SlideShare a Scribd company logo
1 of 29
Analisis Diskriminan




 p.e.l.a.t.i.h.a.n   m.u.l.t.i.v.a.r.i.a.t.e
Tujuan Utama
Memperoleh fungsi diskriminan, yaitu
   fungsi yang mampu digunakan
 membedakan suatu objek masuk ke
dalam populasi tertentu berdasarkan
pengamatan terhadap objek tersebut




      p.e.l.a.t.i.h.a.n   m.u.l.t.i.v.a.r.i.a.t.e
Contoh Fungsi Diskriminan
• Dengan melihat gejala-gejala yang nampak
  pada seseorang, dokter bisa menduga
  penyakit apa yang diderita orang tersebut.
• Dengan melihat warna, merasakan, dan
  menghirup asap rokok, penilai bisa
  mengetahui kelas kualitas tembakau.
• Dengan mengetahui berbagai indikator yang
  berupa variabel derivatif keuangan sebuah
  bank, kita bisa menilai kesehatan bank
  tersebut.

         p.e.l.a.t.i.h.a.n   m.u.l.t.i.v.a.r.i.a.t.e
Fungsi Diskriminan
• Merupakan kombinasi dari beberapa
  peubah, satu peubah saja umumnya
  tidak mencukupi
• Dari banyak peubah, menggunakan
  fungsi diskriminan diperoleh sebuah
  indeks
• Berdasarkan kriteria tertentu, dengan
  indeks ini kita mengklasifikasikan objek

        p.e.l.a.t.i.h.a.n   m.u.l.t.i.v.a.r.i.a.t.e
Fungsi Diskriminan
• Tidak selalu (bahkan jarang) diperoleh
  fungsi diskriminan dengan tingkat
  ketepatan yang sempurna
• Fungsi Diskriminan memiliki ukuran
  yang menggambarkan tingkat
  ketepatan



        p.e.l.a.t.i.h.a.n   m.u.l.t.i.v.a.r.i.a.t.e
Fungsi Diskriminan




  X mampu menjadi                   Y mampu menjadi
pembeda, tetapi Y tidak           pembeda, tetapi X tidak

          p.e.l.a.t.i.h.a.n   m.u.l.t.i.v.a.r.i.a.t.e
Fungsi Diskriminan




X dan Y saja tidak mampu          Membutuhkan fungsi non-
menjadi pembeda, tetapi           linear dari X dan Y untuk
 kombinasi linearnya bisa             bisa membedakan
           p.e.l.a.t.i.h.a.n   m.u.l.t.i.v.a.r.i.a.t.e
Pendekatan Fisher
• Hanya untuk 2 populasi
• pendekatan Fisher bisa dituliskan
  sebagai berikut:
 Cari a sehingga jarak antara E(a’x) = a’µ 1 di
  ∏1 dengan E(a’x) = a’µ 2 di ∏2 maksimum,
 atau memaksimumkan |a’µ 1 – a’µ 2| dengan
              kendala a’Σa = 1.


         p.e.l.a.t.i.h.a.n   m.u.l.t.i.v.a.r.i.a.t.e
Pendekatan Fisher
                  a = Σ -1(µ 1 - µ 2)
 dan kita akan mengelompokkan x ke Π1
   jika a’x ≥ h, dan kebalikannya kita
masukkan x ke dalam Π2, dengan h = a’(µ 1
   + µ 2) / 2. Dengan kata lain, x akan
  dimasukkan ke populasi yang paling
             dekat dengannya.

        p.e.l.a.t.i.h.a.n   m.u.l.t.i.v.a.r.i.a.t.e
Pendekatan Fisher --
          ILUSTRASI
  Dalam rangka mengatur penangkapan ikan
          salmon, sangat diinginkan bisa
mengidentifikasi apakah ikan yang tertangkap
 berasal dari Alaska atau Kanada. Lima puluh
       ikan diambil dari setiap tempat, dan
pertumbuhan diameternya diukur ketika ikan-
ikan itu hidup di air tawar dan ketika hidup di
 air laut. Tujuannya adalah untuk mengetahui
apakah ikan yang tertangkap di kemudian hari
berasal dari Alaska atau dari Kanada (Minitab,
                      Inc).
         p.e.l.a.t.i.h.a.n   m.u.l.t.i.v.a.r.i.a.t.e
Pendekatan Fisher --
    ILUSTRASI




 p.e.l.a.t.i.h.a.n   m.u.l.t.i.v.a.r.i.a.t.e
Pendekatan Fisher --
           ILUSTRASI
Dengan demikian, jika kita memiliki suatu pengamatan
baru x = (x1, x2) maka kita akan memasukkannya ke
populasi 1 (ikan dari Alaska) jika
             -0.0521 x1 + 0.0137 x2 ≥ -0.5657
dan jika sebaliknya maka kita masukkan ke populasi
ke-2. Sebagai teladan, jika diperoleh sebuah ikan
dengan nilai pengamatan x = (103, 405), maka nilai
a’x = -0.0521 (103) + 0.0137 (405) = 10.918, dan kita
masukkan ke dalam populasi 1


           p.e.l.a.t.i.h.a.n   m.u.l.t.i.v.a.r.i.a.t.e
Pendekatan Fisher --
    ILUSTRASI




 p.e.l.a.t.i.h.a.n   m.u.l.t.i.v.a.r.i.a.t.e
Pendekatan Fisher --
           ILUSTRASI
Cara lain untuk melakukan klasifikasi adalah
menggunakan konsep jarak terhadap vektor rataan
populasi yang paling dekat. Artinya jika ada suatu
pengamatan baru x = (x1, x2), maka pengamatan atau
objek baru ini akan kita masukkan ke dalam populasi
ke-1 (Π1) hanya jika jarak x terhadap vektor rataan
populasi ke-1 lebih dekat daripada jarak x terhadap
vektor rataan populasi ke-2. Jarak antara x terhadap
vektor     rataan diperoleh menggunakan formula
mahalanobis, yaitu:


          p.e.l.a.t.i.h.a.n   m.u.l.t.i.v.a.r.i.a.t.e
Pendekatan Fisher --
        ILUSTRASI
Misalkan untuk pengamatan x = (103,
405) seperti pada ilustrasi sebelumnya
             d1(x) = 0.5421
                 d2(x) = 1.3322
  sehingga karena d1(x) < d2(x) maka x
diklasifikasikan berasal dari populasi 1
           (ikan dari Alaska).

       p.e.l.a.t.i.h.a.n   m.u.l.t.i.v.a.r.i.a.t.e
Pendekatan Fisher --
           ILUSTRASI
Pendekatan lain yang juga dapat digunakan adalah
menggunakan peluang posterior. Suatu pengamatan x
= (x1, x2) akan diklasifikasikan ke dalam populasi Π1
hanya jika peluang posteiornya lebih besar dari pada
peluang posterior masuk ke Π2, dan sebaliknya.
Peluang posterior masuk ke dalam Πj adalah
                                          1
                                         − d 2 (x)
                                             j
                                     e    2

             P(j|x) =           1
                               − d12 ( x )
                                                   1 2
                                                  − d2 (x)
                           e    2
                                             +e    2


           p.e.l.a.t.i.h.a.n     m.u.l.t.i.v.a.r.i.a.t.e
Pendekatan Fisher --
         ILUSTRASI
 Kembali pada x ilustrasi di atas dihasilkan
P(1|x) = 0.677 dan P(2|x) = 0.323. Sehingga
  karena P(1|x) > P(2|x) maka x sekali lagi
    diklasifikasikan berasal dari Alaska.




        p.e.l.a.t.i.h.a.n   m.u.l.t.i.v.a.r.i.a.t.e
Analisis Diskriminan untuk k Populasi
       yang Menyebar Normal
• Ada konsep sebaran prior
• Seringkali juga perlu mempertimbangkan
  biaya salah klasifikasi
• Mencari fungsi yang meminimumkan
  expected cost of missclassification
           k           k

         ∑ π ∑ P ( s | t )c ( s | t )
         t =1
                  t
                      s =1

         p.e.l.a.t.i.h.a.n   m.u.l.t.i.v.a.r.i.a.t.e
Analisis Diskriminan Linear
• Asumsi : multivariate normal dengan
  matriks ragam-peragam sama di setiap
  populasi
• Asumsi : Biaya salah klasifikasi sama
  besar di setiap populasi




        p.e.l.a.t.i.h.a.n   m.u.l.t.i.v.a.r.i.a.t.e
Analisis Diskriminan Linear
• aturan yang paling sederhana pada klasifikasi bisa
  dinyatakan dalam fungsi kuadrat jarak yaitu
          • dt(x) = (x - µ t)’Σ -1(x - µ t) – 2 ln(πt)
• Suatu objek x diklasifikasikan kepada populasi yang
  terdekat, yang dihitung menggunakan formula di
  atas. Atau, x akan diklasifikasikan berasal dari
  populasi ke-t jika

                      dt2(x) = jmink
                                =1,...,
                                          {d   2
                                               j      }
                                                   ( x)

           p.e.l.a.t.i.h.a.n   m.u.l.t.i.v.a.r.i.a.t.e
Analisis Diskriminan Linear
• Seperti    halnya     pada     bagian  terdahulu,
  mengklasifikasikan objek pengamatan ke populasi
  yang terdekat setara dengan mengklasifikasikan
  objek ke populasi dengan peluang posterior yang
  paling besar. Pada kasus k buah populasi, peluang
  tersebut besarnya diperoleh dari
                                   1
                                  − d t2 ( x )
                              e    2
            P(t|x) =      k           1           t = 1, 2, …, k
                                     − d 2 ( x)
                         ∑e
                                         j
                                      2

                          j =1



          p.e.l.a.t.i.h.a.n        m.u.l.t.i.v.a.r.i.a.t.e
Menduga Tingkat Salah Klasifikasi

• Error Rate, dugaan tingkat kesalahan
  di populasi ke-s adalah
                       k
     ˆ R( s) =
     E                        ∑ P(t | s)
                            t =1,t ≠ s



        p.e.l.a.t.i.h.a.n    m.u.l.t.i.v.a.r.i.a.t.e
Menduga Tingkat Salah Klasifikasi
Pendugaan Tingkat Kesalahan dengan Validasi Silang
 • jika ada n objek pengamatan, maka hanya (n –
   1) pengamatan yang digunakan sebagai gugus
   data pembentukan fungsi diskriminan
 • satu pengamatan sisanya digunakan untuk
   evaluasi
 • proses di atas diulang sebanyak n kali, satu kali
   untuk setiap data yang disisihkan
 • proporsi kesalahan adalah dugaan tingkat
   kesalahan


          p.e.l.a.t.i.h.a.n   m.u.l.t.i.v.a.r.i.a.t.e
Menduga Tingkat Salah Klasifikasi
 posterior probability error rate


                                        Simple PPER




                                        Stratified PPER



     p.e.l.a.t.i.h.a.n   m.u.l.t.i.v.a.r.i.a.t.e
Analisis Diskriminan
         Kuadratik
Multivariate normal namun matriks ragam-
          peragamnya tidak sama




       p.e.l.a.t.i.h.a.n   m.u.l.t.i.v.a.r.i.a.t.e
Penyeleksian Peubah pada
      Analisis Diskriminan
Dimulai dengan memilih satu peubah yang paling
penting, dan dilanjutkan dengan pemilihan peubah
penting lain satu demi satu menggunakan suatu kriteria
tertentu.      Salah satu kriterianya adalah dengan
menentukan taraf nyata tertentu sebagai batas. Kriteria
lain adalah dengan menganggap peubah yang sudah
terpilih bersifat tetap, dan menghitung korelasi parsial
peubah yang akan dipilih, serta sebelumnya sudah
ditentukan batasan besaran korelasi parsial yang bisa
diterima. Proses ini akan berhenti jika tidak ada lagi
peubah yang memenuhi kriteria yang telah ditentukan.
Prosedur yang seperti ini dikenal sebagai prosedur
forward selection.
            p.e.l.a.t.i.h.a.n   m.u.l.t.i.v.a.r.i.a.t.e
Penyeleksian Peubah pada
    Analisis Diskriminan
Dimulai dengan model penuh, yaitu
memuat semua peubah. Di setiap tahap
dilakukan pembauangan peubah yang
paling tidak penting satu demi satu
dengan kriteria yang sama dengan
prosedur forward.     Proses diteruskan
hingga tidak ada lagi peubah yang
dikeluarkan.     Prosedur ini dikenal
sebagai prosedur backward selection.

        p.e.l.a.t.i.h.a.n   m.u.l.t.i.v.a.r.i.a.t.e
Penyeleksian Peubah pada
    Analisis Diskriminan
Kombinasi antara kedua prosedur di atas,
dikenal sebagai stepwise selection. Di
setiap tahap dimungkinkan ada peuabh
yang masuk sekaligus ada peubah yang
dikeluarkan,    berdasarkan     kriteria
tertentu yang ditetapkan pada awal
proses.


        p.e.l.a.t.i.h.a.n   m.u.l.t.i.v.a.r.i.a.t.e
Terima Kasih

     atas perhatiannya




p.e.l.a.t.i.h.a.n   m.u.l.t.i.v.a.r.i.a.t.e

More Related Content

What's hot

APG Pertemuan 4 : Multivariate Normal Distribution
APG Pertemuan 4 : Multivariate Normal DistributionAPG Pertemuan 4 : Multivariate Normal Distribution
APG Pertemuan 4 : Multivariate Normal DistributionRani Nooraeni
 
Model Distribusi lag dan distribusi autoregressive
Model Distribusi lag dan distribusi autoregressiveModel Distribusi lag dan distribusi autoregressive
Model Distribusi lag dan distribusi autoregressiveAgung Handoko
 
APG Pertemuan 6 : Mean Vectors From Two Populations
APG Pertemuan 6 : Mean Vectors From Two PopulationsAPG Pertemuan 6 : Mean Vectors From Two Populations
APG Pertemuan 6 : Mean Vectors From Two PopulationsRani Nooraeni
 
APG Pertemuan 1-2 (1)
APG Pertemuan 1-2 (1)APG Pertemuan 1-2 (1)
APG Pertemuan 1-2 (1)Rani Nooraeni
 
Analisis Diskriminan (1)
Analisis Diskriminan (1)Analisis Diskriminan (1)
Analisis Diskriminan (1)Rani Nooraeni
 
Distribusi hipergeometrik
Distribusi hipergeometrikDistribusi hipergeometrik
Distribusi hipergeometrikEman Mendrofa
 
Uji Hipotesis Dua Rata-rata
Uji Hipotesis Dua Rata-rataUji Hipotesis Dua Rata-rata
Uji Hipotesis Dua Rata-ratasilvia kuswanti
 
[5] tabel kontingensi b xk dan uji chi square
[5] tabel kontingensi b xk dan uji chi square[5] tabel kontingensi b xk dan uji chi square
[5] tabel kontingensi b xk dan uji chi squareDarnah Andi Nohe
 
Statistik inferensi bag 1 estimasi parameter
Statistik inferensi bag 1 estimasi parameterStatistik inferensi bag 1 estimasi parameter
Statistik inferensi bag 1 estimasi parameteryusufbf
 
ANALISIS REGRESI LINIER BERGANDA
ANALISIS REGRESI LINIER BERGANDAANALISIS REGRESI LINIER BERGANDA
ANALISIS REGRESI LINIER BERGANDAArning Susilawati
 
APG Pertemuan 5 : Inferences about a Mean Vector and Comparison of Several Mu...
APG Pertemuan 5 : Inferences about a Mean Vector and Comparison of Several Mu...APG Pertemuan 5 : Inferences about a Mean Vector and Comparison of Several Mu...
APG Pertemuan 5 : Inferences about a Mean Vector and Comparison of Several Mu...Rani Nooraeni
 
Analisis Komponen Utama (1)
Analisis Komponen Utama (1)Analisis Komponen Utama (1)
Analisis Komponen Utama (1)Rani Nooraeni
 
Stat matematika II (9)
Stat matematika II (9)Stat matematika II (9)
Stat matematika II (9)jayamartha
 
Analisis Diskriminan (2)
Analisis Diskriminan (2)Analisis Diskriminan (2)
Analisis Diskriminan (2)Rani Nooraeni
 
Rancangan Bujur Sangkar Latin (RBSL)
Rancangan Bujur Sangkar Latin (RBSL) Rancangan Bujur Sangkar Latin (RBSL)
Rancangan Bujur Sangkar Latin (RBSL) Arning Susilawati
 
Uji asumsi-klasik
Uji asumsi-klasikUji asumsi-klasik
Uji asumsi-klasikIpma Zukemi
 

What's hot (20)

Tabel mortalitas-cso-dan-komutasi
Tabel mortalitas-cso-dan-komutasiTabel mortalitas-cso-dan-komutasi
Tabel mortalitas-cso-dan-komutasi
 
APG Pertemuan 4 : Multivariate Normal Distribution
APG Pertemuan 4 : Multivariate Normal DistributionAPG Pertemuan 4 : Multivariate Normal Distribution
APG Pertemuan 4 : Multivariate Normal Distribution
 
Model Distribusi lag dan distribusi autoregressive
Model Distribusi lag dan distribusi autoregressiveModel Distribusi lag dan distribusi autoregressive
Model Distribusi lag dan distribusi autoregressive
 
APG Pertemuan 6 : Mean Vectors From Two Populations
APG Pertemuan 6 : Mean Vectors From Two PopulationsAPG Pertemuan 6 : Mean Vectors From Two Populations
APG Pertemuan 6 : Mean Vectors From Two Populations
 
APG Pertemuan 1-2 (1)
APG Pertemuan 1-2 (1)APG Pertemuan 1-2 (1)
APG Pertemuan 1-2 (1)
 
Analisis Diskriminan (1)
Analisis Diskriminan (1)Analisis Diskriminan (1)
Analisis Diskriminan (1)
 
Distribusi hipergeometrik
Distribusi hipergeometrikDistribusi hipergeometrik
Distribusi hipergeometrik
 
T2 Hottelling
T2 HottellingT2 Hottelling
T2 Hottelling
 
Uji Hipotesis Dua Rata-rata
Uji Hipotesis Dua Rata-rataUji Hipotesis Dua Rata-rata
Uji Hipotesis Dua Rata-rata
 
[5] tabel kontingensi b xk dan uji chi square
[5] tabel kontingensi b xk dan uji chi square[5] tabel kontingensi b xk dan uji chi square
[5] tabel kontingensi b xk dan uji chi square
 
Statistik inferensi bag 1 estimasi parameter
Statistik inferensi bag 1 estimasi parameterStatistik inferensi bag 1 estimasi parameter
Statistik inferensi bag 1 estimasi parameter
 
ANALISIS REGRESI LINIER BERGANDA
ANALISIS REGRESI LINIER BERGANDAANALISIS REGRESI LINIER BERGANDA
ANALISIS REGRESI LINIER BERGANDA
 
APG Pertemuan 5 : Inferences about a Mean Vector and Comparison of Several Mu...
APG Pertemuan 5 : Inferences about a Mean Vector and Comparison of Several Mu...APG Pertemuan 5 : Inferences about a Mean Vector and Comparison of Several Mu...
APG Pertemuan 5 : Inferences about a Mean Vector and Comparison of Several Mu...
 
Analisis Komponen Utama (1)
Analisis Komponen Utama (1)Analisis Komponen Utama (1)
Analisis Komponen Utama (1)
 
Stat matematika II (9)
Stat matematika II (9)Stat matematika II (9)
Stat matematika II (9)
 
PENDUGAAN PARAMETER
PENDUGAAN PARAMETERPENDUGAAN PARAMETER
PENDUGAAN PARAMETER
 
Analisis Diskriminan (2)
Analisis Diskriminan (2)Analisis Diskriminan (2)
Analisis Diskriminan (2)
 
analisis varians
analisis varians analisis varians
analisis varians
 
Rancangan Bujur Sangkar Latin (RBSL)
Rancangan Bujur Sangkar Latin (RBSL) Rancangan Bujur Sangkar Latin (RBSL)
Rancangan Bujur Sangkar Latin (RBSL)
 
Uji asumsi-klasik
Uji asumsi-klasikUji asumsi-klasik
Uji asumsi-klasik
 

Similar to Analisis diskriminan (teori)

Desain-Eksperimen-Pertemuan-14.ppt
Desain-Eksperimen-Pertemuan-14.pptDesain-Eksperimen-Pertemuan-14.ppt
Desain-Eksperimen-Pertemuan-14.pptfirmansyah231676
 
I v gejala pusat-letak & simpangan
I v gejala pusat-letak & simpanganI v gejala pusat-letak & simpangan
I v gejala pusat-letak & simpanganUNHAS
 
01. rancob fp unsam pertemuan ketiga dan seterusnya 2011
01. rancob fp unsam pertemuan ketiga dan seterusnya 201101. rancob fp unsam pertemuan ketiga dan seterusnya 2011
01. rancob fp unsam pertemuan ketiga dan seterusnya 2011Ir. Zakaria, M.M
 
Nota ulangkaji mte3114 topik 4
Nota ulangkaji mte3114   topik 4Nota ulangkaji mte3114   topik 4
Nota ulangkaji mte3114 topik 4LeeChing Tan
 
APG Pertemuan 6 : Inferensia Dua Vektor Rata-rata
APG Pertemuan 6 : Inferensia Dua Vektor Rata-rataAPG Pertemuan 6 : Inferensia Dua Vektor Rata-rata
APG Pertemuan 6 : Inferensia Dua Vektor Rata-rataRani Nooraeni
 
Modul kalkulus i_bab_i_(bil_riil)[1]
Modul kalkulus i_bab_i_(bil_riil)[1]Modul kalkulus i_bab_i_(bil_riil)[1]
Modul kalkulus i_bab_i_(bil_riil)[1]089697859631
 
Fp unsam 2009 bab iii distribusi sampling
Fp unsam 2009 bab iii distribusi samplingFp unsam 2009 bab iii distribusi sampling
Fp unsam 2009 bab iii distribusi samplingIr. Zakaria, M.M
 
ANALISIS REGRESI LINIER BERGANDA DAN PENGUJIAN ASUMSI RESIDUAL
ANALISIS REGRESI LINIER BERGANDA DAN PENGUJIAN ASUMSI RESIDUALANALISIS REGRESI LINIER BERGANDA DAN PENGUJIAN ASUMSI RESIDUAL
ANALISIS REGRESI LINIER BERGANDA DAN PENGUJIAN ASUMSI RESIDUALArning Susilawati
 
02. pengertian dasar rancangan percobaan
02. pengertian dasar rancangan percobaan02. pengertian dasar rancangan percobaan
02. pengertian dasar rancangan percobaanUNTAN
 
02. pengertian dasar rancangan percobaan
02. pengertian dasar rancangan percobaan02. pengertian dasar rancangan percobaan
02. pengertian dasar rancangan percobaanUNTAN
 
Presentasi distribusi poisson
Presentasi distribusi poissonPresentasi distribusi poisson
Presentasi distribusi poissonWulan_Ari_K
 
Fp unsam 2009 sampling dan-distribusi-sampling
Fp unsam 2009 sampling dan-distribusi-samplingFp unsam 2009 sampling dan-distribusi-sampling
Fp unsam 2009 sampling dan-distribusi-samplingIr. Zakaria, M.M
 
Probstat ekpektasi matematika (kelompok2)
Probstat ekpektasi matematika (kelompok2)Probstat ekpektasi matematika (kelompok2)
Probstat ekpektasi matematika (kelompok2)Dila Nurlaila
 
Penerapan integral dalam bidang ilmu
Penerapan integral dalam bidang ilmuPenerapan integral dalam bidang ilmu
Penerapan integral dalam bidang ilmuMhd Syahrul Ramadhan
 

Similar to Analisis diskriminan (teori) (20)

Desain-Eksperimen-Pertemuan-14.ppt
Desain-Eksperimen-Pertemuan-14.pptDesain-Eksperimen-Pertemuan-14.ppt
Desain-Eksperimen-Pertemuan-14.ppt
 
I v gejala pusat-letak & simpangan
I v gejala pusat-letak & simpanganI v gejala pusat-letak & simpangan
I v gejala pusat-letak & simpangan
 
Analisis statistika-multivariate
Analisis statistika-multivariateAnalisis statistika-multivariate
Analisis statistika-multivariate
 
01. rancob fp unsam pertemuan ketiga dan seterusnya 2011
01. rancob fp unsam pertemuan ketiga dan seterusnya 201101. rancob fp unsam pertemuan ketiga dan seterusnya 2011
01. rancob fp unsam pertemuan ketiga dan seterusnya 2011
 
Nota ulangkaji mte3114 topik 4
Nota ulangkaji mte3114   topik 4Nota ulangkaji mte3114   topik 4
Nota ulangkaji mte3114 topik 4
 
Anova
AnovaAnova
Anova
 
Chap5 an reg&korelasi
Chap5 an reg&korelasiChap5 an reg&korelasi
Chap5 an reg&korelasi
 
APG Pertemuan 6 : Inferensia Dua Vektor Rata-rata
APG Pertemuan 6 : Inferensia Dua Vektor Rata-rataAPG Pertemuan 6 : Inferensia Dua Vektor Rata-rata
APG Pertemuan 6 : Inferensia Dua Vektor Rata-rata
 
Modul kalkulus i_bab_i_(bil_riil)[1]
Modul kalkulus i_bab_i_(bil_riil)[1]Modul kalkulus i_bab_i_(bil_riil)[1]
Modul kalkulus i_bab_i_(bil_riil)[1]
 
Konsep dasar probabilitas
Konsep dasar probabilitasKonsep dasar probabilitas
Konsep dasar probabilitas
 
Fp unsam 2009 bab iii distribusi sampling
Fp unsam 2009 bab iii distribusi samplingFp unsam 2009 bab iii distribusi sampling
Fp unsam 2009 bab iii distribusi sampling
 
ANALISIS REGRESI LINIER BERGANDA DAN PENGUJIAN ASUMSI RESIDUAL
ANALISIS REGRESI LINIER BERGANDA DAN PENGUJIAN ASUMSI RESIDUALANALISIS REGRESI LINIER BERGANDA DAN PENGUJIAN ASUMSI RESIDUAL
ANALISIS REGRESI LINIER BERGANDA DAN PENGUJIAN ASUMSI RESIDUAL
 
Estimasi populasi i
Estimasi populasi iEstimasi populasi i
Estimasi populasi i
 
02. pengertian dasar rancangan percobaan
02. pengertian dasar rancangan percobaan02. pengertian dasar rancangan percobaan
02. pengertian dasar rancangan percobaan
 
02. pengertian dasar rancangan percobaan
02. pengertian dasar rancangan percobaan02. pengertian dasar rancangan percobaan
02. pengertian dasar rancangan percobaan
 
Presentasi distribusi poisson
Presentasi distribusi poissonPresentasi distribusi poisson
Presentasi distribusi poisson
 
Fp unsam 2009 sampling dan-distribusi-sampling
Fp unsam 2009 sampling dan-distribusi-samplingFp unsam 2009 sampling dan-distribusi-sampling
Fp unsam 2009 sampling dan-distribusi-sampling
 
Probstat ekpektasi matematika (kelompok2)
Probstat ekpektasi matematika (kelompok2)Probstat ekpektasi matematika (kelompok2)
Probstat ekpektasi matematika (kelompok2)
 
Penerapan integral dalam bidang ilmu
Penerapan integral dalam bidang ilmuPenerapan integral dalam bidang ilmu
Penerapan integral dalam bidang ilmu
 
Ade caca
Ade cacaAde caca
Ade caca
 

Recently uploaded

Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 

Recently uploaded (20)

Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 

Analisis diskriminan (teori)

  • 1. Analisis Diskriminan p.e.l.a.t.i.h.a.n m.u.l.t.i.v.a.r.i.a.t.e
  • 2. Tujuan Utama Memperoleh fungsi diskriminan, yaitu fungsi yang mampu digunakan membedakan suatu objek masuk ke dalam populasi tertentu berdasarkan pengamatan terhadap objek tersebut p.e.l.a.t.i.h.a.n m.u.l.t.i.v.a.r.i.a.t.e
  • 3. Contoh Fungsi Diskriminan • Dengan melihat gejala-gejala yang nampak pada seseorang, dokter bisa menduga penyakit apa yang diderita orang tersebut. • Dengan melihat warna, merasakan, dan menghirup asap rokok, penilai bisa mengetahui kelas kualitas tembakau. • Dengan mengetahui berbagai indikator yang berupa variabel derivatif keuangan sebuah bank, kita bisa menilai kesehatan bank tersebut. p.e.l.a.t.i.h.a.n m.u.l.t.i.v.a.r.i.a.t.e
  • 4. Fungsi Diskriminan • Merupakan kombinasi dari beberapa peubah, satu peubah saja umumnya tidak mencukupi • Dari banyak peubah, menggunakan fungsi diskriminan diperoleh sebuah indeks • Berdasarkan kriteria tertentu, dengan indeks ini kita mengklasifikasikan objek p.e.l.a.t.i.h.a.n m.u.l.t.i.v.a.r.i.a.t.e
  • 5. Fungsi Diskriminan • Tidak selalu (bahkan jarang) diperoleh fungsi diskriminan dengan tingkat ketepatan yang sempurna • Fungsi Diskriminan memiliki ukuran yang menggambarkan tingkat ketepatan p.e.l.a.t.i.h.a.n m.u.l.t.i.v.a.r.i.a.t.e
  • 6. Fungsi Diskriminan X mampu menjadi Y mampu menjadi pembeda, tetapi Y tidak pembeda, tetapi X tidak p.e.l.a.t.i.h.a.n m.u.l.t.i.v.a.r.i.a.t.e
  • 7. Fungsi Diskriminan X dan Y saja tidak mampu Membutuhkan fungsi non- menjadi pembeda, tetapi linear dari X dan Y untuk kombinasi linearnya bisa bisa membedakan p.e.l.a.t.i.h.a.n m.u.l.t.i.v.a.r.i.a.t.e
  • 8. Pendekatan Fisher • Hanya untuk 2 populasi • pendekatan Fisher bisa dituliskan sebagai berikut: Cari a sehingga jarak antara E(a’x) = a’µ 1 di ∏1 dengan E(a’x) = a’µ 2 di ∏2 maksimum, atau memaksimumkan |a’µ 1 – a’µ 2| dengan kendala a’Σa = 1. p.e.l.a.t.i.h.a.n m.u.l.t.i.v.a.r.i.a.t.e
  • 9. Pendekatan Fisher a = Σ -1(µ 1 - µ 2) dan kita akan mengelompokkan x ke Π1 jika a’x ≥ h, dan kebalikannya kita masukkan x ke dalam Π2, dengan h = a’(µ 1 + µ 2) / 2. Dengan kata lain, x akan dimasukkan ke populasi yang paling dekat dengannya. p.e.l.a.t.i.h.a.n m.u.l.t.i.v.a.r.i.a.t.e
  • 10. Pendekatan Fisher -- ILUSTRASI Dalam rangka mengatur penangkapan ikan salmon, sangat diinginkan bisa mengidentifikasi apakah ikan yang tertangkap berasal dari Alaska atau Kanada. Lima puluh ikan diambil dari setiap tempat, dan pertumbuhan diameternya diukur ketika ikan- ikan itu hidup di air tawar dan ketika hidup di air laut. Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah ikan yang tertangkap di kemudian hari berasal dari Alaska atau dari Kanada (Minitab, Inc). p.e.l.a.t.i.h.a.n m.u.l.t.i.v.a.r.i.a.t.e
  • 11. Pendekatan Fisher -- ILUSTRASI p.e.l.a.t.i.h.a.n m.u.l.t.i.v.a.r.i.a.t.e
  • 12. Pendekatan Fisher -- ILUSTRASI Dengan demikian, jika kita memiliki suatu pengamatan baru x = (x1, x2) maka kita akan memasukkannya ke populasi 1 (ikan dari Alaska) jika -0.0521 x1 + 0.0137 x2 ≥ -0.5657 dan jika sebaliknya maka kita masukkan ke populasi ke-2. Sebagai teladan, jika diperoleh sebuah ikan dengan nilai pengamatan x = (103, 405), maka nilai a’x = -0.0521 (103) + 0.0137 (405) = 10.918, dan kita masukkan ke dalam populasi 1 p.e.l.a.t.i.h.a.n m.u.l.t.i.v.a.r.i.a.t.e
  • 13. Pendekatan Fisher -- ILUSTRASI p.e.l.a.t.i.h.a.n m.u.l.t.i.v.a.r.i.a.t.e
  • 14. Pendekatan Fisher -- ILUSTRASI Cara lain untuk melakukan klasifikasi adalah menggunakan konsep jarak terhadap vektor rataan populasi yang paling dekat. Artinya jika ada suatu pengamatan baru x = (x1, x2), maka pengamatan atau objek baru ini akan kita masukkan ke dalam populasi ke-1 (Π1) hanya jika jarak x terhadap vektor rataan populasi ke-1 lebih dekat daripada jarak x terhadap vektor rataan populasi ke-2. Jarak antara x terhadap vektor rataan diperoleh menggunakan formula mahalanobis, yaitu: p.e.l.a.t.i.h.a.n m.u.l.t.i.v.a.r.i.a.t.e
  • 15. Pendekatan Fisher -- ILUSTRASI Misalkan untuk pengamatan x = (103, 405) seperti pada ilustrasi sebelumnya d1(x) = 0.5421 d2(x) = 1.3322 sehingga karena d1(x) < d2(x) maka x diklasifikasikan berasal dari populasi 1 (ikan dari Alaska). p.e.l.a.t.i.h.a.n m.u.l.t.i.v.a.r.i.a.t.e
  • 16. Pendekatan Fisher -- ILUSTRASI Pendekatan lain yang juga dapat digunakan adalah menggunakan peluang posterior. Suatu pengamatan x = (x1, x2) akan diklasifikasikan ke dalam populasi Π1 hanya jika peluang posteiornya lebih besar dari pada peluang posterior masuk ke Π2, dan sebaliknya. Peluang posterior masuk ke dalam Πj adalah 1 − d 2 (x) j e 2 P(j|x) = 1 − d12 ( x ) 1 2 − d2 (x) e 2 +e 2 p.e.l.a.t.i.h.a.n m.u.l.t.i.v.a.r.i.a.t.e
  • 17. Pendekatan Fisher -- ILUSTRASI Kembali pada x ilustrasi di atas dihasilkan P(1|x) = 0.677 dan P(2|x) = 0.323. Sehingga karena P(1|x) > P(2|x) maka x sekali lagi diklasifikasikan berasal dari Alaska. p.e.l.a.t.i.h.a.n m.u.l.t.i.v.a.r.i.a.t.e
  • 18. Analisis Diskriminan untuk k Populasi yang Menyebar Normal • Ada konsep sebaran prior • Seringkali juga perlu mempertimbangkan biaya salah klasifikasi • Mencari fungsi yang meminimumkan expected cost of missclassification k k ∑ π ∑ P ( s | t )c ( s | t ) t =1 t s =1 p.e.l.a.t.i.h.a.n m.u.l.t.i.v.a.r.i.a.t.e
  • 19. Analisis Diskriminan Linear • Asumsi : multivariate normal dengan matriks ragam-peragam sama di setiap populasi • Asumsi : Biaya salah klasifikasi sama besar di setiap populasi p.e.l.a.t.i.h.a.n m.u.l.t.i.v.a.r.i.a.t.e
  • 20. Analisis Diskriminan Linear • aturan yang paling sederhana pada klasifikasi bisa dinyatakan dalam fungsi kuadrat jarak yaitu • dt(x) = (x - µ t)’Σ -1(x - µ t) – 2 ln(πt) • Suatu objek x diklasifikasikan kepada populasi yang terdekat, yang dihitung menggunakan formula di atas. Atau, x akan diklasifikasikan berasal dari populasi ke-t jika dt2(x) = jmink =1,..., {d 2 j } ( x) p.e.l.a.t.i.h.a.n m.u.l.t.i.v.a.r.i.a.t.e
  • 21. Analisis Diskriminan Linear • Seperti halnya pada bagian terdahulu, mengklasifikasikan objek pengamatan ke populasi yang terdekat setara dengan mengklasifikasikan objek ke populasi dengan peluang posterior yang paling besar. Pada kasus k buah populasi, peluang tersebut besarnya diperoleh dari 1 − d t2 ( x ) e 2 P(t|x) = k 1 t = 1, 2, …, k − d 2 ( x) ∑e j 2 j =1 p.e.l.a.t.i.h.a.n m.u.l.t.i.v.a.r.i.a.t.e
  • 22. Menduga Tingkat Salah Klasifikasi • Error Rate, dugaan tingkat kesalahan di populasi ke-s adalah k ˆ R( s) = E ∑ P(t | s) t =1,t ≠ s p.e.l.a.t.i.h.a.n m.u.l.t.i.v.a.r.i.a.t.e
  • 23. Menduga Tingkat Salah Klasifikasi Pendugaan Tingkat Kesalahan dengan Validasi Silang • jika ada n objek pengamatan, maka hanya (n – 1) pengamatan yang digunakan sebagai gugus data pembentukan fungsi diskriminan • satu pengamatan sisanya digunakan untuk evaluasi • proses di atas diulang sebanyak n kali, satu kali untuk setiap data yang disisihkan • proporsi kesalahan adalah dugaan tingkat kesalahan p.e.l.a.t.i.h.a.n m.u.l.t.i.v.a.r.i.a.t.e
  • 24. Menduga Tingkat Salah Klasifikasi posterior probability error rate Simple PPER Stratified PPER p.e.l.a.t.i.h.a.n m.u.l.t.i.v.a.r.i.a.t.e
  • 25. Analisis Diskriminan Kuadratik Multivariate normal namun matriks ragam- peragamnya tidak sama p.e.l.a.t.i.h.a.n m.u.l.t.i.v.a.r.i.a.t.e
  • 26. Penyeleksian Peubah pada Analisis Diskriminan Dimulai dengan memilih satu peubah yang paling penting, dan dilanjutkan dengan pemilihan peubah penting lain satu demi satu menggunakan suatu kriteria tertentu. Salah satu kriterianya adalah dengan menentukan taraf nyata tertentu sebagai batas. Kriteria lain adalah dengan menganggap peubah yang sudah terpilih bersifat tetap, dan menghitung korelasi parsial peubah yang akan dipilih, serta sebelumnya sudah ditentukan batasan besaran korelasi parsial yang bisa diterima. Proses ini akan berhenti jika tidak ada lagi peubah yang memenuhi kriteria yang telah ditentukan. Prosedur yang seperti ini dikenal sebagai prosedur forward selection. p.e.l.a.t.i.h.a.n m.u.l.t.i.v.a.r.i.a.t.e
  • 27. Penyeleksian Peubah pada Analisis Diskriminan Dimulai dengan model penuh, yaitu memuat semua peubah. Di setiap tahap dilakukan pembauangan peubah yang paling tidak penting satu demi satu dengan kriteria yang sama dengan prosedur forward. Proses diteruskan hingga tidak ada lagi peubah yang dikeluarkan. Prosedur ini dikenal sebagai prosedur backward selection. p.e.l.a.t.i.h.a.n m.u.l.t.i.v.a.r.i.a.t.e
  • 28. Penyeleksian Peubah pada Analisis Diskriminan Kombinasi antara kedua prosedur di atas, dikenal sebagai stepwise selection. Di setiap tahap dimungkinkan ada peuabh yang masuk sekaligus ada peubah yang dikeluarkan, berdasarkan kriteria tertentu yang ditetapkan pada awal proses. p.e.l.a.t.i.h.a.n m.u.l.t.i.v.a.r.i.a.t.e
  • 29. Terima Kasih atas perhatiannya p.e.l.a.t.i.h.a.n m.u.l.t.i.v.a.r.i.a.t.e