SlideShare a Scribd company logo
1 of 46
i
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN
GANGGUAN KEBUTUHAN DASAR MANUSIA PERSONAL
HYGIENE KHUSUSNYA KUKU KAKI DAN KUKU TANGAN
Juga terdapat di :
http://warungbidan.blogspot.com/2016/08/asuhan-keperawatan- pada-pasien-dengan.html
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang................................................................................1
1.2 Tujuan penulisan............................................................................2
1.3 Rumusan permasalahan..................................................................2
1.4 Kegunaan........................................................................................3
1.5 Sistematika penulisan.....................................................................4
BAB II TUJUAN TEORITIS
2.1 Konsep dasar .................................................................................5
2.1.1 Pengertian ............................................................................5
2.1.2 Klasifikasi..............................................................................5
2.1.3 Etiologi..................................................................................6
2.1.4 Anatomi dan fisiologi............................................................8
2.1.5 Faktor Resiko........................................................................11
2.1.6 Patofisiologis.........................................................................13
2.1.7 Manisfestasi klinis.................................................................14
2.2 Konsep asuhan keperawatan..........................................................15
2.2.1 Pengkajian.............................................................................15
2.2.2 Penetapan Diagnosis .............................................................17
ii
2.2.3 Perencanaan dan Implementasi.............................................17
2.2.4 Intervensi .............................................................................22
2.2.5 Evaluasi.................................................................................23
BAB III TINJAUAN KASUS
3.1 Pengkajian......................................................................................24
3.2 Analisa data...................................................................................31
3.3 Daftar asuhan keperawatan............................................................33
3.4 Rencana asuhan keperawatan........................................................34
3.5 Implementasi keperawatan.............................................................36
3.6 Evaluasi dan catatan perkembangan...............................................38
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Pengkajian......................................................................................39
4.2 Diagnosa keperawatan...................................................................39
4.3 Perencanaan....................................................................................40
4.4 Implementasi ................................................................................40
4.5 Evaluasi..........................................................................................41
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan.....................................................................................42
5.2 Kritik dan saran..............................................................................43
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................44
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Personal higiene berasal dari bahasa Yunani yaitu personal yang artinya
perorangan dan higiene berarti sehat.
Higiene personal adalah upaya yang dilakukan individu dalam
memelihara kebersihan dan kesehatan dirinya baik secara fisik mau pun
mental. Berpenampilan bersih, harum, dan rapi merupakan dimensi yang
sangat penting dalam mengukur tingkat kesejahteraan individu secara umum.
Menurut Roper ( 2002 ), mengingat kebersihan merupakan kebutuhan dasar
utama yang dapat mempengaruhi status kesehatan dan kondisi psikologis
individu. (Wahit Iqbal Mubarak , Buku Ajar Ilmu Keperawatan Dasar , 2015 ,
Hal. 143 )
Efek yang akan timbul jika personal higiene tidak dilakukan akan
menimbulkan berbagai bibit penyakit. Oleh karena itu, kebersihan tubuh
perlu di perhatikan.
Adapun jenis personal hygiene yang di perlu di perhatikan diantaranya
perawatan kulit kepala dan rambut serta seluruh tubuh, perawatan mata,
perawatan hidung, perawatan telinga, perawatan gigi dan mulut, perawatan
kuku tangan dan kaki, perawatan genetalia, perawatan tubuh ( memandikan ),
dan kesehatan pakaian. Perawatan personal higiene salah satunya perawatan
kuku tangan dan kaki. Kuku tangan dan kaki sering kali memerlukan
perhatian khusus untuk mencegah infeksi, bau, dan cedera pada jaringan.
Akan tetapi, sering kali tidak sadar akan masalah kaki dan kuku sampai
terjadi nyeri atau ketidaknyamanan.
Menjaga kebersihan kuku penting dalam mempertahankan personal
higiene karena berbagai kuman dapat masuk ke dalam tubuh melalui kuku.
Oleh sebab itu, kuku seharusnya tetap dalam keadaan sehat dan bersih.
Tujuan perawatan kuku tangan dan kaki adalah agar klien memiliki kulit utuh
2
dan permukaan kulit yang lembut, klien merasa nyaman dan bersih, klien
akan memahami dan melakukan metode perawatan kaki dan kuku yang benar.
Dari latar belakang di atas kami tertarik untuk menyusun makalah
dengan judul “ Asuhan Keperawatan personal higiene : Perawatan Kuku
Tangan dan Kaki "
1.2 Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
Mampu melakukan tindakan asuhan keperawatan pemenuhan
kebutuhan dasar manusia dalam hal Personal Higiene : Perawatan kuku
dan kaki.
2. Tujuan khusus
a. Mampu mengetahui konsep dasar Personal Higiene.
b. Mampu mengetahui dan melakukan proses pengkajian pada klien
dengan gangguan kebutuhan dasar manusia “Personal Higiene :
Perawatan kuku tangan dan kaki “.
c. Mampu menganalisa data klien dengan gangguan kebutuhan dasar
manusia “Personal Higiene : Perawatan kuku tangan dan kaki “.
d. Mampu menyusun perencanaan asuhan keperawatan pada klien
dengan gangguan kebutuhan dasar manusia “Personal Higiene :
Perawatan kuku tangan dan kaki “.
e. Mampu menyusun dan memberikan tindakan asuhan keperawatan
pada klien dengan gangguan kebutuhan dasar manusia “Personal
Higiene : Perawatan kuku tangan dan kaki “.
f. Mampu mengevaluasi atas tindakan asuhan keperawatan yang
diberikan pada klien dengan gangguan kebutuhan dasar manusia
“Personal Higiene : Perawatan kuku tangan dan kaki “.
1.3 Rumusan masalah
Sesuai dengan latar belakang diatas bahwa pemenuhan kebutuhan dasar
manusia “ Personal Higiene : Perawatan kuku tangan dan kaki “ . Kuku
3
tangan dan kaki sering kali memerlukan perhatian khusus untuk mencegah
infeksi, bau, dan cedera pada jaringan. Akan tetapi, sering kali tidak sadar
akan masalah kaki dan kuku sampai terjadi nyeri atau ketidaknyamanan.
Menjaga kebersihan kuku penting dalam mempertahankan personal
higiene karena berbagai kuman dapat masuk ke dalam tubuh melalui kuku.,
maka dengan itu kami merumuskan masalah sebagai berikut :
1. Apa konsep dasar Personal Higiene ?
2. Apa saja yang harus dkaji pada klien dengan gangguan kebutuhan dasar
manusia “Personal Higiene : Perawatan kuku tangan dan kaki “ ?
3. Bagaimana menganalisa data klien dengan gangguan kebutuhan dasar
manusia “Personal Higiene : Perawatan kuku tangan dan kaki “.
4. Bagaimana menyusun perencanaan asuhan keperawatan pada klien
dengan gangguan kebutuhan dasar manusia “Personal Higiene :
Perawatan kuku tangan dan kaki “ ?
5. Bagaimana menyusun dan memberikan tindakan asuhan keperaatan pada
klien dengan gangguan kebutuhan dasar manusia “Personal Higiene :
Perawatan kuku tangan dan kaki “ ?
6. Bagamaina mengevaluasi atas tindakan asuhan keperawatan yang
diberikan pada klien dengan gangguan kebutuhan dasar manusia
“Personal Higiene : Perawatan kuku tangan dan kaki “.
1.4 Kegunaan
1. Rumah sakit
Sebagai masukan untuk bahan evaluasi pelaksanaan asuhan
keperawatan personal higiene : perawatan kuku tangan dan kaki yang
bermanfaat bagi pelayanan kesehatan di Rumah Sakit
2. Mahasiwa
Sebagai tambahan ilmu dalam peningkatan pengetahuan khususnya
tentang asuhan keperawatan personal higiene : perawatan kuku tangan
dan kaki dan acuan saat mengaplikasikannya pada kehidupan sehari – hari
dan saat praktek nya.
4
3. Institusi pendidikan
Dapat digunakan sebagai bahan referensi bagi pendidikan dan
penelitian serta informasi tentang asuhan keperawatan personal higiene :
perawatan kuku tangan dan kaki.
1.5 Sistematika penulisan
Sistematika penulisan laporan ini dibagi atas:
- Bab I Pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, tujuan penulisan,
rumusan masalah, manfaat dan sistematika penulisan.
- Bab II Tujuan teoritis terdiri dari konsep dasar, pengertian, klasifikasi,
etiologi, anatomi dan fisiologi, faktor resiko, fatofisiologis,
manifestasi klinis. Konsep asuhan keperawatan, pengkajian,
keperawatan dan intervensi.
- Bab III Tinjauan kasus yang terdiri dari pengkajian analisa data, daftar
asuhan keperawatan, rencana asuhan keperawatan, catatan
keperawatan atau implmentasi, evaluasi dan catatan
perkembangan.
- Bab IV Pembahasan yang terdiri dari pengkajian, diagnosa keperawatan,
perencanaan, implementasi, dan evaluasi.
- Bab V Penutup yang berisi tentang kesimpulan, kritik dan saran yang
menunjang dari kasus yang di angkat.
5
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1 Konsep Dasar
2.1.1 Higiene personal
1. Pengertian
Personal higiene atau kesehatan pribadi adalah upaya individu
dalam memelihara kebersihan diri yang meliputi kerbersihan
rambut, teliga, gigi dan mulut, kuku, dan kebersihan dalam
berpakaian dalam meningkatkn kesehatan yang optimal. (Wahit
Iqbal Mubarak , Buku Ajar Ilmu Keperawatan Dasar , 2015 , Hal.
145)
2. Pentingnya Higiene Personal
Personal higiene seperti merawat kuku merupakan salah satu
aspek penting dalam mempertahankan perawatan diri karena
berbagai kuman dapat masuk kedalam tubuh melalui kuku yang
kotor dan panjang.
2.1.2 Klasifikasi Personal Higiene
Higiene personal merupakan salah satu tindakan keperawatan dasar
yang rutin dilakukan oleh perawat setiap hari di rumah sakit (Depkes
RI, 1987). Tindak tersebut meliputi sebagai berikut.
1. Perawatan kulit kepala dan rambut serta seluruh tubuh.
2. Perawatan mata.
3. Perawatan hidung.
4. Perawatan telinga
5. Perawatan gigi dan mulut.
6. Perawatan kuku tangan dan kaki.
7. Perawatan genitalia.
8. Perawatan tubuh (memandikan).
9. Perawatan pakaian.
6
2.1.3 Etiologi
Menurut Tarwoto dan Wartonah (2000) penyebab kurang perawatan
diri adalah sebagai berikut :
1. Kelelahan fisik
2. Penurunan kesadaran
Menurut Depkes (2002:20), penyebab kurang perawatan diri adalah :
1. Faktor predisposisi:
a. Perkembangan Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan
klien sehingga perkembangan inisiatif terganggu.
b. Biologis Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu
melakukan perawatan diri.
c. Kemampuan realistis turun Klien dengan gangguan jiwa
dengan kemampuan realitas yang kurang menyebabkan
ketidakpedulian dirinya dan lingkungan termasuk perawatan
diri.
d. Sosial Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan
diri lingkungannya situasi lingkungan mempengaruhi latihan
kemampuan dalam perawatan diri.
2. Faktor presipitasi
Yang merupakan faktor presipitasi deficit perawatan diri adalah
kurang penurunan motivasi, kerusakan kognisi atau perceptual,
cemas, lelah / lemah yang dialami individu sehingga menyebabkan
individu kurang mampu melakukan perawatan diri.
Menurut Depkes (2000 : 59) faktor – faktor yang mempengaruhi
personal hygiene adalah :
a. Body image
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi
kebersihan diri, misalnya dengan adanya perubahan fisik
sehingga individu tidak peduli dengan kebersihan dirinya.
7
b. Praktik sosial
Pada anak – anak selalu dimanja dalam kebersihan diri maka
kemungkinan akan terjadi perubahan pada personal hygiene.
c. Status sosial ekonomi
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun,
pasta gigi, sikat gigi, shampoo, alat mandi yang semuanya
memerlukan uang untuk menyediakannya.
d. Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena
pengetahuan yang baik dapat meningkatkan kesehatan.
Misalnya pada pasien diabetes mellitus ia harus menjaga
kebersihan kakinya.
e. Budaya
Di sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu tidak boleh
dimandikan.
f. Kebiasaan seseorang
Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentu dalam
perawatan diri seperti penggunaan sabun, shampoo dan lain –
lain.
g. Kondisi fisik atau psikis
Pada keadaan tertentu / sakit kemampuan untuk merawat diri
berkurang dan perlu bantuan untuk melakukannya.
Dampak yang sering timbul pada masalah personal hygiene :
1. Dampak fisik
Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak
terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik, gangguan fisik
yang sering terjadi adalah gangguan integritas kulit,gangguan
membrane mukosa mulut, infeksi pada mata dan telinga dan
gangguan fisik pada kuku.
8
2. Dampak psikososial
Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygiene adalah
kebutuhan rasa nyaman,kebutuhan dicintai dan mencintai,
kebutuhan harga diri, aktualisasi diri dan gangguan interaksi sosial.
2.1.4 Anatomi dan fisiologi
Kuku merupakan bagian tubuh yang belum jelas secara fungsi
spesifiknya, kuku merupakan bagian dari tulang. Apakah untuk ngupil
saja juga terlalu tajam. Menggaruk terlalu keras akan membuat lecet,
digunakan cakar - cakaran masuk penjara. Malah bisa dibilang kuku
adalah tempat bersembinya penyakit atau bakteri. Akan tetapi ada
beberapa artikel yang menyebutkan fungsi kuku adalah sebagai
pelindung ujung saraf di ujung jari dan mempertinggi daya sentuh.
Kuku terdiri dari lempeng kuku (nail plate), lipatan kuku lateral
dan proximal, hiponikium, bantalan kuku (nail bed) dan matriks.
Matriks dan bantalan kuku membantu pembentukan lempeng kuku.
Bagian ventral lempeng kuku dibentuk oleh bantalan kuku, sedangkan
sisanya berasal dari matriks. Lempeng kuku berwarna transculent,
melalui lempeng kuku merupakan struktur yang paling besar. Melekat
kuat pada bantalan kuku dimana perlekatan ini kurang kuat ke arah
proximal, terpisah dari sudut postolateral. Seperempat bagian kuku
ditutupi oleh lunula putih.
Pada pemotongan longitudinal, lipatan kuku bagian proximal
terlihat berupa lanjutan dari kulit sekitar dorsum dan phalangs terminal.
Epidermis pada lipatan ini berlanjut disekitar dasar kuku. Lipatan kuku
bagian proximal dan memiliki dua permukaan epitel yaitu bagian dorsal
dan ventral. Pada persambungan keduanya dijumpai kutikula yang
berproyeksi kearah distal diatas permukaan kuku. Matrix kuku dapat
dibagi atas bagian dorsal yaitu bagian intermediate yang menutupi
lempeng kuku bagian proximal sampai ujung distal dari lunula dan
bagian ventral. Pada daerah pemisah antara lempeng kuku dan bantalan
9
kuku, dapat dijumpai epitel sohlenhorn. Pada keadaan normal struktur
ini hanya berupa sisa.
Matriks merupakan pusat pertumbuhan kuku. Kuku tangan tumbuh
lebih cepat dari kuku kaki, yaitu 2-3mm perbulan, sedagkan kuku kaki
1mm/bulan. Dierlukan waktu 100 - 300 hari untuk mengganti kuku
tangan dan 12 - 18 bulan untuk kuku kaki. Kecepatan pertumbuhan
kuku menurun pada penderita penyakit pembuluh darah kapiler dan
pada usia lanjut.
Anatomi dan Fisiologi Kuku Kuku adalah bagian terminal lapisan
tanduk yang menebal.Bagian kuku terdiri dari: 1Matriks kuku:
merupakan pembentuk jaringan kuku yang baru 2Dinding kuku (nail
wall): merupakan lipatan-lipatan kulit yang menutupi bagian pinggir
dan atas 3Dasar kuku (nail bed): merupakan bagian kulit yang ditutupi
kuku 4Alur kuku (nail grove): merupakan celah antar dinding dan dasar
kuku 5Akar kuku (nail root): merupakan bagian proksimal kuku
6Lempeng kuku (nail plate): merupakan bagian tengah kuku yang
dikelilingidinding kuku 7Lunula: merupakan bagian lempeng kuku
yang berwarna putih didekat akar kuku berbentuk bulan sabit, sering
tertutup oleh kulit 8 ponikium (kutikula): merupakan dinding kuku
bagian proksima, kulit arinyamenutupi bagian permukaan lempeng
kuku9 Hiponikium: merupakan dasar kuku, kulit ari dibawah kuku yang
bebas (freeedge) menebal.
Fungsi kuku Kuku mempunyai 2 fungsi utama. Fungsi pertama
yang diketahui secaraumum ialah sebagai pelindung dari ujung jari.
Fungsi keduanya yang juga sangat penting adalah memberi sensitifitas
daya sentuh . Pada ujung jari terdapat banyak reseptor yang berfungsi
untuk menghantarkan rangsang sentuh saat kitamenyentuh suatu objek
sehingga kita dapat merasakan bersentuhan dengan objek yang kita
sentuh. 170 hari dan kuku kaki: 12- 18 bulan. Gejala klinis Gejala yang
ditimbulkan bervariasi tergantung pada kondisi dan faktor virulensi dari
Penyakit mulut dan kuku tersebut. Gejala klinis yang mula mula terlihat
10
antara lain: Suhu tubuh meningkat dan akan terlihat jelas pada sapi
yang masih muda. Kenaikan ini akibat dari fase viremia dari virus
picorna virus. Dan biasanya suhu tersebut akan turun setelah
terbentuknya lepuh-lepuh Lepuh-lepuh tersebut dapat ditemukan
didalam mulut sehingga menyebabkan meningkatnya saliva dalam
mulut sehingga terbentuk busa disekitar bibir. Lepuh tersebut juga
dapat ditemukan pada ambing yang menyebabkan produksi susu turun
dan kadang dapat menyebabkan keguguran. Pada tracak biasanya lepuh
terjadi bersamaan dengan proses yang terjadi didalam mulut. Lepuh
yang terjadi menyebabkan rasa sakit atau nyeri pada hewan yang
menderita, sehingga menyebabkan hewan tersebutmalas bergerak dan
hanya mau berbaring. Kesembuhan dari lesi yang tidak mengalami
komplikasi akan berlangsung dengan cepat berkisar antara 1-2minggu,
namun apabila ada infeksi skunder maka kesembuhan akan tertunda
(Anonim1., 2008). Gejala umum PMK pada ternak ditandai dengan
adanya kelesuan, suhu tubuh meningkat dan mencapai 410C,
hypersalivasi (keluarnya air liur yang berlebihan), nafsu makan
berkurang, enggan berdiri, pincang dan semua gejala tadi terjadi
serentak pada suatu kelompok hewan/ternak Tanda klinis khusus
penyakit ini berupa adanya lepuh-lepuh berupa penonjolan berisi cairan
bening hingga kuning keruh kemerahan dan dapat dengan mudah
terkelupas. Lepuhlepuh ini sering ditemukan pada bagian lidah, bibir,
mucosa pipi, gusi, langit-langit mulut, ujung kaki, teracak dan ambing
pada hewan betina (Anonim2., 2009). Diagnosa Diagnosis dari penyakit
mulut dan kuku didasarkan pada gejala klinis yang ditimbulkan. Selain
itu dilakukan koleksi sampel pada hewan yang menderita untuk
diperiksa dilaboratorium. Sampel isolasi dapat diambil melalui cairan
lepuh, keropeng bekas lepuh, dan sampel darah (Anonim1., 2008).
11
2.1.5 Faktor Resiko
Dampak yang muncul pada masalah personal hygiene adalah:
1. Dampak fisik
Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak
terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik. Gangguan fisik
yang sering terjadi adalah gangguan integritas kulit,
gangguan mukosa mulut, infeksi pada mata dan telinga serta
gangguan fisik pada kuku.
2. Dampak psikologi
Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygiene adalah
gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan
mencintai, kebutuhan harga diri dan kebutuhan interaksi sosial.
Epidemiologi/Insiden Kasus Gangguan Personal Hygiene. Defisit
personal hygiene dapat terjadi pada setiap orang mulai dari lahir sampai
mati karena ketidakmampuan melakukan aktivitas sendiri, kurangnya
pengetahuan dan banyak faktor lain yang mempengaruhi.
Etiologi/Penyebab Defisit Gangguan Personal Hygiene. Adapun
penyebab terjadinya defisit gangguan personal hygiene adalah:
a. Sakit, sehingga tidak dapat melakukan sendiri
b. Kurangnya pengetahuan dan informasi
c. Keterbatasan biaya
d. Lingkungan yang tidak mendukung
e. Tidak adanya fasilitas yang memadai
Menurut Tarwoto dan Wartinah dalam buku Kebutuhan Dasar
Manusia dan Proses Keperawata, sikap seseorang melakukan personal
hygiene dipengaruhi oleh sejumlah faktor antara lain:
a. Body Image
Gambaran individu terhadap dirinya sangan mempengaruhi
kebersihan diri misalnya karena adanya perubahan fisik sehingga
individu tidak peduli kebersihannya.
12
b. Praktik Sosial
Pada anak – anak selalu dimanja dalam kebersihan diri sehingga
kemungkinan akan terjadi perubahan personal hygiene.
c. Status Sosial Ekonomi
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta
gigi, sikat gigi, shampo dan alat lainnya yang semuanya
memerlukan biaya untuk membelinya.
d. Pengetahuan
Pengetahuan mengenai personal hygiene sangat penting karena
pengetahuan yang baik dapat meningkatkan kesehatan.
e. Budaya
Disebagian masyarakat jika individu sakit maka tidak boleh
dimandikan.
f. Kebiasaan seseorang
Ada kebiasaan seseorang yang menggunakan produk tertentu
dalam perawatan diri seperti pengguanaan sabun, shampo, dll.
g. Kondisi fisik
Pada keadaan sakit tertentu kemampuan untuk merawat diri
berkurang dan perlu bantuan untuk melakukannya.
Menurut Wahit Iqbal Mubarak dan Nurul Cahayati dalam buku
Kebutuhan Dasar mengatakan bahwa faktor – faktor yang
mempengaruhi personal hygiene yaitu:
a. Budaya
Sejumlah mitos berkembang dimasyarakat bahwa saat individu
sakit, ia tidak boleh dimandikan karena dapat memperparah
penyakitnya.
b. Status Soial – Ekonomi
Untuk melakukan personal hygiene yang baik diperlukan sarana
dan prasarana yang memadai. Semua kebutuhan itu memerlukan
biaya.
13
c. Agama
Agama juga mempengaruhi keyakinan individu dalam
melaksanakan kebiasaan sehari – hari. Setiap agama pasti
memerintahkan umatnya untuk menjaga kebersihan karena
kebersihan adalah sebagian dari iman. Hal ini tentu akan
mendorong untuk mengingat pentingnya kebersihan diri bagi
kelangsungan hidupnya.
d. Tingkat Pengetahuan/Perkembangan Individu
Kedewasaan sesorang mempengaruhi pada kualitas diri seseorang,
salah satunya adalah pengetahuan yang baik.
e. Status Kesehatan
Kondisi sakit/cedera akan menghambat kemampuan individu dalam
melakukan perawatan diri. Hal ini tentunya berpengaruh pada
tingkat kesehatan individu. Individu akan semakin lemah sehingga
jatuh sakit.
f. Cacat Mental dan Jasmani
Kondisi cact dan gangguan mental yang menghambat kemampuan
individu untuk melakukan perawatan diri secara mandiri.
2.1.6 Patofisiologi
Personal hygiene adalah suatu upaya yang dilakukan seseorang
untuk memelihara kebersihan diri. Personal hygiene dapat terganggu
apabila individu sedang sakit. Selan itu fasilitas yang kurang,
kurangnya pengetahuan tentang personal hygiene yang tepat, ekonomi
yang kurang dan faktor lingkungan sekitar. Akibatnya individu akan
mrngalami defisit personal hygiene.
Apabila defisit personal hygiene individu terganggu, maka akan
menimbulkan dampak baik dilihat dari segi fisik maupun psikologis.
Dampak fisik yang mungkin muncul adalah:
a. Gangguan integritas kulit
b. Gangguan mukosa mulut
14
c. Infeksi pada mata dan telinga
d. Gangguan fisik pada kuku
Dampak psikologis yang mungkin muncul adalah:
a. Kebutuhan harga diri
b. Gangguan interaksi sosial
c. Aktualisasi diri
d. Gangguan rasa nyaman
e. Kebutuhan mencintai dicintai
2.1.7 Manifestasi Klinis
1. Fisik
a. Kulit kepala kotor dan rambut kusam, acak-acakan
b. Hidung kotor telinga juga kotor
c. Gigi kotor disertai mulut bau
d. Kuku panjang dan tidak terawatt
e. Badan kotor dan pakaian kotor
f. Penampilan tidak rapi
2. Psikologis
a. Malas, tidak ada inisiatif
b. Menarik diri, isolasi
c. Merasa tidak berdaya, rendah diri dan hina
3. Social
a. Interaksi kurang
b. Kegiatan kurang
c. Tidak mampu berperilaku sesuai norma, missal : cara makan
berantakan, buang air besar/kecil sembarangan, tidak dapat
mandi/sikat gigi, tidak dapat berpakaian sendiri.
15
2.2 Konsep Asuhan Keperawatan
Asuhan Keperawatan Klien dengan Masalah Perawatan Higiene
2.2.1.Pengkajian
Pengkajian perawat tetantang bibir,gigi,mokusoa mulut,gusi,
langit-langit, dan lidah klien. Perawat memeriksa semua daerah ini
dengan hati-hati tentang warna, hidrasi, tekstur dan lukanya. Klien yang
tidak mengikuti praktik higiene mulut yang teratur akan mengalami
penurunan jaringan gusi, gusi yang meradang, gigi yang hitam (
khususnya sepanjang margin gusi ), karies gigi, kehilangan gigi, dan
holitasis. Rasa sakit yang di lokalisasi adalah gejela umum dari
penyakit gusi atau gangguan gusi tertentu. Infeksi pada mulut
melibatkan organisme seperti Treponeme pallidum, Neisseria
gonorrhea, dan hominis virus herpes. Seperti yang telah disebutkan
sebelumnya, jika klien hendak memperoleh radiasi atau kemoterapi,
sangat penting mengumpulkan data dasar mengenai keadaan rongga
mulut klien. Hal ini berfungsi sebagai dasar untuk keperawatan
preventif bagi klien saat mereka melewati pengobatan.
Pengkajian rongga mulut klien dapat menunjukan perubahan aktual
atau potensial dalam integritas struktur mulut. Diagnosis keperawatan
yang berhubungan dapat merefleksikan masalah atau komplikasi akibat
perubahan rongga mulut. Penemuan perawat juga menunjukan
kebutuhan klien untuk bantuan perawatan mulut karena defisit
perawatan diri. Identifikasi diagnosis yang akurat memerlukan sleksi
faktor yang berhubungan dengan yang menyebabkan masalah klien.
Perubahan pada mukosa mulut akibat pemaparan radiasi mislanya akan
memerlukan intervensi berbeda dari pada kerusakan mokusa akibat
penempatan selang endotrakea.
Riwayat Keperawatan
Tanyakan tentang pola kebersihan individu sehari-hari, sarana dan
prasarana, yang dimiliki, serta faktor-faktor yang mempengaruhi
16
hygiene personal individu- baik faktor pendukung mau pun faktor
pencetus.
Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik, kaji hygiene personal individu mulai dari
ekstremitas atas sampai bawah.
1. Rambut. Amati kondisi rambut ( warna, tekstur, kuantitas ), apakah
tampak kusam ? apakah di temukan kerontokan ?
2. Kepala. Amati dengan seksama kebersihan kulit kepala. Perhatikan
adanya ketombe, kebotakan, atau tanda-tanda kemerahan.
3. Mata. Amati adanya tanda-tanda ikterus, conjungtiva pucat, secret
pada kelopak mata, kemerahan, atau gatal-gatal pada mata
4. Hidung. Amati kondisi hidung, kaji adanya sinusitis, perdarahan
hidung, tanda-tanda pilek, yang tidak kunjung sembuh, tanda-tanda
alergi, atau perubahan pada daya penciuman.
5. Mulut. Amati kondisi mukosa mulut dan kaji kelembabannya.
Perhatikan adanya lesi, tanda-tanda radang,gusi, atau sariawan,
kekeringan, atau pecah-pecah.
6. Gigi. Amati kondisi dan kebersihan gigi. Perhatikan adanya tanda-
tanda karang gigi, caries, gigi pecah-pecah, tidak lengkap, atau gigi
palsu.
7. Telinga. Amati kondisi dan kebersihan telinga. Perhatikan adanya
serumen atau kotoran pada telinga, lesi, infeksi, atau perubahan
daya pendengaran.
8. Kulit. Amati kondisi kulit ( tekstur, turgor, kelembaban ) dan
kebersihannya. Perhatikan adanya perubahan warna kulit, stria,
kulit keriput, lesi, atau pruritus.
9. Kuku tangan dan kaki. Amati bentuk dan kebersihan kuku
perhatikan adanya kelainan atau luka.
10. Genetelia. Amati kondisi dan kebersihan genetelia berikut area
perineum. Perhatikan pola pertumbuhan rambut pubis. Pada laki-
laki, perhatikan kondisi skrotum dan testisnya.
17
11. Hygiene personal secara umum. Amati kondisi dan kebersihan kulit
secara umum perhatikan adanya kelainan pada kulit atau bentuk
tubuh.
2.2.2.Penetapan Diagnosis
Diagnosis keperawatan umum untuk klien masalah perawatan
hygiene adalah defisi perawatan diri. Lebih lanjut, diagnosis tersebut
terbagi menjadi 4 ( kozier 2004 ), yaitu defisit perawat diri : makan,
defisit perawatan diri: mandi atau hygiene, defisit perawatan diri:
berpakaian atau berhias, defisit perawatan diri: eliminasi dan diagnosis
umum lain yang muncul gangguan integritas kulit dan gangguan citra
tubuh.
2.2.3.Perencanaan dan Implementasi
Menyusun rencana keperawatan untuk klien yang membutuhkan
hygiene mulut termasuk mempertimbangkan pilihan, status emosional,
sumber daya ekonomi, dan kemampuan fisik klien. Perawatan harus
membina hubungan yang baik dengan klien untuk membantu praktek
hygiene mulut. Beberapa klien sangat sensitif tentang kondisi mulut
mereka dan enggan membiarkan ornag lain merawat. Dalam banyak
kasus, klien ( seperti yang terkena diabetes dan kanker ) juga tidak
sadar bahwa mereka beresiko penyakit gigi dan priodontal dan
karenanya memerlukan pendidikan ekstensif. Klien yang mengalami
perubahan mukosa akan memerlukan perawatan jangka panjang hasil
tidak dapat terlihat untuk beberapa hari atau minggu. Keluarga dapat
memainkan peranan penting dalam pembelajaran bagaimana untuk
memeriksa rongga mulut klien terhadap perubahan dan memberikan
hygiene mulut meliputi sebagai berikut.
1. Klien akan memiliki mokusa mulut utuh yang terhidrasi mulut
2. Klien mampu melakukan sendiri perawatan hygiene mulut dengan
benar.
18
3. Klien akan mencapai rasa nyaman
4. Klien akan memahami praktek hygiene mulut
Rencana kesehatan keperawatan untuk klien dengan gangguan
hygiene personal harus meliputi beberapa pertimbangan yaitu hal-hal
yang disukai klien, kesehatan klien, serta keterbatasan yang di
milikinya. Selain itu, perawat juga perlu pertimbangkan waktu yang
tepat untuk memberikan asuhan serta fasilitas dan tenaga yang tersedia.
Implementasi untuk hygiene mulut yang baik termasuk kebersihan,
kenyamanan, dan kelembaban struktur mulut. Perawatan yang tepat
mencegah penyakit mulut dan kerusakan gigi. Klien di rumah sakit atau
fasilitas keperawatan jangka panjang sering kali tidak menerima
rawatan agresif yang mereka butuhkan. Perawatan mulut harus
diberikan teratur dan setiap hari. Frekuensi bergantung pada mulut
klien.
1. Defisit perawatan diri : mandi atau hygiene berhubungan dengan :
a. Kurangnya koordinasi, sekunder akibat dalam
b. Kelemahan otot, sekunder
c. Paralisis sebagian atau total, sekunder
d. Keadaan koma
e. Gangguan visual, sekunder
f. Tidak berfungsinya atau hilangnya ekstremitas
g. Peralatan eksternal ( gips, bidai, penyokong, alat intravena )
h. Kelelahan nyeri pasca operasi
i. Defisit kognitif
j. Nyeri
Kriteria Hasil
Individu akan melakukan aktivitas mandi pada tingkatan yang
optimal sesuai dengan harapan atau mengungkapkan kepuasan atas
keberhasilan yang di capai meski dengan keterbatasan yang
dimiliki.
Indikator
19
a. Mengungkapan kenyamanan dan kepuasan dengan kebersihan
tubuh.
b. Mendemonstrasikan kemampuan menggunakan peralatan
adaptif.
c. Menjelaskan faktor penyebab untuk defisit kemampuan mandi.
Intervensi Umum
a. Kaji faktor penyabab ( misal keterbatasan atau gangguan pada
ekstremitas, gangguan visual). Rasional adalah ketidak
mampuan untuk melakukan perawatan diri menimbulkan
perasaan ketergantungan dan konsep diri yang rendah.
b. Beri kesempatan pada klien untuk mempelajari kembali atau
beradaptasi dengan aktivitas perawatan diri. Rasional dengan
meningkatnya kemampuan merawat diri, harga diri akan
meningkat.
c. Lakukan intervensi umum untuk klien dengan ketidak
mampuan untuk mandi.
1) Jaga suhu kamar mandi tetap hangat ; cari tahu suhu air
yang di sukai individu.
2) Berikan privasi selama mandi.
3) Jaga agar kondisi lingkungan sederhana dan tidak
berantakan
4) Observasi kondisi kulit selama mandi
5) Letakkan seluruh peralatan mandi di tempat yang mudah
di jangkau
6) Untuk klien dengan gangguan penglihatan, letakkan
seluruh peralatan di dalam lapang pandang klien atau pada
tempat yang sesuai untuk klien.
7) Berikan pengamanan di kamar mandi ( keset antislip,
pegangan ).
8) Jika klien mampu secara fisik, anjurkan dia untuk
menggunakan bak mandi atau shower, tergantung apa
20
yang di guanakan di rumah ( klien harus berlatih di rumah
sakit untuk persiapan pulang ke rumah )
9) Berikan peralatan adaptif sesuai kebutuhan ( misal spoon
dengan tangkai yang panjang, balok pegangan di dinding
kamar mandi, semprotan shower yang dapat di pegang,
dan lain-lain
10) Untuk klien yang kehilangan anggota gerak, inspeksi sisa
kaki atau puntung guna melihat integritas kulit. Mandikan
bagian puntung 2x sehari dan yakinkan bagian tersebut
kering sebelum di bungkus atau di pasangkan prostesis.
11) Berikan pereda nyeri yang bisa mempengaruhi
kemampuan untuk mandi sendiri
d. Berikan penyuluhan kesehatan dan rujukan, sesuai dengan
indikasi.
2. Defisit perawatan dirim : eliminasi berhubungan dengan :
a. Kurangnya koordinasi, sekunder
b. Kelemahan otot sekunder
c. Paralisis sebagian atau total, sekunder
d. Keadaan koma
e. Gangguan visual, sekunder
f. Tidak berfungsinya atau hilangnya ekstremitas
g. Peralatan eksternal ( gips, bidai, penyokong, alat intravena )
h. Kelelahan dan nyeri pasca operasi
i. Defisit kognitif
j. Nyeri
Kriteria Hasil
Individu akan memperlihatkan peningkatan kemampuan untuk
melakukan eliminasi secara mandiri atau mengungkapkan bahwa
dia tidak mampu melakukan eliminasi sendiri. Indikator
a. Mendemostrasikan kemampuan untuk menggunakan peralatan
adaftif untuk mempermudahkan eliminasi
21
b. Menjelaskan paktor penyebab untuk depisit kemampual
eliminasi
c. Menyebutkan rasional tidakan dan porsedurnya
Intervensi umum
a. Kaji faktor penyebab ( misal keterbatasan atau gangguan pada
ektreitas ganggugan pisual).
b. Beri kesempatan induvidu untuk mempelajari kembali atau
beradaptasi dengan aktivitas eliminasi.
c. Lakukan intervensi umum untuk klien yang kesulitan eliminasi
1) Kaji riwayat BAK dan BAB klien
2) Buat cattan BAK dan BAB untuk menentukan pola
eliminasi klien.
3) Berikan asupan cairan yang adekut dan duit yang
seimbang untuk mendukung saluran urine yang adekut dan
pengosongan usus yang normal
4) Dukung pola eliminasi yang normal dengan mengatur
pelaksanan aktivitas dan latian fisik yang sesuai dengan
kemampuan klien
5) Capai kemandirian dalam elakukan eliminasi dengan
latihan terus menerus tanpa bantuan.
6) Hindari penggunaan kateter indweling dan kateter kondom
untuk mempercepat pengeluaran urine (jika
memungkinkan).
d. Berikan intervensi khusus untuk klien dengan defisit visual.
1) Letakan bel pada tempat yang mudah di jangkau sehingga
klien dapat segera memperoleh bantun untuk melakukan
eliminasi; jawab panggilan dengan segera untuk
mengurangi kecemasan
2) Jika pispot atau urinal di butuhkan untuk eliminasi
pastikan benda benda tersebut terletak dalam jangkawan
klien
22
3) Atur jona aman dan bebas hambatan unjtuk menuju toilet
e. Untuk klien yang mengalami gangguan pada ektremitas atau
kehilangan anggota gerak, berikan perawatan adaktif yang di
perlukan dan meningkatkan kemandirian dan keamanan klien
(commode, vispotuntuk peraktur, tempat duduk toilet ygang
bisa di tinggikan side rail untk toilet).
f. Berikan intervensi khusud untuk klien dengan berikan
intervensi khusus untuk klien dengang devisit kognitif.
1) Pasang pengikat waktu (timer) untuk eliminasi setiap dua
jam sehabis makan, dan sebelum tidur.
2) Anjurkan klien mengguanakan pakaian yang bisa (banyak
individu yang awalnya kebingungan akhirnya dapat
berkemih ketika mengguanakan pakaian yang biasa.
3) Hindari penggunaan pispot jika kondisi pisik klien
memungkinkan,ciptakan suasananya yang normal dengan
membiasakan klien eliminasi di kamar mandi.
3. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan iritasi, prekuensi
BAB yang berlebihan.
2.2.4.Intervensi
a. Ganti popok anak jika basah.
b. Bersihkan bokong perlahan dengan sabun nonalkohol.
c. Beri salep seperti zink oksida bila terjaid iritasi pada kulit.
d. Observasi bokong dan parienen dri infeksi.
e. Kolaborasi dengan dokter dan pemberian terapi antifungsi sesuai
indikasi.
f. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan dalam
penampilan sekunder akibat kehilangan bagian tubuh.
23
Intervensi dan rasional.
a. Dorong klien untuk mengekspresikan perasaan khususnya
mengenai pikiran, perasaan,pandangan dirinya, Rasional :
membantu klien untuk menyadari perasaannya yang tidak biasa.
b. Catat prilaku menarik diri, penimgkatan ketergantungan,
manipulasi, atau tidak terliabt pada perawatan . rasional : dugaan
masalah pada penilaian yang dapat memerlukan evaluasi tindak
lanjut dan terapi yang lebih ketat.
c. Pertahankan pendektan positif selama aktivitas perawatan.
Rasional: bantu/klien orang terdekat untuk menerima perubahan
tbuh dan merasakan baik tentang diri tersendiri.
2.2.5.Evaluasi
1. Melihat kembali perkembangan kesembuhan klien.
2. Hasil yang diharapkan dari higiene mulut tidak dapat dilihat dalam
beberapa hari.
3. Pembersihan yang berulang-ulang harus sering kali dilakukan.
4. Perawat mengantisipasi kebutuhan untuk mengubah intervensi
dalam evaluasi.
24
BAB III
TINJAUAN KASUS
3.1 Pengkajian
a. Identitas Klien
Nama : Tn. M
Umur : 77 Tahun
Jenis Kelamin : Laki – laki
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Alamat :
Tanggal masuk :
No. medrec :
Ruang :
Diagnosa medis : Asma
Tanggal pengkajian :
b. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn. J ( anak )
Umur : 40 tahun
Jenis Kelamin : Laki – laki
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Wiraswasta
c. Keluhan utama : Sesak nafas
d. Riwayat kesehatan sekarang :
Sering merasakan sakit sesak ketika beraktifitas dan kurang istirahat,
sakit pada bagian dada sebelah kiri, sakit dapat mengganggu aktifitasnya,
sakit dada sejak 4 hari sebelum masuk rumah sakit dan terjadi bertahap.
25
e. Riwayat kesehatan dahulu :
Tidak pernah mempunyai penyakit dan nyeri seperti yang di deritanya
sekarang
f. Keadaan kesehatan keluarga
Keluarga tidak ada yang mengalami dan mempunyai penyakit yang sama
dengan pasien
g. Data psikologi:
1) Status emosi: stabil, klien tampak tenang dalam menghadapi
penyakitnya ini walaupun terkadang klien mengeluh dengan keadaan
nya saat sakit tidak tertahan/ berat.
2) Konsep diri:
a) body image klien mengatakan tidak malu akan penyakit yang di
deritanya.
b) Harga diri: klien mengatakan ingin lebih di perhatikan.
c) Ideal diri: klien mengatakan ingin cepat sembuh dan pulang ke
rumah.
d) Peran : klien mengatakan perannya adalah sebagai suami, ayah
dan kakek terganggu karena keadaan nya sekarang.
e) Identitas diri: klien mengatakan seorang laki-laki dan bekerja
sebagai seorang petani, sudah menikah dan mempunyai 5 anak.
h. Data sosial: klien dapat berinteraksi dengan orang lain, antar perawat,
dokter, keluarga maupun pasien lainnya serta kilien berhubungan baik
dengan lingkungan tempat tinggal
i. Data spiritual: klien adalah seorang muslim yang taat beribadah, selama
sakit ia tetap beribadah dengan melakukan sholat dan selalu berfikir
positif dan berusaha untuk kesembuhan penyakitnya.
26
Genogram
Keterangan :
= Laki-laki = Meninggal
= Perempuan = Garis Keturunan
= Klien = Garis Keturunan
j. Data psikologi:
3) Status emosi: Stabil, klien tampak tenang dalam menghadapi
penyakitnya ini walaupun terkadang klien mengeluh dengan keadaan
nya saat sakit tidak tertahan/ berat.
4) Konsep diri:
f) Body image klien mengatakan tidak malu akan penyakit yang di
deritanya.
g) Harga diri: klien mengatakan ingin lebih di perhatikan.
h) Ideal diri: klien mengatakan ingin cepat sembuh dan pulang ke
rumah.
i) Peran: klien mengatakan perannya adalah sebagai suami, ayah
dan kakek terganggu karena keadaan nya sekarang.
j) Identitas diri: klien mengatakan seorang laki-laki dan bekerja
sebagai seorang petani, sudah menikah dan mempunyai 5 anak.
27
k. Data sosial: Klien dapat berinteraksi dengan orang lain, antar perawat,
dokter, keluarga maupun pasien lainnya srta kilien berhubungan baik
dengan lingkungan tempat tinggal
Pendidikan: klien adalah seorang kepala keluarga dan berpedidikan SD.
l. Data spiritual: klien adalah seorang muslim yang taat beribadah, selama
sakit ia tetap melakukan sholat. Klien menerima penyakitnya sebagai
suatu ujian dari Tuhan dan tetap akan berusaha untuk kesembuhan
penyakitnya.
Data Pemeriksaan Umum
1. Penampilan Umum
Penampilan umum : Klien Tampak Lemas
Kesadaran : Composmentis
Berat Badan : 51 kg
Panjang/ tinggi badan : 151 cm
Tekanan Darah : 140/90 mmHg
Respirasi : 26x/menit
Nadi : 80x/menit
Suhu : 36,5 derajat celcius
2. Kepala : Bentuk simetris, tidak ada lesi dan benjolan,
rambut beruban, pendek lurus,rambut tidak
rontok, rambut tampak bersih
Mata : Bentuk mata simetris, konjungtiva ananemis,
bentuk mata bulat, sklera tidak ada ikterik,
penglihatan normal, mata tampak bersih, reflex
pupil (+)
Telinga : Bentuk telinga simetris, artikula sejajar dengan
mata, tidak terdapat serumen di telinga dan
tidak ada nyeri tekan, pendengaran baik.
28
Hidung : simetris, mukosa hidung lembab, fungsi
penciuman baik, tidak ada polip, mukosa hidung
bersih, dan tidak ada nyeri tekan.
Mulut : mukosa basah, simetris, lidah bersih tidak ada
putih di papilla, gigi rapih, dan gusi bersih,
fungsi pengecapan baik.
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada
nyeri tekan, tidak ada lesi dan respon menelan
baik.
Kulit : Turgor kulit elastis, tampak bersih tidak ada lesi,
warna kulit sawo matang, kulit kriput
Kuku tangan dan kaki : Kuku panjang dan tampak kotor, tidak ada
kelainan dan tidak ada luka.
Dada
a. paru paru
Inspeksi : Simetris, pengembangan dada kanan = dada kiri.
Palpasi : Vocal premitus simetris
Perkusi : sonor
Auskultasi : Weezing(+), mengi (+)
b. jantung
Inspeksi : Simetris,letak kordis tidak tampak
Palpasi : Letak kordis dapat teraba
Perkusi : Batas jantung tidak melebar
Auskultasi : bunyi jantung lubdug normal
Punggung : tidak ada lesi, tidak ada nyeri tekan,lentik
punggung bersih, simetris, tidak ada benjolan.
Abdomen
Inspeksi : perut sejajar dengan dada,bersih.
Auskultasi : suara peristaltic usus 12x/menit
Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan
29
Perkusi: turgor kulit baik
Genetalia : daerah genetalia bersih,tidak ada lesi,dan gangguan
saat berkemih
Ekstremitas atas : keadaan kulit normal,gerak bagian kanan bebas,
kekuatan penuh tidak ada kelemahan otot
Ekstremitas bawah : keadaan kulit normal, gerak bebas, kekuatan penuh
tidak ada kekuatan otot
Kebiasaan sehari-hari
No Jenis kegiatan Pola dirumah Pola dirumah sakit
1 Nutrisi
Makanan
Jenis makanan
Pantangan
Minuman
Jenis minuman
3x/perhari
Nasi
Tidak ada
4gelas/hari
Air putih
3x/hari
Tim
Ada
6gelas/hari
Air putih
2 Eliminasi
BAB
Warna
Konsistensi
BAK
Warna
Keluhan
1x/hari
Kuning
Padat
3x/hari
Kuning bening
Tidak ada
1x/hari
Kuning
Padat
Pasang kateter
Kuning bening
Tidak ada
3 Istirahat dan tidur
Siang hari
Gangguan
Malam hari
Gangguan
5jam/hari
Nyeri saat batuk,sesak
Jarang tidur
Nyeri saat batuk,sesak
3jam/hari
Tidak ada
8jam/hari
Tidak ada
30
4 Personal hygiene
Mandi
Gosok gigi
Keramas
2x/hari
2x/hari
3x/minggu
2x/hari(di lakukan
di bed , di lap
dengan bantuan
keluarga )
3x/hari(dilakukan di
bed dengan bantuan
keluarga )
3x/minggu
(dlakukan di bed
dengan bantuan
keluarga )
Pemeriksaan diagnose
1. Radiologi: thorax abdomen
2. Lab darah:
a. Darah Rutin : 28 juli 2017
No. Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan
1 Hematologi
Darah rutin
Hemoglobin
Leukosit
Hematokrit
Eritrosit
Index Eritrosit
MCV
MCH
MCHC
Trombosit
12,8 g/dL
12.100/µL
40 %
4,3 juta/µL
92 fL
30 pg
32 g/dL
216.000 /µL
13 – 17 g/dL
4000 – 10.000 /µL
40 – 54 %
4,4 juta//µL
80 – 100 fL
26 – 34 pg
32 – 36 g/dL
150.000 – 450.000
/µL
31
2. Kimia klinik
Analisa Gas Darah
pH
PCO2
PO2
HCO3act
HCO3std
BE(ecf)
BE(B)
ctCO2
O2SAT
O2Ct
Glukosa darah
Glukosa darah Sewaktu
Elektrolit
Natrium (Na)
Kalium (K)
Calsium ( )
Clorida ( Cl)
7,323
51,5 mmHg
33,8 mmHg
26,1 mmol/L
23,2 mmol/L
0,1 mmol/L
-0,5mmol/L
27,7 mmol/L
59,7 %
10,7 ml/dl
137 mg/dL
136 mmol/L
4,4 mmol/L
7,9 mg/dL
112 mmol/L
7,35 – 7,45
35 – 45 mmHg
83 – 108 mmHg
21 – 28 mmol/L
-2 – 3
23 – 27
95 – 98 %
< 140 mg/dL
137 – 150 mmol/L
3.5 – 5.5 mmol/L
8 – 10,4 mg/dL
94 -108 mmol/L
3. Pemeriksaan lain: -
3.2 ANALISA DATA
Data Fokus Etiologi Masalah
DS : klien mengatakan
sesak. Klien mengatakan
sakit saat bernafas dalam.
DO : R ; 26x/menit, suara
nafas ; mengi wheezing (+)
Allergen masuk
Ditangkap makrofag
Alergen dipersentasikan
ke sel Th
Pola nafas tidak efektif
32
takipnea
HB 12,8 gr/dr
Leukosit 12.100/µL
Sel Th memberi sinyal ke
sel B dengan cara
melepaskan intelukin 2
Membentuk igE
igE diikat mastosit
(dijaringan & basophil
sirkulasi)
2x lebihrentan asma
Penurunan kadar camp
Degranulasi sel
Melepaskan mediator
kimia
Penyempitan saluran paru
Sesak nafas
Pola nafas tidak efektif
33
Ds : klien mengatakan
kesulitan guntung kuku dan
ditak sempat menggunting
kuku
Do : - kuku kotor dan
panjang
- Mandi di lakukan
ditempat tidur , dibantu oleh
kelarga pasien
-Menyikat gigi dilakukan
ditempat tidur , dibantu oleh
keluarga pasien
- Keramas di tempat tidur ,
dibantu oleh keluarga
pasien
Status kesehatan menurun
menghambat kemampuan
individu dalam merawat
kuku
Kuku kotor dan panjang
Defisit keperawatan diri
Defisit keperawatan diri
3.3 DAFTAR ASUHAN KEPERAWATAN:
1. Defisit perawatan diri berhubungan dengan hambatan lingkungan
2. Pola Nafas Tidak Efektif berhubungan penurunan energy/ kelelahan
34
3.4 INTERVENSI ASUHAN KEPERAWATAN
Rencana Asuhan Keperawatan
No.
Dx.
Keperawatan
Perencanaan
Tujuan dan kriteria hasil Intervensi Rasional
1 Pola nafas
tidak efektif
berhubungan
dengan
penurunan
energi /
kelelahan
NOC :
Respiratory status :
Ventilation
Airway Patency
Vital sign status
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 4 hari pasien
menunjukan keefektifan pola nafas
dibuktikan dengan kriteria hasil :
- Mendemontrasikan batuk
efektifan dan suara nafas yang
bersih , tidak sianosis dan dipsnea
( mampu bernafas dengan mudah
)
- Menunjukan jalan nafas yang
paten ( klien tidak merasa
NIC : monitor vital sign
- Posisikan pasien semi fowler / semi fowler
untuk memastikan ventilasi
- Lakukan fisioterapi dada jika perlu
- Keluarkan sekret dengan batuk/ suction
- Auskultasi suara nafas catat adanya suara
tambahan
- Monitor respirasi
- Bersihkan mulut , hidung dan sekret trakea
- Pertahankan jalan nafas yang paten
- Beri nebu jika perlu
- Monitor vital sign
- Ajarkan batuk efektif
- Informasikan pada klien dan keluarga
- Teknik relasasi
- Monitor pola nafas
Mengetahui perkembangan
pasien
- Memudahkan pasien
bernafas
- Merelaksasikan
pernafasan
- Mengurangi penumpukan
sekret
- Mengetahui letak sekret
- Agar tidak ada gangguan
saat bernafas
- Agar pasien dapat
mengatasi penyakit
secara mandiri
35
tercekik , irama nafas frekuensi
pernafasan dalam rentang normal
( tekanan darah , nadi pernafasan
, suhu )
Defisit
perawatan diri
berhubungan
dengan
hambatan
lingkungan ,
kelemahan
dan kelelahan
NOC : Self care : activity of Daily
Living ( ADLs) setelah dilakukan
tindakan keperawatan selama 4 hari .
Defisit perawatan diri teratasidengan
kriteria hasil : - klien menyatakan
kenyamanan terhadap kemampuan
untuk melakukan ADLs dengan
bantuan
Kuku pasien menjadi bersih
NIC : self care assistane ADLs
- Monitor kemampuan klien untuk perawatan
diri yang mandiri
- Monitor krbutuhan klien untuk kebersihan
diri
- Sediakan alat – alat bantu sampai klien
mandiri
- Dorong klien untuk melakukan aktifitas
sehari – hari yang normal
- Ajarkan klien / keluarga untuk mendorong
kemandirian untuk memberikan bantuan
hanya jika pasien tidak mampu untuk
melakukan nya. Berikan aktifitas rutin
sehari – hari sesuai kemampuan
- Pertimbangkan usia klien jika mendorong
pelaksanaan aktifitas sehari - hari
- Mengetahui seberapa
jauh pasien mampu
melakukan self care
- Memudahkan pasien
melakukan aktifitas
secara bertahap
- Memotivasi pasien agar
pasien mandiri sehingga
pasien dapat merawat
dirinya ketika tidak ada
bantuan
- Sesuaikan agar pasien
tetap aman dan
termonitor
36
3.5 IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
No DX keperawatan Waktu Tindakan SOAP Harian
1 Pola nafas tidak
efektif
01-08-
2017
(08;00)
1. Observasi TTV
TD: 120/80 mmHg
R: 20x/menit
N:24x/menit
S:36,5
2. Menganjurkan klien tetap tenang
3. Memposisikan klien dalam posisi semi fowler
4. Mengajarkan klien teknik relaksasi dan teknik
nafas dalam
5. Kolaborasi untuk pemberian terapi
S: klien mengatakan masih kesulitan
bernafas dan terasa sesak
O: penumpukan sekret
R:20x/menit,weezing(+)
A: Masalah belum teratasi
P: melanjutkan intervensi:
Melanjutkan TTV nomer 1,2,3,4,5
Dan memberi terapi nebu dan
mengajarkan batuk efektif dan
suction
02-08-
2017
(12:10)
1. Observasi TTV
TD: 140/90 mmhg
R: 24x/menit
N:84x/menit
S:36,2 C
2. Menganjurkan klien
3. Memposisikan klien semi fowler
S: klien mengatakan sudah tidak
terganggu dan mudah bernafas, sesak
berkurang
O: Tidak adanya sekret (berkurang)
A: Masalah sebagian teratasi
P: melanjutkan intervensi
37
4. Mengajarkan klien teknik relaksasi dengan
teknik nafas dalam
5. Kolaborasi dengan memberi terapi nebu
6. Mengajarkan teknik batuk efektif dan lakukan
suction
03-08-
2017
(13;00)
1. Mengobservasi TTV
TD:160/100
R: 18x/menit
N: 68x/menit
S:36 C
2. Menganjurkan pasien tetap tenang
3. Mengajarkan pasien dengan teknik nafas
dalam
S: klien mengatakan lebih mudah
bernafas dan batuk berkurang.
O: Klien mudah bernafas tanpa
menggunakan otot bantu lagi, sudah
tidak ada sekret suara nafas weezing
(-)
A: Masalah teratasi
P: menganjurkan pasien untuk
mandiri melakukan terapi relaksasi
dan batuk efektif secara mandiri
2 Depisit perawatan diri
b,d hambatan
lingkungan,
kelemahan dan
03-08-
2017
(13:15)
1. Melihat keadaan kuku pasien
2. Menggunting kuku pasien
3. Membersihkan kuku pasien
4. Memfasilitasi alat mandi untuk pasien seperti :
S: klien mengatakan kukunya
menjadi bersih dan tidak panjang lagi
O: Sudah tidak terlihat kotor dan
rapih pada kuku pasien
38
kelelahan - Baskom
- Air hangat
5. Memfasilitasi pasien untuk oral higiene
6. Memberikan penkes tentang personal higiene
A: Kuku pasien bersih dan pendek ,
masalah teratasi
P: Menganjurkan pasien untuk secara
mandiri melakukan personal higiene
3.6 CATATAN PERKEMBANGAN
DX keperawatan Tanggal/waktu Perkembangan SOAP
Pola nafas tidak efektif 03-082017
(13:00)
S:klien mengatakan lebih mudah bernafas dan batuk berkurang
O: sudah tidak ada otot bantu pernafasan atau menggunakan otot bantu pernafasan,
saat klien bernafas,sudah tidak ada secret suara nafas weezing (-) mengi (-)
A:Masalah teratasi
P: mengajarkan klien dan keluarga klien untuk tindakan klien agar dapat mengatasi
saat sesak
Deposit perawatan diri b.d
hambatan lingkungan,
kelemahan dan kelelahan
03-08-2017
(13:15)
S: klien mengatakan senang karena melihat kukunya bersih
O: sudah terlihat bersih dan rapih pada kuku pasien
A: masalah teratasi
P: menganjurkan pasien rutin menggunting kuku secara rutin dan mandiri
39
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Pengkajian
Seperti yang telah diuraikan pada bab 3 penulis melaksanakan Asuhan
Keperawatan dengan menerapkan proses keperawatan dimana pengkajian
dilaksanakan pada hari senin tanggal 31 juli 2017. Untuk mendapatkan data
yang menunjang baik secara objektif maupun subjektif, kami melakukan
wawancara dengan klien dan keluarga, dan pemeriksaan fisik, mempelajari
catatan keperawatan, catatan medis, dan hasil pemeriksaan penunjang pada
saat dilakukan pengkajian penulisan menemukan adanya kesenjangan atau
perbedaan antara tinjauan teori dengan kasus. Kasus yang kami ambil yaitu
personal hygiene menggunting kuku, karena keadaan kuku pasien kotor,
panjang, dan kesulitan merawat kukunya sendiri karena kedaan pasien lemah.
Sedangkan menurut teori Personal hygiene menggunting kukuyaitu harus
mengamati bentuk dan kebersihan kuku dengan memperhatikan adanya
kelainan atau luka.
Adapun kesenjangan pada pengkajian yang kami dapatkan jika
dibandingkan dengan teori personal hygiene menggunting kuku yaitu tidak
adanya kelainan atau luka pada klien.
Kuku atau lukahygiene pada kuku [keadaannya tiakan tetapi perbedaan
tidak terlalu signifikan , hanya saja kasus yang kami ambil keluarga pasien
masih mampu melakukan hygiene pada pasien tersebut. Sehingga kami
mengambil satu masalah yaitu personal hygiene menggunting kuku
4.2 Diagnosa Keperawatan
Menuurut NANDA (2003), diagnosa keperawatan umum untuk klien
dengan masalah peraeatan higiene adalah Defisit Perawatan Diri. Lebih lanjut
,diagnosis terbagi menjadi empat ( kozier , 2004 ) , yaitu :
1. Defisit perawatan diri : makan
2. Defisit perawatan diri : mandi / higiene
40
3. Defisit perawatan diri : berpakaian / berhias
4. Defisit perawatan diri : eliminasi
Sedangkan diagnosa pada Tn. M yang timbul setelah dilakukan
pemeriksaan fisik adalah:
Defisit perawatan diri : mandi /higiene ( menggunting kuku ) hygiene
berhubungan dengan kelemahan otot , sekunder akibat pasien Tn.M sesak
nafas dan menderita asma. Dalam pengkajian yang dilakukan terhadap Tn.
M kuku panjang dan kotor tetapi tidak ada lesi.
4.3 Perencanaan
Pada perencanaan tindakan keperawataan pada Tn. M menggunakan
prioritas masalah dengan mempertimbanagkan dasar-dasar kebutuhan
manusia untuk menyelesaikan 2 diagnosa yang ditegakan.Dalam menetapkan
rencana asuhan keperawatan kami berusaha menjalankannya secara
sistematis, berkesinambungan dan efisien.Kami juga berusaha agar
perencanaan ini dapat mencapai tujuan asuhan keperawatan yang dibuat
sesuai dengan prioritas masalah dan dapat mengatasi diagnosa keperawatan
yang ditetapkan.
4.4 Implementasi
Dalam tahap implementasi, penulis bekerjasama dengan keluarga klien,
perawat ruangan dan tim kesehatan sesuai prioritas masalah dan kondisi
klien.
1. Intervensi yang dilakukan pada diagnosa gangguan personal hygiene
berhubungan dengan kelemahan otot adalah mengkaji bentuk dan
kebersihan kuku dan memperhatikan adanya kelainan atau luka, melihat
keadaan kuku pasien,menggunting kuku pasien,membersihkan kuku
pasien,memandikan pasien ditempat tidur, membantu pasien oral hygiene
2. Intervensi yang dilakukan pada diagnose Pola Nafas Tidak Efektif
berhubungan penurunan energy/ kelelahan adalah Observasi TTV,
Menganjurkan klien tetap tenang,memposisikan klien dalam posisi semi
41
fowler,mengajarkan klien teknik relaksasi dengan Tarik nafas dalam,
kolaborasi untuk pemberian terapiantibiontik.
4.5 Evaluasi
Dalam melaksanakan evaluasi proses dan evaluasi hasil pada klien
dilaksanakan pada saat sebelum dan sesudah melaksanakan tindakan
keperawatan mengenai reaksi klien dan evaluasi ini penulis melakukan
penilaian asuhan yang diberikan dari tanggal 31 juli – 03 agustus 2017.
Keberhasilan tindakan keperawatan dilakukan secara subjektif melalui
ungkapan klien dan secara objektif melalui pengamatan dan pengukuran dari
dua diagnosa seluruhnya teratasi sebagian.
42
BAB V
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
- Personal higiene atau kesehatan pribadi adalah upaya individu dalam
memelihara kebersihan diri yang meliputi kerbersihan rambut, teliga, gigi
dan mulut, kuku, dan kebersihan dalam berpakaian dalam meningkatkn
kesehatan yang optimal. (Wahit Iqbal Mubarak, Buku Ajar Ilmu
Keperawatan Dasar , 2015 , Hal. 145 )
- Pengkajian yang dilakukan pemeriksaan fisik pada kuku tangan dan kaki
didapati kuku tanagn dan kaki pasien kotor dan panjang.
- Setelah dilakukan aanalisa data pada pasien dengan data fokus yang dibagi
menjadi data objektif dan data subjektif ditemukan masalah dari etiologi
yang di dapat adalah :
1. Pola nafas tidak efektif
2. Defisit perawatan diri
- Rencana asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan personal
higiene : perawatan kuku tangan dan kaki , Monitor kemampuan klien
untuk perawatan diri yang mandiri , monitor krbutuhan klien untuk
kebersihan diri, menyediakan alat – alat bantu sampai klien mandiri ,
dorong klien untuk melakukan aktifitas sehari –ari yang normal , ajarkan
klien / keluarga untuk mendorong kemandirian untuk memberikan bantuan
hanya jika pasien tidak mampu untuk melakukan nya , berikan aktifitas
rutin sehari – hari sesuai kemampuan, pertimbangkan usia klien jika
mendorong pelaksanaan aktifitas sehari – hari , dan yang terakhir catatan
perkembangan pasien untuk evaluasi dari tindakan yang sudah dilakukan
dengan menulis tindakan terakhir dan perkembangan.
- Untuk evaluasi buat catatan perkembangan pasien dengan memasukan
catatan terakhir keadaan pasien setelah dilakukan tindakan dengan
menggunakan SOAP :
S: klien mengatakan kukunya menjadi bersih dan tidak panjang lagi
43
O: Sudah tidak terlihat kotor dan rapih pada kuku pasien
A: Kuku pasien bersih dan pendek , masalah teratasi
P: Menganjurkan pasien untuk secara mandiri melakukan personal higiene
6.2 Kritik dan Saran
Makalah ini membahas tentang personal hgiene : perawatan kuku tangan
dan kaki yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari,di harapkan setelah
membaca makalah ini untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari agar
dapat meningkatkan derajat kesehatan,memelihara kebersihan,mencegah
penyakit serta meningkatkan rasa percaya diri degan berdasarkan prinsip
personal hygiene.
44
DAFTAR PUSTAKA
Wahit Iqbal Mubarak,dkk 2015. BUKU AJAR ILMU KEPERAWATAN DASAR
Edisi 1. Jakarta: Salemba Medika

More Related Content

What's hot

Askep pasien colic abdomen br
Askep pasien colic abdomen brAskep pasien colic abdomen br
Askep pasien colic abdomen br
Teye Onti
 
Asuhan keperawatan diare
Asuhan keperawatan diareAsuhan keperawatan diare
Asuhan keperawatan diare
Yudha09
 
ASKEP HIPERTENSI
ASKEP HIPERTENSIASKEP HIPERTENSI
ASKEP HIPERTENSI
Mas Mawon
 
Askep kelg dgn hiv.
Askep kelg dgn hiv.Askep kelg dgn hiv.
Askep kelg dgn hiv.
Joni Iswanto
 
Pengkajian Keperawatan
Pengkajian KeperawatanPengkajian Keperawatan
Pengkajian Keperawatan
Uwes Chaeruman
 
ASKEP DISPEPSIA
ASKEP DISPEPSIAASKEP DISPEPSIA
ASKEP DISPEPSIA
Mas Mawon
 
Asuhan keperawatan klien dengan faringitis shinttttta
Asuhan keperawatan klien dengan faringitis shintttttaAsuhan keperawatan klien dengan faringitis shinttttta
Asuhan keperawatan klien dengan faringitis shinttttta
saharwakumoro
 
Soal soal bencana k 12 blok xviii 2015
Soal soal bencana k 12 blok xviii  2015Soal soal bencana k 12 blok xviii  2015
Soal soal bencana k 12 blok xviii 2015
Bunga AnanDjuean
 

What's hot (20)

Asuhan Keperawatan dengan Klien Anemia
Asuhan Keperawatan dengan Klien AnemiaAsuhan Keperawatan dengan Klien Anemia
Asuhan Keperawatan dengan Klien Anemia
 
Askep pasien colic abdomen br
Askep pasien colic abdomen brAskep pasien colic abdomen br
Askep pasien colic abdomen br
 
Faktor - faktor yang mempengaruhi Kebutuhan Dasar Manusia
Faktor - faktor yang mempengaruhi Kebutuhan Dasar ManusiaFaktor - faktor yang mempengaruhi Kebutuhan Dasar Manusia
Faktor - faktor yang mempengaruhi Kebutuhan Dasar Manusia
 
Asuhan keperawatan diare
Asuhan keperawatan diareAsuhan keperawatan diare
Asuhan keperawatan diare
 
ASKEP HIPERTENSI
ASKEP HIPERTENSIASKEP HIPERTENSI
ASKEP HIPERTENSI
 
Askep kelg dgn hiv.
Askep kelg dgn hiv.Askep kelg dgn hiv.
Askep kelg dgn hiv.
 
Konsep dan-perspektif-kmb
Konsep dan-perspektif-kmbKonsep dan-perspektif-kmb
Konsep dan-perspektif-kmb
 
Skenario metode tim dalam keperawatan
Skenario metode tim dalam keperawatanSkenario metode tim dalam keperawatan
Skenario metode tim dalam keperawatan
 
Transkultural nursing
Transkultural nursingTranskultural nursing
Transkultural nursing
 
Laporan pendahuluan hipertensi
Laporan pendahuluan hipertensiLaporan pendahuluan hipertensi
Laporan pendahuluan hipertensi
 
Jenis model Dokumentasi Keperawatan
Jenis model Dokumentasi KeperawatanJenis model Dokumentasi Keperawatan
Jenis model Dokumentasi Keperawatan
 
Pengkajian Keperawatan
Pengkajian KeperawatanPengkajian Keperawatan
Pengkajian Keperawatan
 
ASKEP DISPEPSIA
ASKEP DISPEPSIAASKEP DISPEPSIA
ASKEP DISPEPSIA
 
Asuhan keperawatan klien dengan faringitis shinttttta
Asuhan keperawatan klien dengan faringitis shintttttaAsuhan keperawatan klien dengan faringitis shinttttta
Asuhan keperawatan klien dengan faringitis shinttttta
 
Soal soal bencana k 12 blok xviii 2015
Soal soal bencana k 12 blok xviii  2015Soal soal bencana k 12 blok xviii  2015
Soal soal bencana k 12 blok xviii 2015
 
Resume pasien ny. j
Resume pasien ny. jResume pasien ny. j
Resume pasien ny. j
 
Lk
LkLk
Lk
 
Berduka dan kehilangan - copy
Berduka dan kehilangan - copyBerduka dan kehilangan - copy
Berduka dan kehilangan - copy
 
Prinsip prinsip etika keperawatan
Prinsip prinsip etika keperawatanPrinsip prinsip etika keperawatan
Prinsip prinsip etika keperawatan
 
Form askep JIWA
Form askep JIWAForm askep JIWA
Form askep JIWA
 

Similar to Askep Gangguan Kebutuhan Dasar Manusia : Personal Hygiene Kuku Kaki dan Tangan

PPT Kepdas (Personal Hygiene) Fatia.pptx
PPT Kepdas (Personal Hygiene) Fatia.pptxPPT Kepdas (Personal Hygiene) Fatia.pptx
PPT Kepdas (Personal Hygiene) Fatia.pptx
fatialuthfiyyah12
 
Cetak feasibility-study2
Cetak feasibility-study2Cetak feasibility-study2
Cetak feasibility-study2
patrianadi
 
Kebutuhan perawatan diri dan kebersihan lingkungan
Kebutuhan perawatan diri dan kebersihan lingkunganKebutuhan perawatan diri dan kebersihan lingkungan
Kebutuhan perawatan diri dan kebersihan lingkungan
Dea Laras Cynthia
 
PEDOMAN ORGANISASI TIM KESELAMATAN PASIEN RS,f.pdf
PEDOMAN ORGANISASI TIM KESELAMATAN PASIEN RS,f.pdfPEDOMAN ORGANISASI TIM KESELAMATAN PASIEN RS,f.pdf
PEDOMAN ORGANISASI TIM KESELAMATAN PASIEN RS,f.pdf
fifinoktaviani
 

Similar to Askep Gangguan Kebutuhan Dasar Manusia : Personal Hygiene Kuku Kaki dan Tangan (20)

Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Personal Hygiene
Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Personal HygieneAsuhan Keperawatan Pasien Dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Personal Hygiene
Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Personal Hygiene
 
Makalah kdm
Makalah kdmMakalah kdm
Makalah kdm
 
PERSONAL HYGIENE untuk kuliah sarjana keperawatan .ppt
PERSONAL HYGIENE untuk kuliah sarjana keperawatan .pptPERSONAL HYGIENE untuk kuliah sarjana keperawatan .ppt
PERSONAL HYGIENE untuk kuliah sarjana keperawatan .ppt
 
Buku studi kelayakan bisnis ub
Buku studi kelayakan bisnis ub Buku studi kelayakan bisnis ub
Buku studi kelayakan bisnis ub
 
PPT Kepdas (Personal Hygiene) Fatia.pptx
PPT Kepdas (Personal Hygiene) Fatia.pptxPPT Kepdas (Personal Hygiene) Fatia.pptx
PPT Kepdas (Personal Hygiene) Fatia.pptx
 
Kata pengantar
Kata pengantar  Kata pengantar
Kata pengantar
 
255796538-Leaflet-Personal-Hygiene.docx
255796538-Leaflet-Personal-Hygiene.docx255796538-Leaflet-Personal-Hygiene.docx
255796538-Leaflet-Personal-Hygiene.docx
 
Bab i juli AKPER PEMKAB MUNA
Bab i juli AKPER PEMKAB MUNABab i juli AKPER PEMKAB MUNA
Bab i juli AKPER PEMKAB MUNA
 
K3 01.ppt
K3 01.pptK3 01.ppt
K3 01.ppt
 
Kb1 etik dan legal praktik keperawatan pasien dengan prosedur sd
Kb1 etik dan legal praktik keperawatan pasien dengan prosedur sdKb1 etik dan legal praktik keperawatan pasien dengan prosedur sd
Kb1 etik dan legal praktik keperawatan pasien dengan prosedur sd
 
Cetak feasibility-study2
Cetak feasibility-study2Cetak feasibility-study2
Cetak feasibility-study2
 
Pekeliling Ketua Pengarah Kesihatan Bil. 10 Tahun 2011 (Garis Panduan Pelaksa...
Pekeliling Ketua Pengarah Kesihatan Bil. 10 Tahun 2011 (Garis Panduan Pelaksa...Pekeliling Ketua Pengarah Kesihatan Bil. 10 Tahun 2011 (Garis Panduan Pelaksa...
Pekeliling Ketua Pengarah Kesihatan Bil. 10 Tahun 2011 (Garis Panduan Pelaksa...
 
Kebutuhan perawatan diri dan kebersihan lingkungan
Kebutuhan perawatan diri dan kebersihan lingkunganKebutuhan perawatan diri dan kebersihan lingkungan
Kebutuhan perawatan diri dan kebersihan lingkungan
 
Patient safety (apoteker wajib baca)
Patient safety (apoteker wajib baca)Patient safety (apoteker wajib baca)
Patient safety (apoteker wajib baca)
 
49308683 kprs
49308683 kprs49308683 kprs
49308683 kprs
 
Panduan nasional keselamatan pasien rumah sakit (patient safety)
Panduan nasional keselamatan pasien rumah sakit (patient safety)Panduan nasional keselamatan pasien rumah sakit (patient safety)
Panduan nasional keselamatan pasien rumah sakit (patient safety)
 
BE & GG, Asteria Dian Perdanawati, Prof.Dr. Hapzi Ali. MM.CMA, ETIKA BISNIS D...
BE & GG, Asteria Dian Perdanawati, Prof.Dr. Hapzi Ali. MM.CMA, ETIKA BISNIS D...BE & GG, Asteria Dian Perdanawati, Prof.Dr. Hapzi Ali. MM.CMA, ETIKA BISNIS D...
BE & GG, Asteria Dian Perdanawati, Prof.Dr. Hapzi Ali. MM.CMA, ETIKA BISNIS D...
 
PEDOMAN ORGANISASI TIM KESELAMATAN PASIEN RS,f.pdf
PEDOMAN ORGANISASI TIM KESELAMATAN PASIEN RS,f.pdfPEDOMAN ORGANISASI TIM KESELAMATAN PASIEN RS,f.pdf
PEDOMAN ORGANISASI TIM KESELAMATAN PASIEN RS,f.pdf
 
Pencegahan Infeksi
Pencegahan InfeksiPencegahan Infeksi
Pencegahan Infeksi
 
Memotong Kuku Pasien
Memotong Kuku PasienMemotong Kuku Pasien
Memotong Kuku Pasien
 

More from Warung Bidan

More from Warung Bidan (20)

Makalah asi menurut pandangan agama islam
Makalah asi menurut pandangan agama islamMakalah asi menurut pandangan agama islam
Makalah asi menurut pandangan agama islam
 
Makalah epidemiologi penyajian interpretasi data grafik atau diagram
Makalah epidemiologi penyajian interpretasi data grafik atau diagramMakalah epidemiologi penyajian interpretasi data grafik atau diagram
Makalah epidemiologi penyajian interpretasi data grafik atau diagram
 
Makalah konsep dasar teori air susu ibu asi
Makalah konsep dasar teori air susu ibu asiMakalah konsep dasar teori air susu ibu asi
Makalah konsep dasar teori air susu ibu asi
 
Makalah hypnobirthing melahirkan tanpa rasa sakit dengan metode hipnotis
Makalah hypnobirthing melahirkan tanpa rasa sakit dengan metode hipnotisMakalah hypnobirthing melahirkan tanpa rasa sakit dengan metode hipnotis
Makalah hypnobirthing melahirkan tanpa rasa sakit dengan metode hipnotis
 
Jenis jenis pemberian posisi tubuh pada pasien
Jenis jenis pemberian posisi tubuh pada pasienJenis jenis pemberian posisi tubuh pada pasien
Jenis jenis pemberian posisi tubuh pada pasien
 
Makalah farmakologi efek samping obat dan cara pengatasannya
Makalah farmakologi efek samping obat dan cara pengatasannyaMakalah farmakologi efek samping obat dan cara pengatasannya
Makalah farmakologi efek samping obat dan cara pengatasannya
 
Pemeriksaan umum, pemeriksaan khusus kebidanan dan pemeriksaan penunjang pada...
Pemeriksaan umum, pemeriksaan khusus kebidanan dan pemeriksaan penunjang pada...Pemeriksaan umum, pemeriksaan khusus kebidanan dan pemeriksaan penunjang pada...
Pemeriksaan umum, pemeriksaan khusus kebidanan dan pemeriksaan penunjang pada...
 
Makalah keterampilan dasar kebidanan keperawatan (kdk) tentang sterilisasi, d...
Makalah keterampilan dasar kebidanan keperawatan (kdk) tentang sterilisasi, d...Makalah keterampilan dasar kebidanan keperawatan (kdk) tentang sterilisasi, d...
Makalah keterampilan dasar kebidanan keperawatan (kdk) tentang sterilisasi, d...
 
Masalah kesehatan reproduksi dan cara penanggulangannya
Masalah kesehatan reproduksi dan cara penanggulangannyaMasalah kesehatan reproduksi dan cara penanggulangannya
Masalah kesehatan reproduksi dan cara penanggulangannya
 
Satuan acara penyuluhan (sap) pemantauan tumbuh kembang bayi &amp; balita
Satuan acara penyuluhan (sap) pemantauan tumbuh kembang bayi &amp; balitaSatuan acara penyuluhan (sap) pemantauan tumbuh kembang bayi &amp; balita
Satuan acara penyuluhan (sap) pemantauan tumbuh kembang bayi &amp; balita
 
Leaflet Imunisasi Dasar Lengkap Pada bayi
Leaflet Imunisasi Dasar Lengkap Pada bayiLeaflet Imunisasi Dasar Lengkap Pada bayi
Leaflet Imunisasi Dasar Lengkap Pada bayi
 
Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Personal Hygiene
Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Personal HygieneSatuan Acara Penyuluhan (SAP) Personal Hygiene
Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Personal Hygiene
 
Satuan acara penyuluhan (sap) alat kontrasepsi iud
Satuan acara penyuluhan (sap) alat kontrasepsi iudSatuan acara penyuluhan (sap) alat kontrasepsi iud
Satuan acara penyuluhan (sap) alat kontrasepsi iud
 
Satuan acara penyuluhan seks bebas
Satuan acara penyuluhan seks bebasSatuan acara penyuluhan seks bebas
Satuan acara penyuluhan seks bebas
 
Makalah konsep dasar ketuban pecah dini (kpd)
Makalah konsep dasar ketuban pecah dini (kpd)Makalah konsep dasar ketuban pecah dini (kpd)
Makalah konsep dasar ketuban pecah dini (kpd)
 
Makalah pandangan agama terhadap bayi tabung
Makalah pandangan agama terhadap bayi tabungMakalah pandangan agama terhadap bayi tabung
Makalah pandangan agama terhadap bayi tabung
 
MAKALAH PANDANGAN AGAMA TERHADAP KASUS AIDS
MAKALAH PANDANGAN AGAMA TERHADAP KASUS AIDSMAKALAH PANDANGAN AGAMA TERHADAP KASUS AIDS
MAKALAH PANDANGAN AGAMA TERHADAP KASUS AIDS
 
Makalah Pandangan Agama Terhadap Kasus Aborsi
Makalah Pandangan Agama Terhadap Kasus AborsiMakalah Pandangan Agama Terhadap Kasus Aborsi
Makalah Pandangan Agama Terhadap Kasus Aborsi
 
Konsep dasar kehamilan dan pemeriksaan kehamilan
Konsep dasar kehamilan dan pemeriksaan kehamilanKonsep dasar kehamilan dan pemeriksaan kehamilan
Konsep dasar kehamilan dan pemeriksaan kehamilan
 
Makalah konsep pengganti air susu ibu (pasi)
Makalah konsep pengganti air susu ibu (pasi)Makalah konsep pengganti air susu ibu (pasi)
Makalah konsep pengganti air susu ibu (pasi)
 

Recently uploaded

Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
novibernadina
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
FitriaSarmida1
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
IvvatulAini
 
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
furqanridha
 
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
DessyArliani
 

Recently uploaded (20)

MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMPBioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMP
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.pptPenyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
 
Teks Debat Bahasa Indonesia Yang tegas dan lugas
Teks Debat Bahasa Indonesia Yang tegas dan lugasTeks Debat Bahasa Indonesia Yang tegas dan lugas
Teks Debat Bahasa Indonesia Yang tegas dan lugas
 
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptxPrakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
 
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
 

Askep Gangguan Kebutuhan Dasar Manusia : Personal Hygiene Kuku Kaki dan Tangan

  • 1. i ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN KEBUTUHAN DASAR MANUSIA PERSONAL HYGIENE KHUSUSNYA KUKU KAKI DAN KUKU TANGAN Juga terdapat di : http://warungbidan.blogspot.com/2016/08/asuhan-keperawatan- pada-pasien-dengan.html DAFTAR ISI KATA PENGANTAR.....................................................................................i DAFTAR ISI...................................................................................................iii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang................................................................................1 1.2 Tujuan penulisan............................................................................2 1.3 Rumusan permasalahan..................................................................2 1.4 Kegunaan........................................................................................3 1.5 Sistematika penulisan.....................................................................4 BAB II TUJUAN TEORITIS 2.1 Konsep dasar .................................................................................5 2.1.1 Pengertian ............................................................................5 2.1.2 Klasifikasi..............................................................................5 2.1.3 Etiologi..................................................................................6 2.1.4 Anatomi dan fisiologi............................................................8 2.1.5 Faktor Resiko........................................................................11 2.1.6 Patofisiologis.........................................................................13 2.1.7 Manisfestasi klinis.................................................................14 2.2 Konsep asuhan keperawatan..........................................................15 2.2.1 Pengkajian.............................................................................15 2.2.2 Penetapan Diagnosis .............................................................17
  • 2. ii 2.2.3 Perencanaan dan Implementasi.............................................17 2.2.4 Intervensi .............................................................................22 2.2.5 Evaluasi.................................................................................23 BAB III TINJAUAN KASUS 3.1 Pengkajian......................................................................................24 3.2 Analisa data...................................................................................31 3.3 Daftar asuhan keperawatan............................................................33 3.4 Rencana asuhan keperawatan........................................................34 3.5 Implementasi keperawatan.............................................................36 3.6 Evaluasi dan catatan perkembangan...............................................38 BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Pengkajian......................................................................................39 4.2 Diagnosa keperawatan...................................................................39 4.3 Perencanaan....................................................................................40 4.4 Implementasi ................................................................................40 4.5 Evaluasi..........................................................................................41 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan.....................................................................................42 5.2 Kritik dan saran..............................................................................43 DAFTAR PUSTAKA......................................................................................44
  • 3. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Personal higiene berasal dari bahasa Yunani yaitu personal yang artinya perorangan dan higiene berarti sehat. Higiene personal adalah upaya yang dilakukan individu dalam memelihara kebersihan dan kesehatan dirinya baik secara fisik mau pun mental. Berpenampilan bersih, harum, dan rapi merupakan dimensi yang sangat penting dalam mengukur tingkat kesejahteraan individu secara umum. Menurut Roper ( 2002 ), mengingat kebersihan merupakan kebutuhan dasar utama yang dapat mempengaruhi status kesehatan dan kondisi psikologis individu. (Wahit Iqbal Mubarak , Buku Ajar Ilmu Keperawatan Dasar , 2015 , Hal. 143 ) Efek yang akan timbul jika personal higiene tidak dilakukan akan menimbulkan berbagai bibit penyakit. Oleh karena itu, kebersihan tubuh perlu di perhatikan. Adapun jenis personal hygiene yang di perlu di perhatikan diantaranya perawatan kulit kepala dan rambut serta seluruh tubuh, perawatan mata, perawatan hidung, perawatan telinga, perawatan gigi dan mulut, perawatan kuku tangan dan kaki, perawatan genetalia, perawatan tubuh ( memandikan ), dan kesehatan pakaian. Perawatan personal higiene salah satunya perawatan kuku tangan dan kaki. Kuku tangan dan kaki sering kali memerlukan perhatian khusus untuk mencegah infeksi, bau, dan cedera pada jaringan. Akan tetapi, sering kali tidak sadar akan masalah kaki dan kuku sampai terjadi nyeri atau ketidaknyamanan. Menjaga kebersihan kuku penting dalam mempertahankan personal higiene karena berbagai kuman dapat masuk ke dalam tubuh melalui kuku. Oleh sebab itu, kuku seharusnya tetap dalam keadaan sehat dan bersih. Tujuan perawatan kuku tangan dan kaki adalah agar klien memiliki kulit utuh
  • 4. 2 dan permukaan kulit yang lembut, klien merasa nyaman dan bersih, klien akan memahami dan melakukan metode perawatan kaki dan kuku yang benar. Dari latar belakang di atas kami tertarik untuk menyusun makalah dengan judul “ Asuhan Keperawatan personal higiene : Perawatan Kuku Tangan dan Kaki " 1.2 Tujuan Penulisan 1. Tujuan umum Mampu melakukan tindakan asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan dasar manusia dalam hal Personal Higiene : Perawatan kuku dan kaki. 2. Tujuan khusus a. Mampu mengetahui konsep dasar Personal Higiene. b. Mampu mengetahui dan melakukan proses pengkajian pada klien dengan gangguan kebutuhan dasar manusia “Personal Higiene : Perawatan kuku tangan dan kaki “. c. Mampu menganalisa data klien dengan gangguan kebutuhan dasar manusia “Personal Higiene : Perawatan kuku tangan dan kaki “. d. Mampu menyusun perencanaan asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan kebutuhan dasar manusia “Personal Higiene : Perawatan kuku tangan dan kaki “. e. Mampu menyusun dan memberikan tindakan asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan kebutuhan dasar manusia “Personal Higiene : Perawatan kuku tangan dan kaki “. f. Mampu mengevaluasi atas tindakan asuhan keperawatan yang diberikan pada klien dengan gangguan kebutuhan dasar manusia “Personal Higiene : Perawatan kuku tangan dan kaki “. 1.3 Rumusan masalah Sesuai dengan latar belakang diatas bahwa pemenuhan kebutuhan dasar manusia “ Personal Higiene : Perawatan kuku tangan dan kaki “ . Kuku
  • 5. 3 tangan dan kaki sering kali memerlukan perhatian khusus untuk mencegah infeksi, bau, dan cedera pada jaringan. Akan tetapi, sering kali tidak sadar akan masalah kaki dan kuku sampai terjadi nyeri atau ketidaknyamanan. Menjaga kebersihan kuku penting dalam mempertahankan personal higiene karena berbagai kuman dapat masuk ke dalam tubuh melalui kuku., maka dengan itu kami merumuskan masalah sebagai berikut : 1. Apa konsep dasar Personal Higiene ? 2. Apa saja yang harus dkaji pada klien dengan gangguan kebutuhan dasar manusia “Personal Higiene : Perawatan kuku tangan dan kaki “ ? 3. Bagaimana menganalisa data klien dengan gangguan kebutuhan dasar manusia “Personal Higiene : Perawatan kuku tangan dan kaki “. 4. Bagaimana menyusun perencanaan asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan kebutuhan dasar manusia “Personal Higiene : Perawatan kuku tangan dan kaki “ ? 5. Bagaimana menyusun dan memberikan tindakan asuhan keperaatan pada klien dengan gangguan kebutuhan dasar manusia “Personal Higiene : Perawatan kuku tangan dan kaki “ ? 6. Bagamaina mengevaluasi atas tindakan asuhan keperawatan yang diberikan pada klien dengan gangguan kebutuhan dasar manusia “Personal Higiene : Perawatan kuku tangan dan kaki “. 1.4 Kegunaan 1. Rumah sakit Sebagai masukan untuk bahan evaluasi pelaksanaan asuhan keperawatan personal higiene : perawatan kuku tangan dan kaki yang bermanfaat bagi pelayanan kesehatan di Rumah Sakit 2. Mahasiwa Sebagai tambahan ilmu dalam peningkatan pengetahuan khususnya tentang asuhan keperawatan personal higiene : perawatan kuku tangan dan kaki dan acuan saat mengaplikasikannya pada kehidupan sehari – hari dan saat praktek nya.
  • 6. 4 3. Institusi pendidikan Dapat digunakan sebagai bahan referensi bagi pendidikan dan penelitian serta informasi tentang asuhan keperawatan personal higiene : perawatan kuku tangan dan kaki. 1.5 Sistematika penulisan Sistematika penulisan laporan ini dibagi atas: - Bab I Pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, tujuan penulisan, rumusan masalah, manfaat dan sistematika penulisan. - Bab II Tujuan teoritis terdiri dari konsep dasar, pengertian, klasifikasi, etiologi, anatomi dan fisiologi, faktor resiko, fatofisiologis, manifestasi klinis. Konsep asuhan keperawatan, pengkajian, keperawatan dan intervensi. - Bab III Tinjauan kasus yang terdiri dari pengkajian analisa data, daftar asuhan keperawatan, rencana asuhan keperawatan, catatan keperawatan atau implmentasi, evaluasi dan catatan perkembangan. - Bab IV Pembahasan yang terdiri dari pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi, dan evaluasi. - Bab V Penutup yang berisi tentang kesimpulan, kritik dan saran yang menunjang dari kasus yang di angkat.
  • 7. 5 BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Konsep Dasar 2.1.1 Higiene personal 1. Pengertian Personal higiene atau kesehatan pribadi adalah upaya individu dalam memelihara kebersihan diri yang meliputi kerbersihan rambut, teliga, gigi dan mulut, kuku, dan kebersihan dalam berpakaian dalam meningkatkn kesehatan yang optimal. (Wahit Iqbal Mubarak , Buku Ajar Ilmu Keperawatan Dasar , 2015 , Hal. 145) 2. Pentingnya Higiene Personal Personal higiene seperti merawat kuku merupakan salah satu aspek penting dalam mempertahankan perawatan diri karena berbagai kuman dapat masuk kedalam tubuh melalui kuku yang kotor dan panjang. 2.1.2 Klasifikasi Personal Higiene Higiene personal merupakan salah satu tindakan keperawatan dasar yang rutin dilakukan oleh perawat setiap hari di rumah sakit (Depkes RI, 1987). Tindak tersebut meliputi sebagai berikut. 1. Perawatan kulit kepala dan rambut serta seluruh tubuh. 2. Perawatan mata. 3. Perawatan hidung. 4. Perawatan telinga 5. Perawatan gigi dan mulut. 6. Perawatan kuku tangan dan kaki. 7. Perawatan genitalia. 8. Perawatan tubuh (memandikan). 9. Perawatan pakaian.
  • 8. 6 2.1.3 Etiologi Menurut Tarwoto dan Wartonah (2000) penyebab kurang perawatan diri adalah sebagai berikut : 1. Kelelahan fisik 2. Penurunan kesadaran Menurut Depkes (2002:20), penyebab kurang perawatan diri adalah : 1. Faktor predisposisi: a. Perkembangan Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga perkembangan inisiatif terganggu. b. Biologis Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan perawatan diri. c. Kemampuan realistis turun Klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan realitas yang kurang menyebabkan ketidakpedulian dirinya dan lingkungan termasuk perawatan diri. d. Sosial Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri lingkungannya situasi lingkungan mempengaruhi latihan kemampuan dalam perawatan diri. 2. Faktor presipitasi Yang merupakan faktor presipitasi deficit perawatan diri adalah kurang penurunan motivasi, kerusakan kognisi atau perceptual, cemas, lelah / lemah yang dialami individu sehingga menyebabkan individu kurang mampu melakukan perawatan diri. Menurut Depkes (2000 : 59) faktor – faktor yang mempengaruhi personal hygiene adalah : a. Body image Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri, misalnya dengan adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli dengan kebersihan dirinya.
  • 9. 7 b. Praktik sosial Pada anak – anak selalu dimanja dalam kebersihan diri maka kemungkinan akan terjadi perubahan pada personal hygiene. c. Status sosial ekonomi Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat gigi, shampoo, alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk menyediakannya. d. Pengetahuan Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang baik dapat meningkatkan kesehatan. Misalnya pada pasien diabetes mellitus ia harus menjaga kebersihan kakinya. e. Budaya Di sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu tidak boleh dimandikan. f. Kebiasaan seseorang Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentu dalam perawatan diri seperti penggunaan sabun, shampoo dan lain – lain. g. Kondisi fisik atau psikis Pada keadaan tertentu / sakit kemampuan untuk merawat diri berkurang dan perlu bantuan untuk melakukannya. Dampak yang sering timbul pada masalah personal hygiene : 1. Dampak fisik Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik, gangguan fisik yang sering terjadi adalah gangguan integritas kulit,gangguan membrane mukosa mulut, infeksi pada mata dan telinga dan gangguan fisik pada kuku.
  • 10. 8 2. Dampak psikososial Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygiene adalah kebutuhan rasa nyaman,kebutuhan dicintai dan mencintai, kebutuhan harga diri, aktualisasi diri dan gangguan interaksi sosial. 2.1.4 Anatomi dan fisiologi Kuku merupakan bagian tubuh yang belum jelas secara fungsi spesifiknya, kuku merupakan bagian dari tulang. Apakah untuk ngupil saja juga terlalu tajam. Menggaruk terlalu keras akan membuat lecet, digunakan cakar - cakaran masuk penjara. Malah bisa dibilang kuku adalah tempat bersembinya penyakit atau bakteri. Akan tetapi ada beberapa artikel yang menyebutkan fungsi kuku adalah sebagai pelindung ujung saraf di ujung jari dan mempertinggi daya sentuh. Kuku terdiri dari lempeng kuku (nail plate), lipatan kuku lateral dan proximal, hiponikium, bantalan kuku (nail bed) dan matriks. Matriks dan bantalan kuku membantu pembentukan lempeng kuku. Bagian ventral lempeng kuku dibentuk oleh bantalan kuku, sedangkan sisanya berasal dari matriks. Lempeng kuku berwarna transculent, melalui lempeng kuku merupakan struktur yang paling besar. Melekat kuat pada bantalan kuku dimana perlekatan ini kurang kuat ke arah proximal, terpisah dari sudut postolateral. Seperempat bagian kuku ditutupi oleh lunula putih. Pada pemotongan longitudinal, lipatan kuku bagian proximal terlihat berupa lanjutan dari kulit sekitar dorsum dan phalangs terminal. Epidermis pada lipatan ini berlanjut disekitar dasar kuku. Lipatan kuku bagian proximal dan memiliki dua permukaan epitel yaitu bagian dorsal dan ventral. Pada persambungan keduanya dijumpai kutikula yang berproyeksi kearah distal diatas permukaan kuku. Matrix kuku dapat dibagi atas bagian dorsal yaitu bagian intermediate yang menutupi lempeng kuku bagian proximal sampai ujung distal dari lunula dan bagian ventral. Pada daerah pemisah antara lempeng kuku dan bantalan
  • 11. 9 kuku, dapat dijumpai epitel sohlenhorn. Pada keadaan normal struktur ini hanya berupa sisa. Matriks merupakan pusat pertumbuhan kuku. Kuku tangan tumbuh lebih cepat dari kuku kaki, yaitu 2-3mm perbulan, sedagkan kuku kaki 1mm/bulan. Dierlukan waktu 100 - 300 hari untuk mengganti kuku tangan dan 12 - 18 bulan untuk kuku kaki. Kecepatan pertumbuhan kuku menurun pada penderita penyakit pembuluh darah kapiler dan pada usia lanjut. Anatomi dan Fisiologi Kuku Kuku adalah bagian terminal lapisan tanduk yang menebal.Bagian kuku terdiri dari: 1Matriks kuku: merupakan pembentuk jaringan kuku yang baru 2Dinding kuku (nail wall): merupakan lipatan-lipatan kulit yang menutupi bagian pinggir dan atas 3Dasar kuku (nail bed): merupakan bagian kulit yang ditutupi kuku 4Alur kuku (nail grove): merupakan celah antar dinding dan dasar kuku 5Akar kuku (nail root): merupakan bagian proksimal kuku 6Lempeng kuku (nail plate): merupakan bagian tengah kuku yang dikelilingidinding kuku 7Lunula: merupakan bagian lempeng kuku yang berwarna putih didekat akar kuku berbentuk bulan sabit, sering tertutup oleh kulit 8 ponikium (kutikula): merupakan dinding kuku bagian proksima, kulit arinyamenutupi bagian permukaan lempeng kuku9 Hiponikium: merupakan dasar kuku, kulit ari dibawah kuku yang bebas (freeedge) menebal. Fungsi kuku Kuku mempunyai 2 fungsi utama. Fungsi pertama yang diketahui secaraumum ialah sebagai pelindung dari ujung jari. Fungsi keduanya yang juga sangat penting adalah memberi sensitifitas daya sentuh . Pada ujung jari terdapat banyak reseptor yang berfungsi untuk menghantarkan rangsang sentuh saat kitamenyentuh suatu objek sehingga kita dapat merasakan bersentuhan dengan objek yang kita sentuh. 170 hari dan kuku kaki: 12- 18 bulan. Gejala klinis Gejala yang ditimbulkan bervariasi tergantung pada kondisi dan faktor virulensi dari Penyakit mulut dan kuku tersebut. Gejala klinis yang mula mula terlihat
  • 12. 10 antara lain: Suhu tubuh meningkat dan akan terlihat jelas pada sapi yang masih muda. Kenaikan ini akibat dari fase viremia dari virus picorna virus. Dan biasanya suhu tersebut akan turun setelah terbentuknya lepuh-lepuh Lepuh-lepuh tersebut dapat ditemukan didalam mulut sehingga menyebabkan meningkatnya saliva dalam mulut sehingga terbentuk busa disekitar bibir. Lepuh tersebut juga dapat ditemukan pada ambing yang menyebabkan produksi susu turun dan kadang dapat menyebabkan keguguran. Pada tracak biasanya lepuh terjadi bersamaan dengan proses yang terjadi didalam mulut. Lepuh yang terjadi menyebabkan rasa sakit atau nyeri pada hewan yang menderita, sehingga menyebabkan hewan tersebutmalas bergerak dan hanya mau berbaring. Kesembuhan dari lesi yang tidak mengalami komplikasi akan berlangsung dengan cepat berkisar antara 1-2minggu, namun apabila ada infeksi skunder maka kesembuhan akan tertunda (Anonim1., 2008). Gejala umum PMK pada ternak ditandai dengan adanya kelesuan, suhu tubuh meningkat dan mencapai 410C, hypersalivasi (keluarnya air liur yang berlebihan), nafsu makan berkurang, enggan berdiri, pincang dan semua gejala tadi terjadi serentak pada suatu kelompok hewan/ternak Tanda klinis khusus penyakit ini berupa adanya lepuh-lepuh berupa penonjolan berisi cairan bening hingga kuning keruh kemerahan dan dapat dengan mudah terkelupas. Lepuhlepuh ini sering ditemukan pada bagian lidah, bibir, mucosa pipi, gusi, langit-langit mulut, ujung kaki, teracak dan ambing pada hewan betina (Anonim2., 2009). Diagnosa Diagnosis dari penyakit mulut dan kuku didasarkan pada gejala klinis yang ditimbulkan. Selain itu dilakukan koleksi sampel pada hewan yang menderita untuk diperiksa dilaboratorium. Sampel isolasi dapat diambil melalui cairan lepuh, keropeng bekas lepuh, dan sampel darah (Anonim1., 2008).
  • 13. 11 2.1.5 Faktor Resiko Dampak yang muncul pada masalah personal hygiene adalah: 1. Dampak fisik Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik. Gangguan fisik yang sering terjadi adalah gangguan integritas kulit, gangguan mukosa mulut, infeksi pada mata dan telinga serta gangguan fisik pada kuku. 2. Dampak psikologi Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygiene adalah gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai, kebutuhan harga diri dan kebutuhan interaksi sosial. Epidemiologi/Insiden Kasus Gangguan Personal Hygiene. Defisit personal hygiene dapat terjadi pada setiap orang mulai dari lahir sampai mati karena ketidakmampuan melakukan aktivitas sendiri, kurangnya pengetahuan dan banyak faktor lain yang mempengaruhi. Etiologi/Penyebab Defisit Gangguan Personal Hygiene. Adapun penyebab terjadinya defisit gangguan personal hygiene adalah: a. Sakit, sehingga tidak dapat melakukan sendiri b. Kurangnya pengetahuan dan informasi c. Keterbatasan biaya d. Lingkungan yang tidak mendukung e. Tidak adanya fasilitas yang memadai Menurut Tarwoto dan Wartinah dalam buku Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawata, sikap seseorang melakukan personal hygiene dipengaruhi oleh sejumlah faktor antara lain: a. Body Image Gambaran individu terhadap dirinya sangan mempengaruhi kebersihan diri misalnya karena adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli kebersihannya.
  • 14. 12 b. Praktik Sosial Pada anak – anak selalu dimanja dalam kebersihan diri sehingga kemungkinan akan terjadi perubahan personal hygiene. c. Status Sosial Ekonomi Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat gigi, shampo dan alat lainnya yang semuanya memerlukan biaya untuk membelinya. d. Pengetahuan Pengetahuan mengenai personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang baik dapat meningkatkan kesehatan. e. Budaya Disebagian masyarakat jika individu sakit maka tidak boleh dimandikan. f. Kebiasaan seseorang Ada kebiasaan seseorang yang menggunakan produk tertentu dalam perawatan diri seperti pengguanaan sabun, shampo, dll. g. Kondisi fisik Pada keadaan sakit tertentu kemampuan untuk merawat diri berkurang dan perlu bantuan untuk melakukannya. Menurut Wahit Iqbal Mubarak dan Nurul Cahayati dalam buku Kebutuhan Dasar mengatakan bahwa faktor – faktor yang mempengaruhi personal hygiene yaitu: a. Budaya Sejumlah mitos berkembang dimasyarakat bahwa saat individu sakit, ia tidak boleh dimandikan karena dapat memperparah penyakitnya. b. Status Soial – Ekonomi Untuk melakukan personal hygiene yang baik diperlukan sarana dan prasarana yang memadai. Semua kebutuhan itu memerlukan biaya.
  • 15. 13 c. Agama Agama juga mempengaruhi keyakinan individu dalam melaksanakan kebiasaan sehari – hari. Setiap agama pasti memerintahkan umatnya untuk menjaga kebersihan karena kebersihan adalah sebagian dari iman. Hal ini tentu akan mendorong untuk mengingat pentingnya kebersihan diri bagi kelangsungan hidupnya. d. Tingkat Pengetahuan/Perkembangan Individu Kedewasaan sesorang mempengaruhi pada kualitas diri seseorang, salah satunya adalah pengetahuan yang baik. e. Status Kesehatan Kondisi sakit/cedera akan menghambat kemampuan individu dalam melakukan perawatan diri. Hal ini tentunya berpengaruh pada tingkat kesehatan individu. Individu akan semakin lemah sehingga jatuh sakit. f. Cacat Mental dan Jasmani Kondisi cact dan gangguan mental yang menghambat kemampuan individu untuk melakukan perawatan diri secara mandiri. 2.1.6 Patofisiologi Personal hygiene adalah suatu upaya yang dilakukan seseorang untuk memelihara kebersihan diri. Personal hygiene dapat terganggu apabila individu sedang sakit. Selan itu fasilitas yang kurang, kurangnya pengetahuan tentang personal hygiene yang tepat, ekonomi yang kurang dan faktor lingkungan sekitar. Akibatnya individu akan mrngalami defisit personal hygiene. Apabila defisit personal hygiene individu terganggu, maka akan menimbulkan dampak baik dilihat dari segi fisik maupun psikologis. Dampak fisik yang mungkin muncul adalah: a. Gangguan integritas kulit b. Gangguan mukosa mulut
  • 16. 14 c. Infeksi pada mata dan telinga d. Gangguan fisik pada kuku Dampak psikologis yang mungkin muncul adalah: a. Kebutuhan harga diri b. Gangguan interaksi sosial c. Aktualisasi diri d. Gangguan rasa nyaman e. Kebutuhan mencintai dicintai 2.1.7 Manifestasi Klinis 1. Fisik a. Kulit kepala kotor dan rambut kusam, acak-acakan b. Hidung kotor telinga juga kotor c. Gigi kotor disertai mulut bau d. Kuku panjang dan tidak terawatt e. Badan kotor dan pakaian kotor f. Penampilan tidak rapi 2. Psikologis a. Malas, tidak ada inisiatif b. Menarik diri, isolasi c. Merasa tidak berdaya, rendah diri dan hina 3. Social a. Interaksi kurang b. Kegiatan kurang c. Tidak mampu berperilaku sesuai norma, missal : cara makan berantakan, buang air besar/kecil sembarangan, tidak dapat mandi/sikat gigi, tidak dapat berpakaian sendiri.
  • 17. 15 2.2 Konsep Asuhan Keperawatan Asuhan Keperawatan Klien dengan Masalah Perawatan Higiene 2.2.1.Pengkajian Pengkajian perawat tetantang bibir,gigi,mokusoa mulut,gusi, langit-langit, dan lidah klien. Perawat memeriksa semua daerah ini dengan hati-hati tentang warna, hidrasi, tekstur dan lukanya. Klien yang tidak mengikuti praktik higiene mulut yang teratur akan mengalami penurunan jaringan gusi, gusi yang meradang, gigi yang hitam ( khususnya sepanjang margin gusi ), karies gigi, kehilangan gigi, dan holitasis. Rasa sakit yang di lokalisasi adalah gejela umum dari penyakit gusi atau gangguan gusi tertentu. Infeksi pada mulut melibatkan organisme seperti Treponeme pallidum, Neisseria gonorrhea, dan hominis virus herpes. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, jika klien hendak memperoleh radiasi atau kemoterapi, sangat penting mengumpulkan data dasar mengenai keadaan rongga mulut klien. Hal ini berfungsi sebagai dasar untuk keperawatan preventif bagi klien saat mereka melewati pengobatan. Pengkajian rongga mulut klien dapat menunjukan perubahan aktual atau potensial dalam integritas struktur mulut. Diagnosis keperawatan yang berhubungan dapat merefleksikan masalah atau komplikasi akibat perubahan rongga mulut. Penemuan perawat juga menunjukan kebutuhan klien untuk bantuan perawatan mulut karena defisit perawatan diri. Identifikasi diagnosis yang akurat memerlukan sleksi faktor yang berhubungan dengan yang menyebabkan masalah klien. Perubahan pada mukosa mulut akibat pemaparan radiasi mislanya akan memerlukan intervensi berbeda dari pada kerusakan mokusa akibat penempatan selang endotrakea. Riwayat Keperawatan Tanyakan tentang pola kebersihan individu sehari-hari, sarana dan prasarana, yang dimiliki, serta faktor-faktor yang mempengaruhi
  • 18. 16 hygiene personal individu- baik faktor pendukung mau pun faktor pencetus. Pemeriksaan Fisik Pada pemeriksaan fisik, kaji hygiene personal individu mulai dari ekstremitas atas sampai bawah. 1. Rambut. Amati kondisi rambut ( warna, tekstur, kuantitas ), apakah tampak kusam ? apakah di temukan kerontokan ? 2. Kepala. Amati dengan seksama kebersihan kulit kepala. Perhatikan adanya ketombe, kebotakan, atau tanda-tanda kemerahan. 3. Mata. Amati adanya tanda-tanda ikterus, conjungtiva pucat, secret pada kelopak mata, kemerahan, atau gatal-gatal pada mata 4. Hidung. Amati kondisi hidung, kaji adanya sinusitis, perdarahan hidung, tanda-tanda pilek, yang tidak kunjung sembuh, tanda-tanda alergi, atau perubahan pada daya penciuman. 5. Mulut. Amati kondisi mukosa mulut dan kaji kelembabannya. Perhatikan adanya lesi, tanda-tanda radang,gusi, atau sariawan, kekeringan, atau pecah-pecah. 6. Gigi. Amati kondisi dan kebersihan gigi. Perhatikan adanya tanda- tanda karang gigi, caries, gigi pecah-pecah, tidak lengkap, atau gigi palsu. 7. Telinga. Amati kondisi dan kebersihan telinga. Perhatikan adanya serumen atau kotoran pada telinga, lesi, infeksi, atau perubahan daya pendengaran. 8. Kulit. Amati kondisi kulit ( tekstur, turgor, kelembaban ) dan kebersihannya. Perhatikan adanya perubahan warna kulit, stria, kulit keriput, lesi, atau pruritus. 9. Kuku tangan dan kaki. Amati bentuk dan kebersihan kuku perhatikan adanya kelainan atau luka. 10. Genetelia. Amati kondisi dan kebersihan genetelia berikut area perineum. Perhatikan pola pertumbuhan rambut pubis. Pada laki- laki, perhatikan kondisi skrotum dan testisnya.
  • 19. 17 11. Hygiene personal secara umum. Amati kondisi dan kebersihan kulit secara umum perhatikan adanya kelainan pada kulit atau bentuk tubuh. 2.2.2.Penetapan Diagnosis Diagnosis keperawatan umum untuk klien masalah perawatan hygiene adalah defisi perawatan diri. Lebih lanjut, diagnosis tersebut terbagi menjadi 4 ( kozier 2004 ), yaitu defisit perawat diri : makan, defisit perawatan diri: mandi atau hygiene, defisit perawatan diri: berpakaian atau berhias, defisit perawatan diri: eliminasi dan diagnosis umum lain yang muncul gangguan integritas kulit dan gangguan citra tubuh. 2.2.3.Perencanaan dan Implementasi Menyusun rencana keperawatan untuk klien yang membutuhkan hygiene mulut termasuk mempertimbangkan pilihan, status emosional, sumber daya ekonomi, dan kemampuan fisik klien. Perawatan harus membina hubungan yang baik dengan klien untuk membantu praktek hygiene mulut. Beberapa klien sangat sensitif tentang kondisi mulut mereka dan enggan membiarkan ornag lain merawat. Dalam banyak kasus, klien ( seperti yang terkena diabetes dan kanker ) juga tidak sadar bahwa mereka beresiko penyakit gigi dan priodontal dan karenanya memerlukan pendidikan ekstensif. Klien yang mengalami perubahan mukosa akan memerlukan perawatan jangka panjang hasil tidak dapat terlihat untuk beberapa hari atau minggu. Keluarga dapat memainkan peranan penting dalam pembelajaran bagaimana untuk memeriksa rongga mulut klien terhadap perubahan dan memberikan hygiene mulut meliputi sebagai berikut. 1. Klien akan memiliki mokusa mulut utuh yang terhidrasi mulut 2. Klien mampu melakukan sendiri perawatan hygiene mulut dengan benar.
  • 20. 18 3. Klien akan mencapai rasa nyaman 4. Klien akan memahami praktek hygiene mulut Rencana kesehatan keperawatan untuk klien dengan gangguan hygiene personal harus meliputi beberapa pertimbangan yaitu hal-hal yang disukai klien, kesehatan klien, serta keterbatasan yang di milikinya. Selain itu, perawat juga perlu pertimbangkan waktu yang tepat untuk memberikan asuhan serta fasilitas dan tenaga yang tersedia. Implementasi untuk hygiene mulut yang baik termasuk kebersihan, kenyamanan, dan kelembaban struktur mulut. Perawatan yang tepat mencegah penyakit mulut dan kerusakan gigi. Klien di rumah sakit atau fasilitas keperawatan jangka panjang sering kali tidak menerima rawatan agresif yang mereka butuhkan. Perawatan mulut harus diberikan teratur dan setiap hari. Frekuensi bergantung pada mulut klien. 1. Defisit perawatan diri : mandi atau hygiene berhubungan dengan : a. Kurangnya koordinasi, sekunder akibat dalam b. Kelemahan otot, sekunder c. Paralisis sebagian atau total, sekunder d. Keadaan koma e. Gangguan visual, sekunder f. Tidak berfungsinya atau hilangnya ekstremitas g. Peralatan eksternal ( gips, bidai, penyokong, alat intravena ) h. Kelelahan nyeri pasca operasi i. Defisit kognitif j. Nyeri Kriteria Hasil Individu akan melakukan aktivitas mandi pada tingkatan yang optimal sesuai dengan harapan atau mengungkapkan kepuasan atas keberhasilan yang di capai meski dengan keterbatasan yang dimiliki. Indikator
  • 21. 19 a. Mengungkapan kenyamanan dan kepuasan dengan kebersihan tubuh. b. Mendemonstrasikan kemampuan menggunakan peralatan adaptif. c. Menjelaskan faktor penyebab untuk defisit kemampuan mandi. Intervensi Umum a. Kaji faktor penyabab ( misal keterbatasan atau gangguan pada ekstremitas, gangguan visual). Rasional adalah ketidak mampuan untuk melakukan perawatan diri menimbulkan perasaan ketergantungan dan konsep diri yang rendah. b. Beri kesempatan pada klien untuk mempelajari kembali atau beradaptasi dengan aktivitas perawatan diri. Rasional dengan meningkatnya kemampuan merawat diri, harga diri akan meningkat. c. Lakukan intervensi umum untuk klien dengan ketidak mampuan untuk mandi. 1) Jaga suhu kamar mandi tetap hangat ; cari tahu suhu air yang di sukai individu. 2) Berikan privasi selama mandi. 3) Jaga agar kondisi lingkungan sederhana dan tidak berantakan 4) Observasi kondisi kulit selama mandi 5) Letakkan seluruh peralatan mandi di tempat yang mudah di jangkau 6) Untuk klien dengan gangguan penglihatan, letakkan seluruh peralatan di dalam lapang pandang klien atau pada tempat yang sesuai untuk klien. 7) Berikan pengamanan di kamar mandi ( keset antislip, pegangan ). 8) Jika klien mampu secara fisik, anjurkan dia untuk menggunakan bak mandi atau shower, tergantung apa
  • 22. 20 yang di guanakan di rumah ( klien harus berlatih di rumah sakit untuk persiapan pulang ke rumah ) 9) Berikan peralatan adaptif sesuai kebutuhan ( misal spoon dengan tangkai yang panjang, balok pegangan di dinding kamar mandi, semprotan shower yang dapat di pegang, dan lain-lain 10) Untuk klien yang kehilangan anggota gerak, inspeksi sisa kaki atau puntung guna melihat integritas kulit. Mandikan bagian puntung 2x sehari dan yakinkan bagian tersebut kering sebelum di bungkus atau di pasangkan prostesis. 11) Berikan pereda nyeri yang bisa mempengaruhi kemampuan untuk mandi sendiri d. Berikan penyuluhan kesehatan dan rujukan, sesuai dengan indikasi. 2. Defisit perawatan dirim : eliminasi berhubungan dengan : a. Kurangnya koordinasi, sekunder b. Kelemahan otot sekunder c. Paralisis sebagian atau total, sekunder d. Keadaan koma e. Gangguan visual, sekunder f. Tidak berfungsinya atau hilangnya ekstremitas g. Peralatan eksternal ( gips, bidai, penyokong, alat intravena ) h. Kelelahan dan nyeri pasca operasi i. Defisit kognitif j. Nyeri Kriteria Hasil Individu akan memperlihatkan peningkatan kemampuan untuk melakukan eliminasi secara mandiri atau mengungkapkan bahwa dia tidak mampu melakukan eliminasi sendiri. Indikator a. Mendemostrasikan kemampuan untuk menggunakan peralatan adaftif untuk mempermudahkan eliminasi
  • 23. 21 b. Menjelaskan paktor penyebab untuk depisit kemampual eliminasi c. Menyebutkan rasional tidakan dan porsedurnya Intervensi umum a. Kaji faktor penyebab ( misal keterbatasan atau gangguan pada ektreitas ganggugan pisual). b. Beri kesempatan induvidu untuk mempelajari kembali atau beradaptasi dengan aktivitas eliminasi. c. Lakukan intervensi umum untuk klien yang kesulitan eliminasi 1) Kaji riwayat BAK dan BAB klien 2) Buat cattan BAK dan BAB untuk menentukan pola eliminasi klien. 3) Berikan asupan cairan yang adekut dan duit yang seimbang untuk mendukung saluran urine yang adekut dan pengosongan usus yang normal 4) Dukung pola eliminasi yang normal dengan mengatur pelaksanan aktivitas dan latian fisik yang sesuai dengan kemampuan klien 5) Capai kemandirian dalam elakukan eliminasi dengan latihan terus menerus tanpa bantuan. 6) Hindari penggunaan kateter indweling dan kateter kondom untuk mempercepat pengeluaran urine (jika memungkinkan). d. Berikan intervensi khusus untuk klien dengan defisit visual. 1) Letakan bel pada tempat yang mudah di jangkau sehingga klien dapat segera memperoleh bantun untuk melakukan eliminasi; jawab panggilan dengan segera untuk mengurangi kecemasan 2) Jika pispot atau urinal di butuhkan untuk eliminasi pastikan benda benda tersebut terletak dalam jangkawan klien
  • 24. 22 3) Atur jona aman dan bebas hambatan unjtuk menuju toilet e. Untuk klien yang mengalami gangguan pada ektremitas atau kehilangan anggota gerak, berikan perawatan adaktif yang di perlukan dan meningkatkan kemandirian dan keamanan klien (commode, vispotuntuk peraktur, tempat duduk toilet ygang bisa di tinggikan side rail untk toilet). f. Berikan intervensi khusud untuk klien dengan berikan intervensi khusus untuk klien dengang devisit kognitif. 1) Pasang pengikat waktu (timer) untuk eliminasi setiap dua jam sehabis makan, dan sebelum tidur. 2) Anjurkan klien mengguanakan pakaian yang bisa (banyak individu yang awalnya kebingungan akhirnya dapat berkemih ketika mengguanakan pakaian yang biasa. 3) Hindari penggunaan pispot jika kondisi pisik klien memungkinkan,ciptakan suasananya yang normal dengan membiasakan klien eliminasi di kamar mandi. 3. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan iritasi, prekuensi BAB yang berlebihan. 2.2.4.Intervensi a. Ganti popok anak jika basah. b. Bersihkan bokong perlahan dengan sabun nonalkohol. c. Beri salep seperti zink oksida bila terjaid iritasi pada kulit. d. Observasi bokong dan parienen dri infeksi. e. Kolaborasi dengan dokter dan pemberian terapi antifungsi sesuai indikasi. f. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan dalam penampilan sekunder akibat kehilangan bagian tubuh.
  • 25. 23 Intervensi dan rasional. a. Dorong klien untuk mengekspresikan perasaan khususnya mengenai pikiran, perasaan,pandangan dirinya, Rasional : membantu klien untuk menyadari perasaannya yang tidak biasa. b. Catat prilaku menarik diri, penimgkatan ketergantungan, manipulasi, atau tidak terliabt pada perawatan . rasional : dugaan masalah pada penilaian yang dapat memerlukan evaluasi tindak lanjut dan terapi yang lebih ketat. c. Pertahankan pendektan positif selama aktivitas perawatan. Rasional: bantu/klien orang terdekat untuk menerima perubahan tbuh dan merasakan baik tentang diri tersendiri. 2.2.5.Evaluasi 1. Melihat kembali perkembangan kesembuhan klien. 2. Hasil yang diharapkan dari higiene mulut tidak dapat dilihat dalam beberapa hari. 3. Pembersihan yang berulang-ulang harus sering kali dilakukan. 4. Perawat mengantisipasi kebutuhan untuk mengubah intervensi dalam evaluasi.
  • 26. 24 BAB III TINJAUAN KASUS 3.1 Pengkajian a. Identitas Klien Nama : Tn. M Umur : 77 Tahun Jenis Kelamin : Laki – laki Agama : Islam Pendidikan : SD Alamat : Tanggal masuk : No. medrec : Ruang : Diagnosa medis : Asma Tanggal pengkajian : b. Identitas Penanggung Jawab Nama : Tn. J ( anak ) Umur : 40 tahun Jenis Kelamin : Laki – laki Agama : Islam Pendidikan : SMP Pekerjaan : Wiraswasta c. Keluhan utama : Sesak nafas d. Riwayat kesehatan sekarang : Sering merasakan sakit sesak ketika beraktifitas dan kurang istirahat, sakit pada bagian dada sebelah kiri, sakit dapat mengganggu aktifitasnya, sakit dada sejak 4 hari sebelum masuk rumah sakit dan terjadi bertahap.
  • 27. 25 e. Riwayat kesehatan dahulu : Tidak pernah mempunyai penyakit dan nyeri seperti yang di deritanya sekarang f. Keadaan kesehatan keluarga Keluarga tidak ada yang mengalami dan mempunyai penyakit yang sama dengan pasien g. Data psikologi: 1) Status emosi: stabil, klien tampak tenang dalam menghadapi penyakitnya ini walaupun terkadang klien mengeluh dengan keadaan nya saat sakit tidak tertahan/ berat. 2) Konsep diri: a) body image klien mengatakan tidak malu akan penyakit yang di deritanya. b) Harga diri: klien mengatakan ingin lebih di perhatikan. c) Ideal diri: klien mengatakan ingin cepat sembuh dan pulang ke rumah. d) Peran : klien mengatakan perannya adalah sebagai suami, ayah dan kakek terganggu karena keadaan nya sekarang. e) Identitas diri: klien mengatakan seorang laki-laki dan bekerja sebagai seorang petani, sudah menikah dan mempunyai 5 anak. h. Data sosial: klien dapat berinteraksi dengan orang lain, antar perawat, dokter, keluarga maupun pasien lainnya serta kilien berhubungan baik dengan lingkungan tempat tinggal i. Data spiritual: klien adalah seorang muslim yang taat beribadah, selama sakit ia tetap beribadah dengan melakukan sholat dan selalu berfikir positif dan berusaha untuk kesembuhan penyakitnya.
  • 28. 26 Genogram Keterangan : = Laki-laki = Meninggal = Perempuan = Garis Keturunan = Klien = Garis Keturunan j. Data psikologi: 3) Status emosi: Stabil, klien tampak tenang dalam menghadapi penyakitnya ini walaupun terkadang klien mengeluh dengan keadaan nya saat sakit tidak tertahan/ berat. 4) Konsep diri: f) Body image klien mengatakan tidak malu akan penyakit yang di deritanya. g) Harga diri: klien mengatakan ingin lebih di perhatikan. h) Ideal diri: klien mengatakan ingin cepat sembuh dan pulang ke rumah. i) Peran: klien mengatakan perannya adalah sebagai suami, ayah dan kakek terganggu karena keadaan nya sekarang. j) Identitas diri: klien mengatakan seorang laki-laki dan bekerja sebagai seorang petani, sudah menikah dan mempunyai 5 anak.
  • 29. 27 k. Data sosial: Klien dapat berinteraksi dengan orang lain, antar perawat, dokter, keluarga maupun pasien lainnya srta kilien berhubungan baik dengan lingkungan tempat tinggal Pendidikan: klien adalah seorang kepala keluarga dan berpedidikan SD. l. Data spiritual: klien adalah seorang muslim yang taat beribadah, selama sakit ia tetap melakukan sholat. Klien menerima penyakitnya sebagai suatu ujian dari Tuhan dan tetap akan berusaha untuk kesembuhan penyakitnya. Data Pemeriksaan Umum 1. Penampilan Umum Penampilan umum : Klien Tampak Lemas Kesadaran : Composmentis Berat Badan : 51 kg Panjang/ tinggi badan : 151 cm Tekanan Darah : 140/90 mmHg Respirasi : 26x/menit Nadi : 80x/menit Suhu : 36,5 derajat celcius 2. Kepala : Bentuk simetris, tidak ada lesi dan benjolan, rambut beruban, pendek lurus,rambut tidak rontok, rambut tampak bersih Mata : Bentuk mata simetris, konjungtiva ananemis, bentuk mata bulat, sklera tidak ada ikterik, penglihatan normal, mata tampak bersih, reflex pupil (+) Telinga : Bentuk telinga simetris, artikula sejajar dengan mata, tidak terdapat serumen di telinga dan tidak ada nyeri tekan, pendengaran baik.
  • 30. 28 Hidung : simetris, mukosa hidung lembab, fungsi penciuman baik, tidak ada polip, mukosa hidung bersih, dan tidak ada nyeri tekan. Mulut : mukosa basah, simetris, lidah bersih tidak ada putih di papilla, gigi rapih, dan gusi bersih, fungsi pengecapan baik. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada nyeri tekan, tidak ada lesi dan respon menelan baik. Kulit : Turgor kulit elastis, tampak bersih tidak ada lesi, warna kulit sawo matang, kulit kriput Kuku tangan dan kaki : Kuku panjang dan tampak kotor, tidak ada kelainan dan tidak ada luka. Dada a. paru paru Inspeksi : Simetris, pengembangan dada kanan = dada kiri. Palpasi : Vocal premitus simetris Perkusi : sonor Auskultasi : Weezing(+), mengi (+) b. jantung Inspeksi : Simetris,letak kordis tidak tampak Palpasi : Letak kordis dapat teraba Perkusi : Batas jantung tidak melebar Auskultasi : bunyi jantung lubdug normal Punggung : tidak ada lesi, tidak ada nyeri tekan,lentik punggung bersih, simetris, tidak ada benjolan. Abdomen Inspeksi : perut sejajar dengan dada,bersih. Auskultasi : suara peristaltic usus 12x/menit Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan
  • 31. 29 Perkusi: turgor kulit baik Genetalia : daerah genetalia bersih,tidak ada lesi,dan gangguan saat berkemih Ekstremitas atas : keadaan kulit normal,gerak bagian kanan bebas, kekuatan penuh tidak ada kelemahan otot Ekstremitas bawah : keadaan kulit normal, gerak bebas, kekuatan penuh tidak ada kekuatan otot Kebiasaan sehari-hari No Jenis kegiatan Pola dirumah Pola dirumah sakit 1 Nutrisi Makanan Jenis makanan Pantangan Minuman Jenis minuman 3x/perhari Nasi Tidak ada 4gelas/hari Air putih 3x/hari Tim Ada 6gelas/hari Air putih 2 Eliminasi BAB Warna Konsistensi BAK Warna Keluhan 1x/hari Kuning Padat 3x/hari Kuning bening Tidak ada 1x/hari Kuning Padat Pasang kateter Kuning bening Tidak ada 3 Istirahat dan tidur Siang hari Gangguan Malam hari Gangguan 5jam/hari Nyeri saat batuk,sesak Jarang tidur Nyeri saat batuk,sesak 3jam/hari Tidak ada 8jam/hari Tidak ada
  • 32. 30 4 Personal hygiene Mandi Gosok gigi Keramas 2x/hari 2x/hari 3x/minggu 2x/hari(di lakukan di bed , di lap dengan bantuan keluarga ) 3x/hari(dilakukan di bed dengan bantuan keluarga ) 3x/minggu (dlakukan di bed dengan bantuan keluarga ) Pemeriksaan diagnose 1. Radiologi: thorax abdomen 2. Lab darah: a. Darah Rutin : 28 juli 2017 No. Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan 1 Hematologi Darah rutin Hemoglobin Leukosit Hematokrit Eritrosit Index Eritrosit MCV MCH MCHC Trombosit 12,8 g/dL 12.100/µL 40 % 4,3 juta/µL 92 fL 30 pg 32 g/dL 216.000 /µL 13 – 17 g/dL 4000 – 10.000 /µL 40 – 54 % 4,4 juta//µL 80 – 100 fL 26 – 34 pg 32 – 36 g/dL 150.000 – 450.000 /µL
  • 33. 31 2. Kimia klinik Analisa Gas Darah pH PCO2 PO2 HCO3act HCO3std BE(ecf) BE(B) ctCO2 O2SAT O2Ct Glukosa darah Glukosa darah Sewaktu Elektrolit Natrium (Na) Kalium (K) Calsium ( ) Clorida ( Cl) 7,323 51,5 mmHg 33,8 mmHg 26,1 mmol/L 23,2 mmol/L 0,1 mmol/L -0,5mmol/L 27,7 mmol/L 59,7 % 10,7 ml/dl 137 mg/dL 136 mmol/L 4,4 mmol/L 7,9 mg/dL 112 mmol/L 7,35 – 7,45 35 – 45 mmHg 83 – 108 mmHg 21 – 28 mmol/L -2 – 3 23 – 27 95 – 98 % < 140 mg/dL 137 – 150 mmol/L 3.5 – 5.5 mmol/L 8 – 10,4 mg/dL 94 -108 mmol/L 3. Pemeriksaan lain: - 3.2 ANALISA DATA Data Fokus Etiologi Masalah DS : klien mengatakan sesak. Klien mengatakan sakit saat bernafas dalam. DO : R ; 26x/menit, suara nafas ; mengi wheezing (+) Allergen masuk Ditangkap makrofag Alergen dipersentasikan ke sel Th Pola nafas tidak efektif
  • 34. 32 takipnea HB 12,8 gr/dr Leukosit 12.100/µL Sel Th memberi sinyal ke sel B dengan cara melepaskan intelukin 2 Membentuk igE igE diikat mastosit (dijaringan & basophil sirkulasi) 2x lebihrentan asma Penurunan kadar camp Degranulasi sel Melepaskan mediator kimia Penyempitan saluran paru Sesak nafas Pola nafas tidak efektif
  • 35. 33 Ds : klien mengatakan kesulitan guntung kuku dan ditak sempat menggunting kuku Do : - kuku kotor dan panjang - Mandi di lakukan ditempat tidur , dibantu oleh kelarga pasien -Menyikat gigi dilakukan ditempat tidur , dibantu oleh keluarga pasien - Keramas di tempat tidur , dibantu oleh keluarga pasien Status kesehatan menurun menghambat kemampuan individu dalam merawat kuku Kuku kotor dan panjang Defisit keperawatan diri Defisit keperawatan diri 3.3 DAFTAR ASUHAN KEPERAWATAN: 1. Defisit perawatan diri berhubungan dengan hambatan lingkungan 2. Pola Nafas Tidak Efektif berhubungan penurunan energy/ kelelahan
  • 36. 34 3.4 INTERVENSI ASUHAN KEPERAWATAN Rencana Asuhan Keperawatan No. Dx. Keperawatan Perencanaan Tujuan dan kriteria hasil Intervensi Rasional 1 Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan penurunan energi / kelelahan NOC : Respiratory status : Ventilation Airway Patency Vital sign status Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 4 hari pasien menunjukan keefektifan pola nafas dibuktikan dengan kriteria hasil : - Mendemontrasikan batuk efektifan dan suara nafas yang bersih , tidak sianosis dan dipsnea ( mampu bernafas dengan mudah ) - Menunjukan jalan nafas yang paten ( klien tidak merasa NIC : monitor vital sign - Posisikan pasien semi fowler / semi fowler untuk memastikan ventilasi - Lakukan fisioterapi dada jika perlu - Keluarkan sekret dengan batuk/ suction - Auskultasi suara nafas catat adanya suara tambahan - Monitor respirasi - Bersihkan mulut , hidung dan sekret trakea - Pertahankan jalan nafas yang paten - Beri nebu jika perlu - Monitor vital sign - Ajarkan batuk efektif - Informasikan pada klien dan keluarga - Teknik relasasi - Monitor pola nafas Mengetahui perkembangan pasien - Memudahkan pasien bernafas - Merelaksasikan pernafasan - Mengurangi penumpukan sekret - Mengetahui letak sekret - Agar tidak ada gangguan saat bernafas - Agar pasien dapat mengatasi penyakit secara mandiri
  • 37. 35 tercekik , irama nafas frekuensi pernafasan dalam rentang normal ( tekanan darah , nadi pernafasan , suhu ) Defisit perawatan diri berhubungan dengan hambatan lingkungan , kelemahan dan kelelahan NOC : Self care : activity of Daily Living ( ADLs) setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 4 hari . Defisit perawatan diri teratasidengan kriteria hasil : - klien menyatakan kenyamanan terhadap kemampuan untuk melakukan ADLs dengan bantuan Kuku pasien menjadi bersih NIC : self care assistane ADLs - Monitor kemampuan klien untuk perawatan diri yang mandiri - Monitor krbutuhan klien untuk kebersihan diri - Sediakan alat – alat bantu sampai klien mandiri - Dorong klien untuk melakukan aktifitas sehari – hari yang normal - Ajarkan klien / keluarga untuk mendorong kemandirian untuk memberikan bantuan hanya jika pasien tidak mampu untuk melakukan nya. Berikan aktifitas rutin sehari – hari sesuai kemampuan - Pertimbangkan usia klien jika mendorong pelaksanaan aktifitas sehari - hari - Mengetahui seberapa jauh pasien mampu melakukan self care - Memudahkan pasien melakukan aktifitas secara bertahap - Memotivasi pasien agar pasien mandiri sehingga pasien dapat merawat dirinya ketika tidak ada bantuan - Sesuaikan agar pasien tetap aman dan termonitor
  • 38. 36 3.5 IMPLEMENTASI KEPERAWATAN No DX keperawatan Waktu Tindakan SOAP Harian 1 Pola nafas tidak efektif 01-08- 2017 (08;00) 1. Observasi TTV TD: 120/80 mmHg R: 20x/menit N:24x/menit S:36,5 2. Menganjurkan klien tetap tenang 3. Memposisikan klien dalam posisi semi fowler 4. Mengajarkan klien teknik relaksasi dan teknik nafas dalam 5. Kolaborasi untuk pemberian terapi S: klien mengatakan masih kesulitan bernafas dan terasa sesak O: penumpukan sekret R:20x/menit,weezing(+) A: Masalah belum teratasi P: melanjutkan intervensi: Melanjutkan TTV nomer 1,2,3,4,5 Dan memberi terapi nebu dan mengajarkan batuk efektif dan suction 02-08- 2017 (12:10) 1. Observasi TTV TD: 140/90 mmhg R: 24x/menit N:84x/menit S:36,2 C 2. Menganjurkan klien 3. Memposisikan klien semi fowler S: klien mengatakan sudah tidak terganggu dan mudah bernafas, sesak berkurang O: Tidak adanya sekret (berkurang) A: Masalah sebagian teratasi P: melanjutkan intervensi
  • 39. 37 4. Mengajarkan klien teknik relaksasi dengan teknik nafas dalam 5. Kolaborasi dengan memberi terapi nebu 6. Mengajarkan teknik batuk efektif dan lakukan suction 03-08- 2017 (13;00) 1. Mengobservasi TTV TD:160/100 R: 18x/menit N: 68x/menit S:36 C 2. Menganjurkan pasien tetap tenang 3. Mengajarkan pasien dengan teknik nafas dalam S: klien mengatakan lebih mudah bernafas dan batuk berkurang. O: Klien mudah bernafas tanpa menggunakan otot bantu lagi, sudah tidak ada sekret suara nafas weezing (-) A: Masalah teratasi P: menganjurkan pasien untuk mandiri melakukan terapi relaksasi dan batuk efektif secara mandiri 2 Depisit perawatan diri b,d hambatan lingkungan, kelemahan dan 03-08- 2017 (13:15) 1. Melihat keadaan kuku pasien 2. Menggunting kuku pasien 3. Membersihkan kuku pasien 4. Memfasilitasi alat mandi untuk pasien seperti : S: klien mengatakan kukunya menjadi bersih dan tidak panjang lagi O: Sudah tidak terlihat kotor dan rapih pada kuku pasien
  • 40. 38 kelelahan - Baskom - Air hangat 5. Memfasilitasi pasien untuk oral higiene 6. Memberikan penkes tentang personal higiene A: Kuku pasien bersih dan pendek , masalah teratasi P: Menganjurkan pasien untuk secara mandiri melakukan personal higiene 3.6 CATATAN PERKEMBANGAN DX keperawatan Tanggal/waktu Perkembangan SOAP Pola nafas tidak efektif 03-082017 (13:00) S:klien mengatakan lebih mudah bernafas dan batuk berkurang O: sudah tidak ada otot bantu pernafasan atau menggunakan otot bantu pernafasan, saat klien bernafas,sudah tidak ada secret suara nafas weezing (-) mengi (-) A:Masalah teratasi P: mengajarkan klien dan keluarga klien untuk tindakan klien agar dapat mengatasi saat sesak Deposit perawatan diri b.d hambatan lingkungan, kelemahan dan kelelahan 03-08-2017 (13:15) S: klien mengatakan senang karena melihat kukunya bersih O: sudah terlihat bersih dan rapih pada kuku pasien A: masalah teratasi P: menganjurkan pasien rutin menggunting kuku secara rutin dan mandiri
  • 41. 39 BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Pengkajian Seperti yang telah diuraikan pada bab 3 penulis melaksanakan Asuhan Keperawatan dengan menerapkan proses keperawatan dimana pengkajian dilaksanakan pada hari senin tanggal 31 juli 2017. Untuk mendapatkan data yang menunjang baik secara objektif maupun subjektif, kami melakukan wawancara dengan klien dan keluarga, dan pemeriksaan fisik, mempelajari catatan keperawatan, catatan medis, dan hasil pemeriksaan penunjang pada saat dilakukan pengkajian penulisan menemukan adanya kesenjangan atau perbedaan antara tinjauan teori dengan kasus. Kasus yang kami ambil yaitu personal hygiene menggunting kuku, karena keadaan kuku pasien kotor, panjang, dan kesulitan merawat kukunya sendiri karena kedaan pasien lemah. Sedangkan menurut teori Personal hygiene menggunting kukuyaitu harus mengamati bentuk dan kebersihan kuku dengan memperhatikan adanya kelainan atau luka. Adapun kesenjangan pada pengkajian yang kami dapatkan jika dibandingkan dengan teori personal hygiene menggunting kuku yaitu tidak adanya kelainan atau luka pada klien. Kuku atau lukahygiene pada kuku [keadaannya tiakan tetapi perbedaan tidak terlalu signifikan , hanya saja kasus yang kami ambil keluarga pasien masih mampu melakukan hygiene pada pasien tersebut. Sehingga kami mengambil satu masalah yaitu personal hygiene menggunting kuku 4.2 Diagnosa Keperawatan Menuurut NANDA (2003), diagnosa keperawatan umum untuk klien dengan masalah peraeatan higiene adalah Defisit Perawatan Diri. Lebih lanjut ,diagnosis terbagi menjadi empat ( kozier , 2004 ) , yaitu : 1. Defisit perawatan diri : makan 2. Defisit perawatan diri : mandi / higiene
  • 42. 40 3. Defisit perawatan diri : berpakaian / berhias 4. Defisit perawatan diri : eliminasi Sedangkan diagnosa pada Tn. M yang timbul setelah dilakukan pemeriksaan fisik adalah: Defisit perawatan diri : mandi /higiene ( menggunting kuku ) hygiene berhubungan dengan kelemahan otot , sekunder akibat pasien Tn.M sesak nafas dan menderita asma. Dalam pengkajian yang dilakukan terhadap Tn. M kuku panjang dan kotor tetapi tidak ada lesi. 4.3 Perencanaan Pada perencanaan tindakan keperawataan pada Tn. M menggunakan prioritas masalah dengan mempertimbanagkan dasar-dasar kebutuhan manusia untuk menyelesaikan 2 diagnosa yang ditegakan.Dalam menetapkan rencana asuhan keperawatan kami berusaha menjalankannya secara sistematis, berkesinambungan dan efisien.Kami juga berusaha agar perencanaan ini dapat mencapai tujuan asuhan keperawatan yang dibuat sesuai dengan prioritas masalah dan dapat mengatasi diagnosa keperawatan yang ditetapkan. 4.4 Implementasi Dalam tahap implementasi, penulis bekerjasama dengan keluarga klien, perawat ruangan dan tim kesehatan sesuai prioritas masalah dan kondisi klien. 1. Intervensi yang dilakukan pada diagnosa gangguan personal hygiene berhubungan dengan kelemahan otot adalah mengkaji bentuk dan kebersihan kuku dan memperhatikan adanya kelainan atau luka, melihat keadaan kuku pasien,menggunting kuku pasien,membersihkan kuku pasien,memandikan pasien ditempat tidur, membantu pasien oral hygiene 2. Intervensi yang dilakukan pada diagnose Pola Nafas Tidak Efektif berhubungan penurunan energy/ kelelahan adalah Observasi TTV, Menganjurkan klien tetap tenang,memposisikan klien dalam posisi semi
  • 43. 41 fowler,mengajarkan klien teknik relaksasi dengan Tarik nafas dalam, kolaborasi untuk pemberian terapiantibiontik. 4.5 Evaluasi Dalam melaksanakan evaluasi proses dan evaluasi hasil pada klien dilaksanakan pada saat sebelum dan sesudah melaksanakan tindakan keperawatan mengenai reaksi klien dan evaluasi ini penulis melakukan penilaian asuhan yang diberikan dari tanggal 31 juli – 03 agustus 2017. Keberhasilan tindakan keperawatan dilakukan secara subjektif melalui ungkapan klien dan secara objektif melalui pengamatan dan pengukuran dari dua diagnosa seluruhnya teratasi sebagian.
  • 44. 42 BAB V PENUTUP 6.1 Kesimpulan - Personal higiene atau kesehatan pribadi adalah upaya individu dalam memelihara kebersihan diri yang meliputi kerbersihan rambut, teliga, gigi dan mulut, kuku, dan kebersihan dalam berpakaian dalam meningkatkn kesehatan yang optimal. (Wahit Iqbal Mubarak, Buku Ajar Ilmu Keperawatan Dasar , 2015 , Hal. 145 ) - Pengkajian yang dilakukan pemeriksaan fisik pada kuku tangan dan kaki didapati kuku tanagn dan kaki pasien kotor dan panjang. - Setelah dilakukan aanalisa data pada pasien dengan data fokus yang dibagi menjadi data objektif dan data subjektif ditemukan masalah dari etiologi yang di dapat adalah : 1. Pola nafas tidak efektif 2. Defisit perawatan diri - Rencana asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan personal higiene : perawatan kuku tangan dan kaki , Monitor kemampuan klien untuk perawatan diri yang mandiri , monitor krbutuhan klien untuk kebersihan diri, menyediakan alat – alat bantu sampai klien mandiri , dorong klien untuk melakukan aktifitas sehari –ari yang normal , ajarkan klien / keluarga untuk mendorong kemandirian untuk memberikan bantuan hanya jika pasien tidak mampu untuk melakukan nya , berikan aktifitas rutin sehari – hari sesuai kemampuan, pertimbangkan usia klien jika mendorong pelaksanaan aktifitas sehari – hari , dan yang terakhir catatan perkembangan pasien untuk evaluasi dari tindakan yang sudah dilakukan dengan menulis tindakan terakhir dan perkembangan. - Untuk evaluasi buat catatan perkembangan pasien dengan memasukan catatan terakhir keadaan pasien setelah dilakukan tindakan dengan menggunakan SOAP : S: klien mengatakan kukunya menjadi bersih dan tidak panjang lagi
  • 45. 43 O: Sudah tidak terlihat kotor dan rapih pada kuku pasien A: Kuku pasien bersih dan pendek , masalah teratasi P: Menganjurkan pasien untuk secara mandiri melakukan personal higiene 6.2 Kritik dan Saran Makalah ini membahas tentang personal hgiene : perawatan kuku tangan dan kaki yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari,di harapkan setelah membaca makalah ini untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari agar dapat meningkatkan derajat kesehatan,memelihara kebersihan,mencegah penyakit serta meningkatkan rasa percaya diri degan berdasarkan prinsip personal hygiene.
  • 46. 44 DAFTAR PUSTAKA Wahit Iqbal Mubarak,dkk 2015. BUKU AJAR ILMU KEPERAWATAN DASAR Edisi 1. Jakarta: Salemba Medika