Pengolahan Air Umpan Boiler untuk pabrik kelapa sawit
12, BE & GG, Riana Fitri, Prof. Dr. Ir Hapzi Ali, MM, CMA, Ethical Decision Making In Business, Universitas Mercu Buana, 2018
1. BUSINESS ETHIC AND GOOD GOVERNANCE
ETHICAL DECISION MAKING IN BUSINESS
Dosen Pengampu : Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA
DISUSUN OLEH :
RIANA FITRI (55117120028)
PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS MERCU BUANA
JAKARTA
2018
2. ETHICAL DECISION MAKING IN BUSINESS
Pengambilan keputusan pada umumnya adalah memilih suatu jalur tindakan di antara
beberapa alternatif yang tersedia melalui suatu proses mental dan berfikir yang logis. Ketika
mencoba untuk membuat keputusan yang terbaik, seseorang harus menimbang sisi positif dan
negatif dari setiap pilihan, dan mempertimbangkan semua alternatif. Untuk pengambilan
keputusan yang efektif, seseorang harus mampu memprediksikan hasil dari setiap pilihan, dan
berdasarkan pada semua item tersebut, menentukan pilihan mana yang terbaik untuk situasi
tertentu. Pengambilan keputusan harus berdasarkan beberapa tahapan yang mungkin akan
dilalui oleh pembuat keputusan. Tahapan tersebut bisa saja meliputi identifikasi masalah
utama, menyusun alternatif yang akan dipilih dan seterusnya.
Setiap organisasi tentu memiliki pemimpin dan kepemimpinan.Biasanya pemimpin memiliki
pengaruh lebih besar dalam upaya pencapaian tujuan organisasi, oleh karena pemimpin sering
diistilahkan dengan orang yang mempengaruhi bawahan untuk mencapai tujuan yang
diharapakan. Sebagaimana yang disampaikan oleh Northouse's (2007 : 3), leadership is a
process by which a person influences others to accomplish an objective and directs the
organization in a way that makes it more cohesive and coherent. Pendapat itu sejalan dengan
yang disampaikan olehHusaini Usman (2013 : 312), kepemimpinan ialah ilmu dan seni
mempengaruhi, orang atau kelompok untuk bertindak seperti yang diharapkan untuk mencapai
tujuan secara efektif dan efisien. Jadi jelas bahwa pemimpin memiliki pengaruh besar terhadap
sukses tidaknya sebuah oraganisasi. Salah satu fungsi yang harus dilakukan pemimpin dalam
upaya pencapaian tujuan adalah bagaimana pemimpin itu bisa mengambil keputusan dengan
efektif.Dalam realita pengambilan keputusan bukanlah hal yang sedernana, sebab setiap
pengambilan keputusan biasanya mengandung dua konsekuensi sekaligus baik konsekuensi
positif maupun konsekuensi negatif. Namun demikian seorang pemimpin harus berani
mengambil keputusan dari beberapa pilihan yang dihadapai.
Dasar Pengambilan Keputusan Menurut George R. Terry adalah :
a. Intuisi
Suatu proses bawah sadar/tdk sadar yang timbul atau tercipta akibat pengalaman yang
terseleksi. Pengambilan keputusan yang berdasarkan atas intusi atau perasaan memiliki sifat
subjektif, sehingga mudah terkena pengaruh.
Segi positif dalam pengambilan keputusan berdasarkan intusi adalah :
1.Waktu yang digunakan untuk mengambil keputusan relatif lebih pendek.
2.Untuk masalah yang pengaruhnya terbatas, pengambilan keputusan akan memberikan
kepuasan pada umumnya.
Segi negatif dalam pengambilan keputusan berdasarkan intusi adalah :
1. Keputusan yang dihasilkan relatif kurang baik
2. Sulit mencari alat pembandingnya, sehingga sulit diukur kebenaran dan keabsahannya.
3. Dasar-dasar lain dalam pengambilan keputusan seringkali diabaikan.
3. b. Pengalaman
Pengambilan keputusan berdasarkan pengalaman memiliki manfaat bagi pengetahuan praktis.
Karena pengalaman seseorang dapat mempekirakan keadaan sesuatu, dapat memperhitungkan
untung ruginya, baik-buruknya keputusan yang akan dihasilkan. Karena pengalaman,
seseorang yang menduga masalahnya walaupun hanya dengan melihat sepintas saja mungkin
sudah dapat menduga cara penyelesaiannya.
c. Fakta
Pengambilan keputusan berdasarkan fakta dapat memberikan keputusan yang sehat, solid, dan
baik. Dengan fakta, maka tingkat kepercayaan terhadap pengambilan keputusan dapat lebih
tinggi, sehingga orang dpt menerima keputusan-keputusan yang dapat dibuat dengan rela dan
lapang dada.
d. Wewenang
Pengambilan keputusan berdasarkan wewenang biasanya dilakukan oleh pim-pinan terhadap
bawahannya atau orang yang lebih tinggi kedudukannya kepada orang lebih rendah
kedudukannya. Pengambilan keputusan berdasarkan we-wenang juga memiliki beberapa
kelebihan dan kelemahan.
Segi positif dalam pengambilan keputusan berdasarkan wewenang adalah :
1. Kebanyakan penerimanya adalah bawahan, terlepas apakah penerimaan tersebut secara
sukarela ataukah terpaksa.
2. Keputusannya dapat dapat bertahan dalam jangka waktu yang cukup lama.
3. Memiliki otentisitas (otentik).
Segi negatif dalam pengambilan keputusan berdasarkan wewenang adalah:
1. Dapat menimbulkan sifat rutinitas.
2. Mengasosiakan dengan praktek dictatorial.
3. Sering melewati permasalahan yang seharus-nya dipecahkan sehingga dapat menimbul-
kan kekaburan.
e. Rasional
Pada pengambilan keputusan yang berdasar-kan rasional, keputusan yang dihasilkan bersifat
objektif, logis, lebih transparan, kon-sisten untuk memaksimumkan hasil atau nilai dalam batas
kendala tertentu, shg dpt dikatakan mendekati kebenaran atau se-suai dgn apa yang diinginkan.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pengambilan keputusan secara rasional :
1. Kejelasan masalah
2. Orientasi tujuan.
3. Pengetahuan alternative.
4. Preferensi yang jelas.
5. Hasil maksimal.
4. Ada 6 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi dalam Pengambilan Keputusan :
1. Fisik:
Didasarkan pada rasa yang dialami pada tubuh, seperti rasa tidak nyaman, atau kenikmatan.
Ada kecenderungan menghindari tingkah laku yang menimbulkan rasa tidak senang,
sebaliknya memilih tingkah laku yang memberikan kesenangan.
2. Emosional:
Didasarkan pada perasaan atau sikap. Orang akan bereaksi pada suatu situasi secara subjective.
3. Rasional
Didasarkan pada pengetahuan orang-orang mendapatkan informasi, memahami situasi dan
berbagai konsekuensinya.
4. Praktikal
Didasarkan pada keterampilan individual dan kemampuan melaksanakan. Seseorang akan
menilai potensi diri dan kepercayaan dirinya melalui kemampuanya dalam bertindak.
5. Interpersonal:
Didasarkan pada pengaruh jaringan sosial yang ada. Hubungan antar satu orang keorang
lainnya dapat mempengaruhi tindakan individual.
6. Struktural
Didasarkan pada lingkup sosial, ekonomi dan politik. Lingkungan mungkin memberikan hasil
yang mendukung atau mengkritik suatu tingkah laku tertentu. Selanjutnya, John D.Miller
dalam Imam Murtono (2009) menjelaskan faktor-faktor yang berpengaruh dalam pengambilan
keputusan adalah: jenis kelamin pria atau wanita, peranan pengambilan keputusan, dan
keterbatasan kemampuan
Proses pengambilan keputusan memiliki berapa tahap :
Tahap 1 : Pemahaman dan Perumusan Masalah. Para manager sering menghadapi kenyataan
bahwa masalah yang sebenarnya sulit dikemukaan atau bahkan sering hanya
mengidentifikasikan masalah, bukan penyebab dasar. Para manager dapat mengidentifi8kasi
masaklah dengan beberapa cara. Pertama, manager secara sistematis menguji hubungan sebab-
akibat. Kedua manager mencari penyimpangan atau perubahan dari yang noirmal.
Tahap 2 : Pengumpulan dan Analisis Data yang Relevan. Setelah manajer menemukan dan
merumuskan masalah, manajer harus memutuskan langkah-langkah selanjutnya. Manajer
pertama kali harus menentukan data-data apa yang dibutuhkan untuk membuat keputusan yang
tepat dan kemudiaan mendapatkan informasi tersebut.
Tahap 3 : Pegembangan Alternatif-Alternatif. Kecenderungan untuk menerima alternative
keputusan pertama yang feasibel sering menghindarkan manager dari pencapaian penyelesaian
yang terbaik untuk masalah manajer.Pengembangan sejumlah alternatif memungkinkan
manajer menolak kecnderungan untuk membuat keputusan terlalu cepat dan membuat
keputusan yang efektif. Manager harus memilih suatu alternatif yang cukup baik, walaupun
bukan esuatu yang sempurna atau ideal.
Tahap 4 : Evaluasi Alternatif-Alternatif. Setelah manajer mengembangkan sekumpulan
alternatif, mansger harus mengevaluasi sekumpulan alternati, manager harus mengevaluasi
untuk menilai efektifitas etiap alternatif.
5. Tahap 5 : Pemilihan Alternatif Terbaik. Pembuatan keputusan merupakan hasil evaluasi
berbagai alternatif. Alternatif terpilih akan didasarkan pada jumlah informasi bagi manager dan
ketidaksempurnaan kebijakan manajer.
Tahap 6: Implementasi Keputusan . Setelah alternatif terbaik dipilih, para manager harus
membuat rencana untuk mengatasi berbagai permasalahan dam masalah yang mungkin
dijumpai dalam penerapan keputusan. Dalam hal ini, manager perlu memperhatikan berbagai
resiko dan ketidakpastian sebagai konsekuensi dibuatnya suatu keputusan. Disamping itu, pada
tahap implementasi keputusan manager juga perlu menetapkan prosedur laporan kemajuaan
periodik dan memnpersiapkan tindakan korektif bila masalah baru muncul dalam pembuatan
keputusan, serta merancang peringatan dini untuk menghadapi berbagai kemungkinan.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan yang etis
diantaranya :
1) Tahap perkembangan moral
Tahap ini merupakan suatu tahap penilaian (assessment) dari kapasitas seseorang untuk
menimbang nimbang apakah secara moral benar, makin tinggi perkembangan moral seorang
berarti makin kurang ketergantungannya pada pengaruh- pengaruh luar sehingga ia akan makin
cenderung berperilaku etis.
2) Lingkungan Organisasi
Dalam lingkungan organisasional merujuk pada persepsi karyawan mengenai pengharapan
(ekspetasi) organisasional. Apakah organisasi itu mendorong dan mendukung perilaku etis
dengan memberi ganjaran atau menghalangi perilaku tak-etis dengan memberikan
hukuman/sangsi.
3) Tempat kedudukan kendali
Tempat kedudukan kendali tidak lepas dengan struktur organisasi, pada umumnya
individu individu yang memiliki moral kuat dan baik akan sangat jauh lebih kecil
kemungkinannya untuk mengambil keputusan yang tak etis, namun jika mereka dikendalai
oleh suatu lingkungan organisasi sebagai tempat kedudukannya yang sedikit
banyak tidak menyukai pengambilan keputusan etis, ada kemungkinan individu- individu
yang telah mempunyai moral yang kuatpun dapat tercemari oleh suatu lingkaungan organisasi
sebagai tempat kedudukannya yang mengizinkan atau mendorong praktik-praktik pengambilan
keputusan tak-etis.
6. Pendekatan-pendekatan etika bisnis dalam pengambilan keputusan
Pengambilan keputusan semata-mata bukan karena kepentingan pribadi dari seorang si
pengambil keputusannnya. Beberapa hal kriteria dalam pengambilan keputusan yang etis
diantaranya adalah :
1. Pendekatan bermanfaat (utilitarian approach), yang dudukung oleh filsafat abad kesembilan
belas ,pendekatan bermanfaat itu sendiri adalah konsep tentang etika bahwa prilaku moral
menghasilkan kebaikan terbesar bagi jumlah terbesar.
2. Pendekatan individualisme adalah konsep tentang etika bahwa suatu tindakan dianggap
pantas ketika tindakan tersebut mengusung kepentingan terbaik jangka panjang seorang
indivudu.
3. Konsep tentang etika bahwa keputusan yang dengan sangat baik menjaga hak-hak yang
harus dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan.
4. hak persetujuan bebas. Individu akan diperlakukan hanya jika individu tersebut secara sadar
dan tidak terpaksa setuju untuk diperlakukan.
5. hak atas privasi. Individu dapat memilih untuk melakukan apa yang ia inginkan di luar
pekerjaanya.
6. hak kebebasan hati nurani.
Individu dapat menahan diri dari memberikan perintah yang melanggar moral dan
norma agamanya.
1. hak untuk bebas berpendapat. Individu dapat secara benar mengkritik etika atau legalitas
tindakan yang dilakukan orang lain.
2. hak atas proses hak. Individu berhak untuk berbicara tanpa berat sebelah dan berhak atas
perlakuan yang adil.
3. hak atas hidup dan keamanan. Individu berhak untuk hidup tanpa bahaya dan ancaman
terhadap kesehatan dan keamananya.
7. Implementasi Ethical Decision Making in Business
Pelayanan kesehatan merupakan suatu konsep yang diberikan untuk melayani kesehatan
masyarakat baik perorangan maupun kelompok. karena kesehatan sangatlah berarti bagi
seluruh insan atau masyarakat didunia dimanapun berada. Yang memungkinkan setiap orang
untuk hidup produktif baik secara sosial maupun ekonomi sehingga dengan demikian
diperlukanlah suatu pemeliharaan kesehatan, dimana kita perlu untuk melakukan pemeriksaan,
pengobatan serta persalinan. Akan tetapi jika pemeliharaan kesehatan tersebut tidak dapat
terpenuhi dengan baik dan terlaksana dengan maksimal akan berdampak pada kesehatan dan
perekonomian masyarakat itu sendiri. dalam pengambilan keputusan yang tepat terhadap
pelayanan kesehatan yang sesuai dengan manajemen pelayanan kesehatan yang diinginkan
perlu diperhatikan masalah - masalah dan kategori yang sesuai dengan pelayanan kesehatan.
Perilaku Pengambilan Keputusan bidang pelayanan kesehatan. Menteri kesehatan soroti faktor
perilaku lingkungan dan budaya dalam pecahkan masalah kesehatan merupakan faktor yang
memegang peranan hampir 60% dalam determinan kesehatan, di samping faktor lingkungan.
Namun, tidak hanya itu, berbicara perilaku akan sangat erat kaitannya dengan faktor budaya
masyarakat. Menurut Menteri Kesehatan, Nila Farid Moeloek, saat memberikan keterangan
pers usai pembukaan Rapat Kerja Kesehatan Nasional (Rakerkesnas) tahun 2018 di
International Convention Center (ICE) BSD Tangerang, Selasa siang (6/3/2018), budaya
tentunya juga termasuk salah satu faktor determinan yang mempengaruhi status kesehatan
masyarakat. ''Salah satu contohnya budaya patriarki di Indonesia atau dominasi laki-laki di
dalam keluarga, mempengaruhi angka kematian ibu. Seringkali terjadi keterlambatan dalam
pengambilan keputusan sehingga terlambat dibawa ke pelayanan kesehatan sehingga terlambat
mendapat penanganan'', terang Menkes. Contoh lain dari budaya di suatu daerah yang
mempengaruhi pola perilaku masyarakat yang berdampak pada kesehatan yakni kebiasaan
mengunyah makanan dengan tujuan untuk melumatkan dan diberikan kepada bayi. Hal ini
membawa risiko besar bagi bayi yang diasuhnya, mengingat di dalam mulut orang dewasa
banyak berkembang kuman dan akan berbahaya bila kuman tersebut sampai masuk ke dalam
tubuh bayi. Dijelaskan oleh Kepala Badan Litbangkes Kemenkes., Dr. Siswanto, MPH, bahwa
berdasarkan Studi Etnografis di sekitar 50 Suku Etnis di Indonesia yang dilakukan Kemenkes
secara umum menemukan hal menarik yang berkaitan dengan permasalahan stunting dan ibu
anak. Diantaranya pada pola pengambilan keputusan terkait pola perawatan bayi baru lahir
bertumpu pada nenek yang memiliki peranan penting. Hal menarik lain adalah pola distribusi
makanan di dalam keluarga maka cenderung yang paling diutamakan adalah bapak, selaku
kepala keluarga. ''Hal ini perlu menjadi perhatian, karena seperti kita ketahui
pencegahan stunting yang perlu diperhatikan adalah remaja dan ibu hamil, agar dipahami
bahwa asupan makanan jumlahnya harus cukup dan kualitas (gizi) nya juga harus cukup. Maka
berdasarkan temuan itu, maka edukasi kesehatan perlu diperluas tidak hanya kepada ibu dan
suami, tetapi diperluas ke keluarga besar'', ujar Siswanto. Ditambahkan oleh Direktur Jenderal
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, dr. Anung Sugihantono, M.Kes, bahwa faktor budaya
dan perilaku sangat erat kaitannya dengan persoalan kesehatan. Tidak hanya menjadi hambatan
(tantangan) bagi kesehatan sebenanrnya, budaya dan perilaku juga bisa menjadi faktor
pendukung. Dijelaskan secara khusus dalam pengambilan keputusan terkait konteks perilaku
dalam persoalan gizi, berbicara mengenai tiga aspek, yakni memilih mengolah dan menyajikan
bahan makanan. Sementara dari segi budaya faktor budaya, dalam pemilihan dan pengolahan
keputusan ada di Ibu, namun sisi penyajian (konsumsi) lebih banyak porsi untuk Bapak.
''Pembelajaran kita lihat dari kejadian di Asmat beberapa waktu lalu, bahwa urusan pengolahan
makanan diserahkan tanggung jawab sepenuhnya kepada ibu-ibunya tanpa memberikan
pendapatan yang cukup. Bahkan, bila anak kurus, terkesan hanya kalangan ibu-ibu yang
dipersalahkan'', imbau Anung. Ditegaskan oleh Anung, bahwa dalam pengambilan keputusan
8. untuk mengubah budaya masyarakat yang kurang sesuai dengan perinsip kesehatan bukanlah
perkara yang mudah. Namun perubahan itu perlu dimulai dan terus dilakukan, agar secara
perlahan terbentuk sebuah kesadaran dan diharapkan menjadi kebiasaan. Menurut Anung,
salah satu perubahan kecil yang bisa dilakukan adalah mulai mengubah kebiasaan porsi sajian
makanan. Bagi kita yang usianya bukan lagi di masa-masa pertumbuhan, mulailah mengubah
susunan penyajian makanan yang akan disajikan atau mengubah urutan pengambilannya.
Piring diisi pertama kali oleh sayur dan buah yang porsi kebutuhannya lebih banyak, diikuti
lauk pauk, baru nasi dan air putih.
Kesimpulan
Pengambilan keputusan merupakan proses memilih sejumlah alternatif penting bagi
pemimpin, karena proses pengambilan keputusan mempunyai peran penting dalam
memotivasi kepemimpinan, komunikasi, koordinasi, dan perubahan organisasi yang dilakukan
oleh seorang pemimpin pada organisasi yang dia pimpin. Pengambilan keputusan juga bisa
dipandang sebagai proses memilih dari berbagai alternatif untuk memecahkan masalah dalam
rangka pencapaian tujuan sebuah organisasi.
Pengambilan keputusan yang efektif perlu dilakukan oleh seorang pemimpin dalam sebuah
organisasi. Dalam pengambilan keputusan seorang pemimpin harus memperhatikan berbagai
aspek, misalnya perlu memperhatikan situasi dan kondisi, memperhatikan berbagai model,
gaya, proses dan tidak kalah pentingnya perlu memperhatikan metode serta tahapan-
tahapan secara sistematis. Sebab proses pengambilan keputusan selalu terkait dengan proses
memilih dari berbagai alternatif.
Pengambilan keputusan yang efektif dapat berpengaruh terhadap peningkatan kualitas
organisasi yang dalam implementasinya bisa melalui variabel perantara misalnya meingkatnya
kinerja, semangat, kreativitas dari orang-orang yang dipimpinnya.
Saran-Saran
Bagi para pemimpin sebuah organisasi dalam mengambil keputusan hendaknya
memperhatikan berbagai aspek misalnya situasi dan kondisi yang sedang terjadi.
Memperhatikan berbagai model, gaya, proses, metode serta tahapan-tahapan pengambilan
keputusan sehingga keputusan yang diambil adalah keputusan yang efektif demi kemajuan
organisasi yang di pimpin.
9. Daftar Pustaka
- Hapzi Ali, 2018. Modul BE & GG, Univeristas Mercu Buana.(2 Desember 2018, 10.00 Wib)
- Ahmadmuhajirs, 2014. http://ahmadmuhajirs.blogspot.com/2014/12/proses-pengambilan-
keputusan-contoh.html, (2 Desember 2018, 11.30 Wib)
- https://www.academia.edu/19640177/Makalah_TO_pengambilan_keputusan_power_dan_politik.
(2 Desember 2018, 10.30 Wib)
- https://www.kompasiana.com/puterision/58312c288223bd96293b13de/pengambilan-keputusan-
yang-efektif-dalam-peningkatan-kualitas-organisasi?page=all (2 Desember 2018, 11.45 Wib)
- http://www.depkes.go.id/article/view/18031200002/minister-of-health-highlighted-factors-behavior-
environment-and-culture-in-solving-health-problems.html, (2 Desember 2018, 04.52 Wib)