat menjadi lebih maju Proses eksploitasi dibarengi dengan proses korupsi dan ketidakadilan dalam setiap tingkat struktur pemerintahan yang mengabdi pada kepentingan pemilik modal dari sistem kapitalis internasional
  • 18. Andre Gunder Frank Mengkategorikan negara di dunia menjadi dua: 1. Negara metropolis maju (developed metropolitan countries) 2. Negara satelit berkembang (satellite underdeveloped countries) Empat Dalam struktur metropolis dan satelit, pihak metropolis akan berkembang pesat sedangkan satelit akan menuju pada keterbelakangan yang terus menerus Hipotesis Negara-negara Dunia Ketiga yang menjadi negara satelit dapat mengembangkan sektor ekonomi yang sehat dan mengembangkan industri yang otonom jika hubungan dengan negara metropolis dunia tidak ada atau sangat lemah. Pokok Kawasan-kawasan yang sekarang sangat terbelakang sebelumnya adalah negara feodal dan merupakan kawasan yang menjalin hubungan kuat dengan negara metropolis dalam sistem kapitalis internasional. Pertumbuhan beberapa kawasan maju saat ini bukan karena proses penerapan sistem kapitalis, tapi karena mereka sudah berkembang kukuh berdasarkan dinamikanya sendiri dalam memberi respon terhadap kesempatan-kesempatan yang timbul.
  • 19. Lima Tesis Teori Ketergantungan Andre Gunder Frank 1. Terdapat kesenjangan pembangunan antara negara pusat dan satelitnya, pembangunan pada negara satelit dibatasi status negara satelit tersebut 2. Kemampuan negara satelit dalam pembangunan ekonomi terutama pembangunan industri kapitalis meningkat pada saat ikatan terhadap negara pusat sedang melemah. 3. Negara terbelakang dan terlihat feodal saat ini merupakan negara yang memiliki kedekatan ikatan dengan negara pusat pada masa lalu. 4. Kemunculan perkebunan besar di negara satelit sebagai usaha pemenuhan kebutuhan dan peningkatan keuntungan ekonomi negara pusat. 5. Eksploitasi yang menjadi ciri khas kapitalisme menyebabkan menurunnya kemampuan produksi pertanian di negara satelit.
  • 20. ● Jika negara dominan (maju) mengalami kemajuan, maka negara yang tergantung (Dunia Ketiga) akan maju pula ● Ketika negara dominan mengalami krisis maka negara tergantung akan terkena dampaknya ● Pandangan Santos bertentangan dengan Frank, Frank melihat hubungan negara satelit dengan negara metropolis selalu bersifat parasitisme (negatif) atau merugikan negara satelit. Menurut Santos hubungan tersebut tidak selamanya bersifat negatif. Theotonio Dos Santos “Ketergantungan terjadi jika negara dominan dapat berkembang dan memiliki otonomi pembangunan, negara lain yang bergantung juga melakukan hal serupa”
  • 21. Santos membagi ketergantungan menjadi tiga jenis, yaitu ketergantungan kolonial, ketergantungan industri keuangan dan ketergantungan teknologi industri. TEORI KETERGANTUNGAN Ketergantungan Kolonial Ketergantungan Industri Keuangan Ketergantungan Teknologi Industri
  • 22. 3 Tesis Teori Ketergantungan Santos 1. Ketergantungan teknologi industri Sebagian besar negara dunia ketiga adalah negara yang tidak mampu memproduksi atau menguasai teknologi, sedangkan negara maju adalah negara yang menguasai teknologi. Ketergantungan kolonial Ketergantungan yang dialami negara jajahan dan sudah dihapuskan → bentuk ketergantungan pertama Negara maju bekerja sarna dengan elit negara Dunia Ketiga, memonopoli pemilikan tanah, pertambangan, tenaga kerja, serta ekspor barang galian dan hasil bumi dari negara jajahan Ketergantungan industri keuangan Muncul akhir abad ke-19 → melihat sektor ekonomi negara dunia ketiga pada ekspor bahan mentah dan produk pertanian. Ekspor bahan mentah menyebabkan terkurasnya sumber daya negara, sementara nilai tambah yang diperoleh sangat kecil.
  • 23. Pembangunan Teknologi Industri di negara Dunia Ketiga Pembangunan industri bergantung pada kemampuan sektor ekspor Dipengaruhi fluktuasi neraca pembayaran internasional yang cenderung defisit. Defisit disebabkan monopoli pasar internasional yang cenderung rendah karena harga pasar produk-produk bahan mentah dan tingginya harga produk industri. Dipengaruhi monopoli teknologi negara maju. Disisi lain, negara Dunia Ketiga berada dalam posisi kesulitan devisa untuk membayar penggunaan mesin dan bahan penolong dari negara maju Dampak ketergantungan ini terhadap negara Dunia Ketiga adalah ketimpangan pembangunan, ketimpangan kekayaan, eksploitasi tenaga kerja, serta terbatasnya perkembangan pasar domestik negara Dunia Ketiga itu sendiri
  • 24. KRITIK TEORI KETERGANTUNGAN Kritik terhadap Metode Kajian: 1. Teori ini dinilai gagal memberikan penjelasan dan analisis ilmiah mengenai permasalahan yang dihadapi negara Dunia Ketiga 2. Dianggap sebagai teori yang bersifat abstrak dan terlalu mudah melakukan kesimpulan 3. Dianggap terlalu mudah dan sederhana dalam memilih data untuk melakukan analisis permasalahan di negara Dunia Ketiga. 4. Teori ini melihat situasi ketergantungan sebagai suatu fenomena global, dan dianggap tidak menyediakan tempat bagi variasi di tingkat nasional.
  • 25. KRITIK TEORI KETERGANTUNGAN Kritik terhadap Konsep Teoretis: 1. Teori ketergantungan terlalu mementingkan faktor eksternal (negara maju) yang mendorong munculnya berbagai permasalahan di negara Dunia Ketiga dengan mengesampingkan faktor domestik negara Dunia Ketiga. ● Faktor domestik: faktor kelas sosial, peran negara serta berbagai kebijakan domestik. 1. Negara Dunia Ketiga adalah negara yang pasif, seperti tidak memiliki kekuatan untuk melakukan perlawanan. Menurut para kritikus, mereka memiliki kesempatan untuk menumbuhkan gagasan baru, pranata sosial, serta teknologi baru untuk menciptakan perubahan.
  • 26. Kritik terhadap Implikasi Kebijakan: 1. Karena negara Dunia Ketiga melakukan kerjasama dengan negara maju, dinilai akan terus ketergantungan dan keterbelakangan. 2. Menurut para kritikus, ketergantungan dan pembangunan dapat terwujud secara bersamaan dan tidak selamanya membawa keterbelakangan. 3. Rumusan yang diajukan teori ketergantungan dinilai tidak jelas → bagaimana negara Dunia Ketiga dapat memutus hubungan dengan negara maju 4. Teori ini tidak jelas dalam mengartikan kelompok negara yang “bergantung" pada negara maju. KRITIK TEORI KETERGANTUNGAN Contoh poin Nomor 4: Kanada tergantung pada modal yang dimiliki Amerika, namun Kanada tidak dikategorikan sebagai negara Dunia Ketiga yang terbelakang. Sehingga, ketergantungan bukan karena faktor keterbatasan ekonomi saja; ada campur tangan faktor politik dalam negeri negara Dunia Ketiga maupun politik negara maju.
  • 27. TEORI SISTEM DUNIA ❖ Teori Sistem Dunia disebut dengan Teori Sistem Ekonomi Kapitalis dunia ❖ Tahap ekonomi dunia muncul pada abad ke-16, diawali dengan munculnya kapitalisme sebagai sistem ekonomi yang dominan. Peran Negara digantikan oleh pasar, karena aktivitas ekonomi mulai merosot. Sistem kapitalis ini yang kemudian menyebabkan saling ketergantungan antara Negara dunia ketiga, dunia kedua, dan maju (Negara pinggiran, semi pinggiran,dan Negara sentral) ❖ Menurut Teori Sistem Dunia, Negara-negara sosialis yang kemudian juga menerima modal kapitalisme dunia, hanya dianggap satu unit saja dari tata ekonomi kapitalis dunia ❖ Teori Sistem Dunia melihat kapitalisme lebih bersifat eksploratif dan terbuka terhadap perubahan besar dalam ekonomi global
  • 28.
  • 29. 3 Bentuk Negara dalam Sistem Dunia (Wallerstein) Menurut Wallerstein, dalam sistem dunia terdapat 3 bentuk Negara, yaitu : sentral, pinggiran, dan semi pinggiran. adapun kondisi dari ketiga bentuk Negara tersebut ● Negara sentral: memiliki surplus investasi dan mempunyai kebijakan antara lain: mengurangi biaya produksi, penjualan dibawah harga pasar, melakukan monopoli kepada pesaing ● Negara pinggiran: penurunan biaya produksi dengan kekuasaan ekonomi dan politik, contohnya : pemberhentian secara sepihak dari perjanjian sewa menyewa tanah, penyewa tanah dijadikan budak kerja secara paksa ● Negara semi pinggiran: terdapat 2 kelompok. yang pertama (Polandia dan Portugis) mengalami penurunan kapasitas produksi serta peran kekuasaan Negara dan kelompok kedua (Swedia) menikmati keuntungan seperti yang dinikmati Negara Sentral Sumber: psdr.lipi.go.id
  • 30. [lanjutan…] Ketiga bentuk Negara bertujuan menuju pada bentuk Negara Sentral (Negara Maju) yang mapan secara ekonomi. Perubahan status negara dari Negara pinggiran menuju Negara Semi Pinggiran ditentukan oleh keberhasilan Negara Pinggiran dalam memanfaatkan peluang, strategi promosi, dan dapat berdikari. Sementara itu, Negara Semi Pinggiran menuju kepada status Negara Sentral bergantung kepada perluasan pasar dan pengenalan teknologi modern. Negara Semi Pinggiran dibentuk karena adanya kekhawatiran timbulnya disintegrasi antara jumlah negara miskin dan maju, sehingga Negara maju mengalami kejenuhan dalam menanamkan investasi dan menginginkan perluasan investasi ke Negara lain yang disebut Negara Semi Pinggiran.
  • 31. Kritik terhadap Teori Sistem Dunia Kurangnya perhatian terhadap hubungan produksi di antara pemilik modal dan buruh. Adanya penekanan yang berlebihan pada hubungan ekonomi dibandingkan pada peraturan di antara negara, yang mana mengasumsikan negara maju secara alami bertahan di sentral dan negara miskin ditemukan di pinggiran Menekankan pada faktor eksternal dan sedikit pada faktor internal dalam menjelaskan kondisi di negara pinggiran. Sistem dunia dinilai hanya merupakan sebuah konsep tanpa wujud yang jelas untuk menguji dinamika dunia global sehingga konsep ini tidak lagi produktif.
  • 32. PERBEDAAN TIGA TEORI PEMBANGUNAN DUNIA KETIGA No Perbedaan Teori Modernisasi Teori Ketergantungan Teori Sistem Dunia 1 Faktor penyebab ketergantungan negara Faktor negara itu sendiri yang tidak memiliki semangat untuk maju Upaya eksploitasi yang dilakukan negara maju terhadap negara Dunia Ketiga Hubungan antar negara di dunia sebagai satu sistem 2 Unit analisisnya Fokus pada perilaku atau sikap individu Fokus pada negara Fokus pada bekerjanya sistem dunia secara global 3 Hubungan internasional Hubungan antara negara maju dan negara Dunia Ketiga bersifat saling menguntungkan Hubungan antara negara maju dan negara Dunia Ketiga justru merugikan negara Dunia Ketiga Kesenjangan hubungan antara negara sentral dengan negara Dunia Ketiga
  • 33. INDIKATOR PEMBANGUNAN 3 Kualitas hidup Merupakan salah satu indikator yang memungkinkan sebuah negara untuk memperkirakan derajat kesejahteraan penduduknya. 1 Kekayaan rata-rata Diukur berdasarkan pendapatan per kapita penduduk dengan menggunakan GDP/PDB, GNP atau PNB yang dibagi dengan jumlah penduduk. 2 Pemerataan pendapatan negara Dilihat dari: ● % GNP yang dinikmati oleh 40% penduduk miskin, ● % GNP yang bisa dinikmati oleh 40% penduduk menengah, ● % GNP yang bisa dinikmati oleh 20% penduduk kaya. Ketimpangan dalam persentase berarti pemerataan pendapatan negara tidak tercapai. ➢ Indikator penentu keberhasilan pembangunan (Budiman, 2000)
  • 34. INDIKATOR PEMBANGUNAN 6 Keadilan sosial dan kesinambungan Indikator ini menggabungkan dua pendekatan yang sebelumnya sudah melakukan kritik terhadap pertumbuhan ekonomi sebagai orientasi utama, yaitu pendekatan pemerataan pendapatan dan kualitas lingkungan hidup. 4 Human Development Index (HDI) Pengukuran perbandingan angka harapan hidup, angka melek huruf, tingkat pendidikan, dan standar hidup untuk semua negara di dunia. 5 Kualitas Lingkungan hidup Indikator ini menekankan pentingnya aspek Lingkungan Hidup sebagai indikator pembangunan. ➢ Indikator penentu keberhasilan pembangunan (Budiman, 2000)
  • 35. KEMISKINAN DALAM PEMBANGUNAN Kemiskinan merupakan sebuah kondisi ketika seseorang tidak mampu memenuhi kebutuhan hidup minimal; ● makanan, ● pakaian, ● perumahan, ● pendidikan, dan ● kesehatan
  • 36. Tipe Kemiskinan Absolut Ukurannya sudah ditentukan secara absolut, dan diterapkan di setiap tempat atau wilayah Relatif Ditentukan berdasarkan perbandingan relatif tingkat kesejahteraan antar penduduk setempat. Struktural Struktur sosial masyarakat tidak dapat ikut menggunakan sumber- sumber pendapatan yang sebenarnya tersedia bagi mereka.
  • 37. Kemiskinan Menurut BPS ▪ Kemiskinan menurut BPS didefinisikan dengan kemampuan memenuhi kebutuhan dasar (basic needs approach) ▪ Penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah garis kemiskinan Garis kemiskinan yang digunakan BPS GKM atau garis kemiskinan makanan GKNM atau garis kemiskinan non- makanan
  • 38. Tingkatan Kemiskinan (Sajogyo, 1977) Miskin (Poor) 03 miskin (poor), yaitu Jika pengeluaran per kapita per tahun berada antara 240 dan 320 kg setara beras Miskin sekali (Very Poor) 02 Jika pengeluaran per kapita per tahun berada antara 180 dan 240 kg setara beras Melarat (Misery Level) 01 Jika pengeluaran per kapita per tahun kurang dari 180 kg setara beras Agak Miskin (Moderate) 04 Pengeluaran per kapita per tahun sama dengan 320 kg dan keatas setara beras
  • 39. Individu/keluarga dikategorikan sebagai warga miskin apabila memiliki minimal 9 indikator dari 14 indikator BPS berikut: 1. Lantai bangunan tempat tinggal kurang dari 8 m2 per orang; 2. Jenis lantai bangunan tempat tinggal terbuat dari tanah/bambu/kayu murahan; 3. Jenis dinding tempat tinggal terbuat dari bambu/rumbia/kayu berkualitas rendah/tembok tanpa plester; 4. Tidak memiliki fasilitas buang air besar/bersama- sama dengan rumah tangga lain; 5. Sumber penerangan rumah tangga tidak menggunakan listrik 6. Sumber air minum berasal dari sumur/ mata air tidak terlindungi/ sungai/ air hujan 7. Bahan bakar untuk memasak sehari-hari adalah kayu bakar/arang/ minyak tanah 8. Hanya mengonsumsi daging/susu/ ayam satu kali dalam seminggu 9. Hanya membeli satu stel pakaian baru dalam setahun 10. Hanya sanggup makan sebanyak satu atau dua kali dalam sehari 11. Tidak sanggup membayar biaya pengobatan di puskesmas/poliklinik 12. Penghasilan kepala rumah tangga di bawah Rp600.000 13. Pendidikan tertinggi kepala rumah tangga: tidak sekolah/tidak tamat SD/ hanya SD; 14. Tidak memiliki tabungan atau barang yang mudah dijual dengan nilai Rp.500.000 14
  • 40. LINGKARAN KEMISKINAN Kemiskinan akan terjadi ketika keempat unsur tersebut berada pada posisi rendah (Nurkse, 1961)
  • 43. SEKIAN DAN TERIMA KASIH Mari berdiskusi...