SlideShare a Scribd company logo
1 of 57
BAB I
                                    PENDAHULUAN

A. Latar belakang
       Dewasa ini kemajuan teknologi sangat pesat ini juga berpengaruh pada
perkembangan ilmu pengetahuan. Ilmu perpetaan adalah salah satu ilmu yang
sangat besar di pengaruhi oleh kemajuan teknologi tersebut di tandai dengan
proses perekaman jarak jauh yang perekamannya melalui satelit. Peta yang
dihasilkan oleh perekaman jarak jauh ini dikenal dengan nama citra pengindraan
jauh. Namun pada dasarnya citra satelit dengan peta mempunyai perbedaan yang
mencolok dan tidak bisa dikatakan sama.
       Perkembangan teknologi yang sangat pesat ini membawa dampak positif
bagi manusia, karena dengan pengindraan jarak jauh tersebut manusia dapat
melakukan penelitian tanpa terjun langsung kelapangan melainkan hanya melihat
pada citra tersebut. Geografi adalah salah satu ilmu yang bisa dikatakan terbantu
dengan adanya pengindraan jarak jauh tersebut karena objek atau fenomena yang
ada di permukaan bumi dapat diperoleh data dan informasinya dengan citra
pengindraan jarak jauh tersebut. Dengan menggunakan data pengindraan jarak
jauh tersebut, secara langsung kita dalam mengkaji objek permukaan bumi yang
tergambar pada citra tersebut secara langsung menunjukan pendekatan
kewilayahan, kelingkungan dalam konteks keruangan. Hal ini didasarkan bahwa
sifat dan karakteristik objek di permukaan bumi terjadi relasi , interaksi dan
interpedensi antara suatu factor dengan factor lainnya dalam suatu ruang maupun
factor-faktor antar ruang.
       Pengindraan jauh bertujuan untuk mengambil data dan informasi dari citra
foto maupun non foto dari berbagai objek yang ada di permukaan bumi . citra
pengindraan jarak jauh ini antara lain berupa foto udara, citra landsat, citra SPOT,
citra quickbird dan citra IKONOS.

       Citra penginderaan jauh merupakan gambar kenampakan yang tidak
tergeneralisasi. Misalnya pada skala 1: 50.000, jalan dengan lebar 10 m
digambarkan dengan ukuran 0,2 mm. Sekalipun ukurannya sangat kecil,
kenampakan jalan tersebut masih terlihat pada citra penginderaan jauh. Pada peta



Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055)                          Halaman 1
skala 1: 50.000, kenampakan jalan dengan lebar 10 m seharusnya berukuran 0,2
mm. Apabila jalan tersebut merupakan kenampakkan yang penting maka
kenampakkan jalan akan tetap ditonjolkan. Misalkan digambarkan dengan ukuran
1mm.

       Citra penginderaan jauh mengandung ketidaktelitian dalam hal ukuran
planimetriknya, terutama foto udara yang mempunyai proyeksi sentral. Walaupun
hal ini tidak mengganggu interorentasi, namun dalam memplotkan hasil
interpretasi pada peta akan mengalami kesulitan. Hal ini karena skala di berbagai
bagian tidak sama.Teknik-teknik memindahkan hasil interpretasi ke dalam peta
memerlukan yang mahal seperti camera, stereo, Analog, optical photograph,
rectifier, zoom transfercope dan plotter analytical.

       Dalam menganalisis atau mengedintifikasi suatu citra, pengenalan objek
dan unsur-unsur interpretasi sangatlah penting karena jika kita tidak menguasai
unsur-unsur interpretasi tersebut kita tidak mungkin bisa dalam memperoleh data
dengan cara interpretai tersebut. Ini juga berlaku untuk menentukan karakteristik-
karakteristik suatu objek di dalam citra tersebut.

       Citra pengindraan jarak jauh dapat dimanfaatkan dalam berbagai bidang
dan kepentingan, salah satunya adalah untuk mengidentifikasi marine. Melalui
citra pengindraan jauh ini kita dapat mengetahui bentukan-bentukan apa saja yang
terdapat di wilayah marine. Salah satunya adalah mengidentifikasi bentukan delta
yang di akibatkan oleh sedimentasi sungai yang arus airnya melambat. Delta ini
ada beberapa jenis dan bisa dilihat di citra pengindraan jauh.




B. Tujuan
    Tujuan yang ingin diperoleh dari praktikum ini adalah
Untuk mengetahui bentukan-bentukan marine yang ada di desa jayagiri kecamatan
sindangbarang, cianjur selatan. Jawa barat




Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055)                         Halaman 2
C. Manfaat
    Manfaat yang dapat diperoleh dari laporan praktikum ini diantaranya :
       1. Dapat memperkaya pengetahuan tentang pengindraan jauh
       2. Dapat mengetahui tindak lanjut pemerintah atau aparat yang
           berwenang tentang masalah dan pemanfaatan di daerah marin
           khususnya merine di wilayah sindangbarang.
       3. Untuk menambah wawasan




Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055)                        Halaman 3
BAB II
                           TINJAUAN PUSTAKA



A. Marine
       Geomorfologi asal marin merupakan bentuk lahan yang terdapat di
sepanjang pantai. Proses perkembangan daerah pantai itu sendiri sangat
dipengaruhi oleh kedalaman laut. Semakin dangkal laut maka akan semakin
mempermudah terjadinya bentang alam daerah pantai, dan semakin dalam laut
maka akan memperlambat proses terjadinya bentang alam di daerah pantai. Selain
dipengaruhi oleh kedalaman laut, perkembangan bentang lahan daerah pantai juga
dipengaruhi oleh:

   1. Struktur dan tekstur batuan
   2. Keadaan bentang alam daerayh pantai
   3. Proses geomorfologi yang disebabakan oleh angin, air, gelombang, es dan
       arus laut
   4. Prosesd geologi yang berasal dari dalam bumi

adapun macam-macam bentukan marine, yaitu :

   1) Delta  Delta terbentuk pada muara sungai yang memasuk tubuh air
       tenang (danau dan lautan). Kecepatan air sungai berkurang dengan cepat
       dan pengendapan sedimen terjadi.
   2) Dataran Abrasi merupakan suatu dataran hasil erosi gelombang laut
       yang menghancurkan dinding pantai.
   3) Split  merupakan endapan pantai dengan suatu bagian tergabung dengan
       daratan dan bagian lainnya menjorok ke laut.
   4) Tombolo  merupakan suatu endapan tipis yang menghubungkan suatu
       pulau dengan daratan utama.
   5) Bars  bars hamper sama dengan split, tapi bars menghubungkan
       “headland” satu dengan yang lainnya yang bisa terbentuk di muara sungai.




Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055)                       Halaman 4
6) Gisik (beach) merupakan bentang lahan yang masih dipengaruhi pasang
      terendah dan pasang tertinggi air laut, yang merupakan akumulasi pasir
      pantai.
   7) Beting Gisik (beach ridge)  merupakan perkembangan dari gisik yang
      biasanya telah banyak dimanfaatkan untuk lahan-lahan permukiman atau
      pertanian yang tidak dipengaruhi lagi oleh aktivitas pasang surut, tetapi
      proses pembentukannya merupakan kerjasama antara aktifitas marin dan
      fluvial, biasanya tersusun oleh endapan pasir dan lempung.
   8) Rataan pasang surut(tidal flat)  merupakan suatu dataran pantai yang
      masih dipengaruhi oleh aktivitas pasang surut air laut , dengan material
      penyusun umumnya lempung pasiran (pantai berlempung).
   9) Rataan lumpur( mud flat)  tidal flat yang apabila tidak ada vegetasi
      apapun yang tumbuh
   10) Rawa payau(saltmars)  tidal flat yang apabiloa ada vegetasi yang
      tumbuh diatasnya seperti mangrove.
   11) Rataan terumbu (coral flat)  merupakan suatu daratan yang terbentuk
      akibat pendangkalan pantai dan sedimentasi yang besar diatas suatu
      formasi batuan yang tersusun oleh terumbu karang.
   12) Swale  merupakan bentukan morfologi berupa ledokan yang terdapat
      diantara dua beting gisik atau diantara dua gumbuk pasir.
   13) Lagoon  merupakan morfologi ledokan yang berada diantara dua beting
      gisik (swale) yang berisi air asin atau bagian perairan laut yang
      menggenang dan terpisah dengan tubuh perairan laut utama akibat adanya
      bar di depan muara sungai.
   14) Dataran alluvial pantai (coastal alluvial plain)  merupakan bentang
      lahan daratan sebagai akibat perkembangan pantai yang telah lanjut dan
      bergeser kearah darat, yang telah tertutup oleh material-material hasil
      sedimentasi proses fluvio-marine, tersusun oleh material alluvium (pasir
      berlempung) yang relative subur, dan banyak dipergunakan untuk kawasan
      pertanian irigasi dan pemukiman.




Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055)                      Halaman 5
B. Delta
       Delta adalah suatu bentuk yang menjorok keluar dari garis pantai (seperti
huruf D), terbentuk saat sungai masuk ke laut, dengan banyaknya suplai sedimen
yang dibawa air sungai lebih cepat dibanding proses pendistribusian oleh proses-
proses di pantai.
a. Proses yang Mempengaruhi Pembentukan Delta
        1. Iklim
            Iklim berpengaruh terhadap proses fisika, kimia, dan biologi dalam
         semua komponen sistem sungai. Pada daerah tropis, penyediaan volume
         air permukaan besar. Pelapukan fisika dan kimia berpengaruh terhadap
         tingkat sedimentasi.
        2. Debit Sungai
            Debit sungai tergantung dari faktor iklim, mempengaruhi bentuk
         geometri delta. Delta dengan debit air dan sedimennnya tinggi dan
         konstan tiap tahunnya menghasilkan suatu tubuh pasir yang panjang dan
         lurus serta umumnya membentuk sudut yang besar terhadap garis pantai.
         Sebaliknya bila produk sedimen serta variasi debit air setiap tahunnya
         berbeda, maka terjadinya perombakan tubuh-tubuh pasir yang tadinya
         diendapkan oleh proses-proses laut dan cenderung membentuk tubuh
         delta yang sejajar dengan garis pantai.
        3. Produk Sedimen
            Delta tidak akan terbentuk jika produk sedimennya terlalu kecil.
        4. Energi Gelombang
            Energi gelombang merupakan mekanisme penting dalam merubah dan
         mencetak sedimen delta yang berada di laut menjadi suatu bentuk tubuh
         pasir di daerah pantai.
        5. Proses Pasang Surut
            Beberapa delta mayor di dunia didominasi oleh aktivitas pasang yang
         kuat. Diantaranya adalah delta Gangga-Brahmanaputra di Bangladesh,
         dan delta Ord di Australia.




Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055)                         Halaman 6
6. Arus Pantai
          Arus pantai mengorientasikan tubuh-tubuh pasir hingga membentuk
        sejajar atau hampir sejajar dengan arah aliran sungai.
       7. Kelerengan Paparan
          Kelerengan paparan benua sangat berperan dalam menentukan pola
        perpindahan delta, yang terjadi dalam waktu yang cukup lama.
       8. Bentuk Cekungan Penerima dan Proses Tektonik
          Bentuk     cekungan      penerima   merupakan     pengontrol     terhadap
        konfigurasi delta serta pola perubahannya. Daerah dengan tektonik yang
        aktif dengan akumulasi sedimen yang sedikit, sulit terbentuk delta .
        sebaliknya untuk daerah dengan tektonik pasif dan akumulasi sedimen
        yang banyak akan terbentuk delta yang baik.


b. Syarat-syarat Terbentuknya Delta
    1. Arus sungai pada bagian muara mempunyai kecepatan yang minimum.
    2. Jumlah bahan yang dibawa sungai sebagai hasil erosi cukup banyak.
    3. Laut pada daerah muara sungai cukup tenang.
    4. Pantainya relatif landai.
    5. Bahan-bahan hasil sedimentasi tidak terganggu oleh aktivitas air laut.
    6. Tidak ada gangguan tektonik, kecuali penurunan dasar laut seimbang
        dengan pengendapan sungai


c. Unsur-unsur Delta
    1. Sungai : sebagai sarana pengangkut material
    2. Distributary Channel
    3. Delta Plain : Bagian delta yang berada di daratan, umumnya merupakan
        rawa-rawa.
    4. Delta Front / Delta Slope : bagian delta yang berada di depan delta plain,
        dan merupakan laut dangkal.
    5. Pro delta : bagian terdepan dari delta yang menuju ke laut lepas.




Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055)                           Halaman 7
d. Klasifikasi Delta
     1. Menurut Fisher, (1969)
         Dasar klasifikasi :
              Proses fluvial dan influks sedimen.
              Proses laut (gelombang dan arus bawah permukaan).


         Dibagi menjadi 3 kelas, yaitu :
              Cuspate Delta.
              Lobate Delta.
              Elongate Delta / Bird Food Delta


     2. Menurut Galloway (1975) :
         Dasar : dominasi proses fluvial, gelombang dan pasang surut.
         Contoh Deltanya yaitu :
              Bird foot delta : jika pengaruh fluvial paling dominan.
              Cuspate delta : jika pengaruh gelombang paling dominan.
              Estuarine delta : jika pengaruh pasang surut paling dominan.


C. Pengindraan jauh
a. Pengertian
       Dewasa ini perkembangan pengindraan jauh sangat pesat, perkembangan
ini menyangkut wahana, atau alat/kendaraan pembawa sensor, jenis citra serta
liputan dan ketersediaanya , alat dan analisis data serta penggunaan dan bidang
penggunaannya.
       Untuk lebih jelasnya ada beberapa pengertian pengindraan jauh atau
indraja dari para ahli,
         Pengindraan jauh berasal dari kara remote sensing memiliki
            pengertian bahwa pengindraan jauh merupakan suatu ilmu dan seni
            untuk memperoleh data dan informasi dari suatu objek dipermukaan
            bumi dengan menggunakan alat yang tidak berhubungan langsung
            dengan objek yang dikajinya (Lillesand dan Kiefer, 1979).




Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055)                           Halaman 8
 Pengindraan jauh merupakan variasi teknik yang dikembangkan untuk
           memperoleh dan analisis informasi tentang bumi. Informasi tersebut
           berbentuk padiasi elektromagnetik yang dipantulkan dan dipancarkan
           dari permukaan bumi (lindgren, 1859).
        Penginderaan      jauh   merupakan        upaya   untuk   memperoleh,
           menemutunjukkan (mengidentifikasi) dan menganalisis objek dengan
           sensor pada posisi pengamatan daerah kajian (Avery, 1985).
b. Sejarah Pengindraan Jauh

       Perkembangan Pengindraan Jauh dibedakan menjadi dua tahap, yaitu
sebelun tahun 1960 yang masinh menggunakan foto udara dan sesudah taun 1960
yang sudah menggunakan satelit.

1. Sebelum Tahun 1960
      Perkembangan kamera diperoleh oleh Aristoteles dengan ditemukannya
teknologi Camera Obscura yang merupakan temuan suatu proyeksi bayangan
melalui lubang kecil ke dalam ruang gelap. Percobaan ini dilanjutkan oleh
beberapa ahli lagi yang kemudian mulai ditemukannya proses fotografi yang
akhirnya berkembang menjadi teknik fotografi. Teknik fotografi terus
berkembang setelah diproduksinya rol filem yang awalnya di buat untuk
mempotret desa dan kota di Paris dengan menggunakan balon udara. Pada yahun
1903 di Jerman, kamera pertama yang diluncurkan melalui roket yang
dimaksudkan untuk melakukan pemotretan udara dari ketinggian 800 m dan
kamera tersebut kembali ke bumi dengan parasut. Foto udara pertama kali dibuat
oleh Wilbur Wright pada tahun 1909. Selama periode Perang Dunia I, foto udara
digunakan untuk berbagai keperluan antara lain untuk pelacakan dari udara yang
dilakukan dengan pesawat kecil dilengkapi dengan kamera untuk mendapatkan
informasi kawasan militer strategis, juga dalam hal peralatan interpretasi foto
udara, kamera dan film. Sejak tahun 1920 di Amerika, pemanfaatan foto udara
telah berkembang pesat yang mana banyak digunakan sebagai alat bantu dalam
pengelolaan lahan, pertanian, kehutanan, dan pemetaan penggunaan tanah.
Dimulai dari pemanfaatan foto hitam putih yang pada gilirannya memanfaatkan
foto udara berwarna bahkan juga foto udara infra merah. Selama perang dunia ke


Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055)                      Halaman 9
II, pemanfaatan foto udara telah dikembangkan menjadi bagian integral aktifitas
militer yang digunakan untuk pemantauan ketahanan militer dan aktifitas daerah
di pasca perang.


2. Sesudah Tahun 1960
      Perekaman bumi pertama dilakukan oleh satelit TIROS (Television and
Infrared Observation Satellite) pada tahun 1960 yang merupakan satelit
meteorology. Sejak saat ini peluncuran manusia ke angkasa luar dengan kapsul
Mercury, Gemini dan Apollo dan lain-lain digunakan untuk pengambilan foto
pemukaan bumi. Sensor multispektral fotografi S065 yang terpasang pada Apollo-
9 (1968) telah memberikan ide pada konfigurasi spektral satelit ERTS-1 (Earth
Resources Technology Satellite), yang akhirnya menjadi Landsat (Land Satellite).
Satelit ini merupakan satelit untuk observasi sumber daya alam. Setiap program
satelit mempunyai misi khusus mengindera dan mengamati permukaan bumi,
sesuai dengan kepentingan dan kebutuhan aplikasi yang menjadi tujuannya. Misi
satelit PJ resolusi tinggi sebagian berorientasi untuk inventarisasi, pantauan, dan
penggalian lahan atau daratan, sebagian untuk mendapatkan informasi kelautan
dan lingkungan. Tabel 1 menunjukkan program satelit PJ operasional mulai dari
tahun 1990 sampai menjelang tahun 2000, yang distribusi datanya bagi
masyarakat di seluruh dunia. Data PJ tersebut dapat dipesan, dibeli, atau diminta
melalui operator satelit atau stasiun bumi di negara atau kawasan setempat.


c. Fisika Pengindraan Jauh
       Karakter utama dari suatu image (citra) dalam penginderaan jauh adalah
adanya rentang panjang gelombang (wavelength            band) yang dimilikinya.
Beberapa radiasi yang bisa dideteksi dengan sistem penginderaan jarak jauh
seperti : radiasi cahaya matahari atau panjang gelombang dari visible dan near
sampai middle infrared, panas       atau dari distribusi spasial energi panas yang
dipantulkan permukaan bumi (thermal), serta refleksi gelombang mikro. Setiap
material pada permukaan bumi juga mempunyai reflektansi yang berbeda
terhadap cahaya matahari. Sehingga material-material tersebut akan mempunyai
resolusi yang berbeda pada setiap band panjang gelombang.



Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055)                        Halaman 10
Piksel adalah sebuah titik yang merupakan elemen palong kecil pada citra
satelit. Angka numerik (1 byte) dari piksel disebut Digital Number (DN). Digital
Number bisa ditampilkan dalam warna kelabu, berkisar antara putih dan hitam
(greyscale), tergantung level energi yang terdeteksi. Piksel yang disusun dalam
order yang benar akan membentuk sebuah citra. Berdasarkan resolusi yang
digunakan, citra hasil penginderaan jarak jauh bisa dibedakan atas (Jaya, 2002):

    Resolusi spasial
             Merupakan ukuran terkecil dari suatu bentuk (feature) permukaan
       bumi yang bisa dibedakan dengan bentuk permukaan disekitarnya, atau
       sesuatu yang ukurannya bisa ditentukan. Kemampuan ini memungkinkan
       kita untuk mengidentifikasi (recognize) dan menganalisis suatu objek di
       bumi selain mendeteksi (detectable) keberadaannya.
    Resolusi spektral
             Merupakan dimensi dan jumlah daerah panjang gelombang yang
       sensitive terhadap sensor
    Resolusi radiometrik
             Merupakan ukuran sensitifitas sensor untuk membedakan aliran
       radiasi (radiation flux) yang dipantulkan atau diemisikan suatu objek oleh
       permukaan bumi.
    Resolusi Temporal
             Merupakan frekuensi suatu sistem sensor merekam suatu areal yang
       sama (revisit). Seperti Landsat TM yang mempunyai ulangan setiap 16
       hari, SPOT 26 hari dan lain sebagainya.

       Kebanyakan citra satelit yang belum diproses disimpan dalam bentuk
grayscale, yang merupakan skala warna dari hitam ke putih dengan derajat
keabuan yang bervariasi. Untuk penginderaan jauh, skala yang dipakai adalah 256
shade grayscale, dimana nilai 0 menggambarkan hitam, nilai 255 putih.
       Untuk citra muktispektral, masing-masing piksel mempunyai beberapa
DN, sesuai dengan jumlah band yang dimiliki. Sebagai contoh, untuk Landsat 7,
masing-masing piksel mempunyai 7 DN dari 7 band yang dimiliki. Citra bisa




Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055)                        Halaman 11
ditampilkan untuk masing0masing band dalam bentuk hitan putih maupun
kombinasi 3 band sekaligus, yang disebut color composites.
       Citra, sebagai dataset, bisa dimanipulasi menggunakan algorithm
(persamaan matematis). Manipulasi bisa merupakan pengkoreksian error,
pemetaan kembali data terhadap suatu referensi geografi tertentu, ataupun
mengekstrak informasi yang tidak langsung terlihat dari data. Data dari dua citra
atau lebih pada lokasi yang sama dikombinasikan secara matematis untuk
membuat composite dari beberapa dataset. Produk data ini, disebut derived
products, bisa dihasilkan dengan beberapa penghitungan matematis atas data
numerik mentah (DN) (Puntodewo, dkk, 2003




              Reflektansi obyek pada Berbagai Panjang Gelombang

Adapun jenis-jenis gelombang atau spectrum yaitu,

     1) Gelombang Radio
              Gelombang radio dikelompokkan menurut panjang gelombang atau
        frekuensinya. Jika panjang gelombang tinggi, maka pasti frekuensinya
        rendah atau sebaliknya. Frekuensi gelombang radio mulai dari 30 kHz ke
        atas dan dikelompokkan berdasarkan lebar frekuensinya. Gelombang
        radio dihasilkan oleh muatan-muatan listrik yang dipercepat melalui
        kawat-kawat    penghantar.   Muatan-muatan      ini   dibangkitkan   oleh
        rangkaian elektronika yang disebut osilator. Gelombang radio ini
        dipancarkan dari antena dan diterima oleh antena pula. Kamu tidak dapat


Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055)                       Halaman 12
mendengar radio secara langsung, tetapi penerima radio akan mengubah
        terlebih dahulu energi gelombang menjadi energi bunyi.
    2) Gelombang mikro
             Gelombang mikro (mikrowaves) adalah gelombang radio dengan
        frekuensi paling tinggi yaitu diatas 3 GHz. Jika gelombang mikro diserap
        oleh sebuah benda, maka akan muncul efek pemanasan pada benda itu.
        Jika makanan menyerap radiasi gelombang mikro, maka makanan
        menjadi panas dalam selang waktu yang sangat singkat. Proses inilah
        yang dimanfaatkan dalam microwave oven untuk memasak makanan
        dengan cepat dan ekonomis. Gelombang mikro juga dimanfaatkan pada
        pesawat RADAR (Radio Detection and Ranging) RADAR berarti
        mencari dan menentukan jejak sebuah benda dengan menggunakan
        gelombang mikro. Pesawat radar memanfaatkan sifat pemantulan
        gelombang mikro. Karena cepat rambat glombang elektromagnetik c = 3
        X 108 m/s, maka dengan mengamati selang waktu antara pemancaran
        dengan penerimaan.
    3) Sinar Inframerah
             Sinar inframerah meliputi daerah frekuensi 1011Hz sampai 1014
        Hz atau daerah panjang gelombang 10-4 cm sampai 10-1 cm. jika kamu
        memeriksa spektrum yang dihasilkan oleh sebuah lampu pijar dengan
        detektor   yang dihubungkan      pada   miliampermeter,    maka     jarum
        ampermeter sedikit diatas ujung spektrum merah. Sinar yang tidak dilihat
        tetapi dapat dideteksi di atas spektrum merah itu disebut radiasi
        inframerah.
             Sinar infamerah dihasilkan oleh elektron dalam molekul-molekul
        yang bergetar karena benda diipanaskan. Jadi setiap benda panas pasti
        memancarkan     sinar   inframerah.   Jumlah   sinar   inframerah   yang
        dipancarkan bergantung pada suhu dan warna benda.
    4) Cahaya tampak
             Cahaya tampak sebagai radiasi elektromagnetik yang paling
        dikenal oleh kita dapat didefinisikan sebagai bagian dari spektrum
        gelombang elektromagnetik yang dapat dideteksi oleh mata manusia.



Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055)                      Halaman 13
Panjang gelombang tampak nervariasi tergantung warnanya mulai dari
        panjang gelombang kira-kira 4 x 10-7 m untuk cahaya violet (ungu)
        sampai 7x 10-7 m untuk cahaya merah. Kegunaan cahaya salah satunya
        adlah penggunaan laser dalam serat optik pada bidang telekomunikasi
        dan kedokteran.
     5) Sinar ultraviolet
               Sinar ultraviolet mempunyai frekuensi dalam daerah 1015 Hz
        sampai 1016 Hz atau dalam daerah panjang gelombagn 10-8 m 10-7 m.
        gelombang ini dihasilkan oleh atom dan molekul dalam nyala listrik.
        Matahari adalah sumber utama yang memancarkan sinar ultraviolet
        dipermukaan bumi,lapisan ozon yang ada dalam lapisan atas atmosferlah
        yang berfungsi menyerap sinar ultraviolet dan meneruskan sinar
        ultraviolet yang tidak membahayakan kehidupan makluk hidup di bumi.
     6) Sinar X
               Sinar X mempunyai frekuensi antara 10 Hz sampai 10 Hz . panjang
        gelombangnya sangat pendek yaitu 10 cm sampai 10 cm. meskipun
        seperti itu tapi sinar X mempunyai daya tembus kuat, dapat menembus
        buku tebal, kayu tebal beberapa sentimeter dan pelat aluminium setebal
        1cm.
    7) Sinar Gamma
               Sinar gamma mempunyai frekuensi antara 10 Hz sampai 10 Hz
        atau panjang gelombang antara 10 cm sampai 10 cm. Daya tembus paling
        besar, yang menyebabkan efek yang serius jika diserap oleh jaringan
        tubuh.




                               Pemanfaatan Radiasi


Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055)                    Halaman 14
d. Unsur-unsur Interpretasi
    1) Rona dan Warna
           Rona adalah tingkat kegelapan atau tingkat kecerahan objek pada
      citra. Sedangkan warna adalah wujud yang tampak oleh mata dengan
      menggunakan spectrum sempit, lebih sempit dari spectrum tampak
    2) Bentuk
           Bentuk merupakan variable kualitatif yang memberikan konfigurasi
       atau kerangka suatu objek (Lo, 1976).
    3) Ukuran
       Ukuran ialah atribut objek berupa jarak, luas, tinggi, lereng dan volume.
    4) Tekstur
           Tekstur merupakan perubahan rona pada citra atau pengulangan rona
       kelompok obyek yang terlalu kecil untuk dibedakan secara individual.
    5) Pola
           Pola atau susunan keruangan merupakan ciri yang menandai bagi
       banyak objek bentukan manusia dan bagi beberapa objek alamiah.
    6) Bayangan
           Bayangan bersifat menyembunyikan detail atau objek yang berada di
       daerah gelap.
    7) Situs
       Situs adalah letak suatu objek terhadap objek lain di sekitarnya.
    8) Asosiasi
           Asosiasi adalah keterkaitan antara objek yang stau dengan objek yang
       lainnya. Misalnya fasilitas listrik yang besar sering menjadi petunjuk bagi
       jenis pabrik aluminium, gedung sekolah yang berbeda dengan tempat
       ibadah.
    9) Konfergensi bukit
           Konfergensi bukit ialah penggunaan beberapa unsure interpretasi citra
       sehingga lingkupnya menjadi semakin menyempit kea rah satu simpulan
       tertentu.




Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055)                         Halaman 15
e. Keunggulan dan Kelemahan Pengindraan Jauh
    1.    Keunggulan Inderaja
              Menurut Sutanto (1994-18-23), penggunaan penginderaan jauh baik
          diukur dari jumlah bidang penggunaannya maupun dari frekuensi
          penggunaannya pada tiap bidang mengalami pengingkatan dengan pesat.
          Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain :

             Citra menggambarkan obyek, daerah, dan gejala di permukaan bumi
              dengan; wujud dan letak obyek yang mirip ujud dan letak di
              permukaan bumi, relatif lengkap, meliputi daerah yang luas, serta
              bersifat permanen.
             Dari jenis citra tertentu dapat ditimbulkan gambaran tiga
              dimensional apabila pengamatannya dilakukan dengan alat yang
              disebut stereoskop.
             Karaktersitik obyek yang tidak tampak dapat diwujudkan dalam
              bentukcitra sehingga dimungkinkan pengenalan obyeknya.
             Citra dapat dibuat secara cepat meskipun untuk daerah yang sulit
              dijelajahi secara terestrial.
             Merupakan satu-satunya cara untuk pemetaan daerah bencana.
             Citra sering dibuat dengan periode ulang yang pendek.

    2.    Kelemahan Inderaja
              Walaupun mempunyai banyak kelebihan, penginderaan jauh juga
          memiliki kelemahan antara lain sebagai berikut
             Orang yang menggunakan harus memiliki keahlian khusus;
             Peralatan yang digunakan mahal;
             Sulit untuk memperoleh citra foto ataupun citra nonfoto.


D. Citra Landsat
         Satelit LANDSAT (Land satellite) merupakan salah satu contoh satelit
sumber daya yang menghasilkan citra multispektral. Satelit ini milik Amerika
Serikat yang diluncurkan pertama kali tahun 1972 dengan nama ERST-1.
Keberhasilan satelit ini, dilanjutkan dengan peluncuran satelit kedua dengan nama
Landsat-1, hingga tahun 1991 telah diluncurkan sebanya lima satelit (Landsat-1

Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055)                           Halaman 16
sampai Landsat-5). Landsat TM (Land satellite Thematic Mapper) adalah satelit
sumber daya bumi generasi kedua yang merupakan penyempurnaan dari landsat
generasi pertama. Keunggulan dari satelit ini adalah pada jumlah saluran yang
digunakan sebanyak 7 saluran (band) serta digunakan saluran inframerah tengah
dan inframerah termal. Citra Landsat ETM+ mempunyai spesifikasi antara lain
resolusi spektral tinggi, yaitu mempunyai 8 saluran sehingga kemampuan
membedakan obyek relatif tinggi. Liputan citra yang luas membuat citra ini
mempunyai kemampuan memberikan gambaran suatu daerah secara kenampakan
yang berkesinambungan (sinoptic overview) sehingga akan memudahkan dalam
interpretasi suatu daerah yang luas. Hal ini karena perbandingan mapun
keterkaitan kenampakan antara satuan wilayah dapat dilihat secara langsung pada
citra yang sama. Citra Landsat ETM+ mempunyai resolusi temporal atau mampu
merekam daerah yang sama setiap 16 hari sekali, hal ini sangat bermanfaat untuk
memperoleh data terbaru tentang daerah penelitian. Pada citra Landsat generasi
ke-7 telah ditingkatkan resolusi spasialnya, yaitu dengan sensor ETM+ selain
menghasilkan citra dengan 7 saluran seperti pada sensor TM, ditambah saluran
(band) ke-8 yang mempunyai resolusi spasial 15 meter (pankromatik) kemudian
dari sensor HRMSI dihasilkan citra multispectral (4 band) dengan resolusi spasial
10 meter serta 1 band citra pankromatik dengan resolusi spasial 5 meter.(Khakhim
N, 2003) Landsat yang masih berotasi sampai sekarang adalah landsat 5 yang
merupakan satelit sumber alam generasi baru yang telah beroprasi penuh. Satelit
ini berada pada ketinggian 705 km yang terdiri atas multimission modular
spesecraft, yaitu modul pesawat sebagai pendukung posisi dan keberadaan satelit,
dan instrumen modul yaitu modul instrumen penginderaan jauh. Satelit ini
mempunyai orbit yang tidak berubah (sunsynchronous) dan hampir polar karena
orbitnya tidak berhimpitan dengan bumi, melainkan beda sebesar 8.20 searah
jarum jam. Orbit sunsynchronous disebapkan sudut antara bidang matahari, pusat
bumi dan bidang orbit satelit dibuat tetap sebesar 37,50 (Lillesand dan Kiefer,
1994). Rotasi bumi dari barat ke timur dan orbit satelit yang sunsynchronous
menyebapkan satelit mengitari bumi lebih dari 10 kali sehari. Setiap putaran
membutuhkan waktu sekitar 98 menit. Proyeksi lintasan satelit bergeser dari arah
timur ke barat sejauh 2,752 Km di sepanjang katulistiwa. Landsat bergerak dari



Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055)                       Halaman 17
utara ke selatan dengan menyapu permukaan bumi selebar 185 Km dan dapat
meliput hampir seluruh permukaan bumi dan beberapa daerah laut (Lillesand dan
Kiefer, 1994) . Menurut Lillesand dan Kiefer (1994) dalam Purwadhi (2001)
bahwa satelit LANDSAT 7 saat ini membawa dua sensor, yaitu ETM+ dan High
Resolution Multispectral Stereo Imager (HRMSC). Desain ETM + titik beratnya
untuk berkelanjutan (continuity) dari program LANDSAT 4, 5, dan 6, yaitu lebar
liputan 185 Km. Desain sensor ETM + seperti ETM pada LANDSAT 7 ditambah
dua sistem model kalibrasi untuk gangguan kalibrasi untuk gangguan radiasi
matahari (Dua Model Solar kallibrator Sistem) dengan penambahan lampu
kalibrasi untuk fasilitas koreksi radiomatrik. Menurut Lillesand dan Kiefer (1994),
ke tujuh band pada landsat untuk pemetaan tematik adalah :
 Band Panjang              Spektral       Kegunaan
        Gelombang(µm)
 1      0.45 - 0.52        Biru           Tembus terhadap tubuh air, dapat untuk
                                          pemetaan air, pantai,pemetaan tanah,
                                          pemetaan       tumbuhan,          pemetaan
                                          kehutanan      dan        mengidentifikasi
                                          budidaya manusia
 2      0.52 - 0.60        Hijau          Untuk pengukuran nilai pantul hijau
                                          pucuk    tumbuhan         dan    penafsiran
                                          aktifitasnya, juga untuk pengamatan
                                          kenampakan budidaya manusia


 3      0.63 - 0.69        Merah          Dibuat untuk melihat daerah yang
                                          menyerap      klorofil,     yang     dapat
                                          digunakannuntuk      membantu        dalam
                                          pemisahan spesies tanaman juga untuk
                                          pengamatan budidaya manusia
 4      0.76 - 0.90        Infra merah    Untuk membedakan jenis tumbuhan
                           dekat          aktifitas dan kandungan biomas untuk
                                          membatasi tubuh air dan pemisahan
                                          kelembaban tanah



Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055)                            Halaman 18
5      1.55 - 1.75        Infra merah   Menunjukkan kandungan kelembaban
                           sedang        tumbuhan dan kelembaban tanah, juga
                                         untuk membedakan salju dan awan


 6      10.4 - 12.5        Infra Merah   Untuk menganallisis tegakan tumbuhan,
                           Termal        pemisahan    kelembaban        tanah   dan
                                         pemetaan panas
 7      2.08 - 2.35        Infra merah   Berguna untuk pengenalan terhadap
                           sedang        mineral dan jenis batuan, juga sensitif
                                         terhadap kelembaban tumbuhan


Karakteristik ETM + Landsat




E. Pengindraan Jauh Untuk Marine
       Pengindraan jauh sangat besar manfaatnya bagi kehidupan manusia
begitupun bagi geografi, karena dengan pengindraan jauh ini geografi dalam
mengkaji sebuah objek di permukaan bumi tanpa harus terjun ke lapangan namun
dengan hanya menginterpretasi citra pengindraan jauh tersebut. Dalam kajian
geografi terdapat pula geomorfologi bentukan marine. Dengan bantuan
pengindraan jauh ini dalam pengkajian marine dapat lebih mudah dalam hal
penelitian dilapangan dari pada menggunakan peta geologi. Karena citra ini lebih
nyata dan keakuratannya lebih bagus karena merupakan sebuah foto, sedangkan
peta adalah sebuah gambar yang distorsinya bisa dibilang cukup besar.




Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055)                      Halaman 19
Sedangkan manfaat yang diperoleh apabila menggunakan pengindraan
jauh dalam kajian marine, diantaranya :

           Pengamatan sifat fisis air laut.
           Pengamatan pasang surut air laut dan gelombang laut.
           Pemetaan perubahan pantai, abrasi, sedimentasi, dan lain-lain




Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055)                       Halaman 20
BAB III
                                  METODOLOGI



A. Alat dan Bahan
     Alat-alat yang dipergunakan dalam praktikum ini diantarnaya:

1.     Peta rupabumi  peta rupa bumi dipergunakan untuk membantu
       mengidentifikasi penggunaan lahan dan bentukan lahan pada citra satelit.
       Selain itu juga dapat dipergunakan untuk mempermudah mengetahui lokasi
       atau tempat yang kita tuju atau cari.
2.     Peta   geologi        dipergunakan       untuk   membantu    mencari   atau
       mengidentifikasi jenis tanah di daerah praktikum
3.     Citra satelit Landsat lembar Cipatujah  untuk menginterpretasikan
       bentukan marine apa saja yang terdapat di daerah Cipatujah.
4.     GPS  untuk membantu kita menemukan dan mengetahui koordiant (grid
       atau geodetic) daerah praktikum. Caranya yaitu kita ambil data tentang
       suatu tempat dilihat dari ketinggiannya. Kemudian setelah ditentukan
       ketinggiannya maka arahkan arah itu terhadap         garis koordinat, maka
       didapatkan garis lintang dan garis bujur yang sesuai dengan ketinggian
       tempat yang telah ditentukan.
5.     Kompas  untuk mengetahui arah dan letak tempat yang akan disajikan
       titik pengamatan. Cara kerja kompas yaitu: kompas harus terletak diatas
       permukaan yang datar sehingga kinerja kompas itu bisa menentukan suatu
       arah yang lebih tepat dimana jarum kompas selalu menggarah kea rah utara
       sehingga memungkinkan kita untuk dapat dengan mudah menentukan arah
       utara pada suatu daerah yang tidak di ketahui kemana arah mata
       anginnya.Kemudian setelah penempatan kompas itu dalam keadaan stabil
       dan datar, kita arahkan kompas pada satu titik yang akan menjadi tiitik focus
       penelitian, setelah kita mendapatkan satu titik focus kemudian ambil garis
       lurus sehingga menghasilkan sebuah titik pertemuan, maka itulah titik atau
       tempatyang harus di jadikan penelitian.
6.     Klinometer  untuk mengukur derajat kemiringan lereng



Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055)                         Halaman 21
7.   Kamera  untuk memotret bentukan-bentukan di daerah marine


B. Langkah-langkah komputerisasi

a.   Membuka Program Ermapper 6.4
       Apabila kita kita ingin membuka mengedit citra satelit yang ada
dikomputer dan mengklassifikasikannya dengan menggunakan klassifikasi
unsupervised. Maka kita harus membuka terlebih dahulu program ERMapper nya
terlebih dahulu. Dan yang sekarang kita gunakan adalah ERMapper 6.4
       Pertama-tama klik Start menu pada desktop anda, setelah itu pilih ER
Mapper 6.4.




Setelah itu atan muncul tampilan proses loading seperti gambar di bawah ini:




Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055)                       Halaman 22
Dan selanjutnya akan muncul kotak seperti di bawh ini:




Setelah itu klik ikon     untuk membuka file, sehingga akan muncul tampilan
seperti dibawah ini




Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055)                  Halaman 23
Lalu pilih file yang akan di buka. Klik OK

b.    Membuat Band 321 dan Cara Menyimpan
       Buka terlebih dahulu program ER Mapper 6.4, setelah itu akan muncul
tampilan seperti ini,




Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055)                 Halaman 24
Setelah tampil kotak seperti diatas klik ikon         ini, lalu akan muncul
tampilan seperti dibawah ini,




       Setelah tampil kotak dialog seperti diatas klik ikon duplicate
sebanyak 2 kali, sehingga akan muncul tampilan seperti ini




Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055)                        Halaman 25
Setelah itu masukan data TIF dengan cara klik ikon      maka akan
tampil seperti ini,




       Lalu masukan setiap data TIF ini ke semua pseudo layer dengan cara
mengklik ok this layer only. Maka akan tampil seperti ini.




Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055)                Halaman 26
[Ps] default Surface nya di ubah ke “Red Green Blue” seperti tampilan di
atas. Lalu selanjutnya ke tiga pseudo layer ini di ubah menjadi RGB,




       Ketiga band tersebut diganti, no 1 jadi red, 2 jadi green dan yang ke tiga

blue, setelah langkah itu di lakukan maka klik ikon             dan         untuk
memperjelas citra, dan hasilnya akan seperti ini




Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055)                         Halaman 27
Untung save data citra di atas dilakukan dengan cara klik ikon    terus
dilakukan 2 kali, yang pertama dengan ER Mapper Raster Data dan yang ke dua
dengan ER Mapper Alogarithm.




      Setelah itu klik OK maka akan muncul tampilan seperti ini




Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055)                    Halaman 28
Lalu tekan ok maka akan muncul gambar seperti ini loading




jika sudah selesai maka akan tampil seperti dibawah ini, jika ini tampil maka
penyimpanan data “ers” sudah berhasil.




Setelah berhasil mengsave data “ers” maka harus di lanjutkan dengan mengsave

data logarithm dengan cara sama seperti tadi klik ikon save   , lalu pada kotak
dialog pilih ER Mapper alogarithm(.alg)




Lalu klik ok dan penyimpanan berhasil.


Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055)                    Halaman 29
c.     Cara Crop Citra

         Pertama buka terlebih dahulu citra yang akan di crop lalu klik ikon     .
Ini dilakukan untuk memperjelas wilayah penelitian. Setelah di klik ikon tersebut
dan arahkan ke tempat atau wilayah yang akan di teliti maka hasilnya akan seperti
ini.




d.     Membuat ISSOCLASS Unsuperviseed Clasification
        Setelah kita memiliki citra dengan band 321, selanjutnya klik Process lalu
pilih Calculate Statistic




Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055)                        Halaman 30
Lalu pilih calculate statistic, maka akan muncul tampilan sebagai berikut




       Pada baris bataset pilih data citra yang akan di analisis, lalu klik ok
sehingga computer akan memprosesnya maka akan muncul seperti ini




       Setelah melakukan kalkulasi statistic, selanjutnya klik Process lalu pilih
Classification dan pilih ISSOCLASS Unsupervised Classification.




Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055)                        Halaman 31
Setelah itu akn muncul bookmark seperti dibawah ini:




       Pada input data set pilih        untuk memasukan data yang akan di olah,
jika ikon tersebut di klik maka terjadi tampilan seperti ini, lalu klik OK




Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055)                           Halaman 32
Setelah langkah tersebut dilakukan selanjutnya pilih pada output data set

pilih       seperti tadi lalu pada tampilan output dataset tulis nama yang khas
sehingga mudah di ingat seperti “citraplot9yoga321clasification” lalu OK




        Setelah itu dilakukan maka akan ada tampilan seperti dibawah ini




Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055)                       Halaman 33
Pada   maximum      iteration   udah   dari   99999   menjadi    10   untuk
mempersingkat waktu dan juga pada maximum number of classes ubah menjadi
10 dari asalnya 225. Setelah ini dilakukan maka klik OK pada bagian atas kanan
pada kotak dialog. Maka secara otomatis computer akan memproses data tersebut
seperti tampilan berikut




       Setelah keluar perintah seperti di atas klik OK, maka anda sudah

melakukan proses classification. Lalu semuanya close lalu klik         pada toolbar
ER Mapper untuk membuka file yang telah melalui proses classification tadi, lalu
akan muncul tampilan ngblank hitam seperti berikut.




Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055)                         Halaman 34
Tidak usah khawatir dengan tampilan seperti itu karena tampilan ngblank

seperti itu merupakan hal yang biasa, bisa di atasi dengan klik ikon        , maka
akan muncul tampilan alogarithm yang sudah di jelaskan di atas, pada tampilan
alogatithm ini klik kanan pada pseudo layer lalu pilih class display.




Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055)                          Halaman 35
Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055)   Halaman 36
Klik kanan pada citra trus pilih cell values profile, cell values profile ini
digunakan untuk membantu kita dalam menganalisis data. Setelah semua
dilakukan pilih edit di menu bar ER Mapper lalu pilih edit class/region color and
name… seperti tampilan di bawah.




       Data 1-10 ini di analisis sesuai apa yang ada dip eta dan di lapangan, cara

pengisian ini dilakukan dengan menyorot data dengan ikon           pada cell values
profile yang akan menghasilkan sebuah angka lalu isikan kepada data yang 10
tersebut.




Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055)                         Halaman 37
Setelah semuanya selesai klik tanda save di sisi kanan atas, lalu close

semua file setelah itu buka lagi file tadi dengan mangklik ikon   , dan inilah
hasilnya.




Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055)                    Halaman 38
e.       Cara membuat layout pada cita
          Pertama buka terlebih dahulu file isoclass lalu pilih file dan pilih page
setup.




Setelah kita klik page setup maka akan muncul tampilan seperti ini.




Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055)                         Halaman 39
Setelah muncul tampilan seperti itu kita ubah backgrundnya menjadi putih

dengan cara klik ikon               yang tadinya hitam menjadi putih, lalu ubah
semuanya hingga tampilannya seperti berikut




Klik apply dan ok maka prosesnya akan selesai. Dan citranya akan seperti ini.




Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055)                       Halaman 40
Selanjutnya buka alogarithm dan dan klik menu editpilih add vector layer lalu
pilih annotation/map composition




Lalu pilih annotation layer sehingga muncul tool seperti ini.




Klik map rectangle      untuk memberi grid,skala,legenda dan arah mata angin.



Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055)                      Halaman 41
a. Grid

     Pertama munculkan dulu tools seperti di atas lalu klik map rectangle
lalu akan muncul kotak dialog seperti di bawah ini dan pilih grid pada kategori
maka akan muncul seperti ini dan pilih LL.




          Lalu drag grid LL ini ke dalam citra maka akan muncul tampilan sebagai
berikut




Klik fit grid untuk memasang pada citra sehingga tampilannya seperti di atas.




Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055)                        Halaman 42
b. Judul
       Prosesnya sama seperti member grid, untuk member judul (text) klik ikon

    pada tools lalu akan muncul kotak dialog seperti di bawah dan kita ketik apa
judul peta citra tersebut. Lalu pilih apply




c. Mata Angin

    Sama seperti memberikan grid klik dulu ikon             pada tools lalu pilih
    North_arrow




    Lalu pilih salah satu jenis mata angin dan drag ke citra. Dan hasilnya seperti
    ini.




Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055)                       Halaman 43
d. Skala
    pilih scale_bar pada menu category maka tampilannya seperti ini




    Lalu drag ke dalam citra maka hasilnya akan seperti ini.




e. Legenda
    Pilih Legend_Item pada menu category maka akan muncul seperti berikut dan
    drag jenis legenda yang akan di pilih




Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055)                        Halaman 44
Setelah di drag akan muncul tampilan sebagai berikut




Pada classified raster file pilih data isoclass agar legendanya mengisi secara
otomatis. Dengan cara klik ikon      lalu akan tampil seperti ini,




Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055)                          Halaman 45
Klik OK, maka akan muncul tampilan seperti ini, hilangkan tanda   pada Fast
Preview lalu close tampilan ini




Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055)                    Halaman 46
Setelah itu semua dilalui maka hasil akhirnya adalah seperti di bawah ini




f. Cara menyimpen
    Klik ikon     pada tools untuk menyipan file dengan format erv trus klik ok,
 dan juga harus menyimpan juga dengan format alg nya.




Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055)                        Halaman 47
BAB IV

                                PEMBAHASAN

A. Deskripsi Umum Daerah Praktikum
    Daerah praktikum ini adalah daerah Cianjur Selatan yang meliputi Kecamatan
Sindang barang. Sebelah barat berbatasan dengan Garut, sebelah selatan
berbatasan dengan Samudera Hindia, sebelah timur berbatasan dengan Sukabumi
dan sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Bogor. Daerah ini memiliki suhu
panas karena terletak di daerah dataran rendah tepatnya di selatan pulau jawa.

a. Kondisi fisik
        a) Geologi daerah penelitian
            Data geologi di daerah penelitian tersebut disajikan berdasarkan peta
            geologi lembar sindangbarang berskala 1 : 100.000.




             Yang paling banyak ditemukan di derah penelitian saya adalah batu
             pasir, dan juga mineral pasir besi karena pada plot 9 ini tepat
             dijadikan tambang pasir besi oleh warga ataupun oleh perusahaan-
             perusahaan tertentu.


Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055)                        Halaman 48
b) Geomorfologi
            Banyak bentukan-bentukan di daerah praktikum ini, seperti:
            Struktural, Perbukitan landai, denudasional datar, Fluvial, Dataran
            banjir, sedimentasi, Marin dan Karst.

        c) Iklim
            Keadaan iklim di daerah praktikum ini pada umumnya beriklim
            tropic basah, hal ini ditandai dengan adanya hutan homogeny dengan
            kerapatan padat (tinggi). Namun di daerah selatannya, daerah dekat
            pantai, hawanya panas. Hal ini dikarenakan terpengaruh kondisi
            pantai.

        d) Tanah
            Kondisi tanah di daerah praktikum beragam, sebab batuannya pun
            beragam. pH rata-rata daerah tersebut berkisar antara 6 – 7.
            Drainasenya   pun    berbeda-beda       sesuai   bengan   batuan   yang
            terkandung.

b. Kondisi sosial
       Pola pemukiman di daerah praktikum sangat beragam dari mulai
memanjang sepanjang jalan, ada juga yang terpencar. Aksebilitas di wilayah
penelitian dapat dikatakan baik karena alat transportasi umun sudah banyak
ditemui dan yang paling banyak adalah kendaraan elf sedangkan untuk pepergian
jarak dekat masyarakat di daerah penelitian ini menggunakan motor, seperti untuk
kesekolah kepasar dll.
       Dilihat dari mata pencaharian penduduk di daerah penelitian kami di desa
jayagiri kecamatan sindangbarang sangat beragam, mulai dari petani, nelayan,
pedagang, PNS dan yang paling dominan di wilayah penelitian kami
penduduknya bermata pencaharian sebagai petani jagung. Petani ini mendapatkan
lahan buat pertanian dengan cara menyewa tanah kepada pemerintah dengan
harga Rp 10.000/tahun dengan luas lahan 400m2. Sarana prasarananya juga bisa
dikatakan cukup baik karena disana sudah didirikan alpamart yang dapat melayani
penduduk akan kebutuhan rumah tangganya, dan juga sudah berdiri sekolah dari
mulai TK sampai SMA.


Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055)                         Halaman 49
B. Analisis
   a. Bentukan marine
               Seperti yang telah dijelaskan diatas tentang deskripsi daerah
      penelitian dahwa di temukan bentukan fenomena geomorfologi yaitu
      bentukan marine delta . Pada daerah raktikum ini yaitu plot 9 yang berada
      pada koordinat 7 28’5,76” LS - 107 13’00,8” BT terdapat bentukan delta
      yang di sebabkan oleh sungai yang bernama cidaun atau ci ujung (sebutan
      warga setempat). Delta artinya sedimentasi atau pengendapan di muara
      sungai karena debit sungai yang berkurang. Delta ini terbagi menjadi
      beberapa bentukan delta yaitu :
                  1. Bird Foot Delta,
                  2. Cuspate Delta,
                  3. Estuarine Delta.

               Jenis-jenis delta ini berbeda satu sama lain, perbedaan ini disebabkan
      oleh cara pembentukannya. Misalnya Bird Foot Delta, bentukan delta ini
      di sebabkan oleh pengaruh flufial yang sangat dominan. Delta ini
      terbentuknya lama karena material yang di angkut berjumlah relative kecil
      namun berkelanjutan.

               Dibawah ini adalah peta geologi plot 9 yang membahas tentang
      delta.




Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055)                          Halaman 50
Untuk mengetahui ketelitian hasil interpretasi, maka harus diuji melalui
tabel penguji ketelitian interpretasi bentukan marine sebagai berikut.

                                                   Kenyataan        Persentase
                  Objek Kajian        Total
        NO                                         Dilapangan       Ketepatan
                    Lapangan         Sample
                                                  M1                     (%)
         1             M1               1               1                100



Keterangan M1 = bentukan Delta

         Dari Data diatas dapat disimpulkan bahwa 100% interpretasinya benar.
Terumbu Karang dan Garis Pantai Terdapat dilapangan dan sesuai dengan Citra.

   b. Potensi pantai ciujung
       a.    Potensi sumberdaya
       Dengan ombaknya yang begitu besar pantai ciujung (sebutan dari warga
 setempat) sangat berpotensi untuk dijadikan sumber energi listrik tenaga
 gelombang laut, hal ini akan membantu pasokan listrik jawa bali. Selain itu
 pantai ini juga terkenal dengan pasir besi yang sangat melimpah, pasir besi ini
 akan dapat mendongkrak perekonomian warga setempat apabila diolah dan
 dikelola dengan baik jangan di monopoli oleh suatu perusahaan saja.



Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055)                           Halaman 51
Pasir Besi
       b. Potensi bencana
             Dengan ombak yang sangat besar karena berbatasan langsung
          dengan samudra Indonesia potensi abrasi pantai sangat besar ditambah
          lagi dengan penambangan pasir besi yang memperparah terjadinya
          abrasi ini.




                               Abrasi Pantai




Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055)                    Halaman 52
c. Pantai yang kotor
             Pantai ciujung ini memeang cukup kotor dikarenakan ada sampah
          yang di bawa oleh sungai ciujung, namun permasalahan ini tidak
          terlalu besar karena jumlah sampah yang relative sedikit.




                          Pantai Cidaun yang kotor
       d. Kerusakan pantai
             Kerusakan ini disebabkan karena adanya penambangan pasir besi
          yang dilakukan tanpa memperdulikan dampak negatif terhadap
          lingkungan. Jika ini tidak di cegah maka kerusakan ini akan sangat
          menjadi-jadi dan tidak terkendali.




                       Tempat penambangan pasir besi



Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055)                        Halaman 53
BAB V
                                   PENUTUP



A. Kesimpulan
       Hasil interpretasi citra dan pengamatan langsung di lapangan diketahui
bahwa terdapat salah satu bentukan marine yaitu delta, delta ini tidak begitu luas.
Dengan band 321 bentukan-bantukan marine terlihat,
       Perairan berwarna berwarna biru
       Vegetasi berwarna hijau
       Sedimentasi berwarna coklat
       Namun untuk terumbu karang pada band 321 tidak begitu terlihat


       Delta adalah suatu bentukan geomorfologi marine ya terbentuk akibat
sedimentasi sungai pada sungai yang arusnya melambat, delta ini terlihat di
kawasan desa jayagiri kecamatan sindangbarang cianjur selatan. Namun delta ini
terlihat seperti delta muda sebab bentukannya tidak terlalu besar dan blum banyak
vegetasinya.
       Namun pada kenyataannya di lapangan banyak sekali penggunaan lahan
yang berubah, ada juga perbedaan antara citra RGB 321 dan peta RBI yang
mempersulit dalam praktikum di lapangan.


B. Saran

Untuk penelitian selanjutnya, agar lebih baik maka diharapkan:

    1. Penggunaan alat-alat praktikum yang lengkap misalnya GPS harus tersebar
       ke semua plot sebab jika tidak memiliki GPS akan lebih sulit menentukan
       koordinat.
    2. Menggunakan alat praktikum yang lebih canggih, misalnya dalam hal
       GPS, hendaknya menggunakan GPS yang distorsinya seminim mungkin
       agar memudahkan pengecekan.




Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055)                        Halaman 54
3. Untuk menginterpretasi citra dan mengidentifikasinya, agar lebih akurat,
      kualitas lebih bagus dan pengoperasiannya lebih mudah, maka hendaknya
      menggunakan software yang lebih canggih seperti ENVI 4.2 yang hasil
      zoom gambarnya lebih jelas.
    4. Harus ada kecocokan antara citra satelit dengan peta RBI sehingga
      kesalahan dalam pengidentifikasian penggunaan lahan tidak terlalu sulit.




Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055)                      Halaman 55
Daftar Pustaka




________.informasi desajayagiri.[online][7 desember 2011]

________.sejarah pengindraan jauh.[online][7 desember 2011]

Data-data praktikum pengindraan jauh

Hani, 2007.karya ilmiah pengindraan jauh.bandung:universitas pendidikan
Indonesia

Indraja.blogspot.com

Instrument pengamatan geologi lingkungan

Mulawarmandhani, adithya. 2009 bentang alam laut pantai [online]. Tersedia :
http://adityamulawardhani.blogspot.com/2009/02/bentang-alam-laut-pantai.htm

Sugandi,dede Drs M.Si,2010. Pengindraan jauh dan aplikasinya.buana nusantara
press :Bandung

Tersedia : http://geoenviron.blogspot.com/2011/10/remote-sensing.html




Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055)                     Halaman 56
LAMPIRAN




Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055)   Halaman 57

More Related Content

What's hot

Laporan praktikum sig proses digitasi pada software arcgis
Laporan praktikum sig proses digitasi pada software arcgisLaporan praktikum sig proses digitasi pada software arcgis
Laporan praktikum sig proses digitasi pada software arcgisMega Yasma Adha
 
Materi MK Geomorfologi Dasar Mengenai Bentuklahan Bentukan Asal Angin/Aeolin
Materi MK Geomorfologi Dasar Mengenai Bentuklahan Bentukan Asal Angin/AeolinMateri MK Geomorfologi Dasar Mengenai Bentuklahan Bentukan Asal Angin/Aeolin
Materi MK Geomorfologi Dasar Mengenai Bentuklahan Bentukan Asal Angin/AeolinNurul Afdal Haris
 
Laporan Bentuk Asal Marine Daerah Bengkulu
Laporan Bentuk Asal Marine Daerah BengkuluLaporan Bentuk Asal Marine Daerah Bengkulu
Laporan Bentuk Asal Marine Daerah Bengkulu'Oke Aflatun'
 
Laporan Interpret: Kontur + Tracking Jalan + Volume + Luas
Laporan Interpret: Kontur + Tracking Jalan + Volume + LuasLaporan Interpret: Kontur + Tracking Jalan + Volume + Luas
Laporan Interpret: Kontur + Tracking Jalan + Volume + LuasLaras Kun Rahmanti Putri
 
Laporan Praktikum Penginderaan Jauh - Dasar Pengolahan Citra Digital (By Ivam...
Laporan Praktikum Penginderaan Jauh - Dasar Pengolahan Citra Digital (By Ivam...Laporan Praktikum Penginderaan Jauh - Dasar Pengolahan Citra Digital (By Ivam...
Laporan Praktikum Penginderaan Jauh - Dasar Pengolahan Citra Digital (By Ivam...Luhur Moekti Prayogo
 
Survey Hidrografi (Ganes permata)
Survey Hidrografi (Ganes permata)Survey Hidrografi (Ganes permata)
Survey Hidrografi (Ganes permata)afifsalim12
 
Interpretasi Citra Untuk Pemetaan Penggunaan lahan
Interpretasi Citra Untuk Pemetaan Penggunaan lahanInterpretasi Citra Untuk Pemetaan Penggunaan lahan
Interpretasi Citra Untuk Pemetaan Penggunaan lahanbramantiyo marjuki
 
Laporan Praktikum Penginderaan Jauh - Dasar Pengolahan Citra Digital (By Moch...
Laporan Praktikum Penginderaan Jauh - Dasar Pengolahan Citra Digital (By Moch...Laporan Praktikum Penginderaan Jauh - Dasar Pengolahan Citra Digital (By Moch...
Laporan Praktikum Penginderaan Jauh - Dasar Pengolahan Citra Digital (By Moch...Luhur Moekti Prayogo
 
Laporan Praktikum Sistem Informasi Geografis (SIG)
Laporan Praktikum Sistem Informasi Geografis (SIG)Laporan Praktikum Sistem Informasi Geografis (SIG)
Laporan Praktikum Sistem Informasi Geografis (SIG)Ahmad Dani
 
Laporan kemiringan lereng
Laporan kemiringan lerengLaporan kemiringan lereng
Laporan kemiringan lerengandini rambe
 
Laporan Praktikum Penginderaan Jauh - Dasar Pengolahan Citra Digital (By Mara...
Laporan Praktikum Penginderaan Jauh - Dasar Pengolahan Citra Digital (By Mara...Laporan Praktikum Penginderaan Jauh - Dasar Pengolahan Citra Digital (By Mara...
Laporan Praktikum Penginderaan Jauh - Dasar Pengolahan Citra Digital (By Mara...Luhur Moekti Prayogo
 
deskripsi batuan sedimen
deskripsi batuan sedimen deskripsi batuan sedimen
deskripsi batuan sedimen Wahidin Zuhri
 
Laporan Interpret: Deliniasi Peta dengan Arcgis
Laporan Interpret: Deliniasi Peta dengan ArcgisLaporan Interpret: Deliniasi Peta dengan Arcgis
Laporan Interpret: Deliniasi Peta dengan ArcgisLaras Kun Rahmanti Putri
 
Pengantar oseanografi
Pengantar oseanografiPengantar oseanografi
Pengantar oseanografinaufalulhaq2
 

What's hot (20)

Laporan praktikum sig proses digitasi pada software arcgis
Laporan praktikum sig proses digitasi pada software arcgisLaporan praktikum sig proses digitasi pada software arcgis
Laporan praktikum sig proses digitasi pada software arcgis
 
BUFFER pada ARCGIS 10.0
BUFFER pada ARCGIS 10.0BUFFER pada ARCGIS 10.0
BUFFER pada ARCGIS 10.0
 
Materi MK Geomorfologi Dasar Mengenai Bentuklahan Bentukan Asal Angin/Aeolin
Materi MK Geomorfologi Dasar Mengenai Bentuklahan Bentukan Asal Angin/AeolinMateri MK Geomorfologi Dasar Mengenai Bentuklahan Bentukan Asal Angin/Aeolin
Materi MK Geomorfologi Dasar Mengenai Bentuklahan Bentukan Asal Angin/Aeolin
 
Laporan Bentuk Asal Marine Daerah Bengkulu
Laporan Bentuk Asal Marine Daerah BengkuluLaporan Bentuk Asal Marine Daerah Bengkulu
Laporan Bentuk Asal Marine Daerah Bengkulu
 
Geologi laut 1
Geologi laut 1Geologi laut 1
Geologi laut 1
 
Laporan Interpret: Kontur + Tracking Jalan + Volume + Luas
Laporan Interpret: Kontur + Tracking Jalan + Volume + LuasLaporan Interpret: Kontur + Tracking Jalan + Volume + Luas
Laporan Interpret: Kontur + Tracking Jalan + Volume + Luas
 
Laporan Praktikum Penginderaan Jauh - Dasar Pengolahan Citra Digital (By Ivam...
Laporan Praktikum Penginderaan Jauh - Dasar Pengolahan Citra Digital (By Ivam...Laporan Praktikum Penginderaan Jauh - Dasar Pengolahan Citra Digital (By Ivam...
Laporan Praktikum Penginderaan Jauh - Dasar Pengolahan Citra Digital (By Ivam...
 
DIGITASI
DIGITASIDIGITASI
DIGITASI
 
Survey Hidrografi (Ganes permata)
Survey Hidrografi (Ganes permata)Survey Hidrografi (Ganes permata)
Survey Hidrografi (Ganes permata)
 
7 geologi-struktur
7 geologi-struktur7 geologi-struktur
7 geologi-struktur
 
Interpretasi Citra Untuk Pemetaan Penggunaan lahan
Interpretasi Citra Untuk Pemetaan Penggunaan lahanInterpretasi Citra Untuk Pemetaan Penggunaan lahan
Interpretasi Citra Untuk Pemetaan Penggunaan lahan
 
Laporan Praktikum Penginderaan Jauh - Dasar Pengolahan Citra Digital (By Moch...
Laporan Praktikum Penginderaan Jauh - Dasar Pengolahan Citra Digital (By Moch...Laporan Praktikum Penginderaan Jauh - Dasar Pengolahan Citra Digital (By Moch...
Laporan Praktikum Penginderaan Jauh - Dasar Pengolahan Citra Digital (By Moch...
 
Laporan Praktikum Sistem Informasi Geografis (SIG)
Laporan Praktikum Sistem Informasi Geografis (SIG)Laporan Praktikum Sistem Informasi Geografis (SIG)
Laporan Praktikum Sistem Informasi Geografis (SIG)
 
Laporan kemiringan lereng
Laporan kemiringan lerengLaporan kemiringan lereng
Laporan kemiringan lereng
 
Mekanika batuan
Mekanika batuanMekanika batuan
Mekanika batuan
 
Laporan Praktikum Penginderaan Jauh - Dasar Pengolahan Citra Digital (By Mara...
Laporan Praktikum Penginderaan Jauh - Dasar Pengolahan Citra Digital (By Mara...Laporan Praktikum Penginderaan Jauh - Dasar Pengolahan Citra Digital (By Mara...
Laporan Praktikum Penginderaan Jauh - Dasar Pengolahan Citra Digital (By Mara...
 
deskripsi batuan sedimen
deskripsi batuan sedimen deskripsi batuan sedimen
deskripsi batuan sedimen
 
Laporan Interpret: Deliniasi Peta dengan Arcgis
Laporan Interpret: Deliniasi Peta dengan ArcgisLaporan Interpret: Deliniasi Peta dengan Arcgis
Laporan Interpret: Deliniasi Peta dengan Arcgis
 
Penginderaan jauh
Penginderaan jauhPenginderaan jauh
Penginderaan jauh
 
Pengantar oseanografi
Pengantar oseanografiPengantar oseanografi
Pengantar oseanografi
 

Similar to Laporan Pengindraan Jauh

Paper Geologi Sedimentologi Laut 2 (Universitas Maritim Raja Ali Haji)
Paper Geologi Sedimentologi Laut 2 (Universitas Maritim Raja Ali Haji)Paper Geologi Sedimentologi Laut 2 (Universitas Maritim Raja Ali Haji)
Paper Geologi Sedimentologi Laut 2 (Universitas Maritim Raja Ali Haji)Universitas Maritim Raja Ali Haji
 
b63d3_MODUL_04_-_PENGETAHUAN_TEKNIK_PANTAI.pptx
b63d3_MODUL_04_-_PENGETAHUAN_TEKNIK_PANTAI.pptxb63d3_MODUL_04_-_PENGETAHUAN_TEKNIK_PANTAI.pptx
b63d3_MODUL_04_-_PENGETAHUAN_TEKNIK_PANTAI.pptxErikMunandar1
 
Tugas manajemen karst 1
Tugas manajemen karst 1Tugas manajemen karst 1
Tugas manajemen karst 1AllikaFadia
 
Teluk Jakarta: Reklamasi atau Retorasi ?
Teluk Jakarta: Reklamasi atau Retorasi ?Teluk Jakarta: Reklamasi atau Retorasi ?
Teluk Jakarta: Reklamasi atau Retorasi ?Didi Sadili
 
adoc.pub_bentuk-asal-denudasional.pdf
adoc.pub_bentuk-asal-denudasional.pdfadoc.pub_bentuk-asal-denudasional.pdf
adoc.pub_bentuk-asal-denudasional.pdfTarisaNovsidaTarigan
 
GEOMORFOLOGI PINGGIR PANTAI.ppt
GEOMORFOLOGI PINGGIR PANTAI.pptGEOMORFOLOGI PINGGIR PANTAI.ppt
GEOMORFOLOGI PINGGIR PANTAI.pptmohamadnorzamree1
 
LAPORAN PRAKTEK LAPANGAN OCEANOGRAFI DI PULAU SAUGI
LAPORAN PRAKTEK LAPANGAN OCEANOGRAFI DI PULAU SAUGILAPORAN PRAKTEK LAPANGAN OCEANOGRAFI DI PULAU SAUGI
LAPORAN PRAKTEK LAPANGAN OCEANOGRAFI DI PULAU SAUGISansanikhs
 
GEOTUBE (alam sugeng p)
GEOTUBE (alam sugeng p)GEOTUBE (alam sugeng p)
GEOTUBE (alam sugeng p)afifsalim12
 
BAB 2 sambungan yuni.docx
BAB 2 sambungan yuni.docxBAB 2 sambungan yuni.docx
BAB 2 sambungan yuni.docxKhazumy
 
POTENSI DAN PERSEBARAN MINERAL NON LOGAM DAN LOGAM KABUPATEN TALAUD
POTENSI DAN PERSEBARAN MINERAL NON LOGAM DAN LOGAM KABUPATEN TALAUDPOTENSI DAN PERSEBARAN MINERAL NON LOGAM DAN LOGAM KABUPATEN TALAUD
POTENSI DAN PERSEBARAN MINERAL NON LOGAM DAN LOGAM KABUPATEN TALAUDYOHANIS SAHABAT
 
Geografi STPM Penggal 1 : Geomorfologi Pinggir Pantai
Geografi STPM Penggal 1 : Geomorfologi Pinggir PantaiGeografi STPM Penggal 1 : Geomorfologi Pinggir Pantai
Geografi STPM Penggal 1 : Geomorfologi Pinggir PantaiPricilla Tan
 
pdfslide.tips_geografi-stpm-penggal-1-geomorfologi-pinggir-pantai.pdf
pdfslide.tips_geografi-stpm-penggal-1-geomorfologi-pinggir-pantai.pdfpdfslide.tips_geografi-stpm-penggal-1-geomorfologi-pinggir-pantai.pdf
pdfslide.tips_geografi-stpm-penggal-1-geomorfologi-pinggir-pantai.pdfmohamadnorzamree1
 
Hidrosfer (aprilia d. a)
Hidrosfer (aprilia d. a)Hidrosfer (aprilia d. a)
Hidrosfer (aprilia d. a)SMAN 23 BANDUNG
 
Perencanaan bangunan pantai
Perencanaan bangunan pantaiPerencanaan bangunan pantai
Perencanaan bangunan pantaiAgus Subandrio
 
Laporan denudasional
Laporan denudasional Laporan denudasional
Laporan denudasional 'Oke Aflatun'
 

Similar to Laporan Pengindraan Jauh (20)

Paper Geologi Sedimentologi Laut 2 (Universitas Maritim Raja Ali Haji)
Paper Geologi Sedimentologi Laut 2 (Universitas Maritim Raja Ali Haji)Paper Geologi Sedimentologi Laut 2 (Universitas Maritim Raja Ali Haji)
Paper Geologi Sedimentologi Laut 2 (Universitas Maritim Raja Ali Haji)
 
b63d3_MODUL_04_-_PENGETAHUAN_TEKNIK_PANTAI.pptx
b63d3_MODUL_04_-_PENGETAHUAN_TEKNIK_PANTAI.pptxb63d3_MODUL_04_-_PENGETAHUAN_TEKNIK_PANTAI.pptx
b63d3_MODUL_04_-_PENGETAHUAN_TEKNIK_PANTAI.pptx
 
Tugas manajemen karst 1
Tugas manajemen karst 1Tugas manajemen karst 1
Tugas manajemen karst 1
 
Teluk Jakarta: Reklamasi atau Retorasi ?
Teluk Jakarta: Reklamasi atau Retorasi ?Teluk Jakarta: Reklamasi atau Retorasi ?
Teluk Jakarta: Reklamasi atau Retorasi ?
 
adoc.pub_bentuk-asal-denudasional.pdf
adoc.pub_bentuk-asal-denudasional.pdfadoc.pub_bentuk-asal-denudasional.pdf
adoc.pub_bentuk-asal-denudasional.pdf
 
Usle
UsleUsle
Usle
 
GEOMORFOLOGI PINGGIR PANTAI.ppt
GEOMORFOLOGI PINGGIR PANTAI.pptGEOMORFOLOGI PINGGIR PANTAI.ppt
GEOMORFOLOGI PINGGIR PANTAI.ppt
 
LAPORAN PRAKTEK LAPANGAN OCEANOGRAFI DI PULAU SAUGI
LAPORAN PRAKTEK LAPANGAN OCEANOGRAFI DI PULAU SAUGILAPORAN PRAKTEK LAPANGAN OCEANOGRAFI DI PULAU SAUGI
LAPORAN PRAKTEK LAPANGAN OCEANOGRAFI DI PULAU SAUGI
 
GEOTUBE (alam sugeng p)
GEOTUBE (alam sugeng p)GEOTUBE (alam sugeng p)
GEOTUBE (alam sugeng p)
 
Bab i geomorfo
Bab i geomorfoBab i geomorfo
Bab i geomorfo
 
BAB 2 sambungan yuni.docx
BAB 2 sambungan yuni.docxBAB 2 sambungan yuni.docx
BAB 2 sambungan yuni.docx
 
Hidrosfer
HidrosferHidrosfer
Hidrosfer
 
POTENSI DAN PERSEBARAN MINERAL NON LOGAM DAN LOGAM KABUPATEN TALAUD
POTENSI DAN PERSEBARAN MINERAL NON LOGAM DAN LOGAM KABUPATEN TALAUDPOTENSI DAN PERSEBARAN MINERAL NON LOGAM DAN LOGAM KABUPATEN TALAUD
POTENSI DAN PERSEBARAN MINERAL NON LOGAM DAN LOGAM KABUPATEN TALAUD
 
36 sebatik
36 sebatik36 sebatik
36 sebatik
 
Geografi STPM Penggal 1 : Geomorfologi Pinggir Pantai
Geografi STPM Penggal 1 : Geomorfologi Pinggir PantaiGeografi STPM Penggal 1 : Geomorfologi Pinggir Pantai
Geografi STPM Penggal 1 : Geomorfologi Pinggir Pantai
 
pdfslide.tips_geografi-stpm-penggal-1-geomorfologi-pinggir-pantai.pdf
pdfslide.tips_geografi-stpm-penggal-1-geomorfologi-pinggir-pantai.pdfpdfslide.tips_geografi-stpm-penggal-1-geomorfologi-pinggir-pantai.pdf
pdfslide.tips_geografi-stpm-penggal-1-geomorfologi-pinggir-pantai.pdf
 
Hidrosfer (aprilia d. a)
Hidrosfer (aprilia d. a)Hidrosfer (aprilia d. a)
Hidrosfer (aprilia d. a)
 
Perencanaan bangunan pantai
Perencanaan bangunan pantaiPerencanaan bangunan pantai
Perencanaan bangunan pantai
 
Laporan denudasional
Laporan denudasional Laporan denudasional
Laporan denudasional
 
Geografi
GeografiGeografi
Geografi
 

More from Yoga Hepta Gumilar

More from Yoga Hepta Gumilar (6)

Laporan krl
Laporan krlLaporan krl
Laporan krl
 
Storyboard
StoryboardStoryboard
Storyboard
 
Siklus hidrologi
Siklus hidrologiSiklus hidrologi
Siklus hidrologi
 
Laporan Mitigasi bancana
 Laporan Mitigasi bancana Laporan Mitigasi bancana
Laporan Mitigasi bancana
 
Makalah survei puslitbang tekmira
Makalah survei puslitbang tekmiraMakalah survei puslitbang tekmira
Makalah survei puslitbang tekmira
 
Media Pembelajaran Infiltrasi
Media Pembelajaran InfiltrasiMedia Pembelajaran Infiltrasi
Media Pembelajaran Infiltrasi
 

Laporan Pengindraan Jauh

  • 1. BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Dewasa ini kemajuan teknologi sangat pesat ini juga berpengaruh pada perkembangan ilmu pengetahuan. Ilmu perpetaan adalah salah satu ilmu yang sangat besar di pengaruhi oleh kemajuan teknologi tersebut di tandai dengan proses perekaman jarak jauh yang perekamannya melalui satelit. Peta yang dihasilkan oleh perekaman jarak jauh ini dikenal dengan nama citra pengindraan jauh. Namun pada dasarnya citra satelit dengan peta mempunyai perbedaan yang mencolok dan tidak bisa dikatakan sama. Perkembangan teknologi yang sangat pesat ini membawa dampak positif bagi manusia, karena dengan pengindraan jarak jauh tersebut manusia dapat melakukan penelitian tanpa terjun langsung kelapangan melainkan hanya melihat pada citra tersebut. Geografi adalah salah satu ilmu yang bisa dikatakan terbantu dengan adanya pengindraan jarak jauh tersebut karena objek atau fenomena yang ada di permukaan bumi dapat diperoleh data dan informasinya dengan citra pengindraan jarak jauh tersebut. Dengan menggunakan data pengindraan jarak jauh tersebut, secara langsung kita dalam mengkaji objek permukaan bumi yang tergambar pada citra tersebut secara langsung menunjukan pendekatan kewilayahan, kelingkungan dalam konteks keruangan. Hal ini didasarkan bahwa sifat dan karakteristik objek di permukaan bumi terjadi relasi , interaksi dan interpedensi antara suatu factor dengan factor lainnya dalam suatu ruang maupun factor-faktor antar ruang. Pengindraan jauh bertujuan untuk mengambil data dan informasi dari citra foto maupun non foto dari berbagai objek yang ada di permukaan bumi . citra pengindraan jarak jauh ini antara lain berupa foto udara, citra landsat, citra SPOT, citra quickbird dan citra IKONOS. Citra penginderaan jauh merupakan gambar kenampakan yang tidak tergeneralisasi. Misalnya pada skala 1: 50.000, jalan dengan lebar 10 m digambarkan dengan ukuran 0,2 mm. Sekalipun ukurannya sangat kecil, kenampakan jalan tersebut masih terlihat pada citra penginderaan jauh. Pada peta Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055) Halaman 1
  • 2. skala 1: 50.000, kenampakan jalan dengan lebar 10 m seharusnya berukuran 0,2 mm. Apabila jalan tersebut merupakan kenampakkan yang penting maka kenampakkan jalan akan tetap ditonjolkan. Misalkan digambarkan dengan ukuran 1mm. Citra penginderaan jauh mengandung ketidaktelitian dalam hal ukuran planimetriknya, terutama foto udara yang mempunyai proyeksi sentral. Walaupun hal ini tidak mengganggu interorentasi, namun dalam memplotkan hasil interpretasi pada peta akan mengalami kesulitan. Hal ini karena skala di berbagai bagian tidak sama.Teknik-teknik memindahkan hasil interpretasi ke dalam peta memerlukan yang mahal seperti camera, stereo, Analog, optical photograph, rectifier, zoom transfercope dan plotter analytical. Dalam menganalisis atau mengedintifikasi suatu citra, pengenalan objek dan unsur-unsur interpretasi sangatlah penting karena jika kita tidak menguasai unsur-unsur interpretasi tersebut kita tidak mungkin bisa dalam memperoleh data dengan cara interpretai tersebut. Ini juga berlaku untuk menentukan karakteristik- karakteristik suatu objek di dalam citra tersebut. Citra pengindraan jarak jauh dapat dimanfaatkan dalam berbagai bidang dan kepentingan, salah satunya adalah untuk mengidentifikasi marine. Melalui citra pengindraan jauh ini kita dapat mengetahui bentukan-bentukan apa saja yang terdapat di wilayah marine. Salah satunya adalah mengidentifikasi bentukan delta yang di akibatkan oleh sedimentasi sungai yang arus airnya melambat. Delta ini ada beberapa jenis dan bisa dilihat di citra pengindraan jauh. B. Tujuan Tujuan yang ingin diperoleh dari praktikum ini adalah Untuk mengetahui bentukan-bentukan marine yang ada di desa jayagiri kecamatan sindangbarang, cianjur selatan. Jawa barat Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055) Halaman 2
  • 3. C. Manfaat Manfaat yang dapat diperoleh dari laporan praktikum ini diantaranya : 1. Dapat memperkaya pengetahuan tentang pengindraan jauh 2. Dapat mengetahui tindak lanjut pemerintah atau aparat yang berwenang tentang masalah dan pemanfaatan di daerah marin khususnya merine di wilayah sindangbarang. 3. Untuk menambah wawasan Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055) Halaman 3
  • 4. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Marine Geomorfologi asal marin merupakan bentuk lahan yang terdapat di sepanjang pantai. Proses perkembangan daerah pantai itu sendiri sangat dipengaruhi oleh kedalaman laut. Semakin dangkal laut maka akan semakin mempermudah terjadinya bentang alam daerah pantai, dan semakin dalam laut maka akan memperlambat proses terjadinya bentang alam di daerah pantai. Selain dipengaruhi oleh kedalaman laut, perkembangan bentang lahan daerah pantai juga dipengaruhi oleh: 1. Struktur dan tekstur batuan 2. Keadaan bentang alam daerayh pantai 3. Proses geomorfologi yang disebabakan oleh angin, air, gelombang, es dan arus laut 4. Prosesd geologi yang berasal dari dalam bumi adapun macam-macam bentukan marine, yaitu : 1) Delta  Delta terbentuk pada muara sungai yang memasuk tubuh air tenang (danau dan lautan). Kecepatan air sungai berkurang dengan cepat dan pengendapan sedimen terjadi. 2) Dataran Abrasi merupakan suatu dataran hasil erosi gelombang laut yang menghancurkan dinding pantai. 3) Split  merupakan endapan pantai dengan suatu bagian tergabung dengan daratan dan bagian lainnya menjorok ke laut. 4) Tombolo  merupakan suatu endapan tipis yang menghubungkan suatu pulau dengan daratan utama. 5) Bars  bars hamper sama dengan split, tapi bars menghubungkan “headland” satu dengan yang lainnya yang bisa terbentuk di muara sungai. Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055) Halaman 4
  • 5. 6) Gisik (beach) merupakan bentang lahan yang masih dipengaruhi pasang terendah dan pasang tertinggi air laut, yang merupakan akumulasi pasir pantai. 7) Beting Gisik (beach ridge)  merupakan perkembangan dari gisik yang biasanya telah banyak dimanfaatkan untuk lahan-lahan permukiman atau pertanian yang tidak dipengaruhi lagi oleh aktivitas pasang surut, tetapi proses pembentukannya merupakan kerjasama antara aktifitas marin dan fluvial, biasanya tersusun oleh endapan pasir dan lempung. 8) Rataan pasang surut(tidal flat)  merupakan suatu dataran pantai yang masih dipengaruhi oleh aktivitas pasang surut air laut , dengan material penyusun umumnya lempung pasiran (pantai berlempung). 9) Rataan lumpur( mud flat)  tidal flat yang apabila tidak ada vegetasi apapun yang tumbuh 10) Rawa payau(saltmars)  tidal flat yang apabiloa ada vegetasi yang tumbuh diatasnya seperti mangrove. 11) Rataan terumbu (coral flat)  merupakan suatu daratan yang terbentuk akibat pendangkalan pantai dan sedimentasi yang besar diatas suatu formasi batuan yang tersusun oleh terumbu karang. 12) Swale  merupakan bentukan morfologi berupa ledokan yang terdapat diantara dua beting gisik atau diantara dua gumbuk pasir. 13) Lagoon  merupakan morfologi ledokan yang berada diantara dua beting gisik (swale) yang berisi air asin atau bagian perairan laut yang menggenang dan terpisah dengan tubuh perairan laut utama akibat adanya bar di depan muara sungai. 14) Dataran alluvial pantai (coastal alluvial plain)  merupakan bentang lahan daratan sebagai akibat perkembangan pantai yang telah lanjut dan bergeser kearah darat, yang telah tertutup oleh material-material hasil sedimentasi proses fluvio-marine, tersusun oleh material alluvium (pasir berlempung) yang relative subur, dan banyak dipergunakan untuk kawasan pertanian irigasi dan pemukiman. Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055) Halaman 5
  • 6. B. Delta Delta adalah suatu bentuk yang menjorok keluar dari garis pantai (seperti huruf D), terbentuk saat sungai masuk ke laut, dengan banyaknya suplai sedimen yang dibawa air sungai lebih cepat dibanding proses pendistribusian oleh proses- proses di pantai. a. Proses yang Mempengaruhi Pembentukan Delta 1. Iklim Iklim berpengaruh terhadap proses fisika, kimia, dan biologi dalam semua komponen sistem sungai. Pada daerah tropis, penyediaan volume air permukaan besar. Pelapukan fisika dan kimia berpengaruh terhadap tingkat sedimentasi. 2. Debit Sungai Debit sungai tergantung dari faktor iklim, mempengaruhi bentuk geometri delta. Delta dengan debit air dan sedimennnya tinggi dan konstan tiap tahunnya menghasilkan suatu tubuh pasir yang panjang dan lurus serta umumnya membentuk sudut yang besar terhadap garis pantai. Sebaliknya bila produk sedimen serta variasi debit air setiap tahunnya berbeda, maka terjadinya perombakan tubuh-tubuh pasir yang tadinya diendapkan oleh proses-proses laut dan cenderung membentuk tubuh delta yang sejajar dengan garis pantai. 3. Produk Sedimen Delta tidak akan terbentuk jika produk sedimennya terlalu kecil. 4. Energi Gelombang Energi gelombang merupakan mekanisme penting dalam merubah dan mencetak sedimen delta yang berada di laut menjadi suatu bentuk tubuh pasir di daerah pantai. 5. Proses Pasang Surut Beberapa delta mayor di dunia didominasi oleh aktivitas pasang yang kuat. Diantaranya adalah delta Gangga-Brahmanaputra di Bangladesh, dan delta Ord di Australia. Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055) Halaman 6
  • 7. 6. Arus Pantai Arus pantai mengorientasikan tubuh-tubuh pasir hingga membentuk sejajar atau hampir sejajar dengan arah aliran sungai. 7. Kelerengan Paparan Kelerengan paparan benua sangat berperan dalam menentukan pola perpindahan delta, yang terjadi dalam waktu yang cukup lama. 8. Bentuk Cekungan Penerima dan Proses Tektonik Bentuk cekungan penerima merupakan pengontrol terhadap konfigurasi delta serta pola perubahannya. Daerah dengan tektonik yang aktif dengan akumulasi sedimen yang sedikit, sulit terbentuk delta . sebaliknya untuk daerah dengan tektonik pasif dan akumulasi sedimen yang banyak akan terbentuk delta yang baik. b. Syarat-syarat Terbentuknya Delta 1. Arus sungai pada bagian muara mempunyai kecepatan yang minimum. 2. Jumlah bahan yang dibawa sungai sebagai hasil erosi cukup banyak. 3. Laut pada daerah muara sungai cukup tenang. 4. Pantainya relatif landai. 5. Bahan-bahan hasil sedimentasi tidak terganggu oleh aktivitas air laut. 6. Tidak ada gangguan tektonik, kecuali penurunan dasar laut seimbang dengan pengendapan sungai c. Unsur-unsur Delta 1. Sungai : sebagai sarana pengangkut material 2. Distributary Channel 3. Delta Plain : Bagian delta yang berada di daratan, umumnya merupakan rawa-rawa. 4. Delta Front / Delta Slope : bagian delta yang berada di depan delta plain, dan merupakan laut dangkal. 5. Pro delta : bagian terdepan dari delta yang menuju ke laut lepas. Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055) Halaman 7
  • 8. d. Klasifikasi Delta 1. Menurut Fisher, (1969) Dasar klasifikasi :  Proses fluvial dan influks sedimen.  Proses laut (gelombang dan arus bawah permukaan). Dibagi menjadi 3 kelas, yaitu :  Cuspate Delta.  Lobate Delta.  Elongate Delta / Bird Food Delta 2. Menurut Galloway (1975) : Dasar : dominasi proses fluvial, gelombang dan pasang surut. Contoh Deltanya yaitu :  Bird foot delta : jika pengaruh fluvial paling dominan.  Cuspate delta : jika pengaruh gelombang paling dominan.  Estuarine delta : jika pengaruh pasang surut paling dominan. C. Pengindraan jauh a. Pengertian Dewasa ini perkembangan pengindraan jauh sangat pesat, perkembangan ini menyangkut wahana, atau alat/kendaraan pembawa sensor, jenis citra serta liputan dan ketersediaanya , alat dan analisis data serta penggunaan dan bidang penggunaannya. Untuk lebih jelasnya ada beberapa pengertian pengindraan jauh atau indraja dari para ahli,  Pengindraan jauh berasal dari kara remote sensing memiliki pengertian bahwa pengindraan jauh merupakan suatu ilmu dan seni untuk memperoleh data dan informasi dari suatu objek dipermukaan bumi dengan menggunakan alat yang tidak berhubungan langsung dengan objek yang dikajinya (Lillesand dan Kiefer, 1979). Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055) Halaman 8
  • 9.  Pengindraan jauh merupakan variasi teknik yang dikembangkan untuk memperoleh dan analisis informasi tentang bumi. Informasi tersebut berbentuk padiasi elektromagnetik yang dipantulkan dan dipancarkan dari permukaan bumi (lindgren, 1859).  Penginderaan jauh merupakan upaya untuk memperoleh, menemutunjukkan (mengidentifikasi) dan menganalisis objek dengan sensor pada posisi pengamatan daerah kajian (Avery, 1985). b. Sejarah Pengindraan Jauh Perkembangan Pengindraan Jauh dibedakan menjadi dua tahap, yaitu sebelun tahun 1960 yang masinh menggunakan foto udara dan sesudah taun 1960 yang sudah menggunakan satelit. 1. Sebelum Tahun 1960 Perkembangan kamera diperoleh oleh Aristoteles dengan ditemukannya teknologi Camera Obscura yang merupakan temuan suatu proyeksi bayangan melalui lubang kecil ke dalam ruang gelap. Percobaan ini dilanjutkan oleh beberapa ahli lagi yang kemudian mulai ditemukannya proses fotografi yang akhirnya berkembang menjadi teknik fotografi. Teknik fotografi terus berkembang setelah diproduksinya rol filem yang awalnya di buat untuk mempotret desa dan kota di Paris dengan menggunakan balon udara. Pada yahun 1903 di Jerman, kamera pertama yang diluncurkan melalui roket yang dimaksudkan untuk melakukan pemotretan udara dari ketinggian 800 m dan kamera tersebut kembali ke bumi dengan parasut. Foto udara pertama kali dibuat oleh Wilbur Wright pada tahun 1909. Selama periode Perang Dunia I, foto udara digunakan untuk berbagai keperluan antara lain untuk pelacakan dari udara yang dilakukan dengan pesawat kecil dilengkapi dengan kamera untuk mendapatkan informasi kawasan militer strategis, juga dalam hal peralatan interpretasi foto udara, kamera dan film. Sejak tahun 1920 di Amerika, pemanfaatan foto udara telah berkembang pesat yang mana banyak digunakan sebagai alat bantu dalam pengelolaan lahan, pertanian, kehutanan, dan pemetaan penggunaan tanah. Dimulai dari pemanfaatan foto hitam putih yang pada gilirannya memanfaatkan foto udara berwarna bahkan juga foto udara infra merah. Selama perang dunia ke Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055) Halaman 9
  • 10. II, pemanfaatan foto udara telah dikembangkan menjadi bagian integral aktifitas militer yang digunakan untuk pemantauan ketahanan militer dan aktifitas daerah di pasca perang. 2. Sesudah Tahun 1960 Perekaman bumi pertama dilakukan oleh satelit TIROS (Television and Infrared Observation Satellite) pada tahun 1960 yang merupakan satelit meteorology. Sejak saat ini peluncuran manusia ke angkasa luar dengan kapsul Mercury, Gemini dan Apollo dan lain-lain digunakan untuk pengambilan foto pemukaan bumi. Sensor multispektral fotografi S065 yang terpasang pada Apollo- 9 (1968) telah memberikan ide pada konfigurasi spektral satelit ERTS-1 (Earth Resources Technology Satellite), yang akhirnya menjadi Landsat (Land Satellite). Satelit ini merupakan satelit untuk observasi sumber daya alam. Setiap program satelit mempunyai misi khusus mengindera dan mengamati permukaan bumi, sesuai dengan kepentingan dan kebutuhan aplikasi yang menjadi tujuannya. Misi satelit PJ resolusi tinggi sebagian berorientasi untuk inventarisasi, pantauan, dan penggalian lahan atau daratan, sebagian untuk mendapatkan informasi kelautan dan lingkungan. Tabel 1 menunjukkan program satelit PJ operasional mulai dari tahun 1990 sampai menjelang tahun 2000, yang distribusi datanya bagi masyarakat di seluruh dunia. Data PJ tersebut dapat dipesan, dibeli, atau diminta melalui operator satelit atau stasiun bumi di negara atau kawasan setempat. c. Fisika Pengindraan Jauh Karakter utama dari suatu image (citra) dalam penginderaan jauh adalah adanya rentang panjang gelombang (wavelength band) yang dimilikinya. Beberapa radiasi yang bisa dideteksi dengan sistem penginderaan jarak jauh seperti : radiasi cahaya matahari atau panjang gelombang dari visible dan near sampai middle infrared, panas atau dari distribusi spasial energi panas yang dipantulkan permukaan bumi (thermal), serta refleksi gelombang mikro. Setiap material pada permukaan bumi juga mempunyai reflektansi yang berbeda terhadap cahaya matahari. Sehingga material-material tersebut akan mempunyai resolusi yang berbeda pada setiap band panjang gelombang. Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055) Halaman 10
  • 11. Piksel adalah sebuah titik yang merupakan elemen palong kecil pada citra satelit. Angka numerik (1 byte) dari piksel disebut Digital Number (DN). Digital Number bisa ditampilkan dalam warna kelabu, berkisar antara putih dan hitam (greyscale), tergantung level energi yang terdeteksi. Piksel yang disusun dalam order yang benar akan membentuk sebuah citra. Berdasarkan resolusi yang digunakan, citra hasil penginderaan jarak jauh bisa dibedakan atas (Jaya, 2002):  Resolusi spasial Merupakan ukuran terkecil dari suatu bentuk (feature) permukaan bumi yang bisa dibedakan dengan bentuk permukaan disekitarnya, atau sesuatu yang ukurannya bisa ditentukan. Kemampuan ini memungkinkan kita untuk mengidentifikasi (recognize) dan menganalisis suatu objek di bumi selain mendeteksi (detectable) keberadaannya.  Resolusi spektral Merupakan dimensi dan jumlah daerah panjang gelombang yang sensitive terhadap sensor  Resolusi radiometrik Merupakan ukuran sensitifitas sensor untuk membedakan aliran radiasi (radiation flux) yang dipantulkan atau diemisikan suatu objek oleh permukaan bumi.  Resolusi Temporal Merupakan frekuensi suatu sistem sensor merekam suatu areal yang sama (revisit). Seperti Landsat TM yang mempunyai ulangan setiap 16 hari, SPOT 26 hari dan lain sebagainya. Kebanyakan citra satelit yang belum diproses disimpan dalam bentuk grayscale, yang merupakan skala warna dari hitam ke putih dengan derajat keabuan yang bervariasi. Untuk penginderaan jauh, skala yang dipakai adalah 256 shade grayscale, dimana nilai 0 menggambarkan hitam, nilai 255 putih. Untuk citra muktispektral, masing-masing piksel mempunyai beberapa DN, sesuai dengan jumlah band yang dimiliki. Sebagai contoh, untuk Landsat 7, masing-masing piksel mempunyai 7 DN dari 7 band yang dimiliki. Citra bisa Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055) Halaman 11
  • 12. ditampilkan untuk masing0masing band dalam bentuk hitan putih maupun kombinasi 3 band sekaligus, yang disebut color composites. Citra, sebagai dataset, bisa dimanipulasi menggunakan algorithm (persamaan matematis). Manipulasi bisa merupakan pengkoreksian error, pemetaan kembali data terhadap suatu referensi geografi tertentu, ataupun mengekstrak informasi yang tidak langsung terlihat dari data. Data dari dua citra atau lebih pada lokasi yang sama dikombinasikan secara matematis untuk membuat composite dari beberapa dataset. Produk data ini, disebut derived products, bisa dihasilkan dengan beberapa penghitungan matematis atas data numerik mentah (DN) (Puntodewo, dkk, 2003 Reflektansi obyek pada Berbagai Panjang Gelombang Adapun jenis-jenis gelombang atau spectrum yaitu, 1) Gelombang Radio Gelombang radio dikelompokkan menurut panjang gelombang atau frekuensinya. Jika panjang gelombang tinggi, maka pasti frekuensinya rendah atau sebaliknya. Frekuensi gelombang radio mulai dari 30 kHz ke atas dan dikelompokkan berdasarkan lebar frekuensinya. Gelombang radio dihasilkan oleh muatan-muatan listrik yang dipercepat melalui kawat-kawat penghantar. Muatan-muatan ini dibangkitkan oleh rangkaian elektronika yang disebut osilator. Gelombang radio ini dipancarkan dari antena dan diterima oleh antena pula. Kamu tidak dapat Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055) Halaman 12
  • 13. mendengar radio secara langsung, tetapi penerima radio akan mengubah terlebih dahulu energi gelombang menjadi energi bunyi. 2) Gelombang mikro Gelombang mikro (mikrowaves) adalah gelombang radio dengan frekuensi paling tinggi yaitu diatas 3 GHz. Jika gelombang mikro diserap oleh sebuah benda, maka akan muncul efek pemanasan pada benda itu. Jika makanan menyerap radiasi gelombang mikro, maka makanan menjadi panas dalam selang waktu yang sangat singkat. Proses inilah yang dimanfaatkan dalam microwave oven untuk memasak makanan dengan cepat dan ekonomis. Gelombang mikro juga dimanfaatkan pada pesawat RADAR (Radio Detection and Ranging) RADAR berarti mencari dan menentukan jejak sebuah benda dengan menggunakan gelombang mikro. Pesawat radar memanfaatkan sifat pemantulan gelombang mikro. Karena cepat rambat glombang elektromagnetik c = 3 X 108 m/s, maka dengan mengamati selang waktu antara pemancaran dengan penerimaan. 3) Sinar Inframerah Sinar inframerah meliputi daerah frekuensi 1011Hz sampai 1014 Hz atau daerah panjang gelombang 10-4 cm sampai 10-1 cm. jika kamu memeriksa spektrum yang dihasilkan oleh sebuah lampu pijar dengan detektor yang dihubungkan pada miliampermeter, maka jarum ampermeter sedikit diatas ujung spektrum merah. Sinar yang tidak dilihat tetapi dapat dideteksi di atas spektrum merah itu disebut radiasi inframerah. Sinar infamerah dihasilkan oleh elektron dalam molekul-molekul yang bergetar karena benda diipanaskan. Jadi setiap benda panas pasti memancarkan sinar inframerah. Jumlah sinar inframerah yang dipancarkan bergantung pada suhu dan warna benda. 4) Cahaya tampak Cahaya tampak sebagai radiasi elektromagnetik yang paling dikenal oleh kita dapat didefinisikan sebagai bagian dari spektrum gelombang elektromagnetik yang dapat dideteksi oleh mata manusia. Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055) Halaman 13
  • 14. Panjang gelombang tampak nervariasi tergantung warnanya mulai dari panjang gelombang kira-kira 4 x 10-7 m untuk cahaya violet (ungu) sampai 7x 10-7 m untuk cahaya merah. Kegunaan cahaya salah satunya adlah penggunaan laser dalam serat optik pada bidang telekomunikasi dan kedokteran. 5) Sinar ultraviolet Sinar ultraviolet mempunyai frekuensi dalam daerah 1015 Hz sampai 1016 Hz atau dalam daerah panjang gelombagn 10-8 m 10-7 m. gelombang ini dihasilkan oleh atom dan molekul dalam nyala listrik. Matahari adalah sumber utama yang memancarkan sinar ultraviolet dipermukaan bumi,lapisan ozon yang ada dalam lapisan atas atmosferlah yang berfungsi menyerap sinar ultraviolet dan meneruskan sinar ultraviolet yang tidak membahayakan kehidupan makluk hidup di bumi. 6) Sinar X Sinar X mempunyai frekuensi antara 10 Hz sampai 10 Hz . panjang gelombangnya sangat pendek yaitu 10 cm sampai 10 cm. meskipun seperti itu tapi sinar X mempunyai daya tembus kuat, dapat menembus buku tebal, kayu tebal beberapa sentimeter dan pelat aluminium setebal 1cm. 7) Sinar Gamma Sinar gamma mempunyai frekuensi antara 10 Hz sampai 10 Hz atau panjang gelombang antara 10 cm sampai 10 cm. Daya tembus paling besar, yang menyebabkan efek yang serius jika diserap oleh jaringan tubuh. Pemanfaatan Radiasi Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055) Halaman 14
  • 15. d. Unsur-unsur Interpretasi 1) Rona dan Warna Rona adalah tingkat kegelapan atau tingkat kecerahan objek pada citra. Sedangkan warna adalah wujud yang tampak oleh mata dengan menggunakan spectrum sempit, lebih sempit dari spectrum tampak 2) Bentuk Bentuk merupakan variable kualitatif yang memberikan konfigurasi atau kerangka suatu objek (Lo, 1976). 3) Ukuran Ukuran ialah atribut objek berupa jarak, luas, tinggi, lereng dan volume. 4) Tekstur Tekstur merupakan perubahan rona pada citra atau pengulangan rona kelompok obyek yang terlalu kecil untuk dibedakan secara individual. 5) Pola Pola atau susunan keruangan merupakan ciri yang menandai bagi banyak objek bentukan manusia dan bagi beberapa objek alamiah. 6) Bayangan Bayangan bersifat menyembunyikan detail atau objek yang berada di daerah gelap. 7) Situs Situs adalah letak suatu objek terhadap objek lain di sekitarnya. 8) Asosiasi Asosiasi adalah keterkaitan antara objek yang stau dengan objek yang lainnya. Misalnya fasilitas listrik yang besar sering menjadi petunjuk bagi jenis pabrik aluminium, gedung sekolah yang berbeda dengan tempat ibadah. 9) Konfergensi bukit Konfergensi bukit ialah penggunaan beberapa unsure interpretasi citra sehingga lingkupnya menjadi semakin menyempit kea rah satu simpulan tertentu. Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055) Halaman 15
  • 16. e. Keunggulan dan Kelemahan Pengindraan Jauh 1. Keunggulan Inderaja Menurut Sutanto (1994-18-23), penggunaan penginderaan jauh baik diukur dari jumlah bidang penggunaannya maupun dari frekuensi penggunaannya pada tiap bidang mengalami pengingkatan dengan pesat. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain :  Citra menggambarkan obyek, daerah, dan gejala di permukaan bumi dengan; wujud dan letak obyek yang mirip ujud dan letak di permukaan bumi, relatif lengkap, meliputi daerah yang luas, serta bersifat permanen.  Dari jenis citra tertentu dapat ditimbulkan gambaran tiga dimensional apabila pengamatannya dilakukan dengan alat yang disebut stereoskop.  Karaktersitik obyek yang tidak tampak dapat diwujudkan dalam bentukcitra sehingga dimungkinkan pengenalan obyeknya.  Citra dapat dibuat secara cepat meskipun untuk daerah yang sulit dijelajahi secara terestrial.  Merupakan satu-satunya cara untuk pemetaan daerah bencana.  Citra sering dibuat dengan periode ulang yang pendek. 2. Kelemahan Inderaja Walaupun mempunyai banyak kelebihan, penginderaan jauh juga memiliki kelemahan antara lain sebagai berikut  Orang yang menggunakan harus memiliki keahlian khusus;  Peralatan yang digunakan mahal;  Sulit untuk memperoleh citra foto ataupun citra nonfoto. D. Citra Landsat Satelit LANDSAT (Land satellite) merupakan salah satu contoh satelit sumber daya yang menghasilkan citra multispektral. Satelit ini milik Amerika Serikat yang diluncurkan pertama kali tahun 1972 dengan nama ERST-1. Keberhasilan satelit ini, dilanjutkan dengan peluncuran satelit kedua dengan nama Landsat-1, hingga tahun 1991 telah diluncurkan sebanya lima satelit (Landsat-1 Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055) Halaman 16
  • 17. sampai Landsat-5). Landsat TM (Land satellite Thematic Mapper) adalah satelit sumber daya bumi generasi kedua yang merupakan penyempurnaan dari landsat generasi pertama. Keunggulan dari satelit ini adalah pada jumlah saluran yang digunakan sebanyak 7 saluran (band) serta digunakan saluran inframerah tengah dan inframerah termal. Citra Landsat ETM+ mempunyai spesifikasi antara lain resolusi spektral tinggi, yaitu mempunyai 8 saluran sehingga kemampuan membedakan obyek relatif tinggi. Liputan citra yang luas membuat citra ini mempunyai kemampuan memberikan gambaran suatu daerah secara kenampakan yang berkesinambungan (sinoptic overview) sehingga akan memudahkan dalam interpretasi suatu daerah yang luas. Hal ini karena perbandingan mapun keterkaitan kenampakan antara satuan wilayah dapat dilihat secara langsung pada citra yang sama. Citra Landsat ETM+ mempunyai resolusi temporal atau mampu merekam daerah yang sama setiap 16 hari sekali, hal ini sangat bermanfaat untuk memperoleh data terbaru tentang daerah penelitian. Pada citra Landsat generasi ke-7 telah ditingkatkan resolusi spasialnya, yaitu dengan sensor ETM+ selain menghasilkan citra dengan 7 saluran seperti pada sensor TM, ditambah saluran (band) ke-8 yang mempunyai resolusi spasial 15 meter (pankromatik) kemudian dari sensor HRMSI dihasilkan citra multispectral (4 band) dengan resolusi spasial 10 meter serta 1 band citra pankromatik dengan resolusi spasial 5 meter.(Khakhim N, 2003) Landsat yang masih berotasi sampai sekarang adalah landsat 5 yang merupakan satelit sumber alam generasi baru yang telah beroprasi penuh. Satelit ini berada pada ketinggian 705 km yang terdiri atas multimission modular spesecraft, yaitu modul pesawat sebagai pendukung posisi dan keberadaan satelit, dan instrumen modul yaitu modul instrumen penginderaan jauh. Satelit ini mempunyai orbit yang tidak berubah (sunsynchronous) dan hampir polar karena orbitnya tidak berhimpitan dengan bumi, melainkan beda sebesar 8.20 searah jarum jam. Orbit sunsynchronous disebapkan sudut antara bidang matahari, pusat bumi dan bidang orbit satelit dibuat tetap sebesar 37,50 (Lillesand dan Kiefer, 1994). Rotasi bumi dari barat ke timur dan orbit satelit yang sunsynchronous menyebapkan satelit mengitari bumi lebih dari 10 kali sehari. Setiap putaran membutuhkan waktu sekitar 98 menit. Proyeksi lintasan satelit bergeser dari arah timur ke barat sejauh 2,752 Km di sepanjang katulistiwa. Landsat bergerak dari Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055) Halaman 17
  • 18. utara ke selatan dengan menyapu permukaan bumi selebar 185 Km dan dapat meliput hampir seluruh permukaan bumi dan beberapa daerah laut (Lillesand dan Kiefer, 1994) . Menurut Lillesand dan Kiefer (1994) dalam Purwadhi (2001) bahwa satelit LANDSAT 7 saat ini membawa dua sensor, yaitu ETM+ dan High Resolution Multispectral Stereo Imager (HRMSC). Desain ETM + titik beratnya untuk berkelanjutan (continuity) dari program LANDSAT 4, 5, dan 6, yaitu lebar liputan 185 Km. Desain sensor ETM + seperti ETM pada LANDSAT 7 ditambah dua sistem model kalibrasi untuk gangguan kalibrasi untuk gangguan radiasi matahari (Dua Model Solar kallibrator Sistem) dengan penambahan lampu kalibrasi untuk fasilitas koreksi radiomatrik. Menurut Lillesand dan Kiefer (1994), ke tujuh band pada landsat untuk pemetaan tematik adalah : Band Panjang Spektral Kegunaan Gelombang(µm) 1 0.45 - 0.52 Biru Tembus terhadap tubuh air, dapat untuk pemetaan air, pantai,pemetaan tanah, pemetaan tumbuhan, pemetaan kehutanan dan mengidentifikasi budidaya manusia 2 0.52 - 0.60 Hijau Untuk pengukuran nilai pantul hijau pucuk tumbuhan dan penafsiran aktifitasnya, juga untuk pengamatan kenampakan budidaya manusia 3 0.63 - 0.69 Merah Dibuat untuk melihat daerah yang menyerap klorofil, yang dapat digunakannuntuk membantu dalam pemisahan spesies tanaman juga untuk pengamatan budidaya manusia 4 0.76 - 0.90 Infra merah Untuk membedakan jenis tumbuhan dekat aktifitas dan kandungan biomas untuk membatasi tubuh air dan pemisahan kelembaban tanah Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055) Halaman 18
  • 19. 5 1.55 - 1.75 Infra merah Menunjukkan kandungan kelembaban sedang tumbuhan dan kelembaban tanah, juga untuk membedakan salju dan awan 6 10.4 - 12.5 Infra Merah Untuk menganallisis tegakan tumbuhan, Termal pemisahan kelembaban tanah dan pemetaan panas 7 2.08 - 2.35 Infra merah Berguna untuk pengenalan terhadap sedang mineral dan jenis batuan, juga sensitif terhadap kelembaban tumbuhan Karakteristik ETM + Landsat E. Pengindraan Jauh Untuk Marine Pengindraan jauh sangat besar manfaatnya bagi kehidupan manusia begitupun bagi geografi, karena dengan pengindraan jauh ini geografi dalam mengkaji sebuah objek di permukaan bumi tanpa harus terjun ke lapangan namun dengan hanya menginterpretasi citra pengindraan jauh tersebut. Dalam kajian geografi terdapat pula geomorfologi bentukan marine. Dengan bantuan pengindraan jauh ini dalam pengkajian marine dapat lebih mudah dalam hal penelitian dilapangan dari pada menggunakan peta geologi. Karena citra ini lebih nyata dan keakuratannya lebih bagus karena merupakan sebuah foto, sedangkan peta adalah sebuah gambar yang distorsinya bisa dibilang cukup besar. Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055) Halaman 19
  • 20. Sedangkan manfaat yang diperoleh apabila menggunakan pengindraan jauh dalam kajian marine, diantaranya : Pengamatan sifat fisis air laut. Pengamatan pasang surut air laut dan gelombang laut. Pemetaan perubahan pantai, abrasi, sedimentasi, dan lain-lain Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055) Halaman 20
  • 21. BAB III METODOLOGI A. Alat dan Bahan Alat-alat yang dipergunakan dalam praktikum ini diantarnaya: 1. Peta rupabumi  peta rupa bumi dipergunakan untuk membantu mengidentifikasi penggunaan lahan dan bentukan lahan pada citra satelit. Selain itu juga dapat dipergunakan untuk mempermudah mengetahui lokasi atau tempat yang kita tuju atau cari. 2. Peta geologi  dipergunakan untuk membantu mencari atau mengidentifikasi jenis tanah di daerah praktikum 3. Citra satelit Landsat lembar Cipatujah  untuk menginterpretasikan bentukan marine apa saja yang terdapat di daerah Cipatujah. 4. GPS  untuk membantu kita menemukan dan mengetahui koordiant (grid atau geodetic) daerah praktikum. Caranya yaitu kita ambil data tentang suatu tempat dilihat dari ketinggiannya. Kemudian setelah ditentukan ketinggiannya maka arahkan arah itu terhadap garis koordinat, maka didapatkan garis lintang dan garis bujur yang sesuai dengan ketinggian tempat yang telah ditentukan. 5. Kompas  untuk mengetahui arah dan letak tempat yang akan disajikan titik pengamatan. Cara kerja kompas yaitu: kompas harus terletak diatas permukaan yang datar sehingga kinerja kompas itu bisa menentukan suatu arah yang lebih tepat dimana jarum kompas selalu menggarah kea rah utara sehingga memungkinkan kita untuk dapat dengan mudah menentukan arah utara pada suatu daerah yang tidak di ketahui kemana arah mata anginnya.Kemudian setelah penempatan kompas itu dalam keadaan stabil dan datar, kita arahkan kompas pada satu titik yang akan menjadi tiitik focus penelitian, setelah kita mendapatkan satu titik focus kemudian ambil garis lurus sehingga menghasilkan sebuah titik pertemuan, maka itulah titik atau tempatyang harus di jadikan penelitian. 6. Klinometer  untuk mengukur derajat kemiringan lereng Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055) Halaman 21
  • 22. 7. Kamera  untuk memotret bentukan-bentukan di daerah marine B. Langkah-langkah komputerisasi a. Membuka Program Ermapper 6.4 Apabila kita kita ingin membuka mengedit citra satelit yang ada dikomputer dan mengklassifikasikannya dengan menggunakan klassifikasi unsupervised. Maka kita harus membuka terlebih dahulu program ERMapper nya terlebih dahulu. Dan yang sekarang kita gunakan adalah ERMapper 6.4 Pertama-tama klik Start menu pada desktop anda, setelah itu pilih ER Mapper 6.4. Setelah itu atan muncul tampilan proses loading seperti gambar di bawah ini: Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055) Halaman 22
  • 23. Dan selanjutnya akan muncul kotak seperti di bawh ini: Setelah itu klik ikon untuk membuka file, sehingga akan muncul tampilan seperti dibawah ini Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055) Halaman 23
  • 24. Lalu pilih file yang akan di buka. Klik OK b. Membuat Band 321 dan Cara Menyimpan Buka terlebih dahulu program ER Mapper 6.4, setelah itu akan muncul tampilan seperti ini, Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055) Halaman 24
  • 25. Setelah tampil kotak seperti diatas klik ikon ini, lalu akan muncul tampilan seperti dibawah ini, Setelah tampil kotak dialog seperti diatas klik ikon duplicate sebanyak 2 kali, sehingga akan muncul tampilan seperti ini Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055) Halaman 25
  • 26. Setelah itu masukan data TIF dengan cara klik ikon maka akan tampil seperti ini, Lalu masukan setiap data TIF ini ke semua pseudo layer dengan cara mengklik ok this layer only. Maka akan tampil seperti ini. Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055) Halaman 26
  • 27. [Ps] default Surface nya di ubah ke “Red Green Blue” seperti tampilan di atas. Lalu selanjutnya ke tiga pseudo layer ini di ubah menjadi RGB, Ketiga band tersebut diganti, no 1 jadi red, 2 jadi green dan yang ke tiga blue, setelah langkah itu di lakukan maka klik ikon dan untuk memperjelas citra, dan hasilnya akan seperti ini Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055) Halaman 27
  • 28. Untung save data citra di atas dilakukan dengan cara klik ikon terus dilakukan 2 kali, yang pertama dengan ER Mapper Raster Data dan yang ke dua dengan ER Mapper Alogarithm. Setelah itu klik OK maka akan muncul tampilan seperti ini Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055) Halaman 28
  • 29. Lalu tekan ok maka akan muncul gambar seperti ini loading jika sudah selesai maka akan tampil seperti dibawah ini, jika ini tampil maka penyimpanan data “ers” sudah berhasil. Setelah berhasil mengsave data “ers” maka harus di lanjutkan dengan mengsave data logarithm dengan cara sama seperti tadi klik ikon save , lalu pada kotak dialog pilih ER Mapper alogarithm(.alg) Lalu klik ok dan penyimpanan berhasil. Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055) Halaman 29
  • 30. c. Cara Crop Citra Pertama buka terlebih dahulu citra yang akan di crop lalu klik ikon . Ini dilakukan untuk memperjelas wilayah penelitian. Setelah di klik ikon tersebut dan arahkan ke tempat atau wilayah yang akan di teliti maka hasilnya akan seperti ini. d. Membuat ISSOCLASS Unsuperviseed Clasification Setelah kita memiliki citra dengan band 321, selanjutnya klik Process lalu pilih Calculate Statistic Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055) Halaman 30
  • 31. Lalu pilih calculate statistic, maka akan muncul tampilan sebagai berikut Pada baris bataset pilih data citra yang akan di analisis, lalu klik ok sehingga computer akan memprosesnya maka akan muncul seperti ini Setelah melakukan kalkulasi statistic, selanjutnya klik Process lalu pilih Classification dan pilih ISSOCLASS Unsupervised Classification. Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055) Halaman 31
  • 32. Setelah itu akn muncul bookmark seperti dibawah ini: Pada input data set pilih untuk memasukan data yang akan di olah, jika ikon tersebut di klik maka terjadi tampilan seperti ini, lalu klik OK Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055) Halaman 32
  • 33. Setelah langkah tersebut dilakukan selanjutnya pilih pada output data set pilih seperti tadi lalu pada tampilan output dataset tulis nama yang khas sehingga mudah di ingat seperti “citraplot9yoga321clasification” lalu OK Setelah itu dilakukan maka akan ada tampilan seperti dibawah ini Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055) Halaman 33
  • 34. Pada maximum iteration udah dari 99999 menjadi 10 untuk mempersingkat waktu dan juga pada maximum number of classes ubah menjadi 10 dari asalnya 225. Setelah ini dilakukan maka klik OK pada bagian atas kanan pada kotak dialog. Maka secara otomatis computer akan memproses data tersebut seperti tampilan berikut Setelah keluar perintah seperti di atas klik OK, maka anda sudah melakukan proses classification. Lalu semuanya close lalu klik pada toolbar ER Mapper untuk membuka file yang telah melalui proses classification tadi, lalu akan muncul tampilan ngblank hitam seperti berikut. Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055) Halaman 34
  • 35. Tidak usah khawatir dengan tampilan seperti itu karena tampilan ngblank seperti itu merupakan hal yang biasa, bisa di atasi dengan klik ikon , maka akan muncul tampilan alogarithm yang sudah di jelaskan di atas, pada tampilan alogatithm ini klik kanan pada pseudo layer lalu pilih class display. Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055) Halaman 35
  • 36. Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055) Halaman 36
  • 37. Klik kanan pada citra trus pilih cell values profile, cell values profile ini digunakan untuk membantu kita dalam menganalisis data. Setelah semua dilakukan pilih edit di menu bar ER Mapper lalu pilih edit class/region color and name… seperti tampilan di bawah. Data 1-10 ini di analisis sesuai apa yang ada dip eta dan di lapangan, cara pengisian ini dilakukan dengan menyorot data dengan ikon pada cell values profile yang akan menghasilkan sebuah angka lalu isikan kepada data yang 10 tersebut. Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055) Halaman 37
  • 38. Setelah semuanya selesai klik tanda save di sisi kanan atas, lalu close semua file setelah itu buka lagi file tadi dengan mangklik ikon , dan inilah hasilnya. Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055) Halaman 38
  • 39. e. Cara membuat layout pada cita Pertama buka terlebih dahulu file isoclass lalu pilih file dan pilih page setup. Setelah kita klik page setup maka akan muncul tampilan seperti ini. Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055) Halaman 39
  • 40. Setelah muncul tampilan seperti itu kita ubah backgrundnya menjadi putih dengan cara klik ikon yang tadinya hitam menjadi putih, lalu ubah semuanya hingga tampilannya seperti berikut Klik apply dan ok maka prosesnya akan selesai. Dan citranya akan seperti ini. Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055) Halaman 40
  • 41. Selanjutnya buka alogarithm dan dan klik menu editpilih add vector layer lalu pilih annotation/map composition Lalu pilih annotation layer sehingga muncul tool seperti ini. Klik map rectangle untuk memberi grid,skala,legenda dan arah mata angin. Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055) Halaman 41
  • 42. a. Grid Pertama munculkan dulu tools seperti di atas lalu klik map rectangle lalu akan muncul kotak dialog seperti di bawah ini dan pilih grid pada kategori maka akan muncul seperti ini dan pilih LL. Lalu drag grid LL ini ke dalam citra maka akan muncul tampilan sebagai berikut Klik fit grid untuk memasang pada citra sehingga tampilannya seperti di atas. Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055) Halaman 42
  • 43. b. Judul Prosesnya sama seperti member grid, untuk member judul (text) klik ikon pada tools lalu akan muncul kotak dialog seperti di bawah dan kita ketik apa judul peta citra tersebut. Lalu pilih apply c. Mata Angin Sama seperti memberikan grid klik dulu ikon pada tools lalu pilih North_arrow Lalu pilih salah satu jenis mata angin dan drag ke citra. Dan hasilnya seperti ini. Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055) Halaman 43
  • 44. d. Skala pilih scale_bar pada menu category maka tampilannya seperti ini Lalu drag ke dalam citra maka hasilnya akan seperti ini. e. Legenda Pilih Legend_Item pada menu category maka akan muncul seperti berikut dan drag jenis legenda yang akan di pilih Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055) Halaman 44
  • 45. Setelah di drag akan muncul tampilan sebagai berikut Pada classified raster file pilih data isoclass agar legendanya mengisi secara otomatis. Dengan cara klik ikon lalu akan tampil seperti ini, Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055) Halaman 45
  • 46. Klik OK, maka akan muncul tampilan seperti ini, hilangkan tanda pada Fast Preview lalu close tampilan ini Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055) Halaman 46
  • 47. Setelah itu semua dilalui maka hasil akhirnya adalah seperti di bawah ini f. Cara menyimpen Klik ikon pada tools untuk menyipan file dengan format erv trus klik ok, dan juga harus menyimpan juga dengan format alg nya. Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055) Halaman 47
  • 48. BAB IV PEMBAHASAN A. Deskripsi Umum Daerah Praktikum Daerah praktikum ini adalah daerah Cianjur Selatan yang meliputi Kecamatan Sindang barang. Sebelah barat berbatasan dengan Garut, sebelah selatan berbatasan dengan Samudera Hindia, sebelah timur berbatasan dengan Sukabumi dan sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Bogor. Daerah ini memiliki suhu panas karena terletak di daerah dataran rendah tepatnya di selatan pulau jawa. a. Kondisi fisik a) Geologi daerah penelitian Data geologi di daerah penelitian tersebut disajikan berdasarkan peta geologi lembar sindangbarang berskala 1 : 100.000. Yang paling banyak ditemukan di derah penelitian saya adalah batu pasir, dan juga mineral pasir besi karena pada plot 9 ini tepat dijadikan tambang pasir besi oleh warga ataupun oleh perusahaan- perusahaan tertentu. Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055) Halaman 48
  • 49. b) Geomorfologi Banyak bentukan-bentukan di daerah praktikum ini, seperti: Struktural, Perbukitan landai, denudasional datar, Fluvial, Dataran banjir, sedimentasi, Marin dan Karst. c) Iklim Keadaan iklim di daerah praktikum ini pada umumnya beriklim tropic basah, hal ini ditandai dengan adanya hutan homogeny dengan kerapatan padat (tinggi). Namun di daerah selatannya, daerah dekat pantai, hawanya panas. Hal ini dikarenakan terpengaruh kondisi pantai. d) Tanah Kondisi tanah di daerah praktikum beragam, sebab batuannya pun beragam. pH rata-rata daerah tersebut berkisar antara 6 – 7. Drainasenya pun berbeda-beda sesuai bengan batuan yang terkandung. b. Kondisi sosial Pola pemukiman di daerah praktikum sangat beragam dari mulai memanjang sepanjang jalan, ada juga yang terpencar. Aksebilitas di wilayah penelitian dapat dikatakan baik karena alat transportasi umun sudah banyak ditemui dan yang paling banyak adalah kendaraan elf sedangkan untuk pepergian jarak dekat masyarakat di daerah penelitian ini menggunakan motor, seperti untuk kesekolah kepasar dll. Dilihat dari mata pencaharian penduduk di daerah penelitian kami di desa jayagiri kecamatan sindangbarang sangat beragam, mulai dari petani, nelayan, pedagang, PNS dan yang paling dominan di wilayah penelitian kami penduduknya bermata pencaharian sebagai petani jagung. Petani ini mendapatkan lahan buat pertanian dengan cara menyewa tanah kepada pemerintah dengan harga Rp 10.000/tahun dengan luas lahan 400m2. Sarana prasarananya juga bisa dikatakan cukup baik karena disana sudah didirikan alpamart yang dapat melayani penduduk akan kebutuhan rumah tangganya, dan juga sudah berdiri sekolah dari mulai TK sampai SMA. Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055) Halaman 49
  • 50. B. Analisis a. Bentukan marine Seperti yang telah dijelaskan diatas tentang deskripsi daerah penelitian dahwa di temukan bentukan fenomena geomorfologi yaitu bentukan marine delta . Pada daerah raktikum ini yaitu plot 9 yang berada pada koordinat 7 28’5,76” LS - 107 13’00,8” BT terdapat bentukan delta yang di sebabkan oleh sungai yang bernama cidaun atau ci ujung (sebutan warga setempat). Delta artinya sedimentasi atau pengendapan di muara sungai karena debit sungai yang berkurang. Delta ini terbagi menjadi beberapa bentukan delta yaitu : 1. Bird Foot Delta, 2. Cuspate Delta, 3. Estuarine Delta. Jenis-jenis delta ini berbeda satu sama lain, perbedaan ini disebabkan oleh cara pembentukannya. Misalnya Bird Foot Delta, bentukan delta ini di sebabkan oleh pengaruh flufial yang sangat dominan. Delta ini terbentuknya lama karena material yang di angkut berjumlah relative kecil namun berkelanjutan. Dibawah ini adalah peta geologi plot 9 yang membahas tentang delta. Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055) Halaman 50
  • 51. Untuk mengetahui ketelitian hasil interpretasi, maka harus diuji melalui tabel penguji ketelitian interpretasi bentukan marine sebagai berikut. Kenyataan Persentase Objek Kajian Total NO Dilapangan Ketepatan Lapangan Sample M1 (%) 1 M1 1 1 100 Keterangan M1 = bentukan Delta Dari Data diatas dapat disimpulkan bahwa 100% interpretasinya benar. Terumbu Karang dan Garis Pantai Terdapat dilapangan dan sesuai dengan Citra. b. Potensi pantai ciujung a. Potensi sumberdaya Dengan ombaknya yang begitu besar pantai ciujung (sebutan dari warga setempat) sangat berpotensi untuk dijadikan sumber energi listrik tenaga gelombang laut, hal ini akan membantu pasokan listrik jawa bali. Selain itu pantai ini juga terkenal dengan pasir besi yang sangat melimpah, pasir besi ini akan dapat mendongkrak perekonomian warga setempat apabila diolah dan dikelola dengan baik jangan di monopoli oleh suatu perusahaan saja. Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055) Halaman 51
  • 52. Pasir Besi b. Potensi bencana Dengan ombak yang sangat besar karena berbatasan langsung dengan samudra Indonesia potensi abrasi pantai sangat besar ditambah lagi dengan penambangan pasir besi yang memperparah terjadinya abrasi ini. Abrasi Pantai Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055) Halaman 52
  • 53. c. Pantai yang kotor Pantai ciujung ini memeang cukup kotor dikarenakan ada sampah yang di bawa oleh sungai ciujung, namun permasalahan ini tidak terlalu besar karena jumlah sampah yang relative sedikit. Pantai Cidaun yang kotor d. Kerusakan pantai Kerusakan ini disebabkan karena adanya penambangan pasir besi yang dilakukan tanpa memperdulikan dampak negatif terhadap lingkungan. Jika ini tidak di cegah maka kerusakan ini akan sangat menjadi-jadi dan tidak terkendali. Tempat penambangan pasir besi Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055) Halaman 53
  • 54. BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Hasil interpretasi citra dan pengamatan langsung di lapangan diketahui bahwa terdapat salah satu bentukan marine yaitu delta, delta ini tidak begitu luas. Dengan band 321 bentukan-bantukan marine terlihat, Perairan berwarna berwarna biru Vegetasi berwarna hijau Sedimentasi berwarna coklat Namun untuk terumbu karang pada band 321 tidak begitu terlihat Delta adalah suatu bentukan geomorfologi marine ya terbentuk akibat sedimentasi sungai pada sungai yang arusnya melambat, delta ini terlihat di kawasan desa jayagiri kecamatan sindangbarang cianjur selatan. Namun delta ini terlihat seperti delta muda sebab bentukannya tidak terlalu besar dan blum banyak vegetasinya. Namun pada kenyataannya di lapangan banyak sekali penggunaan lahan yang berubah, ada juga perbedaan antara citra RGB 321 dan peta RBI yang mempersulit dalam praktikum di lapangan. B. Saran Untuk penelitian selanjutnya, agar lebih baik maka diharapkan: 1. Penggunaan alat-alat praktikum yang lengkap misalnya GPS harus tersebar ke semua plot sebab jika tidak memiliki GPS akan lebih sulit menentukan koordinat. 2. Menggunakan alat praktikum yang lebih canggih, misalnya dalam hal GPS, hendaknya menggunakan GPS yang distorsinya seminim mungkin agar memudahkan pengecekan. Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055) Halaman 54
  • 55. 3. Untuk menginterpretasi citra dan mengidentifikasinya, agar lebih akurat, kualitas lebih bagus dan pengoperasiannya lebih mudah, maka hendaknya menggunakan software yang lebih canggih seperti ENVI 4.2 yang hasil zoom gambarnya lebih jelas. 4. Harus ada kecocokan antara citra satelit dengan peta RBI sehingga kesalahan dalam pengidentifikasian penggunaan lahan tidak terlalu sulit. Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055) Halaman 55
  • 56. Daftar Pustaka ________.informasi desajayagiri.[online][7 desember 2011] ________.sejarah pengindraan jauh.[online][7 desember 2011] Data-data praktikum pengindraan jauh Hani, 2007.karya ilmiah pengindraan jauh.bandung:universitas pendidikan Indonesia Indraja.blogspot.com Instrument pengamatan geologi lingkungan Mulawarmandhani, adithya. 2009 bentang alam laut pantai [online]. Tersedia : http://adityamulawardhani.blogspot.com/2009/02/bentang-alam-laut-pantai.htm Sugandi,dede Drs M.Si,2010. Pengindraan jauh dan aplikasinya.buana nusantara press :Bandung Tersedia : http://geoenviron.blogspot.com/2011/10/remote-sensing.html Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055) Halaman 56
  • 57. LAMPIRAN Pengindraan Jauh, Yoga Hepta Gumilar (1002055) Halaman 57