SlideShare a Scribd company logo
KOMPETENSI GURU DALAM PEMBELAJARAN
BERBASIS BIMBINGAN DI TAMAN KANAK-KANAK
(STUDI DESKRIPTIF TERHADAP GURU TK DI KOTA BANDUNG)

Oleh:
Rita Mariyana *)
Abstrak: Penelitian dilatarbelakangi adanya kesenjangan kompetensi dan kualifikasi
guru TK di lapangan dengan standar yang diharapkan. Penelitian ini bertujuan untuk
mendeskripsikan jenis kompetensi dan kompetensi guru dalam pelaksanaan pembelajaran
berbasis bimbingan di TK. Penelitian ini menggunakan metoda deskriptif, dengan teknik
purposive sampling. Data dikumpulkan melalui angket dan wawancara, observasi dan
studi dokumenter. Hasil penelitian menunjukkan gambaran kompetensi guru di lapangan
secara keseluruhan yaitu, kompetensi pedagogik sebesar 23.31%, kompetensi profesional
sebesar 29.80%, kompetensi kepribadian sebesar 24.61%, dan kompetensi sosial sebesar
22.29%.
Research of background of existence of interest difference and teacher qualification
kindergarten field with expected standard. This research aim to description interest type
and interest learn in execution of study base on the guidance and counseling in
kindergarten. This research use the descriptive method, with technique purposive
sampling. Data collected passing the interview and enquette, observation and study
dokumenter. Research result show the interest picture learn in field as a whole that is,
interest pedagogik equal to 23.31%, professional interest equal to 29.80%, personality
interest equal to 24.61%, and social interest equal to 22.29%.
Kata kunci: Kompetensi, Guru, Pembelajaran, Bimbingan, Taman Kanak-Kanak

Data The UNESCO/OECD Early Childhood Policy Review Project, The Background
Report of Indonesia (2004) dilaporkan bahwa kualifikasi lulusan guru TK yang ada di
Indonesia adalah sebagai berikut: 51 % adalah lulusan SLTA atau SPG dengan
spesialisasi pendidikan TK; 10% SLTA atau SPG tanpa pendidikan tambahan spesialisasi
TK; 30% berpendidikan 4 tahun atau S1 dari berbagai jurusan; 6% dari program D2
PGTK; dan 4.1 % dari program S1 pendidikan. Data tersebut menggambarkan bahwa
kualifikasi guru TK yang memadai dan sesuai dengan bidang pekerjaannya hanya 6 %
dan hanya kualifikasi lulusan D2.
“Teacher Is The Heart Of Quality Education.” (Bahrul Hayat, 2005). Ungkapan
ini mengisyaratkan bahwa guru merupakan salah satu indikator ya ng menentukan kualitas
pendidikan. Bagus tidaknya kualitas pendidikan akan terlihat dari kinerja dan kompetensi
guru sebagai pendidik yang melaksanakan proses pembelajaran. Guru merupakan kunci
keberhasilan pendidikan, dengan tugas profesionalnya, guru berfungsi membantu peserta
didik untuk belajar dan berkembang; membantu perkembangan intelektual, personal dan
sosial warga masyarakat yang memasuki sekolah (Cooper, 1982). Guru adalah pendidik
profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal,
pendidikan dasar, dan pendidikan menengah (PP 19 : 2005 pasal 1.1).
Berdasarkan Standar Pendidik dalam Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005
disebutkan bahwa “Pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi
sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk
mewujudkan tujuan pendidikan nasional” yang meliputi:
1. Kualifikasi akademik pendidikan minimal diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1);
2. Latar belakang pendidikan sesuai dengan bidang atau mata pelajaran yang diajarkan;
3. Sertifikat profesi guru (minimal 36 SKS di atas D-IV/S1);
Dalam Peraturan Pemerintah di atas, menyebutkan setidaknya terdapat empat
kompetens i yang harus dimiliki guru sebagai pendidik, diantaranya :
1. Kompetensi Pedagogik, yaitu: “Kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik
yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan
pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.”
2. Kompetensi Kepribadian yaitu: “Kepribadian pendidik yang mantap, stabil, dewasa,
arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia.”
3. Kompetensi Profesional, yaitu: “Kemampuan

pendidik dalam penguasaan materi

pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkannya membimbing
peserta didik memperoleh kompetensi yang ditetapkan.” Dan
4. Kompetensi Sosial, yaitu: “Kemampuan pendidik berkomunikasi dan berinteraksi
secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan,
orangtua/wali peserta didik, dan masyarakat.”
Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada
pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan
menengah. Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang
harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas
kerpofesionalan.
Berbagai

literatur

mengungkapkan

bahwa

proses

pembelajaran

di

TK

menekankan pada segi perkembangan berbagai potensi, pembentukan sikap dan perilaku
yang diharapkan, serta pengembangan pengetahuan dan keterampilan dasar yang
dibutuhkan anak untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan untuk menghadapi
tugas-tugas perkembangan belajar selanjutnya yang menekankan pada penguasaan
pengetahuan dan keterampilan akademik.
Konsep pembelajaran di TK seperti ini sangat sejalan dengan konsep bimbingan
yang sangat peduli dengan perkembangan anak secara menyeluruh. Pada dasarnya
bimbingan merupakan suatu upaya untuk memfasilitasi perkembangan individu agar
mampu mencapai tarap perkembangan yang optimal. Melalui bimbinga n individu
diharapkan dapat menjalani fase-fase perkembangannya dengan sukses serta dapat
mengembangkan dan mewujudkan berbagai potensi dan kemampuan yang dimilikinya
secara optimal. Dengan dukungan setting dan lingkungan belajar yang kondusif untuk
mencip takan

pembelajaran di TK yang bernuansa bimbingan, sehingga diharapkan

lingkungan belajar yang diciptakan tersebut dapat menstimulasi anak untuk belajar
sambil bermain dengan menyenangkan, (Solehudin, 2003).
Menurut Rochman Natawidjaja (1984) bimbingan adalah suatu proses pemberian
bantuan kepada individu yang dilakukan secara terus menerus supaya individu tersebut
dapat memahami dirinya, sehingga ia sanggup mengarahkan diri dan dapat bertindak
wajar sesuai dengan tuntutan keadaan lingkungan sekolah, keluarga, dan masyarakat.
Bimbingan sebagai suatu proses, mengandung arti bahwa bimbingan bukanlah suatu
kegiatan yang sesaat, melainkan proses yang melibatkan berbagai tindakan yang bersifat
terencana, sistematis, dan berkelanjutan. Pemahaman di atas merupakan pemahaman
bimbingan dalam arti luas, yang mencakup makna bimbingan bagi seluruh individu.
Anak taman kanak-kanak merupakan bagian dari individu yang dalam pelaksanaan
pembelajarannya tidak terlepas dari kegiatan bimbingan.
Adapun menurut Ernawulan (2003) Tujuan umum bimbingan di TK adalah
membantu anak didik agar dapat mengenal dirinya dan lingkungan terdekatnya sehingga
dapat menyesuaikan diri melalui tahap peralihan dari kehidupan rumah ke kehidupan
sekolah dan masyarakat sekitar anak. Adapun tujuan khusus bimbingan di TK adalah:
1. Membantu anak lebih mengenal dirinya, kemampuannya, sifat-sifatnya;
2. Membantu anak mengembangkan potensi yang dimilikinya;
3. Membantu anak mengatasi kesulitan yang dihadapinya;
4. Membantu anak menyiapkan perkembangan mental dan sosia l untuk masuk lembaga
pendidikan selanjutnya;
5. Membantu orang tua agar mengerti, memahami dan menerima anak sebagai individu;
6. Membantu orang tua mengatasi gangguan emosi anak yang ada hubungannya dengan
situasi keluarga di rumah;
7. Membantu orang tua mengambil keputusan memilih sekolah bagi anaknya yang
sesuai dengan taraf kemampuan intelektual, fisik dan sosial emosionalnya; dan
8. Memberikan informasi pada orang tua untuk memecahkan masalah kesehatan anak.
Proses pembelajaran di TK dapat dilakukan melalui kegia tan bimbingan dan
kegiatan tersebut dilakukan secara terintegrasi dalam proses pembelajaran di TK.
Kegiatan bimbingan dan pembelajaran dilakukan secara bersama-sama dan saling terkait
satu sama lain. Walaupun dalam pelaksanaannya terkadang sulit dibedakan mana yang
termasuk bimbingan ataupun pembelajaran.
Pembelajaran berbasis bimbingan merupakan sebuah model pembelajaran yang
dirancang berdasarkan pemahaman terhadap bimbingan, dengan memperhatikan
pemahaman terhadap anak dan cara belajarnya, maka pelaksanaannya terintegrasi dan
menjadi bagian yang terpadu dalam program kegiatan belajar TK secara holistik serta
berdasarkan pada konsep pembelajaran berbasis bimbingan yang sesuai untuk anak TK.
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh pengetahua n dan bukti
empirik mengenai kompetensi guru dalam pembelajaran berbasis bimbingan di Taman
Kanak-Kanak. Permasalahan dalam penelitian ini pada dasarnya dikelompokkan kedalam
dua bagian. Pertama, kompetensi guru yang meliputi: kompetensi pedagogik, kompetensi
kepribadian, kompetensi profesional dan kompetensi sosial. Kedua, kompetensi guru TK
dalam pembelajaran berbasis bimbingan, yang meliputi pemberian bimbingan yang
terintegrasi dalam proses pembelajaran.

Metode
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran informasi tentang keadaan
kompetensi guru TK secara umum dan kompetensi guru TK dalam melaksanakan
pembelajaran berbasis bimbingan di TK. Data yang diperoleh adalah data tentang
kompetensi guru di lapangan. Data kompetensi guru meliputi, kompetensi pedagogik,
kompetensi kepribadian, kompetensi profesional dan kompetensi sosial. Berdasarkan
tujuan tersebut, maka metode yang dianggap tepat digunakan dalam penelitian ini adalah
metode deskriptif. Penelitian ini dilakukan untuk memecahkan permasalaha n dalam
kompetensi guru TK dalam melaksanakan pembelajaran berbasis bimbingan, sehingga
diperlukan sejumlah informasi yang dikumpulkan melalui penelitian deskriptif. (Nana
Syaodih S, 2005: 75).
Untuk

mendeskripsikan kompetensi guru yang nyata di lapangan dibutuhkan

sejumlah informasi. Informasi yang diperlukan pertama, tentang keadaan saat ini (present
condition). Kedua, informasi yang peneliti inginkan (what we may want) untuk mencapai
tujuan dan kebutuhan penelitian, serta ketiga, informasi mengenai bagaimana
mengembangkan pembelajaran berbasis bimbingan (how to get there) yang diperoleh dari
pengalaman guru dalam melaksanakan pembelajaran berbasis bimbingan serta pendapat
para pakar sebagai bahan untuk mengembangkan kompetensi yang diperlukan dalam
pembelajaran berbasis bimbingan di TK.
Metode deskriptif digunakan karena akan menghasilkan data faktual yang diolah
secara kuantitatif berdasarkan informasi statistik, dan data kualitatif yang dihasilkan
berdasarkan hasil- hasil penelitian. Data yang diperoleh di lapangan berupa jenis data
kualitatif dan kuantitatif. Untuk jenis data kualitatif, analisis data dilakukan pada setiap
item pertanyaan yang sudah dirumuskan dan dilakukan juga selama dan segera setelah
memperoleh data.
Data yang telah dikumpulkan selanjutnya dilakukan pengolahan dan analisis data
dengan menggunakan analisis data kuantitatif dan analisis data kualitatif. Analisis data
kuantitatif, digunakan untuk menganalisis data skor hasil angket guru melalui metoda
statistik, sedangkan analisis data kualitatif, dilakukan untuk menganalisis data hasil
observasi, studi dokumentasi serta wawancara. Data hasil penelitian berupa observasi
dan wawancara dianalisis dengan mendeskripsikan setiap alternatif jawaban. Hasil
analisis ini kemudian dijadikan masukan dalam merancang dan mengembangkan
program pembelajaran berbasis bimbingan di TK berdasarkan kebutuhan (need
assesment) yang nyata di lapangan, sehingga program pembelajaran yang dikembangkan
dapat meningkatkan kompetensi guru sesuai dengan apa yang diperlukan guru di
lapangan. Sampel penelitian menggunakan teknik purposive sampling pada 90 guru TK
dan melibatkan 25 sekolah TK yang ada di Bandung.

Hasil
Deskripsi hasil penelitian meliputi gambaran umum profil kompetensi guru TK yang
secara nyata ada di lapangan berdasarkan jenis kelamin/gender, tingkat pendidikan
terakhir dan pengalaman kerja. Profil kompetensi guru TK berdasarkan kompetensi
pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi kepribadian, dan kompetensi sosial.
Deskripsi tingkat pendidikan dan pengalaman kerja terhadap kompetensi pedagogik,
kompetensi profesional, kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial.
Berdasarkan angket yang diberikan kepada para guru di lapangan didapat
deskripsi bahwa kompetensi profesional guru memberi pengaruh yang paling tinggi
dibanding kompetensi kepribadian, kompetensi pedagogik dan kompetensi sosial.
Gambaran pengaruh tiap jenis kompetensi terhadap kompetensi guru secara keseluruhan
dapat dilihat pada grafik berikut ini.

Porsentase Kompetensi keseluruhan
35,00
29,80

30,00

Persentase

25,00

24,61

23,31

22,29

20,00
15,00
10,00
5,00
0,00
Pedagogik

Profesional

Kepribadian

Sosial

Jenis Kompetensi

Gambar 1
Grafik. Kompetensi Guru Secara Keseluruhan
Berdasarkan gambar 1 menunjukkan bahwa kompetensi pedagogik guru memberi
pengaruh sebesar 23.31% terhadap kompetensi guru keseluruhan. Kompetensi
profesional guru memberi pengaruh sebesar 29.80% terhadap kompetensi guru
keseluruhan. Kompetensi kepribadian memberi pengaruh sebesar 24.61% terhadap
kompetensi keseluruhan. Kompetensi sosial memberi pengaruh sebesar 22.29% terhadap
kompetensi keseluruhan.

Pembahasan
Berdasarkan hasil wawancara terhadap kepala TK di lapangan diperoleh informasi bahwa
upaya pihak sekolah dalam meningkatkan kompetensi guru dilakukan diantaranya
melalui upaya berikut:
1. Bimbingan pribadi dari kepala sekolah berupa bimbingan langsung kepada para guru;
2. Penataran dan bimbingan di bawah yayasan pendidikan;
3. Penataran dari diknas;
4. Penataran mengenai Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD);
5. Diskusi-diskusi dengan para guru;
6. Pembinaan langsung dari pihak yang kompeten di bidangnya;
7. Melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi sesuai kompetensi dan
kualifikasi;
8. Kerjasama dengan pihak yang terkait dengan peningkatan kompetensi guru;
9. Pertemuan rutin dengan guru- guru sekecamatan;
10. Ikut serta dalam pendidikan dan pelatihan yang diperuntukkan untuk guru;
11. Mengikuti berbagai seminar dan lokakarya tentang kompetensi guru pendidikan anak.
Berdasarkan hasil wawancara dengan para guru dan observasi di kelas pada saat
pembelajaran berlangsung di lapangan didapat gambaran bahwa secara nyata
pembelajaran berbasis bimbingan yang telah dilaksanakan oleh para guru di lapangan
diantaranya dapat berupa:
1. Bimbingan dilakukan secara langsung, misalnya anak yang ketika dipanggil tidak
mendengar diberi perlakuan khusus;
2. Bimbingan dilakukan secara umum (klasikal) dilakukan secara bersama-sama dikelas,
misalnya dengan bercerita;
3. Bimbingan yang dilakukan pada saat pembelajaran melalui bercerita dan
diintegrasikan ketika pembelajaran berlangsung;
4. Bimbingan dilakukan diluar kelas secara individual, dilihat jika ada anak yang
bermasalah kemudian diberikan layanan bimbingan khusus ;
5. Layanan bimbingan yang bersifat individual dengan melakukan kerjasama antara ibu
guru dan orang tua anak;
6. Layanan bimbingan kelompok;
7. Bimbingan yang berorientasi pada kemandirian anak, sosial emosi dan seluruh aspek
yang menunjang perkembangan anak;
8. Bimbingan yang lebih mengarah pada proses pembelajaran dan perkembangan anak;
9. Bimbingan yang terintegrasi dengan pembelajaran, misalnya dalam menangani kasuskasus tertentu dilakukan bimbingan pada saat pembelajaran. Pada dasarnya guru akan
mencoba melakukan bimbingan terlebih dahulu sesuai dengan kemampuannya, jika
guru sudah tidak mampu menangani maka guru merefer kepada pihak yang lebih
kompeten;
10. Bimbingan untuk menangani sosial anak selama dua minggu pertama anak masuk
sekolah TK dengan memberikan bimbingan dan keamanan melalui sent uhan qalbu
(hati);
11. Bimbingan yang terintegrasi pada saat pembelajaran berlangsung.
Adapun menurut Kartadinata dan
menjelaskan

bahwa

seharusnya

Dantes (1997), dan Natawidjaja (1988),

pelaksanaan

pembelajaran

berbasis

bimbingan

diperuntukkan bagi semua murid; memperlakukan murid sebagai individu yang unik dan
sedang berkembang; mengakui murid sebagai individu yang bermartabat dan
berkemampuan; terarah ke pengembangan segenap aspek perkembangan anak secara
menyeluruh dan optimal; dan disertai dengan berbaga i sikap guru yang positif dan
mendukung aktualisasi berbagai minat, potensi, dan kapabilitas murid sesuai dengan
norma-norma kehidupan yang dianut.
Dalam pelaksanaan pembelajaran berbasis bimbingan masih terlihat adanya
perlakuan-perlakuan yang tidak sesua i dengan praktek pembelajaran di TK (inappropriate practice), sedangkan seyogyanya dalam pelaksanaan pembelajaran berbasis
bimbingan mempraktekkkan pendekatan pembelajaran yang sesuai (appropriate
practice)

sehingga

dalam

pelaksanaannya

pembelajaran

berbasis

bimbingan

memperhatikan karakteristik anak dan perkembangan belajar anak, sehingga anak merasa
nyaman berada di lingkungan kondusif untuk belajar dan bermain, seperti yang
disimpulkan oleh Bredekamp dan Rosergrant (1991/92: 14-17) dalam Solehudin (2003)
bahwa anak akan belajar dengan baik dan bermakna bila: (1) anak merasa aman secara
psikologis serta kebutuhan-kebutuhan fisiknya terpenuhi; (2) anak mengkonstruksi
pengetahuan; (3) anak belajar melalui interaksi sosial dengan orang dewasa dan anak
lainnya; (4) kegiatan belajar anak merefleksikan suatu lingkaran yang tak pernah putus
yang mulai dengan kesadaran kemudian beralih ke ekplorasi, pencarian, dan akhirnya ke
penggunaan; (5) anak belajar melalui bermain; (6) minat dan kebutuhan anak untuk
mengetahui ; dan (7) unsur variasi individual anak diperhatikan.
Dari hasil observasi dan wawancara diketahui bahwa pelaksanaan pembelajaran
berbasis bimbingan di TK masih kurang, hal ini dapat dilihat dari belum adanya sekolah
yang memilki program bimbingan yang tertulis secara khusus untuk melaksanakan
program pembelajaran berbasis bimbingan di TK dan kompetensi serta kualifikasi yang
ada belum sesuai dengan standar yang diharapkan, karena masih terdapat guru yang
berkualifikasi di bawah S1. Sedangkan dalam Undang-Undang yang dipersyaratkan guru
TK minimal berkualifikasi S1 dan sesuai dengan bidangnya.
Dalam kompetensi, guru TK belum memaknai secara mendalam arti bimbingan di
TK serta guru hanya berperan sebagai pendidik dan pelatih saja belum berperan sebagai
pembimbing. Adapun menurut Ernawulan (2003) dikemukanan bahwa seorang guru TK
dalam melaksanakan pembelajaran selain sebagai pendidik dan pelatih, seorang guru
perlu menguasai beberapa kemampuan sebagai seorang pembimbing di TK, yaitu sebagai
berikut :
1.

Mampu menemukan atau menandai berbagai permasalahan atau kecenderungan
adanya masalah yang dihadapi anak TK;

2. Mampu menemukan berbagai faktor atau latar belakang yang mungkin menjadi
penyebab terjadinya hambatan atau masalah yang dialami anak TK;
3. Mampu memilih cara penyelesaian masalah atau hambatan yang dihadapi anak TK;
4. Mampu menciptakan lingkungan kondusif bagi tumbuh kembang anak TK;
5. Mampu berinteraksi dan bekerja sama dengan orang tua dalam upaya membantu
menyelesaikan masalah yang dihadapi anak TK;
6. Mampu menjalin kerjasama dengan komunitas lain dalam lingkungan TK seperti :
dokter, psikolog dan jabatan lainnya serta masyarakat sekitar lingkungan anak TK.
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian adalah: (1) Gambaran kompetensi gur u
di lapangan secara keseluruhan dilihat dari hasil penelitian yaitu kompetensi pedagogik
sebesar 23.31%, kompetensi profesional sebesar 29.80%,

kompetensi kepribadian

sebesar 24.61%, dan kompetensi sosial sebesar 22.29%, (2) Upaya yang dilakukan pihak
sekolah TK, kepala sekolah, dan guru di lapangan untuk meningkatkan kompetensi guru
sudah cukup baik, akan tetapi belum terlaksana secara terencana dan terprogram secara
berkesinambungan dan konsisten, (3) Pelaksanaan pembelajaran berbasis bimbingan oleh
guru di lapangan belum menunjukkan pelaksanaan yang ideal, karena guru masih
memisahkan antara proses bimbingan dengan pelaksanaan pembelajaran di TK, (4)
Kompetensi guru dalam pembelajaran berbasis bimbingan di TK perlu ditingkatkan
melalui berbagai bentuk kegiatan yang dapat memfasilitasi guru untuk memahami secara
lebih komprehenship pelaksanaan bimbingan yang terintegrasi dengan pembelajaran di
TK dari tataran konseptual sampai kepada tataran praktek.
Dari hasil penelitian mengisaratkan beberapa hal diant aranya:
1. Penerapan Program Pembelajaran Berbasis Bimbingan di TK
Penerapan program pembelajaran berbasis bimbingan di TK dengan memperhatikan
prioritas pemberian layanan bimbingan yang dapat diintergrasikan dengan proses
pembelajaran di TK, yaitu memilih dan merancang tema pembelajaran serta
menggunakan strategi pembelajaran yang dapat memfasilitasi terintegrasinya
bimbingan dengan pembelajaran di TK.
2. Pelaksanaan Program untuk Meningkatkan Kompetensi Guru dalam Pembelajaran
Berbasis Bimbingan di TK.
Pelaksanaan program diprioritaskan untuk melaksanakan program yang lebih
meningkatkan kompetensi sosial dan kompetensi pedagogik, karena kompetensi
sosial guru secara keseluruhan memiliki tingkat yang paling rendah dibandingkan
jenis kompetensi lainnya, sedangkan kompetensi pedagogik menjadi prioritas
dikarenakan masih banyak ditemukan praktek perlakuan yang kurang tepat (inappropriate practice) dalam pelaksanaan pembelajaran di TK. Adapun untuk
kompetensi profesional dan kompetensi kepribadian dapat diberikan program
pengayaan yang dapat menambah kompetensi keduanya lebih meningkat ke arah
pengembangan kepribadian yang mantap dan menuju profesionalisme yang handal
sebagai guru TK. Pelaksanaan program dapat berupa pelatihan, workshop, simulasi,
seminar dan lokakarya, penataran atau program pendidikan lainnya yang dapat
meningkatkan kompetensi guru terutama dalam pelaksanaan pembelajaran berbasis
bimbingan di TK.
3. Penyelenggara Program Pendidikan Guru Taman Kanak-Kanak
Bagi lembaga penyelenggara program pendidikan guru taman kanak-kanak (PGTK)
disarankan untuk lebih memperhatikan kualitas kompetensi dan kualifikasi lulusan.
Untuk meningkatkan kualitas kompetensi disarankan memberikan pembekalan
berupa pengayaan materi- materi yang terkait dengan kompetensi pegagodik,
kompetensi kepribadian, kompetensi profesional,

kompetensi sosial, serta

kompetensi guru dalam melaksanakan pembelajaran berbasis bimbingan di TK.
Untuk meningkatkan kualifikasi akademik lulusan disarankan agar lembaga
penyelenggara program pendidikan gur u taman kanak-kanak (PGTK) membuka
jenjang S1.
4. Penyelenggara Sekolah Taman Kanak-Kanak
Bagi lembaga penyelenggara sekolah TK, khususnya kepada guru-guru TK
disarankan untuk lebih meningkatkan kompetensi melalui keikutsertaan dalam
berbagai kegiatan yang terkait dengan pendidikan anak usia dini, khususnya TK.
Untuk kompetensi guru, akan lebih baik apabila disertai kualifikasi akademik yang
sesuai dengan standar pendidikan yang dipersyaratkan untuk guru TK yaitu
kualifikasi akademik minimal S1, sehingga disarankan untuk para guru yang belum
memiliki kualifikasi akademik S1 agar melanjutkan pendidikan ke jenjang S1 dengan
mengambil jurusan sesuai dengan kompetensi yang dispersyaratkan sebagai guru TK.
5. Penelitian Lanjutan
Mengkaji lebih lanjut mengenai kompetens i guru dan permasalahannya yang terkait
dengan seluruh jenis kompetensi guru dan diteliti secara detail setiap aspek dan sub
aspek kompetensi beserta indikator- indikator setiap jenis kompetensi. Menggunakan
pendekatan penelitian ke arah penelitian dan pengembangan (Research and
Development) untuk mengujicobakan program pembelajaran, sehingga menghasilkan
produk model pembelajaran berbasis bimbingan yang standar dan teruji di lapangan.
Menggunakan teknik pengumpulan data yang lebih dapat mengukur kompetensi guru,
tidak hanya menggunakan angket dan wawancara serta observasi saja melainkan
dengan studi kasus untuk mengamati lebih mendalam setiap kompetensi guru dan
jenis kompetensi serta indikatornya sehingga dapat terungkap secara sebenarnya.
Daftar Rujukan
Beaty, J.J. (1994). Skill for preeschool teachers. New Jersey: Merril, an Imprint of
Prentice Hall.
Bredekamp, S. and Carol, C. (1997). Developmentally appropriate practice, in early
childhood programs. Washington D.C: National Association for the Education of
Young Children.
Departemen Pendidikan Nasional. (2005). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan. Jakarta: Biro
Hukum dan Organisasi Sekretariat Jenderal Departemen Pendidikan Nasional
Hamalik, O. (2004). Pendidikan guru berdasarkan pendekatan kompetensi. Jakarta:
Bumi Aksara.
Mulyasa, E. (2006). Menjadi guru profesional menciptakan pembelajaran kreatif dan
menyenangkan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Solehudin, M. (2003). Pembelajaran berbasis bimbingan di Taman Kanak-Kanak .
Makalah. Konvensi Nasional XIII Bimbingan dan Konseling: Tidak diterbitkan.
Sukmadinata, N. S. (2005). Metode penelitian pendidikan. Bandung: Kerjasama Program
Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia dengan PT Remaja Rosdakarya.
Syaodih, E. (2003). Bimbingan di Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Departemen Pendidikan
Nasional.

More Related Content

What's hot

Tesis bab i s.d. v dan lampiran 1 s.d
Tesis bab i s.d. v dan lampiran 1 s.dTesis bab i s.d. v dan lampiran 1 s.d
Tesis bab i s.d. v dan lampiran 1 s.dBang Mohtar
 
Proposal: Efektivitas Pelaksanaan Manajemen Pendidikan Karakter (Mixed Method)
Proposal: Efektivitas Pelaksanaan Manajemen Pendidikan Karakter (Mixed Method)Proposal: Efektivitas Pelaksanaan Manajemen Pendidikan Karakter (Mixed Method)
Proposal: Efektivitas Pelaksanaan Manajemen Pendidikan Karakter (Mixed Method)
Denny Kodrat
 
Bab 3 kajian pengurusan dan pembelajaran pelajar
Bab 3 kajian pengurusan dan pembelajaran pelajarBab 3 kajian pengurusan dan pembelajaran pelajar
Bab 3 kajian pengurusan dan pembelajaran pelajar
Asyikin4996
 
Kompetensi pedagogik
Kompetensi pedagogikKompetensi pedagogik
Kompetensi pedagogikDedy EnHa
 
Tugas Presentasi Kurikulum Pembelajaran
Tugas Presentasi Kurikulum PembelajaranTugas Presentasi Kurikulum Pembelajaran
Tugas Presentasi Kurikulum Pembelajarandhikaadityantie
 
Guru berkesan
Guru berkesanGuru berkesan
Guru berkesan
kirutping71
 
Topik 5 27268735 bilik-darjah-mesra-budaya
Topik 5 27268735 bilik-darjah-mesra-budayaTopik 5 27268735 bilik-darjah-mesra-budaya
Topik 5 27268735 bilik-darjah-mesra-budayashare with me
 
Pembinaan persekitaran bilik darjah yang mesra budaya emosi-presentation
Pembinaan persekitaran bilik darjah yang mesra budaya emosi-presentationPembinaan persekitaran bilik darjah yang mesra budaya emosi-presentation
Pembinaan persekitaran bilik darjah yang mesra budaya emosi-presentationUmi Jauhar
 
Ppt
PptPpt
Ppt
herlinn
 
Peran Guru dalam Proses Belajar dan Pembelajaran
Peran Guru dalam Proses Belajar dan PembelajaranPeran Guru dalam Proses Belajar dan Pembelajaran
Peran Guru dalam Proses Belajar dan Pembelajaran
Rosida Marasabessy
 
Guru berkesan
Guru berkesanGuru berkesan
Guru berkesan
Roziaini Azhar
 
Kompetensi pedagogik
Kompetensi pedagogikKompetensi pedagogik
Kompetensi pedagogik
Eko Sudibyo
 
Peranan dan tanggungjawab guru dalam membina negara bangsa berlandaskan etika...
Peranan dan tanggungjawab guru dalam membina negara bangsa berlandaskan etika...Peranan dan tanggungjawab guru dalam membina negara bangsa berlandaskan etika...
Peranan dan tanggungjawab guru dalam membina negara bangsa berlandaskan etika...محمد أشرف زين الدين
 
Peranan guru di sekolah dan masyarakat
Peranan guru di sekolah dan masyarakatPeranan guru di sekolah dan masyarakat
Peranan guru di sekolah dan masyarakat
DWC
 
Peran Guru dalam Belajar dan Pembelajaran (Makalah BDP)
Peran Guru dalam Belajar dan Pembelajaran (Makalah BDP)Peran Guru dalam Belajar dan Pembelajaran (Makalah BDP)
Peran Guru dalam Belajar dan Pembelajaran (Makalah BDP)
Mayawi Karim
 
PERANAN GURU PENDIDIKAN MORAL DALAM MEREALISASIKAN ASPIRASI NEGARA
PERANAN GURU PENDIDIKAN MORAL DALAM MEREALISASIKAN ASPIRASI NEGARAPERANAN GURU PENDIDIKAN MORAL DALAM MEREALISASIKAN ASPIRASI NEGARA
PERANAN GURU PENDIDIKAN MORAL DALAM MEREALISASIKAN ASPIRASI NEGARAWan Nor Faezah
 
Pengurusan bimbingan dan penasihatan
Pengurusan bimbingan dan penasihatanPengurusan bimbingan dan penasihatan
Pengurusan bimbingan dan penasihatan
Asyikin4996
 
Tugasan Individu Folio Pengurusan Pembelajaran (KPS3014)
Tugasan Individu Folio Pengurusan Pembelajaran (KPS3014)Tugasan Individu Folio Pengurusan Pembelajaran (KPS3014)
Tugasan Individu Folio Pengurusan Pembelajaran (KPS3014)
NurulNajihah51
 
Peranan guru pendidikan moral
Peranan guru pendidikan moralPeranan guru pendidikan moral
Peranan guru pendidikan moralNorazah Mohamad
 

What's hot (20)

Tesis bab i s.d. v dan lampiran 1 s.d
Tesis bab i s.d. v dan lampiran 1 s.dTesis bab i s.d. v dan lampiran 1 s.d
Tesis bab i s.d. v dan lampiran 1 s.d
 
Proposal: Efektivitas Pelaksanaan Manajemen Pendidikan Karakter (Mixed Method)
Proposal: Efektivitas Pelaksanaan Manajemen Pendidikan Karakter (Mixed Method)Proposal: Efektivitas Pelaksanaan Manajemen Pendidikan Karakter (Mixed Method)
Proposal: Efektivitas Pelaksanaan Manajemen Pendidikan Karakter (Mixed Method)
 
Bab 3 kajian pengurusan dan pembelajaran pelajar
Bab 3 kajian pengurusan dan pembelajaran pelajarBab 3 kajian pengurusan dan pembelajaran pelajar
Bab 3 kajian pengurusan dan pembelajaran pelajar
 
Kompetensi pedagogik
Kompetensi pedagogikKompetensi pedagogik
Kompetensi pedagogik
 
Tugas Presentasi Kurikulum Pembelajaran
Tugas Presentasi Kurikulum PembelajaranTugas Presentasi Kurikulum Pembelajaran
Tugas Presentasi Kurikulum Pembelajaran
 
Guru berkesan
Guru berkesanGuru berkesan
Guru berkesan
 
Topik 5 27268735 bilik-darjah-mesra-budaya
Topik 5 27268735 bilik-darjah-mesra-budayaTopik 5 27268735 bilik-darjah-mesra-budaya
Topik 5 27268735 bilik-darjah-mesra-budaya
 
Pembinaan persekitaran bilik darjah yang mesra budaya emosi-presentation
Pembinaan persekitaran bilik darjah yang mesra budaya emosi-presentationPembinaan persekitaran bilik darjah yang mesra budaya emosi-presentation
Pembinaan persekitaran bilik darjah yang mesra budaya emosi-presentation
 
Ppt
PptPpt
Ppt
 
Peran Guru dalam Proses Belajar dan Pembelajaran
Peran Guru dalam Proses Belajar dan PembelajaranPeran Guru dalam Proses Belajar dan Pembelajaran
Peran Guru dalam Proses Belajar dan Pembelajaran
 
Guru berkesan
Guru berkesanGuru berkesan
Guru berkesan
 
Kompetensi pedagogik
Kompetensi pedagogikKompetensi pedagogik
Kompetensi pedagogik
 
Peranan dan tanggungjawab guru dalam membina negara bangsa berlandaskan etika...
Peranan dan tanggungjawab guru dalam membina negara bangsa berlandaskan etika...Peranan dan tanggungjawab guru dalam membina negara bangsa berlandaskan etika...
Peranan dan tanggungjawab guru dalam membina negara bangsa berlandaskan etika...
 
Peranan guru di sekolah dan masyarakat
Peranan guru di sekolah dan masyarakatPeranan guru di sekolah dan masyarakat
Peranan guru di sekolah dan masyarakat
 
Peran Guru dalam Belajar dan Pembelajaran (Makalah BDP)
Peran Guru dalam Belajar dan Pembelajaran (Makalah BDP)Peran Guru dalam Belajar dan Pembelajaran (Makalah BDP)
Peran Guru dalam Belajar dan Pembelajaran (Makalah BDP)
 
PERANAN GURU PENDIDIKAN MORAL DALAM MEREALISASIKAN ASPIRASI NEGARA
PERANAN GURU PENDIDIKAN MORAL DALAM MEREALISASIKAN ASPIRASI NEGARAPERANAN GURU PENDIDIKAN MORAL DALAM MEREALISASIKAN ASPIRASI NEGARA
PERANAN GURU PENDIDIKAN MORAL DALAM MEREALISASIKAN ASPIRASI NEGARA
 
Pengurusan bimbingan dan penasihatan
Pengurusan bimbingan dan penasihatanPengurusan bimbingan dan penasihatan
Pengurusan bimbingan dan penasihatan
 
Makalah konsep pembelajaran
Makalah konsep pembelajaranMakalah konsep pembelajaran
Makalah konsep pembelajaran
 
Tugasan Individu Folio Pengurusan Pembelajaran (KPS3014)
Tugasan Individu Folio Pengurusan Pembelajaran (KPS3014)Tugasan Individu Folio Pengurusan Pembelajaran (KPS3014)
Tugasan Individu Folio Pengurusan Pembelajaran (KPS3014)
 
Peranan guru pendidikan moral
Peranan guru pendidikan moralPeranan guru pendidikan moral
Peranan guru pendidikan moral
 

Similar to Jurnal kompetensi guru_dalam_pbb

Pendidikan karakter
Pendidikan karakterPendidikan karakter
Pendidikan karakterBudi Suwarno
 
Permendikbud tahun2014 nomor103_lampiran
Permendikbud tahun2014 nomor103_lampiranPermendikbud tahun2014 nomor103_lampiran
Permendikbud tahun2014 nomor103_lampiranIa Hidarya
 
Lampiran permendikbud-no-103-tahun-2014(1)
Lampiran permendikbud-no-103-tahun-2014(1)Lampiran permendikbud-no-103-tahun-2014(1)
Lampiran permendikbud-no-103-tahun-2014(1)
Sariki Sarif
 
Lampiran permendikbud-no-103-tahun-2014
Lampiran permendikbud-no-103-tahun-2014Lampiran permendikbud-no-103-tahun-2014
Lampiran permendikbud-no-103-tahun-2014
Erlita Izzatunnisa
 
Pendidikan merupakan aset yang tak ternilai bagi individu dan masyarakat
Pendidikan merupakan aset yang tak ternilai bagi individu dan masyarakatPendidikan merupakan aset yang tak ternilai bagi individu dan masyarakat
Pendidikan merupakan aset yang tak ternilai bagi individu dan masyarakattuti Oktaviani
 
Empat Kompetensi yang Harus Dimiliki oleh Seorang Guru
Empat Kompetensi yang Harus Dimiliki oleh Seorang GuruEmpat Kompetensi yang Harus Dimiliki oleh Seorang Guru
Empat Kompetensi yang Harus Dimiliki oleh Seorang GuruZaza Arifin
 
Pelaksanaan administrasi pendidikan
Pelaksanaan administrasi pendidikanPelaksanaan administrasi pendidikan
Pelaksanaan administrasi pendidikan
Asrori Asrori
 
Permendikbud tahun2014 nomor103_lampiran pembelajaran
Permendikbud tahun2014 nomor103_lampiran pembelajaranPermendikbud tahun2014 nomor103_lampiran pembelajaran
Permendikbud tahun2014 nomor103_lampiran pembelajaranWinarto Winartoap
 
Guru sebagai pengajar dan pendidik
Guru sebagai pengajar dan pendidikGuru sebagai pengajar dan pendidik
Guru sebagai pengajar dan pendidikNur Arifaizal Basri
 
ARTIKEL jadi.pdf
ARTIKEL jadi.pdfARTIKEL jadi.pdf
ARTIKEL jadi.pdf
ZULFIEKAWATY
 
HAKIKAT GURU DAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
HAKIKAT GURU DAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAMHAKIKAT GURU DAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
HAKIKAT GURU DAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
Galih Nurhavis
 
Guru dan dilema pendidikan
Guru dan dilema pendidikanGuru dan dilema pendidikan
Guru dan dilema pendidikan
Nina Rahayu
 
Integrasi pendidikan karakter
Integrasi pendidikan karakterIntegrasi pendidikan karakter
Integrasi pendidikan karakter
Sutikno Java
 
Guru_Menginovasi_Bahan_Ajar_Sebagai_Lang.pdf
Guru_Menginovasi_Bahan_Ajar_Sebagai_Lang.pdfGuru_Menginovasi_Bahan_Ajar_Sebagai_Lang.pdf
Guru_Menginovasi_Bahan_Ajar_Sebagai_Lang.pdf
Defison Chan
 
Proposal Hibah PPM 2013
Proposal Hibah PPM 2013Proposal Hibah PPM 2013

Similar to Jurnal kompetensi guru_dalam_pbb (20)

Pendidik dan peserta didik
Pendidik dan peserta didikPendidik dan peserta didik
Pendidik dan peserta didik
 
Pendidikan karakter
Pendidikan karakterPendidikan karakter
Pendidikan karakter
 
Permendikbud tahun2014 nomor103_lampiran
Permendikbud tahun2014 nomor103_lampiranPermendikbud tahun2014 nomor103_lampiran
Permendikbud tahun2014 nomor103_lampiran
 
Lampiran permendikbud-no-103-tahun-2014(1)
Lampiran permendikbud-no-103-tahun-2014(1)Lampiran permendikbud-no-103-tahun-2014(1)
Lampiran permendikbud-no-103-tahun-2014(1)
 
Lampiran permendikbud-no-103-tahun-2014
Lampiran permendikbud-no-103-tahun-2014Lampiran permendikbud-no-103-tahun-2014
Lampiran permendikbud-no-103-tahun-2014
 
Tajuk 5 done
Tajuk 5 doneTajuk 5 done
Tajuk 5 done
 
Tajuk 5 done
Tajuk 5 doneTajuk 5 done
Tajuk 5 done
 
Pendidikan merupakan aset yang tak ternilai bagi individu dan masyarakat
Pendidikan merupakan aset yang tak ternilai bagi individu dan masyarakatPendidikan merupakan aset yang tak ternilai bagi individu dan masyarakat
Pendidikan merupakan aset yang tak ternilai bagi individu dan masyarakat
 
Empat Kompetensi yang Harus Dimiliki oleh Seorang Guru
Empat Kompetensi yang Harus Dimiliki oleh Seorang GuruEmpat Kompetensi yang Harus Dimiliki oleh Seorang Guru
Empat Kompetensi yang Harus Dimiliki oleh Seorang Guru
 
Pelaksanaan administrasi pendidikan
Pelaksanaan administrasi pendidikanPelaksanaan administrasi pendidikan
Pelaksanaan administrasi pendidikan
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Permendikbud tahun2014 nomor103_lampiran pembelajaran
Permendikbud tahun2014 nomor103_lampiran pembelajaranPermendikbud tahun2014 nomor103_lampiran pembelajaran
Permendikbud tahun2014 nomor103_lampiran pembelajaran
 
Guru sebagai pengajar dan pendidik
Guru sebagai pengajar dan pendidikGuru sebagai pengajar dan pendidik
Guru sebagai pengajar dan pendidik
 
ARTIKEL jadi.pdf
ARTIKEL jadi.pdfARTIKEL jadi.pdf
ARTIKEL jadi.pdf
 
HAKIKAT GURU DAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
HAKIKAT GURU DAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAMHAKIKAT GURU DAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
HAKIKAT GURU DAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
 
Guru dan dilema pendidikan
Guru dan dilema pendidikanGuru dan dilema pendidikan
Guru dan dilema pendidikan
 
Kompetensi guru
Kompetensi guruKompetensi guru
Kompetensi guru
 
Integrasi pendidikan karakter
Integrasi pendidikan karakterIntegrasi pendidikan karakter
Integrasi pendidikan karakter
 
Guru_Menginovasi_Bahan_Ajar_Sebagai_Lang.pdf
Guru_Menginovasi_Bahan_Ajar_Sebagai_Lang.pdfGuru_Menginovasi_Bahan_Ajar_Sebagai_Lang.pdf
Guru_Menginovasi_Bahan_Ajar_Sebagai_Lang.pdf
 
Proposal Hibah PPM 2013
Proposal Hibah PPM 2013Proposal Hibah PPM 2013
Proposal Hibah PPM 2013
 

More from abdul roup

Yanto juli
Yanto juliYanto juli
Yanto juli
abdul roup
 
Kedudukan tetangga dalam keislaman seorang muslim
Kedudukan tetangga dalam keislaman seorang muslimKedudukan tetangga dalam keislaman seorang muslim
Kedudukan tetangga dalam keislaman seorang muslim
abdul roup
 
Rekam data totok punggung
Rekam data totok punggungRekam data totok punggung
Rekam data totok punggung
abdul roup
 
Met kajian islam2
Met kajian islam2Met kajian islam2
Met kajian islam2abdul roup
 

More from abdul roup (6)

Yanto juli
Yanto juliYanto juli
Yanto juli
 
Kedudukan tetangga dalam keislaman seorang muslim
Kedudukan tetangga dalam keislaman seorang muslimKedudukan tetangga dalam keislaman seorang muslim
Kedudukan tetangga dalam keislaman seorang muslim
 
Rekam data totok punggung
Rekam data totok punggungRekam data totok punggung
Rekam data totok punggung
 
Ptk
PtkPtk
Ptk
 
Nikah
NikahNikah
Nikah
 
Met kajian islam2
Met kajian islam2Met kajian islam2
Met kajian islam2
 

Jurnal kompetensi guru_dalam_pbb

  • 1. KOMPETENSI GURU DALAM PEMBELAJARAN BERBASIS BIMBINGAN DI TAMAN KANAK-KANAK (STUDI DESKRIPTIF TERHADAP GURU TK DI KOTA BANDUNG) Oleh: Rita Mariyana *) Abstrak: Penelitian dilatarbelakangi adanya kesenjangan kompetensi dan kualifikasi guru TK di lapangan dengan standar yang diharapkan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan jenis kompetensi dan kompetensi guru dalam pelaksanaan pembelajaran berbasis bimbingan di TK. Penelitian ini menggunakan metoda deskriptif, dengan teknik purposive sampling. Data dikumpulkan melalui angket dan wawancara, observasi dan studi dokumenter. Hasil penelitian menunjukkan gambaran kompetensi guru di lapangan secara keseluruhan yaitu, kompetensi pedagogik sebesar 23.31%, kompetensi profesional sebesar 29.80%, kompetensi kepribadian sebesar 24.61%, dan kompetensi sosial sebesar 22.29%. Research of background of existence of interest difference and teacher qualification kindergarten field with expected standard. This research aim to description interest type and interest learn in execution of study base on the guidance and counseling in kindergarten. This research use the descriptive method, with technique purposive sampling. Data collected passing the interview and enquette, observation and study dokumenter. Research result show the interest picture learn in field as a whole that is, interest pedagogik equal to 23.31%, professional interest equal to 29.80%, personality interest equal to 24.61%, and social interest equal to 22.29%. Kata kunci: Kompetensi, Guru, Pembelajaran, Bimbingan, Taman Kanak-Kanak Data The UNESCO/OECD Early Childhood Policy Review Project, The Background Report of Indonesia (2004) dilaporkan bahwa kualifikasi lulusan guru TK yang ada di Indonesia adalah sebagai berikut: 51 % adalah lulusan SLTA atau SPG dengan spesialisasi pendidikan TK; 10% SLTA atau SPG tanpa pendidikan tambahan spesialisasi TK; 30% berpendidikan 4 tahun atau S1 dari berbagai jurusan; 6% dari program D2 PGTK; dan 4.1 % dari program S1 pendidikan. Data tersebut menggambarkan bahwa kualifikasi guru TK yang memadai dan sesuai dengan bidang pekerjaannya hanya 6 % dan hanya kualifikasi lulusan D2.
  • 2. “Teacher Is The Heart Of Quality Education.” (Bahrul Hayat, 2005). Ungkapan ini mengisyaratkan bahwa guru merupakan salah satu indikator ya ng menentukan kualitas pendidikan. Bagus tidaknya kualitas pendidikan akan terlihat dari kinerja dan kompetensi guru sebagai pendidik yang melaksanakan proses pembelajaran. Guru merupakan kunci keberhasilan pendidikan, dengan tugas profesionalnya, guru berfungsi membantu peserta didik untuk belajar dan berkembang; membantu perkembangan intelektual, personal dan sosial warga masyarakat yang memasuki sekolah (Cooper, 1982). Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah (PP 19 : 2005 pasal 1.1). Berdasarkan Standar Pendidik dalam Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 disebutkan bahwa “Pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional” yang meliputi: 1. Kualifikasi akademik pendidikan minimal diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1); 2. Latar belakang pendidikan sesuai dengan bidang atau mata pelajaran yang diajarkan; 3. Sertifikat profesi guru (minimal 36 SKS di atas D-IV/S1); Dalam Peraturan Pemerintah di atas, menyebutkan setidaknya terdapat empat kompetens i yang harus dimiliki guru sebagai pendidik, diantaranya : 1. Kompetensi Pedagogik, yaitu: “Kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.”
  • 3. 2. Kompetensi Kepribadian yaitu: “Kepribadian pendidik yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia.” 3. Kompetensi Profesional, yaitu: “Kemampuan pendidik dalam penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkannya membimbing peserta didik memperoleh kompetensi yang ditetapkan.” Dan 4. Kompetensi Sosial, yaitu: “Kemampuan pendidik berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orangtua/wali peserta didik, dan masyarakat.” Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas kerpofesionalan. Berbagai literatur mengungkapkan bahwa proses pembelajaran di TK menekankan pada segi perkembangan berbagai potensi, pembentukan sikap dan perilaku yang diharapkan, serta pengembangan pengetahuan dan keterampilan dasar yang dibutuhkan anak untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan untuk menghadapi tugas-tugas perkembangan belajar selanjutnya yang menekankan pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan akademik. Konsep pembelajaran di TK seperti ini sangat sejalan dengan konsep bimbingan yang sangat peduli dengan perkembangan anak secara menyeluruh. Pada dasarnya bimbingan merupakan suatu upaya untuk memfasilitasi perkembangan individu agar
  • 4. mampu mencapai tarap perkembangan yang optimal. Melalui bimbinga n individu diharapkan dapat menjalani fase-fase perkembangannya dengan sukses serta dapat mengembangkan dan mewujudkan berbagai potensi dan kemampuan yang dimilikinya secara optimal. Dengan dukungan setting dan lingkungan belajar yang kondusif untuk mencip takan pembelajaran di TK yang bernuansa bimbingan, sehingga diharapkan lingkungan belajar yang diciptakan tersebut dapat menstimulasi anak untuk belajar sambil bermain dengan menyenangkan, (Solehudin, 2003). Menurut Rochman Natawidjaja (1984) bimbingan adalah suatu proses pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan secara terus menerus supaya individu tersebut dapat memahami dirinya, sehingga ia sanggup mengarahkan diri dan dapat bertindak wajar sesuai dengan tuntutan keadaan lingkungan sekolah, keluarga, dan masyarakat. Bimbingan sebagai suatu proses, mengandung arti bahwa bimbingan bukanlah suatu kegiatan yang sesaat, melainkan proses yang melibatkan berbagai tindakan yang bersifat terencana, sistematis, dan berkelanjutan. Pemahaman di atas merupakan pemahaman bimbingan dalam arti luas, yang mencakup makna bimbingan bagi seluruh individu. Anak taman kanak-kanak merupakan bagian dari individu yang dalam pelaksanaan pembelajarannya tidak terlepas dari kegiatan bimbingan. Adapun menurut Ernawulan (2003) Tujuan umum bimbingan di TK adalah membantu anak didik agar dapat mengenal dirinya dan lingkungan terdekatnya sehingga dapat menyesuaikan diri melalui tahap peralihan dari kehidupan rumah ke kehidupan sekolah dan masyarakat sekitar anak. Adapun tujuan khusus bimbingan di TK adalah: 1. Membantu anak lebih mengenal dirinya, kemampuannya, sifat-sifatnya; 2. Membantu anak mengembangkan potensi yang dimilikinya;
  • 5. 3. Membantu anak mengatasi kesulitan yang dihadapinya; 4. Membantu anak menyiapkan perkembangan mental dan sosia l untuk masuk lembaga pendidikan selanjutnya; 5. Membantu orang tua agar mengerti, memahami dan menerima anak sebagai individu; 6. Membantu orang tua mengatasi gangguan emosi anak yang ada hubungannya dengan situasi keluarga di rumah; 7. Membantu orang tua mengambil keputusan memilih sekolah bagi anaknya yang sesuai dengan taraf kemampuan intelektual, fisik dan sosial emosionalnya; dan 8. Memberikan informasi pada orang tua untuk memecahkan masalah kesehatan anak. Proses pembelajaran di TK dapat dilakukan melalui kegia tan bimbingan dan kegiatan tersebut dilakukan secara terintegrasi dalam proses pembelajaran di TK. Kegiatan bimbingan dan pembelajaran dilakukan secara bersama-sama dan saling terkait satu sama lain. Walaupun dalam pelaksanaannya terkadang sulit dibedakan mana yang termasuk bimbingan ataupun pembelajaran. Pembelajaran berbasis bimbingan merupakan sebuah model pembelajaran yang dirancang berdasarkan pemahaman terhadap bimbingan, dengan memperhatikan pemahaman terhadap anak dan cara belajarnya, maka pelaksanaannya terintegrasi dan menjadi bagian yang terpadu dalam program kegiatan belajar TK secara holistik serta berdasarkan pada konsep pembelajaran berbasis bimbingan yang sesuai untuk anak TK. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh pengetahua n dan bukti empirik mengenai kompetensi guru dalam pembelajaran berbasis bimbingan di Taman Kanak-Kanak. Permasalahan dalam penelitian ini pada dasarnya dikelompokkan kedalam dua bagian. Pertama, kompetensi guru yang meliputi: kompetensi pedagogik, kompetensi
  • 6. kepribadian, kompetensi profesional dan kompetensi sosial. Kedua, kompetensi guru TK dalam pembelajaran berbasis bimbingan, yang meliputi pemberian bimbingan yang terintegrasi dalam proses pembelajaran. Metode Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran informasi tentang keadaan kompetensi guru TK secara umum dan kompetensi guru TK dalam melaksanakan pembelajaran berbasis bimbingan di TK. Data yang diperoleh adalah data tentang kompetensi guru di lapangan. Data kompetensi guru meliputi, kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional dan kompetensi sosial. Berdasarkan tujuan tersebut, maka metode yang dianggap tepat digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Penelitian ini dilakukan untuk memecahkan permasalaha n dalam kompetensi guru TK dalam melaksanakan pembelajaran berbasis bimbingan, sehingga diperlukan sejumlah informasi yang dikumpulkan melalui penelitian deskriptif. (Nana Syaodih S, 2005: 75). Untuk mendeskripsikan kompetensi guru yang nyata di lapangan dibutuhkan sejumlah informasi. Informasi yang diperlukan pertama, tentang keadaan saat ini (present condition). Kedua, informasi yang peneliti inginkan (what we may want) untuk mencapai tujuan dan kebutuhan penelitian, serta ketiga, informasi mengenai bagaimana mengembangkan pembelajaran berbasis bimbingan (how to get there) yang diperoleh dari pengalaman guru dalam melaksanakan pembelajaran berbasis bimbingan serta pendapat para pakar sebagai bahan untuk mengembangkan kompetensi yang diperlukan dalam pembelajaran berbasis bimbingan di TK.
  • 7. Metode deskriptif digunakan karena akan menghasilkan data faktual yang diolah secara kuantitatif berdasarkan informasi statistik, dan data kualitatif yang dihasilkan berdasarkan hasil- hasil penelitian. Data yang diperoleh di lapangan berupa jenis data kualitatif dan kuantitatif. Untuk jenis data kualitatif, analisis data dilakukan pada setiap item pertanyaan yang sudah dirumuskan dan dilakukan juga selama dan segera setelah memperoleh data. Data yang telah dikumpulkan selanjutnya dilakukan pengolahan dan analisis data dengan menggunakan analisis data kuantitatif dan analisis data kualitatif. Analisis data kuantitatif, digunakan untuk menganalisis data skor hasil angket guru melalui metoda statistik, sedangkan analisis data kualitatif, dilakukan untuk menganalisis data hasil observasi, studi dokumentasi serta wawancara. Data hasil penelitian berupa observasi dan wawancara dianalisis dengan mendeskripsikan setiap alternatif jawaban. Hasil analisis ini kemudian dijadikan masukan dalam merancang dan mengembangkan program pembelajaran berbasis bimbingan di TK berdasarkan kebutuhan (need assesment) yang nyata di lapangan, sehingga program pembelajaran yang dikembangkan dapat meningkatkan kompetensi guru sesuai dengan apa yang diperlukan guru di lapangan. Sampel penelitian menggunakan teknik purposive sampling pada 90 guru TK dan melibatkan 25 sekolah TK yang ada di Bandung. Hasil Deskripsi hasil penelitian meliputi gambaran umum profil kompetensi guru TK yang secara nyata ada di lapangan berdasarkan jenis kelamin/gender, tingkat pendidikan terakhir dan pengalaman kerja. Profil kompetensi guru TK berdasarkan kompetensi
  • 8. pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi kepribadian, dan kompetensi sosial. Deskripsi tingkat pendidikan dan pengalaman kerja terhadap kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial. Berdasarkan angket yang diberikan kepada para guru di lapangan didapat deskripsi bahwa kompetensi profesional guru memberi pengaruh yang paling tinggi dibanding kompetensi kepribadian, kompetensi pedagogik dan kompetensi sosial. Gambaran pengaruh tiap jenis kompetensi terhadap kompetensi guru secara keseluruhan dapat dilihat pada grafik berikut ini. Porsentase Kompetensi keseluruhan 35,00 29,80 30,00 Persentase 25,00 24,61 23,31 22,29 20,00 15,00 10,00 5,00 0,00 Pedagogik Profesional Kepribadian Sosial Jenis Kompetensi Gambar 1 Grafik. Kompetensi Guru Secara Keseluruhan Berdasarkan gambar 1 menunjukkan bahwa kompetensi pedagogik guru memberi pengaruh sebesar 23.31% terhadap kompetensi guru keseluruhan. Kompetensi profesional guru memberi pengaruh sebesar 29.80% terhadap kompetensi guru keseluruhan. Kompetensi kepribadian memberi pengaruh sebesar 24.61% terhadap
  • 9. kompetensi keseluruhan. Kompetensi sosial memberi pengaruh sebesar 22.29% terhadap kompetensi keseluruhan. Pembahasan Berdasarkan hasil wawancara terhadap kepala TK di lapangan diperoleh informasi bahwa upaya pihak sekolah dalam meningkatkan kompetensi guru dilakukan diantaranya melalui upaya berikut: 1. Bimbingan pribadi dari kepala sekolah berupa bimbingan langsung kepada para guru; 2. Penataran dan bimbingan di bawah yayasan pendidikan; 3. Penataran dari diknas; 4. Penataran mengenai Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD); 5. Diskusi-diskusi dengan para guru; 6. Pembinaan langsung dari pihak yang kompeten di bidangnya; 7. Melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi sesuai kompetensi dan kualifikasi; 8. Kerjasama dengan pihak yang terkait dengan peningkatan kompetensi guru; 9. Pertemuan rutin dengan guru- guru sekecamatan; 10. Ikut serta dalam pendidikan dan pelatihan yang diperuntukkan untuk guru; 11. Mengikuti berbagai seminar dan lokakarya tentang kompetensi guru pendidikan anak. Berdasarkan hasil wawancara dengan para guru dan observasi di kelas pada saat pembelajaran berlangsung di lapangan didapat gambaran bahwa secara nyata pembelajaran berbasis bimbingan yang telah dilaksanakan oleh para guru di lapangan diantaranya dapat berupa:
  • 10. 1. Bimbingan dilakukan secara langsung, misalnya anak yang ketika dipanggil tidak mendengar diberi perlakuan khusus; 2. Bimbingan dilakukan secara umum (klasikal) dilakukan secara bersama-sama dikelas, misalnya dengan bercerita; 3. Bimbingan yang dilakukan pada saat pembelajaran melalui bercerita dan diintegrasikan ketika pembelajaran berlangsung; 4. Bimbingan dilakukan diluar kelas secara individual, dilihat jika ada anak yang bermasalah kemudian diberikan layanan bimbingan khusus ; 5. Layanan bimbingan yang bersifat individual dengan melakukan kerjasama antara ibu guru dan orang tua anak; 6. Layanan bimbingan kelompok; 7. Bimbingan yang berorientasi pada kemandirian anak, sosial emosi dan seluruh aspek yang menunjang perkembangan anak; 8. Bimbingan yang lebih mengarah pada proses pembelajaran dan perkembangan anak; 9. Bimbingan yang terintegrasi dengan pembelajaran, misalnya dalam menangani kasuskasus tertentu dilakukan bimbingan pada saat pembelajaran. Pada dasarnya guru akan mencoba melakukan bimbingan terlebih dahulu sesuai dengan kemampuannya, jika guru sudah tidak mampu menangani maka guru merefer kepada pihak yang lebih kompeten; 10. Bimbingan untuk menangani sosial anak selama dua minggu pertama anak masuk sekolah TK dengan memberikan bimbingan dan keamanan melalui sent uhan qalbu (hati); 11. Bimbingan yang terintegrasi pada saat pembelajaran berlangsung.
  • 11. Adapun menurut Kartadinata dan menjelaskan bahwa seharusnya Dantes (1997), dan Natawidjaja (1988), pelaksanaan pembelajaran berbasis bimbingan diperuntukkan bagi semua murid; memperlakukan murid sebagai individu yang unik dan sedang berkembang; mengakui murid sebagai individu yang bermartabat dan berkemampuan; terarah ke pengembangan segenap aspek perkembangan anak secara menyeluruh dan optimal; dan disertai dengan berbaga i sikap guru yang positif dan mendukung aktualisasi berbagai minat, potensi, dan kapabilitas murid sesuai dengan norma-norma kehidupan yang dianut. Dalam pelaksanaan pembelajaran berbasis bimbingan masih terlihat adanya perlakuan-perlakuan yang tidak sesua i dengan praktek pembelajaran di TK (inappropriate practice), sedangkan seyogyanya dalam pelaksanaan pembelajaran berbasis bimbingan mempraktekkkan pendekatan pembelajaran yang sesuai (appropriate practice) sehingga dalam pelaksanaannya pembelajaran berbasis bimbingan memperhatikan karakteristik anak dan perkembangan belajar anak, sehingga anak merasa nyaman berada di lingkungan kondusif untuk belajar dan bermain, seperti yang disimpulkan oleh Bredekamp dan Rosergrant (1991/92: 14-17) dalam Solehudin (2003) bahwa anak akan belajar dengan baik dan bermakna bila: (1) anak merasa aman secara psikologis serta kebutuhan-kebutuhan fisiknya terpenuhi; (2) anak mengkonstruksi pengetahuan; (3) anak belajar melalui interaksi sosial dengan orang dewasa dan anak lainnya; (4) kegiatan belajar anak merefleksikan suatu lingkaran yang tak pernah putus yang mulai dengan kesadaran kemudian beralih ke ekplorasi, pencarian, dan akhirnya ke penggunaan; (5) anak belajar melalui bermain; (6) minat dan kebutuhan anak untuk mengetahui ; dan (7) unsur variasi individual anak diperhatikan.
  • 12. Dari hasil observasi dan wawancara diketahui bahwa pelaksanaan pembelajaran berbasis bimbingan di TK masih kurang, hal ini dapat dilihat dari belum adanya sekolah yang memilki program bimbingan yang tertulis secara khusus untuk melaksanakan program pembelajaran berbasis bimbingan di TK dan kompetensi serta kualifikasi yang ada belum sesuai dengan standar yang diharapkan, karena masih terdapat guru yang berkualifikasi di bawah S1. Sedangkan dalam Undang-Undang yang dipersyaratkan guru TK minimal berkualifikasi S1 dan sesuai dengan bidangnya. Dalam kompetensi, guru TK belum memaknai secara mendalam arti bimbingan di TK serta guru hanya berperan sebagai pendidik dan pelatih saja belum berperan sebagai pembimbing. Adapun menurut Ernawulan (2003) dikemukanan bahwa seorang guru TK dalam melaksanakan pembelajaran selain sebagai pendidik dan pelatih, seorang guru perlu menguasai beberapa kemampuan sebagai seorang pembimbing di TK, yaitu sebagai berikut : 1. Mampu menemukan atau menandai berbagai permasalahan atau kecenderungan adanya masalah yang dihadapi anak TK; 2. Mampu menemukan berbagai faktor atau latar belakang yang mungkin menjadi penyebab terjadinya hambatan atau masalah yang dialami anak TK; 3. Mampu memilih cara penyelesaian masalah atau hambatan yang dihadapi anak TK; 4. Mampu menciptakan lingkungan kondusif bagi tumbuh kembang anak TK; 5. Mampu berinteraksi dan bekerja sama dengan orang tua dalam upaya membantu menyelesaikan masalah yang dihadapi anak TK; 6. Mampu menjalin kerjasama dengan komunitas lain dalam lingkungan TK seperti : dokter, psikolog dan jabatan lainnya serta masyarakat sekitar lingkungan anak TK.
  • 13. Kesimpulan dan Saran Kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian adalah: (1) Gambaran kompetensi gur u di lapangan secara keseluruhan dilihat dari hasil penelitian yaitu kompetensi pedagogik sebesar 23.31%, kompetensi profesional sebesar 29.80%, kompetensi kepribadian sebesar 24.61%, dan kompetensi sosial sebesar 22.29%, (2) Upaya yang dilakukan pihak sekolah TK, kepala sekolah, dan guru di lapangan untuk meningkatkan kompetensi guru sudah cukup baik, akan tetapi belum terlaksana secara terencana dan terprogram secara berkesinambungan dan konsisten, (3) Pelaksanaan pembelajaran berbasis bimbingan oleh guru di lapangan belum menunjukkan pelaksanaan yang ideal, karena guru masih memisahkan antara proses bimbingan dengan pelaksanaan pembelajaran di TK, (4) Kompetensi guru dalam pembelajaran berbasis bimbingan di TK perlu ditingkatkan melalui berbagai bentuk kegiatan yang dapat memfasilitasi guru untuk memahami secara lebih komprehenship pelaksanaan bimbingan yang terintegrasi dengan pembelajaran di TK dari tataran konseptual sampai kepada tataran praktek. Dari hasil penelitian mengisaratkan beberapa hal diant aranya: 1. Penerapan Program Pembelajaran Berbasis Bimbingan di TK Penerapan program pembelajaran berbasis bimbingan di TK dengan memperhatikan prioritas pemberian layanan bimbingan yang dapat diintergrasikan dengan proses pembelajaran di TK, yaitu memilih dan merancang tema pembelajaran serta menggunakan strategi pembelajaran yang dapat memfasilitasi terintegrasinya bimbingan dengan pembelajaran di TK.
  • 14. 2. Pelaksanaan Program untuk Meningkatkan Kompetensi Guru dalam Pembelajaran Berbasis Bimbingan di TK. Pelaksanaan program diprioritaskan untuk melaksanakan program yang lebih meningkatkan kompetensi sosial dan kompetensi pedagogik, karena kompetensi sosial guru secara keseluruhan memiliki tingkat yang paling rendah dibandingkan jenis kompetensi lainnya, sedangkan kompetensi pedagogik menjadi prioritas dikarenakan masih banyak ditemukan praktek perlakuan yang kurang tepat (inappropriate practice) dalam pelaksanaan pembelajaran di TK. Adapun untuk kompetensi profesional dan kompetensi kepribadian dapat diberikan program pengayaan yang dapat menambah kompetensi keduanya lebih meningkat ke arah pengembangan kepribadian yang mantap dan menuju profesionalisme yang handal sebagai guru TK. Pelaksanaan program dapat berupa pelatihan, workshop, simulasi, seminar dan lokakarya, penataran atau program pendidikan lainnya yang dapat meningkatkan kompetensi guru terutama dalam pelaksanaan pembelajaran berbasis bimbingan di TK. 3. Penyelenggara Program Pendidikan Guru Taman Kanak-Kanak Bagi lembaga penyelenggara program pendidikan guru taman kanak-kanak (PGTK) disarankan untuk lebih memperhatikan kualitas kompetensi dan kualifikasi lulusan. Untuk meningkatkan kualitas kompetensi disarankan memberikan pembekalan berupa pengayaan materi- materi yang terkait dengan kompetensi pegagodik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, kompetensi sosial, serta kompetensi guru dalam melaksanakan pembelajaran berbasis bimbingan di TK. Untuk meningkatkan kualifikasi akademik lulusan disarankan agar lembaga
  • 15. penyelenggara program pendidikan gur u taman kanak-kanak (PGTK) membuka jenjang S1. 4. Penyelenggara Sekolah Taman Kanak-Kanak Bagi lembaga penyelenggara sekolah TK, khususnya kepada guru-guru TK disarankan untuk lebih meningkatkan kompetensi melalui keikutsertaan dalam berbagai kegiatan yang terkait dengan pendidikan anak usia dini, khususnya TK. Untuk kompetensi guru, akan lebih baik apabila disertai kualifikasi akademik yang sesuai dengan standar pendidikan yang dipersyaratkan untuk guru TK yaitu kualifikasi akademik minimal S1, sehingga disarankan untuk para guru yang belum memiliki kualifikasi akademik S1 agar melanjutkan pendidikan ke jenjang S1 dengan mengambil jurusan sesuai dengan kompetensi yang dispersyaratkan sebagai guru TK. 5. Penelitian Lanjutan Mengkaji lebih lanjut mengenai kompetens i guru dan permasalahannya yang terkait dengan seluruh jenis kompetensi guru dan diteliti secara detail setiap aspek dan sub aspek kompetensi beserta indikator- indikator setiap jenis kompetensi. Menggunakan pendekatan penelitian ke arah penelitian dan pengembangan (Research and Development) untuk mengujicobakan program pembelajaran, sehingga menghasilkan produk model pembelajaran berbasis bimbingan yang standar dan teruji di lapangan. Menggunakan teknik pengumpulan data yang lebih dapat mengukur kompetensi guru, tidak hanya menggunakan angket dan wawancara serta observasi saja melainkan dengan studi kasus untuk mengamati lebih mendalam setiap kompetensi guru dan jenis kompetensi serta indikatornya sehingga dapat terungkap secara sebenarnya.
  • 16. Daftar Rujukan Beaty, J.J. (1994). Skill for preeschool teachers. New Jersey: Merril, an Imprint of Prentice Hall. Bredekamp, S. and Carol, C. (1997). Developmentally appropriate practice, in early childhood programs. Washington D.C: National Association for the Education of Young Children. Departemen Pendidikan Nasional. (2005). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan. Jakarta: Biro Hukum dan Organisasi Sekretariat Jenderal Departemen Pendidikan Nasional Hamalik, O. (2004). Pendidikan guru berdasarkan pendekatan kompetensi. Jakarta: Bumi Aksara. Mulyasa, E. (2006). Menjadi guru profesional menciptakan pembelajaran kreatif dan menyenangkan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Solehudin, M. (2003). Pembelajaran berbasis bimbingan di Taman Kanak-Kanak . Makalah. Konvensi Nasional XIII Bimbingan dan Konseling: Tidak diterbitkan. Sukmadinata, N. S. (2005). Metode penelitian pendidikan. Bandung: Kerjasama Program Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia dengan PT Remaja Rosdakarya. Syaodih, E. (2003). Bimbingan di Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.