SlideShare a Scribd company logo
1 of 7
Download to read offline
Pemahaman Konsep Matematik dalam Pembelajaran Matematika
Oleh
Nila Kesumawati
FKIP Program Studi Pendidikan Matematika Universitas PGRI Palembang
Abstrak
Pemahaman konsep merupakan salah satu kecakapan atau kemahiran matematika yang
diharapkan dapat tercapai dalam belajar matematika yaitu dengan menunjukkan pemahaman
konsep matematika yang dipelajarinya, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan
mengaplikasikan konsep atau algoritma secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam
pemecahan masalah. Pemahaman matematik akan bermakna jika pembelajaran
matematika diarahkan pada pengembangan kemampuan koneksi matematik antar
berbagai ide, memahami bagaimana ide-ide matematik saling terkait satu sama lain
sehingga terbangun pemahaman menyeluruh, dan menggunakan matematik dalam
konteks di luar matematika.
Kata-kata kunci: pemahaman, pemahaman konsep matematik, pembelajaran matematika
Pendahuluan
Perkembangan matematika dari tahun ketahun terus meningkat sesuai dengan
tuntutan zaman. Karena tuntutan zaman itulah mendorong manusia untuk lebih kreatif
dalam mengembangkan atau menerapkan matematika sebagai ilmu dasar. Salah satu
pengembangan yang dimaksud adalah masalah pembelajaran matematika. Pembelajaran
matematika sangat diperlukan karena terkait dengan penanaman konsep pada peserta
didik. Peserta didik itu yang nantinya ikut andil dalam pengembangan matematika lebih
lanjut ataupun dalam mengaplikasikan matematika dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam proses pembelajaran anak kurang didorong untuk mengembangkan
kemampuan berpikir. Khususnya dalam pembelajaran di dalam kelas, anak diarahkan
pada kemampuan cara menggunakan rumus, menghafal rumus, matematika hanya untuk
mengerjakan soal, jarang diajarkan untuk menganalisis dan menggunakan matematika
dalam kehidupan sehari-hari. Akibatnya, ketika anak didik diberi soal aplikasi atau soal
yang berbeda dengan soal latihannya, maka mereka akan membuat kesalahan. Contoh
penggunaan matematika dalam kehidupan sehari-hari, yaitu “Apabila anda ke apotik
untuk membeli obat, resep dokter tertulis 3 x 2. Bagaimana anda meminum obat itu?
Apakah tiga tablet diminum sekaligus pada pagi hari dan 3 tablet diminum pada siang
hari? Ataukah anda minum dua tablet pada pagi hari, 2 tablet pada siang hari dan 2
Semnas Matematika dan Pendidikan Matematika 2008 2 - 229
tablet pada malam hari?” Pastilah cara kedua yang betul, sehingga dapat sembuh. Jika
cara pertama yang dilakukan, berarti minum obatnya over dosis. Contoh tersebut
menunjukkan bahwa siswa belum memahami konsep perkalian jika siswa tersebut
menjawab yang semua betul.
Prinsip utama dalam pembelajaran matematika saat ini adalah untuk
memperbaiki dan menyiapkan aktifitas-aktifitas belajar yang bermanfaat bagi siswa
yang bertujuan untuk beralih dari mengajar matematika ke belajar matematika.
Keterkaitan siswa secara aktif dalam pembelajaran harus disediakannya aktifitas belajar
yang khusus sehingga dapat melakukan doing math untuk menemukan dan membangun
matematika dengan fasilitas oleh guru.
A. Pemahaman Konsep
Pemahaman diartikan dari kata understanding (Sumarmo, 1987). Derajat
pemahaman ditentukan oleh tingkat keterkaitan suatu gagasan, prosedur atau fakta
matematika dipahami secara menyeluruh jika hal-hal tersebut membentuk jaringan
dengan keterkaitan yang tinggi. Dan konsep diartikan sebagai ide abstrak yang dapat
digunakan untuk menggolongkan sekumpulan objek (Depdiknas, 2003: 18).
Menurut Duffin & Simpson (2000) pemahaman konsep sebagai kemampuan
siswa untuk: (1) menjelaskan konsep, dapat diartikan siswa mampu untuk
mengungkapkan kembali apa yang telah dikomunikasikan kepadanya. Contohnya pada
saat siswa belajar geometri pokok bahasan Bangun Ruang Sisi Lengkung (BRSL) maka
siswa mampu menyatakan ulang definisi dari tabung, unsur-unsur Tabung, definisi
kerucut dan unsur-unsur Kerucut., definisi bola. Jika siswa diberi pertanyaan “ Sebutkan
ciri khas dari BRLS?”, maka siswa dapat menjawab pertanyaan tersebut dengan benar.
(2) menggunakan konsep pada berbagai situasi yang berbeda, contohnya dalam
kehidupan sehari-hari jika seorang siswa berniat untuk memberi temannya hadiah
ULTAH berupa celengan kaleng yang telah dilapisi suatu bahan kain, kalengnya telah
tersedia di rumah tetapi bahan kainnya harus dibeli. Siswa tersebut harus memikirkan
berapa meter bahan kain yang harus dibelinya? Berapa uang yang harus dimiliki untuk
membeli bahan kain? Untuk memikirkan berapa bahan kain yang harus dibelinya berarti
siswa tersebut telah mengetahui konsep luas permukaan kaleng yang akan dilapisinya
dan konsep aritmatika social. Dan (3) mengembangkan beberapa akibat dari adanya
Semnas Matematika dan Pendidikan Matematika 2008 2 - 230
suatu konsep, dapat diartikan bahwa siswa paham terhadap suatu konsep akibatnya
siswa mempunyai kemampuan untuk menyelesaikan setiap masalah dengan benar.
Sejalan dengan hal di atas (Depdiknas, 2003: 2) mengungkapkan bahwa,
pemahaman konsep merupakan salah satu kecakapan atau kemahiran matematika yang
diharapkan dapat tercapai dalam belajar matematika yaitu dengan menunjukkan
pemahaman konsep matematika yang dipelajarinya, menjelaskan keterkaitan antar
konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma secara luwes, akurat, efisien, dan
tepat dalam pemecahan masalah.
Sedangkan menurut Skemp dan Pollatsek (dalam Sumarmo, 1987: 24) terdapat
dua jenis pemahaman konsep, yaitu pemahaman instrumental dan pemahaman rasional.
Pemahaman instrumental dapat diartikan sebagai pemahaman atas konsep yang saling
terpisah dan hanya rumus yang dihafal dalam melakukan perhitungan sederhana,
sedangkan pemahaman rasional termuat satu skema atau strukstur yang dapat digunakan
pada penyelesaian masalah yang lebih luas. Suatu ide, fakta, atau prosedur matematika
dapat dipahami sepenuhnya jika dikaitkan dengan jaringan dari sejumlah kekuatan
koneksi.
Menurut NCTM (2000), untuk mencapai pemahaman yang bermakna maka
pembelajaran matematika harus diarahkan pada pengembangan kemampuan koneksi
matematik antar berbagai ide, memahami bagaimana ide-ide matematik saling terkait
satu sama lain sehingga terbangun pemahaman menyeluruh, dan menggunakan
matematik dalam konteks di luar matematika.
B. Pembelajaran Matematika Sekolah
Sagala (2008: 61), mendefinisikan pembelajaran ialah membelajarkan siswa
menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar merupakan penentu utama
keberhasilan pendidikan. Pembelajaran merupakan proses komunikasi, komunikasi
yang dilakukan antara guru ke siswa atau sebaliknya, dan siswa ke siswa. Dalam proses
pembelajaran peranan guru bukan semata-mata memberikan informasi, melainkan juga
mengarahkan dan memberi fasilitas belajar. Proses pembelajaran pada awalnya meminta
guru untuk mengetahui kemampuan dasar yang dimiliki oleh siswa meliputi
kemampuan dasarnya, motivasinya, latar belakang akademisnya, dan lain sebagainya.
Pengenalan karakteristik siswa dalam pembelajaran merupakan hal yang terpenting
Semnas Matematika dan Pendidikan Matematika 2008 2 - 231
dalam penyampaian bahan ajar dan menjadi indikator suksesnya pelaksanaan
pembelajaran.
Agar potensi siswa dapat dikembangkan secara optimal berdasarkan
perkembangan aspek kognitif, menurut Ebbutt dan Straker (dalam Depdiknas, 2003:4)
asumsi tentang karakteristik siswa dan implikasi terhadap pembelajaran matematika
diberikan sebagai berikut:
1. Siswa akan mempelajari matematika jika mereka mempunyai motivasi.
Implikasi pandangan ini bagi guru adalah: (1) menyediakan kegiatan yang
menyenangkan, (2) memperhatikan keinginan siswa. (3) membangun pengertian
melalui apa yang diketahui oleh siswa, (4) menciptakan suasana kelas yang
mendukung kegiatan belajar, (5) memberikan kegiatan belajar yang sesuai dengan
tujuan pembelajaran, (6) memberikan kegiatan yang menantang, (7) memberikan
kegiatan yang memberikan harapan keberhasilan, dan (8) menghargai setiap
pencapaian siswa.
2. Siswa mempelajari matematika dengan caranya sendiri. Implikasi pandangan ini
adalah: (1) siswa belajar dengan cara yang berbeda dan dengan kecepatan yang
berbeda, (2) tiap siswa memerlukan pengalaman tersendiri yang terhubung dengan
pengalamannya diwaktu lampau, (3) tiap siswa mempunyai latar belakang social-
ekonomi-budaya yang berbeda. Oleh karena itu guru perlu: (1) mengetahui
kelebihan dan kekurangan para siswanya, (2) merencanakan kegiatan yang sesuai
dengan tingkat kemampuan siswa, (3) membangun pengetahuan dan ketrampilan
siswa, baik yang dia peroleh di sekolah maupun di rumah, (4) menggunakan catatan
kemajuan siswa (assessment).
3. Siswa mempelajari matematika baik secara mandiri maupun melalui kerja
sama dengan temannya. Implikasi pandangan ini bagi usaha guru adalah: (1)
memberikan kesempatan belajar dalam kelompok untuk melatih kerjasama, (2)
memberikan kesempatan belajar secara klasikal untuk memberi kesempatan saling
bertukar gagasan, (3) memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan
kegiatannya secara mandiri., (4) melibatkan siswa dalam pengambilan keputusan
tentang kegiatan yang akan dilakukannya, dan (5) mengajarkan bagaimana cara
mempelajari matematika.
Semnas Matematika dan Pendidikan Matematika 2008 2 - 232
4. Siswa memerlukan konteks dan situasi yang berbeda-beda dalam mempelajari
matematika. Implikasi pandangan ini bagi usaha guru adalah: (1) menyediakan dan
menggunakan berbagai alat peraga, (2) memberikan kesempatan belajar matematika
diberbagai tempat dan keadaan, (3) memberikan kesempatan menggunakan
matematika untuk berbagai keperluan, (4) mengembangkan sikap menggunakan
matematika sebagai alat untuk memecahkan problematika baik di sekolah maupun
di rumah, (5) menghargai sumbangan tradisi, budaya dan seni dalam pengembangan
matematika, dan (6) membantu siswa menilai sendiri kegiatan matematikanya.
Berdasarkan kurikulum perlu kiranya dibedakan antara matematika dan
matematika sekolah. Agar pembelajaran matematika dapat memenuhi tuntutan inovasi
pendidikan pada umumnya. Ebbutt dan Straker (dalam Depdiknas, 2003:3)
mendefinisikan matematika sekolah yang selanjutnya disebut sebagai matematika,
sebagai berikut:
1. Matematika sebagai kegiatan penelusuran pola dan hubungan.
2. Matematika sebagai kreativitas yang memerlukan imajinasi, intuisi dan
penemuan.
3. Matematika sebagai kegiatan pemecahan masalah.
4. Matematika sebagai alat berkomunikasi.
C. Pentingnya Pemahaman Konsep dalam Pembelajaran Matematika
Dalam proses pembelajaran matematika, pemahaman konsep merupakan bagian
yang sangat penting. Pemahaman konsep matematik merupakan landasan penting untuk
berpikir dalam menyelesaikan permasalahan matematika maupun permasalahan sehari-
hari. Menurut Schoenfeld (1992) berpikir secara matematik berarti (1) mengembangkan
suatu pandangan matematik, menilai proses dari matematisasi dan abstraksi, dan
memiliki kesenangan untuk menerapkannya, (2) mengembangkan kompetensi, dan
menggunakannya dalam dalam pemahaman matematik. Implikasinya adalah bagaimana
seharusnya guru merancang pembelajaran dengan baik, pembelajaran dengan
karakteristik yang bagaimana sehingga mampu membantu siswa membangun
pemahamannya secara bermakna.
Semnas Matematika dan Pendidikan Matematika 2008 2 - 233
Pemahaman konsep merupakan kompetensi yang ditunjukkan siswa dalam
memahami konsep dan dalam prosedur (algoritma) secara luwes, akurat, efisien dan
tepat. Adapun indikator pemahaman konsep menurut Kurikulum 2006, yaitu:
1. menyatakan ulang sebuah konsep
2. mengklasifikasi objek-objek menurut sifat-sifat tertentu (sesuai dengan
konsepnya)
3. memberikan contoh dan non-contoh dari konsep
4. menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis
5. mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup suatu konsep
6. menggunakan, memanfaatkan, dan memilih prosedur atau operasi tertentu
7. mengaplikasikan konsep atau algoritma pemecahan masalah.
Adapun pemahaman konseptual manurut Kilpatrick, dkk; Hiebert, dkk; Ball
(dalam Juandi, 2006:29), adalah pemahaman konsep-konsep matematika, operasi dan
relasi dalam matematika. Beberapa indikator dari kompetensi ini antara lain: dapat
mengidentifikasi dan menerapkan konsep secara algoritma, dapat membandingkan,
membedakan, dan memberikan contoh dan contoh kontra dari suatu konsep, dapat
mengintegrasikan konsep dan prinsip yang saling berhubungan.
Dalam NCTM 2000 disebutkan bahwa pemahaman matematik merupakan aspek
yang sangat penting dalam prinsip pembelajaran matematika. Pemahaman matematik
lebih bermakna jika dibangun oleh siswa sendiri. Oleh karena itu kemampuan
pemahaman tidak dapat diberikan dengan paksaan, artinya konsep-konsep dan logika-
logika matematika diberikan oleh guru, dan ketika siswa lupa dengan algoritma atau
rumus yang diberikan, maka siswa tidak dapat menyelesaikan persoalan-persoalan
matematika.
Siswa dikatakan memahami konsep jika siswa mampu mendefinisikan konsep,
mengidentifikasi dan memberi contoh atau bukan contoh dari konsep, mengembangkan
kemampuan koneksi matematik antar berbagai ide, memahami bagaimana ide-ide
matematik saling terkait satu sama lain sehingga terbangun pemahaman menyeluruh,
dan menggunakan matematik dalam konteks di luar matematika. Sedangkan siswa
dikatakan memahami prosedur jika mampu mengenali prosedur (sejumlah langkah-
langkah dari kegiatan yang dilakukan) yang didalamnya termasuk aturan algoritma atau
proses menghitung yang benar.
Semnas Matematika dan Pendidikan Matematika 2008 2 - 234
D. Penutup
Pembelajaran ialah membelajarkan siswa menggunakan asas pendidikan
maupun teori belajar merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan. Pembelajaran
merupakan proses komunikasi, komunikasi yang dilakukan antara guru ke siswa atau
sebaliknya, dan siswa ke siswa.
Pemahaman konsep matematik merupakan bagian yang sangat penting dalam
proses pembelajaran matematika. Pemahaman konsep matematik juga merupakan
landasan penting untuk menyelesaikan persoalan-persoalan matematika maupun
persoalan-persoalan dalam kehidupan sehari-hari.
Daftar Pustaka
Depdiknas. 2003. Pedoman Khusus Pengembangan Sistem Penilaian Berbasis
Kompetensi SMP. Jakarta: Depdiknas.
Duffin, J.M.& Simpson, A.P. 2000. A Search for understanding. Journal of
Mathematical Behavior. 18(4): 415-427.
Juandi, D. 2006. Meningkatkan Daya Matematik Mahasiswa Calon Guru Matematika
Melalui Pembelajaran Berbasis masalah. Disertasi Pascasarjana UPI Bandung:
tidak diterbitkan.
National Council of Teachers of Mathematics (2000). Principles and Standars for
School Mathematics. Reston, VA: NCTM.
Sagala, S. 2008. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Sanjaya, W. 2007. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Jakarta: Kencana.
Schoenfeld, A.H. (1992). Learning to Think Mathematically: Problem Solving,
Metacognition and Sense of Mathematics., Dalam Handbook of Reasearch on
Mathematics Teaching and Learning (pp. 334- 370). D. A. Grouws (Ed). New
York: Macmillan.
Siswono, T. Y. E & Lastiningsih, N. 2007. Matematika 3 SMP dan MTs untuk Kelas IX.
Erlangga: Jakarta.
Sumarmo, U. 1987. Kemampuan Pemahaman dan Penalaran Matematik Siswa SMA
Dikaitkan dengan Penalaran Logik Siswa dan Beberapa Unsur Proses Belajar
Mengajar. Disertasi pada Pascasarjana IKIP Bandung: tidak diterbitkan
Tim Pustaka Yustisia. 2007. Panduan lengkap KTSP. Yogyakarta: Pustaka Yustisia.
Semnas Matematika dan Pendidikan Matematika 2008 2 - 235

More Related Content

What's hot

prosiding PGRI 2015 Pengembangan Soal Matematika Untuk Mengukur Kemampuan Kon...
prosiding PGRI 2015 Pengembangan Soal Matematika Untuk Mengukur Kemampuan Kon...prosiding PGRI 2015 Pengembangan Soal Matematika Untuk Mengukur Kemampuan Kon...
prosiding PGRI 2015 Pengembangan Soal Matematika Untuk Mengukur Kemampuan Kon...tikamathworld
 
@@ Bahan bacaan kegiatan 1.2
@@ Bahan bacaan kegiatan 1.2@@ Bahan bacaan kegiatan 1.2
@@ Bahan bacaan kegiatan 1.2Albi Rahesa
 
Berpikir kreatif matematis
Berpikir kreatif matematisBerpikir kreatif matematis
Berpikir kreatif matematissaudagarkaizen
 
Berpikir reflektif
Berpikir reflektifBerpikir reflektif
Berpikir reflektifLukman
 
Meningkatkan kemampuan koneksi matematis siswa dengan cps
Meningkatkan kemampuan koneksi matematis siswa dengan cpsMeningkatkan kemampuan koneksi matematis siswa dengan cps
Meningkatkan kemampuan koneksi matematis siswa dengan cpsMadunforyou Madunforyou
 
Meningkatkan kemampuan pemahaman konsep matematika siswa dan self
Meningkatkan kemampuan pemahaman konsep matematika siswa dan selfMeningkatkan kemampuan pemahaman konsep matematika siswa dan self
Meningkatkan kemampuan pemahaman konsep matematika siswa dan selfRoihanHan IthoeSiicg
 
Perkalian bilangan satu angka
Perkalian bilangan satu angkaPerkalian bilangan satu angka
Perkalian bilangan satu angkasrirejeki345
 
08 mumun syaban
08 mumun syaban08 mumun syaban
08 mumun syabanFppi Unila
 
Slot 3 komunikasi mt
Slot 3   komunikasi mtSlot 3   komunikasi mt
Slot 3 komunikasi mtshare with me
 
Pembelajaran mm sd
Pembelajaran mm sdPembelajaran mm sd
Pembelajaran mm sdAzman Jayadi
 
Artikel Strategi Pembelajaran Matematika
Artikel Strategi Pembelajaran MatematikaArtikel Strategi Pembelajaran Matematika
Artikel Strategi Pembelajaran Matematikarianti aprilia
 
Komunikasi makalah kelompok
Komunikasi makalah kelompokKomunikasi makalah kelompok
Komunikasi makalah kelompokChairi Mutia
 
Penggunaan alat peraga dalam matematika
Penggunaan alat peraga dalam matematikaPenggunaan alat peraga dalam matematika
Penggunaan alat peraga dalam matematikaoctaviana shinta dewi
 

What's hot (20)

prosiding PGRI 2015 Pengembangan Soal Matematika Untuk Mengukur Kemampuan Kon...
prosiding PGRI 2015 Pengembangan Soal Matematika Untuk Mengukur Kemampuan Kon...prosiding PGRI 2015 Pengembangan Soal Matematika Untuk Mengukur Kemampuan Kon...
prosiding PGRI 2015 Pengembangan Soal Matematika Untuk Mengukur Kemampuan Kon...
 
Kemampuan Koneksi Matematis
Kemampuan Koneksi MatematisKemampuan Koneksi Matematis
Kemampuan Koneksi Matematis
 
@@ Bahan bacaan kegiatan 1.2
@@ Bahan bacaan kegiatan 1.2@@ Bahan bacaan kegiatan 1.2
@@ Bahan bacaan kegiatan 1.2
 
Berpikir kreatif matematis
Berpikir kreatif matematisBerpikir kreatif matematis
Berpikir kreatif matematis
 
Berpikir reflektif
Berpikir reflektifBerpikir reflektif
Berpikir reflektif
 
Meningkatkan kemampuan koneksi matematis siswa dengan cps
Meningkatkan kemampuan koneksi matematis siswa dengan cpsMeningkatkan kemampuan koneksi matematis siswa dengan cps
Meningkatkan kemampuan koneksi matematis siswa dengan cps
 
147
147147
147
 
Meningkatkan kemampuan pemahaman konsep matematika siswa dan self
Meningkatkan kemampuan pemahaman konsep matematika siswa dan selfMeningkatkan kemampuan pemahaman konsep matematika siswa dan self
Meningkatkan kemampuan pemahaman konsep matematika siswa dan self
 
Bab II
Bab IIBab II
Bab II
 
Perkalian bilangan satu angka
Perkalian bilangan satu angkaPerkalian bilangan satu angka
Perkalian bilangan satu angka
 
08 mumun syaban
08 mumun syaban08 mumun syaban
08 mumun syaban
 
Kemampuan Matematis
Kemampuan MatematisKemampuan Matematis
Kemampuan Matematis
 
Kompetensi Matematis
Kompetensi MatematisKompetensi Matematis
Kompetensi Matematis
 
Slot 3 komunikasi mt
Slot 3   komunikasi mtSlot 3   komunikasi mt
Slot 3 komunikasi mt
 
Pembelajaran inovatif ms
Pembelajaran inovatif msPembelajaran inovatif ms
Pembelajaran inovatif ms
 
Jigsaw 2 2
Jigsaw 2 2Jigsaw 2 2
Jigsaw 2 2
 
Pembelajaran mm sd
Pembelajaran mm sdPembelajaran mm sd
Pembelajaran mm sd
 
Artikel Strategi Pembelajaran Matematika
Artikel Strategi Pembelajaran MatematikaArtikel Strategi Pembelajaran Matematika
Artikel Strategi Pembelajaran Matematika
 
Komunikasi makalah kelompok
Komunikasi makalah kelompokKomunikasi makalah kelompok
Komunikasi makalah kelompok
 
Penggunaan alat peraga dalam matematika
Penggunaan alat peraga dalam matematikaPenggunaan alat peraga dalam matematika
Penggunaan alat peraga dalam matematika
 

Similar to Pemahaman Konsep (20)

Proposal penelitian
Proposal penelitianProposal penelitian
Proposal penelitian
 
Laporan mini riset Pembelajaran Berbasis Masalah
Laporan mini riset Pembelajaran Berbasis MasalahLaporan mini riset Pembelajaran Berbasis Masalah
Laporan mini riset Pembelajaran Berbasis Masalah
 
Pkp wa boy
Pkp wa boyPkp wa boy
Pkp wa boy
 
Pkp wa boy
Pkp wa boyPkp wa boy
Pkp wa boy
 
Pkp wa boy
Pkp wa boyPkp wa boy
Pkp wa boy
 
Seminar Matematika
Seminar MatematikaSeminar Matematika
Seminar Matematika
 
Ipi183134
Ipi183134Ipi183134
Ipi183134
 
Matematika realistik indonesia
Matematika realistik indonesiaMatematika realistik indonesia
Matematika realistik indonesia
 
rancangan PTK Aulia rahmawati
rancangan PTK Aulia rahmawati rancangan PTK Aulia rahmawati
rancangan PTK Aulia rahmawati
 
1.10 bab2 (1)
1.10 bab2 (1)1.10 bab2 (1)
1.10 bab2 (1)
 
Tugas Desain Pembelajaran
Tugas Desain PembelajaranTugas Desain Pembelajaran
Tugas Desain Pembelajaran
 
JURNAL IBNU.docx
JURNAL IBNU.docxJURNAL IBNU.docx
JURNAL IBNU.docx
 
laporan Ptk destri saragih merangin
laporan Ptk destri saragih meranginlaporan Ptk destri saragih merangin
laporan Ptk destri saragih merangin
 
20140305 yp01-stl01
20140305 yp01-stl0120140305 yp01-stl01
20140305 yp01-stl01
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
1 st, Try
1 st, Try1 st, Try
1 st, Try
 
Verifikasi Startium
Verifikasi Startium Verifikasi Startium
Verifikasi Startium
 
Tugas proposal penelitian
Tugas proposal penelitianTugas proposal penelitian
Tugas proposal penelitian
 
tutorial NCTM
tutorial NCTMtutorial NCTM
tutorial NCTM
 
Skripsi New
Skripsi NewSkripsi New
Skripsi New
 

More from Cha Aisyah

Unimed undergraduate-22276-bab 1 repisi
Unimed undergraduate-22276-bab 1 repisiUnimed undergraduate-22276-bab 1 repisi
Unimed undergraduate-22276-bab 1 repisiCha Aisyah
 
Pai 117310011-abs
Pai 117310011-absPai 117310011-abs
Pai 117310011-absCha Aisyah
 
Muh hafidz guru dan profesinya dalam perspektif islam 3
Muh hafidz   guru dan profesinya dalam perspektif islam 3Muh hafidz   guru dan profesinya dalam perspektif islam 3
Muh hafidz guru dan profesinya dalam perspektif islam 3Cha Aisyah
 
Modul matematika-teori-belajar-polya
Modul matematika-teori-belajar-polyaModul matematika-teori-belajar-polya
Modul matematika-teori-belajar-polyaCha Aisyah
 
Matematika 3-hal.-312-473
Matematika 3-hal.-312-473Matematika 3-hal.-312-473
Matematika 3-hal.-312-473Cha Aisyah
 
Jtptiain gdl-agustaufiq-4153-1-3103150 -p-2
Jtptiain gdl-agustaufiq-4153-1-3103150 -p-2Jtptiain gdl-agustaufiq-4153-1-3103150 -p-2
Jtptiain gdl-agustaufiq-4153-1-3103150 -p-2Cha Aisyah
 
Hasil analisis-kesalahan-siswa-dalam-menyelesaikan-soal-matematika--pada-mate...
Hasil analisis-kesalahan-siswa-dalam-menyelesaikan-soal-matematika--pada-mate...Hasil analisis-kesalahan-siswa-dalam-menyelesaikan-soal-matematika--pada-mate...
Hasil analisis-kesalahan-siswa-dalam-menyelesaikan-soal-matematika--pada-mate...Cha Aisyah
 
Hasil akhir-interaksi-januari-2014
Hasil akhir-interaksi-januari-2014Hasil akhir-interaksi-januari-2014
Hasil akhir-interaksi-januari-2014Cha Aisyah
 
Bab i, iv, daftar pustaka 2
Bab i, iv, daftar pustaka 2Bab i, iv, daftar pustaka 2
Bab i, iv, daftar pustaka 2Cha Aisyah
 
Artikel9 eec8feb3f87ac825c375098e45cb689
Artikel9 eec8feb3f87ac825c375098e45cb689Artikel9 eec8feb3f87ac825c375098e45cb689
Artikel9 eec8feb3f87ac825c375098e45cb689Cha Aisyah
 
Artikel1 b38e977f3512c05b4df6426cd3b167f
Artikel1 b38e977f3512c05b4df6426cd3b167fArtikel1 b38e977f3512c05b4df6426cd3b167f
Artikel1 b38e977f3512c05b4df6426cd3b167fCha Aisyah
 
2013 2-2-84202-411409095-bab2-12032014012827
2013 2-2-84202-411409095-bab2-120320140128272013 2-2-84202-411409095-bab2-12032014012827
2013 2-2-84202-411409095-bab2-12032014012827Cha Aisyah
 
1757 3456-2-pb
1757 3456-2-pb1757 3456-2-pb
1757 3456-2-pbCha Aisyah
 

More from Cha Aisyah (19)

Unimed undergraduate-22276-bab 1 repisi
Unimed undergraduate-22276-bab 1 repisiUnimed undergraduate-22276-bab 1 repisi
Unimed undergraduate-22276-bab 1 repisi
 
Pai 117310011-abs
Pai 117310011-absPai 117310011-abs
Pai 117310011-abs
 
Muh hafidz guru dan profesinya dalam perspektif islam 3
Muh hafidz   guru dan profesinya dalam perspektif islam 3Muh hafidz   guru dan profesinya dalam perspektif islam 3
Muh hafidz guru dan profesinya dalam perspektif islam 3
 
Modul matematika-teori-belajar-polya
Modul matematika-teori-belajar-polyaModul matematika-teori-belajar-polya
Modul matematika-teori-belajar-polya
 
Matematika 3-hal.-312-473
Matematika 3-hal.-312-473Matematika 3-hal.-312-473
Matematika 3-hal.-312-473
 
Jtptiain gdl-agustaufiq-4153-1-3103150 -p-2
Jtptiain gdl-agustaufiq-4153-1-3103150 -p-2Jtptiain gdl-agustaufiq-4153-1-3103150 -p-2
Jtptiain gdl-agustaufiq-4153-1-3103150 -p-2
 
Hasil analisis-kesalahan-siswa-dalam-menyelesaikan-soal-matematika--pada-mate...
Hasil analisis-kesalahan-siswa-dalam-menyelesaikan-soal-matematika--pada-mate...Hasil analisis-kesalahan-siswa-dalam-menyelesaikan-soal-matematika--pada-mate...
Hasil analisis-kesalahan-siswa-dalam-menyelesaikan-soal-matematika--pada-mate...
 
Hasil akhir-interaksi-januari-2014
Hasil akhir-interaksi-januari-2014Hasil akhir-interaksi-januari-2014
Hasil akhir-interaksi-januari-2014
 
Bab i, iv, daftar pustaka 2
Bab i, iv, daftar pustaka 2Bab i, iv, daftar pustaka 2
Bab i, iv, daftar pustaka 2
 
Bab 2
Bab 2Bab 2
Bab 2
 
Bab 1
Bab 1Bab 1
Bab 1
 
Artikel14
Artikel14Artikel14
Artikel14
 
Artikel9 eec8feb3f87ac825c375098e45cb689
Artikel9 eec8feb3f87ac825c375098e45cb689Artikel9 eec8feb3f87ac825c375098e45cb689
Artikel9 eec8feb3f87ac825c375098e45cb689
 
Artikel1 b38e977f3512c05b4df6426cd3b167f
Artikel1 b38e977f3512c05b4df6426cd3b167fArtikel1 b38e977f3512c05b4df6426cd3b167f
Artikel1 b38e977f3512c05b4df6426cd3b167f
 
73511013 bab2
73511013 bab273511013 bab2
73511013 bab2
 
2013 2-2-84202-411409095-bab2-12032014012827
2013 2-2-84202-411409095-bab2-120320140128272013 2-2-84202-411409095-bab2-12032014012827
2013 2-2-84202-411409095-bab2-12032014012827
 
1757 3456-2-pb
1757 3456-2-pb1757 3456-2-pb
1757 3456-2-pb
 
122 244-1-sm
122 244-1-sm122 244-1-sm
122 244-1-sm
 
09 e01096
09 e0109609 e01096
09 e01096
 

Recently uploaded

Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxc9fhbm7gzj
 

Recently uploaded (20)

Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
 

Pemahaman Konsep

  • 1. Pemahaman Konsep Matematik dalam Pembelajaran Matematika Oleh Nila Kesumawati FKIP Program Studi Pendidikan Matematika Universitas PGRI Palembang Abstrak Pemahaman konsep merupakan salah satu kecakapan atau kemahiran matematika yang diharapkan dapat tercapai dalam belajar matematika yaitu dengan menunjukkan pemahaman konsep matematika yang dipelajarinya, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah. Pemahaman matematik akan bermakna jika pembelajaran matematika diarahkan pada pengembangan kemampuan koneksi matematik antar berbagai ide, memahami bagaimana ide-ide matematik saling terkait satu sama lain sehingga terbangun pemahaman menyeluruh, dan menggunakan matematik dalam konteks di luar matematika. Kata-kata kunci: pemahaman, pemahaman konsep matematik, pembelajaran matematika Pendahuluan Perkembangan matematika dari tahun ketahun terus meningkat sesuai dengan tuntutan zaman. Karena tuntutan zaman itulah mendorong manusia untuk lebih kreatif dalam mengembangkan atau menerapkan matematika sebagai ilmu dasar. Salah satu pengembangan yang dimaksud adalah masalah pembelajaran matematika. Pembelajaran matematika sangat diperlukan karena terkait dengan penanaman konsep pada peserta didik. Peserta didik itu yang nantinya ikut andil dalam pengembangan matematika lebih lanjut ataupun dalam mengaplikasikan matematika dalam kehidupan sehari-hari. Dalam proses pembelajaran anak kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Khususnya dalam pembelajaran di dalam kelas, anak diarahkan pada kemampuan cara menggunakan rumus, menghafal rumus, matematika hanya untuk mengerjakan soal, jarang diajarkan untuk menganalisis dan menggunakan matematika dalam kehidupan sehari-hari. Akibatnya, ketika anak didik diberi soal aplikasi atau soal yang berbeda dengan soal latihannya, maka mereka akan membuat kesalahan. Contoh penggunaan matematika dalam kehidupan sehari-hari, yaitu “Apabila anda ke apotik untuk membeli obat, resep dokter tertulis 3 x 2. Bagaimana anda meminum obat itu? Apakah tiga tablet diminum sekaligus pada pagi hari dan 3 tablet diminum pada siang hari? Ataukah anda minum dua tablet pada pagi hari, 2 tablet pada siang hari dan 2 Semnas Matematika dan Pendidikan Matematika 2008 2 - 229
  • 2. tablet pada malam hari?” Pastilah cara kedua yang betul, sehingga dapat sembuh. Jika cara pertama yang dilakukan, berarti minum obatnya over dosis. Contoh tersebut menunjukkan bahwa siswa belum memahami konsep perkalian jika siswa tersebut menjawab yang semua betul. Prinsip utama dalam pembelajaran matematika saat ini adalah untuk memperbaiki dan menyiapkan aktifitas-aktifitas belajar yang bermanfaat bagi siswa yang bertujuan untuk beralih dari mengajar matematika ke belajar matematika. Keterkaitan siswa secara aktif dalam pembelajaran harus disediakannya aktifitas belajar yang khusus sehingga dapat melakukan doing math untuk menemukan dan membangun matematika dengan fasilitas oleh guru. A. Pemahaman Konsep Pemahaman diartikan dari kata understanding (Sumarmo, 1987). Derajat pemahaman ditentukan oleh tingkat keterkaitan suatu gagasan, prosedur atau fakta matematika dipahami secara menyeluruh jika hal-hal tersebut membentuk jaringan dengan keterkaitan yang tinggi. Dan konsep diartikan sebagai ide abstrak yang dapat digunakan untuk menggolongkan sekumpulan objek (Depdiknas, 2003: 18). Menurut Duffin & Simpson (2000) pemahaman konsep sebagai kemampuan siswa untuk: (1) menjelaskan konsep, dapat diartikan siswa mampu untuk mengungkapkan kembali apa yang telah dikomunikasikan kepadanya. Contohnya pada saat siswa belajar geometri pokok bahasan Bangun Ruang Sisi Lengkung (BRSL) maka siswa mampu menyatakan ulang definisi dari tabung, unsur-unsur Tabung, definisi kerucut dan unsur-unsur Kerucut., definisi bola. Jika siswa diberi pertanyaan “ Sebutkan ciri khas dari BRLS?”, maka siswa dapat menjawab pertanyaan tersebut dengan benar. (2) menggunakan konsep pada berbagai situasi yang berbeda, contohnya dalam kehidupan sehari-hari jika seorang siswa berniat untuk memberi temannya hadiah ULTAH berupa celengan kaleng yang telah dilapisi suatu bahan kain, kalengnya telah tersedia di rumah tetapi bahan kainnya harus dibeli. Siswa tersebut harus memikirkan berapa meter bahan kain yang harus dibelinya? Berapa uang yang harus dimiliki untuk membeli bahan kain? Untuk memikirkan berapa bahan kain yang harus dibelinya berarti siswa tersebut telah mengetahui konsep luas permukaan kaleng yang akan dilapisinya dan konsep aritmatika social. Dan (3) mengembangkan beberapa akibat dari adanya Semnas Matematika dan Pendidikan Matematika 2008 2 - 230
  • 3. suatu konsep, dapat diartikan bahwa siswa paham terhadap suatu konsep akibatnya siswa mempunyai kemampuan untuk menyelesaikan setiap masalah dengan benar. Sejalan dengan hal di atas (Depdiknas, 2003: 2) mengungkapkan bahwa, pemahaman konsep merupakan salah satu kecakapan atau kemahiran matematika yang diharapkan dapat tercapai dalam belajar matematika yaitu dengan menunjukkan pemahaman konsep matematika yang dipelajarinya, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah. Sedangkan menurut Skemp dan Pollatsek (dalam Sumarmo, 1987: 24) terdapat dua jenis pemahaman konsep, yaitu pemahaman instrumental dan pemahaman rasional. Pemahaman instrumental dapat diartikan sebagai pemahaman atas konsep yang saling terpisah dan hanya rumus yang dihafal dalam melakukan perhitungan sederhana, sedangkan pemahaman rasional termuat satu skema atau strukstur yang dapat digunakan pada penyelesaian masalah yang lebih luas. Suatu ide, fakta, atau prosedur matematika dapat dipahami sepenuhnya jika dikaitkan dengan jaringan dari sejumlah kekuatan koneksi. Menurut NCTM (2000), untuk mencapai pemahaman yang bermakna maka pembelajaran matematika harus diarahkan pada pengembangan kemampuan koneksi matematik antar berbagai ide, memahami bagaimana ide-ide matematik saling terkait satu sama lain sehingga terbangun pemahaman menyeluruh, dan menggunakan matematik dalam konteks di luar matematika. B. Pembelajaran Matematika Sekolah Sagala (2008: 61), mendefinisikan pembelajaran ialah membelajarkan siswa menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan. Pembelajaran merupakan proses komunikasi, komunikasi yang dilakukan antara guru ke siswa atau sebaliknya, dan siswa ke siswa. Dalam proses pembelajaran peranan guru bukan semata-mata memberikan informasi, melainkan juga mengarahkan dan memberi fasilitas belajar. Proses pembelajaran pada awalnya meminta guru untuk mengetahui kemampuan dasar yang dimiliki oleh siswa meliputi kemampuan dasarnya, motivasinya, latar belakang akademisnya, dan lain sebagainya. Pengenalan karakteristik siswa dalam pembelajaran merupakan hal yang terpenting Semnas Matematika dan Pendidikan Matematika 2008 2 - 231
  • 4. dalam penyampaian bahan ajar dan menjadi indikator suksesnya pelaksanaan pembelajaran. Agar potensi siswa dapat dikembangkan secara optimal berdasarkan perkembangan aspek kognitif, menurut Ebbutt dan Straker (dalam Depdiknas, 2003:4) asumsi tentang karakteristik siswa dan implikasi terhadap pembelajaran matematika diberikan sebagai berikut: 1. Siswa akan mempelajari matematika jika mereka mempunyai motivasi. Implikasi pandangan ini bagi guru adalah: (1) menyediakan kegiatan yang menyenangkan, (2) memperhatikan keinginan siswa. (3) membangun pengertian melalui apa yang diketahui oleh siswa, (4) menciptakan suasana kelas yang mendukung kegiatan belajar, (5) memberikan kegiatan belajar yang sesuai dengan tujuan pembelajaran, (6) memberikan kegiatan yang menantang, (7) memberikan kegiatan yang memberikan harapan keberhasilan, dan (8) menghargai setiap pencapaian siswa. 2. Siswa mempelajari matematika dengan caranya sendiri. Implikasi pandangan ini adalah: (1) siswa belajar dengan cara yang berbeda dan dengan kecepatan yang berbeda, (2) tiap siswa memerlukan pengalaman tersendiri yang terhubung dengan pengalamannya diwaktu lampau, (3) tiap siswa mempunyai latar belakang social- ekonomi-budaya yang berbeda. Oleh karena itu guru perlu: (1) mengetahui kelebihan dan kekurangan para siswanya, (2) merencanakan kegiatan yang sesuai dengan tingkat kemampuan siswa, (3) membangun pengetahuan dan ketrampilan siswa, baik yang dia peroleh di sekolah maupun di rumah, (4) menggunakan catatan kemajuan siswa (assessment). 3. Siswa mempelajari matematika baik secara mandiri maupun melalui kerja sama dengan temannya. Implikasi pandangan ini bagi usaha guru adalah: (1) memberikan kesempatan belajar dalam kelompok untuk melatih kerjasama, (2) memberikan kesempatan belajar secara klasikal untuk memberi kesempatan saling bertukar gagasan, (3) memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan kegiatannya secara mandiri., (4) melibatkan siswa dalam pengambilan keputusan tentang kegiatan yang akan dilakukannya, dan (5) mengajarkan bagaimana cara mempelajari matematika. Semnas Matematika dan Pendidikan Matematika 2008 2 - 232
  • 5. 4. Siswa memerlukan konteks dan situasi yang berbeda-beda dalam mempelajari matematika. Implikasi pandangan ini bagi usaha guru adalah: (1) menyediakan dan menggunakan berbagai alat peraga, (2) memberikan kesempatan belajar matematika diberbagai tempat dan keadaan, (3) memberikan kesempatan menggunakan matematika untuk berbagai keperluan, (4) mengembangkan sikap menggunakan matematika sebagai alat untuk memecahkan problematika baik di sekolah maupun di rumah, (5) menghargai sumbangan tradisi, budaya dan seni dalam pengembangan matematika, dan (6) membantu siswa menilai sendiri kegiatan matematikanya. Berdasarkan kurikulum perlu kiranya dibedakan antara matematika dan matematika sekolah. Agar pembelajaran matematika dapat memenuhi tuntutan inovasi pendidikan pada umumnya. Ebbutt dan Straker (dalam Depdiknas, 2003:3) mendefinisikan matematika sekolah yang selanjutnya disebut sebagai matematika, sebagai berikut: 1. Matematika sebagai kegiatan penelusuran pola dan hubungan. 2. Matematika sebagai kreativitas yang memerlukan imajinasi, intuisi dan penemuan. 3. Matematika sebagai kegiatan pemecahan masalah. 4. Matematika sebagai alat berkomunikasi. C. Pentingnya Pemahaman Konsep dalam Pembelajaran Matematika Dalam proses pembelajaran matematika, pemahaman konsep merupakan bagian yang sangat penting. Pemahaman konsep matematik merupakan landasan penting untuk berpikir dalam menyelesaikan permasalahan matematika maupun permasalahan sehari- hari. Menurut Schoenfeld (1992) berpikir secara matematik berarti (1) mengembangkan suatu pandangan matematik, menilai proses dari matematisasi dan abstraksi, dan memiliki kesenangan untuk menerapkannya, (2) mengembangkan kompetensi, dan menggunakannya dalam dalam pemahaman matematik. Implikasinya adalah bagaimana seharusnya guru merancang pembelajaran dengan baik, pembelajaran dengan karakteristik yang bagaimana sehingga mampu membantu siswa membangun pemahamannya secara bermakna. Semnas Matematika dan Pendidikan Matematika 2008 2 - 233
  • 6. Pemahaman konsep merupakan kompetensi yang ditunjukkan siswa dalam memahami konsep dan dalam prosedur (algoritma) secara luwes, akurat, efisien dan tepat. Adapun indikator pemahaman konsep menurut Kurikulum 2006, yaitu: 1. menyatakan ulang sebuah konsep 2. mengklasifikasi objek-objek menurut sifat-sifat tertentu (sesuai dengan konsepnya) 3. memberikan contoh dan non-contoh dari konsep 4. menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis 5. mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup suatu konsep 6. menggunakan, memanfaatkan, dan memilih prosedur atau operasi tertentu 7. mengaplikasikan konsep atau algoritma pemecahan masalah. Adapun pemahaman konseptual manurut Kilpatrick, dkk; Hiebert, dkk; Ball (dalam Juandi, 2006:29), adalah pemahaman konsep-konsep matematika, operasi dan relasi dalam matematika. Beberapa indikator dari kompetensi ini antara lain: dapat mengidentifikasi dan menerapkan konsep secara algoritma, dapat membandingkan, membedakan, dan memberikan contoh dan contoh kontra dari suatu konsep, dapat mengintegrasikan konsep dan prinsip yang saling berhubungan. Dalam NCTM 2000 disebutkan bahwa pemahaman matematik merupakan aspek yang sangat penting dalam prinsip pembelajaran matematika. Pemahaman matematik lebih bermakna jika dibangun oleh siswa sendiri. Oleh karena itu kemampuan pemahaman tidak dapat diberikan dengan paksaan, artinya konsep-konsep dan logika- logika matematika diberikan oleh guru, dan ketika siswa lupa dengan algoritma atau rumus yang diberikan, maka siswa tidak dapat menyelesaikan persoalan-persoalan matematika. Siswa dikatakan memahami konsep jika siswa mampu mendefinisikan konsep, mengidentifikasi dan memberi contoh atau bukan contoh dari konsep, mengembangkan kemampuan koneksi matematik antar berbagai ide, memahami bagaimana ide-ide matematik saling terkait satu sama lain sehingga terbangun pemahaman menyeluruh, dan menggunakan matematik dalam konteks di luar matematika. Sedangkan siswa dikatakan memahami prosedur jika mampu mengenali prosedur (sejumlah langkah- langkah dari kegiatan yang dilakukan) yang didalamnya termasuk aturan algoritma atau proses menghitung yang benar. Semnas Matematika dan Pendidikan Matematika 2008 2 - 234
  • 7. D. Penutup Pembelajaran ialah membelajarkan siswa menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan. Pembelajaran merupakan proses komunikasi, komunikasi yang dilakukan antara guru ke siswa atau sebaliknya, dan siswa ke siswa. Pemahaman konsep matematik merupakan bagian yang sangat penting dalam proses pembelajaran matematika. Pemahaman konsep matematik juga merupakan landasan penting untuk menyelesaikan persoalan-persoalan matematika maupun persoalan-persoalan dalam kehidupan sehari-hari. Daftar Pustaka Depdiknas. 2003. Pedoman Khusus Pengembangan Sistem Penilaian Berbasis Kompetensi SMP. Jakarta: Depdiknas. Duffin, J.M.& Simpson, A.P. 2000. A Search for understanding. Journal of Mathematical Behavior. 18(4): 415-427. Juandi, D. 2006. Meningkatkan Daya Matematik Mahasiswa Calon Guru Matematika Melalui Pembelajaran Berbasis masalah. Disertasi Pascasarjana UPI Bandung: tidak diterbitkan. National Council of Teachers of Mathematics (2000). Principles and Standars for School Mathematics. Reston, VA: NCTM. Sagala, S. 2008. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Sanjaya, W. 2007. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana. Schoenfeld, A.H. (1992). Learning to Think Mathematically: Problem Solving, Metacognition and Sense of Mathematics., Dalam Handbook of Reasearch on Mathematics Teaching and Learning (pp. 334- 370). D. A. Grouws (Ed). New York: Macmillan. Siswono, T. Y. E & Lastiningsih, N. 2007. Matematika 3 SMP dan MTs untuk Kelas IX. Erlangga: Jakarta. Sumarmo, U. 1987. Kemampuan Pemahaman dan Penalaran Matematik Siswa SMA Dikaitkan dengan Penalaran Logik Siswa dan Beberapa Unsur Proses Belajar Mengajar. Disertasi pada Pascasarjana IKIP Bandung: tidak diterbitkan Tim Pustaka Yustisia. 2007. Panduan lengkap KTSP. Yogyakarta: Pustaka Yustisia. Semnas Matematika dan Pendidikan Matematika 2008 2 - 235