Masalahnya, masih banyak sekolah yang berkualitas rendah. Hal ini terjadi
karena masih adanya kepala sekolah yang hanya menjadi alat kepala dinas, serta
rendahnya kinerja guru yang tercermin dari kompetensi dan output yang
dimilikinya. Temuan
penelitian ini menunjukkan bahwa kepemimpinan transformasional kepala sekolah
dapat memiliki dampak yang signifikan, karena kepala sekolah lebih terlibat dalam
memberikan arahan kepada warganya dan secara agresif mencari informasi
terbaru. Guru di sekolah juga harus mau meningkatkan kinerjanya untuk
meningkatkan kinerja guru, oleh karena itu guru dan staf TU harus lebih
beradaptasi dengan sistem sekolah agar dapat terus maju.
PENGARUH SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS, IKLIM ORGANISASI DAN MOTIVASI TERHADAP KO...Angga Debby Frayudha
Ā
Penelitian ini bertujuan menentukan koefisien pengaruh supervisi kunjungan kelas dan iklim organisasi melalui motivasi kerja terhadap kompetensi pedagogik guru Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Rembang. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang diolah dengan metode statistik. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive random sampling. Analisis data menggunakan analisis jalur (path analysis). Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa (1) supervisi kunjungan kelas berpengaruh secara langsung terhadap kompetensi pedagogik dengan nilai signifikan 0,003, (2) iklim organisasi tidak berpengaruh secara langsung terhadap kompetensi pedagogik guru dengan nilai signifikan 0,722 lebih besar dari taraf signifikan 0,05, (3) supervisi kunjungan kelas berpengaruh terhadap motivasi kerja guru dengan nilai signifikan 0,000, (4) iklim organisasi tidak berpengaruh terhadap motivasi kerja guru dengan nilai signifikan -0,093 lebih besar dari taraf signifikan 0,05, (5) motivasi kerja berpengaruh terhadap kompetensi pedagogik dengan nilai signifikan 0,006, (6) supervisi kunjungan kelas secara tidak langsung berpengaruh terhadap kompetensi pedagogik melalui motivasi kerja sebagai variabel intervening dengan nilai 0,118 < 0,372, dan (7) iklim organisasi tidak berpengaruh secara tidak langsung terhadap kompetensi pedagogik melalui motivasi kerja sebagai variabel intervening dengan nilai 0,42 > -0,513
PENGARUH SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS, IKLIM ORGANISASI DAN MOTIVASI TERHADAP KO...Angga Debby Frayudha
Ā
Penelitian ini bertujuan menentukan koefisien pengaruh supervisi kunjungan kelas dan iklim organisasi melalui motivasi kerja terhadap kompetensi pedagogik guru Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Rembang. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang diolah dengan metode statistik. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive random sampling. Analisis data menggunakan analisis jalur (path analysis). Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa (1) supervisi kunjungan kelas berpengaruh secara langsung terhadap kompetensi pedagogik dengan nilai signifikan 0,003, (2) iklim organisasi tidak berpengaruh secara langsung terhadap kompetensi pedagogik guru dengan nilai signifikan 0,722 lebih besar dari taraf signifikan 0,05, (3) supervisi kunjungan kelas berpengaruh terhadap motivasi kerja guru dengan nilai signifikan 0,000, (4) iklim organisasi tidak berpengaruh terhadap motivasi kerja guru dengan nilai signifikan -0,093 lebih besar dari taraf signifikan 0,05, (5) motivasi kerja berpengaruh terhadap kompetensi pedagogik dengan nilai signifikan 0,006, (6) supervisi kunjungan kelas secara tidak langsung berpengaruh terhadap kompetensi pedagogik melalui motivasi kerja sebagai variabel intervening dengan nilai 0,118 < 0,372, dan (7) iklim organisasi tidak berpengaruh secara tidak langsung terhadap kompetensi pedagogik melalui motivasi kerja sebagai variabel intervening dengan nilai 0,42 > -0,513
Bahan ceramah ini mencakupi pentingnya penilaian dalam proses pembelajaran, penjenisan penilaian dan pentingnya kajian mengenai penilaian dan pengujian.
Bahan ceramah ini mencakupi pentingnya penilaian dalam proses pembelajaran, penjenisan penilaian dan pentingnya kajian mengenai penilaian dan pengujian.
Jurnal Tesis Manajemen Pendidikan
STRATEGI KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MUTU PEMBELAJARAN
DIERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0 DI SDN KAYUKEBEK I KABUPATEN PASURUAN
YUNI ISWANTI
Pendidikan Program Studi Manajemen Pendidikan Pasca Sarjana Universitas Gresik
Jln. Arif Rahman Hakim 2B, Gresik
Jawa Timur, Indonesia
Similar to JURNAL KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH, KINERJA GURU DAN MUTU SEKOLAH (20)
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Ā
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
JURNAL KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH, KINERJA GURU DAN MUTU SEKOLAH
1. KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH,
KINERJA GURU DAN MUTU SEKOLAH
Nur Lasni Romlah Latri Dasaningsih, Novita Alifvia, Setyo Nugroho
Nur1900031002@webmail.uad.ac.id
Novita1900031009@webmail.uad.ac.id
Setyo1800031258@webmail.uad.ac.id
Abstrak
Masalahnya, masih banyak sekolah yang berkualitas rendah. Hal ini terjadi
karena masih adanya kepala sekolah yang hanya menjadi alat kepala dinas, serta
rendahnya kinerja guru yang tercermin dari kompetensi dan output yang
dimilikinya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dan menilai
hubungan transformatif antara kepala sekolah dan kinerja guru ditinjau dari
kualitas sekolah. Sebagai instrumen pengumpulan data, penelitian ini menggunakan
pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif yang dilengkapi dengan studi
dokumentasi dan angket. Temuan menunjukkan bahwa ketiga variabel dalam
penelitian ini baik. Uji korelasi menunjukkan adanya hubungan yang positif dan
signifikan antara ketiga variabel penelitian. Sedangkan nilai regresi kepemimpinan
transformasional kepala sekolah dan kinerja guru terhadap kualitas sekolah
menunjukkan bahwa jika variabel kepemimpinan transformasional kepala sekolah
dan kinerja guru satu unit diubah, maka kualitas sekolah akan meningkat. Temuan
penelitian ini menunjukkan bahwa kepemimpinan transformasional kepala sekolah
dapat memiliki dampak yang signifikan, karena kepala sekolah lebih terlibat dalam
memberikan arahan kepada warganya dan secara agresif mencari informasi
terbaru. Guru di sekolah juga harus mau meningkatkan kinerjanya untuk
meningkatkan kinerja guru, oleh karena itu guru dan staf TU harus lebih
beradaptasi dengan sistem sekolah agar dapat terus maju.
Kata kunci: kepemimpinan transformasional kepala sekolah, kinerja guru, dan mutu
sekolah.
Pendahuluan
Sekolah memiliki kekuatan dan kebebasan untuk meningkatkan
kualitas pendidikan yang mereka berikan. Salah satu hal yang harus menjadi
fokus sekolah dalam rangka meningkatkan kualitas sekolahnya atau kualitas
2. hasil belajar siswa adalah perluasan layanan pendidikan. Pelayanan adalah
tujuan mendasar sekolah karena siswa belajar di sekolah dan berpartisipasi
dalam berbagai pengalaman belajar. Pelayanan pendidikan yang baik di
sekolah akan berdampak pada proses pendidikan dan hasil belajar siswa.
Banyak faktor yang mempengaruhi kualitas sekolah dalam skenario Hoy dan
Miskel, antara lain budaya organisasi, kepemimpinan kepala sekolah, suasana
organisasi, sarana dan prasarana, kinerja guru, dan pendanaan. Untuk
mewujudkan sekolah yang berkualitas, model kepemimpinan sekolah
tentunya berfungsi sebagai agen perubahan yang memberikan keteladanan di
mata pengikut dan memiliki visi dan tujuan jangka panjang untuk memajukan
dan mencapai hasil sekolah yang diinginkan. Kepala sekolah sebagai
manajemen di sekolah memiliki peran dan kewajiban yang signifikan dalam
menentukan pilihan. Berbagai penelitian telah berusaha untuk menunjukkan
bahwa dalam lingkungan perubahan tempat yang cepat, salah satu faktor yang
berkontribusi terhadap penurunan kinerja sekolah dan kualitas lulusan adalah
kepemimpinan administrator yang kurang berhasil. Prinsipnya, sebagai
pemimpin sekolah, berada pada posisi strategis untuk meningkatkan kualitas
lulusan yang mampu menunjukkan semangat juang dan karakter kompetitif
dalam persaingan global.
Peningkatan kualitas sekolah tidak lepas dari aspek kinerja guru, bukan
hanya kepemimpinan kepala sekolah. Baik buruknya kinerja sekolah
ditentukan oleh kinerja gurunya. Karena guru merupakan aktor utama yang
berhubungan langsung dengan siswa sebagai objek pembelajaran, maka guru
merupakan bagian penting dari proses pembelajaran. Pengajar tidak hanya
mengarahkan siswa pada kedewasaan, tetapi juga melatih berbagai bakat anak
sehingga anak memiliki bahan untuk digunakan sebagai bekal dalam
kehidupannya di masa depan.
Suranto menilai kualitas pendidikan di Cianjur masih kurang. Baik dari
3. segi mekanisme penyediaan maupun gaya pengembangan yang tidak
direncanakan dengan baik. Berdasarkan informasi yang penulis peroleh dari
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Cianjur mengenai prestasi
akademik yang diperoleh siswa, diketahui masih terdapat siswa yang
menemukan nilai UN berdasarkan standar yang telah ditetapkan oleh Dinas
Pendidikan Kabupaten Cianjur. pada tahun ajaran 2014/2015, yaitu 7,50.
Kabupaten Cianjur menempati urutan ke-26 dari 27 kabupaten/kota di
Provinsi Jawa Barat pada tahun ajaran 2011/2012, sehingga ini merupakan
cita-cita yang cukup tinggi. Oleh karena itu, Dinas Pendidikan Kabupaten
Cianjur menilai perlu menetapkan target UN 7,50 untuk jenjang sekolah
bawah. Cara lain untuk menilai keberhasilan kualitas sekolah adalah dengan
melihat akreditasinya. Penetapan kebijakan akreditasi sekolah di Indonesia
bermula dari kenyataan bahwa setiap penduduk negara berhak memperoleh
pendidikan yang bermutu.
Setiap satuan pembelajaran/program harus memenuhi atau melampaui
standar yang diujikan melalui kegiatan akreditasi atas kelayakan setiap satuan
pembelajaran/program guna memberikan pembelajaran yang berkualitas.
Akreditasi Sekolah Dasar Negeri di Kabupaten Cianjur dapat dilihat pada
tabel di bawah ini. Sementara itu, penelitian pendahuluan berdasarkan hasil
wawancara langsung dengan pengawas dan guru menunjukkan bahwa
kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan mutu sekolah adalah
kepala sekolah yang kurang memiliki nilai. - nilai kepemimpinan yang harus
diterapkan dalam menjalankan kepemimpinannya, kurangnya upaya
peningkatan profesionalisme kepemimpinan kepala sekolah.
Metode Penelitian
Strategi yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan
pendekatan kuantitatif. Penelitian ini menggunakan strategi pengumpulan
4. data tidak langsung, dimana peneliti berkomunikasi dengan subjek penelitian
melalui alat perantara atau kuesioner. Dalam penelitian ini, skala digunakan
sebagai instrumen (1 sampai 5). Populasi penelitian ini adalah SD Negeri
berperingkat A di Kabupaten Cianjur Kabupaten Cianjur yang memiliki 157
sekolah yang tersebar di 32 kecamatan dan akan menggunakan 39 sekolah
sebagai sampel penelitian. Teknik area (cluster) kemudian digunakan untuk
menentukan sampel yang akan digunakan. Kepemimpinan transformatif
kepala sekolah (X1), kinerja guru (X2), dan kualitas sekolah merupakan
variabel dalam penelitian ini (Y).
Uji hipotesis penelitian digunakan untuk mengetahui apakah hipotesis
diterima atau ditolak. Analisis korelasi parsial dan regresi sederhana
digunakan pada hipotesis 1 dan 2, sedangkan analisis korelasi simultan
(gabungan) dan regresi ganda digunakan pada hipotesis 3 dan 4. Teknik WMS
(Weighted Means Scored) digunakan untuk menganalisis data mutu sekolah,
kepala sekolah kepemimpinan transformasional, dan kinerja guru. Skor rata-
rata kecenderungan jawaban responden akan ditampilkan sebagai
konsekuensi dari pengolahan data. Jumlah responden dalam penelitian ini
adalah 327 orang yang mayoritas adalah kepala sekolah dan guru Kabupaten
Cianjur.
Pembahasan
Mutu sekolah pada SD negeri terakreditasi A di kabupaten Cianjur
secara universal menunjukkan kondisi sangat baik yaitu pada tipe sangat
besar dengan nilai rata-rata 4,41 berdasarkan analisis informasi yang
dicobakan dengan jumlah responden sebanyak 327 orang. terdiri dari kepala
sekolah dan guru. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa sekolah yang
berkualitas harus mengikuti saran Wayne K Hoy dan Miskel yang
menyatakan bahwa āsekolah yang berkualitas harus didahului oleh
kemanjuran semua kegiatan yang dilakukan dalam sistem yang teratur dan
5. terpaduā. Organisasi sekolah dilihat melalui lensa teori sistem sebagai
kumpulan komponen yang saling berhubungan.
Proses kerja organisasi, yang linear atau siklis menyelidiki pola atau
hasil input-proses-output/input-proses-output, saling terkait dengan
keterkaitan antara komponen-komponen ini. Seperti yang dikemukakan oleh
Wayne K Hoy dan Miskel (2013), tujuan pengukuran kualitas sekolah sebagai
sistem sosial adalah untuk mengidentifikasi kualitas sekolah, dengan
demikian semua komponen dan proses di sekolah harus berpartisipasi.
Setiap metrik kualitas sekolah di SD Negeri terakreditasi A di
Kabupaten Cianjur, menurut responden, mempengaruhi ukuran lainnya.
Input, proses, dan output semuanya termasuk dalam metrik ini. Dalam hal ini,
tampak bahwa ukuran input, yang mencakup komponen area yang
mempengaruhi efektivitas organisasi, mempengaruhi ukuran proses, seperti
halnya ukuran proses, yang meliputi kuantitas, kualitas, dan konsistensi dari
proses, serta struktur internal yang mengubah input menjadi hasil atau output.
Proses jalinan diukur dengan ukuran hasil atau output. Output ini
kemudian berfungsi sebagai umpan balik ke dua metrik sebelumnya, yaitu
input dan proses, untuk melihat apakah mereka memenuhi harapan tujuan.
Ukuran keluaran memenuhi harapan pemenuhan tujuan pembelajaran, sesuai
dengan hasil analisis informasi yang telah dievaluasi. Meskipun berdasarkan
data statistik, nilai rata-ratanya sangat rendah, terbukti dengan rata-rata
ukuran proses sebesar 4,34. Hal ini menunjukkan bahwa kualitas pengajaran,
tutorial, penilaian, dan pengelolaan kegiatan pendidikan masih kurang. Nilai
rata-rata variabel kepemimpinan transformasional kepala sekolah sebesar
4,42 yang termasuk dalam tipe sangat besar. Contoh ini menunjukkan bahwa
kepala sekolah sudah memiliki ciri-ciri pemimpin transformatif.
Hal ini dapat ditunjukkan dalam kemampuan kepala sekolah untuk
6. mentransformasikan talenta menjadi pekerja nyata. Prinsip tersebut telah
mampu mentransformasikan kemampuan lembaganya menjadi kekuatan
untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar siswa. Hal ini didukung
oleh penelitian Salpudin yang menunjukkan bahwa kepemimpinan
transformatif kepala sekolah memiliki pengaruh sebesar 40,9 persen terhadap
kualitas pembelajaran. Skala kepribadian, rangsangan intelektual, perhatian
kepada orang lain, dan motivasi inspirasional merupakan indikator dari
kepemimpinan Transformatif Kepala Sekolah.
Rata-rata keempat ukuran tersebut bertipe sangat besar. Inspirasi
memiliki nilai rata-rata tertinggi sebesar 4,44 pada skala motivasi. Hal ini
menunjukkan bahwa administrator telah berhasil memfokuskan guru pada
pencapaian tujuan menurut pendapat guru. Kemampuan kepala sekolah untuk
menjadi pemimpin yang efektif tidak hanya dipengaruhi oleh tingkat motivasi
dirinya, tetapi juga oleh kemampuannya, yang meliputi keterampilan
intelektual dan keahlian dalam mengendalikan/mengelola organisasi sekolah
(keahlian beasiswa), dalam bentuk manajemen internal (internal) atau
manajemen eksternal (eksternal).
Menurut Robbins (1998), kepemimpinan adalah kemampuan untuk
membujuk suatu kelompok untuk mencapai bersama. Ketika seorang siswa
mendaftar di lembaga pembelajaran (sekolah), ia mengharapkan untuk diajar
oleh seorang guru. Proses pendidikan ini sebagian besar dilakukan oleh
seorang guru dengan latar belakang pendidikan dan sertifikasi yang
diperlukan untuk mengajar. proses belajar mengajar guru sangat penting, dan
mereka harus mampu berpikir kreatif. Pigozzi menyatakan kembali poin ini,
dengan menyatakan bahwa "belajar adalah perhatian utama dari pendidikan
yang berkualitasā.
Fokus utama dalam kualitas pembelajaran yang tercermin dalam
kualitas sekolah adalah pada pendidikan, dimana guru memiliki peran vital
7. dalam memenuhi tujuan pembelajaran, seperti yang terlihat pada uraian ini.
Berdasarkan evaluasi sebelumnya, kepemimpinan kepala sekolah sebagai
pemimpin sekolah memiliki posisi penting dalam upaya peningkatan mutu
pendidikan, yang akan menghasilkan lulusan yang memiliki jiwa juang dan
karakter kompetitif dalam persaingan global. Kepala sekolah bertanggung
jawab atas sekolah dan dapat menjadi pemimpin yang kharismatik.
Keberhasilan kepala sekolah dalam melaksanakan tugasnya tidak terlepas
dari pengalamannya sebagai pemimpin sekolah dalam menjalankan fungsi
dan kedudukan kepala sekolah. Kepemimpinan transformasional adalah salah
satu metode paling modern untuk kepemimpinan, berdasarkan banyak ide dan
bukti empiris. Kepemimpinan ini bertujuan untuk menyederhanakan
kesulitan teoretis saat ini agar lebih dapat dibedakan dan dipahami.
Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan data tersebut adalah mutu
sekolah di SD Negeri terakreditasi A di kabupaten Cianjur secara keseluruhan
cukup tinggi. Ketika sampai pada temuan penelitian, ini menunjukkan bahwa
sekolah berkualitas mengikuti pernyataan Wayne K Hoy dan Miskel bahwa
"sekolah berkualitas harus didahului oleh kemanjuran semua program yang
mereka operasikan ke dalam sistem yang teratur dan terhubung."
Kepemimpinan transformasional kepala sekolah di SD Negeri terakreditasi A
di kabupaten Cianjur secara keseluruhan sangat luar biasa.
Hal ini menunjukkan bahwa indikator-indikator tersebut telah
diterapkan dalam kepemimpinan transformatif kepala sekolah. Di SD negeri
terakreditasi A di kabupaten Cianjur, besarnya kepemimpinan
transformasional kepala sekolah terhadap kualitas sekolah ditemukan sebesar
0,700 (korelasi tinggi), dengan pengaruh sebesar 49 persen.Hipotesis
penelitian bahwa ākepemimpinan transformasional kepala sekolah
8. berpengaruh cukup besar terhadap kualitas sekolahā dapat diterima
berdasarkan hasil penelitian.
Daftar Pustaka
Kuswaeri, I. (2016). Kepemimpinan Transformasional Kepala
Sekolah. Tarbawi: Jurnal Keilmuan Manajemen Pendidikan, 2(02),
256472.
Maris, I. S., Komariah, A., & Bakar, A. (2016). Kepemimpinan
transformasional kepala sekolah, kinerja guru dan mutu
sekolah. Jurnal Administrasi Pendidikan, 23(2).
Maris, I. S., Komariah, A., & Bakar, A. (2016). Kepemimpinan
transformasional kepala sekolah, kinerja guru dan mutu
sekolah. Jurnal Administrasi Pendidikan, 23(2).
Monoyasa, M. W., Sularso, R. A., & Prihatini, D. (2017). Pengaruhgaya
Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah Terhadap Kinerja
Guru Sekolah Dasardengan Motivasidan Inovasi Guru Sebagai
Variabel Intervening Dieks Kota Administratif Jember. Relasi: Jurnal
Ekonomi, 13(2), 315-335.
Riski, H., Rusdinal, R., & Gistituti, N. (2021). Kepemimpinan Kepala
Sekolah di Sekolah Menengah Pertama. Edukatif: Jurnal Ilmu
Pendidikan, 3(6), 3531-3537.