SlideShare a Scribd company logo
1 of 27
TUGAS KEPERAWATAN JIWA
Tentang
“ KONSEP RECOVERY PADA MASALAH GANGGUAN JIWA “
Oleh : Kelompok 2
Dosen Pembimbing :
Ns. SILVIA INTAN SURI, S.Kep, M. Kep
STIKes YARSI SUMBAR BUKITTINGGI
PRODI S1 KEPERAWATAN
TAHUN AKADEMI 2020 / 2021
ADE FERDINAADY (2013142010080)
DONELFI (2013142010108)
ARRIJALUL KHAIR (2013142010081)
GUSTIAHASTUTI (2013142010082)
WERI NOVRIANTI (2013142010079)
YULIS YANTI KLANA (2013142010092)
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan karuniaNya,
penulis dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Keperawatan Jiwa dengan topik makalah
”Konsep Recovery Pada Ganguan Jiwa” tepat pada waktunya.
Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam pengerjaan makalah ini.
Penulis juga menyadari banyak kekurangan yang terdapat pada makalah ini, oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik yang membangun agar penulis dapat berbuat
lebih banyak di kemudian hari. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada
khususnya dan pembaca pada umumnya.
Bukittinggi, Juni 2021
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . .. . . . . i
DAFTAR ISI . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . 1
B. Rumusan Masalah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . .. . .. 2
C.Tujuan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3
D.Manfaat . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Recovery. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . 4
B. Konsep Recovery. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4
C. Model Pemulihan Kesehatan Dan Model Pemulihan Dalam Perawatan
Psikiatri. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 5
D. Manfaat Dan Peran Dalam Pemberian Terapi Pada Proses
Penyembuhan. . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 7
E. Terapi Generalis. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . 8
F. Terapi Generalis. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 13
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . 23
B. Saran. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 23
DAFTAR PUSTAKA . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . 24
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Apa perbedaan antara gangguan jiwa dengan gangguan mental? Kedua istilah ini
sering dipakai secara bergantian. Penelusuran istilah gangguan jiwa justru akan
memunculkan mental illness atau mental disorder. Mental illness atau sakit jiwa
merupakan kondisi gangguan secara medis berkaitan dengan proses berpikir, suasana
hati, kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain, dan fungsi sehari-hari sebagai
individu (National Alliance on Mental Illness, 2012). Sedangkan mental disorder atau
gangguan mental menekankan pada permasalahan yang lebih kompleks dari gangguan
individu yakni gangguan dari luar individu yang mempengaruhi individu seperti: keluarga,
budaya, ekonomi, dan masyarakat. Penggunaan istilah gangguan mental saat ini sering
digunakan karena lebih menekankan pada upaya kesehatan mental (mulai tahun 1600)
yang merupakan upaya penyembuhan, perawatan, dan pemeliharaan pada
permasalahan gangguan mental individu yang menyangkut permasalahan pribadi
maupun di luar diri individu termasauk keluarga dan masyarakat sekitar.
Ketika mendengar kata gangguan mental maka yang terbersit dalam pikiran
adalah penderitaan atau perilaku aneh.Pemikiran tersebut menjadi hal yang mudah
diterima karena penderita gangguan mental cenderung menampakkan perilaku aneh
yang sulit diterima oleh akal sehat. Individu yang mengalami gangguan mental cenderung
sibuk dengan dirinya sendiri dan terkadang perkataan atau cara berpikirnya sulit
dimengerti oleh orang-orang di sekitarnya. Penggambaran kondisi yang sulit dipahami ini
menjadikan upaya untuk penyembuhan menjadi tidak mudah karena beberapa hal.Dalam
2
sejarah perkembangan psikologi abnormal, pada zaman demonologi, orang yang
mengalami gangguan mental diyakini dipengaruhi oleh kuasa roh jahat atau
setan.Pemahaman menjadikan adanya stigma dalam masyarakat pula bahwa
keberadaan orang yang mengalami gangguan mental sulit atau bahkan tidak bisa
sembuh.
Stigma masyarakat ini berkaitan dengan upaya penyembuhan terhadap gangguan
mental.Perhatian dari kelompok-kelompok tertentu terhadap upaya penyembuhan
gangguan mental membutuhkan keterlibatan dari beberapa pihak. Penelitian yang
dilakukan di Pusat Pemberdayaan Nasional di Amerika menunjukkan bahwa orang dapat
sepenuhnya pulih dari penyakit mental yang parah. Bahkan wawancara terhadap pasien
skizofrenia menunjukkan bahwa mereka akhirnya mampu menjalani kehidupan sehari-
hari setelah dinyatakan sembuh dari sakitnya dan tidak lagi tergantung pada obat-obatan.
Upaya lanjutan yang dilakukan setelah proses pengobatan adalah pemulihan gangguan
emosional, dukungan teman sebaya, dan lingkungan (Fisher, 2010). Di samping itu
berdasarkan hasil penelitian lintas budaya ditunjukkan bahwa tingkat pemulihan penyakit
mental parah jauh lebih berhasil di negara-negara berkembang dibandingkan di negara
maju karena adanya pandangan yang lebih optimis terhadap upaya-upaya pemulihan
melalui pendekatan holistik.
Hal inilah yang kemudian menarik perhatian peneliti untuk mengadakan
penelusuran terhadap para penderita gangguan mental yang telah dinyatakan sembuh
dan mampu melakukan aktivitas sehari-hari dan bekerja.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari makalah kami antara lain:
1. Apa definisi recovery?
3
2. Apa konsep recovery?
3. Apa saja model pemulihan kesehatan mental dan model pemulihan dalam
perawatan psikiatri?
4. Apa manfaat & bagaimana peran perawat dalam pemberian terapi pada proses
penyembuhan?
5. Apa saja macam-macam terapi generalis?
6. Apa saja macam-macam terapi spesialis?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengertian recovery
2. Untuk mengetahui tentang konsep recovery
3. Untuk mengetahui tentang mental health recovery model & the recovery model
in psychiatric nursing
4. Untuk mengetahui apa manfaat & bagaimana peran perawat pada pemberian
terapi pada proses penyembuhan
5. Untuk mengetahui macam-macam terapi generalis
6. Untuk mengetahui macam-macam terapi spesialis
D. Manfaat
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Untuk memahami konsep recovery dari gangguan jiwa
2. Sebagai bahan referensi dalam proses pembelajaran
3. Sebagai bahan pertimbangan dalam penulisan asuhan keperawatan
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Defenisi Recovery
Recovery merupakan suatu proses perjalanan mencapai kesembuhan dan
transformasi yang memampukan seseorang dengan gangguan jiwa untuk hidup
bermakna di komunitas yang dipilihnya untuk mencapai potensi yang dimilikinya
(USDHHS, 2006 dalam Stuart ,2013).
Recovery merupakan proses dimana seseorang mampu untuk hidup, bekerja,
belajar, dan berpartisipasi secara penuh dalam komunitasnya. Recovery berimplikasi
terhadap penurunan atau pengurangan gejala secara keseluruhan. ( Ware et al, 2008
dalam Stuart 2013)
Menurut National Consensus Statement on Mental Health Recovery – SAMHSA
2006, mental health recovery adalah suatu perjalanan atau transformasi penyembuhan
dari seorang yang mengalami problem jiwa, menuju kekehidupan yang bermakna
didalam komunitas sesuai pilihannya dengan cara mengupayakannya untuk mencapai
seluruh potensinya (SAMHSA, 2008). Kriteria obyektif rekoveri terutama “dapat hidup
mandiri” menjadi hampir tidak mungkin dicapai jika perumahan (housing) yang layak tidak
tersedia. Housing tidak hanya menjadi kebutuhan dasar dan fondasi dari stabilitas dalam
pencapaian tujuan recovery akan tetapi juga memungkinkan individu untuk berpartisipasi
dalam kehidupan bermasyarakat. (O’Hara, 2007; Liberman, 2008).
B. Konsep Recovery
Orang dengan gangguan jiwa berat yang mendapatkan dukungan tepat dan
secara individual, dapat pulih dari penyakitnya dan memiliki kehidupan yang memuaskan
serta produktif. Recovery merupakan suatu proses perjalanan mencapai kesembuhan
dan transformasi yang memampukan seseorang dengan gangguan jiwa untuk hidup
bermakna di komunitas yang dipilihnya untuk mencapai potensi yang dimilikinya
(USDHHS, 2006 dalam Stuart, 2013). Recovery merupakan proses dimana seseorang
5
mampu untuk hidup, bekerja, belajar dan berpartisipasi secara penuh dalam
komunitasnya. Recovery berimplikasi terhadap penurunan atau pengurangan gejala
secara keseluruhan (Ware et al, 2008 dalam Stuart 2013).
Kekuatan diri merupakan pondasi dari dukungan dan sistem recovery yang
berpusat pada diri sendiri dan motivasi diri. Aspek terpenting dari recovery didefinisikan
oleh setiap individu dengan pertolongan dari pemberi layanan kesehatan jiwa dan orang-
orang yang sangat penting dalam kehidupannya (Stuart, 2010). Individu menerima
dukungan pemulihan melalui aktivitas yang didefinisikan sebagai rehabilitasi, yang
merupakan proses menolong seseorang kembali kepada level fungsi tertinggi yang dapat
dicapai. Recovery gangguan jiwa merupakan gabungan pelayanan sosial, edukasi,
okupasi, perilaku dan kognitif yang bertujuan pada pemulihan jangka panjang dan
memaksimalkan kecukupan diri (Stuart, 2013).
Sejumlah praktik berbasis bukti mendukung dan meningkatkan pemulihan meliputi
: tritmen asertif komunitas komunitas, dukungan bekerja, manajemen dan pemulihan
penyakit, tritmen terintegrasi untuk mendampingi kejadian berulang gangguan jiwa dan
penyalahgunaan zat, psikoedukasi keluarga, manajemen pengobatan. Dukungan
pemulihan dalam asuhan keperawatan jiwa meliputi bekerja dengan tim tritmen
multidisiplin yang meliputi psikiater, psikolog, pekerja sosial, konselor, terapis okupasi,
pakar konsumen dan teman sejawat,manajer kasus, pengacara keluarga, pakar
pengambil kebijakan. Dukungan ini juga membutuhkan perawat untuk berfokus pda tiga
elemen yaitu : individu, keluarga dan komunitas (Stuart, 2013)
C. Model Pemulihan Kesehatan Mental Dan Model Pemulihan Dalam Perawatan
Psikiatri
Selama ini kita mengetahui bahwa recovery sama halnya dengan kembali sehat
atau sembuh terhadap suatu penyakit, tetapi dalam kesehatan jiwa kita sepakati bahwa
recovery memiliki arti yang berbeda. Recover Model pada kesehatan jiwa tidak berfokus
pada pengobatan, tetapi sebagai gantinya lebih menekankan dapat hidup beradaptasi
dengan sakit jiwa yang sifatnya kronis. Pada model ini lebih menekankan kepada
hubungan sosial, pemberdayaan, strategi koping, dan makna hidup.
6
Peplau (1952 dalam Varcarolis 2013) menciptakan teori bahwa pentingnya
hubungan interpersonal terapeutik, model recovery berubah dari hubungan nurse-patient
menjadi nurse-partner. Berdasarkan penelitian Hanrahan et al (2011 dalam Varcarolis
2013) menyatakan pentingnya meningkatkan peran individu dan keluarga dalam proses
recovery. Caldwell et al (2010 dalam Varcarolis 2013) menegaskan perawat jiwa harus
mengajarkan tenaga kesehatan lain tentang ko nsep recovery dan menyarankan cara
memberdayakan pasien dan memajukan proses recovery.
Models, Theories, and Therapies in Current Practice
No Theorist Model/Theory Focus of Nursing
1. Dorothy Johnson Behavioral
system
Membantu pasien kembali pada
keadaan seimbang ketika
mengalami stess melalui
pengurangan atau
menghilangkan sumber stress
dan mendukung proses adaptif
(Johnson, 1980)
2. Imogene King Goal attainment Membangun hubungan
interpersonal dan membantu
pasien untuk mencapai tujuan
nya berdasakan peran nya
dalam konteks sosial (King,
1981)
4. Betty Neuman System Model Membangun hubungan perawat-
pasien untuk membantu
menghadapi respon stres (1982)
5. Dorothes Orem Self-Care Deficit Mengatasi defisit perawatan diri
dan mendorong pasien untuk
terlibat secara aktif pada
7
perawatan diri mereka (Orem,
2001)
6. Hildegard Peplau Interpersonal
Relations
Menggunakan hubungan
interpersonal sebagai alat
terapeutik untuk menyembuhkan
dan mengurangi kecemasan
(Peplau, 1992)
7. Jean Watson Transpersonal
Caring
Caring merupakan prosedur dan
tugas penting; membangun
hubungan perawat-pasien
sehingga menghasilkan
Therapeutic Outcome (Watson,
2007)
D. Manfaat Dan Peran Perawat Dalam Pemberian Terapi Pada Proses Penyembuhan
Pemberian terapi adalah berbagai pendekatan penenganan klien gangguan jiwa
yang bervariasi, yang bertujuan untuk mengubah perilaku klien dengan gangguan jiwa
dengan perilaku mal adaptifnya menjadi perilaku yang adaptif. Perawat sebagai terapis
mendasarkan potensi yang dimiliki pasien sebagai titik tolak terapi atau penyembuhan
dengan memberikan berbagai macam terapi Generalis maupun Spesialis. Dalam
pemberian terapi perawat seabagai terapis senantiasa berdasarkan pada kompetensi
yang dia miliki dan kondisi pasien yang menjadi titik tolak terapi atau penyembuhan.
Efektivitas terapi komplementer dan alternatif (CAM) telah banyak dibuktikan oleh
klinisi yang merujuk klien ke praktisi CAM baik sebagai terapi tunggal ataupu terapi
tambahan dalam terapi konvensional. Terapi CAM dapat memberi dampak penting dalam
praktik keperawatan kesehatan jiwa. Terapi alternatif telah banyak dirasakan bermanfaat,
aman, hemat biaya, dan mudah dilaksanakan di tatanan kesehtan jiwa. Terapi alternatif
komplementer (CAM) dapat dilakukan oleh perawat (Stuart, 2013).
8
Keperawatan termasuk dalam posisi yang ideal dalam memberikan perawatan
dengan menggabungkan banyak terapi CAM untuk mengatasi gejala yang dialami oleh
klien dengan gangguan jiwa. Disamping itu terapi CAM yang memberdayakan klien dapat
memperkuat hubungan antar perawat dan klien dalam meningkatkan proses pemulihan
(Stuart, 2013).
E. Terapi Generalis
1. Terapi Psikofarmakologi
Psikofarmakologi merupakan sebuah standar yang telah ditetapkan dalam
menangani penyakik-penyakit neurobiologis. Namun, obat tidak dpat berjalan sendiri
dalam menangani masalah personal, social atau komponen lingkungan klien atau
respon terhadap penyakit. Kondisi-kondisi tersebut membutuhkan pendekatan yang
terintegrasi dan komperensif dalam merawat individudan gangguan jiwa.
Peran perawat dalam psikofarmakologi:
a. Pengkajian Klien
Pada proses kolaborasi pemberian obat sangat penting
melakukan pengkajian dasar klien termvsuk riwayat, kondisi fisik dan
asil laboratorium , evaluasi kesehatan jiwa, pengkajian social budaya
dan yang paling utama adalah riwayat pengobatan untuk dilengkapi
pada setiap klien sebelum diberikan pengobatan.
b. Kordinasi Tritmen Modalitas
Perawat memiliki peran penting dalam merancang program
tritmen yang komprehensif. Pilihan tritmen yang paling tepat pada setiap
klien bersifat individu dan merupakan gambaran dari rencana tritmen.
Kordinasi dalam melakukan perawatan merupakan tanggung jawab
utama perawat yang bersama-sama dengan klien dalam membina
hubungan terapiutik sebagai bagian dari tim pelayanan kesehatan.
c. Pemberian Obat
Perawat memiliki peran penting terhadap pengealaman klien
dalam mendapatkan pengobatan psikofarmakologi. Pada beberapa
9
pelayanan perawat bertugas menentukan jadwal dosis berdasarkan
dosis kebutuhan obat seta kebutuhan klien, mengatur pemberian obat
dan selalu waspada terhadap efek serta penanganan efek obat.
d. Monitor Efek Obat
Perawat berperan penting dalam memantau efek obat
psikofarmaka. Peran dalam memantau efek obat seperti membuat
standarisasi pengukuran efek obat terhadap target gejala,
mengevaluasi dan meminimalisasi efek samping, mengatasi reaksi
berlawanan dan mencatat efek obat terhadap konsep diri klien,
kepercayaan serta keyakinannya terhadap perawatan. Obat harus
diberikan sesuai dengan dosis yang direnkomendasikan dan dalam
jumlah yang tepat sebelum menentukan apakah memiliki dampak
terapiutik yang adekuat pada klien.
e. Edukasi Pengobatan
Perawat merupakan pemegan posisi utama dalam memberikan
edukasi pada klien dan keluarga tentang pengobatan. Edukasi meliputi
pemberian informasi lengkap kepada klien dan keluarga sehingga
mereka dapat memahami, mendiskusikan dan menerimanya. Edukasi
tentang obat merupakan kunci penting agar efektif dan aman dalam
mengonsumsi obat-obat psikotropika, kolaborasi klien dalam
merencanakan tritmen dan kepatuhan klien terhadap regimen terapi
obat.
2. Terapi Kejang Listrik (Elektroconvulsive Therapis)
Terapi kejang listrik (elektroconvulsive therapis / ECT) pertama kali dilakukan
pada tahun 1938 sbagai tritmen untuk klien skizofrenia, ketika diyakini bahwa klien
epilepsy jarang mengalami skizofrenia, dan dianggap bahwa pemberian kejang biasa
menyembuhkan skizofrenia.
10
Terapi Kejang listrik adalah pengobatan dengan pemberian kejang yang cukup
berat melalui alat yang diindukdi pada klien yang yang dibius dengan memeberikan
arus listrik melalui elektroda yang dipasang pada klien (Manked et al, 2010).
ECT merupakan tritmen gangguan jiwa yang efektif dan umumnya dapat
ditoleransi dengan baik oleh klien. Dalam beberapa kasus, stelah program awal
tritmen sukses, pemiliharaan ECT ditambah dengan pemberian obat antridepresan:
untuk bulan pertama setelah remisi program remisi trigmen dilakukan seminggu
sekali, kemudian berkurang secara bertahap menjadi sebulan sekali (perbulan)
(APA, 2001). Indikasi utama ECT adalah depresi berat (Weiner dan Falcone,2011).
Beberapa ahli menganggap terapi ini digunakan sebagai standar emas untuk
mengatasi kodisi depresi yang bertahan (Nahas dan Anderson,2011). Tingkat respon
terhadap ECT 80% atau lebih untuk sebagian besar klien lebih baik daripada tingkat
respon terhadap obat antidepresan, sehingga terapi dianggap sebai antidepresan
yang paling efektif (Keltner dan Boschini,2009).
Peran perawat
Perawat kesehatan jiwa memiliki peran penting dalam melakukan ECT. Peran
ini meliputi tindakan keperawatan mandiri dan kolaborasi. Dukungan Emosi dan
Pendidikan. Asuhan keperawatan diberikan kepada klien dan keluarga setelah
dijelaskan bahwa ECT merupakan pilihan program tritmen. Peran paling penting
perawat adalah memberikan kesempatan bagi klien untuk untuk mengespresikan
perasaan, termasuk masalah yang terkait dengan mitos atau yang berkaitan dengan
ECT. Perawat dapat mengajarkan klien dan keluarga, mempertimbangkan ansietas,
kesiapan untuk belajar, dan kemampuan untuk memahami penjelasan yang
diberikan.
Asuhan Keperawatan Sebelum Prosedur Tritmen, pemberian asuhan
keperawatan ini meliputi peninjauan kembali proses konsultasi, memastikan bahwa
setiap kelainan hasil tes laboratorium telah ditangani, dan memeriksa bahwa
peralatan dan perlengkapan yang diperlukan telah memadai dan berfungsi.
11
Asuhan keperawatan selama prosedur, klien harus dibawah ke ruan tritmen,
baik dengan berjalan kaki atau dibawah dengan menggunakan kursi roda, didampingi
seorang perwat dan dengan siapapun klien merasa nyaman. Perawat harus tetap
mendapingi klien selama pelaksanaan terapi untuk memberikan dukungan pada
klien.
Asuhan keperawatan setelah prosedur, ruang pemulihan harus berdekatan
dengan dengan ruang tritmen untuk memudahkan akses staf anastesi keluar masuk
dalam keadaan darurat. Setelah klien berada diruan pemulihan perawat harus harus
mengokservasi klien sampai benar-benar pulih. Perawat harus meyakinkan kodisi
klien dan secara periodic mengorentasikan klien. Pemberian penjelasan yang
singkat, sangat membantu klien dalam proses pemulihan. Perawat harus
menjelaskan bahwa sebagian besar masalah memori akan hilang dalam beberapa
minggu.
3. Terapi Tindakan Pada Keluarga
Tindakan pada keluarga merupakan terapi yang ditujukan untuk melibatkan
keluarga dan mendorong mereka untuk menjadi peserta aktif dalam ritmen dan
pemulihan, sehingga meningkatkan keterampilan koping pada klien dan keluarga
mereka.
Peran Perawat dalam terapi keluarga yaitu untuk mendorong hubungan
keluarga yang sehat melalui psikoedukasi, penguatan kekuatan, konseling sportif,
dan rujukan untuk terapi dan dukungan. Perawat sudah dipersiapkan dengan baik
untuk meningkatkan fungsi keluarga dalam pengaturan klinis tradisional dan
nontradisional.
Perawat harus mengintegrasikan teori berbasis keluarga dengan ilmu tindakan
pada keluarga dalam program klinis, memberikan dan mempromosikan tindakan
pada keluarga berbasis-bukti, dan advokasi untuk keluarga dan penggantian pihak
ketiga untuk tindakan pada keluarga.
12
 Advokasi Keluarga merupakan model bekerja dengan orang tua dan
anggota keluarga untuk membantu mereka bertindak sebagai advokat
dengan dan atas nama anggotakeluarga yang memiliki ketidakmampuan
 Praktik yang berorientasi pada keluarga mengacu pada tindakan tertentu
pada keluarga dan kerangka konseptual yang lebih luas untuk tindakan yang
mencakup asuhan keperawatan yang berpusat pada keluarga.
 Ilmu tindaka keluarga merupakan area keilmuan yang didefinisikan dengan
penelitian dalam mengubah perilaku keluarga.
4. Iktisas Terapi Kelompok
Kelompok menawarkan berbagai hubungan antara anggota karena setiap
anggota kelompok akan berinteraksi satu sama lain dengan pemimpin kelompok.
Anggota kelompok berasal dari berbagai latar belakang dan masing-masing memiliki
kesempatan untuk belajar dari orang lain diluar lingkaran sosialnya.mereka
dihadapkan dengan rasa iri hati, daya tarik, daya saing, dan banyak emosi lainnya
dan perasaan yang diungkapkan oleh orang lain (Yalom,2005).
Kelompok terapiutik memiliki tujuan bersama yaitu kelompok memiliki tujuan
kelompok untuk membantu anggota yang secara konsisten terlibat dalam
engidentifikasi hubungan destruktif dan mengubah perilaku maladaptive mereka.
Peran Perawat
Perawat sebagai pemimpin kelompok harus dapat mengkordinir dan
mempelajari kelompok dan berpartisipasi di dalamnya pada waktu bersamaan.
Pemimpin harus selalu memantau kelompok dan bila diperlukan, membantu
kelompok mencapai tujuannya.
Kualitas pemimpin perawat yang efektif merupakan kualitas yang sama
pentingnya dalam hubungan terapiutik, secara khusus kemampuan perawat meliputi
sikap responsive dan aktif berimpati, ketulusan, dan kemampuan konfrontasi.
13
F. Terapi Spesialis
1. Guided Imagery
Guided Imagery merupakan program yang mengarahkan pikiran dengan
memandu imajinasi seseorang terhadap situasi santai, fokus pada kondisi untuk
mengurangi stres dan meningkatkan kenyaman serta suasana hati (Stuart, 2013).
Klien yang menerima GI memiliki tingkat kenyamanan yang lebih tinggi dan tingkat
depresi, ansietas dan stres yang lebih rendah dibandingkan dengan klien yang tidak
menerima GI (Apostolo dan Kolcaba, 2009). Selain itu teknik imagery telah digunakan
dalam berbagai kondisi dan populasi. Nyeri dan kanker adalah dua kondisi di mana
teknik imagery telah membantu baik pada orang dewasa ataupun anak-anak
(Lindquist, 2014).
2. Music Intervention
Terapi musik digunakan dengan menerapkan unsur-unsur penyembuhan
untuk memenuhi kebutuhan spesifik pada individu. Di Amerika Serikat dan di seluruh
dunia, terapis musik bekerja di berbagai fasilitas dan perawatan kesehatan. Meskipun
terapis musik secara khusus dilatih untuk menggunakan musik dalam berbagai cara
terapi, ada banyak situasi di mana perawat dapat menerapkan intervensi musik ke
dalam rencana perawatan pasien (Lindquist, 2014).
Musik dan proses fisiologis (detak jantung, tekanan darah, gelombang otak,
suhu tubuh, pencernaan, dan hormon adrenal) melibatkan irama dan getaran yang
terjadi secara rutin, berkala dan terdiri dari osilasi (Crowe, 2004 dalam Lindquist,
2014). Intervensi musik memberikan pasien / klien stimulus menghibur yang dapat
membangkitkan sensasi menyenangkan sambil memfokuskan perhatian individu ke
musik bukan pada pikiran stres, nyeri, ketidaknyamanan, atau rangsangan
lingkungan lainnya (Lindquist, 2014).
3. Humor
Psikoterapis Steven Sultanoff menjelaskan bahwa perbedaan utama antara
komedi-klub humor dan humor terapi. Tujuan dari menggunakan humor terapi
14
sebagai terapi komplementer harus jelas untuk kepentingan klien atau pasien, bukan
untuk terapis/perawat sebagai kepuasan pribadi atau hanya untuk kesenangan
"(Steven Sultanoff, 2012 dalam Lindquist, 2014). Humor terapi telah didefinisikan
sebagai setiap intervensi yang mempromosikan kesehatan dan kesejahteraan
dengan merangsang ekspresi. Intervensi ini dapat meningkatkan kesehatan, sebagai
terapi komplementer, memfasilitasi penyembuhan atau mengatasi baik fisik, emosi,
kognitif, sosial, dan spiritual "(AATH, 2000 dalam Lindquist, 2014).
4. Yoga
Yoga merupakan kegiatan yang mengatur tubuh secara fisik dan emosional
dengan menggunakan berbagai posisi tubuh, latihan peregangan, kontrol nafas dan
meditasi. Teknik pernapasan yang digunakn dalam yoga dapat berhubungan dengan
stimulasi saraf vagus dan menyeimbangkan sistem saraf otonom. Kegiatan yoga
dapat ini dapat mengurangi agitasi dan aktivitas pada beberapa klien depresi saat
berlatih meditasi (Stuart, 2013).
Sebuah studi menunjukkan bahwa yoga dua kali seminggu selama 8 minggu
diberikan tritmen standar untuk gangguan makan lebih bermanfaat dalam
mengurangi gejala gangguan makan daripada tritmen standar saja. Setelah selesai
yoga, klien mengalami sedikit rangsangan terhadap makanan dan cara makan,
sehingga hal ini menunjukkan efektivitas yoga dalam memfokuskan pikiran dan tidak
terokupasi pada pemikiran obsesif patologis (Stuart, 2013).
5. Biofeedback
Biofeedback merupakan suatu tindakan dimana respon fisiologis, seperti
detak jantung, hantaran kulit, suhu kulit, dan aktivasi otot dipantau dengan tujuan
mengajarkan klien untuk secara sadar mengatur proses tersebut. EEG Biofeedback
dikenal juga sebagai neuroterapi/ neurofeedback adalah biofeedback tertentu yang
menstransmisikan sinyal electroencephalogram (EEG) dan memberikan informasi
tentang aktivitas neuron di korteks serebral. Melalui pengkondisian operan atau
belajar, klien diajarkan menggunakan informasi tentang otak untuk mengubah atau
meningkatkan fungsinya (Stuart, 2013).
15
Perawat profesional ideal untuk memberikan biofeedback karena
pengetahuannya tentang fisiologi, psikologi, kesehatan dan penyakit di negaranya.
Perawat menggunakan biofeedback harus disertifikasi oleh Sertifikasi Biofeedback
International Alliance (BCIA, www.bcia.org), yang menawarkan sertifikasi dalam
biofeedback umum, neurofeedback, dan biofeedback disfungsi otot panggul
(Lindquist, 2014).
6. Meditation
Meditasi kesadaran (Mindfulness meditation) mengajarkan klien berfokus
pada pengalaman mereka. Klien diajarkan untuk menyadari sensasi, pikiran dan
perasaan yang dialami saat ini yang bertujuan untuk memungkinkan diri mengamati
pengalaman membuat tujuan, tidak menghakimi, serta menerima cara dan
menemukan sifat yang lebih dalam dari pengalaman (Tusaie dan Edds, 2009 dalam
Stuart, 2013). Praktik meditasi harus diawasi pada klien dengan masalah kesehatan
jiwa tertentu karena terapi ini memiliki potensi untuk menginduksi tingkat kesadaran
tertentu. Pendekatan meditasi yang berbeda dapat menghasilkan efek merangsang
yang dapat membangkitkan mania pada klien bipolar (Stuart, 2013).
7. Prayer
Stabile (2013) mendefinisikan doa sebagai komunikasi antara manusia dan
Tuhan, komunikasi timbal balik yang meliputi berbicara kepada Tuhan (Lindquist,
2014). Banziger, Van Uden, dan Janssen (2008) mencatat bahwa orang dapat
melihat doa sebagai kerjasama dengan Tuhan di mana mereka berada dalam kontak
dan persekutuan dengan Tuhan. Doa dapat dilakukan secara individual, dalam suatu
kelompok, atau sebagai bagian dari iman atau komunitas agama (Lindquist, 2014).
Sejumlah penelitian telah mendokumentasikan efektivitas doa sebagai strategi
koping. Dari tinjauan studi tentang doa, Holywell dan Walker (2009) menyimpulkan
bahwa doa adalah strategi koping yang membantu untuk menengahi antara agama
dan kesejahteraan (Lindquist, 2014).
Perawat dapat menanyakan apakah pasien ingin perawat untuk bergabung
dengan mereka dalam doa. Membaca kitab suci atau membaca dari kitab suci adalah
16
salah satu cara untuk berdoa dengan seseorang. Perawat dapat menciptakan
lingkungan yang kondusif untuk berdoa: bermain musik meditasi, mencegah
interupsi, dan memperoleh buku atau perlengkapan yang dibutuhkan bagi orang
untuk berdoa seperti yarmulke untuk seorang Yahudi atau rosario bagi seseorang
dari iman Katolik. Pasien dari iman Yahudi mungkin ingin membaca Mazmur dan
Muslim dapat memilih untuk membaca doa dari Al-Qur'an (Al-Quran). Perawat perlu
menghormati bentuk apapun atau ritual doa yang dipilih pasien (Lindquist, 2014).
Doa telah digunakan orang yang mempunyai banyak penyakit, dari semua
kelompok usia, dan dari semua budaya. Literatur juga menunjukkan tentang
kemanjuran doa pada individu yang sakit. Dalam sejumlah survei, doa menjadi yang
paling sering digunakan sebagai pelengkap terapi (Brown, barner, Richards, &
Bohman, 2007; King & Pettigrew, 2004). Penelitian telah dilakukan pada penggunaan
doa dengan pasien yang memiliki kondisi kronis. Dalam sebuah studi dari orang
dewasa yang HIV-1-positif dan yang terlibat dalam kegiatan spiritual seperti doa,
subjek memiliki penurunan risiko kematian (Fitzpatrick et al., 2007). Demikian juga,
orang dengan depresi dan kecemasan yang telah berpartisipasi dalam enam sesi
doa 1 jam mingguan menunjukkan perbaikan dalam depresi dan kecemasan
dibandingkan dengan subyek pada kelompok kontrol (Boelens, Reeves, Replogle, &
Koenig, 2009).
8. Journaling
Istilah journal, buku harian, menulis reflektif, dan menulis ekspresif sering
digunakan secara bergantian. Diari lebih sering fokus pada rekaman peristiwa dan
pertemuan, sedangkan journal berfungsi sebagai alat untuk merekam proses
kehidupan seseorang (Cortright 2008 dalam Lindquist, 2014). Peristiwa dan
pengalaman yang dicatat dalam jurnal berisi refleksi seseorang tentang peristiwa dan
makna pribadi yang pernah dialami mereka. Dalam penulisan jurnal, interaksi antara
sadar dan tidak sadar sering terjadi. Bentuk penulisan ekspresif seperti puisi, cerita,
dan pesan memo adalah metode individu dapat menggunakan untuk mengeksplorasi
perasaan batin dan pikiran (Lindquist, 2014).
17
Pada mereka yang baru didiagnosis dengan penyakit kronis, journal tentang
perspektif mereka tentang bagaimana penyakit dapat mempengaruhi kehidupan
mereka serta dapat membantu mereka mengungkap kekhawatiran sehingga bisa
didiskusikan dengan profesional kesehatan. Perawat dan keluarga dapat
menyiapkan catatan pasien, Kemudian digunakan dalam program tindak lanjut untuk
membantu subjek memperoleh pemahaman tentang waktu mereka di unit perawatan
intensif, termasuk mimpi dan saat-saat ketika pasien bingung atau tidak sadar.
Program ini terbukti berguna bagi pasien dan staf. Menulis jurnal juga telah
digunakan untuk membantu orang mengembangkan spiritual. Journal juga dapat
membantu dalam berdoa. Tindakan menulis membantu menjaga seseorang berpusat
pada percakapan dengan Tuhan. Seperti yang disarankan oleh Chittister, sebuah
bagian dari kitab suci dapat menjadi stimulus untuk menggunakan journal untuk
berdoa (Lindquist, 2014).
9. Storytelling
Mendongeng/bercerita didefinisikan sebagai seni atau tindakan bercerita
(Dictionary.com, 2013). Sebuah cerita adalah narasi, baik benar atau fiktif, dalam
bentuk prosa atau ayat yang dirancang untuk menarik, menghibur, atau
menginstruksikan pendengar atau pembaca. Penggunaan cerita di layanan
kesehatan, penelitian kesehatan, dan pendidikan tidak terbatas. Perawat dapat
menggunakan cerita dalam beberapa situasi di masa hidup untuk berbagai tujuan.
Cerita dapat digunakan dalam terapi keluarga dan dapat membantu anggota dalam
memasuki makna dari masa lalu, sekarang, dan masa depan serta membantu pasien
untuk "membuat makna" dan penyembuhan (Roberts, 1994 dalam Lindquist, 2014).
10.Animal- Assisted Therapy
Terapi dengan bantuan hewan didefinisikan sebagai intervensi yang
diarahkan pada tujuan yang menggunakan ikatan manusia-hewan sebagai bagian
integral dari proses pengobatan (American Veterinary Medical Association, 2012).
Meskipun berbagai spesies hewan dan keturunan, seperti kucing, burung, kelinci,
18
kuda, dan lumba-lumba, yang terlibat dalam AAT, anjing memiliki persentase tertinggi
dari hewan yang digunakan untuk AAT (Hart, 2000).
Beberapa kunci dari AAT adalah: (a) tujuan dan sasaran tertentu yang
ditetapkan untuk setiap pasien, (b) mengukur kemajuan, (c) interaksi
didokumentasikan. Tujuan dirancang oleh seorang perawat, terapis okupasi, terapi
fisik, konselor, dokter, atau profesional perawatan kesehatan lainnya yang
menggunakan AAT dalam proses pengobatan (American Veterinary Medical
Association, 2012). Sebuah tujuan fisik misalnya peningkatan mobilitas dengan
berjalan dengan anjing. Contoh tujuan kognitif termasuk peningkatan ekspresi verbal
(melalui interaksi normal dengan hewan) dan peningkatan memori jangka panjang
(melalui mengingat nama dan aktivitas hewan pada kunjungan terakhir). Tujuan
sosial bisa meliputi meningkatkan keterampilan sosial dan membangun hubungan
dengan orang lain melalui binatang. Hewan juga dapat membantu meningkatkan
sosialisasi dengan memfasilitasi diskusi piaraan di masa lalu. Disamping itu tujuan
emosionalnya adalah meningkatkan motivasi yang ditunjukkan oleh berpakaian atau
berjalan melihat hewan.
11.Terapi Relaksasi (Terapi Pijat)
Teknik relaksasi adalah teknik untuk menurunkan respon relaksasi sebagai
mekanisme protektif terhadap stress yang menurunkan denyut nadi, metabolism laju
pernafasan dann tonus otot. Relaksasi adalah suatu kondisi untuk membebaskan
fisik dan mental dari tekanan atau stress. Teknik relaksasi memberikan kemapuan
kepada individu untuk dapat mengontrol dirinya sendiri ketika terjadi ketidak
nyamanan atau nyeri dan memperbaiki keadaan fisik dan stress emosional (Potter &
Perry, 2002). Salah satu teknik relaksasi adalah terapi pijat (Sharon et. All, 2000
dikutip dari Wahyuni, 2002). Terapi pijat adalah terapi relaksasi dengan memberikan
tekanan-tekanan tertentu pada anggota badan.
Dalam terapi relaksasi, perawat menggunakan pijat sebagai intervensi untuk
menghilangkan stres fisiologis dan psikologis dan mempromosikan relaksasi (Harris
& Richards, 2010). Dalam review dari 22 studi yang pijat telah digunakan, Richards,
19
Gibson dan Overton-McCoy (2000) menemukan bahwa hasil yang paling sering
dilaporkan adalah pijat dapat pengurangan kecemasan.
Peran Perawat Dalam Terapi Pijat
Perawat dapat melakukan terapi pijat untuk mengatasi kondisi-kondisi ketidak
nyamanan yang dialami paien, diantaranya:
a. Rasa sakit
Pijat sering digunakan untuk mengurangi rasa sakit. Sejumlah
penelitian telah menemukan bahwa pijat dapat mengurangi rasa sakit .
Dalam review penelitian tentang penggunaan pijat dan aromaterapi pada
penderita kanker, Wang dan Keck (2004) melaporkan berkurangnya rasa
sakit pada pasien pasca operasi, dan Mok dan Woo (2004) menemukan
bahwa pijat juga dapat mengurangi rasa sakit pada pasien stroke
b. Mengatasi masalah istirahat tidur
Pada pasien dilakukan pijatan sebelum tidur sehingga meningkatkan
relaksasi atau rasa nyaman pada pasien, sehingga pasien dapat beristirahat
dengan teman.
12.Exercise (Olah Raga)
Aktivitas fisik didefinisikan sebagai "mengerakan tubuh yang bertujuan untuk
pengeluaran kalori" (American College of Sports Medicine, 2006). Secara umum
pengertian olahraga adalah sebagai salah satu aktivitas fisik maupun psikis
seseorang yang berguna untuk menjaga dan meningkatkan kualitas kesehatan
seseorang. Latihan fisik sangat bermanfaat bagi kesehatan, diantaranya:
a. Mengurangi risiko kematian dini
b. Mengurangi risiko kematian dini akibat penyakit jantung
c. Mengurangi risiko diabetes tipe 2
d. Mengurangi risiko tekanan darah tinggi
e. Mengurangi tekanan darah tinggi pada individu hipertensi
f. Mengurangi risiko kanker usus
g. Mengurangi perasaan gelisah dan putus asa
20
h. membantu dalam mengontrol berat badan
i. Membantu dalam penguatan dan pemeliharaan otot, sendi, dan tulang
j. Membantu orang dewasa yang lebih tua dengan keseimbangan dan mobilitas
k. Memupuk perasaan kesejahteraan psikologis
Selain manfaat tersebut, ACSM (Garber et al., 2011) dan USDHHS-PAAC
(USDHHS-PAAC, 2008) telah menerbitkan laporan ilmiah yang menyatakan aktivitas
fisik sebagai faktor utama pencegahan primer dan sekunder penyakit kardiovaskular.
Ada hubungan antara kurangnya aktivitas fisik dan perkembangan penyakit arteri
koroner dan peningkatan mortalitas kardiovaskular (USDHHSPAAC, 2008; Garber et
al, 2011.).
Peran Perawat
Memberikan pendidikan kesehatan pada pasien tentang pentingnya
berolahraga, perawat juga dapat selalu memotivasi pasien untuk dapat melakukan
olah raga rutin sesuai kondisi pasien. Perawat dapat membantu pasien untuk
berkonsultasi dengan dokter untuk menentukan olahraga apa yang tepat dengan
kondisi pasien dan dapat pasien lakukan secara mandiri.
13.Aromaterapi
Styles (1997) mendefinisikan aromaterapi sebagai penggunaan minyak
esensial untuk tujuan terapi yang mencakup pikiran, tubuh, dan jiwa-luas, definisi
yang konsisten dengan praktik keperawatan holistik. Institute Cancer Nasional
mendefinisikan aromaterapi sebagai "penggunaan terapi menggunakan minyak dari
bunga, tumbuh-tumbuhan, dan pohon-pohon untuk perbaikan fisik, emosional, dan
spiritual kesejahteraan "(National Cancer Institute [NCI], 2012).
Peran Perawat
Perawat memiliki peran penting dalam membantu pasien untuk membedakan
di antara berbagai produk botani yang mudah tersedia. Pasiensering bingung dengan
pilihan yang dapat digunakan , dan yang terpenting adalah bahwa perawat memahami
21
perbedaan dari kandungan dari minyak yang digunakan, pemberian saran pada
pasien bertujuan untuk keselamatan pasien. Perawat harus menyadari pedoman
keselamatan umum untuk pendidikan pasien dan dalam praktek. Ini termasuk:
a. Hindari minyak esensial dari nyala api langsung, minyak tersebut tidak stabil
dan sangat mudah terbakar.
b. Simpan minyak esensial di tempat yang sejuk jauh dari sinar matahari;
menggunakan wadah kaca berwarna biru atau gelap. Tutup wadah segera
setelah digunakan. Minyak atsiri dapat mengoksidasi pada suhu yang panas,
cahaya, dan oksigen dan dapat mengubah kandungan bahan kimianya
c. Sadarilah bahwa minyak esensial dapat menodai pakaian dan bahan tekstil,
minyak esensial murni juga dapat merusak bahan plastik. Lakukan tindakan
pencegahan yang tepat.
d. Jauhkan minyak esensial dari anak-anak dan hewan peliharaan kecuali kita
yakin bahwa minyak esensial tersebut memang aman untuk anak-anak dan
hewan peliharaan. Pelajari literatur berisi kasus efek samping atau kematian
yang berhubungan dengan penggunaan yang tidak benar atau tertelan pada
anak-anak dan hewan peliharaan (Halicioglu, Astarcioglu, Yaprak, &
Aydinlioglu, 2011).
e. Gunakan minyak esensial dari pemasok terkemuka. Mencari nasihat dari
aromaterapis terlatih atau rekomendasi dari penyedia klinis aromaterapi. Jika
menggunakan minyak esensial dalam percobaan klinis atau penelitian, hasil
tes verifikasi kandungan bahan kimia harus diperoleh.
f. Perawatan khusus diperlukan bila menggunakan minyak esensial pada orang-
orang yang memiliki riwayat asma yang parah atau beberapa alergi.
g. Penggunaan minyak esensial relatif aman bila digunakan dengan benar,
sensitifitas dan iritasi kulit dapat terjadi. Dalam kasus ini, minyak esensial yang
masih tersisa harus dihapus dengan minyak atau susu, dibilas dengan air, dan
penggunaannya harus dihentikan. Kebanyakan reaksi seperti ini dapat
mengatasi masalah tersebut; Namun, penyedia layanan kesehatan harus
berkonsultasi jika terjadi nyeri/gatal parah yang berkelanjutan.
22
Jika minyak esensial masuk ke mata, bilas dengan susu atau pembawa minyak
pertama dan kemudian dengan air.
23
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Recovery merupakan proses dimana seseorang mampu untuk hidup, bekerja,
belajar, dan berpartisipasi secara penuh dalam komunitasnya. Recovery berimplikasi
terhadap penurunan atau pengurangan gejala secara keseluruhan. (Ware et al, 2008
dalam Stuart 2013).
Recovery merupakan suatu proses perjalanan mencapai kesembuhan dan
transformasi yang memampukan seseorang dengan gangguan jiwa untuk hidup
bermakna di komunitas yang dipilihnya untuk mencapai potensi yang dimilikinya.
Sehingga, di perlukan beberapa terapi seperti yang sudah di jelaskan.
B. Saran
Semoga makalah mengenai Konsep Recovery dapat bermanfaat untuk kita
semua. Besar harapan saya agar makalah ini dapat menambah wawasan dan ilmu
pengetahuan kita semua terutama dalam keperawatan jiwa serta menjadi tambahan
referensi dalam penyelesaian tugas dan tinjauan literature.
24
DAFTAR PUSTAKA
Caldwell, Barbara A., dkk. (2010). Psychiatric nursing practice & the recovery model of
care. Journal of Psychosocial Nursing & Mental Health Services, 48(7), 42-48.
doi:http://dx.doi.org/10.3928/02793695-20100504-03
Linquist, R.,Snyder, M.,Tracy, F. Mary. (2014). Complementary & Alternative Therapies
in Nursing. Springer Publishing Company
O'Connell, M., Tondora, J., Croog, G., Evans, A., & Davidson, L. (2005). from rhetoric to
routine: assessing perceptions of recovery-oriented practices in a state mental
health and addiction system. Psychiatric Rehabilitation Journal, 28(4), 378-86.
Stuart, W. Gail. (2013). Principles of Psychiatric Nursing, 10 Edition. ELSEVIER
Varcarolis, M. Elizabeth. (2013). Essentials of Psychiatric Mental Health Nursing; A
Communication Approach to Evidence-Based Care Second Edition. ELSEVIER

More Related Content

What's hot

Laporan pendahuluan asuhan keperawatan diabetes mellitus tipe 2
Laporan pendahuluan asuhan keperawatan diabetes mellitus tipe 2Laporan pendahuluan asuhan keperawatan diabetes mellitus tipe 2
Laporan pendahuluan asuhan keperawatan diabetes mellitus tipe 2Utik Pariani
 
Skenario role play timbang terima
Skenario role play timbang terimaSkenario role play timbang terima
Skenario role play timbang terimaSulistia Rini
 
Konsep dasar-kep.-maternitas
Konsep dasar-kep.-maternitasKonsep dasar-kep.-maternitas
Konsep dasar-kep.-maternitasDoraSinurat
 
Diagnosa keperawatan keluarga
Diagnosa keperawatan keluargaDiagnosa keperawatan keluarga
Diagnosa keperawatan keluargaWarung Bidan
 
Resume hd tn.y
Resume hd tn.yResume hd tn.y
Resume hd tn.yDINARIZ
 
Soal ukom perawat dan kunci jawaban
Soal ukom perawat dan kunci jawaban Soal ukom perawat dan kunci jawaban
Soal ukom perawat dan kunci jawaban Aidil Fitrisyah
 
Proses keperawatan kesehatan jiwa
Proses keperawatan kesehatan jiwa Proses keperawatan kesehatan jiwa
Proses keperawatan kesehatan jiwa Amalia Senja
 
Prinsip prinsip etika keperawatan
Prinsip prinsip etika keperawatanPrinsip prinsip etika keperawatan
Prinsip prinsip etika keperawatanHiiendry Pangestu
 
Asuhan keperawatan kehilangan dan berduka
Asuhan keperawatan kehilangan dan berdukaAsuhan keperawatan kehilangan dan berduka
Asuhan keperawatan kehilangan dan berdukaAmalia Senja
 
Syok hipovolemik
Syok hipovolemikSyok hipovolemik
Syok hipovolemikgustians
 
Asuhan keperawatan komunitas dan contoh kasus
Asuhan keperawatan komunitas dan contoh kasusAsuhan keperawatan komunitas dan contoh kasus
Asuhan keperawatan komunitas dan contoh kasusheri damanik
 
KB 5 Perawatan Paliatif Orang Dengan Hiv Aids (ODHA)
KB 5 Perawatan Paliatif Orang Dengan Hiv Aids (ODHA)KB 5 Perawatan Paliatif Orang Dengan Hiv Aids (ODHA)
KB 5 Perawatan Paliatif Orang Dengan Hiv Aids (ODHA)Uwes Chaeruman
 
KB 1 AsKep Komunitas pada Kelompok Balita
KB 1 AsKep Komunitas pada Kelompok BalitaKB 1 AsKep Komunitas pada Kelompok Balita
KB 1 AsKep Komunitas pada Kelompok Balitapjj_kemenkes
 
Nilai normal tanda tanda vital
Nilai normal tanda tanda vitalNilai normal tanda tanda vital
Nilai normal tanda tanda vitalTri Kusniati
 
makalah komunitas agregat deawas pria.pdf
makalah komunitas agregat deawas pria.pdfmakalah komunitas agregat deawas pria.pdf
makalah komunitas agregat deawas pria.pdfmaung8
 
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolitmasantian
 

What's hot (20)

Laporan pendahuluan asuhan keperawatan diabetes mellitus tipe 2
Laporan pendahuluan asuhan keperawatan diabetes mellitus tipe 2Laporan pendahuluan asuhan keperawatan diabetes mellitus tipe 2
Laporan pendahuluan asuhan keperawatan diabetes mellitus tipe 2
 
Skenario role play timbang terima
Skenario role play timbang terimaSkenario role play timbang terima
Skenario role play timbang terima
 
Konsep dasar-kep.-maternitas
Konsep dasar-kep.-maternitasKonsep dasar-kep.-maternitas
Konsep dasar-kep.-maternitas
 
Diagnosa keperawatan keluarga
Diagnosa keperawatan keluargaDiagnosa keperawatan keluarga
Diagnosa keperawatan keluarga
 
Sp isolasi sosial
Sp isolasi sosialSp isolasi sosial
Sp isolasi sosial
 
Resume hd tn.y
Resume hd tn.yResume hd tn.y
Resume hd tn.y
 
Soal ukom perawat dan kunci jawaban
Soal ukom perawat dan kunci jawaban Soal ukom perawat dan kunci jawaban
Soal ukom perawat dan kunci jawaban
 
Proses keperawatan kesehatan jiwa
Proses keperawatan kesehatan jiwa Proses keperawatan kesehatan jiwa
Proses keperawatan kesehatan jiwa
 
Prinsip prinsip etika keperawatan
Prinsip prinsip etika keperawatanPrinsip prinsip etika keperawatan
Prinsip prinsip etika keperawatan
 
Askep diare
Askep diareAskep diare
Askep diare
 
Askep dislokasi
Askep dislokasiAskep dislokasi
Askep dislokasi
 
Asuhan keperawatan kehilangan dan berduka
Asuhan keperawatan kehilangan dan berdukaAsuhan keperawatan kehilangan dan berduka
Asuhan keperawatan kehilangan dan berduka
 
Syok hipovolemik
Syok hipovolemikSyok hipovolemik
Syok hipovolemik
 
Asuhan keperawatan komunitas dan contoh kasus
Asuhan keperawatan komunitas dan contoh kasusAsuhan keperawatan komunitas dan contoh kasus
Asuhan keperawatan komunitas dan contoh kasus
 
KB 5 Perawatan Paliatif Orang Dengan Hiv Aids (ODHA)
KB 5 Perawatan Paliatif Orang Dengan Hiv Aids (ODHA)KB 5 Perawatan Paliatif Orang Dengan Hiv Aids (ODHA)
KB 5 Perawatan Paliatif Orang Dengan Hiv Aids (ODHA)
 
KB 1 AsKep Komunitas pada Kelompok Balita
KB 1 AsKep Komunitas pada Kelompok BalitaKB 1 AsKep Komunitas pada Kelompok Balita
KB 1 AsKep Komunitas pada Kelompok Balita
 
Nilai normal tanda tanda vital
Nilai normal tanda tanda vitalNilai normal tanda tanda vital
Nilai normal tanda tanda vital
 
Laporan pendahuluan nyeri
Laporan pendahuluan nyeri Laporan pendahuluan nyeri
Laporan pendahuluan nyeri
 
makalah komunitas agregat deawas pria.pdf
makalah komunitas agregat deawas pria.pdfmakalah komunitas agregat deawas pria.pdf
makalah komunitas agregat deawas pria.pdf
 
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit
2. lp kebutuhan cairan dan elektrolit
 

Similar to Tugas kelompok 2 konsep recovery

Similar to Tugas kelompok 2 konsep recovery (20)

Ilmu keperawatan
Ilmu keperawatanIlmu keperawatan
Ilmu keperawatan
 
Terapi modalitas terapi okupasi
Terapi modalitas terapi okupasiTerapi modalitas terapi okupasi
Terapi modalitas terapi okupasi
 
MATERI_ REHABILITASI_ SOSIAL_OLEH_PSIKOLOG.pdf
MATERI_ REHABILITASI_ SOSIAL_OLEH_PSIKOLOG.pdfMATERI_ REHABILITASI_ SOSIAL_OLEH_PSIKOLOG.pdf
MATERI_ REHABILITASI_ SOSIAL_OLEH_PSIKOLOG.pdf
 
Gangguan jiwa
Gangguan jiwaGangguan jiwa
Gangguan jiwa
 
terapi modalitas
terapi modalitasterapi modalitas
terapi modalitas
 
Menavigasi Keputusan Akhir Kehidupan.pdf
Menavigasi Keputusan Akhir Kehidupan.pdfMenavigasi Keputusan Akhir Kehidupan.pdf
Menavigasi Keputusan Akhir Kehidupan.pdf
 
recovery jiwa.docx
recovery jiwa.docxrecovery jiwa.docx
recovery jiwa.docx
 
Harbang terapi okupasi
Harbang terapi okupasiHarbang terapi okupasi
Harbang terapi okupasi
 
3697_PPT_TREND_DAN_ISU_KEPERAWATAN_JIWA.pptx
3697_PPT_TREND_DAN_ISU_KEPERAWATAN_JIWA.pptx3697_PPT_TREND_DAN_ISU_KEPERAWATAN_JIWA.pptx
3697_PPT_TREND_DAN_ISU_KEPERAWATAN_JIWA.pptx
 
Pengertian dan ruang lingkup
Pengertian dan ruang lingkupPengertian dan ruang lingkup
Pengertian dan ruang lingkup
 
Makalah terapi kelompok
Makalah terapi kelompokMakalah terapi kelompok
Makalah terapi kelompok
 
KONSEP_DASAR_KEPERAWATAN_JIWA_1.ppt
KONSEP_DASAR_KEPERAWATAN_JIWA_1.pptKONSEP_DASAR_KEPERAWATAN_JIWA_1.ppt
KONSEP_DASAR_KEPERAWATAN_JIWA_1.ppt
 
KONSEP_DASAR_KEPERAWATAN_JIWA_1.ppt
KONSEP_DASAR_KEPERAWATAN_JIWA_1.pptKONSEP_DASAR_KEPERAWATAN_JIWA_1.ppt
KONSEP_DASAR_KEPERAWATAN_JIWA_1.ppt
 
JENIS-JENIS ZAT GIZI
JENIS-JENIS ZAT GIZI JENIS-JENIS ZAT GIZI
JENIS-JENIS ZAT GIZI
 
Modul iv gizi kb 2
Modul iv gizi kb 2Modul iv gizi kb 2
Modul iv gizi kb 2
 
Rehabilitasi psikososial untuk skizofrenia
Rehabilitasi psikososial untuk skizofreniaRehabilitasi psikososial untuk skizofrenia
Rehabilitasi psikososial untuk skizofrenia
 
4 kb2 modul 4 gizi
4 kb2 modul 4 gizi4 kb2 modul 4 gizi
4 kb2 modul 4 gizi
 
Makalah
MakalahMakalah
Makalah
 
Makalah
MakalahMakalah
Makalah
 
Makalah terapi kelompok
Makalah terapi kelompokMakalah terapi kelompok
Makalah terapi kelompok
 

Recently uploaded

pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini.pptx
pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini.pptxpertumbuhan dan perkembangan anak usia dini.pptx
pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini.pptxSagitaDarmasari1
 
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptx
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptxKONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptx
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptxmade406432
 
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdfPROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdfMeiRianitaElfridaSin
 
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docxMODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docxsiampurnomo90
 
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Codajongshopp
 
1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt
1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt
1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.pptTrifenaFebriantisitu
 
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptxDASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptxNadiraShafa1
 
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptx
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptxPENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptx
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptxandibtv
 
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptx
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptxMETODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptx
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptxika291990
 
PPT ILP PLANTUNGAN. kaji banding, ngangsu kawruh
PPT ILP PLANTUNGAN. kaji banding, ngangsu kawruhPPT ILP PLANTUNGAN. kaji banding, ngangsu kawruh
PPT ILP PLANTUNGAN. kaji banding, ngangsu kawruhuntung untung edi purwanto
 
PPT sidang MAJU PROPOSAL 3 OKTOBER 2022.pptx
PPT sidang MAJU PROPOSAL 3 OKTOBER 2022.pptxPPT sidang MAJU PROPOSAL 3 OKTOBER 2022.pptx
PPT sidang MAJU PROPOSAL 3 OKTOBER 2022.pptxputripermatasarilubi
 
Persiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptx
Persiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptxPersiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptx
Persiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptxunityfarmasis
 
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024Zakiah dr
 
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptxALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptxmarodotodo
 

Recently uploaded (14)

pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini.pptx
pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini.pptxpertumbuhan dan perkembangan anak usia dini.pptx
pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini.pptx
 
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptx
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptxKONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptx
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptx
 
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdfPROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
 
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docxMODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
 
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
 
1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt
1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt
1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt
 
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptxDASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
 
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptx
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptxPENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptx
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptx
 
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptx
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptxMETODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptx
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptx
 
PPT ILP PLANTUNGAN. kaji banding, ngangsu kawruh
PPT ILP PLANTUNGAN. kaji banding, ngangsu kawruhPPT ILP PLANTUNGAN. kaji banding, ngangsu kawruh
PPT ILP PLANTUNGAN. kaji banding, ngangsu kawruh
 
PPT sidang MAJU PROPOSAL 3 OKTOBER 2022.pptx
PPT sidang MAJU PROPOSAL 3 OKTOBER 2022.pptxPPT sidang MAJU PROPOSAL 3 OKTOBER 2022.pptx
PPT sidang MAJU PROPOSAL 3 OKTOBER 2022.pptx
 
Persiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptx
Persiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptxPersiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptx
Persiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptx
 
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
 
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptxALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
 

Tugas kelompok 2 konsep recovery

  • 1. TUGAS KEPERAWATAN JIWA Tentang “ KONSEP RECOVERY PADA MASALAH GANGGUAN JIWA “ Oleh : Kelompok 2 Dosen Pembimbing : Ns. SILVIA INTAN SURI, S.Kep, M. Kep STIKes YARSI SUMBAR BUKITTINGGI PRODI S1 KEPERAWATAN TAHUN AKADEMI 2020 / 2021 ADE FERDINAADY (2013142010080) DONELFI (2013142010108) ARRIJALUL KHAIR (2013142010081) GUSTIAHASTUTI (2013142010082) WERI NOVRIANTI (2013142010079) YULIS YANTI KLANA (2013142010092)
  • 2. i KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan karuniaNya, penulis dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Keperawatan Jiwa dengan topik makalah ”Konsep Recovery Pada Ganguan Jiwa” tepat pada waktunya. Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam pengerjaan makalah ini. Penulis juga menyadari banyak kekurangan yang terdapat pada makalah ini, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik yang membangun agar penulis dapat berbuat lebih banyak di kemudian hari. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya. Bukittinggi, Juni 2021 Penulis
  • 3. ii DAFTAR ISI KATA PENGANTAR . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . .. . . . . i DAFTAR ISI . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . ii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . 1 B. Rumusan Masalah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . .. . .. 2 C.Tujuan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3 D.Manfaat . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3 BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Recovery. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . 4 B. Konsep Recovery. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4 C. Model Pemulihan Kesehatan Dan Model Pemulihan Dalam Perawatan Psikiatri. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 5 D. Manfaat Dan Peran Dalam Pemberian Terapi Pada Proses Penyembuhan. . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 7 E. Terapi Generalis. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . 8 F. Terapi Generalis. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 13 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . 23 B. Saran. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 23 DAFTAR PUSTAKA . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . 24
  • 4. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Apa perbedaan antara gangguan jiwa dengan gangguan mental? Kedua istilah ini sering dipakai secara bergantian. Penelusuran istilah gangguan jiwa justru akan memunculkan mental illness atau mental disorder. Mental illness atau sakit jiwa merupakan kondisi gangguan secara medis berkaitan dengan proses berpikir, suasana hati, kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain, dan fungsi sehari-hari sebagai individu (National Alliance on Mental Illness, 2012). Sedangkan mental disorder atau gangguan mental menekankan pada permasalahan yang lebih kompleks dari gangguan individu yakni gangguan dari luar individu yang mempengaruhi individu seperti: keluarga, budaya, ekonomi, dan masyarakat. Penggunaan istilah gangguan mental saat ini sering digunakan karena lebih menekankan pada upaya kesehatan mental (mulai tahun 1600) yang merupakan upaya penyembuhan, perawatan, dan pemeliharaan pada permasalahan gangguan mental individu yang menyangkut permasalahan pribadi maupun di luar diri individu termasauk keluarga dan masyarakat sekitar. Ketika mendengar kata gangguan mental maka yang terbersit dalam pikiran adalah penderitaan atau perilaku aneh.Pemikiran tersebut menjadi hal yang mudah diterima karena penderita gangguan mental cenderung menampakkan perilaku aneh yang sulit diterima oleh akal sehat. Individu yang mengalami gangguan mental cenderung sibuk dengan dirinya sendiri dan terkadang perkataan atau cara berpikirnya sulit dimengerti oleh orang-orang di sekitarnya. Penggambaran kondisi yang sulit dipahami ini menjadikan upaya untuk penyembuhan menjadi tidak mudah karena beberapa hal.Dalam
  • 5. 2 sejarah perkembangan psikologi abnormal, pada zaman demonologi, orang yang mengalami gangguan mental diyakini dipengaruhi oleh kuasa roh jahat atau setan.Pemahaman menjadikan adanya stigma dalam masyarakat pula bahwa keberadaan orang yang mengalami gangguan mental sulit atau bahkan tidak bisa sembuh. Stigma masyarakat ini berkaitan dengan upaya penyembuhan terhadap gangguan mental.Perhatian dari kelompok-kelompok tertentu terhadap upaya penyembuhan gangguan mental membutuhkan keterlibatan dari beberapa pihak. Penelitian yang dilakukan di Pusat Pemberdayaan Nasional di Amerika menunjukkan bahwa orang dapat sepenuhnya pulih dari penyakit mental yang parah. Bahkan wawancara terhadap pasien skizofrenia menunjukkan bahwa mereka akhirnya mampu menjalani kehidupan sehari- hari setelah dinyatakan sembuh dari sakitnya dan tidak lagi tergantung pada obat-obatan. Upaya lanjutan yang dilakukan setelah proses pengobatan adalah pemulihan gangguan emosional, dukungan teman sebaya, dan lingkungan (Fisher, 2010). Di samping itu berdasarkan hasil penelitian lintas budaya ditunjukkan bahwa tingkat pemulihan penyakit mental parah jauh lebih berhasil di negara-negara berkembang dibandingkan di negara maju karena adanya pandangan yang lebih optimis terhadap upaya-upaya pemulihan melalui pendekatan holistik. Hal inilah yang kemudian menarik perhatian peneliti untuk mengadakan penelusuran terhadap para penderita gangguan mental yang telah dinyatakan sembuh dan mampu melakukan aktivitas sehari-hari dan bekerja. B. Rumusan Masalah Rumusan masalah dari makalah kami antara lain: 1. Apa definisi recovery?
  • 6. 3 2. Apa konsep recovery? 3. Apa saja model pemulihan kesehatan mental dan model pemulihan dalam perawatan psikiatri? 4. Apa manfaat & bagaimana peran perawat dalam pemberian terapi pada proses penyembuhan? 5. Apa saja macam-macam terapi generalis? 6. Apa saja macam-macam terapi spesialis? C. Tujuan Adapun tujuan dari makalah ini adalah : 1. Untuk mengetahui pengertian recovery 2. Untuk mengetahui tentang konsep recovery 3. Untuk mengetahui tentang mental health recovery model & the recovery model in psychiatric nursing 4. Untuk mengetahui apa manfaat & bagaimana peran perawat pada pemberian terapi pada proses penyembuhan 5. Untuk mengetahui macam-macam terapi generalis 6. Untuk mengetahui macam-macam terapi spesialis D. Manfaat Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Untuk memahami konsep recovery dari gangguan jiwa 2. Sebagai bahan referensi dalam proses pembelajaran 3. Sebagai bahan pertimbangan dalam penulisan asuhan keperawatan
  • 7. 4 BAB II PEMBAHASAN A. Defenisi Recovery Recovery merupakan suatu proses perjalanan mencapai kesembuhan dan transformasi yang memampukan seseorang dengan gangguan jiwa untuk hidup bermakna di komunitas yang dipilihnya untuk mencapai potensi yang dimilikinya (USDHHS, 2006 dalam Stuart ,2013). Recovery merupakan proses dimana seseorang mampu untuk hidup, bekerja, belajar, dan berpartisipasi secara penuh dalam komunitasnya. Recovery berimplikasi terhadap penurunan atau pengurangan gejala secara keseluruhan. ( Ware et al, 2008 dalam Stuart 2013) Menurut National Consensus Statement on Mental Health Recovery – SAMHSA 2006, mental health recovery adalah suatu perjalanan atau transformasi penyembuhan dari seorang yang mengalami problem jiwa, menuju kekehidupan yang bermakna didalam komunitas sesuai pilihannya dengan cara mengupayakannya untuk mencapai seluruh potensinya (SAMHSA, 2008). Kriteria obyektif rekoveri terutama “dapat hidup mandiri” menjadi hampir tidak mungkin dicapai jika perumahan (housing) yang layak tidak tersedia. Housing tidak hanya menjadi kebutuhan dasar dan fondasi dari stabilitas dalam pencapaian tujuan recovery akan tetapi juga memungkinkan individu untuk berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat. (O’Hara, 2007; Liberman, 2008). B. Konsep Recovery Orang dengan gangguan jiwa berat yang mendapatkan dukungan tepat dan secara individual, dapat pulih dari penyakitnya dan memiliki kehidupan yang memuaskan serta produktif. Recovery merupakan suatu proses perjalanan mencapai kesembuhan dan transformasi yang memampukan seseorang dengan gangguan jiwa untuk hidup bermakna di komunitas yang dipilihnya untuk mencapai potensi yang dimilikinya (USDHHS, 2006 dalam Stuart, 2013). Recovery merupakan proses dimana seseorang
  • 8. 5 mampu untuk hidup, bekerja, belajar dan berpartisipasi secara penuh dalam komunitasnya. Recovery berimplikasi terhadap penurunan atau pengurangan gejala secara keseluruhan (Ware et al, 2008 dalam Stuart 2013). Kekuatan diri merupakan pondasi dari dukungan dan sistem recovery yang berpusat pada diri sendiri dan motivasi diri. Aspek terpenting dari recovery didefinisikan oleh setiap individu dengan pertolongan dari pemberi layanan kesehatan jiwa dan orang- orang yang sangat penting dalam kehidupannya (Stuart, 2010). Individu menerima dukungan pemulihan melalui aktivitas yang didefinisikan sebagai rehabilitasi, yang merupakan proses menolong seseorang kembali kepada level fungsi tertinggi yang dapat dicapai. Recovery gangguan jiwa merupakan gabungan pelayanan sosial, edukasi, okupasi, perilaku dan kognitif yang bertujuan pada pemulihan jangka panjang dan memaksimalkan kecukupan diri (Stuart, 2013). Sejumlah praktik berbasis bukti mendukung dan meningkatkan pemulihan meliputi : tritmen asertif komunitas komunitas, dukungan bekerja, manajemen dan pemulihan penyakit, tritmen terintegrasi untuk mendampingi kejadian berulang gangguan jiwa dan penyalahgunaan zat, psikoedukasi keluarga, manajemen pengobatan. Dukungan pemulihan dalam asuhan keperawatan jiwa meliputi bekerja dengan tim tritmen multidisiplin yang meliputi psikiater, psikolog, pekerja sosial, konselor, terapis okupasi, pakar konsumen dan teman sejawat,manajer kasus, pengacara keluarga, pakar pengambil kebijakan. Dukungan ini juga membutuhkan perawat untuk berfokus pda tiga elemen yaitu : individu, keluarga dan komunitas (Stuart, 2013) C. Model Pemulihan Kesehatan Mental Dan Model Pemulihan Dalam Perawatan Psikiatri Selama ini kita mengetahui bahwa recovery sama halnya dengan kembali sehat atau sembuh terhadap suatu penyakit, tetapi dalam kesehatan jiwa kita sepakati bahwa recovery memiliki arti yang berbeda. Recover Model pada kesehatan jiwa tidak berfokus pada pengobatan, tetapi sebagai gantinya lebih menekankan dapat hidup beradaptasi dengan sakit jiwa yang sifatnya kronis. Pada model ini lebih menekankan kepada hubungan sosial, pemberdayaan, strategi koping, dan makna hidup.
  • 9. 6 Peplau (1952 dalam Varcarolis 2013) menciptakan teori bahwa pentingnya hubungan interpersonal terapeutik, model recovery berubah dari hubungan nurse-patient menjadi nurse-partner. Berdasarkan penelitian Hanrahan et al (2011 dalam Varcarolis 2013) menyatakan pentingnya meningkatkan peran individu dan keluarga dalam proses recovery. Caldwell et al (2010 dalam Varcarolis 2013) menegaskan perawat jiwa harus mengajarkan tenaga kesehatan lain tentang ko nsep recovery dan menyarankan cara memberdayakan pasien dan memajukan proses recovery. Models, Theories, and Therapies in Current Practice No Theorist Model/Theory Focus of Nursing 1. Dorothy Johnson Behavioral system Membantu pasien kembali pada keadaan seimbang ketika mengalami stess melalui pengurangan atau menghilangkan sumber stress dan mendukung proses adaptif (Johnson, 1980) 2. Imogene King Goal attainment Membangun hubungan interpersonal dan membantu pasien untuk mencapai tujuan nya berdasakan peran nya dalam konteks sosial (King, 1981) 4. Betty Neuman System Model Membangun hubungan perawat- pasien untuk membantu menghadapi respon stres (1982) 5. Dorothes Orem Self-Care Deficit Mengatasi defisit perawatan diri dan mendorong pasien untuk terlibat secara aktif pada
  • 10. 7 perawatan diri mereka (Orem, 2001) 6. Hildegard Peplau Interpersonal Relations Menggunakan hubungan interpersonal sebagai alat terapeutik untuk menyembuhkan dan mengurangi kecemasan (Peplau, 1992) 7. Jean Watson Transpersonal Caring Caring merupakan prosedur dan tugas penting; membangun hubungan perawat-pasien sehingga menghasilkan Therapeutic Outcome (Watson, 2007) D. Manfaat Dan Peran Perawat Dalam Pemberian Terapi Pada Proses Penyembuhan Pemberian terapi adalah berbagai pendekatan penenganan klien gangguan jiwa yang bervariasi, yang bertujuan untuk mengubah perilaku klien dengan gangguan jiwa dengan perilaku mal adaptifnya menjadi perilaku yang adaptif. Perawat sebagai terapis mendasarkan potensi yang dimiliki pasien sebagai titik tolak terapi atau penyembuhan dengan memberikan berbagai macam terapi Generalis maupun Spesialis. Dalam pemberian terapi perawat seabagai terapis senantiasa berdasarkan pada kompetensi yang dia miliki dan kondisi pasien yang menjadi titik tolak terapi atau penyembuhan. Efektivitas terapi komplementer dan alternatif (CAM) telah banyak dibuktikan oleh klinisi yang merujuk klien ke praktisi CAM baik sebagai terapi tunggal ataupu terapi tambahan dalam terapi konvensional. Terapi CAM dapat memberi dampak penting dalam praktik keperawatan kesehatan jiwa. Terapi alternatif telah banyak dirasakan bermanfaat, aman, hemat biaya, dan mudah dilaksanakan di tatanan kesehtan jiwa. Terapi alternatif komplementer (CAM) dapat dilakukan oleh perawat (Stuart, 2013).
  • 11. 8 Keperawatan termasuk dalam posisi yang ideal dalam memberikan perawatan dengan menggabungkan banyak terapi CAM untuk mengatasi gejala yang dialami oleh klien dengan gangguan jiwa. Disamping itu terapi CAM yang memberdayakan klien dapat memperkuat hubungan antar perawat dan klien dalam meningkatkan proses pemulihan (Stuart, 2013). E. Terapi Generalis 1. Terapi Psikofarmakologi Psikofarmakologi merupakan sebuah standar yang telah ditetapkan dalam menangani penyakik-penyakit neurobiologis. Namun, obat tidak dpat berjalan sendiri dalam menangani masalah personal, social atau komponen lingkungan klien atau respon terhadap penyakit. Kondisi-kondisi tersebut membutuhkan pendekatan yang terintegrasi dan komperensif dalam merawat individudan gangguan jiwa. Peran perawat dalam psikofarmakologi: a. Pengkajian Klien Pada proses kolaborasi pemberian obat sangat penting melakukan pengkajian dasar klien termvsuk riwayat, kondisi fisik dan asil laboratorium , evaluasi kesehatan jiwa, pengkajian social budaya dan yang paling utama adalah riwayat pengobatan untuk dilengkapi pada setiap klien sebelum diberikan pengobatan. b. Kordinasi Tritmen Modalitas Perawat memiliki peran penting dalam merancang program tritmen yang komprehensif. Pilihan tritmen yang paling tepat pada setiap klien bersifat individu dan merupakan gambaran dari rencana tritmen. Kordinasi dalam melakukan perawatan merupakan tanggung jawab utama perawat yang bersama-sama dengan klien dalam membina hubungan terapiutik sebagai bagian dari tim pelayanan kesehatan. c. Pemberian Obat Perawat memiliki peran penting terhadap pengealaman klien dalam mendapatkan pengobatan psikofarmakologi. Pada beberapa
  • 12. 9 pelayanan perawat bertugas menentukan jadwal dosis berdasarkan dosis kebutuhan obat seta kebutuhan klien, mengatur pemberian obat dan selalu waspada terhadap efek serta penanganan efek obat. d. Monitor Efek Obat Perawat berperan penting dalam memantau efek obat psikofarmaka. Peran dalam memantau efek obat seperti membuat standarisasi pengukuran efek obat terhadap target gejala, mengevaluasi dan meminimalisasi efek samping, mengatasi reaksi berlawanan dan mencatat efek obat terhadap konsep diri klien, kepercayaan serta keyakinannya terhadap perawatan. Obat harus diberikan sesuai dengan dosis yang direnkomendasikan dan dalam jumlah yang tepat sebelum menentukan apakah memiliki dampak terapiutik yang adekuat pada klien. e. Edukasi Pengobatan Perawat merupakan pemegan posisi utama dalam memberikan edukasi pada klien dan keluarga tentang pengobatan. Edukasi meliputi pemberian informasi lengkap kepada klien dan keluarga sehingga mereka dapat memahami, mendiskusikan dan menerimanya. Edukasi tentang obat merupakan kunci penting agar efektif dan aman dalam mengonsumsi obat-obat psikotropika, kolaborasi klien dalam merencanakan tritmen dan kepatuhan klien terhadap regimen terapi obat. 2. Terapi Kejang Listrik (Elektroconvulsive Therapis) Terapi kejang listrik (elektroconvulsive therapis / ECT) pertama kali dilakukan pada tahun 1938 sbagai tritmen untuk klien skizofrenia, ketika diyakini bahwa klien epilepsy jarang mengalami skizofrenia, dan dianggap bahwa pemberian kejang biasa menyembuhkan skizofrenia.
  • 13. 10 Terapi Kejang listrik adalah pengobatan dengan pemberian kejang yang cukup berat melalui alat yang diindukdi pada klien yang yang dibius dengan memeberikan arus listrik melalui elektroda yang dipasang pada klien (Manked et al, 2010). ECT merupakan tritmen gangguan jiwa yang efektif dan umumnya dapat ditoleransi dengan baik oleh klien. Dalam beberapa kasus, stelah program awal tritmen sukses, pemiliharaan ECT ditambah dengan pemberian obat antridepresan: untuk bulan pertama setelah remisi program remisi trigmen dilakukan seminggu sekali, kemudian berkurang secara bertahap menjadi sebulan sekali (perbulan) (APA, 2001). Indikasi utama ECT adalah depresi berat (Weiner dan Falcone,2011). Beberapa ahli menganggap terapi ini digunakan sebagai standar emas untuk mengatasi kodisi depresi yang bertahan (Nahas dan Anderson,2011). Tingkat respon terhadap ECT 80% atau lebih untuk sebagian besar klien lebih baik daripada tingkat respon terhadap obat antidepresan, sehingga terapi dianggap sebai antidepresan yang paling efektif (Keltner dan Boschini,2009). Peran perawat Perawat kesehatan jiwa memiliki peran penting dalam melakukan ECT. Peran ini meliputi tindakan keperawatan mandiri dan kolaborasi. Dukungan Emosi dan Pendidikan. Asuhan keperawatan diberikan kepada klien dan keluarga setelah dijelaskan bahwa ECT merupakan pilihan program tritmen. Peran paling penting perawat adalah memberikan kesempatan bagi klien untuk untuk mengespresikan perasaan, termasuk masalah yang terkait dengan mitos atau yang berkaitan dengan ECT. Perawat dapat mengajarkan klien dan keluarga, mempertimbangkan ansietas, kesiapan untuk belajar, dan kemampuan untuk memahami penjelasan yang diberikan. Asuhan Keperawatan Sebelum Prosedur Tritmen, pemberian asuhan keperawatan ini meliputi peninjauan kembali proses konsultasi, memastikan bahwa setiap kelainan hasil tes laboratorium telah ditangani, dan memeriksa bahwa peralatan dan perlengkapan yang diperlukan telah memadai dan berfungsi.
  • 14. 11 Asuhan keperawatan selama prosedur, klien harus dibawah ke ruan tritmen, baik dengan berjalan kaki atau dibawah dengan menggunakan kursi roda, didampingi seorang perwat dan dengan siapapun klien merasa nyaman. Perawat harus tetap mendapingi klien selama pelaksanaan terapi untuk memberikan dukungan pada klien. Asuhan keperawatan setelah prosedur, ruang pemulihan harus berdekatan dengan dengan ruang tritmen untuk memudahkan akses staf anastesi keluar masuk dalam keadaan darurat. Setelah klien berada diruan pemulihan perawat harus harus mengokservasi klien sampai benar-benar pulih. Perawat harus meyakinkan kodisi klien dan secara periodic mengorentasikan klien. Pemberian penjelasan yang singkat, sangat membantu klien dalam proses pemulihan. Perawat harus menjelaskan bahwa sebagian besar masalah memori akan hilang dalam beberapa minggu. 3. Terapi Tindakan Pada Keluarga Tindakan pada keluarga merupakan terapi yang ditujukan untuk melibatkan keluarga dan mendorong mereka untuk menjadi peserta aktif dalam ritmen dan pemulihan, sehingga meningkatkan keterampilan koping pada klien dan keluarga mereka. Peran Perawat dalam terapi keluarga yaitu untuk mendorong hubungan keluarga yang sehat melalui psikoedukasi, penguatan kekuatan, konseling sportif, dan rujukan untuk terapi dan dukungan. Perawat sudah dipersiapkan dengan baik untuk meningkatkan fungsi keluarga dalam pengaturan klinis tradisional dan nontradisional. Perawat harus mengintegrasikan teori berbasis keluarga dengan ilmu tindakan pada keluarga dalam program klinis, memberikan dan mempromosikan tindakan pada keluarga berbasis-bukti, dan advokasi untuk keluarga dan penggantian pihak ketiga untuk tindakan pada keluarga.
  • 15. 12  Advokasi Keluarga merupakan model bekerja dengan orang tua dan anggota keluarga untuk membantu mereka bertindak sebagai advokat dengan dan atas nama anggotakeluarga yang memiliki ketidakmampuan  Praktik yang berorientasi pada keluarga mengacu pada tindakan tertentu pada keluarga dan kerangka konseptual yang lebih luas untuk tindakan yang mencakup asuhan keperawatan yang berpusat pada keluarga.  Ilmu tindaka keluarga merupakan area keilmuan yang didefinisikan dengan penelitian dalam mengubah perilaku keluarga. 4. Iktisas Terapi Kelompok Kelompok menawarkan berbagai hubungan antara anggota karena setiap anggota kelompok akan berinteraksi satu sama lain dengan pemimpin kelompok. Anggota kelompok berasal dari berbagai latar belakang dan masing-masing memiliki kesempatan untuk belajar dari orang lain diluar lingkaran sosialnya.mereka dihadapkan dengan rasa iri hati, daya tarik, daya saing, dan banyak emosi lainnya dan perasaan yang diungkapkan oleh orang lain (Yalom,2005). Kelompok terapiutik memiliki tujuan bersama yaitu kelompok memiliki tujuan kelompok untuk membantu anggota yang secara konsisten terlibat dalam engidentifikasi hubungan destruktif dan mengubah perilaku maladaptive mereka. Peran Perawat Perawat sebagai pemimpin kelompok harus dapat mengkordinir dan mempelajari kelompok dan berpartisipasi di dalamnya pada waktu bersamaan. Pemimpin harus selalu memantau kelompok dan bila diperlukan, membantu kelompok mencapai tujuannya. Kualitas pemimpin perawat yang efektif merupakan kualitas yang sama pentingnya dalam hubungan terapiutik, secara khusus kemampuan perawat meliputi sikap responsive dan aktif berimpati, ketulusan, dan kemampuan konfrontasi.
  • 16. 13 F. Terapi Spesialis 1. Guided Imagery Guided Imagery merupakan program yang mengarahkan pikiran dengan memandu imajinasi seseorang terhadap situasi santai, fokus pada kondisi untuk mengurangi stres dan meningkatkan kenyaman serta suasana hati (Stuart, 2013). Klien yang menerima GI memiliki tingkat kenyamanan yang lebih tinggi dan tingkat depresi, ansietas dan stres yang lebih rendah dibandingkan dengan klien yang tidak menerima GI (Apostolo dan Kolcaba, 2009). Selain itu teknik imagery telah digunakan dalam berbagai kondisi dan populasi. Nyeri dan kanker adalah dua kondisi di mana teknik imagery telah membantu baik pada orang dewasa ataupun anak-anak (Lindquist, 2014). 2. Music Intervention Terapi musik digunakan dengan menerapkan unsur-unsur penyembuhan untuk memenuhi kebutuhan spesifik pada individu. Di Amerika Serikat dan di seluruh dunia, terapis musik bekerja di berbagai fasilitas dan perawatan kesehatan. Meskipun terapis musik secara khusus dilatih untuk menggunakan musik dalam berbagai cara terapi, ada banyak situasi di mana perawat dapat menerapkan intervensi musik ke dalam rencana perawatan pasien (Lindquist, 2014). Musik dan proses fisiologis (detak jantung, tekanan darah, gelombang otak, suhu tubuh, pencernaan, dan hormon adrenal) melibatkan irama dan getaran yang terjadi secara rutin, berkala dan terdiri dari osilasi (Crowe, 2004 dalam Lindquist, 2014). Intervensi musik memberikan pasien / klien stimulus menghibur yang dapat membangkitkan sensasi menyenangkan sambil memfokuskan perhatian individu ke musik bukan pada pikiran stres, nyeri, ketidaknyamanan, atau rangsangan lingkungan lainnya (Lindquist, 2014). 3. Humor Psikoterapis Steven Sultanoff menjelaskan bahwa perbedaan utama antara komedi-klub humor dan humor terapi. Tujuan dari menggunakan humor terapi
  • 17. 14 sebagai terapi komplementer harus jelas untuk kepentingan klien atau pasien, bukan untuk terapis/perawat sebagai kepuasan pribadi atau hanya untuk kesenangan "(Steven Sultanoff, 2012 dalam Lindquist, 2014). Humor terapi telah didefinisikan sebagai setiap intervensi yang mempromosikan kesehatan dan kesejahteraan dengan merangsang ekspresi. Intervensi ini dapat meningkatkan kesehatan, sebagai terapi komplementer, memfasilitasi penyembuhan atau mengatasi baik fisik, emosi, kognitif, sosial, dan spiritual "(AATH, 2000 dalam Lindquist, 2014). 4. Yoga Yoga merupakan kegiatan yang mengatur tubuh secara fisik dan emosional dengan menggunakan berbagai posisi tubuh, latihan peregangan, kontrol nafas dan meditasi. Teknik pernapasan yang digunakn dalam yoga dapat berhubungan dengan stimulasi saraf vagus dan menyeimbangkan sistem saraf otonom. Kegiatan yoga dapat ini dapat mengurangi agitasi dan aktivitas pada beberapa klien depresi saat berlatih meditasi (Stuart, 2013). Sebuah studi menunjukkan bahwa yoga dua kali seminggu selama 8 minggu diberikan tritmen standar untuk gangguan makan lebih bermanfaat dalam mengurangi gejala gangguan makan daripada tritmen standar saja. Setelah selesai yoga, klien mengalami sedikit rangsangan terhadap makanan dan cara makan, sehingga hal ini menunjukkan efektivitas yoga dalam memfokuskan pikiran dan tidak terokupasi pada pemikiran obsesif patologis (Stuart, 2013). 5. Biofeedback Biofeedback merupakan suatu tindakan dimana respon fisiologis, seperti detak jantung, hantaran kulit, suhu kulit, dan aktivasi otot dipantau dengan tujuan mengajarkan klien untuk secara sadar mengatur proses tersebut. EEG Biofeedback dikenal juga sebagai neuroterapi/ neurofeedback adalah biofeedback tertentu yang menstransmisikan sinyal electroencephalogram (EEG) dan memberikan informasi tentang aktivitas neuron di korteks serebral. Melalui pengkondisian operan atau belajar, klien diajarkan menggunakan informasi tentang otak untuk mengubah atau meningkatkan fungsinya (Stuart, 2013).
  • 18. 15 Perawat profesional ideal untuk memberikan biofeedback karena pengetahuannya tentang fisiologi, psikologi, kesehatan dan penyakit di negaranya. Perawat menggunakan biofeedback harus disertifikasi oleh Sertifikasi Biofeedback International Alliance (BCIA, www.bcia.org), yang menawarkan sertifikasi dalam biofeedback umum, neurofeedback, dan biofeedback disfungsi otot panggul (Lindquist, 2014). 6. Meditation Meditasi kesadaran (Mindfulness meditation) mengajarkan klien berfokus pada pengalaman mereka. Klien diajarkan untuk menyadari sensasi, pikiran dan perasaan yang dialami saat ini yang bertujuan untuk memungkinkan diri mengamati pengalaman membuat tujuan, tidak menghakimi, serta menerima cara dan menemukan sifat yang lebih dalam dari pengalaman (Tusaie dan Edds, 2009 dalam Stuart, 2013). Praktik meditasi harus diawasi pada klien dengan masalah kesehatan jiwa tertentu karena terapi ini memiliki potensi untuk menginduksi tingkat kesadaran tertentu. Pendekatan meditasi yang berbeda dapat menghasilkan efek merangsang yang dapat membangkitkan mania pada klien bipolar (Stuart, 2013). 7. Prayer Stabile (2013) mendefinisikan doa sebagai komunikasi antara manusia dan Tuhan, komunikasi timbal balik yang meliputi berbicara kepada Tuhan (Lindquist, 2014). Banziger, Van Uden, dan Janssen (2008) mencatat bahwa orang dapat melihat doa sebagai kerjasama dengan Tuhan di mana mereka berada dalam kontak dan persekutuan dengan Tuhan. Doa dapat dilakukan secara individual, dalam suatu kelompok, atau sebagai bagian dari iman atau komunitas agama (Lindquist, 2014). Sejumlah penelitian telah mendokumentasikan efektivitas doa sebagai strategi koping. Dari tinjauan studi tentang doa, Holywell dan Walker (2009) menyimpulkan bahwa doa adalah strategi koping yang membantu untuk menengahi antara agama dan kesejahteraan (Lindquist, 2014). Perawat dapat menanyakan apakah pasien ingin perawat untuk bergabung dengan mereka dalam doa. Membaca kitab suci atau membaca dari kitab suci adalah
  • 19. 16 salah satu cara untuk berdoa dengan seseorang. Perawat dapat menciptakan lingkungan yang kondusif untuk berdoa: bermain musik meditasi, mencegah interupsi, dan memperoleh buku atau perlengkapan yang dibutuhkan bagi orang untuk berdoa seperti yarmulke untuk seorang Yahudi atau rosario bagi seseorang dari iman Katolik. Pasien dari iman Yahudi mungkin ingin membaca Mazmur dan Muslim dapat memilih untuk membaca doa dari Al-Qur'an (Al-Quran). Perawat perlu menghormati bentuk apapun atau ritual doa yang dipilih pasien (Lindquist, 2014). Doa telah digunakan orang yang mempunyai banyak penyakit, dari semua kelompok usia, dan dari semua budaya. Literatur juga menunjukkan tentang kemanjuran doa pada individu yang sakit. Dalam sejumlah survei, doa menjadi yang paling sering digunakan sebagai pelengkap terapi (Brown, barner, Richards, & Bohman, 2007; King & Pettigrew, 2004). Penelitian telah dilakukan pada penggunaan doa dengan pasien yang memiliki kondisi kronis. Dalam sebuah studi dari orang dewasa yang HIV-1-positif dan yang terlibat dalam kegiatan spiritual seperti doa, subjek memiliki penurunan risiko kematian (Fitzpatrick et al., 2007). Demikian juga, orang dengan depresi dan kecemasan yang telah berpartisipasi dalam enam sesi doa 1 jam mingguan menunjukkan perbaikan dalam depresi dan kecemasan dibandingkan dengan subyek pada kelompok kontrol (Boelens, Reeves, Replogle, & Koenig, 2009). 8. Journaling Istilah journal, buku harian, menulis reflektif, dan menulis ekspresif sering digunakan secara bergantian. Diari lebih sering fokus pada rekaman peristiwa dan pertemuan, sedangkan journal berfungsi sebagai alat untuk merekam proses kehidupan seseorang (Cortright 2008 dalam Lindquist, 2014). Peristiwa dan pengalaman yang dicatat dalam jurnal berisi refleksi seseorang tentang peristiwa dan makna pribadi yang pernah dialami mereka. Dalam penulisan jurnal, interaksi antara sadar dan tidak sadar sering terjadi. Bentuk penulisan ekspresif seperti puisi, cerita, dan pesan memo adalah metode individu dapat menggunakan untuk mengeksplorasi perasaan batin dan pikiran (Lindquist, 2014).
  • 20. 17 Pada mereka yang baru didiagnosis dengan penyakit kronis, journal tentang perspektif mereka tentang bagaimana penyakit dapat mempengaruhi kehidupan mereka serta dapat membantu mereka mengungkap kekhawatiran sehingga bisa didiskusikan dengan profesional kesehatan. Perawat dan keluarga dapat menyiapkan catatan pasien, Kemudian digunakan dalam program tindak lanjut untuk membantu subjek memperoleh pemahaman tentang waktu mereka di unit perawatan intensif, termasuk mimpi dan saat-saat ketika pasien bingung atau tidak sadar. Program ini terbukti berguna bagi pasien dan staf. Menulis jurnal juga telah digunakan untuk membantu orang mengembangkan spiritual. Journal juga dapat membantu dalam berdoa. Tindakan menulis membantu menjaga seseorang berpusat pada percakapan dengan Tuhan. Seperti yang disarankan oleh Chittister, sebuah bagian dari kitab suci dapat menjadi stimulus untuk menggunakan journal untuk berdoa (Lindquist, 2014). 9. Storytelling Mendongeng/bercerita didefinisikan sebagai seni atau tindakan bercerita (Dictionary.com, 2013). Sebuah cerita adalah narasi, baik benar atau fiktif, dalam bentuk prosa atau ayat yang dirancang untuk menarik, menghibur, atau menginstruksikan pendengar atau pembaca. Penggunaan cerita di layanan kesehatan, penelitian kesehatan, dan pendidikan tidak terbatas. Perawat dapat menggunakan cerita dalam beberapa situasi di masa hidup untuk berbagai tujuan. Cerita dapat digunakan dalam terapi keluarga dan dapat membantu anggota dalam memasuki makna dari masa lalu, sekarang, dan masa depan serta membantu pasien untuk "membuat makna" dan penyembuhan (Roberts, 1994 dalam Lindquist, 2014). 10.Animal- Assisted Therapy Terapi dengan bantuan hewan didefinisikan sebagai intervensi yang diarahkan pada tujuan yang menggunakan ikatan manusia-hewan sebagai bagian integral dari proses pengobatan (American Veterinary Medical Association, 2012). Meskipun berbagai spesies hewan dan keturunan, seperti kucing, burung, kelinci,
  • 21. 18 kuda, dan lumba-lumba, yang terlibat dalam AAT, anjing memiliki persentase tertinggi dari hewan yang digunakan untuk AAT (Hart, 2000). Beberapa kunci dari AAT adalah: (a) tujuan dan sasaran tertentu yang ditetapkan untuk setiap pasien, (b) mengukur kemajuan, (c) interaksi didokumentasikan. Tujuan dirancang oleh seorang perawat, terapis okupasi, terapi fisik, konselor, dokter, atau profesional perawatan kesehatan lainnya yang menggunakan AAT dalam proses pengobatan (American Veterinary Medical Association, 2012). Sebuah tujuan fisik misalnya peningkatan mobilitas dengan berjalan dengan anjing. Contoh tujuan kognitif termasuk peningkatan ekspresi verbal (melalui interaksi normal dengan hewan) dan peningkatan memori jangka panjang (melalui mengingat nama dan aktivitas hewan pada kunjungan terakhir). Tujuan sosial bisa meliputi meningkatkan keterampilan sosial dan membangun hubungan dengan orang lain melalui binatang. Hewan juga dapat membantu meningkatkan sosialisasi dengan memfasilitasi diskusi piaraan di masa lalu. Disamping itu tujuan emosionalnya adalah meningkatkan motivasi yang ditunjukkan oleh berpakaian atau berjalan melihat hewan. 11.Terapi Relaksasi (Terapi Pijat) Teknik relaksasi adalah teknik untuk menurunkan respon relaksasi sebagai mekanisme protektif terhadap stress yang menurunkan denyut nadi, metabolism laju pernafasan dann tonus otot. Relaksasi adalah suatu kondisi untuk membebaskan fisik dan mental dari tekanan atau stress. Teknik relaksasi memberikan kemapuan kepada individu untuk dapat mengontrol dirinya sendiri ketika terjadi ketidak nyamanan atau nyeri dan memperbaiki keadaan fisik dan stress emosional (Potter & Perry, 2002). Salah satu teknik relaksasi adalah terapi pijat (Sharon et. All, 2000 dikutip dari Wahyuni, 2002). Terapi pijat adalah terapi relaksasi dengan memberikan tekanan-tekanan tertentu pada anggota badan. Dalam terapi relaksasi, perawat menggunakan pijat sebagai intervensi untuk menghilangkan stres fisiologis dan psikologis dan mempromosikan relaksasi (Harris & Richards, 2010). Dalam review dari 22 studi yang pijat telah digunakan, Richards,
  • 22. 19 Gibson dan Overton-McCoy (2000) menemukan bahwa hasil yang paling sering dilaporkan adalah pijat dapat pengurangan kecemasan. Peran Perawat Dalam Terapi Pijat Perawat dapat melakukan terapi pijat untuk mengatasi kondisi-kondisi ketidak nyamanan yang dialami paien, diantaranya: a. Rasa sakit Pijat sering digunakan untuk mengurangi rasa sakit. Sejumlah penelitian telah menemukan bahwa pijat dapat mengurangi rasa sakit . Dalam review penelitian tentang penggunaan pijat dan aromaterapi pada penderita kanker, Wang dan Keck (2004) melaporkan berkurangnya rasa sakit pada pasien pasca operasi, dan Mok dan Woo (2004) menemukan bahwa pijat juga dapat mengurangi rasa sakit pada pasien stroke b. Mengatasi masalah istirahat tidur Pada pasien dilakukan pijatan sebelum tidur sehingga meningkatkan relaksasi atau rasa nyaman pada pasien, sehingga pasien dapat beristirahat dengan teman. 12.Exercise (Olah Raga) Aktivitas fisik didefinisikan sebagai "mengerakan tubuh yang bertujuan untuk pengeluaran kalori" (American College of Sports Medicine, 2006). Secara umum pengertian olahraga adalah sebagai salah satu aktivitas fisik maupun psikis seseorang yang berguna untuk menjaga dan meningkatkan kualitas kesehatan seseorang. Latihan fisik sangat bermanfaat bagi kesehatan, diantaranya: a. Mengurangi risiko kematian dini b. Mengurangi risiko kematian dini akibat penyakit jantung c. Mengurangi risiko diabetes tipe 2 d. Mengurangi risiko tekanan darah tinggi e. Mengurangi tekanan darah tinggi pada individu hipertensi f. Mengurangi risiko kanker usus g. Mengurangi perasaan gelisah dan putus asa
  • 23. 20 h. membantu dalam mengontrol berat badan i. Membantu dalam penguatan dan pemeliharaan otot, sendi, dan tulang j. Membantu orang dewasa yang lebih tua dengan keseimbangan dan mobilitas k. Memupuk perasaan kesejahteraan psikologis Selain manfaat tersebut, ACSM (Garber et al., 2011) dan USDHHS-PAAC (USDHHS-PAAC, 2008) telah menerbitkan laporan ilmiah yang menyatakan aktivitas fisik sebagai faktor utama pencegahan primer dan sekunder penyakit kardiovaskular. Ada hubungan antara kurangnya aktivitas fisik dan perkembangan penyakit arteri koroner dan peningkatan mortalitas kardiovaskular (USDHHSPAAC, 2008; Garber et al, 2011.). Peran Perawat Memberikan pendidikan kesehatan pada pasien tentang pentingnya berolahraga, perawat juga dapat selalu memotivasi pasien untuk dapat melakukan olah raga rutin sesuai kondisi pasien. Perawat dapat membantu pasien untuk berkonsultasi dengan dokter untuk menentukan olahraga apa yang tepat dengan kondisi pasien dan dapat pasien lakukan secara mandiri. 13.Aromaterapi Styles (1997) mendefinisikan aromaterapi sebagai penggunaan minyak esensial untuk tujuan terapi yang mencakup pikiran, tubuh, dan jiwa-luas, definisi yang konsisten dengan praktik keperawatan holistik. Institute Cancer Nasional mendefinisikan aromaterapi sebagai "penggunaan terapi menggunakan minyak dari bunga, tumbuh-tumbuhan, dan pohon-pohon untuk perbaikan fisik, emosional, dan spiritual kesejahteraan "(National Cancer Institute [NCI], 2012). Peran Perawat Perawat memiliki peran penting dalam membantu pasien untuk membedakan di antara berbagai produk botani yang mudah tersedia. Pasiensering bingung dengan pilihan yang dapat digunakan , dan yang terpenting adalah bahwa perawat memahami
  • 24. 21 perbedaan dari kandungan dari minyak yang digunakan, pemberian saran pada pasien bertujuan untuk keselamatan pasien. Perawat harus menyadari pedoman keselamatan umum untuk pendidikan pasien dan dalam praktek. Ini termasuk: a. Hindari minyak esensial dari nyala api langsung, minyak tersebut tidak stabil dan sangat mudah terbakar. b. Simpan minyak esensial di tempat yang sejuk jauh dari sinar matahari; menggunakan wadah kaca berwarna biru atau gelap. Tutup wadah segera setelah digunakan. Minyak atsiri dapat mengoksidasi pada suhu yang panas, cahaya, dan oksigen dan dapat mengubah kandungan bahan kimianya c. Sadarilah bahwa minyak esensial dapat menodai pakaian dan bahan tekstil, minyak esensial murni juga dapat merusak bahan plastik. Lakukan tindakan pencegahan yang tepat. d. Jauhkan minyak esensial dari anak-anak dan hewan peliharaan kecuali kita yakin bahwa minyak esensial tersebut memang aman untuk anak-anak dan hewan peliharaan. Pelajari literatur berisi kasus efek samping atau kematian yang berhubungan dengan penggunaan yang tidak benar atau tertelan pada anak-anak dan hewan peliharaan (Halicioglu, Astarcioglu, Yaprak, & Aydinlioglu, 2011). e. Gunakan minyak esensial dari pemasok terkemuka. Mencari nasihat dari aromaterapis terlatih atau rekomendasi dari penyedia klinis aromaterapi. Jika menggunakan minyak esensial dalam percobaan klinis atau penelitian, hasil tes verifikasi kandungan bahan kimia harus diperoleh. f. Perawatan khusus diperlukan bila menggunakan minyak esensial pada orang- orang yang memiliki riwayat asma yang parah atau beberapa alergi. g. Penggunaan minyak esensial relatif aman bila digunakan dengan benar, sensitifitas dan iritasi kulit dapat terjadi. Dalam kasus ini, minyak esensial yang masih tersisa harus dihapus dengan minyak atau susu, dibilas dengan air, dan penggunaannya harus dihentikan. Kebanyakan reaksi seperti ini dapat mengatasi masalah tersebut; Namun, penyedia layanan kesehatan harus berkonsultasi jika terjadi nyeri/gatal parah yang berkelanjutan.
  • 25. 22 Jika minyak esensial masuk ke mata, bilas dengan susu atau pembawa minyak pertama dan kemudian dengan air.
  • 26. 23 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Recovery merupakan proses dimana seseorang mampu untuk hidup, bekerja, belajar, dan berpartisipasi secara penuh dalam komunitasnya. Recovery berimplikasi terhadap penurunan atau pengurangan gejala secara keseluruhan. (Ware et al, 2008 dalam Stuart 2013). Recovery merupakan suatu proses perjalanan mencapai kesembuhan dan transformasi yang memampukan seseorang dengan gangguan jiwa untuk hidup bermakna di komunitas yang dipilihnya untuk mencapai potensi yang dimilikinya. Sehingga, di perlukan beberapa terapi seperti yang sudah di jelaskan. B. Saran Semoga makalah mengenai Konsep Recovery dapat bermanfaat untuk kita semua. Besar harapan saya agar makalah ini dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan kita semua terutama dalam keperawatan jiwa serta menjadi tambahan referensi dalam penyelesaian tugas dan tinjauan literature.
  • 27. 24 DAFTAR PUSTAKA Caldwell, Barbara A., dkk. (2010). Psychiatric nursing practice & the recovery model of care. Journal of Psychosocial Nursing & Mental Health Services, 48(7), 42-48. doi:http://dx.doi.org/10.3928/02793695-20100504-03 Linquist, R.,Snyder, M.,Tracy, F. Mary. (2014). Complementary & Alternative Therapies in Nursing. Springer Publishing Company O'Connell, M., Tondora, J., Croog, G., Evans, A., & Davidson, L. (2005). from rhetoric to routine: assessing perceptions of recovery-oriented practices in a state mental health and addiction system. Psychiatric Rehabilitation Journal, 28(4), 378-86. Stuart, W. Gail. (2013). Principles of Psychiatric Nursing, 10 Edition. ELSEVIER Varcarolis, M. Elizabeth. (2013). Essentials of Psychiatric Mental Health Nursing; A Communication Approach to Evidence-Based Care Second Edition. ELSEVIER