Tugas sim, yolanda sibuea (43218110037), yananto mihadi putra,tindakan alternatif yang harus dilakukan oleh manajemen perusahaan dalam mengatasi permasalahan pengambilan keputusan,2018
Tugas sim, yolanda sibuea (43218110037), yananto mihadi putra,tindakan alternatif yang harus dilakukan oleh manajemen perusahaan dalam mengatasi permasalahan pengambilan keputusan,2018
Similar to Tugas sim, yolanda sibuea (43218110037), yananto mihadi putra,tindakan alternatif yang harus dilakukan oleh manajemen perusahaan dalam mengatasi permasalahan pengambilan keputusan,2018
Similar to Tugas sim, yolanda sibuea (43218110037), yananto mihadi putra,tindakan alternatif yang harus dilakukan oleh manajemen perusahaan dalam mengatasi permasalahan pengambilan keputusan,2018 (20)
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Tugas sim, yolanda sibuea (43218110037), yananto mihadi putra,tindakan alternatif yang harus dilakukan oleh manajemen perusahaan dalam mengatasi permasalahan pengambilan keputusan,2018
1. ARTIKEL SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
“TINDAKAN ALTERNATIF YANG HARUS DILAKUKAN OLEH MANAJEMEN
PERUSAHAAN DALAM MENGATASI PERMASALAHAN PENGAMBILAN
KEPUTUSAN YANG OPTIMAL SESUAI DENGAN KEBUTUHAN”
Disusun Oleh:
YOLANDA SIBUEA ( 43218110037 )
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MERCUBUANA
JAKARTA
2. BAB I
PENDAHULUAN
Pengambilan keputusan (decision making) merupakan salah satu proses manajemen
yang penting bagi setiap organisasi.
Manajemen lainya dilatar belakangi oleh adanya keputusan yang dibuat oleh
manajer puncak, yang kemudian secara hirarkis dibuat oleh lini-lini manajemen
ditingkat staf-staf yang dibutuhkan.
Pengambilan keputusan dapat diartikan sebagai suatu proses penilaian dan
pemilihan dari berbagai alternatif sesuai dengan kepentingan–kepentingan tertentu
dengan menetapkan suatu pilihan yang dianggap paling menguntungkan.
Mengindentifikasi masalah utama yang mempengaruhi tujuan, menyusun,
menganalisis, dan memilih berbagai alternatif tersebut dan mengambil keputusan
yang dianggap paling baik.
MACAM – MACAM KEPUTUSAN MANAJEMEN
Oleh Herbert Simon secara umum membedakan antara dua jenis keputusan, yaitu:
1. Keputusan yang terprogram (programmed decision)
2. Keputusan yang tidak terprogram (non-programmed decision).
1. Keputusan yang terprogram (programmed decision)
Keputusan yang terprogram adalah keputusan yang terstruktur atau yang muncul
berulang – ulang,
Misalnya dalam memutuskan jumlah bahan baik yang harus tersedia digudang, tidak
bisa terlepas dari proses perhitungan yang biasa digunakan.
3. 2.Keputusan yang tidak terprogram (non-progrmmed decision)
Keputusan yang tidak terprogram apabila keputusan baru pertama kali muncul dan
tidak tersusun (unstructured).
Keputusan semacam itu memerlukan penanganan khusus, untuk memecahkan
masalah, karena belum ada pedoman khusus dalam menangani masalah tersebut.
4. B. KEPUTUSAN DAN JENJANG MANAJEMEN
Secara umum tingkatan manajemen dalam organisasi itu ada 3, yaitu:
1. Manajemen puncak (top manager),
2. Manajer menengah (middle manager), dan
3. Manajer rendah (lower manager).
Untuk keputusan yang tidak terprogram, biasanya lebih banyak diambil oleh
manajer pada tingkat tinggi (top manager).
• HUBUNGAN MACAM KEPUTUSAN DAN TINGKATAN MANAJEMEN.
5. C. TAHAP-TAHAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Sebagai dalam proses pengambilan keputusan, model tersebut memuat tiga tahap
pokok, yaitu sebagai berikut :
Ø Riset, yaitu mempelajari lingkungan atas kondisi yang memerlukan keputusan.
Ø Perancangan, yaitu mendaftar, mengembangkan, dan menganalisis arah
tindakan yang mungkin.
Ø Pemilihan, yaitu menetapkan arah tindakan tertentu daritotalitas yang ada.
James L. Gibson, dkk.
Mengemukakan proses pengambilan keputusan seluruhnya terdiri atas enam
tahapan.
Apabila ditetapkan kebijakan untuk menangani masalah yang identik, maka manajer
tidak dituntut untuk mengembangkan dan mengevaluasi setiap munculnya masalah.
Tahap 1.
Indetifikasi dan definisi masalah
Tahap ini meliputi kegiatan pengambilan informasi, proses informasi, dan
pertimbangan yang mendalam.
Organisasi dapat diukur dengan perbedaan antara tingkat hasil yang diharapkan
pada perumusan tujuan dan sasaran dengan hasil yang dicapai sesungguhnya.
Beberapa indikator lain yang dapat membantu dalam melihat permasalahan
organisasi adalah sebagai berikut ;
a. Penyimpangan kinerja
Indikator ini muncul apabila terjadi sebua perubahan secara tiba – tiba pada
beberapa pola kinerja yang telah ditetapkan.
6. Contohnya, meningkatnya perputarn karyawan, tingkat absensi yang meningkat,
penurunan tingkat penjualan, pengeluaran yang semakin meningkat, dan banyaknya
produk yan rusak.
b. Kritikan orang lain
Berbagai tindakan orang diluar organisasi bisa menjadi pentujuk adanya masalah.
Pelanggan mungkin tidak puas dengan sebuah produk yang dikomsumsi, pemerintah
memberikan tindakan hukum, dan serikat buruh yang mungkin memberikan
keluhannya.
c. Lingkungan
Lingkungan dapat memberiinformasi masalah melalui berbagai cara.
Contoh jika pesaing sukses dalam meluncurkan produk baru yang menjadi pesaing
produk organisasi, maka timbul suatu masalah.
Tipe – Tipe Masalah
a. Masalah terstruktur dan tidak terstruktur
Masalah–masalah terstruktur merupakan masalah pada umumnya, terus terang dan
jelas dalam hal informasi yang membutuhkan untuk menyelesaikanya.
Sebagai contoh, masalah–masalah pribadi biasanya terjadi ketika pembuatan
keputusan kenaikan gaji dan promosi permintaan liburan, tugas-tugas kepanitian,
dan sebagainya.
Masalah tidak terstruktur (unstructured problems) merupakan masalah yang
membingungkan dan memiliki informasi yang terbatas dalam situasi yang baru atau
tidak terduga.
Contohnya, perusahaan dihadapi pada problem dimana unit bisnisnya terpaksa
dijual karena hilangnya pelanggan.
7. b. Masalah menghadapi krisis
Suatu masalah krisis merupakan masalah yang tidak terduga dan dapat
menghancurkan jika tidak tertangani dengan cepat dan tepat.
Para manajer menghadapi persoalan krisis multi dimensi dan mereka
mengantisipasi krisis–krisis itu dengan berbagai cara, misalnya dengan membentuk
sistem informasi krisis.
Tahap-tahap 2.
Mengembangkan alternatif pemecahan.
Pengembangan alternatif merupakan proses pencarian dimana lingkungan intern
dan ekstern yang relavan dari organisasi diperiksa untuk memberikan informasi
yang dapat dikembangkan menjadi alternatif yang mungkin.
Namun demikian, manajer harus ingat akan beberapa keterbatasan dalam setiap
alternatif, misalnya keterbatasan dalam masalah hukum, etika, peraturan yang ada.
Tahap 3.
Evaluasi alternatif pemecahan
Pada situasi yang lain, manajemen lebih sering menghadapi situasi dengan kepastian
yang tinggi. Dalam hal ini tidak mudah memperkirakan konsekuesin dari keputusan.
Situasi resiko dengan tidak pasti berada diantara dari ekstern tersebut.
Oleh karena itu hubungan antara alternatif keluaran didasarkan pada tiga kondisi
tersebut adalah :
1. Kodisi kepastian.
2. Kondisi berisiko
3. Kondisi ketidakpastian
8. Tahap 4.
Memilih alternatif
Tahap ke empat merupakan tindakan terpenting yaitu memilih alternatif terbaik
diantara alternatif – alternatif yang telah dinilai dan di evaluasi.
Tujuan pemilihan alternaif adalah memecahka masalah agar dapat mencapai tujuan
dan sasaran yang telah ditentukan sebelumnya.
Walaupun manajer sebagai pengambil keputusan memilih alternatif dengan harapan
mencapai sasaran, tetapimemilih tersebut seharus tidak dipandang sebagai suatu
aktifitas yang mandiri.
Tahap 5.
Implementasi keputusan
Implementasi mencakup pencapaian keputusan itu kepada orang–orang yang
terkait dan mendapatkan komitmen mereka pada keputusan tersebut.
Oleh karena itu pekerjaan manajer tidak hanya terbatas pada keterampilan memilih
pemecahan yang baik, akan tetapimeliputi juga pengetahuan dan keterampilan yang
perlu untuk melaksanakan pemecahan masalah tersebut menjadi perilaku dalam
organisasi.
Tahap 6.
Evaluasi dan pengendalian
Tahap terakhir adalah monitor dan evaluasi. Tahap ini dilaksanakan untuk
memastikan bahwa pelaksanaan keputusan yang diambil mengenai sasaran dan
tujuan yang ingin dicapai.
Jika ternyata tujuan tidak tercapai, manajer dapat melakukan respon dengan cepat.
9. D. GAYA PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Gaya Manajer dalam pengambilan keputusan akan banyak diwarnai oleh beberapa
hal sepertilatar belakang pengetahuan, perilak pengalaman, dan sejenisnya. Cara-
cara manajer dala mendekati masalah tersebut antara lain :
Ø Pertama, penghindar masalah. Seorang penghindari masalah mengabaikan
informasi yang menunujukkan kesebuah masalah. Para penghindari masalah ini
tidak aktif dan tidak ingin menghadapi masalah.
Ø Kedua, penyelesian masalah. Seorang penyelesaian masalah mencoba
menyelesaikan masalah-masalah apabila masalah-masalah itu muncul. Mereka
bersikap reaktif menghadapi masalah-masalah yang timbul.
Ø Ketiga, Pencarian masalah. Seorang pencari masalah secara aktif mencari
masalah-masalah guna diselesaikan atau mencari peluang-peluang baru untuk
dikejar.
10. E. MODEL PENGAMBILAN KEPTUSAN
Teorimanajemen mengenal perbedaan antara dua model utama dalam pembuatan
keputuan. Kedua model tersebut adalah model klasik dan model perilaku.
1. Model Keputusan Klasik
Model keputusan klasik (classical dicision) berpandangan bahwa manager bertindak
dalam kepastian. Pendekatan klasik ini merupakan model yang Sangat rasional utuk
pembuatan keputusan manajerial.
2. Model keputusan Administratif
Menurut Herbrt Simon, manager dalam pengambilan keputusan menghadapi tiga
kondisi :
(a) Informasi tidak sempurna dan tidak lengkap,
(b) Rasionalitas yang terbatas (bounded rasionality),
(c) Cepat puas (satisfice).
Heuristik Penilaian
Adalah pengambilan keputusan yang disederhanakan dikarenakan kondisi dan
situasi.
Tiga macam heuristik dipakai orang dalam mengambil keputusan yaitu:
1. Ketersedian (availability heuristik),
2. Perwakilan (representativeness ), dan
3. Penyesuaian dan anchoring (anchoring and adjusment hueristik).
Ketersediaan ( Availabity heuristik)
Terjadi ketika orang menggunakan informasi yang telah tersedia sebagai basis
penilaian situasi atau peristiwa yang sedang berlangsung.
11. Misalnya untuk tidak menanam modal ke dalam suatu produk baru berdasarkan
hasil penjualan saat ini.
Representtativeness heuristik
Terjadi bila orang menilai kemiripan sesuatu berdasarkan stereotip seperangkat
peristiwa yang sama.
Biasa pontesialnya adalah stereotip representatif dapat terjebak kedalam
pendiskriminasian factor–faktor unik yang relavan terhadap keputusan tersebut.
Anchoring and adjusment heuristik
Meliputi pembuatan keputusan berdasarkan penyesuaian terhadap nilai atau titik
tolak yang telah ada.
Contohnya, nilai pasar seseorang secara subtansi mungkin lebih tinggi dari pada
upah yang diterima.
12. F. PENGAMBILAN KEPUTUSAN INDIVIDU
Dalam keputusan individual, manager membuat pilihan tindakan yang disukai.
Beberapa faktor perilaku hanya mempunyai aspek–aspek tertentu dari proses
pengambilan keputusan.
Faktor tersebut adalah :
Ø Kepribadian nilai,
Ø Kencendrungan akan resiko, dan
Ø Kemungkinan ketidakcocokkan.
Keperibadian
Satu penelitian telah berusaha pengaruh dari beberapa variable terpilih teradap
proses pengambilan kepriadian, tetapi memasukan juga rangkaian variable lain yaitu
:
Ø Variabel kepribadian.
Hal ini mencakup sikap, kepercayaan individu.
Ø Variabel situasional.
Menyinggung situasi ekstern, yang dapat diamati, yang dihadapi oleh orang –
orang itu sendiri.
Ø Variabel interaksional.
Hal ini menyinggung keadaan pada saat itu dari orang-orang sebagai akibat dari
interaksi situasi tertentu dengan ciri-ciri khas kepribadian orang.
13. Nilai
Nilai itu diperoleh pada waktu orang masih muda sekali dan merupakan bagian
dasar dari pikiran seseorang. Pengaruh itu dapat dilihat dari setiap proses
pengambilan keputusan manajemen sebagai berikut ;
1. Dalam menetapkan sasaran, pertimbangan nilai perlu sekali mengenai
pemilihan kesepatan dan penentuan prioritas.
1. Dalam mengembangkan alterntif, orang perlu mempertimbankan nilai
berbagai macam kemungkinan.
2. Apabila memilih alternatif, nilai dari orang yang mengambil kputusan
memperngaruhi alternatif manakah yang akan dipilih.
3. Apabila melaksanakan keputusan, pertimbangan nilai sangat perlu dalam
memilih cara pelaksanaanya.
4. Dalam fase evaluasi dan pengendalian, pertimbangan nilai tidak dapat
dihindari apabila mengambil tindakan.
Kecenderungan Akan Resiko
Seseorang pengambil keputusan yang agak segan mengambil resiko akan
menetapkan sasaran yang bebeda, mengavaluasi alternatif secara berbeda juga.
Orang tersebut akan berusaha menetapkan pilihan dimana resiko atau
ketidakpastian sangat rendah, atau diana kepastian akan hasilnya sangat tinggi.
Kemungkinan ketidak Cocokan
Apabila terjadi ketidak cocokan, maka tentu saja ketidak cocokan ini dapat dikurangi
dengan mengakui bahwa telah terjadi kesalahan. Orang tesebut lebih
memungkinkan menggunakan satu atau beberapa metode berikut ini untuk
mengurangi ketidak cocokan mereka :
1. Mencari informasi yang mendukung kebijaksanaan dari keputusa mereka.
2. Secara selektif memahami (mengubah) informasi dengan suatu cara yang
dapat mendukung keputusan mereka.
3. Merubah siap mereka, sehingga mereka memiliki pandangan yang baik
terhadap alternatif yang telah ditetapkan sebelumnya.
4. Mengelakan pentingnya segi – segi postif dan mempertinggi unsur –
unsur positif dari keputusanya.
14. G. PENGAMBILAN KEPUTUSAN KELOMPOK
Dalam mengunakan kelompok, manajer harus memperhatikan keuntungan dan
kerugian dari kelompok tersebut.
Keuntungan :
1. Informasi dan pengetahuan lebih banyak.
2. Lebih banyak alternatif yang dapat dihasilkan.
3. Penerimaan penilaian hasil akhir akan lebih besar.
4. Komunikasi yang lebih baik akan muncul.
Kerugian :
1. Membutuhkan waktu yang lebih lama dan biaya yang lebih besar karena waktu
yang hilang banyak.
2. Menimbulkan kompromi
3. Satu atau beberapa orang barang kali akan mendominasi kelompok.
4. Tekanan kelompok akan muncul dan membatasi kreativitas individual.
15. CONTOH KASUS : MASALAH GROSIR
Salah satu permasalahan yang sering dihadapi grosir adalah bagaimana menentukan
tingkat persediaan (stock) barang agar permintaan konsumen terpenuhi dan biaya
gudang (tempat penyimpanan barang) tersebut tidak terlalu mahal. Hal ini selalu
menjadi tujuan karena ketidakmampuan memberikan solusi yang optimal akan
menghasilkan dua jenis kerugian dalam usaha grosir. Sebagai contoh khusus,
diambil masalah grosir buah yang menjual buah strawbarry. Buah ini mempunyai
masa (waktu) jual yang terbatas, dalam arti jika tidak terjual pada hari pengiriman,
maka tidak akan laku dijual pada hari berikutnya. Jika diandaikan harga
pengambilan satu keranjang strawberry adalah $20, dan grosir akan menjualnya
dengan harga $50 satu keranjang. Berapa keranjangkah persediaan yang perlu
diambil setiap hari oleh grosir agar mendapat resiko kerugian minimum, atau agar
mendapat keuntungan maximum? Hal ini dapat diselesaikan dengan konsep peluang
jika informasi tentang jumlah data penjualan
beberapa hari yang lalu ada dicatat. Untuk membahas kasus ini selanjutnya
diandaikan data penjualan selama 100 hariyang lalu tercatat sebagai berikut:
Tabel 1. Data Penjualan
Jumlah Strawbary terjual Jumlah Hari(Dalam Satuan Keranjang) Penjualan
1 0 1 5
1 1 20
1 2 40
1 3 25
Jumlah 100
16. ANALISIS KEPUTUSAN
Analisis keputusan yang dimaksud disini adalah suatu rangkaian proses dalam
membahas permasalahan yang dikemukakan di atas. Hal ini dapat dilakukan dengan
memperkenalkan konsep jenis kerugian yang ditimbulkan, pemakaian konsep
peluang, dan perhitungan ekspektasikerugian.
Pendefinisian Jenis Kerugian
Bila dalam membahas permasalahan di atas kita fokuskan terhadap minimisasi
kerugian maka perlu didefinisikan dua jenis kerugian yang akan ditimbulkan dalam
kasus tersebut. Jenis kerugian yang pertama dikenal dengan obsolescence looses.
Jenis kerugian ini disebabkan oleh persediaan yang terlalu banyak sehingga harus
dibuang pada hari berikutnya, (jenis ini hampir sama dengan biaya gudang akibat
terlalu lama penyimpanan). Misalnya dari kasus tersebut di atas, jika jumlah
strawberry yang disediakan oleh grosir adalah 12 keranjang namun permintaan pada
hari itu hanya 10 keranjang, maka grosir akan mengalami kerugian sebesar $40
(yaitu dari harga pembelian 2 keranjang strawberry yang tidak terjual). Jenis
kerugian yang kedua adalah opportunity looses. Jenis kerugian ini disebabkan oleh
kurangnya persediaan sehingga ada pembeli yang tidak terlayani.
Dengan kata lain, kerugian ini timbul akibat keuntungan yang seharusnya diperoleh
tetapi tidak jadi diperoleh karena kekurangan stock. Misalnya dari kasus di atas, jika
jumlah strawberry yang disediakan oleh grosir adalah 10 keranjang sedangkan
permintaan pada hari itu mencapai 12 keranjang, maka grosir akan mengalami
kerugian sebesar $60 (yaitu keuntungan yang tidak diterima dari hasil penjualan 2
keranjang strawberry bila stock ada).
17. Tabel.2 Tabel Kerugian Bersyarat
Kemungkinan Jumlah
Yang diminta (X)
Kemungkinan Persediaanyang Dilakukan(X)
10 11 12 13
1 0 $0 $20 $40 $60
1 1 30 0 20 40
1 2 60 30 0 20
1 3 90 60 30 0
Adopsi Konsep Peluang
Konsep peluang yang sudah didefinisikan sebelumnya dapat diadopsi untuk data
persoalan tersebut di atas. Jika tujuan grosir adalah untuk menentukan persediaan
jumlah strawberry dalam satuan keranjang pada hari tersebut, dimisalkan dengan X,
maka berdasarkan data di atas X adalah peubah acak diskrit yang dapat mengambil
nilai 1O, 11, 12, dan 13. Dan distribusi Peluang X (jumlah keranjang strawberry)
dapat dinyatakan sebagai berikut:
Tabel 3. Distribusi Peluang X
Jumlah Strawbary terjual Dalam
SatuanKeranjang
(X)
Jumlah Hari
Penjualan
(f)
Frekwensi Relatif
(fr)
P(X=x)
1 0 1 5 0.1 5
1 1 20 0.20
1 2 40 0.40
1 3 25 0.25
Jumlah 100 1.00
18. Perhitungan Ekspektasi Kerugian
Mengingat tujuan utama dari analisis ini adalah untuk menentukan jumlah stock
strawberry agar resiko(kerugian) minimum, maka analisis dilakukan dengan
memperhitungkan ekspektasikerugian. Analisis perhitungan ekspektasiini akan
disajikan dalam tabel, dengan memperhitungkan semua kemungkinan yang dapat
terjadi, dimulai dari tabel ekspektasikerugian bila persediaan 10 keranjang sampai
dengan tabel ekspaktasikerugian bila persediaan 13 keranjang.
Tabel 4. Ekspektasi kerugian dari Persediaan 10 Keranjang
Jumlah Kemungkinan
Permintaan (X)
Kerugian
Bersyarat
Peluang X
P (X)
Ekspektasi
Kerugian X.P(X)
1 0 $0 0.1 5 $0.00
1 1 30 0.20 6.00
1 2 60 0.40 24.00
1 3 90 0.25 22.50
Jumlah 1.00 $52.50
Kolom kerugian bersyarat pada Tabel 4 di alas diambil, dari tabel 2 untuk kasus
persediaan 10 keranjang. Kolom ke empat dari Tabel 4 menyatakan bahwa jika 10
keranjang disediakan setiap hari selama masa yang panjang (long period), maka
kerugian secara rata-rata (ekspektasikerugian) adalah $52.50. Tentu tidak ada
jaminan bahwa jika besok diambil persediaan 10 keranjang maka sudah pasti akan
rugi %52.50. Dengan cara yang sama tabel 5, 6, dan 7 dapat dibentuk dan
diinterpretasikan.
19. Tabel 5. EkspektasiKerugian Dari Persediaan 11 Keranjang
Jumlah Kemungkinan
Permintaan (X)
Kerugian
Bersyarat
Peluang X
P (X)
Ekspektasi
Kerugian X.P(X)
1 0 $20 0.1 5 $3.00
1 1 0 0.20 0.00
1 2 30 0.40 1 2.00
1 3 60 0.25 1 5.00
Jumlah 1.00 $30.00
Hasil analisis ekspektasikerugian yang disajikan dalam tabel 4 sampai dengan 7
dapat digunakan untuk mengambit keputusan. Dapat dilihat bahwa minimum
kerugian yang terjadi adalah $17.50. Hal ini terjadi pada tingkat persediaan 12
keranjang Strawberry. Iniberartigrosir lebih baik menyediakan 12 keranjang setiap
harinya, untuk kasus tersebut diatas.
Seandainya untuk membahas permasalahan di atas dilakukan anatisis dengan
mempertimbangkan keuntungan yang maksimum, maka hasilnya tidak akan
berbeda yaitu dengan jumlah persediaan 12 keranjang perharinya.
20. Tabel 6. Ekspektasi Kerugian Dari Persediaan 12 Keranjang
Jumlah Kemungkinan
Permintaan (X)
Kerugian
Bersyarat
Peluang X
P (X)
Ekspektasi
Kerugian X.P(X)
1 0 $40 0.1 5 $6.00
1 1 20 0.20 4.00
1 2 0 0.40 0.00
1 3 30 0.25 7 .50
Jumlah 1.00 $17.50
Tabel 7. Ekspektasi Kerugian Dari Persediaan 13 Keranjang
Jumlah Kemungkinan
Permintaan (X)
Kerugian
Bersyarat
Peluang X
P (X)
Ekspektasi
Kerugian X.P(X)
1 0 $60 0.1 5 $9.00
1 1 40 0.20 8.00
1 2 20 0.40 8.00
1 3 0 0.25 0.00
Jumlah 1.00 $52.50
21. KESIMPULAN DARI KASUS DI ATAS
Pemakaian Teori Peluang untuk membahas persoalan ketidakpastian dapat
dilakukan bilamana dimiliki suatu informasi yang dapat dimodifikasi menjadi
frekwensi relatif. Contoh kasus masalah grosir buah tetah menunjukkan bagaimana
penggunaan konsep teori peluang dan ekspektasidigunakan untuk mengambii
keputusan. Dan perhitungan dapat diperoleh bahwa nilai minimum kerugian adalah
$17.50, dengan jumlah persediaan perharinya 12 keranjang.
22. DAFTAR PUSTAKA
Putra, Y ananto Mihadi. (2018). Modul Kuliah Sistem Informasi Manajemen:Implementasi Sistem
Informasi. FEB - Universitas Mercu Buana:Jakarta
http://mazda4education.wordpress.com/2010/11/07/teknik-pengambilan-keputusan/