1. ANNOTATED BIBLIOGRAPHY
(1)
Maria Ungin, 2013, “Studi Tentang Kualitas Tenaga Pengajar (Guru) Pada SMPN 17
Sendawar Kabupaten Kutai Barat”, eJournal Administrasi Negara, 1(1):97-108.
Dalam penelitian ini menggambarkan bagaimana kualitas tenaga pengajar pada SMPN 17
Sendawar Kabupaten Kutai Barat. Peneliti menggunakan data survei yang diperoleh dari
kepala Sekolah, guru, dan siswa, dokumen sekolah, arsip sekolah. Fokus penelitian ini untuk
mengetahu kualitas tenaga pengajar menjawab tuntutan pendidikan di era persaingan
global. Artikel ini bermanfaat untuktopik penelitian saya. Keterbatasan utama dalam
penelitian ini adalah populasi yang tidak dapat menjelaskan secara luas dan tidak
diketahuinya varibel yang dominan memengaruhi kepuasan kerja. Peneliti menyarankan
untuk menambah jumlah populasi supaya dapat di Jeneralisasi dan dapat diketahui variabel
dominan. Metode penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif, yaitu penelitian yang
memaparkan dan bertujuan untuk memberikan gambaran serta penjelasan dari variable
yang di teliti. Hasil penelitian menyajikan data-data mengenai kualitas tenaga pengajar
berpengaruh pada mutu pendidikan.
2. ANNOTATED BIBLIOGRAPHY
(2)
Jemmi Ardiansyah, 2013, “Peningkatan Kompetensi Guru Bidang Pendidikan di Kabupaten
Tana Tidung”, eJournal Pemerintahan Integratif, 2013,1 (1) : 38-50 ISSN 0000-
0000,ejournal.pin.or.id
Penelitian dilakukan untuk mengetahui kompetensi guru di Kabupaten Tana Tidung. Data
diperoleh melalui dokumentasi dan wawancara dengan responden sebanyak 487 guru, yang
diperoleh data guru tidak layak mengajar sebanyak 239 orang, dan data guru layak mengajar
248 orang. Guru sebagai tenaga profesional, telah ditetapkan dalam kebijakan pemerintah
republik Indonesia dal Undang-Undang No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, pasal 1
yang berbunyi; guru adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik,mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada
pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, dasar dan menengah. PP Nomor 74 tahun
2008 bahwa kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian,
kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi.
Guru sebagai tenaga pendidik yang berhubungan langsung dengan peserta didik harus
memiliki keahlian khusus atau kualifikasi khusus dibidang akademik. Dengan kualifikasi
akademik yang dimilikinya guru diharapkan dapatmenjalankan tugas secara professional
untuk mencerdaskan peserta didik.
3. ANNOTATED BIBLIOGRAPHY
(3)
I Made Candiasa, Ni Made Sri Mertasari, Komang Setemen, Gusti Ketut Arya
Sunu,Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja Indonesia, “Pemerataan dan Peningkatan
Mutu Pendidikan Melalui Komunitas Guru Online”, ISSN:2303-3142 Vol.2No,1 April 2013.
Penelitian dilakukan untuk mengetahui pemerataan mutu pendidikan, hal ini karena
perbedaan geografis, ekonomi masyarakat, dan pendapatan daerah. Salah satu solusi untuk
menjawab adalah dengan dikembangkannya media informasi teknologi berupa portal web
komunitas guru on-line yang dapat memfasilitasi proses pembelajaran antara guru dengan
guru, maupun guru dengan muridnya.Tuntutan mutu pendidikan dari masyarakat maupun
pemerintah dengan penggunaan informasi teknologi sudah mulai dilakukan, berupa
pelaksanaan ujian CBT. Penelitian ini dirancang dalam tiga tahun, yaitu tahun 2012
merupakan penelitian tahun pertama, tahun 2013 dan tahun 2014, sebagai tindak lanjut
penelitian kedua dan ketiga. Portal web komunitas guru on-line telah diimplementasikan
dengan disediakan pertukaran video, gambar, dokumen, dan media komunikasi untuk saling
memberikan komentar
4. ANNOTATED BIBLIOGRAPHY
(4)
Titien Sukartini, “Analisis Kompetensi Lulusan melalui Kinerja Guru di SMPN Wilayah III
Cirebon”, Trikonomika Volume 13, No. 2, Desember 2014, Hal. 145–152, ISSN 1411-514X
(print) / ISSN 2355-7737
Penelitian dilakukan untuk mengetahui kompetensi kompetensi lulusan SMPN Wilayah III
Cirebon, dengan menggunakan metode deskriptif dan verificatif dengan menggunakan
stratified randaom sampling sebanyak 266 responden.Melihat fenomena ini berbanding
terbalik dari tujuan penelitian dari peneliti sebelumnya, penelitian yang didasarkan karena
adanya fenomena menurunnya kompetensi lulusan SMPN wilayah III Cirebon. Dalam sistem
pendidikan nasional, guru merupakan faktor kunci penentu keberhasilan pencapaian tujuan
pendidikan. Oleh karena itu, dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan secara
keseluruhan, diperlukan SDM handal yakni guru profesional yang didukung oleh sejumlah
faktor yang melandasinya, seperti kebijakan, kelengkapan sarana prasarana, kepemimpinan
kepala sekolah, budaya sekolah, lingkungan masyarakat, lingkungan dunia usaha dan
industri, serta faktor-faktor lainnya. Kinerja guru meliputi beberapa dimensi, yaitu :1)
kualitas kerja (quality of work); 2) ketepatan waktu (promptness); 3) inisiatif (initiative); 4)
kemampuan (capability) dan 5) komunikasi (communication) (Sedarmayanti (2000:53).
Kelima aspek tersebut dapat dijadikan ukuran dalam mengadakan pengkajian tingkat kinerja
seseorang. Untuk mengadakan pengukuran terhadap kinerja, ditetapkan “Performance =
Ability x Motivation”. Dari pernyataan tersebut jelas bahwa untuk mendapatkan gambaran
tentang kinerja seseorang diperlukan pengkajian khusus tentang kemampuan dan motivasi.
5. ANNOTATED BIBLIOGRAPHY
(5)
Nurhafni, “Implementasi Program Sertifikasi Guru dalam Peningkatan Mutu Pendidikan”
Penelitian dilakukan untuk mengkaji implementasi program sertifikasi guru sekolah dasar
dalam meningkatkan mutu pendidikan pada Kabupaten Aceh Utara Provinsi Nangroe Aceh
Darussalam. Adapun rumusan pertanyaan penelitian dapat diidentifikasikan dengan dua
pertanyaan besar. Pertama bagaimana efektifitas program sertifikasi guru dalam
mendorong peningkatan profesionalitas kompetensi guru, Pertanyaan kedua, apakah faktor
penghambat implementasi program sertifikasi dalam meningkatkan mutu pendidikan, fokus
kajian diamati dari ketersediaan sumber daya implementor, komunikasi dan koordinasi
antar lembaga pelaksana, serta sikap implementor. Hakikat dari kebijakan adalah tidak
adanya diskriminasi dan perbedaan perlakuan terhadap seluruh masyarakat untuk
mendapatkan pendidikan yang bermutu, tujuannya mewujudkan pendidikan untuk semua
(education for all) dan pendidikan sepanjang hayat ( long life education). Penelitian
Implementasi program sertifikasi guru dalam peningkatan mutu pendidikan, Studi di
Kabupaten Aceh Utara menggunakan metode analisis diskriptif-kualitatif, serta kualitatif
eksploratif. Penelitian ini berlangsung pertengahan 2009 dan berakhir awal 2010.
Pendekatan tersebut digunakan untuk mengetahui implementasi program dapat
mencerminkan peningkatan kualitas profesional pendidik, yang ditinjau dari faktor
penghambat dan pendukung implementasi program seperti sumberdaya yang tersedia,
komunikasi antar stakeholder, sikap implementor terhadap program, serta kondisi
lingkungan menyangkut dengan kondisi sosial, ekonomi dan kondisi politik.
6. ANNOTATED BIBLIOGRAPHY
(6)
Karina Purwanti, Murniati A.R. & Yusrizal, Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam
Meningkatkan Kompetensi Guru Pada Smp Negeri 2 Simeulue Timur, Jurnal Ilmiah Didaktika,
Media Ilmiah Pendidikan dan Pengajaran ISSN 1411-6I2X, Vol.XIV No. 2. Februari 2014
Penelitian dilakukan untuk mengetahui kepemimpinan kepala dalam meningkatkan
kompetensi guru.Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi, dan
studi dokumentasi. Peningkatan mutu pendidikan ditentukan oleh manajemen di tingkat
sekolah. Pendidikan diharapkan dapat melahirkan insan-insan terpelajar yang mempunyai
peranan penting dalam proses transformasi sosial dalam masyarakat. Pendidikan
merupakan faktor determinan dan mendorong percepatan mobilitas vertikal dan horizontal
masyarakat yang mengarah pada pembentukan konstruksi sosial baru yang terdiri atas
lapisan masyarakat kelas menengah terdidik, yang menjadi elemen penting dalam
memperkuat daya rekat sosial (social cohesion).Tinggi rendahnya kemampuan kepala
sekolah dalam memberdayakan stafnya, memiliki kaitan erat dengan pemilihan pola dan
gaya kepemimpinan yang tepat oleh kepala sekolah. Kepemimpinan dipahami dalam dua
pengertian yaitu sebagai kekuatan untuk menggerakkan dan mempengaruhi orang.
Kepemimpinan hanyalah sebuah alat, sarana atau proses untuk membujuk orang lain agar
bersedia melakukan sesuatu secara sukarela/sukacita. Ada beberapa faktor yang dapat
menggerakkan orang karena ancaman, penghargaan, otoritas dan bujukan. Kualitas
kepemimpinan baru dapat dicapai apabila dalam diri setiap pemimpin tumbuh kesadaran
dan pemahaman yang mendalam terhadap makna kepemimpinan dengan segala aspeknya
seperti prinsip-prinsip, berbagai persyaratan dan fungsifungsi kepemimpinan, sehingga
pemimpin mampu mengembangkan keterampilan serta mewujudkan berbagai fungsi
kepemimpinan yang diperlukan.
7. ANNOTATED BIBLIOGRAPHY
(7)
Sri Wahyu Triwarti, Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah, Motivasi kerja guru, Dan
Budaya Sekolah Terhadap Kinerja Guru Smp/Mts Di Kecamatan Galur Kabupaten Kulon
Progo, jurnal ilmiah guru “cope”, no. 02/tahun xviii/november 2014
Penelitian dilakukan untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan Kepala Sekolah, motivasi,
dan budaya terhadap kinerja guru. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif
korelasional. Populasi penelitian ini adalah 160 guru SMP/MTs di Kecamatan Galur
Kabupaten Kulonprogo. Sampel ditentukan dengan teknik random samplingproportional
technique sehingga diperoleh 119. Teknik pengumpulan dan penelitianini adalah angket.
Sebelum digunakan instrument angket diuji validitasnya dengan menggunakan corrected
item-total correction correlation. Selain itu, instrument penelitian diuji reliablititasnya
dengan teknik Cronbach’s Alpha. Data dianalisis dengan menggunakan partial correlation
analysis dan hipotesis diuji denganmenggunakan double regression analysis. Salah satu
faktor yang menjadi tolok ukur keberhasilan sekolah adalah kinerja guru. Kinerja guru yang
dimaksud adalah hasil kerja guru yang terefleksi dalam cara merencanakan, melaksanakan,
dan menilai Proses Belajar Mengajar (PBM) yang intensitasnya dilandasi oleh etos kerja
serta disiplin profesional guru dalam proses pembelajaran.
8. ANNOTATED BIBLIOGRAPHY
(8)
Nurbaini, Nurul Afifah, Eti Meirina Brahmana, Peran Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan
Kualitas Kinerja Guru Di Mts Se Kecamatan Rambah Kabupaten Rokan Hulu, Program Studi
Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Pasir Pengaraian
Penelitian dilakukan untukPenelitian ini menggunakan jenis penelitian Deskriptif.deskriptif
adalah penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang
terjadi pada saat sekarang. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2014 sampai
dengan bulan Januari 2015. Penelitian ini telah di laksanakan pada 3 MTs yang ada di
Rambah yaitu MTs N Rambah, MTs Menaming, MTs Raudhatussalam. Teknik pengumpulan
data yang meliputi 1) Angket yaitu dengan cara menyebarkan sejumlah pernyataan tertulis
kepada kepala sekolah MTs se-kecamatan Rambah dengan tujuan untuk mendapatkan data
tentang peran kepala sekolah meningkatkan kualitas kinerja guru MTs yang ada di
kecamatan Rambah; 2) Wawancara yaitu dengan mengadakan tanya jawab kepada kepala
sekolah MTs mengenai hal-hal yang berkaitan dengan peran Kepala sekolah dalam
meningkatkan mutu kinerja guru MTs se-Kecamatan Rambah; Berdasarkan hasil penelitian
diperoleh data secara keseluruhan dengan nilai 71,34%. Peran kepala sekolah dalam
meningkatkan kualitas kinerja guru di MTs se-Kecamatan Rambah Kabupaten Rokan Hulu
tahun ajaran 2014-2015 diperoleh nilai dengan kriteria Baik. Perlu dilakukan penelitian
lanjutan untuk lebih mendalami mengenai peran kepala sekolah selai dari peran kepala
sekolah sebagai supervisor dan peran kepala sekolah sebagai motivator.
10. ANNOTATED BIBLIOGRAPHY
(10)
Evolonia Dypuri Dew, ” Studi Tentang Tupoksi Dinas Pendidikan Dalam Peningkatan Kualitas
Guru Sdn Di Kabupaten Kutai Barat”, eJournal Ilmu Pemerintahan, 3, (1), 2015 : 366-380
ISSN 0000-0000, ejournal.ip.fisip-unmul.ac.id
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kualitas guru di Kabupaten Kutai
Barat. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif. Teknik pengambilan data
melalui observasi, wawancara, dandokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Tupoksi Dinas Pendidikan dalam peningkatan kualitas guru SDN di Kabupaten Kutai Barat
yakni Dinas Pendidikan melakukan program-program kegiatan untuk meningkatkan kualitas
tersebut yaitu melalui peningkatan kualifikasi dan peningkatan kompetensi. Hasil penelitian
menunjukkan kualitas guru SDN di Kabupaten Kutai Barat masih rendah terlihat dari
kualifikasi dan kompetensi yang masih rendah. Guru layak mengajar sebanyak 483 orang
dengan persentase 22,86 sedangkan guru tidak layak mengajar sebanyak 1629 orang
dengan persentase 77,13 tingginya angka guru tidaklayak mengajar disebabkan kualifikasi
akademik yang rendah karena tidak memenuhi kriteria UU No. 14 Tahun 2005.Sesuai
dengan Peraturan Bupati Kutai Barat Nomor 58 Tahun 2008 maka uraian tugas pokok Dinas
Pendidikan Kutai Barat adalah sebagai berikut : Kepala dinas, Kepala bidang peningkatan
mutu pendidikan, Seksi peningkatan mutuTK/SD/SMP,Seksi peningkatanmutu TPTK.
Selanjutnya dalam peningkatan kompetensi guru, Dinas Pendidikan melakukan 3 program
untuk menunjang kompetensi guru yakni uji kompetensi, diklat sertifikasi, dan pelatihan.
Hasil penelitian diperoleh Kualifikasi akademik Guru SD/MI Guru pada SD dan MI harus
memiliki kualifikasi akademik minimum Diploma 4 (D-IV) atau Strata 1 (S1) dalam
pendidikan SD/MI atau psikologi yang diperoleh dari program studi yang ter akreditasi.