Dokumen tersebut membahas perkembangan teori pembangunan ekonomi internasional sejak tahun 1950-an hingga 1990-an. Terdapat beberapa aliran pemikiran yang muncul seperti teori ketergantungan, neoklasik, dan pertumbuhan ekonomi. Teori-teori tersebut berbeda pandangan dalam menjelaskan penyebab belum berkembangnya negara-negara Dunia Ketiga.
2. Dekade 1950-an dan 1960-an
Para teorisi cenderung memandang proses pembangunan
sebagai serangkaian tahapan pertumbuhan ekonomi yang
berurutan, yang pasti akan dialami oleh setiap negara yang
menjalankan pembangunan.
Pandangan ini merupakan suatu bentuk teori ekonomi yang
menyoroti pembangunan sebagai paduan dan kuantitas
tabungan nasional, penanaman modal, dan bantuan asing
dalam jumlah yang tepat.
Kesemuanya itu harus sedapat mungkin diupayakan serta
diadakan oleh negara-negara Dunia Ketiga agar mereka
juga dapat menapaki jalur-jalur pertumbuhan ekonomi
modern yang menurut sejarahnya telah dilalui dengan
sukses oleh negara-negara yang sekarang maju.
Dengan demikian, pembangunan itu diidentikkan dengan
pertumbuhan ekonomi agregat secara cepat.2
PembangunanEkonomi
EdisiKesembilan
3. Dekade 1970-an
Pendekatan tahapan-linier tergusur oleh dua
aliran pemikiran ekonomi, yang sesungguhnya
lebih berbau ideologis daripada akademis.
Aliran pemikiran yang pertama
menitikberatkan pada teori dan pola perubahan.
Aliran pemikiran yang kedua adalah
revolusi ketrgantungan internasional.
3
PembangunanEkonomi
EdisiKesembilan
4. Aliran Pemikiran yang Pertama
Menggunakan teori-teori ekonomi modern dan
analisis statistik guna melukiskan proses
struktual internal yang harus dialami oleh
negara-negara berkembang agar mampu dan
berhasil menciptakan serta sekaligus
memprtahan pertumbuhan ekonominya yang
cepat.
4
PembangunanEkonomi
EdisiKesembilan
5. Aliran Pemikiran yang Kedua
Bersifat radikal dan lebih berorientasi politik.
Memandang ketrbelakangan negara-negara berkembang
sebagai akibat pola hubungan kekuasaan internasional
yang tidak adil.
Perhatian utama teori ini ditujukan pada pentingnya
menyusun kebijakan baru untuk menghapuskan
kemiskinan secara total, menyediakan kesempatan kerja
yang lebih bervariasi, dan mengurangi keyimpangan
distribusi pendapatan.
5
PembangunanEkonomi
EdisiKesembilan
6. Dekade 1980-an
Kontrarevolusi neoklasik (seringkali disebut neoliberal)
Menekankan pada peranan menguntungkan yang
dimainkan oleh pasar-pasar bebas, perekonomian terbuka,
dan swastanisasi perusahaan-perusahaan milik pemerintah
atau negara yang kebanyakan memang tidak efisien dan
boros.
Menurut teori ini, kegagalan pembangunan tidak
disebabkan oleh kekuatan-kekuatan eksternal maupun
internal sebagaimana diyakini oleh para tokoh teorisi
ketergantungan, melainkan diakibatkan oleh terlalu
banyaknya campur tangan dan regulasi pemerintah dalam
kehidupan perekonomian nasional.
6
PembangunanEkonomi
EdisiKesembilan
7. Akhir 1980-an dan Awal 1990-an
Teri baru pertumbuhan ekonomi.
Tepri ini mencoba memodifikasikan dan mengembangkan
teori pertumbuhan tradisional sedemikian rupa sehingga
ia dapat menjelaskan mengapa ada sebagian negara yang
mampu berkembang begitu cepat sedangkan yang lain
begitu sulit atau bahkan mengalami stagnasi (kemacetan).
7
PembangunanEkonomi
EdisiKesembilan
8. Model Ketergantungan
Neokolonial
Secara tidak langsung model ketergantungan neokolonial
ini adalah suatu pngembangan pemikiran kaum Marxis,
yang menghubungkan keberadaan dan kelanggengan
negara-negara terbelakang terhadap evolusi sejarah
hubungan internasional yang sama sekali tidak seimbang
antara negara-negara kaya dengan negara-negara miskin
dalam suatu sistem kapitalis internasional.
8
PembangunanEkonomi
EdisiKesembilan
9. Model Paradigma Palsu
Cabang atau aliran yang kedua dari teori ketergantungan
internasional terhadap topik pembangunan ini relatif tidak
begitu radikal. Aliran ini mencoba menghubungkan
keterbelakangn negara-negara Dunia ketiga dengan
kesalahan dan ketidaktepatan saran yang diberikan oleh
para pengamat atau “pakar” internasional, meskipun
saratersebut baik seiring tidak diinformasikan secara tepat,
biasa dan hanya didasarkanpada suatu kebudayaan tertentu
saja yang bernaung dibawah kembaga-lembaga negara-
negara maju dan organisasi-organisasi donor internasional.
9
PembangunanEkonomi
EdisiKesembilan
10. Tesis Pembangunan-Dualistik
Konsep dualisme ini terdiri dari emat elemen kunci yaitu:
Beberapa kondisi yang berbeda, “Superior” dan “Inferior” hadir
bersamaan dalam waktu bersamaan.
Koeksistensi bukanlah suatu hal yang bersifat sementara atau
tradisional, melainkan suatu yang bersifat baku, permanen atau
kronis.
Kadar superioritas serta interioritas dari masing-masing elemen
tersebut bukan hanya menunjukkan tanda-tanda berkurang,
melainkan cenderung meningkat.
Hubungan saling-keterkaitan antara elemen-elemen yang superior
dangan elemen-elemen inferior tersebut terbekuk dan
berlangsung sedemikian rupa.10
PembangunanEkonomi
EdisiKesembilan
11. Beberapa kesimpulan dan
Implikasinya
Terlepas dari soal perbedaan ideologi diantara para pendukung
teori ketergantungan neokolinial, model paradigma palsu, dan
model dualisme bersama-sama secara tegas menolak penekanan
khusus dalam teori-teori ekonomi neoklasik tradisional yang
dirancang untuk mempercepat pertumbuhan GDP sebagai tujuan
utama pembangunan. Para ahli teori ketergantungan, model
paradigma palsu dan kalangan penganjur teori-teori dualisme
lebih menekankan pada fakta ketidakseimbangan kekuasaan
internasional dan perlunya dilakukan suatu reformasi ekonomi,
politik, dan kelembagaan secara mendasar, baik di masing-masing
negara berkembang maupun terhadap sistem internasional secara
keseluruhan.
11
PembangunanEkonomi
EdisiKesembilan