SlideShare a Scribd company logo
1 of 23
Download to read offline
12
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Soal Cerita Matematika
Soal cerita biasa digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa
dalam pembelajaran pemecahan masalah matematika. Adapun yang
dimaksud dengan soal cerita matematika adalah soal-soal matematika
yang dinyatakan dalam kalimat-kalimat bentuk cerita yang perlu
diterjemahkan menjadi kalimat matematika atau persamaan matematika.
Soal cerita biasanya menggunakan kata-kata atau kalimat-kalimat sehari-
hari. Selain itu soal cerita matematika disajikan dalam bentuk cerita atau
rangkaian kalimat sederhana dan bermakna.
Untuk dapat menyelesaikan soal cerita dengan benar diperlukan
kemampuan awal, yaitu (1) kemampuan membaca soal, (2) kemampuan
menentukan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan dalam soal, (3)
kemampuan membuat model matematika, (4) kemampuan melakukan
perhitungan, (5) kemampuan menulis jawaban akhir dengan tepat.
Kemampuan-kemampuan awal tersebut dapat menunjang dalam
12
13
menyelesaikan soal cerita. Hal tersebut diperinci dengan langkah-langkah
penyelesaian sebagai berikut:1
1. Membaca soal dengan teliti untuk dapat menetukan makna kata dari
kata kunci di dalam soal.
2. Memisahkan dan menentukan apa yang diketahui dan apa yang
ditanyakan.
3. Menentukan metode yang akan digunakan untuk menyelesaikan soal
cerita.
4. Menyelesaikan soal cerita menurut aturan-aturan matematika,
sehingga mendapatkan jawaban dari masalah yang dipecahkan.
5. Menulis jawaban dengan tepat.
Pemberian soal cerita di sekolah menengah dimaksudkan untuk
memperkenalkan kepada siswa tentang kegunaan matematika dalam
kehidupan sehari-hari untuk melatih kemampuan mereka dalam
pemecahan masalah. Selain itu, dengan adanya cara ini diharapkan dapat
menimbulkan rasa senang siswa untuk belajar matematika karena mereka
menyadari pentingnya matematika dalam kehidupan sehari-hari.
1
Siti Subaidah. Kemampuan siswa SMP kelas VIII di Kota Malang dalam menyelesaikan soal cerita
matematika ditinjau dari tahapan analisis kesalahan Newman. (Malang: Skripsi tidak diterbitkan,
Universitas Negeri Malang, 2010) hal. 9
14
B. Langkah-langkah Menyelesaikan soal Cerita Matematika dengan
Menggunakan Tahapan Analisis Kesalahan Newman
Metode analisis kesalahan Newman diperkenalkan pertama kali pada
tahun 1977 oleh Anne Newman, seorang guru bidang studi matematika di
Australia. Dalam metode ini, dia menyarankan lima kegiatan yang spesifik
sebagai suatu yang sangat krusial untuk membantu menemukan dimana
kesalahan yang terjadi pada pekerjaan siswa ketika menyelesaikan suatu
masalah berbentuk soal cerita. Dia meminta siswa mengerjakan lima
kegiatan berikut sewaktu mengerjakan permasalahan tersebut.2
1. Silahkan bacakan pertanyaan tersebut. Jika kamu tidak mengetahui
suatu kata tinggalkan saja.
2. Katakan apa pertanyaan yang diminta untuk kamu kerjakan
3. Katakan bagaimana kamu akan menemukan jawabannya.
4. Tunjukkan apa yang akan kamu kerjakan untuk memperoleh jawaban
tersebut. Katakan dengan keras sehingga dapat dimengerti bagaimana
kamu berfikir.
5. Tuliskan jawaban dari pertanyaan tersebut.
Kelima kegiatan ini dapat digunakan untuk menemukan dimana dan
kenapa siswa melakukan kesalahan-kesalahan terhadap masalah
matematika soal cerita. Anne Newman selanjutnya mengemukakan bahwa
2
Ken Clements & Nerida F. Ellerton. Op. Cit. Hal. 2
15
setiap siswa yang ingin menyelesaikan masalah matematika soal cerita,
mereka harus bekerja melalui lima tahapan berikut, yaitu (1) membaca
masalah (reading), (2) memahami masalah (comprehension), (3)
transformasi masalah (transformation), (4) keterampilan proses (process
skill), (5) penulisan jawaban (encoding).
Pada penelitian ini siswa dikatakan telah mencapai tahap membaca
apabila siswa dapat menentukan makna kata dari kata-kata kunci dari soal
cerita. Dengan demikian pada tahap ini siswa mengetahui arti dari
kalimat-kalimat dalam masalah yang diberikan. Kemudian siswa
dikatakan telah mencapai tahap memahami jika siswa tersebut dapat
menjelaskan apa permasalahannya. Pada tahap ini siswa harus dapat
menentukan apa yang ditanyakan dari soal cerita. Dan jika siswa dapat
memilih operasi atau cara yang sesuai untuk menyelesaikan masalah
tersebut, maka siswa dikatakan mencapai tahap transformasi. Selanjutnya
apabila siswa dapat melakukan proses matematika secara benar untuk
menyelesaikan masalah itu, maka siswa tersebut mencapai tahap
keterampilan proses. Terakhir tahap penulisan dicapai apabila siswa dapat
menuliskan jawaban secara tepat.3
Parakitipong dan Nakamura membagi lima tahapan analisis kesalahan
Newman menjadi dua kelompok kendala yang dialami siswa dalam
menyelesaikan masalah. Kendala pertama adalah masalah dalam
3
Siti Subaidah. Op. Cit. Hal 12-13
16
kelancaran linguistik dan pemahaman konseptual yang sesuai dengan
tingkat membaca sederhana dan memahami makna masalah. Kendala ini
dikaitkan dengan tahapan membaca (reading) dan memahami
(comprehension) makna suatu permasalahan. Dan kendala kedua adalah
masalah dalam pengolahan matematika yang terdiri dari transformasi
(transformation), keterampilan proses (process skill), dan penulisan
jawaban (encoding).4
Beberapa penelitian yang berkaitan dengan penerapan metode analisis
kesalahan Newman pada pembelajaran matematika telah banyak
dilakukan. Clement dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa kesalahan
terbanyak yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal cerita adalah
pada tahap pemahaman makna suatu permasalahan (comprehension),
transformasi (transformation), keterampilan proses (prosess skill), dan
kecerobohan (carelessness). Alan L. White melaporkan bahwa penerapan
metode analisis kesalahan Newman dalam kelas dapat mengaktifkan
siswa, menemukan kesalahan yang dilakukan oleh siswa dan kemudian
melakukan sesuatu untuk membantunya.5
Disamping itu, Prakitipong dan
Nakamura menerapkan analisis kesalahan Newman untuk menganalisis
4
Prakitipong and Nakamura. Analysis of Mathematics Grade Five Studentsin Thailand Using Newman
Procedure. ( http:// home.hiroshima-u.ac.jp/cice/e-pu Performance of blications/9
1prakitipongnakamura.pdf) Hal. 113
5
Allan L. White. Active Mathematics in Classrooms: Finding Out Why Children Make Mistakes-And
Then Doing Something To help Them.
(http://www.curiculumsupport.education.nsw.qov.au/secondary/mathematics/numeracy/newman/ind
ex.htm)
17
kemampuan matematika siswa kelas lima di Thailand. Mereka melaporkan
bahwa kebanyakan kesalahan siswa terjadi pada tahap pemahaman
(comprehension) dan tahap transformasi (transformation). Dan siswa yang
mempunyai kemampuan baik cenderung memiliki kemampuan
pemahaman yang lebih kuat dari siswa yang kemampuannya rendah.6
C. Tinjauan Umum Tentang Letak Kesalahan Siswa dalam
Menyelesaikan Soal Cerita
Dalam kegiatan pembelajaran matematika, setiap guru akan
menjumpai kesulitan-kesulitan yang dialami siswa. Kesulitan-kesulitan itu
tampak pada hasil pekerjaan siswa. Dengan melihat letak dan bentuk-
bentuk kesalahan tersebut, guru dapat mengambilnya sebagai bahan
pertimbangan untuk memperbaiki pembelajaran. Di samping itu, deskripsi
kesalahan juga dapat bermanfaat memotivasi belajar siswa. Oleh karena
itu, analisis kesalahan siswa selama proses penyelesaian soal perlu
dilakukan untuk mengetahui kesulitan siswa.
Davis berpendapat bahwa kesalahan dalam menyelesaikan suatu
permasalahan adalah sumber utama untuk mengetahui kesulitan siswa.
Analisis letak kesalahan siswa selama proses penyelesaian soal perlu
dilakukan untuk mengetahui kesulitan siswa. Kesalahan siswa dapat
6
Prakitipong and nakamura. Op. Cit. Hal. 120
18
terjadi karena kekurangtahuan siswa tentang konsep, prinsip atau fakta
yang diperlukan dan tidak terampil dalam melakukan suatu algoritma
perhitungan tertentu.7
Suhertin berpendapat bahwa penyebab kesalahan-kesalahan siswa
dalam menyelesaikan soal-soal matematika adalah tidak menguasai bahasa
contohnya siswa tidak paham dengan pertanyaan dalam soal matematika,
tidak memahami arti kata, tidak menguasai konsep dan kurang menguasai
teknik berhitung.8
Menurut Rosyidi, kesalahan siswa dapat ditinjau dari letak kesalahan
dan dari jenis kesalahan. Kesalahan siswa tersebut dijelaskan sebagai
berikut:
1. Letak kesalahan adalah penyimpangan jawaban dari jawaban yang
benar meliputi : salah dalam memahami soal masalah , salah dalam
membuat model (kalimat) matematika, salah dalam menyelesaikan
model dan salah dalam menuliskan jawaban akhir soal.
7
Nurlaily. Studi Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Pada Operasi Bilangan Cacah Siswa Kelas V
semester I Di SDN panggung II Sampang-Madura. ( Malang: skripsi tidak diterbitkan, Universitas
Negeri Surabaya, 2002)
8
Atik Diarti. Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Matematika Ditinjau dari Tahap-Tahap
Pemecahan Masalah siswa Kelas II SMUN I malang. (Malang: Skripsi tidak diterbitkan, Universitas
Negei Surabaya, 2002)
19
2. Jenis kesalahan adalah kesalahan yang berkaitan dengan objek
matematika, yaitu kesalahan konsep, kesalahan prinsip, dan kesalahan
operasi.9
Menurut Polya, letak kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal cerita
dikategorikan menjadi empat tahap, yaitu:10
1. Kesalahan dalam memahami masalah
2. Kesalahan dalam memilih atau merencanakan solusinya
3. Kesalahan dalam melaksanakan rencana
4. Kesalahan dalam mengevaluasi hasilnya
D. Tinjauan Tentang Letak Kesalahan Menyelesaikan Soal cerita
Matematika Berdasarkan Tahapan Analisis Kesalahan Newman
Berdasarkan uraian letak kesalahan di atas dan langkah-langkah
penyelesaian soal menurut Newman, maka letak kesalahan pada penelitian
ini dikategorikan menjadi lima kategori yaitu:11
1. Kesalahan membaca soal
Suatu kesalahan akan diklasifikasikan kedalam kesalahan membaca
jika siswa tidak dapat menemukan makna kata dari kata-kata sulit dan
istilah-istilah matematika.
9
Abdul haris Rosyidi. Analisis kesalahan siswa kelas II MTS al Khoiriyah dalam menyelesaikan soal
cerita yang berkaitan SPLDV. (Surabaya : Tesis tidak diterbitkan, UNESA, 2005)
10
Daniel Mujis dan David Reynold. Loc. cit
11
Rindu Alriavindrafunny. Diagnosis Kesalahan Pemahaman Siswa bilingual Dalam Perilaku
pemecahan Masalah Soal Cerita Matematika Berbahasa Inggris Berdasarkan Analisis Kesalahan
Newman. ( Malang: Skripsi tidak diterbitkan, Universitas Negeri Malang, 2010) Hal. 29-30
20
2. Kesalahan memahami soal 
Siswa dikatakan mengalami kesalahan memahami soal jika siswa
tidak dapat menentukan hal-hal apa saja yang diketahui dan
ditanyakan dalam soal atau siswa sebenarnya sudah dapat memahami
soal, tetapi belum menangkap informasi yang terkandung dalam
pertanyaan, sehingga siswa tidak dapat memproses lebih lanjut solusi
dari permasalahan.
3. Kesalahan transformasi soal 
Siswa telah memahami apa yang diminta soal untuk diselesaikan oleh
siswa, tetapi siswa tidak dapat mengidentifikasi operasi atau metode
yang diperlukan untuk menyelesaikan soal tersebut. 
4. Kesalahan ketrampilan proses 
Siswa telah dapat mengidentifikasi operasi atau metode yang sesuai,
tetapi tidak mengetahui prosedur yang dibutuhkan untuk mengerjakan
operasi atau metode secara akurat.
5. Kesalahan menuliskan jawaban akhir 
Siswa sudah dapat mengerjakan penyelesaian secara tepat, tetapi
tidak dapat mengekspresikan penyelesaian tersebut ke dalam kalimat
matematika yang dapat diterima.
Adapun indikator letak kesalahan pada penelitian ini diuraikan sebagai
berikut:
21
1. Indikator kesalahan membaca soal sebagai berikut.
a. Tidak menuliskan semua makna kata yang diminta dan tidak dapat
menjelaskan secara tersirat.
2. Indikator kesalahan memahami soal sebagai berikut.
a. Tidak menuliskan apa yang diketahui dan tidak dapat menjelaskan
secara tersirat.
b. Menuliskan yang diketahui tidak sesuai dengan permintaan soal.
c. Menuliskan yang diketahui dalam bentuk simbol-simbol yang
mereka buat sendiri tanpa ada keterangan.
d. Menuliskan hal yang ditanyakan dengan singkat sehingga tidak
jelas.
e. Menuliskan yang ditanyakan tidak sesuai dengan permintaan soal.
f. Tidak menuliskan yang ditanyakan dalam soal.
g. Tidak mengetahui maksud pertanyaan secara tersirat.
3. Indikator kesalahan transformasi soal sebagai berikut.
a. Tidak dapat menjelaskan prosedur-prosedur yang digunakan.
b. Tidak menuliskan metode yang akan digunakan.
c. Menuliskan metode yang tidak tepat.
d. Tidak lengkap menuliskan metode karena tidak menuliskan rumus
matematik yang diperlukan untuk menyelesaikan soal.
4. Indikator kesalahan ketrampilan proses sebagai berikut.
a. Kesalahan dalam komputasi.
22
b. Kesalahan konsep.
c. Salah dalam membentuk kalimat matematika.
d. Tidak melanjutkan prosedur penyelesaian (macet).
e. Tidak menuliskan tahapan perhitungan.
5. Indikator kesalahan menuliskan jawaban akhir sebagai berikut.
a. Menuliskan jawaban akhir yang tidak sesuai dengan konteks soal.
b. Tidak menuliskan satuan yang sesuai.
c. Tidak menuliskan jawaban akhir dan tidak dapat menjelaskannya
secara tersirat .
Siswa dikatakan membuat kesalahan apabila dalam mengerjakan soal,
jawaban pada setiap butir soal tidak sesuai. Hal ini bisa terjadi pada proses
penyelesaian soal maupun pada hasil akhir jawaban soal.
Berikut kesalahan-kesalahan yang dapat dilakukan oleh siswa dalam
menyelesaikan suatu soal matematika yang diuraikan sebagai berikut.
Contoh soal :
Hani, Ratna dan Yuli membeli baju dan kaos bersama-sama di
sebuah toko. Hani membeli tiga baju dan dua kaos seharga
Rp280.000,00. Ratna membeli satu baju dan tiga kaos seharga
Rp210.000,00.
a. Tuliskan makna kata dari kata yang bercetak miring!
b. Berapa yang akan dibayar Yuli jika membeli dua baju
dan dua kaos?
23
c. Tuliskan metode yang digunakan untuk menyelesaikan
soal tersebut!
Jawaban siswa seperti ini :
−=+→
=+→
=+
==+
000.630933
000.280231
000.2103
00.28023
yxx
yxx
yx
yx
-7y = -350.000
y =
7
000.350
−
−
y = 50.000
000.90
3
000.180
000.100000.2803
000.280000.1003
000.280)000.50(23
000.28023
=
=
−=
=+↔
=+↔
=+↔
x
x
x
x
x
yx
Dari jawaban siswa tersebut, siswa melakukan kesalahan pada letak
kesalahan sebagai berikut:
1. Kesalahan membaca soal.
Tidak menuliskan semua makna kata yang diminta.
2. Kesalahan memahami soal.
a. Tidak menuliskan apa yang diketahui.
b. Tidak menuliskan apa yang ditanyakan.
3. Kesalahan tranformasi soal.
24
a. Tidak menuliskan metode yang akan digunakan.
4. Kesalahan ketrampilan proses.
a. Kesalahan dalam komputasi.
5. Kesalahan menuliskan jawaban akhir soal.
a. Tidak menuliskan jawaban akhir.
b. Menuliskan encoding yang tidak sesuai dengan konteks soal.
E. Faktor-faktor Penyebab Kesalahan
Untuk mengetahui faktor penyebab kesalahan siswa dalam
menyelesaikan soal cerita dapat diketahui dari kesalahan yang dibuatnya.
Sutawijaya (Hidayah,1998: 18) mengatakan “faktor penyebab kesalahan
siswa dalam menyelesaikan soal cerita, dapat di golongkan menjadi
beberapa bagian yaitu siswa, guru, fasilitas yang digunakan dalam proses
belajar mengajar, dan lingkungan”. 12
Menurut Davis (Sartin, 1998: 40), kesalahan siswa dalam banyak topik
matematika merupakan sumber utama untuk mengetahui kesulitan siswa
memahami matematika. Sehingga analisis kesalahan merupakan suatu
cara untuk mengetahui faktor penyebab kesulitan siswa dalam
mempelajari matematika. Dengan demikian hubungan antara kesalahan
12
Hidayah, Anik. analisis Kesalahan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Cerita Pokok Bahasan Sistem
Persamaan Linier dengan dua peubah di kelas I-B SLTP Negeri 3 Trenggalek. ( Surabaya: Skripsi
tidak dipublikasikan, UNESA, 1998) hal:18
25
dengan kesulitan adalah sangat erat dan saling mempengaruhi satu sama
lain. Kesalahan dan kesulitan dalam belajar merupakan dua hal yang
berbeda dan sangat erat kaitannya, bahkan sulit untuk menentukan apakah
kesulitan yang menyebabkan kesalahan atau kesalahan yang menyebabkan
kesulitan.13
Menurut Kaplan, gangguan matematika dapat diklasifikasikan menjadi
empat ketrampilan, yaitu ketrampilan linguistik (yang berhubungan
dengan mengerti istilah matematika dan mengubah masalah tertulis
menjadi simbol matematika), ketrampilan perseptual (kemampuan
mengenali, mengerti simbol dan mengurutkan kelompok angka),
ketrampilan matematika (penambahan, pengurangan, perkalian, dan
pembagian), ketrampilan atensional (menyalin angka dengan benar dan
mengamati simbol operasional dengan benar).14
Faktor-faktor penyebab kesalahan bila ditinjau dari kesulitan dan
kemampuan belajar siswa diuraikan sebagai berikut:15
1. Kurangnya penguasaan bahasa sehingga menyebabkan siswa kurang
paham terhadap permintaan soal.
13
Sartin, Analisis Kesalahan Siswa Kelas V Sekolah Dasar Dalam Menyelesaikan Soal Cerita Yang
Memuat Pecahan Desimal. Tesis, (Jurusan Matematika Fakultas MIPA: UNESA, 2005)
14
H. Mulyadi. Diagnosis Kesulitan Belajar & Bimbingan Terhadap Kesulitan Belajar Khusus.
(Yogyakarta: Nuha Litera, 2010) Hal 174-175
15
Herdian Dwi Rusdianto. Analisis Kesalahan Siswa Kelas VII-G SMP Negeri 1 Tulangan Sidoarjo
Dalam Menyelesaikan Masalah-Masalah Perbandingan Bentuk Soal Cerita. (Surabaya : Skripsi
tidak diterbitkan, IAIN Sunan Ampel, 2010)
26
Yang dimaksud kurang paham terhadap permintaan soal adalah
siswa tidak tahu yang akan dia kerjakan setelah dia memperoleh
informasi dari soal namun terkadang siswa juga tidak tahu apa
informasi yang berguna dari soal karena terjadi salah penafsiran.
2. Kurangnya pemahaman siswa terhadap materi prasyarat baik sifat,
rumus dan prosedur pengerjaan.
3. Kebiasaan siswa dalam menyelesaikan soal cerita misalnya siswa tidak
mengembalikan jawaban model menjadi jawaban permasalahan.
4. Kurangnya minat terhadap pelajaran matematika atau ketidakseriusan
siswa dalam mengikuti pelajaran.
5. Siswa tidak belajar walaupun ada tes atau ulangan.
6. Lupa rumus yang akan digunakan untuk menyelesaikan soal.
7. Salah memasukkan data.
8. Tergesa-gesa dalam menyelesaikan soal.
9. Kurang teliti dalam menyelesaikan soal.
Haji (Rohma, 2010: 15) menyatakan bahwa faktor-faktor yang
menyebabkan siswa mengalami kesulitan belajar sehingga menyebabkan
siswa tersebut melakukan kesalahan dalam menyelesaikan soal-soal (soal
cerita) ada dua segi, yaitu segi kognitif dan segi non kognitif. Segi kognitif
meliputi hal-hal yang berhubungan dengan kemampuan intelektual siswa
dan cara siswa memproses atau mencerna materi matematika dalam
27
pikirannya. Sedangkan segi bukan kognitif adalah semua faktor diluar hal-
hal yang berhubungan dengan kemampuan intelektual seperti sikap,
kepribadian, cara belajar, kesehatan jasmani, keadaan emosional, cara
mengajar guru, fasilitas-fasilitas belajar, serta suasana rumah.16
Dari penjelasan di atas, dapat diketahui adanya beberapa faktor
penyebab siswa mengalami kesalahan yaitu dapat berasal dari dalam diri
siswa maupun luar siswa. Dalam penelitian ini faktor penyebab kesalahan
yang dimaksud ditinjau dari faktor yang berasal dari dalam diri siswa
yaitu menyangkut faktor kognitif dan faktor non kognitif siswa. Faktor
kognitif tersebut adalah kemampuan intelektual siswa dalam
menyelesaikan soal matematika sub materi pokok menyelesaikan sistem
persamaan linier dua variabel. Sedangkan jika dari segi non kognitif
adalah cara belajar siswa dimana cara belajar siswa dapat dipengaruhi oleh
adanya kesiapan, kedisiplinan waktu belajar siswa dan sikap siswa
terhadap matematika. Dalam penelitian ini, faktor-faktor penyebab
kesalahan siswa dalam setiap letak kesalahan yang berasal dari dalam diri
siswa yang menyangkut faktor kognitif dan non kogitif siswa digali
sedetail mungkin dengan wawancara.
Adapun faktor penyebab kesalahan yang disebabkan oleh faktor
kognitif dan non kognitif dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
16
Syafi’atur Rohmah. Analisis Kesalahan Siswa Kelas VI MI Al-Ishlah Ketapang Lor Ujung Pangkah
Gresik Dalam Menyelesaikan Soal Cerita Pada Pokok Bahasan Pecahan Desimal. (Surabaya: Skripsi
tidak diterbitkan, IAIN Sunan Ampel, 2010) Hal.25
28
1. Faktor penyebab kesalahan membaca.
a. Tidak bisa menyusun makna kata yang dipikirkan kedalam bentuk
struktur gramatikalnya.
b. Tidak memahami makna yang diminta.
c. Tergesa-gesa dalam menyelesaikan soal.
2. Faktor penyebab kesalahan memahami.
a. Tidak memahami masalah dalam soal.
b. Kurang teliti.
c. Kebiasaan menyelesaikan soal cerita tanpa menuliskan apa yang
diketahui dan ditanyakan.
d. Tergesa-gesa dalam menyelesaikan soal.
3. Faktor penyebab kesalahan transformasi.
a. Tidak memahami masalah dalam soal.
b. Kurang teliti.
c. Lupa menuliskan metode.
d. Tergesa-gesa dalam mengerjakan.
4. Faktor penyebab kesalahan ketrampilan proses.
a. Tidak memahami masalah.
b. Kurang latihan mengerjakan soal-soal bentuk cerita dengan variasi
yang berbeda.
c. Kurang dapat menangkap informasi masalah pada soal.
d. Salah menangkap informasi dari guru.
29
e. Kurang teliti.
f. Tidak memahami materi prasyarat.
5. Faktor penyebab kesalahan penulisan jawaban akhir.
a. Tidak memahami masalah dalam soal.
b. Kebiasaan menyelesaikan soal cerita tanpa mengembalikan
jawaban model menjadi jawaban permasalahan.
c. Kurang teliti.
d. Tergesa-gesa dalam menyelesaikan soal.
F. Pengajaran Matematika di tingkat Sekolah Menengah Pertama untuk
Pokok Bahasan Menyelesaikan Soal Cerita yang Berkaitan dengan
Sistem Persamaan Linier Dua Variabel
Mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua peserta
didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan
kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif, serta
kemampuan bekerjasama. Secara lebih rinci mata pelajaran matematika
bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:17
1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep
dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat,
efisien dan tepat dalam pemecahan masalah.
17
Badan Standar Nasional Pendidikan. Standar Isi.
30
2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi
matematika dalam membuat generelasi, menyusun bukti, atau
menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.
3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,
merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan
solusi yang diperoleh.
4. Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau
media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.
5. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan,
yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian dan minat dalam mempelajari
matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan
masalah.
Menyelesaikan model matematika dari masalah yang berkaitan dengan
sistem persamaan linier dua variabel merupakan kompetensi dasar yang
berguna sebagai landasan pembelajaran untuk mengembangkan
kemampuan menggunakan matematika dalam pemecahan masalah. Untuk
meningkatkan memecahkan masalah perlu juga dikembangkan
keterampilan memahami masalah, membuat model matematika,
menyelesaikan masalah dan menafsirkan solusinya. Keterampilan-
keterampilan ini sudah dapat memenuhi beberapa tujuan perlunya mata
pelajaran matematika diajarkan disekolah.
31
Pola pikir dalam matematika sebagai ilmu adalah deduktif. Sifat atau
teorema yang ditemukan secara induktif ataupun empiric harus kemudian
dibuktikan kebenarannya dengan langkah-langkah deduktif sesuai dengan
strukturnya. Tidaklah demikian halnya dalam matematika sekolah.
Meskipun siswa pada akhirnya tetap diharapkan mampu berpikir deduktif,
namun dalam proses pembelajarannya dapat digunakan pola pikir induktif.
Pola pikir induktif yang digunakan dimaksudkan untuk menyesuaikan
dengan tahap perkembangan intelektual siswa.18
Dalam matematika materi yang diajarkan meliputi :19
1. Konsep adalah ide abstrak yang dapat digunakan untuk
menggolongkan atau mengklasifikasikan sekumpulan objek. Apakah
objek tertentu merupakan contoh atau bukan.
2. Fakta adalah berupa konvensi-konvensi yang diungkap dengan simbol
tertentu.
3. Operasi adalah pengerjaan hitung, pengerjaan aljabar dan pengerjaan
matematika yang lain.
4. Prinsip adalah objek matematika yang komplek. Prinsip dapat terdiri
dari beberapa fakta, beberapa konsep yang dikaitkan oleh suatu relasi
atau operasi.
18
R. Soedjadi. Kiat Pendidikan Matematika Di Indonesia. ( Surabaya: Departemen Pendidikan Dan
Kebudayaan direktorat jenderal Pendidikan Tinggi, 1998/1999) Hal 36
19
Ibid. Hal 10-13
32
Matematika sekolah memegang peranan sangat penting bagi anak
didik yakni untuk memenuhi kebutuhan praktis dan memecahkan masalah
kehidupan sehari-hari. Matematika sekolah berfungsi sebagai : (a) media /
sarana siswa dalam mencapai kompetensi, (b) alat, (c) ilmu pengetahuan.
Adapun pembahasan yang diberikan di sekolah menengah pertama
untuk pokok bahasan soal cerita yang berkaitan dengan sistem persamaan
linier dua variabel antara lain:
a. Cara mengenali soal cerita yang merupakan sistem persamaan linier
dua variabel.
Disini siswa ditunjukkan bagaimana cara mengenali sebuah
soal cerita, apakah sudah merupakan soal cerita yang berkaitan dengan
sistem persamaan linier dua variabel atau belum, sebelum mereka
menyelesaikan soal tersebut..
b. Strategi penyelesaian model matematika yang berkaitan dengan sistem
persamaan linier dua variabel.
Setelah menetapkan sebuah soal cerita merupakan soal cerita
yang berkaitan dengan sistem persamaan linier dua variabel, disini
siswa ditunjukkan strategi-strategi apa saja yang digunakan untuk
menyelesaikan soal cerita yang berkaitan dengan sistem persamaan
linier dua variabel.
Sebelum menjabarkan tentang penyelesaian soal cerita yang
berkaitan dengan sistem persamaan linier dua variabel perlu
33
memahami definisi dan hal–hal yang berkaitan dengan sistem
persamaan linier dua variabel yaitu:
a. Definisi persamaan linier dua variabel.
Persamaan linear dua variabel ialah persamaan yang mengandung dua
variabel dimana pangkat/derajat tiap-tiap variabelnya sama dengan satu.
Bentuk Umum PLDV : cbyax =+
Dimana: x dan y disebut variabel
b. Definisi sistem persamaan linier dua variabel.
Sistem persamaan linear dua variabel adalah dua atau lebih persamaan
linear dua variabel yang mempunyai hubungan diantaranya dan
mempunyai satu penyelesaian.20
Bentuk umum SPLDV :
nnn cybxa
cybxa
cybxa
=+
=+
=+
M
222
111
dengan yx, disebut variabel
nn bbbaaa ,...,,,..., 2121 disebut koefisien
nccc ,...., 21 disebut konstanta
c. Metode-metode penyelesaian sistem persamaan linier dua variabel.
20
M.Cholik Adinawan dan Sugijono. Loc.cit
34
Cara penyelesaian sistem persamaan linier dua variabel dapat
dilakukan dengan tiga cara yaitu :21
1. Metode substitusi
Menggantikan satu variabel dengan variabel dari persamaan yang lain
2. Metode eliminasi
Menghilangkan satu variabel untuk memperoleh nilai variabel yang
lain
3. Metode grafik
d. Strategi penyelesaian model matematika yang berkaitan dengan sistem
persamaan linier dua variabel.
Strategi untuk menyelesaikan model matematika yang berkaitan
dengan sistem persamaan linier dua variabel adalah sebagai berikut22
:
1. Dua besaran yang belum diketahui dimisalkan sebagai variabel dalam
SPLDV yang akan disusun.
2. Dua pernyataan yang menghubungkan kedua besaran tersebut
diterjemahkan ke dalam kalimat matematika.
3. Kita selesaikan SPLDV yang diperoleh dengan menggunakan metode
yang telah dipelajari.
21
Ibid. hal 115
22
Ibid. hal 130

More Related Content

What's hot

STUDI PERBANDINGAN RATA-RATA HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA SMA KELAS X ...
STUDI PERBANDINGAN RATA-RATA HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA SMA KELAS X ...STUDI PERBANDINGAN RATA-RATA HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA SMA KELAS X ...
STUDI PERBANDINGAN RATA-RATA HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA SMA KELAS X ...Arvina Frida Karela
 
Seminar proposal (Studi Perbandingan Rata-rata Hasil Belajar Matematika pada ...
Seminar proposal (Studi Perbandingan Rata-rata Hasil Belajar Matematika pada ...Seminar proposal (Studi Perbandingan Rata-rata Hasil Belajar Matematika pada ...
Seminar proposal (Studi Perbandingan Rata-rata Hasil Belajar Matematika pada ...Arvina Frida Karela
 
Artikel1 b38e977f3512c05b4df6426cd3b167f
Artikel1 b38e977f3512c05b4df6426cd3b167fArtikel1 b38e977f3512c05b4df6426cd3b167f
Artikel1 b38e977f3512c05b4df6426cd3b167fCha Aisyah
 
Analisis kesulitan belajara kemampuan penalaran matematis siswa smp pada limas
Analisis kesulitan belajara kemampuan penalaran matematis siswa smp pada limasAnalisis kesulitan belajara kemampuan penalaran matematis siswa smp pada limas
Analisis kesulitan belajara kemampuan penalaran matematis siswa smp pada limasSulistiawati .
 
Sidang skripsi muji
Sidang skripsi mujiSidang skripsi muji
Sidang skripsi mujiGE CENTRE
 
177957303 kajian-tindakan-bo kiya-blok-kira-saya-meningkatkan-operasi-tambah-...
177957303 kajian-tindakan-bo kiya-blok-kira-saya-meningkatkan-operasi-tambah-...177957303 kajian-tindakan-bo kiya-blok-kira-saya-meningkatkan-operasi-tambah-...
177957303 kajian-tindakan-bo kiya-blok-kira-saya-meningkatkan-operasi-tambah-...Nur Afiqah Bt Zulkafli
 
Artikel Academic Writing
Artikel Academic WritingArtikel Academic Writing
Artikel Academic Writingmarselladia
 
Skripsi isti 06301241046
Skripsi isti 06301241046Skripsi isti 06301241046
Skripsi isti 06301241046Fppi Unila
 
Powerpoint seminar proposalku
Powerpoint seminar proposalkuPowerpoint seminar proposalku
Powerpoint seminar proposalkuNur Asiah
 
Proposal kajian tindakan matematik tahun 1
Proposal kajian tindakan matematik tahun 1Proposal kajian tindakan matematik tahun 1
Proposal kajian tindakan matematik tahun 1Haniza Abdul Rahim
 
Problematika Pembelajaran Statistika siswa SMP kelas IX
Problematika Pembelajaran Statistika siswa SMP kelas IXProblematika Pembelajaran Statistika siswa SMP kelas IX
Problematika Pembelajaran Statistika siswa SMP kelas IXZuhdha Basofi Nugroho
 
2132 4233-1-pb
2132 4233-1-pb2132 4233-1-pb
2132 4233-1-pbFppi Unila
 
Meningkatkan Penguasaan Konsep Asas Operasi Tambah dalam Lingkungan 10 dengan...
Meningkatkan Penguasaan Konsep Asas Operasi Tambah dalam Lingkungan 10 dengan...Meningkatkan Penguasaan Konsep Asas Operasi Tambah dalam Lingkungan 10 dengan...
Meningkatkan Penguasaan Konsep Asas Operasi Tambah dalam Lingkungan 10 dengan...outtamyhead89
 

What's hot (20)

STUDI PERBANDINGAN RATA-RATA HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA SMA KELAS X ...
STUDI PERBANDINGAN RATA-RATA HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA SMA KELAS X ...STUDI PERBANDINGAN RATA-RATA HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA SMA KELAS X ...
STUDI PERBANDINGAN RATA-RATA HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA SMA KELAS X ...
 
pola argumentasi
pola argumentasipola argumentasi
pola argumentasi
 
Seminar proposal (Studi Perbandingan Rata-rata Hasil Belajar Matematika pada ...
Seminar proposal (Studi Perbandingan Rata-rata Hasil Belajar Matematika pada ...Seminar proposal (Studi Perbandingan Rata-rata Hasil Belajar Matematika pada ...
Seminar proposal (Studi Perbandingan Rata-rata Hasil Belajar Matematika pada ...
 
Artikel1 b38e977f3512c05b4df6426cd3b167f
Artikel1 b38e977f3512c05b4df6426cd3b167fArtikel1 b38e977f3512c05b4df6426cd3b167f
Artikel1 b38e977f3512c05b4df6426cd3b167f
 
Analisis kesulitan belajara kemampuan penalaran matematis siswa smp pada limas
Analisis kesulitan belajara kemampuan penalaran matematis siswa smp pada limasAnalisis kesulitan belajara kemampuan penalaran matematis siswa smp pada limas
Analisis kesulitan belajara kemampuan penalaran matematis siswa smp pada limas
 
Sidang skripsi muji
Sidang skripsi mujiSidang skripsi muji
Sidang skripsi muji
 
177957303 kajian-tindakan-bo kiya-blok-kira-saya-meningkatkan-operasi-tambah-...
177957303 kajian-tindakan-bo kiya-blok-kira-saya-meningkatkan-operasi-tambah-...177957303 kajian-tindakan-bo kiya-blok-kira-saya-meningkatkan-operasi-tambah-...
177957303 kajian-tindakan-bo kiya-blok-kira-saya-meningkatkan-operasi-tambah-...
 
Artikel Academic Writing
Artikel Academic WritingArtikel Academic Writing
Artikel Academic Writing
 
Skripsi isti 06301241046
Skripsi isti 06301241046Skripsi isti 06301241046
Skripsi isti 06301241046
 
Powerpoint seminar proposalku
Powerpoint seminar proposalkuPowerpoint seminar proposalku
Powerpoint seminar proposalku
 
Proposal kajian tindakan matematik tahun 1
Proposal kajian tindakan matematik tahun 1Proposal kajian tindakan matematik tahun 1
Proposal kajian tindakan matematik tahun 1
 
Problematika Pembelajaran Statistika siswa SMP kelas IX
Problematika Pembelajaran Statistika siswa SMP kelas IXProblematika Pembelajaran Statistika siswa SMP kelas IX
Problematika Pembelajaran Statistika siswa SMP kelas IX
 
Analisis kemampuan penalaran mat pgsd
Analisis kemampuan penalaran mat pgsdAnalisis kemampuan penalaran mat pgsd
Analisis kemampuan penalaran mat pgsd
 
Ipi288304
Ipi288304Ipi288304
Ipi288304
 
Bab 1
Bab 1Bab 1
Bab 1
 
Nota newman
Nota newmanNota newman
Nota newman
 
Proposal 2014
Proposal 2014Proposal 2014
Proposal 2014
 
2132 4233-1-pb
2132 4233-1-pb2132 4233-1-pb
2132 4233-1-pb
 
Meningkatkan Penguasaan Konsep Asas Operasi Tambah dalam Lingkungan 10 dengan...
Meningkatkan Penguasaan Konsep Asas Operasi Tambah dalam Lingkungan 10 dengan...Meningkatkan Penguasaan Konsep Asas Operasi Tambah dalam Lingkungan 10 dengan...
Meningkatkan Penguasaan Konsep Asas Operasi Tambah dalam Lingkungan 10 dengan...
 
Contoh Proposal Kajian Tindakan
Contoh Proposal Kajian TindakanContoh Proposal Kajian Tindakan
Contoh Proposal Kajian Tindakan
 

Similar to MENYELESAIKAN SOAL CERITA

Outline penerapan model pembelajaran matematika realistik
Outline penerapan model pembelajaran matematika realistikOutline penerapan model pembelajaran matematika realistik
Outline penerapan model pembelajaran matematika realistikAby Nonsense
 
Tugas Kajian Masalah PMTK.pptx
Tugas Kajian Masalah PMTK.pptxTugas Kajian Masalah PMTK.pptx
Tugas Kajian Masalah PMTK.pptxseger1
 
School-based Project: Penyelesaian Masalah Bahagi
School-based Project: Penyelesaian Masalah BahagiSchool-based Project: Penyelesaian Masalah Bahagi
School-based Project: Penyelesaian Masalah BahagiNorazlin Mohd Rusdin
 
KajianTindakan Matematik 2012
KajianTindakan Matematik 2012KajianTindakan Matematik 2012
KajianTindakan Matematik 2012marshiza
 
1.pembelajaran soal cerita_sd
1.pembelajaran soal cerita_sd1.pembelajaran soal cerita_sd
1.pembelajaran soal cerita_sdDjoko Hartono
 
Strategi pemecahan masalah problem solving dalam pembelajaran matematika
Strategi pemecahan masalah problem solving dalam pembelajaran matematikaStrategi pemecahan masalah problem solving dalam pembelajaran matematika
Strategi pemecahan masalah problem solving dalam pembelajaran matematikawww.didiarsandi.com
 
Analisis kesulitan mahasiswa fmipa unimed dalam menyelesaikan soal soal kalku...
Analisis kesulitan mahasiswa fmipa unimed dalam menyelesaikan soal soal kalku...Analisis kesulitan mahasiswa fmipa unimed dalam menyelesaikan soal soal kalku...
Analisis kesulitan mahasiswa fmipa unimed dalam menyelesaikan soal soal kalku...Linda Rosita
 
Analisis jurnal sri imelda
Analisis jurnal sri imeldaAnalisis jurnal sri imelda
Analisis jurnal sri imeldaIin Riyanti
 
Draf kajian tindakan
Draf kajian tindakanDraf kajian tindakan
Draf kajian tindakanZai Arie
 
A5e15e3ebcd1aa7403c240be25f253e4 maklah problm-solving
A5e15e3ebcd1aa7403c240be25f253e4 maklah problm-solvingA5e15e3ebcd1aa7403c240be25f253e4 maklah problm-solving
A5e15e3ebcd1aa7403c240be25f253e4 maklah problm-solvingAchmad Abror
 
Model pembelajaran matematika realistik indonesia ( pmri) jadi
Model pembelajaran matematika realistik indonesia  ( pmri) jadiModel pembelajaran matematika realistik indonesia  ( pmri) jadi
Model pembelajaran matematika realistik indonesia ( pmri) jadiAl-Zorozerofour Buitenzorg
 
Modelpembelajaranmatematikarealistikindonesiapmrijadi 131021213803-phpapp01
Modelpembelajaranmatematikarealistikindonesiapmrijadi 131021213803-phpapp01Modelpembelajaranmatematikarealistikindonesiapmrijadi 131021213803-phpapp01
Modelpembelajaranmatematikarealistikindonesiapmrijadi 131021213803-phpapp01Sang Pencerahan
 
Mengukur Kecakapan Mematematikakan dan Menafsirkan sebagai Kecakapan Utama di...
Mengukur Kecakapan Mematematikakan dan Menafsirkan sebagai Kecakapan Utama di...Mengukur Kecakapan Mematematikakan dan Menafsirkan sebagai Kecakapan Utama di...
Mengukur Kecakapan Mematematikakan dan Menafsirkan sebagai Kecakapan Utama di...Iwan Pranoto
 
2013 2-2-84202-411409095-bab2-12032014012827
2013 2-2-84202-411409095-bab2-120320140128272013 2-2-84202-411409095-bab2-12032014012827
2013 2-2-84202-411409095-bab2-12032014012827Cha Aisyah
 
Tinjauan literatur
Tinjauan literaturTinjauan literatur
Tinjauan literaturbrabah
 

Similar to MENYELESAIKAN SOAL CERITA (20)

Pendahuluan
PendahuluanPendahuluan
Pendahuluan
 
Outline penerapan model pembelajaran matematika realistik
Outline penerapan model pembelajaran matematika realistikOutline penerapan model pembelajaran matematika realistik
Outline penerapan model pembelajaran matematika realistik
 
Tugas Kajian Masalah PMTK.pptx
Tugas Kajian Masalah PMTK.pptxTugas Kajian Masalah PMTK.pptx
Tugas Kajian Masalah PMTK.pptx
 
School-based Project: Penyelesaian Masalah Bahagi
School-based Project: Penyelesaian Masalah BahagiSchool-based Project: Penyelesaian Masalah Bahagi
School-based Project: Penyelesaian Masalah Bahagi
 
Matematik
MatematikMatematik
Matematik
 
KajianTindakan Matematik 2012
KajianTindakan Matematik 2012KajianTindakan Matematik 2012
KajianTindakan Matematik 2012
 
1.pembelajaran soal cerita_sd
1.pembelajaran soal cerita_sd1.pembelajaran soal cerita_sd
1.pembelajaran soal cerita_sd
 
Strategi pemecahan masalah problem solving dalam pembelajaran matematika
Strategi pemecahan masalah problem solving dalam pembelajaran matematikaStrategi pemecahan masalah problem solving dalam pembelajaran matematika
Strategi pemecahan masalah problem solving dalam pembelajaran matematika
 
Analisis kesulitan mahasiswa fmipa unimed dalam menyelesaikan soal soal kalku...
Analisis kesulitan mahasiswa fmipa unimed dalam menyelesaikan soal soal kalku...Analisis kesulitan mahasiswa fmipa unimed dalam menyelesaikan soal soal kalku...
Analisis kesulitan mahasiswa fmipa unimed dalam menyelesaikan soal soal kalku...
 
Analisis jurnal sri imelda
Analisis jurnal sri imeldaAnalisis jurnal sri imelda
Analisis jurnal sri imelda
 
Draf kajian tindakan
Draf kajian tindakanDraf kajian tindakan
Draf kajian tindakan
 
A5e15e3ebcd1aa7403c240be25f253e4 maklah problm-solving
A5e15e3ebcd1aa7403c240be25f253e4 maklah problm-solvingA5e15e3ebcd1aa7403c240be25f253e4 maklah problm-solving
A5e15e3ebcd1aa7403c240be25f253e4 maklah problm-solving
 
Artikel14
Artikel14Artikel14
Artikel14
 
Model pembelajaran matematika realistik indonesia ( pmri) jadi
Model pembelajaran matematika realistik indonesia  ( pmri) jadiModel pembelajaran matematika realistik indonesia  ( pmri) jadi
Model pembelajaran matematika realistik indonesia ( pmri) jadi
 
Modelpembelajaranmatematikarealistikindonesiapmrijadi 131021213803-phpapp01
Modelpembelajaranmatematikarealistikindonesiapmrijadi 131021213803-phpapp01Modelpembelajaranmatematikarealistikindonesiapmrijadi 131021213803-phpapp01
Modelpembelajaranmatematikarealistikindonesiapmrijadi 131021213803-phpapp01
 
Mengukur Kecakapan Mematematikakan dan Menafsirkan sebagai Kecakapan Utama di...
Mengukur Kecakapan Mematematikakan dan Menafsirkan sebagai Kecakapan Utama di...Mengukur Kecakapan Mematematikakan dan Menafsirkan sebagai Kecakapan Utama di...
Mengukur Kecakapan Mematematikakan dan Menafsirkan sebagai Kecakapan Utama di...
 
UAS EVALUASI.pptx
UAS EVALUASI.pptxUAS EVALUASI.pptx
UAS EVALUASI.pptx
 
2013 2-2-84202-411409095-bab2-12032014012827
2013 2-2-84202-411409095-bab2-120320140128272013 2-2-84202-411409095-bab2-12032014012827
2013 2-2-84202-411409095-bab2-12032014012827
 
Tinjauan literatur
Tinjauan literaturTinjauan literatur
Tinjauan literatur
 
Pembelajaran Soal Cerita di SD
Pembelajaran Soal Cerita di SDPembelajaran Soal Cerita di SD
Pembelajaran Soal Cerita di SD
 

More from Cha Aisyah

Unimed undergraduate-22276-bab 1 repisi
Unimed undergraduate-22276-bab 1 repisiUnimed undergraduate-22276-bab 1 repisi
Unimed undergraduate-22276-bab 1 repisiCha Aisyah
 
Pai 117310011-abs
Pai 117310011-absPai 117310011-abs
Pai 117310011-absCha Aisyah
 
P 18 pendidikan(nila k)
P 18 pendidikan(nila k)P 18 pendidikan(nila k)
P 18 pendidikan(nila k)Cha Aisyah
 
Muh hafidz guru dan profesinya dalam perspektif islam 3
Muh hafidz   guru dan profesinya dalam perspektif islam 3Muh hafidz   guru dan profesinya dalam perspektif islam 3
Muh hafidz guru dan profesinya dalam perspektif islam 3Cha Aisyah
 
Modul matematika-teori-belajar-polya
Modul matematika-teori-belajar-polyaModul matematika-teori-belajar-polya
Modul matematika-teori-belajar-polyaCha Aisyah
 
Jtptiain gdl-agustaufiq-4153-1-3103150 -p-2
Jtptiain gdl-agustaufiq-4153-1-3103150 -p-2Jtptiain gdl-agustaufiq-4153-1-3103150 -p-2
Jtptiain gdl-agustaufiq-4153-1-3103150 -p-2Cha Aisyah
 
Hasil akhir-interaksi-januari-2014
Hasil akhir-interaksi-januari-2014Hasil akhir-interaksi-januari-2014
Hasil akhir-interaksi-januari-2014Cha Aisyah
 
Bab i, iv, daftar pustaka 2
Bab i, iv, daftar pustaka 2Bab i, iv, daftar pustaka 2
Bab i, iv, daftar pustaka 2Cha Aisyah
 
Artikel9 eec8feb3f87ac825c375098e45cb689
Artikel9 eec8feb3f87ac825c375098e45cb689Artikel9 eec8feb3f87ac825c375098e45cb689
Artikel9 eec8feb3f87ac825c375098e45cb689Cha Aisyah
 

More from Cha Aisyah (12)

Unimed undergraduate-22276-bab 1 repisi
Unimed undergraduate-22276-bab 1 repisiUnimed undergraduate-22276-bab 1 repisi
Unimed undergraduate-22276-bab 1 repisi
 
Pai 117310011-abs
Pai 117310011-absPai 117310011-abs
Pai 117310011-abs
 
P 18 pendidikan(nila k)
P 18 pendidikan(nila k)P 18 pendidikan(nila k)
P 18 pendidikan(nila k)
 
Muh hafidz guru dan profesinya dalam perspektif islam 3
Muh hafidz   guru dan profesinya dalam perspektif islam 3Muh hafidz   guru dan profesinya dalam perspektif islam 3
Muh hafidz guru dan profesinya dalam perspektif islam 3
 
Modul matematika-teori-belajar-polya
Modul matematika-teori-belajar-polyaModul matematika-teori-belajar-polya
Modul matematika-teori-belajar-polya
 
Jtptiain gdl-agustaufiq-4153-1-3103150 -p-2
Jtptiain gdl-agustaufiq-4153-1-3103150 -p-2Jtptiain gdl-agustaufiq-4153-1-3103150 -p-2
Jtptiain gdl-agustaufiq-4153-1-3103150 -p-2
 
Hasil akhir-interaksi-januari-2014
Hasil akhir-interaksi-januari-2014Hasil akhir-interaksi-januari-2014
Hasil akhir-interaksi-januari-2014
 
Bab i, iv, daftar pustaka 2
Bab i, iv, daftar pustaka 2Bab i, iv, daftar pustaka 2
Bab i, iv, daftar pustaka 2
 
Artikel9 eec8feb3f87ac825c375098e45cb689
Artikel9 eec8feb3f87ac825c375098e45cb689Artikel9 eec8feb3f87ac825c375098e45cb689
Artikel9 eec8feb3f87ac825c375098e45cb689
 
73511013 bab2
73511013 bab273511013 bab2
73511013 bab2
 
122 244-1-sm
122 244-1-sm122 244-1-sm
122 244-1-sm
 
09 e01096
09 e0109609 e01096
09 e01096
 

Recently uploaded

Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfmaulanayazid
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).pptModul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).pptYanseBetnaArte
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxRioNahak1
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 

Recently uploaded (20)

Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).pptModul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 

MENYELESAIKAN SOAL CERITA

  • 1. 12 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Soal Cerita Matematika Soal cerita biasa digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam pembelajaran pemecahan masalah matematika. Adapun yang dimaksud dengan soal cerita matematika adalah soal-soal matematika yang dinyatakan dalam kalimat-kalimat bentuk cerita yang perlu diterjemahkan menjadi kalimat matematika atau persamaan matematika. Soal cerita biasanya menggunakan kata-kata atau kalimat-kalimat sehari- hari. Selain itu soal cerita matematika disajikan dalam bentuk cerita atau rangkaian kalimat sederhana dan bermakna. Untuk dapat menyelesaikan soal cerita dengan benar diperlukan kemampuan awal, yaitu (1) kemampuan membaca soal, (2) kemampuan menentukan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan dalam soal, (3) kemampuan membuat model matematika, (4) kemampuan melakukan perhitungan, (5) kemampuan menulis jawaban akhir dengan tepat. Kemampuan-kemampuan awal tersebut dapat menunjang dalam 12
  • 2. 13 menyelesaikan soal cerita. Hal tersebut diperinci dengan langkah-langkah penyelesaian sebagai berikut:1 1. Membaca soal dengan teliti untuk dapat menetukan makna kata dari kata kunci di dalam soal. 2. Memisahkan dan menentukan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan. 3. Menentukan metode yang akan digunakan untuk menyelesaikan soal cerita. 4. Menyelesaikan soal cerita menurut aturan-aturan matematika, sehingga mendapatkan jawaban dari masalah yang dipecahkan. 5. Menulis jawaban dengan tepat. Pemberian soal cerita di sekolah menengah dimaksudkan untuk memperkenalkan kepada siswa tentang kegunaan matematika dalam kehidupan sehari-hari untuk melatih kemampuan mereka dalam pemecahan masalah. Selain itu, dengan adanya cara ini diharapkan dapat menimbulkan rasa senang siswa untuk belajar matematika karena mereka menyadari pentingnya matematika dalam kehidupan sehari-hari. 1 Siti Subaidah. Kemampuan siswa SMP kelas VIII di Kota Malang dalam menyelesaikan soal cerita matematika ditinjau dari tahapan analisis kesalahan Newman. (Malang: Skripsi tidak diterbitkan, Universitas Negeri Malang, 2010) hal. 9
  • 3. 14 B. Langkah-langkah Menyelesaikan soal Cerita Matematika dengan Menggunakan Tahapan Analisis Kesalahan Newman Metode analisis kesalahan Newman diperkenalkan pertama kali pada tahun 1977 oleh Anne Newman, seorang guru bidang studi matematika di Australia. Dalam metode ini, dia menyarankan lima kegiatan yang spesifik sebagai suatu yang sangat krusial untuk membantu menemukan dimana kesalahan yang terjadi pada pekerjaan siswa ketika menyelesaikan suatu masalah berbentuk soal cerita. Dia meminta siswa mengerjakan lima kegiatan berikut sewaktu mengerjakan permasalahan tersebut.2 1. Silahkan bacakan pertanyaan tersebut. Jika kamu tidak mengetahui suatu kata tinggalkan saja. 2. Katakan apa pertanyaan yang diminta untuk kamu kerjakan 3. Katakan bagaimana kamu akan menemukan jawabannya. 4. Tunjukkan apa yang akan kamu kerjakan untuk memperoleh jawaban tersebut. Katakan dengan keras sehingga dapat dimengerti bagaimana kamu berfikir. 5. Tuliskan jawaban dari pertanyaan tersebut. Kelima kegiatan ini dapat digunakan untuk menemukan dimana dan kenapa siswa melakukan kesalahan-kesalahan terhadap masalah matematika soal cerita. Anne Newman selanjutnya mengemukakan bahwa 2 Ken Clements & Nerida F. Ellerton. Op. Cit. Hal. 2
  • 4. 15 setiap siswa yang ingin menyelesaikan masalah matematika soal cerita, mereka harus bekerja melalui lima tahapan berikut, yaitu (1) membaca masalah (reading), (2) memahami masalah (comprehension), (3) transformasi masalah (transformation), (4) keterampilan proses (process skill), (5) penulisan jawaban (encoding). Pada penelitian ini siswa dikatakan telah mencapai tahap membaca apabila siswa dapat menentukan makna kata dari kata-kata kunci dari soal cerita. Dengan demikian pada tahap ini siswa mengetahui arti dari kalimat-kalimat dalam masalah yang diberikan. Kemudian siswa dikatakan telah mencapai tahap memahami jika siswa tersebut dapat menjelaskan apa permasalahannya. Pada tahap ini siswa harus dapat menentukan apa yang ditanyakan dari soal cerita. Dan jika siswa dapat memilih operasi atau cara yang sesuai untuk menyelesaikan masalah tersebut, maka siswa dikatakan mencapai tahap transformasi. Selanjutnya apabila siswa dapat melakukan proses matematika secara benar untuk menyelesaikan masalah itu, maka siswa tersebut mencapai tahap keterampilan proses. Terakhir tahap penulisan dicapai apabila siswa dapat menuliskan jawaban secara tepat.3 Parakitipong dan Nakamura membagi lima tahapan analisis kesalahan Newman menjadi dua kelompok kendala yang dialami siswa dalam menyelesaikan masalah. Kendala pertama adalah masalah dalam 3 Siti Subaidah. Op. Cit. Hal 12-13
  • 5. 16 kelancaran linguistik dan pemahaman konseptual yang sesuai dengan tingkat membaca sederhana dan memahami makna masalah. Kendala ini dikaitkan dengan tahapan membaca (reading) dan memahami (comprehension) makna suatu permasalahan. Dan kendala kedua adalah masalah dalam pengolahan matematika yang terdiri dari transformasi (transformation), keterampilan proses (process skill), dan penulisan jawaban (encoding).4 Beberapa penelitian yang berkaitan dengan penerapan metode analisis kesalahan Newman pada pembelajaran matematika telah banyak dilakukan. Clement dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa kesalahan terbanyak yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal cerita adalah pada tahap pemahaman makna suatu permasalahan (comprehension), transformasi (transformation), keterampilan proses (prosess skill), dan kecerobohan (carelessness). Alan L. White melaporkan bahwa penerapan metode analisis kesalahan Newman dalam kelas dapat mengaktifkan siswa, menemukan kesalahan yang dilakukan oleh siswa dan kemudian melakukan sesuatu untuk membantunya.5 Disamping itu, Prakitipong dan Nakamura menerapkan analisis kesalahan Newman untuk menganalisis 4 Prakitipong and Nakamura. Analysis of Mathematics Grade Five Studentsin Thailand Using Newman Procedure. ( http:// home.hiroshima-u.ac.jp/cice/e-pu Performance of blications/9 1prakitipongnakamura.pdf) Hal. 113 5 Allan L. White. Active Mathematics in Classrooms: Finding Out Why Children Make Mistakes-And Then Doing Something To help Them. (http://www.curiculumsupport.education.nsw.qov.au/secondary/mathematics/numeracy/newman/ind ex.htm)
  • 6. 17 kemampuan matematika siswa kelas lima di Thailand. Mereka melaporkan bahwa kebanyakan kesalahan siswa terjadi pada tahap pemahaman (comprehension) dan tahap transformasi (transformation). Dan siswa yang mempunyai kemampuan baik cenderung memiliki kemampuan pemahaman yang lebih kuat dari siswa yang kemampuannya rendah.6 C. Tinjauan Umum Tentang Letak Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Cerita Dalam kegiatan pembelajaran matematika, setiap guru akan menjumpai kesulitan-kesulitan yang dialami siswa. Kesulitan-kesulitan itu tampak pada hasil pekerjaan siswa. Dengan melihat letak dan bentuk- bentuk kesalahan tersebut, guru dapat mengambilnya sebagai bahan pertimbangan untuk memperbaiki pembelajaran. Di samping itu, deskripsi kesalahan juga dapat bermanfaat memotivasi belajar siswa. Oleh karena itu, analisis kesalahan siswa selama proses penyelesaian soal perlu dilakukan untuk mengetahui kesulitan siswa. Davis berpendapat bahwa kesalahan dalam menyelesaikan suatu permasalahan adalah sumber utama untuk mengetahui kesulitan siswa. Analisis letak kesalahan siswa selama proses penyelesaian soal perlu dilakukan untuk mengetahui kesulitan siswa. Kesalahan siswa dapat 6 Prakitipong and nakamura. Op. Cit. Hal. 120
  • 7. 18 terjadi karena kekurangtahuan siswa tentang konsep, prinsip atau fakta yang diperlukan dan tidak terampil dalam melakukan suatu algoritma perhitungan tertentu.7 Suhertin berpendapat bahwa penyebab kesalahan-kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal-soal matematika adalah tidak menguasai bahasa contohnya siswa tidak paham dengan pertanyaan dalam soal matematika, tidak memahami arti kata, tidak menguasai konsep dan kurang menguasai teknik berhitung.8 Menurut Rosyidi, kesalahan siswa dapat ditinjau dari letak kesalahan dan dari jenis kesalahan. Kesalahan siswa tersebut dijelaskan sebagai berikut: 1. Letak kesalahan adalah penyimpangan jawaban dari jawaban yang benar meliputi : salah dalam memahami soal masalah , salah dalam membuat model (kalimat) matematika, salah dalam menyelesaikan model dan salah dalam menuliskan jawaban akhir soal. 7 Nurlaily. Studi Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Pada Operasi Bilangan Cacah Siswa Kelas V semester I Di SDN panggung II Sampang-Madura. ( Malang: skripsi tidak diterbitkan, Universitas Negeri Surabaya, 2002) 8 Atik Diarti. Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Matematika Ditinjau dari Tahap-Tahap Pemecahan Masalah siswa Kelas II SMUN I malang. (Malang: Skripsi tidak diterbitkan, Universitas Negei Surabaya, 2002)
  • 8. 19 2. Jenis kesalahan adalah kesalahan yang berkaitan dengan objek matematika, yaitu kesalahan konsep, kesalahan prinsip, dan kesalahan operasi.9 Menurut Polya, letak kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal cerita dikategorikan menjadi empat tahap, yaitu:10 1. Kesalahan dalam memahami masalah 2. Kesalahan dalam memilih atau merencanakan solusinya 3. Kesalahan dalam melaksanakan rencana 4. Kesalahan dalam mengevaluasi hasilnya D. Tinjauan Tentang Letak Kesalahan Menyelesaikan Soal cerita Matematika Berdasarkan Tahapan Analisis Kesalahan Newman Berdasarkan uraian letak kesalahan di atas dan langkah-langkah penyelesaian soal menurut Newman, maka letak kesalahan pada penelitian ini dikategorikan menjadi lima kategori yaitu:11 1. Kesalahan membaca soal Suatu kesalahan akan diklasifikasikan kedalam kesalahan membaca jika siswa tidak dapat menemukan makna kata dari kata-kata sulit dan istilah-istilah matematika. 9 Abdul haris Rosyidi. Analisis kesalahan siswa kelas II MTS al Khoiriyah dalam menyelesaikan soal cerita yang berkaitan SPLDV. (Surabaya : Tesis tidak diterbitkan, UNESA, 2005) 10 Daniel Mujis dan David Reynold. Loc. cit 11 Rindu Alriavindrafunny. Diagnosis Kesalahan Pemahaman Siswa bilingual Dalam Perilaku pemecahan Masalah Soal Cerita Matematika Berbahasa Inggris Berdasarkan Analisis Kesalahan Newman. ( Malang: Skripsi tidak diterbitkan, Universitas Negeri Malang, 2010) Hal. 29-30
  • 9. 20 2. Kesalahan memahami soal  Siswa dikatakan mengalami kesalahan memahami soal jika siswa tidak dapat menentukan hal-hal apa saja yang diketahui dan ditanyakan dalam soal atau siswa sebenarnya sudah dapat memahami soal, tetapi belum menangkap informasi yang terkandung dalam pertanyaan, sehingga siswa tidak dapat memproses lebih lanjut solusi dari permasalahan. 3. Kesalahan transformasi soal  Siswa telah memahami apa yang diminta soal untuk diselesaikan oleh siswa, tetapi siswa tidak dapat mengidentifikasi operasi atau metode yang diperlukan untuk menyelesaikan soal tersebut.  4. Kesalahan ketrampilan proses  Siswa telah dapat mengidentifikasi operasi atau metode yang sesuai, tetapi tidak mengetahui prosedur yang dibutuhkan untuk mengerjakan operasi atau metode secara akurat. 5. Kesalahan menuliskan jawaban akhir  Siswa sudah dapat mengerjakan penyelesaian secara tepat, tetapi tidak dapat mengekspresikan penyelesaian tersebut ke dalam kalimat matematika yang dapat diterima. Adapun indikator letak kesalahan pada penelitian ini diuraikan sebagai berikut:
  • 10. 21 1. Indikator kesalahan membaca soal sebagai berikut. a. Tidak menuliskan semua makna kata yang diminta dan tidak dapat menjelaskan secara tersirat. 2. Indikator kesalahan memahami soal sebagai berikut. a. Tidak menuliskan apa yang diketahui dan tidak dapat menjelaskan secara tersirat. b. Menuliskan yang diketahui tidak sesuai dengan permintaan soal. c. Menuliskan yang diketahui dalam bentuk simbol-simbol yang mereka buat sendiri tanpa ada keterangan. d. Menuliskan hal yang ditanyakan dengan singkat sehingga tidak jelas. e. Menuliskan yang ditanyakan tidak sesuai dengan permintaan soal. f. Tidak menuliskan yang ditanyakan dalam soal. g. Tidak mengetahui maksud pertanyaan secara tersirat. 3. Indikator kesalahan transformasi soal sebagai berikut. a. Tidak dapat menjelaskan prosedur-prosedur yang digunakan. b. Tidak menuliskan metode yang akan digunakan. c. Menuliskan metode yang tidak tepat. d. Tidak lengkap menuliskan metode karena tidak menuliskan rumus matematik yang diperlukan untuk menyelesaikan soal. 4. Indikator kesalahan ketrampilan proses sebagai berikut. a. Kesalahan dalam komputasi.
  • 11. 22 b. Kesalahan konsep. c. Salah dalam membentuk kalimat matematika. d. Tidak melanjutkan prosedur penyelesaian (macet). e. Tidak menuliskan tahapan perhitungan. 5. Indikator kesalahan menuliskan jawaban akhir sebagai berikut. a. Menuliskan jawaban akhir yang tidak sesuai dengan konteks soal. b. Tidak menuliskan satuan yang sesuai. c. Tidak menuliskan jawaban akhir dan tidak dapat menjelaskannya secara tersirat . Siswa dikatakan membuat kesalahan apabila dalam mengerjakan soal, jawaban pada setiap butir soal tidak sesuai. Hal ini bisa terjadi pada proses penyelesaian soal maupun pada hasil akhir jawaban soal. Berikut kesalahan-kesalahan yang dapat dilakukan oleh siswa dalam menyelesaikan suatu soal matematika yang diuraikan sebagai berikut. Contoh soal : Hani, Ratna dan Yuli membeli baju dan kaos bersama-sama di sebuah toko. Hani membeli tiga baju dan dua kaos seharga Rp280.000,00. Ratna membeli satu baju dan tiga kaos seharga Rp210.000,00. a. Tuliskan makna kata dari kata yang bercetak miring! b. Berapa yang akan dibayar Yuli jika membeli dua baju dan dua kaos?
  • 12. 23 c. Tuliskan metode yang digunakan untuk menyelesaikan soal tersebut! Jawaban siswa seperti ini : −=+→ =+→ =+ ==+ 000.630933 000.280231 000.2103 00.28023 yxx yxx yx yx -7y = -350.000 y = 7 000.350 − − y = 50.000 000.90 3 000.180 000.100000.2803 000.280000.1003 000.280)000.50(23 000.28023 = = −= =+↔ =+↔ =+↔ x x x x x yx Dari jawaban siswa tersebut, siswa melakukan kesalahan pada letak kesalahan sebagai berikut: 1. Kesalahan membaca soal. Tidak menuliskan semua makna kata yang diminta. 2. Kesalahan memahami soal. a. Tidak menuliskan apa yang diketahui. b. Tidak menuliskan apa yang ditanyakan. 3. Kesalahan tranformasi soal.
  • 13. 24 a. Tidak menuliskan metode yang akan digunakan. 4. Kesalahan ketrampilan proses. a. Kesalahan dalam komputasi. 5. Kesalahan menuliskan jawaban akhir soal. a. Tidak menuliskan jawaban akhir. b. Menuliskan encoding yang tidak sesuai dengan konteks soal. E. Faktor-faktor Penyebab Kesalahan Untuk mengetahui faktor penyebab kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal cerita dapat diketahui dari kesalahan yang dibuatnya. Sutawijaya (Hidayah,1998: 18) mengatakan “faktor penyebab kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal cerita, dapat di golongkan menjadi beberapa bagian yaitu siswa, guru, fasilitas yang digunakan dalam proses belajar mengajar, dan lingkungan”. 12 Menurut Davis (Sartin, 1998: 40), kesalahan siswa dalam banyak topik matematika merupakan sumber utama untuk mengetahui kesulitan siswa memahami matematika. Sehingga analisis kesalahan merupakan suatu cara untuk mengetahui faktor penyebab kesulitan siswa dalam mempelajari matematika. Dengan demikian hubungan antara kesalahan 12 Hidayah, Anik. analisis Kesalahan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Cerita Pokok Bahasan Sistem Persamaan Linier dengan dua peubah di kelas I-B SLTP Negeri 3 Trenggalek. ( Surabaya: Skripsi tidak dipublikasikan, UNESA, 1998) hal:18
  • 14. 25 dengan kesulitan adalah sangat erat dan saling mempengaruhi satu sama lain. Kesalahan dan kesulitan dalam belajar merupakan dua hal yang berbeda dan sangat erat kaitannya, bahkan sulit untuk menentukan apakah kesulitan yang menyebabkan kesalahan atau kesalahan yang menyebabkan kesulitan.13 Menurut Kaplan, gangguan matematika dapat diklasifikasikan menjadi empat ketrampilan, yaitu ketrampilan linguistik (yang berhubungan dengan mengerti istilah matematika dan mengubah masalah tertulis menjadi simbol matematika), ketrampilan perseptual (kemampuan mengenali, mengerti simbol dan mengurutkan kelompok angka), ketrampilan matematika (penambahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian), ketrampilan atensional (menyalin angka dengan benar dan mengamati simbol operasional dengan benar).14 Faktor-faktor penyebab kesalahan bila ditinjau dari kesulitan dan kemampuan belajar siswa diuraikan sebagai berikut:15 1. Kurangnya penguasaan bahasa sehingga menyebabkan siswa kurang paham terhadap permintaan soal. 13 Sartin, Analisis Kesalahan Siswa Kelas V Sekolah Dasar Dalam Menyelesaikan Soal Cerita Yang Memuat Pecahan Desimal. Tesis, (Jurusan Matematika Fakultas MIPA: UNESA, 2005) 14 H. Mulyadi. Diagnosis Kesulitan Belajar & Bimbingan Terhadap Kesulitan Belajar Khusus. (Yogyakarta: Nuha Litera, 2010) Hal 174-175 15 Herdian Dwi Rusdianto. Analisis Kesalahan Siswa Kelas VII-G SMP Negeri 1 Tulangan Sidoarjo Dalam Menyelesaikan Masalah-Masalah Perbandingan Bentuk Soal Cerita. (Surabaya : Skripsi tidak diterbitkan, IAIN Sunan Ampel, 2010)
  • 15. 26 Yang dimaksud kurang paham terhadap permintaan soal adalah siswa tidak tahu yang akan dia kerjakan setelah dia memperoleh informasi dari soal namun terkadang siswa juga tidak tahu apa informasi yang berguna dari soal karena terjadi salah penafsiran. 2. Kurangnya pemahaman siswa terhadap materi prasyarat baik sifat, rumus dan prosedur pengerjaan. 3. Kebiasaan siswa dalam menyelesaikan soal cerita misalnya siswa tidak mengembalikan jawaban model menjadi jawaban permasalahan. 4. Kurangnya minat terhadap pelajaran matematika atau ketidakseriusan siswa dalam mengikuti pelajaran. 5. Siswa tidak belajar walaupun ada tes atau ulangan. 6. Lupa rumus yang akan digunakan untuk menyelesaikan soal. 7. Salah memasukkan data. 8. Tergesa-gesa dalam menyelesaikan soal. 9. Kurang teliti dalam menyelesaikan soal. Haji (Rohma, 2010: 15) menyatakan bahwa faktor-faktor yang menyebabkan siswa mengalami kesulitan belajar sehingga menyebabkan siswa tersebut melakukan kesalahan dalam menyelesaikan soal-soal (soal cerita) ada dua segi, yaitu segi kognitif dan segi non kognitif. Segi kognitif meliputi hal-hal yang berhubungan dengan kemampuan intelektual siswa dan cara siswa memproses atau mencerna materi matematika dalam
  • 16. 27 pikirannya. Sedangkan segi bukan kognitif adalah semua faktor diluar hal- hal yang berhubungan dengan kemampuan intelektual seperti sikap, kepribadian, cara belajar, kesehatan jasmani, keadaan emosional, cara mengajar guru, fasilitas-fasilitas belajar, serta suasana rumah.16 Dari penjelasan di atas, dapat diketahui adanya beberapa faktor penyebab siswa mengalami kesalahan yaitu dapat berasal dari dalam diri siswa maupun luar siswa. Dalam penelitian ini faktor penyebab kesalahan yang dimaksud ditinjau dari faktor yang berasal dari dalam diri siswa yaitu menyangkut faktor kognitif dan faktor non kognitif siswa. Faktor kognitif tersebut adalah kemampuan intelektual siswa dalam menyelesaikan soal matematika sub materi pokok menyelesaikan sistem persamaan linier dua variabel. Sedangkan jika dari segi non kognitif adalah cara belajar siswa dimana cara belajar siswa dapat dipengaruhi oleh adanya kesiapan, kedisiplinan waktu belajar siswa dan sikap siswa terhadap matematika. Dalam penelitian ini, faktor-faktor penyebab kesalahan siswa dalam setiap letak kesalahan yang berasal dari dalam diri siswa yang menyangkut faktor kognitif dan non kogitif siswa digali sedetail mungkin dengan wawancara. Adapun faktor penyebab kesalahan yang disebabkan oleh faktor kognitif dan non kognitif dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 16 Syafi’atur Rohmah. Analisis Kesalahan Siswa Kelas VI MI Al-Ishlah Ketapang Lor Ujung Pangkah Gresik Dalam Menyelesaikan Soal Cerita Pada Pokok Bahasan Pecahan Desimal. (Surabaya: Skripsi tidak diterbitkan, IAIN Sunan Ampel, 2010) Hal.25
  • 17. 28 1. Faktor penyebab kesalahan membaca. a. Tidak bisa menyusun makna kata yang dipikirkan kedalam bentuk struktur gramatikalnya. b. Tidak memahami makna yang diminta. c. Tergesa-gesa dalam menyelesaikan soal. 2. Faktor penyebab kesalahan memahami. a. Tidak memahami masalah dalam soal. b. Kurang teliti. c. Kebiasaan menyelesaikan soal cerita tanpa menuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan. d. Tergesa-gesa dalam menyelesaikan soal. 3. Faktor penyebab kesalahan transformasi. a. Tidak memahami masalah dalam soal. b. Kurang teliti. c. Lupa menuliskan metode. d. Tergesa-gesa dalam mengerjakan. 4. Faktor penyebab kesalahan ketrampilan proses. a. Tidak memahami masalah. b. Kurang latihan mengerjakan soal-soal bentuk cerita dengan variasi yang berbeda. c. Kurang dapat menangkap informasi masalah pada soal. d. Salah menangkap informasi dari guru.
  • 18. 29 e. Kurang teliti. f. Tidak memahami materi prasyarat. 5. Faktor penyebab kesalahan penulisan jawaban akhir. a. Tidak memahami masalah dalam soal. b. Kebiasaan menyelesaikan soal cerita tanpa mengembalikan jawaban model menjadi jawaban permasalahan. c. Kurang teliti. d. Tergesa-gesa dalam menyelesaikan soal. F. Pengajaran Matematika di tingkat Sekolah Menengah Pertama untuk Pokok Bahasan Menyelesaikan Soal Cerita yang Berkaitan dengan Sistem Persamaan Linier Dua Variabel Mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Secara lebih rinci mata pelajaran matematika bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:17 1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien dan tepat dalam pemecahan masalah. 17 Badan Standar Nasional Pendidikan. Standar Isi.
  • 19. 30 2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generelasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika. 3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh. 4. Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah. 5. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah. Menyelesaikan model matematika dari masalah yang berkaitan dengan sistem persamaan linier dua variabel merupakan kompetensi dasar yang berguna sebagai landasan pembelajaran untuk mengembangkan kemampuan menggunakan matematika dalam pemecahan masalah. Untuk meningkatkan memecahkan masalah perlu juga dikembangkan keterampilan memahami masalah, membuat model matematika, menyelesaikan masalah dan menafsirkan solusinya. Keterampilan- keterampilan ini sudah dapat memenuhi beberapa tujuan perlunya mata pelajaran matematika diajarkan disekolah.
  • 20. 31 Pola pikir dalam matematika sebagai ilmu adalah deduktif. Sifat atau teorema yang ditemukan secara induktif ataupun empiric harus kemudian dibuktikan kebenarannya dengan langkah-langkah deduktif sesuai dengan strukturnya. Tidaklah demikian halnya dalam matematika sekolah. Meskipun siswa pada akhirnya tetap diharapkan mampu berpikir deduktif, namun dalam proses pembelajarannya dapat digunakan pola pikir induktif. Pola pikir induktif yang digunakan dimaksudkan untuk menyesuaikan dengan tahap perkembangan intelektual siswa.18 Dalam matematika materi yang diajarkan meliputi :19 1. Konsep adalah ide abstrak yang dapat digunakan untuk menggolongkan atau mengklasifikasikan sekumpulan objek. Apakah objek tertentu merupakan contoh atau bukan. 2. Fakta adalah berupa konvensi-konvensi yang diungkap dengan simbol tertentu. 3. Operasi adalah pengerjaan hitung, pengerjaan aljabar dan pengerjaan matematika yang lain. 4. Prinsip adalah objek matematika yang komplek. Prinsip dapat terdiri dari beberapa fakta, beberapa konsep yang dikaitkan oleh suatu relasi atau operasi. 18 R. Soedjadi. Kiat Pendidikan Matematika Di Indonesia. ( Surabaya: Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan direktorat jenderal Pendidikan Tinggi, 1998/1999) Hal 36 19 Ibid. Hal 10-13
  • 21. 32 Matematika sekolah memegang peranan sangat penting bagi anak didik yakni untuk memenuhi kebutuhan praktis dan memecahkan masalah kehidupan sehari-hari. Matematika sekolah berfungsi sebagai : (a) media / sarana siswa dalam mencapai kompetensi, (b) alat, (c) ilmu pengetahuan. Adapun pembahasan yang diberikan di sekolah menengah pertama untuk pokok bahasan soal cerita yang berkaitan dengan sistem persamaan linier dua variabel antara lain: a. Cara mengenali soal cerita yang merupakan sistem persamaan linier dua variabel. Disini siswa ditunjukkan bagaimana cara mengenali sebuah soal cerita, apakah sudah merupakan soal cerita yang berkaitan dengan sistem persamaan linier dua variabel atau belum, sebelum mereka menyelesaikan soal tersebut.. b. Strategi penyelesaian model matematika yang berkaitan dengan sistem persamaan linier dua variabel. Setelah menetapkan sebuah soal cerita merupakan soal cerita yang berkaitan dengan sistem persamaan linier dua variabel, disini siswa ditunjukkan strategi-strategi apa saja yang digunakan untuk menyelesaikan soal cerita yang berkaitan dengan sistem persamaan linier dua variabel. Sebelum menjabarkan tentang penyelesaian soal cerita yang berkaitan dengan sistem persamaan linier dua variabel perlu
  • 22. 33 memahami definisi dan hal–hal yang berkaitan dengan sistem persamaan linier dua variabel yaitu: a. Definisi persamaan linier dua variabel. Persamaan linear dua variabel ialah persamaan yang mengandung dua variabel dimana pangkat/derajat tiap-tiap variabelnya sama dengan satu. Bentuk Umum PLDV : cbyax =+ Dimana: x dan y disebut variabel b. Definisi sistem persamaan linier dua variabel. Sistem persamaan linear dua variabel adalah dua atau lebih persamaan linear dua variabel yang mempunyai hubungan diantaranya dan mempunyai satu penyelesaian.20 Bentuk umum SPLDV : nnn cybxa cybxa cybxa =+ =+ =+ M 222 111 dengan yx, disebut variabel nn bbbaaa ,...,,,..., 2121 disebut koefisien nccc ,...., 21 disebut konstanta c. Metode-metode penyelesaian sistem persamaan linier dua variabel. 20 M.Cholik Adinawan dan Sugijono. Loc.cit
  • 23. 34 Cara penyelesaian sistem persamaan linier dua variabel dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu :21 1. Metode substitusi Menggantikan satu variabel dengan variabel dari persamaan yang lain 2. Metode eliminasi Menghilangkan satu variabel untuk memperoleh nilai variabel yang lain 3. Metode grafik d. Strategi penyelesaian model matematika yang berkaitan dengan sistem persamaan linier dua variabel. Strategi untuk menyelesaikan model matematika yang berkaitan dengan sistem persamaan linier dua variabel adalah sebagai berikut22 : 1. Dua besaran yang belum diketahui dimisalkan sebagai variabel dalam SPLDV yang akan disusun. 2. Dua pernyataan yang menghubungkan kedua besaran tersebut diterjemahkan ke dalam kalimat matematika. 3. Kita selesaikan SPLDV yang diperoleh dengan menggunakan metode yang telah dipelajari. 21 Ibid. hal 115 22 Ibid. hal 130