SlideShare a Scribd company logo
1 of 13
MAKALAH GEOTUBE
Oleh:
Alam Sugeng Prayitno
15.4110.4954
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS SEMARANG
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah Geotube. Makalah
ini penulis buat untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Ukur Tanah Fakultas
Teknik Universitas 17 Agustus 1945 Semarang.
Selama pembuatan dan penyelesaian makalah ini tidak terlepas dari berbagai
pihak yang memberikan dukungan dan bantuan bagi penulis. Penulis menyadari
sepenuhnya bahwa makalah ini belum sempurna, oleh karena itu kritik dan saran
yang membangun dari berbagai pihak sangat penulis harapkan, guna lebih
menyempurnakan penulisan selanjutnya.
Penulis berharap apa yang telah di sampaikan dalam makalah ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca dan dapat menambah wawasan bagi para pembaca.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan negara kepulauan memiliki garis pantai
terpanjang di dunia. Namun beberapa garis pantai di Indonesia mengalami
erosi dan beberapa kolam pelabuhan masih dipengaruhi gelombang laut.
Prasarana untuk mengatasi hal ini adalah prasarana yang mampu meredam
gelombang dan/atau memecahkan ombak.
Langkah penting yang dapat dilakukan dalam mengamankan garis
pantai dan mengamankan pelabuhan adalah membangun bangunan pemecah
gelombang dan/atau penanaman vegetasi di pesisir pantai. Bangunan
pemecah gelombang yang berfungsi untuk meredam energi gelombang.
Bangunan pemecah gelombang dilihat dari bentuk strukturnya terdiri dari
tipe bangunan pemecah gelombang sisi tegak, sisi miring, dan gabungan
antara sisi miring dan sisi tegak.
Salah satu pemecah gelombang yaitu pemecah gelombang sisi miring
dengan menggunakan lapisan geotube pada lapisan inti yang digunakan
melindungi pasir agar tidak mudah tergerus atau terikut dengan aliran air.
Geotube ialah material geotextile yang berbentuk seperti bantal guling
yang memiliki kuat tarik yang tinggi dan sudah dipabrikasi sehingga lapisan
inti dari bangunan pemecah gelombang langsung dimasukkan kedalam
geotube.
Kegunaan geotube pada lapisan inti bangunan pemecah gelombang
sisi miring ini adalah untuk mengatasi penggerusan pasir di lapisan inti.
Selain itu, tetrapod yang merupakan lapis lindung buatan digunakan sebagai
lapisan utama di sisi bangunan pemecah gelombang yang menghadap ke
laut. Sehingga diharapkan dapat mengatasi masalah erosi yang akibatkan
adanya serangan gelombang dan arus.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasar latar belakang maka rumusan masalah adalah:
1. Apakah Geotube dapat mengatasi masalah erosi pantai?
2. Bagaimana cara mengatasi erosi pantai dengan Geotube?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasar rumusan masalah maka tujuan penelitian adalah:
1. Menganalisis Apakah Geotube dapat mengatasi masalah erosi pantai?
2. Menganalisis Bagaimana cara mengatasi erosi pantai dengan Geotube?
1.4 Manfaat Penelitian
Peulisan ini memiliki manfaat sebagai berikut:
1. Bagi penulis, menambah pengetahuan mengenai manfaat geotube dalam
mengatasi erosi.
2. Bagi universitas, sebagai perbendaharaan perpustakaan akademik dan
literatur untuk Universitas 17 Agustus 1945. Sebagai bahan kajian
teoritis dan referensi bagi rekan mahasiswa atau pihak-pihak yang
tertarik melakukan penelitian sejenis.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Kajian Pustaka
2.1.1 Erosi
Erosi adalah peristiwa pengikisan padatan (sedimen, tanah, batuan,
dan partikel lainnya) akibat transportasi angin, air atau es, karakteristik
hujan, creep pada tanah dan material lain di bawah pengaruh gravitasi,
atau oleh makhluk hidup semisal hewan yang membuat liang, dalam hal
ini disebut bio-erosi. Erosi tidak sama dengan pelapukan akibat cuaca,
yang mana merupakan proses penghancuran mineral batuan dengan proses
kimiawi maupun fisik, atau gabungan keduanya.
Erosi sebenarnya merupakan proses alami yang mudah dikenali,
namun di kebanyakan tempat kejadian ini diperparah oleh aktivitas
manusia dalam tata guna lahan yang buruk, penggundulan hutan, kegiatan
pertambangan, perkebunan dan perladangan, kegiatan konstruksi /
pembangunan yang tidak tertata dengan baik dan pembangunan jalan
(Kartasapoetra , 1991).
Dampak dari erosi adalah menipisnya lapisan permukaan tanah
bagian atas, yang akan menyebabkan menurunnnya kemampuan lahan
(degradasi lahan). Akibat lain dari erosi adalah menurunnya kemampuan
tanah untuk meresapkan air (infiltrasi). Penurunan kemampuan lahan
meresapkan air ke dalam lapisan tanah akan meningkatkan limpasan air
permukaan yang akan mengakibatkan banjir di sungai. Selain itu butiran
tanah yang terangkut oleh aliran permukaan pada akhirnya akan
mengendap di sungai (sedimentasi) yang selanjutnya akibat tingginya
sedimentasi akan mengakibatkan pendangkalan sungai sehingga akan
memengaruhi kelancaran jalur pelayaran.
2.1.2 Gelombang
Gelombang di laut dapat dibedakan menjadi beberapa macam yang
tergantung dari gaya pembangkitnya. Gelombang tersebut adalah angin
yang dibangkitkan oleh tiupan angin di permukaan laut, gelombang pasang
surut dibangkitkan oleh gaya tarik benda-benda langit terutama matahari
dan bulan terhadap bumi, gelombang tsunami terjadi karena gempa di laut
atau letusan gunung berapi di laut, gelombang yang dibangkitkan oleh
kapal yang bergerak, dan sebagainya.
Pada umumnya bentuk gelombang di alam adalah sangat kompleks
dan sulit digambarkan secara matematis karena ketidak-linierannya, tiga
dimensi dan mempunyai bentuk yang sangat random (suatu deret
gelombang mempunyai tinggi dan periode berbeda). Beberapa teori yang
ada hanya menggambarkan bentuk gelombang yang sederhana dan
merupakan gelombang alam.
2.1.3 Geotube
Geotube merupakan salah satu contoh dari pemanfaatan sifat
fleksibel geotekstil. Selain geotube terdapat pula pemodelan lain yang
hampir menyerupai namun mempunyai fungsi yang agak berbeda, yaitu :
geobag dan geocontainer. Pemakaian istilah geotube, bag dan container
sangat variatif, tetapi pada dasarnya sama yaitu geotekstil yang diisi
dengan bahan alamiah. Beberapa istilah yang mungkin sering ditemukan
seperti sand / concrete sausages, sand sock, sand bag, sand pillow,
Bolsaroca ( sand filled bag ), Bolsacreto ( concrete filled ), Colchacreto (
mortal filled), dan masih banyak istilah lain yang digunakan.
Nama geotube, bag dan container sendiri merupakan nama yang
diambil dari produk Nicolon GeoProduct Division ( 1994 ), yang
kemudian menjadi istilah umum di kalangan teknik. Oleh Liu dan
Silvester ( 1977 ), geotube didefinisikan sebagai lembaran – lembaran
geotekstil yang dilem, dipanaskan maupun dijahit pada sisi – sisinya
sehingga menjadi berbentuk tabung yang kemudian diisi penuh dengan
campuran ( slurry ). Ukuran tube juga sangat bervariasi dengan panjang
berkisar antara 10 – 150 meter dan diameter rata – rata 1 – 3 meter dalam
kondisi bulat sempurna. Instalasi dapat dilakukan di daerah kering maupun
pada kedalaman air hingga 5 meter.
2.1.2.1 Kelebihan dari geotube terdapat pada
• bentuknya yang dapat mengikuti bentuk permukaan tanah,
• kemampuannya menahan partikel tanah namun pada saat yang
bersamaan air dapat terdisipasi,
• instalasi yang mudah dan cepat bahkan dapat dilakukan di dalam air,
• berat geotube yang cukup besar sehingga geotube stabil dalam
konstruksi,
• harga yang relatif ekonomis, tergantung dari lokasi, ketersediaan
material, alat dan tenaga kerja.
• ramah lingkungan
• dan tentunya kemudahan untuk memperoleh geotube.
2.1.2.2 Prinsip Dasar Geotube
Prinsip dasar dari geotube dalam aplikasi penanggulangan erosi
adalah menahan butiran tanah yang terdapat di dalamnya, namun pada saat
yang bersamaan air dapat mengalir keluar tanpa menghanyutkan butiran
tanah. Oleh sebab itu, geotube umumnya diisi dengan tanah yang bersifat
non kohesif seperti pasir atau lumpur. Properti geotekstil yang harus
diperhatikan adalah permeabilitasnya, bukaan pori dan kuat tarik. Untuk
memperoleh ketinggian yang diinginkan, geotube bisa saja diisi lebih dari
satu kali, mengingat kandungan air pada larutan pasir cukup besar.
Ketinggian dapat dicapai pula dengan menumpuk beberapa geotube.
Pada kasus – kasus tertentu, geotube dapat diisi dengan campuran
semen, terutama pada lokasi yang sulit memperoleh pasir atau lumpur,
atau diperlukan tingkat kekakuan yang lebih tinggi. Sedangkan kekuatan
material geotekstil disesuaikan dengan kebutuhan. Bila geotube
kemungkinan besar mengalami benturan seperti pada dasar pelabuhan,
kanal kapal, maka dibutuhkan geotekstil yang mempunyai tegangan tarik
yang lebih besar (di atas 50 kN/m). Namun pada aplikasi penanggulangan
erosi, tidak memerlukan tegangan tarik yang terlalu besar karena yang
diutamakan adalah sifat penahan butiran tanah.
Beberapa alternatif untuk memperkuat geotube dapat dilakukan
seperti pemberian angkur sehingga geotube lebih stabil , pemberian
lapisan tambahan geotekstil bagian dalam geotube (terutama pada bagian
jahitan), atau setelah geotube terisi penuh ditutupi dengan rip – rap /
vegetasi.
2.2 Pembahasan
2.2.1 Geotube Dapat Mengatasi Masalah Erosi Pantai
Berdasar kajian diatas, yang menunjukkan bahwa erosi pantai akan
banya memiliki akibat buruk, sehingga perlu dilakukan upaya
penanggulangan untuk mencegah erosi semakin bertambah buruk. Erosi
sebenarnya merupakan proses alami yang mudah dikenali (Kartasapoetra ,
1991), yang mana disebabkan oleh geombang air laut yang terus menerus
menghantam ke arah pantai. Prasarana untuk mengatasi hal ini adalah
prasarana yang mampu meredam gelombang dan/atau memecahkan
ombak. Salah satu pemecah gelombang yaitu pemecah gelombang sisi
miring dengan menggunakan lapisan geotube pada lapisan inti yang
digunakan melindungi pasir agar tidak mudah tergerus atau terikut dengan
aliran air. Prinsip dasar dari geotube dalam aplikasi penanggulangan erosi
adalah menahan butiran tanah yang terdapat di dalamnya, namun pada saat
yang bersamaan air dapat mengalir keluar tanpa menghanyutkan butiran
tanah.
Sebagai contoh kasus proyek departemen Irigasi dan drainase di
Malaysia untuk mengatasi masalah kerusakan lebih lanjut area sekitar
pantai yang sudah dibangun perumahan dan dikelilingi bakau di Langkawi
dengan menggunakan TenCate Geotube.
Efek positif dari Geotube pada proyek ini terbukti dibanding daerah
yang tidak diberi geotube. Berikut gambar proyek Langkawi, Kedah,
Malaysia.
Gambar Proyek
Sumber : Departemen Irigasi dan Drainase Malaysia
Aplikasi geotube sebagai konstruksi alternatif penanggulangan erosi
akibat gelombang pasang bono dalam penelitian Suhendra, Saputra, Dan
Kodrat (2012). Arus Pasang Bono mengakibatkan pendangkalan muara
sungai. Dampaknya adalah perubahan garis pinggir sungai pada Pulau
Muda akibat erosi dan deposisi. Salah satu alternatif konstruksi untuk
menanggulangi permasalahan erosi ini adalah Geotube, yaitu sistem
konstruksi yang memadukan material geosintetik sebagai pembungkus dan
material slurry pasir sebagai material pengisi. Dari hasil analisis serta hasil
pelaksanaan di lapangan, dapat disimpulkan bahwa penggunaan sistem
Geotube pada proyek ini memberikan hasil yang memuaskan dan dapat
diandalkan sebagai konstruksi alternatif penanggulangan permasalahan
erosi. Berikut gambar penelitian yang dilakukan Suhendra, Saputra, dan
Kodrat (2012).
Gambar Aplikasi Geotube Sebagai Konstruksi Alternatif
Penanggulangan Erosi Akibat Gelombang Pasang Bono
Sumber: Penelitian Suhendra, Saputra, Dan Kodrat (2012)
Berdasar beberapa studi kasus diatas memperkuat teori bahwa
Geotube efektif digunakan untuk mengatasi masalah erosi pantai dan
sekaligus ramah lingkungan, sehingga dalam makalah ini terbukti bahwa
Geotube dapat mengatasi masalah erosi pantai.
2.2.2 Cara Mengatasi Erosi Pantai Dengan Geotube
Dalam studi kasus yang mendukung penyusunan makalah ini
didapati beberapa cara untuk mengatasi erosi pantai dengan geotube
diantaranya. Proyek di Langkawi Malaysia contohnya sebagai berikut:
1. Melakukan pemasangan geotube sebagai alat untuk melindungi area
pantai termasuk pohon bakau tepat di lepas pada daerah dataran lumpur
lanau marine yang sangat lunak yang terbuka saat surut namun
terendam air saat pasang.
2. Untuk mencegah geotube tenggelam kedalam lumpur yang sangat lunak
pemasangan dialasi lantai kerja berupa rangkaian bambu yang
diletakkan sejajar dan sepanjang geotube.
3. Geotube yang telah diisi penuh dengan pasir lanau diletakkan diatas
rangkaian bambu.
4. Dan untuk mencegah gerusan bagian depan geotube dipasang pelindung
gerusan terbuat dari geotekstil mirafi.
Berikut gambar pemasangan.
Gambar Pemasangan Geotube di Langkawi, Kedah Malaysia
Sumber : Departemen Irigasi dan Drainase Malaysia
Pada penelitian Suhendra, Saputra, dan Kodrat (2012) cara
pemasangan hampir sama hanya saja diterangkan lebih singkat karena
geotube merupakan solusi yang praktis, berbiaya efektif dan mudah
diaplikasikan. Dijelaskan bahwa Pengisian Geotube menggunakan sebuah
hooper yang pada prinsipnya mengalirkan cairan pengisi dengan tekanan
yang berasal dari pompa dan pengaruh ketinggian (Peurifoy dan
Schexnayder, 2002). Untuk memberikan output air bertekanan tinggi,
digunakan sebuah pompa yang memiliki kapasitas 300 m3/jam. Kemudian
dilakukan penggelaran material Geotube. Pengaplikasian sama dengan
pengaplikasian sebelumnya, berikut gambar pemasangan geotube di pantai
bono.
Gambar Pemasangan Geotube di Pantai Bono
Sumber: Penelitian Suhendra, Saputra, Dan Kodrat (2012)
Beberapa pemaparan di atas sudah dijelaskan mengenai cara
mengatasi erosi dengan geotube yang praktis dan mudah diaplikasikan.
Hanya saja pemilihan material isiian geotube harus disesuaikan keaadaan
lapangan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasar pemaparan diatas disimpulkan sebagai berikut:
1. Geotube dapat mengatasi masalah erosi pantai.
2. Cara mengatasi erosi pantai dengan geotube sangat praktis, mudah
diaplikasikan, ekonomis dan sangat efektif.
3.2 Saran
Berdasar analisa yang dilakukan penulis memberi saran bahwa dalam
pengaplikasian isian geotube harus disesuikan keadaan lapangan agar
Geotube bekerja maksimal untuk menangulangi masalah erosi yang
terjadi.
DAFTAR PUSTAKA
Aswani. 2012. “Perencanaan Bangunan Pengaman Pantai Di Bulu Tuban”.
Surabaya : ITS.
Departemen Irigasi dan Drainase. “Rehabilitasi Garis Pantai Bakau Menggunakan
Geotube”. Malaysia: PT Tetrasa Geosinindo.
Kartasapoetra. 1991. “Geomorphology”.
http://Generalgeomorphology.blogspot.com. Online. diakses tanggal 20
Desember 2016.
Peurifoy, R. L. dan Schexnayder, C. J. (2002). Construction Planning, Equipment,
and Methods (6th edition). New York: McGraw Hill.
Suhendra, Saputra, dan Kodrat. 2012. “Aplikasi geotube sebagai konstruksi
alternatif penanggulangan erosi akibat gelombang pasang bono”. Jakarta:
Universitas Bina Nusantara.
________.http://r.search.yahoo.com. Online. diakses tanggal 19 Desember 2016.
________.2016. https://id.wikipedia.org/wiki/Erosi. Online. diakses tanggal 19
Desember 2016.

More Related Content

What's hot

konfigurasi pondasi cerucuk
konfigurasi pondasi cerucukkonfigurasi pondasi cerucuk
konfigurasi pondasi cerucukNurhadi Akbar
 
Perhitungan shetpile
Perhitungan shetpilePerhitungan shetpile
Perhitungan shetpileBustang Jalil
 
Analisa perilaku tanah ekspansif pada tiang pancang, ditinjau dari variabel k...
Analisa perilaku tanah ekspansif pada tiang pancang, ditinjau dari variabel k...Analisa perilaku tanah ekspansif pada tiang pancang, ditinjau dari variabel k...
Analisa perilaku tanah ekspansif pada tiang pancang, ditinjau dari variabel k...Vera Rohmadoniati
 
Pondasi Sumuran dan Bore Pile
Pondasi Sumuran dan Bore PilePondasi Sumuran dan Bore Pile
Pondasi Sumuran dan Bore Pileariffikri12
 
Perkuatan geotextile di lahan gambut
Perkuatan geotextile di lahan gambutPerkuatan geotextile di lahan gambut
Perkuatan geotextile di lahan gambutOki Endrata Wijaya
 
Laporan denudasional
Laporan denudasional Laporan denudasional
Laporan denudasional 'Oke Aflatun'
 
Aan kerusakan tanah
Aan kerusakan tanahAan kerusakan tanah
Aan kerusakan tanahaanjuniardi
 
Laporan Bentuk Asal Marine Daerah Bengkulu
Laporan Bentuk Asal Marine Daerah BengkuluLaporan Bentuk Asal Marine Daerah Bengkulu
Laporan Bentuk Asal Marine Daerah Bengkulu'Oke Aflatun'
 
Pp evaluasi analisa retaining wall (dinding penahan tebing
Pp evaluasi analisa retaining wall (dinding penahan tebingPp evaluasi analisa retaining wall (dinding penahan tebing
Pp evaluasi analisa retaining wall (dinding penahan tebingriky irawan
 
penyehatan tanah dan konsep tanah - ptps
penyehatan tanah dan konsep tanah - ptpspenyehatan tanah dan konsep tanah - ptps
penyehatan tanah dan konsep tanah - ptpsNovita Lessy
 
MPKT B - Penurunan Permukaan Tanah di Jakarta
MPKT B - Penurunan Permukaan Tanah di JakartaMPKT B - Penurunan Permukaan Tanah di Jakarta
MPKT B - Penurunan Permukaan Tanah di JakartaFarah Salsabila
 
Studi Kasus : Potensi dan Permasalahan Pembangunan Tanggul Laut Raksasa - Gia...
Studi Kasus : Potensi dan Permasalahan Pembangunan Tanggul Laut Raksasa - Gia...Studi Kasus : Potensi dan Permasalahan Pembangunan Tanggul Laut Raksasa - Gia...
Studi Kasus : Potensi dan Permasalahan Pembangunan Tanggul Laut Raksasa - Gia...Robby Cahyadi
 

What's hot (20)

konfigurasi pondasi cerucuk
konfigurasi pondasi cerucukkonfigurasi pondasi cerucuk
konfigurasi pondasi cerucuk
 
Perhitungan shetpile
Perhitungan shetpilePerhitungan shetpile
Perhitungan shetpile
 
geotextile
geotextilegeotextile
geotextile
 
Analisa perilaku tanah ekspansif pada tiang pancang, ditinjau dari variabel k...
Analisa perilaku tanah ekspansif pada tiang pancang, ditinjau dari variabel k...Analisa perilaku tanah ekspansif pada tiang pancang, ditinjau dari variabel k...
Analisa perilaku tanah ekspansif pada tiang pancang, ditinjau dari variabel k...
 
Persentasi proposal
Persentasi proposal Persentasi proposal
Persentasi proposal
 
Pondasi Sumuran dan Bore Pile
Pondasi Sumuran dan Bore PilePondasi Sumuran dan Bore Pile
Pondasi Sumuran dan Bore Pile
 
Geografi physical
Geografi physicalGeografi physical
Geografi physical
 
Perkuatan geotextile di lahan gambut
Perkuatan geotextile di lahan gambutPerkuatan geotextile di lahan gambut
Perkuatan geotextile di lahan gambut
 
Laporan denudasional
Laporan denudasional Laporan denudasional
Laporan denudasional
 
Perbaikan Tanah Gambut
Perbaikan Tanah Gambut Perbaikan Tanah Gambut
Perbaikan Tanah Gambut
 
Aan kerusakan tanah
Aan kerusakan tanahAan kerusakan tanah
Aan kerusakan tanah
 
Studi Kesesuaian Lahan di Wilayah Studi
Studi Kesesuaian Lahan di Wilayah StudiStudi Kesesuaian Lahan di Wilayah Studi
Studi Kesesuaian Lahan di Wilayah Studi
 
Contoh Artikel
Contoh Artikel Contoh Artikel
Contoh Artikel
 
Laporan Pengindraan Jauh
Laporan Pengindraan JauhLaporan Pengindraan Jauh
Laporan Pengindraan Jauh
 
Laporan Bentuk Asal Marine Daerah Bengkulu
Laporan Bentuk Asal Marine Daerah BengkuluLaporan Bentuk Asal Marine Daerah Bengkulu
Laporan Bentuk Asal Marine Daerah Bengkulu
 
Kerusakan tanah
Kerusakan tanahKerusakan tanah
Kerusakan tanah
 
Pp evaluasi analisa retaining wall (dinding penahan tebing
Pp evaluasi analisa retaining wall (dinding penahan tebingPp evaluasi analisa retaining wall (dinding penahan tebing
Pp evaluasi analisa retaining wall (dinding penahan tebing
 
penyehatan tanah dan konsep tanah - ptps
penyehatan tanah dan konsep tanah - ptpspenyehatan tanah dan konsep tanah - ptps
penyehatan tanah dan konsep tanah - ptps
 
MPKT B - Penurunan Permukaan Tanah di Jakarta
MPKT B - Penurunan Permukaan Tanah di JakartaMPKT B - Penurunan Permukaan Tanah di Jakarta
MPKT B - Penurunan Permukaan Tanah di Jakarta
 
Studi Kasus : Potensi dan Permasalahan Pembangunan Tanggul Laut Raksasa - Gia...
Studi Kasus : Potensi dan Permasalahan Pembangunan Tanggul Laut Raksasa - Gia...Studi Kasus : Potensi dan Permasalahan Pembangunan Tanggul Laut Raksasa - Gia...
Studi Kasus : Potensi dan Permasalahan Pembangunan Tanggul Laut Raksasa - Gia...
 

Similar to GEOTUBE (alam sugeng p)

Teluk Jakarta: Reklamasi atau Retorasi ?
Teluk Jakarta: Reklamasi atau Retorasi ?Teluk Jakarta: Reklamasi atau Retorasi ?
Teluk Jakarta: Reklamasi atau Retorasi ?Didi Sadili
 
Geomorf 8 geomorfologi sedimen terkena struktur geologi
Geomorf 8 geomorfologi sedimen terkena struktur geologiGeomorf 8 geomorfologi sedimen terkena struktur geologi
Geomorf 8 geomorfologi sedimen terkena struktur geologiIsaacHamonangan
 
Ppt rekayasa pantai 1 aswar
Ppt rekayasa pantai 1 aswarPpt rekayasa pantai 1 aswar
Ppt rekayasa pantai 1 aswarAswar Amiruddin
 
Bab v konservasi tanah dan air
Bab v konservasi tanah dan airBab v konservasi tanah dan air
Bab v konservasi tanah dan airAndrew Hutabarat
 
Rahmy slide geotek plano1
Rahmy slide geotek plano1Rahmy slide geotek plano1
Rahmy slide geotek plano1Rahmi Yunianti
 
Tugas manajemen karst 1
Tugas manajemen karst 1Tugas manajemen karst 1
Tugas manajemen karst 1AllikaFadia
 
Tenaga eksogen
Tenaga eksogenTenaga eksogen
Tenaga eksogenMell Ward
 
b63d3_MODUL_04_-_PENGETAHUAN_TEKNIK_PANTAI.pptx
b63d3_MODUL_04_-_PENGETAHUAN_TEKNIK_PANTAI.pptxb63d3_MODUL_04_-_PENGETAHUAN_TEKNIK_PANTAI.pptx
b63d3_MODUL_04_-_PENGETAHUAN_TEKNIK_PANTAI.pptxErikMunandar1
 
Aplikasi kekar #5 geologi struktur arie noor rakhman
Aplikasi kekar #5 geologi struktur arie noor rakhmanAplikasi kekar #5 geologi struktur arie noor rakhman
Aplikasi kekar #5 geologi struktur arie noor rakhman마대 우라
 
Kuliah rekahan (tambang)
Kuliah rekahan (tambang)Kuliah rekahan (tambang)
Kuliah rekahan (tambang)JeudiJeudi1
 
Meteorologi
Meteorologi Meteorologi
Meteorologi pcwna
 
Sistem drainase perkotaan yang berwawasan lingkungan
Sistem drainase perkotaan yang berwawasan lingkunganSistem drainase perkotaan yang berwawasan lingkungan
Sistem drainase perkotaan yang berwawasan lingkungansidik purnomo
 
Bab 2 proses geomorfologi
Bab 2 proses geomorfologiBab 2 proses geomorfologi
Bab 2 proses geomorfologiIshaq Saputra
 

Similar to GEOTUBE (alam sugeng p) (20)

Teluk Jakarta: Reklamasi atau Retorasi ?
Teluk Jakarta: Reklamasi atau Retorasi ?Teluk Jakarta: Reklamasi atau Retorasi ?
Teluk Jakarta: Reklamasi atau Retorasi ?
 
Geomorf 8 geomorfologi sedimen terkena struktur geologi
Geomorf 8 geomorfologi sedimen terkena struktur geologiGeomorf 8 geomorfologi sedimen terkena struktur geologi
Geomorf 8 geomorfologi sedimen terkena struktur geologi
 
Bangunan Pantai.ppt
Bangunan Pantai.pptBangunan Pantai.ppt
Bangunan Pantai.ppt
 
Ppt rekayasa pantai 1 aswar
Ppt rekayasa pantai 1 aswarPpt rekayasa pantai 1 aswar
Ppt rekayasa pantai 1 aswar
 
Bab v konservasi tanah dan air
Bab v konservasi tanah dan airBab v konservasi tanah dan air
Bab v konservasi tanah dan air
 
Rahmy slide geotek plano1
Rahmy slide geotek plano1Rahmy slide geotek plano1
Rahmy slide geotek plano1
 
Tugas manajemen karst 1
Tugas manajemen karst 1Tugas manajemen karst 1
Tugas manajemen karst 1
 
Sabtu
SabtuSabtu
Sabtu
 
Tenaga eksogen
Tenaga eksogenTenaga eksogen
Tenaga eksogen
 
Tugas geoteknik tambang
Tugas geoteknik tambangTugas geoteknik tambang
Tugas geoteknik tambang
 
resume geoling
resume geolingresume geoling
resume geoling
 
b63d3_MODUL_04_-_PENGETAHUAN_TEKNIK_PANTAI.pptx
b63d3_MODUL_04_-_PENGETAHUAN_TEKNIK_PANTAI.pptxb63d3_MODUL_04_-_PENGETAHUAN_TEKNIK_PANTAI.pptx
b63d3_MODUL_04_-_PENGETAHUAN_TEKNIK_PANTAI.pptx
 
Aplikasi kekar #5 geologi struktur arie noor rakhman
Aplikasi kekar #5 geologi struktur arie noor rakhmanAplikasi kekar #5 geologi struktur arie noor rakhman
Aplikasi kekar #5 geologi struktur arie noor rakhman
 
Makalah vigita
Makalah vigitaMakalah vigita
Makalah vigita
 
Kuliah rekahan (tambang)
Kuliah rekahan (tambang)Kuliah rekahan (tambang)
Kuliah rekahan (tambang)
 
Meteorologi
Meteorologi Meteorologi
Meteorologi
 
Sistem drainase perkotaan yang berwawasan lingkungan
Sistem drainase perkotaan yang berwawasan lingkunganSistem drainase perkotaan yang berwawasan lingkungan
Sistem drainase perkotaan yang berwawasan lingkungan
 
Konstruksi iii pondasi
Konstruksi iii pondasiKonstruksi iii pondasi
Konstruksi iii pondasi
 
SUMUR RESAPAN
SUMUR RESAPANSUMUR RESAPAN
SUMUR RESAPAN
 
Bab 2 proses geomorfologi
Bab 2 proses geomorfologiBab 2 proses geomorfologi
Bab 2 proses geomorfologi
 

More from afifsalim12

Pengaruh pengalaman Kerja, Kedisiplinan dan teamwork terhadap Kinerja
Pengaruh pengalaman Kerja, Kedisiplinan dan teamwork terhadap KinerjaPengaruh pengalaman Kerja, Kedisiplinan dan teamwork terhadap Kinerja
Pengaruh pengalaman Kerja, Kedisiplinan dan teamwork terhadap Kinerjaafifsalim12
 
PRESENTASI AFIF PSPPI UNDIP.pdf
PRESENTASI AFIF PSPPI UNDIP.pdfPRESENTASI AFIF PSPPI UNDIP.pdf
PRESENTASI AFIF PSPPI UNDIP.pdfafifsalim12
 
Alokasi Air Sempor.pdf
Alokasi Air Sempor.pdfAlokasi Air Sempor.pdf
Alokasi Air Sempor.pdfafifsalim12
 
RPS_AGAMA ISLAM.docx
RPS_AGAMA ISLAM.docxRPS_AGAMA ISLAM.docx
RPS_AGAMA ISLAM.docxafifsalim12
 
220418 20.43 [Dialog-INKINDO] Pembangunan IKN-fin.pdf
220418 20.43 [Dialog-INKINDO] Pembangunan IKN-fin.pdf220418 20.43 [Dialog-INKINDO] Pembangunan IKN-fin.pdf
220418 20.43 [Dialog-INKINDO] Pembangunan IKN-fin.pdfafifsalim12
 
Manajemen Konstruksi : Trade Off Biaya
Manajemen Konstruksi : Trade Off BiayaManajemen Konstruksi : Trade Off Biaya
Manajemen Konstruksi : Trade Off Biayaafifsalim12
 
Analisis SWOT : Jembatan Gantung
Analisis SWOT : Jembatan GantungAnalisis SWOT : Jembatan Gantung
Analisis SWOT : Jembatan Gantungafifsalim12
 
Analisa SWOT : Procurement
Analisa SWOT : ProcurementAnalisa SWOT : Procurement
Analisa SWOT : Procurementafifsalim12
 
Perencanaan Penjadwalan dan Pengendalian Proyek
Perencanaan Penjadwalan dan Pengendalian ProyekPerencanaan Penjadwalan dan Pengendalian Proyek
Perencanaan Penjadwalan dan Pengendalian Proyekafifsalim12
 
Teknologi bahan : Metropol Parasol
Teknologi bahan : Metropol ParasolTeknologi bahan : Metropol Parasol
Teknologi bahan : Metropol Parasolafifsalim12
 
Tugas Teknologi Bahan :Guangzhou opera house
Tugas Teknologi Bahan :Guangzhou opera houseTugas Teknologi Bahan :Guangzhou opera house
Tugas Teknologi Bahan :Guangzhou opera houseafifsalim12
 
Alokasi Kebutuhan Alat Berat
Alokasi Kebutuhan Alat BeratAlokasi Kebutuhan Alat Berat
Alokasi Kebutuhan Alat Beratafifsalim12
 
Analisa Biaya Penggunaan Alat Berat
Analisa Biaya Penggunaan Alat BeratAnalisa Biaya Penggunaan Alat Berat
Analisa Biaya Penggunaan Alat Beratafifsalim12
 
Optimalisasi Penggunaan Alat Berat
Optimalisasi Penggunaan Alat BeratOptimalisasi Penggunaan Alat Berat
Optimalisasi Penggunaan Alat Beratafifsalim12
 
Analisa Biaya Penggunaan Alat Berat
Analisa Biaya Penggunaan Alat BeratAnalisa Biaya Penggunaan Alat Berat
Analisa Biaya Penggunaan Alat Beratafifsalim12
 
Produktivitas alat berat pada Rigid Pavement
Produktivitas alat berat pada Rigid PavementProduktivitas alat berat pada Rigid Pavement
Produktivitas alat berat pada Rigid Pavementafifsalim12
 
Makalah hidrografi (nabilla esa chotimah)
Makalah hidrografi (nabilla esa chotimah)Makalah hidrografi (nabilla esa chotimah)
Makalah hidrografi (nabilla esa chotimah)afifsalim12
 

More from afifsalim12 (20)

Pengaruh pengalaman Kerja, Kedisiplinan dan teamwork terhadap Kinerja
Pengaruh pengalaman Kerja, Kedisiplinan dan teamwork terhadap KinerjaPengaruh pengalaman Kerja, Kedisiplinan dan teamwork terhadap Kinerja
Pengaruh pengalaman Kerja, Kedisiplinan dan teamwork terhadap Kinerja
 
PRESENTASI AFIF PSPPI UNDIP.pdf
PRESENTASI AFIF PSPPI UNDIP.pdfPRESENTASI AFIF PSPPI UNDIP.pdf
PRESENTASI AFIF PSPPI UNDIP.pdf
 
Alokasi Air Sempor.pdf
Alokasi Air Sempor.pdfAlokasi Air Sempor.pdf
Alokasi Air Sempor.pdf
 
RPS_AGAMA ISLAM.docx
RPS_AGAMA ISLAM.docxRPS_AGAMA ISLAM.docx
RPS_AGAMA ISLAM.docx
 
220418 20.43 [Dialog-INKINDO] Pembangunan IKN-fin.pdf
220418 20.43 [Dialog-INKINDO] Pembangunan IKN-fin.pdf220418 20.43 [Dialog-INKINDO] Pembangunan IKN-fin.pdf
220418 20.43 [Dialog-INKINDO] Pembangunan IKN-fin.pdf
 
SUARA HATI.ppt
SUARA HATI.pptSUARA HATI.ppt
SUARA HATI.ppt
 
Manajemen Konstruksi : Trade Off Biaya
Manajemen Konstruksi : Trade Off BiayaManajemen Konstruksi : Trade Off Biaya
Manajemen Konstruksi : Trade Off Biaya
 
Analisis SWOT : Jembatan Gantung
Analisis SWOT : Jembatan GantungAnalisis SWOT : Jembatan Gantung
Analisis SWOT : Jembatan Gantung
 
Analisa SWOT : Procurement
Analisa SWOT : ProcurementAnalisa SWOT : Procurement
Analisa SWOT : Procurement
 
Kampung pelangi
Kampung pelangiKampung pelangi
Kampung pelangi
 
Perencanaan Penjadwalan dan Pengendalian Proyek
Perencanaan Penjadwalan dan Pengendalian ProyekPerencanaan Penjadwalan dan Pengendalian Proyek
Perencanaan Penjadwalan dan Pengendalian Proyek
 
Teknologi bahan : Metropol Parasol
Teknologi bahan : Metropol ParasolTeknologi bahan : Metropol Parasol
Teknologi bahan : Metropol Parasol
 
Tugas Teknologi Bahan :Guangzhou opera house
Tugas Teknologi Bahan :Guangzhou opera houseTugas Teknologi Bahan :Guangzhou opera house
Tugas Teknologi Bahan :Guangzhou opera house
 
Rekayasa Nilai
Rekayasa NilaiRekayasa Nilai
Rekayasa Nilai
 
Alokasi Kebutuhan Alat Berat
Alokasi Kebutuhan Alat BeratAlokasi Kebutuhan Alat Berat
Alokasi Kebutuhan Alat Berat
 
Analisa Biaya Penggunaan Alat Berat
Analisa Biaya Penggunaan Alat BeratAnalisa Biaya Penggunaan Alat Berat
Analisa Biaya Penggunaan Alat Berat
 
Optimalisasi Penggunaan Alat Berat
Optimalisasi Penggunaan Alat BeratOptimalisasi Penggunaan Alat Berat
Optimalisasi Penggunaan Alat Berat
 
Analisa Biaya Penggunaan Alat Berat
Analisa Biaya Penggunaan Alat BeratAnalisa Biaya Penggunaan Alat Berat
Analisa Biaya Penggunaan Alat Berat
 
Produktivitas alat berat pada Rigid Pavement
Produktivitas alat berat pada Rigid PavementProduktivitas alat berat pada Rigid Pavement
Produktivitas alat berat pada Rigid Pavement
 
Makalah hidrografi (nabilla esa chotimah)
Makalah hidrografi (nabilla esa chotimah)Makalah hidrografi (nabilla esa chotimah)
Makalah hidrografi (nabilla esa chotimah)
 

Recently uploaded

05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.pptSonyGobang1
 
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptxAnnisaNurHasanah27
 
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxmuhammadrizky331164
 
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studiossuser52d6bf
 
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptxMuhararAhmad
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaRenaYunita2
 

Recently uploaded (6)

05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
 
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
 
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
 
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
 
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
 

GEOTUBE (alam sugeng p)

  • 1. MAKALAH GEOTUBE Oleh: Alam Sugeng Prayitno 15.4110.4954 PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS 17 AGUSTUS SEMARANG
  • 2. KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah Geotube. Makalah ini penulis buat untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Ukur Tanah Fakultas Teknik Universitas 17 Agustus 1945 Semarang. Selama pembuatan dan penyelesaian makalah ini tidak terlepas dari berbagai pihak yang memberikan dukungan dan bantuan bagi penulis. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini belum sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak sangat penulis harapkan, guna lebih menyempurnakan penulisan selanjutnya. Penulis berharap apa yang telah di sampaikan dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan dapat menambah wawasan bagi para pembaca.
  • 3. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan memiliki garis pantai terpanjang di dunia. Namun beberapa garis pantai di Indonesia mengalami erosi dan beberapa kolam pelabuhan masih dipengaruhi gelombang laut. Prasarana untuk mengatasi hal ini adalah prasarana yang mampu meredam gelombang dan/atau memecahkan ombak. Langkah penting yang dapat dilakukan dalam mengamankan garis pantai dan mengamankan pelabuhan adalah membangun bangunan pemecah gelombang dan/atau penanaman vegetasi di pesisir pantai. Bangunan pemecah gelombang yang berfungsi untuk meredam energi gelombang. Bangunan pemecah gelombang dilihat dari bentuk strukturnya terdiri dari tipe bangunan pemecah gelombang sisi tegak, sisi miring, dan gabungan antara sisi miring dan sisi tegak. Salah satu pemecah gelombang yaitu pemecah gelombang sisi miring dengan menggunakan lapisan geotube pada lapisan inti yang digunakan melindungi pasir agar tidak mudah tergerus atau terikut dengan aliran air. Geotube ialah material geotextile yang berbentuk seperti bantal guling yang memiliki kuat tarik yang tinggi dan sudah dipabrikasi sehingga lapisan inti dari bangunan pemecah gelombang langsung dimasukkan kedalam geotube. Kegunaan geotube pada lapisan inti bangunan pemecah gelombang sisi miring ini adalah untuk mengatasi penggerusan pasir di lapisan inti. Selain itu, tetrapod yang merupakan lapis lindung buatan digunakan sebagai lapisan utama di sisi bangunan pemecah gelombang yang menghadap ke laut. Sehingga diharapkan dapat mengatasi masalah erosi yang akibatkan adanya serangan gelombang dan arus.
  • 4. 1.2 Rumusan Masalah Berdasar latar belakang maka rumusan masalah adalah: 1. Apakah Geotube dapat mengatasi masalah erosi pantai? 2. Bagaimana cara mengatasi erosi pantai dengan Geotube? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasar rumusan masalah maka tujuan penelitian adalah: 1. Menganalisis Apakah Geotube dapat mengatasi masalah erosi pantai? 2. Menganalisis Bagaimana cara mengatasi erosi pantai dengan Geotube? 1.4 Manfaat Penelitian Peulisan ini memiliki manfaat sebagai berikut: 1. Bagi penulis, menambah pengetahuan mengenai manfaat geotube dalam mengatasi erosi. 2. Bagi universitas, sebagai perbendaharaan perpustakaan akademik dan literatur untuk Universitas 17 Agustus 1945. Sebagai bahan kajian teoritis dan referensi bagi rekan mahasiswa atau pihak-pihak yang tertarik melakukan penelitian sejenis.
  • 5. BAB II PEMBAHASAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Erosi Erosi adalah peristiwa pengikisan padatan (sedimen, tanah, batuan, dan partikel lainnya) akibat transportasi angin, air atau es, karakteristik hujan, creep pada tanah dan material lain di bawah pengaruh gravitasi, atau oleh makhluk hidup semisal hewan yang membuat liang, dalam hal ini disebut bio-erosi. Erosi tidak sama dengan pelapukan akibat cuaca, yang mana merupakan proses penghancuran mineral batuan dengan proses kimiawi maupun fisik, atau gabungan keduanya. Erosi sebenarnya merupakan proses alami yang mudah dikenali, namun di kebanyakan tempat kejadian ini diperparah oleh aktivitas manusia dalam tata guna lahan yang buruk, penggundulan hutan, kegiatan pertambangan, perkebunan dan perladangan, kegiatan konstruksi / pembangunan yang tidak tertata dengan baik dan pembangunan jalan (Kartasapoetra , 1991). Dampak dari erosi adalah menipisnya lapisan permukaan tanah bagian atas, yang akan menyebabkan menurunnnya kemampuan lahan (degradasi lahan). Akibat lain dari erosi adalah menurunnya kemampuan tanah untuk meresapkan air (infiltrasi). Penurunan kemampuan lahan meresapkan air ke dalam lapisan tanah akan meningkatkan limpasan air permukaan yang akan mengakibatkan banjir di sungai. Selain itu butiran tanah yang terangkut oleh aliran permukaan pada akhirnya akan mengendap di sungai (sedimentasi) yang selanjutnya akibat tingginya sedimentasi akan mengakibatkan pendangkalan sungai sehingga akan memengaruhi kelancaran jalur pelayaran.
  • 6. 2.1.2 Gelombang Gelombang di laut dapat dibedakan menjadi beberapa macam yang tergantung dari gaya pembangkitnya. Gelombang tersebut adalah angin yang dibangkitkan oleh tiupan angin di permukaan laut, gelombang pasang surut dibangkitkan oleh gaya tarik benda-benda langit terutama matahari dan bulan terhadap bumi, gelombang tsunami terjadi karena gempa di laut atau letusan gunung berapi di laut, gelombang yang dibangkitkan oleh kapal yang bergerak, dan sebagainya. Pada umumnya bentuk gelombang di alam adalah sangat kompleks dan sulit digambarkan secara matematis karena ketidak-linierannya, tiga dimensi dan mempunyai bentuk yang sangat random (suatu deret gelombang mempunyai tinggi dan periode berbeda). Beberapa teori yang ada hanya menggambarkan bentuk gelombang yang sederhana dan merupakan gelombang alam. 2.1.3 Geotube Geotube merupakan salah satu contoh dari pemanfaatan sifat fleksibel geotekstil. Selain geotube terdapat pula pemodelan lain yang hampir menyerupai namun mempunyai fungsi yang agak berbeda, yaitu : geobag dan geocontainer. Pemakaian istilah geotube, bag dan container sangat variatif, tetapi pada dasarnya sama yaitu geotekstil yang diisi dengan bahan alamiah. Beberapa istilah yang mungkin sering ditemukan seperti sand / concrete sausages, sand sock, sand bag, sand pillow, Bolsaroca ( sand filled bag ), Bolsacreto ( concrete filled ), Colchacreto ( mortal filled), dan masih banyak istilah lain yang digunakan. Nama geotube, bag dan container sendiri merupakan nama yang diambil dari produk Nicolon GeoProduct Division ( 1994 ), yang kemudian menjadi istilah umum di kalangan teknik. Oleh Liu dan Silvester ( 1977 ), geotube didefinisikan sebagai lembaran – lembaran geotekstil yang dilem, dipanaskan maupun dijahit pada sisi – sisinya sehingga menjadi berbentuk tabung yang kemudian diisi penuh dengan campuran ( slurry ). Ukuran tube juga sangat bervariasi dengan panjang
  • 7. berkisar antara 10 – 150 meter dan diameter rata – rata 1 – 3 meter dalam kondisi bulat sempurna. Instalasi dapat dilakukan di daerah kering maupun pada kedalaman air hingga 5 meter. 2.1.2.1 Kelebihan dari geotube terdapat pada • bentuknya yang dapat mengikuti bentuk permukaan tanah, • kemampuannya menahan partikel tanah namun pada saat yang bersamaan air dapat terdisipasi, • instalasi yang mudah dan cepat bahkan dapat dilakukan di dalam air, • berat geotube yang cukup besar sehingga geotube stabil dalam konstruksi, • harga yang relatif ekonomis, tergantung dari lokasi, ketersediaan material, alat dan tenaga kerja. • ramah lingkungan • dan tentunya kemudahan untuk memperoleh geotube. 2.1.2.2 Prinsip Dasar Geotube Prinsip dasar dari geotube dalam aplikasi penanggulangan erosi adalah menahan butiran tanah yang terdapat di dalamnya, namun pada saat yang bersamaan air dapat mengalir keluar tanpa menghanyutkan butiran tanah. Oleh sebab itu, geotube umumnya diisi dengan tanah yang bersifat non kohesif seperti pasir atau lumpur. Properti geotekstil yang harus diperhatikan adalah permeabilitasnya, bukaan pori dan kuat tarik. Untuk memperoleh ketinggian yang diinginkan, geotube bisa saja diisi lebih dari satu kali, mengingat kandungan air pada larutan pasir cukup besar. Ketinggian dapat dicapai pula dengan menumpuk beberapa geotube. Pada kasus – kasus tertentu, geotube dapat diisi dengan campuran semen, terutama pada lokasi yang sulit memperoleh pasir atau lumpur, atau diperlukan tingkat kekakuan yang lebih tinggi. Sedangkan kekuatan material geotekstil disesuaikan dengan kebutuhan. Bila geotube kemungkinan besar mengalami benturan seperti pada dasar pelabuhan, kanal kapal, maka dibutuhkan geotekstil yang mempunyai tegangan tarik
  • 8. yang lebih besar (di atas 50 kN/m). Namun pada aplikasi penanggulangan erosi, tidak memerlukan tegangan tarik yang terlalu besar karena yang diutamakan adalah sifat penahan butiran tanah. Beberapa alternatif untuk memperkuat geotube dapat dilakukan seperti pemberian angkur sehingga geotube lebih stabil , pemberian lapisan tambahan geotekstil bagian dalam geotube (terutama pada bagian jahitan), atau setelah geotube terisi penuh ditutupi dengan rip – rap / vegetasi. 2.2 Pembahasan 2.2.1 Geotube Dapat Mengatasi Masalah Erosi Pantai Berdasar kajian diatas, yang menunjukkan bahwa erosi pantai akan banya memiliki akibat buruk, sehingga perlu dilakukan upaya penanggulangan untuk mencegah erosi semakin bertambah buruk. Erosi sebenarnya merupakan proses alami yang mudah dikenali (Kartasapoetra , 1991), yang mana disebabkan oleh geombang air laut yang terus menerus menghantam ke arah pantai. Prasarana untuk mengatasi hal ini adalah prasarana yang mampu meredam gelombang dan/atau memecahkan ombak. Salah satu pemecah gelombang yaitu pemecah gelombang sisi miring dengan menggunakan lapisan geotube pada lapisan inti yang digunakan melindungi pasir agar tidak mudah tergerus atau terikut dengan aliran air. Prinsip dasar dari geotube dalam aplikasi penanggulangan erosi adalah menahan butiran tanah yang terdapat di dalamnya, namun pada saat yang bersamaan air dapat mengalir keluar tanpa menghanyutkan butiran tanah. Sebagai contoh kasus proyek departemen Irigasi dan drainase di Malaysia untuk mengatasi masalah kerusakan lebih lanjut area sekitar pantai yang sudah dibangun perumahan dan dikelilingi bakau di Langkawi dengan menggunakan TenCate Geotube. Efek positif dari Geotube pada proyek ini terbukti dibanding daerah yang tidak diberi geotube. Berikut gambar proyek Langkawi, Kedah, Malaysia.
  • 9. Gambar Proyek Sumber : Departemen Irigasi dan Drainase Malaysia Aplikasi geotube sebagai konstruksi alternatif penanggulangan erosi akibat gelombang pasang bono dalam penelitian Suhendra, Saputra, Dan Kodrat (2012). Arus Pasang Bono mengakibatkan pendangkalan muara sungai. Dampaknya adalah perubahan garis pinggir sungai pada Pulau Muda akibat erosi dan deposisi. Salah satu alternatif konstruksi untuk menanggulangi permasalahan erosi ini adalah Geotube, yaitu sistem konstruksi yang memadukan material geosintetik sebagai pembungkus dan material slurry pasir sebagai material pengisi. Dari hasil analisis serta hasil pelaksanaan di lapangan, dapat disimpulkan bahwa penggunaan sistem Geotube pada proyek ini memberikan hasil yang memuaskan dan dapat diandalkan sebagai konstruksi alternatif penanggulangan permasalahan erosi. Berikut gambar penelitian yang dilakukan Suhendra, Saputra, dan Kodrat (2012). Gambar Aplikasi Geotube Sebagai Konstruksi Alternatif Penanggulangan Erosi Akibat Gelombang Pasang Bono Sumber: Penelitian Suhendra, Saputra, Dan Kodrat (2012)
  • 10. Berdasar beberapa studi kasus diatas memperkuat teori bahwa Geotube efektif digunakan untuk mengatasi masalah erosi pantai dan sekaligus ramah lingkungan, sehingga dalam makalah ini terbukti bahwa Geotube dapat mengatasi masalah erosi pantai. 2.2.2 Cara Mengatasi Erosi Pantai Dengan Geotube Dalam studi kasus yang mendukung penyusunan makalah ini didapati beberapa cara untuk mengatasi erosi pantai dengan geotube diantaranya. Proyek di Langkawi Malaysia contohnya sebagai berikut: 1. Melakukan pemasangan geotube sebagai alat untuk melindungi area pantai termasuk pohon bakau tepat di lepas pada daerah dataran lumpur lanau marine yang sangat lunak yang terbuka saat surut namun terendam air saat pasang. 2. Untuk mencegah geotube tenggelam kedalam lumpur yang sangat lunak pemasangan dialasi lantai kerja berupa rangkaian bambu yang diletakkan sejajar dan sepanjang geotube. 3. Geotube yang telah diisi penuh dengan pasir lanau diletakkan diatas rangkaian bambu. 4. Dan untuk mencegah gerusan bagian depan geotube dipasang pelindung gerusan terbuat dari geotekstil mirafi. Berikut gambar pemasangan. Gambar Pemasangan Geotube di Langkawi, Kedah Malaysia Sumber : Departemen Irigasi dan Drainase Malaysia Pada penelitian Suhendra, Saputra, dan Kodrat (2012) cara pemasangan hampir sama hanya saja diterangkan lebih singkat karena geotube merupakan solusi yang praktis, berbiaya efektif dan mudah diaplikasikan. Dijelaskan bahwa Pengisian Geotube menggunakan sebuah
  • 11. hooper yang pada prinsipnya mengalirkan cairan pengisi dengan tekanan yang berasal dari pompa dan pengaruh ketinggian (Peurifoy dan Schexnayder, 2002). Untuk memberikan output air bertekanan tinggi, digunakan sebuah pompa yang memiliki kapasitas 300 m3/jam. Kemudian dilakukan penggelaran material Geotube. Pengaplikasian sama dengan pengaplikasian sebelumnya, berikut gambar pemasangan geotube di pantai bono. Gambar Pemasangan Geotube di Pantai Bono Sumber: Penelitian Suhendra, Saputra, Dan Kodrat (2012) Beberapa pemaparan di atas sudah dijelaskan mengenai cara mengatasi erosi dengan geotube yang praktis dan mudah diaplikasikan. Hanya saja pemilihan material isiian geotube harus disesuaikan keaadaan lapangan.
  • 12. BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Berdasar pemaparan diatas disimpulkan sebagai berikut: 1. Geotube dapat mengatasi masalah erosi pantai. 2. Cara mengatasi erosi pantai dengan geotube sangat praktis, mudah diaplikasikan, ekonomis dan sangat efektif. 3.2 Saran Berdasar analisa yang dilakukan penulis memberi saran bahwa dalam pengaplikasian isian geotube harus disesuikan keadaan lapangan agar Geotube bekerja maksimal untuk menangulangi masalah erosi yang terjadi.
  • 13. DAFTAR PUSTAKA Aswani. 2012. “Perencanaan Bangunan Pengaman Pantai Di Bulu Tuban”. Surabaya : ITS. Departemen Irigasi dan Drainase. “Rehabilitasi Garis Pantai Bakau Menggunakan Geotube”. Malaysia: PT Tetrasa Geosinindo. Kartasapoetra. 1991. “Geomorphology”. http://Generalgeomorphology.blogspot.com. Online. diakses tanggal 20 Desember 2016. Peurifoy, R. L. dan Schexnayder, C. J. (2002). Construction Planning, Equipment, and Methods (6th edition). New York: McGraw Hill. Suhendra, Saputra, dan Kodrat. 2012. “Aplikasi geotube sebagai konstruksi alternatif penanggulangan erosi akibat gelombang pasang bono”. Jakarta: Universitas Bina Nusantara. ________.http://r.search.yahoo.com. Online. diakses tanggal 19 Desember 2016. ________.2016. https://id.wikipedia.org/wiki/Erosi. Online. diakses tanggal 19 Desember 2016.