SlideShare a Scribd company logo
1 of 27
PENURUNAN PERMUKAAN
TANAH DI JAKARTA
FARAH SALSABILA RIZA ANANDA SANTOSO
HILWAH YOSIAFAT
FARIZ BAGUS PRADANA ANGGINA MARINDA P.
Penurunan muka tanah (land subsidence) merupakan
suatu proses gerakan penurunan muka tanah yang
didasarkan atas suatu datum tertentu (kerangka
referensi geodesi) dimana terdapat berbagai macam
variabel penyebabnya
(Marfai, 2006).
FAKTOR PENYEBAB
PENURUNAN PERMUKAAN
TANAH
 Penurunan muka tanah alami (natural subsidence) yang disebabkan oleh
proses-proses geologi seperti aktifitas vulkanik dan tektonik, siklus geologi,
adanya rongga di bawah permukaan tanah dan sebagainya.
 Pengambilan bahan cair dari dalam tanah seperti air tanah atau minyak
bumi.
 Adanya beban-beban berat diatasnya seperti struktur bangunan sehingga
lapisan-lapisan tanah dibawahnya mengalami kompaksi/konsolidasi.
Penurunan muka tanah ini sering juga disebut dengan settlement.
 Pengambilan bahan padat dari tanah (aktifitas penambangan).
TEKNIK PEMANTAUAN
PENURUNAN PERMUKAAN
TANAH
GPS
GPS adalah sistem satelit navigasi dan penentuan posisi yang berbasiskan pada pengamatan
satelit- satelit Global Positioning System
GPS
Prinsip studi penurunah tanah dengan metode survei GPS yaitu
dengan menempatkan beberapa titik pantau di beberapa lokasi
yang dipilih, secara periodik atau kontinyu untuk ditentukan
koordinatnya secara teliti dengan menggunakan metode survei
GPS.
GPS dapat memberikan nilai vektor pergerakan dengan tingkat
presisi sampai beberapa mm, dengan konsistensi yang tinggi
baik secara spasial maupun temporal.
MATERIAL BERBOBOT
RINGAN
Ada 3 jenis bahan material bangunan penting yang memiliki bobot yang ringan yang akan
mengurangi beban struktur bangunan jika menggunakannya
 baja ringan,
 bata ringan (hebel)
 genting metal zincalume.
Ketiga bahan material tersebut merupakan jenis material bangunan yang ringan, dan yang
selama ini banyak digunakan yaitu jenis batu bata merah/batako untuk dinding, kayu
untuk rangka plapond dan rangka atap, dan genting (tanah/beton/keramik) untuk tutup
atap
BATA RINGAN
Bata ringan atau hebel memiliki bobot 520
kg/m3. Lebih ringan dari bata biasa atau bata
merah memiliki bobot 1500 kg/m3
Pasangan bata merah menggunakan perekat
adukan semen pasir yang tebalnya antara 2 s/d
2,5 cm, dan hebel menggunakan perekat semen
instan yang tebalnya antara 3 s/d 5 m
BAJA RINGAN
Apabila kita menggunakan bahan
tersebut untuk plapond dan atap,
maka bobotnya jauh lebih ringan
bila dibandingkan dengan bahan
yang biasa digunakan yaitu
umumnya kayu.
GENTING METAL
Genting jenis ini sangat ringan, jangankan
dibandingkan dengan genting tanah,
genting keramik, atau
genting beton, dibandingkan dengan bahan
yang hampir sejenis saja misalnya dengan
seng gelombang, maka
genting zincalume jauh lebih ringan dari
bobot seng gelombang untuk setiap M2-
nya. Dengan menggunakan genting
metal zincalume jelas sangat ringan.
DAMPAK TERJADINYA
PENURUNAN PERMUKAAN
TANAH
BANJIR ROB
Banjir rob merupakan banjir yang
disebabkan oleh naiknya permukaan air
laut akibat dari air pasang. Selain air
pasang, penurunan permukaan tanah
dan pemanasan global juga
memperparah keadaan. Daerah Jakarta
Utara terdapat 27 titik rawan yang
terkena dampak banjir rob ini.
KERUSAKAN INFRASTRUKTUR
Biasanya terjadi pada jembatan, jalan, dan gedung-
gedung bertingkat. Hal ini terjadi karena
ketidaksesuaian ukuran tanah ketika dibangun
hingga setelah terjadi penurunan permukaan tanah
itu sendiri.
Selain itu, banjir rob juga bisa menyebabkan korosi
pada peralatan kerja, kendaraan, maupun bangunan
akibat dari air yang mengandung garam sehingga
mempercepat pengkorosian.
KONDISI SANITASI DAN KESEHATAN
Hal ini berhubungan dengan kualitas air,
karena ketika permukaan tanah turun maka
cadangan air dibawahnya akan semakin
sedikit. Daerah Jakarta Utara yang
berdekatan dengan air laut ikut
memperparah kualitas air di daerah tersebut.
Hal ini akibat dari salinitas air yang
mengandung garam sehingga memperparah
keadaan air tanah di darat.
KERUGIAN EKONOMI
 Kerugian ekonomi bisa terdiri dari kehilangan lahan tambak ataupun
kehilangan lahan kosong itu sendiri. Selain itu kerusakan infrastruktur juga
menjadi alasan kerugian ekonomi karena hal ini akan memperparah
kerugian ekonomi dalam suatu negara maupun daerah itu sendiri.
SOLUSI MENGURANGI
TERJADINYA PENURUNAN
PERMUKAAN TANAH
Menyeimbangkan
Fungsi
Lingkungan
• SUMUR RESAPAN AIR
• REBOISASI
Upaya
Pembangunan
Berwawasan
Lingkungan
• MEMBATASI BANGUNAN BERTINGKAT
• MEMPERKETAT REGULASI
SUMUR RESAPAN AIR
Sumur Resapan Air (SRA) merupakan alternatif pilihan
dalam mengatasi banjir dan menurunnya permukaan air
tanah pada kawasan perumahan, karena dengan
pertimbangan :
a) pembuatan konstruksi SRA tidak memerlukan biaya
besar
b) tidak memerlukan lahan yang luas
c) bentuk konstruksi SRA sederhana.
Sumur resapan air merupakan rekayasa teknik konservasi air yang
berupa bangunan yang dibuat sedemikian rupa sehingga menyerupai
bentuk sumur gali dengan kedalaman tertentu yang berfungsi sebagai
tempat menampung air hujan dan meresapkannya ke dalam tanah
(Dephut,1994).
MANFAAT SUMUR RESAPAN AIR
Menurut (Dephut, 1995)
 (1) mengurangi aliran permukaan dan mencegah terjadinya genangan air, sehingga memperkecil
kemungkinan terjadinya banjir dan erosi
 (2) mempertahankan tinggi muka air tanah dan menambah persediaan air tanah
 (3) mengurangi atau menahan terjadinya intrusi air laut bagi daerah yang berdekatan dengan
wilayah pantai
 (4) mencegah penurunan atau amblasan lahan sebagai akibat pengambilan air tanah yang
berlebihan
 (5) mengurangi konsentrasi pencemaran air tanah (Dephut, 1995).
REBOISASI
Melakukan penanaman kembali daerah-daerah yang tidak terdapat tumbuhan dan pohon atau
reboisasi. Kondisi tanah di wilayah yang tidak terdapat pohon tentu menjadi sangat rapuh karena
tidak adanya akar-akar pohon yang memperkuat kondisi tanah. Sehingga hal ini sangat diperlukan
untuk membuat akar-akar tanah dapat menjalar ke seluruh bagian dalam tanah dan mencegah
terjadinya penurunan permukaan tanah.
MEMBATASI BANGUNAN BERTINGKAT
Hal ini harus dilakukan pemerintah
untuk mengurangi dampak dari
bangunan yang terlalu padat yang
sering memicu semakin intensnya
penurunan permukaan tanah.
Sehingga, ketika hal ini dilakukan,
tentu akan menjaga kondisi tanah ke
arah yang baik.
MEMPERKETAT REGULASI
Regulasi mengenai penyedotan air
bawah tanah, alih fungsi lahan, dan
peningkatan standar infrastruktur.
Sehingga hal ini dapat meminimalisasi
dampak penurunan permukaan tanah.
Pengawasan terhadap pembangunan
infrastruktur, memilihara infrastruktur,
dan memberikan sanksi yang tegas bagi
pelanggar yang bertujuan untuk
mencegah dampak yang lebih parah.

More Related Content

What's hot

Laporan praktikum sig proses digitasi pada software arcgis
Laporan praktikum sig proses digitasi pada software arcgisLaporan praktikum sig proses digitasi pada software arcgis
Laporan praktikum sig proses digitasi pada software arcgisMega Yasma Adha
 
60b17_Modul_1_-_PENGERTIAN__LERENG-LONGSORAN.pptx
60b17_Modul_1_-_PENGERTIAN__LERENG-LONGSORAN.pptx60b17_Modul_1_-_PENGERTIAN__LERENG-LONGSORAN.pptx
60b17_Modul_1_-_PENGERTIAN__LERENG-LONGSORAN.pptxRuminsarSimbolon
 
Perbandingan antara perkerasan lentur dan kaku
Perbandingan antara perkerasan lentur dan kakuPerbandingan antara perkerasan lentur dan kaku
Perbandingan antara perkerasan lentur dan kakuFranky Sihombing
 
Dasar dasar perpetaan
Dasar dasar perpetaanDasar dasar perpetaan
Dasar dasar perpetaanZia Ul Maksum
 
2006 02-membaca data geoteknik
2006 02-membaca data geoteknik2006 02-membaca data geoteknik
2006 02-membaca data geoteknikahmad fuadi
 
Slide uji geser langsung tanah pasir
Slide uji geser langsung tanah pasirSlide uji geser langsung tanah pasir
Slide uji geser langsung tanah pasirDella Andandaningrum
 
Latihan soal ilmu ukur tambang
Latihan soal ilmu ukur tambangLatihan soal ilmu ukur tambang
Latihan soal ilmu ukur tambangyulika usman
 
Cara setting out atau stake out bangunan dengan theodolite
Cara setting out atau stake out bangunan dengan theodoliteCara setting out atau stake out bangunan dengan theodolite
Cara setting out atau stake out bangunan dengan theodolitedidiek hermansyah
 
Laboratorium Uji Tanah - CBR Lapangan
Laboratorium Uji Tanah - CBR LapanganLaboratorium Uji Tanah - CBR Lapangan
Laboratorium Uji Tanah - CBR LapanganReski Aprilia
 
Laporan praktikum 1 pengenalan alat
Laporan praktikum 1 pengenalan alatLaporan praktikum 1 pengenalan alat
Laporan praktikum 1 pengenalan alatAndi Azizah
 
Profil memanjang dan melintang (sifat datar)
Profil memanjang dan melintang (sifat datar)Profil memanjang dan melintang (sifat datar)
Profil memanjang dan melintang (sifat datar)Iqrimha Lairung
 
Tentukan tegangan normal dan tegangan geser
Tentukan tegangan normal dan tegangan geserTentukan tegangan normal dan tegangan geser
Tentukan tegangan normal dan tegangan geserRobert Siallagan
 
Kerangka acuan kerja perencanaan jalan
Kerangka acuan kerja perencanaan jalanKerangka acuan kerja perencanaan jalan
Kerangka acuan kerja perencanaan jalanKHRISTIAN MAUKO
 
Penelitian tanah di lapangan ppt
Penelitian tanah di lapangan pptPenelitian tanah di lapangan ppt
Penelitian tanah di lapangan pptAyu Fatimah Zahra
 

What's hot (20)

Laporan praktikum sig proses digitasi pada software arcgis
Laporan praktikum sig proses digitasi pada software arcgisLaporan praktikum sig proses digitasi pada software arcgis
Laporan praktikum sig proses digitasi pada software arcgis
 
CITRA SRTM
CITRA SRTM CITRA SRTM
CITRA SRTM
 
Geoteknik
GeoteknikGeoteknik
Geoteknik
 
60b17_Modul_1_-_PENGERTIAN__LERENG-LONGSORAN.pptx
60b17_Modul_1_-_PENGERTIAN__LERENG-LONGSORAN.pptx60b17_Modul_1_-_PENGERTIAN__LERENG-LONGSORAN.pptx
60b17_Modul_1_-_PENGERTIAN__LERENG-LONGSORAN.pptx
 
Garis kontur
Garis konturGaris kontur
Garis kontur
 
Perbandingan antara perkerasan lentur dan kaku
Perbandingan antara perkerasan lentur dan kakuPerbandingan antara perkerasan lentur dan kaku
Perbandingan antara perkerasan lentur dan kaku
 
Dasar dasar perpetaan
Dasar dasar perpetaanDasar dasar perpetaan
Dasar dasar perpetaan
 
2006 02-membaca data geoteknik
2006 02-membaca data geoteknik2006 02-membaca data geoteknik
2006 02-membaca data geoteknik
 
Slide uji geser langsung tanah pasir
Slide uji geser langsung tanah pasirSlide uji geser langsung tanah pasir
Slide uji geser langsung tanah pasir
 
Latihan soal ilmu ukur tambang
Latihan soal ilmu ukur tambangLatihan soal ilmu ukur tambang
Latihan soal ilmu ukur tambang
 
Cara setting out atau stake out bangunan dengan theodolite
Cara setting out atau stake out bangunan dengan theodoliteCara setting out atau stake out bangunan dengan theodolite
Cara setting out atau stake out bangunan dengan theodolite
 
Bendungan tipe urugan
Bendungan tipe uruganBendungan tipe urugan
Bendungan tipe urugan
 
Laboratorium Uji Tanah - CBR Lapangan
Laboratorium Uji Tanah - CBR LapanganLaboratorium Uji Tanah - CBR Lapangan
Laboratorium Uji Tanah - CBR Lapangan
 
Laporan praktikum 1 pengenalan alat
Laporan praktikum 1 pengenalan alatLaporan praktikum 1 pengenalan alat
Laporan praktikum 1 pengenalan alat
 
Profil memanjang dan melintang (sifat datar)
Profil memanjang dan melintang (sifat datar)Profil memanjang dan melintang (sifat datar)
Profil memanjang dan melintang (sifat datar)
 
Tentukan tegangan normal dan tegangan geser
Tentukan tegangan normal dan tegangan geserTentukan tegangan normal dan tegangan geser
Tentukan tegangan normal dan tegangan geser
 
Kerangka acuan kerja perencanaan jalan
Kerangka acuan kerja perencanaan jalanKerangka acuan kerja perencanaan jalan
Kerangka acuan kerja perencanaan jalan
 
Penelitian tanah di lapangan ppt
Penelitian tanah di lapangan pptPenelitian tanah di lapangan ppt
Penelitian tanah di lapangan ppt
 
Kesalahan Bias Ionosfer dan Troposfer
Kesalahan Bias Ionosfer dan TroposferKesalahan Bias Ionosfer dan Troposfer
Kesalahan Bias Ionosfer dan Troposfer
 
SNI-JARING KONTROL VERTIKAL (JKV)
SNI-JARING KONTROL VERTIKAL (JKV)SNI-JARING KONTROL VERTIKAL (JKV)
SNI-JARING KONTROL VERTIKAL (JKV)
 

Similar to PENURUNAN PERMUKAAN TANAH DI JAKARTA

Tugas tekkom2012
Tugas tekkom2012Tugas tekkom2012
Tugas tekkom2012pamboedi
 
Perubahan lingkungan fisik
Perubahan lingkungan fisikPerubahan lingkungan fisik
Perubahan lingkungan fisikokejelly
 
Study kasus penurunan bangunan akibat pergerakan tanah
Study kasus penurunan bangunan akibat pergerakan tanahStudy kasus penurunan bangunan akibat pergerakan tanah
Study kasus penurunan bangunan akibat pergerakan tanahSaedi Saputra Siagian
 
Fenomena penurunan muka tanah di kota semarang
Fenomena penurunan muka tanah di kota semarangFenomena penurunan muka tanah di kota semarang
Fenomena penurunan muka tanah di kota semarangpamboedi
 
Bab v konservasi tanah dan air
Bab v konservasi tanah dan airBab v konservasi tanah dan air
Bab v konservasi tanah dan airAndrew Hutabarat
 
Aan kerusakan tanah
Aan kerusakan tanahAan kerusakan tanah
Aan kerusakan tanahaanjuniardi
 
Presentasi triani
Presentasi trianiPresentasi triani
Presentasi trianiNurul Aulia
 
BAB 2 sambungan yuni.docx
BAB 2 sambungan yuni.docxBAB 2 sambungan yuni.docx
BAB 2 sambungan yuni.docxKhazumy
 
Laporan denudasional
Laporan denudasional Laporan denudasional
Laporan denudasional 'Oke Aflatun'
 
adoc.pub_bentuk-asal-denudasional.pdf
adoc.pub_bentuk-asal-denudasional.pdfadoc.pub_bentuk-asal-denudasional.pdf
adoc.pub_bentuk-asal-denudasional.pdfTarisaNovsidaTarigan
 
Pertemuan ke 9a_ Tanah Sawah_PMAET_2023.ppt
Pertemuan ke 9a_ Tanah Sawah_PMAET_2023.pptPertemuan ke 9a_ Tanah Sawah_PMAET_2023.ppt
Pertemuan ke 9a_ Tanah Sawah_PMAET_2023.pptricky235411101008
 

Similar to PENURUNAN PERMUKAAN TANAH DI JAKARTA (20)

Tugas tekkom2012
Tugas tekkom2012Tugas tekkom2012
Tugas tekkom2012
 
Tenaga eksogen
Tenaga eksogenTenaga eksogen
Tenaga eksogen
 
Perubahan lingkungan fisik
Perubahan lingkungan fisikPerubahan lingkungan fisik
Perubahan lingkungan fisik
 
Study kasus penurunan bangunan akibat pergerakan tanah
Study kasus penurunan bangunan akibat pergerakan tanahStudy kasus penurunan bangunan akibat pergerakan tanah
Study kasus penurunan bangunan akibat pergerakan tanah
 
Fenomena penurunan muka tanah di kota semarang
Fenomena penurunan muka tanah di kota semarangFenomena penurunan muka tanah di kota semarang
Fenomena penurunan muka tanah di kota semarang
 
makalah-erosi
makalah-erosimakalah-erosi
makalah-erosi
 
4 daniel longsor
4 daniel longsor4 daniel longsor
4 daniel longsor
 
Bab v konservasi tanah dan air
Bab v konservasi tanah dan airBab v konservasi tanah dan air
Bab v konservasi tanah dan air
 
Aan kerusakan tanah
Aan kerusakan tanahAan kerusakan tanah
Aan kerusakan tanah
 
Presentasi triani
Presentasi trianiPresentasi triani
Presentasi triani
 
Mass wasting
Mass wastingMass wasting
Mass wasting
 
Plh longsor
Plh longsorPlh longsor
Plh longsor
 
Makalah ruliana
Makalah rulianaMakalah ruliana
Makalah ruliana
 
BAB 2 sambungan yuni.docx
BAB 2 sambungan yuni.docxBAB 2 sambungan yuni.docx
BAB 2 sambungan yuni.docx
 
Laporan denudasional
Laporan denudasional Laporan denudasional
Laporan denudasional
 
Tugas Geologi dan Ilmu Tanah
Tugas Geologi dan Ilmu TanahTugas Geologi dan Ilmu Tanah
Tugas Geologi dan Ilmu Tanah
 
Makalah erosi
Makalah erosiMakalah erosi
Makalah erosi
 
Geografi lahan
Geografi lahanGeografi lahan
Geografi lahan
 
adoc.pub_bentuk-asal-denudasional.pdf
adoc.pub_bentuk-asal-denudasional.pdfadoc.pub_bentuk-asal-denudasional.pdf
adoc.pub_bentuk-asal-denudasional.pdf
 
Pertemuan ke 9a_ Tanah Sawah_PMAET_2023.ppt
Pertemuan ke 9a_ Tanah Sawah_PMAET_2023.pptPertemuan ke 9a_ Tanah Sawah_PMAET_2023.ppt
Pertemuan ke 9a_ Tanah Sawah_PMAET_2023.ppt
 

Recently uploaded

Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 

Recently uploaded (20)

Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 

PENURUNAN PERMUKAAN TANAH DI JAKARTA

  • 1. PENURUNAN PERMUKAAN TANAH DI JAKARTA FARAH SALSABILA RIZA ANANDA SANTOSO HILWAH YOSIAFAT FARIZ BAGUS PRADANA ANGGINA MARINDA P.
  • 2. Penurunan muka tanah (land subsidence) merupakan suatu proses gerakan penurunan muka tanah yang didasarkan atas suatu datum tertentu (kerangka referensi geodesi) dimana terdapat berbagai macam variabel penyebabnya (Marfai, 2006).
  • 3.
  • 5.  Penurunan muka tanah alami (natural subsidence) yang disebabkan oleh proses-proses geologi seperti aktifitas vulkanik dan tektonik, siklus geologi, adanya rongga di bawah permukaan tanah dan sebagainya.  Pengambilan bahan cair dari dalam tanah seperti air tanah atau minyak bumi.  Adanya beban-beban berat diatasnya seperti struktur bangunan sehingga lapisan-lapisan tanah dibawahnya mengalami kompaksi/konsolidasi. Penurunan muka tanah ini sering juga disebut dengan settlement.  Pengambilan bahan padat dari tanah (aktifitas penambangan).
  • 7. GPS GPS adalah sistem satelit navigasi dan penentuan posisi yang berbasiskan pada pengamatan satelit- satelit Global Positioning System
  • 8. GPS Prinsip studi penurunah tanah dengan metode survei GPS yaitu dengan menempatkan beberapa titik pantau di beberapa lokasi yang dipilih, secara periodik atau kontinyu untuk ditentukan koordinatnya secara teliti dengan menggunakan metode survei GPS. GPS dapat memberikan nilai vektor pergerakan dengan tingkat presisi sampai beberapa mm, dengan konsistensi yang tinggi baik secara spasial maupun temporal.
  • 10. Ada 3 jenis bahan material bangunan penting yang memiliki bobot yang ringan yang akan mengurangi beban struktur bangunan jika menggunakannya  baja ringan,  bata ringan (hebel)  genting metal zincalume. Ketiga bahan material tersebut merupakan jenis material bangunan yang ringan, dan yang selama ini banyak digunakan yaitu jenis batu bata merah/batako untuk dinding, kayu untuk rangka plapond dan rangka atap, dan genting (tanah/beton/keramik) untuk tutup atap
  • 11. BATA RINGAN Bata ringan atau hebel memiliki bobot 520 kg/m3. Lebih ringan dari bata biasa atau bata merah memiliki bobot 1500 kg/m3 Pasangan bata merah menggunakan perekat adukan semen pasir yang tebalnya antara 2 s/d 2,5 cm, dan hebel menggunakan perekat semen instan yang tebalnya antara 3 s/d 5 m
  • 12. BAJA RINGAN Apabila kita menggunakan bahan tersebut untuk plapond dan atap, maka bobotnya jauh lebih ringan bila dibandingkan dengan bahan yang biasa digunakan yaitu umumnya kayu.
  • 13. GENTING METAL Genting jenis ini sangat ringan, jangankan dibandingkan dengan genting tanah, genting keramik, atau genting beton, dibandingkan dengan bahan yang hampir sejenis saja misalnya dengan seng gelombang, maka genting zincalume jauh lebih ringan dari bobot seng gelombang untuk setiap M2- nya. Dengan menggunakan genting metal zincalume jelas sangat ringan.
  • 15. BANJIR ROB Banjir rob merupakan banjir yang disebabkan oleh naiknya permukaan air laut akibat dari air pasang. Selain air pasang, penurunan permukaan tanah dan pemanasan global juga memperparah keadaan. Daerah Jakarta Utara terdapat 27 titik rawan yang terkena dampak banjir rob ini.
  • 16.
  • 17. KERUSAKAN INFRASTRUKTUR Biasanya terjadi pada jembatan, jalan, dan gedung- gedung bertingkat. Hal ini terjadi karena ketidaksesuaian ukuran tanah ketika dibangun hingga setelah terjadi penurunan permukaan tanah itu sendiri. Selain itu, banjir rob juga bisa menyebabkan korosi pada peralatan kerja, kendaraan, maupun bangunan akibat dari air yang mengandung garam sehingga mempercepat pengkorosian.
  • 18. KONDISI SANITASI DAN KESEHATAN Hal ini berhubungan dengan kualitas air, karena ketika permukaan tanah turun maka cadangan air dibawahnya akan semakin sedikit. Daerah Jakarta Utara yang berdekatan dengan air laut ikut memperparah kualitas air di daerah tersebut. Hal ini akibat dari salinitas air yang mengandung garam sehingga memperparah keadaan air tanah di darat.
  • 19. KERUGIAN EKONOMI  Kerugian ekonomi bisa terdiri dari kehilangan lahan tambak ataupun kehilangan lahan kosong itu sendiri. Selain itu kerusakan infrastruktur juga menjadi alasan kerugian ekonomi karena hal ini akan memperparah kerugian ekonomi dalam suatu negara maupun daerah itu sendiri.
  • 21. Menyeimbangkan Fungsi Lingkungan • SUMUR RESAPAN AIR • REBOISASI Upaya Pembangunan Berwawasan Lingkungan • MEMBATASI BANGUNAN BERTINGKAT • MEMPERKETAT REGULASI
  • 22. SUMUR RESAPAN AIR Sumur Resapan Air (SRA) merupakan alternatif pilihan dalam mengatasi banjir dan menurunnya permukaan air tanah pada kawasan perumahan, karena dengan pertimbangan : a) pembuatan konstruksi SRA tidak memerlukan biaya besar b) tidak memerlukan lahan yang luas c) bentuk konstruksi SRA sederhana.
  • 23. Sumur resapan air merupakan rekayasa teknik konservasi air yang berupa bangunan yang dibuat sedemikian rupa sehingga menyerupai bentuk sumur gali dengan kedalaman tertentu yang berfungsi sebagai tempat menampung air hujan dan meresapkannya ke dalam tanah (Dephut,1994).
  • 24. MANFAAT SUMUR RESAPAN AIR Menurut (Dephut, 1995)  (1) mengurangi aliran permukaan dan mencegah terjadinya genangan air, sehingga memperkecil kemungkinan terjadinya banjir dan erosi  (2) mempertahankan tinggi muka air tanah dan menambah persediaan air tanah  (3) mengurangi atau menahan terjadinya intrusi air laut bagi daerah yang berdekatan dengan wilayah pantai  (4) mencegah penurunan atau amblasan lahan sebagai akibat pengambilan air tanah yang berlebihan  (5) mengurangi konsentrasi pencemaran air tanah (Dephut, 1995).
  • 25. REBOISASI Melakukan penanaman kembali daerah-daerah yang tidak terdapat tumbuhan dan pohon atau reboisasi. Kondisi tanah di wilayah yang tidak terdapat pohon tentu menjadi sangat rapuh karena tidak adanya akar-akar pohon yang memperkuat kondisi tanah. Sehingga hal ini sangat diperlukan untuk membuat akar-akar tanah dapat menjalar ke seluruh bagian dalam tanah dan mencegah terjadinya penurunan permukaan tanah.
  • 26. MEMBATASI BANGUNAN BERTINGKAT Hal ini harus dilakukan pemerintah untuk mengurangi dampak dari bangunan yang terlalu padat yang sering memicu semakin intensnya penurunan permukaan tanah. Sehingga, ketika hal ini dilakukan, tentu akan menjaga kondisi tanah ke arah yang baik.
  • 27. MEMPERKETAT REGULASI Regulasi mengenai penyedotan air bawah tanah, alih fungsi lahan, dan peningkatan standar infrastruktur. Sehingga hal ini dapat meminimalisasi dampak penurunan permukaan tanah. Pengawasan terhadap pembangunan infrastruktur, memilihara infrastruktur, dan memberikan sanksi yang tegas bagi pelanggar yang bertujuan untuk mencegah dampak yang lebih parah.