SlideShare a Scribd company logo
1 of 10
Download to read offline
MANAJEMEN KURIKULUM BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER UNTUK
MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN
(STUDI KASUS DI GUSLAH I KEC. BEJI KAB. PASURUAN)
LINDA MARIANA
Program Studi Manajemen Pendidikan,
Program Pascasarjana (S2), Universitas Gresik
ABSTRAK
Kurikulum merupakan suatu program pendidikan yang disediakan untuk membelajarkan
siswa. Manajemen kurikulum sebagai suatu sistem pengelolaan kurikulum yang sistematik
dalam rangka mewujudkan ketercapaian tujuan pendidikan. Adapun tujuan penelitian ini
adalah Mengetahui Konsep Manajemen Kurikulum Berbasis Pendidikan Karakter.
Mengetahui Manajemen Kurikulum Berbasis Pendidikan Karakter di Guslah I Kec. Beji Kab.
Pasuruan. Mengetahui Manajemen Kurikulum Berbasis Pendidikan Karakter Untuk
Meningkatkan Mutu Pendidikan di Guslah I Kec. Beji Kab. Pasuruan. Metode penelitian ini
menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif yang dimaksudkan untuk
menggambarkan dan menafsirkan keadaan yang ada sekarang, berkenaan dengan kondisi atau
hubungan yang ada, yang menyangkut praktek-praktek yang sedang berlangsung. Dalam
penelitian deskriptif kualitatif juga dimaksudkan untuk mengungkapkan sudut pandang atau
sikap yang dimiliki, proses-proses yang berlangsung, pengaruh-pengaruh yang dirasakan atau
kecenderungan-kecenderungan yang sedang berkembang yang dilaksanakan dengan tujuan
untuk mengetahui kondisi empiris. Hasil penelitian ini adalah 1) Konsep Manajemen
Kurikulum Berbasis Pendidikan Karakter adalah Kurikulum sekolah yang mengandung nilai-
nilai sebagai basis nilai (value basic) atau nilai inti (core value), membudaya (civilized) dan
mempribadi (personalized). 2) Dalam manajemen kurikulum di Sekolah SDN Guslah I Kec.
Beji pendidikan karakter masuk dalam nilai-nilai dasar perangkat pembelajaran. Pendidikan
karakter perlu ditanamkan pada anak usia Sekolah Dasar karena untuk membentuk pribadi
siswa agar memiliki nilai-nilai luhur bangsa dan dapat menjadi warga negara yang baik. 3)
Program prioritas sekolah dalam melaksanakan manajemen sekolah adalah perubahan
kurikulum dan pengajaran, tenaga kependidikan, siswa, sarana dan prasarana pendidikan, dan
manajemen hubungan sekolah - masyarakat dan pelayanan khusus lembaga pendidikan.
Kata kunci. Manajemen, kurikulum, pendidikan karakter dan mutu pendidikan
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembelajaran tematik merupakan
strategi Kurikulum memuat isi dan materi
pelajaran. Kurikulum merupakan sejumlah mata
ajaran yang harus ditempuh dan dipelajari oleh
siswa untuk memperoleh sejumlah
pengetahuan. Mata ajaran (subject matter)
dipandang sebagai pengalaman orang tua atau
orang-orang pandai masa lampau, yang telah
disusun secara sistematis dan logis. Mata ajaran
tersebut mengisi materi pelajaran yang
disampaikan kepada siswa, sehingga
memperoleh sejumlah ilmu pengetahuan yang
berguna baginya.
Kurikulum sebagai rencana
pembelajaran. Kurikulum merupakan suatu
program pendidikan yang disediakan untuk
membelajarkan siswa. Dengan program itu para
siswa melakukan berbagai kegiatan belajar,
sehingga terjadiperubahan dan perkembangan
tingkah laku siswa, sesuai dengan tujuan
pendidikan dan pembelajaran. Dengan kata lain,
sekolah menyediakan lingkungan bagi siswa
yang memberikan kesempatan belajar .
manajemen yang berkisar pada perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, penyusunan
staf dan monitoring akan membuat program
pendidikan berjalan dengan sukses.
Manajemen kurikulum sebagai suatu
sistem pengelolaan kurikulum yang kooperatif,
komprehensif, sistemik, dan sistematik dalam
rangka mewujudkan ketercapaian tujuan
kurikulum, Perencanaan kurikulum harus
memperhatikan karakteristik kurikulum yang
baik, baik dari segi isi, pengorganisasian
maupun peluang untuk menciptakan
pembelajaran yang baik akan mudah
diwujudkan oleh pelaksana kurikulum dalam
hal ini guru. Di dalam perencanaan terdapat isi
dari kurikulum, proses, evaluasi dan juga
kelulusan. Perlu adanya kesempatan untuk
membina siswa kearah perubahan tingkah laku
yang diinginkan dan menilai sampai mana
perubahan-perubahan yang telah terjadi pada
diri siswa. Tujuan perencanaan kurikulum
dikembangkan dalam bentuk kerangka teori dan
penelitian terhadap kekuatan sosial,
pengembangan msyarakat, kebutuhan dan gaya
belajar siswa, Dalam penyusunan kurikulum
harus memperhatikan tingkat pendidikan dan
jenis pendidikan yang terdapat pada
kurikulum.Tingkat pendidikan dibedakan
menjadi pendidikan dasar, pendidikan
menengah dan pendidikan tinggi. Setiap jenis
dan jenjang pendidikan tersebut mempunyai
tujuan berbeda satu sama lain akan tetapi harus
mencerminkan adanya kesinambungan dari
ketiganya.
Pengorganisasian kurikulum merupakan
upaya untuk mengelola dan mensinkronkan
semua program kurikulum sehingga dapat
diimplementasikan dalam kegiatan belajar
mengajar dengan optimal. Sedangkan
organisasi kurikulum merupakan struktur
program yang berupa kerangka umum program-
program pengajaran yang akan disampaikan
kepada peserta didik. Beberapa faktor yang
harus dipertimbangkan didalam organisasi
kurikulum berkaitan dengan ruang lingkup
(scope), kontinuitas, keseimbangan,
keterpaduan, alokasi waktu. Secara keseluruhan
pengorganisasian terhadap kurikulum
berhubungan dengan isi kurikulum yang akan
disampaikan kepada peserta didik.
Seluruh komponen pendidikan saling
mendukung dan bekerja sama maka mutu
pendidikan akan lebih baik. Kepala sekolah
merupakan pimpinan di sekolah dan merupakan
orang yang berhubungan secara langsung
dengan teknis pelalksanaan program pendidikan
disekolah. Kepala sekolah juga sebagai penentu
kebijakan di sekolah dan kepela sekolah
seharunya bisa memainkan perannya dengan
terarah dengan sebijak mungkin serta
mengarahkan kepada pencapaian tujuan agar
lebih memaksimalkan lagi kegiatan-kegiatan
dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan.
Berdasarkan hasil paparan di atas maka
penelitian ini mengambil judul “Manajemen
Kurikulum Berbasis Pendidikan Karakter Untuk
Meningkatkan Mutu Pendidikan (Studi Kasus
Di Guslah I Kec. Beji Kab. Pasuruan).
1.1 Fokus Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah
diatas, fokus penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Bagaimana Konsep Manajemen
Kurikulum Berbasis Pendidikan Karakter?
2. Bagaimana Manajemen Kurikulum
Berbasis Pendidikan Karakter di Guslah I
Kec. Beji Kab. Pasuruan?
3. Bagaimana Manajemen Kurikulum
Berbasis Pendidikan Karakter Untuk
Meningkatkan Mutu Pendidikan di Guslah
I Kec. Beji Kab. Pasuruan?
1.2 Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah diatas
dan fokus penelitian tersebut maka tujuan
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui Konsep Manajemen
Kurikulum Berbasis Pendidikan Karakter.
2. Mengetahui Manajemen Kurikulum
Berbasis Pendidikan Karakter di Guslah I
Kec. Beji Kab. Pasuruan.
3. Mengetahui Manajemen Kurikulum
Berbasis Pendidikan Karakter Untuk
Meningkatkan Mutu Pendidikan di Guslah
I Kec. Beji Kab. Pasuruan.
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu sebagai referensi
ilmiyah dalam suatu penelitian lanjutan. Dalam
melakukan penelitian tidak dapat lepas dari
hasil penelitian-penelitian terdahulu mempuyai
topik penelitian yang variatif, diantaranya
beberapa penelitian terdahulu ang relevan
dengan peeliian ini adalah tentang manajemen
kurikulum berbasis pendidikan karakter untuk
meningkatkan mutu pendidikan Dari beberapa
penelitian yang sudah dilakukan, terdapat topik
karaya penelitian berikut ini, diantaranya adalah
penelitian tentang membangun karakter peserta
didik melalui proses pendidikan di SMA Negeri
10 Maros. Yang dilakukan oleh Anwar pada
tahun 2019. Dari penelitian ini bertujuan
merumuskan cara membangun karakter peserta
didik di SMA Negeri 10 Maros.
Penelitian ini menggunakan metode
kualitatif deskriptif. Data diperoleh dari
informan yang bersentuhan langsung dengan
objek penelitian. Pengumpulan data dilakukan
melalui wawancara mendalam. Data diolah
dimulai dengan reduksi data, penyajian data
hingga penarikan kesimpulan. Hasil penelitian
adalah untuk membangun karakter peserta didik
diperlukan kerja sama antara kepala sekolah,
pendidik, dan komite sekolah dengan
mewujudkan visi dan misi sekolah. Dilakukan
pula pembinaan secara berjenjang dan
pembiasaan berbuat posistif, beretika,
pemberian nasihat, serta pemberian sanksi
kepada peserta didik yang menyalahi aturan tata
tertib sekolah. Kata kunci: Karakter, Peserta
didik, SMA Negeri 10 Maros. Dari penelitian
terdahulu dan penelitian yang dilakukan oleh
peneliti terdapat perbedaan, perbedaannya
adalah lokasi penelitian, metode yang
digunakan, dan variabel penelitian. Persamaan
dalam penelitian ini adalah pilihan topik
penelitian yaitu karakter peserta didik.
.
2.1 2.2 Manajemen Kurikulum Berbasis
Karakter
2.1.1 Pengertian Konsep Manajemen
Banyak pakar manajemen yang
mengemukakan pendapat mereka tentang
pengertian manajemen. Untuk mengetahui
pengertian manajemen maka berikut ini
diketengahkan beberapa pendapat untuk
membantu dalam memahami konsep dasar
manajemen. Menurut Daft dan Marcic
(2009:8) management is the attainment of
organizational goals in an effective and
efficient manner through planning,
organizing, leading, and controlling
organizational resources. Definisi ini
menjelaskan bahwa manajemen merupakan
pencapaian sasaran organisasi secara efektif
dan efisien melalui kegiatan perencanaan,
pengorganisasian, kepemimpinan dan
pengawasan sumberdaya organisasi.
Sebagai seorang manajer baru, perlu
mengingat bahwa manajemen bermuara
kepada upaya memperoleh tindakan melalui
orang lain. Itu artinya, seorang manajer tidak
dapat melakukan proses manajemen
keseluruhan dengan diri sendiri. Sebagai
seorang manajer, pekerjaannya adalah
menciptakan lingkungan dan kondisi yang
menangani atau mendayagunakan orang lain
mencapai sasaran. Secara umum aktivitas
manajemen ada dalam organisasi yang
diarahkan untuk mencapai tujuan organisasi
secara efektif dan efisien.
Terry (1973:4) menjelaskan:
“Management is performance of conceiving
and achieving desired results by means of
group efforts consisting of utilizing human
talent and resources”. Pendapat ini
dipahami bahwa manajemen adalah
kemampuan mengarahkan dan mencapai
hasil yang diinginkan dengan tujuan dari
usaha-usaha manusia dan sumber daya
lainnya. Sejatinya, wujud dari setiap
organisasi adalah hasil daya cipta manusia
sesuai dinamika kebudayaan.
Kehadiran berbagai organisasi dalam
kehidupan masyarakat kontemporer
merupakan salah satu fenomena kehidupan
untuk membantu dan mempermudah
pemenuhan kebutuhan hidup manusia secara
individu dan masyarakat. Kebutuhan hidup
tersebut mencakup kebutuhan sandang,
Praktik manajemen hampir sama tuanya
dengan perkembangan peradaban manusia.
Namun studi bidang pengetahuan
manajemen secara sistematik boleh
dikatakan masih belum lama diterapkan
dalam organisasi. Pengetahuan manajemen
telah dipraktikkan dalam bisnis, rumah sakit,
sekolah-sekolah, universitas, pemerintahan,
industri, perbankan dan aktivitas organisasi
lainnya. Dalam konteks ini disadari bahwa
untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi
yang menggunakan sumber daya manusia
dan sumber daya material hanya akan dapat
dimanfaatkan secara efektif dan efisien
dengan memfungsikan pengetahuan, proses
dan aktivitas manajemen. Sebagai suatu
pemikiran ilmiah keberadaan manajemen
mengalami sejarah perkembangan tersendiri
sampai masa sekarang ini.
Hersey dan Blanchard (1988:4)
mengemukakan manajemen adalah proses
bekerja sama antara individu dan kelompok
serta sumber daya lainnya dalam mencapai
tujuan organisasi adalah sebagai aktivitas
manajemen. Dengan kata lain, aktivitas
manajerial hanya ditemukan dalam wadah
sebuah organisasi, baik organisasi bisnis,
pemerintahan, sekolah, industri, rumah sakit
dan lain-lain. Proses di sini menghadirkan
berbagai fungsi dan aktivitas yang
dilaksanakan oleh manajer dan anggota atau
bawahannya dalam suatu organisasi.
Dapat ditarik kesimpulan bahwa
manajemen merupakan proses memperoleh
suatu tindakan dari orang lain untuk
mencapai tujuan yang diinginkan. Aktivitas
manajerial itu dilakukan oleh para manajer
organisasi dapat mendorong sumber daya
personil (pegawai atau anggota) bekerja
memanfaatkan sumber daya lainnya
sehingga tujuan organisasi yang disepakati
bersama dapat tercapai. Sejalan dengan
pendapat di atas Mondy & Premeaux
(1995:6) mengemukakan “Management is
the process of get-ting thing done through
the efforts of other people”. Dengan
demikian pada hakikatnya proses
manajemen dilakukan para manajer di dalam
suatu organisasi, dengan cara-cara atau
aktivitas tertentu mereka mempengaruhi
para personil atau anggota organisasi,
pegawai, karyawan atau buruh agar mereka
bekerja sesuai prosedur, pembagian kerja,
dan tanggung jawab yang diawasi untuk
mencapai tujuan bersama.
Dalam perspektif lebih luas, manajemen
adalah suatu proses pengaturan dan
pemanfaatan sumber daya yang dimiliki
organisasi melalui kerjasama para anggota
untuk mencapai tujuan organisasi secara
efektif dan efisien. Berarti manajemen
merupakan perilaku anggota dalam suatu
organisasi untuk mencapai tujuannya.
Dengan kata lain, organisasi adalah wadah
bagi operasionalisasi manajemen. Sejumlah
unsur pokok yang membentuk kegiatan
manajemen, yaitu: Unsur manusia (men),
barang-barang (materials), mesin
(machines), metode (methods), uang
(money) dan pasar atau (market) (Terry,
1973). Keenam unsur ini memiliki fungsi
masing-masing dan saling berinteraksi atau
mempengaruhi dalam mencapai tujuan
organisasi terutama proses pencapaian
tujuan secara efektif dan efisien.
Efisien ialah hubungan antara input
(masukan) dengan output (keluaran). Jika
hasil yang dicapai lebih banyak daripada
input (masukan/modal) yang dikeluarkan
maka hal itu dimaksudkan sebagai efisien.
Manakala seorang manajer memanfaatkan
sumber daya masukan seperti, uang, orang,
dan peralatan dapat dihemat/diminimalisir
untuk mencapai suatu tujuan merupakan
hakikat efisiensi.
2.1 Peningkatan Mutu Pendidikan
2.2.1 Konsep Mutu Pendidikan
Dalam pendidikan hal yang sangat
penting dan yang akan terus berkembang
dengan seiringnya berjalannya waktu dan
juga zaman yang diIndonesia agak sedikit
sulit kita mengimbangi dimana
perkembangan itu suatu mutu yang
pendidikannya masih tergolong rendah.
Bagaimana bisa mengikuti suatu
perkembangan jika yang sesuatu yang belum
berkembang saja menjadikan mutu
pendidikan kita yang masih rendah, berbagai
upaya yang dilakukan oleh pemerintah yang
ada diIndonesia untuk dapat menyelesaikan
permasalahan itu.
Adapun penerapan yang peningkatan
suatu mutu pendidikan di Indonesia yang
telah banyak dilakukan akan tetapi masih
belum dapat atau belum secara langsung
diberikan suatu efek yang perbaikan dalam
mutu tersebut. Sebagai beberapa upaya telah
dilakukan oleh pemerintah untuk
meningkatkan mutu pendidikan yang ada di
Indonesia salah satunya ialah suatu upya
dengan merubah dan memperbaiki
kurikulum atau beberapa proyek yang sangat
meningkat.
Dapat dilihat bahwa pemerintah telah
banyak menghabiskan suatu anggaran
dimana dalam dana yang membiayi suatu
proyek itu dengan upaya meningkatkan
suatu mutu pendidikan, akan tetapi tetap saja
tidak ada hasil yang menggembirakan dari
berbagai program tersebut dimana telah
dilaksanakan untuk peningkatan suatu mutu
pendidikan yang ada diIndonesia. Jika kita
melihat secara sederhana bahwa pendidikan
itu terdapat beberapa elemen, dimana elemn
pertama ialah suatu kurikulum pengarajan
yang seharusnya diajarkan kepada murid
dan harusnya diberikan suatu prioritas yang
seharusnya diterima diIndonesia. Kedua
ialah suatu tenaga dimana pendidikan
seorang guru hanya sekedar memberikan
sesuatu yang mencontohkan yang baik, tidak
sedikit seorang guru menjadi tennaga
pengajar dalam pendidikan. Ketiga dalam
pendidikan ialah diaman peserta didik
diberikan suatu motivasi dikarenakan
mereka harus belajar dan juga memotivasi
diperlukan untuk meningkatkan suatu minat
dalam belajar siswa.
Dapat disimpulkan bahwa
pendidikan memberikan suatu kemudahan
kepada suatu pengajar dan juga pendidikan
dalam memperbaiki suatu prasarana yang
dimana kita menghargai seorang guru yang
sangat sabar dalam menghadapi keluh kesal
seorang peserta didik itu sendiri.
Pendidikan merupakan faktor
utama dalam pembentukan pribadi manusia.
Pendidikan sangat berperan dalam
membentuk baik atau buruknya pribadi
manusia menurut ukuran normatif.
Menyadari akan hal tersebut, pemerintah
sangat serius menangani bidang pendidikan,
sebab dengan sistem pendidikan yang baik
diharapkan muncul generasi penerus bangsa
yang berkualitas dan mampu menyesuaikan
diri untuk hidup bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara.
Reformasi pendidikan merupakan
respon terhadap perkembangan tuntutan
global sebagai suatu upaya untuk
mengadaptasikan sistem pendidikan yang
mampu mengembangkan sumber daya
manusia untuk memenuhi tuntutan zaman
yang sedang berkembang. Melalui reformasi
pendidikan, pendidikan harus berwawasan
masa depan yang memberikan jaminan bagi
perwujudan hak-hak azasi manusia untuk
mengembangkan seluruh potensi dan
prestasinya secara optimal guna
kesejahteraan hidup di masa depan.
Seiring perkembangan zaman yang
sangat cepat dan modern membuat dunia
pendidikan semakin penuh dengan
dinamika. Di Indonesia sendiri dinamika itu
tampak dari tidak henti-hentinya sejumlah
masalah yang melingkupi dunia pendidikan.
Merosotnya mutu pendidikan di
Indonesia secara umum dan mutu
pendidikan tinggi secara sfesifik dilihat dari
persfektif makro dapat disebabkan oleh
buruknya sistem pendidikan nasional dan
rendahnya sumber daya manusia (Hadis dan
Nurhayati, 2010:2). Pendidikan pada
dasarnya merupakan suatu usaha
pengembangan sumber daya manusia
(SDM), walaupun usaha pengembangan
SDM tidak hanya dilakukan melalui
pendidikan khususnya pendidikan formal
(sekolah). Tetapi sampai detik ini,
pendidikan masih dipandang sebagai sarana
dan wahana utama untuk pengembangan
SDM yang dilakukan dengan sistematis,
programatis, dan berjenjang.
Kemajuan pendidikan dapat dilihat
dari kemampuan dan kemauan dari
masyarakat untuk menangkap proses
informatisasi dan kemajuan teknologi.
Karena Proses informatisasi yang cepat
karena kemajuan teknologi semakin
membuat horizon kehidupan didunia
semakin meluas dan sekaligus semakin
mengerut. Hal ini berarti berbagai masalah
kehidupan manusia menjadi masalah global
atau setidak-tidaknya tidak dapat dilepaskan
dari pengaruh kejadian dibelahan bumi yang
lain, baik masalah politik, ekonomi ,
maupun sosial. 3 strategi meningkatkan
mutu pendidikan di Indonesia secara umum.
Ke-3 strategi tersebut antara lain:
1) Mengembangkan Kurikulum
Kurikulum adalah
instrumen pendidikan yang sangat
penting dan strategis dalam menata
pengalaman peserta didik, dalam
meletakkan landasan-landasan
pengetahuan, nilai, keterampilan,dan
keahlian, dan dalam membentuk
atribut kapasitas yang diperlukan
untuk menghadapi perubahan-
perubahan sosial yang terjadi. Saat
ini, memang telah dilakukan upaya-
upaya untuk semakin meningkatkan
relevansi kurikulum dengan
melakukan revisi dan uji coba
kurikulum berbasis kompetensi
(KBK). Kurikulum uji coba tersebut
didasarkan pada pendekatan yaitu:
(1) Pengasaan aspek kognitif dalam
bentuk kemampuan, (2) penguasaan
aspek afektif yang lebih
komprehensif, dan (3) penguasaan
aspek keterampilan dalam bentuk
kapasitas profesional. Kompetensi
itu hendaknya dapat membentuk
suatu kapasitas yang utuh dan
komprehensif sehingga tidak
diredusir menjadi keterampilan siap
pakai. Kompetensi yang dapat
dilakukan melalui tiga elemen dasar
yaitu basic, knowledge, skill
(intellectual skill, participation skill),
and disposition. Melalui proses
pembelajaran yang efektif, dari tiga
elemen dasar ini dapat dibentuk
kompetensi dan komitmen untuk
setiap keputusan yang diambil.
Kapasitas ini harus menjadi muatan
utama kurikulum dan menjadi
landasan bagi pengembangan proses
pembelajaran dalam rangka
pembentukan kompetensi.
2) Memperkuat Kapasitas Manajemen
Sekolah
Sekolah sebagai sebuah lembaga
terdepan dalam menjalankan
pengembangan mutu pendidikan
harus dapat memberikan kapasitas
yang tepat dalam menciptakan
lulusan yang baik, untuk itu
dibutuhkan model manajemen yang
tepat agar sekolah dapat menjalankan
fungsinya dengan baik.
Dewasa ini telah banyak
digunakan model-model dan prinsip-
prinsip manajemen modern terutama
dalam dunia bisnis untuk kemudian
diadopsi dalam dunia pendidikan.
Salah satu model yang diadopsi
dalam dunia pendidikan. Salah satu
model yang diadopsi adalah . Sekolah
sebagai sebuah lembaga terdepan
dalam menjalankan pengembangan
mutu pendidikan harus dapat
memberikan kapasitas yang tepat
dalam menciptakan lulusan yang
baik, untuk itu dibutuhkan model
manajemen yang tepat agar sekolah
dapat menjalankan fungsinya dengan
baik.
Dewasa ini telah banyak
digunakan model-model dan prinsip-
prinsip manajemen modern terutama
dalam dunia bisnis untuk kemudian
diadopsi dalam dunia pendidikan.
Salah satu model yang diadopsi
dalam dunia pendidikan. Salah satu
model yang diadopsi adalah School
Based Management. Dalam rangka
desentralisasi di bidang pendidikan,
model ini mulai dikembangkan untuk
diterapkan. Diproposisikan bahwa
manajemen berbasis sekolah (MBS):
(1) akan memperkuat rujukan
referensi nilai yang dianggap
strategis dalam arti memperkuat
relevansi, (2) memperkuat partisipasi
masyarakat dalam keseluruhan
Kegiatan pendidikan, (3)
memperkuat preferensi nilai pada
kemandirian dan kreativitas baik
individu maupun kelembagaan, dan
(4) memperkuat dan mempertinggi
kebermaknaan fungsi kelembagaan
sekolah. School Based Management.
Dalam rangka desentralisasi di
bidang pendidikan, model ini mulai
dikembangkan untuk diterapkan.
Diproposisikan bahwa manajemen
berbasis sekolah (MBS): (1) akan
memperkuat rujukan referensi nilai
yang dianggap strategis dalam arti
memperkuat relevansi, (2)
memperkuat partisipasi masyarakat
dalam keseluruhan Kegiatan
pendidikan, (3) memperkuat
preferensi nilai pada kemandirian dan
kreativitas baik individu maupun
kelembagaan, dan (4) memperkuat
dan mempertinggi kebermaknaan
fungsi kelembagaan sekolah.
3) Memperkuat Sumber Daya Tenaga
Kependidikan
Sebagai pelaksana, tenaga
kependidikan merupakan faktor yang
langsung berdekatan dengan objek
dari hasil pendidikan, maka perlu ada
pengembangan yang baik dan
dilakukan secara bekesinambungan.
Dalam jangka panjang, agenda utama
upaya memperkuat sumber daya
tenaga kependidikan ialah dengan
memperkuat sistem pendidikan dan
tenaga kependidikan yang memiliki
keahlian. Keahlian baru itu adalah
modal manusia (human investmen),
dan memerlukan perubahan dalam
sistem pembelajarannya.) Di abad ke-
21 perolehan keahlian itu
memerlukan perubahan dalam sistem
pembelajaran karena alasan: (1)
keahlian yang diperlukan untuk
mencapai keberhasilan akan semakin
tinggi dan berubah sangat cepat, (2)
Keahlian yang diperlukan sangat
tergantung pada teknlogi dan inovasi
baru, maka banyak dari keahlian itu
harus dikembangkan dan dilatih
melalui pelatihan dalam pekerjaan,
dan (3) kebutuhan akan keahlian itu
didasarkan pada keahlian individu.
Beberapa strategi yang dipaparkan di
atas, sesungguhnya mutu pendidikan
merupakan peran kita semua,
kesadaran dalam peningkatan mutu
pendidikan perlu dibangun secara
sadar dan berkesinambungan. Salam
sejahtera, tetap semangat membangun
pendidikan yang berkualitas.
METODE PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif
kualitatif yang dimaksudkan untuk
menggambarkan dan menafsirkan keadaan yang
ada sekarang, berkenaan dengan kondisi atau
hubungan yang ada, yang menyangkut praktek-
praktek yang sedang berlangsung. Dalam
penelitian deskriptif kualitatif juga dimaksudkan
untuk mengungkapkan sudut pandang atau sikap
yang dimiliki, proses-proses yang berlangsung,
pengaruh-pengaruh yang dirasakan atau
kecenderungan-kecenderungan yang sedang
berkembang yang dilaksanakan dengan tujuan
untuk mengetahui kondisi empiris. Penelitian ini
difokuskan pada Manajemen Kurikulum Berbasis
Pendidikan Karakter Untuk Meningkatkan Mutu
Pendidikan (Studi Kasus Di Guslah I Kec. Beji
Kab. Pasuruan).
Penelitian kualitatif merupakan bentuk
riset yang bersifat deskriptif dan cenderung
menggunakan analisis dengan pendekatan
induktif. Proses dan makna (perspektif subyek)
lebih ditonjolkan dalam penelitian kualitatif.
Metodologi kualitatif merupakan prosedur
penelitian yang menghasilkan data deskriptif
berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-
orang dan perilaku yang diamati. Jadi pendekatan
ini diarahkan pada latar dan individu secara
holystic (menyeluruh), tidak boleh
mengisolasikan individu atau organisasi ke dalam
variabel atau hipotesis melainkan perlu
memandangnya sebagai bagian dari suatu
kesatuan (Moloeng, l997, p. 3).
3.2 Kerangka Pemikiran
Kerangka berfukir merupakan model
konseptual tentang bagaiman teori
berhubungan dengan berbagai faktor yang
telah diidentifikasi sebagai masalah penting
(Sugiyono, 2009) Kerangka pemikiran adalah
alur pikir peneliti sebagai dasar-dasar
pemikiran untuk memperkuat sub fokus yang
menjadi latar belakang dari penelitian ini.
Didalam penelitian kualitatif, dibutuhkan
sebuah landasan yang mendasari penelitian
agar penelitian lebih terarah. Oleh karena itu
dibutuhkan kerangka pemikiran untuk
mengembangkan konteks dan konsep
penelitian lebih lanjut sehingga dapat
memperjelas konteks penelitian, metedologi,
serta penggunaan teori dalam penelitian.
Maksud dari kerangka berpikir sendiri adalah
supaya terbentuknya suatu alur penelitian yang
jelas dan dapat diterima secara akal (Sugiyono,
2017: 92).
ANALISIS HASIL PENELITIAN
4.1 Profil Sekolah
Guslah I Kec. Beji Kab. Pasuruan
berlokasi di Kecamatan Beji Kabupaten
Pasururan. SDN Guslah I Kec. Beji terbentang
dengan luas di Kecamatan Beji. Letak wilayah
yang cukup strategis karena dilewati oleh jalan
lintas kabupaten yang menghubungkan
beberapa kota di Jawa Timur. Selain
menghubungkan antar kota, Jalan tersebut
juga menjadi jalan utama yang
menghubungkan antar kabupaten, Sehingga
dengan adanya jalan tersebut bisa menjadi
salah satu potensi untuk mengembangkan
desa, terutama perekonomian masyarakat.
4.2 Konsep Manajemen Kurikulum Berbasis
Pendidikan Karakter
Pembangunan karakter bangsa, tidak hanya
mengenalkan nilai-nilai sebagai basis nilai
(value basic) atau nilai inti (core value) bagi
karakter untuk berperilaku, tetapi hendaknya
meyakini bahwa nilai-nilai tersebut, dan
mampu serta berkomitmen menjadinya
membudaya (civilized) dan mempribadi
(personalized). Dalam hal demikian, maka
posisi Pendidikan Umum/Nilai-nilai menjadi
penting, karena tidak hanya bergulat dengan
penanaman dan pembudayaan nilai-nilai yang
menjadi basis dan inti karakter dalam
berperilaku, tetapi Pendidikan Umum/Nilai
fokus utamanya pada pribadi manusia,
khususnya pribadi peserta didik, yakni pada
upaya pengembangan individu dalam skala
yang luas.
Pendidikan karakter dapat
diintegrasikan dalam pembelajaran pada setiap
mata pelajaran. Materi pembelajaran yang
berkaitan dengan norma atau nilai-nilai pada
setiap mata pelajaran perlu dikembangkan,
dieksplisitkan, dikaitkan dengan konteks
kehidupan sehari-hari. Karena itu,
pembelajaran nilai-nilai karakter seharusnya
tidak hanya diberikan pada aras kognitif saja,
tetapi menyentuh pada internalisasi dan
pengamalan nyata dalam kehidupan peserta
didik sehari-hari di sekolah dan di masyarakat.
Pendidikan karakter menjadi sesuatu yang
penting untuk membentuk generasi yang
berkualitas.
Pada prinsipnya, pengembangan
kurikulum berbasis karakter bangsa tidak
dimasukkan sebagai pokok bahasan tetapi
terintegrasi ke dalam mata pelajaran,
pengembangan diri, dan budaya sekolah. Oleh
karena itu, guru dan sekolah perlu
mengintegrasikan nilai-nilai yang
dikembangkan dalam pendidikan budaya dan
karakter bangsa ke dalam Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP), Silabus dan
Rencana Program Pembelajaran (RPP) yang
sudah ada.
Prinsip pembelajaran yang digunakan
dalam pengembangan Kurikulum karakter
bangsa mengusahakan agar peserta didik
mengenal dan menerima nilai-nilai budaya dan
karakter bangsa sebagai milik mereka dan
bertanggung jawab atas keputusan yang
diambilnya melalui tahapan mengenal pilihan,
menilai pilihan, menentukan pendirian, dan
selanjutnya menjadikan suatu nilai sesuai
dengan keyakinan diri. Dengan prinsip ini,
peserta didik belajar melalui proses berpikir,
bersikap, dan berbuat. Ketiga proses ini
dimaksudkan untuk mengembangkan
kemampuan siswa dalam melakukan kegiatan
sosial dan mendorong siswa untuk melihat diri
sendiri sebagai makhluk sosial. Sebagaimana
hasil wawancara dengan Guru SDN Guslah I:
“Pendidikan karakter (character
education) sangat erat
hubungannya dengan pendidikan
moral dimana tujuannya adalah
untuk membentuk dan melatih
kemampuan individu secara terus-
menerus guna penyempurnaan diri
kearah hidup yang lebih baik di
Sekolah.” (I.P.01 A).
Materi pelajaran biasa digunakan sebagai
bahan atau media untuk mengembangkan nilai-
nilai budaya dan karakter bangsa. Oleh karena
itu, guru tidak perlu mengubah pokok bahasan
yang sudah ada, tetapi menggunakan materi
pokok bahasan itu untuk mengembangkan
nilai-nilai budaya dan karakter bangsa. Juga,
guru tidak harus mengembangkan proses
belajar khusus untuk mengembangkan nilai.
Suatu hal yang selalu harus diingat bahwa satu
aktivitas belajar dapat digunakan untuk
mengembangkan kemampuan dalam ranah
kognitif, afektif, dan psiomotorik. Konsekuensi
dari prinsip ini, nilai-nilai budaya dan karakter
bangsa tidak ditanyakan dalam ulangan
ataupun ujian. Walaupun demikian, peserta
didik perlu mengetahui pengertian dari suatu
nilai yang sedang mereka tumbuhkan pada diri
mereka. Oleh karenanya kebutuhan pendidikan
karakter snagat diprioritasakan. Pendidikan
karakter diintegrasikan dalam pembelajaran
pada setiap mata pelajaran. Materi
pembelajaran yang berkaitan dengan norma
atau nilai-nilai pada setiap mata pelajaran perlu
implementasi dengan konteks kehidupan
sehari-hari. Sebagaimana Wawancara penulis
dengan salah satu Kepala Sekolah SDN Guslah
I Kec.Beji
“Pendidikan karakter merupakan salah
satu alat untuk membimbing
seseorang menjadi orang baik,
sehingga mampu memfilter
pengaruh yang tidak baik. Sehingga
adanya proses internalisasi
gagasan, nilai, dan seperangkat
pengetahuan dari satu generasi ke
generasi berikutnya”. (P.I.8.A)”
Kebijakan pemerintah melalui Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan mengenai
pendidikan karakter dalam Kurikulum 2013
perlu disambut gembira dan didukung semua
pihak. Pendidikan karakter bukan hanya
penting, tetapi mutlak dilakukan oleh setiap
bangsa jika ingin menjadi bangsa yang
beradab. Banyak fakta membuktikan bahwa
bangsa-bangsa yang maju bukan disebabkan
bangsa tersebut memiliki sumber daya alam
yang berlimpah, melainkan bangsa yang
memiliki karakter unggul seperti kejujuran,
kerja keras, tanggung jawab dan lainnya.
4.1 Manajemen Kurikulum Berbasis
Pendidikan Karakter Untuk Meningkatkan
Mutu Pendidikan di Guslah I Kec. Beji Kab.
Pasuruan
Reformasi dalam dunia pendidikan
merupakan respon terhadap perkembangan
tuntutan global sebagai suatu upaya untuk
mengadaptasikan sistem pendidikan yang
mampu mengembangkan sumber daya
manusia untuk memenuhi tuntutan zaman
yang sedang berkembang. Melalui reformasi
pendidikan, pendidikan harus berwawasan
masa depan yang memberikan jaminan bagi
perwujudan hak-hak azasi manusia untuk
mengembangkan seluruh potensi dan
prestasinya secara optimal guna kesejahteraan
hidup di masa depan. Pendidikan pada
dasarnya merupakan suatu usaha
pengembangan sumber daya manusia (SDM),
walaupun usaha pengembangan SDM tidak
hanya dilakukan melalui pendidikan
khususnya pendidikan formal (sekolah).
Tetapi sampai detik ini, pendidikan masih
dipandang sebagai sarana dan wahana utama
untuk pengembangan SDM yang dilakukan
dengan sistematis, programatis, dan
berjenjang.
Paradigma pendidikan saat ini disadari
atau tidak telah mengalami suatu pergeseran
yaitu menuntut guru dilapangan harus
mempunyai syarat dan kompetensi untuk
dapat melakukan suatu perubahan dalam
melaksanakan proses pembelajaran dikelas.
Di Guslah I Kec. Beji, Guru dituntut lebih
kreatif, inovatif, tidak merasa sebagai teacher
center, menempatkan siswa tidak hanya
sebagai objek belajar tetapi juga sebagai
subjek belajar dan pada akhirnya bermuara
pada proses pembelajaran yang
menyenangkan, bergembira, dan demokratis
yang menghargai setiap pendapat sehingga
pada akhirnya substansi pembelajaran benar-
benar dihayati.
Implementasi pendekatan
konstruktivisme dalam pembelajaran
diwujudkan dalam bentuk pembelajaran yang
berpusat pada siswa (Student Center) . Guru
dituntut untuk menciptakan suasana belajar
sedemikian rupa , sehingga siswa bekerja
sama secara gotong royong (cooperative
learning). Untuk menciptakan situasi yang
diharapkan pada pernyataan diatas seorang
guru harus mempunyai syarat-syarat apa yang
diperlukan dalam mengajar dan membangun
pembelajaran siswa agar efektif dikelas, saling
bekerjasama dalam belajar sehingga tercipta
suasana yang menyenangkan dan saling
menghargai (demokratis), diantaranya :
(1).Guru harus lebih banyak menggunakan
metode pada waktu mengajar, variasi metode
mengakibatkan penyajian bahan lebih
menarik perhatian siswa, mudah diterima
siswa, sehingga kelas menjadi hidup, metode
pelajaran yang selalu sama( monoton ) akan
membosankan siswa. (2).Menumbuhkan
motivasi, hal ini sangat berperan pada
kemajuan , perkembangan siswa,.(3).
Selanjutnya melalui proses belajar, bila
motivasi guru tepat dan mengenai sasaran
akan meningkatkan kegiatan belajar, dengan
tujuan yang jelas maka siswa akan belajar
lebih tekum, giat dan lebih bersemangat. Saat
ini banyak guru yang telah melaksanakan
teori konstruktivisme dalam pembelajaran di
kelas, kenyataan dilapangan kita sudah
banyak menjumpai guru yang dalam mengajar
tidak hanya melaksanakan kewajiban.
Sebagaimana yang dikemukaaknoleh
salah satu Guru Guslah I Beji, bahwa:
“Guru sudah menggunkan strategi,
metode dalam mengajar, agar
pembelajaran dapat berlangsung dengan
efektif. Disisi lain bahwa pelaksanaan
kegiatan belajar mengajar dimana
pengajar masih memegang peran yang
sangat dominan, pengajar tidak hanya
banyak ceramah (telling
method), namun juga membantu
pengembangan aktivitas murid”
Dari berbagai kemajuan dan beberapa
permasalahan yang ada di lapangan, sekolah
dalam hal ini kepala sekolah, guru dan
stakeloders mempunyai tanggung jawab
terhadap peningkatan mutu pembelajaran di
sekolah terutama guru sebagai ujung tombak
terdepan dalam peningkatan mutu pendidikan
dalam hal ini peembelajaran di kelas karena
bersentuhan langsung dengan siswa dalam
proses pembelajaran.
Guru mempunyai tugas dan tanggung
jawab yang sangat berat terhadap kemajuan
dan peningkatan kompetensi siswa , dimana
hasilnya akan terlihat dari jumlah siswa yang
mencapai ketuntasan pada indicator
pencapaian, tuntas pada kompetensi dasar
serta tuntas pada sutandar kompetensi yang
telah di tetapkan dalam strandar ini
(permendiknas no.22/2006), dan pada
akhirnya akan terlihat pada lulus dan tidak
lulus siswa pada nilia akhir Ujian Nasional
.dengan demikian tangung jawab peningkatan
mutu pendidikan di sekolah , selalu
dibebankan kepada guru.
Teknologi pembelajaran sudah
sangat berkembang dan maju, guru masih
dipandang sebagai diterminan faktor dalam
menentukan keberhasilan pembelajaran siswa.
Peran guru sebagai fasilitator, inspirator,
motivator, dan mitra siswa dalam belajar
masih belum atau tidak akan pernah bisa
tergantikan dengan teknologi. Selain itu, guru
juga diklaim berperan mengendalikan
efektivitas implementasi kebijakan
peningkatan mutu, inovasi, dan demokratisasi.
Banyak temuan menunjukkan adanya
hubungan kuat antara apa yang dilakukan guru
dan tingkat keberhasilan siswa dalam belajar.
Memaksimalkan peran guru dengan
memperkuat kemampuan profesional,
pedagogis, dan teknologi terkait dengan
pembelajaran, seharusnya menjadi prioritas
kebijakan dan program nasional pendidikan.
Sayangnya, keberhasilan pengelolaan mutu
pendidikan masih dilihat sebatas hasil/skor
agregat siswa pada ujian berskala nasional
sehingga perkembangan dan kemajuan
individual siswa dalam belajar dan efektivitas
guru dalam mengajar belum mendapatkan
perhatian maksimal. Keterbatasan
pemahaman makna kualitas pendidikan dapat
mereduksi makna pendidikan dan proses
pendidikan.
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
4.1 Konsep Manajemen Kurikulum Berbasis
Pendidikan Karakter
1) Konsep Manajemen Kurikulum
Berbasis Pendidikan Karakter adalah
Kurikulum sekolah yang mengandung
nilai-nilai sebagai basis nilai (value
basic) atau nilai inti (core value),
membudaya (civilized) dan mempribadi
(personalized).
2) Pendidikan karakter diintegrasikan
dalam pembelajaran pada setiap mata
pelajaran. yang berkaitan dengan norma
atau nilai-nilai pada setiap mata
pelajaran perlu dikembangkan,
dieksplisitkan, dikaitkan dengan
konteks kehidupan sehari-hari.
3) Pembelajaran nilai-nilai karakter
diberikan pada aras kognitif, afektif dan
psiomotorik yaitu menyentuh pada
internalisasi dan pengamalan nyata
dalam kehidupan peserta didik sehari-
hari di sekolah dan di masyarakat untuk
membentuk generasi yang berkualitas.
4.2 Manajemen Kurikulum Berbasis Pendidikan
Karakter di Guslah I Kec. Beji Kab.
Pasuruan
1) Dalam manajemen kurikulum di Sekolah
SDN Guslah I Kec. Beji pendidikan
karakter masuk dalam nilai-nilai dasar
perangkat pembelajaran. Pendidikan
karakter perlu ditanamkan pada anak
usia Sekolah Dasar karena untuk
membentuk pribadi siswa agar memiliki
nilai-nilai luhur bangsa dan dapat
menjadi warga negara yang baik.
2) Pendidikan karakter memiliki misi penting
dalam menciptakan siswa berbudi
pekerti yang luhur. Guru dapat
mengembangkan materi berbasis
kearifan lokal dengan berbagai kegiatan
pembelajaran yang menarik yang
diharapkan dapat mengembangkan
karakter siswa seperti karakter kerja
sama, toleransi, dan sikap peduli.
3). Dalam penyusunan kurikulum di SDN
Guslah I Kec. Beji ini berlandaskan nilai-
nilai yang ada dalam pendidikan
karakter, moralitas dan perilaku, karena
hal ini merupakan aspek penting dalam
mengembangkan ranah afektif,
khususnya bagi anak usia Sekolah Dasar.
4.3 Manajemen Kurikulum Berbasis
Pendidikan Karakter Untuk Meningkatkan
Mutu Pendidikan di Guslah I Kec. Beji Kab.
Pasuruan
1) Program prioritas sekolah dalam
melaksanakan manajemen sekolah
adalah perubahan kurikulum dan
pengajaran, tenaga kependidikan,
siswa, sarana dan prasarana
pendidikan, dan manajemen hubungan
sekolah - masyarakat dan pelayanan
khusus lembaga pendidikan.
2) Manajemen Kurikulum Berbasis
pendidikan karakter untuk
meningkatkan mutu pendidikan di
Guslah I Kec. Beji Kab. Pasuruan.
menentukan pelaksanaan dan hasil
pendidikan, melalui usaha
mempersiapkan peserta didik untuk
terjun kelingkungan masyarakat dan
memberikan bekal pengetahuan,
keterampilan serta nilai-nilai untuk
hidup, demi peningkatan mutu
pendidikan.
3) Penyusunan kurikulum membutuhkan
landasan-landasan yang kuat, yang
didasarkan pada hasil-hasil pemikiran
dan penelitian yang mendalam,
penyususnan tersebut untuk
mewujudkan tujuan pendidikan
nasional dengan memperhatikan tahap
perkembangan peserta didik dan
kesesuaiannya dengan lingkungan
serta kebutuhan pembangunan
Nasional.
6.1 Saran
1. Dalam penyusunan kurikulum harus
memperhatikan tingkat pendidikan dan
jenis pendidikan yang terdapat pada
kurikulum. Tingkat pendidikan dibedakan
menjadi pendidikan dasar, pendidikan
menengah dan pendidikan tinggi. Setiap
jenis dan jenjang pendidikan tersebut
mempunyai tujuan berbeda satu sama lain
akan tetapi harus mencerminkan adanya
kesinambungan dari ketiganya.
2. Suatu lembaga pendidikan memerlukan hal
lain didalam ruang lingkup kurikulum,
yaitu pengembangan terhadap kurikulum
tersebut. hal ini meman diperlukan
pengembangan guna mengikuti
perkembangan dunia pendidikan yang ikut
berlari mengikuti perkembangan IPTEK.
Manajemen kurikulum sangat diperlukan
untuk merespon perkembangan IPTEK,
perubahan sosial diluar sistem pendidikan,
pemenuhan kebutuhan siswa, kemajuan-
kemajuan dalam pendidikan, dan
perubahan sistem pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian,
Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta: PT Rineka Cipta.
Alen Marlis, (2010). Manfaat Pendidikan Karakter
bagi Guru Untuk. Membangun
Peradaban Bangsa. Dikutip dari
http://alenmarlis.com
Abdul Hadis dan Nurhayati, (2010), Manajemen
Mutu Pendidikan. Bandung:
Alfabetha.
Abin Syamsudin Makmun, (1999). Pemberdayaan
Sistem Perencanaan dan
Manajemen Berbasis Sekolah
Menuju Kearah Peningkatan
Kualitas Kerja Pendidikan Yang
Diharapkan. Pidato Pengukuhan
Jabatan Guru Besar. Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan UPI.
Bandung.
Anas, Sudijono. (1996). Pengantar Evaluasi
Pendidikan. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada
Azwar, S. (2008). Sikap manusia: Teori dan
pengukurannya (ed.4).
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Daft, Richard L. and Marcic, Dorothy. (2013).
Understanding Management. 8th
Edition. South-Western Cengage
Learning.
Depdiknas. (2006). Permendiknas no 22 tahun
2006 tentang Standar Isi. Jakarta:
Depdiknas.
Dun Steinhoff, John F. Burgess. (1993). Small
Business Management
Fundamentals 6: New York.
Megraw Hill.Inc
Hersey, Paul dan Kenneth. H. Blanchard,
Manajemen Perilaku Organisasi
: Pendayungan Sumber Daya
Manusia, Terjemahan Agus
Dharma,. Erlangga
Hamid Hasan, S. (2008). Evaluasi Kurikulum.
Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya
Hisrich, Peters. (1998). Entrepreneurship, fourth
edition. New York, USA: Mc
Graw Hill inc
Kuchapski dalam Arismunandar. (2005).
Manajemen Pendidikan Peluang
dan Tantangan. Cet. I. Makassar:
Badan Penerbit Universitas
Negeri Makassar
Mondy R, Wayne & Shane R. Premeaux, (1995),
Management, Seventh Edition.
New Jersey: Prentice Hll.Inc.
Mastuhu, Dinamika sistem pendidikan pesantren,
suatu kajian tentang unsur dan
nilai sistem pendidikan
pesantren, Jakarta: INIS, 1994.
Moleong, Steven. (1999).Metodologi Penelitian
Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya
Moleong, j, Lexy. (2006). Metodologi Penelitian
Kualitatif. Bandung: PT. Remaja.
Rosdakarya
Moleong, (1994), Metode Penelitian Kualitatif,
Bandung: PT Remaja.
Rosdakarya
Nasution, (1996), Manajemen Transportasi, Ghalia
Indonesia, Jakarta.
Sugiyono.(2006).Metode Penelitian Kuantitatif,
Kualitatif dan R &.
D.Bandung:Alfabeta.
Schwartz SI, Shires GT, Spencer FC, Daly JM,
Fischer JE, Galloway AC. (1999)
Principles of Surgery. United
States of America : McGraw-Hill
companies.
Tilaar. (2006). Standarisasi Pendidikan Nasional:
Suatu Tinjauan Kritis. Jakarta:
PT. Rineka Cipta
Terry, George. R. (1973). The Principles of
Management. Illionis.

More Related Content

Similar to KURMANKAR

22520544_Khisan Dian Pratama_PPT BAB 7.pptx
22520544_Khisan Dian Pratama_PPT BAB 7.pptx22520544_Khisan Dian Pratama_PPT BAB 7.pptx
22520544_Khisan Dian Pratama_PPT BAB 7.pptxpratamakhisan
 
Jurnal Tesis Yuni Iswanti.pdf
Jurnal Tesis Yuni Iswanti.pdfJurnal Tesis Yuni Iswanti.pdf
Jurnal Tesis Yuni Iswanti.pdfYuni Iswanti
 
Jurnal Tesis Yuni Iswanti.pdf
Jurnal Tesis Yuni Iswanti.pdfJurnal Tesis Yuni Iswanti.pdf
Jurnal Tesis Yuni Iswanti.pdfYuni Iswanti
 
Tugas Kurikulum
Tugas KurikulumTugas Kurikulum
Tugas Kurikulum200802
 
Tugas Kurikulum
Tugas  KurikulumTugas  Kurikulum
Tugas Kurikulum200802
 
Tugas Kurikulum
Tugas KurikulumTugas Kurikulum
Tugas Kurikulum200802
 
1353-Article Text-3340-1-10-20230131.pdf
1353-Article Text-3340-1-10-20230131.pdf1353-Article Text-3340-1-10-20230131.pdf
1353-Article Text-3340-1-10-20230131.pdfSitiMaesaroh69255
 
PPT Mnajaemen Kurikulum_Irfan_O100210001.pdf
PPT Mnajaemen Kurikulum_Irfan_O100210001.pdfPPT Mnajaemen Kurikulum_Irfan_O100210001.pdf
PPT Mnajaemen Kurikulum_Irfan_O100210001.pdfIrfan Pathurahman
 
Kepemimpinan dalam manajemen berbasis sekolah
Kepemimpinan dalam manajemen berbasis sekolahKepemimpinan dalam manajemen berbasis sekolah
Kepemimpinan dalam manajemen berbasis sekolahRachma Wati
 
JURNAL TESIS MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH MENCIPTAKAN SEKOLAH YANG EFEKTIF
JURNAL TESIS MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH MENCIPTAKAN SEKOLAH YANG EFEKTIFJURNAL TESIS MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH MENCIPTAKAN SEKOLAH YANG EFEKTIF
JURNAL TESIS MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH MENCIPTAKAN SEKOLAH YANG EFEKTIFImamTurmudzyAsysyaba2
 
Tugas kurpel
Tugas kurpelTugas kurpel
Tugas kurpelpurwa83
 
2194-Article Text-7663-1-10-20230803 (1).pdf
2194-Article Text-7663-1-10-20230803 (1).pdf2194-Article Text-7663-1-10-20230803 (1).pdf
2194-Article Text-7663-1-10-20230803 (1).pdfAfifSusanto1
 
KEPIMPINAN INSTRUKSIONAL 3.pdf
KEPIMPINAN INSTRUKSIONAL 3.pdfKEPIMPINAN INSTRUKSIONAL 3.pdf
KEPIMPINAN INSTRUKSIONAL 3.pdfWongYanYan2
 
PPT Manajemen Peserta Didik.pptx
PPT Manajemen Peserta Didik.pptxPPT Manajemen Peserta Didik.pptx
PPT Manajemen Peserta Didik.pptxermietjunaedhy
 
Evaluasi KTSP
Evaluasi KTSPEvaluasi KTSP
Evaluasi KTSPAnan Nur
 
Pengertian pengembangan kurikulum
Pengertian pengembangan kurikulumPengertian pengembangan kurikulum
Pengertian pengembangan kurikulumslamet haryanto
 

Similar to KURMANKAR (20)

22520544_Khisan Dian Pratama_PPT BAB 7.pptx
22520544_Khisan Dian Pratama_PPT BAB 7.pptx22520544_Khisan Dian Pratama_PPT BAB 7.pptx
22520544_Khisan Dian Pratama_PPT BAB 7.pptx
 
Jurnal Tesis Yuni Iswanti.pdf
Jurnal Tesis Yuni Iswanti.pdfJurnal Tesis Yuni Iswanti.pdf
Jurnal Tesis Yuni Iswanti.pdf
 
Jurnal Tesis Yuni Iswanti.pdf
Jurnal Tesis Yuni Iswanti.pdfJurnal Tesis Yuni Iswanti.pdf
Jurnal Tesis Yuni Iswanti.pdf
 
38 332-1-pb (1)
38 332-1-pb (1)38 332-1-pb (1)
38 332-1-pb (1)
 
Tugas Kurikulum
Tugas KurikulumTugas Kurikulum
Tugas Kurikulum
 
Tugas Kurikulum
Tugas  KurikulumTugas  Kurikulum
Tugas Kurikulum
 
Tugas Kurikulum
Tugas KurikulumTugas Kurikulum
Tugas Kurikulum
 
Manajemen Kesiswaan
Manajemen KesiswaanManajemen Kesiswaan
Manajemen Kesiswaan
 
1353-Article Text-3340-1-10-20230131.pdf
1353-Article Text-3340-1-10-20230131.pdf1353-Article Text-3340-1-10-20230131.pdf
1353-Article Text-3340-1-10-20230131.pdf
 
PPT Mnajaemen Kurikulum_Irfan_O100210001.pdf
PPT Mnajaemen Kurikulum_Irfan_O100210001.pdfPPT Mnajaemen Kurikulum_Irfan_O100210001.pdf
PPT Mnajaemen Kurikulum_Irfan_O100210001.pdf
 
Bidang garapan kurikulum
Bidang garapan kurikulumBidang garapan kurikulum
Bidang garapan kurikulum
 
Kepemimpinan dalam manajemen berbasis sekolah
Kepemimpinan dalam manajemen berbasis sekolahKepemimpinan dalam manajemen berbasis sekolah
Kepemimpinan dalam manajemen berbasis sekolah
 
JURNAL TESIS MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH MENCIPTAKAN SEKOLAH YANG EFEKTIF
JURNAL TESIS MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH MENCIPTAKAN SEKOLAH YANG EFEKTIFJURNAL TESIS MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH MENCIPTAKAN SEKOLAH YANG EFEKTIF
JURNAL TESIS MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH MENCIPTAKAN SEKOLAH YANG EFEKTIF
 
Tugas kurpel
Tugas kurpelTugas kurpel
Tugas kurpel
 
2194-Article Text-7663-1-10-20230803 (1).pdf
2194-Article Text-7663-1-10-20230803 (1).pdf2194-Article Text-7663-1-10-20230803 (1).pdf
2194-Article Text-7663-1-10-20230803 (1).pdf
 
KEPIMPINAN INSTRUKSIONAL 3.pdf
KEPIMPINAN INSTRUKSIONAL 3.pdfKEPIMPINAN INSTRUKSIONAL 3.pdf
KEPIMPINAN INSTRUKSIONAL 3.pdf
 
PPT Manajemen Peserta Didik.pptx
PPT Manajemen Peserta Didik.pptxPPT Manajemen Peserta Didik.pptx
PPT Manajemen Peserta Didik.pptx
 
Evaluasi KTSP
Evaluasi KTSPEvaluasi KTSP
Evaluasi KTSP
 
1 sm
1 sm1 sm
1 sm
 
Pengertian pengembangan kurikulum
Pengertian pengembangan kurikulumPengertian pengembangan kurikulum
Pengertian pengembangan kurikulum
 

Recently uploaded

Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxNurindahSetyawati1
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidupfamela161
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdfanitanurhidayah51
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSdheaprs
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...Kanaidi ken
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxdeskaputriani1
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASbilqisizzati
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptxSirlyPutri1
 

Recently uploaded (20)

Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
 

KURMANKAR

  • 1. MANAJEMEN KURIKULUM BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER UNTUK MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN (STUDI KASUS DI GUSLAH I KEC. BEJI KAB. PASURUAN) LINDA MARIANA Program Studi Manajemen Pendidikan, Program Pascasarjana (S2), Universitas Gresik ABSTRAK Kurikulum merupakan suatu program pendidikan yang disediakan untuk membelajarkan siswa. Manajemen kurikulum sebagai suatu sistem pengelolaan kurikulum yang sistematik dalam rangka mewujudkan ketercapaian tujuan pendidikan. Adapun tujuan penelitian ini adalah Mengetahui Konsep Manajemen Kurikulum Berbasis Pendidikan Karakter. Mengetahui Manajemen Kurikulum Berbasis Pendidikan Karakter di Guslah I Kec. Beji Kab. Pasuruan. Mengetahui Manajemen Kurikulum Berbasis Pendidikan Karakter Untuk Meningkatkan Mutu Pendidikan di Guslah I Kec. Beji Kab. Pasuruan. Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif yang dimaksudkan untuk menggambarkan dan menafsirkan keadaan yang ada sekarang, berkenaan dengan kondisi atau hubungan yang ada, yang menyangkut praktek-praktek yang sedang berlangsung. Dalam penelitian deskriptif kualitatif juga dimaksudkan untuk mengungkapkan sudut pandang atau sikap yang dimiliki, proses-proses yang berlangsung, pengaruh-pengaruh yang dirasakan atau kecenderungan-kecenderungan yang sedang berkembang yang dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui kondisi empiris. Hasil penelitian ini adalah 1) Konsep Manajemen Kurikulum Berbasis Pendidikan Karakter adalah Kurikulum sekolah yang mengandung nilai- nilai sebagai basis nilai (value basic) atau nilai inti (core value), membudaya (civilized) dan mempribadi (personalized). 2) Dalam manajemen kurikulum di Sekolah SDN Guslah I Kec. Beji pendidikan karakter masuk dalam nilai-nilai dasar perangkat pembelajaran. Pendidikan karakter perlu ditanamkan pada anak usia Sekolah Dasar karena untuk membentuk pribadi siswa agar memiliki nilai-nilai luhur bangsa dan dapat menjadi warga negara yang baik. 3) Program prioritas sekolah dalam melaksanakan manajemen sekolah adalah perubahan kurikulum dan pengajaran, tenaga kependidikan, siswa, sarana dan prasarana pendidikan, dan manajemen hubungan sekolah - masyarakat dan pelayanan khusus lembaga pendidikan. Kata kunci. Manajemen, kurikulum, pendidikan karakter dan mutu pendidikan 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran tematik merupakan strategi Kurikulum memuat isi dan materi pelajaran. Kurikulum merupakan sejumlah mata ajaran yang harus ditempuh dan dipelajari oleh siswa untuk memperoleh sejumlah pengetahuan. Mata ajaran (subject matter) dipandang sebagai pengalaman orang tua atau orang-orang pandai masa lampau, yang telah disusun secara sistematis dan logis. Mata ajaran tersebut mengisi materi pelajaran yang disampaikan kepada siswa, sehingga memperoleh sejumlah ilmu pengetahuan yang berguna baginya. Kurikulum sebagai rencana pembelajaran. Kurikulum merupakan suatu program pendidikan yang disediakan untuk membelajarkan siswa. Dengan program itu para siswa melakukan berbagai kegiatan belajar, sehingga terjadiperubahan dan perkembangan tingkah laku siswa, sesuai dengan tujuan pendidikan dan pembelajaran. Dengan kata lain, sekolah menyediakan lingkungan bagi siswa yang memberikan kesempatan belajar . manajemen yang berkisar pada perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, penyusunan staf dan monitoring akan membuat program pendidikan berjalan dengan sukses. Manajemen kurikulum sebagai suatu sistem pengelolaan kurikulum yang kooperatif, komprehensif, sistemik, dan sistematik dalam rangka mewujudkan ketercapaian tujuan kurikulum, Perencanaan kurikulum harus memperhatikan karakteristik kurikulum yang
  • 2. baik, baik dari segi isi, pengorganisasian maupun peluang untuk menciptakan pembelajaran yang baik akan mudah diwujudkan oleh pelaksana kurikulum dalam hal ini guru. Di dalam perencanaan terdapat isi dari kurikulum, proses, evaluasi dan juga kelulusan. Perlu adanya kesempatan untuk membina siswa kearah perubahan tingkah laku yang diinginkan dan menilai sampai mana perubahan-perubahan yang telah terjadi pada diri siswa. Tujuan perencanaan kurikulum dikembangkan dalam bentuk kerangka teori dan penelitian terhadap kekuatan sosial, pengembangan msyarakat, kebutuhan dan gaya belajar siswa, Dalam penyusunan kurikulum harus memperhatikan tingkat pendidikan dan jenis pendidikan yang terdapat pada kurikulum.Tingkat pendidikan dibedakan menjadi pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Setiap jenis dan jenjang pendidikan tersebut mempunyai tujuan berbeda satu sama lain akan tetapi harus mencerminkan adanya kesinambungan dari ketiganya. Pengorganisasian kurikulum merupakan upaya untuk mengelola dan mensinkronkan semua program kurikulum sehingga dapat diimplementasikan dalam kegiatan belajar mengajar dengan optimal. Sedangkan organisasi kurikulum merupakan struktur program yang berupa kerangka umum program- program pengajaran yang akan disampaikan kepada peserta didik. Beberapa faktor yang harus dipertimbangkan didalam organisasi kurikulum berkaitan dengan ruang lingkup (scope), kontinuitas, keseimbangan, keterpaduan, alokasi waktu. Secara keseluruhan pengorganisasian terhadap kurikulum berhubungan dengan isi kurikulum yang akan disampaikan kepada peserta didik. Seluruh komponen pendidikan saling mendukung dan bekerja sama maka mutu pendidikan akan lebih baik. Kepala sekolah merupakan pimpinan di sekolah dan merupakan orang yang berhubungan secara langsung dengan teknis pelalksanaan program pendidikan disekolah. Kepala sekolah juga sebagai penentu kebijakan di sekolah dan kepela sekolah seharunya bisa memainkan perannya dengan terarah dengan sebijak mungkin serta mengarahkan kepada pencapaian tujuan agar lebih memaksimalkan lagi kegiatan-kegiatan dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan. Berdasarkan hasil paparan di atas maka penelitian ini mengambil judul “Manajemen Kurikulum Berbasis Pendidikan Karakter Untuk Meningkatkan Mutu Pendidikan (Studi Kasus Di Guslah I Kec. Beji Kab. Pasuruan). 1.1 Fokus Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah diatas, fokus penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana Konsep Manajemen Kurikulum Berbasis Pendidikan Karakter? 2. Bagaimana Manajemen Kurikulum Berbasis Pendidikan Karakter di Guslah I Kec. Beji Kab. Pasuruan? 3. Bagaimana Manajemen Kurikulum Berbasis Pendidikan Karakter Untuk Meningkatkan Mutu Pendidikan di Guslah I Kec. Beji Kab. Pasuruan? 1.2 Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah diatas dan fokus penelitian tersebut maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Mengetahui Konsep Manajemen Kurikulum Berbasis Pendidikan Karakter. 2. Mengetahui Manajemen Kurikulum Berbasis Pendidikan Karakter di Guslah I Kec. Beji Kab. Pasuruan. 3. Mengetahui Manajemen Kurikulum Berbasis Pendidikan Karakter Untuk Meningkatkan Mutu Pendidikan di Guslah I Kec. Beji Kab. Pasuruan. KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu sebagai referensi ilmiyah dalam suatu penelitian lanjutan. Dalam melakukan penelitian tidak dapat lepas dari hasil penelitian-penelitian terdahulu mempuyai topik penelitian yang variatif, diantaranya beberapa penelitian terdahulu ang relevan dengan peeliian ini adalah tentang manajemen kurikulum berbasis pendidikan karakter untuk meningkatkan mutu pendidikan Dari beberapa penelitian yang sudah dilakukan, terdapat topik karaya penelitian berikut ini, diantaranya adalah penelitian tentang membangun karakter peserta didik melalui proses pendidikan di SMA Negeri 10 Maros. Yang dilakukan oleh Anwar pada tahun 2019. Dari penelitian ini bertujuan merumuskan cara membangun karakter peserta didik di SMA Negeri 10 Maros. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Data diperoleh dari informan yang bersentuhan langsung dengan objek penelitian. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam. Data diolah dimulai dengan reduksi data, penyajian data hingga penarikan kesimpulan. Hasil penelitian adalah untuk membangun karakter peserta didik diperlukan kerja sama antara kepala sekolah, pendidik, dan komite sekolah dengan mewujudkan visi dan misi sekolah. Dilakukan pula pembinaan secara berjenjang dan pembiasaan berbuat posistif, beretika, pemberian nasihat, serta pemberian sanksi kepada peserta didik yang menyalahi aturan tata tertib sekolah. Kata kunci: Karakter, Peserta
  • 3. didik, SMA Negeri 10 Maros. Dari penelitian terdahulu dan penelitian yang dilakukan oleh peneliti terdapat perbedaan, perbedaannya adalah lokasi penelitian, metode yang digunakan, dan variabel penelitian. Persamaan dalam penelitian ini adalah pilihan topik penelitian yaitu karakter peserta didik. . 2.1 2.2 Manajemen Kurikulum Berbasis Karakter 2.1.1 Pengertian Konsep Manajemen Banyak pakar manajemen yang mengemukakan pendapat mereka tentang pengertian manajemen. Untuk mengetahui pengertian manajemen maka berikut ini diketengahkan beberapa pendapat untuk membantu dalam memahami konsep dasar manajemen. Menurut Daft dan Marcic (2009:8) management is the attainment of organizational goals in an effective and efficient manner through planning, organizing, leading, and controlling organizational resources. Definisi ini menjelaskan bahwa manajemen merupakan pencapaian sasaran organisasi secara efektif dan efisien melalui kegiatan perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan pengawasan sumberdaya organisasi. Sebagai seorang manajer baru, perlu mengingat bahwa manajemen bermuara kepada upaya memperoleh tindakan melalui orang lain. Itu artinya, seorang manajer tidak dapat melakukan proses manajemen keseluruhan dengan diri sendiri. Sebagai seorang manajer, pekerjaannya adalah menciptakan lingkungan dan kondisi yang menangani atau mendayagunakan orang lain mencapai sasaran. Secara umum aktivitas manajemen ada dalam organisasi yang diarahkan untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien. Terry (1973:4) menjelaskan: “Management is performance of conceiving and achieving desired results by means of group efforts consisting of utilizing human talent and resources”. Pendapat ini dipahami bahwa manajemen adalah kemampuan mengarahkan dan mencapai hasil yang diinginkan dengan tujuan dari usaha-usaha manusia dan sumber daya lainnya. Sejatinya, wujud dari setiap organisasi adalah hasil daya cipta manusia sesuai dinamika kebudayaan. Kehadiran berbagai organisasi dalam kehidupan masyarakat kontemporer merupakan salah satu fenomena kehidupan untuk membantu dan mempermudah pemenuhan kebutuhan hidup manusia secara individu dan masyarakat. Kebutuhan hidup tersebut mencakup kebutuhan sandang, Praktik manajemen hampir sama tuanya dengan perkembangan peradaban manusia. Namun studi bidang pengetahuan manajemen secara sistematik boleh dikatakan masih belum lama diterapkan dalam organisasi. Pengetahuan manajemen telah dipraktikkan dalam bisnis, rumah sakit, sekolah-sekolah, universitas, pemerintahan, industri, perbankan dan aktivitas organisasi lainnya. Dalam konteks ini disadari bahwa untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi yang menggunakan sumber daya manusia dan sumber daya material hanya akan dapat dimanfaatkan secara efektif dan efisien dengan memfungsikan pengetahuan, proses dan aktivitas manajemen. Sebagai suatu pemikiran ilmiah keberadaan manajemen mengalami sejarah perkembangan tersendiri sampai masa sekarang ini. Hersey dan Blanchard (1988:4) mengemukakan manajemen adalah proses bekerja sama antara individu dan kelompok serta sumber daya lainnya dalam mencapai tujuan organisasi adalah sebagai aktivitas manajemen. Dengan kata lain, aktivitas manajerial hanya ditemukan dalam wadah sebuah organisasi, baik organisasi bisnis, pemerintahan, sekolah, industri, rumah sakit dan lain-lain. Proses di sini menghadirkan berbagai fungsi dan aktivitas yang dilaksanakan oleh manajer dan anggota atau bawahannya dalam suatu organisasi. Dapat ditarik kesimpulan bahwa manajemen merupakan proses memperoleh suatu tindakan dari orang lain untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Aktivitas manajerial itu dilakukan oleh para manajer organisasi dapat mendorong sumber daya personil (pegawai atau anggota) bekerja memanfaatkan sumber daya lainnya sehingga tujuan organisasi yang disepakati bersama dapat tercapai. Sejalan dengan pendapat di atas Mondy & Premeaux (1995:6) mengemukakan “Management is the process of get-ting thing done through the efforts of other people”. Dengan demikian pada hakikatnya proses manajemen dilakukan para manajer di dalam suatu organisasi, dengan cara-cara atau aktivitas tertentu mereka mempengaruhi para personil atau anggota organisasi, pegawai, karyawan atau buruh agar mereka bekerja sesuai prosedur, pembagian kerja, dan tanggung jawab yang diawasi untuk mencapai tujuan bersama. Dalam perspektif lebih luas, manajemen adalah suatu proses pengaturan dan pemanfaatan sumber daya yang dimiliki organisasi melalui kerjasama para anggota untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien. Berarti manajemen
  • 4. merupakan perilaku anggota dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuannya. Dengan kata lain, organisasi adalah wadah bagi operasionalisasi manajemen. Sejumlah unsur pokok yang membentuk kegiatan manajemen, yaitu: Unsur manusia (men), barang-barang (materials), mesin (machines), metode (methods), uang (money) dan pasar atau (market) (Terry, 1973). Keenam unsur ini memiliki fungsi masing-masing dan saling berinteraksi atau mempengaruhi dalam mencapai tujuan organisasi terutama proses pencapaian tujuan secara efektif dan efisien. Efisien ialah hubungan antara input (masukan) dengan output (keluaran). Jika hasil yang dicapai lebih banyak daripada input (masukan/modal) yang dikeluarkan maka hal itu dimaksudkan sebagai efisien. Manakala seorang manajer memanfaatkan sumber daya masukan seperti, uang, orang, dan peralatan dapat dihemat/diminimalisir untuk mencapai suatu tujuan merupakan hakikat efisiensi. 2.1 Peningkatan Mutu Pendidikan 2.2.1 Konsep Mutu Pendidikan Dalam pendidikan hal yang sangat penting dan yang akan terus berkembang dengan seiringnya berjalannya waktu dan juga zaman yang diIndonesia agak sedikit sulit kita mengimbangi dimana perkembangan itu suatu mutu yang pendidikannya masih tergolong rendah. Bagaimana bisa mengikuti suatu perkembangan jika yang sesuatu yang belum berkembang saja menjadikan mutu pendidikan kita yang masih rendah, berbagai upaya yang dilakukan oleh pemerintah yang ada diIndonesia untuk dapat menyelesaikan permasalahan itu. Adapun penerapan yang peningkatan suatu mutu pendidikan di Indonesia yang telah banyak dilakukan akan tetapi masih belum dapat atau belum secara langsung diberikan suatu efek yang perbaikan dalam mutu tersebut. Sebagai beberapa upaya telah dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan yang ada di Indonesia salah satunya ialah suatu upya dengan merubah dan memperbaiki kurikulum atau beberapa proyek yang sangat meningkat. Dapat dilihat bahwa pemerintah telah banyak menghabiskan suatu anggaran dimana dalam dana yang membiayi suatu proyek itu dengan upaya meningkatkan suatu mutu pendidikan, akan tetapi tetap saja tidak ada hasil yang menggembirakan dari berbagai program tersebut dimana telah dilaksanakan untuk peningkatan suatu mutu pendidikan yang ada diIndonesia. Jika kita melihat secara sederhana bahwa pendidikan itu terdapat beberapa elemen, dimana elemn pertama ialah suatu kurikulum pengarajan yang seharusnya diajarkan kepada murid dan harusnya diberikan suatu prioritas yang seharusnya diterima diIndonesia. Kedua ialah suatu tenaga dimana pendidikan seorang guru hanya sekedar memberikan sesuatu yang mencontohkan yang baik, tidak sedikit seorang guru menjadi tennaga pengajar dalam pendidikan. Ketiga dalam pendidikan ialah diaman peserta didik diberikan suatu motivasi dikarenakan mereka harus belajar dan juga memotivasi diperlukan untuk meningkatkan suatu minat dalam belajar siswa. Dapat disimpulkan bahwa pendidikan memberikan suatu kemudahan kepada suatu pengajar dan juga pendidikan dalam memperbaiki suatu prasarana yang dimana kita menghargai seorang guru yang sangat sabar dalam menghadapi keluh kesal seorang peserta didik itu sendiri. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi manusia. Pendidikan sangat berperan dalam membentuk baik atau buruknya pribadi manusia menurut ukuran normatif. Menyadari akan hal tersebut, pemerintah sangat serius menangani bidang pendidikan, sebab dengan sistem pendidikan yang baik diharapkan muncul generasi penerus bangsa yang berkualitas dan mampu menyesuaikan diri untuk hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Reformasi pendidikan merupakan respon terhadap perkembangan tuntutan global sebagai suatu upaya untuk mengadaptasikan sistem pendidikan yang mampu mengembangkan sumber daya manusia untuk memenuhi tuntutan zaman yang sedang berkembang. Melalui reformasi pendidikan, pendidikan harus berwawasan masa depan yang memberikan jaminan bagi perwujudan hak-hak azasi manusia untuk mengembangkan seluruh potensi dan prestasinya secara optimal guna kesejahteraan hidup di masa depan. Seiring perkembangan zaman yang sangat cepat dan modern membuat dunia pendidikan semakin penuh dengan dinamika. Di Indonesia sendiri dinamika itu tampak dari tidak henti-hentinya sejumlah masalah yang melingkupi dunia pendidikan. Merosotnya mutu pendidikan di Indonesia secara umum dan mutu pendidikan tinggi secara sfesifik dilihat dari persfektif makro dapat disebabkan oleh buruknya sistem pendidikan nasional dan rendahnya sumber daya manusia (Hadis dan Nurhayati, 2010:2). Pendidikan pada
  • 5. dasarnya merupakan suatu usaha pengembangan sumber daya manusia (SDM), walaupun usaha pengembangan SDM tidak hanya dilakukan melalui pendidikan khususnya pendidikan formal (sekolah). Tetapi sampai detik ini, pendidikan masih dipandang sebagai sarana dan wahana utama untuk pengembangan SDM yang dilakukan dengan sistematis, programatis, dan berjenjang. Kemajuan pendidikan dapat dilihat dari kemampuan dan kemauan dari masyarakat untuk menangkap proses informatisasi dan kemajuan teknologi. Karena Proses informatisasi yang cepat karena kemajuan teknologi semakin membuat horizon kehidupan didunia semakin meluas dan sekaligus semakin mengerut. Hal ini berarti berbagai masalah kehidupan manusia menjadi masalah global atau setidak-tidaknya tidak dapat dilepaskan dari pengaruh kejadian dibelahan bumi yang lain, baik masalah politik, ekonomi , maupun sosial. 3 strategi meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia secara umum. Ke-3 strategi tersebut antara lain: 1) Mengembangkan Kurikulum Kurikulum adalah instrumen pendidikan yang sangat penting dan strategis dalam menata pengalaman peserta didik, dalam meletakkan landasan-landasan pengetahuan, nilai, keterampilan,dan keahlian, dan dalam membentuk atribut kapasitas yang diperlukan untuk menghadapi perubahan- perubahan sosial yang terjadi. Saat ini, memang telah dilakukan upaya- upaya untuk semakin meningkatkan relevansi kurikulum dengan melakukan revisi dan uji coba kurikulum berbasis kompetensi (KBK). Kurikulum uji coba tersebut didasarkan pada pendekatan yaitu: (1) Pengasaan aspek kognitif dalam bentuk kemampuan, (2) penguasaan aspek afektif yang lebih komprehensif, dan (3) penguasaan aspek keterampilan dalam bentuk kapasitas profesional. Kompetensi itu hendaknya dapat membentuk suatu kapasitas yang utuh dan komprehensif sehingga tidak diredusir menjadi keterampilan siap pakai. Kompetensi yang dapat dilakukan melalui tiga elemen dasar yaitu basic, knowledge, skill (intellectual skill, participation skill), and disposition. Melalui proses pembelajaran yang efektif, dari tiga elemen dasar ini dapat dibentuk kompetensi dan komitmen untuk setiap keputusan yang diambil. Kapasitas ini harus menjadi muatan utama kurikulum dan menjadi landasan bagi pengembangan proses pembelajaran dalam rangka pembentukan kompetensi. 2) Memperkuat Kapasitas Manajemen Sekolah Sekolah sebagai sebuah lembaga terdepan dalam menjalankan pengembangan mutu pendidikan harus dapat memberikan kapasitas yang tepat dalam menciptakan lulusan yang baik, untuk itu dibutuhkan model manajemen yang tepat agar sekolah dapat menjalankan fungsinya dengan baik. Dewasa ini telah banyak digunakan model-model dan prinsip- prinsip manajemen modern terutama dalam dunia bisnis untuk kemudian diadopsi dalam dunia pendidikan. Salah satu model yang diadopsi dalam dunia pendidikan. Salah satu model yang diadopsi adalah . Sekolah sebagai sebuah lembaga terdepan dalam menjalankan pengembangan mutu pendidikan harus dapat memberikan kapasitas yang tepat dalam menciptakan lulusan yang baik, untuk itu dibutuhkan model manajemen yang tepat agar sekolah dapat menjalankan fungsinya dengan baik. Dewasa ini telah banyak digunakan model-model dan prinsip- prinsip manajemen modern terutama dalam dunia bisnis untuk kemudian diadopsi dalam dunia pendidikan. Salah satu model yang diadopsi dalam dunia pendidikan. Salah satu model yang diadopsi adalah School Based Management. Dalam rangka desentralisasi di bidang pendidikan, model ini mulai dikembangkan untuk diterapkan. Diproposisikan bahwa manajemen berbasis sekolah (MBS): (1) akan memperkuat rujukan referensi nilai yang dianggap strategis dalam arti memperkuat relevansi, (2) memperkuat partisipasi masyarakat dalam keseluruhan Kegiatan pendidikan, (3) memperkuat preferensi nilai pada kemandirian dan kreativitas baik individu maupun kelembagaan, dan (4) memperkuat dan mempertinggi kebermaknaan fungsi kelembagaan sekolah. School Based Management. Dalam rangka desentralisasi di
  • 6. bidang pendidikan, model ini mulai dikembangkan untuk diterapkan. Diproposisikan bahwa manajemen berbasis sekolah (MBS): (1) akan memperkuat rujukan referensi nilai yang dianggap strategis dalam arti memperkuat relevansi, (2) memperkuat partisipasi masyarakat dalam keseluruhan Kegiatan pendidikan, (3) memperkuat preferensi nilai pada kemandirian dan kreativitas baik individu maupun kelembagaan, dan (4) memperkuat dan mempertinggi kebermaknaan fungsi kelembagaan sekolah. 3) Memperkuat Sumber Daya Tenaga Kependidikan Sebagai pelaksana, tenaga kependidikan merupakan faktor yang langsung berdekatan dengan objek dari hasil pendidikan, maka perlu ada pengembangan yang baik dan dilakukan secara bekesinambungan. Dalam jangka panjang, agenda utama upaya memperkuat sumber daya tenaga kependidikan ialah dengan memperkuat sistem pendidikan dan tenaga kependidikan yang memiliki keahlian. Keahlian baru itu adalah modal manusia (human investmen), dan memerlukan perubahan dalam sistem pembelajarannya.) Di abad ke- 21 perolehan keahlian itu memerlukan perubahan dalam sistem pembelajaran karena alasan: (1) keahlian yang diperlukan untuk mencapai keberhasilan akan semakin tinggi dan berubah sangat cepat, (2) Keahlian yang diperlukan sangat tergantung pada teknlogi dan inovasi baru, maka banyak dari keahlian itu harus dikembangkan dan dilatih melalui pelatihan dalam pekerjaan, dan (3) kebutuhan akan keahlian itu didasarkan pada keahlian individu. Beberapa strategi yang dipaparkan di atas, sesungguhnya mutu pendidikan merupakan peran kita semua, kesadaran dalam peningkatan mutu pendidikan perlu dibangun secara sadar dan berkesinambungan. Salam sejahtera, tetap semangat membangun pendidikan yang berkualitas. METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif yang dimaksudkan untuk menggambarkan dan menafsirkan keadaan yang ada sekarang, berkenaan dengan kondisi atau hubungan yang ada, yang menyangkut praktek- praktek yang sedang berlangsung. Dalam penelitian deskriptif kualitatif juga dimaksudkan untuk mengungkapkan sudut pandang atau sikap yang dimiliki, proses-proses yang berlangsung, pengaruh-pengaruh yang dirasakan atau kecenderungan-kecenderungan yang sedang berkembang yang dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui kondisi empiris. Penelitian ini difokuskan pada Manajemen Kurikulum Berbasis Pendidikan Karakter Untuk Meningkatkan Mutu Pendidikan (Studi Kasus Di Guslah I Kec. Beji Kab. Pasuruan). Penelitian kualitatif merupakan bentuk riset yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis dengan pendekatan induktif. Proses dan makna (perspektif subyek) lebih ditonjolkan dalam penelitian kualitatif. Metodologi kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang- orang dan perilaku yang diamati. Jadi pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu secara holystic (menyeluruh), tidak boleh mengisolasikan individu atau organisasi ke dalam variabel atau hipotesis melainkan perlu memandangnya sebagai bagian dari suatu kesatuan (Moloeng, l997, p. 3). 3.2 Kerangka Pemikiran Kerangka berfukir merupakan model konseptual tentang bagaiman teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah penting (Sugiyono, 2009) Kerangka pemikiran adalah alur pikir peneliti sebagai dasar-dasar pemikiran untuk memperkuat sub fokus yang menjadi latar belakang dari penelitian ini. Didalam penelitian kualitatif, dibutuhkan sebuah landasan yang mendasari penelitian agar penelitian lebih terarah. Oleh karena itu dibutuhkan kerangka pemikiran untuk mengembangkan konteks dan konsep penelitian lebih lanjut sehingga dapat memperjelas konteks penelitian, metedologi, serta penggunaan teori dalam penelitian. Maksud dari kerangka berpikir sendiri adalah supaya terbentuknya suatu alur penelitian yang jelas dan dapat diterima secara akal (Sugiyono, 2017: 92). ANALISIS HASIL PENELITIAN 4.1 Profil Sekolah Guslah I Kec. Beji Kab. Pasuruan berlokasi di Kecamatan Beji Kabupaten Pasururan. SDN Guslah I Kec. Beji terbentang dengan luas di Kecamatan Beji. Letak wilayah yang cukup strategis karena dilewati oleh jalan lintas kabupaten yang menghubungkan beberapa kota di Jawa Timur. Selain menghubungkan antar kota, Jalan tersebut
  • 7. juga menjadi jalan utama yang menghubungkan antar kabupaten, Sehingga dengan adanya jalan tersebut bisa menjadi salah satu potensi untuk mengembangkan desa, terutama perekonomian masyarakat. 4.2 Konsep Manajemen Kurikulum Berbasis Pendidikan Karakter Pembangunan karakter bangsa, tidak hanya mengenalkan nilai-nilai sebagai basis nilai (value basic) atau nilai inti (core value) bagi karakter untuk berperilaku, tetapi hendaknya meyakini bahwa nilai-nilai tersebut, dan mampu serta berkomitmen menjadinya membudaya (civilized) dan mempribadi (personalized). Dalam hal demikian, maka posisi Pendidikan Umum/Nilai-nilai menjadi penting, karena tidak hanya bergulat dengan penanaman dan pembudayaan nilai-nilai yang menjadi basis dan inti karakter dalam berperilaku, tetapi Pendidikan Umum/Nilai fokus utamanya pada pribadi manusia, khususnya pribadi peserta didik, yakni pada upaya pengembangan individu dalam skala yang luas. Pendidikan karakter dapat diintegrasikan dalam pembelajaran pada setiap mata pelajaran. Materi pembelajaran yang berkaitan dengan norma atau nilai-nilai pada setiap mata pelajaran perlu dikembangkan, dieksplisitkan, dikaitkan dengan konteks kehidupan sehari-hari. Karena itu, pembelajaran nilai-nilai karakter seharusnya tidak hanya diberikan pada aras kognitif saja, tetapi menyentuh pada internalisasi dan pengamalan nyata dalam kehidupan peserta didik sehari-hari di sekolah dan di masyarakat. Pendidikan karakter menjadi sesuatu yang penting untuk membentuk generasi yang berkualitas. Pada prinsipnya, pengembangan kurikulum berbasis karakter bangsa tidak dimasukkan sebagai pokok bahasan tetapi terintegrasi ke dalam mata pelajaran, pengembangan diri, dan budaya sekolah. Oleh karena itu, guru dan sekolah perlu mengintegrasikan nilai-nilai yang dikembangkan dalam pendidikan budaya dan karakter bangsa ke dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Silabus dan Rencana Program Pembelajaran (RPP) yang sudah ada. Prinsip pembelajaran yang digunakan dalam pengembangan Kurikulum karakter bangsa mengusahakan agar peserta didik mengenal dan menerima nilai-nilai budaya dan karakter bangsa sebagai milik mereka dan bertanggung jawab atas keputusan yang diambilnya melalui tahapan mengenal pilihan, menilai pilihan, menentukan pendirian, dan selanjutnya menjadikan suatu nilai sesuai dengan keyakinan diri. Dengan prinsip ini, peserta didik belajar melalui proses berpikir, bersikap, dan berbuat. Ketiga proses ini dimaksudkan untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam melakukan kegiatan sosial dan mendorong siswa untuk melihat diri sendiri sebagai makhluk sosial. Sebagaimana hasil wawancara dengan Guru SDN Guslah I: “Pendidikan karakter (character education) sangat erat hubungannya dengan pendidikan moral dimana tujuannya adalah untuk membentuk dan melatih kemampuan individu secara terus- menerus guna penyempurnaan diri kearah hidup yang lebih baik di Sekolah.” (I.P.01 A). Materi pelajaran biasa digunakan sebagai bahan atau media untuk mengembangkan nilai- nilai budaya dan karakter bangsa. Oleh karena itu, guru tidak perlu mengubah pokok bahasan yang sudah ada, tetapi menggunakan materi pokok bahasan itu untuk mengembangkan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa. Juga, guru tidak harus mengembangkan proses belajar khusus untuk mengembangkan nilai. Suatu hal yang selalu harus diingat bahwa satu aktivitas belajar dapat digunakan untuk mengembangkan kemampuan dalam ranah kognitif, afektif, dan psiomotorik. Konsekuensi dari prinsip ini, nilai-nilai budaya dan karakter bangsa tidak ditanyakan dalam ulangan ataupun ujian. Walaupun demikian, peserta didik perlu mengetahui pengertian dari suatu nilai yang sedang mereka tumbuhkan pada diri mereka. Oleh karenanya kebutuhan pendidikan karakter snagat diprioritasakan. Pendidikan karakter diintegrasikan dalam pembelajaran pada setiap mata pelajaran. Materi pembelajaran yang berkaitan dengan norma atau nilai-nilai pada setiap mata pelajaran perlu implementasi dengan konteks kehidupan sehari-hari. Sebagaimana Wawancara penulis dengan salah satu Kepala Sekolah SDN Guslah I Kec.Beji “Pendidikan karakter merupakan salah satu alat untuk membimbing seseorang menjadi orang baik, sehingga mampu memfilter pengaruh yang tidak baik. Sehingga adanya proses internalisasi gagasan, nilai, dan seperangkat pengetahuan dari satu generasi ke generasi berikutnya”. (P.I.8.A)” Kebijakan pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengenai pendidikan karakter dalam Kurikulum 2013 perlu disambut gembira dan didukung semua pihak. Pendidikan karakter bukan hanya penting, tetapi mutlak dilakukan oleh setiap
  • 8. bangsa jika ingin menjadi bangsa yang beradab. Banyak fakta membuktikan bahwa bangsa-bangsa yang maju bukan disebabkan bangsa tersebut memiliki sumber daya alam yang berlimpah, melainkan bangsa yang memiliki karakter unggul seperti kejujuran, kerja keras, tanggung jawab dan lainnya. 4.1 Manajemen Kurikulum Berbasis Pendidikan Karakter Untuk Meningkatkan Mutu Pendidikan di Guslah I Kec. Beji Kab. Pasuruan Reformasi dalam dunia pendidikan merupakan respon terhadap perkembangan tuntutan global sebagai suatu upaya untuk mengadaptasikan sistem pendidikan yang mampu mengembangkan sumber daya manusia untuk memenuhi tuntutan zaman yang sedang berkembang. Melalui reformasi pendidikan, pendidikan harus berwawasan masa depan yang memberikan jaminan bagi perwujudan hak-hak azasi manusia untuk mengembangkan seluruh potensi dan prestasinya secara optimal guna kesejahteraan hidup di masa depan. Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu usaha pengembangan sumber daya manusia (SDM), walaupun usaha pengembangan SDM tidak hanya dilakukan melalui pendidikan khususnya pendidikan formal (sekolah). Tetapi sampai detik ini, pendidikan masih dipandang sebagai sarana dan wahana utama untuk pengembangan SDM yang dilakukan dengan sistematis, programatis, dan berjenjang. Paradigma pendidikan saat ini disadari atau tidak telah mengalami suatu pergeseran yaitu menuntut guru dilapangan harus mempunyai syarat dan kompetensi untuk dapat melakukan suatu perubahan dalam melaksanakan proses pembelajaran dikelas. Di Guslah I Kec. Beji, Guru dituntut lebih kreatif, inovatif, tidak merasa sebagai teacher center, menempatkan siswa tidak hanya sebagai objek belajar tetapi juga sebagai subjek belajar dan pada akhirnya bermuara pada proses pembelajaran yang menyenangkan, bergembira, dan demokratis yang menghargai setiap pendapat sehingga pada akhirnya substansi pembelajaran benar- benar dihayati. Implementasi pendekatan konstruktivisme dalam pembelajaran diwujudkan dalam bentuk pembelajaran yang berpusat pada siswa (Student Center) . Guru dituntut untuk menciptakan suasana belajar sedemikian rupa , sehingga siswa bekerja sama secara gotong royong (cooperative learning). Untuk menciptakan situasi yang diharapkan pada pernyataan diatas seorang guru harus mempunyai syarat-syarat apa yang diperlukan dalam mengajar dan membangun pembelajaran siswa agar efektif dikelas, saling bekerjasama dalam belajar sehingga tercipta suasana yang menyenangkan dan saling menghargai (demokratis), diantaranya : (1).Guru harus lebih banyak menggunakan metode pada waktu mengajar, variasi metode mengakibatkan penyajian bahan lebih menarik perhatian siswa, mudah diterima siswa, sehingga kelas menjadi hidup, metode pelajaran yang selalu sama( monoton ) akan membosankan siswa. (2).Menumbuhkan motivasi, hal ini sangat berperan pada kemajuan , perkembangan siswa,.(3). Selanjutnya melalui proses belajar, bila motivasi guru tepat dan mengenai sasaran akan meningkatkan kegiatan belajar, dengan tujuan yang jelas maka siswa akan belajar lebih tekum, giat dan lebih bersemangat. Saat ini banyak guru yang telah melaksanakan teori konstruktivisme dalam pembelajaran di kelas, kenyataan dilapangan kita sudah banyak menjumpai guru yang dalam mengajar tidak hanya melaksanakan kewajiban. Sebagaimana yang dikemukaaknoleh salah satu Guru Guslah I Beji, bahwa: “Guru sudah menggunkan strategi, metode dalam mengajar, agar pembelajaran dapat berlangsung dengan efektif. Disisi lain bahwa pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dimana pengajar masih memegang peran yang sangat dominan, pengajar tidak hanya banyak ceramah (telling method), namun juga membantu pengembangan aktivitas murid” Dari berbagai kemajuan dan beberapa permasalahan yang ada di lapangan, sekolah dalam hal ini kepala sekolah, guru dan stakeloders mempunyai tanggung jawab terhadap peningkatan mutu pembelajaran di sekolah terutama guru sebagai ujung tombak terdepan dalam peningkatan mutu pendidikan dalam hal ini peembelajaran di kelas karena bersentuhan langsung dengan siswa dalam proses pembelajaran. Guru mempunyai tugas dan tanggung jawab yang sangat berat terhadap kemajuan dan peningkatan kompetensi siswa , dimana hasilnya akan terlihat dari jumlah siswa yang mencapai ketuntasan pada indicator pencapaian, tuntas pada kompetensi dasar serta tuntas pada sutandar kompetensi yang telah di tetapkan dalam strandar ini (permendiknas no.22/2006), dan pada akhirnya akan terlihat pada lulus dan tidak
  • 9. lulus siswa pada nilia akhir Ujian Nasional .dengan demikian tangung jawab peningkatan mutu pendidikan di sekolah , selalu dibebankan kepada guru. Teknologi pembelajaran sudah sangat berkembang dan maju, guru masih dipandang sebagai diterminan faktor dalam menentukan keberhasilan pembelajaran siswa. Peran guru sebagai fasilitator, inspirator, motivator, dan mitra siswa dalam belajar masih belum atau tidak akan pernah bisa tergantikan dengan teknologi. Selain itu, guru juga diklaim berperan mengendalikan efektivitas implementasi kebijakan peningkatan mutu, inovasi, dan demokratisasi. Banyak temuan menunjukkan adanya hubungan kuat antara apa yang dilakukan guru dan tingkat keberhasilan siswa dalam belajar. Memaksimalkan peran guru dengan memperkuat kemampuan profesional, pedagogis, dan teknologi terkait dengan pembelajaran, seharusnya menjadi prioritas kebijakan dan program nasional pendidikan. Sayangnya, keberhasilan pengelolaan mutu pendidikan masih dilihat sebatas hasil/skor agregat siswa pada ujian berskala nasional sehingga perkembangan dan kemajuan individual siswa dalam belajar dan efektivitas guru dalam mengajar belum mendapatkan perhatian maksimal. Keterbatasan pemahaman makna kualitas pendidikan dapat mereduksi makna pendidikan dan proses pendidikan. KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan 4.1 Konsep Manajemen Kurikulum Berbasis Pendidikan Karakter 1) Konsep Manajemen Kurikulum Berbasis Pendidikan Karakter adalah Kurikulum sekolah yang mengandung nilai-nilai sebagai basis nilai (value basic) atau nilai inti (core value), membudaya (civilized) dan mempribadi (personalized). 2) Pendidikan karakter diintegrasikan dalam pembelajaran pada setiap mata pelajaran. yang berkaitan dengan norma atau nilai-nilai pada setiap mata pelajaran perlu dikembangkan, dieksplisitkan, dikaitkan dengan konteks kehidupan sehari-hari. 3) Pembelajaran nilai-nilai karakter diberikan pada aras kognitif, afektif dan psiomotorik yaitu menyentuh pada internalisasi dan pengamalan nyata dalam kehidupan peserta didik sehari- hari di sekolah dan di masyarakat untuk membentuk generasi yang berkualitas. 4.2 Manajemen Kurikulum Berbasis Pendidikan Karakter di Guslah I Kec. Beji Kab. Pasuruan 1) Dalam manajemen kurikulum di Sekolah SDN Guslah I Kec. Beji pendidikan karakter masuk dalam nilai-nilai dasar perangkat pembelajaran. Pendidikan karakter perlu ditanamkan pada anak usia Sekolah Dasar karena untuk membentuk pribadi siswa agar memiliki nilai-nilai luhur bangsa dan dapat menjadi warga negara yang baik. 2) Pendidikan karakter memiliki misi penting dalam menciptakan siswa berbudi pekerti yang luhur. Guru dapat mengembangkan materi berbasis kearifan lokal dengan berbagai kegiatan pembelajaran yang menarik yang diharapkan dapat mengembangkan karakter siswa seperti karakter kerja sama, toleransi, dan sikap peduli. 3). Dalam penyusunan kurikulum di SDN Guslah I Kec. Beji ini berlandaskan nilai- nilai yang ada dalam pendidikan karakter, moralitas dan perilaku, karena hal ini merupakan aspek penting dalam mengembangkan ranah afektif, khususnya bagi anak usia Sekolah Dasar. 4.3 Manajemen Kurikulum Berbasis Pendidikan Karakter Untuk Meningkatkan Mutu Pendidikan di Guslah I Kec. Beji Kab. Pasuruan 1) Program prioritas sekolah dalam melaksanakan manajemen sekolah adalah perubahan kurikulum dan pengajaran, tenaga kependidikan, siswa, sarana dan prasarana pendidikan, dan manajemen hubungan sekolah - masyarakat dan pelayanan khusus lembaga pendidikan. 2) Manajemen Kurikulum Berbasis pendidikan karakter untuk meningkatkan mutu pendidikan di Guslah I Kec. Beji Kab. Pasuruan. menentukan pelaksanaan dan hasil pendidikan, melalui usaha mempersiapkan peserta didik untuk terjun kelingkungan masyarakat dan memberikan bekal pengetahuan, keterampilan serta nilai-nilai untuk hidup, demi peningkatan mutu pendidikan. 3) Penyusunan kurikulum membutuhkan landasan-landasan yang kuat, yang didasarkan pada hasil-hasil pemikiran dan penelitian yang mendalam, penyususnan tersebut untuk mewujudkan tujuan pendidikan
  • 10. nasional dengan memperhatikan tahap perkembangan peserta didik dan kesesuaiannya dengan lingkungan serta kebutuhan pembangunan Nasional. 6.1 Saran 1. Dalam penyusunan kurikulum harus memperhatikan tingkat pendidikan dan jenis pendidikan yang terdapat pada kurikulum. Tingkat pendidikan dibedakan menjadi pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Setiap jenis dan jenjang pendidikan tersebut mempunyai tujuan berbeda satu sama lain akan tetapi harus mencerminkan adanya kesinambungan dari ketiganya. 2. Suatu lembaga pendidikan memerlukan hal lain didalam ruang lingkup kurikulum, yaitu pengembangan terhadap kurikulum tersebut. hal ini meman diperlukan pengembangan guna mengikuti perkembangan dunia pendidikan yang ikut berlari mengikuti perkembangan IPTEK. Manajemen kurikulum sangat diperlukan untuk merespon perkembangan IPTEK, perubahan sosial diluar sistem pendidikan, pemenuhan kebutuhan siswa, kemajuan- kemajuan dalam pendidikan, dan perubahan sistem pendidikan. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT Rineka Cipta. Alen Marlis, (2010). Manfaat Pendidikan Karakter bagi Guru Untuk. Membangun Peradaban Bangsa. Dikutip dari http://alenmarlis.com Abdul Hadis dan Nurhayati, (2010), Manajemen Mutu Pendidikan. Bandung: Alfabetha. Abin Syamsudin Makmun, (1999). Pemberdayaan Sistem Perencanaan dan Manajemen Berbasis Sekolah Menuju Kearah Peningkatan Kualitas Kerja Pendidikan Yang Diharapkan. Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan UPI. Bandung. Anas, Sudijono. (1996). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada Azwar, S. (2008). Sikap manusia: Teori dan pengukurannya (ed.4). Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Daft, Richard L. and Marcic, Dorothy. (2013). Understanding Management. 8th Edition. South-Western Cengage Learning. Depdiknas. (2006). Permendiknas no 22 tahun 2006 tentang Standar Isi. Jakarta: Depdiknas. Dun Steinhoff, John F. Burgess. (1993). Small Business Management Fundamentals 6: New York. Megraw Hill.Inc Hersey, Paul dan Kenneth. H. Blanchard, Manajemen Perilaku Organisasi : Pendayungan Sumber Daya Manusia, Terjemahan Agus Dharma,. Erlangga Hamid Hasan, S. (2008). Evaluasi Kurikulum. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Hisrich, Peters. (1998). Entrepreneurship, fourth edition. New York, USA: Mc Graw Hill inc Kuchapski dalam Arismunandar. (2005). Manajemen Pendidikan Peluang dan Tantangan. Cet. I. Makassar: Badan Penerbit Universitas Negeri Makassar Mondy R, Wayne & Shane R. Premeaux, (1995), Management, Seventh Edition. New Jersey: Prentice Hll.Inc. Mastuhu, Dinamika sistem pendidikan pesantren, suatu kajian tentang unsur dan nilai sistem pendidikan pesantren, Jakarta: INIS, 1994. Moleong, Steven. (1999).Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya Moleong, j, Lexy. (2006). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja. Rosdakarya Moleong, (1994), Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja. Rosdakarya Nasution, (1996), Manajemen Transportasi, Ghalia Indonesia, Jakarta. Sugiyono.(2006).Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R &. D.Bandung:Alfabeta. Schwartz SI, Shires GT, Spencer FC, Daly JM, Fischer JE, Galloway AC. (1999) Principles of Surgery. United States of America : McGraw-Hill companies. Tilaar. (2006). Standarisasi Pendidikan Nasional: Suatu Tinjauan Kritis. Jakarta: PT. Rineka Cipta Terry, George. R. (1973). The Principles of Management. Illionis.