Modul ini membahas proses metamorfosis pada katak, mulai dari telur hingga menjadi katak dewasa. Terdapat dua jenis metamorfosis yaitu sempurna dan tidak sempurna. Katak mengalami metamorfosis sempurna yang melalui tahap telur, berudu, dan dewasa. Prosesnya dimulai dari pembuahan telur hingga menetas menjadi berudu, kemudian berubah menjadi katak dewasa melalui beber
2. Media pembelajaran metamorfosis katak
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas karunia-Nya, penulis bisa menyelesaikan modul ini dengan
baik. Modul ini dibuat berdasarkan materi yang diperoleh pada
sumber-sumber yang ada.
Modul ini disajikan dengan bahasa yang sederhana dan
mudah dipahami, diharapkan dapat membantu dan memudahkan
kita dalam mempelajari materi tentang “Metamorfosis pada
Katak” dan beberapa hal lain yang menyertainya.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan modul ini
masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami menerima
berbagai kritik dan saran yang sifatnya membangun, demi
sempurnanya modul tersebut.
Tanggal 28 April 2015
Penulis,
3. Media pembelajaran metamorfosis katak
CIPTA KARYANI
DAFTAR ISI
Kata pengantar.............................................................. 2
Daftar isi......................................................................... 3
Bab 1 Pendahuluan........................................................ 4
Bab II Pembahasan........................................................ 5
a. Kompetensi dasar.............................................. 5
b. Materi pokok ..................................................... 5
c. Uraian materi..................................................... 5
d. Ringkasan........................................................... 25
e. Contoh soal latihan............................................ 26
Daftar pustaka
4. Media pembelajaran metamorfosis katak
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Semua makhluk hidup mengalami proses perubahan
berupa pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan yang
dimaksud adalah bertambahnya ukuran, jumlah dan volume sel-
sel yang menyusun tubuh organisme tersebut. Perubahan ini
bersifat irrevesibel ( tidak dapat kembali ke ukurannya semula).
Contoh pertumbuhan yaitu bertambahnya tinggi, berat, maupun
perubahan bentuk tubuh yang menjadi bentuk dewasa.
Pertumbuhan dapat di ukur atau disebut kuantitatif.
Sedangkan perkembangan yaitu proses perubahan
dimana organisme tumbuh menuju kedewasaan atau
5. Media pembelajaran metamorfosis katak
kematangan. Tahap perkembangan ini tidak dapat diukur atau
bersifat kualitatif.
Pertumbuhan dan perkembangan pada hewan dibagi
menjadi dua fase yaitu fase embrionik dan pasca embrionik. Fase
embrionik diawali ketika telah terjadi pembuahan (fertilisasi)
antara telur sel telur dan sperma. Hasil pembuahan ini diawali
adalah zigot, zigot akan berkembang menjadi embrio.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kompetensi Dasar: memahami cara metomorfosis pada
katak
B. Materi pokok
Pengertian metamorfosis
Jenis-jenis metamorfosis
Proses metamorfosis pada katak
Siklus pada katak
Jenis-jenis katak
Perubahan pada amfibi
6. Media pembelajaran metamorfosis katak
C. Uraian materi
1. Pengertian Metamorfosis
Metamorfosis adalah proses perubahan yang dialami
anura (dan juga pada amfibi jenis urodela dan caecilia).
Metamorfosis dimulai dari telur dan berakhir pada masa dewasa.
Saat mereka meninggalkan bentuk telur, amfibi memiliki wujud
larva (kecebong). Saat ini terjadi perubahan anatomi, makanan,
dan gaya hidup, perlahan dari tahap awal, yang sepenuhnya di
air menjadi hewan yang teradaptasi hidup di darat. Kodok Eropa
biasa berkembang dari telur menjadi dewasa dalam waktu sekitar
16 minggu. Beberapa hewan mengalami perubahan bentuk
dalam pertumbuhan dan perkembangannya. Proses tersebut
dinamakan metamorphosis. Metamorphosis adalah perubahan
bentuk secara bertingkat dari masa muda hewan menjadi
dewasa.
Metamorfosis merupakan suatu proses biologi di mana
hewan secara fisik mengalami perkembangan biologis setelah
dilahirkan atau menetas, melibatkan perubahan bentuk atau
struktur melalui pertumbuhan sel dan differensiasi sel.
7. Media pembelajaran metamorfosis katak
Metamorfosis berasal dari bahasa Yunani yaitu Greek = meta
(diantara, sekitar, setelah), morphe` ( bentuk), osis (bagian dari),
jadi metamorphosis merupakan perubahan bentuk selama
perkembangan post-embrionik. Hewan yang mengalami
metamorfosis cukup banyak, di antaranya adalah katak, kupu-
kupu dan serangga.
2. Jenis-jenis metamorfosis
Metamorfosis terbagi atas dua jenis, yaitu metamorphosis
sempurna dan metamorphosis tidak sempurna.
a. Metamorphosis sempurna
Metamorphosis sempurna adalah perubahan bentuk
tubuh hewan dari telur hingga dewasa yang setiap fasenya
mengalami perubahan bentuk yang sangat berbeda. Tahap-tahap
pertumbuhan dan perkembangan hewan yang mengalami
metamorphosis sempurna adalah telur, telur berubah menjadi
larva, larva berubah menjadi pupa, pupa berkembang menjadi
dewasa, dan begitu seterusnya.
8. Media pembelajaran metamorfosis katak
Metamorfosis sempurna Merupakan metamorphosis yang
melewati tahapan-tahapan mulai dari telur-larva-pupa-imago
(dewasa). Contoh metamorphosis sempurna terjadi pada katak
dan kupu-kupu. Berikut adalah proses metamorfosis sempurna :
Metamorfosis pada katak pada awalnya, katak betina
dewasa akan bertelur, kemudian telur tersebut akan menetas
setelah 10 hari. Setelah menetas, telur katak tersebut menetas
menjadi Berudu. Setelah berumur 2 hari, Berudu mempunyai
insang luar yang berbulu untuk bernapas. Setelah berumur 3
minggu insang berudu akan tertutup oleh kulit. Menjelang umur
8 minggu, kaki belakang berudu akan terbentuk kemudian
membesar ketika kaki depan mulai muncul. Umur 12 minggu,
kaki depannya mulai berbentuk, ekornya menjadi pendek serta
bernapas dengan paru-paru. Setelah pertumbuhan anggota
badannya sempurna, katak tersebut akan berubah menjadi katak
dewasa.
Contohnya yaitu nyamuk, lalat, kupu-kupu, dan katak.
9. Media pembelajaran metamorfosis katak
b. Metamorfosis tidak sempurna
Hewan yang mengalami metamorphosis tidak sempurna berbeda
dengan hewan yang mengalami metamorphosis sempurna.
Metamorphosis tidak sempurna adalah perubahan bentuk hewan
yang tidak terlalu berbeda.
Hewan yang mengalami metamorphosis tidak sempurna tidak
mengalami fase larva dan pupa. Tahap-tahap pertumbuhan dan
perkembangannya yakni telur, menjadi nimfa, kemudian menjadi
hewan dewasa. Contohnya yakni capung, belalang, kecoa dan
jangkrik.
10. Media pembelajaran metamorfosis katak
3. Proses metamorphosis pada katak
Katak merupakan salah satu hewan amfibia yang paling
populer. Saat kanak-kanak, biasanya kita mengejar katak dan
menjadikannya sahabat saat bermain. Namun beranjak dewasa,
pola pikir terhadap katak berubah dan kita menganggapnya
sebagai salah satu binatang yang menjijikan. Hal ini boleh jadi
dikarenakan kulitnya yang berlendir. Banyak di antara kita yang
gagal membedakan yang mana katak dan yang mana kodok.
Memang sepintas keduanya mirip. Meski demikian, jika Anda
jeli Anda akan dengan mudah menemukan perbedaannya. Katak
sendiri memiliki kulit yang kasar dengan bintil hingga
berbingkul. Ia memiliki kulit yang cenderung kering dan kaki
pada bagian belakangnya cenderung pendek. Hal sebaliknya
terdapat pada kodok. Ia memiliki kulit yang lembab berlendir,
11. Media pembelajaran metamorfosis katak
kaki belakang yang panjang dan tubuh yang bulat atau gempal.
Meski dibedakan, namun metamorfosis katak dan juga kodok
sama saja. Hidup mereka dimulai dari telur kemudian menjadi
kecebong atau berudu dan kemudian menjadi katak atau kodok
yang dewasa.
Kehidupan katak juga kodok dimuali dari telur yang oleh sang
indukan diletakkan di air atau di tempat-tempat yang basah
seperti lumut. Dalam sekali bertelur, induk katak atau kodok bisa
mengeluarkan hingga 20000 butir telur. Jumlah ini bergantung
pada tingkat kesehatan sang induk. Dalam setahun, induk katak
atau kodok bisa bertelur sebanyak 3 kali. Selanjutnya, telur katak
akan menetas dan jadilah berudu atau yang biasa kita namai
kecebong. Bentuknya serupa dengan anak ikan dengan warna
hitam pada sekujur tubuhnya. Kecebong ini bernafas dengan
insang yang pada usia tiga minggu akan tertutup secara alamiah
oleh kulitnya yang terus tumbuh.
12. Media pembelajaran metamorfosis katak
Katak merupakan hewan golongan amfhibi, yaitu hewan yang
mempunyai dua fase keberadaan yakni dia air dan didarat atau
hewan yang hidup di dua dunia. Tubuh katak terbagi menjadi
kepala dan badan (tidak ada leher). Mulut sangat lebar. Tiap
tangan mempunyai 4 jari, jari kelima rudimenter. Tiap kaki
mempunyai 5 buah jari dengan selaput antar jari – jari. Katak
mempunyai peredaran darah tertutup dan peredaran darah ganda.
Dan katak merupakan hewan ovivar (bertelur). Katak merupakan
hewan berdarah dingin, jadi katak memerlukan panas untuk
mempertahankan hidupnya dan metabolisme tubuhnya. Dan
katak berperan sangat penting sebagai indicator pencemaran
lingkungan.
13. Media pembelajaran metamorfosis katak
Kodok dan katak kawin pada waktu-waktu tertentu,
misalnya pada saat bulan mati atau pada ketika menjelang hujan.
Pada saat itu kodok-kodok jantan akan berbunyi-bunyi untuk
memanggil betinanya, dari tepian atau tengah perairan. Beberapa
jenisnya, seperti kodok tegalan (Fejervarya limnocharis) dan
kintel lekat alias belentung (Kaloula baleata), kerap membentuk
‘grup nyanyi’, di mana beberapa hewan jantan berkumpul
berdekatan dan berbunyi bersahut-sahutan. Suara keras kodok
dihasilkan oleh kantung suara yang terletak di sekitar lehernya,
yang akan menggembung besar manakala digunakan.
Katak betina dan katak jantan tidak memiliki alat kelamin luar.
Pembuahan katak juga terjadi di luar tubuh. Pada saat kawin,
katak betina dan katak jantan akan melakukan ampleksus, yaitu
katak jantan akan menempel pada punggung katak betina dan
menekan perut katak betina. Kemudian katak betina akan
mengeluarkan ovum ke dalam air atau pun tempat-tempat yang
lembab. Seperti beberapa jenis kodok pegunungan menyimpan
telurnya di antara lumut-lumut yang basah di pepohonan.
Sementara jenis kodok hutan yang lain menitipkan telurnya di
punggung kodok jantan yang lembap, yang akan selalu menjaga
14. Media pembelajaran metamorfosis katak
dan membawanya hingga menetas bahkan hingga menjadi kodok
kecil. Setiap ovum yang dikeluarkan katak betina diselaputi oleh
selaput telur atau membran vitelin. Sebelumnya, ovum katak
yang telah matang dan berjumlah sepasang ditampung oleh suatu
corong. Perjalanan ovum dilanjutkan melalui saluran telur atau
oviduk. Dekat pangkal oviduk pada katak betina dewasa,
terdapat saluran yang menggembung yang disebut kantung telur
atau uterus. Oviduk katak betina terpisah dengan ureter (saluran
kemih). Oviduk berkelok-kelok dan bermuara di kloaka.
Segera setelah katak betina mengeluarkan ovum, katak jantan
juga akan menyusul mengeluarkan sperma. Sperma yang
dihasilkan oleh testis yang berjumlah sepasang dan disalurkan ke
dalam saluran sperma (vas deferens). Vas deferens katak jantan
bersatu dengan ureter (saluran kemih). Dari vas deferens sperma
bermuara di kloaka. Setelah terjadi fertilisasi eksternal, ovum
akan diselimuti oleh cairan kental, sehingga kelompok telur
tersebut berbentuk gumpalan telur. Sekali bertelur katak mampu
mengeluarkan telur sebanyak 5.000 sampai 20.000 telur dan
umumnya berlangsung tiga kali setahun.
4. Siklus hidup katak
15. Media pembelajaran metamorfosis katak
a. Tahap telur
Telur kodok ditutupi dengan kapsul mirip agar-agar yang
mengembang saat menyentuh air. Pengembangan ini membuat
volumenya membesar dan janin terlindungi. Telur-telur ini
bertumpuk dalam satu tumpukan agar kelangsungan hidup lebih
terjaga dan panas juga lebih dapat bertahan. Akibatnya kecebong
dapat menetas dalam waktu singkat. Banyak katak dan kodok
memakai danau atau sungai yang mengering di masa tertentu,
karena hal ini mencegah hewan datang memakan telur dan
kecebong mereka.
Gambar.1.1
b. Tahap kecebong (3 hari)
16. Media pembelajaran metamorfosis katak
Kecebong memiliki kepala besar dan tegak. Bernafas dengan
insang dan mulut yang terbuka untuk makan. Insang luar muncul
tiga hari setelah kecebong keluar dari telur dan melekat pada
tumbuhan air dengan alat hisapnya. Makanannya berupa
pitoplankton sehingga berudu tahap awal merupakan herbivor.
gambar.1.2
Gambar Kecebong usia 10 hari yaitu pembesaran ukuran tubuh,
memiliki ekor panjang.
c. Tahap kecebong lanjutan (4 minggu)
Insang luarnya tertutup kulit tubuh dan digantikan oleh insang
dalam. Mereka memakan ganggang. Kaki belakang muncul
seperti berudu berkaki.
d. Perubahan kedua (6 minggu)
17. Media pembelajaran metamorfosis katak
Kecebong mulai terlihat seperti kodok kecil dengan ekor
panjang. Mereka berenang di tepi sungai secara berkelompok.
Ekor ini kemudian memendek dan mulai berbentuk seperti
bumerang. Bersamaan dengan itu, mulai terbentuk lubang
hidung dan paru-paru. Serta celah-celah insang mulai tertutup
dan celah-celah insang digantikan dengan anggota gerak depan.
e. Perubahan lanjutan kedua (9 minggu)
Sejenis jaringan terbentuk dan membagi atrium jantung.
Akibatnya jantungnya kini memiliki tiga ruangan, yang
membantu aliran darah antara jantung dan paru-paru.
f. Perubahan lanjutan ketiga (16 minggu)
Kecebong telah memiliki kaki belakang yang kuat. Matanya juga
telah menonjol. Ekornya sangat pendek.
18. Media pembelajaran metamorfosis katak
gambar.1.3
g. Perubahan terakhir
Kodok-kodok dewasa berkumpul di tepian sungai sebelum
meninggalkan air untuk pertama kalinya. Mereka melakukan ini
secara berkelompok. Dan pernapasan yang digunakan adalah
paru-paru dan kulit. Kulit katak selalu basah agar dapat
berfungsi sebagai alat pernapasan ketika katak berada di air atau
pun di darat. Kulit katak sangat tipis, mengandung kapiler darah
dan dilengkapi dengan kelenjar-kelenjar penghasil lendir di
bagian dermis dan di bawah kulit.
h. Ibu dan bapak kodok
Walaupun naluri bertahan hidup anura (katak) tidak
berkembang baik, katak dan kodok juga merawat anak mereka.
Mereka bertelur dalam jumlah besar untuk memastikan ada
19. Media pembelajaran metamorfosis katak
banyak kecebong yang dapat lolos dari predator yang memakan
telur. Lapisan gelatin juga melindungi telur dari predator lain.
Beberapa jenis kodok bahkan memelihara anak mereka dengan
menjadikan punggung mereka sendiri sebagai sarang. Contoh
kodok demikian adalah katak suriname.
Gambar 1.3 katak suriname
5. Jenis-jenis katak
Berdasarkan daerah asalnya, kodok dapat dibedakan menjadi
dua, yaitu kodok lokal dan kodok introduksi. Menurut hasil
20. Media pembelajaran metamorfosis katak
penelitian, terdapat empat jenis kodok yang merupakan kodok
asli Indonesia (lokal), yaitu kodok rawa (Rana limnocharis),
kodok sawah (Rana cancrivora), kodok batu (Rana musholini)
dan kodok hijau (Rana macrodon). Kodok introduksi yang
dikenal adalah kodok lembu atau bullfrog (Rana catesbeiana).
1. Kodok Rawa (Rana limnocharis)
Kodok rawa juga sering disebut kodok totol karena seluruh
permukaan tubuhnya berwarna kecokelatan dan dipenuhi
dengan totol berwarna cokelat tua, lebih tua dan lebih gelap
daripada warna dasarnya. Secara alami, jenis kodok ini
tumbuh dan berkembang biak di rawa-rawa. Jika
dibandingkan dengan kodok lokal lainnya, kodok rawa
merupakan kodok yang memiliki rasa daging paling enak,
meskipun ukuran badannya hanya dapat mencapai maksimal
8 cm.
2. Kodok Sawah (Rana cancrivora dan R. trigina)
Kodok jenis ini kebanyakan ditemukan di sawah-sawah
sehingga disebut kodok sawah. Di Indonesia terdapat dua
spesies kodok sawah, yakni Rana cancrivora dan R. trigina.
R. cancrivora dapat tumbuh hingga mencapai ukuran badan
21. Media pembelajaran metamorfosis katak
10 cm. Kodok ini dapat dikenali dari bercak-bercak cokelat
tua yang terdapat pada bagian punggung dari depan ke
belakang. R. trigina hampir sama dengan R. cancrivora,
namun memiliki garis-garis hitam pada bagian paha. Berbeda
dengan kodok hijau, jika berjongkok kodok sawah akan
tampak seperti rata dengan tanah. Jika diiris kulisnya, akan
kelihatan bahwa dagingnya berwarna putih.
3. Kodok Batu (Rana musholini)
Kodok batu juga biasa disebut dengan kodok raksasa karena
dapat mencapai berat badan hingga 1,5 kg dan panjang
mencapai 22 cm. Kodok betina biasanya berukuran lebih
besar daripada kodok jantan. Kepala kodok batu berbentuk
pipih dengan moncong halus berbentuk segitiga (triangular).
Ujung moncong ada yang berbentuk runcing atau tumpul.
Gendang telinga terlihat jelas. Pada kelopak mata terlihat
adanya bintil-bintil. Kodok raksasa mudah dibedakan dari
jenis yang lainnya dengan melihat ukuran dan warna kulitnya.
Kodok raksana memiliki kulit tubuh yang lebih halus, bagian
kepala dan punggung berwarna cokelat keabu-abuan sampai
hitam dengan bercak-bercak hitam maupun cokelat, dan
warna kulit perut bersih. Kodok batu biasa ditemukan
22. Media pembelajaran metamorfosis katak
diantara bebatuan dan konon mampu melompat hingga sejauh
8 m.
4. Kodok Hijau (Rana macrodon)
Hampir seluruh bagian tubuh kodok hijau berwarna hijau
sehingga disebut kodok hijau, dengan totol-totol berwarna
cokelat kehijau-hijauan. Daging kodok hijau berwarna
kekuningan. Jenis kodok ini banyak ditemukan di daerah
pegunungan, tepatnya di sungai-sungai, namun tidak jarang
juga ditemukan di sawah. Dalam keadaan berjongkok, tubuh
bagian depan lebih tinggi daripada tubuh bagian belakang.
Paha terlihat lebih panjang dibandingkan dengan jenis
kodok yang lain. Jika tumbuh di alam bebas, kodok hijau
dapat mencapai ukuran panjang 15 cm.
5. Kodok Lembu atau Bullfrog (Rana catesbeiana)
Kodok lembu merupakan introduksi dari Amerika dan
Inggris. Jika dibandingkan dengan kodok asli Indonesia,
kodok introduksi mempunyai banyak kelebihan, antara lain
lebih mudah beradaptasi dengan lingkungan, memiliki
ukuran yang relatif lebih besar, memiliki pertumbuhan yang
lebih cepat dan tidak tergantung pada pakan alami atau
dapat diberi pakan tambahan dengan gizi yang tinggi.
23. Media pembelajaran metamorfosis katak
Dalam pengembangan agrobisnis kodok unggul di
Indonesia, jenis kodok lembu atau bullfrog (Rana
catesbeiana Shaw) dipilih sebagai spesies kodok yang
diprioritaskan.
6. Perubahan yang terjadi pada amfibi
Pada metamorfosis amphibi banyak sekali mengalami perubahan
baik secara morfologi maupun fisiologi.
a. Perubahan spesifik
organ tubuh yang berbeda juga akan merespon beda pada
stimulasi hormon. Stimulus yang sama menyebabkan beberapa
jaringan degenerasi dan menyebabkan diferensiasi dan
perkembangan yang berbeda. Respon hormon thyroid lebih
spesifik pada bagian-bagian tubuh tertentu. Pada ekor, T3
menyebabkan kematian dari sel-sel epidermal. Meskipun terjadi
kematian dari sel-sel epidermal pada ekor, kepala dan epidermis
tubuh tetap melanjutkan fungsinya.-Hormon yang berperan
dalam metamorfosis katak. Metamorfosis ini dikontrol hormon
thyroid. Perubahan metamorfosis dari perkembangan katak
24. Media pembelajaran metamorfosis katak
dengan mensekresikan hormon thyroxin (T4) dan triiodothronine
(T3) dari thyroid selama metamorfosis. Peranan hormon T3
lebih penting, hal ini disebabkan perubahan metamorfosis pada
thyroidectomized berudu memiliki konsentrasi yang lebih rendah
bila dibandingkan dengan hormon T4. Koordinasi dari
perubahan perkembangan dan respon molekul hormon thyroid.
Salah satu masalah utama dari metamorfosis adalah koordinasi
saat perkembangan. Pada dasarnya, ekor tidak mengalami
degenerasi sampai terbentuk dan berkembangnya organ-organ
lokomosi. Seperti berkembangnya kaki dan tangan untuk
pergerakan dan insang tidak akan mengalami perubahan fungsi
sampai berkembang otot paru-paru. Hal ini menunjukkan bahwa
koordinasi metamorfosis yang berbeda pada jaringan dan organ
akan memberikan respon yang berbeda pada hormon.
b. Proses Morfologi
Pada amphibi, metamorfosis umumnya digabungkan dengan
perubahan persiapan yang mana dari organisme aquatik untuk
25. Media pembelajaran metamorfosis katak
menjadi organisme daratan. Pada urodela (salamander),
perubahan ini meliputi berkurangnya ekor dan rusaknya insang
bagian dalam dan berubahnya struktur kulit. Pada anura,
perubahan metamorfosis berlangsung secara dramatis dan
kebanyakan organ-organnya telah termodifikasi. Perubaan ini
meliputi hilangnya gigi dan insang internal pada anak katak,
seperti hilangnya ekor, kemudian akan terjadi proses
pembentukan seperti berkembangnya anggota tubuh dan
morfogenesis kelenjar dermoid. Perubahan lokomosi terjadi dari
pergerakan ekor menjadi terbentuknya lengan depan dan lengan
belakang. Gigi yang digunakan untuk mencabik tanaman hilang
dan digantikan dengan perubahan bentuk baru dari mulut dan
rahangnya, otot dari lidah juga berkembang, insang mengalami
degenerasi, paru-paru membesar, otot dan tulang rawan
berkembang untuk memompa udara masuk dan keluar pada
paru-paru. Mata dan telinga berdiferensiasi. Telinga bangian
tengah berkembang dan membran timfani terletak pada bagian
telinga luar.
c. Proses Biokimia
26. Media pembelajaran metamorfosis katak
Penambahan secara nyata pada perubahan morfologi, yang
terpenting adalah terjadinya transformasi biokimia selama
metamorfosis. Pada berudu, fotopigmen ratina yang utama
adalah porphyropsin. Selama metamorfosis, pigmen ini merubah
karakterisik fotopigmen dari darat dan vertebrata perairan.
Pengikatan hemoglobin (Hb) dengan O2 juga mengalami
perubahan. Enzim yang terdapat pada hati juga mengalami
perubahan, hal ini disebabkan adanya perubahan habitat.
Kecebong bersifat ammonotelik yaitu mensekresikan amonia,
sedangkan katak dewasa bersifat ureotelic yaitu mensekresikan
urea. Selama metamorfosis, hati mensintesis enzim untuk siklus
urea agar dapat membentuk atau menghasilkan urea dari CO2
dan amonia.
D. Ringkasan
Metamorfosis adalah perubahan bentuk secara bertingkat dari
masa muda hewan menjadi dewasa. Metamorphosis dibagi
27. Media pembelajaran metamorfosis katak
menjadi dua jenis yaitu metamorphosis sempurna dan
metamorphosis tidak sempurna. Katak termasuk kedalam
kelompok amphibi yang tergolong kedalam hewan dengan
metamorphosis sempurna. Yaitu dari bentuk telur, menjadi
berudu, kemudian berudu berkaki, katak berekor, dan katak
dewasa.
E. Soal latihan
Setelah anda melaksanakan pelajaran tentang materi
metamorfosis katak maka sekarang jawablah soal-soal
berikut ini!
1. Apa yang dimaksud dengan metamorfosis?
2. Jelaskan proses metamorfosis pada katak?
3. Sebut dan jelaskan jenis-jenis metamorfosis?
4. Jelaskan siklus hidup pada katak?
5. Perubahan apa saja yang terjadi pada amfibi?
Jelaskan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Boulenger, G. A. 1978. The Tailles Batrachians of
Europe, Vol. 1-2. Ayer Publishing
28. Media pembelajaran metamorfosis katak
2. Burton, M., Burton, R. 2002. International Wildlife
Encyclopedia. Marshall Cavendish.
3. De Beer, G.R. 2007. Embryos and Ancestors. Read
Books.
4. McDiarmid, R.W., Altig, R. 1999. Tadpoles: the biology
of anuran larvae. University of Chicago Press
5. Morgan, T.H. 2010. The Development of the Frog’s Egg;
An Introduction to Experimental Embryology. General
Books LLC.
6. Seri Budidaya Bullfrog, Pembenihan dan Pembesaran,
oleh Iskandar Kanna, A. Md